ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI SEKITAR RUSUNAWA WONOCOLO, SIDOARJO MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 7 ETM+ DAN LANDSAT 8

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel 1.1 Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Banguntapan Tahun 2010 dan Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk daerah perkotaan di negara-negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh besarnya tingkat pemanfaatan lahan untuk kawasan permukiman,

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Interpretasi Citra dan Foto Udara

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APLIKASI CITRA LANDSAT UNTUK PEMODELAN PREDIKSI SPASIAL PERKEMBANGAN LAHAN TERBANGUN ( STUDI KASUS : KOTA MUNTILAN)

Gambar 11. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3Perubahan tutupan lahan Jakarta tahun 1989 dan 2002.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lahan dan Penggunaan Lahan Pengertian Lahan

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS,

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya lahan yang terdapat pada suatu wilayah, pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya lahan (Sitorus, 2011). Pertumbuhan dan perkembangan kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. (1989), hingga tahun 2000 diperkirakan dari 24 juta Ha lahan hijau (pertanian,

TINJAUAN PUSTAKA. Secara geografis DAS Besitang terletak antara 03 o o LU. (perhitungan luas menggunakan perangkat GIS).

BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Geografi dan Demografi Kabupaten Sidoarjo

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

LAMPIRAN 1 HASIL KEGIATAN PKPP 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang

Pemetaan Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Penginderaan Jauh di Pulau Batam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

BAB 4 SEGMENTASI WILAYAH POTENSI BANJIR MENGGUNAKAN DATA DEM DAN DATA SATELIT

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi penggunaan lahan dinamis, sehingga perlu terus dipantau. dilestarikan agar tidak terjadi kerusakan dan salah pemanfaatan.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Gregorius Anung Hanindito 1 Eko Sediyono 2 Adi Setiawan 3. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. and R.W. Kiefer., 1979). Penggunaan penginderaan jauh dalam mendeteksi luas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau oleh daya beli masyarakat (Pasal 3, Undang-undang No. 14 Tahun 1992

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Pasal 12 Undang-undang Kehutanan disebutkan bahwa. penyusunan rencana kehutanan. Pembentukan wilayah pengelolaan hutan

BAB I PENDAHULUAN km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih km 2 (Moosa et al

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2016 KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERD ASARKAN JUMLAH PEND UD UK D I KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMED ANG

KAWASAN TERPADU RIMBA DI 3 KABUPATEN PRIORITAS (Kab. Kuantan Sengingi, Kab. Dharmasraya dan Kab. Tebo)

PERUBAHAN LUAS EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI TIMUR SURABAYA

MATERI 4 : PENGENALAN TATAGUNALAHAN DI GOOGLE EARTH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, salah satunya adalah kawasan perbatasan Sidoarjo - Surabaya (dalam hal ini Desa Wonocolo, Kecamatan Taman).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INTERPRETASI CITRA SATELIT LANDSAT

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

ANALISA TUTUPAN LAHAN TERHADAP RENCANA INVESTASI DI KECAMATAN LABANG, KABUPATEN BANGKALAN PASCA SURAMADU DENGAN CITRA SPOT-5

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan pengembangan wilayah merupakan salah satu bentuk usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Sri Rahmawati, 2015

PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PERUBAHAN POLA DAN TATA GUNA LAHAN SUNGAI BENGAWAN SOLO dengan menggunakan citra satelit multitemporal

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 1997

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

Analisis Perubahan Lahan Tambak Di Kawasan Pesisir Kota Banda Aceh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. arah perubahan struktural desa-kota diharapkan dapat berlangsung secara seimbang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

KAJIAN MORFODINAMIKA PESISIR KABUPATEN KENDAL MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH MULTI SPEKTRAL DAN MULTI WAKTU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar 1. Satelit Landsat

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Banjir 2.2 Tipologi Kawasan Rawan Banjir

Gambar 13. Citra ALOS AVNIR

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prediksi Spasial Perkembangan Lahan Terbangun Melalui Pemanfaatan Citra Landsat Multitemporal di Kota Bogor

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MAUTONG TAHUN 2008 DAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana.

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENANGANAN KAWASAN BENCANA ALAM DI PANTAI SELATAN JAWA TENGAH

PENGINDERAAN JAUH. --- anna s file

Peranan Aplikasi GIS Dalam Perencanaan Pengembangan Pertanian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI SEKITAR RUSUNAWA WONOCOLO, SIDOARJO MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 7 ETM+ DAN LANDSAT 8 1.1. Latar Belakang Kawasan permukiman di kelurahan Wonocolo, kecamatan Taman merupakan kawasan yang terletak di perbatasan kabupaten Sidoarjo. Kawasan perbatasan adalah kawasan budidaya dan lindung yang berbatasan langsung dengan wilayah administratif kabupaten lainnya dan memiliki pengaruh dan keterkaitan dalam tiap kegiatan pembangunan pada aspek ekonomi, hukum, sosial budaya, lingkungan, spasial (sistem kepusatan) dan kegiatan hidup masyarakat didalammya. Kawasan Wonocolo pada awalnya didominasi oleh kegiatan pertanian. Kemudian seiring dengan berkembangnya akses dan kegiatan yang ada di sekitarnya, tempat ini mengalami transformasi menjadi sebuah kawasan fungsional perkotaan yang strategis karena berada pada gerbang lintas perbatasaan. Apalagi sejak dibangunnya rumah susun sederhana sewa (rusunawa), yaitu Rusunawa Wonocolo pada tahun 2011, bisa dipastikan perkembangan jumlah penduduk di kelurahan Wonocolo dan sekitarnya berkembang sangat pesat. Sebuah kawasan dengan perkembangan jumlah penduduk yang pesat tentu diiringi dengan perubahan tutupan lahan di daerah itu. Karenanya analisis mengenai perubahan tutupan lahan sangat perlu dilakukan untuk memantau dan mengevaluasi ketersediaan lahan selama satu peiode. Salah satu cara untuk memantau perubahan tutupan lahan adalah menggunakan analisis citra satelit, yaitu Landsat. Citra Landsat 7 ETM+ digunakan untuk melihat kondisi lahan pada tahun 2003, di mana kawasan Wonocolo tentu masih belum padat seperti sekarang, dan citra Landsat 8 tahun 2015 diolah untuk mendapatkan data yang lebih mutakhir. 1.2 Maksud dan Tujuan Dari penelitian ini diharapkan dapat dipantau besarnya perubahan tutupan lahan pada kawasan Wonocolo dan sekitarnya dalam rentang waktu 12 (dua belas) tahun, yaitu pada tahun 2003 dan 2015. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Interpretasi Citra Satelit Untuk Studi Penggunaan Lahan Penggunaan lahan mencerminkan sejauh mana usaha atau campur tangan manusia dalam memanfaatkan dan mengelola lingkungannya. Data penggunaan/tutupan lahan ini dapat disadap dari citra satelit secara relatif mudah, dan perubahannya dapat diketahui dari citra satelit multitemporal. Teknik interpretasi citra satelit termasuk di dalam sistem penginderaan 45

