Felmawati Mundeng, Dian Saraswati, Ramly Abudi 1. Kata Kunci: Mercury (Hg), Hulu dan Hilir Air Sungai
|
|
- Hendra Hartanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI ANALISIS TINGKAT PENCEMARAN KADAR MERKURI (Hg) DI HULU DENGAN DI HILIR SUNGAI ONGKAG MONGONDOW KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW (Suatu Penelitian di Kabupaten Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara) Felmawati Mundeng, Dian Saraswati, Ramly Abudi 1 felmawatimundeng@rocketmail.com Program Studi Kesehatan Masyarakat, Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Sulawesi utara terdapat 2 pertambangan yaitu pertambangan emas tradisional dan pertambangan modern yang dilakukan oleh masyarakat yang salah satunya berada di Kabupaten Bolaang Mongondow, daerah pertambangan itu terletak di Kecamatan Lolayan. Lokasi pertambangan ini sudah berlangsung lama dengan menggunakan teknologi sederhana serta memakai bahan untuk proses pemisahan biji emas. Limbah pertambangan emas tradisional ini di buang ke sungai sehingga berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan dan masyarakat. Rumusan masalah dalam penelitian ini yakni Apakah terdapat perbedaan kandungan Merkuri (Hg) di hulu dan di hilir Sungai Ongkag Mongondow yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow. Tujuan penelitian yakni untuk menganalisis perbedaan kandungan Merkuri (Hg) pada hulu dan hilir Sungai Ongkag Mongondow Kabupaten Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah membandingkan nilai hasil ukur pada air sungai yang diperiksa di hulu dan hilir air sungai. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa rata-rata kadar Mercury (Hg) di hulu dan hilir permukaan sungai Ongkag (T1) dan (T3) adalah sedangkan rata-rata kadar Mercury (Hg) di hulu dan hilir sedimen sungai Ongkag (T2) dan (T4) adalah Simpulan penelitian ini adalah (a) Kandungan kadar Mercury (Hg) pada permukaan hulu dan hilir Ongkag Mongondow Kabupaten Bolaang Mongondow rata-rata (b) Kandungan kadar Mercury (Hg) pada sedimen hulu dan hilir sungai Ongkag Mongondow Kabupaten Bolaang Mongondow rata-rata (c) Rata- rata kadar Mercury (Hg) di hulu dengan hilir Sungai Ongkag Mongondow tidak ada perbedaan. Kata Kunci: Mercury (Hg), Hulu dan Hilir Air Sungai 1 Felmawati Mundeng Mahasiswa Pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo, Dian Saraswati, S.Pd, M.Kes dan Ramly Abudi, S.Psi, M.Kes Dosen Pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo
2 Air sungai merupakan sumber daya alam yang memiliki manfaat dalam kehidupan. Dalam penggunaan air sungai akan berpengaruh dalam menurunkan nilai fungsi dari sungai dan akan berdampak berbahaya bagi lingkungan secara luas. Kualitas dari air secara umum menunjukkan mutu serta kondisi dari air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Dengan demikian, kualitas dari air berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan yang lainnya. Pencemaran yang terjadi pada air sungai merupakan peristiwa masuknya zat, energi, unsur,atau komponen lainnya kedalam air sungai sehingga menyebabkan turunnya kualitas sungai. Sungai Ongkag Mongondow atau Sungai Tanoyan terletak di Desa Tanoyan Kecamatan Lolayan kabupaten Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara. Sungai Ongkag Mongondow mempunyai beberapa anak sungai antara lain Sungai Kotulidan yang berhulu di Kecamatan Pasi, Sungai Moayat yang berasal dari Gunung Ambang atau sering disebut Kuala Putih karena mengandung Belerang. Untuk selanjutnya mendekati muara di Pantai Inobonto bergabung dengan Sungai Ongkag Dumoga yang ikut menambah angka kandungan cemaran. Sulawesi utara terdapat 2 pertambangan yaitu pertambangan emas tradisional dan pertambangan modern yang dilakukan oleh masyarakat yang salah satunya berada di kabupaten Bolaang Mongondow, daerah pertambangan itu terletak di kecamatan Lolayan yang berada di dua desa yaitu desa Bakan dan desa Tanoyan. Lokasi pertambangan ini sudah berlangsung lama dengan menggunakan teknologi sederhana serta memakai bahan untuk proses pemisahan biji emas. Limbah pertambangan emas tradisional ini di buang ke sungai sehingga berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan dan masyarakat. Aktivtas penambang tersebut dominan terletak di hulu bagaian Sungai Ongkag Mongondow, keluhan masyarkat tentang adanya kadar merkuri yaitu tanaman seperti sayur-sayuran atau buah-buahan akan layu karena tercemar limbah merkuri Cemaran Merkuri pada Sungai Ongkag Mongondow bukan hanya disebabkan dari satu wilaya tetapi terdapat juga sungai lain yaitu Sungai Mooyat yang merupakan tempat pembuangan limbah asli olahan pertambangan
3 emas dan pengolahan yang kemudian bermuara pada Sungai Ongkag Mongondow yang ikut menambah angka kandungan cemaran. Aliran air sungai dimulai dari daerah yang lebih tinggi dikawasan pegunungan atau perbukitan dan berakhir di kawasan pesisir atau tepi pantai. Daerah tempat aliran sungai berawal disebut sebagai daerah hulu sungai, dan daerah tempat aliran sungai berakhir disebut sebagai daerah hilir. Daerah hulu adalah daerah awal aliran sungai, dan berada didaerah pegunungan atau perbukitan, sedangkan daerah hilir adalah daerah aliran sungai, dan di dataran rendah tepi pantai (Wahyu, 2011). Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel air Amdal Pertambangan Emas KUD Perintis oleh Balai Penunjang Pelayanan Kesehatan Sulawesi Utara Tahun 2011 hasil pengukuran dengan Parameter Air Raksa (Hg) di sungai Ongkag Mongondow (Sungai Tanoyan),yang dilakukan pada hulu sungai yaitu <0,0002 mg/l dengan keterangan masih Memenuhi syarat jika di bandingkan dengan Baku Mutu 0,002 mg/l (BLH, 2011). Cemaran Merkuri pada Sungai Ongkag Mongondow bukan hanya disebabkan dari satu wilaya tetapi terdapat juga sungai lain yaitu Sungai Mooyat yang merupakan tempat pembuangan limbah asli olahan pertambangan emas dan pengolahan yang kemudian bermuara pada sungai Ongkag Mongondow yang ikut menambah angka kandungan cemaran (Bahalwa, 2008) Merkuri yang terkandung di sungai dapat terserap kedalam tubuh melalui saluran pencernaan dan kulit. Karena sifat beracun dan cukup volatil, maka uap merkuri berbahaya jika terhisap, meskipun dalam jumlah yang sangat kecil. Merkuri yang bersifat racun, dalam arti sejumlah kecil merkuri yang terserap dalam tubuh dalam jangka waktu lama akan menimbulkan bahaya. Bahaya penyakit yang ditimbulkan oleh senyawa merkuri diantaranya adalah kerusakan rambut dan gigi, hilang daya ingat dan terganggunya sistem syaraf (Bambang,2005). Tujuan dari Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis perbedaan kandungan Merkuri (Hg) Hulu Dengan Di Hilir Sungai Ongkag Mongondow Kabupaten Bolaang Mongondow.
4 METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini di lakukan di Sungai Ongkag Mongondow (Sungai Tanoyan) Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara. Beradasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti bahwa Sungai Ongkag Mongondow menjadi tempat pembuangan limbah industri pertambangan emas tradisional. Pengujian sampel dilaksanakan di LPPMHP (Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan) Gorontalo. Waktu penelitian pada tanggal 6 9 Maret Desain dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik komparatif yaitu membandingkan nilai pencemaran air sungai di hulu dan hilir. Teknik analisis data yang digunakan adalah membandingkan nilai hasil ukur pada air sungai yang di periksa di Hulu dan Hilir Sungai Mongondow. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisa laboratorium pembinaan dan pengujian mutu hasil perikanan di Gorontalo didapatkan output sebagai berikut : Tabel. 1 Kondisi Kadar Mercury (Hg) di Hulu Sungai Ongkag Mongondow Tahun 2014 Sampel Air Sungai Nilai (ppm) Standar Mutu (ppm) Permukaan Sungai Ongkag di Hulu (T1) Sedimen Sungai Ongkag di Hulu (T2) Permukaan Sungai Ongkag di Hilir (T3) Sedimen Sungai Ongkag di Hilir (T4) Sumber : Data Hasil Pengujian LPPMHP Tahun 2014
5 Tabel. 2 Hasil Pengujian Kadar Mercury (Hg) Sungai Ongkag Mongondow Tahun 2014 Sampel Air Sungai Karakteristik Hasil Pengujian Hulu dan Hilir Permukaan Sungai Ongkag di Hulu (T1) (Hg) Permukaan Sungai Ongkag di Hilir (T3) (Hg) Rata-Rata Kadar Mercury di Permukaan (Hg) Sungai Ongkag Mongondow Hulu dan Hilir Sedimen Sungai Ongkag di Hulu (T2) (Hg) Sedimen Sungai Ongkag di Hilir (T4) (Hg) Rata-Rata Kadar Mercury di Sedimen Sungai Ongkag Mongondow (Hg) Sumber : Data Hasil Pengujian LPPMHP Tahun 2014 Adanya air sungai tersebut nilai pengujian kadar (Hg) permukaan air lebih tinggi di hulu jika dibandingkan dengan hilir, sedangkan pada sedimen kadar Mercury (Hg) lebih tinggi di hilir dibandingkan dengan hulu. Tingginya kadar (Hg) di permukaan hulu Sungai Ongkag Mongondow disebabkan karena di hulu sungai terdapat 172 penambang emas tradisional yang langsung membuang limbah Mercury ke hulu Sungai Ongkag. Sedangkan kadar Mercury (Hg) di sedimen Sungai Ongkag lebih tinggi di hilir karena disebabkan terjadi pengendapan kadar mercury (Hg) di hilir sungai akibat terbawa arus sungai. Mencermati data pada tabel 2 dapat dijelaskan bahwa rata-rata kadar Mercury (Hg) di hulu dan hilir permukaan Sungai Ongkag (T1) dan (T3) adalah sedangkan rata-rata kadar Mercury (Hg) di hulu dan hilir sedimen Sungai Ongkag (T1) dan (T3) adalah Untuk lebih jelasnya rata-rata kadar Mercury (Hg) di permukaan dan sedimen sungati Tanoyan dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
6 Sedimen Permukaan Sumber :Data Hasil Pengujian LPPMHP Tahun 2014 Grafik. 1 Perbandingan kadar Hg di Hulu dan Hilir Sungai Ongkag Mencermati data pada tabel di atas nampak bahwa dari hasil pengujikan kadar Hg di permukaan Sungai Ongkag hulu maupun hilir adalah ppm, sedangkan kadar Hg di sedimen Sungai Ongkag hulu dan hilir adalah ppm. Rata-rata kadar Hg di permukaan Sungai Ongkag yakni sebesar ppm jika dibandingkan dengan kandungan maksimum Mercury (Hg) dalam air sungai yakni sebesar 0.001pm maka kandungan Mercury (Hg) di permukaan Sungai Ongkag lebih rendah. Perbandingan antara kandungan Hg di sedimen Sungai Ongkag dengan ratarata ppm jika dibandingkan dengan kadar maksimum Mercury di sungai yakni 0.001pm juga masih rendah. Pada Grafik 1 menunjukkan bahwa kandungan mercury (Hg) di sedimen sebesar ppm lebih tinggi dibandingkan dengan kadar Mercury (Hg) di permukaan air Sungai Ongkag yang sebesar ppm. Pembahasan Penelitian ini menggunakan sampel air Sungai Ongkag yang berada di Desa Tanoyan dalam hal ini merupakan daerah pertambangan emas tradisional. Pemeriksaan sampel air sungai dilakukan di LPPMHP Provinsi Gorontalo untuk mengetahui kadar Merkuri dengan menggunakan metode SSA. Berdasarkan data deskriptif pengujian kadar Merkuri pada air sungai yang dilakukan dengan metode SSA dengan menggunakan larutan standar
7 dan dihitung menggunakan kurva kalibrasi dengan persamaan linier, telah dilakukan pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan adanya kandungan Merkuri pada air sungai dengan volume yang berbeda-beda pada setiap sampel. Dari hasil temuan diketahui bahwa kadar Mercury (Hg) di sedimen Sungai Ongkag lebih tinggi dibandingkan dengan kadar Mercury di permukaan air sungai, hal ini disebabkan terjadi endapan Mercury (Hg) dibagian sedimen sungai dibandingkan permukaan air sehingga kadar Mercury (Hg) di sedimen lebih berbahaya dibandingkan dengan di permukaan air Sungai Ongkag. Hal ini sejalan dengan pendapat Budiono (2003) bahwa umumnya merkuri masuk ke perairan sungai dalam bentuk Hg unsur (Hgo) dengan densitas yang tinggi. Merkuri ini akan tenggelam ke dasar perairan atau terakumulasi di sedimen pada kedalaman 5-15 cm di bawah permukaan sedimen. Merkuri unsur tersebut dapat berubah menjadi merkuri organik oleh aktivitas bakteri, yaitu menjadi metil merkuri (CH3Hg), yang memiliki sifat racun dan daya ikat yang sangat kuat serta kelarutannya yang tinggi terutama dalam tubuh hewan air misalnya ikan. Dijelaskan pula oleh Fahrudin (2010) bahwa keracunan tersebut dapat menganggu sistem kehidupan di alam, sehingga tidak hanya menimbulkan berbagai penyakit yang menakutkan, tetapi juga menimbulkan kerusakan ekologi (Fahrudin 2010). Merkuri merupakan unsur yang paling beracun terhadap manusia dan hewan, serta tidak diketahui fungsi biologis esensialnya. Logam Merkuri (Hg 2+ ) merupakan salah satu dari ion logam yang paling beracun terhadap biota tanah (Wijanto, 2005). Menurut Fardiaz (1992), Merkuri mengalami translokasi di dalam tanah, dapat mengumpul di dalam tubuh dan tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi. Kerusakan yang timbulkan oleh logam Merkuri dalam tubuh umumnya bersifat permanen. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan kadar mercury (Hg) di hulu dan hilir Sungai Ongkag karena di
8 hulu sungai terdapat 172 orang penambang emas tradisional yang melakukan pengolahan emas dengan menggunakan teknik pendulangan tradisional. Pendulangan tradisional ini menggunakan tromol untuk mengolah batu-batuan yang mengandung emas, kemudian dalam proses pengolahan para penambang menggunakan merkury dan limbahnya dibuang ke aliran Sungai Ongkag sehingga memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kontaminasi air sungai yang berada di Desa Tanoyan Berdasarkan hasil penelitian juga diketahui bahwa Sungai Ongkag sudah tercemar oleh limbah Merkuri sesuai dengan laporan BLH Kabupaten Bolaang Mongondow. Sebagian besar masyarakat sudah mempunyai mesin pengolahan emas (tromol) di Desa Tanoyan yang membuang sisa pengolahan emas yang tercampur Merkuri (Tailing) ke tempat pembuangan limbah dan di sekitar sungai. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil pemeriksaan sampel air yang dilakukan oleh Balai Penunjang Pelayanan Kesehatan Desa Tanoyan Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara bahwa dari hasil pengujian sampel air diketahui kadar Mercury (Hg) sebesar Hasil penelitian ini jika dibandingkan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Suheryanto, Loekitowati dan Doyosi yang berjudul Pencemaran Merkuri Total di Perairan Sungai Musi Rawas Sumatera Selatan menunjukkan bahwa kadar mercury (Hg) pada Sungai Ongkag Mongondow lebih rendah dibandingkan dengan kadar mercury pada perairan Sungai Musi sebab rata-rata kadar mercury (Hg) di sungai Musi 2,21 ng/ml sedangkan di Sungai Ongkag Mongondow untuk permukaan rata-rata adalah ng/ml dan di sedimen rata-ratanya adalah ng/ml. Jadi dapat dikatakan bahwa penggunaan mercury di Sungai Musi lebih tinggi dibandingkan di Sungai Tanoyan namun harus diminimalisir agar tidak terjadi kondisi yang serupa dengan pencemaran mercury (Hg) di perairan Sungai Rupit Musi Rawas Sumatera Selatan yang telah melebihi baku mutu lingkungan.
