KOMPOSISI ASAM LEMAK DAN KAROTEN KELAPA SAWIT ELAEIS

dokumen-dokumen yang mirip
KELAPA SAWIT dan MANFAATNYA

I. PENDAHULUAN. Potensi PKO di Indonesia sangat menunjang bagi perkembangan industri kelapa

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman perkebunan

KULTUR MASSAL Scenedesmus sp. SEBAGAI UPAYA PENYEDIA PAKAN ROTIFERA DALAM BENTUK ALAMI MAUPUN KONSENTRAT

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain post test only

Perbedaan minyak dan lemak : didasarkan pada perbedaan titik lelehnya. Pada suhu kamar : - lemak berwujud padat - minyak berwujud cair

FORMULASI DAN PENGOLAHAN MARGARIN MENGGUNAKAN FRAKSI MINYAK SAWIT PADA SKALA INDUSTRI KECIL SERTA APLIKASINYA DALAM PEMBUATAN BOLU GULUNG

Gambaran Umum Produksi Minyak Sawit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 59/Kpts/SR.120/1/2004 TENTANG PELEPASAN KELAPA SAWIT VARIETAS AA- DP TOPAZ 1 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KAJIAN MUTU DAN KARAKTERISTIK MINYAK SAWIT INDONESIA SERTA PRODUK FRAKSINASINYA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Kpts/SR.120/1/2004 TENTANG

Bab I Pengantar. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditas

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 247/Kpts/SR.120/6/2005 TENTANG. PELEPASAN VARIETAS KELAPA SAWIT Dx P TS 3 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari Nigeria, Afrika

VARIATION AND HERITABILITY OF β-carotene CONTENT IN OIL PALM (Elaeis guineensis Jacq) DURA PROGENIES

Ramayana : pembuatan lemak margarin dari minyak kelapa, kelapa sawit dan stearin..., USU e-repository 2008

SKRIPSI. Oleh: NOFRIZAL AMRI

II. TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 60/Kpts/SR.120/1/2004 TENTANG PELEPASAN VARIETAS KELAPA SAWIT VARIETAS AA-DP TOPAZ 4 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB III METODE PENELITIAN

MEMPELAJARI PENGARUEI TEKANAN KEMPA DAN SUHU TERHADAP KARAKTERISTIK MINYAK KEMIRI SUNAN (Aleurites frisperma)

ANALYSIS OF FATTY ACID COMPOSITION IN VARIOUS BRAND BATH SOAPS USING GC-MS ABSTRACT

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

ARANG DARI LIMBAH TEMPURUNG KELAPA SAWIT ( Elaeis guineensis Jacq) (Charcoal From Palm Shell Waste)

I. PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk dari buah sawit. Tahun 2008 total luas areal

TUGAS AKHIR WINDA WAHYUNI SILITONGA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil dan Mutu (PAHAM) Pusat

COMPONENT VARIANTION PREDICTION)

SUHU OPTIMUM UNTUK AKTIVITAS EKSTRAK KASAR ENZIM LIPASE DARI KECAMBAH BIJI KELAPA SAWIT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. hutan Brazil dibanding dengan Afrika. Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT

PENETAPAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB) MINYAK KELAPA SAWIT (CPO) DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (Persero) UNIT USAHA ADOLINA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting

ABSTRAK PENGARUH FREKUENSI PENGGORENGAN TAHU TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM LEMAK TIDAK JENUH PADA MINYAK KELAPA SAWIT

Kualitas Minyak Kelapa Sawit Kaya Karoten dari Brondolan Kelapa Sawit. Hajar Setyaji Fakultas Pertanian Universitas Jambi

BAB II TINJAUAN UMUM. yang ditanam di Taman Botani Bogor, Indonesia pada tahun benih dari

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 135/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

Pertumbuhan, Produktivitas, dan Rendemen Minyak Kelapa Sawit di Dataran Tinggi

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sekilas Sejarah Pabrik Minyak Sawit dan Perkebunan Kelapa Sawit

Transesterifikasi parsial minyak kelapa sawit dengan EtOH pada pembuatan digliserida sebagai agen pengemulsi

STUDI MUTU BUAH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PADA BERBAGAI UMUR TANAMAN DI LAHAN GAMBUT

LAMPIRAN A ANALISA MINYAK

PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI PELEPAH KELAPA SAWIT ( Elaeis guineensis ) MENGGUNAKAN METODE PELEBURAN ALKALI SKRIPSI M. HIDAYAT HASIBUAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak

I. PENDAHULUAN. Indonesia dan kontribusinya terhadap ekspor non migas nasional cukup besar.

Ukuran Plot: 50 cm x 50 cm

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

BAHAN DAN METODE. buah yang dilakukan yaitu selama 0 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari Mauritius dan Amsterdam dan ditanam di kebun raya Bogor. Tanaman kelapa sawit

III.Fisiologi Benih Sawit

INDUSTRI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT INDONESIA In House Training Profil Bisnis Industri Kelapa Sawit Indonesia Medan, Mei 2011

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

I. PENDAHULUAN. Minyak kelapa sawit merupakan salah satu komoditas pertanian utama dan

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN

BAB I PENDAHULUAN. Minyak Kelapa Murni (VCO, Virgin Coconut Oil) berasal dari tanaman

