Strategi Komunikasi Politik Caleg DRP RI Partai NasDem

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Strategi Komunikasi Politik Caleg DRP RI Partai NasDem"

Transkripsi

1 Strategi Komunikasi Politik Caleg DRP RI Partai NasDem 1 Molesara, 2 Sumarjo, 3 Noval Sufriyanto Talani 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, 2,3 Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo 1 molesara84@gmail.com, 2 sumarjo@ung.ac.id, 3 novalst@ung.ac.id Abstrak Strategi komunikasi dalam politik merupakan salah satu kunci keberhasilan sebuah Partai Politik (Parpol) atau Calon Anggota Legislatif (Caleg) dalam memenangkan Pemilu. Keberhasilan strategi komunikasi politik oleh Parpol atau Caleg dalam merencanakan dan melaksanakan, akan ikut berperan pada hasil perolehan suara. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui perencanaan komunkasi politik Caleg DPR RI Partai NasDem Dapil Provinsi Gorontalo pada Pemilu Legislatif 2014; 2) Untuk mengetahui kemampuan komunikasi interpersonal Caleg DPR RI Partai NasDem pada Kampanye Pemilu Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, karena sifat data yang diperoleh merupakan deskripsi dari subjek penelitian dengan teknik pengumpulan data berupa pengamatan dan wawancara kepada Caleg DPR RI Parta NasDem Dapil Provinsi Gorontalo pada Pemilu Hasil penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1) Perencanaan komunikasi politik Caleg DPR RI Partai NasDem Dapil Provinsi Gorontalo pada Pemilu Legislatif 2014, membuktikan ketidaksiapan Caleg dalam merencanakan strategi komunikasi politik; 2) Kemampuan komunikasi interpersonal Caleg DPR RI Partai NasDem Dapil Provinsi Gorontalo pada Pemilu Legislatif 2014, tidak memadai. Kesimpulan dari penelitian ini, yakni sebagai berikut: 1) perencanaan komunikasi politik ketiga Caleg DPR RI Partai NasDem Dapil Provinsi Gorontalo pada Pemilu Legislatif 2014, membuktikan ketidaksiapan Caleg dalam mengkonstruksi kegiatan, menyusun dan menyampaikan pesan politik kepada masyarakat pemilih, baik melalui kegiatan sosialisasi, kampanye serta pemanfaatan media massa; 2) kemampuan komunikasi interpersonal yang dimiliki oleh Caleg DPR RI Partai NasDem Dapil Provinsi Gorontalo pada Pemilu Legislatif 2014 tidak memadai, sehingga ketiga Caleg tersebut tidak mampu meraih kursi di parlemen. Kata Kunci: strategi, komunikasi, politik, partai NasDem Abtract Communication strategy in politics is a success key of politic party or the legislator candidate for winning the elections. The success politics communication strategy of the legislator candidate in planning and conducting and also take apart in some activities play important role in gaining society vote. The objectives of this research are as follows: 1) To describe communication politics planning of the legislator candidate from NasDem Party for Gorontalo Province Election region on legislative election in ) To know interpersonal politics communication ability of the legislator candidate from NasDem Party on legislative election campaign in This research uses qualitative method because the data collected is description of the subject of research and techniques of collecting data by using observation and interview from the legislator candidate from NasDem Party for Gorontalo Province election region on legislative election in The result of this research is as follows: 1) Politics communication planning of the legislator candidate of NasDem Party for Gorontalo Province election region in legislative election 2014 prove that candidate uncertainty in planning politics communication Strategy; 2) Inadequate of Interpersonal communication ability of the legislator candidate from NasDem Party for Gorontalo Province election region on legislative election Conclusions of this research are as follows: 1) Politics communication planning of the third legislator candidate of NasDem Party for Gorontalo Province election region on legislative election in 2014 proof that they uncertainty and don t confident in constructing activity, arrange and delivering politic message to their voter through socialization, doing activities, campaign, and gaining supporting of mass media. 2) Interpersonal communication ability owned by the NasDem Party legislator candidate on legislative election in 2014 is inadequate so that the third candidate unable getting position in the Parliament. Keywords: strategy, communication, politic, NasDem party Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo 101

2 Strategi Komunikasi Politik Caleg DPR RI Partai NasDem Molesara, Sumarjo, dan Noval Sufriyanto Talani Pendahuluan Strategi Komunikasi Politik adalah perencanaan komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh dengan sedemikian rupa, sehingga masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi tersebut dapat mengikat suatu kelompok atau warga tertentu. Strategi komunikasi politik juga merupakan upaya sekelompok manusia yang mempunyai orientasi, pemikiran politik atau ideologi tertentu kedalam suatu sistem politik dengan menggunakan simbol-simbol yang berarti untuk menguasai atau memperoleh kekuasaan. Menurut Effendi (1992: 301) dalam buku berjudul Dimensi-dimensi Komunikasi menyatakan bahwa:... strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi. Strategi komunikasi politik yang dilakukan oleh Calon Legislatif (Caleg) Parpol terhadap masyarakat sangat diperlukan dalam menghadapi sebuah Pemilu. Keberhasilan strategi komunikasi politik oleh Parpol dalam merencanakan dan melaksanakan, akan ikut berperan pada hasil perolehan suara nanti. Strategi komunikasi politik ini, oleh banyak Caleg dan Parpol kerap memanfaatkan kemampuan komunikasi interpersonal dan media massa, baik media elektronik maupun cetak. Komuniksi yang intensif yang dilakukan oleh seorang Caleg atau Parpol menandakan adanya upaya untuk menanamkan image dan brand tertentu dalam benak masyarakat. Pada Pemilu 2014, tercatat ada 12 Parpol (Parpol) yang lolos verifikasi KPU (Komisi Pemilihan Umum) yang akan 102 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo bertarung. Banyaknya Parpol yang menjadi peserta Pemilu juga menjadi sebuah konsekuensi logis pada ketatnya kompetisi antar Parpol dan Caleg dalam meraih suara pemilih untuk memperebutkan kursi di parlemen. Penelitian yang akan dikembangkan oleh penulis dalam latar belakang ini adalah hadirnya Parpol baru dalam mengikuti ajang Pemilu. Dari 12 kontestan Pemilu, hanya terdapat satu Parpol baru, yakni Partai NasDem. Pada Pemilu 2014 Daerah Pemilihan (Dapil) Provinsi Gorontalo, partai NasDem mengandalkan strategi komunikasi politik yang diusung para pengurus pusatnya. Namun disisi lain, Caleg partai NasDem mencari format lain untuk menarik perhatian masyarakat. Perencanaan dan kemampuan komunikasi interpersonal Caleg merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan Setiap Caleg dalam meraih suara sebanyak-banyaknya dalam setiap momen Pileg. Melihat latar belakang Caleg DPR-RI partai NasDem dapil Provinsi Gorontalo yang terdiri dari Tiga orang, terdapat satu orang diantara mereka yang sudah memiliki pengalaman berkompetisi pada Pemilu legislatif sebelumnya, yakni Makmun Djaafara. Sementara Dua Caleg lainnya, yakni Hamdan Olii dan Indriani Dunda baru mengikuti kompetisi pada Pemilu legislatif Ketatnya persaingan Pemilu 2014, menjadi tantangan berat bagi Caleg DPR-RI partai NasDem Dapil Provinsi Gorontalo untuk bersaing dengan Caleg partai lain yang sudah memiliki pengalaman pada Pemilu-Pemilu sebelumnya, khususnya kemampuan dalam berkomunikasi. Berdasarkan latar belakang Caleg di atas, terdapat dua Caleg yang baru mengikuti Pemilu legislatif Hal ini tentu menjadi hambatan dan tantangan berat terhadap keduanya dalam menghadapi ketatnya persaingan Pemilu legislatif Karena mengingat Caleg DPR RI lainnya sudah memiliki pengalaman pada Pemilu sebelumnya. Dengan demikian penelitian ini bertujuan mendeskripsikan Strategi

