KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA"

Transkripsi

1

2 JURNAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN ISSN : MARKET INTELLIGENCE KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN RI 2014

3 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 II. DEFINISI... 1 A. Competitiveness Index... 1 B. Competitiveness Effect (Perubahan daya saing)... 2 C. Growth Rate of Exports Index... 2 D. Keunggulan Komparatif (Revealed Comparative Advantage)... 2 III. PEMBAHASAN... 3 A. Negara Pesaing Ekspor Kopi Indonesia Daya Saing (competitiveness index) Negara Pesaing Ekspor Kopi Indonesia Keunggulan Komparatif (Revealed Comparative Advantage) Negara Pesaing Ekspor Kopi Indonesia... 6 B. Negara Tujuan Ekspor Utama Kopi Indonesia Perubahan Daya Saing (Competitiveness Effect ) IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan B. Rekomendasi Kebijakan i -

4 DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Perkembangan Nilai Ekspor Kopi pada Negara Eksportir Utama... 4 Perkembangan Daya Saing Negara Pesaing Ekspor Kopi Indonesia Tahun Perkembangan Keunggulan Komparatif (Revealed Comparative Advantage) Negara Pesaing EksporKopi Indonesia Tahun Tabel 4. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Brazil... 9 Tabel 5. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Vietnam Tahun Tabel 6. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Jerman Tahun Tabel 7. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Kolombia Tahun Tabel 8. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Switzerland Tahun Tabel 9. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Honduras Tahun Tabel 10. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Italia Tahun Tabel 11. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Indonesia Tahun Tabel 12. Perkembangan Kopi Indonesia di Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun Tabel 13. Perubahan Daya Saing (Competitiveness Effect) Kopi Indonesia di Negara Tujuan Ekspor Utama Pada Tahun Dasar dibanding Tahun Tabel 14. Perubahan Daya Saing (competitiveness effect) Kopi Indonesia di Amerika Serikat Pada Tahun Dasar dibandingkan Tahun ii -

5 Tabel 15. Perubahan Daya Saing (competitiveness effect) Kopi Indonesia di Jepang Pada Tahun Dasar Dibandingkan Tahun Tabel 16. Perubahan Daya Saing (competitiveness effect) Kopi Indonesia di Jerman Pada Tahun Dasar dibandingkan Tahun Tabel 17. Perubahan Daya Saing (competitiveness effect) Kopi Indonesia di Malaysia Pada Tahun Dasar Dibandingkan Tahun Tabel 18. Perubahan Daya Saing (competitiveness effect) Kopi Indonesia Di Italia Pada Tahun Dasar dibandingkan Tahun iii -

6 DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Perkembangan Nilai Ekspor Kopi di Negara Eksportir Utama Tahun Grafik 2. Grafik 3. Grafik 4. Perkembangan Daya Saing Negara Pesaing Ekspor Kopi Indonesia Tahun Daya Saing Negara Eksportir Kopi Dunia Tahun Perkembangan Keunggulan Komparatif (Revealed Comparative Advantage) Negara Pesaing Ekspor Kopi Indonesia Tahun Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Brazil Tahun Grafik 5. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Vietnam Tahun Grafik 6. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Jerman Tahun Grafik 7. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Kolombia Tahun Grafik 8. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Switzerland Tahun Grafik 9. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Honduras Tahun Grafik 10. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Italia Tahun Grafik 11. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Indonesia Tahun Grafik 12. Perkembangan Kopi Indonesia di Negara Tujuan Ekspor Tahun Grafik 13. Perubahan Daya Saing (Competitiveness Effect) Kopi Indonesia di Negara Tujuan Ekspor Utama Pada Tahun Dasar dibanding Tahun Grafik 14. Perubahan Daya Saing (competitiveness effect) Kopi Indonesia di Amerika Serikat Pada Tahun Dasar Dibandingkan Tahun iv -

7 Grafik 15. Perubahan Daya Saing (competitiveness effect) Kopi Indonesia Di Jepang Pada Tahun Dasar Dibandingkan Tahun Grafik 16. Perubahan Daya Saing (competitiveness effect) Kopi Indonesia Di Jerman Pada Tahun Dasar dibandingkan Tahun Grafik 17. Perubahan Daya Saing (competitiveness effect) Kopi Indonesia Di Malaysia Pada Tahun Dasar dibandingkan Tahun Grafik 18. Perubahan Daya Saing (competitiveness effect) Kopi Indonesia Di Italia Pada Tahun Dasar dibandingkan Tahun v -

8 I. PENDAHULUAN Peran komoditas kopi bagi perekonomian Indonesia masih cukup penting meskipun hanya sebesar 0,5% dari semua komoditas (ICO, 2010). Kopi berperan sebagai sumber pendapatan petani kopi, sumber devisa maupun penyedia lapangan kerja melalui kegiatan budidaya, pengolahan, pemasaran dan perdagangan (ekspor dan impor). Pada perdagangan internasional berdasarkan data dari Trade Map sampai tahun 2012, Indonesia menempati peringkat kedelapan eksportir kopi dunia, dibawah Italia, Honduras, Switzerland, Kolombia, Jerman, Vietnam dan Brazilia. Kodisi pasar kopi dunia seperti diuraikan di atas, daya saing kopi Indonesia menjadi penting. Kinerja ekspor yang kurang memuaskan tersebut dapat diartikan daya saing kopi Indonesia bermasalah. Di tengah masalah daya saing, pasar kopi biji internasional ternyata masih terbuka untuk jenis kopi spesial (specialty coffee). Kopi spesial ini umumnya kopi bermutu tinggi dan mempunyai nilai sejarah tinggi serta sering dikaitkan dengan pembangunan berkelanjutan sehingga dihargai dengan harga premium. Kopi spesial dimaksud di antaranya adalah kopi organik dan kopi yang mempunyai karakteristik geografis khusus. Negara-negara produsen selain Indonesia telah melakukan langkahlangkah besar demi menguasai pangsa pasar kopi dunia, baik arabika dan robusta serta organik. Faktor inilah yang menjadikan keharusan untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan dari komoditi kopi Indonesia sangat diperlukan agar produsen di Indonesia dapat mencari peluang dan meminimalisir setiap kekurangan yang ada. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya agar agribisnis unggulan Indonesia ini tidak mengalami kemunduran dan tertinggal dari produsen kopi dunia yang lain. Pembahasan dalam tulisan ini akan menunjukkan ukuran daya saing kopi Indonesia di perdagangan dunia, disamping menggambarkan posisi negaranegara pesaing Indonesia sebagai eksportir kopi dunia. II. DEFINISI A. Daya Saing (Competitiveness Index) Daya saing (Competitiveness) dalam perdagangan secara luas didefinisikan sebagai kapasitas suatu sektor atau industri untuk meningkatkan porsi atau penguasaannya di pasar internasional. Peningkatan porsi industri tersebut tentunya akan menurunkan porsi kompetitornya. Competitiveness Index adalah ukuran tidak langsung atas penguasaan pasar internasional, yang dievaluasi melalui porsi suatu negara di pasar internasional berdasarkan kategori-kategori ekspor tertentu

9 Competitiveness Index dihitung dengan mencari nilai persentase total ekspor produk/industri/sektor tertentu dari suatu negara terhadap total ekspor dunia untuk produk yang sama. B. Keunggulan Komparatif (Revealed Comparative Advantage) Daya saing suatu komoditas ekspor suatu negara atau industri dapat dianalisis dengan berbagai macam metode atau diukur dengan sejumlah indikator. Salah satu indikator yang dapat menunjukkan perubahan keunggulan komparatif adalah Revealed Comparative Advantage (RCA index). Indeks ini menunjukkan perbandingan antara pangsa ekspor komoditas atau sekelompok komoditas suatu negara terhadap pangsa ekspor komoditas tersebut dari seluruh dunia. Dengan kata lain indeks RCA menunjukkan keunggulan komparatif atau daya saing ekspor dari suatu negara dalam suatu komoditas terhadap dunia. C. Perubahan Daya Saing (Competitiveness Effect) Perubahan daya saing merupakan kemampuan suatu negara untuk meningkatkan pangsa ekspor mereka yang disebabkan oleh perubahan pangsa ekspor negara tersebut untuk produk tertentu di negara tujuan (pangsa ekspor produk i dari negara j ke negara k) dan peningkatan ini tidak disebabkan oleh perubahan struktural pada ekspor negara j. D. Rata-rata Tingkat Pertumbuhan (Growth Rate of Exports Index) Growth Rate of Exports Index merupakan ukuran yang digunakan dalam melihat tingkat pertumbuhan ekspor dalam rentang waktu tertentu

