Setelah itu, dengan menggunakan faktor strategis internal dan eksternal,

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

STRATEGI WISMA DUTA HARAPAN: MENGHADAPI PERSAINGAN PADA INDUSTRI PENGINAPAN BERSKALA MENENGAH DI KOTA MEDAN (SEBUAH STUDI KASUS)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

ANALISA STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA DEPOT AIR ISI ULANG BIRU

BAB IV PEMBAHASAN KASUS

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MAKANAN RINGAN PADA UD. HARUM SARI

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

BAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tugas Analysis IFAS, EFAS dan Matriks SWOT dalam Studi Kasus PT. Gojek Indonesia

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016).

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SEMINAR PENULISAN ILMIAH

Kata kunci: mutu nonakademik, analisis swot, ban pt, renstra

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT

Analisis Swot Digital Library STIKOM Bali

STRATEGI PEMASARAN PADA PT. ASURANSI JIWA INHEALTH INDONESIA

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

Volume I No.02, Februari 2016 ISSN :

Analisis Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Pada Toko Fake Jumper

PENDAHULUAN. dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal

Nofianty ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perencanaan merupakan sekelompok usaha yang di nilai efektif, dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TEKNIK PEMANFAATAN ANALISIS SWOT TANPA SKALA INDUSTRI (A-SWOT-TSI)

NOVIYANTI MANAJEMEN EKONOMI Penerapan Strategi Pemasaran Dalam Konsep Sisitem Multi Level Marketing Pada PT IFARIA GEMILANG

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

BAB IV HASIL ANALISIS DATA. kesengajaan karena kondisi keluarga yang pindah ke Babadan untuk

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI KABUPATEN LANGKAT

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tepatnya di Jalan Raya Soekarno-Hatta Km 30, PO BOX 119 Ungaran, 50501

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DAN DAMPAK KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA BAGI REMAJA DI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

BAB II KERANGKA TEORI. dunia bisnis. Tujaun tersebut hanya dapat dicapai memalui usaha mempertahankan dan

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS. Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi. berkaitan dengan perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi.

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) RAYON TAMBUN - BEKASI

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK. Kata Kunci : Strategi penanganan, risiko biaya kontrak, SWOT. iii

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi jenis-jenis makanan tradisional, persepsi wisatawan terhadap

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA TOKO MITRA BIKE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KERANGKA TEORI. bahasa yunani, yaitu startegos ini berasal dari kata stratus yang berarti militer

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 69

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis SWOT, Perencanaan Pemasaran Strategis. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL MELALUI SWOT DALAM USAHA PENGEMBANGAN BISNIS RETAIL BUTIK AMETHYST UNGU BANDUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

STRATEGI PEMASARAN PAKET INBOUND TOUR: STUDI KASUS DI PT. LOTUS ASIA TOURS JIMBARAN BALI

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan. dalam pengembangan industri dodol durian.

Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jalan Lembah Pakar Timur 28, Dago Bandung. 2 Masa Bimbingan. 5 Kuesioner. 6 Pengolahan Data.

Judul Penelitian Ilmiah :

BAB 5 SIMPULAN dan SARAN

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UD. BONTOT JAYA FURNITURE, KLENDER, JAKARTA TIMUR NPM :

STRATEGI PEMASARAN DHL EXPRESS / PT. BIROTIKA SEMESTA DI DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS JASA PENGIRIMAN DI ERA PASAR BEBAS

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT GARDA BINA UTAMA

Transkripsi:

66 Setelah itu, dengan menggunakan faktor strategis internal dan eksternal, sebagaimana telah dijabarkan dalam tabel IFAS dan EFAS, kemudian akan dibuat sebuah matrik SWOT yang akan menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan sehingga dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Berdasarkan matriks SWOT tersebut, kemudian dapat disusun empat set kemungkinan alternative strategis, yakni: SO, WO, ST, WT. Setelah alternatif strategi pada matrik SWOT dapat ditentukan dan disusun, kemudian langkah selanjutnya adalah untuk menentukan posisi perusahaan dalam persaingan bisnis. Dengan diketahuinya posisi perusahaan dalam persaingan bisnis maka kita dapat mengetahui kondisi persaingan yang dihadapi oleh perusahaan saat ini, serta dapat ditentukannya strategi yang paling sesuai dengan tepat untuk diterapkan oleh perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis. Posisi perusahaan akan ditentukan dengan menggunakan diagram analisis SWOT (lihat gambar 4.5), dengan menentukan koordinat titik X dan Y pada diagram tersebut yang mana perhitungannya akan menggunakan nilai yang dihasilkan dari IFAS dan EFAS (lihat tabel 4.1 dan 4.2). Berikut ini adalah diagram analisis SWOT Wisma Duta Harapan: Koordinat titik X (IFAS): Total Kekuatan = 2.90 Total Kelemahan = - (0.48) Letak titik X = 2.90 0.48 = 2.42

