BAB 2 VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION)"

Transkripsi

1 BAB 2 VALUE PROPOSITION (DEVELOPMENT & JUSTIFICATION) 2.1 Market & Industri Analysis Fashion Membahas mengenai fashion selain merupakan tren mode mengenai pakaian, sepatu dan juga aksesoris, fashion juga tidak bisa di pisahkan dari perkembangan sejarah kehidupan dan budaya manusia. Fashion merupakan salah satu gaya yang digunakan masyarakat dalam menunjukkan identitas diri mereka. Menurut Simmel (1957) dalam jurnal fashion, "dua kecenderungan sosial yang penting dalam membentuk fashion. Dan bila salah satu kecenderungan itu hilang maka fashion tak akan terbentuk". Kecenderungan yang pertama adalah kebutuhan untuk menyatu dan yang kedua adalah kebutuhan untuk terisolasi. Menurut Simmel (1957), "individu haruslah memiliki hasrat untuk menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar, masyarakat dan individu juga harus memiliki hasrat menjadi sesuatu yang terlepas dari bagian itu". Manusia rupanya perlu untuk menjadi sosial dan individual pada saat yang sama, dan fashion serta pakaian merupakan cara bagi hal itu di 12

2 13 negosiasikan. Dan saat kebutuhan untuk membedakan dirinya atu kelompoknya dari yang lain lebih besar maka fashion akan berkembang lebih cepat. Kebalikannya, bila masyarakat kurang lebih stabil maka fashion kurang memungkinkan untuk berubah. Menurut Posner, H. (2011), The fashion market is broken down into specific sectors so that companies are better able to analyze market data and monitor their business result more effectively. Dari informasi pasar mengenai fashion, analisis fashion tersebut dapat menerbitkan laporan pasar dan analisis data pada sebagian besar sektor utama pasar fashion internasional. Informasi ini sangat membantu dalam menilai ukuran relatif pasar tertentu atau memperkirakan pontensial pasar pada masa depan. Misalnya aksesoris, aksesoris berperan penting memberikan kontribusi persentase yang tinggi dari omset penjualan berbagai merek. Penjualan global fashion dan aksesoris kulit barang melintasi merek LVMH, termasuk Louis Vuitton, Fendi, Christian Dior dan Marc Jacobs Wayang Wayang adalah pedalangan dan drama tradisional Indonesia, sejak zaman prasejarah hingga kini. Wayang berasal dari kata bayang, mulai pada zaman purbakala sebagai upacara memanggil arwah dengan memasang lampu minyak kelapa dan menayangkan bayangan pada kain putih yang dibentangkan. Sejalan dengan perputaran waktu, wayang mengalami perkembangan makna dan fungsi, sebagai hiburan,

3 14 sarana pendidikan, ajaran moral, norma kehidupan beragama, dan sebagai media informasi. Sejak abad ke-9 dan ke-10, wayang sebagai media untuk pementasan lakon yang diciptakan bertemakan sastra epos Ramayanadan Mahabharata dan kemudian pada abad pertengahan diciptakan lakon bertemakan Islam. Wayang juga merupakan seni pertunjukan berupa drama yang khas. Sejak abad ke-19 sampai dengan sekarang, Wayang telah menjadi pokok bahasan serta dideskripsikan oleh para ahli. Macammacam kajian tentang wayang dapat diketahui dari bibliography beranotasi, dibuat oleh V.M.C Van Groenendael, terbit tahun 1978 berjudul Annotated Bibliography of Wayang Litetarure and the Art of the Dalang. Fungsi dari wayang adalah sebagai sarana pengukuhan status sosial, karena yang bisa menanggap wayang adalah orang terpandang, dan mampu menyediakan biaya besar. Wayang juga menanamkan solidaritas sosial, sarana hiburan, dan pendidikan, menurut Sumaryoto, (1990). Secara umum, pengertian wayang adalah suatu bentuk pertunjukan tradisional yang disajikan oleh seorang dalang, dengan menggunakan boneka atau sejenisnya sebagai alat pertunjukan (Sedyawati; Darmono, 1983).

4 Pengrajin Pengrajin ialah orang yang pekerjaannya membuat barangbarang kerajinan. Ada pengrajin pahat, pengrajin batik, pengrajin wayang, pengrajin emas, dan sebagainya. Barang yang dihasilkan tidak dibuat dengan mesin, melainkan dengan tangan. Seni pahat yang ada di Indonesia mula-mula dapat dilihat dari perkembangan seni ukir yang ada di Indonesia. Pengrajin Seni pahat memiliki ciri yang agak sedikit berbeda dengan seni ukir. Memang bahan yang digunakan sama persis dengan yang digunakan oleh seni ukir. Tetapi di dalam seni pahat, bukan hanya sekedar melukis di atas batu, kayu, atau bahan lainnya. Dalam seni pahat dapat membuat suatu bentuk yang sesuai dengan yang diinginkan. Gambar 2. 1 Pengrajin Pahat Analisis PESTEL Analisis PESTEL merupakan analisis eksternal makrolingkungan yang akan mempengaruhi semua perusahaan. Secara khusus, PESTEL analysis, adalah tool untuk memahami segala resiko

5 16 terkait dengan pertumbuhan atau penurunan usaha, dan juga posisi, potensi serta arahan strategis untuk bisnis maupun organisasi. Gambar 2. 2 Analisis PESTEL Analisis PESTEL mencakup beberapa faktor, meliputi; 1. Politic (Politik): Faktor-faktor politik pada dasarnya untuk apa gelar campur tangan pemerintah dalam perekonomian. Secara khusus, faktor-faktor politik meliputi bidang-bidang seperti kebijakan pajak, hukum perburuhan, hukum lingkungan, pembatasan perdagangan, tarif, dan stabilitas politik. Faktor-faktor politik juga dapat mencakup barang dan jasa yang pemerintah ingin menyediakan atau disediakan (barang jasa) dan yang pemerintah tidak ingin diberikan (kekurangan

6 17 barang atau jasa). Selain itu, pemerintah memiliki pengaruh besar pada kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur suatu bangsa. Pemerintah mendukung penuh para pengrajin kulit seperti mengadakan pengolahan kulit dan menyediakan alat untuk menjahit kulit kepada para pengrajin tas kulit. 2. Economic (Ekonomi) : Faktor ekonomi meliputi pertumbuhan ekonomi, suku bunga, nilai tukar dan tingkat inflasi. Faktor-faktor ini memiliki dampak besar pada bagaimana bisnis beroperasi dan membuat keputusan. Misalnya, suku bunga mempengaruhi biaya perusahaan modal dan karena itu sejauh mana bisnis tumbuh dan berkembang. Kurs mempengaruhi biaya ekspor barang dan pasokan dan harga barang impor dalam perekonomian. Tidak berpengaruh pada perusahaan karena produk fashion merupakan luxury market. 3. Social (Sosial) : Faktor sosial meliputi aspek budaya dan termasuk kesadaran kesehatan, laju pertumbuhan penduduk, distribusi usia, sikap karir dan penekanan pada keselamatan. Tren faktor sosial mempengaruhi permintaan untuk produk perusahaan dan bagaimana perusahaan yang beroperasi. Sebagai contoh, populasi yang menua dapat diartikan lebih kecil dan kurang bersedia tenaga kerja (sehingga meningkatkan biaya tenaga kerja). Selain itu, perusahaan dapat mengubah berbagai strategi manajemen untuk beradaptasi dengan tren sosial (seperti merekrut pekerja yang lebih tua). Perusahaan harus

7 18 mampu lebih mensejahterakan para pengrajin dan karyawan agar perusahaan mendapatkan kesan yang bagus di mata masyrakat. 4. Technology (Tekhnologi) : Faktor teknologi meliputi aspek teknologi seperti R&D kegiatan, otomatisasi, insentif teknologi dan tingkat perubahan teknologi. Mereka dapat menentukan hambatan masuk, minimal tingkat produksi yang efisien dan pengaruh outsourcing keputusan. Selain itu, pergeseran teknologi dapat mempengaruhi biaya, kualitas, dan menyebabkan inovasi. Perusahaan harus mampu menyediakan dana lebih untuk R&D agar dapat mempunyai teknologi baru, bahan mentah baru atau cara pengerjaan baru yang lebih efisien. 5. Legal (Hukum) : Faktor hukum meliputi hukum diskriminasi, hukum konsumen, hukum anti trust, hukum ketenagakerjaan, dan hukum kesehatan dan keselamatan. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi bagaimana perusahaan beroperasi, biaya, dan permintaan untuk produk-produknya. Perusahaan harus mematenkan semua jenis produk untuk menghindari proses pembajakan mulai dari produk, logo dan simbol produk. 6. Enviromental (Lingkungan) : Faktor lingkungan meliputi aspek ekologi dan lingkungan seperti cuaca, iklim, dan perubahan iklim, yang mungkin terutama mempengaruhi industri seperti pariwisata, pertanian, dan asuransi. Selain itu, kesadaran akan potensi dampak perubahan iklim mempengaruhi bagaimana perusahaan beroperasi dan produk yang mereka tawarkan, baik menciptakan pasar baru dan

8 19 mengurangi atau menghancurkan yang sudah ada.perusahaan dapat terus menyesuaikan produk sesuai tren fashion yang berkembang di pasar Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi dari kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity), dan ancaman (Threat) dalam suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang lebih spesifik dari spekulasi bisnis dapat mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Menurut Thompson, Strickland dan Gamble (2011), hal-hal yang perlu diidentifikasi, melalui keempat elemen yang berada dalam analisis SWOT adalah : 1. Kelebihan (Strength): Mengidentifikasi sumber kelebihan dan kapabilitas kompetitif perusahaan tersebut. 2. Kelemahan (Weakness) : Mengidentifikasi sumber kelemahan dan kekurangan kompetitif dari suatu perusahaan. 3. Peluang(Opportunity): Mengidentifikasi peluang pasar dari suatu perusahaan. 4. Ancaman (Threat): Mengidentifikasi ancaman eksternal yang akan dihadapi oleh perusahaan tersebut.

9 20 Analisis yang dilakukan menggunakan SWOT dalam Bisnis ini dapat dilihat sebagai berikut : Strength : 1. Mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan produk lain. 2. Sebagai pioneer yang menyangkut budaya wayang pada fashion. 3. Memiliki tingkat kesulitan pada pembuatan produk yang tinggi. 4. Memakai sistem perakitan produk yang tidak mudah diikuti oleh kompetitor. 5. Mempunyai produk yang berkualitas tinggi. Weakness : 1. Mempunyai product life cycle yang panjang. 2. Kurangnya ketersediaan teknologi pada industri kulit membuat kalahnya daya saing dalam segi kualitas kulit lokal dengan kulit import. Opportunity : 1. Masih jarangnya budaya wayang dimanfaatkan untuk produk-produk aksesoris sepeti tas dan lain sebagainya. 2. Dengan jumlah penduduk jiwa Indonesia merupakan pasar yang luas. 3. Pengembangan produk kulit mudah untuk diperkenalkan kepada masyrakat.

10 21 Threats : 1. Sudah banyak kompetitor yang bergerak pada industri kulit. 2. Entry barrier pada industr kulit tergolong rendah Analisis Five Forces Porter Five Forces Model Porter merupakan salah satu yang paling sering digunakan dalam strategi bisnis. Model ini telah banyak digunakan dalam berbagai macam kesempatan. Model Porter ini sangat kuat baik dari dalam maupun luar industri. Porter five forces dikembangkan pertama kali oleh Michael porter. Porter five forces adalah suatu tool untuk menganalisis lingkungan yang kompetitif yang berpengaruh pada pemasaran suatu produk. Michael E. Porter merupakan salah satu marketing merupakan salah satu ahli marketing terkenal. Menurut Porter, Hakikat suatu industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan, yaitu: 1. The Threat of a Substitute Product. 2. The Threat of the Entry of New Competitors. 3. The Bargaining Power of Customers 4. The Bargaining Power of Suppliers 5. The intensity of Competitive Rivalry

11 22 Analisis yang dilakukan menggunakan 5 Forces Porter dalam Bisnis ini dapat dilihat sebagai berikut : 1. The Threat of a Substitute Product: Merupakan ancaman dari produk sejenis yang bisa dijadikan sebagai barang substitusi atau barang pengganti. Ancaman produk pengganti kuat Karena, semakin banyak barang pengganti maka akan semakin besar peluang bagi costumer untuk beralih ke produk dari perusahaan lain. Faktor yang memperngaruhi faktor ini antara lain switching cost, kecenderungan untuk substitusi, diferensiasi produk, dan lainnya. Ancaman dari produk pengganti dalam industri fashion terutama yang berbahan dasar kulit lemah dikarenakan : a. Produk yang berkualitas sulit di dapat. b. Produk memiliki harga yang relatif mahal. c. Konsumen belum tentu merasa nyaman apabila menggunakan produk lain. 2. The Threat of the Entry of New Competitors: Banyaknya kemunculan dari perusahaan perusahaan baru yang menjual atau menghasilkan produk yang sejenis dengan produk yang kita hasilkan. Faktor yang berpengaruh pada force jenis ini adalah ekuitas merek, hambatan masuk, distribusi, skill atau core competence tertentu, economies of scope, cost advantage, dan lainnya. Industri fashion salah satu industri yang

12 23 mempunyai entry barrier yang rendah karena cukup mudah untuk memulai bisnis di bidang ini. Seperti : a. Banyaknya merek yang ada di pasar sehingga tidak ada suatu merek yang sangat mendominasi pasar. b. Modal yang dibutuhkan untuk memulai produksi industri fashion tidaklah tinggi. c. Tidak adanya aturan pemerintah yang terlalu berpengaruh terhadap industri fashion. d. Pemain baru dapat dengan mudah memasarkan produk mereka. e. Pendatang baru dapat dengan mudah mendapatkan keuntungan yang besar seperti adanya barang-barang tiruan yang beredar di pasar. f. Pada akhirnya para pemain lama kurang termotivasi untuk membuat produk-produk baru karena dapat dengan mudah ditiru oleh para pemain baru atau competitor. 3. The Bargaining Power of Customers: Sebuah produk tentunya akan menjadi sia-sia jika tidak berhasil memikat hati para customer. Maka dari itu, bisa dikatakan bahwa produsen atau perusahaan mempunyai tingkat ketergantungan yang cukup tinggi kepada customer. Faktor ini dipengaruhi oleh julah pembeli, konsentrasi pembeli, switching cost pembeli,

13 24 ketersediaan barang, besar order pembeli, sensitivitas harga, tingkat diferensiasi, dan sebagainya. Daya tawar pembeli lemah karena : a. Reputasi merek dari produk yang dibeli oleh konsumen merupakan hal yang penting bagi mereka. b. Kualitas produk yang perusahaan berikan merupakan salah satu yang terbaik. c. Adanya sistem purna jual sehingga pembeli merasa nyaman dan tidak takut produknya mengalami kerusakan karena adanya garansi dan pelayanan perawatan setelah membeli produk. d. Daya Pembeli dalam industri fashion yang berbahan dasar kulit lemah. 4. The Bargaining Power of Suppliers: Untuk memperoleh bahan baku atau bahan-bahan pendukung lainnya, perusahaan membutuhkan pihak pemasok. Faktor yang mempengaruhi faktor ini adalah switching cost ke pemasok lain, jumlah pemasok, konsentrasi pemasok, ketersediaan substitusi input, tingkat diferensiasi input, hingga tingkat hubungan dengan pemasok.

14 25 Daya pemasok dalam industri fashion lemah, karena: a. Bahan baku mudah didapatkan, karena bahan baku yang digunakan adalah kulit sapi yang tersedia banyak di pasar. b. Switching cost untuk berpindah ke pemasok lainnya rendah, banyaknya pengrajin kulit dan wayang serta perak yang berada di daerah Jogjakarta. c. Ketersediaan bahan baku yang berlimpah karena bahan mentah yang kita pakai adalah kulit sapi. d. Daya tawar pemasok dalam industri fashion yang berbahan dasar kulit lemah. 5. The Intensity of Competitive Rivalry: Sebuah produk yang telah mendapatkan tempat di hati masyarakat tentunya akan membuat produsen atau perusahaan lain mengembangkan usaha sejenis dengan kualitas yang lebih baik dan harga yang terjangkau. Semakin banyak pesaing, maka akan semakin besar pula peluang sebuah perusahaan untuk tersaingi. Force yang kelima ini dipengaruhi oleh jumlah pesaing, perbedaan kualitas, loyalitas pelanggan, diferensiasi produk, perbedaan harga, exit barriers, dan sebagainya. Ancaman kompetitor dalam industri fashion kuat karena : a. Para pelaku bisnis secara aktif selalu melakukan langkah baru dalam meningkatkan pangsa pasar dan kinerja bisnis

15 26 mereka. Seperti mengeluarkan produk-produk baru setiap musim, dan mengadakan event tertentu seperti pameran untuk meningkatkan pangsa pasar mereka. b. Permintaan konsumen bisa dikatakan mengalami pertumbuhan yang lambat karena intensitas konsumen untuk membeli produk fashion terutama tas tidak sesering permintaan produk seperti bahan pokok sehari-hari. c. Permintaan konsumen terhadap produk bisa mengalami penurunan drastis apabila produk yang dikeluarkan tidak mengikuti tren fashion yang diminati pasar sehingga apat menimbulkan persediaan strok barang yang berlebih. d. Dalam industri fashion banyak terdapat pesaing yang mempunyai kekuatan dan daya saing yang berimbang oleh karena itu sangat penting membuat produk yang mempunyai keunikan dibanding kompetitor lainnya. e. Konsumen dalam industri fashion dapat dengan mudah berpindah dari merek yang satu ke yang lainnya. f. Kompetitor dapat dengan mudah melakukan langkah agresif seperti mengadakan diskon special, pemotongan harga atau melakukan merger dengan competitor lain untuk mendapatkan kekuatan yang lebih besar. g. Pelaku bisnis besar yang berasal dari luar industri dapat dengan mudah mengakusisi perusahaan lemah dan

16 27 mengubahnya menjadi perusahaan yang jauh lebh kuat dari sebelumnya. h. Ancaman kompetitor dalam industri fashion berbahan dasar kulit kuat Analisis Market Survey Dalam mengetahui kebutuhan dari masyarakat dan dapat meyakinkan bahwa bisnis ini mendapatkan respon yang baik dari masyarakat, maka dilakukan survei kepada 48 orang melalui kuesioner dan yang disebarkan keberbagai tempat di sekitar Jakarta. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut : Usia Tabel 2.1 Kuesioner usia tahun % tahun % > 45 tahun 23 48% Total %

17 28 Tabel 2.2 Kuesioner pendapatan perbulan Pendapatan Per bulan < % % % % > % Total % Tabel 2.3 Kuesioner pengeluaran perbulan Pengeluaran per bulan < % % % % > % Total % Tabel 2.4 Kuesioner pekerjaan Pekerjaan Pegawai Negeri % Pegawai swasta % Wiraswasta 13 27%

18 29 Ibu Rumah tangga 12 25% Total % Tabel 2.5 Kuesioner minat masyarakat akan fashion Minat masyarakat akan fashion Tidak suka 0 0% Biasa saja 4 8.3% Suka sekali % Total % Tabel 2.6 Kuesioner minat masyarakat akan shooping Minat masyarakat akan shooping Sebulan sekali % Weekend 12 25% Setiap hari 1 2% Lain-lain % Total % Tabel 2.7 Kuesioner tempat yang biasa untuk membeli produk Tempat yang biasa untuk membeli produk Rekan 4 8.3% Ke outlet langsung % Online 2 4.2% Lain-lain 12 25%

19 30 Total % Tabel 2.8 Kuesioner tempat yang biasa untuk membeli produk Produk yang diminati masyarakat Tas % Sepatu 12 25% Pakaian % Jaket 0 0% Dompet 0 0% Lain-lain 0 0% Total % Tabel 2.9 Kuesioner minat masyarakat akan produk kulit Minat masyarakat akan produk kulit Tidak suka 0 0% Biasa saja % Suka % Total % Tabel 2.10 Kuesioner jeniskulit untuk fashion Jenis kulit untuk fashion Domba % Sapi %

20 31 Ular 3 6.3% Lain-lain % Total % Tabel 2.11 Kuesioner produk kulit yang cocok dijadikan fashion Produk kulit yang cocok untuk dijadikan fashion Tas % Ikat pinggang 1 2% Sepatu % Jaket 2 4.2% Lain-lain 0 0% Total % Tabel 212 Kuesioner kriteria membeli produk kulit Kriteria membeli produk kulit Model 25 52% Merek % Jenis kulit 2 4.2% Harga % Lain-lain 0 0% Total % Tabel 2.13 Kuesioner harga produk terbuat dari kulit Harga produk terbuat dari kulit

21 % % % Total % Tabel 2.14 Kuesioner rentan pemakaian Rentan pemakaian Setiap hari % Event tertentu % Tidak sama sekali 0 0% Lain-lain 12 25% Total % Tabel 2.15 Kuesioner kebudayaan yang disukai Kebudayaan yang disukai Batik % Wayang % Songket % Ulos % Lain-lain 0 0% Total % Tabel 2.16 Kuesioner wayang diaplikasikan ke kulit Wayang diaplikasikan ke kulit

22 33 Tidak cocok % Bagus % Unik % Lain-lain 0 0% Total % Tabel 2.17 Kuesioner wayang dijadikan produk tas Wayang di jadikan produk tas Cocok % Tidak cocok % Total % Konsumer yang menjadi target survei adalah para sosialita wanita yang memiliki hobi berbelanja, mengoleksi, dan yang suka sekali dengan fashion yang berbeda dari yang lainnya dan unik. Dari hasil survei menyatakan bahwa masyarakat belum tahu adanya produk tas wayang yang dipahat dan berbahan dasarkan kulit. Maka KULTUR&CO akan membuat suatu produk tas yang unik, elegan, eksekutif, dan memiliki kualitas produk yang bagus yang mempunyai nilai tambah tersendiri di mata pelanggan.

23 Business Model Canvas Menurut buku Business Model Generation (Osterwalder & Pigneur, 2010), model bisnis digunakan untuk menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi membuat, memberikan dan menangkap hal-hal seperti ekonomi, sosial, dan lain sebagainya. Proses pembuatan model bisnis adalah bagian dari strategi bisnis yang dipakai dalam membentuk suatu inti dari suatu bisnis untuk membangun berbagai aspek seperti proses operasional, strategi, apa yang bisa ditawarkan, maksud dan tujuannya, infrastuktur dan lainnya.perusahaan perlu menggambarkan secara detail seperti apa model bisnis yang dimiliki dengan menggunakan framework Business Model Canvas. Framework ini akan mempermudah dalam menggambarkan rumusan dari model bisnis yang dimiliki. Gambar 2. 3 Business Model Canvas Business Model Canvas sendiri terdiri dari beberapa bagian yaitu :

24 Customer Segments Customer segments merupakan pembedaan kelompok manusia atau organisasi untuk menentukan tujuannya. Untuk memberikan kepuasan kepada para pelanggan dibutuhkan segmentasi agar dapat lebih fokus dalam mengembangkan strategi bisnis untuk segmen pelanggan tertentu sesuai dengan karakteristik, kebiasaan dan kebutuhannya. Segementasi kelompok pelanggan dapat dibedakan jika : Memiliki kebutuhan yang berbeda Mendapatkan nilai melalui Channel yang berbeda Membutuhkan jenis hubungan dan interaksi yang berbeda Memiliki perbedaan dalam segi pendapatan Bersedia untuk membayar lebih untuk mendapatkan sesuatu

25 36 Tipe dari segmentasi pelanggan meliputi : Mass Market Untuk Mass Market tidak ada segmentasi khusus ataupun value proposition karena dapat mencakup secara umum. Niche Market Mempunyai segmentasi dan spesialisasi khusus sesuai dengan karakteristik dari konsumennya. Segmented Diperlakukan dengan menambahkan segmentasi khusus ke dalam segmentasi yang sudah ada karena mempunyai kebutuhan dan masalah yang berbeda seperti perbedaan umur, jenis kelamin, pendapatan. Diversified Melayani berbagai segmentasi pelanggan dengan kebutuhan dan karakteristik yang berbeda. Multi-sided Platform / Market Untuk dapat menjalankan bisnis secara lancar maka diperlukan segmentasi yang saling bergantung dan menguntungkan. Sebagai contoh, kartu kredit yang diberikan bank dapat membantu para pelaku bisnis yang menerima pembayaran melalui kartu kredit.

26 Value proposition Kumpulan dari produk dan layanan yang bisa ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pelanggan. Value proposition memberikan nilai lebih yang tercipta dari berbagai elemen seperti sesuatu yang baru, kustomisasi, disain, merek, harga, akses dan kenyamanan. Value proposition terdiri dari Quantitative - price and efficiency atau Qualitative-overall customer experience and outcome. Value proposition merupakan salah satu alasan pelanggan dapat pindah ke tempat/toko lain. Contoh dari value proposition adalah peningkatan pelayanan, harga, merek, penampilan ataupun kustomisasi dan kenyamanan.

27 Channel Channel merupakan media suatu perusahaan membangun dan menjalin hubungan untuk mencapai segmentasi pelanggan dalam memberikan value proposition. Tipe dari Channel adalah sebagai berikut : Direct Sales Force Direct Web sales Direct - Own Stores Indirect Partners Indirect Stores Indirect Wholesaler berikut: Fase dari proses yang terjadi di dalam Channel adalah sebagai 1. Awareness: Bagaimana cara membuat pelanggan aware terhadap merek dan produk dari perusahaan.

28 39 2. Evaluation: Bagaimana cara perusahaan membahas dan mengevaluasi value proposition yang diberikan kepada para pelanggan. 3. Purchase: Bagaimana cara membuat para pelanggan membeli produk dan pelayanan yang disediakan. 4. Delivery: Bagaimana cara perusahaan memberikan value proposition kepada para pelanggan. 5. After sales: Bagaimana perusahaan dapat mendukung dan membuat pelayanan atau promosi untuk para pelanggan agar tetap setia dan datang kembali untuk membeli Customer Relationship Untuk menjamin kelangsungan dan keberhasilan suatu bisnis, perlu diidentifikasikan hubungan yang ingin dibuat sesuai dengan segmentasinya. Terdapat beberapa tipe dari hubungan perusahaan dengan para pelanggan yaitu sebagai berikut :

29 40 1. Personal Assistance Hubungan yang berdasarkan interaksi antar manusia. Pelanggan berinteraksi langsung dengan pegawai toko yang membantu dalam proses pemilihan, pembelian ataupun pembayaran. 2. Dedicated Personal Assistance Hubungan ini terjadi dengan memberikan atau menyediakan personal assistance khusus untuk pelanggan tertentu. Dilakukan dalam jangka waktu yang lama dan dapat mengetahui apa saja kebiasaan dan apa yang disuka oleh pelanggan tersebut dan memberikan/memenuhi semua kebutuhannya. 3. Self-services Pelanggan dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari pihak perusahaan. Tentu saja perusahaan memberikan suatu alat, sistem, ataupun fasilitas agar pelanggan dapat melakukannya sendiri secara mudah dan efektif. 4. Automated services Mirip dengan self service tapi memberikan saran atau rekomendasi secara sistematis kepada pelanggan dengan melihat transaksi sebelumnya apa yang dibeli, apa yang dilihat untuk dapat menghasilkan suatu rekomendasi yang dibutuhkan pelanggan.

30 41 5. Communities Membentuk suatu komunitas yang dimaksudkan untuk mendukung proses bisnis dan memberikan masukan atau saran yang dapat meningkatkan kualitas dari bisnis itu sendiri. Biasanya terbentuk melalui komunitas online ataupun komunitas langsung. 6. Co-creation Pelanggan dapat memberikan masukan secara langsung apa saja kekurangan dan yang butuh diperbaiki ataupun yang butuh dikembangkan dari bisnis yang sedang berjalan agar dapat memberikan yang terbaik untuk semua pelanggan Revenue Streams Cara yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari bisnis yang berjalan sesuai segmentasi pelanggan yang ada dengan menjual produk atau jasa dengan harga yang sesuai ataupun dengan

31 42 cara lainnya. Ada beberapa cara untuk mendapatkan revenue streams yaitu : 1. Asset sale Kebanyakan bisnis menjual produknya sendiri untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaannya. 2. Usage fee Keuntungan tercipta dari pemakaian jasa yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin sering jasa itu dipakai oleh pelanggan maka semakin besar revenue streams yang didapat. 3. Subscription fee Tercipta dari penjualan jasa yang berlangsung terus menerus atau dengan tahapan. Contoh : membership yang harus dibayar setiap bulannya. 4. Lending/Renting/Leasing Memberikan izin pihak lain untuk menggunakan asset dari perusahaan dan perusahaan mendapatkan bayaran atau keuntungan sebagai gantinya. Contoh : penyewaan mobil. 5. Licensing Memberikan akses khusus kepada pelanggan ataupun pihak lain untuk menggunakan nama, produk ataupun fasilitas perusahaan

32 43 dan sebagai gantinya, pengguna harus membayar biaya untuk mendapatkan izin atau lisensi Key Resources Sumber daya yang diperlukan agar dapat memberikan nilai tambah kepada pelanggan dan juga dianggap sebagai sebagai asset perusahaan untuk mendukung bisnis yang berjalan. Sumber daya yang dibutuhkan ditentukan sesuai dengan model bisnis yang dilakukan. Sumber daya ini meliputi: 1. Physical: Meliputi asset yang bersifat fisikal seperi bangunan, kendaraan, mesin, POS (Point of Sale) dan jaringan distribusi. 2. Human: Sumber daya manusia adalah yang pasti akan dibutuhkan untuk semua perusahaan dan bisnis. 3. Intellectua: Meliputi mereks, pengetahuan, hak cipta lisensi, parnertship ataupun database pelanggan. Sulit untuk

33 44 dikembangkan tetapi jika berhasil akan menciptakan nilai yang penting. 4. Finance: Untuk membangun suatu bisnis tentu saja membutuhkan uang dan modal untuk sebagai pondasi utama. Bisa diperoleh dari pemilik bisnis ataupun dari pinjaman bank Key Activities Berisikan berbagai aktivitas utama yang dilakukan dalam suatu perusahaan atau organisasi. Aktivitas pada bagian ini tentunya adalah aktivitas yang dapat menjadi nilai lebih dan menguntungkan. Sebagai contoh: pembentukan supply chain yang lebih efisien. Key Activities dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Production: Aktivitas ini berhubungan dengan merancang, membuat dan mengirim suatu produk dengan kuantitas yang lebih besar dan kualiatas yang lebih baik. 2. Problem Solving: Aktivitas ini memberikan solusi dari masalah yang dimiliki pelanggan. Biasanya berhubungan dengan pelayanan, produk ataupun kenyamanan.

34 45 3. Platform / Network: Bisnis dirancang dan dibuat sesuai dengan landasan ataupun jaringan yang berhubungan dengan key activities seperti mereks ataupun perangkat lunak yang digunakan Key Partnerships Untuk dapat mengoptimalkan proses operasional dan mengurangi resiko yang ada, perusahaan atau organisasi biasanya membentuk hubungan pembeli dengan supplier. Terdapat empat macam tipe partnership yaitu : 1. Strategi aliansi antara non-competitor 2. Strategi bisnis dengan competitor 3. Joint-ventures untuk membangun bisnis yang baru 4. Hubungan pembeli dan supplier untuk mendapatkan stok barang.

35 Cost Structure Menggambarkan pengeluaran atau biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu bisnis. Pengeluaran tersebut dapat dengan mudah dianalisis dan dihitung setelah menentukan key resources, key activities dan key partners. Pengeluaran tersebut mempunyai dua kelas bisnis yaitu: 1. Cost-driven: Menciptakan proses operasional yang efisien dan meminimalisasikan pengeluaran yang ada. 2. Value-driven: Tidak terlalu memperhatikan pengeluaran tetapi lebih fokus pada menciptakan dan memberikan nilai lebih kepada para pelanggannya. Cost structure memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: 1. Fixed-Costs: Pengeluaran tetap yang tidak berubah-ubah sesuai dengan sistem yang berjalan. Contoh : gaji pegawai dan sewa tempat.

36 47 2. Variable-Costs: Pengeluaran yang berubah ubah sesuai dengan jumlah penjualan dan produksi. 3. Economics of Scales: Pengeluaran berkurang sesuai dengan meningkatnya permintaan dan produksi. 4. Economics of Scope: Pengeluaran berkurang karena adanya kerjasama dengan bisnis lain yang berhubungan langsung dengan produk yang dihasilkan. 2.3 Implementation Plan KULTUR&CO adalah perusahaan yang bergerak dibidang fashion. Dimana KULTUR&CO mempunyai lokasi kantor di daerah kemang. KULTUR&CO selain menjual tas, perusahaan pun dapat menerima service tas baik dari merek KULTUR&CO sendiri maupun merek lain yang berbahan kulit juga. Dari hasil survei banyak masyarakat yang berpendapat tidak cocok kebudayaan wayang di aplikasikan ke dalam kulit. Namun disini penulis ingin membuat suatu produk tas yang mengimplementasikan kebudayaan wayang kedalam kulit dan menggunakan tehnik pahat. Dimana produk ini akan memberikan value yang lebih dari tas-tas pada umumnya. 2.4 Marketing Mix Menurut Kotler (2010), marketing mix merupakan suatu kumpulan alat-alat yang dapat digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi penjualan. Komponen dari bauran pemasaran yang paling sering digunakan

37 48 dikenal dengan 4P yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion). Berikut ini adalah penjelasan dari keempat komponen bauran tersebut : Produk (Product) Produk adalah suatu benda atau jasa yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan atau bisnis kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen tersebut. Sebuah produk harus dapat memenuhi keperluan dan kebutuhan dari konsumen. Faktor-faktor seperti desain, merek, kualitas, banyaknya pilihan, fungsi penggunaan, positioning, dan pengembangan dari sebuah produk harus sangat diperhatikan untuk menarik perhatian pelanggan Harga (Price) Harga merupakan sebuah patokan dasar seberapa besar jumlah yang harus dikeluarkan konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa. Strategi dalam penetapan harga sangat penting karena faktor harga dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu produk. Harga juga merupakan faktor yang menunjukan bagaimana posisi sebuah produk didalam pasar, dan mempengaruhi dalam memaksimalkan penjualan atau laba.

38 Tempat (Place) Pemilihan tempat sangat penting dalam strategi penyampaian sebuah produk atau jasa kepada konsumen. Strategi ini meliputi letak tempat yang strategis, transportasi, distribusi produk atau jasa, sampai dengan dekorasi ruang yang dapat mempengaruhi daya beli dari konsumen Promosi (Promotion) Promosi adalah cara yang dilakukan perusahaan untuk memperkenalkan produk atau jasa kepada konsumen beserta upayaupaya dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli. Terdapat berbagai cara untuk melakukan promosi seperti melalui media cetak, media elektronik, media letak, media luar ruang, personal selling, direct selling, word of mouth, dan sebagainya. Dalam melakukan promosi, perusahaan harus bisa mengidentifikasi segmen pasar dan memiliki kemampuan dalam mempengaruhi pasar, sehingga daya beli dari konsumen dapat lebih mudah didapat. 2.5 Segmenting, Targeting, dan Positioning Segmenting Menurut Kotler (2008) Sebuah pasar yang terdiri dari konsumen yang beranekaragam (heterogen), sehingga untuk dapat melakukan kegiatan pemasaran dengan baik dan mencapai tujuan

39 50 perusahaan, perlu dilakukan pengelompokkan menjadi konsumen yang homogen dengan berbagai cara. Pembagian pasar menjadi kelompokkelompok konsumen dapat disegmentasikan berdasarkan kesamaan variabel Kotler, (2008), antara lain: 1. Geographic: Pembagian pasar berdasarkan kesamaan variabel seperti negara, kota, dan iklim. 2. Demographic: Pembagian pasar berdasarkan kesamaan variabel seperti kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian. 3. Behavioral: Pembagian pasar berdasarkan kesamaan variabel seperti respon konsumen terhadap produk, pemakaian produk dan pengetahuan konsumen akan produk Targeting Menurut Kotler (2008) target pasar adalah a set of buyer sharing common needs or characteristics that the company decided to serves. Setiap konsumen memiliki keinginan dan karakter yang berbeda. Oleh karena itu, setelah membagi konsumen menjadi kelompok-kelompok yang lebih homogen (segmenting), perusahaan perlu memilih segmen pasar mana yang akan dimasuki (targeting). Hal ini berguna untuk mempermudah penyusunan strategi pemasaran yang akan digunakan.

40 Positioning Menurut Kotler (2008, hal191), product positioning adalah the way the product is defined by consumers on important attributes the place occupies in consumers s mind relative to competing product. Setelah perusahaan menetapkan target pasar dan mengetahui apa yang dibutuhkan oleh para konsumennya, maka perusahaan dapat menyesuaikan serta menetapkan posisi produknya di pasar (market positioning). Tujuan dari positioning yaitu untuk menanamkan suatu citra produk di benak konsumen sehingga produk tersebut terlihat menonjol dibandingkan dengan produk pesaing. 2.6 Analisis Keuangan dan Ratio Menurut Stephen, et al,(2002) Analisis keuangan merupakan prediksi dari kelangsungan hidup, stabilitas dan profitabilitas dari suatu bisnis. Rasio keuangan merupakan indikator yang sangat berguna untuk mengetahui kinerja dan keadaan keuangan perusahaan. Kebanyakan rasio keuangan dapat dihitung berdasarkan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan. Menurut Titman, Keown, dan Martin (2011) terdapat 5 klasifikasi rasio keuangan yang umumnya dipakai dalam melakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan, yang salah satunya sebagai berikut: Rasio Profitabilitas (Profitability Ratios)

41 52 Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba/profit dibandingkan dengan penjualannya a. Marjin Laba Kotor (Gross Margin) Rasio ini digunakan untuk membandingkan antara laba kotor (gross profit) dengan penjualan. Sehingga dapat diketahui berapakah laba kotor yang diterima perusahaan per satu rupiah penjualan b. Marjin Laba Usaha (Operating Margin) Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa banyak laba usaha (operating income) yang dihasilkan oleh perusahaan dibandingkan dengan setiap penjualan yang terjadi. c. Marjin Laba Bersih (Profit Margin) Profit margin merupakan ukuran dari laba bersih yang didapat perusahaan dari setiap penjualan yang terjadi. d. Pengembalian atas Aktiva (Return on Assets) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menperoleh laba bersih dengan memberdayakan aset yang dimilikinya. e. Return On Equity Merupakan salah satu dari rasio profitabilitas dimana rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal

42 53 sendiri. Rasio profitabilitas ini sangat diperhatikan oleh calon maupun pemegang saham karena akan berkaitan dengan harga saham serta dividen yang akan diterima. Oleh sebab itu, Return On Invesment dapat diartikan sebagai berikut :

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL 3.1. Customer Segments KULTUR&CO menggunakan pendekatan niche market sebagai jenis konsumen dalam perancangan 9 building blocks yang mempunyai segmentasi dan spesialisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BUSINESS MODEL CANVAS Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas Apa itu business model canvas [BMC]??? BMC adalah model bisnis yang memaparkan 9 elemen bisnis secara singkat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA Komang Anom Budi Utama, SKom komang_anom@staff.gunadarma.ac.id Business Model Canvas Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menciptakan sebuah framework

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 BUSINESS MODEL CANVAS Bisnis model menjelaskan mengenai dasar pemikiran bagaimana sebuah bisnis diciptakan, diberikan, dan ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal

Lebih terperinci

BAB II BUSINESS CANVAS

BAB II BUSINESS CANVAS BAB II BUSINESS CANVAS Osterwalder & Pigneur (2010) menjabarkan dalam bukunya Business Model Generation mengenai bagaimana suatu bisnis dapat berjalan dengan baik dan mampu memberikan value kepada konsumen.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Menurut Alan Afuah business model adalah kumpulan aktivitas yang telah dilakukan sebuah perusahaan, bagaimana hal tersebut dilakukan, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Salon Istilah salon diadaptasi dari bahasa Inggris yang bermakna ruangan atau ruang besar. Terdapat pula pengertian lain berdasar kamus saku Oxford Learner's Pocket Dictionary,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Analisis Pasar dan Industri II.1.1. SWOT Analysis Ialah salah satu alat analisis untuk mengevaluasi kondisi internal dan eksternal berdasarkan kekuatan (strengths), kelemahan

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategic Strategy dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk mengembangkan bisnis, menarik dan melayani

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut di bawah ini: 1. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda BAB V KESIMPULAN V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda dalam membuat dan menjual produk dengan desain yang berbeda dari yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran (Marketing Definition) Saat ini konsumen dikelilingi oleh dunia pemasaran (marketing), di rumah, di tempat kerja, di jalan, di toko, di tempat bermain, dan

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strength, Weakness, Opportunity, and Threat (SWOT) Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasikan berbagai faktor untuk merumuskan strategi perusahaan. SWOT mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Value Chain Value chain menurut Porter adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi cara menciptakan customer value lebih bagi pelanggan. Dijelaskan bahwa setiap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Yield Management Internet telah menyebabkan banyak perusahaan untuk mempertimbangkan kembali model bisnis mereka saat ini dan mengevaluasi bagaimana untuk menangkap potensi pendapatan

Lebih terperinci

ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION

ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 358 ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION Feliciana Priyono Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB III EVALUASI BISNIS

BAB III EVALUASI BISNIS BAB III EVALUASI BISNIS 3.1. Evaluasi Pencapaian Bisnis Konveksi Pakaian KVKU Pola gaya hidup konsumtif masyarakat Indonesia sangat berpengaruh terhadap performa penjualan KVKU dari tahun ke tahunnya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci

BAB II VALUE PROPOSITION

BAB II VALUE PROPOSITION BAB II VALUE PROPOSITION 2 A 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 BUSINESS MODEL CANVAS Sumber: Osterwalder, Pigneur, & Clark (2010) Gambar 2.1 Business Model Canvas Sebuah model bisnis harus menjelaskan secara mendasar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa STP (Segmentasi, Target, Positioning) Dalam melakukan manajemen pemasaran diperlukan suatu analisa untuk mengetahui hal hal mengenai segmentasi konsumen, target

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BMC Summary and Simple Example for E2

BMC Summary and Simple Example for E2 BMC Summary and Simple Example for E2 BMC adalah hasil penelitian doktoral yang dibagikan bagi para start-up baik dalam bentuk buku maupun website TOOLS TO CREATE AND ANALYZE BUSINESS MODELS Why BMC

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. photography, wedding, bahkan ATPM yang ingin launching mobil. terbaru, kegiatan komunitas mobil dan sebagainya.

BAB VI KESIMPULAN. photography, wedding, bahkan ATPM yang ingin launching mobil. terbaru, kegiatan komunitas mobil dan sebagainya. 206 BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan 6.1.1. General Summary The Cars Restaurant (TCR) merupakan restoran yang tidak hanya menjual makanan dan minuman, namun konsep yang kami tawarkan yaitu desain restoran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Keuangan Metode analisis keuangan yang digunakan dalam pengukuran pngembalian investasi bisnis SPBG adalah sebagai berikut : a. Sensitivity Analysis Pada perhitungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kantin Sekolah Kantin sekolah adalah sebuah ruangan atau bangunan yang menyediakan makanan dan minuman yang diperuntukkan bagi murid, karyawan, dan guru. Pada umumunya, selain

Lebih terperinci

Analisis industri..., Hendry Gozali, FE UI, 2009 Universitas Indonesia

Analisis industri..., Hendry Gozali, FE UI, 2009 Universitas Indonesia 33 3.2.5. Tantangan-tantangan lain yang dihadapi PT. YZ Krisis ekonomi global yang terjadi pada awal tahun 2008 memberikan dampak terhadap industri dimana PT. YZ bersaing. Dengan adanya krisis ekonomi,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

BAB 5 PROTOTYPE. pada logo dan font, serta warna hitam sebagai background dari logo tersebut. karakter hanoman dalam pewayangan.

BAB 5 PROTOTYPE. pada logo dan font, serta warna hitam sebagai background dari logo tersebut. karakter hanoman dalam pewayangan. BAB 5 PROTOTYPE 5.1 Merek Merek yang akan digunakan untuk bisnis model ini adalah KULTUR&CO. KULTUR&CO adalah merek yang ditujukan untuk setiap produk dan juga digunakan sebagai merk dagang perusahan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Canvas Sebuah bisnis model menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah perusahaan menciptakan, mengirim, dan menangkap value. Menurut Osterwalder dan Pigneur

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CREATION

BAB III BUSINESS MODEL CREATION 43 BAB III BUSINESS MODEL CREATION 3.1. COMPETITORS 9 BUILDING BLOCKS Kompetitor dari bisnis ini adalah kompetitor tidak langsung karena belum ada brand atau kompetitor yang menjual produk yang sama persis.

Lebih terperinci

BUSINESS MODEL CANVAS

BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL CANVAS Coach Ferdy D. Savio Surabaya, 11 Mei 2016 Apa Faktor yang paling Penting dari sebuah Bisnis? Business Model Generation Alexander Osterwalder & Yves Pigneur Apakah Anda memiliki SEMANGAT

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Hal-hal yang dianggap penting oleh konsumen dalam memilih toko sepatu JK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanantekanan baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan produk dan servisnya.

Lebih terperinci

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran Kebutuhan Pasar Keinginan Hubungan Permintaan Transaksi Produk Pertukaran Nilai & Kepuasan Memaksimumkan konsumsi Memaksimumkan utilitas (kepuasan) konsumsi Memaksimumkan pilihan Memaksimumkan mutu hidup

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Strategic Company Strategy merupakan kombinasi dari pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk melayani pelanggan, dapat memenangkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Pemasaran Home Industry Manik-manik Beads Flower. Pemasaran merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu industri

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Pemasaran Home Industry Manik-manik Beads Flower. Pemasaran merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu industri BAB IV ANALISIS DATA A. Strategi Pemasaran Home Industry Manik-manik Beads Flower Pemasaran merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu industri besar maupun kecil. Pemasaran bertujuan untuk mempromosikan

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Universitas Bina Nusantara Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil tahun 2006/2007 Yuyun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi Pemasaran Selain perencanaan, suatu perusahaan memerlukan pemasaran yang efektif untuk mencapai sasaran dan tujuan. Pemasaran yang efektif meliputi kombinasi dari elemen-elemen

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 58 BAB 4 ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 4.1 Faktor Internal-Eksternal Perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk dalam kegiatannya memiliki beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal yang dapat

Lebih terperinci

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS 65 BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS 5.1. Analisa SWOT 5.1.1. Strength (Kekuatan) - Mempunyai ragam variasi kegunaan yang tinggi (masak, membuat roti, minum, mengobati penyakit autisme,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Real Estate Real Estate didefinisikan sebagai lahan dan semua peningkatan alami dan yang dibuat oleh manusia yang secara permanen terikat kepadanya (Sirota, 2006, p1). Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi Segmenting, Targeting, Positioning Menurut Kotler (2001, p244), karena begitu banyaknya jenis konsumen yang berbeda-beda dengan beragam kebutuhan yang berbeda, maka perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Sejak kemunculan model bisnis e-commerce, maka para praktisi bisnis mengubah model bisnis lama menjadi model bisnis baru yang lebih sesuai. Bisnis model sendiripun menjadi sangat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Dari hasil analisa, penulis mencoba membagi persaingan retail bakery dalam beberapa kuadran pada gambar dibawah ini : Tabel 4.1 Mapping Outlet Retail

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp.

BAB I PENDAHULUAN. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp. BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kinerja Bank BUMN PT. XYZ pada tahun 2016 mencatat laba bersih sebesar Rp. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp. 9,07

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri fashion di Indonesia saat ini berkembang dengan sangat pesat. Kondisi tersebut sejalan dengan semakin berkembangnya kesadaran masyarakat akan fashion yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA

BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA Andreas Dwi Rahardjo Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: lenzcrew7@gmail.com

Lebih terperinci

MATERI 3 PASAR DAN PEMASARAN

MATERI 3 PASAR DAN PEMASARAN MATERI 3 PASAR DAN PEMASARAN 1. Potensi Pasar Menurut D.A.Aaker dan G.S Day, proses pengkajian aspek pasar meliputi : 1.Menilai Situasi Suatu keputusan tentang aspek pasar harus didasari dengan pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Definisi Marketing menurut Kotler & Keller (2006, p. 6), adalah sebuah fungsi dari organisasi dan merupakan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Properti Properti berasal dari bahasa Latin yaitu proprietas atau berarti kepemilikan, dan merujuk pada satu atau lebih entitas yang dimiliki seseorang atau badan organisasi, dimana

Lebih terperinci

TUGAS CASE CANADA GOOSE

TUGAS CASE CANADA GOOSE TUGAS CASE CANADA GOOSE Kelompok 6 : Ade Lukito Hosea Suranta Ginting Martinus Manurung Mega Nur Innama Toga Sinaga PPM SCHOOL OF MANAGEMENT 2016 I Latar Belakang Canada Goose Inc merupakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII RESEARCH BY Ricky Herdiyansyah SP, MSc Ricky Herdiyansyah SP., MSc rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII PEMASARAN : Aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen melalui pedagang

Lebih terperinci

BAB II PROPOSISI NILAI

BAB II PROPOSISI NILAI BAB II PROPOSISI NILAI 2.1. Restoran Restoran atau rumah makan adalah jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen yang menjual dan menyajikan makanan dan minuman untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Stanton dalam Tambajong (2013:1293), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

Lebih terperinci

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan. Ardhariksa Z, M.Med.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan. Ardhariksa Z, M.Med.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM Mata Kuliah Modul ke: - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Analisis Situasional Apa yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam menganalisa, kami menggunakan data dengan pengumpulan menggunakan teknik sebagai berikut : a. Wawancara Dengan cara ini, penulis melakukan tanya jawab dengan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Telekomunikasi merupakan bagian yang penting di dalam kehidupan manusia dan tak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari. Handphone menjadi salah satu sarana

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penilaian kinerja yang telah diterapkan

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penilaian kinerja yang telah diterapkan BAB 4 PEMBAHASAN Penilaian kinerja ialah suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukkan apakah seorang karyawan melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya dan sebagai sarana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Liquefied Petroleum Gas (LPG) LPG adalah singkatan dari Liquefied Petroleum Gas yang di Iindonesia (oleh PERTAMINA) diproduksi /dipasarkan dengan nama dagang Elpiji. Elpiji umumnya

Lebih terperinci

1. RINGKASAN EKSEKUTIF

1. RINGKASAN EKSEKUTIF BAB XIV Menyusun Proposal Bisnis Dalam Menyusun Proposal bisnis ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni 1. Menggambar keseluruhan (overview) rencana strategi perusahaan yang akan dijalankan. 2.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi. Kegiatan akuntansi merupakan kegiatan mencatat, menganalisa, manyajikan dan menafsirkan data

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N B A B I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar belakang Penelitian Krisis ekonomi yang berkepanjangan di Indonesia dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2001 menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi tidak stabil.

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN MERANCANG STRATEGI PEMASARAN. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM PSIKOLOGI

KEWIRAUSAHAAN MERANCANG STRATEGI PEMASARAN. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM PSIKOLOGI Modul ke: KEWIRAUSAHAAN MERANCANG STRATEGI PEMASARAN Fakultas FASILKOM PSIKOLOGI Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si Program Studi INFORMATIKA SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Jenius adalah 1

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dibuat tidak berdasarkan tekanan apapun dan murni dari hasil analisa yang diperoleh. Dari analisa yang dilakukan pada Bab IV, maka dapat diambil

Lebih terperinci

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar.

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memulai sebuah usaha memang harus didahului dengan taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu membutuhkan modal yang besar. Mengawalinya dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dari bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dijabarkan berbagai kesimpulan yang didapat. Dari kuesioner yang diadakan, bisa ditarik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Ada beberapa macam definisi spesifik mengenai perilaku konsumen, diantaranya sebagai berikut: Perilaku konsumen adalah aktifitas aktifitas individu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jasa dari seseorang atau penjual dan untuk membedakannya dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jasa dari seseorang atau penjual dan untuk membedakannya dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi Merek (Brand) Merek (Brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengenali produk atau

Lebih terperinci

CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL LINGKUNGAN EKSTERNAL Lingkungan di luar perusahaan Sifat uncontrollable Identifikasi Peluang dan Ancaman Jenis: 1. Lingkungan Jauh 2. Lingkungan Dekat FUNGSI ALE

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kendaraan Bermotor 2.1.1 Pengertian Kendaraan Bermotor Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009, kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang diberikan pada penelitian ini merupakan jawaban dari perumusan masalah yang terdapat pada Bab 1. 1. Persepsi Konsumen Terhadap Produk DONATELLO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa sampai - sampai ada istilah Pelanggan adalah raja. Inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. jasa sampai - sampai ada istilah Pelanggan adalah raja. Inilah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsumen adalah bagian terpenting dalam proses jual beli barang maupun jasa sampai - sampai ada istilah Pelanggan adalah raja. Inilah yang menyebabkan hampir seluruh

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan).

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tingkatan Strategi Pada masa sekarang ini terminologi kata strategi sudah menjadi bagian integral dari aktivitas organisasi bisnis untuk dapat mempertahankan eksistensinya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah Penulis melakukan analisis terhadap lingkungan industri yang dihadapi oleh Dewi Sambi Tenun dan Perancangan saluran distribusi multi channel Marketing,

Lebih terperinci

a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi)

a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi) a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi) 1. Penjelasan ringkas tentang perusahaan (Nama, visi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Marketing 2.1.1 Barang Konsumsi Barang Konsumsi (consumer goods) adalah produk yang ditujukan untuk pengguna akhir. Dasar klasifikasi barang konsumsi yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan pasar yang semakin ketat secara tidak langsung akan mempengaruhi usaha suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar. Setiap perusahaan dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Business Model Canvas. Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi

BAB 2 DASAR TEORI Business Model Canvas. Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Business Model Canvas Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap sebuah nilai (Osterwalder & Pigneur, 2010). Pemahaman

Lebih terperinci

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016):

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016): Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016): Learning Outcomes week 12 dan 12a Team mampu mengembangkan desain blok key partnership dan key resources BMC dengan menggunakan feedback and

Lebih terperinci

a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi)

a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi) a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi) 1. Penjelasan ringkas tentang perusahaan (Nama, visi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit

Lebih terperinci

BAB III Solusi Bisnis

BAB III Solusi Bisnis BAB III Solusi Bisnis 3.1 Objective New Strategy Dari hasil yang telah dicapai oleh Astra Credit Companies sampai saat ini, Astra Credit Companies masih memiliki kekuatan untuk mempertahankan posisinya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci