Studi Permintaan Konsumen terhadap Manfaat Rekreasi Alam di Obyek Wisata Pantai Sinka Island Park Kelurahan Sedau Kota Singkawang



dokumen-dokumen yang mirip
Uray Robihah, Emi Roslinda, Tri Widiastuti Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jalan Imam Bonjol Pontianak 78124

KUISIONER PENELITIAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS JASA LINGKUNGAN EKOWISATA AIR TERJUN LAHUNDAPE DI KAWASAN TAHURA NIPA-NIPA

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. sektor lain untuk berkembang karena kegiatan pada sektor-sektor lain

I. PENDAHULUAN. kinerja (atau hasil) yangdirasakan dibandingkan dengan harapannya. Bila kinerja

NILAI EKONOMI EKOWISATA TAMAN NASIONAL DANAU SENTARUM KABUPATEN KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM BALAI BESAR TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENILAIAN DAYA TARIK WISATA KAWASAN AIR TERJUN MANANGGAR DI DESA ENGKANGIN KECAMATAN AIR BESAR KABUPATEN LANDAK

PENDAHULUAN Latar Belakang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA SARANA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Taman Nasional adalah Kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem

Hendro Ekwarso, Nobel Aqualdo, dan Sutrisno

Pancar termasuk tinggi. Proporsi responden mengenai penilaian terhadap tingkat. Persepsi Pengunjung Presentase (%) Tinggi.

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

I. UMUM. Sejalan...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

III. KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Objek dan Daya Tarik Wisata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan

Lampiran 1 Karakteristik Pengunjung Obyek Wisata Situ Lengkong Panjalu

TINJAUAN PUSTAKA. Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

PENGEMBANGAN WISATA PANTAI TRIANGGULASI DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO BANYUWANGI (Penekanan Desain Arsitektur Organik Bertema Ekoturisme)

PANDUAN WAWANCARA PENELITIAN KE PENGELOLA OBJEK WISATA KELAPA RAPET DESA BATU MENYAN KECAMATAN TELUK PANDAN KABUPATEN PESAWARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.36/Menhut-II/2014 TENTANG

ANALISA MANFAAT BIAYA PROYEK PEMBANGUNAN TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) BUNDER DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

VALUASI NILAI EKONOMI WISATA PANTAI AMAL : APLIKASI TRAVEL COST METHOD (TCM)

Travel Cost Method (TCM) Pertemuan 10 VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN 2015/2016

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

PERENCANAAN LANSKAP BUMI PERKEMAHAN RANCA UPAS BERDASARKAN PENDEKATAN DAYA DUKUNG EKOLOGI MUHAMMAD ICHWAN A

2 dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

IV. METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu. dan juga berlokasi tidak jauh dari pusat kota sehingga prospek pengelolaan dan

TEKNIK PERHITUNGAN TARIF MASUK KAWASAN WISATA ALAM. Wahyudi Isnan *

Lampiran 1 Kuesioner untuk pengunjung KHDTK Cikampek

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai peringkat kedua Best of Travel 2010 (

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 656/KMK.06/2001 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

I. PENDAHULUAN. keindahan panorama alam, keanekaragaman flora dan fauna, keragaman etnis

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN PENGUSAHAAN OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA

INTENSITAS DAMPAK LINGKUNGAN DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA (Studi Kasus Pulau Karimunjawa, Taman Nasional Karimunjawa)

I. PENDAHULUAN. budaya. Upaya-upaya penemuan dan pengembangan potensi-potensi tersebut,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV. dibangun untuk tujuan pengairan daerah sekitarnya, Danau Lembah sari atau

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2013 T E N T A N G

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Kuisioner untuk Pengunjung / Wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 038 TAHUN 2012 TENTANG

Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya Dukung Lingkungan dalam Rangka Pengembangan Kawasan Wisata Alam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1998 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN EKOSISTEM LEUSER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap

IZIN USAHA JASA PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN

POTENSI DAYA TARIK KAWASAN SUAKA ALAM TANJUNG BELIMBING DI DESA SEBUBUS KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

.'; i.: ANALISIS NlLAl EKONOMI TAMAN BUAH MEKARSARI DENGAN PENDEKATAN BIAYA PERJALANAN . P,' ,'% I /,. :

.'; i.: ANALISIS NlLAl EKONOMI TAMAN BUAH MEKARSARI DENGAN PENDEKATAN BIAYA PERJALANAN . P,' ,'% I /,. :

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN INDIVIDU

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berlokasi di beberapa wilayah Kelurahan di Kecamatan Teluk

KAJIAN PENGARUH JEMBATAN KAPUAS TERHADAP LALU LINTAS AIR MAUPUN DARAT DI KOTA SINTANG

Transkripsi:

ISSN 1693 9093 Volume 8, Nomor 2, Juni 2012 hal 73-79 Studi Permintaan Konsumen terhadap Manfaat Rekreasi Alam di Obyek Wisata Pantai Sinka Island Park Kelurahan Sedau Kota Singkawang Ayu Suci Utami & Gusti Hardiyansyah + Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Jalan Ahmad Yani Pontianak Alamat Korespondensi, Hp. 081157144 Abstrak - Indonesia memiliki banyak sumber daya alam berupa keindahan alam flora dan fauna serta ekosistemnya salah satunya adalah kawasan taman wisata alam Pantai Sinka Island Park di Kota Singkawang Kalimantan Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pengunjung dikawasan obyek wisata Pantai Sinka Island Park, mengetahui pendugaan kurva permintaan dan pendugaan penetapan pemungutan harga karcis masuk yang dikenakan oleh para pengunjung. Penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar pengunjung di dominasi berjenis kelamin laki-laki dengan usia tingkat remaja dan dewasa, dengan tingkat pendidikan di dominasi oleh pelajar/mahasiswa. kunjungan terbanyak di dominasi dari Kabupaten Pontianak sebesar 49% dari 200 responden, dan menyatakan kondisi jalan kawasan Pantai Sinka Island Park adalah baik, dengan aksesibilitas yang mudah. Dari hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan rekapitulasi data dari responden yang diambil bahwa pengelola akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar jika penetapan karcis masuk sebesar Rp 7.500,- dibandingkan dengan penetapan harga karcis masuk awal sebesar Rp 2.500,-. Keywords: Rekreasi alam, pengunjung dan harga tiket. I. LATAR BELAKANG Dataran dan perairan Indonesia memiliki berbagai macam sumber daya alam berupa keindahan alam flora dan fauna serta ekosistemnya maupun fenomena alam yang tersebar diseluruh wilayah yang mempunyai potensi sebagai obyek wisata. Salah satunya adalah kawasan wisata Sinka Island Park di Kelurahan Sedau Kota Singkawang Kalimantan Barat. Kawasan taman wisata alam pantai Sinka Island Park merupakan kawasan yang di tetapkan oleh pemerintah sebagai kawasan konservasi, dengan luas areal ± 131.000 hektar. Pengelolaan taman wisata pantai Sinka dilakukan oleh pihak swasta yaitu PT. Sinka Island Park, yang dipimpin oleh Bapak Antoni Suwandi, S.H dengan dibantu oleh para donator. Obyek wisata Pantai Sinka ini, pada hari-hari biasa tidak terlalu banyak dikunjungi oleh pengunjung kecuali pada waktu-waktu tertentu seperti hari raya Idul fitri, natal, tahun baru dan pada saat liburan sekolah. Pembangunan sarana dan prasarana penunjang di obyek wisata Pantai Sinka Island Park akan memerlukan dana yang besar. Dana yang telah digunakan untuk kegiatan pembangunan dan biaya pemeliharaan perlu diganti, sehingga perlu adanya pemungutan retribusi masuk terhadap pengunjung yang datang melalui beberapa pos tiket yang terdapat di dalam wilayah Sinka Island Park jika ingin menikmati dan menggunakan fasilitas wisata. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui seberapa besar permintaan konsumen terhadap manfaat rekreasi atas kesedian membayar dengan perluasan metode biaya perjalanan. Jurnal EKSOS

