sebagai mata uang bersama di antara negara anggota juga awalnya memberikan sebuah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "sebagai mata uang bersama di antara negara anggota juga awalnya memberikan sebuah"

Transkripsi

1 sebagai mata uang bersama di antara negara anggota juga awalnya memberikan sebuah mimpi indah dalam Uni Eropa ini. Euro membawa pengaruh yang signifikan baik bagi Eropa sendiri maupun ekonomi global. Adapun beberapa hal positif yang terjadi karena pembentukan Euro ini antara lain : 2 1. Penyatuan moneter ini telah mengintegrasikan kekuatan ekonomi Eropa dan memperbaiki daya saing ekonomi internasional Eropa. 2. Euro telah menciptakan stabilitas nilai tukar di negara-negara anggotanya. 3. Posisi keuangan internasional Eropa meningkat. Pada tahun , proporsi Euro dalam sekuritas internasional meningkat dari 24% menjadi 47%. 4. Peluncuran Euro menyebabkan terjadinya reorganisasi massal dan penyesuaian kembali (readjustment) sistem perbankan, bisnis keuangan, dan perusahaan-perusahaan yang menghasilkan skala operasi yang lebih besar dan peningkatan kapabilitas emergensi dan resistensi resiko atau krisis di Eropa. Akan tetapi ternyata krisis global tahun 2008 yang mengarah pada Yunani menunjukkan sebuah fakta baru. Yunani sebagai salah satu negara anggota Uni Eropa mengalami dampak krisis global yang cukup parah. Selama ini pemerintah Yunani hidup dari hutang dan pinjaman luar negeri. Hal ini mengakibatkan defisit anggaran Yunani yang telah mencapai 10,6% dari total produk domestik bruto tahun Ini menunjukkan pemerintah yang berkuasa pada saat itu tidak cukup cakap untuk mengelola negaranya. Krisis Yunani ini juga berdampak pada mata uang Euro yang dipakai. Sejak krisis Yunani ini, terjadi penurunan kepercayaan mata uang Euro dari investor-investor asing. 2 Jurnal Kajian Wilayah Eropa, Journal of European Studies. Volume II No Hal Harian Kompas, 18 Oktober

2 Perancis merupakan salah satu negara penting di dunia internasional. Sejarah awal menyebutkan bahwa Perancis merupakan salah satu negara yang selalu terlibat dalam Perang Dunia I hingga Perang Dunia II. Peran penting mereka ini tidak hanya di dunia internasional, tapi juga dalam percaturan politik eropa. Perancis merupakan salah satu negara pendiri Uni Eropa. Hal positif lainnya yang dapat dicatat bahwa Perancis adalah salah satu negara pendiri NATO dan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memiliki keanggotaan tetap di Dewan Keamanan. Perancis pun dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki kekuatan nuklir. Dengan posisi tawarnya yang cukup tinggi di dunia internasional dan juga sebagai salah satu negara pendiri Uni Eropa, Perancis memiliki posisi yang paling disegani dalam regional ini. Hal inilah yang menyebabkan Perancis paling didengar dalam setiap pertemuan antar negara Eropa. Sebagai negara yang mempunyai luas terbesar ke-6 di dunia, Jerman juga merupakan negara dengan output industri ketiga di dunia. 4 Dalam hal industri ini, Jerman hanya kalah dari Amerika Serikat dan Jepang. Di dalam regional eropa, Jerman merupakan negara dengan kekuatan ekonomi terbesar. Dengan rata-rata pendapatan per-kapita sebesar US$ (2004). 5 Dengan posisi sebagai negara yang tergolong superior di regional eropa, Jerman tergolong sebagai salah satu pemimpin di kawasan itu. Hal ini dibuktikan negara Jerman sebagai negara penyumbang terbesar bagi anggaran Uni Eropa. Dengan konsep dasar secara ekonomi, Jerman memandang Uni Eropa ini merupakan salah satu hal yang penting bagi negara mereka. Hal ini dikarenakan tingginya tingkat industri mereka yang memerlukan saluran kerjasama dengan negara-negara antar kawasan. 4 Ibid. Hal Ibid, hal 130. Background Note : Germany; Situs Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, diakses pada tanggal 8 Januari pukul

3 Dilihat dari geografisnya yang berada di luar kawasan Eropa, Inggris menyikapi penyatuan Eropa tidak dalam kepentingan mereka. Inggris merasa bahwa mereka lebih menekankan posisi mereka dalam hubungan di kawasan Laut Atlantik. Dengan demikian, terlihat bahwa Inggris lebih terikat pada sekutu mereka yaitu Amerika Serikat dari pada Eropa. Namun kenyataannya Inggris tidak dapat menyangkal bahwa Eropa merupakan tetangga terdekat mereka. Ambiguitas sikap Inggris ini sedikit banyak memberi pengaruh pada integrasi mereka ke dalam Eropa. Hilangnya pengaruh Inggris terhadap negara koloni mereka terutama sejak tahun 1960 mengakibatkan Uni Eropa merupakan jalan alternatif bagi perkembangan perekonomian Inggris. 6 Di sini kita melihat bahwa Inggris memiliki sebuah motif, yakni kebutuhan ekonomi. Walaupun telah ditolak dua kali (1962 dan 1968) ketika mengajukan diri sebagai anggota Uni Eropa, akhirnya pada bulan Mei 1972 Inggris masuk sebagai anggota masyarakat Eropa. Posisi mereka yang selalu stabil sebagai negara superpower di kawasan Eropa tidak dapat disangkal. Hal ini terlihat bahwa pasca Perang Dunia II, perekonomian Inggris adalah yang paling sedikit mengalami kerusakan infrastruktur. Inggris masih membawa semangat masa lalu mereka sebagai salah satu negara paling kuat di kawasan ini. Krisis Yunani menunjukkan sebuah sikap yang berbeda di antara negara-negara anggota Uni Eropa. Beberapa negara anggota mempunyai semangat berbeda dalam menyelamatkan Yunani. Hal ini dikarenakan awal kehadiran mereka membentuk dan ikut serta dalam keanggotaan Uni Eropa tentu dikarenakan kepentingan yang berbeda-beda yang sesuai dengan kepentingan nasional mereka. Kurangnya kontrol terhadap pengaturan kebijakan fiskal terhadap negara anggota yang memakai mata uang Euro juga menjadi sorotan. Melalui krisis ini terlihat bahwa Bank Sentral Eropa seperti kehilangan kontrol 6 Ibid, Volume III No Hal

