BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. akan diteliti. Uraian teori dalam bab II ini mengenai teori tentang Motivasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Motivasi Belajar dalam Bidang Bimbingan Belajar. menyangkut pada layanan bimbingan dan konseling pada bimbingan

BAB II KAJIAN TEORI Motivasi Belajar Pengertian Motivasi Belajar. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori motivasi yang diungkapkan oleh McClelland dan Atkinson (dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan PTK ini dilakukan di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo.

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan,

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

II TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa :

mendapatkan penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebijaksanaan.

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BABII TINJAUAN PUSTAKA. efektif bagi anggota kelompok dalam mengembangkan aspek-aspek positif

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dibangkitkan, dipertahankan dan selalu dikontrol baik oleh siswa itu sendiri, guru

II. TINJAUAN PUSTAKA. tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai kebutuhan sangat dirasakan

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Meningkatkan optimisme siswa menguasai materi pelajaran matematika di Kelas

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. diberikan gambaran umum mengenai bidang-bidang bimbingan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Siswa Sekolah Menengah Pertama merupakan tahap anak berada pada masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinis (SPMKK) bagi perawat dan

BAB II KAJIAN TEORI. sekolah, yang memberikan kewenangan penuh kepada sekolah dan guru

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUATAKA. tujuan (Mc. Donald dalam Sardiman A.M, 2001:73-74). Menurut Mc. Donald. motivasi mengandung 3 elemen penting, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Pemahaman Matematis. pemahamannya melalui tes. Sedangkan pemahaman (understanding)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi

II. KERANGKA TEORETIS. kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II LANDASAN TEORI. Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu. batasan lain apabila dibandingkan dengan ahli lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

BAB II KAJIAN TEORI. mesin gasoline tersebut, kalau bahan bakarnya tidak ada. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang kurang, tetapi karena tidak adanya motivasi belajar, sehingga ia tidak berusaha untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu serta memajukan daya pikir manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

KONSELING KELOMPOK.

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Guru Meningkatkan Motivasi Ekstrinsik Menghafal Juz Amma. SD Islam Miftahul Huda Plosokandang Tulungagung

BAB II KAJIAN TEORI. dan berbuat. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang. tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan

TINJAUAN PUSTAKA. akan terlihat dalam seluruh aspek tingkah laku. Slameto (2003 : 2) mendefinisikan belajar adalah suatu proses usaha yang

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan hak setiap individu untuk menentukan sikap, pemikiran dan emosi

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Hakekat Motivasi Belajar. a. Pengertian Motivasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah elemen penting dalam menciptakan manusia-manusia yang

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelekatan. melekat pada diri individu meskipun figur lekatnya itu tidak tampak secara fisik.

BAB II LANDASAN TEORI

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

BAB II KAJIAN TEORI. A. Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT)

BAB II KAJIAN TEORITIS. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya yang penggerak dari dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. berpikir positif. Adapun penjabaran dan hubungan dari masing-masing

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Hasil Pra Bimbingan Kelompok

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin kompleks. Kondisi tersebut akan membawa dampak luas dan bervariasinya

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Motivasi Belajar Siswa SMA Kelas XI pada Setiap Indikator Motivasi Belajar

I. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar

BAB I PENDAHULUAN. Individu pada usia remaja di sekolah adalah sebagai individu yang sedang

Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa

BAB II LANDASAN TEORI. potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice)

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB I PENDAHULUAN. Belajar sebagai proses perubahan tingkah laku. Dengan belajar orang akan

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Tinjauan Tentang Perhatian Orang Tua. a. Pengertian Perhatian Orang Tua

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran akan kepedulian adalah suatu keadaan ketika seseorang merasa, mengetahui dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam perkembangannya memiliki suatu tugas berupa tugas. perkembangan yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dukungan keluarga menurut Friedman (2010) adalah sikap, tindakan penerimaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui Bimbingan kelompok pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tanjungbintang

KORELASI SIKAP PERCAYA DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR. Sukarman Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Mataram.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri individu

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TUGAS PADA SISWA KELAS V SDN 5 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Motivasi orangtua di Madin Darul Aiman Celep Sidoarjo

