Volume 7, Nomor 2, Desember 2016 Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

3.2. Jenis dan Sumber Data

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, P Daya Saing Daerah. BPFE. Yogyakarta.

Jl. Prof. A. Sofyan No.3 Medan Hp ,

ANALISIS POSISI EKSPOR KOPI INDONESIA DI PASAR DUNIA EXPORT POSITION ANALYSIS OF COFFEE INDONESIA IN THE WORLD MARKET

Kata Kunci: Nilai Ekspor, GDP Amerika Serikat, Kurs Nominal, Surpus Konsumen, Surplus Produsen

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama

BAB I PENDAHULUAN. Kopi Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang telah di ekspor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL

PERAN PERTUMBUHAN NILAI EKSPOR MINYAK SAWIT MENTAH DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

ANALISIS DAYA SAING CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. untuk kemudian didatangkan ke negara tersebut dengan tujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KOMODITAS KAKAO INDONESIA ANDRI VENO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. Gaya hidup pada zaman modern ini menuntun masyarakat untuk mengkonsumsi

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Indonesia

PENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

DI SUMATERA UTARA. Anastasya Elanmoy Siahaan Murni Daulay

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA

VIII. DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM. hanya merujuk pada ketidakmampuan individu dalam menghasilkan setiap barang

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF LADA INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF EKSPOR PRODUK BERBASIS KELAPA SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan dan penawaran pada dasarnya merupakan penyebab terjadinya

ANALISIS KONTRIBUSI EKSPOR KOPI TERHADAP PDRB SEKTOR PERKEBUNAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI EKSPOR KOPI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. penting diantara rempah-rempah lainnya; sehingga seringkali disebut sebagai

Analisis Daya Saing Biji Kakao (Cocoa beans) Indonesia di Pasar Internasional

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan Negara Agraris. Hal ini dapat

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan... 5

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA. Indria Ukrita 1) ABSTRACTS

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR TOMAT INDONESIA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

STEVIA ISSN No Vol. III No. 01-Januari 2013

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERDAGANGAN BIJI KAKAO INDONESIA

ANALISIS PERDAGANGAN BIJI KAKAO INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam

ANALYSIS ON COMPETITIVENESS OF ARABICA COFFEE IN NORTH TAPANULI (Case Study: Bahal Batu III Village, Siborong-borong Subdistrict)

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Sebagian besar produksi kopi di Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KOMODITI CRUDE PALM OIL (CPO) PROVINSI RIAU. Eriyati Rosyetti. Abstraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

I. PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR KOPI DARI INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT (Studi pada Volume Ekspor Kopi Periode Tahun )

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

ANALISIS DAYA SAING PERIKANAN INDONESIA DIBANDINGKAN NEGARA ASEAN LAINNYA DI PASAR ASEAN

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb

The Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pertanian, BPS, Gapkindo, ITS (International Trade Statistics), statistik FAO,

ANALISIS KINERJA EKSPOR 5 KOMODITAS PERKEBUNAN UNGGULAN INDONESIA TAHUN

ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI PENGOLAHAN DAN HASIL OLAHAN KAKAO INDONESIA OLEH : RIZA RAHMANU H

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan

ANALISIS PERKEMBANGAN EKSPOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

Hermanto (1993 ; 4), menyebutkan bahwa pembangunan pertanian termasuk didalamnya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan,

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, dalam kata lain cadangan migas Indonesia akan semakin menipis.

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Keywords : GDRP, learning distribution, work opportunity

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan

I. PENDAHULUAN. ternak. Penanaman tanaman dengan sistem agroforestri ini dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

DAYA SAING KOMODITAS SEKTOR PERTANIAN PROPINSI SULAWESI SELATAN MENUJU ASEAN ECONOMIC COMMUNITY. Zulkifli 1 ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki potensi alamiah yang berperan positif dalam

I. PENDAHULUAN. penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan banyak sektor, karena

Disusun Oleh : DIAN AYU PURNAMASARI B

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR PRODUK OLAHAN KAKAO INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL (Studi pada Ekspor Produk Olahan Kakao Indonesia tahun )

