Ramadi, Eva Sarah Program Pendidikan Guru Pra Sekolah dan Dasr Universitas Lambung Mangkurat

Transkripsi

1 MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RINGKASAN ISI CERITA DENGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY, COOPERATIVE INTEGRATED, READING AND COMPOSITION (CIRC) DAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 5B SDN KARANG MEKAR 5 BANJARMASIN TIMUR Ramadi, Eva Sarah Program Pendidikan Guru Pra Sekolah dan Dasr Universitas Lambung Mangkurat evasarah81@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan di kelas 5B SDN Karang Mekar 5 Banjarmasin, dan permasalahan yang terjadi di kelas tersebut ada pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis ringkasan isi cerita. Dari hasil evaluasi secara individu tanpa menggunakan kombinasi model pembelajaran, dari 25 orang siswa hanya 6 orang siswa (24%) yang berhasil mencapai ketuntasan belajar dengan KKM yang digunakan adalah 70. Untuk memecahkan permasalahan tersebut, solusi yang digunakan adalah dengan menerapkan kombinasi model pembelajaran Inkuiri, Cooperative Integrated, Reading and Composition (CIRC), dan Numbered Head Together (NHT). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas guru, meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa pada keterampilan menulis ringkasan isi cerita. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui kombinasi model pembelajaran Inkuiri, Cooperative Integrated, Reading and Composition (CIRC), dan Numbered Head Together (NHT) dapat memperbaiki aktivitas guru sehingga memberikan dampak pada meningkatnya aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Bagi guru disekolah dasar, disarankan dapat menggunakan kombinasi model pembelajaran ini agar pembelajaran di kelas khususnya pada keterampilan menulis ringkasan isi cerita menjadi optimal. Kata kunci: Hasil Belajar, Keterampilan Menulis Ringkasan Isi Cerita, Model Inkuiri, Model Cooperative Integrated, Reading and Composition (CIRC), Model Numbered Head Together (NHT). PENDAHULUAN Pembelajaran Bahasa Indonesia, terutama di sekolah dasar tidak akan terlepas dari empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan bebahasa bagi manusia sangat diperlukan. Sebagai makhluk sosial, manusia berinteraksi, berkomunikasi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa sebagai media, baik berkomunikasi menggunakan bahasa lisan, juga berkomunikasi menggunakan bahasa tulis. (Susanto, 2013: 242) Pembelajaran Bahasa Indonesia SD diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan. Di samping itu, dengan pembelajaran bahasa indonesia juga diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi siswa terhadap hasil karya sastra indonesia. (Zulela, 2012: 4) Faktanya yang terjadi di SDN Karang Mekar 5 Banjarmasin berbeda dengan yang diharapkan. Hasil Observasi, wawancara terhadap guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 5 dan tes tertulis terhadap siswa Kelas 5B SDN Karang Mekar 5 Banjarmasin tanggal 11 Februari 2017 mengenai hasil belajar anak tentang meringkas isi cerita cerita, didapatkan data bahwa dari keseluruhan siswa yang berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 15 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan pada tahun ajaran (2016/2017) terdapat 6 orang yang berhasil mencapai nilai 70 dan 19 orang siswa lainnya belum berhasil atau dengan persentase 24% yang berhasil dan 76% yang belum berhasil. Nilai tersebut sangat jauh di bawah indikator ketuntasan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 80% siswa tuntas dengan KKM 70. Pembelajaran tersebut disebabkan karena siswa diminta untuk membaca kemudian meringkas isi cerita yang telah dibacanya, dan menjelaskan sedikit apa saja yang perlu diringkas oleh siswa. Permasalahan yang mendasar dan terjadi secara berulang-ulang tiap tahunnya adalah, kurangnya penjelasan dan pemahaman terhadap siswa, karena ketika siswa di minta untuk meringkas buku, siswa cenderung meringkas secara keseluruhan tanpa mengetahui ide pokok apa saja yang terdapat dalam buku atau cerita tersebut. Hal ini membuat siswa lebih cendurung pasif, dimana tidak ada memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam kegiatan 35

2 belajar mengajar, dan kurangnya semangat yang diberikan sehingga siswa merasa bosan dan hanya ingin menulis ringkasan buku dengan cepat tanpa mengetahui pokok-pokok cerita. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan sebuah solusi untuk mengatasinya, yaitu dengan menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan, memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam belajar, dan membangkitkan semangat siswa dalam belajar sehingga tercipta ide yang mampu membangun kemampuan berfikir siswa dalam menentukan pokok pikiran. Salah satu cara tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang efektif untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan kondusif, yaitu menggunakan model pembelajaran Inquiry, Cooperatif Integrated, Reading And Composition (CIRC), Numbered Head Together (NHT). Inkuiri artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir sistematis. Pembelajaran adalah proses memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) agar siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat sejumlah fakta). (Suriansyah, 2014: 93) Cooperatif Intgrated, Reading And Composition (CIRC) adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara kelompok. Model CIRC merupakan model pembelajaran khusus mata pelajaran bahasa dalam rangka membaca dan menemukan ide pokok, pokok pikiran, atau tema sebuah wacana. (Shoimin, 2014: 51) Numbered Head Together (NHT) merupaka suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang satu dan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi antara satu dengan yang lainnya (Shoimin, 2014: 108).. METODOLOGI Metodologi hendaknya dapat membawa peneliti ke arah pencapaian objektif penelitian yang telah dirumuskan (Dalle, 2010; Dalle & Baharuddin, 2017). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan dengan menggunakan data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa pada tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif) pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri motivasi belajar dan sejenisnya (Arikunto, 2014:131). Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini memfokuskan pada perbaikan mutu pembelajaran dikelad dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Fokus PTK pada siswa atau PBM yang terjadi dikelas. Tujuan utama PTK adalah memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan pengembangan profesinya. (Kunandar, 2013:45) Menurut Arikunto (2014: 17-21), terdapat 4 tahapan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu: 1) Menyusun rancangan tindakan (planning), 2) pelaksanaan tindakan (acting), 3) pengamatan (observing), 4) refleksi (reflecting). Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan kualitas guru dalam mengajar didalam kelas, dimana guru memiliki keterlibatan secara penuh dalam menyusun rencana tindakan, melakukan tindakan, melakukan pengamatan dan melakukan tindakan refleksi. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti bekerjasama dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia sehingga dengan melakukan penelitian ini diharapkan mendapat data yang obyektif demi kevalidan data penelitian yang diperlukan. Jenis data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa data aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar. Sedangkan data kuantitatif berupa data nilai hasil belajar siswa yang diperoleh atau diambil dan tes terulis siswa pada akhir proses pembelajaran dengan menggunakan alat lembar evaluasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: (1)lembar observasi aktivitas guru beserta rubriknya, (2) lembar observasi aktivitas siswa beserta rubriknya, (3) lembar observasi hasil belajar siswa beserta lembar evaluasi. Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah apabila aktivitas guru memperoleh kriteria sangat baik dengan skor 30, aktivitas siswa memperoleh ketuntasan klasikal yaitu 80%, dan hasil belajar siswa secara individu mencapai 70 sedangkan secara klasikal mmencapai 80%.. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, proses pembelajaran dengan menggunakan kombinasi model pembelajaran Inkuiri, Cooperative Integrated, Reading and Composition (CIRC), dan Numbered Head Together (NHT) ternyata dapat meningkatkan aktivitas guru, siswa, dan hasil belajar siswa serta dapat memperbaiki kualitas belajar mengajar di 36

3 kelas. Hal ini berdasarkan hasil observasi selama proses pembelajaran yang berlangsung, baik dari aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Berikut ini adalah rekapitulasi perbandingan peningkatan aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa menggunakan kombinasi model pembelajaran Inkuiri, Cooperative Integrated, Reading and Composition (CIRC), dan Numbered Head Together (NHT) Diagram 1. Aktivitas Guru Dari Diagram 1, dapat dilihat bahwa aktivitas guru dalam menggunakan kombinasi model pembelajaran Inkuiri,Cooperative Integrated, Reading and Composition (CIRC), dan Numbered Head Together (NHT) mengalami perbaikan pada setiap pertemuan sehingga dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan dan mengalami peningkatan pada aktivitas mengajar guru pada setiap pertemuan. Hal ini menunjukkan bahwa guru sudah melaksanakan tujuan pembelajaran yang diharapkan dengan menggunakan dan memilih model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik belajar siswa dan karakteristik materi pembelajaran itu sendiri, sehingga kombinasi model pembelajaran Inkuiri, Cooperative Integrated, Reading and Composition (CIRC), dan Nembered head Together (NHT)dapat meningkatkan aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut didukung oleh teori yang menyebut bahwa guru merupakan patokan utama di dalam kelas untuk membuat siswa aktif dalam belajar. Berhasilnya suatu materi yang disampaikan, dipengaruhi oleh guru dalam mengatur suasana belajar didalam kelas. Suasana pengajaran yang tenang, terjadinya dialog yang kritis antara siswa dengan guru, dan menumbuhkan suasana yang aktif diantara siswa tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses pengajaaran, sehingga keberhasilan SIP1 SIP2 SIIP1 SIIP2 siswa dalam belajar dapat meningkat secara maskimal (Susanto 2016: 17-18). Melalui kombinasi model pembelajaran Inkuiri, Cooperative Integrated, Reading and Composition (CIRC), dan Numbered Head Together (NHT) dapat memicu keterampilan anak dalam neulis, menemukan ide-ide, dan membantu keaktifan anak dalam proses pembelajara serta peran penting dalam kerjasama dan sosial anak. Hal tersebut didukung oleh Nurulhayati (2002: 25) yang dikutip oleh Rusman (2012: 203) pembelajaran kooperatif adalah strategi yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Dalam belajar secara berkelompok, siswa akan lebih banyak dalam berinteraksi, dan lebih banyak memiliki tanggung jawab dalam belajar. Karena dalam pembelajaran kooperatif, siswa akan bertanggung jawab dengan hasil kerjanya sendiri dan hasil kerja kelompoknya secara bersama-sama. Hal positif yang bisa terjadi adalah siswa yang tidak mampu akan belajar bersama siswa yang mampu dalam menjelaskan apa yang sedang dipelajari % 84% 83.33% 87.50% SIP1 SIP2 SIIP1 SIIP2 Diagram 2 Aktif Siswa Dari diagram 2, dapat dilihat bahwa aktivitas siswa pada setiap pertemuan mengalami peningkatan. Peningkatan aktivitas siswa tersebut terjadi karena pada setiap pertemuan guru mampu mengajak siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan pengalamanpengalaman baru dalam belajar, serta terjadinya komunikasi antara guru dan siswa dalam bertukar pikiran ataupun mampu menambah wawasan siswa. Peningkatan aktivitas siswa, yaitu meningkatnya jumlah siswa yang aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pelajaran (Kunandar, 2013: 277) Meningkatnya aktivitas siswa dalam belajar memungkinkan siswa dapat menyerap lebih banyak informasi dari berbagai sumber, baik dari temannya 37

4 ataupun guru dikarenakan meningkatnya aktivitas siswa dalam bertanya atau menjawab dan terjalinnya interaksi antar siswa dalam membahas materi yang belum diketahui atau yang sudah diketahui. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial (Rusman, 2012: 209) Dalam pelaksanaan kombinasi model pembelajaran Inkuiri, Cooperative Integrated, Reading and Composition (CIRC), Numbered Head Together (NHT) siswa sudah terlihat aktif, dan dalam kelompok siswa sudah berani untuk mengungkapkan pendapat dan menanggapi pendapat yang disampaikan oleh temannya, siswa sudah mampu berpikir kritis dan analitis dalam berkelompok. Hal ini sesaui dengan keunggulan dari kombinasi model pembelajaran Inkuiri, Cooperative Integrated, Reading and Composition (CIRC), Numbered Head Together (NHT) model pembelajaran yang mengedepankan keatifan siswa dalam menemukan pokok pokiran pada proses pembelajaran, sehingga materi yang disampaikan tidak membosankan dan terlihat monoton. Ketiga model ini memberikan siswa terlibat secara aktif dalam kerja kelompok untuk menyelesaikan masalah yang dipaparkan oleh guru, kemudian mempresentasikannya didepan kelas. 38% 76% 79.20% 83.33% SIP1 SIP2 SIIP1 SIIP2 Diagram 3. Hasil Belajar Siswa Dari Diagram 3 dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa terjadi peningkatan disetiap pertemuan. Hal ini terjadi karena adanya perbaikan dalam menjelaskan materi kepada siswa sehingga siswa memahami dengan baik. Menurut Nawawi dalam K. Brahim (2007: 39) yang dikutip oleh Susanto (2016: 5) menyatakan bahwa hasil berlajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi perlajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi tertentu. Hasil belajar merupakan kemampuan siswa dalam memperoleh materi atau pengetahuan lainnya, serta keterampilan baru yang dimiliki siswa yang kemudian dilakukan evaluasi oleh seorang pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses perubahan atau penambahan informasi yang dimilikinya. Keberhasilan siswa dalam belajar menjadi meningkat adalah tujuan utama dari penelitian tindakan kelas ini. Keberhasilan hasil belajar siswa dalam meringkas isi cerita terjadi karena penerapan kombinasi model pembelajaran Inkuiri, Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), dan Numbered Head Together (NHT) yang dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan tujuan yang diharapkan dalam proses belajar mengajar dimana siswa menjadi aktif, lebih memahami materi karena adanya diskusi kelompok, dan bermakna. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. (Suriansyah, 2014: 255). SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan kombinasi model pembelajaran Inkuiri, Cooperative Integrated, Reading and Composition (CIRC), dan Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar, dan kualitas proses belajar mengajar di kelas 5B SDN Karang Mekar 5 Banjarmasin, khusunya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menulis ringkasan isi cerita. Penerapan kombinasi model pembelajaran ini dapat menyelesaikan masalah dalam meringkas isi cerita, dan dapat membantu proses belajar mengajar yang monton. Adapun langkah-langkah kombinasi model pembelajaran sebagai berikut: (1) Membina suasana yang responsif diantara siswa (Inquiry), (2) Membentuk kelompok yang anggotanya 5 orang siswa secara heterogen dan masing-masing siswa mendapat nomor (NHT), (3) Guru membagikan materi wacana/cerita dan LKK kepada masingmasing siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan (CIRC), (4) Guru mengemukakan permasalahan untuk diinkuiri (ditemukan) melalui wacana/cerita yang telah diberikan. Kemudian, mengajukan pertanyaan kearah mencari, merumuskan, dan memperjelas permasalahan dari cerita tersebut (Inquiry), (5) Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan 38

5 memberi tanggapan terhadap wacana/cerita dan ditulis pada lembar kertas. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya atau mengetahui jawabannya dengan baik (CIRC dan NHT), (6) Merumuskan hipotesis/perkiraan yang merupakan jawaban dari pertanyaan tersebut. Perkiraan jawaban ini akan terlihat setidaknya setelah pengumpulan data dan pembuktian atas data. Siswa mencoba merumuskan hipotesis permasalahan tersebut. Guru membantu dengan pertanyaanpertanyaan pancingan (Inquiry), (7) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat ringkasan dari pokok pikirna yang telah dikumpulkan, (8) Sesuai kesepakatan, siswa yang menjadi pembicara membacakan ringkasan selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar (a)menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap; (b) membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya (CIRC), (9) Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil keluar dari kelompoknya melaporkan atau menjelaskan hasil kerja sama mereka (NHT), (10) Tanggapan dengan teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain (NHT), (11) Pengambilan kesimpulan dilakukan guru dan siswa (Inquiry, CIRC, NHT).. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S., Suhardjono., & Supardi. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Bumi Aksara. Dalle, J. (2010). Metodologi umum penyelidikan reka bentuk bertokok penilaian dalaman dan luaran: Kajian kes sistem pendaftaran siswa Indonesia. Thesis PhD Universiti Utara Malaysia. Dalle, J., & Baharuddin. (2017). Interactive courseware for supporting learners competency in practical skills. Turkish Online Journal of Educational Technology. 16(3) Kunandar. (2013). Langkah mudah peneltian tindakan kelas sebagai pengembangan profesi guru. Jakarta: Rajawali Pers. Rusman. (2012). Model-model pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Shoimin, A. (2014). 68 model pembelajaran inovatif dalam kurikulum Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Suriansyah, A., Aslamiah., Sulaiman., & Noorhafizah. (2014). Strategi pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Susanto, A. (2016). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta: Prenada Media Group Zulela. (2012). Pembelajaran bahasa indonesia apresiasi sastra di sekolah dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 39

6 40