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kecerdasan Interpersonal

BAB I PENDAHULUAN. Maksudnya bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, tinjauan pustaka berisi komponen self esteem (harga diri) dan konseling kelompok, yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam menumbuhkan motivasi, minat, dan disiplin siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang karena konsep diri merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Abdul Aziz SMP Negeri 2 Kota Tegal, Jawa Tengah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan bahwa proses yang dilakukan guru dan siswa merupakan kunci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Kedisiplinan sangat penting diterapkan dalam lembaga pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar Dalam Bimbingan Belajar 1. Bidang Bimbingan Belajar Kegiatan bimbingan dan konseling secara keseluruhan mencakup empat bidang yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier. Penelitian ini membahas motivasi belajar siswa yang menyangkut pada layanan bimbingan dan konseling pada bimbingan belajar. Bimbingan belajar adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk dapat membentuk kebiasaan belajar yang baik, mengembangkan rasa ingin tahu dan menumbuhkan motivasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Pelayanan bimbingan belajar di SMP bertujuan membantu siswa mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri. Sikap dan kebiasaan yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan, sesuai dengan program belajar di SMP dalam rangka menyiapkan melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi dan berperan serta dalam kehidupan masyarakat. Menurut Prayitno (1997:67) Bidang ini merinci menjadi materi pokok sebagai berikut:

11 a. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam mencari informasi dari berbagai sumber, dalam bersikap terhadap guru dan staf yang terkait, mengerjakan tugas, dan mengembangkan keterampilan, serta dalam menjalani program penilaian, perbaikan, dan pengayaan. b. Menumbuhkan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok. c. Mengembangkan penguasaan materi program belajar di SMP. d. Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya di lingkungan sekolah atau alam sekitar untuk pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan diri. e. Orientasi belajar disekolah menengah, baik umum maupun kejuruan. Materi pokok dalam bimbingan belajar diatas adalah materi yang harus dicapai dalam rangka menyiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi dan berperan serta dalam kehidupan masyarakat. Motivasi dalam belajar sangat dibutuhkan peserta didik untuk mencapai materi pokok diatas dengan baik. 2. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi dan Belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi yang ada pada individu ditimbulkan oleh dua faktor yaitu faktor dari luar (eksterinsik) maupun faktor dari dalam diri individu (interinsik). Dengan adanya motivasi individu akan lebih terarah baik itu dalam bertindak dan berbuat sesuai dengan tujuan yang akan ia capai. Menurut Suryabrata (Djaali,2006:101) Motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. Menurut McDonald (Bahri 2002:114) Menyatakan bahwa motivasi belajar adalah perubahan tenaga dari dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam mencapai tujuan dimana di dalamnya merupakan bagian dari belajar. Dorongan yang timbul untuk mencapai seseuatu yang diinginkan diperoleh dari proses belajar.

12 Sedangkan menurut Mc.Donald (Sardiman,2012) yang mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan. Dari pernyataan yang dikemukakan Donald ini mengandung tiga elemen penting: 1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. 2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa feeling, afeksi seseorang. 3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan, jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakn respon dari suatu aksi yakni tujuan. Dari ketiga elemen diatas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan meneyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, untuk kemudian melakukan sesuatu. Semua itu didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan. Menurut Uno (2006:23) motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan tertentu. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor instrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktifitas belajar yang lebih giat dan semangat.

13 Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswasiswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung Uno (2006:23). Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Unsur yang mendukung dalam motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut Uno (2006:23): a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil. b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan. d. Adanya penghargaan dalam belajar. e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik. 3. Fungsi Motivasi Belajar Motivasi belajar memiliki peranan yang sangat penting dalam proses belajar. Semakin tepatnya motivasi yang kita berikan maka akan berhasil pula belajar siswa tersebut. Berikut ini adalah fungsi motivasi belajar menurut Sardiman (2012:85) : 1. Mendorong manusia untuk berbuat, motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi. Seorang siswa melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik pula. Dengan kata lain bahwa adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya

14 motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Sedangkan Fungsi motivasi belajar menurut Bahri (2002:123) adalah : a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya siswa ambil dalam rangka belajar b. Motivasi sebagai pengarah artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan c. Motivasi sebagai penggerak perbuatan artinya menggerakkan tingkah laku seseorang, kuat atau lemahanya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu pekerjaan. Berdasarkan pernyataan diatas maka harus dilakukan suatu upaya untuk memberikan dorongan, arahan, penggerak perbuatan agar siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi, sehingga siswa mendapatkan hasil belajar yang optimal. 4. Prinsip Prinsip Motivasi Belajar Motivasi memiliki peranan yang penting dalam kegiatan belajar seseorang. Menurut Bahri (2002:118-121) ada beberapa prinsip dalam motivasi belajar yaitu: a. motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar. b. motivasi intrinsik lebih utama dari pada motivasi ekstrinsik dalam belajar. c. motivasi berupa pujian lebih baik dari pada hukuman. d. motivasi berhubungan erat dengan keutuhan dalam belajar. e. motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar. f. motivasi melahirkan prestasi dalam belajar. Dari prinsip-prinsip motivasi diatas dapat dilihat bahwa motivasi sangat menentukan dalam proses belajar, dimana motivasi yang tinggi mampu