ANALISIS DAYA SAING UBI KAYU INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian tampaknya masih menjadi primadona perekonomian di

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014

Transkripsi:

Volume 7, Nomor 2, Desember 2016 ISSN 2087-409X Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KOPI PROVINSI SUMATERA UTARA DI INDONESIA Gesy Indasari*, Endang Sari Simanullang** dan Faoeza Hafiz Saragih** indasari_g@yahoo.com Abstract North Sumatra Province is one of the largest coffee production Province in Indonesia. The type coffee produced in North Sumatra province are coffee arabica and robusta. North Sumatera Province had no doubt in exporting palm oil commodity, and rubber to many countries. North Sumatra Province can not just rely on both of that commodities and therefore it is necessary to other alternatives such as coffee. Volume and value of coffee exports fluctuated reflecting the competitiveness of North Sumatra Province coffee needs to be improved. The aim of this research to analyze the comparative advantage, a tendency to be exporter or importer of coffee and coffee export projection of North Sumatra Province. The method used is the Revealed Comparative Advantage (RCA), Trade Specialization Index (TSI) and Trend. The result showed that North Sumatera Province coffee has a competitiveness and as coffee exporter and the projection of coffee export was positive for the next 5 years. Keywords: Exports, Competitiveness, Coffee. * Gesy Indasari adalah Mahasiswa Jurusan Agribisnis Faperta Universitas Medan Area, Medan ** Endang Sari Simanullang dan Faoeza Hafiz Saragih adalah Staf Pengajar Pada Jurusan Agribisnis Faperta Universitas Medan Area, Medan 72

I. PENDAHULUAN Provinsi Sumatera Utara dikenal sebagai daerah yang memiliki potensi yang besar bagi pengembangan sektor pertanian, bahkan beberapa komoditi yang dihasilkan daerah ini adalah komoditi ekspor. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumatera Utara dibandingkan sektor yang lainnya, dimana pada tahun 2014 sektor pertanian memberikan kontribusi besar terhadap PDRB Sumatera Utara yaitu sebesar 21,77 persen (BPS Sumatera Utara, 2014). Berdasarkan data tersebut sektor pertanian menjadi sektor andalan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara. Besarnya peran sektor pertanian terhadap PDRB di Provinsi Sumatera Utara mulai tahun 2010-2014 dapat dilihat pada gambar 1 berikut : Gambar 1. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2010 menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah), Tahun 2010-2014 Sumber : BPS Sumatera Utara, 2010 2014 73 Berdasarkan gambar 1, PDRB atas dasar harga konstan dapat dilihat bahwa struktur ekonomi pembentuk PDRB Provinsi Sumatera Utara didominasi oleh sektor pertanian, yang memberikan kontribusi besar terhadap PDRB Sumatera Utara dimana pada tahun 2014 sebesar 91.370,65 Miliar (21,77%), kemudian disusul oleh sektor Industri Pengolahan sebesar 83.042,09 Miliar (19,79%), sektor Perdagangan sebesar 73.817,64 Miliar (17,59%),dan terakhir sektor Konstruksi sebesar 51.411,36 Miliar (12,25%). Sektor pertanian mempunyai beberapa subsektor andalannya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Salah satu subsektor andalan dari sektor pertanian adalah subsektor perkebunan. Perkebunan merupakan salah satu subsektor pertanian yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap perkembangan ekonomi provinsi Sumatera Utara. Komoditi-komoditi perkebunan terbukti menjadi komoditi unggulan yang sebagian besar di ekspor seperti kelapa sawit, karet,

kakao dan kopi. Hal ini menyebabkan subsektor perkebunan merupakan subsektor penting dalam sektor pertanian yang mempunyai kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara maupun Nasional. Hal ini dapat di lihat dari data besarnya peran subsektor perkebunan terhadap PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara mulai tahun 2010-2014 pada Gambar 2 berikut : Gambar 2. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2010 menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah) di Sektor Pertanian, Tahun 2010-2014 Sumber :BPS Sumatera Utara, 2010 2014 Berdasarkan gambar 2, PDRB atas dasar harga konstan dapat dilihat bahwa subsektor perkebunan tahunan yang memberikan kontribusi paling tinggi serta paling stabil dan cenderung meningkat setiap tahunnya diantara subsektor lainnya. Subsektor perkebunan tahunan memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB sektor pertanian Sumatera Utara diantara subsektor lainnya dimana pada tahun 2014 sebesar 56.387,76 Miliar (61,71%), yang kemudian disusul oleh subsektor Tanaman Pangan sebesar 14.968,15 Miliar (16,38%), subsektor Tanaman Hortikultura Tahunan sebesar 10.252,09 Miliar (11,22%), dan terakhir subsektor peternakan sebesar 7.965,62 Miliar (8,72%). Sumatera Utara merupakan salah satu pusat perkebunan di Indonesia. Provinsi Sumatera Utara sudah tidak perlu diragukan lagi sebagai penghasil komoditi kelapa sawit dan karet yang bahkan sampai di ekspor, melihat hal ini maka diperlukan adanya alternatif komoditi lain seperti komoditi kopi. Kopi menjadi salah satu primadona komoditi pertanian Indonesia yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Terbukti, Pada tahun 2011 Indonesia menjadi negara terbesar ke empat yang mengekspor kopi di bawah Brazil, Vietnam, dan Colombia (AEKI, 2012). Sumatera Utara sebagai daerah penghasil kopi memiliki dua jenis kopi yang diproduksi yaitu Kopi Arabika dan Kopi Robusta. Jenis kopi yang diproduksi lebih besar adalah Kopi Arabika 74

dibandingkan dengan Kopi Robusta. Adapun produksi kopi Sumatera Utara dapat dilihat pada gambar 3 sebagai berikut : Gambar 3. Produksi Kopi Arabika dan Robusta Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010 2014 Sumber : BPS Sumatera Utara, 2010-2014 Berdasarkan gambar 3, produksi kopi Arabika lebih besar dibandingkan dengan produksi kopi Robusta. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2014, produksi kopi Arabika meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 49.271 ton, sedangkan produksi kopi Robusta pada tahun 2014 yaitu sebesar 9.041 ton. Namun pada 2012 terjadi penurunan produksi baik dari kopi Arabika maupun Robusta hal ini disebabkan rendahnya tingkat produktivitas tanaman kopi yang juga diakibatkan banyaknya tanaman kopi berusia di atas 10 tahun atau telah lewat masa produktifnya (AEKI, 2012). Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang berpotensi untuk pengembangan budidaya kopi dan ekspor kopi mengingat posisi Sumatera Utara sebagai penghasil kopi terbesar ke 3 di Indonesia setelah Sumatera Selatan dan Lampung. Perkembangan jumlah ekspor kopi Arabika dan Robusta di Sumatera Utara diperlihatkan pada gambar 4. Gambar 4. Volume Ekspor Kopi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2014 Sumber :BPS Sumatera Utara, 2011-2014 75