10 III. PEMBAHASAN Fokus pembahasan dalam tulisan ini adalah menganalisis daya saing kopi Indonesia dengan beberapa negara pesaing ekspor kopi Indonesia. Ada empat hal yang menjadi fokus analisis komoditi kopi Indonesia dengan melihat trend dari hasil Growth Rate of Exports Index, RCA, Competitiveness Index, dan Competitiveness Effect (perubahan daya saing). Sebagai pedoman dalam menentukan daya saing komoditi kopi Indonesia dan peningkatan daya saingnya adalah dapat ditunjukkan dengan nilai Growth Rate of Exports Index, RCA, Competitiveness Index, dan Competitiveness Effect (Perubahan daya saing) mengalami peningkatan tiap tahun. A. Negara Pesaing Ekspor Kopi Indonesia Negara pesaing utama ekspor Kopi Indonesia adalah Brazil, Vietnam, Jerman, Kolombia, Switzerland, Honduras dan Italia. Selama lima tahun terakhir ( ) Indonesia menempati urutan kedelapan sebagai eksportir kopi dunia dengan peningkatan rata-rata 5,95% per tahun. Ekspor kopi Indonesia pada tahun 2008 senilai US$ sementara pada tahun 2012 senilai US$ Sepanjang lima tahun terakhir Honduras menempati urutan keenam eskportir kopi dunia dan pertumbuhan ekspornya paling tinggi rata-rata mencapai 25% tiap tahun, pada tahun 2008 nilai ekspor US$ meningkat tajam di tahun 2012 menjadi US$ Posisi Honduras tersebut mengalahkan pertumbuhan ekspor kopi Brazil yang hanya 8,33%. Grafik 1. Perkembangan Nilai Ekspor Kopi di Negara Eksportir Utama Tahun Brazil Viet Nam Germany Colombia Switzerland Honduras Italy Indonesia

11 Tabel 1. Perkembangan Nilai Ekspor Kopi pada Negara Eksportir Utama Tahun No Negara EKsportir Nilai Ekspor (Ribu US$) Growth rate of Ekspor Index (%) 1 Brazil 4,167,885 3,791,224 5,203,348 8,026,399 5,740, Viet Nam 2,113,761 1,730,570 1,851,411 2,761,069 3,475, Germany 1,723,462 1,675,537 1,921,658 2,860,890 2,583, Colombia 1,917,333 1,574,711 1,913,679 2,657,525 1,956, Switzerland 756, ,015 1,231,979 1,733,128 1,803, Honduras 576, , ,604 1,266,805 1,406, Italy 968, , ,351 1,251,575 1,303, Indonesia 991, , ,311 1,036,671 1,249, Daya Saing (competitiveness index) Negara Pesaing Ekspor Kopi Indonesia Daya saing kopi Indonesia selama lima tahun terakhir ( ) mengalami penurunan rata-rata 4,68% tiap tahun. Daya saing kopi Indonesia pada tahun 2008 sebesar 4,52% dan menjadi 3,74% pada tahun Daya saing kopi Honduras mengalami kenaikan rata-rata 12,49% tiap tahun. Daya saing kopi Honduras pada tahun 2008 sebesar 2,63% dan di tahun 2012 menjadi 4,21%. Sedangkan Brazil sebagai negara eksportir terbesar dunia mengalami penurunan daya saing rata-rata 2,51% tiap tahun. Daya saing kopi Brazil pada tahun 2008 sebesar 19,01% dan di tahun 2012 menjadi 17,18%

12 Grafik 2. Perkembangan Daya Saing Negara Pesaing Ekspor Kopi Indonesia Tahun Daya Saing Negara Eksportir Kopi Dunia Tahun ,86% Brazil Viet Nam 9,64% 19,01% 8,75% 3,45% 2,63% 4,42% 4,52% Germany Colombia Switzerland Honduras Italy Indonesia Daya Saing Negara Eksportir Kopi Dunia Tahun ,40% 17,18% 7,73% 5,85% 5,40% 4,21% 3,90% 3,74% Brazil Viet Nam Germany Colombia Switzerland Honduras Italy Indonesia

13 Tabel 2. Perkembangan Daya Saing Negara Pesaing Ekspor Kopi Indonesia Tahun Negara Eksportir Nilai Ekspor Growth Rate of CI (%) Nilai Nilai Nilai Nilai CI (%) CI (%) CI (%) CI (%) Ekspor Ekspor Ekspor Ekspor Ekspor Index (%) Dunia 21,919,084 19,899,294 24,262,143 36,070,923 33,419, Growth Rate of CI (%) Brazil 4,167, ,791, ,203, ,026, ,740, (2.51) Viet Nam 2,113, ,730, ,851, ,761, ,475, Germany 1,723, ,675, ,921, ,860, ,583, (0.42) Colombia 1,917, ,574, ,913, ,657, ,956, (9.56) Switzerland 756, , ,231, ,733, ,803, Honduras 576, , , ,266, ,406, Italy 968, , , ,251, ,303, (3.08) Indonesia 991, , , ,036, ,249, (4.65). 2. Keunggulan Komparatif (Revealed Comparative Advantage) Negara Pesaing Ekspor Kopi Indonesia Selama lima tahun terakhir ( ) pertumbuhan keunggulan komparatif kopi Indonesia pada posisi minus 9,40%, dimana pada tahun 2008 memiliki nilai RCA sebesar 5,27 menurun pada tahun 2012 menjadi 3,55. Tingkat Pertumbuhan RCA Switzerland menduduki paling tinggi yaitu 11,92% pada tahun 2008 memiliki nilai RCA sebesar 2,75 meningkat pada tahun 2012 menjadi 4,31, Jerman pada posisi tertinggi kedua dengan nilai pertumbuhan 3,57% pada tahun 2008 memiliki nilai RCA sebesar 0,86 meningkat pada tahun 2012 menjadi 0,98 dan tertinggi ketiga ditempati Honduras sebesar 2,94% pada tahun 2008 memiliki nilai RCA sebesar 135,18 meningkat pada tahun 2012 menjadi 151,80, sedangkan negara pesaing ekspor lain mengalami pertumbuhan negatif, dimana angka negatif tertinggi diduduki Kolombia sebesar 17,10%

14 Nilai RCA (%) Grafik 3. Perkembangan Keunggulan Komparatif (Revealed Comparative Advantage) Negara Pesaing Ekspor Kopi Indonesia Tahun ,00 180,00 160,00 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20, Negara Eksportir Kopi Dunia Brazil Viet Nam Germany Colombia Switzerland Honduras Italy Indonesia. Tabel 3. Perkembangan Keunggulan Komparatif (Revealed Comparative Advantage) Negara Pesaing EksporKopi Indonesia Tahun No Negara Eksportir` Growth (%) Brazil (4.01) 2 Viet Nam (8.54) 3 Germany Colombia (16.55) 5 Switzerland Honduras Italy Indonesia (6.17)

15 Nilai RCA (%) Rincian mengenai perkembangan keunggulan komparatif (Revealed Comparative Advantage) negara eksportir kopi dunia disajikan sebagai berikut : a. Brazil Tingkat pertumbuhan RCA Kopi Brazil sepanjang tahun mengalami penurunan rata-rata 4% tiap tahun, dengan nilai RCA yang cukup tinggi jauh diatas 1, dimana pada tahun 2008 sebesar 15,34% menurun pada 2012 menjadi 12,79%. Penurunan nilai RCA kopi Brazil disebabkan oleh penurunan nilai ekspor kopi pada tahun 2012 sebesar 28,48% dibanding tahun Sementara pangsa ekspor kopi Brazil sepanjang tahun rata-rata 2,54% dan mengalami pertumbuhan 4,62%, tahun 2008 mencapai pangsa ekspor 2,11% meningkat menjadi 2,37% tahun Peningkatan pangsa pasar kopi Brazil meningkat seiring dengan meningkatnya ekspor total produk rata-rata 7,69% tiap tahun. Pangsa pasar kopi dunia sepanjang tahun rata-rata 0,17% dan mengalami pertumbuhan 7,77% tiap tahun. Grafik 4. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Brazil Tahun ,00 16,00 15,34 15,34 16,35 15,64 14,00 12,79 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2, Tahun - 8 -

16 Tabel 4. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Brazil Tahun INDIKATOR Growth Rate of Ekspor kopi Brazil (ribu US$) 4,167,885 3,791,224 5,203,348 8,026,399 5,740, Total Ekspor semua produk Brazil (ribu 197,942, ,994, ,356, ,038, ,579, US$) Pangsa Ekspor kopi Brazil (%) Total Ekspor kopi Dunia (ribu US$) 21,919,084 19,899,294 24,262,143 36,070,923 33,419, Total Ekspor Dunia utk Semua produk (ribu US$) 15,973,653,879 12,320,926,786 15,048,351,708 18,001,381,151 18,058,027, Pangsa Ekspor kopi Dunia (%) Keunggulan Komparatif kopi Brazil (%) (4.01) b. Vietnam Nilai RCA Kopi Vietnam sepanjang tahun mengalami penurunan rata-rata 9,62% tiap tahun, dimana pada tahun 2008 senilai 24,57% menurun pada 2012 menjadi 16,40%, penurunan ini seiring dengan perolehan pangsa pasar kopi Vietnam yang juga cenderung mengalami penurunan 2,6% tiap tahun. Sementara pangsa ekspor kopi Vietnam tahun 2008 mencapai pangsa ekspor 3,37% menurun menjadi 3,03% pada tahun Penurunan pangsa pasar kopi Vietnam terjadi karena ekspor total produk meningkat cukup pesat rata-rata 16,26% tiap tahun. Pangsa pasar kopi dunia sepanjang tahun rata-rata 0,17% dan mengalami pertumbuhan 7,77% tiap tahun