BAB 3 METODE PENELITIAN

OPTIMASI UKURAN PARTIKEL, MASSA DAN WAKTU KONTAK KARBON AKTIF BERDASARKAN EFEKTIVITAS ADSORPSI β-karoten PADA CPO

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN (Ditjen Perkebunan, 2012). Harga minyak sawit mentah (Crude Palm

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan

SKRIPSI KIKI ANDRIANI

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Asean sebagai basis produksi pasar dunia. Dilanjutkan dengan WTO ( World Trade Organization ) yaitu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Prarencana Pabrik Keju Cheddar Substitute I-1

Dr. Ir. J un Elisabeth M.Sc Ketua

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

LABORATORIUM BIAK SEL DAN MIKROPROPAGASI TANAMAN PUSAT PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN BIOINDUSTRI INDONESIA

EVALUASI KINERJA AQUEOUS AMMONIA PLANT (STUDI DESKRIPTIF DI PABRIK PUPUK)

PENGARUH WAKTU, SUHU DAN PERBANDINGAN BAHAN BAKU-PELARUT PADA EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza Roxb.) DENGAN PELARUT ASETON

Dibimbing Oleh: Prof. Dr. Ir. Mahfud, DEA Ir. Rr. Pantjawarni Prihatini

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).

BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan oleh perusahaan. Bahan baku suatu perusahaan industri dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tanaman

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN BILANGAN PEROKSIDA PADA MINYAK INTI KELAPA SAWIT (CPKO) DI PT. ECOGREEN OLEOCHEMICALS KARYA ILMIAH RIMADANI RITONGA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Kajian Karotenoid, Vitamin A, dan Stabilitas Ekstrak Karotenoid Serabut Buah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) Segar dan Pasca-Perebusan

Produksi dan Panen Kelapa Sawit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lapisan n-heksan bebas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Transkripsi:

J. Pen. Kelapa Sawit, 2018, 26(2): 91-101 KOMPOSISI ASAM LEMAK DAN KAROTEN KELAPA SAWIT ELAEIS OLEIFERA, INTERSPESIFIK HIBRIDA, DAN Pseud-backcrss PERTAMA DI SUMATRA UTARA, INDONESIA FATTY ACID AND CAROTENE COMPOSITION IN ELAEIS OLEIFERA, INTERSPECIFIC HYBRID, AND THE FIRST Pseud-backcrss IN NORTH SUMATRA, INDONESIA Heri Adriwan Siregar, Hernawan Yuli Rahmadi, Sri Wening, dan Edy Supriant Abstrak Tiga ratus sembilan puluh lima cnth phn terdiri dari ppulasi liar Elaeis leifera rigin Brazil dan Suriname, turunan hibridanya dengan Elaeis guineensis, dan pseud-backcrss pertama berhasil diamati asam lemak dan ttal kartennya menggunakan gas chrmatgraphy dan UV spectrphtmetry. Pengamatan dilakukan terhadap lebih dari 648 buah tandan dalam selang waktu 17 bulan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kmpsisi asam lemak dan ttal karten pada ppulasi F1 dan pbc1 memiliki keragaman yang lebih luas dibanding varietas kmersial di Indnesia saat ini. Ppulasi pseud-backcrss pertama baik dari E. leifera rigin Brazil maupun Suriname lebih berptensi diintrgresikan ke dalam prgram pemuliaan saat ini dibanding ppulasi liar dan hibridanya disebabkan pertumbuhan batang yang sudah mewarisi sifat E. guineensis. Berhasil ditemukan pada ppulasi pseud-backcrss pertama, beberapa individu dengan kandungan asam lemak tak jenuh leat dengan nilai >50% dan kandungan karten 2000 ppm. Analisis krelasi antar-asam lemak pada setiap ppulasi juga dipaparkan dalam tulisan ini yang menunjukkan hubungan yang sedikit berbeda antara ppulasi hibrida dan pseud-backcrss pertama. Penelitian lebih lanjut seperti teknik kultur jaringan dan assciatin studies diperlukan untuk percepatan penggunaan material turunan E. leifera. Penulis yang tidak disertai dengan catatan kaki instansi adalah peneliti pada Pusat Penelitian Kelapa Sawit Heri Adriwan Siregar (*) Pusat Penelitian Kelapa Sawit Jl. Brigjen Katams N. 51 Medan, Indnesia Email: heriadriwan@gmail.cm Kata kunci: Elaeis leifera, Elaeis guineensis, pseudbackcrss, asam lemak, karten Abstract Three hundred and ninety-five tree samples cnsisted f the wild ppulatin f Elaeis leifera frm Brazil and Suriname, their hybrid with Elaeis guineensis, and the first pseud-backcrss were successfully bserved fr their fatty acid and ttal cartene characteristics using gas chrmatgraphy and UV spectrphtmetry. Observatins were made n mre than 648 bunches in a 17-mnth interval. The fatty acid cmpsitin and ttal cartene characteristics f F1 and pbc1 ppulatins have wider diversity than current cmmercial varieties in Indnesia. The first pseud-backcrss f bth E. leifera Brazil and Suriname rigin ppulatins are mre ptentially intrgressed int current breeding prgramme than their wild and hybrids ppulatins due t their stems grwth that have inherited the nature f E. guineensis. Sme individual trees with > 50% leic unsaturated fatty acid and 2000 ppm f cartene cntent were fund in the first pseud-backcrss ppulatin. Crrelatin analysis amng fatty acids in every ppulatins are als presented in this paper which shws slightly different relatinships between hybrid and first pseud-backcrss ppulatins. Further research is required such as tissue culture techniques and assciatin studies t accelerate the use f E. leifera descendant materials. Keywrds: Elaeis leifera, Elaeis guineensis, pseudbackcrss, fatty acids, cartene. Naskah masuk: 29/05/2018; Naskah diterima: 28/08/2018 91