3 Komunikasi Politik Calon Anggota Legislatif DPR RI Partai NasDem Dapil Provinsi Gorontalo pada Pemilu Strategi komunikasi politik ditinjau dari segi (1) bagaimana perencanaan komunikasi politik Caleg DPR-RI Partai NasDem Dapil Gorontalo pada Pemilu Legislatif 2014; dan (2) bagaimana kemampuan komunikasi interpersonal Caleg Partai NasDem pada kampanye Pemilu Legislatif Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode penelitian merupakan suatu desain penelitian yang utuh yang mencakup pendekatan yang digunakan, teknik pengumpulan data, sampai pada penentuan lokasi penelitian. Metode penelitian juga merupakan seperangkat cara yang sistematik, logis dan rasional yang digunakan oleh peneliti ketika merencanakan, mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk menarik kesimpulan (Hamidi, 2010:22). Berdasarkan pendapat diatas, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode ini digunakan oleh peneliti karena dengan metode ini permasalahan dapat digambarkan dengan jelas dan terperinci mengenai strategi komunikasi politik Caleg DPR-RI Partai NasDem Dapil Provinsi Gorontalo pada pemilu Pendekatan dalam penelitian ini merujuk kepada tujuan penelitian yaitu memberikan gambaran yang komprehensif tentang strategi komuniksi politik yang digunakan oleh Caleg DPR-RI Partai NasDem Dapil Provinsi Gorontalo pada Pemilu legislatif Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui informan dengan menggunakan teknik wawancara. Dalam pelaksanaan teknik ini penulis mengumpulkan data melalui komunikasi langsung dengan informan. Peneliti turun langsung ke daerah penelitian untuk mengumpulkan data dalam berbagai bentuk, seperti hasil wawancara dan data dari Caleg. Adapun key informan yang terpilih dalam pengumpulan data ini adalah Caleg DPR-RI Partai NasDem Dapil Provinsi Gorontalo terdiri dari 3 orang, yakni: 1) Makmun Djaafara; 2) Hamdan Olii 3) Indriani Dunda. Sedangkan data sekunder diambil dari arsip, dokumen maupun laporan yang mendukung bahan penelitian strategi komunikasi politik. Hasil dan Pembahasan Perencanaan Komunikasi Politik Caleg Partai NasDem Perencanaan komunikasi politik merupakan seluruh rangkaian konstruksi kegiatan yang hendak dilakukan oleh seorang Caleg/Parpol untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pada Pemilu 2014, Caleg partai NasDem juga ikut melakukan perencanaan komunikasi yang dikemas dalam kontruksi kegiatan kampanye untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sejalan dengan Effendy (1992 :301) mengemukakan bahwa, strategi komunikasi politik merupakan perpaduan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada pelaksanaan sebuah strategi tidak terlepas dari konstruksi rencana dan tujuan, yang di dalamnya terdapat konstruksi kegiatan, pesan, dan media. Pada tahap ini, perencanaan yang dilakukan oleh Caleg hendaknya harus sejalan dengan keinginan masyrakat pemilih. Untuk mengetahui perencanaan komunikasi politik caleg partai NasDem pada penelitian ini, dapat diuraikan sebagai berikut: Perencanaan Kegiatan Kampanye Untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat, seorang Caleg Parpol perlu melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat persuasif untuk menyebarluaskan pesanpesan politik yang dikemas melalui visi dan misinya. Kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui sosialisasi interpersonal Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo 103

4 Strategi Komunikasi Politik Caleg DPR RI Partai NasDem Molesara, Sumarjo, dan Noval Sufriyanto Talani dan kampanye. Tujuan perecanaan kegiatan tersebut untuk mendekatkan diri kepada masyarakat guna mendapatkan dukungan dari para calon pemilih. Berangkat dari hal di atas, dalam perjalanan menuju Pileg 2014, Caleg partai NasDem melakukan beberapa jenis kegiatan sosialisasi dan kampanye untuk mempengaruhi calon pemilih yaitu: a. Sosialisasi Politik Sosialisasi merupakan langkah praktis yang harus ditempuh oleh para Caleg. Melalui kemampuan komunikasi interpersonal, setiap Caleg dapat menyampaikan visi dan misinya kepada konstituennya. Sosialisasi dapat pula menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada masyarakat untuk membangun opini, dan citra diri. Sejalan dengan yang dilakukan oleh ketiga Caleg DPR RI partai NasDem Dapil Provinsi Gorontalo. Ketiga Caleg tersebut telah melakukan beberapa kegiatan sosialisasi kepada masyarakat. Kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya untuk menyampaikan pesan-pesan politik berdasarkan perencanaan komunikasi Caleg. Senada dengan yang disampaikan oleh Rauf (dalam Putra, 2012: 36), komunikasi politik merupakan penyampaian pesan-pesan yang bercirikan politik oleh aktor politik kepada pihak lain. Dari seluruh rangkaiaan perencanaan komunikasi politik Caleg yang disampaikan melalui kegiatan sosialisasi tentu memiliki hambatan. Hambatan tersebut dapat dilihat melalui efektifitas dan konsistensi dari perencanaan komunikasi politik Caleg sebelumnya. Hal ini peneliti menemui beberapa kegiatan sosialisasi politik Caleg hanya terdapat dibeberapa tempat. Sementara yang menjadi sasaran sosialisasi politik pada perencanaan komunikasi politik sebelumnya bahwa sosialisasi politik yang akan dilakukan oleh setiap Caleg akan memfokuskan sentuhan komunikasi pada kelompok petani, buruh dan nelayan. Namun perencanaan komunikasi politik tersebut tidak sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan. Dengan demikian berdampak pada hasil perolehan suara. b. Kampanye Kampanye merupakan upaya sistematis untuk mempengaruhi khalayak, terutama calon pemilih. Tujuannya adalah agar calon pemilih dapat memberikan dukungan atau hak suaranya kepada Partai atau Caleg yang berkompetisi dalam suatu pemilihan. Hal tersebut juga ikut dilakukan oleh ketiga Caleg DPR RI Partai NasDem Dapil Provinsi Gorontalo pada pemilu Ketiga Caleg tersebut telah melakukan kampanye dialogis maupun monologis untuk menyalurkan pesan-pesan politiknya guna mempengaruhi khalayak khususnya untuk mendapatkan dukungan dari para calon pemilih. Namun menurut pengamatan peneliti, kampanye yang dilakukan oleh ketiga Caleg tersebut kurang mendapatkan perhatian dan dukungan dari para calon pemilih. Salah satu faktor yang ditemukan oleh peneliti adalah ketiga Caleg tersebut kurang memaksimalkan titik kampanye dialogis maupun monologis yang telah ditetapkan oleh KPU. Faktor lainnya adalah kemampuan komunikasi Caleg kurang memadai. Kampanye dalam konteks pemasaran politik merupakan momen penting untuk menyampaikan pesan-pesan politik Caleg guna memperoleh perhatian dan dukungan dari calon pemilih. Melalui momen tersebut setiap Caleg dapat memaparkan visi misinya untuk menggugah kesadaran calon pemilih. Sejalan dengan yang disampaikan oleh Newman dan Perloff (dalam Pawito, 2009: ), mengidentifikasikan Lima cakupan kognisi yang berpengaruh terhadap pemilih, yakni sebagai berikut; 1) isu politik, yakni menawarkan rencana kebijakan atau program kepada khalayak; 2) citra sosial, yakni pencitraan Caleg dengan menunjukan bukti bahwa Caleg memperoleh dukungan dari tokoh kalangan tertentu demi meraih dukungan dari kalanga yang bersangkutan; 3) kepribadian Caleg, yakni menyuguhkan sebagai sisi kehidupan 104 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo

5 Caleg, supaya khalayak menjadi lebih yakin atau lebih mempercayainya; 4) kemungkinan situasi yang berkembang, yakni memberikan gambaran kemungkinan keadaan yang berkembang apabila Caleg lain yang memperoleh kemenangan; 5) menggugah kesadaran khalayak untuk lebih cermat dalam menentukan pilihan, yakni menggugah kesadaran khalayak untuk hatihati dan cermat dalam menjatuhkan pilihan. Perencanaan Pesan Keberhasilan Caleg dalam mempengaruhi masyarakat pemilihnya, memang sangat bergantung pada kemampuan dalam mengemas isi pesan politik yang akan disampaikan kepada masyarakat. Persoalan isi pesan dan struktur pesan menjadi suatu kesatuan utuh yang tidak semua Caleg menyadarinya, terutama saat melakukan persiapan penyusunan pesan politik kepada konstituennya. Isi pesan Caleg yang cepat diterima oleh masyarakat adalah isi pesan yang bersumber pada kondisi yang benarbenar terjadi di masyarakat. Kedekatan isi pesan yang dibangun Caleg dengan persoalan yang dihadapi masyarakat, menyebabkan masyarakat merasa sangat dekat dengan Caleg yang menurut harapannya dapat memperjuangkan dan mencarikan solusi atas berbagai persoalan yang dihadapinya. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, bahwa pesan yang disampaikan oleh ketiga Caleg DPR RI Partai NasDem Dapil Provinsi Gorontalo dengan mengusung tema restorasi atau gerakan perubahan adalah benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Mencermati kampanye dari ketiga Caleg tersebut banyak menyinggung tentang pengelolaan hasil alam, kebijakan pemerintah yang sudah tidak berpihak pada masyarakat umumnya, pendidikan gratis, kemiskinan, kesehatan dan lain sebagainya. Perencanaan Media Hubungan antara media dan politik adalah hubungan yang saling membutuhkan. Para pelaku politik membutuhkan media untuk mempublikasikan kebaikan Parpol atau Caleg dan bahkan menggunakannya sebagai tempat mengkampanyekan Parpolnya. Hal tersebut juga ikut dilakukan oleg ketiga Caleg DPR RI partai NasDem Dapil Provinsi Gorontalo pada Pemilu 2014 walaupun hanya sebagian rencana yang terealisasikan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada ketiga informan, bahwa Caleg No. Urut 1 akan menggunakan media cetak dan elektronik untuk mempublikasi visi dan misinya, termasuk program-program yang akan ditawarkan kepada masyarakat. Media cetak yang akan digunakan berupa baliho, stiker, dan koran harian. Namun pada kenyataan dilapangan, peneliti hanya mendapati baliho. Pemasangan baliho oleh Caleg tersebut hanya terdapat dibeberapa titik. Sementara lewat koran harian, penelitihanya menemukan iklan melalui koran harian Radar Gorontalo. Sedang pada koran harian lainnya, peneliti sama sekali tidak menemukannya. Begitu halnya melalui media elektronik, sama sekali tidak pernah dilakukan oleh Caleg tersebut. Selanjutnya kepada Caleg No. Urut 2, dari seluruh perencanaan berdasarkan deskripsi wawancara dalam penelitian ini, peneliti hanya menemukan baliho. Pemasangan baliho dan penyebaran stiker yang dilakukan oleh Caleg tersebut juga tidak efektif. Sedang lewat media elektronik sama sekali tidak dilakukan. Sementara melihat perncanaan komunikasi media yang dilakukan oleh Caleg No. Urut 3, juga hanya dilakukan melalui baliho dan stiker. Sedang melalui media elektronik, sama sekali tidak dilakukan. Berangkat dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dari seluruh perencanaan komunikasi Caleg yang dilakukan melalui media cetak dan elektronik tidak dapat direalisasikan sebagaimana pada rencana sebelumnya. Hal ini tentu berdampak pada hasil perolehan suara dari masing-masing Caleg. Sebab keberhasilan Caleg pada setiap Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo 105

6 Strategi Komunikasi Politik Caleg DPR RI Partai NasDem Molesara, Sumarjo, dan Noval Sufriyanto Talani penyelenggaraan Pemilu, efektifitas penggunaan media sangat dibutuhkan. Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh Wright (dalam Severin dan Tankard, 2005: 4), bahwa pentingnya Parpol melakukan komunikasi melalui media karena komunikasi massa mempunyai beberapa ciri; pertama, komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen, dan anonim. Kedua, pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin khalayak secara serempak dan sifatnya sementara. Ketiga, komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar. Dari pernyataan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa peran media massa dalam pemilu merupakan salah satu sarana yang penting untuk menyebarluaskan program-proram Caleg termasuk visi dan misinya. Kemampuan Komunikasi Interpersonal Caleg Partai NasDem Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal, (Mulyana, 2000:73). Kemampuan komunikasi interpersonal, baik verbal dan nonverbal Caleg pada penelitian ini hanya menfokuskan pada kegiatan kampanye dialogis dan monologis yang dilakukan oleh ketiga Caleg DPR RI partai NasDem Dapil Provinsi Gorontalo pada Pemilu Kemampuan Komunikasi Verbal Caleg Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik lisan maupun tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan manusia. Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan,emosi, pikiran atau gagasan, menyampaikan fakta, data dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan bertengkar. Dalam komunikasi verbal bahasa memiliki peranan yang sangat penting, (Hardjana, 2003: 22). Selanjutnya, Hardjana menjelaskan komunikasi verbal yang efektif dapat dilihat melalui 1) jelas dan ringkas; 2) perbendaharaan kata; 3) arti denotatif dan konotatif; 4) selaan dan kesempatan berbicara; 5) waktu dan relevansi; 6) humor. Kemampuan komunikasi verbal Caleg DPR RI Partai NasDem, dapat diuraikan sebagai berikut : Caleg Nomor Urut 1 Kemampuan komunikasi verbal pada Caleg ini tentu memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan Caleg ini terlihat pada kejelasan pesan yang disampaikan pada setiap orasi politiknya melalui kampanye dialogis maupun monologis. Melalui visi restorasi atau gerakan perubahan mampu dikemas secara sederhana melalui pesan-pesan yang disampaikannya. Sehingga demikian mampu diterjemahkan oleh komunikan yang menjadi sasaran pesan kampanye. Disisi lain dengan kemasan pesan yang banyak menyentil kebijakan pemerintah yang tidak berpihak lagi pada rakyat pada umumnya, pengeloaan hasil alam, pendidikan gratis, kesehatan gratis dan lain sebagainya, menunjukkan kedekatan dan tingkat kepedulian dengan rakyat pada umumnya. Namun disi lain, Caleg ini tentu memiliki kelemahan. Salah satu kelemahan Caleg ini dapat dilihat kecepatan dan tempo dalam menyampaikan orasi kampanyenya tidak terorganisir dengan baik. Selanjutnya waktu yang ditetapkan untuk menyampaikan kampanye politiknya selalu melebihi batas waktu yang telah ditentukan. Disisi lain pula Caleg ini tidak memiliki humor pada saat berkampanye, sehingga tidak mampu memainkan emosi audience. 106 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo

7 Caleg Nomor Urut 2 Isi pesan politik yang disampaikan oleh Caleg ini memiliki kesamaan dengan Caleg No. Urut 1. Keduanya sama-sama menyentil kinerja pemerintah yang sudah tidak lagi memihak pada kepentingan rakyat pada umumnya. Namun dalam kampanye politiknya terlihat kaku dalam menformulasikan pesan-pesan yang disampaikannya. Selanjutnya pembendaharaan kata terlihat tidak terstruktur dengan baik, sehingga untuk menuangkan ide dan pikirannya tidak mampu mengarahkan perhatian audience. Memperhatikan kecepatan dan tempo berbicara di atas panggung, Caleg ini terlihat banyak diam dan tidak memiliki sifat humor untuk mengarahkan perhatian audience. Sehingga dengan demikian nampak monoton saja dalam orasi kampanyenya. Caleg Nomor Utur 3 Keunggulan komunikasi verbal Caleg ini identik dengan jiwa keibuannya, sehingga dalam proses penyampaian orasi kampanyenya lebih terlihat ramah dan santun dalam bertutur kata. Pembendaharaan kosa kata sangat sederhana, ringkas dan jelas, sehingga penerima pesan mudah untuk menafsirkan pesan-pesan yang disampaikannya. Pesan-pesan kampanye yang disampaikan oleh Caleg ini mengacu pada visi utama partai, yakni restorasi atau gerakan perubahan. Dengan menggunakan kalimat yang sederhana, dapat menuangkan ide dan pikirannya secara sederhana pula. Dari keunggulan yang dimiliki oleh Caleg tersebut, tentu ada pula yang menjadi kelemahan. Salah satunya Caleg ini terlihat monoton dalam kampanyenya, dan disisi lain tidak memiliki sifat humor sehingga tidak mampu membangkitkan semangat komunikan yang menjadi sasaran pesan. Berangkat dari uraian tersebut di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa ketiga Caleg tersebut belum menguasai secara menyeluruh kaidah komunikasi verbal yang efektif. Sebab kesuksesan komunikasi verbal adalah komunikator yang memahami kaidah-kaidah komunikasi verbal. Mulai dari kejelasan pesan, pembendaharaan kata, kecepatan dan tempo, setra kemampuan humor yang dimiliki. Kemampuan Komunikasi Non Verbal Caleg Menurut Samovar dan Porter (dalam Mulyana, 2000:308), komunikasi nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Komunikasi nonverbal mencakup semua ransangan (kecuali ransangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempuanyai pesan potensial bagi pengirim atau penerima; definisi ini mencakup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan. Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang disampaikan melalui bahasa tubuh, simbol, isyarat, kode dan lain sebagainya dari seorang komunikator kepada komunikan. Sejalan dengan Hardjana, ( ) mengungkapkan, Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa kata-kata. Dalam kehidupan nyata komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai daripada komunikasai verbal. Dalam komunikasi hampir secara otomatis komunikasi nonverbal ikut digunakan. Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan. Hardjana, (2003: 24-25) menambahkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi nonverbal, yakni ; 1) metakomunikasi; 2) penampilan personal,; 3) intonasi (nada suara); 4) ekspresi wajah; 5) sikap tubuh dan langkah; 6) Sentuhan. Untuk menguraikan kemampuan komunikasi nonverbal Caleg partai NasDem pada penelitian ini, dapat diuraikan sebagai berikut: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo 107

8 Strategi Komunikasi Politik Caleg DPR RI Partai NasDem Molesara, Sumarjo, dan Noval Sufriyanto Talani Caleg Nomor Urut 1 Menurut pengamatan peneliti selama mengikuti kampanye dialogis dan monologis Caleg ini dapat dideskripsikan sebagai berikut : Pertama, Caleg ini terlihat kurang memberi senyum pada setiap melakukan kampanye; kedua, penampilan Caleg ini terlihat sering menggulung baju dan sering buka dada dalam berpenampilan; ketiga, intonasi suara cenderung lantang dalam setiap orasinya dalam menyampaikan isi pesannya sehingga mampu mengarahkan perhatian dari para audience; keempat, ekspresi wajah lebih terlihat serius dalam orasi kampanyenya, sedang diluar panggung masyarakat terlihat segan untuk mendekatkan diri dengan Caleg; kelima, sikap tubuh terlihat sebagai pemberani; keenam, sentuhan lebih terlihat memiliki kedekatan emosional dengan masyarakat. Hal ini dapat dilihat melalui rangkulan tangan dan pelukan yang dilakukan oleh Caleg ini kepada masyarakat yang ditemuinya. Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kemampuan komunikasi nonverbal yang dimiliki oleh Caleg tersebut di atas masih banyak memiliki kekurangan. Hal ini tentu berdampak pada perhatian dan dukungan dari para calon pemilih. Sebab keberhasilan Caleg salah satunya diukur pada kemampuan komunikasi nonverbal yang dimiliki oleh Caleg. Caleg Nomor Urut 2 Caleg ini memiliki keunggulan dalam bertutur kata, sehingga nampak sebagai sosok yang ramah. Berikut cara berpenampilan Caleg ini nampak biasabiasa saja, begitu halnya dengan intonasi suara terlihat monoton dalam bertutur kata. Selanjutnya ekspresi wajah dalam kampanye dialogis dan monologisnya sedikit terhat kaku. Sikap tubuh dan langkah menggambarkan biasa-biasa saja. Selanjutnya Caleg inikurang memberi sentuhan secara fisik kepada masyarakat yang ditemuinya. Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kemampuan komunikasi nonverbal yang dimiliki oleh Caleg tersebut masih memiliki kekurangan. Sehingga demikian kurang mendapat perhatian dan dukungan dari setiap para calon pemilih. Caleg Nomor Urut 3 Menurut pengamatan peneliti, komuniksi nonverbal Caleg ini identik dengan jiwa keibuannya, santun dan murah senyum. Selanjutnya dalam segi berpenampilan selalu terlihat rapi dan sopan disetiap menghadiri kampanye dialogis dan monologis. Keunggulan lain yang dimiliki oleh Caleg ini adalah terlihat pada sentuhan melalui rangkulan tangan dan pelukan dengan masyarakat yang ditemuinya. Namun disi lain, Caleg ini memiliki kekurangan dalam menyampaikan pesan politiknya. Karena dalam orasi politiknya hanya terlihat datar atau monoton. Sehingga dengan demikian tidak mampu membangkitkan semangat para audience. Kesimpulan Keberhasilan Caleg dalam setiap penyelenggaraan Pileg ditentukan pada kemampuan Parpol atau Caleg dalam merencanakan dan mengimplementasikan strategi komunikasi politiknya. Perencanaan komunikasi politik meliputi kontruksi kegiatan, penyusunan pesan serta pemilahan dan pemilihan media. Perencanaan komunikasi politik Caleg DPR RI Partai NasDem Dapil Provinsi Gorontalo pada Pemilu Legislatif 2014, membuktikan ketidaksiapan Caleg dalam mengkonstruksi kegiatan, menyusun dan menyampaikan pesan politik kepada masyarakat pemilih. Baik melalui kegiatan sosialisasi, kampanye serta pemanfaatan media massa. Kemampuan komunikasi interpersonal Caleg merupakan salah satu parameter keberhasilan Caleg dalam setiap Pileg, baik secara verbal maupun nonverbal. Namun pada kenyataannya kemampuan komunikasi interpersonal yang 108 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo

9 dimiliki oleh Caleg DPR RI Partai NasDem Dapil Provinsi Gorontalo pada Pemilu Legislatif 2014 tidak memadai. Sehingga ketiga Caleg tersebut tidak mampu meraih kursi di parlemen. Daftar Pustaka Efendy, Onong Uchjana Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hamidi Metode Penelitian dan Teori komunikasi. Pendekatan Praktis penulisan Proposal dan Laporan Penelitian. Bandung: Remaja Rosda Karya. M. Hardjana, Agus Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius. Mulyana, Deddy. (2000). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Pawito, Komunikasi Politik. Media Massa dan Kampanye Pemilihan. Yogyakarta & Bandung: Jalasutra Putra, Dedi Kurnia Syah, Media dan Politik. Menemukan Relasi antara Simbiosis-Mutualisme Media dan Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu Severin, Werner J. Dan James W. Tankard, Jr. 2005, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di dalam Media Massa. (Edisi terjemahan oleh Sugeng Harianto), Kencana, Jakarta. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo 109

BAB I PENDAHULUAN. warga tertentu. Strategi komunikasi politik juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. warga tertentu. Strategi komunikasi politik juga merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Strategi Komunikasi Politik adalah perencanaan komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh dengan sedemikian rupa, sehingga masalah yang dibahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebebasan media dalam memberitakan berita yang bertentangan dengan pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan bebas memberitakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sehari-hari tidak pernah lepas dari bahasa, karena bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi satu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Reformasi telah memberikan posisi tawar yang jauh lebih dominan kepada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Reformasi telah memberikan posisi tawar yang jauh lebih dominan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Reformasi telah memberikan posisi tawar yang jauh lebih dominan kepada politisi dibandingkan dengan masa Orde Baru. Politisi unjuk gigi dengan kedudukan,

Lebih terperinci

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30). Komunikasi I. PENGERTIAN Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang

Lebih terperinci

Materi Minggu 1. Komunikasi

Materi Minggu 1. Komunikasi T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain

Lebih terperinci

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya DEFINISI KBBI, Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami Effendy, proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pemilihan langsung kepala daerah (Pilkada). Momen-momen politik. berjalannya proses politik di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dan pemilihan langsung kepala daerah (Pilkada). Momen-momen politik. berjalannya proses politik di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia pada saat ini momen-momen politik begitu banyak terjadi dan melibatkan masyarakat secara luas seperti melalui pemilihan umum secara langsung anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pemilu merupakan salah satu arena ekspresi demokrasi yang dapat berfungsi sebagai medium untuk meraih kekuasaan politik. Karenanya, berbagai partai politik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Komunikasi kelompok Proses komunikasi kelompok tidak bisa terlepas dari hubungan dengan orang lain. Sekumpulan orang yang melakukan suatu proses komunikasi tentunya memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivistik, realitas sosial

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivistik, realitas sosial 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivistik. Paradigma konstruktivistik dalam ilmu sosial merupakan kritik terhadap paradigma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia politik adalah suatu pasar, dalam pasar itu terjadi pertukaran informasi dan pengetahuan. Dan seperti halnya pertukaran dalam dunia bisnis yang perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik antarindividu maupun dengan kelompok. Selama proses komunikasi, komunikator memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR,

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR, DPRD, dan DPD) dan Gubernur Provinsi Lampung. Sedangkan di bulan Juli 2014, masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesta demokrasi dimulai, saat ini bangsa Indonesia sedang memeriahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pesta demokrasi dimulai, saat ini bangsa Indonesia sedang memeriahkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah. Pesta demokrasi dimulai, saat ini bangsa Indonesia sedang memeriahkan pesta, yang di tunggu-tunggu oleh seluruh rakyat Indonesia pada tahun 2014. Pemilu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu

I. PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan salah satu pilar demokrasi sebagai wahana perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan yang demokratis. Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu dasawarsa terakhir ini, telah melahirkan karakteristik tertentu dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu dasawarsa terakhir ini, telah melahirkan karakteristik tertentu dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Liberalisasi politik yang hadir bersamaan dengan liberalisasi ekonomi dalam satu dasawarsa terakhir ini, telah melahirkan karakteristik tertentu dalam pemilihan umum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan masyarakat yang memiliki kebebasan berekspresi dan berkehendak, serta menyampaikan hak nya sebagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan penelitian terhadap strategi komunikasi pemasaran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan penelitian terhadap strategi komunikasi pemasaran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian terhadap strategi komunikasi pemasaran politik yang di terapkan caleg Sarnata Saidi,SH, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan,

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG 100904084 Abstrak Skripsi ini berisi penelitian mengenai strategi

Lebih terperinci

KOMUNIKASI POLITIK DALAM MEDIA MASSA

KOMUNIKASI POLITIK DALAM MEDIA MASSA KOMUNIKASI POLITIK DALAM MEDIA MASSA Dari berbagai pendapat para pakar, komunikasi massa didefenisikan jenis komunikasi yang ditujukan pada sejumlah besar khalayak yang heterogen dan anonim melalui media

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan proses perekrutan pejabat politik di daerah yang berkedudukan sebagai pemimpin daerah yang bersangkutan yang dipilih langsung

Lebih terperinci

HAKIKAT PESAN DALAM KOMUNIKASI Danus Ardiansah 5F31 B

HAKIKAT PESAN DALAM KOMUNIKASI Danus Ardiansah 5F31 B HAKIKAT PESAN DALAM KOMUNIKASI Danus Ardiansah 5F31 B06210003 Komunikasi dalam kehidupan manusia terasa sangat penting, karena dengan komunikasi dapat menjembatani segala bentuk ide yang akan disampaikan

Lebih terperinci

Bab V. Penutup. masyarakat sebanyak-banyaknya. Partai berbondong-bondong menjual diri untuk. suara. Sebuah proses yang tentunya sangat melelahkan.

Bab V. Penutup. masyarakat sebanyak-banyaknya. Partai berbondong-bondong menjual diri untuk. suara. Sebuah proses yang tentunya sangat melelahkan. Bab V Penutup A. Kesimpulan Dalam menghadapi Pemilu, tentu dibutuhkan Strategi Pemenangan. Partai Politik sebagai kontestan utama mempersiapkan segalanya agar dapat meraih suara masyarakat sebanyak-banyaknya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan berperan sebagai manusia dengan berhubungan dan bekerja sama dengan manusia lain. Salah satu

Lebih terperinci

MEDIA KOMUNIKASI POLITIK CALEG TERPILIH DALAM BERKAMPANYE (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Pemilu Legislatif di Kabupaten Sragen) Oleh.

MEDIA KOMUNIKASI POLITIK CALEG TERPILIH DALAM BERKAMPANYE (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Pemilu Legislatif di Kabupaten Sragen) Oleh. MEDIA KOMUNIKASI POLITIK CALEG TERPILIH DALAM BERKAMPANYE (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Pemilu Legislatif di Kabupaten Sragen) Oleh Risqi Arum Sari 1 : Maya Sekarwangi 2 ; Siswanto 3 Abstract Using

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan menduduki lembaga perwakilan rakyat, serta salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. Hal ini karena fungsi bahasa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wacana kritis oleh kalangan ahli komunikasi. Untuk itu,diperlukan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. wacana kritis oleh kalangan ahli komunikasi. Untuk itu,diperlukan pengembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis mengenai wacana kritis relatif masih sedikit dilakukan oleh kalangan ahli bahasa. Hal ini bertolak belakang dengan banyaknya penelitian wacana kritis oleh kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Sejak manusia mulai mengenal sistem perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Sejak manusia mulai mengenal sistem perdagangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan periklanan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sejak manusia mulai mengenal sistem perdagangan yang paling awal yakni barter, iklan

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. pemilu legislatif tahun 2009 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

BAB V. Kesimpulan. pemilu legislatif tahun 2009 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : BAB V Kesimpulan Pembahasan untuk menjawab pertanyaan Bagaimana Strategi Marketing Politik Partai Amanat Nasional Kabupaten Banjarnegara dalam memenangkan pemilu legislatif tahun 2009 menghasilkan kesimpulan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan 56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan

Lebih terperinci

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1 Disampaikan pada Seminar Menghadirkan Kepentingan Perempuan: Peta Jalan Representasi Politik Perempuan Pasca 2014 Hotel Haris, 10 Maret 2016 Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI

VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:

Lebih terperinci

Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal. Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta

Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal. Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta Yetri Oktivani Br Ginting / Ike Devi Sulistyaningtyas PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,

Lebih terperinci

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL oleh : Timbul Hari Kencana NPM. 10144300021 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL 47 BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL 3.1 STRATEGI KOMUNIKASI Komunikasi menurut dance (1967) adalah usaha yang menimbulakan respons melalui lambang-lambang verbal yang bertindak sebagai stimuli, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi kualitas dan kuantitas pada saat ini. Beraneka ragam partai politik yang bersaing

Lebih terperinci

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1 1.1 Pengertian Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis ynag mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Berikut ini merupakan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan bernegara, politik merupakan kegiatan yang dekat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan bernegara, politik merupakan kegiatan yang dekat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bernegara, politik merupakan kegiatan yang dekat dengan masyarakat. Bukan hanya para penyelenggara pemerintahan yang mempraktekan ilmu tersebut. Setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum melalui penggunaan media berbayar (surat kabar, radio, TV, dll)

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum melalui penggunaan media berbayar (surat kabar, radio, TV, dll) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Iklan kampanye politik merupakan suatu tindakan spesifik yang dirancang untuk mengiklankan sebuah aktifitas politik atau kampanye dalam rangka proses pemilihan

Lebih terperinci

Fokus Malam Edisi Rabu, 24 Juni 2009 Tema : Politik Topik : Mencermati Iklan-iklan politik capres di Media

Fokus Malam Edisi Rabu, 24 Juni 2009 Tema : Politik Topik : Mencermati Iklan-iklan politik capres di Media Fokus Malam Edisi Rabu, 24 Juni 2009 Tema : Politik Topik : Mencermati Iklan-iklan politik capres di Media Sahabat MQ/ Menjelang pemilihan presiden yang akan berlangsung pada 8 Juli/ iklan-iklan politik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah pemilik peran penting dalam menyampaikan berbagai informasi pada masyarakat. Media komunikasi massa yaitu cetak (koran, majalah, tabloid), elektronik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia kiranya tidak perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi bahasa juga

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 128 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisa yang dilakukan beserta pemaparan bahasan yang didukung oleh teori-teori mengenai makna tayangan debat calon Gubernur Jabar di televisi bagi

Lebih terperinci

MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : Vol 2 No 1 Maret 2017 E-ISSN : X

MetaCommunication; Journal Of Communication Studies P-ISSN : Vol 2 No 1 Maret 2017 E-ISSN : X Strategi Komunikasi Oleh Brand Presenter Dalam Memasarkan Produk Kepada Konsumen (The Communications Strategy by Brand Presenter in Marketing Products to Consumers) Anna Gustina Zainal, Yuni Septi Program

Lebih terperinci

Komunikasi dan Etika Profesi

Komunikasi dan Etika Profesi Modul ke: 01Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen Komunikasi dan Etika Profesi Perspektif Komunikasi Dosen : Nia Kusuma Wardhani, S.Kom, MM. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. menjadi peserta pemilu sampai cara mereka untuk hadir tidak hanya sekedar menjadi

BAB IV PENUTUP. menjadi peserta pemilu sampai cara mereka untuk hadir tidak hanya sekedar menjadi BAB IV PENUTUP 4.1.Kesimpulan Menjadi pemain baru dalam pemilu di Indonesia bukanlah hal yang mudah. Semua hal mulai dari syarat untuk menjadi partai, syarat lolos verifikasi untuk menjadi peserta pemilu

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Media Planning & Buying

Mata Kuliah - Media Planning & Buying Mata Kuliah - Media Planning & Buying Modul ke: Campaign Strategy & Anggaran Iklan di Media Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Konstruksi Branding melalui Acara Sambang Desa. Kabupaten Mojokerto guna terjun langsung ke desa-desa untuk

BAB IV ANALISIS DATA. Konstruksi Branding melalui Acara Sambang Desa. Kabupaten Mojokerto guna terjun langsung ke desa-desa untuk BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian 1. Upaya Pemerintah Kabupaten Mojokerto dalam melakukan Konstruksi Branding melalui Acara Sambang Desa Sambang Desa merupakan salah satu program Pemerintah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, karena segala aktivitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, karena segala aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, karena segala aktivitas yang manusia lakukan seperti di rumah, di sekolah, di tempat kerja, dan sebagainya, pastilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memiliki kemampuan berbahasa telah memungkinkan manusia memikirkan suatu masalah secara terus-menerus. Dengan bahasa, manusia dapat mengkomunikasikan apa yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dan hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang ada di tengah-tengah masyarakat

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. berasal dari dana mereka masing-masing. Di samping itu bantuan finansial dalam

BAB VI KESIMPULAN. berasal dari dana mereka masing-masing. Di samping itu bantuan finansial dalam BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan konsep sumber daya, maka peneliti dapat mendeskripsikan kesimpulan sebagai berikut : sumber daya yang menjadi faktor kekalahan dari caleg perempuan adalah informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang dilaksanakan secara langsung, yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi. Bagi sebuah bangsa

Lebih terperinci

Perspektif Etik dalam Komunikasi Persuasif

Perspektif Etik dalam Komunikasi Persuasif Perspektif Etik dalam Komunikasi Persuasif Materi II Melisa Arisanty, S.I.Kom, M.Si Ilustrasi Etika Komunikasi Persuasif Ruang Lingkup Komunikasi Interpersonal Ilustrasi Etika Komunikasi Persuasif Ilustrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi merupakan suatu proses dalam pembentukan dan pelaksanaan pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu negara yang menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, banyak dijumpai perubahan maupun perkembangan di bidang usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mengevaluasi kesuksesan atau kegagalan sebuah penggunaan media kampanye bukanlah hal yang mudah. Kebanyakan evaluasi media akan kampanyenya hanya berupa daftar dari

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Modul ke: KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Pengertian etika dasar - metode etika - kebebasan dan tanggung jawab Fakultas FASILKOM Program Studi Sistem Informasi http://www.mercubuana.ac.id Dosen: Indrajani,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik lima tahunan bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan dalam proses Pemilu

Lebih terperinci

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014 KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014 Disampaikan pada acara Round Table Discussion (RTD) Lemhannas, Jakarta, Rabu 12 Oktober

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga

BAB I PENDAHULUAN. dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah kebutuhan manusia dengan berkomunikasi manusia dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga maupun bermasyarakat

Lebih terperinci

PERILAKU MEMILIH GENERASI MUDA KELUARGA ANGGOTA POLRI DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TENGAH 2013 Studi di Asrama Polisi Sendangmulyo Kota Semarang

PERILAKU MEMILIH GENERASI MUDA KELUARGA ANGGOTA POLRI DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TENGAH 2013 Studi di Asrama Polisi Sendangmulyo Kota Semarang PERILAKU MEMILIH GENERASI MUDA KELUARGA ANGGOTA POLRI DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TENGAH 2013 Studi di Asrama Polisi Sendangmulyo Kota Semarang Oleh : Radityo Pambayun Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain. Seorang yang menguasai banyak kosa kata, maka dengan. mudah ia lancar mengadakan komunikasi dengan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain. Seorang yang menguasai banyak kosa kata, maka dengan. mudah ia lancar mengadakan komunikasi dengan orang lain. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diksi merupakan pilihan kata. Pilihan kata yang dimaksud mencakup pengertian kata untuk menyampaikan ide gagasan. Kata yang digunakan harus dapat diterima dan dipahami

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL. Tujuan komunikasi untuk merancang media komunikasi visual (pamflet)

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL. Tujuan komunikasi untuk merancang media komunikasi visual (pamflet) 53 BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL 1.1 Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi untuk merancang media komunikasi visual (pamflet) guna kampanye calon legislative DPR-RI Partai Golkar nomor urut 3 Ir. Dra.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penulisan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penulisan Komunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi yang terjadi antara satu pihak dengan pihak yang lain. Memenuhi kebutuhan kita sebagai mahluk sosial, tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluasi, penelitian evaluasi merupakan metode untuk memperoleh

Lebih terperinci

Kronologi perubahan sistem suara terbanyak

Kronologi perubahan sistem suara terbanyak Sistem Suara Terbanyak dan Pengaruhnya Terhadap Keterpilihan Perempuan Oleh: Nurul Arifin Jakarta, 18 Maret 2010 Kronologi perubahan sistem suara terbanyak Awalnya pemilu legislatif tahun 2009 menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi semakin pesat. Hal ini menyebabkan kemudahan pemerolehan informasi secara cepat dan efisien. Perkembangan tersebut menjangkau dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipertunjukan di gedung-gedung bioskop. (Effendy, 1998:50-61)

BAB I PENDAHULUAN. dipertunjukan di gedung-gedung bioskop. (Effendy, 1998:50-61) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi massa menurut Onong Uchjana Effendy adalah komunikasi melalui media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi yang dimulai sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru pada bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di segala bidang, terutama

Lebih terperinci

Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY.

Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY. Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY email: fitri_rahmawati@uny.ac.id 1 Untuk menghasilkan Kesan yang Tepat diperlukan suatu latihan yang teratur dan sistematis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial

BAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk sosial, dalam kehidupan seharihari, perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial tersebut. Untuk

Lebih terperinci

EVALUASI PEMILU 2014 DI SUMATERA UTARA 1. Muryanto Amin 2

EVALUASI PEMILU 2014 DI SUMATERA UTARA 1. Muryanto Amin 2 EVALUASI PEMILU 2014 DI SUMATERA UTARA 1 Muryanto Amin 2 Pendahuluan Pemilihan Umum Legislatif yang digelar pada 9 April lalu akhirnya berakhir sudah. Gambaran atas hasilnya pun sering menjadi pembicaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye politik juga terus berkembang. Mulai dari media cetak, seperti: poster, stiker, dan baliho. Media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan global yang begitu cepat terjadi di masa sekarang disebabkan oleh bertambah tingginya tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pendapatan, arus informasi serta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu ingin mengetahui strategi humas Departemen Agama dalam mengkampanyekan penyelenggaraan ibadah haji untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 DI KECAMATAN MOWILA JURNAL PENELITIAN

PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 DI KECAMATAN MOWILA JURNAL PENELITIAN PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 JURNAL PENELITIAN OLEH: NILUH VITA PRATIWI G2G115106 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

Lebih terperinci

Identitas Budaya Sunda dalam Iklan Politik NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi

Identitas Budaya Sunda dalam Iklan Politik NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi Identitas Budaya Sunda dalam Iklan Politik NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi Oleh: RIKHI SUTRISNO L 100090157 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah atau seringkali

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah atau seringkali I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum kepala daerah wakil kepala daerah atau seringkali disebut pilkada atau pemilukada, adalah pemilihan umum untuk memilih kepala daerah wakil kepala

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon 95 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon Kepala Daerah dalam pilkada Sidoarjo 2010 Pemilihan kepala daerah secara langsung

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN. (study kasus : pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara)

POLA KOMUNIKASI PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN. (study kasus : pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara) POLA KOMUNIKASI PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN (study kasus : pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara) *Elisabeth Manga**Marsia Sumule G. ***Asrul Jaya Jurusan Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO Wenny Hulukati, Murhima A. Kau, Ramlah ABSTRAK Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori. 1. Pengertian dan jenis Kampanye politik. untuk memperoleh dukungan politik dari masyarakat.

BAB II. Landasan Teori. 1. Pengertian dan jenis Kampanye politik. untuk memperoleh dukungan politik dari masyarakat. BAB II Landasan Teori A. Kampanye Politik 1. Pengertian dan jenis Kampanye politik Kampanye menurut kamus bahasa Indonesia adalah serentak mengadakan gerakan bisik- gerakan dengan jalan menyiarkan kabar

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN LAYANAN SIRKULASI. (Studi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara)

STRATEGI KOMUNIKASI PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN LAYANAN SIRKULASI. (Studi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara) STRATEGI KOMUNIKASI PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN LAYANAN SIRKULASI (Studi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara) *Paulina Palin**Marsia Sumule G. ***Asrul Jaya Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman segala sesuatu aktifitas kerja dilakukan secara efektif dan efisien serta dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan pencitraan menjadi point penting dalam penunjang karir perpolitikan.

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan pencitraan menjadi point penting dalam penunjang karir perpolitikan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pencitraan dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal penting dalam kehidupan bersosial. Melalui pencitraan, manusia memilih hal yang akan dilakukan dan juga

Lebih terperinci

Menuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara. Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015

Menuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara. Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015 Menuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015 1 Konteks Regulasi terkait politik elektoral 2014 UU Pilkada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipandang sebagai faktor yang menentukan proses-proses perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipandang sebagai faktor yang menentukan proses-proses perubahan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi media massa mempunyai peran yang sangat penting untuk menyampaikan berita, gambaran umum serta berbagai informasi kepada masyarakat luas.

Lebih terperinci