Berdasarkan Gambar 4 data ekspor kopi Sumatera Utara dapat dilihat bahwa volume ekspor kopi Sumatera Utara mengalami fluktuasi yang tajam pada tahun 2013 hal ini disebabkan akibat produksi yang terus berkurang dan lebih mahalnya harga jualdi dalam negeri dibanding luar negeri (AEKI, 2013). Sementara pada tahun 2014 mulai terjadi peningkatan volume ekspor kopi Sumatera Utara yaitu sebesar 71.494.389 kg. Negara tujuan Ekspor kopi Sumatera Utara diantaranya adalah Amerika, Jerman, Arab, Jepang dan lain-lainnya. Daya Saing adalah kemampuan suatu produsen untuk memproduksi suatu komoditas dengan biaya yang cukup rendah, sehingga kegiatan produksi tersebut menguntungkan dipasar Internasional (Kuncoro, 2009). Daya saing suatu wilayah dapat dianalisis menggunakan variabel ekspor dari suatu wilayah. Berdasarkan gambar 4, perkembangan ekspor kopi Sumatera Utara pada tahun 2010-2014 mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena rendahnya tingkat efisiensi usahatani kopi di Sumatera Utara. Daya saing kopi di Provinsi Sumatera Utara perlu dianalisis sebagai gambaran tingkat kemampuan ekspor kopi Provinsi Sumatera Utara di Indonesia. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana keunggulan komparatif kopi Provinsi Sumatera Utara? 2. Bagaimana Kecenderungan Provinsi Sumatera Utara menjadi daerah eksportir atau daerah importir kopi? 3. Bagaimana proyeksi ekspor kopi Provinsi Sumatera Utara? Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang dan permasalahan di atas tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis keunggulan komparatif kopi Provinsi Sumatera Utara. 2. Untuk menganalisis kecenderungan Provinsi Sumatera Utara menjadi daerah eksportir atau daerah importir kopi. 3. Untuk menganalisis proyeksi ekspor kopi Provinsi Sumatera Utara. Hipotesis 1. Kopi Provinsi Sumatera Utara Berdaya saing. 2. Provinsi Sumatera Utara merupakan daerah pengekspor kopi. 3. Proyeksi ekspor kopi Provinsi Sumatera Utara meningkat. II. TINJAUAN PUSTAKA Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Konsumsi kopi dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan 26% kopi robusta. Kopi berasal dari Afrika yaitu daerah pegunungan Ethiopia. Namun, kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut dikembangkan di luar 76

daerah asalnya yaitu Yaman di bagian selatan Arab melalui para pedagang Arab (Rahardjo P. 2012). Menurut Lipsey dalam Komalasari (2009) Ekspor dapat diartikan sebagai total penjualan barang yang dapat dihasilkan oleh suatu negara, kemudian diperdagangkan kepada negara lain untuk mendapatkan devisa. Kemudian menurut Nazaruddin (2002). Ekspor adalah cara perdagangan luar negeri yang lazim ditempuh antara penjual dan pembeli. Daya saing merupakan kemampuan suatu produsen untuk memproduksi suatu komoditas dengan biaya yang cukup rendah, sehingga kegiatan produksi tersebut menguntungkan di pasar internasional (Kuncoro, 2009). Daya saing merupakan salah satu kriteria untuk menentukan keberhasilan dan pencapaian sebuah tujuan yang lebih baik oleh suatu negara dalam peningkatan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi. Daya saing diidentifikasikan dengan masalah produktifitas, yakni dengan melihat tingkat output yang dihasilkan untuk setiap input yang digunakan. Meningkatnya produktifitas ini disebabkan oleh peningkatan jumlah input fisik modal dan tenaga kerja, peningkatan kualitas input yang digunakan dan peningkatan teknologi (Porter, 1990 dalam Abdullah, 2002). Menurut Ricardo (1817) dalam karlinda (2012). Teori keunggulan komparatif (theory of comparative advantage) merupakan teori yang dikemukakan oleh David Ricardo. Dalam teori ini, Ricardo menyatakan bahwa perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan komparatif antar negara. Keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya. III. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang dikumpulkan adalah data time series dan data yang digunakan yakni 15 tahun dengan range waktu 2000-2014. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, buku-buku literatur, jurnal dan hasilhasil penelitian. Adapun alat analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu terdiri dari 3 alat analisis yaitu Revealed Comparative Advantage (RCA), Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) dan analisis Trend. Analisis RCA ini merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menentukan daya saing suatu daerah atau keunggulan daerah dalam suatu negara. Secara matematis indeks RCA dapat dirumuskan sebagai berikut : 77

RCA = Keterangan : RCA = Daya saing kopi Provinsi Sumatera Utara (US$) Xij = Nilai ekspor kopi Provinsi Sumatera Utara (US$) Xj = Total nilai ekspor Provinsi Sumatera Utara (US$) Xiw = Nilai ekspor kopi Indonesia (US$) Xw = Total nilai ekspor Indonesia (US$) Dimana : H 0 = RCA < 1 : Tidak Berdaya Saing H 1 = RCA > 1 : Berdaya Saing Jika nilai indeks RCA lebih besar dari 1 (RCA > 1), memperlihatkan bahwasanya daya saing produk tertentu di suatu negara atau daerah memiliki daya saing yang cukup kuat terhadap produk yang diukur secara rata-rata. Sedangkan indeks RCA lebih kecil dari 1 (RCA<1) atau sampai mendekati 0 memperlihatkan daya saing komoditi tersebut lemah atau tidak adanya daya saing produk tertentu disuatu negara atau daerah tersebut. Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) merupakan suatu metode umum yang sering digunakan sebagai alat ukur tingkat daya saing. Indeks ini digunakan dalam melihat apakah suatu jenis produk di suatu daerah cenderung menjadi daerah eksportir atau menjadi daerah importir. Indeks ISP di rumuskan sebagai berikut : ISP = Keterangan : Xia = nilai ekspor kopi Provinsi Sumatera Utara (US$) Mia = nilai impor kopi Provinsi Sumatera Utara (US$) Ketentuan dari indek ISP adalah antara -1 dan +1, jika nilainya positif (diatas 0 hingga dengan 1), maka produk tersebut mempunyai daya saing yang kuat dan daerah tersebut memiliki potensi dalam melakukan ekspor produk tersebut. Begitu juga sebaliknya jika nilai indeks ISP negatif (dibawah 0 hingga -1) maka produk tersebut tidak mempunyai daya saing, dan daerah tersebut cenderung sebagai daerah pengimpor. Analisis trend merupakan suatu metode analisis yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan untuk 5 tahun kedepan yaitu dari tahun 2015-2019. Metode trend yang digunakan adalah metode kuadran terkecil (least square method) yang dianalisis dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16 dengan ketentuan sebagai berikut (Umar, 2004) : 78

Y = a + bx Keterangan : Y = variabel yang diramalkan (volume ekspor kopi) a = constanta b = nilai koef trend x = Tahun IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis dan Pembahasan Keunggulan Komparatif Kopi Provinsi Sumatera Utara Dalam perhitungan nilai RCA kopi Provinsi Provinsi Sumatera Utara dihitung dengan menggunakan nilai FOB (Free On Board) ekspor kopi Provinsi Sumatera Utara yang kemudian dibandingkan dengan nilai FOB ekspor kopi Indonesia. Berdasarkan analisis keunggulan komparatif kopi di Provinsi Sumatera Utara, nilai rata-rata RCA (Revealed Comparative Advantage) kopi pada tahun 2000-2014 adalah 6.13 yang artinya bahwa kopi Provinsi Sumatera Utara berdaya saing kuat di Indonesia, hal ini dapat dilihat pada gambar 9 sebagai berikut ; Gambar 9. Perkembangan Nilai RCA Kopi Provinsi Sumatera Utara Tahu 2000 2014. Pada Gambar 9, dapat dilihat bahwa Nilai RCA dari tahun 2000-2014 memiliki nilai RCA>1. Hal ini mengindikasikan bahwa Provinsi Sumatera Utara sebagai salah satu daerah penghasil kopi di Indonesia mempunyai daya saing yang kuat untuk bersaing dengan produk yang sama di Indonesia. Nilai RCA pada tahun 2002 merupakan nilai RCA paling besar diantara tahun-tahun yang lainnya yaitu sebesar 9.29, hal ini disebabkan karena nilai ekspor kopi Provinsi Sumatera Utara meningkat dari tahun- tahun sebelumnya. Nilai RCA terendah terjadi pada tahun 2008 79

sebesar 3.02, hal ini dikarenakan nilai ekspor kopi Provinsi Sumatera Utara menurun dari tahun sebelumnya. Hasil Analisis dan Pembahasan Kecenderungan Provinsi Sumatera Utara Menjadi Daerah Eksportir atau Importir Kopi Dalam perhitungan nilai indeks spesialisasi perdagangan kopi Provinsi Sumatera Utara dihitung dengan menggunakan nilai FOB ekspor kopi Provinsi Sumatera Utara yang kemudian dibandingkan dengan nilai CIF (Cost Insurance and Freight) impor kopi Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan analisis Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) kopi Provinsi Sumatera Utara, nilai rata-rata spesialisasi kopi pada tahun 2000-2014 adalah 0.97 yang artinya bahwa Provinsi Sumatera Utara merupakan Provinsi pengekspor kopi hal ini dapat dilihat pada gambar 8 berikut : Gambar 8. Perkembangan Nilai Indeks Spesialisasi Perdagangan Kopi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2000 2014. Berdasarkan nilai indeks spesialisasi perdagangan kopi pada gambar 8 diatas, dapat disimpulkan bahwa Provinsi Sumatera Utara merupakan Provinsi pengekspor kopi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai indeks spesialisasi kopi yang dihasilkan oleh Provinsi Sumatera Utara memiliki nilai indeks yang positif 0 hingga 1. Dimana artinya bahwa Provinsi Sumatera Utara cenderung menjadi daerah eksportir kopi dibandingkan importir kopi. Berdasarkan nilai perdagangan kopi Provinsi Sumatera Utara, indeks spesialisasi tertinggi hingga mencapai 1 terjadi pada tahun 2001, 2003, 2005 dan 2014. Hal ini terjadi karena pada tahun tahun tersebut volume ekspor kopi Provinsi Sumatera Utara meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan nilai ISP paling rendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 0.92, dimana pada tahun tersebut terjadinya impor kopi Provinsi Sumatera Utara yang paling besar diantara tahun lainnya yang disebabkan oleh rendahnya produksi kopi. Rendahnya produksi kopi ini terjadi karena tidak menentunya kondisi 80

cuaca yang menyebabkan produksi kopi Provinsi Sumatera Utara menurun sehingga dilakukannya impor kopi yang cukup besar pada tahun ini (AEKI, 2010). Hasil Analisis dan Pembahasan Proyeksi Ekspor Kopi Provinsi Sumatera Utara Analisis proyeksi atau peramalan volume ekspor kopi Provinsi Sumatera Utara pada masa yang akan datang dapat dianalisis dengan menggunakan analisis trend. Pada penelitian ini peramalan yang dilakukan ialah untuk menganalisis volume ekspor kopi Provinsi Sumatera Utara selama 5 tahun kedepan yaitu dari tahun 2015-2019. Dalam perhitungan proyeksi ekspor kopi Provinsi Sumatera Utara ini dihitung dengan menggunakan data volume ekspor kopi Provinsi Sumatera Utara yang kemudian dianalisis dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16. Berikut hasil penelitian proyeksi atau peramalan komoditi ekspor kopi Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel 4 berikut : Tabel 4. Hasil Analisis Trend Volume Ekspor Kopi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2000-2014 Coefficients a Standardized Unstandardized Coefficients Model Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 4.251E7 3.206E6 13.262.000 Tahun 2.128E6 352571.701.858 6.036.000 a. Dependent Variable: Volume ekspor Metode trend yang digunakan adalah metode kuadrat terkecil (least square method) dengan ketentuan sebagai berikut (Umar, 2004) : Y = a + bx Keterangan : Y = variabel yang diramalkan (volume ekspor) a = constanta b = nilai koef trend x = Tahun yang ingin diramalkan Y = 42510000 + 2128000 X Berdasarkan analisis trend dengan menggunakan metode kuadrat terkecil diperoleh persamaan garis trend volume ekspor kopi Provinsi Sumatera Utara adalah : Y = 42510000 + 2128000 X. Nilai trend yang diperoleh tersebut kemudian dilakukan perhitungan peramalan volume ekspor kopi Provinsi Sumatera Utara selama kurun waktu lima tahun mendatang yaitu dari tahun 2015-2019. Proyeksi ekspor komoditi kopi Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat dari trend volume ekspor dari tahun ke tahun selama periode tahun 2000-2014. Besarnya proyeksi ekspor kopi untuk lima tahun ke depan (2015-2019) seperti ditunjukkan pada Tabel 5 berikut ini. 81

Tabel 5. Hasil Peramalan Volume Ekspor Kopi Provinsi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015-2019 (Kg) Tahun X Trend 2015 16 76,558,000 2016 17 78,686,000 2017 18 80,814,000 2018 19 82,942,000 2019 20 85,070,000 Sumber : Data Sekunder, DiolahTahun 2016 Berdasarkan hasil peramalan atau proyeksi yang dilakukan, volume ekspor kopi Provinsi Sumatera Utara cenderung mengalami kenaikan dari tahun ketahun, dimana hal ini dikarenakan harga kopi di luar negeri masih tinggi dibandingkan harga kopi dalam negeri serta permintaan terhadap kopi Provinsi Sumatera Utara yang tinggi sehingga para petani mulai meningkatkan produksinya. Permintaan yang tinggi ini dikarenakan mulai berubahnya gaya hidup masayarakat yang mulai menyukai tradisi minum kopi dengan ditandai banyaknya berdiri cafe-cafe yang menyediakan minuman dengan berbahan dasar kopi (AEKI, 2016). V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Berdasarkan analisis keunggulan komparatif kopi Provinsi Sumatera Utara, nilai rata-rata RCA (Revealed Comparative Advantage) kopi pada tahun 2000-2014 adalah 6.13 yang artinya bahwa kopi Provinsi Sumatera Utara berdaya saing. 2. Berdasarkan analisis Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) kopi Provinsi Sumatera Utara, nilai rata-rata spesialisasi kopi pada tahun 2000-2014 adalah 0.97 yang artinya bahwa Provinsi Sumatera Utara merupakan Provinsi pengekspor kopi. 3. Berdasarkan analisis trend volume ekspor kopi Sumatera Utara pada tahun 2015-2019, diperoleh bahwa volume ekspor kopi sumatera utara untuk 5 tahun mendatang meningkat setiap tahunnya. Saran 1. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara diharapkan dapat meningkatkan daya saing kopi Provinsi Sumatera Utara di pasar domestik maupun dipasar Internasional dengan melakukan program atau kebijakan yakni : a. Mempromosikan kopi Sumatera Utara. b. Meningkatkan nilai tambah kopi Sumatera Utara (Industri Pengolahan Kopi). 82

c. Memperluas pasar ekspor kopi Sumatera Utara ke Negara lain selain Amerika, Jepang, Jerman, Belgia dan lain-lainnya. 2. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara diharapkan untuk dapat mempertahankan posisi sebagai daerah pengekspor kopi seperti dengan menetapkan kebijakan-kebijakan yang mendukung produsen maupun petani dalam mengekspor kopi mereka ke luar negeri dan menjaga kestabilan harga kopi domestik. 3. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara diharapkan untuk dapat meningkatkan volume ekspor kopi agar sesuai dengan peramalan yang dilakukan dengan menggunakan analisis trend. Daftar Pustaka Abdullah, P.2002. Daya Saing Daerah. BPFE. Yogyakarta. AEKI, 2010. Produktifitas Kopi Indonesia. Jakarta: Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia AEKI. 2012. Luas Areal dan Produksi Kopi Robusta di Indonesia. Jakarta: Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia. AEKI, 2013.Industri Kopi Indonesia. Jakarta: Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia. AEKI. 2016. Permintaan Kopi Sumatera Utara. Tersedia di http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2016/03/30/225061/permintaan-kopi-instanterus-meningkat. Diakses pada tanggal 7 Agustus 2016. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. 2014. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Provinsi Sumatera Utara 2010-2014. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. Medan. Badan Pusat Statistik, 2015. Produk Domestik Bruto Indonesia Menurut Pengeluaran Tahun 2010-2014. Jakarta. Badan Pusat Statistik. Karlinda, F. (2012). Analisis Daya Saing dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Ekspor Mutiara Indonesia. Skripsi pada Institut Pertanian Bogor. Bogor. Komalasari, I. 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Biji Kakao Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kuncoro, Mudrajad, 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit Erlangga, Jakarta. Nazaruddin. 2002. Komoditi Ekspor Pertanian. Edisi keempat. Penerbit: Penebar Swadaya. Porter, M.E. 1998. The Competitive Advantage of Nations. Macmilan Press Ltd, London. Rahardjo, P. 2012. Kopi Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta. Penebar Swadaya. Jakarta. Umar H, 2004, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Cet ke 6, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.. 83