Heri Adriwan Siregar, Hernawan Yuli Rahmadi, Sri Wening, dan Edy Supriant PENDAHULUAN Sebagai prdusen minyak sawit terbesar (Kementerian Pertanian, 2017), Indnesia seygyanya menjadi pelpr dalam mengusahakan dan menyediakan keberagaman minyak kelapa sawit m e l a l u i s e r a n g k a i a n p e n e l i t i a n y a n g berkesinambungan. Salah satu manifestasi dari usaha tersebut adalah pemanfaatan spesies Elaeis leifera yang memiliki mutu minyak meskarp (CPO) yang berbeda dan dinilai lebih baik dibanding Elaeis guineensis. Tulisan ini memberikan infrmasi lengkap tentang keragaan dan keragaman kandungan asam lemak dan karten CPO dari ppulasi tipe liar (wild type) E. leifera yang berasal dari Suriname dan Brazil, hibrida interspesifik dan pseud-backcrss pertamanya (pbc1) yang diamati dari ratusan individu dalam kurun waktu 17 bulan. Material genetik yang digunakan industri kelapa sawit saat ini umumnya berasal dari ppulasi E. guineensis dura Deli dan ppulasi E. guineensis tenera/pisifera Afrika. Bahkan pada awalnya, ppulasi dura Deli yang dikembangkan di Asia Tenggara juga berasal dari Afrika. Keragaman yang relatif sempit akibat penggunaaan material tersebut menyebabkan perlambatan dalam peningkatan daya hasil serta pengembangan material yang tahan penyakit (Crley dan Tinker, 2016). Namun, beberapa perkebunan kmersial di Amerika Latin seperti di Klmbia dan Peru telah mengeksplitasi E. leifera melalui hibrida interspesifik (persilangan antara E. leifera dengan E. guineensis) sebagai jalan pemecahan penyakit busuk pucuk walau prduktivitasnya lebih rendah dibanding E. guineensis (Rivera et al., 2013; Hrmaza et al., 2012). Ketertarikan terhadap spesies E. leifera telah dimulai sejak tahun 50-60an hingga saai karena sifatnya yang unik ((Lieb et al., 2017) yang ditandai dengan melakukan persilangan interspesifik dengan berbagai ppulasi elit E. guineensis (Sparnaaij, 1960; Crley dan Tinker, 2016). Beberapa sifat unik E. leifera yaitu minyak meskarpnya memiliki kandungan asam leat dan linleat lebih tinggi dibandingkan E. guineensis (Siregar et al., 2016; Cadena et al., 2012), laju pertambahan meninggi yang lambat (Rahmadi et al., 2006), kandungan beta karten tinggi (Ojeda et al., 2017), kandungan senyawa fenlik tinggi (Rdríguez et al., 2016) dan tahan penyakit pucuk busuk (Hrmaza et al., 2012), namun prduktivitas buah dan minyak masih sangat rendah dibanding E. guineensis (Mntya et al., 2013). Persilangan interspesifik antara E. leifera dengan E. guineensis untuk menghasilkan hibrida interspesifik dan silang baliknya (backcrss) telah dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu minyak dan menghasilkan tanaman yang kmpak. Kegiatan dilanjutkan dengan pemuliaan metde backcrss menggunakan E. leifera sebagai tetua dnr dan E. guineensis sebagai tetua pemulih merupakan metde yang banyak dilakukan di berbagai belahan dunia (Rahmadi et al., 2006; Lieb et al., 2017; Mzzn et al., 2013; Sants et al., 2013). BAHAN DAN METODE Cnth phn dan tandan Jumlah tandan yang diamati untuk pengukuran asam lemak sebanyak 648 tandan yang dipanen dari 395 phn, terdiri dari tipe liar E. leifera (WT) rigin Suriname (3 phn) dan Brazil (3 phn), F1 Suriname (20 phn) dan Brazil (239 phn), pbc1 rigin Suriname (35 phn) dan Brazil (95 phn), sedangkan jumlah tandan yang diamati untuk pengukuran karten sebanyak 666 tandan yang dipanen dari 400 phn yang terdiri dari E. leifera WT rigin Suriname (3 phn) dan Brazil (3 phn), F1 rigin Suriname (20 phn) dan Brazil (242 phn), pbc1 rigin Suriname (36 phn) dan Brazil (96 phn). Setiap phn diambil sebanyak satu hingga dua tandan. Analisis asam lemak Kmpsisi asam lemak dianalisis menggunakan metde GC (gas chrmatgraphy) yang mengacu pada AOCS Official Methd Ce 1b-89. Sebanyak 1 hingga 3 tandan matang panen diambil dari setiap phn kemudian dipilih secara acak 30 buah bagian tengah untuk diambil minyak CPO. Cnth minyak ditimbang sebanyak 0,025 g lalu dimasukkan ke dalam labu vial, ditambahkan 0,5 ml Na-methilate 5 N, ditutup rapat dan divrtex selama 2 menit, diitambahkan Is-ktane 1 ml dan divrtex 1 menit, disentrifugasi selama 10 menit dan selanjutnya lapisan atas sebanyak 1 μl digunakan sebagai cnth yang dimasukkan ke instrumen GC. GC menggunakan jenis klm: DB 23 J&W Scientific, gas pembawa: hidrgen, 92

Kmpsisi asam lemak dan karten kelapa sawit Elaeis leifera, interspesifik hibrida, dan Pseud-backcrss pertama di Sumatra Utara, Indnesia suhu detektr: 260 C, suhu injektr: 260 C, suhu klm 1: 70 C, ramp rate: 20 C/menit, suhu klm 2: 180 C, is time: 1 C/menit, suhu klm 3: 182 C, is time: 10 C/menit, Final temperature klm: 220 C dan hld time: 2 menit. Kadar asam lemak yang diukuri meliputi Pengamatan kadar asam lemak laurat (C12:0), miristat (C14:0), palmitate (C16:0), palmitleat (C16:1), stearate (C18:0), leat (C18:1), linleate (C18:20), α-linlenat (C18:3), arakidat (C20:0), dan gadleat (C20:1). Analisis karten Kandungan karten dianalisis dengan acuan MPOB Test Methde p.2.6. part 2: 2004, PORIM Test Methde 1995 dan Metde Kurva baku (standard curve). Sebelum dianalisis, dilakukan persiapan cnth karten dengan melelehkan CPO di bawah titik leleh, ditimbang sebanyak 0,0400 g (4 desimal) CPO dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml. Selanjutnya N-hexane ditambahkan sampai tanda batas. Kemudian dibaca absrbansi pada λ=446 nm. Kandungn karten diduga dengan rumus: Kandungan Karten = dengan A = Absrbansi W = Berat Cnth (gram) Analisa statistik Untuk menguji perbedaan kandungan asam lemak dan karten antar-rigin dan tipe persilangan, digunakan analisis statistika general linear mdel univariate dengan tingkat prbability 0,05 dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Selanjutnya analisis krelasi Pearsn dan distribusi nrmal dilakukan menggunakan sftware SPSS versi 21. HASIL DAN PEMBAHASAN Asam lemak Sepuluh jenis asam lemak CPO berhasil diamati yang terdiri dari laurat, miristat, palmitat, palmitleat, stearat, leat, linleat, linlenat, arakidat, dan gadleat. Empat jenis asam lemak yaitu leat, palmitat, linleat dan stearat secara berurutan ditemukan dengan knsentrasi paling tinggi (Gambar 1), sedangkan enam jenis lainnya ditemukan dalam jumlah yang sangat kecil yaitu dibawah 1% (Gambar 2). Prprsi knsentrasi asam lemak demikian ditemukan pada semua rigin dan tipe persilangan. Sementara itu, asam lemak tak jenuh (ALTJ) leat kemudian diikuti asam lemak jenuh (ALJ) rantai sedang palmitat paling mendminasi prfil asam lemak CPO di seluruh tipe persilangan dan rigin, dengan ttal 80 91%. Hasil penelitian yang sama juga dilaprkan leh Lieb et al., 2017; Mhanhmad et al., 2011; Mnde et al., 2009; Siregar et al., 2016; Mntya et al., 2013. Sebagai pembanding adalah minyak zaitun (Phenix dactylifera) yang memiliki kmpsisi leat 55 83 %, palmitat 7,5 20%, linleat 3,5 21% dan sisanya <1% (Bsku, 2015) dan spesies E. guineensis kmersial yang memiliki kmpsisi leat 35,8-44,3%, palmitat 40,1-47,8%, linleat 9-10,5%, stearat 4,1-5,4% dan sisanya <1% (Sujadi et al., 2016). Pada sifat kandungan asam lemak, asam lemak tak jenuh tunggal khususnya leat biasanya diturunkan dan besarannya sedang diantara kedua tetuanya, baik pada F1 dan BC1nya (Mzzn et al., 2013; Mntya et al., 2013; Lieb et al., 2017) yang disebabkan leh sifat kdminan dan aditif (Ong et al., 1981; Mntya et al., 2014). Sebagai cnth pada penelitian ini knsentrasi leat pada WT Suriname dan Brazil masing masing sebesar 67,01 % dan 56,88%, kemudian pada F1 berkurang menjadi 46,82% (Suriname) dan 49,33% (Brazil), serta pada pbc1 sebesar 42,91% (Suriname) dan 43,42 (Brazil) (Gambar 1). Sementara itu untuk asam lemak lineat, knsentrasi yang paling tinggi dimiliki leh individu WT Brazil F1 dan pbc1suriname, sedangkan paling rendah ditunjukkan leh individu WT Suriname (Gambar 1). Menurut Tan et al. (1985) dan Mntya et al. (2014), asam lemak linleat ditentukan leh genetik nn-aditif baik pada materi genetik inter maupun intraspesifik dengan sifat E. guineensis dminan terhadap E. leifera. Pada minyak tanaman zaitun, kmpsisi asam lemak ditentukan leh faktr zna prduksi, garis lintang, iklim, cuaca, dan tahap kematangan buah. Minyak zaitun dari Yunani, Italia dan Spanyl tinggi akan asam lemak leat tetapi rendah akan linleat dan palmitat, namun sebaliknya pada minyak zaitun dari Tunisia (Bsku, 2015). Kandungan ALJ palmitat berbeda nyata antarrigin dan tipe persilangan. Pada E. leifera rigin Suriname, kandungan palmitat jauh lebih rendah 93

