PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 6-7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA

Transkripsi

1 ANALISIS KADAR ZAT MERKURI YANG DIGUNAKAN PADA AREA TAMBANG EMAS RAKYAT DESA WUMBUBANGKA KECAMATAN RAROWATU UTARA KABUPATEN BOMBANA PROVPINSI SULAWESI TENGGARA Raivel 1* Syarfina 2 Dewi Puspita 2 Muh. Apriajum 1 Prima Endang S. 2 1 Teknik Geologi FITK UHO 2 Kimia FMIPA UHO * raivelaja@gmail.com SARI Penelitian ini terletak di Desa Wumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana Propinsi Sulawesi Tenggara yang merupakan area penambangan emas rakyat yang masih menggunakan zat merkuri dalam proses pendulangan sebagai pengikat unsur emas. Penggunaan merkuri dapat menimbulkan pencemaran pada lingkungan khususnya air yang digunakan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar zat merkuri yang telah digunakan pada area tambang rakyat. Penelitian dilakukan dengan metode observasional yaitu pengambilan limbah tambang emas rakyat Bombana yang mengadung merkuri pada lokasi yang sedang dan tidak beroperasi dan uji kadar merkuri secara kuantitatif dengan menggunakan spektronik UV-Vis. Hasil penelitian diperoleh penggunaan zat merkuri pada proses permunian emas tambang rakyat bombana yang masih peroperasi menunjukkan konsentrasi merkuri sebesar konsentrasi 50 ppm. Sedangkan pada limbah tambang emas yang sudah tidak beroperasi menunjukan penggunaan zat merkuri telah mencapai kadar sebesar 140 ppm. Data penelitian menunjukan penggunaan zat merkuri pada pemurnian tambang emas rakyat Bombana menunjukan telah melewati ambang batas dan sangat perpotenasi untuk membawa penyakit bagi warga masyarakat lingkungan disekitarnya. Kata kunci : tambang emas, zat merkuri, spektronik UV-Vis I. PENDAHULUAN Penambangan emas di Indonesia pada umumnya masih menggunakan merkuri (Hg) dalam proses pendulangan sebagai pengikat unsur emas. Teknik penambangan ini menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan berupa pelepasan logam berat Hg ke lingkungan yang dapat membahayakan ekosistem dan menyebabkan bahaya serius terhadap kesehatan (Rhani et al., 2012). Merkuri diketahui merupakan salah satu logam berat yang memiliki toksisitas yang sangat tinggi. Penggunaan merkuri didalam industri sering mengakibatkan pencemaran lingkungan, khususnya melalui air limbah (Dash et al., 2012). 445 Peraturan pemerintah telah mengharuskan setiap perusahaan yang menghasilkan limbah berat untuk mendaur ulang limbah hingga memenuhi standar mutu untuk dibuang ke aliran sungai maupun laut (Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001). Merkuri memiliki sifat yang sangat beracun, maka U.S. Food and Drug Administration (FDA) menetapkan pembakuan atau Nilai Ambang Batas (NAB) kadar merkuri yang ada dalam perairan, yaitu sebesar 0,005 ppm (Inswiasri, 2008). Logam merkuri di dalam tanah maupun lingkungan perairan yang melebihi ambang batas, akan berbahaya baik secara langsung terhadap kehidupan biotik maupun efeknya secara tidak langsung terhadap kesehatan manusia (Palar, 1993). Salah satu lokasi penambangan emas rakyat di Sulawesi Tenggara terletak di Kabupaten

2 II. III. Bombana yang dibuka sejak September tahun 2008, dan hingga saat ini sudah menelan korban jiwa sebanyak 39 orang. Proses pengolahan emas di lokasi tersebut masih dilakukan dengan menggunakan teknik amalgamasi yaitu pencampur bijih emas dengan merkuri untuk membentuk amalgam air (Setiabudi, 2005). Proses amalgamasi emas, merkuri dapat terlepas ke lingkungan pada tahap pencucian dan penggarangan/pendulangan. Limbah hasil pencucian yang masih mengandung merkuri biasanya dibuang langsung ke badan air. Hal ini disebabkan merkuri terpecah menjadi butiran halus yang sukar dipisahkan sehingga pada proses pencucian, merkuri akan terbawa masuk ke sungai (Widodo, 2008). KONDISI GEOLOGI REGIONAL Morfologi daerah survey terdiri dari satuan morfologi pegunungan dan satuan pedataran. Satuan morfologi Pegununungan yang merupakan bagian terluas di kawasan ini yaitu pegunungan rumbia, sedangkan satuan pedataran yaitu satuan pedataran pedataran Langkowala (surono, 2013). Stratigrafi daerah penelitian tersusun oleh Kompleks Pompangeo dan Formasi Langkowala. Kompleks Pompangeo terdiri dari sekis mika, sekis glaukopan, kuarsite, sekis amfibol yang berumur permian dan Alluvial yang memiliki komposisi krikil, krakal, pasir, lempung yang berumur kurter (surono, 2013). Struktur regional yang mempengaruhi daerah penelitian yaitu sesar kolaka yang berarah barat laut menenggara (N330 0 ) (surono, 2013). METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode observasional (Sugiyono, 2012) yaitu pengambilan limbah tambang emas rakyat Bombana yang mengadung merkuri pada lokasi yang sedang dan tidak beroperasi dan uji kadar merkuri serta analisis secara kuantitatif 446 IV. dengan menggunakan spektronik UV-Vis di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Anorganik Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara. DATA DAN ANALISIS Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan sekunder. Data primer yaitu data permukaan yang diperoleh dari hasil observasi yaitu pengambilan sampel air limbah tambang emas bombana maupun data yang diperoleh dengan penelitian analisis Laboratorium. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari penelitian sebelumnya pada daerah penelitian dan sekitarnya sebagai referensi dalam penelitian dan bahan perbandingan dalam menjawab tujuan penelitian. Analisis kadar merkuri yaitu sampel diuji secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan cara dipipet 5mL sampel. Ditambahkan air sebanyak 5 ml dan 2 ml campuran asam klorida dan asam nitrat (1:1). Selanjutnya diuapkan sampai 5 ml. Sisa penguapan ditambahkan akuades sebanyak 2 ml. Pemanasan dilanjutkan sampai mendidih, kemudian didinginkan dan disaring. Filtrat larutan uji dipipet sebanyak 1 ml ditambahkan 1-2 tetes larutan KI 0,5 N. Hasil menunjukkan positif jika terbentuk endapan merah orange (Parengkuan, 2013). Selanjutnya diukur konsentrasi merkurinya (Hg 2+ ) menggunakan Spekrofotometer UV- Vis. Dengan adanya hasil perlakuan tersebut dapat diketahui positif zat merkuri dalam kandugan air dan dengan pengukuran tersebut dapat diketahui kosentrasi kadar zat merkuri (Hg 2+ ). V. DISKUSI Penambangan emas rakyat Bombana yang sudah tidak beroperasi sudah ditinggalkan selama 5 tahun, yaitu dari tahun 2010 hingga saat ini. Penambangan emas Bombana yang sudah tidak beroperasi awalnya dibuka sejak tahun 2008, kemudian ditinggalkan pada tahun Teknik pengolahan biji emas di

3 lokasi tersebut juga menggunakan teknik amalgamasi, sehingga meninggalkan timbunan merkuri yang banyak. Sampel yang diambil dari limbah penambangan emas yang masih dan sudah tidak beroperasi. Berdasarkan hasil penelitian analisis air limbah merkuri tambang emas rakyat desa Wumbubangka Kec. Rarowatu Utara Kab. Bombana memiliki kadar zat merkuri yang telah melebihi ambang batas dari kadar nomal (0,005 ppm) yang mampu dinetralisir oleh alam itu sendiri yaitu sebesar 50 ppm pada tambang masih beroperasi, sedangkan pada lokasi yang telah tidak beroperasi sebesar 140 ppm. Kadar zat merkuri yang digunakan dan telah tersebar luas disekitar lingkungan masyarakat. Lokasi penelitian memiliki topografi perbukitan dan pedataran sebagai hilir sungai yang digunakan sebagai sumber kehidupan masyarakat sehari-hari. Kondisi kadar zat merkuri yang telah melebihi ambang batas yang begitu tinggi dengan kondisi topografi yang seperti itu maka sangat memungkinkan air pada daerah yang didiami oleh masyarat sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Selain itu, berdasarkan kondidi litologi daerah penelitian adalah berupa dataran alluvial yang didiami sebagai tempat VI. VII. penambangan dengan mengggunkan zat merkuri, maka limbah merkuri akan mengalami infiltrasi kedalam tanah dan menembus akuifer air tanah sebagai sumber kehidupan akan tercemar dan sangat berbahaya, mengalir kesungai dan diserap oleh tanaman bersama unsur hara yang lain yang mengakibatkan segala ekosistem termaksud manusia akan mengalami gangguan bahkan kehilangan nyawa. KESIMPULAN Penggunaan zat merkuri pada proses permunian emas tambang rakyat bombana yang masih peroperasi menunjukkan konsentrasi merkuri sebesar konsentrasi 50 ppm. Sedangkan pada limbah tambang emas yang sudah tidak beroperasi menunjukan telah mencapai kadar sebesar 140 ppm. ACKNOWLEDGEMENT Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan kesempatan dan izin untuk melakukan penelitian. Dosen yang telah memberikan masukan dan arahan dalam penulisan penelitian ini, serta kepada teman-teman teknik geologi dan kimia F- MIPA UHO serta seluruh pihak yang telah mendukung selama melaksanakan penelitian hingga selesai. DAFTAR PUSTAKA Dash, H.R., Mangwani, N., Das, S Characterization and potential application in mercury bioremediation of highly mercury resistant marine bacteriumbacillus thuringiensisapw-05. Environ. Sci. Pollut. Res. Available from: Dash, H.R., Das, S Bioremediation of mercury and importance of bacterialmergenes. Int. Biodeter. Biodegrad. 75: Rhani,H., Chinthia Faktor Faktor yang Berhubungan Dengan Kadar Merkuri(Hg) Pada Tanah Pemukiman Warga di Sekitar Lokasi Penambangan Emas Tradisional (Studi Kasus di Desa Jendi, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah). Jurnal Kesehatan Masyarakat. 1(2): Palar, H Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta. Jakarta. Parengkuan, et all.2013.analisis Kandungan Merkuri Pada Krim Pemutih yang Beredar Di Kota Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi. 2(01). 447

4 Setiabudi, T.B Penyebaran Merkuri Akibat Usaha Pertambangan Emas di Daerah Sangon, Kabupaten Kulon Progo, D.I. Yogyakarta. Kolokium Hasil Lapangan. Sugiyono, 2012, Metode Penelitian, Bandung, ALFABETA. Widodo, Pengaruh perlakuan amalgamasi terhadap tingkat perolehan emas dan kehilangan merkuri. Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan. Jilid 18 Nomor 1 Tahun : TABEL Tabel 1. Code dan Titik Pengambilan Sampel Serta Hasil Analisis Kadar Zat Merkuri Pada Air Limbah Merkuri daerah Wumbubangka Kec. Rarowatu Utara Kab. Bombana Pro. Sulawesi Tenggara No Kode Sampel Titik Pengambilan Sampel Keterangan 1 CS1/ALM/BM S/ E Aktif 2 CS2/ALM/BM S/ E Aktif 3 CS3/ALM/BM S/ E Tidak Aktif 4 CS4/ALM/BM S/ E TIdak Aktif Kadar Ratarata (Ppm) GAMBAR Analisis Kadar Zat Merkuri Observasi Lapangan Pengambilan sampel air limbah tambang emas Uji kadar Merkuri dengan Spektronik UV-Vis Gambar 1. Gambaran umum penelitian 448

5 Gambar 2. Foto pengambilan sampel air limbah merkuri tambang emas rakyat daerah Wumbubangka Kec. Rarowatu Utara Kab. Bombana Pro. Sulawesi Tenggara Gambar 3. Sampel air limbah merkuri tambang emas rakyat daerah Wumbubangka Kec. Rarowatu Utara Kab. Bombana Pro. Sulawesi Tenggara 449

6 Gambar 4. Hasil uji sampel air limbah merkuri tambang emas rakyat daerah Wumbubangka Kec. Rarowatu Utara Kab. Bombana Pro. Sulawesi Tenggara Gambar 5. Peta stasiun pengambilan sampel air limbah merkuri tambang emas rakyat daerah Wumbubangka Kec. Rarowatu Utara Kab. Bombana Pro. Sulawesi Tenggara 450