BAB V POLA KOMUNIKASI DALAM TRANSAKSI JUDI TOGEL YANG DIKAJI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V POLA KOMUNIKASI DALAM TRANSAKSI JUDI TOGEL YANG DIKAJI"

Transkripsi

1 BAB V POLA KOMUNIKASI DALAM TRANSAKSI JUDI TOGEL YANG DIKAJI Setelah menjabarkan temuan lapangan serta analisa yang relevan pada bab sebelumnya, dalam bab ini peneliti mencoba menggambarkan pola komunikasi yang terjadi dalam transaksi judi togel tersebut. Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami (Djamarah, 2004:1). Untuk menggambarkan pola komunikasi itu, penulis merujuk kepada teori jaringan komunikasi menurut Joseph A. Devito, proses komunikasi menurut Tubbs, Moss dan juga teori penetrasi sosial menurut Irwin Altman & Dalmas Taylor sebagai dasar analisis Pola Komunikasi Antara Individu Dalam Transaksi Judi Togel Tubbs dan Moss mengatakan bahwa pola komunikasi atau hubungan itu dapat dicirikan oleh : komplementaris atau simetris. Dalam hubungan komplementer satu bentuk perilaku dominan dari satu partisipan mendatangkan perilaku tunduk bagi pihak lain. Dalam simetri, tingkatan sejauh mana orang berinteraksi atas dasar kesamaan, dominasi bertemu dengan dominasi atau kepatuhan dengan kepatuhan (Tubbs, Moss, 2001:26). Komunikasi yang berlangsung antara bandar, pengepul, pengecer sampai dengan konsumen seperti yang telah diungkapkan dalam Bab IV ternyata mengambarkan kedua pola komunikasi yang dikemukakan oleh Tubbs & Moss tersebut, tetapi dalam dua situasi yang berbeda. Pada situasi dimana pengepul, dan pengecer berkomunikasi dalam rangka melakukan transakis judi togel, berlaku pola komunikasi komplementer. Perilaku dominan dari pengepul, karena dia termasuk orang yang memiliki wewenang dalam transaksi ini menciptakan kepatuhan kepada pengecer. Permainan ini hanya bisa beroperasi dengan adanya keputusan dari si Bos untuk menjalakan atau enggak, kalau tiba tiba si Bos menyuruh untuk tidak melakukan kegiatan ini dikarenakan adanya faktor keamanan atau hal lain yang berpengaruh, kami nggak bisa apa apa. Dari hasil pernyataan X yang berperan sebagai pengepul dapat diketahui bahwa pengecer hanya dapat menerima segala keputusan yang ada dan tidak memiliki kemampuan 21

2 untuk meminta ataupun menawar kepada pengepul, hal ini berlaku juga kepada konsumen. Kepatuhan konsumen ini mutlak sebab tidak mudah pula bagi pengecer untuk meyediakan transaksi judi togel untuk mereka. Situasi ini terjadi oleh karena adanya faktor faktor yang berpengaruh terhadap transaksi judi togel, salah satunya adalah faktor keamanan. Karena kegiatan ini hanya bisa dilakukan secara sembunyi sembunyi bersifat ilegal dan bertentangan dengan undang undang yang berlaku. Dan jika tidak berhati hati semua pihak yang terlibat dalam transaksi ini akan berurusan dengan pihak penegak hukum. Komunikasi antara individu yang terlibat dalam transaksi judi togel penulis sebut sebagai komunikasi di ruang gelap dan bersifat linear dimana bandar yang memegang kendali. Dalam komunikasi di ruang gelap ini media yang paling sering digunakan adalah handphone sebagai sarana berkomunikasi antara bandar, pengepul dan pengecer, sampai konsumen ketika melakukan proses transaksi judi togel maupun ketika saling bertukar informasi mengenai situasi yang sedang terjadi. Agar tercipta keadaan yang kondusif dalam menjalakan transaksi ini. Togelnya vakum dulu, keadaan lagi panas. Lagi banyak raziah, kemarin pengecer di daerah Kedu ada yang ketangkep untuk sementara kamu nggak usah muter dulu. Besok kalau udah adem tak calling (ungkapan si Bos selaku bandar yang dikutip oleh X dalam data wawancara yang penulis dapat) Pada situasi dimana invividu yang terlibat melakukan interaksi untuk membahas perkembangan transaks judi togel, berlangsung pola komunikasi simetris. Bandar, pengepul, dan pengecer memiliki posisi dominan, bandar dominan dalam hubungannya dengan pengepul, pengepul dominan dalam hubungannya dengan pengecer, begitu pula pengecer yang dominan dalam hubunganya dengan konsumen. Semua pihak selain bandar sama-sama berada dalam posisi kepatuhan, yakni kepatuhan dalam memelihara kelangsungan transaksi ini. Komunikasi antar bandar dan pengepul dalam situasi seperti ini, penulis maknai sebagai komunikasi di ruang terbuka. Komunikasi ruang terbuka adalah pertemuan baik itu antara bandar dengan pengepul, pengepul dengan pengecer atau pengecer dengan konsumen, akan tetapi yang dibicarakan adalah hal lain diluar proses transaksi judi togel. Komunikasi dalam ruang terbuka ini lebih ke arah komunikasi interpersonal dan berlangsung face to face. Masing masing mengemukakan persoalan, keluhan ataupun pendapat dalam suasana akrab dan saling percaya. Walaupun tidak secara pasti kapan komunikasi ini dilangsungkan ternyata 22

3 komunikasi di ruang terbuka ini ternyata sering dilakukan. Waktu pertemuan biasanya ditentukan oleh pihak yang memiliki dominasi atas orang orang yang terlibat dalam transaksi judi togel. Biasanya adalah orang yang memiliki tanggung jawab atas transaksi tersebut, sebab pertemuan yang terlalu sering juga dapat membahayakan keamanan transaksi ini. Komunikasi antara Pengepul dan pengecer, juga berlangsung dalam dua pola komunikasi yang sama. Pada situasi dimana pengepul dan pengecer berinteraksi dalam rangka pelaksanaan transaksi judi togel, terjadi pola komunikasi komplementer. Pengepul berada pada posisi dominan, dimana pengepul yang menentukan kapan, dimana dan bagaimana proses transaksi ini akan dilakukan. Pengecer hanya bisa patuh, hal ini berlaku juga terhadap konsumen. Bahkan sekalipun ketika pengecer atas keputusan dari bandar melalui pengepul untuk memberhentikan kegiatan transaksi judi togel salah satu pengecer, si pengecer harus patuh. Sifat ilegal dari perjudian togel inilah yang menciptakan kepatuhan pengecer pada pengepul yang dominan dalam proses transaksi ini. Oleh karena faktor keamanan merupakan syarat utama telaksananya transaksi judi togel, yang meliputi keamanan jaringan dari bandar, pengepul, dan pengecer, sampai dengan keamanan konsumen Pengunaan Handphone Sebagai Media Dalam Transaksi Judi Togel Proses komunikasi di ruang gelap antara pengepul dan pengecer ini biasanya terjadi dalam bentuk komunikasi tatap muka (face to face), walaupun sekarang lebih sering menggunakan media handphone. Seorang pengepul dituntut untuk berhati hati dan waspada dalam melakukan transaksi jual beli togel dengan pengecer. Jika salah perhitungan atau keliru, maka resiko yang akan di terima juga sangat besar, apalagi pengepul termasuk orang yang memiliki peranan penting dalam transaksi ini. Maka dari itu, bagi beberapa pengepul merasa lebih aman berinteraksi dengan pengecer tentang berbagai hal yang bersangkutan dalam transaksi judi togel malalui media handphone sebelum melakukan komunikasi secara face to face. Baik mengunakan fitur layanan SMS ataupun telefon yang tersedia. Pemilihan media ini sebagai alat untuk bertransaksi dianggap efektif karena dengan pengunaan media ini oleh para individu dalam transaksi judi togel dirasa lebih aman dan mudah. Aman bagi mereka karena dengan pengunaan media ini bukti transaksi perjudian ini lebih mudah dihilangkan, sewaktu waktu jika terjadi hal hal yang tidak diinginkan. Yang kedua adalah murah karena handphone saat ini bukan lagi barang mewah yang hanya dapat diakses oleh kalangan tertentu melainkan hampir semua orang menggunakan handphone 23

4 sebagai kebutuhan utama untuk dijadikan media dalam berinteraksi melakukan proses komunikasi. Dalam konteks ini adalah untuk melakukan transaksi judi togel Penerapan Pola Komunikasi Devito Dalam Konteks Transaksi Judi Togel Sedangkan kajian dari buku The Interpersonal Communication Book oleh Joseph A.Devito mendefinisikan bahwa pola interaksi manusia ada lima struktur komunikasi yang sering digunakan dan ternyata salah satu dari lima struktur tersebut ada yang dapat mengambarkan bagaimana pola komunikasi yang terbentuk dalam transaksi judi togel yang terjadi, yaitu : Struktur rantai, struktur ini sama dengan struktur lingkaran kecuali bahwa para anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga terdapat di sini. Orang yang berada di posisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada mereka yang berada di posisi lain. Dalam pola ini dapat menjelaskan bahwa proses komunikasi yang dilakukan para individu yang terlibat dalam transaksi judi togel kurang lebih seperti yang dipaparkan dalam jaringan komunikasi tersebut. Dimana konsumen hanya dapat berinteraksi dengan pengecer dan hanya pengecer yang bisa berkomunikasi dengan pengepul. Begitu pula dengan bandar yang hanya melakukan komunikasi melalui pengepul yang termasuk memiliki peranan penting dalam transaksi judi togel. Tanpa adanya peranan pengepul, bandar tidak dapat berkomuikasi dengan pengecer dimana pengecer adalah orang yang langsung menerima uang pertaruhan dari para pemain / konsumen. Disini peran pengepul sangatlah penting karena bandar hanya dapat menerima perputaran uang dalam perjudian togel ini melalui mereka. 5.4 Faktor Hubungan Antar Individu Dalam Transaksi Jual Beli Togel Yang dimaksut dengan faktor hubungan dalam uraian ini adalah faktor kedekatan atau kekerabatan yang terjalin antara individu dalam transaksi judi togel yang diteliti, mulai dari pengepul sampai konsumen. Seperti yang sudah penulis utarakan pada latar belakang yang menyatakan bahwa perjudian pada hakekatnya bertentangan dengan agama, kesusilaan dan moral pancasila, serta membahayakan bagi penghidupan dan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Transaksi jual beli togel merupakan kegiatan terlarang di Indonesia.Walaupun transaksi ini jelas dilarang, ternyata masih banyak orang yang tetap menjalankan kegiatan tersebut. Transaksi ini hanya berlaku bagi sebagian orang yang memiliki koneksi dan akses dalam permainan ini. Sebagai pedoman adalah hasil data yang peneliti temukan di lapangan 24

5 yang diperkuat dengan pernyataan salah satu pengepul (X) di temanggung yang menyatakan bahwa hanya orang orang tertentu yang dapat mengakses judi togel ini Dari pernyataan tersebut dan berbagai fakta yang ada. Penulis dapat menyimpulkan bahwa hanya orang orang yang memiliki hubungan kekerabatan atau kedekatanlah yang seolah - olah memiliki akses untuk dapat terlibat dalam transaksi jual beli togel. Mengapa hanya orang orang tersebut yang memiliki akses? Kembali lagi ke faktor keamanan yang menjadi syarat utama agar transaksi jual beli togel ini dapat terlaksana. Seseorang yang baru saja berkenalan akan cenderung berhati-hati dalam berkomunikasi (Parwito, 2007:3). Bagi mereka transaksi tersebut lebih aman dilakukan jika antar individu dalam transaksi ini sudah saling mengenal, entah konsumen yang sudah kenal akrab dengan salah satu pengecer, pengecer yang merupakan saudara atau orang dekat dari seorang pengepul, hubungan kedekatan sangatlah berpengaruh sehingga komunikasi yang mereka bangun-pun juga dirasa akan lebih mudah. Dan masih banyak lagi hubungan keakraban dan kekerabatan yang mereka gunakan sebagai dasar kepercayaan antar individu untuk dapat terlibat dalam transaksi ini. Oleh karena itu hubungan antar individu termasuk salah satu faktor penting dalam transaksi judi togel yang ada di Kabupaten Temanggung. Dalam uraian ini peneliti mencoba memaparkan bagaimana transaksi judi togel ini dilakukan. Pada permainan judi togel jenis KL, konsumen bisa langsung membeli nomor dari salah satu pengecer. Biasanya bertempat di rumah si pengecer yang kemudian mendapatkan kupon sebagai bukti pembelian, tertulis dengan rician nomer dan besaran nominal rupiah yang konsumen beli sebagai bukti pertaruhan. Hal ini bertujuan agar uang hadiah dari pertaruhan ini dapat diambil jika setelah diundi nomer yang dibeli tembus dengan kupon yang menjadi bukti. Tembus dan tidaknya nomer yang dipertaruhkan biasanya dapat dilihat di rumah si pengecer. Namun sekarang permainan togel jenis KL sudah tidak lagi beredar di Temanggung. Karena peminat dari permainan jenis ini semakin berkurang. Sedangkan dalam transaksi judi togel jenis HK, mereka (pengecer dan konsumen) hanya melakukan transaksi ini melalui media handphone. Konsumen membeli nomer tetap dengan cara yang sama, yaitu dengan menebak atau melakukan perhitungan dengan cara tertentu untuk mendapatkan angka yang mereka anggap akan keluar dalam undian. Kemudian pemain mengirimkan SMS yang berisi nomer serta besaran rupiah yang akan di beli dalam setiap pertaruhan kepada pengecer. Ketika SMS tersebut diterima pengecer, si pengecer 25

6 mengirimkan lagi SMS tersebut ke pengepul. Pengepul kemudian merekap tiap pertaruhan yang masuk sebagai bukti yang nantinya akan diserahkan kepada bandar. Dari data lapangan yang peneliti dapat, pengepul dalam perjudian togel HK ini tidak hanya berjumlah satu orang melainkan ada beberapa orang yang diberikan kepercayaan oleh bandar untuk turut serta menjalankan transaksi perjudian ini. Pengepul diberikan wewenang untuk menentukan masuk dan tidaknya pertaruhan tersebut, disini pengepul seolah memiliki peran sebagai atasan dari para pengecer yang sudah ditentukan. Wewenang tersebut didapatkan dari bandar yang menjadi bos utama dalam permainan ini. Setelah pengepul memutuskan pertaruhan tersebut sah maka dia akan mengirimkan SMS kepada pengecer dengan kode MSK dan diteruskan lagi kepada konsumen. Ketika konsumen menerima balasan tersebut biasanya konsumen membalas dan melakukan perjanjian dengan pengecer untuk dapat bertemu kapan dan dimana. Hal tersebut ditujukan guna menyerahkan uang taruhan atau pengambilan uang hadiah ketika nomer yang dibeli salah satu konsumen tembus. Begitu pula kesepakatan yang dilakukan oleh pengecer dengan pengepul, mereka bertemu untuk melakukan transaksi pertukaran uang dari hasil permainan judi ini. Berupa pengecer menyetorkan uang hasil pertaruhan dari para konsumen kepada pengepul, atau pengepul menyerahkan uang hadiah undian kepada pemain yang menang melalui pengecer. Pengumuman nomer undian dalam judi togel jenis HK-pun kini memanfaatkan internet sebagai media untuk mengumumkan hasil nomer undian. Dari temuan lapangan yang ada, terlihat bahwa transaksi judi togel yang dikaji oleh peneliti dapat terlaksana karena adanya faktor keuntungan. Khususnya bagi konsumen, pengecer, dan pengepul. Keuntungan transaksi judi togel juga menjadi pertimbangan utama dalam melakukan kegiatan ini, karena dapat menjadi sumber ekonomi bagi beberapa pihak. Para oknum yang terlibat dalam transaksi judi togel memakai cara yang sedemikian rupa adalah untuk mengelabuhi pihak yang berwenang. Proses transaksi seperti yang telah diuraikan, sebenarnya ditujukan demi keamanan pihak pihak yang terlibat di dalamnya. Karena segi keamanan juga merupakan faktor utama dalam keberlangsungan transaksi ilegal ini. 26

7 Berikut adalah bagan dalam transaksi judi togel : Gambar 1.2. Alur Dalam Transaksi Judi Togel Togel Pengepul Pengecer Konsumen 27

Bab 4 GAMBARAN UMUM PERJUDIAN TOGEL DI KECAMATAN TOBELO

Bab 4 GAMBARAN UMUM PERJUDIAN TOGEL DI KECAMATAN TOBELO Bab 4 GAMBARAN UMUM PERJUDIAN TOGEL DI KECAMATAN TOBELO Pengantar Bab ini merupakan bab empiris yang diperoleh selama dilapangan. Tujuan dari bab 4 ini untuk mengantar pembaca mengetahui bagaimana Sejarah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi Pengertian Komunikasi

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi Pengertian Komunikasi BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi 2.1.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi dalam bahasa Ingris adalah communication, berasal dari kata commonicatio atau dari kata comunis yang berarti sama atau sama maknanya

Lebih terperinci

Fitri Saraswati / Ike Devi Sulistyaningtyas

Fitri Saraswati / Ike Devi Sulistyaningtyas PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI TERHADAP TINGKAT KEINTIMAN KOMUNIKAS INTERPERSONAL (Kasus penggunaan Smartphone Blackberry Pada Mahasiswa Universitas Atma Jaya Program Studi Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 51/Pid.B/2016/PN Bnj

P U T U S A N Nomor 51/Pid.B/2016/PN Bnj 1 P U T U S A N Nomor 51/Pid.B/2016/PN Bnj DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap norma kesusilaan dan norma hukum. Salah satu dari pelanggaran hukum yang terjadi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup. Rohim (2009:21) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup. Rohim (2009:21) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu kebutuhan naluriah yang ada pada semua makhluk hidup. Rohim (2009:21) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 77/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. : IDRUS HUSEN Als ANDUS Bin ANWAR

P U T U S A N Nomor : 77/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. : IDRUS HUSEN Als ANDUS Bin ANWAR P U T U S A N Nomor : 77/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Bangkinang yang mengadili perkara pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N Nomor 89/PID.B/2014/PN SBG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan merugikan masyarakat (Bambang Waluyo, 2008: 1). dengan judi togel, yang saat ini masih marak di Kabupaten Banyumas.

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan merugikan masyarakat (Bambang Waluyo, 2008: 1). dengan judi togel, yang saat ini masih marak di Kabupaten Banyumas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), perilaku manusia di dalam hidup bermasyarakat dan bernegara justru semakin kompleks dan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N P U T U S A N Nomor 289/Pid.B/2014/PN-Sbg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang menjadi faktor meningkatnya kejahatan di dalam masyarakat adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang menjadi faktor meningkatnya kejahatan di dalam masyarakat adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia jumlah kejahatan yang terjadi di masyarakat cenderung meningkat. Salah satu hal yang menjadi faktor meningkatnya kejahatan di dalam masyarakat adalah

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor: 80/Pid.B/2013/PN.Unh DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Unaaha yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana pada peradilan tingkat pertama dengan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 419/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 419/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 419/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Bangkinang yang mengadili perkara pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN POLISI DALAM MEMBERANTAS PERJUDIAN TOGEL DI WILAYAH HUKUM POLRESTA KOTA JAYAPURA

ANALISIS PERAN POLISI DALAM MEMBERANTAS PERJUDIAN TOGEL DI WILAYAH HUKUM POLRESTA KOTA JAYAPURA ANALISIS PERAN POLISI DALAM MEMBERANTAS PERJUDIAN TOGEL DI WILAYAH HUKUM POLRESTA KOTA JAYAPURA, SH.,MH 1 Abstrak : Bahwa kendala yang dialami oleh Polres Kota Jayapura dalam memberantas tindak pidana

Lebih terperinci

Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Perjudian atau judi sudah lama ada, namun sampai saat ini belum dapat dijelaskan secara tepat kapan dikenal oleh manusia. Menurut Cohan (1964, dalam Papu 2002), perjudian

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 201/Pid.B/2014/PN.BJ. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana pada peradilan tingkat pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani kehidupannya manusia tidak dapat hidup sendiri. Setiap individu membutuhkan orang lain untuk

Lebih terperinci

PERATURAN NAGARI SUNGAI KAMUYANG NOMOR : 07 TAHUN 2003 TENTANG PENYAKIT MASYARAKAT ( PEKAT )

PERATURAN NAGARI SUNGAI KAMUYANG NOMOR : 07 TAHUN 2003 TENTANG PENYAKIT MASYARAKAT ( PEKAT ) PERATURAN NAGARI SUNGAI KAMUYANG NOMOR : 07 TAHUN 2003 TENTANG PENYAKIT MASYARAKAT ( PEKAT ) DENGAN RAHMAT ALLAH TUHAN YANG MAHA ESA WALI NAGARI SUNGAI KAMUYANG Menimbang : a. bahwa dengan berkembang kegiatan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 102/Pid.B/2014/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 102/Pid.B/2014/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 102/Pid.B/2014/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Bangkinang yang mengadili perkara pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya perjudian merupakan perbuatan yang bertentangan dengan norma agama, moral, kesusilaan maupun hukum, serta membahayakan bagi penghidupan dan kehidupan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Gambaran perjudian togel di desa Botumoito terdiri dari :

BAB V PENUTUP. 1. Gambaran perjudian togel di desa Botumoito terdiri dari : BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari kajian yang telah dikemukan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan yakni; 1. Gambaran perjudian togel di desa Botumoito terdiri dari : a. Pembagian kerja pada perjudian togel

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 121/Pid.B/2014/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 121/Pid.B/2014/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 121/Pid.B/2014/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Bangkinang yang mengadili perkara pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 38/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. : SAIFUL ANWAR NASUTION Als IPUL

P U T U S A N Nomor : 38/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. : SAIFUL ANWAR NASUTION Als IPUL P U T U S A N Nomor : 38/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Bangkinang yang mengadili perkara pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N Nomor 378 /PID.B/ 2014/PN.Sbg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga, yang mengadili perkara-perkara pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk kepada manusia bagaimana ia bertindak dan bertingkah

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk kepada manusia bagaimana ia bertindak dan bertingkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pula pada dinamika kehidupan masyarakat. Perkembangan dalam kehidupan masyarakat terutama yang

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 22/PID.B/2015/PN.Bnj DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 22/PID.B/2015/PN.Bnj DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 22/PID.B/2015/PN.Bnj DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa pada peradilan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan komunikasi non verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan. melalui isyarat, simbol, tanpa menggunakan kata-kata.

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan komunikasi non verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan. melalui isyarat, simbol, tanpa menggunakan kata-kata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan kebutuhan sehari-hari bagi seluruh umat manusia. Tiada hari tanpa berkomunikasi. Karena pada dasarnya manusia membutuhkan orang lain untuk bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ayam, judi mancing, judi balap liar, dan lain-lain. Perjudian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ayam, judi mancing, judi balap liar, dan lain-lain. Perjudian merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di zaman modern sekarang ini berbagai macam jenis perjudian banyak ditemukan di tingkat lapisan masyarakat. Perjudian yang terjadi di masyarakat dapat dibedakan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 106/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. I. Nama : Resi Kapor Siregar Als Kapor

P U T U S A N Nomor : 106/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. I. Nama : Resi Kapor Siregar Als Kapor P U T U S A N Nomor : 106/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Bangkinang yang mengadili perkara pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1954 TENTANG UNDIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1954 TENTANG UNDIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1954 TENTANG UNDIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa perlu diadakan peraturan baru mengenai undian sesuai dengan keadaan sekarang; Mengingat

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 185/Pid.B/2014/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 185/Pid.B/2014/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 185/Pid.B/2014/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Bangkinang yang mengadili perkara pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N Nomor 141/Pid.B/2014/PN Sbg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

: : : : : : Agama Pekerjaan : :

: : : : : : Agama Pekerjaan : : P U T U S A N No.145/Pid.B/2014/PN.BJ "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam peradilan tingkat pertama dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi permasalahan, banyaknya kasus yang ditemukan oleh aparat penegak hukum merupakan suatu bukti

Lebih terperinci

JENIS DAN BENTUK SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK. Tabel 1. Jenis Dan Bentuk Sanksi Pelanggaran Kode Etik PNS BAPETEN. ringan

JENIS DAN BENTUK SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK. Tabel 1. Jenis Dan Bentuk Sanksi Pelanggaran Kode Etik PNS BAPETEN. ringan SALINAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENEGAKAN DAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING A. Pelaksanaan Jual Beli Sistem Jual beli Pre Order dalam Usaha Clothing Pelaksanaan jual beli sistem pre order

Lebih terperinci

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan. Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Kelompok Menurut beberapa ahli, terdapat beberapa definisi komunikasi. Menurut Mulyana (2002: 54) mengatakan bahwa komunikasi sebagai situasi-situasi yang memungkinkan

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 21/Pid.B/2015/PN.Bj DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama telah

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 124/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. : SYAFRUDIN Als UDIN Bin ABDULLAH (Alm)

P U T U S A N Nomor : 124/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. : SYAFRUDIN Als UDIN Bin ABDULLAH (Alm) P U T U S A N Nomor : 124/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Bangkinang yang mengadili perkara pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat sering kita jumpai di lingkungan sekitar kita bahkan kita sendiri pernah melakukan

I. PENDAHULUAN. sangat sering kita jumpai di lingkungan sekitar kita bahkan kita sendiri pernah melakukan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak pidana perjudian merupakan suatu perbuatan yang banyak dilakukan orang, karena hasil yang akan berlipat ganda apabila menang berjudi. Perjudian merupakan tindak

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N Nomor 292/Pid.B/2014/PN Sbg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 18/Pid.B/2015/PN.Bj DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama telah

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N Nomor 285/Pid.B/2014/PN Sbg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

Mewaspadai Penipuan Berkedok Phising

Mewaspadai Penipuan Berkedok Phising Mewaspadai Penipuan Berkedok Phising Oleh: Mochammad Firdaus Agung Penipuan melalui teknik Phising merupakan kasus penipuan yang tergolong paling banyak ditemui pada saat ini. Phising merupakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N NO: 67 /PID.B/2014/PN-SBG

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N NO: 67 /PID.B/2014/PN-SBG P U T U S A N NO: 67 /PID.B/2014/PN-SBG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang memeriksa dan mengadili perkara pidana biasa pada tingkat pertama telah menjatuhkan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N Nomor 358/Pid.B/2014/PN.Sbg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

Menimbang: bahwa perlu diadakan peraturan baru mengenai undian sesuai dengan keadaan sekarang; Mengingat akan :

Menimbang: bahwa perlu diadakan peraturan baru mengenai undian sesuai dengan keadaan sekarang; Mengingat akan : UU 22/1954, UNDIAN Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor:22 TAHUN 1954 (22/1954) Tanggal:27 JULI 1954 (JAKARTA) Tentang:UNDIAN Presiden Republik Indonesia, Menimbang: bahwa perlu diadakan peraturan baru

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N Nomor 158/PID.B/2014/PN SBG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pola Komunikasi, Pola Bebas (All Channel), Komunikasi Interpersonal, Pembimbingan Skripsi

Kata Kunci: Pola Komunikasi, Pola Bebas (All Channel), Komunikasi Interpersonal, Pembimbingan Skripsi Pola Komunikasi Interpersonal Dalam Proses Pembimbingan Skripsi (Studi Kasus Pada Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta) Vera Amelya

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N Nomor 242/Pid.B/2014/PN Sbg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama,

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI B I N J A I

PENGADILAN NEGERI B I N J A I PENGADILAN NEGERI B I N J A I P U T U S A N NO : 342/Pid.B/2014/PN.BNJ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang mengadili perkara-perkara pidana pada pengadilan tingkat

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N Nomor : 233/PID/2017/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jauh (SLJJ). Konteks ini dimaksudkan bagi setiap pribadi yang. Jika tak bisa percaya pada pasangan akan berdampak pada kondisi

BAB I PENDAHULUAN. jauh (SLJJ). Konteks ini dimaksudkan bagi setiap pribadi yang. Jika tak bisa percaya pada pasangan akan berdampak pada kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pribadi sebagai manusia, individu dan masyarakat tentu pernah merasakan bagaimana menjalin hubungan jarak jauh. Secara umum hal ini diistilahkan dengan sambungan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 63/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. TAMPUBOLON (Alm)

P U T U S A N Nomor : 63/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. TAMPUBOLON (Alm) P U T U S A N Nomor : 63/Pid.B/2013/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Bangkinang yang mengadili perkara pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman telah mempengaruhi kebutuhan masyarakat yang semakin

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman telah mempengaruhi kebutuhan masyarakat yang semakin 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman telah mempengaruhi kebutuhan masyarakat yang semakin bertambah. Salah satu kebutuhan masyarakat tersebut adalah teknologi. Teknologi tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN Agar mendapat keuntungan, suatu perusahaan harus menciptakan hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan mereka. Untuk mencapai hal ini, pertama perusahaan harus mengidentifikasi

Lebih terperinci

Jenis Kelamin. Umur : tahun

Jenis Kelamin. Umur : tahun 73 Nama Alamat Jenis Kelamin Agama Pekerjaan Pendidikan : : : : Umur : tahun : :. Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban yang saudara anggap sesuai dengan pendapat saudara, apabila jawaban

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 276/Pid.B/2014/PN.BKN

P U T U S A N Nomor : 276/Pid.B/2014/PN.BKN P U T U S A N Nomor : 276/Pid.B/2014/PN.BKN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Bangkinang yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa

Lebih terperinci

P U T U S A N. Umur / Tanggal Lahir : 39 tahun/ 11 Mei Penyidik sejak tanggal 24 Mei 2013 sampai dengan tanggal 12 Juni 2013 ;

P U T U S A N. Umur / Tanggal Lahir : 39 tahun/ 11 Mei Penyidik sejak tanggal 24 Mei 2013 sampai dengan tanggal 12 Juni 2013 ; P U T U S A N Nomor 350/Pid/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tinggi Bandung, yang mengadili perkara-perkara Pidana dalam tingkat banding telah menjatuhkan putusan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Polri Menurut UU No. 2 Tahun 2002 dan KUHAP

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Polri Menurut UU No. 2 Tahun 2002 dan KUHAP BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian, Fungsi dan Tugas Polri 2.1.1 Pengertian Polri Menurut UU No. 2 Tahun 2002 dan KUHAP Dalam ketentuan Umum UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian terdapat rumusan mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya inovasi teknologi seperti, Televisi, Radio, Laptop,

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya inovasi teknologi seperti, Televisi, Radio, Laptop, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi saat ini perkembangannya semakin pesat. Salah satunya ditandai dengan adanya inovasi teknologi seperti, Televisi, Radio, Laptop, Handphone, Faksimile,

Lebih terperinci

Prodi Manajemen Industri Katering Universitas Pendidikan Indonesia PELAYANAN PRIMA

Prodi Manajemen Industri Katering Universitas Pendidikan Indonesia PELAYANAN PRIMA PELAYANAN PRIMA Pelayanan Prima: 1. Pelayanan Prima memiliki makna ekonomi= memaksimalkan laba, meraih pangsa pasar, mengatasi persaingan, menciptakan pangsa pasar yang berkualitas, melaksanakan tanggung

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 440/Pid.B/2014/PN.BJ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 440/Pid.B/2014/PN.BJ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 440/Pid.B/2014/PN.BJ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang mengadili perkara-perkara pidana pada Peradilan Tingkat pertama dengan acara pemeriksaan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 537/Pid.B/2015/PN.Bnj. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 537/Pid.B/2015/PN.Bnj. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 537/Pid.B/2015/PN.Bnj. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N NO: 51 /PID.B/2014/PN-SBG

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N NO: 51 /PID.B/2014/PN-SBG P U T U S A N NO: 51 /PID.B/2014/PN-SBG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang memeriksa dan mengadili perkara pidana biasa pada tingkat pertama telah menjatuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang serba teknologi ini, gadget smartphone merupakan sebuah alat

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang serba teknologi ini, gadget smartphone merupakan sebuah alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi dalam wujud ponsel merupakan fenomena yang paling unik dan menarik dalam penggunaannya, karena termasuk benda elektronik yang mudah digunakan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 235/PID.B/2015/PN.Bnj DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 235/PID.B/2015/PN.Bnj DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 235/PID.B/2015/PN.Bnj DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

1. Penyidik : s/d ; 2. Perpanjangan Penuntut Umum : s/d ;

1. Penyidik : s/d ; 2. Perpanjangan Penuntut Umum : s/d ; P U T U S A N Nomor : 28/Pid.B/2014/PN.BJ "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara pidana dalam peradilan tingkat pertama

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 56 /PID/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------ PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA DI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam peradilan

Lebih terperinci

Terdakwa tidak didampingi oleh Penasihat Hukum ;

Terdakwa tidak didampingi oleh Penasihat Hukum ; P U T U S A N Nomor 343/Pid.B/2014/PN.Sbg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Daftar Pertanyaan untuk Pelaku Usaha

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Daftar Pertanyaan untuk Pelaku Usaha LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN 1. Daftar Pertanyaan untuk Pelaku Usaha a. Mengapa harga barang yang ditetapkan tidak sesuai dengan nominal pecahan mata uang yang beredar dalam masyarakat? Sebenarnya faktorfaktor

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N. Nomor 220/PID.B/2014/PN.Sbg

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N. Nomor 220/PID.B/2014/PN.Sbg P U T U S A N Nomor 220/PID.B/2014/PN.Sbg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertukar pikiran, berbagi informasi dan cenderung memerlukan bantuan orang lain tidak terbatas

BAB I PENDAHULUAN. bertukar pikiran, berbagi informasi dan cenderung memerlukan bantuan orang lain tidak terbatas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain untuk berinteraksi, bertukar pikiran, berbagi informasi dan cenderung memerlukan bantuan orang lain

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 247/Pid.B/2014/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 247/Pid.B/2014/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 247/Pid.B/2014/PN.Bkn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Bangkinang yang mengadili perkara pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa

Lebih terperinci

KODE ETIK PENERBIT ANGGOTA IKAPI

KODE ETIK PENERBIT ANGGOTA IKAPI KODE ETIK PENERBIT ANGGOTA IKAPI MUKADIMAH 1. Bahwa untuk meningkatkan profesionalisme industri perbukuan di Indonesia sesuai Undang-Undang yang berlaku dan peraturanperaturan lainnya yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N Nomor 189/PID.B/2014/PN SBG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 116/PID.B/2013/PN.BJ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 116/PID.B/2013/PN.BJ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA 1 P U T U S A N Nomor : 116/PID.B/2013/PN.BJ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang memeriksa dan mengadili perkara perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketertarikan fisik merupakan perhatian utama individu. Dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. Ketertarikan fisik merupakan perhatian utama individu. Dalam hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketertarikan fisik merupakan perhatian utama individu. Dalam hal apapun, penampilan dapat menentukan suatu kesan tersendiri. Kelman dalam Tarjono (2003) melalui penelitiannya

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. manusia. Pada sisi lainnya, tembakau memberikan dampak besar baik bagi

BAB VI PENUTUP. manusia. Pada sisi lainnya, tembakau memberikan dampak besar baik bagi BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Tembakau merupakan tanaman dilematis bagi Indonesia yang melahirkan dua sisi yang saling bertentangan. Pada satu sisi tembakau dianggap sebagai komoditas yang harus dibatasi

Lebih terperinci

tulisan, gambaran atau benda yang telah diketahui isinya melanggar kesusilaan muatan yang melanggar kesusilaan

tulisan, gambaran atau benda yang telah diketahui isinya melanggar kesusilaan muatan yang melanggar kesusilaan Selain masalah HAM, hal janggal yang saya amati adalah ancaman hukumannya. Anggara sudah menulis mengenai kekhawatiran dia yang lain di dalam UU ini. Di bawah adalah perbandingan ancaman hukuman pada pasal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam Perkara Nomor: 101/Pid.B/2011/PN.Pwt, mengenai tindak pidana "Dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam Perkara Nomor: 101/Pid.B/2011/PN.Pwt, mengenai tindak pidana Dengan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan terhadap Putusan Pengadilan Negeri Purwokerto dalam Perkara Nomor: 101/Pid.B/2011/PN.Pwt, mengenai tindak pidana "Dengan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berbagai macam bentuk perjudian sudah demikian merebak dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, baik yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan manifestasi fisik dalam bentuk, corak, unsur-unsur, asas-asas estetik,

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan manifestasi fisik dalam bentuk, corak, unsur-unsur, asas-asas estetik, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses sosial, seni dipengaruhi 2 (dua) faktor dasar yaitu faktor intraestetik dan faktor ekstraestetik. Faktor interaestetik sebagai gagasan yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perjudian adalah salah satu penyakitmasyarakat yang manunggal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perjudian adalah salah satu penyakitmasyarakat yang manunggal dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perjudian adalah salah satu penyakitmasyarakat yang manunggal dengan kejahatan.sejarah membuktikan bahwa darigenerasi ke generasi ternyata tidak mudah memberantas

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N. Nomor 221/PID.B/2014/PN.Sbg

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N. Nomor 221/PID.B/2014/PN.Sbg P U T U S A N Nomor 221/PID.B/2014/PN.Sbg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, yang masyarakatnya sangat terbuka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, yang masyarakatnya sangat terbuka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang, yang masyarakatnya sangat terbuka dengan berbagai kemunculan teknologi baru. Hadirnya produk-produk berteknologi baru di dunia

Lebih terperinci

BAB III HUBUNGAN HUKUM TURUT SERTA (DEELMENING) MEMBANTU DALAM TINDAK PIDANA PERJUDIAN

BAB III HUBUNGAN HUKUM TURUT SERTA (DEELMENING) MEMBANTU DALAM TINDAK PIDANA PERJUDIAN BAB III HUBUNGAN HUKUM TURUT SERTA (DEELMENING) MEMBANTU DALAM TINDAK PIDANA PERJUDIAN A. Pengertian Deelmening Apabila dalam suatu peristiwa pidana terdapat lebih dari 1 orang, sehingga harus dicari pertaunggungjawaban

Lebih terperinci

PERJUDIAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

PERJUDIAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA PERJUDIAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA A. TINJAUAN UMUM TENTANG PERJUDIAN Perjudian merupakan suatu bentuk permainan yang telah lazim dikenal dan diketahui oleh setiap orang. Perjudian ini diwujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia secara hakiki merupakan makhluk sosial, yang artinya. membutuhkan orang lain, kelompok, atau masyarakat untuk dapat saling

BAB I PENDAHULUAN. Manusia secara hakiki merupakan makhluk sosial, yang artinya. membutuhkan orang lain, kelompok, atau masyarakat untuk dapat saling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia secara hakiki merupakan makhluk sosial, yang artinya membutuhkan orang lain, kelompok, atau masyarakat untuk dapat saling berinteraksi. Tanpa interaksi sosial,

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 197/Pid.B/2014/PN. Bj. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 197/Pid.B/2014/PN. Bj. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 197/Pid.B/2014/PN. Bj. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang mengadili perkara-perkara pidana pada peradilan tingkat pertama dengan acara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Konsep Kesenian Sebagai Unsur Kebudayaan Koentjaraningrat (1980), mendeskripsikan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 41/Pid.B/2014/PN. BJ.- Umur / tanggal lahir : 50 tahun/ 30 Juli 1963

P U T U S A N Nomor : 41/Pid.B/2014/PN. BJ.- Umur / tanggal lahir : 50 tahun/ 30 Juli 1963 P U T U S A N Nomor : 41/Pid.B/2014/PN. BJ.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang mengadili perkara-perkara pidana biasa dalam peradilan tingkat pertama dengan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 601/PID/2015/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 601/PID/2015/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 601/PID/2015/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara pidana dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 697/PID/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pendidikan : SD (tidak tamat).

P U T U S A N. Nomor : 697/PID/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pendidikan : SD (tidak tamat). P U T U S A N Nomor : 697/PID/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N Nomor: 548/PID/2016/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara Pidana pada peradilan tingkat banding telah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Motivasi Belajar Pengertian Motivasi Belajar. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai

BAB II KAJIAN TEORI Motivasi Belajar Pengertian Motivasi Belajar. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai BAB II KAJIAN TEORI 1.1. Motivasi Belajar 1.1.1. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif (Sardiman, 2001). Motivasi

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 381/Pid.B/2014/PN.BJ. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Binjai yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana pada peradilan tingkat pertama

Lebih terperinci