Heri Adriwan Siregar, Hernawan Yuli Rahmadi, Sri Wening, dan Edy Supriant dibandingkan F1 dan pbc1. Diduga hal ini disebabkan enzim KAS II yang mengknversi palmitat menjadi stearat pada E. leifera Suriname lebih efektif dibandingkan E. guineensis, F1 dan pbc1. (%) Gambar 1. Asam lemak utama Figure 1. Majr fatty acids (%) Gambar 2. Asam lemak minr Figure 2. Minr fatty acids Pada penelitian ini diketahui bahwa secara individual E. leifera Suriname tipe liar memiliki persentase ALTJ leat paling tinggi dari seluruh ppulasi dan tipe persilangan yang diamati. Namun, beberapa individu F1 Brazil juga tercatat memiliki persentase ALTJ leat di atas 60%. Sementara itu untuk ppulasi pbc1 tercatat hanya sepuluh individu yang memiliki persentase ALTJ leat diatas 50% (Tabel 1). Untuk mengetahui prfil asam lemak dengan mudah, maka dibandingkan secara langsung ttal ALJ dengan ttal ALTJ dengan rumus sederhana yaitu, 94

Kmpsisi asam lemak dan karten kelapa sawit Elaeis leifera, interspesifik hibrida, dan Pseud-backcrss pertama di Sumatra Utara, Indnesia rasi asam lemak = ALJ/ALTJ. Semakin kecil nilai rasi maka semakin besar knsentrasi ALTJ, demikian sebaliknya (Gambar 3). Berdasarkan analisis tersebut diperleh rasi ALJ/ALTJ pada WT Suriname sebesar 0,38 yang berbeda nyata dengan sampel lainnya, sebesar 0,73 dan 0,79 pada F1 dan pbc1 Suriname, serta 0,41 pada WT Brazil, 0,62 dan 0,83 pada F1 dan Brazil, berturut-turut. Kecendrungan peningkatan nilai rasi asam lemak dimulai dari F1 dan seterusnya juga ditemukan pada penelitian sebelumnya (Lieb et al., 2017; Mhanhmad et al., 2011; Siregar et al., 2016; Mnde et al., 2009; Mntya et al., 2013). Sementara itu, secara umum E. guineensis memiliki nilai rasi sebesar 0,86 1,13 (Sujadi et al., 2016; Lieb et al., 2017) dan minyak zaitun sebesar 0,16 (Piana dan Mincine, 2004). Tampak bahwa nilai rasi asam lemak pada F1 dan pbc1 berada di tengah-tengah nilai kedua tetuanya yaitu E. leifera dan E. guineensis, dan temuan ini sudah banyak dilaprkan. Chavez et al. (2017) melaprkan prprsi ALTJ pada E. leifera Sinú sebesar 79,1%, sedangkan pada hibrida II sebesar 70,2%. Tabel 1. Individu terbaik berdasarkan persentase ALTJ leat Table 1. The best individual based n leic percentage 95

Heri Adriwan Siregar, Hernawan Yuli Rahmadi, Sri Wening, dan Edy Supriant Gambar 3. Rasi ALJ dengan ALTJ Figure 3. Rati f saturated fatty acid against unsaturated fatty acid Pada ppulasi F1 (Tabel 2), ALTJ leat C18:1 dengan nyata berkrelasi negatif terhadap miristat, palmitat, palmitleat dan linleat namun, berkrelasi psitif dengan gadleat, sedangkan ALJ palmitat yang merupakan asam lemak utama selain ALTJ leat, dengan nyata berkrelasi negatif terhadap stearat, leat dan gadleat, dan juga nyata berkrelasi psitif terhadap miristat, palmitleat, dan linleat. Sementara itu pada ppulasi pbc1, analisis krelasi untuk ALTJ leat C18:1 memberikan hasil yang knsisten dengan ppulasi F1, kecuali berkrelasi negatif tidak nyata dengan palmitleat. Demikian juga halnya dengan ALJ palmitat pada ppulasi pbc1 yang menunjukkan krelasi yang knsisten dengan F1, kecuali arakidat dan linleat memberikan krelasi tidak nyata dan bertlak belakang. Krelasi yang tidak knsisten dan tidak nyata antara stearat dan leat ditunjukkan pada ppulasi F1 dan pbc1 pada penelitian ini, menunjukkan bahwa walau stearat merupakan substrat langsung dari enzim SAD untuk mensistesis leat (Huang et. al., 2016), namun bukan menjadi penentu utama kuantitas leat. Walau demikian, hasil yang sama namun tidak nyata ditunjukkan pada ppulasi pbc1 dari lapran penelitian sebelumnya, dimana ALTJ leat berkrelasi negatif dengan nyata terhadap ALJ palmitat, stearat, dan miristat (Mntya et al., 2013). Sementara itu, secara umum analisis krelasi ALJ palmitat menunjukkan hasil yang mirip dengan lapran Mntya et al. (2013), karena sebagian besar asam lemak berkrelasi negatif terhadap ALJ palmitat, kecuali palmitleat dan arakidat. Karten Kartenid memiliki aktivitas prvitamin A seperti α-karten, β-karten dan β-kriptksanthin, sedangkan yang lainnya bertindak sebagai antiksidan namun tidak dapat diubah menjadi vitamin A seperti zeaxanthin dan lutein (Farré et al., 2010). Sebagian besar hewan dan manusia memenuhi kebutuhan akan kartenid terutama dari makanan nabati (Maiani, et. al., 2009). Minyak kelapa sawit secara alami berwarna kemerahan karena kandungan kartennya yang tinggi. Minyak sawit merah kaya akan karten, seperti - karten, -karten dan lycpene, yang memberinya warna merah tua yang khas. Kartenid utama yang ditemukan pada minyak kelapa sawit adalah -karten (Obahiagbn, 2012). Berbeda dengan minyak inti sawit yang berasal dari biji buah yang sama, atau minyak kelapa berasal dari inti kelapa (Ccs nucifera) (Udeh and Obibuzr, 2017), kandungan karten pada minyak kelapa sawit E. guineensis sekitar 500-700 ppm (Owyele dan Owlabi, 2014), sedangkan pada E. leifera rigin Csta Rica dan Panama dapat mengandung lebih dari 3.000 ppm (Mhd, Rajanaidu dan Jalani, 2000). 96

Kmpsisi asam lemak dan karten kelapa sawit Elaeis leifera, interspesifik hibrida, dan Pseud-backcrss pertama di Sumatra Utara, Indnesia Sama halnya dengan persentase ALTJ leat, kandungan ttal karten pada F1 dan BC1 lebih rendah dibanding ppulasi liar E. leifera (Tabel 3). Hal ini diduga karena kandungan karten bersifat aditif, sehingga kandungan karten pada individu keturunannya merupakan nilai tengah dari kedua tetuanya (Ong, Chua dan Sw, 1981; Mntya et al., 2014). Namun demikian, terdapat beberapa individu ptensial pada ppulasi BC1 rigin Brazil dan Suriname dengan kandungan karten yang cukup tinggi hampir sama dengan ppulasi liarnya, yaitu 2.868 ppm dan 1.261 ppm pada OG301 dan OG117, berturut-turut (Gambar 4 dan 5). Analisis krelasi antara asam lemak dengan karten dan OER (rendemen minyak) serta antara karten dan OER baik pada ppulasi F1 maupun pbci secara umum menunjukkan hubungan yang lemah (Tabel 4). Semua krelasi mempunyai nilai di bawah 0,5 dengan beberapa sifat berkrelasi nyata. Krelasi nyata antara asam lemak linlenat dengan karten cukup knsisten baik pada ppulasi F1 dan pbc1 berturut-turut dengan nilai 0,37 dan 0,23. Tabel 2. Krelasi Pearsn antar asam lemak 130 ppulasi pbc1 dan 259 ppulasi F1 rigin Suriname dan Brazil Table 2. Pearsn crrelatin amng fatty acid types f 130 pbc1 and 259 F1 ppulatin frm Suriname and Brazil rigin Tabel 3. Persentase ttal karten Table 3. Percentage f ttal cartene 97

Heri Adriwan Siregar, Hernawan Yuli Rahmadi, Sri Wening, dan Edy Supriant Tabel 4. Krelasi Pearsn antar asam lemak dengan OER dan Karten ppulasi F1 dan pbc1 rigin Suriname dan Brazil Table 4. Pearsn crrelatin amng fatty acid types against OER and Cartene in ppulatin F1 and pbc1 Suriname and Brazil rigin **. Berkrelasi nyata pada level 0.01; *. Berkrelasi nyata pada level 0.05. Hi-light abu-abu merupakan ppulasi F1; tidak di hi-light merupakan ppulasi pbc1 Angka dalam kurung merupakan jumlah sampel yang dianalisis 98