17 Nilai RCA (%) Grafik 5. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Vietnam Tahun ,00 25,00 24,57 20,00 15,00 18,77 15,90 14,22 16,40 10,00 5, Tahun Tabel 5. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Vietnam Tahun INDIKATOR Growth (%) Ekspor kopi Vietnam (ribu US$) 2,113,761 1,730,570 1,851,411 2,761,069 3,475, Total Ekspor semua produk Vietnam (ribu 62,685,130 57,096,274 72,236,665 96,905, ,529, US$) Pangsa Ekspor kopi Vietnam (%) (1.97) Total Ekspor kopi Dunia (ribu US$) 21,919,084 19,899,294 24,262,143 36,070,923 33,419, Total Ekspor Dunia utk Semua produk (ribu 15,973,653,879 12,320,926,786 15,048,351,708 18,001,381,151 18,058,027, US$) Pangsa Ekspor kopi Dunia (%) Keunggulan Komparatif kopi Vietnam (%) (8.54)

18 Nilai RCA (%) c. Jerman Nilai RCA Kopi Jerman sepanjang tahun mengalami peningkatan rata-rata 3,57% tiap tahun, dimana pada tahun 2008 senilai 0,85% meningkat pada 2012 menjadi 0,98%, peningkatan ini seiring dengan perolehan pangsa pasar kopi Jerman yang juga cenderung mengalami peningkatan 11,61% tiap tahun. Nilai RCA kopi jerman sepanjang tahun rata-rata kurang dari angka 1% yaitu 0,93% disebabkan pangsa pasar ekspor kopi Jerman rata-rata 0,16% berarti ekspor total produk Jerman jauh lebih besar dibanding ekspor kopi. Pangsa pasar kopi Jerman tahun 2008 mencapai 0,11% meningkat menjadi 0,18% pada tahun Pertumbuhan pangsa pasar kopi Jerman meningkat terjadi karena ekspor total produk Jerman mengalami penurunan rata-rata 0,86% tiap tahun dan sebaliknya ekspor kopi meningkat 10,65% per tahun. Pangsa pasar kopi dunia sepanjang tahun rata-rata 0,17% dan mengalami pertumbuhan 7,77% tiap tahun, hal ini seiring dengan meningkatnya ekspor kopi dunia rata-rata 11,12% tiap tahun. Grafik 6. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Jerman Tahun ,00 0,95 0,92 0,94 0,96 0,99 0,90 0,85 0,86 0,80 0, Tahun

19 Tabel 6. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Jerman Tahun INDIKATOR Growth Rate of RCA (%) Ekspor kopi Jerman (ribu US$) 1,723,462 1,675,537 1,921,658 2,860,890 2,583, Total Ekspor semua produk Jerman (ribu 1,466,137,400 1,127,839,900 1,271,096,300 1,482,202,274 1,416,184,200 (0.86) US$) Pangsa Ekspor kopi Jerman (%) Total Ekspor kopi Dunia (ribu US$) 21,919,084 19,899,294 24,262,143 36,070,923 33,419, Total Ekspor Dunia utk Semua produk 15,973,653,879 12,320,926,786 15,048,351,708 18,001,381,151 18,058,027, (ribu US$) Pangsa Ekspor kopi Dunia (%) Keunggulan Komparatif kopi Jerman (%) d. Kolombia Nilai RCA Kopi Kolombia sepanjang tahun mengalami penurunan rata-rata 17,10% tiap tahun, dimana pada tahun 2008 senilai 37,14% menurun pada 2012 menjadi 17,53%, penurunan ini seiring dengan perolehan pangsa pasar kopi Kolombia yang juga cenderung mengalami penurunan 10,67% tiap tahun. Nilai RCA kopi Kolombia sepanjang tahun rata-rata cukup tinggi jauh di atas angka 1% disebabkan pangsa pasar ekspor kopi Kolombia ratarata cukup besar mencapai 4,52% (2 miliar US$) dari total nilai produk yang diekspor oleh Kolombia (45,5 miliar US$). Pangsa pasar kopi Kolombia tahun 2008 mencapai 5,09% menurun menjadi 3,24% pada tahun Penurunan pangsa pasar kopi Kolombia terjadi karena nilai ekspor kopi pertumbuhannya meningkat tipis rata-rata 0,56% tiap tahun dan sebaliknya ekspor total produknya meningkat cukup pesat rata-rata 12,50% per tahun. Pangsa pasar kopi dunia sepanjang tahun rata-rata 0,17% dan mengalami pertumbuhan 7,77% tiap tahun, hal ini seiring dengan meningkatnya ekspor kopi dunia rata-rata 11,12% tiap tahun

20 Nilai RCA (%) Grafik 7. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Kolombia Tahun ,00 35,00 30,00 37,14 29,68 29,81 25,00 23,29 20,00 17,54 15,00 10,00 5, Tahun Tabel 7. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Kolombia Tahun INDIKATOR Growth Rate of RCA (%) Ekspor kopi Colombia (ribu 1,917,333 1,574,711 1,913,679 2,657,525 1,956, US$) Total Ekspor semua produk Colombia (ribu 37,625,882 32,852,986 39,819,529 56,953,516 60,273, US$) Pangsa Ekspor kopi Colombia (%) (10.67) Total Ekspor kopi Dunia (ribu US$) 21,919,084 19,899,294 24,262,143 36,070,923 33,419, Total Ekspor Dunia utk Semua 15,973,653,879 12,320,926,786 15,048,351,708 18,001,381,151 18,058,027, produk (ribu US$) Pangsa Ekspor kopi Dunia (%) Keunggulan Komparatif kopi Colombia (%) (17.10)

21 Nilai RCA (%) e. Switzerland Nilai RCA kopi Switzerland sepanjang tahun mengalami peningkatan rata-rata 11,92% tiap tahun, dimana pada tahun 2008 senilai 2,75% meningkat pada 2012 menjadi 4,31%, peningkatan ini seiring dengan perolehan pangsa pasar kopi Switzerland yang juga cenderung mengalami peningkatan cukup besar mencapai rata-rata 20,61% tiap tahun. Nilai RCA kopi Switzerland sepanjang tahun rata-rata relatif kecil 3,61% meskipun masih di atas angka 1%, disebabkan pangsa pasar ekspor kopi Switzerland relatif kecil rata-rata 0,62% (1,2 miliar US$) dari total nilai produk yang diekspor oleh Switzerland (205 miliar US$). Pangsa pasar kopi Switzerland tahun 2008 mencapai 0,38% meningkat menjadi 0,80% pada tahun Peningkatan pangsa pasar kopi Switzerland terjadi karena nilai ekspor kopi mengalami peningkatan cukup besar rata-rata 24,25% tiap tahun dan sebaliknya ekspor total produknya meningkat tipis rata-rata hanya 3,02% per tahun. Pangsa pasar kopi dunia sepanjang tahun ratarata 0,17% dan mengalami pertumbuhan 7,77% tiap tahun, hal ini seiring dengan meningkatnya ekspor kopi dunia rata-rata 11,12% tiap tahun. Grafik 8. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Switzerland Tahun ,00 4,50 4,00 3,50 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50-4,31 3,91 3,39 3,68 2, Tahun

22 Tabel 8. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Switzerland Tahun INDIKATOR Growth Rate of RCA (%) Ekspor kopi Switzerland (ribu 756, ,015 1,231,979 1,733,128 1,803, US$) Total Ekspor semua produk Switzerland 200,614, ,474, ,609, ,819, ,948, (ribu US$) Pangsa Ekspor kopi Switzerland (%) Total Ekspor kopi Dunia (ribu US$) 21,919,084 19,899,294 24,262,143 36,070,923 33,419, Total Ekspor Dunia utk Semua produk 15,973,653,879 12,320,926,786 15,048,351,708 18,001,381,151 18,058,027, (ribu US$) Pangsa Ekspor kopi Dunia (%) Keunggulan Komparatif kopi Switzerland (%) f. Honduras Nilai RCA kopi Honduras sepanjang tahun mengalami peningkatan rata-rata 2,94% tiap tahun, dimana pada tahun 2008 senilai 135,18% meningkat pada 2012 menjadi 151,80%. Peningkatan nilai RCA kopi Honduras seiring dengan perolehan pangsa pasar kopi Honduras yang juga cenderung mengalami peningkatan cukup besar mencapai rata-rata 10,94% tiap tahun. Nilai RCA kopi Honduras sepanjang tahun rata-rata sangat tinggi yaitu 144,72% jauh di atas angka 1%, disebabkan pangsa pasar ekspor kopi Honduras cukup besar rata-rata 24,82% (889 juta US$) dari total nilai produk yang diekspor oleh Honduras (3,47 miliar US$). Pangsa pasar kopi Honduras tahun 2008 mencapai 18,55% meningkat menjadi 28,09% pada tahun Peningkatan pangsa pasar kopi Honduras terjadi karena nilai ekspor kopi mengalami peningkatan cukup besar rata-rata 25% tiap tahun dan sebaliknya peningkatan ekspor total produknya lebih kecil yaitu ratarata hanya 12,68% per tahun. Pangsa pasar kopi dunia sepanjang tahun rata-rata 0,17% dan mengalami pertumbuhan 7,77% tiap tahun, hal ini seiring dengan meningkatnya ekspor kopi dunia rata-rata 11,12% tiap tahun

