Pengaruh Hasil Tangkap Nelayan Kuala Langsa Terhadap Daya Jual (Studi Kasus Tempat Pendaratan Ikan Kuala Langsa, Kota Langsa)

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ekonomi yang rendah, dan hal ini sangat bertolak belakang dengan peran

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut.

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

BAB I PENDAHULUAN. ikan atau nelayan yang bekerja pada subsektor tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. informal dan hampir 30% dari pekerja di sektor informal adalah nelayan, dan secara

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari daerah perairan yang mengandung

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi. Namun zaman modern bahkan katanya sudah posmodern masih menyisahkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kesejahteraan penduduk dapat dilakukan apabila

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan secara optimal dapat menjadi penggerak utama (prime mover)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu

Komparasi Finansial Hasil Tangkapan Pertahun Di Pantai Barat Selatan Dan Pantai Timur Utara Provinsi Aceh

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Soekartawi, dkk 1993:1). (Junianto, 2003:5).

BAB I PENDAHULUAN. perembesan air asin. Kearah laut wilayah pesisir, mencakup bagian laut yang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN. berfokus pada aspek Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan. Hasil studi

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan yang didalamnya. pembangunan perikanan. Namun kenyataannya, sebagian besar

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pukat merupakan semacam jaring yang besar dan panjang untuk. menangkap ikan yang dioperasikan secara vertikal dengan menggunakan

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN. Kondisi kehidupan dan tingkat kesejahteraan nelayan di Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lebih dari dua per tiga permukaan bumi tertutup oleh samudera. Ekosistem

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

STUDI AKTIVITAS NELAYAN KETURUNAN BUGIS-MAKASSAR WILAYAH PESISIR LAMPU SATU DI KOTA MERAUKE

Keterkaitan Aktifitas Ekonomi Nelayan Terhadap Lingkungan Pesisir Dan Laut SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. dirubah yakni dari ikan yang dijual sendiri-sendiri menjadi ikan dijual secara lelang

Negara Kesatuan Republik lndonesia adalah benua kepulauan,

STUDITENTANG HBSFL TANGNAPAN IKAH KEMBUNG DENGWN klat TANGKWP PURSE SlhlNE DI PELABUNWN PEFaIKANWH NUSAWTARA BELAWAH KOTAMYA MEDAN, SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

tambahan bagiperekonomian Indonesia (johanes widodo dan suadi 2006).

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sehingga, Indonesia disebut sebagai Negara Maritim. alamnya mayoritas mata pencaharian masyarakat indonesia setelah petani adalah

REKLAMASI PANTAI DI PULAU KARIMUN JAWA

Gambar 6 Sebaran daerah penangkapan ikan kuniran secara partisipatif.

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum masyarakat nelayan desa pesisir identik dengan kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

VI. EVALUASI TINGKAT PENCEMARAN MINYAK DI PERAIRAN SELAT RUPAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari yang terdapat di daratan hingga di lautan. Negara Kesatuan Republik

BAB I PENDAHULUAN. dimasukan kedalam kelompok Negara mega-biodiversity yang merupakan dasar dari

FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2010

I. PENDAHULUAN buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis

I. PENDAHULUAN. Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut dan

PENGELOLAAN SUMBER DAYA LAUT SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Dan Memenuhi Persyaratan Ujian Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

BAB I. PENDAHULUAN. Medan merupakan suatu permukiman yang berada di daerah pesisir. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. langsung berada dibawah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Aceh.

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81

BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Fitriyani, 2013

AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. Dunia atau bumi adalah planet ketiga dari matahari yang merupakan planet

3 METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN PROGRAM. 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat

BAB I PENDAHULUAN. dari pulau besar dan kecil dengan panjang garis pantai km

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Provinsi Jambi memiliki sumberdaya perikanan yang beragam dengan jumlah

STUDI PERBANDINGAN PERKEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN KOTA TEGAL DAN KABUPATEN TEGAL TUGAS AKHIR

PENDAHULUAN. sektor perikanan dan kelautan (Nontji, 2005, diacu oleh Fauzia, 2011:1).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut faktor sosial seperti pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kerupuk udang. Pembuatan kerupuk udang selain menambah lamanya

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia. Selain

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan ,80 km², kota

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian

ARAHAN LOKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI KAWASAN PESISIR UTARA KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR TUGAS AKHIR

KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R

BAB I PENDAHULUAN. Trilogi pembangunan yang salah satunya berbunyi pemerataan pembangunan

KEMISKINAN & NELAYAN TRADISIONAL DI KECAMATAN MEDAN BELAWAN KOTA MEDAN

I. PENDAHULUAN. dibentuk oleh berbagai komponen biotik dan abiotik, komponen-komponen ini saling

BAB I PENGANTAR. yang terjadi di kawasan pelabuhan Muara Angke pada pertengahan tahun 1990an,

2014 PASANG SURUT KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN UJUNG GENTENG

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

BAB I PENDAHULUAN. ataupun budidaya. Mereka pada umumnya tinggal di sebuah lingkungan. pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya 1.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu:

I. PENDAHULUAN pulau dengan luas laut sekitar 3,1 juta km 2. Wilayah pesisir dan. lautan Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan dan

1. PENDAHULUAN. negara di dunia yang memiliki potensi sumber daya alam terbesar di sektor

mungkin akan lebih parah bila tidak ada penanganan yang serius dan tersistem. Bukan tidak mungkin hal tersebut akan mengakibatkan tekanan yang luar

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Dan Proses Terjadi Tsunami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Transkripsi:

16 Pengaruh Hasil Tangkap Nelayan Kuala Langsa Terhadap Daya Jual (Studi Kasus Tempat Pendaratan Ikan Kuala Langsa, Kota Langsa) 1 Mutia Ika Wilianti 1, Riza Rasuldi 1, Muhammad Safrun 1, Yusriansyah 1 Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Samudra Langsa Aceh email : mutia.bdpiunsam@gmail.com Abstrak Kuala langsa merupakan sebuah kampung atau desa, dalam bahasa aceh disebut gampong yang berada di Kota Langsa, Aceh. Wilayahnya adalah pesisir dan di dalamnya terdapat pelabuhan yang bernama Pelabuhan Kuala Langsa, Mayoritas penduduk Kuala Langsa ber profesi sebagai nelayan yang mencari ikan di sekitar Pulau Pusong dan Pulau Teulaga Tujoh. Mayoritas penduduk kuala langsa berprofesi sebagai nelayan. Belakangan ini harga jual hasil tangkapan para nelayan di daerah kuala langsa ini menurun yaitu banyak faktor yang mempengaruhi harga jual hasil tangkapan nelayan ini turun, salah satu faktornnya adalah toke bangku atau pengepul ikan yang berada di TPI Kuala Langsa membeli hasil tangkapan nelayan dengan harga yang sangat rendah dan juga hasil tangkapan nelayan perbulannya. Sehingga nelayan kuala langsa banyak yang mengeluh dengan harga jual yang rendah yang mengakibatkan perekonomian mereka sederhana atau juga bisa di bilang hanya berkecukupan. Penelitian kali ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat perkembangan harga jual hasil tangkapan nelayan yang ada di Kuala Langsa. Yaitu, dengan menggunakan metode survey dan observasi langsung ke lapangan. Hasil yang di dapat dalam wawancara tersebut adalah banyaknya permainan para pengepul-pengepul ikan atau yang disebut dengan toke bangku untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi. Kata kunci: harga jual tangkapan nelayan, kuala langsa, Nelayan Pendahuluan Kota Langsa merupakan kota yang terletak di Daerah Aceh. Kota Langsa memiliki sebuah Desa di dekat pesisir yang bernama Kuala Langsa, Kuala Langsa adalah sebuah kampung atau desa, dalam bahasa aceh disebut gampong. Dimana secara geografis letak keseluruhan wilayahnya adalah pesisir dan ditumbuhi oleh hutan mangrove yang keseluruhan daratannya sangat berpengaruh terhadap pasang surut air laut dan di dalamnya terdapat pelabuhan yang bernama Pelabuhan Kuala Langsa, serta berbatasan langsung dengan perairan Selat Malaka. Desa kuala langsa bergantung pada pasang surut air laut yang mengeliligi hutan mangrove, namun ketika air pasang seluruh daratan habis di rendam oleh air laut termasuk hutan mangrovenya. Mayoritas penduduk Kuala Langsa berprofesi sebagai nelayan yang mencari ikan di sekitar Pulau Pusong dan Pulau Teulaga Tujoh. (Badan Pusat Statistik Kota Langsa, 2016)