74 Ayu Suci Utami & Gusti Hardiansyah Eksos * Corresponding author II. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu menggambarkan obyek yang diteliti sesuai dengan tujuan penelitian yang dimaksud. Untuk mengetahui permintaan konsumen terhadap manfaat rekreasi alam di obyek wisata Pantai Sinka Island Park Kelurahan Sedau di Kecamatan Singkawang Selatan Kota Singkawang, maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah Wawancara, Observasi dan Studi Literatur Data yang dikumpulkan yaitu data karakteristik pengunjung, metode biaya perjalanan, dan penilaian pengunjung terhadap rekreasi, keadaan umum lokasi, pendapatan perkapita, jumlah penduduk, dan data penunjang lainnya. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dan melakukan wawancara langsung dengan 200 orang responden yang merupakan pengunjung. Untuk pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling yaitu pengambilan sampel yang secara tidak disengaja, kuisioner akan diberikan kepada pengunjung yang dipilih secara tanpa sengaja oleh peneliti yaitu sebanyak ± 200 orang dengan usia > 12 tahun. Data jumlah kunjungan per 1000 penduduk dari setiap zona (Y) dengan biaya perjalanan rata-rata (x) dinyatakan dalam persamaan Y = a + bx. Berdasarkan persamaan yang diperoleh maka dapat diduga tingkat kunjungan individu pada berbagai tingkat harga karcis yang berbeda untuk setiap zona yaitu dengan memasukan biaya perjalanan rata-rata ditambah simulasi harga karcis pada peubah bebas. III. PENYAJIAN DATA Pengunjung berjenis kelamin laki-laki sebanyak 69,5%, 46% berumur antara 11 20 tahun sedangkan 9% berumur lebih dari 40 tahun. Berdasarkan faktor pendidikan maka komposisi pengunjung didominasi oleh pelajar tingkat SLTA sebesar 49,5%. Hal ini menjadi bertolak belakang dengan pendapat (Clawson dan Knetsch, 1969) semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula seseorang memahami arti rekreasi sehingga dengan demikian permintaan untuk melaksanakan rekreasi juga bertambah. Berdasarkan jenis pekerjaan bahwa responden terbanyak adalah pelajar/ mahasiswa sebesar 39,5%. Hal ini dipahami karena pelajar/mahasiswa memiliki waktu luang yang lebih banyak. Ketersediaan waktu luang ini berpengaruh pada kegiatan wisata. Dilihat dari pendapatan pengunjung yang berwisata di kawasan Pantai Sinka Island Park yaitu 51,5% merupakan pengunjung dengan penghasilan atau uang saku kurang yaitu antara Rp 50.000,- s/d Rp 600.000,-/bulan. Kondisi ini bertentangan dengan pendapat Douglass (1969) bahwa semakin tinggi pendapatan seseorang maka kemungkinan besar mereka akan mengalokasikan pendapatannya pada barang dan jasa yang bersifat konsumtif. Berdasarkan daerah asal/tempat tinggal, sebanyak 11% merupakan pengunjung dari Pontianak sedangkan yang berasal dari Mempawah sebesar 46% dan Singkawang sebesar 43%. Hal ini dikarenakan Mempawah kurang memiliki tempat wisata ataupun hiburan dibandingkan dengan Pontianak dan Singkawang, selain itu juga transportasi yang digunakan cukup mudah untuk menjangkau kawasan Sinka Island Park ini yaitu dengan menggunakan kendaraan bermotor ataupun kendaraan umum seperti bus yang lewat setiap hari. Ini sesuai dengan (Hufshmidt dalam Yosep, 2001). bahwa makin jauh tempat tinggal seseorang yang memanfaatkan fasilitas, maka semakin kurang harapan pemanfaatan (permintaan akan) tempat (barang lingkungan tersebut). Dilihat dari motivasi kunjungan, piknik merupakan tujuan paling besar yaitu sebesar 91%.