23 Nilai RCA (%) Grafik 9. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Honduras Tahun ,00 180,00 160,00 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00-178,91 151,80 135,18 136,21 121, Tahun Tabel 9. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Honduras Tahun INDIKATOR Growth Rate of RCA (%) Ekspor kopi Honduras (ribu US$) 576, , ,604 1,266,805 1,406, Total Ekspor semua produk Honduras 3,106,368 2,628,303 3,103,683 3,533,561 5,006, (ribu US$) Pangsa Ekspor kopi Honduras (%) Total Ekspor kopi Dunia (ribu US$) 21,919,084 19,899,294 24,262,143 36,070,923 33,419, Total Ekspor Dunia utk Semua produk (ribu US$) 15,973,653,879 12,320,926,786 15,048,351,708 18,001,381,151 18,058,027, Pangsa Ekspor kopi Dunia (%) Keunggulan Komparatif kopi Honduras (%)

24 g. Italia Nilai RCA kopi Italia sepanjang tahun mengalami peningkatan rata-rata 1,87% tiap tahun, dimana pada tahun 2008 senilai 1,30% meningkat pada 2012 menjadi 1,40%. Peningkatan nilai RCA kopi Italia seiring dengan perolehan pangsa pasar kopi Italia yang juga cenderung mengalami peningkatan cukup besar mencapai rata-rata 9,78% tiap tahun. Nilai RCA kopi Italia sepanjang tahun rata-rata relatif rendah yaitu 1,32% meskipun masih di atas angka 1%, disebabkan pangsa pasar ekspor kopi Italia relatif kecil rata-rata 0,22% (1,07 miliar US$) dari total nilai produk yang diekspor oleh Italia (484,34 miliar US$). Pangsa pasar kopi Italia tahun 2008 mencapai 0,18% meningkat menjadi 0,26% pada tahun Peningkatan pangsa pasar kopi Italia terjadi karena nilai ekspor kopi mengalami peningkatan rata-rata 7,7% tiap tahun dan sebaliknya ekspor total produknya justru menurun rata-rata 1,9% per tahun. Pangsa pasar kopi dunia sepanjang tahun rata-rata 0,17% dan mengalami pertumbuhan 7,77% tiap tahun, hal ini seiring dengan meningkatnya ekspor kopi dunia rata-rata 11,12% tiap tahun

25 Nilai RCA (%) Grafik 10. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Italia Tahun ,45 1,40 1,37 1,40 1,35 1,30 1,30 1,33 1,25 1,20 1,19 1,15 1,10 1, Tahun Tabel 10. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Italia Tahun INDIKATOR Growth Rate of RCA (%) Ekspor kopi Italia (ribu US$) 968, , ,351 1,251,575 1,303, Total Ekspor semua produk Italia 541,786, ,984, ,280, ,824, ,854,124 (1.90) (ribu US$) Pangsa Ekspor kopi Italia (%) Total Ekspor kopi Dunia (ribu US$) 21,919,084 19,899,294 24,262,143 36,070,923 33,419, Total Ekspor Dunia utk Semua produk (ribu US$) 15,973,653,879 12,320,926,786 15,048,351,708 18,001,381,151 18,058,027, Pangsa Ekspor kopi Dunia (%) Keunggulan Komparatif kopi Italia (%)

26 Nilai RCA (%) h. Indonesia Nilai RCA kopi Indonesia sepanjang tahun mengalami penurunan rata-rata 9,40% tiap tahun, dimana pada tahun 2008 senilai 5,27% menurun pada 2012 menjadi 3,55%. Penurunan nilai RCA kopi Indonesia seiring dengan perolehan pangsa pasar kopi Indonesia yang juga cenderung mengalami penurunan rata-rata 2,36% tiap tahun. Nilai RCA kopi Indonesia sepanjang tahun rata-rata hanya 3,80% meskipun masih di atas angka 1%, disebabkan pangsa pasar ekspor kopi Indonesia relatif kecil rata-rata 0,62% (983,19 juta US$) dari total nilai produk yang diekspor oleh Indonesia (160,97 miliar US$). Pangsa pasar kopi Indonesia tahun 2008 mencapai 0,72% menurun menjadi 0,65% pada tahun Penurunan pangsa pasar kopi Indonesia terjadi karena peningkatan nilai ekspor kopi rata-rata hanya 5,95% tiap tahun dan sebaliknya ekspor total produknya juga meningkat rata-rata 8,52% per tahun. Pangsa pasar kopi dunia sepanjang tahun rata-rata 0,17% dan mengalami pertumbuhan 7,77% tiap tahun, hal ini seiring dengan meningkatnya ekspor kopi dunia rata-rata 11,12% tiap tahun. Grafik 11. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Indonesia Tahun ,00 5,00 5,27 4,38 4,00 3,00 3,20 2,54 3,55 2,00 1, Tahun

27 Tabel 11. Perkembangan Keunggulan Komparatif Kopi Indonesia Tahun INDIKATOR Growth Rate of RCA (%) Ekspor kopi Indonesia (ribu US$) 991, , ,311 1,036,671 1,249, Total Ekspor semua produk Indonesia (ribu 137,020, ,509, ,779, ,496, ,031, US$) Pangsa Ekspor kopi Indonesia (%) (2.36) Total Ekspor kopi Dunia (ribu US$) 21,919,084 19,899,294 24,262,143 36,070,923 33,419, Total Ekspor Dunia utk Semua produk (ribu US$) 15,973,653,879 12,320,926,786 15,048,351,708 18,001,381,151 18,058,027, Pangsa Ekspor kopi Dunia (%) Keunggulan Komparatif kopi Indonesia (%) (9.40) B. Negara Tujuan Ekspor Utama Kopi Indonesia Negara tujuan utama ekspor Kopi dari Indonesia adalah Amerika Serikat, Malaysia, Jepang, Jerman, Malaysia dan Italia. Perkembangan Kopi Indonesia di negara tujuan ekspor utama yang paling menjanjikan adalah berada di Malaysia dan Amerika Serikat. Tingkat Pertumbuhan Ekspor Kopi Indonesia di Malaysia menduduki paling tinggi dibanding negara lainnya yaitu 26,48% dan Amerika Serikat 19,63%. Sedangkan negara tujuan utama ekspor lainnya mengalami pertumbuhan negatif, salah satunya adalah ekspor ke Jerman rata-rata menurun 1,8% tiap tahun. Secara visual perkembangan ekspor kopi Indonesia pada negara tujuan ekspor disajikan pada grafik di bawah ini

28 Grafik 12. Perkembangan Kopi Indonesia di Negara Tujuan Ekspor Tahun United States of America Japan Germany Malaysia Italy Russian Federation United Kingdom India Belgium Egypt Tabel 12. Perkembangan Kopi Indonesia di Negara Tujuan Ekspor Utama Tahun Negara Tujuan Nilai Ekspor (Ribu US$) Growth (%) United States of America 173, , , , , Japan 123,846 98, , , , Germany 173, , ,944 70, ,923 (1.83) Malaysia 31,570 24,560 36,919 56,498 70, Italy 60,614 53,102 43,226 57,758 64, Russian Federation 12,518 23,302 16,999 25,243 43, United Kingdom 29,017 24,362 39,136 38,801 39, India 21,664 12,940 13,270 21,298 38, Belgium 70,267 48,181 30,496 49,259 38,639 (7.04) Egypt 19,842 15,692 19,009 24,035 38, Negara lainnya 274, , , , , Total ke seluruh negara 991, , ,311 1,036,671 1,249,

