III. KERANGKA PEMIKIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.6. LATAR BELAKANG MASALAH. Pada Era Globalisasi sekarang kebutuhan akan asuransi bukan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

VII. FORMULASI STRATEGI

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. lebih lanjut dalam perencanaan dan perumusan strategi bisnis. Jadi akan di jabarkan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pihak luar juga yang memberikan kontribusi untuk perkembangan pariwisata

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field research), yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

ANALISIS. Entrepreneurship Center Universitas Dian Nuswantoro

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

RINGKASAN EKSEKUTIF TESIS

III. METODOLOGI KAJIAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang dari dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :

yang sangat luas dan tidak terbatas pada waktu.

Analisis Strategi Bisnis Malinda Furniture Gallery Pada PT. Andreti Internasional

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada harga minyak mentah dunia pada tahun Pergerakan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Rencana Strategis

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

ANALISA METODE SWOT DAN PERENCANAAN STRATEGI GUNA MENENTUKAN STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN PANEL LISTRIK PADA PT. LAKSANA PANEL

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA

MENUJU TEBO SEJAHTERA (MTS): AMAN, HARMONIS DAN MERATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Perusahaan Profil Perusahaan Gambar 1.1 Ruang Produksi Pioncini

IV. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Perusahaan kontraktor adalah orang atau badan usaha yang menerima

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. diproduksi oleh PT Pertamina (Persero). Pada awalnya produk LPG ini hanya dikemas

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR

IV. METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

DAFTAR ISI. Halaman. DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN...xv

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

DAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Intisari...

DAFTAR IS1

BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS

IV. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN

ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

STRATEGI PEMBERDAYAAN AGRIBISNIS PERDESAAN (Kasus : Desa Tangkil dan Hambalang, Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor)

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata strategos yang berarti kepemimpinan militer. Strategi adalah usaha untuk mencapai tujuan dengan melihat dan memadukan lingkungan internal serta eksternal sehingga menghasilkan rencana, keputusan dan tindakan yang tepat (Yogi et all. 2007). Definisi lain dari strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai (David, 2009). Dengan demikian srategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies) maka perdesaan perlu mencari kompetensi inti yang di dalam bisnis yang dilakukan. 3.1.2. Lingkungan Organisasi Lingkungan tempat organisasi dalam hal ini perdesaan, secara garis besar dibagi dalam dua kelompok yaitu lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal sifatnya berada dalam organisasi. Sedangkan lingkungan eksternal sifatnya berada diluar organisasi. Dengan mengetahui lingkungan internal dan lingkungan eksternal maka dapat dirumuskan bagaimana Strategi Pemberdayaan Agribisnisi Perdesaan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di perdesaan. 3.1.3. Analisis Lingkungan Perdesaan Analisis lingkungan dalam hal ini lingkungan perdesaan bertujuan untuk memantau lingkungan perdesaan dan juga dapat berfungsi sebagai dasar untuk mlakukan pembenahan perdesaan secara gradual bahkan perubahan total dimasa

mendatang. Lingkungan perdesaan mencakup semua faktor yang terdiri dari lingkungan internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi kelangsungan dalam pencapaian tujuan perdesaan. 3.1.3.1. Kerangka Penghidupan Berkelanjutan (Sustainable Livelihoods Framework) Penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihoods) merupakan penggabungan dua kata yang menonjol dalam diskursus maupun wacana pembangunan masyarakat masa kini. Penggabungan ke dua kata di atas menjadi sebuah frase yang kemudian dihembuskan makna yang lebih dalam, harus juga dilihat sebagai praktek pembangunan dalam konteks semantik. Sustainable Livelihoods bermakna gugatan terhadap praktek status quo dalam analisis pembangunan desa dan kemiskinan. Secara etimologis, makna kata livelihood itu meliputi aset atau modal (alam, manusia, finansial, sosial dan fisik), aktifitas di mana akses atas aset dimaksud dimediasi oleh kelembagaan dan relasi sosial) yang secara bersama mendikte hasil yang diperoleh oleh individu maupun keluarga. Kerangka kerja sustainable livelihoods menjelaskan faktor-faktor utama yang mempengaruhi penghidupan masyarakat serta hubungan khusus diantara faktor-faktor tersebut. Kerangka kerja ini bisa digunakan baik untuk merencanakan kegiatan pembangunan baru maupun untuk menilai sumbangan kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan bagi keberlanjutan penghidupan. 3.1.3.2. Analisis Lingkungan Internal Lingkungan internal adalah lingkungan yang dapat dikendalikan oleh perdesaan itu sendiri (Yogi et all. 2007) Lingkungan internal juga merupakan lingkungan organisasi yang berada dalam organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan khusus pada perdesaan. Semua organisasi mempunyai kekuatan dan kelemahan yang semua itu harus dianalisis. Keadaan