67 Koordinat titik Y (EFAS): Total Peluang = 1.91 Total Ancaman = - (1.14) Letak titik Y = 1.91 1.14 = 0.77 Jadi, posisi perusahaan terletak pada titik (2.42, 0.77) Diagram Analisis SWOT Gambar 4.5 Diagram Analisis SWOT 4.3.3.2 Hasil analisa SWOT Wisma Duta Harapan Book: (Rangkuti, analisa swot Bisnis) Berdasarkan analisis faktor strategi internal dan eksternal, seperti yang terlihat pada diagram analaisis SWOT, diketahui bahwa Wisma Duta Harapan berada pada posisi kuadran 1, yakni peluang yang dimiliki perusahaan pada saat ini sangat banyak dan perusahaan pun telah disokong dengan kekuatan dari segi internal.

68 Sehingga perusahaan harus menerapkan strategi agresif dimana perusahaan tetap mempertahakan kekuatan yang mereka miliki, sekaligus menggunakan kekuatankekuatan tersebut untuk menggapai peluang yang muncul didepannya. (Book: (Strategic Management and Business Policy)) Total Kekuatan = 2.90 Total Kelemahan = 0.48 Letak titik X = 2.90 + 0.48 = 3.38 Artinya: kelemahan dan kekuatan wisma duta harapan berada diatas rata-rata industri. (rata-rata industri berdasarkan buku = 3) Total Peluang = 1.91 Total Ancaman = 0.79 Letak titik Y = 1.91 + 1.14 = 3.05 Artinya: kondisi Perusahaan wisma duta harapan berada sedikit diatas rata industri penginapan sejenis. 4.3.4 Strategi Wisma Duta Harapan 4.3.4.1 Deliberate & emergent Strategy Menurut Mintzberg, secara umum strategi dapat diartikan sebagai sesuatu hal yang direncanakan seorang pemimpin untuk dilakukan di masa yang akan datang sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan jangka panjang yang telah direncanakan. Namun secara lebih spesifik lagi, strategi dapat dibagi menjadi dua, yaitu strategi deliberate (strategi yang sudah direncanakan) dan strategi emergent (strategi yang muncul dalam perjalanan perusahaan dan ada pengaruh dari lingkungan luar). Dalam perjalan Wisma Duta Harapan mulai dari awal berdiri, sampai dengan tahun 2007 mengalami fase-fase strategi seperti yang dijelaskan

69 diatas dimana pada saat awal perjalanan usaha, segala sesuatunya berjalan seperti yang direncanakan, namun ketika situasi dan kondisi persaingan meningkat, Wisma Duta Harapan dituntut untuk mengadopsi perubahan sebagai dampak dari perubahan lingkungan luar. Gambar dibawah ini akan memberikan paparan mengenai pola strategi yang diterapkan Wisma Duta Harapan, dimana pada awalnya yang lebih condong ke arah strategi deliberate hingga pada awal tahun 2000an, tepatnya tahun 2004, mulai merubah haluan menjadi lebih condong ke kepada strategi emergent. Gambar 4.6 Penerapan Strategi Deliberate dan Emergent pada Wisma Duta Harapan Pada dasarnya strategi deliberate dan disuatu perusahaan tidak dapat berdiri masing secara satu persatu, namun hanya tingkat pengarugnya yang berbeda, dalam kasus Wisma Duta Harapan dari awal berdirinya pengaruh dari pada strategi Deliberate lebih kuat, dimana segala sesuatu berjalan sesuai dengan yang direncanakan oleh Bapak sanjaya secara bertahap, dapat dilihat dari tingkat penghunian yang stabil (gambar 4.2) dari awal berdirinya sampai dengan awal tahun