29 1. Perubahan Daya Saing (Competitiveness Effect ) Perubahan daya saing Kopi Indonesia di negara-negara tujuan ekspor utama dapat ditunjukan seperti dalam tabel dan grafik dibawah ini : Grafik 13. Perubahan Daya Saing (Competitiveness Effect) Kopi Indonesia di Negara Tujuan Ekspor Utama Pada Tahun Dasar dibanding Tahun ,400 0,300 0,200 0,100 - (0,100) (0,200) (0,300) USA Jepang Jerman Malaysia Italia Tabel 13. Perubahan Daya Saing (Competitiveness Effect) Kopi Indonesia di Negara Tujuan Ekspor Utama Pada Tahun Dasar dibanding Tahun 2012 Negara Tujuan Eksport Growth (%) Amerika Serikat Jepang Jerman Malaysia Italia

30 Nilai CE (%) Secara rinci perubahan daya saing Kopi Indonesia di negara-negara tujuan ekspor dapat ditunjukan sebagai berikut : a. Amerika Serikat Nilai competitiveness effect Kopi Indonesia di Amerika Serikat dari tahun 2008 sampai tahun 2011 berada pada posisi positif, penyebabnya adalah sejak tahun 2009 sampai tahun 2012 market penetration Kopi Indonesia ke Amerika Serikat cenderung meningkat 4,7% tiap tahun. Sepanjang tahun nilai competitiveness effect kopi Indonesia di Ameraka Serikat mengalami peningkatan 19,98% tiap tahun. Sementara rata-rata nilai Market Penetration kopi Indonesia ke Amerika Serikat 4,08%, hal ini menunjukkan share importasi kopi Amerka Serikat dari Indonesia 4,08% dan 95,02% berasal dari eksportir lainnya terutama Brazil dan Kolombia. Perlu kajian lebih lanjut mengenai market intelligence untuk meningkatkan market penetrationnya di Amerika Serikat. Grafik 14. Perubahan Daya Saing (competitiveness effect) Kopi Indonesia di Amerika Serikat Pada Tahun Dasar Dibandingkan Tahun ,200 0,180 0,160 0,140 0,120 0,100 0,080 0,060 0,040 0,020-0,176 0,150 0,112 0, Tahun

31 Tabel 14. Perubahan Daya Saing (competitiveness effect) Kopi Indonesia di Amerika Serikat Pada Tahun Dasar dibandingkan Tahun 2012 INDIKATOR EKSPOR KOPI INDONESIA KE USA (RIBU US$) TOTAL EKSPOR KOPI DUNIA KE USA (RIBU US$) MARKET PENETRATION (MP) TOTAL EKSPOR DUNIA UNTUK SELURUH PRODUK KE USA (RIBU US$) TOTAL EKSPOR DUNIA UNTUK SELURUH PRODUK(RIBU US$) COMPETITIVENE NESS EFFECT (%) Growth (%) 173, , , , , ,256,990 3,872,301 4,695,991 7,843,588 6,754, ,164,834,000 1,601,895,800 1,966,496,700 2,262,585,600 2,333,805, ,973,653,879 12,320,926,786 15,048,351,708 18,001,381,151 18,058,027, b. Jepang Nilai competitiveness effect Kopi Indonesia di Jepang dari tahun 2008 sampai tahun 2011 berada pada posisi positif, penyebabnya adalah sejak tahun 2009 sampai tahun 2012 market penetration Kopi Indonesia ke Jepang cenderung meningkat 9,20% tiap tahun. Sepanjang tahun nilai competitiveness effect kopi Indonesia di Jepang mengalami peningkatan 1,92% tiap tahun. Sementara rata-rata nilai Market Penetration kopi Indonesia ke Jepang 14,61%, hal ini menunjukkan share importasi kopi Jepang dari Indonesia 14,61% dan 85,39% berasal dari eksportir lainnya terutama Brazil dan Vietnam. Perlu kajian lebih lanjut dari instrumen market intelligence untuk meningkatkan market penetrasi -nya di Jepang

32 Nilai CE (%) Grafik 15. Perubahan Daya Saing (competitiveness effect) Kopi Indonesia Di Jepang Pada Tahun Dasar Dibandingkan Tahun ,350 0,300 0,250 0,276 0,246 0,320 0,292 0,200 0,150 0,100 0, Tahun Tabel 15. Perubahan Daya Saing (competitiveness effect) Kopi Indonesia di Jepang Pada Tahun Dasar Dibandingkan Tahun 2012 Indikator Ekspor kopi indonesia ke jepang (ribu US$) Total ekspor kopi dunia ke jepang (ribu US$) Growth (%) 173, , , , , ,267,087 1,152,705 1,405,815 2,059,155 1,699, Market penetration Total ekspor dunia ke jepang (ribu US$) 762,533, ,984, ,059, ,380, ,843, Tota ekspor dunia (ribu US$) 15,973,653,879 12,320,926,786 15,048,351,708 18,001,381,151 18,058,027, Competitiveneness effect (%)

33 Nilai CE (%) c. Jerman Nilai competitiveness effect Kopi Indonesia di Jerman dari tahun 2008 sampai tahun 2011 berada pada posisi negatif, penyebabnya adalah sejak tahun 2008 sampai tahun 2012 market penetration Kopi Indonesia ke Jerman cenderung menurun 3,41% tiap tahun. Sepanjang tahun nilai competitiveness effect kopi Indonesia di Jerman mengalami penurunan sangat besar yaitu mencapai 146,28% tiap tahun. Sementara rata-rata nilai Market Penetration kopi Indonesia ke Jerman 3,20%, hal ini menunjukkan share importasi kopi Jerman dari Indonesia 3,20% dan 96,80% berasal dari eksportir lainnya terutama Honduras dan Kolombia. Perlu kajian lebih lanjut dari instrumen market inteligence untuk meningkatkan market penetratisi-nya di Jerman. Grafik 16. Perubahan Daya Saing (competitiveness effect) Kopi Indonesia Di Jerman Pada Tahun Dasar dibandingkan Tahun ,100 0,084 0,050 - (0,050) (0,037) (0,100) (0,150) (0,098) (0,200) (0,250) (0,203) Tahun

34 Tabel 16. Perubahan Daya Saing (competitiveness effect) Kopi Indonesia di Jerman Pada Tahun Dasar dibandingkan Tahun 2012 Indikator Growth (%) Ekspor kopi indonesia ke jerman (ribu US$) 173, , ,944 70, ,923 (1.83) Total ekspor kopi dunia ke jerman (ribu US$) 3,329,572 2,861,799 3,527,486 5,268,625 4,612, Market penetration (MP) (3.41) Total ekspor dunia ke jerman (ribu US$) 1,204,209, ,363,080 1,066,816,800 1,260,297,537 1,173,287, Tota ekspor dunia (ribu US$) 15,973,653,879 12,320,926,786 15,048,351,708 18,001,381,151 18,058,027, Competitiveneness (0.20) (0.10) (0.04) 0.08 (146.28) effect (%) d. Malaysia Nilai competitiveness effect Kopi Indonesia di Malaysia dari tahun 2008 sampai tahun 2011 berada pada posisi positif, penyebabnya adalah sejak tahun 2008 sampai tahun 2012 market penetration Kopi Indonesia ke Malaysia cenderung meningkat 6,71% tiap tahun. Sepanjang tahun nilai competitiveness effect kopi Indonesia di Malaysia mengalami penurunan sebesar 4,12% tiap tahun. Sementara rata-rata nilai Market Penetration kopi Indonesia ke Malaysia cukup besar 33,58%, hal ini menunjukkan share importasi kopi Malaysia dari Indonesia 33,58% dan 72,42% berasal dari eksportir lainnya terutama Vietnam dan Kolombia. Perlu kajian lebih lanjut dari instrumen market inteligence untuk meningkatkan market penetratisi-nya di Malaysia

35 Nilai CE (%) Grafik 17. Perubahan Daya Saing (competitiveness effect) Kopi Indonesia Di Malaysia Pada Tahun Dasar dibandingkan Tahun ,090 0,080 0,070 0,060 0,083 0,061 0,063 0,070 0,050 0,040 0,030 0,020 0, Tahun Tabel 17. Perubahan Daya Saing (competitiveness effect) Kopi Indonesia di Malaysia Pada Tahun Dasar Dibandingkan Tahun 2012 INDIKATOR Ekspor Kopi Indonesia Ke Malaysia (Ribu US$) Total Ekspor Kopi Dunia Ke Malaysia (Ribu US$) Market Penetration (MP) Total Ekspor Dunia Ke Malaysia (Ribu US$) Tota Ekspor Dunia (Ribu US$) Competitiveneness Effect (%) Growth (%) 31,570 24,560 36,919 56,498 70, ,545 74, , , , ,660, ,575, ,586, ,573, ,196, ,973,653,879 12,320,926,786 15,048,351,708 18,001,381,151 18,058,027, (4.12)

36 Nilai CE (%) e. Italia Nilai competitiveness effect Kopi Indonesia di Italia dari tahun 2008 sampai tahun 2009 menunjukkan angka negatif yaitu -0,035 dan -0,031. Sementara pada tahun menunjukkan angka positif. Hal ini disebabkan terjadi penurunan nilai ekspor kopi Indonesia ke Italia pada tahun dan sebaliknya terjadi kenaikan ekspor pada tahun Sepanjang tahun terjadi penurunan tipis nilai competitiveness effect Kopi Indonesia di Italia 0,01% tiap tahun. Penurunan kinerja ekspor kopi Indonesia di Italia secara jelas dapat dilihat dari market penetrasinya, sepanjang tahun nilai market penetrasi kopi Indonesia di Italia mengalami penurunan 5,03% tiap tahun. Nilai market penetrasi kopi Indonesia di Italia sepanjang tahun rata-rata sebesar 3,67%. Grafik 18. Perubahan Daya Saing (competitiveness effect) Kopi Indonesia Di Italia Pada Tahun Dasar dibandingkan Tahun ,020 0,015 0,010 - (0,010) 0, (0,020) (0,030) (0,040) (0,035) (0,031) Tahun

37 Tabel 18. Perubahan Daya Saing (competitiveness effect) Kopi Indonesia Di Italia Pada Tahun Dasar dibandingkan Tahun 2012 Indikator Growth (%) Ekspor Kopi Indonesia Ke Italia (Ribu US$) 60,614 53,102 43,226 57,758 64, Total Ekspor Kopi Dunia Ke Italia (Ribu 1,380,256 1,224,543 1,305,992 1,975,498 1,898, US$) Market Penetration (MP) (5.03) Total Ekspor Dunia Ke Italia (Ribu US$) 560,960, ,071, ,352, ,362, ,390,760 (1.58) Tota Ekspor Dunia (Ribu US$) 15,973,653,879 12,320,926,786 15,048,351,708 18,001,381,151 18,058,027, Competitiveneness Effect (%) (0.035) (0.031) IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1. Daftar eksportir kopi dunia (8 besar) secara berurutan adalah Brazil, Vietnam, Jerman, Kolombia, Switzerland, Honduras, Italia dan Indonesia. 2. Selama lima tahun terakhir ( ) pertumbuhan nilai ekspor Kopi Indonesia pada posisi positif 7,44%, dimana pada tahun 2008 sebesar US$ meningkat pada tahun 2012 menjadi US$ Honduras merupakan salah satu negara eskportir Kopi, memiliki pertumbuhan pesat sebesar 29,64%, pada tahun 2008 dengan nilai ekspor US$ meningkat tajam di tahun 2012 menjadi US$ , posisi Nigeria tersebut mengalahkan pertumbuhan ekspor Kopi Brazil sebagai eksportir urutan pertama dunia yang mengalami penurunan 1,57%. 3. Perkembangan Kopi Indonesia di negara tujuan ekspor utama yang paling menjanjikan adalah Malaysia dan Amerika Serikat. Tingkat Pertumbuhan Ekspor Kopi Indonesia di Malaysia menduduki paling tinggi yaitu 26,48% disusul kemudian Amerika Serikat 19,63%, sedangkan tujuan ke Jerman mengalami penurunan 1,82%

38 4. Daya saing (competitiveness index) Kopi Indonesia dalam periode menurun 2,92% pada tahun 2008 sebesar 4,52 % menjadi 3,74% pada tahun 2012, sebaliknya Honduras memiliki kenaikan daya saing cukup tinggi pada tahun 2008 sebesar 2,63% dan di tahun 2012 menjadi 4,21%. Sementara Brazil mengalami penurunan daya saing yang tipis 1,57% tiap tahun, pada tahun 2008 sebesar 19,01% dan di tahun 2012 menjadi 17,18%. 5. Sepanjang tahun nilai RCA (Revealed Comparative Advantage) dari negara eksportir kopi dunia paling tinggi diduduki oleh Honduras sebesar 144,72, kemudian disusul Kolombia 27,49 dan Vietnam sebesar 17,97. Pertumbuhan RCA Indonesia Selama lima tahun terakhir ( ) pada posisi minus 9,40%, dimana pada tahun 2008 memiliki nilai RCA sebesar 5,27 menurun pada tahun 2012 menjadi 3,55. Tingkat Pertumbuhan RCA Switzerland menduduki paling tertinggi yaitu 11,92% pada tahun 2008 memiliki nilai RCA sebesar 2,75 meningkat pada tahun 2012 menjadi 4,31, Jerman pada posisi tertinggi kedua dengan nilai pertumbuhan 3,57% pada tahun 2008 memiliki nilai RCA sebesar 0,86 meningkat pada tahun 2012 menjadi 0,98 dan tertinggi ketiga ditempati Honduras sebesar 2,94% pada tahun 2008 memiliki nilai RCA sebesar 135,18 meningkat pada tahun 2012 menjadi 151,80, sedangkan negara pesaing ekspor lain mengalami pertumbuhan negatif, dimana angka negatif tertinggi diduduki Kolombia sebesar 17,10%. 6. Ekspor kopi biji Indonesia belum berorientasi pasar, melainkan masih berorientasi produksi. Mutu kopi biji Indonesia yang diekspor masih rendah sehingga tidak mendapatkan premi harga seperti kopi biji dari Vietnam dan Honduras. Selain mutu, kelemahan daya saing kopi biji Indonesia terkait dengan penguasaan pasar oleh pembeli, adanya isu kontaminasi Ochratoxin A, dan biaya ekspor yang relatif tinggi. Daya saing kopi biji Indonesia kalah dibandingkan daya saing kopi biji dari negara-negara lain, seperti Kolumbia, Honduras, Peru, Brazil dan Vietnam. B. Rekomendasi Kebijakan 1. Salah satu jalan yang ditempuh guna meningkatkan daya saing komoditas Kopi Indonesia adalah melakukan pengalihan pasar selain negara tujuan ekspor saat ini. Tetapi juga melakukan penetrasi pasar pada beberapa negara Asia lainnya seperti Korea karena Korea mempunyai trend permintaan Kopi yang terus meningkat

39 2. Pasar kopi di Korea, negara- negara Asean, Amerika dan negara Eropa masih terbuka luas. Pertumbuhan dan perkembangan Korea yang pesat sekarang ini banyak membutuhkan komoditas kopi, hal ini merupakan peluang bagi pelaku usaha kopi Indonesia terutama kopi yang tergolong specialty. Namun demikian pengembangan daya saing komoditas ini harus terus diperbaiki dan difokuskan pada beberapa persyaratan standar produk yang ditetapkan negara pengimpor seperti standarisasi produk, pengemasan, labeling, origin marking, sehingga komoditas ekspor tersebut tidak kalah dengan pesaing lainnya. 3. Diperlukan pengembangan produk turunan kopi sehingga tidak hanya produk primer seperti biji kopi mentah tetapi perlu dilakukan upaya pergeseran (shifting) keunggulan dari sektor primer menuju sektor pengolahan kopi bubuk dan kopi instan karena mempunyai nilai tambah (value added) lebih besar dibanding ekspor biji kopi. 4. Indonesia masih mempunyai kesempatan mengembangkan kopi biji organik untuk ekspor. Beberapa implikasi kebijakan yang dapat diusulkan adalah: Pemerintah perlu memfasilitasi pengembangan pasar melalui pemberian informasi pasar dan penyediaan kemudahan-kemudahan ekspor. Pemerintah perlu mengembangkan dan menerapkan SNI kopi biji yang berorientasi internasional dan meningkatkan teknologi peralatan pengolahan di tingkat petani untuk proses basah dan kering. Peningkatan daya saing perlu dilakukan dengan mengurangi bahkan menghilangkan beban biaya operasional di pelabuhan dan sebelum di pelabuhan melalui pemberian insentif fiskal dan moneter (keringanan pajak dan suku bunga). Pengembangan kopi organik dimulai dengan sosialisasi berbagai hal yang terkait dengan standar dan implementasi budi daya, pengolahan dan perdagangan. Selain sosialisasi, pemerintah perlu memfasilitasi produsen dan pengekspor kopi organik dengan penyediaan informasi pasar dan berbagai kemudahan ekspor

40

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari aktivitas perdagangan international yaitu ekspor dan impor. Di Indonesia sendiri saat

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan perekonomian nasional dan menjadi sektor andalan serta mesin penggerak pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia. Dari total produksi, sekitar 67 persen kopinya diekspor sedangkan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perikanan Indonesia dalam era perdagangan bebas mempunyai peluang yang cukup besar. Indonesia merupakan negara bahari yang sangat kaya dengan potensi perikananan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas. Komoditas yang ditanami diantaranya kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao, dan komoditas

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia Luas lahan robusta sampai tahun 2006 (data sementara) sekitar 1.161.739 hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.874

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi dalam perdagangan dan investasi menawarkan banyak peluang dan tantangan bagi agribisnis perkebunan di Indonesia. Kopi merupakan salah satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam mengembangkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam mengembangkan kegiatan ekonomi pedesaan melalui pengembangan usaha berbasis pertanian. Pertumbuhan sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya saing merupakan salah satu kriteria yang menentukan keberhasilan suatu negara di dalam perdagangan internasional. Dalam era perdagangan bebas saat ini, daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang tepat untuk

Lebih terperinci

Mendobrak Pasar Ekspor Melalui Pendekatan Total Football

Mendobrak Pasar Ekspor Melalui Pendekatan Total Football Mendobrak Pasar Ekspor Melalui Pendekatan Total Football Oleh Ketua Umum KADIN Indonesia Pada Rapat Kerja Kementerian Perdagangan RI Jakarta, 20 Februari 2016 Strategi Mendobrak Ekspor 1. Memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan

BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai Negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang besar di sektor perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan antar negara akan menciptakan pasar yang lebih kompetitif dan mendorong pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Kondisi sumber daya alam Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat adalah salah satu negara tujuan utama ekspor produk

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat adalah salah satu negara tujuan utama ekspor produk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Amerika Serikat adalah salah satu negara tujuan utama ekspor produk perikanan Indonesia. Nilai ekspor produk perikanan Indonesia ke Amerika Serikat lebih besar daripada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 02/01/12/Th.XIX, 04 Januari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA 1. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR US$607,63 JUTA.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 14/03/12/Thn. XIX, 01 Maret PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN JANUARI SEBESAR US$574,08 JUTA Nilai ekspor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang mengandalkan sektor migas dan non migas sebagai penghasil devisa. Salah satu sektor non migas yang mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi telah menambahkan banyak tantangan baru bagi agribisnis di seluruh dunia. Agribisnis tidak hanya bersaing di pasar domestik, tetapi juga untuk bersaing

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 20/04/31/Th. XIX, 17 April NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN MARET NAIK 11,42 PERSEN DIBANDINGKAN BULAN SEBELUMNYA Nilai ekspor melalui DKI

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Perkebunan Dunia

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Perkebunan Dunia IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Perkebunan Dunia Komoditi perkebunan Indonesia rata-rata masuk kedalam lima besar sebagai produsen dengan produksi tertinggi di dunia menurut Food and agriculture organization (FAO)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa Indonesia. Pada kurun tahun 1993-2006, industri TPT menyumbangkan 19.59 persen dari perolehan devisa

Lebih terperinci

ANALISIS POSISI EKSPOR KOPI INDONESIA DI PASAR DUNIA EXPORT POSITION ANALYSIS OF COFFEE INDONESIA IN THE WORLD MARKET

ANALISIS POSISI EKSPOR KOPI INDONESIA DI PASAR DUNIA EXPORT POSITION ANALYSIS OF COFFEE INDONESIA IN THE WORLD MARKET ANALISIS POSISI EKSPOR KOPI INDONESIA DI PASAR DUNIA EXPORT POSITION ANALYSIS OF COFFEE INDONESIA IN THE WORLD MARKET Desi Ratna Sari 1, Ermi Tety 2, Eliza 2 Department of Agribussiness, Faculty of Agriculture,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kopi Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang telah di ekspor

BAB I PENDAHULUAN. Kopi Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang telah di ekspor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang telah di ekspor ke pasar dunia. Dari total produksi kopi yang dihasilkan oleh Indonesia, sekitar 67% kopinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara fundamental, bahwa gerak perdagangan semakin terbuka, dinamis, dan cepat yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perdagangan Internasional merupakan salah satu kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang disampaikan Salvatore

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 29/05/12/Thn.XVIII, 04 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA 1. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN MARET SEBESAR US$645,79 JUTA. Nilai ekspor melalui

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 02/01/12/Thn. XX, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN NOVEMBER SEBESAR US$723,68 JUTA Nilai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya berusaha di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang besar, diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, dalam kata lain cadangan migas Indonesia akan semakin menipis.

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, dalam kata lain cadangan migas Indonesia akan semakin menipis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian masih menjadi salah satu primadona Indonesia untuk jenis ekspor non-migas. Indonesia tidak bisa menggantungkan ekspornya kepada sektor migas saja sebab

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 43/08/12/Thn. XX, 01 Agustus PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN JUNI SEBESAR US$632,13 JUTA Nilai ekspor melalui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peran ekspor non migas sebagai penggerak roda perekonomian. komoditas perkebunan yang mempunyai peran cukup besar dalam

I. PENDAHULUAN. Peran ekspor non migas sebagai penggerak roda perekonomian. komoditas perkebunan yang mempunyai peran cukup besar dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran ekspor non migas sebagai penggerak roda perekonomian dari waktu ke waktu semakin meningkat. Lada merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peran cukup

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Subsektor perkebunan merupakan bagian dari sektor pertanian yang memegang peranan penting bagi perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan dari nilai devisa yang dihasilkan.

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 16/04/31/Th. XIX, 3 April NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI NAIK 9,70 PERSEN DIBANDINGKAN BULAN SEBELUMNYA Nilai ekspor melalui DKI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, di mana perekonomian dunia semakin terintegrasi. Kebijakan proteksi, seperi tarif, subsidi, kuota dan bentuk-bentuk hambatan lain, yang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan mengenai daya saing ekspor komoditas kopi di Indonesia dan faktor-faktor pendorong dan penghambatnya, maka dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang berlimpah, dimana banyak Negara yang melakukan perdagangan internasional, Sumberdaya yang melimpah tidak

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA MEI 2012

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA MEI 2012 BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 41/07/12/Th. XV, 01 Juli 2012 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA MEI 2012 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN MEI 2012 SEBESAR US$771,76 JUTA. Nilai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 33/06/12/Thn. XX, 02 Juni PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN APRIL SEBESAR US$775,84 JUTA Nilai ekspor melalui

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 18/05/31/Th. XVIII, 2 Mei NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN MARET MENCAPAI 943,04 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No.15/03/12/Thn. XX, 01 Maret PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN JANUARI SEBESAR US$707,83 JUTA Nilai ekspor melalui

Lebih terperinci

PERSAINGAN EKSPOR KOPI INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL. Nuhfil Hanani, Rosihan Asmara dan Fahriyah. Abstrak

PERSAINGAN EKSPOR KOPI INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL. Nuhfil Hanani, Rosihan Asmara dan Fahriyah. Abstrak 1 PERSAINGAN EKSPOR KOPI INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL Nuhfil Hanani, Rosihan Asmara dan Fahriyah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah melihat kinerja ekonomi kopi Indonesia dan menganalisis tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan banyak sektor, karena

I. PENDAHULUAN. penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan banyak sektor, karena I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor yang mampu menciptakan penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan banyak sektor, karena pengusahaannya dimulai dari kebun sampai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 46/10/31/Th. XVII, 1 Oktober EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN AGUSTUS MENCAPAI 999,53 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian tampaknya masih menjadi primadona perekonomian di

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian tampaknya masih menjadi primadona perekonomian di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian tampaknya masih menjadi primadona perekonomian di Indonesia, meskipun telah terjadi transformasi struktur ekonomi, dimana perekonomian negara lebih ditopang

Lebih terperinci

PRODUKSI PANGAN DUNIA. Nuhfil Hanani AR

PRODUKSI PANGAN DUNIA. Nuhfil Hanani AR 49 PRODUKSI PANGAN DUNIA Nuhfil Hanani AR Produksi Pangan dunia Berdasarkan data dari FAO, negara produsen pangan terbesar di dunia pada tahun 2004 untuk tanaman padi-padian, daging, sayuran dan buah disajikan

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN 2001 2015 JURNAL Oleh: Nama : Ilham Rahman Nomor Mahasiswa : 13313012 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan sangat berarti dalam upaya pemeliharaan dan kestabilan harga bahan pokok,

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan sangat berarti dalam upaya pemeliharaan dan kestabilan harga bahan pokok, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Kegiatan perdagangan sangat berarti dalam upaya pemeliharaan dan kestabilan harga bahan pokok,

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA Ekspor dan Impor Provinsi DKI Jakarta No. 30/06/31/Th.XIX, 2 Juni EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan April mencapai 3.830,69 juta dollar Amerika, turun 10,45 persen dari

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN BISNIS DAN DAYA SAING IKAN HIAS INDONESIA. Peluang Bisnis Masyarakat Urban

PERKEMBANGAN BISNIS DAN DAYA SAING IKAN HIAS INDONESIA. Peluang Bisnis Masyarakat Urban PERKEMBANGAN BISNIS DAN DAYA SAING IKAN HIAS INDONESIA Peluang Bisnis Masyarakat Urban OLEH : SUHANA DOSEN MATA KULIAH EKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM, PROGRAM STUDI EKONOMI DAN LINGKUNGAN IPB PENELITI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Sebagian besar produksi kopi di Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Sebagian besar produksi kopi di Indonesia merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan dalam subsektor perkebunan di Indonesia karena memiliki peluang pasar yang baik di dalam negeri maupun luar negeri. Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian dalam perekonomian. Selain itu sebagian besar penduduk Indonesia bekerja pada sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang memiliki peran penting bagi suatu negara. Perdagangan internasional memberikan manfaat berkaitan dengan

Lebih terperinci

Komoditas Penentu Kinerja Ekspor Perikanan Indonesia

Komoditas Penentu Kinerja Ekspor Perikanan Indonesia Komoditas Penentu Kinerja Ekspor Perikanan Indonesia Robby Alexander Sirait 1 ) Per September 2016, ekspor hasil Dibandingkan tahun 2012, porsi nilai ekspor perikanan Indonesia mencapai krustasea terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan dan penawaran pada dasarnya merupakan penyebab terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan dan penawaran pada dasarnya merupakan penyebab terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permintaan dan penawaran pada dasarnya merupakan penyebab terjadinya perdagangan antar negara. Sobri (2001) menyatakan bahwa perdagangan internasional adalah

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JANUARI 2013 MENCAPAI 1.153,70 JUTA DOLLAR AMERIKA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JANUARI 2013 MENCAPAI 1.153,70 JUTA DOLLAR AMERIKA BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 14/03/31/Th. XV, 1 Maret 2013 EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JANUARI 2013 MENCAPAI 1.153,70 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor non migas melalui

Lebih terperinci

BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 21/05/31/Th. XVII, 4 Mei EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN MARET MENCAPAI 1.119,04 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan

Lebih terperinci

DAYA SAING KARET INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL. Nuhfil Hanani dan Fahriyah. Abstrak

DAYA SAING KARET INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL. Nuhfil Hanani dan Fahriyah. Abstrak 1 DAYA SAING KARET INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL Nuhfil Hanani dan Fahriyah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan menganalisis kinerja ekonomi karet Indonesia dan menganalisis daya karet

Lebih terperinci

DAYA SAING EKSPOR KOPI ROBUSTA INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

DAYA SAING EKSPOR KOPI ROBUSTA INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL DAYA SAING EKSPOR KOPI ROBUSTA INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL Ariel Hidayat* dan Soetriono** *Alumnus PS Agribisnis Pasca Sarjana Universitas Jember **Dosen Fakultas Pertanian Uniersitas Jember ABSTRACT

Lebih terperinci

VIII. DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM. hanya merujuk pada ketidakmampuan individu dalam menghasilkan setiap barang

VIII. DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM. hanya merujuk pada ketidakmampuan individu dalam menghasilkan setiap barang VIII. DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM Dalam rangka memenuhi kebutuhan ekonomi, penting artinya pembahasan mengenai perdagangan, mengingat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia memerlukan orang lain untuk

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KOMODITAS KAKAO INDONESIA ANDRI VENO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KOMODITAS KAKAO INDONESIA ANDRI VENO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 74 ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KOMODITAS KAKAO INDONESIA ANDRI VENO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ABSTRAK Komoditas kakao merupakan salah satu penyumbang devisa negara. Tanaman kakao sangat cocok dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 25/04/12/Thn.XVIII, 01 April 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA 1. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR US$555,47 JUTA. Nilai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan... 5

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan... 5 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional bukan hal baru bagi Indonesia, perdangangan internasional menjadi salah satu jalan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pada

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA Ekspor dan Impor DKI Jakarta No. 38/08/31/Th.XIX, 1 Agustus EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JUNI TURUN 21,69 PERSEN DIBANDINGKAN BULAN SEBELUMNYA Nilai ekspor melalui

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 06/02/31/Th. XVI, 3 Februari 2014 NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN DESEMBER 2013 MENCAPAI 953,15 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor non migas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pertumbuhan ekonomi di Saudi Arabia diatur melambat

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran penting dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Indonesia merupakan negara produsen

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA Ekspor dan Impor DKI Jakarta No. 33/07/31/Th.XIX, 3 Juli EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan mencapai 4.536,64 juta dollar Amerika. Nilai ekspor produk-produk DKI Jakarta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan yang memegang peranan penting dalam perdagangan dan perekonomian negara. Kopi berkontribusi cukup

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 23/05/12/Thn. XX, 02 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN MARET SEBESAR US$831,16 JUTA Nilai ekspor melalui

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 40/09/31/Th. XVIII, 1 September NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JULI MENCAPAI 695,71 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG » Kinerja Perdagangan Komoditas Pertanian Volume 1 No. 1, 2009 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 34/08/31/Th. XVII, 3 Agustus EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JUNI MENCAPAI 1.119,04 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 56/11/72/Th. XV, 01 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH SEPTEMBER EKSPOR SENILAI US$ 32,12 JUTA Nilai ekspor Sulawesi Tengah pada bulan ember (angka sementara) dibanding bulan us

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka dimana lalu lintas perekonomian internasional sangat penting dalam perekonomian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (BPS 2012), dari pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman. bahan makanan, perkebunan, perternakan, kehutanan dan perikanan.

I. PENDAHULUAN. (BPS 2012), dari pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman. bahan makanan, perkebunan, perternakan, kehutanan dan perikanan. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian, Semester I 2014 Ekspor Impor Neraca

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian, Semester I 2014 Ekspor Impor Neraca I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang melimpah dan beraneka ragam (mega biodiversity). Keanekaragaman tersebut tampak pada berbagai jenis komoditas tanaman

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 06/02/31/Th. XIX, 1 Februari 2017 NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN DESEMBER MENCAPAI 715,18 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 54/12/31/Th. XVIII, 1 Desember NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN OKTOBER MENCAPAI 1.055,64 JUTA DOLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT JANUARI 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT JANUARI 2014 14/03/13/Th. XVII, 3 Maret PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT JANUARI I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JANUARI MENCAPAI US$161,9 JUTA Nilai ekspor Sumatera Barat bulan Januari mencapai US$161,9

Lebih terperinci

2. Ekspor Produk DKI Jakarta

2. Ekspor Produk DKI Jakarta BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 28/06/31/Th. XVII, 1 Juni EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN APRIL MENCAPAI 1.022,66 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan

Lebih terperinci

Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Agriekonomika Volume 5, Nomor 2, 2016

Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian  Agriekonomika Volume 5, Nomor 2, 2016 Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian http://journal.trunojoyo.ac.id/agriekonomika Agriekonomika Volume 5, Nomor 2, 2016 DAYA SAING DAN FAKTOR PENENTU EKSPOR KOPI INDONESIA KE MALAYSIA DALAM SKEMA

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 21/06/31/Th. XI, 01 Juni EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN MARET SEBESAR 696,56 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 26/07/31/Th.XIII, 1 Juli 2011 NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN APRIL 2011 SEBESAR 822,45 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor non migas melalui

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA No. 25/06/31/Th. XVIII, 1 Juni NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN APRIL MENCAPAI 988,78 JUTA DOLLAR AMERIKA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan

Lebih terperinci

Tabel 1. Neraca Perdagangan Luar Negeri Sumatera Utara Untuk Beberapa Periode Tahun

Tabel 1. Neraca Perdagangan Luar Negeri Sumatera Utara Untuk Beberapa Periode Tahun BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 18/03/12/Thn.XVIII, 02 Maret 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA 1. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN JANUARI 2015 SEBESAR US$627,93 JUTA. Nilai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat berpengaruh bagi perkembangan

Lebih terperinci

BAB V ALIRAN PERDAGANGAN, KONDISI TARIF DAN PERFORMA EKSPOR INDONESIA DI PASAR ASEAN PLUS THREE

BAB V ALIRAN PERDAGANGAN, KONDISI TARIF DAN PERFORMA EKSPOR INDONESIA DI PASAR ASEAN PLUS THREE BAB V ALIRAN PERDAGANGAN, KONDISI TARIF DAN PERFORMA EKSPOR INDONESIA DI PASAR ASEAN PLUS THREE 5.1. Aliran Perdagangan dan Kondisi Tarif Antar Negara ASEAN Plus Three Sebelum menganalisis kinerja ekspor

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Industri pupuk urea termasuk dalam lapangan usaha sektor industri pengolahan non migas. Pada tahun 2014 industri pengolahan non migas memberikan kontribusi sebesar 21 % pada

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Dayasaing Dayasaing merupakan kemampuan usaha suatu industri untuk menghadapi berbagai lingkungan kompetitif. Dayasaing dapat diartikan

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA Ekspor dan Impor DKI Jakarta No. 50/11/31/Th.XIX, 1 November EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA Nilai ekspor melalui DKI Jakarta bulan tember mencapai 4.479,47 juta dollar Amerika. Nilai ekspor produk-produk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah dan beraneka ragam. Hal ini tampak pada sektor pertanian yang meliputi komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,

Lebih terperinci

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2016

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2016 PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No. 31/06/16/Th.XVIII, 1 Juni No. 42/08/16/Th.XVIII, 1 Agustus PERDAGANGAN LUAR NEGERI

Lebih terperinci

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax: SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Ekspor Indonesia Tahun 2011 Melampaui Target USD 200 Miliar

Lebih terperinci