15 menggerakkan, memupuk rasa optimisme dalam belajar, memberikan arahan untuk tujuan yang akan ia capai, dan melahirkan prestasi dalam belajar 5. Jenis Jenis Motivasi Belajar Motivasi belajar yang ada pada setiap siswa dalam melakukan setiap kegiatan berbeda satu sama lain. Selain itu, dalam melakukan suatu kegiatan, seseorang siswa dapat mempunyai motivasi lebih dari satu macam motivasi dalam belajarnya, karena motivasi terdiri dari berbagai macam. Menurut Sardiman (2012:89) macam-macam motivasi belajar adalah: a. Motivasi intrinsik Motivasi intrinsik, yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. b. Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik, yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya adanya perangsang dari luar. Macam-macam motivasi yang telah disebutkan diatas untuk mencapai apa yang menjadi tujuan memenuhi kebutuhan dengan adanya dorongan baik dari luar maupun dari dalam. Dengan adanya motivasi siswa dapat mengembangkan aktifitas dan intensitas, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam kegiatan belajar, yang terutama adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri. 6. Peranan Motivasi Dalam Belajar Dan Pembelajaran Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Menurut Uno (2006:27) peran motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain :

16 a. Peran Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seseorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. Sebagai contoh, seorang anak memecahkan materi matematika dengan bantuan tabel logaritma. Tanpa bantuan tabel tersebut, anak tidak dapat menyelesaikan tugas metematika. Dalam kaitan ini, anak berusaha mencari buku matematika. Upaya untuk mencari tabel matematika merupakan peran motivasi yang dapat menimbulkan penguatan belajar b. Peran Motivasi dalam Memperjelas Tujuan belajar Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak. Sebagai contoh, anak yang termotivasi belajar elektronik kerena tujuan belajar elektronik itu dapat melahirkan kemampuan anak dalam bidang elektronik. Dalam suatu kesempatan misalnya, anak tersebut diminta membetulkan radio yang rusak, dan berkat pengalamannya dari bidang elektronik, maka radio tersebut manjadi baik setelah diperbaikinya. Dengan pengalaman itu, anak makin hari makin termotivasi untuk belajar, karena sedikit anak sudah mengetahui makna dari belajar itu. c. Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal ini, motivasi belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya, apabila seseorang kurang atau tidak memeiliki motivasi untuk belajar, maka dia tidak tahan lama belajar. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan hal yang lain dan bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar. 7. Bentuk-Bentuk Motivasi Dalam Belajar Motivasi belajar siswa dapat tumbuh dari dalam diri dan juga dari luar diri. Menurut Bahri(2002:124-134) terdapat beberapa bentuk untuk meningkatkan motivasi belajar siswa antara lain sebagai berikut, seperti; memberi angka, hadiah, saingan/kompetisi, ego-involvemnt, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan yang diakui. Dari beberapa bentuk yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar, maka dapat diambil beberapa bentuk diatas seperti:

17 a. Saingan atau kompetisi Persaingan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, baik persaingan kelompok maupun individu. b. Ego-involvemnt Siswa akan berusaha dengan baik untuk menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggan dan harga diri. c. Pujian Pujian harus diberikan secara tepat kepada siswa. Dengan pujian diharapkan siswa dapat lebih termotivasi untuk belajar. d. Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar merupakan sesuatu yang disengaja oleh siswa untuk belajar. Ini berarti siswa benar-benar termotivasi untuk belajar. e. Minat Minat dapat dibangkitkan dengan cara membangkitkan suatu kebutuhan dan memberi kesempatan untuk siswa mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. f. Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa merupakan alat motivasi yang penting. Dari beberapa bentuk atau cara-cara untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar diatas dapat digunakan dalam layanan bimbingan kelompok,dengan menggabungkan cara-cara diatas maka bimbingan kelompok yang digunakan dapat semakin membantu siswa dalam merangsang siswa untuk lebih termotivasi dalam belajar. Dengan kompetisi yang ditimbulkan dalam proses bimbingan ini diharapkan dapat memicu timbulkan rasa persaingan yang sehat, kemudian dengan pujian diharapkan siswa akan menguatkan hal positif yang ia lakukan, dengan ego-involvement siswa akan menjaga harga dirinya karena itu sebagai simbol kebanggaanya menjadi sesuatu yang lebih baik, dan tujuannya yang diakui akan mengarahkan siswa untuk membangkitkan minatnya akan sesuatu sehingga timbul hasrat untuk belajar.

18 8. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Motivasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam (motivasi intrinsik) maupun faktor dari luar (motivasi ekstrinsik). Menurut Hakim (1992:30) yang termasuk motivasi intrinsik antara lain: 1. Memahami manfaat yang dapat diperoleh dari setiap pelajaran. 2. Memilih bidang studi yang paling disenangi dan paling sesuai dengan minat. 3. Memilih jurusan bidang studi sesuai dengan bakat dan pengetahuan. 4. Memilih bidang studi yang paling menunjang masa depan. Motivasi belajar juga dipengaruhi oleh motivasi ekstrinsik. Sebab, motivasi belajar siswa akan semakin kuat jika siswa memiliki motivasi ekstrinsik di samping motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik menurut Hakim (1992:30) sebagai berikut: 1. Keinginan mendapat nilai ujian yang baik. 2. Keinginan menjadi juara kelas atau juara umum. 3. Keinginan naik kelas atau lulus ujian. 4. Keinginan menjaga harga diri atau gengsi, misalnya ingin diaanggap sebagai orang pandai. 5. Keinginan untuk menang bersaing dengan orang lain. 6. Keinginan menjadi siswa teladan. 7. Keinginan untuk dapat memenuhi persyaratan dalam memasuki pendidikan lanjutan. 8. Keinginan untuk menjadi sarjana. 9. Keinginan untuk dikagumi sebagai orang yang berprestasi. 10. Keinginan untuk menutup diri atau mengimbangi kekurangan tertentu yang ada dalam diri sendiri. Misalnya, menderita cacat, miskin atau berwajah jelek dapat ditutupi atau dimbangi dengan pencapaian prestasi. 11. Keinginan untuk melaksanakan anjuran atau dorongan dari orang lain seperti orang tua, kakak, teman akrab, guru dan orang lain yang disegani serta mempunyai hubungan erat. Menurut Prayitno (1995a:178) bimbingan kelompok merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinimika kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, member saran, dan lain-lain sebagainya. Apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya.

19 Berdasarkan uraian diatas, layanan bimbingan kelompok akan dapat membantu siswa dalam bertukar informasi siswa memperoleh motivasi atau dorongan baik dari luar, atau dalam hal ini kesadaran pribadi. Selain itu pula dengan kegiatan bimbingan kelompok siswa dapat lebih interaktif sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar. Maka peneliti menyimpulkan bahwa motivasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor, baik dari dalam (motivasi instrinsik) maupun faktor dari luar (ekstrinsik). Motivasi belajar baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat berguna dalam kegiatan belajar. Motif intrinsik dalam belajar menjadi kuat jika diiringi dengan motif ekstrinsik. B. Bimbingan Kelompok 1. Pengertian Bimbingan Kelompok Bimbingan adalah proses membantu orang perorang dalam memahami dirinya sendiri dan lingkungannya, selanjutnya dinyatakan bahwa kelompok terbentuk melalui berkumpulnya sejumlah orang.(wingkel,2004:71) Bimbingan kelompok diartikan sebagai upaya untuk membimbing kelompok-kelompok siswa agar kelompok itu menjadi besar, kuat, dan mandiri, dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan dalan bimbingan dan konseling.(prayitno,1995b:61) Dari penjelasan diatas bimbingan kelompok dapat diartikan suatu proses untuk mencegah timbulnya suatu masalah dan bertukar informasi serta membantu individu dalam mengambil keputusan yang tepat yang di laksanakan dalam kegiatan kelompok. bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Prayitno juga mengatakan kelompok yang besarnya sedang terdiri atas 4-8 orang, sehingga mudah dikendalikan dalam suasana dinamika kelompok.(prayitno,2004:309).

20 Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bimbingan kelompok adalah upaya pemberian bantuan kepada siswa melalui kelompok dengan bertukar informasi serta membantu individu dalam mengambil keputusan yang tepat, dan juga membatu siswa untuk mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya. Bimbingan kelompok yang besarnya sedang dengan anggota yang terdiri dari 4 8 orang sehingga mudah dikendalikan 2. Tujuan Bimbingan Kelompok Kesuksesan bimbingan kelompok sangat dipengaruhi oleh sejauhmana keberhasilan tujuan yang akan dicapai dalam bimbingan kelompok yang diselenggarakan. Adapun tujuan bimbingan kelompok yaitu : 1. Mampu berbicara di depan orang banyak. 2. Mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan dan lain sebagainya kepada orang banyak. 3. Belajar menghargai pendapat orang lain. 4. Bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya. 5. Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi (gejolak kejiwaan yang bersifat negatif). 6. Dapat bertenggang rasa. 7. Menjadi akrab satu sama lainnya. 8. Membahas masalah atau topik-topik umum yang dirasakan atau menjadi kepentingan bersama (Prayitno,1995b:178-179). Dari pendapat diatas dapat disimpulkan layanan bimbingan kelompok merupakan media pengembangan diri untuk dapat berlatih berbicara, menanggapi, memberi dan menerima pendapat orang lain, serta dapat mengembangkan potensi diri serta dapat meningkatkan rasa percaya diri. 3. Asas-Asas Bimbingan Kelompok Dalam Pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok terdapat asas-asas yang diperlukan untuk memperlancar kegiatan bimbingan kelompok sehingga mencapai tujuan yang diharapkan.asas-asas tersebut yakni :

21 1. Asas Kerahasiaan yaitu para anggota harus menyimpan dan merahasiakan informasi apa yang dibahas dalam kelompok, terutama hal-hal yang tidak layak diketahui orang lain. 2. Asas Keterbukaan yaitu para anggota bebas dan terbuka mengemukakan pendapat, ide, saran, tentang apa saja yang yang dirasakan dan dipikirkannya tanpa adanya rasa malu dan ragu-ragu. 3. Asas Kesukarelaan yaitu semua anggota dapat menampilkan diri secara spontan tanpa malu atau dipaksa oleh teman lain atu pemimpin kelompok. 4. Asas Kenormatifan yaitu semua yang dibicarakan dalam kelompok tidak boleh bertentangan dengan norma-norma dan kebiasaan yang berlaku. 5. Asas kegiatan yaitu partisipasi semua anggota kelompok dalam mengemukakan pendapat sehingga cepat tercapainya tujuan bimbingan kelompok.(prayitno, 1995a: 179). Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bimbingan kelompok terdapat asasasas yang diperlukan untuk memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan kegiatan bimbingan kelompok sehingga mencapai tujuan yang diharapkan. Dimana setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam kegiatan, bersikap terbuka dan sukarela dalam mengemukakan pendapat, menjunjung tinggi kerahasiaan tentang yang dibicarakan dalam kelompok, dan bertindak sesuai dengan aturan yang telah disepakati. 4. Komponen Bimbingan Kelompok Bimbingan adalah proses membantu orang perorang dalam memahami dirinya sendiri dan lingkungannya, selanjutnya dinyatakan bahwa kelompok berarti kumpulan dua orang atau lebih.(wingkel,2004:71) a. Peran Pemimpin Kelompok Pemimpin kelompok merupakan pengatur lalu lintas, agar didalam kegiatan bimbingan kelompok dapat berjalan dengan lancar. Pemimpin kelompok harus mampu membaca suasana dalam kelompoknya, mampu mengarahkan pembicaraan dan mampu memberikan tanggapan kepada

22 kelompoknya dan paling penting mampu menciptakan suasana yang harmonis dan saling terbuka dalam kelompok tersebut. b. Peran Anggota Kelompok Di dalam suatu bimbingan kelompok tentunya harus ada kesukarelaan para anggotanya dalam mengikuti bimbingan tersebut, terjalinnya kebersamaan, rasa saling melengkapi atau membantu dalam mengatasi masalah anggota lainnya. Rasa saling menghargai harus terus dijaga dalam kelompok dan mampu bersikap terbuka dan mampu menjalankan asas-asas bimbingan kelompok tersebut. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan di dalam bimbingan kelompok peran pemimpin dan anggota kelompok sangatlah penting. Pemimpin kelompok harus mampu membaca suasana dalam kegiatan bimbingan kelompok yang di dilakukan, serta anggota kelompok membantu dalam mengatasi masalah anggota lainnya. 5. Dinamika Kelompok Dalam kegiatan bimbingan kelompok dinamika kelompok ditumbuh kembangkan, karena dinamika kelompok adalah hubungan interpersonal yang ditandai dengan semangat, kerjasama antar anggota kelompok, saling berbagi pengetahuan, pengalaman dan mencapai tujuan kelompok. Hubungan yang interpersonal inilah yang nantinya akan mewujudkan rasa kebersamaan diantara anggota kelompok, menyatukan kelompok untuk dapat lebih menerima satu sama lain, lebih saling mendukung dan cenderung untuk membentuk hubungan yang berarti dan bermakna didalam kelompok.

23 Dinamika kelompok merupakan jiwa yang menghidupkan dan menghidupi suatu kelompok. Dinamika kelompok merupakan sinergi dari semua faktor yang ada dalam suatu kelompok; artinya merupakan pengerahan secara serentak semua faktor yang dapat digerakkan dalam kelompok itu. Dengan demikian dinamika kelompok merupakan jiwa yang menghidupkan dan menghidupi suatu kelompok.(prayitno,1995b:23) Dari pendapat diatas dapat disimpulkan dinamika kelompok akan terwujud dengan baik apabila kelompok tersebut benar-benar hidup, mengarah kepada tujuan yang ingin dicapai dan membuahkan manfaat bagi masing-masing anggota kelompok juga sangat ditentukan oleh peranan anggota kelompok. Di dalam penelitian ini, dinamika kelompok dimanfaatkan untuk meningkatkan motivasi belajar yang dialami beberapa siswa sebagai anggota kelompok. Melalui dinamika kelompok yang berkembang, masing-masing anggota kelompok akan menyumbang baik langsung maupun tidak langsung dalam peningkatan motivasi belajar siswa. 6. Materi Layanan Bimbingan Kelompok Materi umum yang dapat dibahas dalam bimbingan kelompok yaitu mencakup: a) Pemahaman dan pemantapan kehidupan keberagaman, dan hidup sehat. b) Pemahaman penerimaan diri sendiri dan orang lain sebagaimana adanya. c) Pemahaman tentang emosi, prasangka, konflik, dan peristiwa yang terjadi di masyarakat, serta pengendaliannya / pemecahannya. d) Pengaturan dan penggunaan waktu secara efektif. e) Pemahaman tentang adanya berbagai alternatif pengambilan keputusan dan berbagai konsekuensinya. f) Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar. g) Pengembangan hubungan sosial yang efektif. h) Pemahaman tentang dunia kerja. i) Pemahaman tentang pilihan dan persiapan memasuki jurusan dan pendidikan lanjut. j) Pemahaman tentang hubungan muda-mudi dan kehidupan berkeluarga.(prayitno,1995:187)

24 Materi layanan bimbingan kelompok dalam bidang bimbingan belajar diantaranya : a) Motivasi dan tujuan belajar dan latihan b) Sikap dan kebiasaan belajar c) Pengembangan keterampilan teknis belajar d) Kegiatan disiplin belajar serta berlatih secara efektif,efisien, dan produktif e) Penguasaan materi pelajaran dan latihan / keterampilan f) Pengenalan dan pemanfaatan kondisi fisik,sosisal, dan budaya disekolah dan lingkungan sekitar.(prayitno,1995:189) Dari pernyataan diatas banyak sekali materi-materi yang terdapat dalam bimbingan kelompok. Materi yang dipilih dalam kegiatan bimbingan kelompok sebaikanya disepakati untuk dibahas dalam kegiatan bimbingan kelompok. Agar kegiatan bimbingan kelompok tidak melebar ke permasalahan yang lain. 7. Tahapan-Tahapan Pelaksanaan Bimbingan Kelompok Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok terdapat 4 tahap. Yaitu : tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan, dan tahap pengakhiran. Tahapan-Tahapan yang terdapat dalam bimbingan kelompok menurut Prayitno(1995b:44-60) yaitu : a. Tahap Pembentukan Tahap pembukaan merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap memasukkan diri kedalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan masing-masing anggota. Pemimpin kelompok menjelaskan cara-cara dan asas-asas kegiatan bimbingan kelompok. Selanjutnya pemimpin kelompok mengadakan permainan untuk mengakrabkan masing-masing anggota sehingga menunjukkan sikap hangat, tulus dan penuh empati.

