AUDIT INVESTASI DAN SIKLUS PENDANAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AUDIT INVESTASI DAN SIKLUS PENDANAAN"

Transkripsi

1 AUDIT INVESTASI DAN SIKLUS PENDANAAN disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing II oleh: Cut Vifde Afriyani Dita Rizky Prahayuningtyas Gloria Patricia Rantetoding Muhammad Nauval Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang 2014

2 A. SIFAT SIKLUS INVESTASI DAN PEMBIAYAAN Aktivitas investasi (investing activities) adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan, peralatan serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali. Di samping itu, aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrument keuangan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan. Suatu entitas mengakuisisi aktiva-aktiva ini karena aktiva itu diperlukan untuk mendukung operasi dan proses intinya. Langkah pertama dalam mengaudit aktivitas investasi meliputi pemahaman atas aktiva yang diperlukan untuk mendukung operasi entitas bersangkutan (misalnya mesin, peralatan, fasilitas, tanah atau sumber daya alam) dan tingkat pengembalian yang diharapkan perusahaan akan dicapai dari aktiva yang mendasarinya. Langkah kedua dalam mengaudit investasi meliputi penentuan aktiva apa yang diakuisisi selama periode berjalan. Biasanya pertumbuhan aktiva tetap harus memperlihatkan hubungan yang konsisten dengan pertumbuhan pendapatan. Aktiva jangka panjang biasanya cukup stabil bagi kebanyakan entitas. Dengan kata lain, sebagian besar aktiva tetap yang ada pada akhir tahun juga ada pada awal tahun. Karenanya, auditor sering memusatkan strategi audit pada audit perubahan aktiva jangka panjang, bukan pada keseluruhan populasi aktiva jangka panjang. Aktivitas Pembiayaan (financing activities) mencakup transaksi dan peristiwa dimana kas diperoleh dari atau dibayarkan kembali kepada kreditor (pembiayaan dengan utang) atau pemilik (pembiayaan dengan ekuitas). Aktivitas pembiayaan dapat meliputi, misalnya, mendapatkan pinjaman, lease modal, menerbitkan obligasi, atau menerbitkan saham preferen atau saham biasa. Aktivitas pembiayaan juga akan mencakup pembayaran untuk melunasi utang, mengakuisisi kembali saham (treasury stock), dan membayar dividen. B. SIKLUS INVESTASI Tujuan Audit Tujuan audit spesifik untuk audit atas aktiva tetap dalam siklus investasi disajikan dalam tabel 1. Tujuan-tujuan ini merupakan hal yang utama bagi siklus ini dalam kebanyakan audit.

3 Kategori Asersi Keberadaan atau Keterjadian Kelengkapan Hak dan Kewajiban Penilaian atau Alokasi Penyajian dan Pengungkapan Tujuan Audit atas Kelompok Transaksi Akuisisi yang tercatat dari transaksi aktiva tetap (EO1), pelepasan aktiva tetap (EO2), dan reparasi serta pemeliharaan (EO3) merupakan transaksi yang terjadi selama tahun berjalan. Semua transaksi akuisisi aktiva tetap (C1) dan pelepasan aktiva tetap (C2) serta reparasi dan pemeliharaan (C3) yang telah terjadi selama periode berjalan telah dicatat. Transaksi untuk beban penyusutan dan penurunan nilai aktiva tetap telah dinilai dengan tepat (VA1). Transaksi penyusutan, reparasi, dan pemeliharaan serta lease operasi telah diidentifikasi dengan benar dan diklasifikasikan dalam laporan keuangan (PD1). Tujuan Audit Saldo Akun Aktiva tetap yang tercatat merupakan aktiva produktif yang digunakan pada tanggal neraca (EO4) Saldo aktiva tetap mencakup pengaruh semua transaksi yang terjadi selama periode berjalan (C4). Entitas itu memiliki atau mendapatkan hak atas semua aktiva tetap yang dicatat pada tanggal neraca (RO1). Aktiva tetap dicatat pada harga pokok dikurangi akumulasi penyusutan (VA2) dan diturunkan nilainya sebesar penurunan nilai yang material (VA3). Aktiva tetap dan lease modal telah diidentifikasi dalam laporan keuangan (PD2). Pengungkapan yang berkaitan dengan harga pokok, nilai buku, metode penyusutan, dan umur manfaat dari kelas utama aktiva tetap, penggadaian aktiva tetap sebagai agunan, dan syarat-syarat utama dari kontrak lease modal sudah memadai (PD3). Prosedur Analitis Adapun prosedur analitis yang biasa dilakukan : a. Hitung rasio-rasio : 1. Rasio perputaran aset tetap

4 Formula : penjualan bersih : rata-rata aset tetap Signifikansi audit : kenaikan tak terduga dalam perputaran aktiva tetap dapat menunjukkan kegagalan untuk mencatat depresiasi aset. 2. Rasio total perputaran aset Formula : penjualan bersih : rata-rata total aset Signifikansi audit : kenaikan tak terduga dalam perputaran total dapat menunjukkan kegagalan untuk mencatat depresiasi aset. 3. Pengembalian total aset Formula : (pendapatan bersih + (bunga x (1-tarif pajak))) + rata-rata total aset Signifikansi audit : kenaikan tak terduga dalam pengembalian aset dapat menunjukkan kegagalan untuk mencatat depresiasi aset. 4. Rasio beban depresiasi dari properti, tanah, dan peralatan Formula : beban depresiasi : rata-rata properti, tanah, dan peralatan Signifikansi audit : kenaikan atau penurunan tak terduga dalam beban depresiasi dari properti, tanah, dan peralatan dapat menunjukkan kegagalan untuk mencatat depresiasi aset. 5. Rasio repair expense to net sale Formula : beban perbaikan dan pemeliharaan : penjualan bersih Signifikansi audit : kenaikan tak terduga dalam beban perbaikan dan pemeliharaan dapat menunjukkan kemungkinan aset yang harusnya dibebankan. ISA 520 tentang prosedur analitis Ruang Lingkup ISA 520 ini berkaitan dengan penggunaan prosedur analitis oleh auditor sebagai prosedur substantive. ISA ini juga berkaitan dengan tanggungjawab auditor untuk melakukan prosedur analitis pada akhir audit untuk membantu auditor saat membentu sebuah kesimpulan pada laporan keuangan. Tujuan a) Untuk memperoleh bukti audit yang relevan dan handal saat menggunakan substantive analytical procedure. b) Untuk mendesain dan melaksanakan prosedur analitis di akhir audit untuk membantu auditor saat membentu sebuah kesimpulan apakah laporan keuangan sudah sesuai dengan pemahaman auditor mengenai entitas tersebut.

5 C. PENGUJIAN SUBSTANTIF Tujuan pengujian substantif terhadap investasi adalah : 1. Memperoleh keyakinan tentang keandalah catatan akuntansi yang bersangkutan dengan investasi. 2. Membuktikan bahwa saldo investasi mencerminkan kepentingan klien yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan investasi selama tahun yang diaudit. 3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang di catat selama tahun yang diaudit dan kelengkapan saldo investasi yang disajikan di neraca. 4. Membuktikan bahwa saldo investasi yang dicantumkan di neraca. 5. Membuktikan kewajiban penyajian dan pengungkapan investasi di neraca. D. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO AKTIVA TETAP Penentuan Risiko Deteksi Ketika menentukan risiko deteksi, auditor harus mempertimbangkan sejauh mana klien mempunyai aktiva konstruksi, lease modal yang signifikan, dan penambahan serta penarikan yang signifikan dari aktiva-aktiva itu. Auditor juga perlu mengevaluasi asumsiasumsi kunci yang bertalian dengan estimasi akuntansi atas beban penyusutan. Akhirnya, riisko deteksi dalam penugasan yang berulang seringkali tergantung pada pengendalian internal atas siklus pengeluaran. Merancang Pengujian Substantif Pengujian substantif yang mungkin untuk asersi aktiva tetap yaitu : a. Prosedur Awal - Mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri klien - Melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan aktiva tetap yang akan mendapat pengujian lebih lanjut. b. Prosedur Analitis - Mengembangkan ekspektasi atas aktiva tetap dengan menggunakan pengetahuan tentang aktivitas industri dan bisnis entitas tersebut, - Menghitung rasio : Perputaran aktiva tetap

6 Beban penyusutan sebagai persentase dari penjualan Beban reparasi dan pemeliharaan sebagai persentase dari penjualan Tingkat pengembalian atas aktiva - Menganalisis hasil-hasil rasio dibandingkan dengan pengharapan berdasarkan data tahun-tahun sebelumnya, yang diangarkan, industri, dan data lainnya. c. Pengujian Rincian Transaksi - Memvouching penambahan aktiva tetap ke dokumentasi pendukung - Memvouching pelepasan aktiva tetap ke dokumentasi pendukung - Mereview ayat jurnal ke beban reparasi dan pemeliharaan d. Pengujian Rincian Saldo - Menginspeksi aktiva tetap - Memeriksa dokumen kepemilikan dan kontrak e. Pengujian Rincian Saldo Estimasi Akuntansi - Mengevaluasi kewajaran penyajian beban penyusutan dengan mengevaluasi kelayakan umur manfaat dan estimasi nilai sisa. - Menentukan apakah suatu kejadian yang signifikan akan mengakibatkan penurunan nilai aktiva tetap. f. Penyajian dan Pengungkapan - Membandingkan penyajian laporan dengan IFRS E. SIKLUS PEMBIAYAAN Transaksi investasi yang signifikan biasanya disertai dengan transaksi financial yang signifikan. Siklus pembiayaan terbagi menjadi dua jenis transaksi utama yaitu : a. Transaksi utang jangka panjang : mencakup peminjaman dari obligasi, hipotek, wesel, dan hutang, serta pembayaran pokok dan bunga yang berkaitan. b. Transaksi ekuitas pemegang saham : mencakup penerbitan dan penarikan sahma preferen serta saham biasa, transaksi saham treasuri atau treasury stock, dan pembayaran deviden. Penerbitan obligasi dan saham biasa biasanya merupakan sumber dana modal yang utama. Dengan demikian, perhatian akan dipusatkan terutama pada kedua sumber pembiayaan ini. Siklus pembiayaan berkaitan dengan siklus pengeluarah ketika kas dikeluarkan untuk membayar bunga obligasi, penariakn obligasi, deviden tunai,dan pembelian saham treasuri atau treasury stock. Akun-akun yang digunakan dalam mencatat transaksi siklus pembiayaan meliputi:

7 Transaksi Hutang Jangka Panjang Obligasi, hipotek, wesel, dan hutang pinjaman Premi (diskonto) obligasi Hutang Bunga Beban Bunga Keuntungan / kerugian atas penarikan Obligasi Transaksi Ekuitas Pemegang Saham Saham Preferen Saham Biasa Treasury Stock Modal Disetor Laba ditahan Deviden Hutang Deviden Tujuan Audit Tujuan Transaksi Kejadian. Mencatat seluruh utang ( EO1 ), biaya bunga ( EO2 ), dan ekuitas ( EO3 ) yang merupakan transaksi yang terjadi selama periode berjalan. Kelengkapan. Semua utang ( C1 ) dan bunga biaya yang dikeluarkan ( C2 ), dan seluruh transaksi ekuitas (C3) yang terjadi selama periode tersebut tercatat. Akurasi. Utang ( VA1 ), biaya bunga ( VA2 ), dan transaksi ekuitas ( VA3 ) transaksi secara akurat dinilai dengan menggunakan GAAP dan dijurnal dengan benar, diringkas dan diposting. Cutoff. Semua utang ( EO1 dan C1 ), biaya bunga ( EO2 dan C2 ), dan transaksi ekuitas (EO3 dan C3) telah dicatat dalam periode akuntansi yang benar. Klasifikasi. Semua utang ( PD1 ), biaya bunga ( PD2 ), dan transaksi ekuitas ( PD3 ) telah tercatat dalam rekening yang tepat. Tujuan Balance Keberadaan. Saldo utang ( EO4 ) dan ekuitas ( EO5 ) yang di catat merupakan utang yang ada pada tanggal neraca dan ekuitas merupakan hal yang dimiliki yang ada pada tanggal neraca Kelengkapan. Semua utang ( C4 ) dan ekuitas ( C5 ) yang merupakan klaim pemilik atas aktiva entitas yang dilaporkan dicatat pada tanggal neraca.

8 Hak dan Kewajiban. Semua saldo utang dicatat adalah kewajiban dari entitas ( RO1 ), dan saldo ekuitas merupakan klaim pemilik atas aset pelaporan entitas ( RO2 ). Valuasi dan Alokasi. Saldo Utang ( VA4 ), dan ekuitas pemegang saham ( VA5 ) saldo benar dihargai sesuai dengan GAAP. Tujuan pengungkapan Kejadian dan Hak dan Kewajiban. Utang ( PD4 ) dan ekuitas ( PD8 ) pengungkapan telah terjadi dan berkaitan dengan entitas. Kelengkapan. Semua utang ( PD5 ) dan ekuitas ( PD9 ) pengungkapan yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan telah dimasukkan. Klasifikasi dan tingkat kepahaman. Semua utang ( PD6 ) dan ekuitas ( PD10 ) informasi tepat disajikan dan informasi dalam pengungkapan dimengerti bagi pengguna. Akurasi dan Penilaian. Utang ( PD7 ) dan ekuitas ( PD 11 ) informasi diungkapkan secara akurat dan pada jumlah yang tepat. F. PROSEDUR ANALITIS YANG DIPAKAI UNTUK AUDIT SIKLUS FINANSIAL Rasio atau infomasi keuangan lainnya Arus kas bebas Hutang bebunga terhadap total aktiva Equitas pemegang saham tenrhadap total aktiva Membandingkan pengembalian atas aktiva dengan biaya inkremental hutang. Rumus Arus kas dari operasi dikurangi pengeluaran modal Hutang berbunga : aktiva Equitas pemegang saham: total aktiva Apakah ROA > biaya Inkremental hutang. ROA = (laba bersih + (bunga X (1- tarif pajak )))/ total Signifikasi Audit Arus kas bebas yang negatif akan menunjukkan kebutuhan dan akan mendekati jumlah dari pembiayaan yang diharapkan guna mencegah kekeringan kas atau investasi. Memberikan kelayalakan atas proporsi hutang entitas yang dapat dibandingkan dengan penglaman tahun sebelumnya atau data industri. Memberikan kelayalakan atas proporsi hutang entitas yang dapat dibandingkan dengan penglaman tahun sebelumnya atau data industri. Jika sebuah perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari aktiva daripada biaya incremental hutangnya, maka ini merupakan tanda bahwa entitas dapat menggunakan pembiayaan

9 Pengembalian atas ekuitas saham biasa Arus kas dari operasi terhadap deviden dan hutang bagian lancar. aktiva rata-rata (Laba bersih deviden saham preveren): equitas pemegang saham biasa rata-rata. Arus kas dari operasi : hutang + deviden yang jatuh tempo pada tahun berjalan dengan hutang untuk memperluas aktiva dan laba entitas tersebut. Memberikan pengujian kelayakan atas ekuitas pemegang saham dengan adanya struktur laba dan pembiayaan perusahaan. Suatu pengujian atas kemampuan entitas untuk memenuhi kewajiban keuangannya. Rasio yang kurang dari 1,0 menunjukkan adanya masalah likuiditas yang potensial. Berapa kali bunga dihasilkan Beban bunga terhadap hutang berbunga Laba sebelum bunga dan pajak penghasilan : (beban bunga + bunga yang dikapitalisasi) (Beban bunga + bunga yang dikapitalisasi) : hutang berbunga rata-rata. Pengujian atas kemampuan entitas untuk menghasilkan laba untuk menutup biaya pelunasan hutang. Rasio yang menunjukkan 1,0 bahwa laba entitas tidak mencukupi untuk menutupi biaya pembiayaan. Suatu pengujian kelayakan atas beban bunga yang dicatat yang harus mendekati biaya modal hutang ratarata entitas. Resiko Bawaan Resiko salah saji dalam dalam melaksanakan dan mencatat transaksi siklus pembiayaan biasanya rendah. Dalam banyak perusahaan, transaksi ini tidak sering terjadi, kecuali untuk pembayaran deviden dan bunga, yang seringkali ditangani oleh agen-agen diluar. Dokumen dan Catatan yang Umum Beberapa dokuman yang disebutkan dalam siklus investasi, seperti sertifikat saham dan obligasi serta kontrak oblogasi, juga penting dalam siklus pembiayaan kecuali prespektifnya telah berubah dari investor ke penerbit. Fungsi dan pengendalian yang berkaitan Mengotorisasi obligasi dan modal saham. dewan direksi biasanya mengotorisasi transaksi pembiayaan berdasarkan rencana strategis dan kegiatan investasi.

10 Menerbitkan obligasi dan saham. isu yang dibuat sesuai dengan direksi otorisasi dan persyaratan hukum; obligasi dan saham sertifikat yang belum ditempatkan, secara fisik dijaga. Membayar obligasi dan deviden tunai. pembayaran yang dibuat untuk penerima pembayaran sesuai dengan dewan direksi atau manajemen otorisasi. Penarikan dan reakuisisi obligasi serta modal saham, transaksi dilakukan sesuai dengan dewan direksi atau manajemen otorisasi, secara fisik melindungi sertifikat saham treasury. Pencatatan transaksi pembiayaan. transaksi dengan benar dicatat sebagai jumlah, klasifikasi, dan periode akuntansi berbasis mendukung otorisasi dokumentasi. Termasuk melakukan konfirmasi dengan wali amanat obligasi dan agen transfer bisa di terapkan. Pertimbangan pengendalian internal Dalam lingkungan pengendalian, misalnya, tanggung jawab untuk transaksi biasanya diberikan kepada bendahara atau kepala keuangan yang memiliki integritas dan berkompetensi untuk menjalankan tugas ini. transaksi besar akan memerlukan otorisasi oleh dewan direksi, dan audit board di dalam komite dapat memantau kegiatan dan kontrol dalam siklus. ISA 520 dan Kaitannya dengan siklus pembiayaan dan audit investasi Sebelum merancang program-program audit pendanaan, auditor harus mempertimbangkan bisnis klien/ pemegang kepentingan untuk mengerti arti penting siklus pendanaan yang diaudit. Hal ini akan membantu dalam memahami risiko bisnis klien, mengevaluasi apakah manajemen cukup memperhitungkan risiko tersebut, dan merancang pengujian audit yang tepat. Pemahaman terhadap bidang usaha klien akan membantu auditor dalam mempertimbangkan: Materialitas siklus pendanaan bagi pemakai laporan keuangan Risiko bawaan dalam siklus pendanaan Pengendalian intern kunci yang seharusnya ada untuk menghadapi resiko bisnis

11 G. SUBSTANTIVE TEST UTANG JANGKA PANJANG Tabel di bawah ialah contoh dari pengujian substantive yang akan dilakukan seorang auditor akan utang jangka panjang. Auditor kemungkinan besar akan berfokus pada kurang saji pada laporan keuangan. Auditor bergantung pada komunikasi langsung dengan sumber independen diluar perusahaan, hasil review dokumen dan perhitungan ulang untuk mendapat bukti yang kompeten atas asersi utang jangka panjang.asersi tersebut bisa berupa kertas kerja audit, analisis utang jangka panjang besera bunganya.

12 Berikut adalah langkah langkah pengujian subtantif atas utang jangka panjang yang berdasar pada tabel di atas : 1. Prosedur Inisial. Pada prosedur ini, auditor melakukan pemahaman atas bisnis klien. Dalam hal ini, auditor mencari tahu kebutuhan perusahaan akan pendanaan dan juga kemampuan perusahaan atas hutang hutang yang mereka miliki. Karena, tidak dapat dipungkiri, kegiatan pendanaan berkaitan dengan investasi pada langkah berikutnya. Beberapa daftar yang berkaitan dengan hutang jangka panjang dapat berupa utang jangka panjang bank, obligasi capital lease, dan beberapa obligasi yang dimiliki oleh pemegang obligasi diluar perusahaan. 2. Prosedur Analisis Bagian penting dari audit utang jangka panjang ialah konsistensi dari informasi keuangan dengan ekspektasi auditor. Dalam poin satu sebelumnya, dijelaskan bagaimana pemahaman bisnis klien bisa membantu dalam prosedur selanjutnya berkaitan dengan utang jangka panjang. Auditor sebaiknya mengevaluasi pengungkapan yang berkaitan dengan jatuh tempo sebuah utang. Tanggung jawab auditor disini ialah mengevaluasi bagaimana kelangsungan perusahaan dan bagaimana kemampuan perusahaan menghasilkan sejumlah kas untuk membayar beban bunga obligasi atau pada saat jatuh tempo obligasi. 3. Pengujian Rincian atas Transaksi. Terdapat beberapa bukti transaksi yang harus didapat oleh auditor, antara lain : a. Bukti pada saat penerbitan obligasi, baik itu data face value dan pehritungan net proceeds. b. Bukti canceled notes atau sertifikat obligasi. Yang dimiliki oleh pembeli obligasi. Sertifikat obligasi didapat jika pembayaran sudah dilunasi seluruhnya. c. Sertifikat saham. Akan didapat jika obligasi di konversikan ke dalam saham. Vouching atas jurnal utang jangka panjang harus melikupi 4 asersi dalam tujuan objektif audit, yakni : a. Existence / Occurrence b. Completeness / Kelengkapan c. Right and Obligations d. Valuation / Alokasi.

13 4. Pengujian Rincian atas Saldo Terdapat 3 pengujian substantive atas sado, antara lain : a. Me-review otorisasi dan kontrak. Bukti otorisasi dari persetujuan obligasi yang terjadi, bisa didapat dari rapat dewan direksi. Review kontrak berupa rincian dari perjanjian dan pemenuhan entitas, serta rincian dari obligasi dibawah capital lease. b. Konfirmasi utang Dalam mengkonfirmasi adanya sebuah utang, maka auditor dapat berkomunikasi langsung dengan mengirimkan surat konfirmasi kepada kreditor atau wali obligasi. Untuk utang bank, auditor dapat mengirimkan konfirmasi kepada bank dan meminta bank untuk mengirim kembali konfirmasi tersebut langsung ke auditor. Setiap konfirmasi berisi tentang status jumlah utang perusahaan saat ini. Dan konfirmasi yang sudah dikembalikan, dibandingkan dengan apa yang tercatat di saldo perusahaan, jika ada perbedaan, bisa dipertanyakan kepada pihak auditee. c. Penghitungan ulang beban bunga Auditor mentracing keberadaan bukti bukti pembayaran bunga atas obligasi. Bisa melalui bukti voucher, canceled checks dan konfirmasi. 5. Pengujian Rincian atas Penyajian dan Pengungkapan. Pada tahap ini, auditor melihat apakah auditee sudah mencantumkan utang jangka panjang di laporan keuangannya. Atau sudahkah auditee memperhatikan kelengkapan dari utang jangka panjang seperti yang terdapat pada standar akuntansi keuangan. H. SUBSTANTIVE TEST PADA EKUITAS PEMEGANG SAHAM Tabel di bawah ialah contoh dari pengujian substantive yang akan dilakukan seorang auditor akan ekuitas pemegang saham. Auditor bergantung pada komunikasi langsung dengan sumber independen diluar perusahaan, hasil review dokumen dan perhitungan ulang untuk mendapat bukti yang kompeten atas asersi ekuitas pemegang saham. Asersi tersebut bisa berupa kertas kerja audit dan analisis ekuitas para pemegang saham

14 Berikut adalah langkah-langkah pengujian substantive yang dilakukan aditor terhadap ekuitas pemegang saham : 1. Prosedur Inisial Seperti prosedur inisial sebelumnya, auditor sebaiknya melakukan pemahaman akan bisnis klien terlebih dahulu. Pemahaman yang dimaksud dalam hal audit ekuitas pemegang saham ialah kebutuhan entitas akan pendanaan dari luar perusahaan dan kelayakan perusahaan untuk berusaha meningkatkan pertumbuhan. Pendanaan ekuitas bisa berupa aktivitas investasi atau investasi untuk meningkatkan working capital perusahaan (pengadaan asset tetap, persediaan atau piutang) 2. Prosedur Analitis Beberapa rasio digunakan untuk mengevaluasi ekuitas pemegang saham.

15 3. Pengujian Rincian atas Transaksi Bukti pada saat penerbitan saham, perlu diperhatikan dasar yang dipakai ketika saham dibeli, bisa itu menggunakan nilai pasar, atau yang lain. Selain itu, pada saat pembagian dividen, jurnal yang perlu dicatat pada saat pengumuman atau pembagian. Dan juga pada saat merincikan daftar pemegang saham yang berhak atas pembagian dividen. 4. Pengujian Rincian atas Saldo Semua penerbitan saham, akuisisi saham dan pengumuman akan pembagian dividen harus di otorisasi atau atas persetujuan daridewan direksi. Selain itu, konfirmasi dilalukan dengan menginspeksi sertifikat pemegang saham. 5. Pengujian Rincian atas Penyajian dan Pengungkapan. Pengungkapan pada bagian ekuitas di neraca harus lengkap, berisi rincian dari opsi saham, dividen yang akan dibagikan, par atau stated value, dan lainnya. Untuk hal lainnya, auditor menilai apakah penyajian ekuitas dari perusahaan sudah menunjukkan keadaan yang wajar dan sesuai standar pengungkapan. ISA 240 ISA 240 ini menjelaskan tentang tanggung jawab auditor yang berkaitan dnegan Kecurangan selama proses Audit Laporan Keuangan. Tentu saja, ISA 240 ini dapat dihubungkan dengan ISA 200 ataupun ISA 315 DAN 330 yang membahas mengenai risiko salah saji material terkait kecurangan. Salah saji yang terdapat dalam laporan keuangan dapat muncul baik itu karena kecurangan ataupun memang faktor kesalahn. Auditor dalam hal ini berfokus pada salah saji material yang ada di laporan keuangan. Tanggung jawab utama untuk mencegah dan mendeteksi adanya penipuan atau keucrangan terletak pada kedua pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan dan manajemen. Dengan pengawan dari pihak yang bertanggung jawab, maka akan terjadi penekanan kuat akan pencegahan penipuan yang tentunya dapat mengurangi kesempatan untuk berbuat curang. Hal ini melibatkan komitmen untuk menciptakan budaya kejujuran dan perilaku etis yang dapat diperkuat oleh pengawasan aktif oleh orang orang bertanggung jawab.

16 ISA 505 ISA 505 berkaitan dengan penggunaan prosedur konfirmasi eksternal untuk memperoleh bukti audit sesuai dnegan persyaratan ISA 330 dan ISA 500. ISA 500 menunjukkan bahwa keandalan bukti audit dipengaruhi oleh sumber dan berdasarkan sifatnya, dan bergantung pada keadaan individual. ISA ini juga mencakup beberapa generalisasi dari bukti audit : 1. Bukti audit lebih handal ketika didapat dari sumber daya independen luar perusahaan 2. Bukti audit yang didapat secara langsung oleh auditor lebih handal dari bukti audit yang didapat secara tidak langsung 3. Bukti audit lebih handal ketika berada dalam form dokumentasi seperti kertas, elektronik dan lainnya. Tujuan auditor, ketika menggunakan prosedur konfirmasi eksternal, adalah untuk merancang dan melakukan prosedur tersebut untuk memperoleh audit yang relevan dan dapat diandalkan

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi a. Sifat Siklus Akuntansi Sifat siklus akuntansi suatu entitas atau perusahaan berisi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kepemilikan surat

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali, berfokus pada akuisisi sumber daya modal melalui utang berbunga dan ekuitas pemilik dan pembayaran

Lebih terperinci

PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP UTANG JANGKA PANJANG DAN EKUITAS

PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP UTANG JANGKA PANJANG DAN EKUITAS PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP UTANG JANGKA PANJANG DAN EKUITAS A. PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP UTANG JANGKA PANJANG I. Deskripsi Utang jangka panjang Utang jangka panjang adalah kewajiban sekarang yang

Lebih terperinci

Analisis Aktivitas Pendanaan

Analisis Aktivitas Pendanaan TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Prilly Viliariezta Sutanto 1013044 / Akuntansi C Analisis Aktivitas Pendanaan Tinjauan Kewajiban Kewajiban lancar, adalah kewajiban yang pelunasannya diharapkan dapat diselesaikan

Lebih terperinci

Modul ke: AUDIT II AUDIT TERHADAP SIKLUS INVESTASI DAN MODAL. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Yessie, SE, Msi. Program Studi AKUNTANSI

Modul ke: AUDIT II AUDIT TERHADAP SIKLUS INVESTASI DAN MODAL. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Yessie, SE, Msi. Program Studi AKUNTANSI Modul ke: 11 Afly Fakultas EKONOMI DAN BISNIS AUDIT II AUDIT TERHADAP SIKLUS INVESTASI DAN MODAL Yessie, SE, Msi. Program Studi AKUNTANSI EMPAT KARATERISTIK SIKLUS PEROLEHAN DAN PELUNASAN KEMBALI MODAL

Lebih terperinci

BAB VIII AUDIT SIKLUS INVESTASI INSTRUMEN KEUANGAN

BAB VIII AUDIT SIKLUS INVESTASI INSTRUMEN KEUANGAN PENDAHULUAN BAB VIII AUDIT SIKLUS INVESTASI INSTRUMEN KEUANGAN Siklus investasi instrumen keuangan adalah siklus investasi pada sekuritas obligasi atau saham yang diterbitkan oleh perusahaan lain, baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konstruk, Konsep, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu penyajian

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 322 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 33 PENDAHULUAN 01 Auditor mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup

Lebih terperinci

BAB 22 AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI

BAB 22 AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI BAB 22 AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI Ada empat kaarakteristik siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali yang akan mempengaruhi audit atas akun-akun adalah sebagai berikut: 1. Secara

Lebih terperinci

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT) PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT) Disampaikan oleh M. HUSNI MUBAROK, SE. M.SI.Ak. CA MAULAN IRWADI, SE.M MSI,.Ak.CA PREVIEW GENERAL AUDIT 1. DEFINISI 2. TUJUAN 3.TANGGUNG JAWAB LAP. KEU 4.CARA

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahap penyelesaian audit sangat mempengaruhi keberhasilan hasil audit. Tahap ini sangat penting dan dilaksanakan setelah pelaksanaan audit atas berbagai siklus. Keputusan

Lebih terperinci

Pengujian subtantif terhadap investasi

Pengujian subtantif terhadap investasi GO Founder Present Pengujian subtantif terhadap investasi Pemeriksaan akuntansi 2 GO Founder Hak Cipta 2013 GO founder [Type here] PEMERIKSAAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Lebih terperinci

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2015-12-11 Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Arumsarri, Yoshe STIE

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Arus Kas 1. Pengertian Arus Kas Perusahaan yang menggunakan teknik manajemen kas yang modern akan menginvestasikan kelebihan kas yang bersifat sementara pada aktiva yang

Lebih terperinci

HUTANG JANGKA PENDEK, PROVISI, DAN KONTIJENSI (L. Marthayadi Zikrullah) NIM: A1C012070

HUTANG JANGKA PENDEK, PROVISI, DAN KONTIJENSI (L. Marthayadi Zikrullah) NIM: A1C012070 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mataram Tahun 2014 HUTANG JANGKA PENDEK, PROVISI, DAN KONTIJENSI (L. Marthayadi Zikrullah) NIM: A1C012070 1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Definisi Kewajiban: Kewajiban

Lebih terperinci

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT Minggu ke-6 MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT Program Studi Akuntansi STIE PELITA NUSANTARA KONSEP MATERIALITAS Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang

Lebih terperinci

Akuntansi Pemeriksaan 2. Tutut Dewi Astuti

Akuntansi Pemeriksaan 2. Tutut Dewi Astuti Akuntansi Pemeriksaan 2 Tutut Dewi Astuti Biaya dibayar dimuka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi, yang akan digunakan untuk aktivitas perusahaan yang akan datang Bagian dari biaya dibayar dimuka

Lebih terperinci

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: SA Seksi 326 BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan

Lebih terperinci

Chapter 22 Audit terhadap Siklus Perolehan dan Pembayaran Kembali Capital

Chapter 22 Audit terhadap Siklus Perolehan dan Pembayaran Kembali Capital Chapter 22 Audit terhadap Siklus Perolehan dan Pembayaran Kembali Capital Owners Equity 1 A. Karakteristik Siklus Perolehan dan Pembayaran Capital Siklus ini meliputi perolehan dan pembayaran kembali capital

Lebih terperinci

alasan kuat dalam pengambilan kesimpulan mengenai laporan keuangan, apakah telah disajikan secara wajar atau tidak.

alasan kuat dalam pengambilan kesimpulan mengenai laporan keuangan, apakah telah disajikan secara wajar atau tidak. Tujuan audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah disajikan secara wajar, dalam segala hal yang material, sesuai

Lebih terperinci

AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI

AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI Audit atas Estimasi Akuntansi SA Seksi 342 AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI Sumber: PSA No. 37 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti audit kompeten

Lebih terperinci

AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1)

AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Dosen: Christian Ramos K AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Penerimaan Perikatan dan Perencanaan Audit REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK) 1 PERENCANAAN

Lebih terperinci

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti Audit BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: "Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian utang usaha Menurut Munawir, (2007:18) utang dagang adalah utang yang timbul karena adanya pembelian dagangan secara kredit. Jadi dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka a. Teori Kebijakan Deviden Deviden adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Pembagian

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMERIKSAAN

PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN SA yang berlaku umum mengenai pekerjaan lapangan yang pertama mengharuskan dilakukannya perencanaan yang memadai. Auditor harus melakukan perencanaan kerja yang memadai

Lebih terperinci

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tujuan Umum Untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan PABU Tujuan Khusus

Lebih terperinci

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA 0 Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA Paket 00.indb //0 0::0 AM STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN AUDIT TERKAIT DENGAN ENTITAS YANG MENGGUNAKAN SUATU ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

Standar audit Sa 500. Bukti audit

Standar audit Sa 500. Bukti audit Standar audit Sa 500 Bukti audit SA paket 500.indb 1 Standar Audit Standar audit 500 BuKti audit (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

Standar Audit SA 500. Bukti Audit

Standar Audit SA 500. Bukti Audit SA 00 Bukti Audit SA paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 00 BUKTI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

Ekonomi dan Bisnis Akuntnasi S1

Ekonomi dan Bisnis Akuntnasi S1 Modul ke: 03Fakultas Nama Ekonomi dan Bisnis Audit II Competing The Test In The Sales And Collection Cycle:Accounts Receivable (Menyelesaikan Pengujian Dalam Siklus Penjualan dan Penagihan: Piutang Usaha)

Lebih terperinci

Pengujian Substantif Persediaan

Pengujian Substantif Persediaan Pengujian Substantif Persediaan ( Pertemuan ke-9) Antariksa Budileksmana antariksa_b@yahoo.com www.antariksa.info 2008 Antariksa Budileksmana Prodi Akuntansi UMY 9-1 Jurnal transaksi pada persediaan Pembelian

Lebih terperinci

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto KONSEP DASAR ORGANISASI NIRLABA Oleh: Tri Purwanto Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Sekretariat

Lebih terperinci

REPRESENTASI MANAJEMEN

REPRESENTASI MANAJEMEN SA Seksi 333 REPRESENTASI MANAJEMEN Sumber: PSA No. 17 PENDAHULUAN 01 Seksi ini mensyaratkan auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan sesuai

Lebih terperinci

A. HUTANG OBLIGASI perjanjian obligasi Obligasi berjamin dan tanpa jaminan

A. HUTANG OBLIGASI perjanjian obligasi Obligasi berjamin dan tanpa jaminan A. HUTANG OBLIGASI Hutang jangka panjang memiliki definisi sebagai suatu pengorbanan ekonomi dengan kemungkinan yang sangat besar terjadi di masa depan akibat dari kewajiban masa kini yang belum dibayarkan

Lebih terperinci

Bukti Audit. Bab IV. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si.

Bukti Audit. Bab IV. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si. Bukti Audit Bab IV Referensi: Jusup, Al. Haryono (2001). Pengauditan. Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN 1 Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si. Tujuan Audit Tujuan audit umum: memberikan

Lebih terperinci

Pengujian Substantif Piutang Usaha

Pengujian Substantif Piutang Usaha Pengujian Substantif Piutang Usaha ( Pertemuan ke-5) Antariksa Budileksmana antariksa_b@yahoo.com www.antariksa.info 2008 Antariksa Budileksmana Prodi Akuntansi UMY 5-1 Deskripsi Piutang Piutang Klaim

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Audit Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Menurut Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. Auditing adalah suatu proses pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

AKUNTANSI PEMERIKSAAN 2 (PENGAUDITAN 2) Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

AKUNTANSI PEMERIKSAAN 2 (PENGAUDITAN 2) Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA AKUNTANSI PEMERIKSAAN 2 (PENGAUDITAN 2) Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA KODE MATA KULIAH: AKT59 SKS: 3 SKS Mata kuliah ini memberikan pengetahuan tentang: 1. Proses auditing yang meliputi pengujian

Lebih terperinci

Standar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha

Standar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha SA 0 Kelangsungan Usaha SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 KELANGSUNGAN USAHA (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Modul ke: 02 Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Pendahuluan Apa yang yang dimaksud Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

1.1 Pengertian Auditing

1.1 Pengertian Auditing 1.1 Pengertian Auditing Secara umum Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan - pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi,

Lebih terperinci

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani Analisis Kredit Analisa Laporan Keuangan Kelas CA Nadia Damayanti 115020300111008 Ranita Ramadhani 115020300111037 ANALISIS KREDIT LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA Likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Hutang 2.1.1 Pengertian Rasio Hutang Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage digunakan untuk mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan,

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan, BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Penulis melaksanakan kuliah kerja praktek di lembaga pendidikan bahasa Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT

GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar, dalam senua

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Auditing Secara umum auditing adalah suatu proses sistematika untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

Lebih terperinci

BALANCE SHEET. (laporan Posisi Keuangan NERACA)

BALANCE SHEET. (laporan Posisi Keuangan NERACA) BALANCE SHEET (laporan Posisi Keuangan NERACA) Laporan Keuangan yang menyajikan ASET, KEWAJIBAN DAN MODAL. Aktiva/Aset : Sumber2 eokonomi yang duharapkan memberi manfaat di masa mendatang yang cukup pasti,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk

Lebih terperinci

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan SPR 00 Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 00 PERIKATAN UNTUK REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk reviu atas laporan keuangan

Lebih terperinci

Materi Auditing II Audit Atas Investasi dan Saldo Kas

Materi Auditing II Audit Atas Investasi dan Saldo Kas Materi Auditing II Audit Atas Investasi dan Saldo Kas Oleh : Kelompok 5 Nafi Kurnia Putri 115020300111003 Darisnan Paramu Gading 115020300111011 Kalia Melis 115020300111015 Chyntia Wibowo 115020300111030

Lebih terperinci

AUDITING INVESTASI. SA Seksi 332. Sumber: PSA No. 07

AUDITING INVESTASI. SA Seksi 332. Sumber: PSA No. 07 SA Seksi 332 AUDITING INVESTASI Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN TERHADAP KETERTERAPAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mengaudit investasi dalam efek, yaitu efek utang dan efek ekuitas,

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN ADALAH ANTARA LAIN : 1. INVESTOR 2. KREDITOR 3. PEMASOK 4. KREDITOR USAHA LAIN 5. PELANGGAN 6. PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori-teori 1. Pengertian piutang Terdapat begitu banyak transaksi yang dilakukan perusahaan dalam aktivitasnya sehari-hari. Baik aktivitas membeli aktiva yang dibutuhkan perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

Pengantar ( Pertemuan ke-1)

Pengantar ( Pertemuan ke-1) Pengantar ( Pertemuan ke-1) Audit 1 Pengertian Profesi auditor & jenis audit Standar audit & kode etik Laporan audit Kertas kerja Bukti audit Tahapan audit Materialitas & risiko audit Strategi audit awal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 Suatu perjanjian dari bentuk legalnya mungkin bukan merupakan perjanjian sewa, namun secara substansi dapat mengandung sewa. Untuk

Lebih terperinci

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LAPORAN ARUS KAS 12 BAB II LAPORAN ARUS KAS 2.1. Laporan Arus Kas 2.1.1. Pengertian Laporan Arus Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:PSAK No.2) menyatakan bahwa: Laporan arus kas adalah laporan yang memberi informasi

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (Agency Theory) menyebutkan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent)

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS Dosen : Christian Ramos Kurniawan LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS 4-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Laporan Posisi Keuangan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai SA 0 Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai SA Paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 RESPONS AUDITOR TERHADAP RISIKO YANG TELAH DINILAI (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, dimana dalam proses akuntansi tersebut semua transaksi yang terjadi

Lebih terperinci

EKUITAS PEMEGANG SAHAM Mata Kuliah Akuntansi Keuangan 2

EKUITAS PEMEGANG SAHAM Mata Kuliah Akuntansi Keuangan 2 EKUITAS PEMEGANG SAHAM Mata Kuliah Akuntansi Keuangan 2 PENGANTAR Saham preferen Saham preferen merupakan saham yang memiliki banyak keutamaan dibandingkan dengan saham biasa. Saham preferen biasa disebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan perusahaan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dari suatu

Lebih terperinci

SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG. ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB

SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG. ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB Pengertian Sumber dana jangka panjang merupakan sumber dana yang memiliki jangka waktu panjang yaitu lebih dari 10 tahun. Sumber dana jangka

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan laporan pertanggungjawaban suatu perusahaan pada satu periode tertentu mengenai kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA

AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA BAB 18 AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA Siklus penggajian dan personalia (payroll and personnel cycle) melibatkan pekerjaan dan pembayaran kepada semua karyawan. Penilaian dan pengalokasian biaya

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 0:0: AM STANDAR AUDIT 0 TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT DENGAN KECURANGAN DALAM SUATU AUDIT

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Pernyataan ini sudah direvisi dengan PSAK 1 (revisi 1998) - Penyajian Laporan Keuangan PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK PENDAHULUAN 01 Pernyataan

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Koperasi

Akuntansi Keuangan Koperasi Akuntansi Keuangan Koperasi Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 04/Per/M.KUKM/VII/2012 MENIMBANG : (d). Bahwa Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan Audit Keuangan Hubungan Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit Terinci

Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan Audit Keuangan Hubungan Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit Terinci Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan Audit Keuangan Hubungan Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit Terinci tedi last 09/17 TINJAUAN KONSEPTUAL PERENCANAAN AUDIT Alasan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SPR 0 Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 0 REVIU ATAS INFORMASI KEUANGAN INTERIM YANG DILAKSANAKAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Laporan Keuangan 1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut Kieso (2002 : 3) adalah sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Prinsip manajemen perusahaan mengharuskan agar dalam proses memperoleh maupun menggunakan dana harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan yang bermanfaat bagi para pemakainya.

Lebih terperinci

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit. SA Seksi 722 INFORMASI KEUANGAN INTERIM Sumber : PSA No. 73 PENDAHULUAN 01. Seksi ini memberikan pedoman mengenai sifat, saat, dan lingkup prosedur yang harus diterapkan oleh akuntan publik dalam melakukan

Lebih terperinci

BAGIAN XIII LAPORAN ARUS KAS

BAGIAN XIII LAPORAN ARUS KAS BAGIAN XIII LAPORAN ARUS KAS A. Definisi 01. Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas Bank selama periode tertentu yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan

Lebih terperinci

Tujuan pembelajaran LABA ATAS TRANSAKSI ANTARPERUSAHAAN OBLIGASI

Tujuan pembelajaran LABA ATAS TRANSAKSI ANTARPERUSAHAAN OBLIGASI LABA ATAS TRANSAKSI ANTARPERUSAHAAN OBLIGASI kewajiban entitas pelaporan konsolidasi, Perusahaan umumnya memiliki instrumen utang dari perusahaan afiliasi dan menjustifikasi aktivitas pinjam-meminjam antarperusahaan

Lebih terperinci

CASH and RECEIVABLES

CASH and RECEIVABLES CHAPTER 7 CASH and RECEIVABLES Bab ini membahas mengenai elemen dari Laporan Keuangan, yaitu current assets Cash and Cash Equivalents and Receivables. Untuk kas, kata kuncinya adalah internal kontrol dan

Lebih terperinci

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL SA Seksi 323 PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL Sumber: PSA No. 56 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi sebagai berikut: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki BAB 4 PEMBAHASAN Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS DANA DAN ARUS KAS

ANALISIS DANA DAN ARUS KAS MANAJEMEN KEUANGAN II[TYPE THE COMPANY NAME] ANALISIS DANA DAN ARUS KAS Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 02 EMAIL: rowland dot pasaribu at gmail dot com ANALISIS DANA DAN

Lebih terperinci