ROADMAP SANITASI SEKOLAH

dokumen-dokumen yang mirip
Reza Hendrawan WASH Specialist. Manajemen Kebersihan Menstruasi Di Sekolah

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)

2 pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah/madrasah di setiap sekolah/madrasah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB III ISU-ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

Tingkatan Pencapaian Program GKACI

BAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

STRATEGI MONEV SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN PELALAWAN

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG

LATAR BELAKANG. Buku Saku Dana Desa

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KONSULTASI KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Komponen ini dilaksanakan melalui tiga subkomponen, umum di tingkat desa. Komponen ini dilaksanakan oleh LSM nasional dan LSM lokal yang meliputi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

Pembinaan dan Pengembangan UKS

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 14 /PRT/M/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI DI KAB. BULELENG

Suplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011

Pemantauan atau juga dikenal sebagai monitoring bertujuan untuk:

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi 0,629. Kesehatan, pendidikan dan pendapatan ekonomi menjadi

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

PEMILIHAN DUTA SANITASI DI SELA LOKAKARYA KONSULTASI PUBLIK SSK KOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

PROPOSAL KERJASAMA CSR dan SWASTA

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KOTA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1

BAB II KEBIJAKAN. Untuk mencapai visi tersebut, maka telah disepakati misi yang akan dijalankan, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan.

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 285 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Makanan Tambahan Anak Sekolah. Pedoman.

2016, No Mengingat-----:--1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65,

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.344, 2011 KEMENTERIAN KESEHATAN. Strategi Adaptasi. Perubahan Iklim. Kesehatan.

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1018/MENKES/PER/V/2011 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PENILAIAN KINERJA

Transkripsi:

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR ROADMAP SANITASI SEKOLAH Khamim Direktur Pembinaan Sekolah Dasar Disampaikan pada Forum Kajian Pembangunan Annex Smeru, 17 Oktober 2018

LINGKUP PAPARAN 1 2 3 4 Sanitasi Sekolah dan Sustainable Development Goals (SDG) Kondisi Saat ini dan Upaya Mewujudkan Sanitasi Sekolah Strategi Pengembangan Kelembagaan Sanitasi Sekolah dalam Kerangka UKS Peta Jalan Pengembangan Sanitasi Sekolah Dalam Kerangka UKS 5 Pengembangan Profil dan Peta Jalan Sanitasi Sekolah 6 Manajemen Kebersihan Menstruasi

1 Sanitasi Sekolah dan Sustainable Development Goals (SDG) 3

Sanitasi Sekolah dan Sustainable Development Goals (SDG)

Mengapa Sanitasi Sekolah penting? Manfaat Sanitasi Sekolah 1.Kesehatan Sanitasi sekolah adalah langkah awal mewujudkan lingkungan belajar yang sehat. Pelaksanaan program sanitasi sekolah yang berkualitas mampu mencegah penyebaran penyakit. Cuci tangan pakai sabun dapat menurunkan resiko terkena penyakit diare sebesar 30% pada murid sekolah yang mempraktekkan cuci tangan pakai sabun.

2. Pendidikan Air, sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti cuci tangan pakai sabun dapat menurunkan angka ketidakhadiran secara signifikan hingga 21-54%. Mengkonsumsi air minum di sekolah juga dapat meningkatkan konsentrasi dalam menyerap pelajaran di sekolah. Kedua hal ini, cuci tangan pakai sabun dan penyediaan air minum di sekolah secara tidak langsung dapat meningkatkan prestasi belajar di sekolah.

3 Kesetaraan Jender Sanitasi Sekolah yang layak mendorong kesetaraan jender. Anak perempuan sangat rentan untuk tidak melanjutkan sekolah (putus sekolah), terutama mereka enggan bersekolah ketika tidak tersedia sarana jamban dan air bersih yang layak, bersih, nyaman, dan aman. Studi UNESCO menemukan bahwa secara global, 1 dari 5 anak perempuan yang berusia diatas sekolah dasar putus sekolah, salah satunya akibat fasilitas sanitasi yang tidak layak di sekolah 4 Agen Perubahan Sanitasi sekolah adalah salah satu jalur terbaik untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Keterlibatan komponen sekolah dengan masyarakat akan berdampak pada perubahan perilaku hidup bersih dan sehat oleh anggota masyarakat. Dengan kata lain, anak usia sekolah dasar dapat menjadi agen perubahan hidup bersih dan sehat di lingkungannya.

2 Kondisi Saat ini dan Upaya Mewujudkan Sanitasi Sekolah 8

Kondisi Sanitasi Sekolah di Indonesia Komponen Sanitasi Semua Jenjang A. Akses Air Dasar Air Tidak Layak/ Tidak Punya Sumber Air 30.52% Air Layak Tidak Cukup 3.79% Air Layak dan Cukup 65.69% B. Akses Jamban Dasar Jamban Tidak Layak/ Tidak ada 12.09% Jamban Layak tapi Tidak Terpisah 35.79% Jamban Layak, Terpisah, Kondisi Baik 34.12% C. Sarana Cuci Tangan Ada Sarana 64.81% Tidak ada sarana 35.19% Profil Sanitasi Sekolah th 2017 berdasarkan Data Pokok Pendidikan TA 2016/2017 9

Kondisi Sanitasi Sekolah Hanya 65% Sekolah Dasar di Indonesia yang memiliki akses air (Dapodik, 2016) 12,09% sekolah di Indonesia tidak memiliki jamban terpisah antara murid laki-laki dan perempuan (Dapodik, 2016) Rata-rata rasio jamban sekolah khusus perempuan di Indonesia adalah 1 jamban untuk 117 Murid perempuan (Dapodik, 2016) Rata-rata rasio jamban sekolah khusus laki-laki di Indonesia adalah 1 jamban untuk 122 murid laki-laki (Dapodik, 2016) Permendiknas No. 24/2007 tentang Sarpras 1 unit jamban: 60 murid dan guru laki-laki 1 unit jamban: 50 murid dan guru perempuan

UU No. 36/2009 tentang Kesehatan, Pasal 79:.. meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat menjadi SDM yang berkualitas. Program Sarana Sanitasi Sekolah 1. Ketersediaan Sarana Sumber air disekitar lingkungan sekolah Toilet sesuai dengan standar rasio dan terpisah antara laki-laki dan perempuan Sarana Cuci Tangan dengan sabun Tempat pembuangan sampah di toilet perempuan 2. Promosi Hidup Bersih dan Sehat 1) Praktek Berkelompok: Cuci tangan pakai sabun secara rutin dan waktu-waktu tertentu (sebelum makan, setelah buang air besar, setelah bermain) Menggosok gigi 2) Kampanye: Manajemen Kebersihan Menstruasi Menggunakan jamban untuk buang Air besar dan kecil Membuang sampah pada tempatnya Minum air yang telah diolah (dimasak) 3. Manajemen Sanitasi Berbasis Sekolah 1) Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) dengan komponen sanitasi sekolah 2) Alokasi biaya operasional & pemeliharaan dari BOS 3) Kemitraan antara Puskesmas dan UKS 4) Pemeliharaan sarana sanitasi Ada petugas kebersihan khusus Piket guru dan murid 11

INTERVENSI DAN KEBUTUHAN SANITASI SEKOLAH DASAR T.A. 2018 Akses Sanitasi Sekolah Persentase (Jumlah SD) Akses air layak dan cukup 64.76% (95.523) Akses toilet layak, terpisah, kondisi baik dan rusak ringan (147.503) APBN 2016 31.40% (46.316) Intervensi (Bantuan Pemerintah) APBN 2017 APBN 2018 Kebutuhan Sanitasi Sekolah Dasar - - - 51.980 353 315 165 100.354 Akses sarana cuci tangan 65.10% (96.025) - - - 51.478 Sumber: PDSPK Kemendikbud Tahun 2017 Dinas Pendidikan harus memiliki Perencanaan dan Alokasi Anggaran terkait sanitasi sekolah Masih ada 51.980 SD yang tidak memiliki akses air layak, 100.354 SD yang tidak miliki toilet, 51.478 SD yang tidak memiliki sarana cuci tangan 12

3 Strategi Pengembangan Kelembagaan Sanitasi Sekolah dalam Kerangka UKS 13

Potensi Penguatan Sanitasi Sekolah melalui UKS 1 Sarana Sekolah memilik sarana sanitasi yang lengkap, termasuk jamban terpisah antara laki-laki dan perempuan dengan air bersih yang tersedia sepanjang waktu, fasilitas cuci tangan dengan air mengalir dan tersedia sabun, tempat sampah dan saluran pembuangan air kotor 3 Manajemen Sanitasi Lingkungan Yang Bersih Manajemen Sanitasi Berbasis Sekolah. Biaya operasional sanitasi sekolah dan kegiatan Promosi Hidup Bersih dan Sehat dalam RAPBS, dan mendorong partisipasi masyarakat Generasi Berkualitas Lingkungan Yang Nyaman Siswa yang Sehat 2 Perilaku Hidup Bersih Cuci tangan pakai sabun secara rutin, buang air di jamban, buang sampah pada tempatnya, minum air yang layak konsumsi

Strategi Pengembangan Kelembagaan Sanitasi Sekolah dalam Kerangka UKS 06 01 1 2 PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KOORDINASI 05 02 3 PERENCANAAN 04 03 4 5 PEMBIAYAAN PENINGKATAN KAPASITAS 6 MONITORING DAN EVALUASI

1. PENGEMBANGAN KEBIJAKAN Mengembangkan Sanitasi Sekolah menjadi bagian dari Standar Pelayanan Minimal bidang Pendidikan 1 (nasional) Mengembangkan Sanitasi Sekolah menjadi bagian dari sistem akreditasi sekolah (nasional) Merumuskan dan menyusun standar, prosedur, dan pedoman pelaksanaan Sanitasi Sekolah yang terintegrasi dalam UKS/M (nasional) Menyusun Peraturan Gubernur/ Bupati/Walikota terkait pelaksanaan UKS dan Sanitasi Sekolah

2. KOORDINASI Membentuk Tim Pembina UKS disetiap jenjang dengan Surat Keputusan yang ditandatangani kepala daerah 2 (Menteri, Gubernur, Walikota, Bupati, Camat) Melakukan pertemuan koordinasi lintas sectoral paling sedikit setahun sekali, dengan melibatkan Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Sekretariat Daerah (Bagian Kesra), Kantor Wilayah Kementerian Agama, Bappeda, dan mitra pemerintah (LSM dan Swasta)

3. PERENCANAAN Mendorong Sanitasi Sekolah menjadi bagian dari Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten (SSK) 3 Mengembangkan dokumen perencanaan Sanitasi Sekolah ditingkat Nasional Mengutamakan pendekatan partisipatif dan terpadu dalam penyusunan rencana sanitasi sekolah Memanfaatkan data dapodik sebagai referensi penyusunan dokumen perencanaan sanitasi sekolah

4. PEMBIAYAAN Memastikan pembiayaan Sanitasi Sekolah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Mengadvokasi pembiayaan Sanitasi Sekolah melalui Dana Desa Memastikan biaya operasional dan pemeliharaan serta kegiatan PHBS tercantum dalam penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Mencari sumber pembiayaan dari non-pemerintah: CSR, BUMN, LSM dan sebagainya Mengoptimalkan Partisipasi komite sekolah

5. PENINGKATAN KAPASITAS Peningkatan kapasitas pengelola sekolah dalam merencanakan dan melaksanakan program Sanitasi Sekolah Peningkatan kapasitas Tim Pembina UKS Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam mengembangkan perencanaan strategi sanitasi sekolah Pengembangan Sanitasi Sekolah melalui penelitian dan sekolah rintisan (pilot school) 6. MONITORING DAN EVALUASI Memastikan data dapodik digunakan untuk memonitor perkembangan indikator Sustainable Development Goals yang terkait dengan sanitasi sekolah Memperkuat verifikasi data yang diinput dalam Dapodik Mengembangkan sistem evaluasi atau rating sanitasi sekolah yang menyesuaikan sistem Strata UKS

4 Peta Jalan Pengembangan Sanitasi Sekolah Dalam Kerangka UKS 21

Peta Jalan Pengembangan Sanitasi Sekolah Dalam Kerangka UKS Target Jangka Panjang Memulai Pengembangan Sanitasi Sekolah Target Jangka Pendek Target Jangka Menengah 2024 2030 2016 2019

Pengembangan Sanitasi Sekolah Dalam Kerangka UKS Tahun 2016-2017 2016 Sekretariat Sanitasi Sekolah pada Tim Pembina UKS Pusat dibentuk Konsep Sanitasi Sekolah dalam kerangka UKS disepakati Roadmap Sanitasi Sekolah selesai disusun dan disahkan dan dijadikan rujukan pengembangan Sanitasi Sekolah Target dan indikator pengembangan sanitasi sekolah disepakati, dengan baseline sebagai berikut: Persentase sekolah dengan kondisi jamban sekolah yang baik 22% Persentase Sekolah dengan Jamban terpisah 65% Rasio Jamban murid dan guru laki-laki 1:93 Rasio Jamban murid dan guru perempuan 1:86

Target Jangka Pendek 2019 2019 100% Kabupaten dan Kota di Indonesia memiliki rencana strategi pengembangan Sanitasi Sekolah 100% Kabupaten dan Kota di Indonesia memiliki Tim Pembina UKS yang aktif Target Sanitasi Sekolah Jangka Pendek tercapai: Persentase sekolah dengan kondisi jamban sekolah yang baik 50% Persentase Sekolah dengan Jamban terpisah 70% Rasio Jamban murid dan guru laki-laki 1:80 Rasio Jamban murid dan guru perempuan 1:40 Target Jangka Menengah 2024 2024 Target Sanitasi Sekolah Jangka Menengah tercapai: Persentase sekolah dengan kondisi jamban sekolah yang baik 75% Persentase Sekolah dengan Jamban terpisah 85% Rasio Jamban murid dan guru laki-laki 1:60 Rasio Jamban murid dan guru perempuan 1:40

Target Jangka Panjang 2030 2030 Target Sanitasi Sekolah Jangka Menengah tercapai: Persentase sekolah dengan kondisi jamban sekolah yang baik 90% Persentase Sekolah dengan Jamban terpisah 100% Rasio Jamban murid dan guru laki-laki 1:40 Rasio Jamban murid dan guru perempuan 1:25

5 Contoh Sanitasi Pada Satuan Pendidikan SD Yang Memenuhi Standar 26

Pembangunan Sanitasi SD Tahun 2016

Pembangunan Sanitasi SD Tahun 2017

6 Manajemen Kebersihan Menstruasi 31

Manajemen Kebersihan Menstruasi Material terkait MKM yang sudah diproduksi oleh Kemendikbud: 1) Kampanye online di media sosial Kemendikbud pada hari Menstruasi Sedunia (28 Mei) 2) Komik Apa itu Menstruasi dan Panduan MKM

Manajemen Kesehatan Menstruasi Perempuan dan gadis remaja menggunakan material manajemen menstruasi bersih untuk menyerap atau mengumpulkan darah menstruasi, yang dapat diganti sesering mungkin dalam kondisi privasi yang terjaga yang diperlukan selama durasi periode menstruasi, menggunakan sabun dan air untuk mencuci tubuh saat diperlukan, dan memiliki akses ke fasilitas sanitasi untuk membuang bahan manajemen menstruasi bekas (sumber : Program Pemantauan Bersama antara WHO / UNICEF )

Mengapa MKM Penting?? 1. Masih kurangnya informasi terkait MKM 1 dari 4 anak perempuan tidak pernah berdiskusi mengenai menstruasi sebelum mereka mengalami menstruasi pertama (SDKI, 2012) 2. Pengetahuan/ informasi terhambat stigma bahwa hal-hal terkait menstruasi adalah tabu untuk dibahas Sumber informasi terpercaya (orang tua dan guru), tidak selalu dapat memberikan informasi yang benar 3. Sarana dan prasarana sanitasi yang masih jauh dari standar untuk kenyamanan anak perempuan dalam melaksanakan MKM di Sekolah 34

Faktanya 1 dari 6 Siswa Perempuan Memilih Tidak Masuk Sekolah Ketika Menstruasi Dua-per-tiga murid perempuan tidak mau mengganti pembalut di sekolah; Umumnya menggunakan pembalut yang sama (atau memakai dua pembalut sekaligus) hingga mereka kembali ke rumah atau meninggalkan sekolah untuk mengganti 35

Komik MKM ANAK LAKI-LAKI ANAK PEREMPUAN

Pengembangan Profil dan Peta Jalan Sanitasi Sekolah Profil Sanitasi Sekolah Road Map Sanitasi Sekolah Panduan Penyusunan Strategi Sekolah Dapat diakses melalui : http://dikdasmen.kemdikbud.go.id/index.php/sanitasisekolah/

TERIMA KASIH