25 TAHAP 1 PEMBENTUKAN Tema : 1. Pengenalan 2. Pelibatan diri 3. Pemasukan diri Tujuan : 1. Anggota memahami pengertian dan kegiatan kelompok dalam rangka bimbingan dan konseling 2. Tumbuhnya suasana kelompok 3. Tumbuhnya minat anggota mengikuti kegiatan kelompok 4. Tumbuhnya saling mengenal, percaya, menerima, dan membantu diantar para anggota 5. Tumbuhnya suasana bebas dan terbuka 6. Dimulainya pembatasan tingkah laku dan perasaan dalam kelompok Kegiatan : 1. Mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan kelompok dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling 2. Menjelaskan cara-cara dan asasasas kegiatan kelompok 3. Saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri 4. Teknik khusus 5. Permainan pengakraban PERANAN PEMIMPIN KELOMPOK 1. Menampilkan diri secara utuh dan terbuka 2. Menampilkan penghormatan kepada orang lain, hangat, bersedia membantu, dan penuh empati 3. Sebagai contoh Gambar 2.1. Tahap Pembentukan

26 b. Tahap Peralihan Tahap peralihan merupakan jembatan antara tahap pertama dan ketiga. Pemimpin kelompok menjelaskan peranan anggota kelompok dalam kegiatan, kemudian menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya. Beberapa hal pokok yang telah diuraikan pada tahap pertama seperti tujuan dan asas-asas kegiatan kelompok ditegaskan dan dimantapkan kembali, sehingga anggota kelompok telah benar benar siap melaksanakan tahap bimbingan kelompok selanjutnya. TAHAP II PERALIHAN Tema : Pembangunan jembatan antara tahap pertama dan ketiga Tujuan : 1. Terbebaskannya anggota dari perasaan atau sikap enggan, ragu, malu atau tidak saling percaya untuk memasuki tahap berikutnya 2. Semakin mantapnya suasana kelompok dan kebersamaan 3. Semakin mantapnya minat untuk ikut serta dalam kegiatan kelompok Kegiatan : 1. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya 2. Mengamati apakah anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya (tahap ketiga) 3. Membahas suasana yang terjadi 4. Meningkatkan kemampuan kesukarelaan anggota 5. Jika diperlukan dapat kembali kebeberapa aspek pada tahap pertama PERANAN PEMIMPIN KELOMPOK 1. Menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka 2. Tidak mempergunakan cara-cara yang bersifat langsung atau mengambil alih kekuasaannya a. Tahap 3. Mendorong Kegiatan agar dibahasnya suasana perasaan Gambar 2.2. Tahap Peralihan

27 c. Tahap Kegiatan Tahap ini merupakan kehidupan yang sebenarnya dari kelompok. Kegiatan kelompok pada tahap ini tergantung pada hasil dari dua tahap sebelumnya. Jika dua tahap sebelumnya berlangsung dengan baik, maka tahap ketiga ini akan berhasil. Layanan bimbingan kelompok ini dijalankan dengan kegiatan kelompok tugas. Sebagaimana dijelaskan oleh Prayitno (1995:56) bahwa kegiatan kelompok tugas pada umumnya membahas permasalahan atau topik-topik umum yang tidak menyangkut pribadipribadi tertentu. Oleh karena kelompok tugas tidak menekankan kegiatannya pada pemecahan masalah-masalah pribadi para anggota kelompok, maka menurut isi pembahasannya kelompok tugas dikategorikan kepada bimbingan kelompok. TAHAP TAHAP III III KEGIATAN (kelompok tugas) tugas) Tema : Kegiatan pencapaian tujuan (penyelesaian tugas) Tujuan : 1. Terbahasnya suatu masalah atau topik yang relevan dengan kehidupan anggota secara mendalam dan tuntas 2. Ikut sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam pembahasan, baik yang menyangkut unsur-unsur tingkah laku, pemikiran ataupun perasaan Kegiatan : 1. Pemimpin kelompok mengemukakan masalah atau topik 2. Tanya jawab antara anggota dan pemimpin kelompok tentang hal-hal yang belum jelas terkait masalah atau topik yang dikemukakan pemimpin kelompok 3. Anggota membahas masalah atau topik tersebut secara mendalam dan tuntas 4. Kegiatan selingan PERANAN PEMIMPIN KELOMPOK 1. Sebagai pengatur lalu lintas yang sabar dan terbuka 2. Aktif tetapi tidak banyak bicara 3. Memberikan dorongan dan penguatan serta penuh empati Gambar 2.3. Tahap Kegiatan

28 d. Tahap Pengakhiran Tahap Pengakhiran merupakan tahap penghujung atau akhir dari kegiatan. Pemimpin kelompok mengingatkan bahwa kegiatan bimbingan kelompok akan segera di akhiri. Dalam tahap pengakhiran ini terdapat kesepakatan antara anggota kelompok apakah kelompok akan melanjutkan kegiatan atau tidak, jika akan dilanjutkan kapan dan dimana tempat bertemu kembali untuk melakukan kegiatan. Para anggota kelompok mengemukakan pesan dan kesan selama mengikuti kegiatan kelompok. TAHAP IV PENGAKHIRAN Tema : Penilaian dan tindak lanjut Tujuan : 1. Terungkapkannya kesan-kesan anggota kelompok tentang pelaksanaan kegiatan 2. Terungkapkannya hasil kegiatan kelompok yang telah dicapai yang dikemukakan secara mendalam dan tuntas 3. Terumuskannya rencana kegiatan lebih lanjut 4. Tetap dirasakannya hubungan kelompok dan rasa kebersamaan meskipun kegiaatn diakhiri. Kegiatan : 1. Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan kelompok akan segera diakhiri. 2. Pemimpin dan anggota kelompok mengungkapkan kesan dan hasil-hasil kegiatan. 3. Membahas kegiatan lanjutan. 4. Mengemukakan pesan dan harapan. PERANAN PEMIMPIN KELOMPOK 1. Tahap mengusahakan suasana hangat, bebas, dan terbuka 2. Memberikan pernyataaan dan mengungkapkan terima kasih atas kesukarelaan anggota 3. Memberikan semangat untuk kegiatan lebih lanjut 4. Penuh rasa persahabatan dan empati Gambar 2.4. Tahap Pengakhiran

29 C. Keterkaitan Peningkatan Motivasi Belajar Dengan Layanan Bimbingan Kelompok Siswa di sekolah mengalami banyak permasalahan baik itu pribadi, sosial, belajar dan karir. Siswa membutuhkan banyak wawasan dalam menyikapi masalah yang ada baik itu dari pengalaman orang lain, tambahan pemikiran ataupun informasi yang dapat membantu siswa dalam memecahkan masalahnya. Siswa SMP mulai memasuki masa puber dimana antara usia + 11 tahun sampai + 16 tahun. Masa puber adalah masa yang tumpang tindih dimana mencakup dalam masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa masa remaja. Menurut Aristoteles (Ridwan,115) ia menguraikan bahwa anak yang sedang pubertas mudah marah, penuh gairah, sangat rajin, dan selalu memerlukan pengawasan karena berkembangnya dorongan-dorongan seksual. Sikap dan perilaku negatif merupakan ciri dari bagian awal masa puber dan yang terburuk dari fase negatif ini akan berakhir bila individu secara seksual menjadi matang. Perilaku khas dari fase negatif masa puber lebih menonjol pada anak perempuan dari pada anak laki-laki. Melihat usia pada anak SMP yang berada pada masa puber ini dengan sisi positif dan negatifnya maka saya mencoba untuk mengoptimalkan sisi positifnya dimana masa puber ini individu memiliki gairah yang tinggi dan sangat rajin, hal ini tentunya akan diarahkan pada hal yang dapat mengoptimalkan kemampuannya. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994:80) Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber, motivasi siswa yang rendah menjadi lebih

30 baik setelah siswa memperoleh informasi yang benar, dan juga peranan guru untuk mempertinggi motivasi belajar siswa tentunya akan sangat berarti. Dari penjelasan diatas, maka bimbingan kelompok digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar. Bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok membahas masalah-masalah baik dalam bidang pribadi, social, belajar, dan karir. Di dalam kegiatan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi pada siswa peran pemimpin dan anggota kelompok sangat penting, untuk menciptakan rasa percaya, aman, dan keterbukaan agar siswa mampu mengungkapkan pemikiran dan perasaannya dimana dinamika kelompok dapat tercipta, yang berguna dalam penyelesaian atau pemecahan masalahnya dan mengoptimalkan kemampuannya, dalam hal ini motivasi belajar siswa yang rendah menjadi lebih baik setelah siswa memperoleh informasi dalam bimbingan kelompok