4 terhadap kebijakan fiskal negara-negara anggota Uni Eropa. Tentunya krisis ini mengakibatkan efek domino terhadap negara-negara anggota Uni Eropa lainnya terutama yang tergolong lemah dan memakai euro sebagai mata uang negaranya. Penulisan thesis ini merujuk pada tiga negara dominan yang berada dalam organisasi regional Uni Eropa. Ketiga negara ini selain sebagai anggota, juga sebagai negara kaya di kawasan ini. Sehingga pengaruh mereka terhadap organisasi kawasan ini cukup diperhitungkan. Perancis dan Jerman merupakan negara-negara yang mempunyai suara yang selalu didengarkan dalam setiap pertemuan KTT di Eropa. Walaupun Inggris terkadang dikucilkan karena lamanya mereka diterima sebagai anggota Uni Eropa. Namun sejarah negara Inggris yang cukup panjang sebagai negara besar dan kuat dalam politik dunia membuat saya tidak bisa mengucilkan peran Inggris dalam Uni Eropa. Dalam kenyataan di lapangan Inggris juga sering memberikan pendapat dan masukan dalam krisis yang terjadi di Yunani. Sikap dan pendapat ketiga negara merupakan salah satu dasar penulisan thesis ini. B. Rumusan Masalah Thesis ini akan melihat peran serta ketiga negara Uni Eropa tadi yang mempunyai posisi penting dalam organisasi regional ini. Ketiga negara memiliki pengaruh yang berbeda satu sama lain. Hal inilah yang menjadikan sebuah pertanyaan bagaimana proses pengambilan kebijakan yang diambil oleh masing-masing negara ini dalam menyelamatakan krisis Yunani, dan mengapa ada negara yang sama atau berbeda sikap atau kebijakan? 5

5 C. Teori Dalam thesis ini saya akan mencoba melihat perilaku ketiga negara Uni Eropa ini melalui Teori Konstruktivisme. Konstruktivis dibangun dari basis ide, norma, budaya dan nilai. Formulasi teoritik konstruktivis menyatakan bahwa lingkungan sosial membentuk identitas aktor. Identitas kemudian menentukan kepentingan, dan kepentingan akan menentukan bentuk tingkah laku, aksi ataupun kebijakan dari aktor. Pada tahap berikutnya identitas juga akan mempengaruhi bentuk dari lingkungan sosial. Selain digolongkan ke dalam kelompok teori idealis, konstruktivis juga dapat dimasukkan ke dalam kategori teori sistem. Penggolongan ini di dasarkan pada posisi konstruktivis yang menjelaskan tingkah laku aktor pada level sistem/struktur. Konstruktivis mengasumsikan bahwa suatu unit yang kemudian disebut agent dipengaruhi oleh lingkungan sosial yang mengelilinginya. Teori-teori yang mengambil sudut pandang dari posisi struktur selanjutnya disebut dengan teori holisme. Secara sederhana bisa dikatakan bahwa identitas, tingkah laku dan kepentingan seorang individu dipengaruhi oleh masyarakat tempat ia bersosialisasi. Jadi identitas, perilaku, dan kepentingan individu tidak secara alamiah ada dengan sendirinya dan murni muncul dari dalam individu itu sendiri, akan tetapi merupakan bentuk dari pengaruh lingkungan sosial terhadap individu tersebut. Konstruktivisme muncul untuk memberikan pandangan bahwa realitas sosial tidak bisa dilihat sebagai suatu hal yang given (alamiah), akan tetapi realitas sosial hadir dari interaksi sosial yang saling terikat satu sama lain. Konstruktivis melihat realitas dunia sebagai sesuatu yang didasarkan oleh fakta yang secara material bisa ditangkap ataupun tidak oleh pancaindera, namun fakta tersebut tidak menuntun atau tidak menentukan bagaimana kita melihat realitas sosial yang ada. Dalam pandangan Konstruktivis ini, interpretasi kita terhadap dunia inilah yang membuat kita berlaku dan bertindak, dan setiap manusia memiliki 6

6 interpretasi yang berbeda satu dan lainnya karena adanya perbedaan latar belakang secara normatif dan epistemik. Tingkah laku manusia dalam bermasyarakat dapat dilihat dari identitas yang mereka bawa. Identitas ini bermacam-macam, terkait dengan institutional role yang diperankannya. Komitmen dan kepentingan yang terkandung di dalam identitas inilah yang membuat aktoraktor mengikatkan diri mereka sendiri antara satu dengan lainnya. Identitas-idenstitas ini yang membentuk struktur sosial. Kemudian, identitas ini menentukan kepentingan, karena identitas merupakan dasar dari kepentingan. Aktor tidak memiliki kepentingan yang tidak berdasarkan oleh identitas. Aktor mendefiniskan kepentingannya di dalam proses mendefinisikan situasi. Proses dibentuknya identitas dan kepentingan disebut socialization. Sosialisasi merupakan suatu proses pembelajaran untuk menyesuaikan tingkah laku seseorang dengan ekspektasi sosialnya. Pada dasarnya konstruktivis memiliki 4 (empat) prinsip dasar : a) Penggunaan faktor-faktor yang berbasiskan pada ide. Konstruktivis menolak teoriteori dominan dalam HI yang menempatkan faktor material secara berlebihan. Menurut konstruktivis, norma-norma sifatnya otonom dan norma membentuk dan menentukan perilaku negara di dalam sistem internasional. Norma tidak hanya berfungsi untuk mengatur namun lebih dari itu membentuk perilaku negara. b) Kepentingan agent didasarkan atau ditentukan oleh konstruksi identitasnya yang terbentuk di dalam interaksi sosial. c) Komunikasi antar aktor dan norma akan menentukan tingkah laku aktor tersebut. Aktor akan cenderung berperilaku sesuai dengan norma yang disepakati bersama. 7

7 d) Pentingnya perubahan sejarah internasional. Identitas agent akan berubah sejalan dengan perubahan struktur internasional. Secara ontologis konstruktivisme dibangun atas tiga proporsi utama. 7 Pertama, struktur merupakan pembentuk perilaku aktor sosial dan politik baik secara individu maupun negara yang tidak hanya terdiri dari aspek material tetapi juga normatif dan ideasional. Konstruktivisme menyakini bahwa sistem nilai, gagasan bersama sebenarnya juga memiliki karakteristik struktural dan menentukan tindakan sosial maupun politik. Di samping itu struktur normatif dan ideasional yang sebenarnya membentuk identitas sosial aktor-aktor politik. 8 Aspek normatif yang terdapat di dalam struktur inilah yang aplikasinya berbeda-beda pada tingkatan nasional di masing-masing agen atau aktor dalam hal ini negara. Hal ini berbeda dengan pandangan kaum realis yang memandang bahwa struktur material yang cenderung dominan mempengaruhi tindakan aktor. Namun tidak bagi kaum konstruktivis yang memandang struktur material sebenarnya hanya bermakna bagi tindakan atau perilaku melalui struktur nilai atau pengetahuan. Kedua, yaitu kepentingan sebagai dasar bagi tindakan atau perilaku aktor-aktor dan juga sebagai produk dari identitas aktor-aktor. Neorealisme menurut pandangan Konstruktivisme adalah matrealistis, yang dimaksudkan disini adalah power (kekuatan militer) dan kekuatan ekonomi yang dimiliki oleh suatu negara sebagai pembentukan identitas yang dimiliki, tentu hal ini sangat 7 Muhadi Sugiono dan Ririen Tri Nurhayati Program Pasca Sarjana Ilmu Politik, Politik Internasional Handout, Pertemuan ke-7:teori Konstruktivisme dalam diakses pada tanggal 19 Oktober Stuktur ideasional dan struktur normatif membentuk identitas dan juga kepentingan aktor-aktor politik melalui tiga cara yakni : imajinasi, komunikasi, dan pembatasan. Imajinasi mengacu pada bagaimana aktoraktor politik melihat peluang-peluang ataupun hambatan-hambatan mereka untuk bertindak baik dalam arti praktis maupun etis. Komunikasi menggambarkan upaya-upaya aktor-aktor politik untuk memberikan justifikasi dari tindakan-tindakan mereka dengan mengacu pada norma-norma yang sah yang berlaku di masyarakat sedangkan Pembatasan adalah dimana seringkali kedua struktur ini memberikan pengaruh yang besar dalam membatasi perilaku atau tindakan-tindakan aktor. 8

8 bertentangan dengan konstruktivisme. Konstruktivis memberikan perhatian kajiannya pada persoalan-persoalan bagaimana ide dan identitas dibentuk, bagaimana ide dan identitas tersebut berkembang dan bagaimana ide dan identitas membentuk pemahaman negara dan merespon kondisi di sekitarnya. Menurut Wendt, bagi neo-realis maupun neoliberalis identitas dan kepentingan merupakan sesuatu yang given, sesuatu yang sudah ada begitu saja. Wendt tidak mempercayainya demikian, ia melihat bahwa identitas dan kepentingan merupakan hasil dari praktek inter-subjektif di antara aktor-aktor. Dengan kata lain identitas dan kepentingan merupakan hasil dari sebuah proses interaksi. Walaupun neorealis dan neoliberalis mengakui bahwa proses interaksi mempengaruhi perilaku aktor-aktor namun tidak bagi identitas dan kepentingan. 9 Dalam kelanjutannya mengenai teori konstruktivisme, kritik terhadap rasionalisme tentu secara tidak langsung turut membantu konstruktivisme dalam membangun dan mengembangkan teorinya. Kritik terhadap salah satu teori yang rasional, yaitu neoliberalisme. Secara mendasar, ada tiga asumsi orang-orang neoliberal yang dipersoalkan oleh orang-orang konstruktivis. Asumsi-asumsi itu adalah, pertama, neoliberalisme menerima bahwa identitas dan kepentingan adalah sesuatu yang given, karena neoliberalis hanya mengakui perubahan didalam perilaku negara dan bukan perubahan didalam negara itu sendiri. Yang kedua adalah bahwa neoliberalisme menerima bahwa kepentingan dan identitas suatu negara tergenerasikan oleh sistem anarki internasional. Yang ketiga adalah bahwa neoliberalisme membatasi pengertian secara teoritis dari perubahan dalam agen dan struktur, 9 Teori Hubungan Internasional (Social Constructivism) dalam Blog Mahasiswa Universitas Brawijaya dalam diakses pada tanggal 7 Mei

9 sebab neoliberalisme hanya mengkaji perubahan dalam perilaku, tetapi tidak dalam identitas dan kepentingan aktor. 10 Dengan memakai teori konstruktivis saya ingin melihat bagaimana ketiga negara Jerman, Perancis dan Inggris yang memiliki identitas negara berbeda bersikap dalam kasus krisis Yunani ini. Identitas dan sikap masing-masing negara ini tentunya sudah ada dan terbentuk jauh sejak Uni Eropa ada, dan tidak di semua disatukan dengan tujuan Uni Eropa. Dalam krisis ini, identitas kedua negara sebagai pemimpin yaitu Jerman dan Perancis lebih dominan dalam memimpin setiap pertemuan ketika proses kebijakan akan diambil. Kepentingan Jerman sebagai negara terkuat dalam hal ekonomi di dalam regional eropa menunjukkan identitas negara yang kuat dan dominan dalam menyelamatkan krisis Yunani yang juga mengakibatkan krisis mata uang euro. Pertarungan identatis dihadirkan oleh Inggris. Dalam regional eropa, Inggris selalu menganggap Jerman merupakan kekuatan yang cukup besar dalam ancaman ekonomi mereka. Hal ini yang membuat dia tidak mau menyatukan diri ke dalam mata uang bersama, yaitu euro. Sebagai negara besar di eropa, dan memiliki sejarah kuat di duniam mata uang pondsterling merupakan sebuah kekuatan besar bagi Inggris. Kepentingan-kepentingan dan identitas nasional yang saling bertentangan seperti ini yang membuat Uni Eropa merupakan sebuah ajang pertarungan identitas bagi negara-negara kuat di dalamnya. D. Review Literatur Pencarian saya akan tulisan-tulisan yang membahas tentang topik serupa belum saya temukan. Terutama thesis, belum ada satupun mahasiswa yang mengambil judul mengenai 10 Ibid. 10

10 Uni Eropa dan terutama kasus yang menimpa salah satu negara anggota. Saya hanya mendapat dua buah buku yang berisi tentang awal mula integrasi negara-negara di kawasan Eropa. Walaupun terkesan mundur agak jauh ke belakang, tetapi hal ini penting karena sesuai dengan teori yang saya pakai. Konstruktivisme selalu melihat lingkungan sosial dan juga identitas negara dalam setiap perilaku negara maupun aktor di dalamnya. Keinginan awal mereka masuk dalam sebuah organisasi regional ini juga akan memberi cara pandang mengapa mereka bersikap nantinya. Buku pertama yang berjudul Eropa sebagai Kekuatan Dunia karangan C.P.F. Luhulima banyak memuat tentang negara Inggris. Di bab-bab awal diceritakan mengenai susahnya Inggris berintegrasi ke dalam masyarakat Uni Eropa. Inggris yang dikenal sebagai negara penjajah terkuat di Eropa sangat sulit untuk melepaskan daerah jajahannya, terutama di Asia Tenggara. Di dalam buku juga diceritakan bagaimana sikap mendua Inggris dalam usaha menggabungkan diri dengan Masyarakat Besi Baja dan Batu Bara Eropa dan Euratom menjadi Masyarakat-Masyarakat Eropa (MEE) atau Masyarakat Eropa (ME). Faktor mendua itu terutama disebabkan karena pemimpin-pemimpin Inggris masih saja menganggap bahwa Inggris adalah suatu negara adikuasa dan bersama-sama Amerika Serikat mengatur dunia. Sulit sekali bagi Inggris untuk mengakui bahwa negara itu sudah turun dari kedudukan adikuasanya menjadi suatu kekuatan sedang, dan bahwa penggabungan diri dengan negaranegara Eropa Barat lainnya ke dalam MEE sudah merupakan suatu sine-qua-non. Inggris kiranya masih belum dapat menyadari bahwa masa depannya sudah terletak dalam suatu Masyarakat Eropa yang terintegrasi dan bukan lagi dalam hubungan khusus Inggris-Amerika Serikat. 11

11 Pandangan penulis buku pertama ini tentang Inggris merupakan sebuah poin penting dalam penulisan tesis saya. Buku ini banyak menyorot tentang Inggris, dan ada beberapa bagian juga yang menyertakan Perancis. Hal ini sangat sesuai dengan studi kasus yang akan saya tulis. Selain mengenai Inggris, buku ini juga memaparkan bagaimana proses integrasi regional yang terjadi di kawasan Eropa. Dari Perjanjian Roma, pembentukan Buku Putih yang berisi penyelesaian pasar internal dan juga KTT Eropa di Hanover yang merupakan sebuah titik puncak dalam program penyatuan Eropa. Dalam setiap pertemuan dan perjanjian hanya ingin menyatukan bagaimana setiap negara anggota nantinya harus membebaskan arus modal dan jasa di kawasan ini. Aturan-aturan yang dihasilkan dalam Uni Eropa, termasuk aturan yang keras, dan harus dituruti oleh anggota-anggotanya. Ketika masyarakat ini mau menyatukan diri dalam masyarakat Eropa, setiap anggota harus memperbolehkan produk yang dihasilkan oleh salah satu negara anggota memasuki negaranya, kendatipun produk-produk tersebut tidak sesuai dengan ketentuan hukum setempat. Ini menunjukkan bahwa Uni Eropa melalui badan-badan yang dibentuk untuk mengatur isu-isu yang ada harus mampu memberikan pengawasan ketat terhadap negara anggotanya. Buku kedua berjudul Peluang dan Tantangan Eropa 1992 oleh Paolo Cecchini ini menggambarkan pasar domestik Masyarakat Eropa dalam tahun 90an, biaya akibat ketiadaan pasar domestik tersebut, dan keuntungan yang ditawarkan dalam terbentuknya ekonomi Masyarakat Eropa sebagai suatu kesatuan. Kelompok peneliti yang terdiri dari berbagai pihak di bawah pimpinan ahli ekonomi Italia Paolo Cecchini membuat suatu analisa mendalam dari keuntungan-keuntungan ekonomi, biaya dan efek pasar tunggal eropa. Di dalam buku ini dijelaskan bahwa manfaat sebagian besar didapat oleh para konsumen dan perusahaan dalam 12

12 bentuk harga dan biaya yang lebih murah tetapi juga ada manfaat yang tercipta dalam bidang sosial dan politik. Laporan Cecchini dapat diringkas sebagai berikut : Biaya yang diperkirakan dari fragmentasi pasar Masyarakat Eropa terletak antara miliar euro untuk seluruh Masyarakat Eropa (masih 12 negara). Angka median rata-rata sebesar 216 miliar euro. Mengurangi biaya yang besar yang akan menciptakan suplai barang dan jasa yang lebih rendah dan juga akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Keuntungankeuntungan yang lebih besar dalam pendapatan real, efisiensi dan pertumbuhan akan menciptakan 1,8 juta kesempatan kerja baru, meskipun angka itu tidak dapat mengubah secara radikal angka pengangguran yang ada, tetapi efeknya ialah angka pengangguran dapat diturunkan sebesar 1,5%. Sebuah bayangan positif dalam penyatuan eropa dihasilkan dalam buku ini. Hal ini memberikan sebuah tanggapan postif bagi setiap negara di regional eropa mengajukan diri sebagai anggota Uni Eropa. Walaupun pada kenyataannya pada tahun 2008 Uni Eropa juga terkena dampak krisis yang bermula di Amerika Serikat, bahkan kawasan Eropa mengalami krisis ekonomi yang paling parah di antara kawasan lainnya di dunia. Buku ini lebih banyak menyorot tentang peluang dan hambatan-hambatan dalam penyatuan Uni Eropa. Hambatan-hambatan seperti pemeriksaan di tapal batas dan birokrasi bea cukai, aneka macam standar dan peraturan teknis, pertentangan hukum dagang dan praktek proteksi pengadaan barang semuanya cukup terkenal. Tetapi dampak dan penghapusannya sebelumnya tidak diketahui. Hasil-hasil ini, praktek dan kerja lapangan yang luas dan analisis yang berurutan dijabarkan di dalam Bab 1, bersama dengan ilustrasi aneka macam industri dan jasa non-eropa. Dasar ekonomi bukan satu-satunya sebab mengapa terjadi penyatuan di Eropa. Tujuan utama pergerakan menuju kesatuan Eropa sebenarnya bersifat politik, namun cara-cara yang 13

13 digunakan bersifat ekonomi. Tujuan-tujuan ekonomi seperti ekonomi Eropa yang lebih efisien dan bersaing tentu saja penting, namun demikian, tujuan ekonomi ini dalam pertimbangan politik menempati urutan kedua dan tidak mungkin mendorong tercapainya integrasi ekonomi dan politik Eropa tingkat tinggi yang luar biasa sejak berakhirnya Perang Dunia II. Integrasi ekonomi sendiri tidak pernah mengakibatkan integrasi politik, karena tidak terdapat logika tentang saling ketergantungan ekonomi yang memerlukan integrasi politik. Secara historis, integrasi politiklah yang mengawali integrasi ekonomi. 11 E. Hipotesis Proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh ketiga negara, yaitu Jerman, Perancis dan Inggris dalam krisis Yunani terbentuk dalam lingkungan sosial negara tersebut. Lingkungan sosial inilah yang membentuk identitas aktor yang kemudian menentukan kepentingan dan menentukan bentuk tingkah laku atau kebijakan dari aktor-aktor dalam negara-negara tersebut. Proses inilah yang menentukan apa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam menyikapi krisis Yunani yang berpengaruh bagi organisasi Uni Eropa kedepannya. Karakteristik yang khas negara Perancis ini dinyatakan dalam konstitusi Republik V tahun 1958, bahwa Perancis adalah sebuah republik yang tidak dapat terbagi, sekuler, demokratis dan sosialis. Artinya, Perancis adalah negara kesatuan yang sentralistik. Negara mengatur setiap aspek kehidupan masyarakat demi terciptanya kesatuan nasional. 12 Hal inilah yang membuat bahwa aktor politik yang berkuasa di Perancis memegang peranan penting dalam setiap kebijakan yang diambil di negara tersebut. Kemudian, Jerman adalah 11 Robert Gilpin The Challenge of Global Capitalism. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. 12 Jurnal Kajian Wilayah Eropa, Journal of European Studies. Volume I No Hal

14 negara penyumbang anggaran terbesar bagi Uni Eropa. Inilah yang membuat Jerman memiliki posisi penting dalam integrasi Eropa. Kanselir Jerman memiliki pengaruh yang cukup kuat, akan tetapi Presiden negara federal Jerman juga dapat turut campur dalam politik dengan menengahi perselisihan antara eksekutif dan para pemimpin partai politik yang ada dalam lembaga legislatif. 13 Inggris merupakan salah satu negara besar di Eropa yang terhitung lama terintegrasi dalam Uni Eropa. Inggris baru masuk menjadi anggota Uni Eropa sejak tahun di saat negara-negara Eropa telah terintegrasi sejak tahun Inilah yang membuat Inggris kehilangan suara yang cukup kuat dalam Uni Eropa. Keinginan besar Uni Eropa adalah mengenai kesatuan mata uang dalam Euro. Hal ini diatur dalam sebuah traktat yang bernama Traktat Maastricht yang dikeluarkan pada tahun Traktat ini mengatur tentang berapa besar inflasi yang diperbolehkan oleh sebuah negara anggota Uni Eropa, defisit dalam hal Gross Domestic Product (GDP) dan juga Exchange Rate yang diatur dalam European Moneter System (EMS). 15 Yunani adalah negara kecil di Uni Eropa yang tidak cukup kuat secara ekonomi. Kegagalan pemerintahan dalam memerintah dan juga krisis global yang membuat ekonomi Yunani semakin parah merupakan penyebab mengapa negara ini tertimpa krisis. Krisis yang terjadi di Uni Eropa berdampak pula pada pemerintahan Perancis yang berkuasa pada saat itu. Pada pemilu yang terjadi dua putaran di Perancis, akhirnya Partai Sosialis mampu memenangi suara mayoritas dalam pemilihan parlemen. Partai Sosialis 13 Ibid. Volume II No Hal Htttp://europa.eu/index_en.htm diakses pada tanggal 7 Mei Decision Making EU dalam diakses pada tanggal 7 Mei

15 mendapat jatah 307 dari keseluruhan 577 kursi di parlemen. 16 Hal ini membuat presiden yang berkuasa pada saat itu, Nicolas Sarkozy harus rela turun dan digantikan oleh Francois Hollande. Kebijakan yang dilakukan oleh Hollande bagi rakyat Perancis dirasakan lebih pas dalam mengatasi krisis yang terjadi di Eropa, terutama dalam hal mengurangi angka pengangguran. Politik domestik Jerman yang ditunjukkan oleh sikap parlemen mereka menunjukkan sikap positif terhadap krisis yang dialami oleh Yunani. Walaupun terjadi perdebatan mengenai langkah-langkah yang diambil untuk menyelamatkan Yunani, akan tetapi pada akhirnya dua pertiga mayoritas anggota dewan perwaklian Jerman mengesahkan rencana pengetatan yang diambil oleh Angela Merkel selaku Perdana Menteri yang berasal dari partai Kristen-Demokratik (CDU). 17 Walaupun tidak ikut dalam kesatuan mata uang euro, akan tetapi Inggris memandang bahwa krisis yang menimpa Yunani merupakan sebuah masalah serius yang akan berdampak bagi mereka. Pada tanggal 29 Mei 2012, 18 David Cameron mengadakan rapat bersama Menteri Keuangan, Gubernur Bank Inggris dan juga beberapa anggota parlemen lainnya. Rapat ini untuk memastikan Inggris siap untuk menghadapi perkembangan krisis zona euro. Dalam rapat ini juga ditegaskan bahwa Cameron menginginkan agar 17 negara pengguna euro untuk mempertahankan mata uang mereka Partai Sosialis Kuasai Parlemen Perancis diakses dalam partai-sosialis-kuasai-parlemen-perancis tanggal 17 Juli Pengetatan Anggaran : Parlemen Jerman Setujui Hasil KTT UE diakses dalam tanggal 18 Juli Krisis Yunani : Bahas Nasib Euro, David Cameron Kumpulkan Petinggi Inggris diakses dalam tanggal 19 Juli Ibid. 16

16 F. Sistematika Bab I berisi PENDAHULUAN thesis yang mempunyai sub-sub judul yang berisi latar belakang, rumusan masalah, teori, hipotesa, metode penelitian, jangkauan penelitian dan sistematika penulisan. Bab II akan membahas mengenai struktur, organisasi dan nilai-nilai di Uni Eropa. Bab III akan membahas mengenai krisis ekonomi Eropa, khususnya Yunani. Bab IV akan membahas mengenai respon dan perbedaan respon maupun perdebatan dari negara-negara anggota Uni Eropa terkait dalam krisis yang melanda Yunani. Bab V akan memberi kesimpulan dari keseluruhan isi penelitian. 17

BAB V. Kesimpulan. Identitas ini menentukan kepentingan dan dasar dari perilaku antar aktor. Aktor tidak

BAB V. Kesimpulan. Identitas ini menentukan kepentingan dan dasar dari perilaku antar aktor. Aktor tidak BAB V Kesimpulan Identitas sebuah negara memegang peranan besar dalam proses hubungan antar negara. Identitas ini menentukan kepentingan dan dasar dari perilaku antar aktor. Aktor tidak memiliki kepentingan

Lebih terperinci

SIKAP NEGARA-NEGARA ANGGOTA UNI EROPA DALAM MENANGANI KRISIS YUNANI. (Studi Kasus : Sikap Jerman, Perancis dan Inggris) Oleh: ABSTRACT

