BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan berikut. Berdasarkan hasil penelitian ini, kami menyimpulkan hal-hal sebagai 1. Manajemen risiko di PT XXX apabila dilihat atas pendekatan proses belum efektif, dikarenakan hal-hal sebagai berikut. a. Masih terdapatnya posisi di struktur organisasi fungsi Risk Management yang vacant. b. Pengumpulan data dan pelacak kelemahan pengendalian risiko masih dilakukan secara manual. c. Proses komunikasi kepada pihak eksternal belum dilaksanakan dengan baik kepada semua stakeholder karena fungsi Government & Public Relation belum terlibat dalam proses tersebut. d. Pelatihan dan peningkatan kompetensi belum dilakukan setiap tahun oleh pemangku risiko. e. Pelaksanaan manajemen telah dilakukan secara terintegrasi oleh fungsi Risk Management selaku koordinasi pelaksana, tetapi masih perlu peningkatan antar fungsi lainnya f. Analisis SWOT telah dilakukan untuk melihat risiko sebagai peluang tetapi pelaksanaannya belum dilakukan oleh semua fungsi. 125
g. Analisis stakeholder dan SWOT telah dilakukan tetapi pelaksanaannya belum dilakukan oleh semua fungsi. h. Biaya penanganan telah dimasukan ke dalam RKAP tetapi belum secara rinci disusunnya. i. Pemantauan risiko dilakukan setiap triwulan oleh Internal Audit, tetapi pelaksanaannya masih kurang memadai, karena masih kurangnya personil Internal Audit. j. Pemantauan risiko oleh pihak Eksternal Audit belum pernah dilakukan. 2. Manajemen risiko di PT XXX apabila dilihat atas pendekatan sasaran pada tahun 2016 telah efektif, dikarenakan sasaran investasi proyek ABC unit 3 & 4 telah berhasil dicapai terutama setelah dijalankannya manajemen risiko di PT XXX, khususnya proyek ABC unit 3 & 4, seperti realisasi biaya investasi yang efisien 10% dari nilai RKAP, progress fisik yang lebih cepat 0,2% dari batas pekerjaan yang ditetapkan, dan kinerja proyek yang walaupun menurun performance index-nya, tetapi secara keseluruhan tetap SPI > 1 dan CPI > 1, yang menunjukan bahwa kinerja proyek ABC unit 3 & 4 ini dilakukan dengan lebih cepat dengan biaya yang lebih efisien. 3. Efektivitas dan hubungan manajemen risiko terhadap investasi proyek adalah sebagai berikut. a. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kematangan manajemen risiko dengan investasi proyek, seperti biaya investasi, progress fisik, dan kinerja proyek. Hal tersebut ditunjukan dari nilai koefisien korelasi pearson yang tidak sama dengan 0, nilai koefisien determinasi yang 126
menyatakan bahwa tingkat kematangan manajemen risiko memberikan pengaruh terhadap pencapai sasaran investasi proyek, dan nilai t hitung > nilai t tabel baik dari biaya investasi, progress fisik, maupun kinerja proyek. b. Terdapat nilai koefisien korelasi untuk kinerja proyek yang berada di posisi negatif, sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan manajemen risiko di PT XXX belum efektif, dalam kaitannya dengan keberhasilan investasi proyek, khusus kinerja proyek. c. Tingkat kematangan manajemen risiko di PT XXX berada pada posisi sedang menuju tinggi. Apabila dilihat dari hasil wawancara dan uji statistik, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen risiko di PT XXX belum efektif terhadap investasi proyek. 5.2 Keterbatasan Keterbatasan atas penelitian ini adalah lokasi wilayah proyek ABC yang berada di posisi yang jauh yaitu di pegunungan wilayah Lampung, sehingga proses wawancara tidak dapat dilakukan dengan menggunakan teknik secara langsung/berhadapan dengan para responden. Selain itu, banyaknya responden yang melakukan perjalanan dinas, sehingga proses wawancara tidak dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, dan data terkait dengan penelitian ini yang tidak mudah didapat dengan lebih cepat. Dalam pembuatan ukuran efektivitas proses manajemen risiko, penelitian ini kesulitan menemukan teori-teori yang benar-benar spesifik menyatakan secara 127
jelas batasan ukuran efektivitasnya, sehingga dalam menetapkan ukuran efektivitasnya dilihat dari beberapa teori, buku, dan jurnal dari para ahli. 5.3 Implikasi berikut. Implikasi atas penelitian ini dapat dibagi ke dalam 2 (dua) macam sebagai 1. Implikasi teoritis. Penelitian ini dapat menghasilkan implikasi secara teoritis, diantaranya sebagai berikut. a. Manajemen risiko memiliki hubungan yang sangat kuat dengan keberhasilan suatu proyek. b. Semakin tinggi efektivitas manajemen risiko maka semakin tinggi keberhasilan suatu proyek, terutama untuk pencapaian sasaran atas biaya investasi dan progress fisik. 2. Implikasi praktis. Penelitian ini dapat menghasilkan implikasi secara praktis, diantaranya sebagai berikut. a. Tingkat kematangan manajemen risiko bukan hanya dilihat dari suatu sistem yang telah dibuat, atau penerapan manajemen risiko yang telah lama dilaksanakan, tetapi juga dilihat dari kematangan dari manajemen dan pekerja yang melaksanakan manajemen risiko, serta sistem yang telah dibuat diimplementasikan dengan baik dan dinamis. 128
b. Untuk meningkatkan kematangan dari manajemen dan pekerja akan manajemen risiko diperlukan peningkatan pengetahuan manajemen risiko dari manajemen dan pekerja secara berkelanjutan. c. Integrasi antara fungsi Risk Management dengan fungsi-fungsi yang lain sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kematangan manajemen risiko suatu perusahaan. d. Keberhasilan dari pekerjaan investasi proyek akan dapat dicapai dengan baik apabila dipengaruhi oleh manajemen risiko yang efektif. 5.4 Saran Atas penelitian ini, terdapat beberapa saran yang perlu menjadi pertimbangan bagi PT XXX, yaitu sebagai berikut. 1. Untuk meningkatkan keefektifan dari manajemen risiko di PT XXX, maka manajemen harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut. a. Pekerja vacant di fungsi Risk Management segera diisi oleh pekerja yang memiliki pengetahuan terkait manajemen risiko. b. Semua pekerja yang menjadi koordinator di setiap fungi masing-masing diberikan pelatihan yang memadai setiap periode, sehingga pengetahuan terkait manajemen risik terus bertambah. c. Penyusunan anggaran untuk biaya penanganan risiko dibuat lebih terinci sehingga dapat dibedakan antara biaya untuk operasional dan biaya untuk penanganan risiko, dimana fungsi Buget di PT XXX ini telah membuatkan 129
Work Breakdown Structure (WBS) sendiri untuk biaya penanganan risiko, khusus untuk biaya investasi. d. Dilakukan monitoring dan review secara berkelanjutan oleh fungsi Internal Audit dan pihak ke III seperti Eksternal Audit, terutama terkait identifikasi risiko dan pemilihan mitigasi untuk mengurangi risiko, agar sasaran PT XXX terkait efisiensi biaya dan percepatan progress fisik proyek dapat tercapai dengan baik. 2. Untuk mencapai keberhasilan investasi proyek yang lebih baik, maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut. a. Berdasarkan hasil uji statistik dapat dilihat bahwa keberhasilan investasi proyek dipengaruhi oleh tingkat kematangan manajemen risiko dan faktor lain selain tingkat kematangan manajemen risiko. Oleh karena itu, untuk faktor yang dipengaruhi oleh tingkat kematangan manajemen risiko, maka perlu dilakukan perencanaan proses manajemen risiko yang baik, dimulai dari pengidentifikasian risiko sampai dengan pemilihan dan pelaksanaan mitigasi risiko. Sedangkan untuk faktor lain selain tingkat kematangan manajemen risiko, seperti manajemen proyek, diperlukan perencanaan manajemen proyek yang baik pula. b. Dilakukan peningkatan integrasi antara fungsi proyek yang dikepalai oleh Project Manager dengan fungsi lain seperti fungsi Planning & Evaluation atas anggaran proyek, fungsi Human Resources atas pelatihan pekerja, dan dikoordinasikan oleh fungsi Risk Management, sehingga integrasi pekerjaan baik dilihat dari tingkat risiko maupun investasi proyek semakin 130
meningkat. Hal tersebut sesuai dengan jurnal Zwikael dan Ahn (2011) yang menjelaskan bahwa untuk mencapai keberhasilan proyek perlu dilakukan integrasi antara fungsi Risk Management dengan fungsi lain seperti Project Manager dan fungsi-fungsi lain yang berada di perusahaan. 3. Untuk penelitian selanjutnya terkait dengan ukuran efektivitas atas proses manajemen risiko, sebaiknya menggunakan teori yang berada di dalam bukubuku terkait Enterprise Risk Management agar penelitian menjadi lebih mudah. 131