BUKTI AUDIT
ASERSI MANAJEMEN DALAM LAPORAN KEUANGAN Standar Audit (SA) Seksi 326 paragraf 03 menyebutkan berbagai asersi yang terkandung dalam laporan keuangan asersi adalah pernyataan manajemen yang terkandung di dalam komponen laporan keuangan. Contoh, di dalam neraca PT XYZ tanggal 31 Desember 20X1 dicantumkan akun kas sebesar Rp 23.456.987.300.Dalam melaporkan akun kas tersebut manajemen membuat dua asersi eksplisit : 1. Bahwa kas tersebut benar-benar ada pada tanggal 31 Desember 20X1 2. Bahwa jumlah kas tersebut yang benar adalah sebesar Rp 23.456.987.300. Disamping dua asersi eksplisit tersebut, manajemen juga membuat asersi implisit: 1. Bahwa semua kas yang seharusnya dilaporkan telah dimasukkan dalam jumlah tersebut 2. Bahwa semua kas yang dilaporkan dimiliki oleh PT. XYZ pada tanggan 31 Desember 20X1
Asersi manajemen yang disajikan di laporan keuangan di klasifikasikan sbb: a. Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence) b. Kelengkapan (completencess) c. Hak dan kewajiban (right and obligation) d. Penilaian (valuation) atau alokasi. f. Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)
Asersi tentang keberadaan atau keterjadian berhubungan dengan apakah aktiva atau utang entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa sediaan produk jadi yang tercantum dalam neraca adalah tersedia untuk dijual. Begitu pula, manajemen membuat asersi bahwa penjualan dalam laporan laba-rugi menunjukkan pertukaran barang atau jasa dengan kas atau aktiva bentuk lain (misalnya piutang) dengan pelanggan. Asersi tentang kelengkapan berhubungan dengan apakah semua transaksi dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah dicantumkan di dalamnya. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa seluruh pembelian barang dan jasa dicatat dan dicantumkan dalam laporan keuangan. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa utang usaha di neraca telah mencakup semua kewajiban entitas.
Asersi tentang hak dan kewajiban berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak entitas dan utang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa jumlah sewa guna usaha (lease) yang dikapitalisasi di neraca mencerminkan nilai pemerolehan hak entitas atas kekayaan yang disewa-guna-usahakan (leased) dan utang sewa guna usaha yang bersangkutan mencerminkan suatu kewajiban entitas. Asersi tentang penilaian atau alokasi berhubungan dengan apakah komponen-komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya. Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa aktiva tetap dicatat berdasarkan harga pemerolehannya dan pemerolehan semacam itu secara sistematik dialokasikan ke dalam periode-periode akuntansi yang semestinya. Demikian pula, manajemen membuat asersi bahwa piutang usaha yang tercantum di neraca dinyatakan berdasarkan nilai bersih yang dapat direalisasikan.
Asersi tentang penyajian dan pengungkapan berhubungan dengan apakah k omponen-komponen tertentu laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan semestinya. Misalnya, manajemen membuat asersi bahwa kewajiban-kewajiban yang diklasifikasikan sebagai utang jangka panjang di neraca tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Demikian pula, mana jemen membuat asersi bahwa jumlah yang disajikan sebagai pos luarbiasa dalam laporan laba rugi diklasifikasikan dan diungkapkan semestinya.
Asersi Manajemen Keberadaan atau Kejadian Kelengkapan Hak dan kewajiban Penilaian atau lokasi Penyajian dan pengungkapan Tujuan Umum audit Aktiva dan kewajiban entitas ada pada tgl tertentu, dan transaksi pendapatan dan biaya te rjadi dalam periode tertentu Semua transaksi dan akun yang seharusnya telah disajikan dalam laporan keuangan Aktiva adalah entitas dan utang adalah kewajiban entitas pada tanggal tertentu Komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya telah disajikan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya Komponen tertentu laporan keuangan telah dig olongkan digambarkan dan diungkapkan secara semestinya.
Bukti Audit Definisi Segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain yang disajik an dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapatnya. Bukti audit terdiri dari: Data akuntansi & semua informasi penguat (dalam bentuk soft copy maupun hard copy) Data Akuntansi: - Buku Jurnal - Buku Besar & Buku Pembantu - Buku Pedoman Akuntansi - Memorandum & catatan tidak resmi, dll Informasi Penguat: - Dokumen: cek, faktur, notulen rapat, surat kontrak - Konfirmasi & pernyataan tertulis dari pihak yang mengetahui - Informasi dari hasil wawancara - Informasi lain
Bukti Audit yang Kompeten & Memadai Cukup/tidaknya bukti audit dipengaruhi oleh faktor berikut: 1. Materialitas & Risiko Rekening yg material àlebih banyak Rekening yg diduga ada salah saji banyakà perlu bukti lebih banyak 2. Faktor-faktor Ekonomis Batasan waktu dan biaya 3. Ukuran & Karakteristik Populasi Semakin besar populasiàsemakin banyak (sampling)
4. Kompetensi Bukti Keandalan data akuntansi berhubungan langsung dengan tas pengendalian intern. efektifi Faktor yg mempengaruhi kompetensi a. Relevansi: Bukti harus berkaitan dengan tujuan audit b. Sumber: Semakin independen narasumber, semakin baik Semakin baik sistem pengendalian intern, semakin baik Hasil dari inspeksi fisik, pengamatan, perhitungan dll yang dilakukan oleh auditor sendiriàsemakin kompeten c. Ketepatan qaktu Semakin dekat atau pada tanggal neraca, semakin tepat d. Obyektivitas Narasumber dari luar perusahaanàsemakin obyektif e. Cara perolehan bukti
Bukti audit sebagai Dasar yang layak untuk menyatakan pendapat auditor Faktor pertimbangan auditor tentang kelayakan bukti audit dipengaruhi : 1. Pertimbangan profesional Auditor harus memberikan alasan dari setiap penyimpangan dari pernyataan Stan dar Auditing sesuai Penyataan Standar Auditing yang diterbitkan oleh IAI 2. Integritas Manajemen Manajemen bertanggung jawab atas asersi yang dicantumkan dalam laporan keua ngan. Manajemen dalam posisi mengendalikan sebagian besar bukti penguat dan data akuntansi yang mendukung laporan keuangan 3. Kepemilikan publik versus terbatas Auditor memerlukan tingkat keyakinan lebih tinggi dalam audit laporan keuangan p erusahaan publik dibandingkan perusahaan tertutup. 4. Kondisi keuangan Auditor harus mempertahankan pendapatnya atas laporan keuangan auditan dan mutu pekerjaan audit yang dilaksanakan.
Tipe Bukti Audit 1. Tipe data akuntansi - pengendalian intern Kuat lemahnya pengendalian intern merupakan faktor utama yang menentukan jumlah bukti audit yang harus dikumpulkan oleh auditor dari berbagai sumber bukti - Catatan akuntansi keandalan catatan akuntansi sebagai bukti audit tergantung dari pengen-dalian intern yang diterapkan dalam penyelenggaraan catatan akuntansi tersebut. Semua jurnal umum harus mendapat persetujuan tertulis dari manajer akuntansi.
