INA HCV Task Force (Anggota Task Force)

dokumen-dokumen yang mirip
FORMULIR PENGAJUAN KELUHAN BAGIAN A DATA PELAPOR

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas)

Lihat untuk informasi lebih lanjut. LAMPIRAN 3

DRAFT PEDOMAN MENGENAI HUBUNGAN AICHR DENGAN ORGANISASI MASYARAKAT MADANI

Etika Profesional Komputer

Kode Etik Insinyur (Etika Profesi)

Proses Penyelesaian Perselisihan

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

LEMBARAN NEGARA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

Tinjauan Umum Etika Profesi

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

SUSTAINABILITY STANDARD OPERATING PROCEDURE. Prosedur Penyelesaian Keluhan

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20%

KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Catatan informasi klien

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Draft Dokumen Panduan: Kebijakan Keterlibatan Stakeholder Untuk Satgas Iklim dan Kehutanan [Governors Climate and Forest (GCF) Task Force]

Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014

PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN

PEDOMAN PENGENDALIAN INFORMASI PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

PERSETUJUAN TENTANG KERJA SAMA PARIWISATA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK PERANCIS

PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 56 /POJK.04/2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

Kebijakan Pengungkap Fakta

PERATURAN BADAN ARBITRASE PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : PER 02/BAKTI/ TENTANG KODE ETIK ARBITER

KODE ETIK PENERBIT ANGGOTA IKAPI

B. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct)

LAMPIRAN. Pasal 1 Definisi. Untuk maksud-maksud Persetujuan ini, kecuali konteksnya mensyaratkan sebaliknya;

PIAGAM AUDIT INTERNAL

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PERATURAN SENAT MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK SENAT MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

BATASAN, STANDAR, DAN KODE ETIK AUDIT INTERNAL

Kode Etik Bisnis Pemasok Smiths

Buku Panduan Perlindungan Prosedural Pendidikan Khusus New Hampshire

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambaha

PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri. Palm Oil Plantation & Mill

LAMPIRAN 5. PENJELASAN ATAS PRESEDEN PERJANJIAN KERJA SAMA PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT YANG DIDUKUNG CSR (versi lengkap)

KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NON FORMAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR 008/K/SK/LL/2016

2 2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1607); MEMUTU

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II.

JUDUL UNIT : MenyosialisasikanMisi dan Layanan Organisasi

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

NOMOR: 10/LAPSPI- PER/2015 TENTANG KODE ETIK MEDIATOR/AJUDIKATOR/ARBITER PERBANKAN INDONESIA

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

ETIKA PERILAKU (CODE OF CONDUCT) ARBITER/MEDIATOR BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis. 1 Pendahuluan 2 Komitmen 3 Pelaksanaan 4 Tata Kelola

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 61/KEP/UDN-01/VI/2007. tentang KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

BAB I PENDAHULUAN. Praktek penyelenggaraan pemerintah dewasa ini menjadi potret. buram kekecewaan masyarakat yang terjadi di semua tempat dan di

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA

1. Mempraktikkan kesadaran budaya dalam praktikkerja. 2. Menerima keragaman budaya sebagai dasar hubungan kerja profesional yang efektif

LAMPIRAN 4 PRESEDEN PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA.

PEDOMAN ETIKA DALAM BERHUBUNGAN DENGAN PARA SUPPLIER

KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL

SUBSTANSI DAN KONTEN NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mengelola perusahaannya secara lebih

PERATURAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR: 01/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA PENDAPAT MENGIKAT

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 005 TAHUN 2015

2. Rencana pengembangan Insan IMC selalu didasari atas bakat dan kinerja.

Prinsip Dasar Peran Pengacara

16. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia

KODE ETIK PROFESI MANAJEMEN SDM INDONESIA

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA PROVINSI BANTEN

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan )

Konsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Kebijakan NEPCon untuk Penyelesaian Sengketa

Dewan Akreditasi Rekayasa dan Teknologi (Abet)

Kode Etik Profesi. Ade Sarah H., M.Kom

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan agar auditor dapat

PROSEDUR OPERASI STANDAR TENTANG PROFESIONALISME DAN PENCEGAHAN POTENSI TERJADINYA BENTURAN KEPENTINGAN

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Visi Menjadi LSP terbaik di Indonesia yang melahirkan profesional handal dan berdaya saing global dalam upaya pemberantasan korupsi

Untuk tujuan dari peraturan ini, istilah istilah di bawah ini diartikan sebagai berikut:

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

PENJELASAN ATAS UNDANGUNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN

PROVINSI BALI PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

Pernyataan Kebijakan Pedoman Perilaku INA HCV Task Force (Anggota Task Force) THE ROUNDTABLE ON SUSTAINABLE PALM OIL 1