Kmpsisi asam lemak dan karten kelapa sawit Elaeis leifera, interspesifik hibrida, dan Pseud-backcrss pertama di Sumatra Utara, Indnesia Gambar 4. Sebaran nrmal kandungan karten pada ppulasi pbc1 Figure 4. Nrmal distributin f cartene cntent in pbc1 ppulatin Gambar 5. Sebaran nrmal kandungan karten pada ppulasi F1 Figure 5. Nrmal distributin f cartene cntent in F1 ppulatin KESIMPULAN DAN SARAN Keragaman kmpsisi asam lemak dan karten pada ppulasi F1 dan pbc1 lebih luas dibandingkan kelapa sawit kmersial menjadikannya ppulasi berharga untuk mendapatkan bahan tanaman dengan mutu minyak sawit yang lebih baik. Dari penelitian ini diketahui beberapa individu hibrida dan pbc1 yang memiliki kmpsisi ALTJ leat >50%, ALJ palmitat <40%, dan kandungan karten >2.000 ppm yang memungkinkan untuk dapat diintrgresikan ke dalam prgram pemuliaan saat ini. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan penghargaan atas kerja keras dari para pemulia kelapa sawit terdahulu di PPKS yang telah menanam banyak nmr percbaan ini. Penghargaan juga kami sampaikan kepada Badan Pengella Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang telah mendukung penelitian ini sehingga dapat berjalan dengan baik. Tidak lupa juga ucapan penghargaan kepada Manajemen PPKS yang telah mendukung tiada henti atas keberlanjutan penelitian ini. 99

Heri Adriwan Siregar, Hernawan Yuli Rahmadi, Sri Wening, dan Edy Supriant DAFTAR PUSTAKA nd Bsku, D. 2015. Olive il 2 Editin: chemistry and technlgy. Elsevier. Cadena, T., F. Prada, A. Perea, and H.M. Rmer. 2013. Lipase activity, mescarp il cntent, and idine value in il palm fruits f Elaeis guineensis, Elaeis leifera, and the interspecific hybrid O G (E. leifera E. guineensis). Jurnal f the Science f Fd and Agriculture. 93(3): 674-680. Chaves, G., G.A. Ligarret-Mren, and D.G. Cayn- S a l i n a s. 2 0 1 7. P h y s i c c h e m i c a l characterizatin f bunches frm American il palm (Elaeis leifera HBK Crtes) and their hybrids with African il palm (Elaeis guineensis Jacq.). Acta Agrnómica. 67(1):168-176. Crley, R.H.V. and P.B. Tinker. 2016. The Oil Palm, Fifth Editin. R.H. Published by Jhn Wiley & Sns, Ltd. de Jaeger, L., J. Springer, E.J.H. Wlbert, D.E. Martens, G. Eggink, and R.H. Wijffels. 2017. Gene silencing f stearyl-acp desaturase enhances the stearic acid cntent in Chlamydmnas reinhardtii. Biresurce Technlgy. 245: 1616-1626. Farré, G., G. Sanuhaja, S. Naqvi, C. Bai, T Capell, C. Zhu, and P. Christu. 2010. Travel advice n the rad t cartenids in plants. Plant Sci. 179: 28-48. Hrmaza, P., E.M. Fuquen, and H.M. Rmer. 2012. Phenlgy f the il palm interspecific hybrid Elaeis leifera Elaeis guineensis. Scientia Agricla. 69(4): 275-280. Huang, J., T. Zhang, Q. Zhang, M. Chen, Z. Wang, B. Zheng, G. Xia, X. Yang, C. Huang, and Y. Huang. 2016. The mechanism f high cntents f il and leic acid revealed by transcriptmic and lipidmic analysis during embrygenesis in Carya cathayensis Sarg. BMC genmics. 17(1): 113. Kementerian Pertanian, 2017. Outlk kelapa sawit kmditas pertanian subsektr perkebunan. Pusat Data dan Sistem Infrmasi Pertanian Sekretasi Jenderal Kementrian Pertanian. Jakarta. Lieb, V.M., M.R. Kerfers, A. Krnmüller, P. Esquivel, A. Alvarad, V.M. Jiménez, and C.B. Steingass. 2017. Characterizatin f Mescarp and Kernel Lipids frm Elaeis guineensis Jacq., Elaeis leifera [Kunth] Crtés, and Their Interspecific Hybrids. Jurnal f Agricultural and Fd Chemistry. 65(18): 3617-3626. Maiani, G., M.J. Periag Castón, G. Catasta, E. Tti, I. G. C a m b r d ó n, A. B y s t e d, F. Granad Lrenci, B. Olmedilla Alns, P. Knuthsen, M. Valti, and V. Böhm. 2009. Cartenids: actual knwledge n fd surces, intakes, stability and biavailability and their prtective rle in humans. Mlecular nutritin & fd research. 53(S2): 194-218. Mhanhmad, S., P. Leewanich, V. Punsuvn, S. Chanprame, and P. Srinives. 2011. Seasnal effects n bunch cmpnents and fatty acid cmpsitin in Dura il palm (Elaeis guineensis). African Jurnal f Agricultural Research. 6(7): 835-1843. Mhd, D., N. Rajanaidu, and B.S. Jalani, 2000. Perfrmance f Elaeis leifera frm Panama, Csta Rica, Clmbia and Hnduras in Malaysia. Jurnal f Oil Palm Research. 12(1): 71-80. Mnde, A.A., F. Michel, M.A. Carbnneau, G. Tiahu, M.H. Vernet, S. Eymard-Duvernay, S. Badiu, B. Adn, E. Knan, D. Sessa, J.P. Cristl. 2009 Cmparative study f fatty acid cmpsitin, vitamin E and cartenid cntents fpalm ils frm fur varieties f il palm frm Côte d'ivire. J Sci Fd Agric. 89: 2535 2540 Mntya, C., R. Lpes, A. Flri, D. Crs, T. Cuellar, M. Summ,... and J.R. Zambran. 2013. Quantitative trait lci (QTLs) analysis f palm il fatty acid cmpsitin in an interspecific pseud-backcrss frm Elaeis leifera (HBK) Crtés and il palm (Elaeis guineensis Jacq.). Tree genetics & genmes. 9(5): 1207-1225. Mntya, C., B. Cchard, A. Flri, D. Crs, R. Lpes, T. Cuellar, S. Espeut, I. Syaputra, P. Villeneuve, M. Pina, E. Ritter, T. Lery, N. Billtte. 2014. Genetic architecture f palm il fatty acid cmpsitin in cultivated il palm (Elaeis guineensis Jacq.) cmpared t its wild relative E. leifera (H.B.K) Crtés. PLS One. 9: 1-13. 100