Volume 8, 2012 75 Dilihat dari kedatangan pengunjung, sebanyak 96% merupakan pengunjung yang pernah datang ke kawasan obyek wisata Pantai Sinka Island Park, hanya 4% yang baru pertama kali datang ke Pantai Sinka Island Park. Berdasarkan cara kedatangan pengunjung bahwa sebesar 79% pengunjung datang bersama rombongan kelompoknya dengan tujuan utama ke Pantai Sinka Island Park sebesar 93%, sedangkan 7% memilih untuk menjadikannya tempat persinggahan karena terdapat lebih dari satu kawasan wisata di Singkawang seperti Rindu Alam, Teluk Karang, dan Danau Serantangan. Sebesar 22% menggunakan kendaraan umum sedangkan 74% menggunakan kendaraan pribadi dengan lama kunjungan harian sebesar 92% dengan motivasi kunjungan berpiknik. Penilaian pengunjung terhadap kawasan wisata Pantai Sinka Island Park yaitu sebanyak 50% pengunjung mengatakan kondisi jalan baik karena kondisi jalannya sudah beraspal sehingga perjalanan menjadi lancar. Sebanyak 50% pengunjung mengatakan aksesibilitas menuju ke kawasan Pantai Sinka Island Park mudah karena untuk menuju ke lokasi sudah ada jasa kendaraan seperti ojek kendaraan roda dua. Ada 86% pengunjung mengatakan kawasan Pantai Sinka Island Park indah, selebihnya mengatakan sangat indah. Sebanyak 50% mengatakan tata ruang kawasan sudah baik dan 100% mengatakan fasilitas rekreasi sudah lengkap. Hanya sebanyak 17,5% dari responden menilai kawasan Pantai Sinka Island Park sangat aman dan 32,5% menilai kawasan ini tidak aman, sedangkan selebihnya mengatakan aman. Sebanyak 100% responden mengetahui kawasan wisata Pantai Sinka adalah kawasan pelestarian dan semua responden mengetahui peraturan di dalam kawasan karena terdapat papan pengumuman yang memuat mengenai peraturan yang harus dipatuhi oleh pengunjung, di depan pintu masuk dan di dalam kawasan wisata. Dan terdapat 50% responden yang berpendapat bahwa sistem pelayanan, penerangan dan informasi dari petugas sudah baik. Pengadaan areal parkir agar tertib dan aman sehingga pengunjung yang akan bersantai di Pantai Sinka Island Park tidak perlu cemas dengan kendaraannya. Kamar mandi berbilas, toilet, gazebo tambahan, dan tong sampah merupakan fasilitas yang dirasakan diperlukan oleh pengunjung di kawasan wisata Pantai Sinka. Pengadaan pos jaga dan petugas yang mengerti Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) sangat diperlukan karena dapat memberikan pertolongan pertama pada pengunjung yang memerlukan. Terlihat bahwa dari ketiga daerah asal pengunjung, Mempawah Kabupaten Pontianak merupakan daerah asal terbesar yaitu 48,30%. Tingkat kunjungan per 1000 penduduk di Pantai Sinka Island Park dari Zona I (Mempawah) yaitu sebesar 93 orang (92,92%), Zona II (Pontianak) sebesar 19 orang (18,93%) dan dari Zona III (Singkawang) 320 orang atau sebesar 320,19%. IV. DISKUSI Model persamaan permintaan rekreasi berdasarkan metode biaya perjalanan dapat diperoleh dengan memasukkan data tingkat kunjungan per 1000 penduduk dan biaya perjalanan rata-rata menggunakan regresi linier sederhana Program SPSS Dari analisa tersebut diperoleh persamaan permintaan rekreasi sebagai berikut: Y = 414,468 0,015x. (1) Persamaan di atas yaitu konstanta sebesar 414,468 artinya tanpa adanya biaya perjalanan rata-rata, maka tingkat kunjungan per 1000 penduduk sebanyak 414 orang. Korelasi negatif antara biaya perjalanan rata-rata dengan tingkat kunjungan per 1000 penduduk yaitu semakin tinggi biaya perjalanan rata-rata yaitu kenaikan sebesar Rp 2.500,- akan menurunkan tingkat kunjungan per 1000 penduduk sebanyak satu orang.

76 Ayu Suci Utami & Gusti Hardiansyah Eksos Nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,752 yang berarti bahwa antara biaya perjalanan rata-rata dan tingkat kunjungan per 1000 penduduk terdapat korelasi. Dengan demikian jika biaya perjalanan ratarata meningkat maka tingkat kunjungan per 1000 penduduk semakin menurun. Nilai koefisien penentunya (R2) sebesar 0,566 atau 57%. Ini berarti besarnya pengaruh biaya perjalanan rata-rata terhadap tingkat kunjungan per 1000 penduduk hanya 0,57 yang disebabkan oleh biaya perjalanan rata-rata. Sisanya sebesar 0,43 oleh faktor lain seperti motivasi pengunjung, waktu luang yang dimiliki oleh pengunjung dan lainnya. Nilai F-Hit sebesar 1,305 lebih kecil dari F-0,05 sebesar 3,89. Penetapan metode kesedian membayar dengan metode biaya perjalanan dilakukan dengan menggunkan simulasi harga karcis. Harga karcis mulai dari Rp 0,- naik secara bertahap setiap kelipatan Rp. 2.500,- sampai dengan Rp 15.000,- yaitu saat diperoleh tingkat kunjungan nol orang kunjungan. Harga karcis ditambah biaya perjalanan rata-rata dimasukkan pada peubah bebas biaya perjalanan dalam persamaan penduganya. Kesediaan membayar dan kesediaan dibayar adalah bahan mentah dalam penilaian ekonomi. Pendapatan maksimum diperoleh saat harga karcis Rp 7.500,- diberlakukan yaitu mencapai Rp 72.262.500,-/tahun dengan perkiraan jumlah kunjungan yang datang ke tempat rekreasi sebanyak 9635 orang.apabila pengunjung tidak dipungut biaya karcis masuk (Rp 0,-) maka jumlah pengunjung diperkirakan 21737 orang per tahun. Nilai kesediaan membayar sebesar Rp 147.610.200,- per tahun dan nilai kesediaan membayar rata-rata dari pengunjung sebesar Rp 6.790,-. Surplus yang dapat dinikmati konsumen yaitu sebesar Rp 147.610.200,-. Pihak pengelola tidak mendapatkan penerimaan sama sekali dari karcis masuk sama dengan Rp 0,-. Dengan demikian besar penerimaan pendapatan pihak pengelola dipengaruhi oleh dua variabel yaitu harga karcis dan jumlah kunjungan. Gambar 1. Grafik hubungan harga karcis dengan pendapatan diperoleh pihak pengelola kawasan wisata Pantai Sinka Island Park Biaya perjalanan rata-rata daerah asal pengunjung yaitu pengunjung dari Mempawah (Zona I) rata-rata biaya perjalanannya adalah Rp 14.435,- sedangkan pengunjung dari Pontianak (Zona II) rata-rata biaya Rp 27.500,- sedangkan pengunjung dari Singkawang (Zona III) rata-rata biaya perjalanannya Rp 13.000,-.