internal perdesaaan juga banyak aspeknya yang tidak mungkin dianalisis semuanya, sehingga yang perlu dianalisis adalah aspek kunci saja. Analisis lingkungan internal perdesaan di Desa Tangkil dan Hambalang menggunakan pendekatan Kerangka Penghidupan Berkelanjutan yang diterjemahkan dari bahasa Inggris Sustainable Livelihoods (SL). Kerangka SL mengungkap lima jenis modal yang harus dimiliki sehingga seseorang atau suatu wilayah bisa terhindar dari kemiskinan. Keluaran (Output) yang diharapakan dari kerangka SL ini adalah (1) pendapatan masyarakat menjadi lebih baik, (2) kesejahteraan meningkat, (3) kerentanan berkurang, (4) ketahanan pangan meningkat, dan (5) pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan. Kelima aset modal dalam kerangka SL tersebut mencakup hal-hal berikut yang terdapat pada Gambar 1. MODAL MATA PENCAHARIAN Permintaan Efektif Pasar / Non-Pasar Fisik, Sosial, SDA, SDM, Keuangan Strategi Mata Pencaharian Aktivitas Keluaran Keluaran Mata Pencaharian KONTEKS KERENTANAN KEJUTAN, TREN MUSIMAN Lembaga dan Kebijakan Pasar Hak Akses Daya Pelayanan Gambar 1. Kerangka Penghidupan Berkelanjutan Sumber: www.dfid.gov.uk

1. Sumber Daya Manusia (Human Asset) Sumber Daya manusia atau (human asset) mencakup keterampilan, pengetahuan, kemampuan untuk bekerja keras, serta kesehatan jasmani yang seluruhnya memungkinkan untuk menerapkan berbagai macam strategi mata pencaharian untuk mencapai sasaran kehidupannya. Modal manusia merupakan jenis modal yang paling terpengaruh oleh kebijakandan program pemerintah. investasi sumber daya manusia melalui pendidikan, pelatihan, dan pelayanan kesehatan. Jika investasi tidak pernahdilakukan atau investasi tidak tepat, akan menimbulkan masalah serius. Pendidikan selain berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, juga berfungsi untuk menyiapkan masyarakat desa dalam menghadapi perubahan yang akan terjadi sebagai konsekuensi dari adanya pembangunan di desa tersebut. Hal ini sangatlah penting, mengingat adanya pembangunan akan berpotensi atau dapat menyebabkan terjadinya perombakan sosial-kultural dalam masyarakat. Jika masyarakat tidak siap, pembangunan justru dapat menyebabkan terjadinya proses yang tidak terkendali, misalnya semakin merebaknya budaya konsumtif di masyarakat. Peningkatan SDM petani dan pertanian sangat erat kaitannya dengan upaya pemberdayaan masyarakat perdesaan (community empowerment). 2. Keuangan (Financial Asset) Kondisi keuangan merupakan suatu ukuran yang sering kali dipertimbangkan dalam menentukan posisi persaingan sebuah usaha dan sebagai daya tarik investor secara keseluruhan. Penetapan kekuatan dan kelemahan finansial sebuah organisasi penting sekali untuk memformulasikan strategi secara efektif. Keuangan perdesaan berfungsi sebagai penyediaan sejumlah layanan keuangan seperti tabungan, kredit pinjaman, pembayaran-pembayaran dan asuransi- kepada perorangan, rumah tangga dan badan usaha, baik pertanian maupun non-pertanian, di daerah perdesaan, dan secara berkelanjutan. Keuangan perdesaan tidak hanya diperuntukkan bagi kaum miskin. Layanan ini lebih ditawarkan kepada semua orang di semua tingkat pendapatan.