Kmpsisi asam lemak dan karten kelapa sawit Elaeis leifera, interspesifik hibrida, dan Pseud-backcrss pertama di Sumatra Utara, Indnesia Mzzn, M., D. Pacetti, P. Lucci, M. Balzan, and N.G. Frega. 2013. Crude palm il frm interspecific hybrid Elaeis leifera Elaeis guineensis: Fatty acid regidistributin and mlecular species f glycerides. Fd chemistry. 141(1): 245-252. Obahiagbn F.I. 2012. A Review: Aspects f the African Oil Palm (Elaeis guineesis jacq.) and the Implicatins f its Biactives in Human Health. Amer J Bichem Ml Bil. 2:106-119. Ojeda, M., M. Brrer, G. Sequeda, O. Diez, V. Castr, A. García, and P. Lucci. 2017. Hybrid palm il (Elaeis leifera Elaeis guineensis) supplementatin imprves plasma antixidant capacity in humans. Eurpean Jurnal f Lipid Science and Technlgy. 119(2): 1600070. Ong, S.H., C.C. Chua, and H.P. Sw. 1981. The cdminance thery: genetic interpretatins f analyses f mescarp ils frm Elaeis guineensis, Elaeis leifera and their hybrids. J Am Oil Chem Sc. 58: 1032 1038. Owyele, B.V. and G.O. Owlabi. 2014. Traditinal il palm (Elaeis guineensis jacq.) and its medicinal uses. TANG. 4(3): 15-22. Piana, M. and A. Mincine. 2004. Fatty acids evlutin and cmpsitin f live ils extracted frm different live cultivars grwn in Calabrian area. Grasas y Aceites. 55(3): 282-290. Rahmadi, Y.H., N. Supena, H.A. Siregar, Sujadi, dan A.R. Purba. 2006. Keragaan vegetatif, kulitas minyak dan karakter tandan hasil silang balik BC-1 antara Elaeis leifera x Elaeis guineensis. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit. 14(3): 171-182. Rivera Mendez, Y.D., S. Cayón, D. Gerard, M. López, and J. Edgard. 2013. Physilgical and mrphlgical characterizatin f american il palms (Elaeis leifera hbk crtes) and their hybrids (Elaeis leifera Elaeis guineensis) n the indupalma plantatin. Agrnmía Clmbiana. 31(3): 314-323. Rdríguez, J.C., D. Gómez, D. Pacetti, O. Nunez, R. Gagliardi, N.G. Frega, and P. Lucci. 2016. Effects f the fruit ripening stage n antixidant capacity, ttal phenlics, and plyphenlic cmpsitin f crude palm il frm interspecific hybrid Elaeis leifera Elaeis guineensis. Jurnal f agricultural and fd chemistry. 64(4): 852-859. Sants, M.F.G., R.E. Alves, and M.V. Ruíz-Méndez. 2013. Minr cmpnents in ils btained frm Amaznian palm fruits. Grasas y Aceites. 64(5): 531-536. Siregar, H.A., A. Yulandi, and M.T. Suhartn. 2016. Stearyl-ACP Delta 9 Desaturase Might nt be the nly Factr Affecting Unsaturated Fatty Acids Cncentratin in Oil Palm (Elaeis Sp.). British Bitechnlgy Jurnal. 11(1): 1-17. Sparnaaij, L.D. 1960. Plant Breeding Divisin. Plant Breeding Divisin. Sujadi, A.H. Hasibuan, H.Y. Rahmadi, dan A.R. Purba. 2016. Kmpsisi asam lemak dan bilangan IOD minyak dari sembilan varietas kelapa sawit DxP kmersial di PPKS. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit. 24(1): 1-12. Tan, B.K., S.H. Ong, N. Rajanaidu, and V. Ra. 1985. Bilgical mdificatin f il cmpsitin. J. Am. Oil Chem. Sc. 62: 230-236. Udeh, W.C. and J. Obibuzr. 2017. Physic-Chemical Analysis f Eight Samples f Elaeis leifera Oil Obtained frm Different Nifr Oil Palm Field. Research Jurnal f Fd Science and Quality Cntrl. 3(1): 39-51.a 101