BAB I PENDAHULUAN. untuk saat ini semakin tinggi seiring dengan munculnya banyak institusi-institusi

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KOMITMEN AFEKTIF DENGAN MEDIASI PERASAAN BANGGA MENJADI PENGIKUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. satu dari 4 rumah sakit yang ada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi dibentuk sebagai wadah bagi sekumpulan individu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Evolusi organisasi memerlukan pemimpin transformasional (Farahani et

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam sebuah organisasi memiliki peran sentral dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Setiap bangsa dan generasi memiliki dasar dan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia

BAB I PENDAHULUAN. dalam hadist bekerja mencari rezeki yang halal itu wajib bagi setiap muslim.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya rumah sakit merupakan sebuah organisasi yang menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. memikirkan bagaimana cara perusahaan beradaptasi dengan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang kekuasaan kehakiman di empat lingkungan peradilan, yaitu Peradilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hamzah, Nyorong, 2013). Sebagai instansi yang berorientasi pada pelanggan (consumeroriented),

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kepercayaan guru pada pimpinan. 4. Kepercayaan guru pada pimpinan memediasi sebagian (partial

BAB 1 PENDAHULUAN. Afeksi komitmen merupakan pernyataan keterikatan karyawan secara emosi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada jalur formal di Indonesia terbagi menjadi empat jenjang, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kekuatan untuk menghadapi persaingan (Cusway, 2002). terus menerus untuk mencapai tujuan (Robbins, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. untuk memproduksi barang-barang yang berkualitas demi meningkatkan daya

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan sekolah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai pusat rujukan kesehatan masyarakat. Rumah sakit sebagai

BAB I PENDAHULUAN. baik tidak akan pernah mengabaikan sumber daya manusia mereka, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembagian karyawan menjadi karyawan tetap dan karyawan kontrak, baik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan alasan atau dilakukannya penelitian ini serta

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai salah satu komponen dari pendidikan yang eksistensinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pencapaian tujuan tersebut, perusahaan membutuhkan tenaga-tenaga

Kepada Yth. Bapak / Ibu / Sdr / i SMA Kesatrian 1 Semarang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pasar yang semakin ketat serta bagaimana cara agar perusahaan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dasar pembangunan nasional. Dengan kata lain manusia adalah unsur kerja

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu institusi yang pengelolaannya ditujukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian kalangan organisasi. Perputaran karyawan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berbentuk perusahaan. Perusahaan merupakan badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa: A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Harman et al. (2009) mengemukakan teori tradisional turnover ini menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah belum optimal.

BAB I PENDAHULUAN. konteks pendidikan atau edukasi. Guru merupakan elemen kunci dalam sistem

BAB II LANDASAN TEORI. dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Rumah Sakit sebagai tempat layanan kesehatan publik makin dituntut

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

andilnya secara maksimal kepada perusahaan.

SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. meliputi segala bidang, diantaranya politik, sosial, ekonomi, teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Contoh Komitmen Karyawan terhadap Perusahaan / Organisasi di PT. Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sehingga semua organisasi atau perusahaan yang bergerak di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi

KUESIONER PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mereka yang memiliki komitmen tinggi cenderung lebih bertahan dan rendah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi organiasi dalam mengelola,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut

BAB I PENDAHULUAN. individualnya masing-masing (gaji, kepuasan kerja, dll) yang bekerjasama dalam

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sumber daya tersebut. Sebagai institusi pendidikan, sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2011, Hlm. 13.

BAB I PENDAHULUAN. di pengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi-fungsi

KOMITMEN ORGANISASI MUSYRIF-MUSYRIFAH DI PUSAT MA HAD AL JAMI AH UIN MALIKI MALANG

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi empiris pada perusahaan asuransi di Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Perkembangan perusahaan di Bali berlangsung sangat cepat terutama di

BAB I PENDAHULUAN. mengalami banyak perkembangan dalam berbagai bidang. Hal ini terutama

BAB I PENDAHULUAN. sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Masyarakat memberikan kepercayaan kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernah dilakukan sebelumnya untuk semakin memperkuat kebenaran empiris

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu organisasi membutuhkan SDM yang bukan saja berkualitas tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa.