17 Jarak tempuh nelayan untuk mencari ikan dilaut yaitu berkisar antara 30 menit 60 menit dari pelabuhan menuju laut. Nelayan kuala langsa hidupnya tergantung oleh lautan yang dimana sumber mata pencarian mereka bergantung oleh laut. Faktor Penyebab Kemiskinan Masyarakat Nelayan Tradisional yaitu : a. Kualitas Sumber Daya Manusia, b. Kebiasaan Nelayan, c. Pekerjaan Alternatif, d. Kepemilikan Modal, e. Teknologi Yang Digunakan, f. Peran Lembaga Ekonomi (Hamdani, Haris. 2013) Tujuan di lakukukannya penelitian ini adalah untuk mencari tahu sumber harga penjualan hasil tangkapan nelayan yang sangat rendah ke pengepul ikan dikarenakan tata niaga yang panjang. Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey dan observasi langsung di lapangan. Penentuan hasil observasi dilakukan mengacu pada narasumber. Kajian dilakukan dalam bentuk pengamatan dan wawancara secara langsung terhadap narasumber yang berasal dari lokasi tujuan penelitian tersebut. Hal ini penting untuk dilakukan karna untuk mempertajam atau memperjelas informasi yang di dapat dalam kejadian yang sebenarnnya dilapangan. Data dan informasi yang akan dikumpulkan terdiri atas : Wawancara Untuk menambah keabsahan penelitian ini digunakan sistem wawancara secara langsung kepada nelayan di sekitar pantai. Wawancara yang kami lakukan berkaitan dengan nama, umur, pendidikan, lama menjadi nelayan, sistem penangkapan ikan, alat yang digunakan dan kepemilikannya, modal yang dikeluarkan, dan pendapatan melaut. Dengan hasil akhir dalam bentuk data deskriptif, dokumen pribadi, catatan lapangan dan ucapan responden.sumber data diperoleh melalui dua tahap: 1. Data primer : observasi langsung dan wawancara kepada masyarakat. 2. Data sekunder : melalui buku dan internet. Hasil dan Pembahasan Hasil yang dicapai dari penelitian yang dilakukan di TPI Kuala Langsa diantarannya adalah harga jual hasil penangkapan nelayan kepada pengepul atau disebut dengan toke bangku adalah sangat relative rendah. Seperti hasil yang didapat oleh narasumber yang ada di lokasi penelitian tersebut. yaitu mereka mengatakan bahwa hasil tangkapan mereka dijual dengan harga yang rendah. Mereka hanya bisa menerima hasil penjualan mereka dengan harga yang miring. Saat cuaca yang baik mereka melaut untuk menangkap ikan lalu hasilnya mereka jual ke toke bangku harganya terkadang masih stabil, tetapi, jika pendapatan mereka melimpah atau bisa dibilang banyak maka harganya pun semakin rendah dibandingkan harga normalnya. Tapi kebalikannya jika cuaca buruk atau sedikit pendapatan nelayan maka harga jual hasil tangkapan nelayan kepada pengepul adalah sangat tinggi.

hasil tangkapan nelayan (ton) 18 Hasil yang diperoleh dari observasi lapangan yang dilakukan diatas diperoleh data sebagai berikut: Tabel 1. Penghasilan pada bulan Februari, Maret, April, Mei pada kapal narasumber Bulan Hasil Tangkapan Jumlah Tangkapan/Ton Februari 20 ton/bulan Rp. 30.000.000 Maret 28 ton/bulan Rp. 35.000.000 April 30 ton/bulan Rp. 38.000.000 Mei 36 ton/bulan Rp. 40.000.000 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Februari Maret April Mei Bulan Gambar 1. Persentase pada bulan Februari, Maret, April, Mei pada kapal narasumber Dari tabel 1 terlihat hasil hasil tertinggi. Dan pada tabel 2 penangkapan nelayan yang berbedabeda dengan hasi penjualan yang juga menerangkan hasil jual tangkapan menurut pasarnya dengan harga yang berbeda-beda, seperti yang berbeda-beda juga dan juga sesuai digambarkan pada Gambar 1 yaitu dengan jenis ikannya, menurut tabel 2 persentase grafik penjualan hasil ikan tongkol lah yang memiliki harga tangkapan pada bulan Mei memiliki jual tinggi.