70 2000an, menggambarkan adanya kesesuaian rencana dengan dengan hasil yang dicapai. Namun pada tahun 2004 terjadi penurunan tingkat penghunian yang sangat drastis yang diakibatkan faktor kompetisi yang sangat kuat diantara penginapan sejenis yang beberapa namanya telah disebutkan diatas. Hal ini kemudian menuntut Wisma Duta Harapan untuk melihat secara jelih peluang yang ada dan sedang berkembang di luar, hal yang paling jelas terlihat dalam hal ini adalah perkembangan industri pada sektor telko dan konstruksi yang meningkat dengan sangat pesat. Gambar 4.7 Pertumbuhan Industri di Sumut pada beberapa sector ( BPS, 2007 ) Dari gambar diatas dapat dilihat pertumbuhan beberapa sektor, seperti perhotelan, konstruksi, telekomunikasi, mengalami pertumbuhan lebih dari dua kali

71 lipat hanya dalam jangka waktu lima tahun, yakni dari tahun 2001-2006. Pertumbuhan pada industri perhotelan yang begitu pesat, memberikan sinyalir bahwa persaingan yang sangat sengit diantara industri sejenis memang terjadi secara nyata pada awal tahun 2000-an dan juga sejalan dengan data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, yang menyebutkan bahwa industri penginapan di kota medan masih kekurangan jumlah kamar sebanyak 2000 kamar dari total 6000 kamar yang sudah ada pada tahun 2006. Sedangkan pertumbuhan pada sektor telko dan konstruksi merupakan sebuah peluang yang dilihat oleh manajemen Wisma Duta Harapan, dengan cara mengubah fokus mereka terhadap tamu yang berlatar belakang sebagai pekerja dari industri telekomunikasi dan konstruksi. Dari akhir tahun 2004, Wisma Duta harapan, secara gencar memberikan penawaran kepada beberapa perusahaan telko dan konstruksi, dan berhasil mendapat kontrak kerja sama untuk jangka waktu tertentu. Berdasarkan hasil wawancara singkat dengan resepsionis Wisma Duta Harapan, didapatkan bahwa setelah tahun 2004, rata-rata 80% penghuni Wisma Duta Harapan adalah tamu dari perusahaan-perusahaan telko dan konstruksi yang tinggal dalam jangka waktu tertentu untuk tujian pekerjaan maupun proyek di kota Medan (tamu longstay). Hal ini memberikan dampak positif terhadap Wisma Duta Harapan, dimana setelah merubah fokus pelanggan mereka, tingkat penghunian Wisma Duta Harapan meningkat drastis dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007; masing-masing 65,8%, 78,1%, sampai dengan 88,3% (gambar 4.2). Hal ini dapat terjadi karena Manajemen Wisma Duta Harapan dengan jelih dapat mengkonversi perubahan pada kondisi sekitar menjadi strategi yang tepat. Apabila dilihat dari pola strategi yang diambil, maka strategi ini lebih mengacu kepada

72 turunan dari strategi emergent, yaitu consensus dan imposed dimana keputusan ini merupakan keputusan bersama yang diambil oleh pihak manajemen Wisma Duta Harapan sebagai dampak dari penurunan tingkat penghunian yang turun dengan drastis, dan juga keputusan ini merupakan adopsi dari dampak perubahan yang terjadi dari lingkungan luar Wisma Duta Harapan. 4.3.4.2 The Breakout Strategy Berdasarkan wawancara terhadap pemilik Wisma Duta Harapan dan juga data yang telah dipaparkan diatas, maka berdasarkan penggolongan ke dalam breakout strategy, terdapat kesamaan antara kondisi dan situasi yang dihadapi oleh Wisma Duta Harapan dengan kuadran Laggard to Leader. Laggard to leader dalam hal ini menjelaskan dimana Wisma Duta Harapan merupakan suatu perusahaan yang sudah berdiri lama, yakni dari tahun 1985, namun dalam perjalanannya lebih dari 15 tahun mengalami suatu masalah yakni persaingan yang sangat sengit, sehingga menyebabkan Wisma Duta Harapan harus keluar dari posisi nyamannya dan menemukan strategi yang baru.