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, seorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan

BAB II LANDASAN TEORI. dari pembahasan komitmen organisasional dan work engagement terhadap job

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya komitmen yang tinggi tentunya sebuah organisasi atau perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. aset perusahaan yang bernapas atau hidup disamping aset aset lain

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran kinerja (SPK) dianggap sebagai salah satu topik dan teknik

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memaparkan latar belakang pemilihan tema dan konteks penelitian, diikuti

6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dayanya rendah, slowdown dan terkesan upaya dalam menyelesaikan. pekerjaan kurang optimal. Selain itu, dikatakan juga bahwa pegawai

BAB 1 PENDAHULUAN A. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dipandang sebagai salah satu aset perusahaan yang penting,

Judul : Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. organisasi, karena berkaitan dengan kemampuan karyawan untuk mencapai goals

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di bidang pelayanan kesehatan di Indonesia, khususnya di Bali untuk saat ini semakin tinggi seiring dengan munculnya banyak institusi-institusi pelayanan kesehatan dari tingkat manajemen yang bersifat tradisional hingga modern, baik itu milik pemerintah maupun swasta. Institusi-institusi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, baik milik pemerintah maupun swasta, nampaknya harus memiliki keunggulan pelayanan sehingga mampu mempertahankan diri di kancah persaingan industri pelayanan kesehatan atau semaksimal mungkin mampu memenangkan persaingan tersebut. Hal yang berbeda disini pada kedua institusi pelayanan kesehatan tersebut, dimana pada rumah sakit milik swasta yang cenderung mementingkan profit sedangkan pada rumah sakit milik pemerintah lebih bersifat non-profit sehingga diperlukannya pelayanan yang sepenuh hati dari pihak rumah sakit. Usaha pelayanan sepenuh hati khususnya pada rumah sakit milik pemerintah tersebut, tentu sangat memerlukan adanya perhatian dan usaha peningkatan pada kondisi internal rumah sakit yaitu pada sumber daya manusia agar memiliki kompetensi yang memadai. Sumber daya manusia pada rumah sakit yang menjadi perhatian utama disini yaitu pada pelayanan keperawatan karena pada bagian keperawatan ini adalah tenaga pelayanan yang berhubungan langsung dengan pelayanan perawatan pasien yang ada di rumah sakit (Prabowo dkk., 2016).

Hal yang benar memang jika sebuah rumah sakit harus memperhatikan kompetensi dan kebutuhan para perawat, dimana agar nantinya para perawat dapat memberikan pelayanan yang baik dan optimal untuk pasien-pasien di rumah sakit dan juga untuk meminimalkan kesalahan prosedur pelayanan pada rumah sakit. Kinerja perawat dalam usaha pelayanan di rumah sakit didukung oleh salah satu faktor yaitu komitmen organisasional pegawai, sesuai dengan pendapat Prabowo dkk. (2016) menyatakan bahwa dengan adanya komitmen organisasional yang baik, dimana dalam usaha bekerja perawat akan tetap memegang teguh etika profesi dan standar operasional prosedur sehingga akan terciptanya kondisi kerja yang kondusif dan tujuan organisasi dapat dicapai sepenuhnya. Menurut Sujana (2012), Pegawai yang telah memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi cenderung memiliki sikap keberpihakan dan rasa cinta pada organisasi yang dimana akan memotivasi mereka untuk menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepada mereka dengan penuh rasa tanggung jawab. Ngadiman dkk. (2013) juga menyatakan karyawan atau pegawai yang sudah berkomitmen dalam pekerjaan akan mengutamakan kepentingan institusi daripada kepentingan pribadi para pekerja dan dapat mencapai etos kerja yang tinggi, maka hal tersebut akan mendukung tercapainya tujuan organisasi sesuai dengan harapan. Komitmen organisasional adalah ikatan psikologis individu terhadap organisasi (Lamba dan Choudary, 2013). Keterikatan psikologis tersebut menurut Meyer dan Allen (1991) bahwa didasarkan pada tiga bentuk (Three-Component Model of Organizational Commitment); affective, continuance dan normative commitment. Pertama, karyawan dengan affective commitment yang kuat (keterikatan secara emosional pada organisasi) akan berkeinginan melakukan

pekerjaan secara terus menerus yang disebabkan mereka ingin melakukannya (want to do). Kedua, karyawan yang memiliki hubungan dengan organisasi yang didasarkan pada continuance commitment (menyadari adanya biaya-biaya yang dihubungkan dengan meninggalkan organisasi) yang diharapkan tetap dalam organisasi disebabkan mereka membutuhkan untuk melakukannya (need to do). Ketiga, karyawan dengan normative commitment (perasaan terhadap jaminan hak atas tekanan sosial) merasa bahwa mereka seharusnya tetap (ought to) berada di dalam organisasi. Komitmen afektif merupakan variabel yang harus diprioritaskan oleh organisasi karena variabel ini merupakan variabel yang paling sulit dikelola (Meyer dan Allen, 1991), dalam artian komitmen ini melibatkan ikatan emosional yang bersifat jangka panjang bagi karyawan dan organisasi tempat bekerja (Han, dkk., 2012) sehingga hal ini akan menjadi investasi yang berharga bagi organisasi pada rumah sakit. Komitmen afektif merupakan sikap yang dimiliki oleh karyawan untuk tetap memberikan kontribusinya kepada organisasi atau perusahaan dan pada akhirnya dapat menimbulkan perilaku ekstra dalam upaya peningkatan kinerja organisasi (Hartono dkk., 2015). Beberapa penelitian lain menunjukan komitmen afektif ini menjadi penting karena pada dasarnya komitmen ini terdapat kesesuaian nilai antara organisasi dengan pekerja dan juga komitmen ini menunjukkan alasan para pekerja untuk tetap tinggal pada pekerjaannya karena kelekatan secara emosional oleh para pekerja (Ristiawan dan Tjahjono, 2012; Fachruddin dan Mangundjaya, 2012). Salah satu rumah sakit milik pemerintah yang besar di Bali yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Badung Mangusada, dimana dengan lingkup yang besar dan

memiliki visi atau tujuan untuk memberikan pelayanan yang profesional, tentunya perhatian khusus pada internal rumah sakit yaitu pada perawat sangat diperlukan. Bagian keperawatan pada Rumah Sakit Umum Daerah Badung Mangusada disini terbagi menjadi dua jenis status kepegawaian, yaitu perawat dengan status PNS dan perawat dengan status kontrak. Pada status perawat PNS memiliki keterikatan kerja dalam tenggang waktu yang cukup lama atau dalam waktu yang tidak ditentukan sehingga mengharuskan perawat tersebut harus berkomitmen dan berkinerja dengan baik terhadap pekerjaannya. Hal yang berbeda pada perawat dengan status kontrak, dimana perawat ini terikat kerja dalam batas waktu yang telah ditentukan. Keterikatan kerja tersebut juga diperhatikan oleh pihak rumah sakit dari segi kinerja pelayanan yang diberikan oleh perawat kontrak untuk rumah sakit. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Badung Mangusada dalam memberikan perhatian pada bagian keperawatan untuk menunjang pelayanan yang profesional tersebut, disini perlu mempertimbangkan untuk memberikan perhatian khusus pada bagian perawat kontrak. Perawat kontrak yang terikat kerja dalam waktu yang telah ditentukan ini, cenderung bersifat tidak terlalu loyal terhadap pekerjaannya karena faktor kalkulasi biaya yang sering dipertimbangkan oleh perawat ini dalam menekuni perkerjaan keperawatannya. Hal ini akan sangat berpengaruh nantinya terhadap pelayanan profesional perawat yang diharapkan oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah Badung Mangusada. Jadi dalam hal ini pelayanan pada perawat kontrak inilah yang sangat membutuhkan komitmen afektif untuk menunjang kinerja pelayanan keperawatan yang profesional tersebut, dimana sesuai pendapat Hartono dkk. (2015) yang menyatakan komitmen afektif dapat menimbulkan perilaku ekstra dalam upaya peningkatan kinerja organisasi yaitu pada kinerja

pelayanan profesional yang diharapkan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Badung Mangusada. Kondisi sebenarnya di Rumah Sakit Umum Daerah Badung Mangusada pada perawat kontrak, terlihat masih rendahnya komitmen afektif para perawat tersebut. Hal tersebut didapatkan peneliti dari hasil wawancara dengan beberapa perawat kontrak di ruang Oleg, Cilinaya dan Kecak, terdapat indikasi rendahnya komitmen afektif seperti adanya perawat yang merasa kurang senang melakukan pekerjaannya karena adanya beban kerja tambahan. Beban kerja tambahan tersebut seperti ketika adanya pasien rujukan atau pasien titipan dari satu ruang ke ruang lainnya yang menyebabkan perawat pada ruang tersebut kewalahan menangani pasien karena kompetensi perawat yang dimiliki setiap ruangan berbeda-beda dan juga dukungan alat-alat medis yang dibutuhkan belum tentu memenuhi keperawatan untuk pasien rujukan atau titipan tersebut. Permasalahan lain yang diamati oleh peneliti ketika saat perawat menangani pasien yang datang ke salah satu ruangan dimana saat itu kondisi pasien cukup serius, hal yang terjadi perawat lain tidak membantu perawat tersebut dalam mengurus pasien hingga kepala ruang ikut serta terjun langsung membantu perawat tersebut. Kondisi tersebut menunjukan bahwa memang masih banyak perawat yang kurang berkomitmen terhadap kondisi perkerjaannya, dimana dengan membiarkan permasalahan seperti itu terjadi tanpa penindakan secara langsung. Dalam kondisi ini seharusnya diperlukan usaha untuk menumbuhkan komitmen afektif dari para perawat untuk meminimalkan permasalahan yang ada dan mengunggulkan pelayanan yang profesional sesuai dengan visi yang ingin dicapai oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah Badung Mangusada.

Han, dkk. (2012) menunjukkan bahwa komitmen afektif karyawan dapat dipengaruhi oleh dukungan dari organisasi, salah satunya seperti kepemimpinan dalam organisasi itu sendiri. Beberapa dari tipe kepemimpinan yang ada, kepemimpinan transformasional yang dapat menumbuhkan komitmen afektif anggota organisasi dimana tipe kepemimpinan ini mempunyai daya tarik untuk mempengaruhi anggota organisasi dengan memberikan motivasi, semangat kerja, menyampaikan informasi dan pengetahuan (Sartika, 2014). Anggota dalam organisasi merasa berkomitmen secara emosional dengan cara pemimpin transformasional yang mempromosikan kerjasama antar anggota dalam mencapai tujuan bersama (Joo, 2012). Penelitian oleh Ristiawan dan Heru (2012) pada RS. PKU Muhammadiyah Yogyakarta, dimana dengan penerapan kepemimpian tranformasional yang menghargai pekerjaan bawahan dan melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan dapat menumbuhkan komitmen afektif. Kepemimpinan transformasional menginspirasi bawahan dengan mendorong para bawahan ikut serta aktif dalam organisasi dan membuat mereka akan merasa dihargai sehingga hal tersebut akan meningkatkan komitmen afektif para bawahan (Bycio et al., 1995; Rafferty dan Mark, 2004). Penelitian lain beberapa dekade terakhir juga menunjukkan bahwa adannya pengaruh secara signifikan kepemimpinan transformasional terhadap sikap emosional positif pengikut (Dvir et al. 2002; Howell dan Hall-Merenda, 1999). Kepemimpinan transformasional akan mungkin meningkatkan sikap emosional positif pengikut tersebut dalam hal ketika seorang pemimpin yang memberikan arahan yang jelas kepada pengikut atau bawahan dan menghargai usaha mereka (Tyler and Blader, 2002). Sikap emosional positif seperti sikap bangga terhadap

pemimpin timbul karena sikap pemimpin transformasional yang bisa memotivasi dan menginpirasi bawahan dalam upaya melaksakan pekerjaan (Chan dan Mak, 2014). Kepemimpinan transformasional dengan karakteristiknya yang khas, mampu memberikan contoh yang positif kepada bawahannya sehingga bawahan mengidentifikasi perilaku positif berupa menanggung resiko bersama dan menanamkan rasa bangga bawah terhadap pemimpin organisasi (Mujiasih, 2011). Bangga menjadi pengikut merupakan emosional positif yang akan memungkinkan untuk memotivasi perilaku kerja pengikut (Hart dan Matsuba, 2007). Sikap bangga menyimpulkan keadaan psikologi secara khusus dimana dirasa penting suatu pekerjaan, menimbulkan kepuasan dan komitmen secara psikologis di antara para pekerja individu tanpa adanya reward khusus (Boezeman dan Ellemers, 2007). Kepemimpinan transformasional cenderung meningkatkan harga diri dan nilai kerja pengikut dengan menjadi anggota dari pemimpin dimana pengikut menerima dukungan yang lebih baik dan bangga menjadi anggota dari pemimpin sehingga dapat meningkatkan komitmen mereka terhadap organisasi (Chan dan Mak, 2014). Penelitian oleh Chan dan Mak (2014) tersebut menyimpulkan hasil bangga menjadi pengikut sepenuhnya memediasi hubungan antara kepemimpinan transformasional dengan komitmen organisasional, dimana pengaruh tersebut lebih kepada komitmen afektif pengikut. Perbandingan antara penelitian terdahulu oleh Boezeman dan Ellemers (2007), Fachruddin dan Mangundjaya (2012), Chan dan Mak (2014) dengan kondisi di Rumah Sakit Umum Daerah Badung Mangusada memperlihatkan adanya kesenjangan antara kondisi normatif dengan kondisi positif, dimana penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa komitmen afektif dipengaruhi oleh kepemimpinan

transformasional dan perasaan bangga menjadi pengikut namun pada kenyataannya, komitmen afektif perawat di rumah sakit yang rendah disebabkan karena faktor kurangnya pengalaman, belum mempunyai keterikatan sosial yang baik antar perawat dan kesadaran akan sikap kerja, diindikasikan hal ini terjadi karena terdapat masalah kepemimpinan transformasional dan perasaan bangga menjadi pengikut. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap komitmen afektif pada perawat kontrak Rumah Sakit Umum Daerah Badung Mangusada? 2. Bagaimanakah pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap perasaan bangga menjadi pengikut pada perawat kontrak Rumah Sakit Umum Daerah Badung Mangusada? 3. Bagaimanakah pengaruh perasaan bangga menjadi pengikut terhadap komitmen afektif pada perawat kontrak Rumah Sakit Umum Daerah Badung Mangusada? 4. Bagaimanakah peran perasaan bangga menjadi pengikut dalam memediasi hubungan kepemimpinan transformasional terhadap komitmen afektif pada perawat kontrak Rumah Sakit Umum Daerah Badung Mangusada?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap komitmen afektif pada perawat kontrak Rumah Sakit Umum Daerah Badung Mangusada. 2. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap perasaan bangga menjadi pengikut pada perawat kontrak Rumah Sakit Umum Daerah Badung Mangusada. 3. Untuk mengetahui pengaruh perasaan bangga menjadi pengikut terhadap komitmen afektif pada perawat kontrak Rumah Sakit Umum Daerah Badung Mangusada. 4. Untuk mengetahui peran perasaan bangga menjadi pengikut dalam memediasi hubungan kepemimpinan transformasional terhadap komitmen afektif pada perawat kontrak Rumah Sakit Umum Daerah Badung Mangusada. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan yang diperoleh dari penelitian ini dapat dibedakan menjadi kegunaan teoritis dan praktis. 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menyajikan informasi mengenai pengaruh faktor kepemimpinan transformasional, perasaan bangga menjadi pengikut dan komitmen afektif dalam suatu organisasi. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bukti empiris untuk penelitian di masa yang akan datang, maupun pembanding bagi peneliti yang melakukan penelitian yang sama.

2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi organisasi atau perusahaan untuk mempertimbangkan bagaimana pengelolaan sumber daya manusia dalam upaya mencapai kinerja yang baik, dimana dengan penerapan kepemimpinan transformasional yang memberikan pengaruh terhadap komitmen afektif anggota dalam organisasi dan akan mempengaruhi upaya dalam mencapai kinerja yang baik sesuai dengan harapan organisasi atau perusahaan. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab yang telah disusun secara sistematis dan terperinci sehingga mempermudah pembahasannya. Adapun sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. BAB II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Penelitian Memuat tentang tinjauan teoritis yang relevan dengan permasalahan yang dibahas. Teori-teori tersebut meliputi komitmen afektif, kepemimpinan transformasional dan perasaan bangga menjadi pengikut. BAB III Metode Penelitian Menguraikan tentang desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis

data, sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, pengujian instrumen penelitian dan teknik analisis data. BAB IV Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Memaparkan gambaran umum perusahaan yang diteliti dan hasil penelitian yang diperoleh setelah dianalisis dengan menggunakan metode analisis yang sesuai dengan tujuan penelitian. BAB V Simpulan dan Saran Bagian akhir dari laporan penelitian yang memberikan simpulan dari hasil pembahasan dan saran-saran yang sesuai dengan topik penelitian.