HOTEL RESOR DI PANTAI PULAU MERAH BANYUWANGI

dokumen-dokumen yang mirip
Hotel Resor dan Fasilitas Wisata Mangrove di Pantai Jenu, Tuban

MUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI BATU

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Fasilitas Penginapan dan Wisata Pantai di Sendang Biru, Kabupaten Malang

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N

FASILITAS WISATA SIMULASI PROFESI DI SURABAYA

BAB V HASIL RANCANGAN

Resor Wisata Kuliner Lombok di Pantai Nipah

Fasilitas Wisata Kuliner di Pantai Losari Makassar

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 HASIL RANCANGAN

TEMA. menikmati alam Bali. Lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung yang ada di dalamnya. LEGAL

Fasilitas Wisata Kuliner di Surabaya

Hotel Resor di Labuan Bajo

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Hotel Resort sebagai Fasilitas Akomodasi Penginapan Kelas Menengah ke Atas

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Pusat Modifikasi Mobil di Surabaya

Fasilitas Utama. Ruang Perawatan Wajah Ruang Perawatan Tubuh Ruang Perawatan Tangan

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

Fasilitas Sinema Terpadu di Surabaya

Fasilitas Pembinaan Pemuda Remaja Gereja Kristen Indonesia di Surabaya

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DI LUWUK

HOTEL RESOR DI TANJUNG JAYA

Perpustakaan Nasional di Surabaya

BAB VI HASIL PERANCANGAN

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Hotel Resort Di Gunungkidul

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Wahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

PENGENALAN OBJEK. SIDANG TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI MODE SURABAYA Tema HAUTE COUTURE Cherry Candsevia Difarissa

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PUB DAN HOTEL TRANSIT DI BALIKPAPAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

Graha Kecantikan Dan Kebugaran Wanita Di Surabaya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

FASILITAS AGROWISATA BUAH DURIAN DI WONOSALAM, JOMBANG

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

RESOR PANTAI WEDI OMBO DI GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA

KONSEP: KONTRADIKSI SPONTAN

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

Transformasi pada objek

Fasilitas Ecomuseum Suku Dayak Kenyah Desa Pampang di Samarinda

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

Fasilitas Rehabilitasi Psikotik di Surabaya

Minggu 2 STUDI BANDING

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB VI HASIL PERANCANGAN

DAFTAR ISI. Latar belakang proyek...3. Latar belakang topik/tema 8. Data Lokasi 9

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS AKOMODASI DI KAWASAN DANAU RANAU

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Transkripsi:

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. IV, No.2, (2016), 297-304 297 HOTEL RESOR DI PANTAI PULAU MERAH BANYUWANGI Yeliana dan Ir. Danny S.Mintorogo, M.Arch, Ph.D Program Studi Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: yeliana_wangyueli@yahoo.com,dannysm@petra.ac.id Gambar. 1. Area depan penerima Hotel Resor Di Pantai Pulau Merah Banyuwangi ABSTRAK Proyek ini merupakan sebuah fasilitas penginapan yang berada di kabupaten Banyuwangi. Selain sebuah fasilitas penginapan, proyek ini juga dilengkapi sebuah panorama alam yang indah, beberapa fasilitas hotel yang lain seperti, restoran, gedung serbaguna, kolam renang, pusat kebugaran fitness centre and spa, serta akses langsung dari hotel ke pantai. Hotel Resor ini terletak di Desa Pesanggaran, Tumpang Pitu, Banyuwangi, berdiri di sekitar pantai Pulau Merah yang masih sangat alami dengan tanaman pantai, hutan, pegunungan, hukit yang mengelilingi site. Suasana alami dan natural inilah yang menjadi view yang di manfaatkan dalam proyek ini. Dalam perancangan sebuah hotel resor, hal yang paling utama adalah sebuah sistem yang dipengaruhi oleh hubungan aktivitas. Sistem dalam sebuah hotel resor akan berpengaruh terhadap pembagian zoning tiap massa bangunan. Peletakan orientasi bangunan juga dipengaruhi oleh panorama alam yang ada, Masalah desain dalam proyek ini adalah bagaimana merancang sebuah tempat peristirahatan yang nyaman dan mampu memberikan fasilitas yang lebih bagi para wisatawan baik lokal maupun asing, serta bagaimana merancang sebuah tempat peristirahatan yang mengikuti bentuk bangunan sekitar serta menggunakan material sekitar yang ada. Untuk dapat menjawab rumusan masalah tersebut maka penulis menggunakan pendekatan vernakular. Ada dua hal yang diperhatikan, yakni penggunaan material lokal dan penggunaan bentuk atap. Sedangkan konsep yang digunakan adalah local outside modern inside. Pendalaman yang digunakan yaitu pendalaman karakter ruang, sehingga dapat menciptakan sebuah ruang kamar tidur yang modern, nyaman tetapi tetap menggunakan ornamen sebagai unsur tambahan budaya setempat. Kata Kunci: Hotel Resor, Pantai, Pulau Merah. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ndonesia memiliki potensi alam yang sangat Imenarik untuk dilihat keindahannya, salah satunya adalah kabupaten Banyuwangi yang biasa dijuluki sebagai The Sunrise of Java karena merupakan daerah yang pertama terkena sinar matahari terbit di Pulau Jawa. Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di Pulau Jawa, dengan luas wilayahnya yang mencapai 5.782,50km2. Banyuwangi memiliki keragaman pemandangan alam, kekayaan seni dan budaya, serta adat tradisi yang dapat dijadikan sebagai sektor utama perekonomian. Panorama alam yang indah dan mempesona membentang dari wilayah utara sampai selatan, serta wilayah barat sampai timur. Hamparan gunung, hutan, dan pantai memberi corak berbeda pada masingmasing wilayah. Di sebelah utara terdapat Kawah Ijen,

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. IV, No.2, (2016), 297-304 298 di sebelah selatan terdapat Taman Nasional Alas Purwo dengan pantai Plengkung yang berombak tinggi. Selain itu, juga terdapat Taman Nasional Meru Betiri. Tempat-Tempat tersebut merupakan sentral Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP), yang disebut dengan Segitiga Berlian, yang menghubungkan tempat pariwisata satu dengan yang lainnya di Banyuwangi (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan,2015). Tidak lepas dari Wilayah Pengembangan Pariwisata tersebut, Banyuwangi juga memiliki wisata pantai yang cukup indah, salah satunya adalah Pantai Pulau Merah. Pantai Pulau Merah merupakan pulau kecil berwarna merah bentuknya menyerupai sebuah bukit kecil dekat pantai dengan pantai berpasir putih sepanjang 3km. Potensi alam yang ada di tempat ini dapat dimanfaatkan untuk bermain selancar serta juga dimanfaatkan sebagai tempat parade budaya tarian khas Banyuwangi untuk memperingati acara-acara tertentu. Selain itu, kompetensi peselancar dunia juga di adakan di tempat ini. Banyak peselancar asing yang datang sebagai wisatawan asing serta wisatawan lokal yang ingin menikmati panoramanya namun, didaerah ini, tidak memiliki banyak akomodasi yang dapat menampung para wisatawan serta memberikan fasilitas yang lebih. Jumlah pengunjung wisatawan meningkat 60% setiap tahunnya, hingga sekarang jumlah pengunjungnya mencapai 160.000 pengunjung. Pada saat hari libur meningkat hingga 3000-8000 pengunjung, sedangkan jumlah akomodasi yang ada di kabupaten Banyuwangi hanya mampu menampung 1.693 pengunjung/wisatawan dan jumlah akomodasi yang ada disekitar pantai Pulau Merah hanya dapat menampung 108 pengunjung/wisatawan (asumsi jika jumlah akomodasi yang ada 27 akomodasi dan jumlah wisatawan yang menginap semalam hanya 2-4orang /wisatawan). Berdasarkan pernyataan yang ada, pengembangan fasilitas akomodasi sangat memungkinkan di daerah ini. Oleh karena itu, muncullah ide perancangan Hotel Resor Di Pantai Pulau Merah Banyuwangi sebagai wadah yang aman, nyaman, menarik, memberikan fasilitas lebih kepada para wisatawan dan menjadi sasaran utama baik para wisatawan asing maupun lokal, serta dapat memperkenalkan panorama alam yang ada lebih dalam. B. Rumusan Masalah Masalah utama dalam proses perancangan fasilitas ini adalah bagaimana merancang sebuah tempat yang nyaman yang mampu memberikan fasilitas yang cukup bagi para wisatawan baik lokal maupun asing. C. Tujuan Perancangan Menciptakan sebuah fasilitas yang nyaman dan cukup bagi para wisatawan yang berkunjung serta menjadi sasaran utama untuk beristirahat. Selain itu, juga ingin memperkenalkan tempat wisata dan fasilitas yang ada di Banyuwangi. D. Data dan Lokasi Tapak Tapak berlokasi di Jalan Pantai Pulau Merah, Banyuwangi. Jalan utama menuju tapak yaitu melalui jalan yang berkelok dengan pemandangan kebun coklat dan bukit namun infrastrukturnya sudah baik. Berada di pinggir pantai dengan pemandangan bukit, hutan dan tanaman pantai. Berada diantara area perumahan penduduk yang dijadikan tempat penginapan, merupakan area yang akan dikembangkan oleh pemerintah untuk tujuan pariwisata. Letaknya jauh dari kemacetan atau polusi jalan raya, tenang tidak bising (cocok bagi para wisatawan yang ingin berlelaksasi sejenak). Gambar. 1.2. Peta Lokasi Tapak Sumber: google earth, petaperuntukanbanyuwangi.go.id Data Tapak Luas Lahan : ± 18.000 m 2 KDB : 50% KLB : maksimum 150% GSB : 10 meter GSP : 100 meter dari pasang titik tertinggi. Kecamatan : Pesanggaran Kelurahan : Tumpang Pitu Tata Guna Lahan : Perdagangan dan Jasa Status Lahan : Perencanaan Pengembangan Pariwisata Gambar. 1.3. Tapak dengan Sekitar

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. IV, No.2, (2016), 297-304 299 Gambar. 1.4. Analisa Tapak Jalan menuju tapak dapat dicapai setelah melewati jalan utama Jl.Pantai Pulau Merah. Melihat batas pembagian utara, barat, dan selatan tapak adalah lahan kosong yang luas serta beberapa pepohonan pantai, maka sisi timur tidak dianggap sebagai sisi depan tapak, begitu juga dengan sisi barat tidak dianggap sebagai sisi belakang tapak. Bagian utara merupakan sisi depan tapak. A: Area Tangkap (depan) Buffer Area B & C: Area Bangunan Effective Area Sisa ruang di manfaatkan sebagai outdoor area Gambar. 2.1.Visualisasi Konsep Setelah melalui tahap pemikiran yang ada, didapatlah bentuk bangunan yang terdiri dari massa banyak dan memiliki area outdoor untuk melakukan aktivitas bersama para wisatawan yang menginap. Bentukan bangunan yang sederhana membuat keberadaan hotel resor ini tidak terlalu mencolok dan dapat di terima dengan masyarakat sekitar yang masih kental dengan tradisi rumah osing. Selain itu, hal yang membuat hotel ini tidak mencolok dari visualisasi pertama adalah pemakaian bentuk atap perisai dan atap pelana rumah osing. Orientasi penataan massa tiap bangunan berdasarkan orientasi view yang ada yaitu, menghadap ke bukit pulau merah. Gambar. 1.5. Pembagian Sisi Tapak Berdasarkan Analisa Site DESAIN BANGUNAN A. Proses Perancangan Berdasarkan tujuan perancangan, masalah desain, dan upaya untuk menyatu dengan lingkungannya, maka local outside, modern inside dipilih sebagai konsep untuk mendapatkan hasil akhir yang sesuai. Local outside berarti tampak luar yang sederhana dengan menggunakan material alam setempat, dan moden inside berarti tampak dalam yang modern tetapi masih memakai unsur budaya yang ada untuk menciptakan suasana nyaman. Rancangan akhir diharapkan dapat menjadi sasaran utama para wisatawan untuk berkunjung serta menikmati panorama alam yang indah. Langkah awal yang dilakukan membuat visualisasi konsep dari kata local outside dan modern inside yang ditelaah lebih lanjut. Local diterjemahkan dengan bentuk sederhana yaitu kotak, untuk lebih menyerupai dengan bentuk bangunan sekitar yang ada. modern diterjemahkan dengan adanya area istirahat yang di desain senyaman mungkin menyerupai hotel berbintang. Gambar. 2.2. Orientasi Bangunan Menghadap Bukit Pulau Merah Berdasarkan kondisi site setelah melakukan survei lapangan, lokasi site hotel resor ini tepat berada di pinggir pantai dan memiliki kondisi tanah yang berkontur. Oleh karena itu, beberapa massa bangunan menggunakan sistem cut n fill khususnya terhadap massa bungalow dan area parkir. untuk mendapatkan pengolahan tanah yang baik, maka unit tiap bunglownya di buat overlap atas bawah dengan perbedaan sirkulasi masuk ke setiap bungalow. Pada area parkiran konturnya di olah menjadi ram agar dapat memudahkan sirkulasi kendaraan.

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. IV, No.2, (2016), 297-304 300 Gambar. 2.3. Bangunan Terhadap Pengolahan Lahan B. Pendekatan Perancangan Untuk menjawab kebutuhan para wisatawan sebagai pengguna utama perancangan ini, sehingga pendekatan perancangan didasarkan pada budaya melalui pendekatan vernakular. Dengan pembagian zoning berdasarkan pemakai atau pengguna, sistem dan aktivitasnya. C. Pembagian Zoning Fasilitas Hotel Resor ini terdiri dari massa banyak dengan memiliki maksimal tiga lantai disetiap massanya. Pada massa penerima entrance disebut sebagai zoning umum, karena terdapat drop off dan area parkir. Massa hotel dan bungalow disebut sebagai zoning privat dimana setiap tamu hotel perlu mendapatkan kenyamanan dan keheningan saat beristirahat serta mempunyai view yang khusus. Selain dua massa tersebut disebut sebagai zoning semi privat dimana massa penunjang merupakan fasilitas tambahan baik berupa kolam renang dan pusat kebugaran yang hanya dapat dipakai oleh tamu hotel yang menginap saja. Tangga ini juga dapat berfungsi sebagai tangga darurat bila dibutuhkan. Selain itu, juga terdapat dia buah lift yang berada pada lobby hotel. D. Ruang Dalam Bangunan Pembagian ruang dalam bangunan mengikuti bentuk bangunan yang melengkung. Sedangkan pola penataan ruang dalam bangunan berdasarkan pada perilaku ibu hamil, urutan kegiatan, dan kebutuhan ruang itu sendiri. Keberadaan void pada bangunan juga digunakan untuk mengesankan perasaan jauh tapi dekat. Kesan tersebut merupakan jawaban untuk perilaku ibu hamil yang memiliki ketergantungan pada suami atau pengantar, tetapi menginginkan waktu me-time. Pada lantai satu, sirkulasi pengunjung dan pengelola dibedakan dimulai dari pintu masuknya. Sebagai area pertama yang harus didatangi setiap ibu hamil, front desk diletakkan tepat di depan area drop off. Setelah itu sirkulasi setiap pengunjung dibebaskan tergantung kebutuhan ruang yang akan dituju. Dari segi view, pandangan awal pengunjung sengaja dibatasi dengan keberadaan front desk serta lift. Kesan dibatasi ini diperlukan untuk memberi kesan surprise setelah melewati front desk karena keberadaan area taman belakang langsung terlihat, untuk mendorong pengunjung beraktivitas di luar ruangan. Gambar. 2.5. Gambar Denah Entrance Lantai 1 Gambar. 2.4. Pembagian Zoning Massa Bangunan Alat transportasi vertikal yang disediakan pada rancangan ini menggunakan lift untuk pengunjung, dan tangga. Terdapat dua buah lift. Dua buah lift berada tepat didepan front desk (pada massa penerima). Sedangkan pada massa hotelnya, tersedia empat buah alat transportasi vertikal berupa dua buah tangga yang berada disisi kiri dan kanan bangunan. Gambar. 2.6. Gambar Denah Hotel Lantai 1

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. IV, No.2, (2016), 297-304 301 berfungsi untuk mengurangi kebisingan dan menciptakan suasana yang lebih privat. Sirkulasi kendaraan pengunjung dan mobil service jalur masuknya disamakan, tetapi jalan keluarnya disamakan dengan sirkulasi kendaraan pengunjung. Sirkulasi untuk service hotel housekeeping memiliki jalur sendiri yang berada tepat dibelakang massa hotel yang melewati hingga massa pusat kebugaran dan massa bungalow. Dengan adanya sistem ini, akan dapat dibedakan mana aktivitas servis dan aktivitas pengunjung sehingga ketika melakukan aktivitas servis pengunjung atau tamu yang menginap tidak terganggu. Gambar. 2.7. Gambar Denah Hotel Lantai 2 Gambar. 2.10. Sirkulasi Kendaraan Pengunjung Hotel Gambar. 2.8. Gambar Denah Bungalow Restoran, area staff, toko souvenir, serta ruang penitipan koper berada pada massa penerima. Restoran berada pada lantai satu memiliki potensi melihat ke segala arah. Outside view melihat ke area pantai dan bukit pulau merah dan inside view melihat ke arah kolam renang, playground anak. Gambar. 2.11. Sirkulasi Service Hotel Gambar. 2.9. Sirkulasi Pengunjung Tamu Akses pengunjung tamu hotel yang menginap dan tidak di bedakan untuk menjaga lebih privasi pada area bungalow khususnya. Tamu hotel yang tidak menginap hanya berada pada lobby entrance saja aktivitasnya. Jika tamu hotel yang tidak menginap ingin ke pantai akan melalui jalan setapak yang dibatasi dengan tanaman perdu dan beberapa pohon yang berada di dekat bungalow. Tanaman perdu ini Gambar. 2.12. Gambar Perspektif View Kolam Renang Hotel Resor

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. IV, No.2, (2016), 297-304 302 Gambar. 2.15. Pemakaian Shadding Pada Entrance Gambar. 2.13. Gambar Perspektif View Entrance E. Eksterior Bangunan Tampak Hotel Resor di Pantai Pulau Merah ini menggunakan konsep alami natural yang memakai material lokal. Material alam yang diekspos berupa kayu kelapa yang digunakan sebagai shadding. Untuk material strukturnya menggunakan beton dan dilapis dengan cat motif kayu untuk menambah kesan penggunaan bahan kayu. Tampak massa bungalow menyerupai dengan bentuk rumah osing tetapi pemakaian materialnya juga menggunakan material beton. Gambar. 2.16. Perspektif Entrance Gambar. 2.17. Potongan Cladding Gambar. 2.14. Tampak Site Bentuk atap yang dipilih merupakan atap pelana (atap rumah osing ) pada massa bungalow, sedangkan pada massa hotel dan massa penunjang lainnya, menggunakan atap perisai. Penggunaan shadding bermotif ukiran seperti daun yang diadaptasi dari kebudayaan osing dan pemakaian material shadding yang berbahan seperti kayu dan lebih tahan lama, akan mencegah radiasi matahari yang datang pada siang hari karena, lokasi site hotel resor ini akan menerima cahaya matahari yang banyak saat menjelang sore hari (orientasi barat --> pantai). F. Pendalaman Perancangan Sejalan dengan pendekatan vernakular yang mengadaptasi dari budaya osing, pendalaman perancangan yang dipilih adalah pendalaman karakter ruang. Pembahasan selanjutnya akan membahas tentang ruang tidur tamu pada hotel resor ini. Setiap ruang memiliki karakter ruang yang berbeda, tergantung kebutuhan serta fungsi ruang tersebut. - Ruang Tidur Tamu bedroom Aktivitas yang terjadi pada ruangan ini adalah beristirahat. Karakter ruang yang diinginkan adalah menenangkan, santai, nyaman. Bentuk ruangan telah dirancang mengikuti bentuk bangunan yang kotak, namun memanfaatkan view sebaik mungkin. Peletakkan jendela vertikal pada area kamar tamu ini juga diperlukan untuk menikmati outside view (pantai pulau merah) serta untuk menjaga privasi, dan memasukkan cahaya alami. Dinding adalah tembok cat krem terang (kesan luas, bersih), dengan lantai parquet kayu (kesan tradisional), plafon putih (memantulkan cahaya).

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. IV, No.2, (2016), 297-304 303 Gambar. 2.18. Pendalaman Ruang Kamar Tidur Tamu G. Sistem Utilitas Suplai air bersih berasal dari PDAM disalurkan ke tandon bawah menuju ke pompa lalu shaft menerus dari lantai satu hingga lantai tiga (posisi toilet-toilet kamar hotel sejajar keatas). Setelah dari PDAM, tandon dan pompa, air bersih juga didistribusikan ke massa massa bangunan selain hotel yaitu, restoran, lobby utama, kantor pengelola, pusat kebugaran dan spa, lalu ke kolam renang outdoor. Air pembuangan dari kolam renang ditampung dan difilter untuk dijadikan penyiraman tanaman. Air kotor dan kotoran dari kamar mandi tamu hotel serta dari toilet yang ada di massa pendukung dialirkan melalui shaft menerus lalu menuju ke bioseptictank. Sedangkan air hujan, dari talang dialirkan turun menggunakan pipa pada shaft menerus yang kemudian dibuang ke saluran kota. Gambar. 2.19. Skematik Suplai Hingga Pembuangan Utilitas Air Bersih, Air Kotor, Kotoran, dan Air Hujan Sistem penghawaan pada bangunan ini sebagian besar mengandalkan penghawaan pasif (menggunakan AC (air conditioner). Pada bagian area publik dan selasar menggunakan cross ventilation udara alami (digunakan saat iklim/ cuaca tidak ekstrim. Penggunaan AC juga digunakan pada ruangruang lain di dalam massa pendukung, seperti ruang konsultasi, multifunction hall, toko-toko, restoran, dan café. Menggunakan sistem AC split dengan outdoor unit yang disembunyikan dibalik kisi-kisi terletak pada dinding utara massa utama. H. Sistem Evakuasi Dalam keadaan darurat, bangunan ini memiliki dua buah tangga darurat yang berada di sebelah kanan dan kiri bangunan. Jika tidak digunakan sebagai tangga darurat, tangga ini juga berfungsi sebagai transportasi vertikal. I. Struktur Bangunan Menggunakan struktur kolom balok beton. Bentang antar kolomnya berjarak berbeda-beda yaitu, delapan meter, enam meter, lima meter, tiga meter, serta berjarak sesuai dengan jarak dari kolom ke kolom antar ruangannya. Dengan ketinggian floor to floor lantai satu ke lantai dua adalah empat meter. Floor to floor lantai dua ke tiga dan tiga adalah empat meter. Diameter seluruh kolom pada setiap massa bangunan berbeda-beda yaitu, 60cm, 40cm dengan balok ratarata adalah 30x60cm. Gambar. 2.20. Aksonometri Struktur KESIMPULAN Desain perancangan fasilitas yang diutamakan untuk para wisatawan ini diharapkan dapat menjawab serta memenuhi kebutuhan para wisatawan, yang berbeda dari fasilitas yang ada.. Pembagian zoning dan penempatan ruang dilihat berdasarkan aktivitas dan sistem yang dipakai. Karakter setiap ruang didesain berdasarkan tujuan dan kebutuhan ruang terhadap pengguna utamanya. Pemilihan material, tampak alami, dan bentuk detail arsitektural, dirancang berdasarkan konsep, analisa site, dan sistem. Sehingga secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa, desain perancangan Fasilitas Hotel Resor di Banyuwangi ini merupakan bangunan yang dapat memberikan fasilitas lebih terhadap para wisatawan, ramah terhadap alam, dan menyatu dengan lingkungan di sekitarnya. DAFTAR PUSTAKA Author, Klasifikasi Hotel Berdasarkan Bintang,Juni Author, Kunjungan Wisata ke Banyuwangi Meroket. Times Indonesia. Maret 2015. Januari 2016.<http://www.timesindonesia.co.id/baca/115303/2 2012. Januari 2016 <http://jenishotel.info/klasifikasihotel-berdasarkan-bintang> 0160121/190447/kunjungan-wisata-ke-banyuwangiterus-meroket/>

JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. IV, No.2, (2016), 297-304 304 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi.Travel Book Guide. Banyuwangi: Author,2015. De Chiara, J.Time-saver Standard for Building Types 2 nd ed. Singapore: McGraw-Hill,1983 Huffadine, Margaret. Resort Design: Planning, Architecture and Interiors. New York: McGraw- Hill,1976 Littlefield, D. (Ed.)Metric Handbook Planning and Design Data 3 rd ed. Oxford: Elsevier Ltd,2008 Lawson, Fred. Hotels & Resorts: Planning, Design and Refurbishment. Oxford: Butterworth Architecture.1995 Neufert, E.Architects data.3 rd ed. Oxford: Blackwell Science Ltd,2000 Rutes, Walter A, and Richard H. Penner. Hotel Planning and Design. New York: Whitney Library of Design,1985