jauh. Penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau gejala yang dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1997). Penggunaan citra satelit sebagai sumber informasi sudah meluas dalam berbagai aplikasi. Hanya saja untuk dapat memanfaatkan citra satelit tersebut diperlukan kemampuan mengamati keseluruhan tanda yang berkaitan dengan objek atau fenomena yang diamati. Tanda-tanda tersebut dinamakan kunci pengenalan atau biasa disebut dengan unsur-unsur interpretasi. Unsur-unsur tersebut meliputi : rona/warna, tekstur, bentuk, ukuran, pola, situs, asosisasi, dan konvergensi bukti (Sutanto, 1997). Untuk dapat melakukan interpretasi penggunaan lahan secara sederhana dan agar hasilnya mudah dipahami oleh orang lain (pengguna), diperlukan panduan kerja berupa sistem klasifikasi penggunaan lahan/tutupan lahan. Sistem klasifikasi penggunaan lahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem klasifikasi penggunaan kota karena wilayah yang diinterpretasi merupakan wilayah kota. Sistem klasifikasi penggunaan lahan kota yang dipakai adalah sistem klasifikasi menurut Sutanto (1981) dengan sedikit perubahan (disesuaikan dengan kondisi penggunaan lahan di daerah penelitian). KONDISI WILAYAH STUDI 3.1 Kondisi Umum Wilayah Studi Kawasan Wonocolo adalah kawasan yang strategis karena menjadi pusat ibukota kecamatan yang berada pada poros utama kota yang menghubungkan Kabupaten Sidoarjo dengan Kota Surabaya dan Mojokerto. Kawasan ini menjadi kantong permukiman yang strategis bagi masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi maupun para pekerja. Dengan mencermati perkembangan kawasan yang pesat dan intensif di kawasan perbatasan, belum sepenuhnya menunjukkan adanya sinergitas dan integrasi yang mengarah pada efektifitas dan efisiensi penggunaan lahan. Hal ini ditandai dengan munculnya permasalahan kemacetan, peningkatan intensitas lahan dan bangunan secara intensif dan parsial, adanya banjir, sehingga berakibat kualitas lingkungan perumahan dan permukiman di kawasan Wonocolo menjadi menurun. Gambar 3.1 menunjukkan peta lokasi kawasan Wonocolo dalam kabupaten Sidoarjo. 46

LOKASI PENELITIAN Gambar 3.1 Lokasi kawasan Wonocolo di kecamatan Taman dalam peta kabupaten Sidoarjo 3.2. Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan data penduduk 3 tahun terakhir (tahun 2010 sampai dengan tahun 2012) diketahui bahwa angka laju pertumbuhan penduduk rata-rata pada Kawasan Sekitar Wonocolo secara kumulatif cenderung mengalami penurunan mencapai -2,71% atau mengalami penurunan 1096 jiwa. Data penduduk Kelurahan selama kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir secara lebih spesifik dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.1 Kecenderungan Pertumbuhan Penduduk Pada Wilayah Studi No Desa/Kelurahan Tahun 2010 Jumlah Penduduk Tahun 2011 Tahun 2012 Laju Pertumbuhan (Jiwa) Pertumbuhan Pertahun Laki Perempuan Jumlah Laki Perempuan Jumlah Laki Perempuan Jumlah (Jiwa) (%) 2011 2012 1 Taman 3868 3699 7567 3994 3801 7795 4055 3877 7932 365 4.82 228 137 2 Wonocolo 4609 4669 9278 4610 4678 9288 4616 4698 9314 36 0.39 10 26 3 Bebekan 4342 4211 8553 3751 3612 7363 3751 3612 7363-1190 -13.91-1190 0 4 Ngelom 3267 3094 6361 2617 2609 5226 2647 2648 5295-1066 -16.76-1135 69 5 Kalijaten 4342 4336 8678 4782 4550 9332 4821 4616 9437 759 8.75 654 105 Jumlah 40437 39004 39341-1096 -2.71-1433 337 Sumber: - Diolah Dari Data Rekapitulasi Profil Penduduk Tiap Desa - Ekstrapolasi Berdasarkan Delienasi Wilayah studi 47

Kalijaten 654-1135 Ngelom -1190 Bebekan Wonocolo 10 Tahun 2011 Tahun 2012 Taman 228-1500 -1000-500 0 500 1000 Gambar 3.2. Laju Pertumbuhan Penduduk Wilayah studi Dari tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa trend penurunan yang terjadi di Wilayah studi dipengaruhi oleh penurunan jumlah penduduk di wilayah kelurahan Ngelom dan Kelurahan Bebekan. Meskipun demikian, pertumbuhan penduduk pada wilayah kelurahan Wonocolo, Taman dan Kalijaten secara kuantitatif mengalami peningkatan yang tidak signifikan. Hal yang selanjutnya perlu cermati kembali terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan jumlah penduduk di sekitar kawasan permukiman wonocolo adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk di Wilayah studi. Terdapat dua variabel yang mempengaruhi jumlah penduduk yaitu pertumbuhan alamiah (tingkat kelahiran dan kematian) dan pertumbuhan ikutan dalam hal ini adalah migrasi (penduduk datang dan pindah). Pengaruh Dominasi faktor pertumbuhan di Wilayah studi secara spesifik dapat dilihat pada Tabel 3.5. No Tabel 3.2 Faktor Pengaruh Pertumbuhan Penduduk di Wilayah studi Desa/Kelurahan Faktor Penambah Migrasi Kelahiran Masuk Faktor Penurun Migrasi Kematian Keluar 1 Taman 19 66 5 37 2 Wonocolo 43 18 18 19 3 Bebekan 54 29 12 110 4 Ngelom 38 45 10 34 5 Kalijaten 63 59 26 43 217 217 71 243 Jumlah 434 314 Sumber: Laporan Jumlah Penduduk Bulanan 48

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa faktor penambah yang mempengaruhi trend pertumbuhan positif di Wilayah studi relatif lebih tinggi dengan komposisi faktor kelahiran dan migrasi masuk yang seimbang. Faktor penurun yang memiliki pengaruh signifikan terhadap trend negatif adalah migrasi keluar yang mencapai 243 jiwa. Gambar 3.3 Fasilitas pendidikan pada wilayah studi PENGGUNAAN CITRA SATELIT UNTUK MEMANTAU PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN DI SEKITAR RUSUNAWA WONOCOLO 4.1 Keberadaan Rusunawa Wonocolo Penataaan lanskap Rusunawa Wonocolo bisa dilihat pada gambar 4.1 berikut ini. 49

Gambar 4.1 Pengaturan lanskap rusunawa Wonocolo 4.2 Citra Landsat ETM7+ tahun 2003 dan Landsat 8 tahun 2015 Pada penelitian ini, komposisi warna yang dipilih untuk citra tahun 2003 dan 2015 adalah band 5 (merah), band 4 (hijau) dan band 3 (biru). Alasannya adalah ketiga band itu memiliki karakteristik yang diperlukan untuk klasifikasi tutupan lahan, sifatnya antara lain: Band 5 peka terhadap kelembaban tanah, band 4 memperkuat perbedaan (kontras) antara darat dan air, dan band 3 terletak pada salah satu bagian serapan klorofil. Gambar 4.2 hingga 4.7 menunjukkan citra Landsat ETM 7+ dan Landsat 8 band 3, 4 dan 5. Pada band 3, tampak adanya perbedaan mencolok antara permukiman dan tanaman. Dalam hal ini, tempat-tempat dengan daya pantul (reflektansi) tinggi tampak berwarna terang (putih), sedangkan tumbuh-tumbuhan berwarna hitam. Gambar 4.2 Citra Landsat ETM 7+ band 3 Gambar 4.3 Citra Landsat 8 band 3 Pada gambar 3.4 dan 3.5 berikut, terlihat jelas perbedaan antara daratan dan perairan, di sini sungai tampak terlihat lebih jelas. 50

Gambar 4.4 Citra Landsat ETM 7+ band 4 Gambar 4.5 Citra Landsat 8 band 4 Pada gambar 3.6 dan 3.7, hampir tidak ada perbedaan antara reflektan tinggi dan rendah, hal ini disebabkan karena kelembaban tanah yang relatif sama. Gambar 4.6 Citra Landsat ETM 7+ band 5 Gambar 4.7 Citra Landsat 8 band 5 Dari ketiga jenis band di atas, dibuat color composit, yang menghasilkan citra berwarna (gambar 3.8 dan 3.9). Gambar 4.8 Citra Color Composit Citra Landsat ETM 7+ Band 4,5,3 (RGB) Gambar 4.9 Citra Color Composit Citra Landsat 8 Band 4,5,3 (RGB) 51

ANALISIS CITRA LANDSAT TAHUN 2003 DAN 2015 5.1 Analisis Perubahan Tutupan Lahan Analisis terhadap perubahan tutupan lahan antara tahun 2003 dan 2015 dilakukan dengan cara menumpang susun atau overlay dua citra yang dihasilkan. Proses itu dilakukan dengan menggunakan software pengolah citra satelit. Dari hasil overlay kedua citra tersebut, dan ditunjang dengan data jumlah penduduk dan peta tata guna lahan, akan dianalisis perubahan tutupan lahan daerah penelitian selama kurun waktu 12(dua belas) tahun. 5.2 Perubahan Lahan Kecamatan Taman Perubahan lahan pada kecamatan Taman antara tahun 2003 dan 2015 dapat dilihat pada gambar 5.1 dan 5.2. Pada tahun 2003 tampak tutupan lahan didominasi oleh area tanaman, sawah dan lahan kosong. Gambar 5.1 Tutupan lahan kec. Taman tahun 2003 Gambar 5.2 Tutupan lahan kec. Taman tahun 2015 52

Sedangkan pada tahun 2015, tutupan lahan lebih didominasi oleh permukiman dan industri. Secara kualitatif, perubahan di wilayah Taman berkisar antara 20-40%. 5.3 Perubahan Lahan Kecamatan Waru Perubahan lahan pada kecamatan Waru antara tahun 2003 dan 2015 dapat dilihat pada gambar 5.3 dan 5.4. Pada tahun 2003 tampak tutupan lahan didominasi oleh area tanaman, tambak (warna biru), sawah dan lahan kosong dan permukiman. Perubahan secara kualitatif sebanyak 30%. Gambar 5.3 Tutupan lahan kec. Taman tahun 2003 Gambar 5.4 Tutupan lahan kec. Taman tahun 2015 Sedangkan pada tahun 2015, tutupan lahan lebih didominasi oleh permukiman dan industri (warna putih). 5.4 Perubahan Lahan Kecamatan Krian 53

Perubahan lahan pada kecamatan Krian antara tahun 2003 dan 2015 dapat dilihat pada gambar 5.5. Pada tahun 2003 tampak tutupan lahan didominasi oleh area tanaman, lahan kosong dan permukiman, sedangkan pada 2015 lebih banyak area industri (warna putih). Perubahan secara kualitatif sebanyak 40%. Gambar 5.5 Tutupan lahan kec. Krian tahun 2003 dan 2015 5.5 Perubahan Lahan Kecamatan Sukodono dan Gedangan Perubahan lahan pada kecamatan Sukodono dan Gedangan antara tahun 2003 dan 2015 dapat dilihat pada gambar 5.6 dan 5.7. Pada tahun 2003 tampak tutupan lahan didominasi oleh area tanaman dan persawahan, sedangkan pada 2015 lebih banyak area permukiman dan industri (warna merah muda). Perubahan secara kualitatif sebanyak 60%. 54

Gambar 5.6 Tutupan lahan kec. Sukodono dan Gedangan tahun 2003 Gambar 5.7 Tutupan lahan kec. Sukodono dan Gedangan tahun 2015 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari penelitian tentang perubahan tutupan lahan selama 10-12 tahun di beberapa kecamatan di sekitara rumah susun sederhana sewa atau Rusunawa Wonocolo, dapat 55

disimpulkan bahwa terdapat perubahan yang signifikan pada perubahan tutupan lahan antara tahun 2003 hingga 2015. Perubahan tersebut antara ain: 1. Area sawah berubah menjadi permukiman dan industri 2. Area lahan kosong menjadi area industri. 3. Daerah tambak (di sebelah timur Waru) sebagian menjadi permukiman 4. Daerah kebun sebagian menjadi lahan permukiman dan industri 56