9 Seluruh lokasi pertambangan menggunakan Merkuri yang di buang ke sungai tanah dan lingkungan sekitar, sungai merupakan tempat pembuangan Merkuri aktif yang sering dilakukan oleh para penambangan emas tradisional. Penggunaan Merkuri dalam pertambangan emas di Desa Tanoyan ini telah berlangsung sejak awal mula proses penambangan, salah satu alasan digunakannya Merkuri sebagai media pengikat emas karena mudah diperoleh, mudah digunakan dan relatif efisien. Sisa-sisa pertambangan yang mengandung Merkuri sering dibiarkan begitu saja mengalir ketempat yang lebih rendah seperti tanah sungai yang selama ini dijadikan sebagai sumber kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari untuk mandi dan mencuci baju bekas sisa-sisa Merkuri tersebut juga mengalir sampai kesaluran irigasi yang selama ini digunakan untuk mengairi lahan persawahan yang berlokasi di Kabupaten Bolaang Mongondow. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Kandungan kadar mercury (Hg) pada permukaan hulu maupun hilir sungai Ongkag Mongondow Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow rata-rata Kandungan kadar mercury (Hg) pada sedimen hulu dan hilir daerah aliran sungai Ongkag Mongondow Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow rata-rata Rata- rata kadar Mercury (Hg) di hulu dengan hilir Sungai Ongkag Mongondow tidak ada perbedaan.
10 Saran Berdasarkan simpulan yang diperoleh, maka beberapa hal yang dapat disarankan oleh peneliti antara lain sebagai berikut : a. Bagi masyarakat desa Tanoyan, diharapkan kepada masyarakat lebih dapat meningkatkan kepedulian dan kesadaran diri terhadap lingkungan sekitar yang berimbas pada pencemaran lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar pertambangan emas itu sendri. b. Bagi pertambangan emas, perlu adanya alat untuk membantu pengolahan limbah dalam meminimalisir atau bahkan menghilangkan logam berat di lingkungan baik melalui air sungai yang telah dijadikan sebagai tempat pembuangan limbah pertambangan c. Bagi instansi terkait, perlu adanya kerja sama sikap ataupun penegasan dalam bentuk peraturan mengenai batasan penggunaan merkuri khususnya diwilayah pertambangan emas tradisional desa Tanoyan. d. Bagi mahasiswa, Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai kandungan merkuri pada air saluran irigasi ataupun tanah yang ada di wilayah pertambangan emas tradisional desa Tanoyan.
11 DAFTAR PUSTAKA Bahlawan F DAS Ongkag Mongondow. Consultant dan pernah sebagai pesuruh pada Dinas Survay Pusat Penyelidikan Listrik Tenaga Air Budiono, Toksikolog senyawa logam. BLH Kabupaten Bolaang mongondow, 2012.Data Cemaran Sungai Ongkag Mongondow. Tim Pendata Cemaran Sungai. Water Laboratory Nusantara. Komite Akreditas Nasional, Laboratorium Penguji, LP-433-IDN Fahruddin Bioteknologi Lingkungan. Bandung : Alfabeta. Fardiaz, S Populasi Air dan Udara. Yogyakarta : kanisius Palar, H Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
12
ANALISIS KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA TANAH SAWAH DI DESA TALUDUYUNU KECAMATAN BUNTULIA KABUPATEN POHUWATO. Yunita Miu Nim :
ANALISIS KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA TANAH SAWAH DI DESA TALUDUYUNU KECAMATAN BUNTULIA KABUPATEN POHUWATO Yunita Miu Nim : 811409046 Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan industri pertambangan yang berasaskan manfaat serta kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan industri pertambangan yang berasaskan manfaat serta kebutuhan ekonomi merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat yang bisa meningkatkan kualitas hidup
Lebih terperinciUJI KADAR MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN SUNGAI TULABOLO KECAMATAN SUWAWA TIMUR TAHUN 2013 SUMMARY. Fitrianti Palinto NIM
UJI KADAR MERKURI PADA AIR DAN SEDIMEN SUNGAI TULABOLO KECAMATAN SUWAWA TIMUR TAHUN 2013 SUMMARY Fitrianti Palinto NIM 811409073 Dian Saraswati, S.Pd,. M.Kes Ekawaty Prasetya, S.Si., M.Kes JURUSAN KESEHATAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1) Desa Tulabolo Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Boalngo, Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lingkungan hidup adalah satu kesatuan ruang dengan kesemua benda, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan hidup adalah satu kesatuan ruang dengan kesemua benda, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia pembangunan disektor industri terus meningkat sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kegiatan manusia di dalam mengelola dan mengolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu tatanan lingkungan hidup dapat tercemar atau menjadi rusak disebabkan oleh banyak hal. Namun yang paling utama dari sekian banyak penyebab tercemarnya suatu tatanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang maju identik dengan tingkat kehidupan yang lebih baik. Jadi, kemajuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa industri dan teknologi yang maju identik dengan tingkat
Lebih terperinciANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN TIMBAL (Pb) PADA IKAN NIKE (Awaous melanocephalus) DI MUARA SUNGAI BONE KOTA GORONTALO
ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN TIMBAL (Pb) PADA IKAN NIKE (Awaous melanocephalus) DI MUARA SUNGAI BONE KOTA GORONTALO Siskawati Usman, Sunarto Kadir, Lia Amalia 1 siskawatiusman@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertambangan emas Rakyat di Desa Hulawa, Kecamatan Sumalata Timur,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertambangan emas Rakyat di Desa Hulawa, Kecamatan Sumalata Timur, Kabupaten Gorontalo Utara, merupaka pertambangan yang telah berusia lebih dari 40 tahun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari sumber pencemar yang sangat berbahaya, Peristiwa keracunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran yang dapat menghancurkan tatanan lingkungan hidup biasanya berasal dari sumber pencemar yang sangat berbahaya, Peristiwa keracunan logam Merkuri telah ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Penurunan kualitas air sungai dapat disebabkan oleh masuknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sungai memiliki berbagai komponen abiotik dan biotik yang saling berinteraksi membentuk sebuah jaringan kehidupan yang saling mempengaruhi. Sungai merupakan ekosistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kerak bumi. Merkuri sangat jarang dijumpai sebagai logam murni (native mercury) dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Merkuri secara alamiah berasal dari kerak bumi, konsentrasi merkuri dikerak bumi sebesar 0,08 ppm. Kelimpahan merkuri di bumi menempati urutan ke 67 diantara elemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik di darat, perairan maupun udara. Logam berat yang sering mencemari lingkungan terutama adalah merkuri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas kehidupan yang sangat tinggi yang dilakukan oleh manusia ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan manusia dan tatanan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas manusia berupa kegiatan industri, rumah tangga, pertanian dan pertambangan menghasilkan buangan limbah yang tidak digunakan kembali yang menjadi sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesinambungan pembangunan. Dengan meningkatnya pembangunan akan. dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan adanya pencemaran.
1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Di Indonesia pembangunan disektor industri terus meningkat sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kegiatan manusia di dalam mengelola dan mengolah
Lebih terperincimendirikan pabrik bertujuan untuk membantu kemudahan manusia. Namun, hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perindustrian mengalami perkembangan yang pesat di dunia. Hal ini terjadi di masa revolusi industri yaitu di Eropa pada abad pertengahan. Awalnya mendirikan pabrik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekosistem perairan sering dijadikan tempat bermuaranya buangan limbah, baik limbah domestik maupun non domestik seperti limbah industri maupun pertambangan. Dengan adanya
Lebih terperinciI.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.
BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai dari pulau yang berukuran besar hingga pulau-pulau kecil yang sangat banyak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari banyak gugusan pulau mulai dari pulau yang berukuran besar hingga pulau-pulau kecil yang sangat banyak jumlahnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. udara, air dan tanah berupa kegiatan industri dan pertambangan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, pencemaran logam berat cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya proses industrialisasi. Lajunya pembangunan dan penggunaan berbagai bahan baku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki sumber kekayaan yang sangat melimpah yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang dibatasi punggungpunggung gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah aliran sungai akan ditampung oleh punggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kandungan mineral logam ( khususnya emas) sudah sejak lama tersimpan di daerah Kabupaten Mandailing Natal. Cadangan bahan tambang emas yang terdapat di Kabupaten
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Waduk adalah genangan air besar yang sengaja dibuat dengan membendung aliran sungai, sehingga dasar sungai tersebut yang menjadi bagian terdalam dari sebuah waduk. Waduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber kehidupan manusia. Apabila air akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber kehidupan manusia. Apabila air akan tercemar maka akan mengakibat kerugian bagi kehidupan makhluk hidup dimuka bumi ini. Dan apabila
Lebih terperinciDEBIT AIR DI SUNGAI TERINDIKASI CEMAR DESA BERINGIN MALUKU UTARA
DEBIT AIR DI SUNGAI TERINDIKASI CEMAR DESA BERINGIN MALUKU UTARA Zulkifli Ahmad Universitas Khairun Ternate e-mail : ahmadzulkifli477@gmail.com ABSTRAK Salah satu masalah yang paling meresahkan bagi masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengaruh menurunkan kualitas lingkungan atau menurunkan nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia di bumi ini sangat bergantung pada lautan, manusia harus menjaga kebersihan dan kelangsungan kehidupan organisme yang hidup di dalamnya. Dengan demikian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sebagian besar permukaan bumi terdiri atas air, luas daratan memang lebih
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar permukaan bumi terdiri atas air, luas daratan memang lebih kecil dibandingkan dengan luas lautan. Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk
Lebih terperinciBAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang beratnya lebih dari 5g, untuk setiap cm 3 -nya. Delapan puluh jenis dari 109 unsur kimia yang
Lebih terperinciPENGARUH AKTIVITAS PENAMBANGAN EMAS TERHADAP KONDISI AIRTANAH DANGKAL DI DUSUN BERINGIN KECAMATAN MALIFUT PROVINSI MALUKU UTARA
Muhammad Djunaidi, Herry Djainal Pengaruh Aktivitas Penambangan Emas Terhadap Kondisi Airtanah dangkal di Dusun Beringin Kecamatan Malifut Provinsi Maluku Utara PENGARUH AKTIVITAS PENAMBANGAN EMAS TERHADAP
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter Oseanografi Pesisir Kalimantan Barat Parameter oseanografi sangat berperan penting dalam kajian distribusi kontaminan yang masuk ke laut karena komponen fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun makhluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65 75% dari berat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. buang tanpa adanya pengolahan limbah yang efesien dan terbuang mengikuti arus
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indramayu merupakan salah satu daerah yang penduduknya terpadat di Indonesia, selain itu juga Indramayu memiliki kawasan industri yang lumayan luas seluruh aktivitas
Lebih terperinciDampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia
Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia Dengan semakin meluasnya kawasan pemukiman penduduk, semakin meningkatnya produk industri rumah tangga, serta semakin berkembangnya Kawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran air di suatu tempat dapat berpengaruh terhadap tempat lain yang lokasinya jauh dari sumber pencemaran. Hal ini karena gaya grafitasi, air yang dapat mengalir
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. telah tercemar logam merkuri oleh limbah pertambangan emas tradisional.
30 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di desa Hulawa kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato. Dengan hasil observasi bahwa
Lebih terperinciPENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO
PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO Indra Anggriani Buka, Rany Hiola, Lia Amalia 1 Program Studi Kesehatan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara, merupakan suatu daerah yang sebagian wilayahnya merupakan lokasi kegiatan beberapa perusahaan skala nasional dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan khususnya masalah pencemaran air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius, penyebab dari pencemaran tidak
Lebih terperinciSTUDI KADAR SIANIDA (CN) PADA AIR SUNGAI TOMBULILATO KECAMATAN BONE RAYA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013 MAGFIRA HUNOWU NIM
STUDI KADAR SIANIDA (CN) PADA AIR SUNGAI TOMBULILATO KECAMATAN BONE RAYA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013 MAGFIRA HUNOWU NIM 811409042 Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan
Lebih terperinciPROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 6-7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA
ANALISIS KADAR ZAT MERKURI YANG DIGUNAKAN PADA AREA TAMBANG EMAS RAKYAT DESA WUMBUBANGKA KECAMATAN RAROWATU UTARA KABUPATEN BOMBANA PROVPINSI SULAWESI TENGGARA Raivel 1* Syarfina 2 Dewi Puspita 2 Muh.
Lebih terperinciSUMMARY UJI KANDUNGAN KLORIDA PADA AIR DI PESISIR DANAU LIMBOTO MARDINA HASAN NIM
SUMMARY UJI KANDUNGAN KLORIDA PADA AIR DI PESISIR DANAU LIMBOTO MARDINA HASAN NIM 811 409 041 Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran logam berat sangat berbahaya bagi lingkungan. Banyak laporan yang memberikan fakta betapa berbahayanya pencemaran lingkungan terutama oleh logam berat
Lebih terperincitanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan bagian dari siklus logam berat. Pembuangan limbah ke tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan mengakibatkan pencemaran tanah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan hidup pokok karena tidak satupun kehidupan yang ada di dunia ini dapat berlangsung tanpa tersedianya air yang cukup baik kualitas maupun kuantitasnya.
Lebih terperinciANALISIS KADAR PENCEMAR LOGAM TIMBAL (Pb) PADA UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei) DI SUNGAI BONE. Tria Dwi Astuti, Sunarto Kadir, Lintje Boekoesoe 1
ANALISIS KADAR PENCEMAR LOGAM TIMBAL (Pb) PADA UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei) DI SUNGAI BONE Tria Dwi Astuti, Sunarto Kadir, Lintje Boekoesoe 1 TRIADWIASTUTI@gmail.com Progran Studi Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Sebagian besar bumi terdiri atas air karena luas daratan lebih kecil dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Panggang adalah salah satu pulau di gugusan Kepulauan Seribu yang memiliki berbagai ekosistem pesisir seperti ekosistem mangrove, padang lamun, dan terumbu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran adalah suatu hal yang telah lama menjadi permasalahan bagi kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan dapat menyebabkan dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan salah satu komponen sumber daya alam yang paling dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko mudah tercemar,
Lebih terperinciUJI KUALITAS AIR SUMUR GALI PADA TOPOGRAFI TANAH MIRING dan TANAH DATAR di LIHAT dari DESA PILOHAYANGA BARAT KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO
Lampiran : Summary UJI KUALITAS AIR SUMUR GALI PADA TOPOGRAFI TANAH MIRING dan TANAH DATAR di LIHAT dari BAKTERI COLIFORM dan ESCHERICHIA coli di DESA PILOHAYANGA BARAT KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lautan merupakan daerah terluas yang menutupi permukaan bumi, sekitar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lautan merupakan daerah terluas yang menutupi permukaan bumi, sekitar 71% permukaan bumi merupakan perairan. Oleh karena itu, dapat menyebabkan fungsi ekologis dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi menimbulkan permasalahan bagi kelestarian lingkungan hidup. Aktivitas manusia dengan berbagai fasilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian laut seakan-akan merupakan sabuk pengaman kehidupan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia di bumi ini sangat bergantung pada lautan, manusia harus menjaga kebersihan dan kelangsungan kehidupan organisme yang hidup di dalamnya. Dengan demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan utama dalam proses kehidupan di bumi, sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga jenis sumber air di bumi
Lebih terperinciANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL
ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN KADMIUM (Cd) DALAM UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei) YANG DIPEROLEH DARI MUARA SUNGAI BANJIR KANAL BARAT DAN PERAIRAN PANTAI KOTA SEMARANG Aqnes Budiarti,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah Sampah dapat didefinisikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah tidak berguna atau diperlukan
Lebih terperinciKANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA IKAN KAKAP MERAH
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsentrasi Logam Berat Merkuri (Hg) Penelitian kandungan Hg dilakukan pada ikan kakap merah yang berasal dari tiga pasar tradisional, yaitu pasar Bilungala, pasar Mupuya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin besarnya laju perkembangan penduduk dan industrialisasi di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Padatnya pemukiman dan kondisi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah banyak dikonversi lahan pantainya menjadi kawasan industri, antara lain industri batubara, pembangkit
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Wilayah pesisir kota Bandar Lampung merupakan suatu wilayah yang mempunyai
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah pesisir kota Bandar Lampung merupakan suatu wilayah yang mempunyai potensi sumber daya alam yang beraneka ragam, yang membentang di sepanjang Teluk Lampung dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi terutama bidang industri di Indonesia memiliki dampak yang beragam. Dampak positifnya adalah pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat, di sisi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pencemaran Organik di Muara S. Acai, S. Thomas, S. Anyaan dan Daerah Laut yang Merupakan Perairan Pesisir Pantai dan Laut, Teluk Youtefa. Bahan organik yang masuk ke perairan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah. untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan dasar dari makhluk hidup. Air mempunyai fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah satunya yaitu berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya, setiap kegiatan industri menghasilkan suatu permasalahan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Salah satu permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan salah satu unsur alam yang sama pentingnya dengan air dan udara. Tanah adalah suatu benda alami, bagian dari permukaan bumi yang dapat ditumbuhi oleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pembangunan termasuk industri tidak hanya mampu menyerap tenaga kerja, namun turut pula menyebabkan dampak negatif apabila tidak dikelola secara benar. Salah
Lebih terperincidari tumpahan minyak-minyak kapal.akibatnya, populasi ikan yang merupakan salah satu primadona mata pencaharian masyarakat akan semakin langka (Medan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah Republik Indonesia berupa perairan laut yang letaknya sangat strategis. Perairan laut Indonesia dimanfaatkan sebagai sarana perhubungan lokal maupun Internasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam timbal atau Pb adalah jenis logam lunak berwarna coklat kehitaman dan mudah dimurnikan. Logam Pb lebih tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik lainnya
Lebih terperinciSummary. Uji Kadar Kualitas Lindi TPA Sampah Regional Taluelito Kabupaten Gorontalo
Summary Uji Kadar Kualitas Lindi TPA Sampah Regional Taluelito Kabupaten Gorontalo Skripsi, Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo Rachmadien
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pani Desa Botubulohu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dan lokasi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Lokasi pengambilan sampel air limbah yaitu di Pertambangan Gunung Pani Desa Botubulohu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dan lokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran merupakan dampak negatif dari kegiatan pembangunan yang dilakukan selama ini. Pembangunan dilakukan dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Sampel Buatan Pada prosedur awal membuat sampel buatan yang digunakan sebagai uji coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan
Lebih terperinciBAB IV. GAMBARAN UMUM. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu,
BAB IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung 1. Profil Wilayah Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tipe Estuari dan Debit Sungai. Tipe estuari biasanya dipengaruhi oleh kondisi pasang surut. Pada saat pasang, salinitas perairan akan didominasi oleh salinitas air laut karena
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Logam berat merupakan salah satu bahan pencemar perairan.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat merupakan salah satu bahan pencemar perairan. Keberadaan logam- logam ini sangat berbahaya, meskipun dalam jumlah yang kecil. Berbagai kegiatan manusia seperti
Lebih terperinciSungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961):
44 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekologi Sungai Aspek ekologi adalah aspek yang merupakan kondisi seimbang yang unik dan memegang peranan penting dalam konservasi dan tata guna lahan serta pengembangan untuk
Lebih terperinciPencemaran air merupakan persoalan yang terjadi di. sungai dari badan air di Indonesia. Sumber pencemaran air
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran air merupakan persoalan yang terjadi di sungai dari badan air di Indonesia. Sumber pencemaran air terutama disebabkan oleh aktivitas manusia dan dipicu
Lebih terperinciGAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012
Summary GAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012 Afriani Badu. 2012. Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas lingkungan itu sendiri tapi lebih kesehatan masyarakat yang terpapar dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pencemaran lingkungan merupakan topik yang selalu menarik untuk dibahas dan menjadi masalah yang semakin memprihatinkan, bukan saja bagi kualitas lingkungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan perairan Kota Bandar Lampung yang merupakan ibukota
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi lingkungan perairan Kota Bandar Lampung yang merupakan ibukota Propinsi Lampung terletak di bagian ujung selatan Pulau Sumatera. Secara geografis, Propinsi Lampung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mesin penggerak pertumbuhan ekonomi, menyediakan lapangan kerja, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industrialisasi berperan penting dalam pembangunan di Indonesia sebagai mesin penggerak pertumbuhan ekonomi, menyediakan lapangan kerja, dan kemajuan teknologi. Dalam
Lebih terperinciperubahan kondisi tata lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak menguntungkan (merusak dan merugikan kehidupan manusia, binatang dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena perubahan kondisi tata lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak menguntungkan (merusak dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dampak negatif akibat aktivitas manusia adalah turunnya kualitas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan kadang menghasilkan dampak terhadap lingkungan. Dampak tersebut tersebut dapat berupa positif maupun negatif. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran terhadap lingkungan hidup akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian pemerintah, khususnya pihak akademisi, terutama terhadap kehadiran polutan beracun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program pembangunan Indonesia yang dewasa ini sedang berkembang diwarnai dengan pertambahan penduduk dan kebutuhan pangan yang terus meningkat. Sumberdaya perairan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. oleh manusia, baik untuk keperluan sehari-hari dipakai sebagai air minum, air untuk
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bumi ini sebagian besar terdiri atas air. Makhluk hidup yang ada dimuka bumi ini tidak akan dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan pesisir dikenal sebagai ekosistem perairan yang memiliki potensi sumberdaya yang sangat besar. Wilayah tersebut telah banyak dimanfaatkan dan memberikan sumbangan
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS AIR PADA SUMBER MATA AIR DI DESA KARYA BARU KECAMATAN DENGILO KABUPATEN POHUWATO. Nelpidin Nusi, Dian Saraswati, Ramly Abudi 1
ANALISIS KUALITAS AIR PADA SUMBER MATA AIR DI DESA KARYA BARU KECAMATAN DENGILO KABUPATEN POHUWATO Nelpidin Nusi, Dian Saraswati, Ramly Abudi 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencemaran lingkungan perairan yang disebabkan oleh logam-logam berat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan perairan yang disebabkan oleh logam-logam berat yang berasal dari limbah industri sudah lama diketahui. Limbah cair yang mengandung logam berat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung adalah ibukota dari Provinsi Lampung yang merupakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Bandar Lampung adalah ibukota dari Provinsi Lampung yang merupakan gabungan dari Kecamatan Tanjungkarang dan Kecamatan Telukbetung. Bandar Lampung merupakan daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 51' 30 BT perairan tersebut penting di Sumatera Utara. Selain terletak di bibir Selat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perairan Bagan Asahan yang terletak pada koordinat 03 01' 00 LU dan 99 51' 30 BT perairan tersebut penting di Sumatera Utara. Selain terletak di bibir Selat Malaka,
Lebih terperinciANALISIS KADAR KLORIN PADA AIR KOLAM RENANG DI TEMPAT WISATA GORONTALO. Liansyah S. Pakaya, Herlina Jusuf, Ramly Abudi 1
ANALISIS KADAR KLORIN PADA AIR KOLAM RENANG DI TEMPAT WISATA GORONTALO Liansyah S. Pakaya, Herlina Jusuf, Ramly Abudi 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Ilmu-Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purbalingga adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang berada di dekat lereng Gunung Slamet. Jumlah penduduk Purbalingga pada tahun 2013 mencapai 884.683
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini masyarakat mulai melupakan pentingnya menjaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini masyarakat mulai melupakan pentingnya menjaga kebersihan daerah aliran sungai. Membuang limbah padat dan cair dengan tidak memperhitungkan dampak
Lebih terperinciPT.Indofood dengan konsentrasi Biological Oxygen Demand (BOD) sebesar 27,
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sungai Serayu merupakan salah satu sungai terbesar di Pulau Jawa terletak di bagian tengah pulau.sungai Serayu melintasi beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Tengah,
Lebih terperinci