Pernyataan Kebijakan Pedoman Perilaku INA HCV Task Force 1. Pedoman Perilaku 1.1 Pengantar The Roundtable on Sustainable Palm Oil (selanjutnya disebut RSPO) telah berkomitmen untuk memastikan konsultasi para pemangku kepentingan dan proses relevan lainnya berjalan dengan profesionalisme yang tinggi dalam kerangka kerja yang suportif, konstruktif, objektif, etis dan responsif. Untuk itu, Sekretariat RSPO memastikan bahwa seluruh anggota di dalam Task Force HCV Indonesia (INA HCV TF) tunduk terhadap ketentuan partisipasi sebagaimana ditentukan dalam Kebijakan Pedoman Perilaku ini. Seluruh anggota INA HCV TF diharapkan untuk membaca, memahami dan selanjutnya dapat mengaplikasikan standar perilaku yang terdapat dalam dokumen ini. Anggota INA HCV TF harus memastikan konsistensi partisipasi mereka dan meneguhkan citra publik RSPO yang positif. Seluruh anggota INA HCV TF didorong untuk berpartisipasi dalam seluruh diskusi dan proses pertimbangan dengan penuh keyakinan dan mengekspresikan pandangan mereka dengan terus terang dan terbuka. Hal ini terutama berlaku untuk seluruh pertemuan dan diskusi. Seluruh anggota harus dapat memperhatikan tata krama dalam semua diskusi dan pertemuan serta harus dapat menghormati pandangan dan pendapat dari sesama anggota Satuan Tugas. Dengan semangat kerja sama dalam suasana yang bersahabat, berorientasi pada solusi dan konstruktif untuk mencapai tujuan INA HCV TF, setiap anggota INA HCV TF yang memiliki keluhan pribadi dapat menyampaikan keluhan tersebut kepada Sekretariat RSPO dan Co-Chairs INA HCV TF secara formal dengan menguraikan keluhan tersebut secara tertulis. Kegagalan setiap anggota INA HCV TF dalam mematuhi Pedoman Perilaku ini dapat mengakibatkan pemberhentian anggota tersebut dari INA HCV TF setelah pelanggaran atau kegagalan disampaikan kepada INA HCV TF dan Sekretariat RSPO serta tercapainya keputusan secara konsensus. Pedoman Perilaku ini juga berlaku untuk seluruh pengamat (observer) yang diundang ke dalam diskusi, pertemuan dan bentuk kegiatan lainnya dimana INA HCV TF melaksanakan tugasnya. 1.2 Kerahasiaan Sebagai ketentuan umum, anggota INA HCV TF harus menghormati dan menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh/diserahkan/didapatkan/dibagikan/diungkap/menjadi rahasia demi kebaikan keanggotaan INA HCV TF. Hal ini termasuk informasi yang berwujud (tangible) atau tidak 2

berwujud (intangible), secara lisan atau tertulis, dimana saja dan kapan saja dibuat sebagai bentuk pemenuhan kerangka acuan INA HCV TF. Secara lebih spesifik: Setiap informasi yang dimiliki atau dihasilkan oleh Sekretariat RSPO yang tidak terbatas pada catatan, presentasi atau makalah diskusi untuk tetap dijaga kerahasiaannya.. Anggota INA HCV TF yang ingin mempublikasikan informasi tersebut kepada pihak ketiga harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Sekretariat RSPO terlebih dahulu dan menyampaikan alasan untuk mempublikasikan atau menyediakan informasi tersebut kepada pihak ketiga Apabila ada anggota INA HCV TF yang ingin untuk mempublikasikan atau mengungkapkan informasi yang diberikan oleh anggota INA HCV TF yang lain kepada pihak ketiga, dia harus mendapatkan persetujuan tertulis dari anggota INA HCV TF yang memberikan informasi tersebut. Dimana informasi dalam bentuk apapun tersedia, diberikan, atau didapatkan oleh/dari Perusahaan sehubungan dengan kerja INA HCV TF harus tetap dijaga kerahasiaannya. Anggota INA HCV TF yang ingin mempublikasikan atau menyediakan informasi kepada pihak ketiga harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Perusahaan yang membuat/memberikan informasi tersebut. Dalam kasus dimana anggota INA HCV TF memiliki persetujuan tertulis, salinan dari informasi tersebut harus disampaikan oleh anggota INA HCV TF kepada Sekretariat RSPO sebagai bukti bahwa persetujuan telah didapatkan. Informasi yang dianggap sensitif oleh Sekretariat RSPO seperti pelanggaran terhadap RSPO P&C oleh perusahaan (baik terbukti maupun tidak), pengaduan atau keluhan yang disampaikan terhadap perusahaan, hal lain yang tertunda terkait dengan mediasi dan arbritrase, negosiasi atau penyelesaian oleh perusahaan sehubungan dengan pelanggaran harus tetap sangat dijaga kerahasiaannya. Anggota yang mempunyai hubungan langsung dengan pemangku kepentingan terdampak atau pihak (yang berpotensi) dengan keluhan, sengketa, penyelesaian dan negosiasi yang sedang didiskusikan harus menginformasikan para pihak dan menarik diri dari pembicaraan terkait kasus spesifik tersebut. Informasi yang tidak dirahasiakan mencakup semua informasi yang dapat ditunjukkan oleh anggota INA HCV TF bahwa informasi tersebut telah dipublikasikan atau diperoleh dari pihak ketiga tanpa melanggar kewajiban/hak untuk/terhadap pemilik/pihak ketiga. Jika anggota INA HCV TF memiliki kewajiban untuk membagi informasi terkait dengan hak komunitas terdampak dengan mereka dan organisasi pendukungnya, anggota dapat melakukan hal tersebut dengan syarat anggota juga menginformasikan Sekretariat RSPO dan membicarakannya dengan anggota RSPO terkait. Hal ini berlaku bagi informasi yang dapat dibagikan oleh anggota RSPO kepada pemangku kepentingan terdampak sejalan dengan prinsip pertama RSPO. 3

1.3 Konflik Kepentingan Sekretariat RSPO mengharapkan semua anggota INA HCV TF untuk melaksanakan kewajiban mereka sesuai dengan Kerangka Acuan INA HCV TF dengan integritas, objektivitas, dan kemandirian yang terbaik. Anggota INA HCV TF harus dapat menjaga agar perilaku mereka tidak akan memiliki konflik atau terlihat memiliki konflik dengan tujuan-tujuan INA HCV TF. Apabila terdapat suatu keadaan, dimana anggota INA HCV TF merasa bahwa ada tindakan yang sedang mereka upayakan atau maksudkan membuat mereka berada pada situasi yang berkonflik dengan tujuan-tujuan INA HCV TF, anggota tersebut harus segera mengambil langkah agar konflik ini diketahui oleh Sekretariat RSPO dan anggota INA HCV TF yang lainnya. Mengingat bahwa Kerangka Acuan INA HCV TF menetapkan kerangka kerja tanggung jawab INA HCV TF, setiap anggota tidak dapat memberikan dokumen yang tidak diminta (unsolicited) melakukan komunikasi dengan cara apapun, atau melakukan tindakan yang dapat dianggap sebagai mengajukan penawaran, memberikan bukti kelayakan atau membuat pengajuan bisnis kepada INA HCV TF atau Sekretariat RSPO. 1.4 Komitmen Anggota INA HCV TF berkomitmen untuk menghadiri setiap pertemuan INA HCV TF. Anggota INA HCV TF yang tidak dapat menghadiri pertemuan yang sudah dijadwalkan harus menyampaikan informasi ketidakhadiran kepada pimpinan INA HCV TF dan Sekretariat RSPO sebelum waktu pertemuan. Kegagalan untuk tidak menghadiri pertemuan sebanyak tiga kali berturut-turut tanpa pemberitahuan dapat berakibat dikeluarkannya dari keanggotaan INA HCV TF. 1.5 Di luar Aktivitas Kelompok Kerja Seluruh anggota Kelompok Kerja memahami bahwa terdapat tanggung jawab bersama untuk memastikan citra profesional dan kredibilitas RSPO dan INA HCV TF; dan untuk memastikan lebih jauh bahwa tidak ada anggota yang menyebabkan kehancuran reputasi keduanya. Dalam situasi dimana muncul suatu kebutuhan untuk mengkomunikasikan secara publik atau kepada para pemangku kepentingan mengenai hasil atau keputusan yang dibuat oleh INA HCV TF, para anggota akan memastikan keakuratan informasi dan bahwa interpretasi seluruh hasil dan keputusan INA HCV TF konsisten dengan konsensus yang dicapai dalam INA HCV TF. 4

Dalam berhubungan dengan pihak lain manapun di luar INA HCV TF, setiap anggota harus dapat menjaga untuk tidak melakukan atau mengatakan apapun dengan cara yang dapat merusak atau membahayakan proses pengambilan keputusan di dalam INA HCV TF atau pokok konsensus itu sendiri. 2. Pengecualian Kewajiban Anggota INA HCV TF dan semua pihak lain seperti pengamat, penasehat teknis dan konsultan untuk INA HCV TF diberitahukan bahwa Sekretariat RSPO dalam situasi apapun tidak akan bertanggung jawab atas kerugian atau kerusakan yang diakibatkan oleh pelanggaran yang dilakukan oleh anggota INA HCV TF atau pengamat, penasehat teknis dan konsultan untuk INA HCV TF, dari ketentuan yang tercantum dalam Pernyataan Kebijakan Pedoman Perilaku ini. 3. Deklarasi Pedoman Perilaku Saya., mengetahui bahwa saya telah menerima dan membaca Salinan Pernyataan Kebijakan Pedoman Perilaku ini, telah memahami semua istilahnya, dan setuju untuk mematuhi ketentuan yang tercantum di dalamnya. [Nama] [Tanda tangan] [Tanggal] [Sektor] 5