Berbagai organisasi telah bekerja di daerah perdesaan untuk mengurangi kemiskinan dan menyediakan akses atas berbagai bentuk layanan keuangan. Banyak tantangan yang dihadapi oleh lembaga-lembaga keuangan perdesaan yang muncul dari kegiatan pinjaman untuk kegiatan berbasis pertanian. Tantangan-tantangan yang spesifik pada sektor ini mencakup: biaya transaksi yang tinggi baik untuk peminjam maupun pemberi pinjaman, berbagai musim yang berpotensi mempengaruhi nasabah maupun lembaga, kurangnya informasi yang terpercaya tentang para peminjam. 3. Infrastruktur Perdesaan (Phisycal Asset) Modal fisik, meliputi infrastruktur dasar seperti jalan raya dan transportasi, pasar/tempat berjualan, bangunan irigasi, perumahan, dan sebagainya. Untuk daerah pertanian, prasarana irigasi menjadi hal yang sangat penting karena mampu meningkatkan hasil pertanian mereka. Masyarakat miskin menjadi sangat rentan bila kondisi prasarana fisik mereka menurun karena mereka tidak memiliki pilihan untuk beralih ketempat lain atau membeli kebutuhan dasar dari sumber-sumber alternatif 4. Sumber Daya Alam (Natural Asset) Modal alam yakni sumber daya alam yang ada di sekitar masyarakat dan berguna bagi kehidupan, seperti lahan pertanian, hutan, kualitas air tanah, hasil tambang, pantai dan sungai, dan sumber daya lainnya yang disediakan oleh alam. Tidak bisa dimungkiri bahwa sumber daya alam rentan terhadap perusakan. Tanah pertanian yang diusahakan secara intensif dan terus-menerus selama berpuluh-puluh tahun akan mengalamipenurunan kesuburan. Masyarakat di perdesaan juga menyadari bahwa penurunan kualitas dan jumlah sumber daya alam, seperti hutan dan laut terjadi karena eksploitasi alam yang terus-menerus. 5. Modal Sosial (Social Asset) Modal sosial seperti; peraturan yang ada di masyarakat setempat, kelembagaan sosial, kepercayaan diri, potensi konflik dan lain sebagainya.

Rendahnya modal sosial menyebabkan rentannya kaum miskin melakukan urbanisasi ke daerah perkotaan. 3.1.3.3. Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal adalah suatu proses yang digunakan para perencana strategi untuk memantau faktor lingkungan eksternal dalam menentukan peluang dan ancaman terhadap perdesaan. Dengan demikian perdesaan dapat memanfaatkan peluang dengan cara yang paling efektif dan dapat menangani ancaman dari luar. Tujuan analisis lingkungan eksternal adalah untuk mengembangkan daftar peluang yang dapat dimanfaatkan dan daftar ancaman yang harus dihindari perdesaan. Faktor eksternal perdesaan merupakan faktor faktor lingkungan di luar perdesaan yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi semua tindakan masyarakat perdesaan atau semua pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Lingkungan eksternal perdesaan terdiri atas faktor ekonomi, sosial budaya, demografi dan lingkungan, politik dan kebijakan pemerintah, serta teknologi. 1. Ekonomi Keadaan ekonomi suatu daerah akan mempengaruhi kemampuan ekonomi masyarakat perdesaan. Faktor ekonomi mengacu pada sifat, cara dan arah dari perekonomian dimana suatu perdesaan akan atau sedang berkompetisi. 2. Politik dan Kebijakan Pemerintah Arah dan stabilitas dari faktor politik merupakan pertimbangan utama dalam memformulasikan strategi pengembangan perdesaan. Kendala-kendala politik diberlakukan terhadap perdesaan melalui kebijakan pemerintah, program-program pemerintah baik secara nasoanal maupun kedaerahan, keputusan perdagangan yang wajar, program perpajakan, perundangan gaji minimum, kebijakan polusi dan penetapan harga, batasan administratif serta banyak tindakan lain yang bertujuan

untuk melindungi karyawan, konsumen, masyarakat umum dan lingkungan. Kebijakan pemerintah dalam hubungannya dengan perdesaan dapat berubah sewaktuwaktu sehingga tindakan pemerintah dapat mempengaruhi pilihan strategi usaha. 3. Teknologi Untuk meningkatkan inovasi maka harus disadari akan perubahan teknologi yang dapat mempengaruhi kegiatan perekonomian di perdesaan. Perkembangan teknologi mendorong pada perkembangan teknik produksi suatu produk, terutama produk pertanian. Teknik budidaya merupakan bagian dari kegiatan agribisnis yang harus berorientasi pada pasar. Artinya teknik budidaya dilakukan berdasarkan pada kualitas yang diinginkan oleh pihak konsumen sehingga produk tersebut dapat dipasarkan dengan baik. Sehingga teknik budidaya harus mempunyai daya saing dan teknologi yang unggul. 4. Demografi Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu. 5. Sosial, Budaya, dan Lingkungan Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi suatu perdesaan mencakup keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang dan gaya hidup dari orang-orang di lingkungan sekitar perdesaan. Faktor-faktor ini biasanya dikembangkan dari kondisi kultural, ekologis, pendidikan dan kondisi etnis. Seandainya faktor sosial berubah maka permintaan untuk berbagai produk dan aktivitas juga turut mengalami perubahan. Para pelaku ekonomi perdesaan juga harus dapat memperhatikan tentang hal-hal yang menyangkut faktor demografi diantaranya adalah ukuran populasi,