19 Tabel 2. Harga Jual Menurut Pasarnya Jenis Ikan Harga Jual Hasil Tangkapan Nelayan Toke bangku Toke Besar/Pasar Ikan tongkol Rp.20.000 Rp.30.000 Rp.35.000 Ikan gembung Rp.15.000 Rp.25.000 Rp.30.000 Ikan selar Rp.12.000 Rp.17.000 Rp.25.000 Dari informasi yang di dapatkan dari narasumber faktor rendahnya harga jual hasil tangkapan nelayan dikarenakan ada sindikat permainan harga oleh toke bangku maka dari itu harga jual tangkapan nelayan ke toke bangku rendah. Sedangkan toke bangku menolak harga ikan ke toke besar atau ke pemasaran bisa mendapat untung yang lebih besar bahkan bisa dua kali lipat. Faktor rendahnya harga jual hasil tangkapan nelayan juga disebabkan oleh banyaknya masuk ikan dari luar daerah seperti daerah barat yaitu dari Banda Aceh, Idi dan Peurlak. Masuknya ikan tersebut ke daerah kota langsa menjadikan ikan lokal menjadi menurun. Jadi dapat disimpulkan dari informasi dan data yang disampaikan narasmber adalah intinnya Jika cuaca tidak bersahabat maka mata pencarian mereka tidak ada sama sekali dan kapal-kapal mereka hanya bisa bersandar di pelabuhan saja. Jika cuaca sanggat baik mereka segera berbondong-bondong untuk melaut mencari ikan dan membawanya pulang kedaratan untuk dijual ke pengepul ikan atau disebut dengan toke bangku. Tetapi disini, jika ikan terlalu banyak atau hasil yang melimpah maka pendapatan mereka cukup banyak tapi tidak sesuai dengan hasil penjualan mereka. Dikarenakan toke bangku hanya membayar hasil tangkapan mereka dengan harga yang sangat rendah. Dikarenakan dengan alasan ikan terlalu banyak jadi hanya bisa dibeli dengan harga rendah. Tetapi, kami mendapatkan data dari narasumber kedua iya mengatakan toke bangku menjualnnya ke pasaran maupun ke luar daerah dengan harga yang sangat tinggi. Bahkan bisa dua kali lipat, sedangkan membeli ikan kepada nelayan dengan harga yang sangat rendah tidak sesuai dengan yang mereka harapkan. Tetapi mereka tidak punya cara lain. Mereka hanya memikirkan barang mereka atau hasil tangkapan mereka terjual dengan cepat. Tetapi, mereka tidak bisa menemukan solusi agar hasil tangkapan mereka terjual dengan harga yang tinggi. Disini menjadikan tugas besar pemerintah kota langsa untuk mensejahterakan masyarakat pesisir kuala langsa dengan menaikan harga jual hasil tangkapan para nelayan kuala langsa agar mereka bisa meningkatkan perekonomian mereka dan bisa hidup sejahtera serta bisa membangun kota langsa lebih baik lagi dari segi hasil kelimpahan sumber alam dalam bidang perikanan dan kelautan.

20 Penghasilan pada nelayan tergantung dari hasil penangkapan dan juga besaran kapal, dan pada setiap bulan nya hasil yang didapat berbedabeda. Menurut para nelayan pada bulan Februari jumlah ikan yang ditangkap stabil dikarenakan masa peralihan gelombang tinggi dan gelombang rendah, pada bulan Maret hingga Oktober ikan yang didapat melimpah dikarenakan pada kondisi bulan gelap. Pada bulan November hingga Januari kondisi bulan terang. Kesimpulan Dari hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya harga jual hasil tangkapan nelayan Kuala Langsa, antara lain: 1. Banyaknya Ikan yang masuk ke daerah Kota Langsa, sehingga harga jual nelayan menurun. 2. Harga jual dipengaruhi oleh rantai niaga yang panjang. Saran Saran yang dapat diberikan adalah perlu adanya penyesuaian harga dan mengevaluasi mata rantai tata niaga hasilbtangkap nelayan Kuala Langsa. Lautan Secara Terpadu. Jakarta : PT. Pradnya Paramita Emasaga dkk, 2009. Atlas Tematik Sumatera Utara. PT. Musi Perkasa Utama: Jakarta Barat Hamdani, Haris. 2013. Faktor Penyebab Kemiskinan Nelayan Tradisional. Universitas Jember. Jember Harahap, A.S. 2003. Analisis Masalah Kemiskinan dan Tingkat Pendapatan Nelayan Tradisional di Kelurahan Nelayan Indah Kecamatan Medan Labuan Kota Medan, Tesis-S2 Program Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara Ismail, Z. 2004. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penghasilan dan Pola Konsumsi Nelayan, Dampak Kerusakan Lingkungan Pesisir terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Nelayan, Jakarta. Kusnadi. 2007.Jaminan Sosial Nelayan, Pelangi Aksara, Yogjakarta. Mubyarto, L. Sutrisno, M. Dove. 1984. Nelayan dan Kemiskinan, Studi Ekonomi Antrologi di Dua Ekonomi desa, Rajawali, Jakarta. Wahyono, A.., I.G.P.Antariksa, M., Imron., R. Indrawasih, dan Sudiyono. 2001. Pemberdayaan Masyarakat Nelayan. Media Pressindo, Jogjakarta. DAFTAR PUSTAKA [BPS] Badan Pusat Statistik Kota Langsa. 2016. Langsa Dalam Angka. Langsa (ID): BPS Kota Langsa. Dahuri, Rokhmin, dkk.1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan