Rachel Slater Program Perlindungan Sosial. 30 Mei 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BERALIH DARI SUBSIDI UMUM MENJADI SUBSIDI TERARAH: PENGALAMAN INDONESIA DALAM BIDANG SUBSIDI BBM DAN REFORMASI PERLINDUNGAN SOSIAL

Deklarasi Dhaka tentang

Perlindungan Sosial yang Inklusif: sebuah visi transformatif untuk Indonesia. Dr. Stephen Kidd

Menyasar Warga Miskin dan Memilih Instrumen yang Tepat: Studi Kasus Indonesia

PENETAPAN SASARAN BSM BERBASIS RUMAH TANGGA UNTUK MELENGKAPI PENETAPAN SASARAN BERBASIS SEKOLAH

Mengukur Kerentanan Terhadap Kemiskinan

MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS

Mengurangi Kemiskinan Melalui Keterbukaan dan Kerjasama Penyediaan Data

Kertas Kebijakan ini memberikan gambaran umum tentang masalah kesetaraan gender utama

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Kemiskinan telah membuat pengangguran semakin bertambah banyak,

PENDUDUK LANJUT USIA

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

EVALUASI PROGRAM BANTUAN KEUANGAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. harus diminimalisir, bahkan di negara maju pun masih ada penduduknya yang

PENSASARAN PROGRAM BERDASARKAN RUMAH TANGGA DAN WILAYAH

Beberapa Isu-terkait Kemiskinan: Analisis Awal Data Survei Sosial Ekonomi Nasional

MENGEJAR KETERTINGGALAN: AKSI MASYARAKAT DAN PERLINDUNGAN SOSIAL DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. disparitas (ketimpangan) distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan. Tidak

MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sebuah Negara dibangun diatas dan dari desa, desa

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan nasional dapat dikatakan berhasil apabila

Kesenjangan di Indonesia: Tren, penyebab, kebijakan. World Bank September 2014

Pertumbuhan Inklusif - Kemiskinan, Kesenjangan dan Kesempatan Kerja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia telah merdeka hampir mencapai 69 tahun, tetapi masalah

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan klasik yang dihadapi bangsa Indonesia adalah kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan

V. TIPOLOGI KEMISKINAN DAN KERENTANAN

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

j-pal policy briefcase [ januari 2013 ] Menyajikan evaluasi oleh Vivi Alatas, Abhijit V. Banerjee, Rema Hanna, Benjamin A. Olken, dan Julia Tobias

Efektivitas Program Bantuan Sosial dalam Pengurangan Kemiskinan dan Ketimpangan

MENYUSUN INDIKATOR YANG BERPERSPEKTIF GENDER

Tujuan, Metodologi, dan Rekan Survei

Kesetaraan Gender dan Pembangunan di Indonesia

Perlindungan Sosial, Kemiskinan dan Kesenjangan: Pengalaman di Amerika Latin

I. PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan suatu strategi pembangunan untuk

PERKEMBANGAN PENCAPAIAN

Perlindungan Sosial dan Inklusi Sosial. Fabio Veras Soares IPC-IG/SAE/IPEA Forum Kebijakan Publik Asia 2013 Jakarta, Indonesia Mei 2013

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN EKONOMI BAB I KEBUTUHAN MANUSIA, KELANGKAAN, DAN SISTEM EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. masih memandang mereka sebagai subordinat laki-laki. Salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. multidimensi, yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek. hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kemerdekaannya Bangsa Indonesia telah bercita-cita untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan pertanian tidak saja dititik-beratkan pada. peningkatan produksi, namun juga mengarah pada peningkatan

I. PENDAHULUAN. mendorong dan meningkatkan stabilitas, pemerataan, pertumbuhan dan

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BANTUAN LANGSUNG UNTUK RAKYAT MISKIN DIBERIKAN HINGGA 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu indikator untuk kemajuan pembangunan suatu bangsa.

Pokok-Pokok Pikiran Robert Chambers

Public Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar

PENDAHULUAN Latar Belakang

H. Afif Nurhidayat, S.Ag.

Martina Navratilova, Pelatih dan Pemain Tenis Stephen Hawking, Fisikawan Christopher Reeve, Aktor, Sutradara, Produser Film, dan Penulis Skenario

LAPORAN TNP2K ATAS PELAKSANAAN UJI COBA MEKANISME BARU PENETAPAN DAN PENYALURAN BANTUAN SISWA MISKIN (BSM)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini membahas secara berurutan tentang latar belakang

DISTRIBUSI PENDAPATAN KOTA PALANGKA RAYA 2014

Dunia Terbelah: Kesehatan dan Hak Reproduksi di Era Ketidaksetaraan. Sambutan Kepala Perwakilan UNFPA Indonesia Dr. Annette Sachs Robertson

Distribusi Pendapatan

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia.

Konsep dan Implementasi Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan: Upaya Mendorong Terpenuhinya Hak Rakyat Atas Pangan

VIII. KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN. produktivitas tenaga kerja di semua sektor.

Peningkatan Kualitas dan Peran Perempuan, serta Kesetaraan Gender

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan yang dihadapi negara yang berkembang memang sangat

KATA PENGANTAR. Bogor, April Penulis

BAB I PENDAHULUAN pada alinea ke empat yang dijadikan sebagai landasan pembangunan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

BAB 12 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba

STRATEGI PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

PERAN PEREMPUAN DALAM SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN PENAWANGAN KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR. Oleh: TITIES KARTIKASARI HANDAYANI L2D

EKSPRESI KARYA SENI TRADISIONAL SEBAGAI KEKAYAAN INTELEKTUAL BANGSA. Oleh: Etty S.Suhardo*

Bab Enam Pendekatan Baru Membangun

TUJUAN 2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua

BAB I PENDAHULUAN. Ketimpangan pendapatan yang dialami di masyarakat saat ini. memberikan efek peningkatan kemiskinan dan memperburuk keadaan

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. berkembang maupun negara maju, meskipun telah terjadi perbaikan-perbaikan

1 Beberapa daerah tersebut dalam Putusan MK No. 18/PUU-XI/2013dikutip dari beberapa media yaitu Jawa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada Bab IV, maka hasil yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENGUATAN PERAN TKPK

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah

Transkripsi:

Mitos, salah penyebutan, salah penafsiran: Perdebatan tentang membatalkan penentuan sasaran versus penentuan sasaran secara universal Pemaparan pada Forum Kebijakan Publik Asia 2013, Jakarta Rachel Slater Program Perlindungan Sosial 30 Mei 2013

Pengertian Salah Penamaan: 1. kesalahan penerapan atau ketidaksesuaian nama atau penyebutan. 2. kesalahan dalam penamaan seseorang atau suatu benda. Mitos: 1. cerita tradisional atau legenda dengan atau tanpa basis fakta atau penjelasan alamiah yang bisa dipastikan kebenarannya 2. sembarang cerita, pemikiran atau konsep yang merupakan hasil karangan 3. kepercayaan bersama yang tidak memiliki bukti atau palsu yang digunakan sebagai bahan pembenaran atas lembaga sosial. Salah penafsiran: mewakili secara tidak tepat, secara layak, atau secara palsu. mewakili secara tidak memuaskan. 2

Salah Penamaan: Universal versus Terarah Dibagi ke dalam kelompok: universalis atau penentu sasaran kemiskinan Apakah pemberian secara universal dan penentuan sasaran sama-sama bersifat eksklusif atau dapatkah kita memberlakukan keduanya pada saat yang bersamaan? Simone: di Brazil - hak sosial dan pemberian / jaminan sosial melekat dalam undang-undang namun sifat program adalah untuk menyasar kemiskinan Pada praktiknya - universal - pengelompokan berdasarkan umur atau penentuan sasaran berdasarkan kategori sosial 3

Salah Penamaan: 'Penentuan sasaran berbasis masyarakat' Kami tidak mampu membedakan antara memilih siapa yang berhak dan kemudian menemukan orang lain yang berhak Satu adalah keputusan kebijakan, sementara yang lainnnya proses teknis dan administratif Apakah penentuan sasaran berbasis masyarakat berarti membiarkan masyarakat untuk menentukan siapa yang berhak? Atau justru memanfaatkan masyarakat untuk membantu mengidentifikasi kelayakan menggunakan kriteria yang telah ditentukan pada mereka oleh pemerintah? Mengarah pada salah penafsiran : jika masyarakat memilih dengan kriteria yang berbeda (misalnya memilih untuk menyebarkan manfaat secara lebih luas) mereka dapat dituduh menyertakan pemuka masyarakat, melakukan dilusi, korupsi, terjadi kebocoran Apa yang menjadi dasar keterlibatan, keikutsertaan, partisipasi? 4

Salah Penamaan: 'Kebocoran' dan 'Cakupan terlalu sempit' Inklusi / eksklusi vs kebocoran / cakupan terlalu sempit Secara teknis: Cakupan terlalu sempit = kesalahan penentuan sasaran eksklusi (orang yang berhak namun tidak disertakan) Secara teknis: Kebocoran = kesalahan inklusi (orang yang tidak berhak namun disertakan) Pada prakteknya / pengertian umum: kebocoran = korupsi Pada prakteknya: cakupan terlalu sempit menyebabkan terjadinya manipulasi atas hasil analisa penentuan sasaran: misalnya pengukuran kesalahan eksklusi terhadap garis kemiskinan dan bukan terhadap cakupan program - 10 juta orang berada di bawah garis kemiskinan - Sumber daya program untuk menjangkau 1 juta orang 5 Berapa orang miskin yang tidak disertakan?

Salah penafsiran atas kesalahan inklusi dan eksklusi Pemerataan kesalahan inklusi dan eksklusi sudah sangat kritis namun sering diabaikan dan jarang sekali dianggap penting. Jika kemiskinan dan kerentanan bersifat dinamis dan tidak statis, maka jika orang bergerak masuk dan keluar dari kondisi miskin, maka pemerataan sangat penting. 6

Persentase populasi berdasarkan kategori Persentase populasi berdasarkan kategori Setiap tahun, lebih dari separuh warga miskin adalah mereka yang baru jatuh miskin, dan ¼ dari penduduk Indonesia pernah miskin setidaknya satu kali dalam kurun waktu tiga tahun Gambar 3: Rumah tangga baru Miskin dan sudah Miskin pada 2010 Gambar 3: Jumlah berapa kali miskin dalam kurun waktu tiga tahun untuk seluruh rumah tangga Tiga kali Miskin Baru Miskin Sudah Miskin Dua kali Miskin Sekali Miskin Belum pernah M Miskin pada 2010 Sumber: Perhitungan Susenas dan Bank Dunia Jumlah berapa kali miskin selama 2008-10 Nama sumber Trebuchet ukuran 22

Gambar 5: Persentase Penerima Program berdasarkan Desil Konsumsi pada 2010 Sasaran Non-sasaran Desil Konsumsi Cakupan Jamkesmas Pemanfaatan Jamkesmas Sumber: Perhitungan Susenas dan Bank Dunia Catatan: 8 Hasil BLT adalah untuk tahun 2009

Salah penafsiran atas kesalahan inklusi dan eksklusi Pemerataan kesalahan inklusi dan eksklusi sudah sangat kritis namun sering diabaikan dan jarang sekali dianggap penting. Jika kemiskinan dan kerentanan bersifat dinamis dan tidak statis, maka jika orang bergerak masuk dan keluar dari kondisi miskin, maka pemerataan sangat penting. Seberapa besar kita harus khawatir tentang menyertakan orang yang persis berada di atas garis kemiskinan? Orang yang persis berada di atas garis kemiskinan? - tergantung pada pemerataan pendapatan / tingkat kesenjangan 9

Selisih antara pendapatan atau desil konsumsi di banyak negara dapat diabaikan: Kodok Frank Per Capita Consumption (US$ per month) 16 12 8 4 0 6 5 4 3 2 1 Expenditure Deciles (in descending order) $8 $4 $2

Mitos - penentuan sasaran dapat disederhanakan secara adminstratif dengan menggunakan proksi dasar Proksi dasar memperkenalkan ketidaktepatan penentuan sasaran tingkat tinggi Pengelompokan berdasarkan usia atau kategori sosial bukan merupakan cara yang baik untuk menentukan sasaran (pendapatan) kemiskinan (misalnya Bangladesh, Ghana, Malawi) 11

Di atas Garis kemiskinan CBN Tidak ada rumah tangga miskin tanpa karakteristik % rumah tangga miskin tanpa karakteristik Jumlah rumah tangga nonmiskin dengan karakteristik Di bawah Garis kemiskinan CBN Tidak ada rumah tangga miskin tanpa karakteristik % rumah tangga miskin tanpa karakteristik Jumlah rumah tangga nonmiskin dengan karakteristik Tidak ada rumah tangga miskin tanpa karakteristik 10% Paling miskin 20% Paling miskin % rumah tangga miskin tanpa karakteristik Jumlah rumah tangga nonmiskin dengan karakteristik Tidak ada rumah tangga miskin tanpa karakteristik % rumah tangga miskin tanpa karakteristik Jumlah rumah tangga nonmiskin dengan karakteristik Usia lanjut 60+ Rumah tangga dikepalai perempu an Rumah tangga dengan disabilitas Rumah tangga dengan anak 12 balita 8,11 75% 5,20 5,03 76% 6,28 22,0 77% 7,21 4,39 77% 6,53 9,86 91% 2,03 6,01 91% 2,35 2,57 90% 2,66 5,20 91% 2,43 10,17 94% 0,65 6,23 94% 0,88 2,69 94% 1,09 5,39 94% 0,93 4,50 42% 6,37 2,45 38% 8,49 0,96 37% 10,75 2,17 38% 9,09

Mitos - penentuan sasaran dapat disederhakan secara adminstratif dengan penentuan sasaran secara mandiri Contoh penentuan sasaran secara mandiri termasuk - menyatukan ketentuan kerja, pemberian makanan yang kurang berkualitas, membuat partisipasi makan waktu lama sehingga hanya orang yang benar-benar miskin yang ingin ikut serta Efektivitas terbatas, khususnya di mana tingkat kemiskinan tinggi Dampak negatif dampak program Tidak dapat diterima secara moral / secara etis: haruskah warga miskin diminta mengkonsumsi makanan berkualitas rendah? Untuk mengantri selama berjam-jam hanya untuk menerima bantuan uang tunai? 13 Knowledgebank.irri.org; FCO; Roberto Schmidt

Mitos - kita dapat mengatasi kesenjangan gender dengan menjadikan perempuan sebagai sasaran Dapat memberi dampak aksi afirmatif: perempuan yang layak namun sebaliknya tidak teridentifikasi mendapatkan akses atas program Menyasar perempuan dapat meningkatkan beban mereka - menjebak mereka dalam peran domestik tradisional, membuat mereka bertanggung jawab untuk memenuhi persyaratan Secara keseluruhan: keterbatasan situasi di mana menyasar perempuan dapat membantu mengatasi kesenjangan struktural Menyasar perempuan bukan berarti membuat program yang peka gender 14

Salah penafsiran x 2 'Penentuan sasaran bersifat hemat biaya karena mampu menyalurkan lebih banyak sumber daya bagi warga miskin dan rentan' 'Penentuan sasaran makan biaya sehingga akan lebih murah untuk membuat program yang sifatnya universal' Mana yan benar? - Kita tidak tahu - Jawabannya akan berbeda untuk sistem SP yang berbeda, program, negara dan lain-lain 15

Salah penafsiran: Beberapa pendekatan penentuan sasaran lebih baik dari pendekatan yang lain Keragaman kinerja penentuan sasaran terkait oleh mekanisme penentuan sasarannya dan bukan perbedaan hasil kinerja antara mereka Rancangan penentuan sasaran memang penting, namun kinerja penentuan sasaran juga sangat tergantung pada jenis program dan implementasi yang baik 16

Penggolongan berdasarkan metode penentuan sasaran (baik secara geografis, rerata/proksi rerata, keduanya, atau metode penentuan sasaran lainnya) hanya mampu menjelaskan 20 persen dari total variasi. Seberapapun baiknya seseorang memilih metode atau program, efektivitas implementasi merupakan kunci utama yang menentukan kinerja penentuan sasaran. Coady, Grosh and Hoddinott (2004)

Terima kasih