Jenis-jenis Informasi Penguat Bukti Fisik: Bukti yang diperoleh dengan cara inspeksi / perhitungan aktiva berwujud Bukti Dokumen: meliputi berbagai dokumen sumber baik yang dibuat oleh pihak luar maupun intern perusahaan Perhitungan Perhitungan yang dilakukan sendiri oleh auditor untuk m embuktikan ketelitian perhitungan yang terdapat dalam c atatan klien
Jenis-jenis Informasi Penguat Bukti Lisan Jawaban langsung tertulis dari pihak ketiga yang dinilai mengetahui atas permintaan untuk memberikan informasi yang sesungguhnya Perbandingan Membandingkan dari tahun ke tahun yang dilakukan diawal audit untuk membantu membantu penentuan objek audit yang memerlukan penyelidikan mendalam dan diperiksa lagi pada akhir audit. Bukti dari Spesialis Seseorang atau perusahaan yang memiliki keahlian atau p engetahuan khusus dalam bidang selain akuntansi dan aud iting
Informasi yang dikonfirmasi Aktiva 1. Kas di Bank Bank 2. Piutang usaha Debitur Konfirmasi diperoleh dari 3. Piutang wesel Pembuat wesel 4. Sediaan yang dititipkan kepada pihak luar sebagai barang konsinyasi 5. Sediaan yang disimpan dalam gudang pihak luar Utang 6. Utang usaha Kreditur 7. Utang wesel Kreditur 8. Persekot dari costumer Customer 9. Utang Hipotek Kreditor Pihak yang dititipi barang Perusahaan pergudangan 10. Utang obligasi Pemegang obligasi
Informasi yang dikonfirmasi Modal Konfirmasi diperoleh dari 11. Saham yang beredar Transfer Agent Informasi lain 12. Jumlah pertanggungan asu ransi Perusahaan asuransi 13. Utang bersyarat Penasihat hukum perusahaan, bank, dsb 14. Surat berharga yang dijami n dalam penarikan utang Kreditur
Prosedur Audit 1. Inspeksi Pemeriksaan secara terperinci terhadap dokumen atau kondisi fisik. 2. Pengamatan Auditor melihat atau menyaksikan pelaksanaan suatu kegiatan. 3. Konfirmasi Penyelidikan dengan memperoleh informasi secara langsung dari pihak ketiga yang bebas. 4. Permintaan keterangan Hasil dari bukti audit ini adalah bukti lisan dan bukti dokumenter. Ex: keusangan kesediaan di gudang 5. Penelusuran Penelusuran dari awal data itu direkam pertama kali dilanjutkan dengan pelacakan pengolahan data dalam proses akuntansi Ex: transaksi penjualan dimulai dari surat order
Prosedur Audit 6. Pemeriksaan dokumen pendukung - Inspeksi terhadap dokumen-dokumen yang mendukung suatu transaksi/data k euangan untuk menentukan kewajaran dan kebenaran - Pembandingan dokumen tersebut dengan catatan akuntansi yang berkaitan 7. Penghitungan - Penghitungan fisik terhadap sumber daya berwujud seperti kas atas persediaan - Pertanggungjawaban semua formulir bernomor urut cetak 8. Scanning Review secara cepat terhadap dokumen, catatan, dan daftar untuk mendeteksi uns ur-unsur yang tampak tidak biasa yang memerlukan penyelidikan yang lebih mend -alam 9. Pelaksanaan ulang (reperfoarming) Pengulangan aktivitas yang dilaksanakan klien, umumnya pada perhitungan dan re -konsiliasi 10. Teknik audit berbantuan komputer menggunakan perangkat lunak komputer untuk melakukan berbagai prosedur audi t, seperti: perhitungan dan membandingkan dlm prosedur analitis, melakukan sam pel pemilihan piutang dagang untuk konfirmasi, membandingkan elemen-elemen data dalam file yang berbeda untuk memeriksa kecocokan, dll
Keputusan yang harus diambil auditor berkaitan dengan bukti audit 1. Penentuan prosedur audit yang akan digunkaan Contoh: - Menghitung penerimaan kas yang belum disetor pada tanggal neraca dan awasi uang kas tersebut sampai dengan saat penyetoran ke bank - Mintalah cut-off bank statement dari bank kira-kira untuk jangka waktu dua minggu setelah tanggal neraca - Lakukan pengamatan perhitungan fisik sediaan yang diselenggarakan oleh klien 2. Penentuan besarnya sampel Keputusan besarnya sampel berbeda-beda disetiap prosedur audit 3. Penentuan unsur tertentu yang harus dipilih dari populasi Contoh: Auditor telah menentukan 400 faktur penjualan dari populasi 1500 akan diperiksa otorisasi dan ketelitiannya. Auditor dapat menggunakan beberapa metode yang di gunakan 4. Penentuan waktu yang cocok untuk melaksanakan prosedur audit Prosedur audit dapat digunakan pada awal tahun yang diaudit, akhir tahun yang diaudit, atau beberapa minggu atau bulan setelah tanggal neraca.