distribusi geografi, pencampuran etnis serta distribusi pendapatan. Melihat dinamisnya perubahan yang global mengikuti trend, bukan hanya secara domestik. 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Proses penentuan Strategi Pemberdayaan Agribisnisi Perdesaan diawali dengan melihat program serta visi misi dari tingkat kabupaten, kecamatan, hingga visi misi di kedua desa. Lalu penelitian ini dilakukan dengan melihat gambaran umum perekonomian, karakteristik masyarakat serta kegiatan agribisnis dan permasalahannya di Desa Tangkil dan Hambalang, Kemudian peneliti mengidentifikasi potensi di kedua desa. Setelah itu mengidentifikasikan faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi perkembangan agribisnis di Desa Tangkil dan Hambalang. Pada tahap ini dilakukan analisis faktor internal dan eksternal agar dapat menggali potensi sektor pertanian, untuk meningkatkan kinerja dan daya saingnya. Analisis lingkungan internal di kedua desa berguna untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dalam sektor agribisnis. Sedangkan analisis eksternalnya berguna untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh kedua desa. Pengidentifikasian ini menggunakana pendekatan Kerangka Penghidupan Berkelanjutan (Sustainable Livelihoods (SL) Framework) dilanjutkan dengan memilih faktor strategis bagi Desa Tangkil dan Hambalang didalam bentuk matriks IFE (Internal Factor Evaluation) yang sebelumnya dilakukan analisis S-W (Strength- Weakness) dan EFE (External Factor Evaluation) yang sebelumnya dilakukan analisis O-T (Opportunity-Threat). Pengidentifikasian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kekuatan yang dimiliki lebih besar dari kelemahan atau sebaliknya dan apakah potensi perdesaan terutama sektor agribisnis yang dimiliki oleh kedua desa mampu memanfaatkan peluang untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. Lalu dari hasil matriks IFE dan EFE dilakukan penentuan alternatif strategi dengan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Penentuan alternatif strategi ini terdiri dari empat alternatif strategi yaitu strategi penyesuaian kekuatan dan peluang, strategi penyesuaian kelemahan dan peluang, strategi penyesuaian

kekuatan dan ancaman, serta strategi penyesuaian kelemahan dan ancaman. Keempat alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks akan dipilih strategi yang terbaik untuk dapat diterapkan dalam pemberdayaan ekonomi perdesaan dengan analisis yang lebih objektif dengan intuisi yang baik dalam matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) dengan alat analisis ini nantinya dapat diketahui prioritas strategi yang akan diterapkan di kedua desa tersebut dilihat dari nilai/skor totalnya (Weighted Actractiveness Score/WAS). Hasil matriks QSPM di Desa Tangkil dan Hambalang akan diperlihatkan dari perolehan skor. Skor yang tertinggi menunjukkan bahwa altermatif strategi tersebut penting sebagai prioritas utama untuk diterapkan dan perolehan skor terendah menunjukkan bahwa alternatif strategi tersebut merupakan prioritas terakhir yang dipilih untuk dilaksanakan oleh sektor pemberdayaan ekonomi di kedua desa. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Program serta visi misi dari tingkat kabupaten, kecamatan dan visi misi di kedua desa Pengumpulan data mengenai kegiatan perekonomian dan permasalahannya di Desa Tangkil dan Hambalang Identifikasi potensi dan model pemberdayaan agribisnis di kedua desa Analisis Lingkungan Perdesaan Pendekatan Sustainable Livelihoods (SL) Framework Faktor Internal dengan Matriks IFE/ Analisis S-W Formulasi Strategi Faktor Eksternal dengan Matriks EFE/ Analisis O-T Matriks SWOT Pemilihan Strategi Terbaik Untuk Pemberdayaan Agribisnis Perdesaan Matriks QSPM Rekomendasi Strategi Pemberdayaan Agribisnis Perdesaan Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian