BAB I PENDAHULUAN. yang berhasil akan selalu dapat mengusahakan agar orang-orang yang menjadi

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan kumpulan orang yang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Orang atau manusia menerapkan titik pusat permasalahan organisasi. Ada yang berpendapat bahwa manajemen adalah seni atau ilmu yang mengusahakan orang lain untuk bekerja guna mencapai suatu tujuan. Manajaemen yang berhasil akan selalu dapat mengusahakan agar orang-orang yang menjadi anggota organisasi bersedia bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu dan memberi keyakinan bahwa dalam berkarya di dalam organisasi, masing-masing individu tersebut juga akan dapat mencapai tujuan pribadinya (Nugroho Widjayanto, 2004). Suatu sistem pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen jaminan yang wajar bahwa perusahaan mencapai tujuan dan sasarannya. Kebijakan dan prosedur ini sering disebut pengendalian, dan secara kolektif membentuk pengendalian internal entitas tersebut. Reliabilitas pelaporan keuangan, efisiensi dan efektivitas operasi dan ketentuan pada hukum dan peraturan menjadi tiga tujuan umum dalam merancang sistem pengendalian internal yang efektif (Arens et al.,2008). Disadari sepenuhnya bahwa efektivitas sebagai dasar dari keberhasilan dan sebagai syarat minimal untuk kelangsungan hidup perusahaan dalam melaksanakan misinya, selain itu juga akan di pengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang 1

2 2 umumnya diluar jangkauan manajemen. Kondisi ini menuntut pemimpin perusahaan untuk melimpahkan sebagai wewenang, tugas, dan tanggung jawab kepada bawahan secara sistematis (Hiro Tugiman, 2004). Dengan semakin besarnya suatu perusahaan, maka semakin besar pula kesempatan untuk melakukan penyelewengan sehingga mengakibatkan terjadinya inefisiensi, kebocoran dan ketidaktaatan terhadap prosedur yang telah ditetapkan perusahaan. Oleh karena itu, untuk menghindari diperlukan suatu audit internal yang merupakan salah satu unsur dari pengelolaan yang memadai maka manajemen diharapkan mampu meyediakan data dan laporan yang dapat dipercaya, dapat diuji, serta diyakini kebenarannya, selain itu juga dengan pengendalian yang memadai dapat meningkatkan efisiensi operasi perusahaan serta mentaati dan melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pimpinan perusahaan (Komarudin, 2004). Untuk mengurangi dan mengatasi kemungkinan-kemungkinan tersebut di atas, maka diperlukan pengelolaan yang memadai. Pengelolaan ini bersifat preventif, yang berarti mempunyai tindakan koreksi bila terjadi hal-hal yang tidak menguntungkan bagi perusahaan. Pimpinan perusahaan juga menyadari, bahwa pentingnya pengelolaan yang dilakukan perusahaan dan terselenggaranya pengelolaan yang baik dalam perusahaan merupakan tanggung jawab untuk kepentingan perusahaan dan juga dalam mencapai tujuan perusahaan. (Dian Purnamasari, 2011) Pengelolaan yang memadai adalah yang menerapkan unsur-unsur pengelolaan, salah satu unsur dari pengelolaan adalah adanya unit organisasi yang bertugas

3 3 melakukan audit atau pemeriksaan dan kedudukannya dalam perusahaan adalah independen, unit ini disebut juga Audit Internal. Unit audit internal harus bebas dari pengaruh bagian-bagian yang ada di perusahaan dimana audit internal ini akan melakukan penilaian (Hiro Tugiman, 2006). Pembayaran gaji dan upah harus mendapat perhatian pimpinan perusahaan karena karyawan sangat sensitif terhadap kesalahan dalam penggajian, dalam perusahaan dibutuhkan pengendalian internal untuk menghindari kesalahan dan kecurangan, mengecek kekayaan perusahaan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan dipatuhuinya kebijakan perusahaan terhadap penggajian (Bani Zamzami 2009). Menurut Juaniava Sidharta (2007) bahwa sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap ketelitian dan keandalan catatan akuntansi dari penggajian dan kepegawaian. Variable yang mempengaruhi keandalan penggajian dan kepegawaian tersebut yaitu adanya system pengendalian internal yang baik serta system dan wewenang yang dilaksanakan dengan baik yang terdapat pada prosedur dalam setiap transaksi yang terdiri atas dasar otorisasi dari manajer. Pada kebanyakan perusahaan baik jasa maupun industri biaya tenaga kerja merupakan unsur yang dominan jika dibandingkan dengan unsur biaya lainnya. Disamping itu, gaji merupakan salah satu unsur dari gaji pokok, oleh karena itu diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam penetapan, penggolongan, pencatatan serta pembayarannya ( Kwang Bu 2006 ) Menuru Harif Amalia rivai (2001) bahwa kepuasan gaji berpengaruh positif langsung terhadap kepuasan kerja. Kepuasan gaji berpengaruh terhadap komitmen

4 4 organisasional yang merupakan pengaruh tidak langsung tersebut dimediasi oleh kepuasan kerja. Variable yang memidiasi pengaruh tidak langsung kepuasan gaji kepuasan kerja dan komitmen operasional. Menurut Saifuddin bachun (2011) bahwa pada praktiknya di lapangan, biasanya imbalan yang diteima oleh karyawan tak hanya mencangkup gaji. Ada banyak unsur yang tercangkup didalamnya. Tujuannya, sebagai bentuk pemberian kesejahteraan pada karyawan serta memberikan motivasi bagi mereka agar lebih giat dan loyal terhadap perusahaan tempatnya bernaung. Seperti disebutkan dalam UU No. 13 tahun 2003, bahwa memang kesejahtraan menjadi hak para karyawan. Definisi kesejahtraan yang dimaksud adalah pemenuhan dan atau kebutuhan kerja yang bersifat jasmaniah dan rohaniah baik di dalam atau diluar hubungan kerja yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempertinggi produtifitas dalam lingkungan kerjayang aman dan sehat. Seperti hal nya dengan yang terjadi PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI) dalam koran-sindo.com, pada tanggal 3 Juli 2015, mereka menuntut pembayaran gaji bulan Juni yang belum turun hingga awal Juli ini. Selain mempersoalkan ke terlambatan pembayaran gaji Juni, pekerja BUMN itu juga mengajukan tiga poin tuntutan lainnya. Para karyawan melakukan aksi demo yang berisi pemenuhan hak dasar berupa gaji, pembayaran THR, uang pensiun, dan cuti. Salah seorang peserta aksi demontrasi yang enggan disebutkan namanya mengatakan, aksi demo ini untuk mengingatkan dewan deraksi. Aksi demo tersebut berlanjut dengan mediasi di auditorium gedung utama PT INTI, antar manajemen dan pihak pendemo. Mediasi berlangsung selama dua jam dan di hadiri Direktur Utama PT

5 5 INTI, Tikno Sutisna. Diskusi tersebut berlangsung kondusif, dengan agenda mendengarkan aspirasi pendemo, klarifikasi, dan pencapaian solusi. Tiga orang jajaran direksi pun melakukan bargaining untuk menyampaikan kesepakatan dengan pihak karyawan. Hasilnya, PT INTI berjanji akan membayar gaji karyawan bulan Juni yang belum diberikan, pembayaran akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan posisi karyawan, yakni pada 3,7, dan 10 Juli. Peranan audit internal dalam mendukung aktivitas pengelolaan gaji menduduki posisi yang sangat penting dalam laju perkembangan perusahaan karena dengan adanya sistem yang baik atas gaji dapat membantu dalam meningkatkan operasi perusahaan secara efektif juga mencegah dan mengurangi kemungkinan adanya kesalahan dan ketidakberesan dalam pemberian gaji (Mulyadi 2002). Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: PERANAN AUDIT INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN GAJI (Studi Kasus Pada PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI)). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan diatas, penulis mengidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut : 1. Apakah pelaksanaan Audit Internal atas gaji pada PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI) sudah memadai? 2. Apakah pengelolaan gaji yang dilaksanakan PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI) telah efektif?

6 6 3. Seberapa besar peranan Audit Internal terhadap efektivitas pengelolaan gaji di PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI)? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peranan pelaksanaan Audit Internal terhadap efektivitas pengelolaan gaji. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan Audit Internal atas gaji yang dilaksanakan di PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI). 2. Untuk mengetahui pelaksanaan pengelolaan atas gaji di PT. Industri Telekomnukasi Indonesia (PT INTI). 3. Untuk mengetahui peranan Audit Internal dalam menunjang efektivitas pengelolaan gaji di PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI). 1.4 Kegunaan Penelitian Segala aktivitas haruslah mempunyai tujuan, dan karenanya tujuan tersebut akan memberikan arah kepada langkah-langkah yang harus dilalui sehingga dapat dicapai sesuai dengan hasil yang dikehendaki. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi beberapa pihak adalah sebagai berikut : 1. Bagi penulis Penulis berharap penelitian yang dilakukan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang peranan audit internal terhadap efektifitas pengelolaan gaji, untuk menerapkan teori-teori yang telah diperoleh selama kuliah, dan

7 7 untuk mewujudkan skripsi sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana ekonomi jurusan akuntansi pada Universitas Widyatama Bandung. 2. Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran guna perbaikan dan perkembangan usaha. 3. Bagi pihak lain Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya terutama untuk pengkajian topik-topik yang bersangkutan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, penulis melakukan penelitian pada PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI) yang terletak di Jalan Moh Toha No.77 Cigelereng Regol Bandung Jawa Barat. Adapun penelitian ini dilakukan dari bulan September 2015 sampai dengan selesai.

8 8