BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya tanaman kelapa sawit di Indonesia sebagai suatu komoditi perkebunan memang tidak terlepas dari banyaknya perkebunan-perkebunan kelapa sawit yang begitu banyak lahan yang dibuka, mulai dari sebagian Aceh, pantai timur Sumatera, pulau Kalimantan hingga Sulawesi. Dari sekitar 20 jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan di Indonesia, kelapa sawit termasuk jenis tanaman yang perkembangannya cukup unik dalam sejarah perkebunan di negara ini, walaupun kelapa sawit itu berasal dari Afrika, upaya pembudidayaannya justru dirintis di Indonesia (Hindia Belanda). 1 Tanaman kelapa sawit sendiri merupakan tanaman yang tumbuh dan ditemukan dataran Afrika yang pada dasarnya berada di daerah yang memiliki iklim tropis yang didominasi dengan cuaca hangat, basah dan kelembapan di sepanjang tahun.kelapa sawit dapat tumbuh baik di dataran rendah yaitu sepanjang garis khatulistiwa. Adapun ciri-ciri daerah yang dapat ditumbuhi tanaman kelapa sawit tersebut adalah: 1. Curah hujan lebih kurang 2.000 mm/tahun dan merata sepanjang tahun dengan periode bulan kering 100 mm/bulan, 2. Temperatur siang hari rata-rata 29-33 c dan malam hari 22-24 c, 1 Soepadiyo Mangoensoekarjo dan Haryono Semangun, Managemen Agrobisnis Kelapa Sawit, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2003, hal. 7. 1
3. Ketinggian tempat dari permukaan laut <500 4. Matahari bersinar sepanjang tahun minimal 5 jam per hari. 2 5. Habitat asli dari tanaman tersebut dapat banyak tumbuh di hutan semak belukar. Kelapa sawit mempunyai nama latin yakni Elaeis Guinensiss Jacq dan dalam bahasa Inggris adalah Palm Oil. Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil yang pada dasarnya tanaman monokotil tidak memiliki akar tunggang. Akar serabut kelapa sawit memiliki sedikit adanya percabangan di dalam bentuk pohonnya, membentuk anyaman rapat dan tebal. Sebagian akar serabut tumbuh lurus ke bawah atau vertikal dan arah untuk ke samping horizontal.selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi. 3 Akar kelapa sawit dapat menembus kedalaman 8 meter kedalam tanah dari permukaan tanah dan 16 meter tumbuh ke samping. Batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus ke atas umumnya tidak bercabang.batang berbentuk silinder, titik tumbuhnya terletak di pucuk atau diatas batang pohon tersebut yang terbenam didalam tajuk.ketika sudah ditanam dan mulai berumur pohon kelapa sawit yang ditanam di perkebunan-perkebunan di Indonesia mempunyai ketinggian di antara 15 meter. Tapi pada dasarnya pohon kelapa sawit dapat tumbuh hingga mencapai ukuran 2 Iyung Pahan, Paduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir: Penebar Swadaya, 2006, hal. 23 3 Aerasi adalah sifat tanah yang erat kaitannya dengan kemampuan tanah dalam penyediaan air dan udara pada tanaman 2
30 meter jika hidup dialam. 4 Tetapi Pada dasarnya tumbuhan kelapa sawit berbentuk pohon tingginya dapat mencapai kira-kira 20 meter. Tanaman ini banyak sekali yang didapat manfaatnya untuk dihasilkan industri minyak masak, minyak industri maupun bahan bakar biodiesel, maka itu tanaman ini sangat menguntungkan dan bermanfaat. Secara garis besar yang sudah berkembang dari pohon kelapa sawit yang sudah menghasilkan buah kelapa yang berkualitas itu, juga bisa dimanfaatkan tidak hanya dari segi tandan buah yang dihasilkan namun bisa juga dimanfaatkan semuanya, dari batang pohon apa saja yang bisa dimanfaatkan, lalu dari akar pohon itu, hingga cankang buah kelapa itu sendiri. Begitu berkembangnya perkebunan kelapa sawit dari banyaknya sekali manfaat didapat dan hasil pengolahan yang didapat untuk digunakan, membuat di Indonesia jenis tanaman tersebut banyak dibuka lahan untuk ditumbuhi dan diusahakan menjadi industri yang cukup menjanjikan. Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1848 oleh pemerintah Belanda. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit yang dibawa untuk ditanam di kebun raya Bogor, Tanaman kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial pada tahun 1911 dan perintis usaha perkebunan 4 PT Socfin Indonesia, Budidaya Kelapa Sawit Ramah Lingkungan Untuk Petani Kecil, Socfin Indonesia; Jakarta, hal. 1-2. 3
kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet, seorang kewarganegaraan Belgia yang telah belajar banyak tentang kelapa sawit di Afrika. 5 Kelapa sawit kemudian dikembangkan dan ditanam oleh pemerintah kolonial Belanda bersamaan dengan jenis tanaman seperti karet, kelapa, kakao maupun kelapa sawit. Tercatat kebun kelapa sawit komersial pertama pada tahun 1911 di Tanah Itam Ulu Sumatera Utara dan Karang Inom Aceh. Hal ini membuat tanaman kelapa sawit sudah ditanam dan komersial didaerah Sumatera Timur. Lihat saja seperti perkebunan di Sumatera Timur bukan hanya memproduksi tembakau dan karet saja tetapi juga memproduksikelapa sawit, kopi, teh dan tanaman lainnya.sehingga pada saat itu banyaknya jenis perkebunan, masalah buruh dan permasalahan lahan perkebunan karet, maka didirikanlah Algemeene Vereeniging van Rubberplanters ter-ooskust van Sumatera atau biasa disingkat AVROS, yakni organisasi perhimpunan pengusaha perkebunan karet di Sumatra Timur yang didirikan pada tahun 1910 oleh para pengusaha perkebunan karet. Pendirian dari perhimpunan ini ternyata dianggap sangat penting dan bermanfaat tidak hanya bagi para pengusaha perkebunan tetapi juga pemerintah kolonial, 6 yang pada awalnya untuk mengatasi permasalahan buruh perkebunan karet pada di perkebunan Sumatera Timur. Hadirnya AVROS pada tahun 1910, membuat perkebunandi Sumatera Timur lebih tertata dengan adanya perhimpunan tersebut. Lalu pada tahun 1916 dibuat suatu tempat wadah penelitian 5 Yan Fauzi, dkk, Kelapa Sawit: Budi Daya Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisis Usaha dan Pemasaran, Jakarta: Penebar Swadaya, 1992, hal. 2 6 Herlina, Yayuk. 2015. Algemeene Vereeniging van Rubberplanters ter-ooskust van Sumatera (AVROS) 1910-1958 (Skripsi). Medan: Fakultas Ilmu Budaya USU, hal. 3 4
perkebunan yang bernama Association Proefstation der AVROS yang cikal bakal Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan, organisasi ini merupakan tempat penelitian perkebunan pada saat itu yang berada dibawah naungan AVROS yang pada masa didirikannya inilah mulai menanami dan meneliti tanaman karet dan juga mulai melakukan penelitian pada komoditi kelapa sawit. Sejak zaman pendudukan pemerintah Belanda ingin menjadikan Indonesia sebagai pemasok produsen utama kelapa sawit di dunia ini dikarenakan iklim Indonesia cocok untuk penanaman kelapa sawit. Hingga Proklamasi Kemerdekaan, pemerintah tetap melaksanakan pengembangan dan perkebunan kelapa sawit makin ditingkatkan.sehingga pada masa setelah kemerdekaan pemerintah mulai giat dan menggenjot pengusahaan tanaman kelapa sawit ketika mulai pemerintahan Presiden Soeharto, dimana pada saat itu pemerintah mulai membuka lahan perkebunan sebanyak-banyak untuk rakyat maupun milik swasta hal ini untuk membuat Indonesia menjadi produsen dan indurtri kelapa sawit terbesar di dunia lagi.dikarenakan masa pendudukan Jepang di Indonesia pada tahun 1942, produksi atau ekspor kelapasawit terhenti. Hal ini dikarenakan lahan perkebunan kelapa sawit mengalami penyusutan sebesar 16% dari total luas lahan yang ada. 7 Didalam pengembangan, pembangunan perkebunan, pembudidayaan, pengusahaan, serta penelitian terhadap perkebunan dan industri kelapa sawit agar tetap unggul dalam kualitas yang dihasilkan serta dapat bersaing tentu harus mempunyai suatu wadah atau lembaga tertentu agar bisa dicapai sebuah produk yang 7 Yan Fauzi dkk, Loc. Cit. hal. 2 5
unggul, apalagi kebutuhan perkebunan kelapasawit merupakan juga sebagai mata pencaharian sebagian masyarakat yang ada di Indonesia melalui perkebunan milik swasta maupun rakyat. Maka dari itu untuk mengayomi dan pengawasan terhadap perkebunan maka diperlukan adanya sebuah tempat penelitian terhadap kelapa sawit membuat segala sesuatu menjadi lebih terbantu. Maka itu, sebuah organisasi yang bernama Pusat Penelitian Kelapa Sawit yangdisingkat PPKS hadir di Indonesia yang letaknya di Medan merupakan salah satunya yang menjadi pusat penelitian unggulan yang dibawah langsung naungan pemerintah.pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan mempunyai peranan dan fungsi penting dalam perkebunan di Indonesia, yang memiliki peran membantu serta memegang peranan penting dalam pembangunan industri kelapa sawit, yang tertata dan berkelanjutan melalui pelayanannya. Sedangkan dari produk PPKS adalah kepakaran, bahan tanaman unggul, teknologi dan sarana perkebunan. PPKS memiliki tenaga pakar di bidang perkelapasawitan yang dapat memberikan teknis dalam aspek kelapa sawit maupun strategis baik untuk pelaku bisnis maupun pemerintah. Pengusahaan tanaman kelapa sawit di Indonesia sebagai suatu komoditi perkebunan selalu dilakukan oleh perkebunan besar yang dimiliki baik oleh pemerintah maupun swasta. Disamping itu juga dalam hal penciptaan teknologi yang canggih tidak hanya dibutuhkan dalam pemrosesan minyak kelapa sawit, namun juga dibutuhkan dalam pengelolaan kebun dan pemeliharaan tanaman kelapa sawit agar lebih baik lagi, maka itu hadirnya Pusat 6
Penelitian Kelapa Sawit membuat pekerjaan para petani maupun pekebun kelapa sawit menjadi terbantu. 8 Melihat uraian di atas yang telah dikemukakan mulai dari latar belakang masuknya kelapa sawit ke Indonesia hingga didirikannya tempat pusat penelitian kelapa sawit untuk pengembangan dan pembangunan perkebunan kelapa sawit serta aktivitas-aktivitas penelitian yang dilakukan seperti peransebagai tempat penelitian perkebunan yang lebih terkosentrasi dengan penelitian dan pengembangan perkebunan kelapa sawit dan penyaluran benih, apalagi kelapa sawit yang menjadi komoditi perkebunan dan industri yang besar di Indonesia dan sehingga penelitian inidikaji yang akan tertuang dalam penulisan skripsi nantinya. Penelitian ini Berjudul Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan tahun (PPKS) 1992-2002. Pembabakan dalam penulisan yang dilakukan oleh penulis agar tidak terlalu meluas, maka ditentukan periodesasi yang tepat.penulis memilih pada tahun 1992 karena pada tahun tersebut merupakan tahun berdirinyapusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Tahun 2002 merupakan dimanasepuluh tahun berdirinya sekaligus menerima penghargaan sertifikat ISO 9001-2002 penilaian terhadap sistem pelayanan dan sistem manajemen yang baik. Meskipun demikian pula, penulis harus tetap bersikap kritis dalam melakukan penelitian agar tercipta hasil yang objektif. 8 Hasil wawancara penulis dengan Irwan Matondang, pensiunan karyawan PPKS Medan pada tanggal 25 oktober 2016 7
1.2 Rumusan Masalah Dalam melakukan suatu penelitian maka yang terjadi landasan penelitian adalah apa yang menjadi akar permasalahannya. Perumusan masalah ini penting untuk membatasi masalah agar mempertajam bahan kajian. Penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana latar belakang berdirinya Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan? 2. Bagaimana aktivitas dan perkembangan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan dari 1992-2002? 3. Bagaimana perandari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan bagi perkebunan kelapa sawit? 1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian Penulisan ini juga mempunyai tujuan dan manfaat penting bagi pembaca masyarkat umum. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menjelaskan latar belakang berdirinya Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS Medan. 2. Menjelaskan aktivitas dan perkembangan dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS Medan dari 1992-2002. 8
3. Menjelaskan tentang perandari Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS Medan. Dari penelitian ini dapat memberikan manfaat. Adapun dari manfaat dari penelitian ini: 1. Supaya dari penelitian tersebut menambah pengetahuan tentang sejarah terbentuknya Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)Medan dan dari segi peranannya terhadap perkebunandalam pengembangan pembangunan perkebunan kelapa sawit yang ada di Sumatera Utara maupun di Indonesia. 2. Menambah pengetahuan untuk sarana menuju industri perkebunan kelapa sawit yang tepat memproduksi secara baik sekaligus menghasilkan penelitian-penelitian selanjutnya kedepan dan hasil- hasil yang diproleh oleh PPKS Medan terutama dalam bidang perkebunan yang membuka ruang penulisan sejarah yang berikutnya. 3. Sebagailiteratur kepustakaan bagi ilmu sejarah untuk penelitian selanjutnya tentang penelitian, pengembangan dalam perkebunan kelapa sawit. 1.4 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka adalah pintu gerbang pengantar suatu dalam melakukan penelitian ini.tinjauan pustaka sangatlah diperlukan dalam suatu penelitian dimana hal ini dapat berfungsi sebagai sumber penelitian.ada pun referensi dalam penulisan 9
ini adalah Soepadiyo Mangoensoekarno dan Haryono Semangun dalam Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit2003. Buku ini menjelaskan bagaimana cara berkebun kelapa sawit, mengontrol sistem manajemen agrobisnis kelapa sawit yakni meliputi prapanen, pascapanen, sumber daya manusia, keuangan dan pemasaran. Pemanfaatan teknologi juga dipaparkan disini sebagaimana diketahui perkembangan zaman dari waktu ke waktu membuat diperlukan teknologi sebagai pendorong terciptanya kemajuan dalam perkebunan kelapa sawit di Indonesia agar menjadi industri yang dimanfaatkan. David Allorerung dkk dalam Budidaya Kelapa Sawit, 2010. Tanaman kelapa sawit dibudidayakan dan dikembangkan dengan cara-cara yang telah ditentukan melalui proses penelitian dan pengembangan sebelumnya.teknik budidaya kelapa sawit sangat dibutuhkan, apalagi terhadap penelitian kelapa sawit yang dimana didalamnya membahas tentang perkembangan kelapa sawit melalui teknik budidaya seperti penanaman, pemilihan benih dan pemeliarahan tanaman. Sjafrul Latif dan Hendra Purba dalam, 90 Tahun Penelitian Kelapa Sawit Indonesia 2007, menjelaskan tentang sejarah singkat, penelitian-peneltian yang dilakukan sehingga menjadi pusat penelitian yang unggul.buku ini sangat penting untuk penulisan ini dan menjadi dasar penulisan. Buku ini diterbitkan setelah kantor Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan berdiri setelah 90 tahun. Yan Fauzi dkk dalam Kelapa Sawit: Budi Daya Pemanfaatan Hasil & Limbah Analisis Usaha & Pemasaran 2002, menggambarkan tentang kelapa sawit dari hasil produksi dan pemasaran salah satunya, bahkan disini menjelaskan tentang budidaya 10
dan produksi unggulan. Terkait dengan itu pengolahan dan penelitian juga sama dengan aktivitas yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Pelaksanaan dan aktivitas juga berkaitan dengan penelitian dan pengembangan dan lain-lain. 1.5 Metode Penelitian Metode menjadi bagian yang wajib dalam setiap penelitian, terutama metode penelitian. Penelitian merupakan aturan sistematis yang berguna sebagai proses dalam dalam memperoleh fakta-fakta dan perinsip-perinsip untuk mencari kebenaran dari permasalahan. Metode yang penulis pergunakan dalam melakukan penelitian ini adalah metode sejarah. Yang dimaksud dengan metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. 9 Metode sejarah merupakan proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan jejakjejak sejarah.dalam penerapannya, metode sejarah menggunakan empat tahapan pokok, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Tahap pertama adalah heuristik yakni mengumpulkan sumber-sumber yang berkaitan dengan permasalahan yang kita teliti.metode yang dilakukan dalam heuristik adalah studi pustaka dan studi lapangan.studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan penelitian ini baik dalam 1985,hal. 39 9 Louis Gottschalk,Mengerti Sejarah, terj.dari Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI Press, 11
bentuk buku, skripsi, jurnal dan lainnya. Lalu penelitian lapangan akan dilakukan dengan menggunakan metode wawancara terhadap informan-informan yang dianggap mampu memberikan informasi dalam penulisan ini. Tahapan kedua adalah kritik sumber, baik kritik intern maupun ekstern.kritik ekstern dilakukan untuk memilah apakah data atau sumber itu diperlukan atau tidak serta manganalisis apakah data yang telah dikumpulkan asli atau tidak dengan mengamati tulisan, ejaan, jenis kertas, serta apakah data tersebut isinya masih utuh atau di ubah sebagian.kritik intern yaitu suatu langkah untuk menilai isi dari sumbersumber yang telah dikumpulkan.tujuannya adalah untuk mendapatkan kredibilitas sumber atau kebenaran isi dari sumber tersebut. 10 Tahapan ketiga adalah interpretasi yaitu memuat analisis dan sintesis terhadap data yang dikritik atau diverifikasi. Tahapan ini dilakukan dengan cara menafsirkan kata, membandingkannya untuk diceritakan kembali dalam bentuk tulisan sehingga interpretasi menjadi sangat vital dan dibutuhkan keakuratan serta analisis yang tajam agar mendapatkan fakta sejarah yang objektif. Tahapan terakhir dari metode ini adalah historiografi atau penulisan.tahapan penulisan dilakukan agar fakta-fakta yang telah ditafsirkan baik secara tematis maupun kronologis dapat dituliskan. Historiografi merupakan proses mensintesakan fakta suatu proses menceritakan rangkaian kata dalam suatu bentuk tulisan yang kritis analitis dan bersifat ilmiah sehingga tahap akhir dalam penulisan ini dapat dituangkan 99-100 10 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995, hal. 12
dalam bentuk tulisan yang kritis dan bersifat ilmiah sehingga tahap akhir penulisan ini dapat dituangkan dalam bentuk skripsi dengan terlebih dahulu menulis rancangan daftar isi skripsi. 13