Volume 8, 2012 77 V. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Pengunjung di kawasan wisata Pantai Sinka sebagian besar dari Kecamatan Mempawah Timur dengan umur 11-20 tahun, dari kalangan pelajar atau mahasiswa dengan uang saku sekitar Rp 50.000,- s/d Rp 600.000,-/bulannya. 2. Tujuannya untuk berpiknik dengan tipe kunjungan harian secara berkelompok, dengan maksud menikmati keindahan panorama, sun set dan bermain di Pantai serta untuk melihat aktivitas berbagai macam fauna. 3. Hubungan biaya perjalanan rata-rata dengan tingkat kunjungan per 1000 penduduk diperoleh persamaan Y = 414,468 0,015x. 4. Penetapan karcis masuk awal sebesar Rp 2.500,-/orang akan menghasilkan penerimaan bagi pengelola sebesar Rp 44.122.500,-/tahun dan nilai manfaat rekreasi sebesar Rp 145.583.600,-. 5. Harga karcis optimum sebesar Rp 7.500,-/orang akan menghasilkan penerimaan bagi pengelola sebesar Rp 72.262.500,-/tahun dan nilai manfaat rekreasi sebesar Rp 117.442.500,-. Saran 1. Rencana penetapan karcis masuk berdasarkan perhitungan metode biaya perjalanan yaitu memungut biaya karcis masuk sebesar Rp 5.000,- s/d 7.500,- /orang. 2. Mempertimbangkan aspek kesediaan membayar dari pengunjung maka dapat direncanakan penetapan pemungutan karcis masuk sebesar Rp 5.000,- s/d 7.500,- /orang.. Penetapan harga karcis masuk pada hari tertentu terutama saat hari libur nasional dapat dinaikkan. 3. Perbaikan jalan utama di Kabupaten dan pengerasan jalan di desa dan adanya penyediaan transportasi khususnya transportasi umum bagi pengunjung serta penyediaan fasilitas umum seperti tempat santai, kamar mandi untuk berbilas di kawasan wisata dan pengadaan tong sampah. 4. Memperhatikan pendapatan bagi pengelola dari pemungutan karcis masuk pengunjung yang tidaklah terlampau besar maka diperlukan kerja sama yang baik dari pengelola, instansi terkait Pemerintah dan masyarakat. 5. Adanya perhatian lebih baik dari pemerintah maupun dari swasta dan masyarakat yang dapat diberikan pada kawasan-kawasan yang dekat dengan pemukiman penduduk, salah satunya Pantai Sinka yang dapat menjadi pendapatan daerah. 6. Upaya peningkatan jumlah pengunjung dapat dilakukan dengan promosi-promosi melalui lisan pengunjung, surat kabar, media elektronik, pembuatan leaflet, majalah yang mencakup objek wisata, hotel dan biro perjalanan. REFERENSI Ameldalia. (2007). Permintaan Konsumen Terhadap Manfaat Rekreasi Alam Di Obyek Wisata Pantai Selimpai Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas. Pontianak: Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura, Skripsi tidak dipublikasikan. Anang. (2008). Pengantar Ilmu Ekonomi. Tersedia di http://usepmulyana,files. Wordpress,com/2008/07/handout-ek-25. pdf. Pengantar Ilmu Ekonomi-Pemintaan Pasar. [10 Agst 2010]. Anonimous. (1993). Ukuran/Standar Baku Penilaian, Pengembangan dan Pemanfaatan Obyek Wisata Alam. Jawa Barat: Komisi Kerjasama Penilaian dan Pengembangan Obyek Wisata Alam Bogor.

78 Ayu Suci Utami & Gusti Hardiansyah Eksos Arifin, A. (2001). Hutan dan Kehutanan. Yogyakarta: Jl. Cempaka 9, Deresan. Bahtiar, R. (2007). Peran Sumber Daya Alam dan Lingkungan Dalam Kegiatan Ekonomi. Tersedia di http:google.co.id. [15 Sept 2010]. Candra, K. (1998). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Rekreasi Alam Pada Obyek Wisata Bukit Kelam Kabupaten Sintang. Pontianak: Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura, Skripsi, tidak dipublikasikan. Clawson, M. dan Knetch, J.L. (1969). Economic of Outdoor Recreation (Second Edition). Baltimore: The John Hopkins Press. Direktorat Perlindungan Dan Pengawetan Alam. (1979). Wisata Alam. Direktorat Perlindungan Dan Pengawetan Alam. Douglass. (1978). Forest Recreation. NewYoork : Mc Grow Hill Book Company. Fandeli, C. (1993). Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan. Alumni Yogyakarta. Hufschmidt, M., et al. (1987). Lingkungan, Sistem Alami dan Pembangunan. Yogyakarta: Gajahmada University Press. Keputusan Menteri Kehutanan RI No.687/Kpts II/1989. Pasal 1 Ayat (1): Bab 1. Ketentuan Umum Hutan Wisata. Melati, M. (2002). Studi Permintaan Terhadap Manfaat Rekreasi Alam di Wana Wisata Curug Nangka, KPH Bogor, BKPH Bogor. Bogor : Fakultas Kehutanan, Institute Pertanian Bogor, Skripsi tidak dipublikasikan. Munawair, M. (2004). Pendugaan Nilai Ekonomi Manfaat Ekowisata (Ecotourism) Taman Nasional Betung Kerihun Kabupaten Kapuas Hulu Propinsi Kalimantan Barat (Studi Kasus di DAS Mendalam dan DAS Embaloh). Pontianak: Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura, Skripsi tidak dipublikasikan. Muslimin, Abdul. A. (2003). Valuasi Ekonomi Pemanfaatan Tempat Rekreasi Pada Kawasan Hutan Wisata Bukit Kelam Kabupaten Sintang. Pontianak : Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura, Skripsi tidak dipublikasikan. Pandit, S. (1980). Ilmu Pariwisata. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Paradila. (2000). Potensi Wisata Alam Di Taman Wisata Alam Gunung Melitang Dan Taman Wisata Alam Pantai Selimpai Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas. Pontianak : Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura, Skripsi, tidak dipublikasikan. Pearce, David, R. Kerry Turner dan Ian Bateman. (1994). Environmental Economic An Elementary Introduction. London : First Published Harvester Wheatsheaf. Sartono, D. (2002). Suatu Tinjauan Aturan Dasar Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata Alam. Makalah Lokakarya Pengembangan Ecotourism di Taman Cisarua Bogor. Jawa Barat. Sukirno, S. (2002). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Raja Grapindo Persada. Sugima, A.G. (2002). Konservasi Alam Melalui Elaborasi Ekoturisme. Tersedia di http://www.pikiranrakyat.com/cetak/0203/15/0801.htm. [12 Agst 2010]. Undang-Undang Nomor. 5 Tahun 1990. Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya. Tersedia di http://www.dephut.go.id/halaman/ Standardisasi Dan Lingkungan Kehutanan/SNI/Istilah-Wisata.htm. [12 Agst 2010]. Undang-Undang Nomor. 9 Tahun 1990. Tentang Kepariwisataan. http://www.dephut.go.id/ Halaman/Standardisasi Dan Lingkungan Kehutanan/SNI/Istilah-Wisata.htm. [12 Agst 2010].

Volume 8, 2012 79 Yoeti. (2009). Permintaan Ilmu Pariwisata dan Pengembangan Pariwisata. Tersedia di http://jurnalsdm.blogspot.com/2009/08/pengantar Industripariwisata definisi.html. [12 Agst 2010]. Yosep. (2001). Permintaan Konsumen Terhadap Manfaat Rekreasi Alam Di Obyek Daya Tarik Wisata Pancur Aji Kabupaten Sanggau. Pontianak : Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura, Skripsi tidak dipublikasikan. Zainal. (2002). Pengembangan Kepariwisataan Berbasis Budaya. Jakarta.