SIKAP NEGARA-NEGARA ANGGOTA UNI EROPA DALAM MENANGANI KRISIS YUNANI. (Studi Kasus : Sikap Jerman, Perancis dan Inggris) Oleh: ABSTRACT SIKAP NEGARA-NEGARA ANGGOTA UNI EROPA DALAM MENANGANI KRISIS YUNANI (Studi Kasus : Sikap Jerman, Perancis dan Inggris) Oleh: Triesanto Romulo Simanjuntak, S.IP, M.A 1 dan Drs Dafri Agussalim, M.A 2 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewan keamanan PBB bertugas untuk menjaga perdamaian dan keamanan antar negara dan dalam melaksanakan tugasnya bertindak atas nama negaranegara anggota PBB.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang 149 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang yang membengkak. Secara ekonomi, sebelum bergabung dengan Eurozone pemerintah Yunani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Kepemilikan senjata nuklir oleh suatu negara memang menjadikan perubahan konteks politik internasional menjadi rawan konflik mengingat senjata tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada arus modal eksternal, prospek pertumbuhan yang tidak pasti. Krisis

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada arus modal eksternal, prospek pertumbuhan yang tidak pasti. Krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama beberapa dekade terakhir, banyak negara di dunia ini mengalami krisis yang didorong oleh sistem keuangan mereka yang kurang dikembangkan, votalitas kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat, dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, Osoro dan Ogeto (2014) dalam Makori (2015). Kinerja perusahaan sangat bergantung kepada informasi

Lebih terperinci

RESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik.

RESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik. RESUME Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik. Salah satu kasus yang mengemuka adalah tergulingnya presiden Honduras, Manuel Zelaya pada

Lebih terperinci

RESUME SKRIPSI. Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak. bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar

RESUME SKRIPSI. Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak. bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar RESUME SKRIPSI Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar negara yang melintasi batas negara. Sebagian besar negara-negara di dunia saling

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. bergabung dengan Uni Eropa, dalam memperoleh keanggotaan sebagai pengguna mata

BAB V KESIMPULAN. bergabung dengan Uni Eropa, dalam memperoleh keanggotaan sebagai pengguna mata BAB V KESIMPULAN Yunani merupakan salah satu negara anggota Uni Eropa dan juga pengguna mata uang tunggal euro. Yunani menjadi anggota resmi Uni Eropa pada tahun 1981 dan menjadi salah satu negara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum ditujukan untuk mencapai tingkat pengangguran yang rendah (high

BAB I PENDAHULUAN. umum ditujukan untuk mencapai tingkat pengangguran yang rendah (high BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflasi dan pengangguran adalah dua masalah ekonomi utama yang sering dihadapi oleh suatu negara. Kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh setiap negara, secara umum ditujukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. European Coal and Steel Community (ECSC), European Economic. Community (EEC), dan European Atomic Community (Euratom), kemudian

BAB V KESIMPULAN. European Coal and Steel Community (ECSC), European Economic. Community (EEC), dan European Atomic Community (Euratom), kemudian BAB V KESIMPULAN Pada dasarnya dalam tahapan mencapai integrasi Eropa seperti sekarang melalui proses yang cukup panjang dimulai dari pembentukan European Coal and Steel Community (ECSC), European Economic

Lebih terperinci

EUROPEAN UNION PERHIMPUNAN MASYARAKAT EROPA

EUROPEAN UNION PERHIMPUNAN MASYARAKAT EROPA EUROPEAN UNION PERHIMPUNAN MASYARAKAT EROPA SEJARAH DAN TRAKTAT PENDIRIAN Disepakati & ditandatangani di Maastricht, 7 Februari 1992. Perjanjian mulai berlaku 1 November 1993 Terbentuk atas 3 Traktat:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara telah menunjukkan bahwa ketidakseimbangan kebijakan moneter dapat menyebabkan konsekuensi serius

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Setelah beberapa tahun menyandang gelar Celtic Tiger, yang menggambarkan betapa

BAB V KESIMPULAN. Setelah beberapa tahun menyandang gelar Celtic Tiger, yang menggambarkan betapa BAB V KESIMPULAN Krisis ekonomi yang melanda Irlandia merupakan batu sandungan yang cukup besar. Setelah beberapa tahun menyandang gelar Celtic Tiger, yang menggambarkan betapa hebatnya perekonomian di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh sangat besar bagi ekonomi dunia. Secara politik, Amerika Serikat merupakan negara demokrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) selalu mengalami budget

BAB I PENDAHULUAN. kondisi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) selalu mengalami budget 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara sedang berkembang yang tengah menuju tahap kemapanan ekonomi, Indonesia membutuhkan anggaran belanja dalam jumlah besar untuk membiayai berbagai program

Lebih terperinci

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% 1 Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% Prediksi tingkat suku bunga SPN 3 Bulan tahun 2016 adalah sebesar 6,3% dengan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi internal maupun eksternal. Data yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Bank Indonesia, dikatakan bahwa untuk memelihara kesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Bank Indonesia, dikatakan bahwa untuk memelihara kesinambungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, dikatakan bahwa untuk memelihara kesinambungan pelaksanaan pembangunan nasional,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010 PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,

Lebih terperinci

Fundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian -

Fundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian - Analisa Fundamental I. Fundamental Forex I.1 Faktor penggerak pasar Fundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian - kejadian yang secara langsung maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi merupakan suatu tujuan utama. Hal ini juga merupakan tujuan utama negara kita, Indonesia. Namun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber

Lebih terperinci

"Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia"

Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia H T T P : / / U S. A N A L I S I S. V I V A N E W S. C O M / N E W S / R E A D / 2 8 4 0 2 5 - I N D O N E S I A - B I S A - J A D I - M A S A L A H - B A R U - B A G I - A S I A "Indonesia Bisa Jadi Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dunia kedua menjadi titik tolak bagi beberapa negara di Eropa

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dunia kedua menjadi titik tolak bagi beberapa negara di Eropa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berakhirnya perang dunia kedua menjadi titik tolak bagi beberapa negara di Eropa untuk mendorong terbentuknya integrasi Eropa. Pada saat itu, Eropa mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara berusaha memenuhi kebutuhannya baik barang dan jasa, atinya akan ada kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai BAB V PENUTUP Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai hubungan antara kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah dengan persepsi Amerika Serikat, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. Penanaman modal dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bank Indonesia selaku bank sentral berdasarkan pasal 4 Ayat 1 Undangundang RI No. 23 Tahun 1999 merupakan lembaga negara yang independen. Hal ini berarti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses integrasi di berbagai belahan dunia telah terjadi selama beberapa dekade terakhir, terutama dalam bidang ekonomi. Proses integrasi ini penting dilakukan oleh masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis ekonomi yang terjadi tahun 1997 sampai 1998 lalu. Peristiwa ini telah membawa dampak yang merugikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan di berbagai daerah dan di segala bidang. Pembangunan ini sendiri bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah memproklamasikan Kosovo sebagai Negara merdeka, lepas dari Serbia. Sebelumnya Kosovo adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah sebuah indikator yang

I. PENDAHULUAN. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah sebuah indikator yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah sebuah indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks ini mencakup pergerakan seluruh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Akuntansi merupakan satu-satunya bahasa bisnis utama di pasar modal. Tanpa standar akuntansi yang baik, pasar modal tidak akan pernah berjalan dengan baik pula karena laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi internasional pada saat ini semakin berkembang pesat sehingga setiap negara di dunia mempunyai hubungan yang kuat dan transparan. Kegiatan

Lebih terperinci

Atika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan:

Atika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan: Atika Puspita Marzaman Recep Tayyib Erdogan: Turki, Islam, dan Uni Eropa HEPTAcentrum Press Recep Tayyib Erdogan: Turki, Islam, dan Uni Eropa Oleh: Atika Puspita Marzaman Copyright 2011 by Atika Puspita

Lebih terperinci

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global Fokus Negara IMF Orang-orang berjalan kaki dan mengendarai sepeda selama hari bebas kendaraan bermotor, diadakan hari Minggu pagi di kawasan bisnis Jakarta di Indonesia. Populasi kaum muda negara berkembang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun 1980. Globalisasi selain memberikan dampak positif, juga memberikan dampak yang mengkhawatirkan bagi negara yang

Lebih terperinci

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN 1990Q1 1991Q1 1992Q1 1993Q1 1994Q1 1995Q1 1996Q1 1997Q1 1998Q1 1999Q1 2000Q1 2001Q1 2002Q1 2003Q1 2004Q1 2005Q1 2006Q1 2007Q1 2008Q1 2009Q1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mencapai tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mencapai tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konflik internasional antar dua negara cukup terdengar akrab di telinga kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih terganggu akibat

Lebih terperinci

SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA ESTONIA LATVIA LITHUANIA DENMARK INGGRIS BELANDA IRLANDIA POLANDIA JERMAN BELGIA REPUBLIK CEKO SLOWAKIA HONGARIA

SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA ESTONIA LATVIA LITHUANIA DENMARK INGGRIS BELANDA IRLANDIA POLANDIA JERMAN BELGIA REPUBLIK CEKO SLOWAKIA HONGARIA SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA PORTUGAL IRLANDIA LUKSEMBURG INGGRIS BELGIA SPANYOL BELANDA PERANCIS DENMARK JERMAN SLOVENIA AUSTRIA ITALIA POLANDIA KROASIA RUMANIA BULGARIA YUNANI ESTONIA LATVIA LITHUANIA

Lebih terperinci

BAB III KRISIS KEUANGAN YUNANI DAN KONDISI EKONOMI EROPA

BAB III KRISIS KEUANGAN YUNANI DAN KONDISI EKONOMI EROPA BAB III KRISIS KEUANGAN YUNANI DAN KONDISI EKONOMI EROPA Pada bab ini akan menjelaskan secara singkat tentang krisis yunani, dan faktorfaktor major penyebab adanya krisis yunani. Faktor-faktor tersebut

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN TEORI DEPENDENSI Dr. Azwar, M.Si & Drs. Alfitri, MS JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS Latar Belakang Sejarah Teori Modernisasi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terkait permasalahan Eropa. Sikap berbeda ditunjukkan oleh Inggris yang sering

BAB V PENUTUP. terkait permasalahan Eropa. Sikap berbeda ditunjukkan oleh Inggris yang sering BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Sejak bergabungnya Inggris dengan EC (sekarang UE) pada tahun 1973, negara ini berada dalam posisi yang berbeda dengan negara anggota lainnya terkait permasalahan Eropa. Sikap

Lebih terperinci

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat Kesimpulan Amerika Serikat saat ini adalah negara yang sedang mengalami kemunduran. Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat relatif; karena disaat kemampuan ekonomi dan

Lebih terperinci

SISTEM EKONOMI INDONESIA

SISTEM EKONOMI INDONESIA SISTEM EKONOMI INDONESIA Suatu sistem ekonomi mencakup nilai nilai, kebiasaan, adat istiadat, hukum, norma norma, peraturanperaturan yang berkenaan dengan pemanfaatan sumber daya bagi pemenuhan kebutuhan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan ekonomi merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap negara terutama negara berkembang seperti Indonesia agar dapat berdiri sejajar dengan negara maju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian suatu negara di berbagai belahan dunia, termasuk negara

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian suatu negara di berbagai belahan dunia, termasuk negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan pesat merupakan tujuan utama dari kegiatan perekonomian suatu negara di berbagai belahan dunia, termasuk negara yang sedang berkembang

Lebih terperinci

Herdiansyah Eka Putra B

Herdiansyah Eka Putra B ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI EKSPOR INDONESIA SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE CHOW TEST PERIODE TAHUN 1991.1-2005.4 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Faktor-faktor kemenangan..., Nilam Nirmala Anggraini, FISIP UI, Universitas 2010 Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN. Faktor-faktor kemenangan..., Nilam Nirmala Anggraini, FISIP UI, Universitas 2010 Indonesia 101 BAB 5 KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya. Fokus utama dari bab ini adalah menjawab pertanyaan penelitian. Bab ini berisi jawaban yang dapat ditarik dari pembahasan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang besar. Biaya biaya tersebut dapat diperoleh melalui pembiayaan dalam negeri maupun pembiayaan

Lebih terperinci

Bagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL

Bagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL Bagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL 1 2 BAB I Memahami Ekonomi Politik Internasional A. Pendahuluan Negara dan pasar dalam perkembangannya menjadi dua komponen yang tidak terpisahkan.

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perikanan Indonesia dalam era perdagangan bebas mempunyai peluang yang cukup besar. Indonesia merupakan negara bahari yang sangat kaya dengan potensi perikananan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin berkembangnya globalisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan tahun adalah awal dari krisis moneter kawasan yang

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan tahun adalah awal dari krisis moneter kawasan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis moneter yang melanda kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur pada pertengahan tahun 1997-1998 adalah awal dari krisis moneter kawasan yang kemudian merambah menjadi

Lebih terperinci

untuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang

untuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang Bab V KESIMPULAN Dalam analisis politik perdagangan internasional, peran politik dalam negeri sering menjadi pendekatan tunggal untuk memahami motif suatu negara menjajaki perjanjian perdagangan. Jiro

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menekankan pada proses peredaan ketegangan dalam konflik Korea Utara dan Korea Selatan pada rentang waktu 2000-2002. Ketegangan yang terjadi antara Korea Utara

Lebih terperinci

AKTOR NEGARA DAN NON NEGARA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL. Pengantar Hubungan Internasional FISIP UMJ 2017

AKTOR NEGARA DAN NON NEGARA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL. Pengantar Hubungan Internasional FISIP UMJ 2017 AKTOR NEGARA DAN NON NEGARA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL Pengantar Hubungan Internasional FISIP UMJ 2017 STATE Miriam Budiardjo: Negara sebagai suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap kuat tetapi tekanan semakin meningkat Indikator ekonomi global telah sedikit membaik, harga komoditas telah mulai meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menjaga kestabilan kawasan, baik itu secara ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menjaga kestabilan kawasan, baik itu secara ekonomi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka menjaga kestabilan kawasan, baik itu secara ekonomi maupun politik, negara-negara memutuskan untuk berintegrasi dalam suatu organisasi regional. Bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Structural Adjustment Programs (SAPs) adalah sebuah program pemberian pinjaman yang dicanangkan oleh IMF. SAPs pada mulanya dirumuskan untuk membendung bencana

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. serangan Paris oleh kaum Islamis dengan pandangan-pandangan SYRIZA terhadap

BAB V KESIMPULAN. serangan Paris oleh kaum Islamis dengan pandangan-pandangan SYRIZA terhadap BAB V KESIMPULAN Pada Pemilihan di Yunani lalu, kampanye formal berlangsung pendek dan dimulai pada awal Januari, yang dilakukan segera setelah dua pihak berkuasa gagal memiliki kandidat untuk upacara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi

Lebih terperinci

SEJARAH PEMILU DUNIA

SEJARAH PEMILU DUNIA SEJARAH PEMILU DUNIA PENGERTIAN PAKAR Secara etimologis kata Demokrasi terdiri dari dua kata Yunani yaitu damos yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan cratein atau cratos yang berarti kedaulatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Melalui Buku Pegangan yang diterbitkan setiap tahun ini, semua pihak yang berkepentingan diharapkan dapat memperoleh gambaran umum tentang proses penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

Economic and Market Watch. (February, 9 th, 2012)

Economic and Market Watch. (February, 9 th, 2012) Economic and Market Watch (February, 9 th, 2012) Ekonomi Global Rasio utang Eropa mengalami peningkatan. Rasio utang per PDB Eropa pada Q3 2011 mengalami peningkatan dari 83,2 persen pada Q3 2010 menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dan sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dan sarana representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan disuatu negara, karena hampir

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Rupiah Rupiah (Rp) adalah mata uang Indonesia (kodenya adalah IDR). Nama ini diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut Indonesia menggunakan

Lebih terperinci

Presented by: M Anang Firmansyah IMF. system Perserikatan Bangsa-bangsa yang didirikan berdasarkan perjanjian

Presented by: M Anang Firmansyah IMF. system Perserikatan Bangsa-bangsa yang didirikan berdasarkan perjanjian Presented by: M Anang Firmansyah IMF Dana Moneter Internasional adalah Salah satu badan khusus dalam system Perserikatan Bangsa-bangsa yang didirikan berdasarkan perjanjian internasional pada tahun 1945

Lebih terperinci

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 101 Materi Minggu 12 Kerjasama Ekonomi Internasional Semua negara di dunia ini tidak dapat berdiri sendiri. Perlu kerjasama dengan negara lain karena adanya saling

Lebih terperinci

RESUME. bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah. barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,

RESUME. bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah. barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea, RESUME Australia adalah sebuah negara yang terdapat di belahan bumi bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya perekonomian, karena dalam

Lebih terperinci

Globalisasi secara tidak langsung membuat batas-batas antar negara menjadi semakin memudar. Dengan semakin maraknya perdagangan internasional dan peny

Globalisasi secara tidak langsung membuat batas-batas antar negara menjadi semakin memudar. Dengan semakin maraknya perdagangan internasional dan peny BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern ini fenomena globalisasi sudah menyebar dan menjadi suatu bahasan yang menarik bagi setiap orang. Fenomena globalisasi membuat dunia menjadi suatu tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda indonesia pada tahun 1998 menunjukkan nilai yang positif, akan tetapi pertumbuhannya rata-rata per

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada 1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997-1998 memberikan dampak pada keuangan Indonesia. Berbagai peristiwa yang terjadi pada masa krisis mempengaruhi Anggaran Pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun (Samsul, 2006:43). Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995

BAB I PENDAHULUAN. tahun (Samsul, 2006:43). Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan tempat bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul, 2006:43).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan rangkaian kegiatan yang terencana menuju keadaan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik daripada kondisi yang lalu (Tanuwidjaya,

Lebih terperinci

Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia

Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia Sistem pemerintahan negara Indonesia telah mengalami beberapa perubahan. Semuanya itu tidak terlepas dari sifat dan watak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB.

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Februari 2003, Iran mengumumkan program pengayaan uranium yang berpusat di Natanz. Iran mengklaim bahwa program pengayaan uranium tersebut akan digunakan

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN GLOBALISASI DAN NASIONALISME. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika.

KEWARGANEGARAAN GLOBALISASI DAN NASIONALISME. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika. KEWARGANEGARAAN Modul ke: GLOBALISASI DAN NASIONALISME Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Teknik Informatika www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Abstract : Menjelaskan pengertian globalisasi

Lebih terperinci

SISTEM MONETER INTERNASIONAL

SISTEM MONETER INTERNASIONAL SISTEM MONETER INTERNASIONAL Sejarah sistem Moneter Internasional 1. Zaman Emas (1876-1913): penggunaan emas sebagai standar alat tukar Standar emas pada dasarnya menetapkan nilai tukar mata uang negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekspor merupakan salah satu bagian penting dalam perdagangan internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan sebagai total penjualan barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. 1

BAB I PENDAHULUAN. dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi di pasar modal dewasa ini sangat dilirik oleh para investor, hal ini dikarenakan adanya perkembangan perekonomian dimana pertumbuhan ekonomi suatu

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Nomor. 30/AN/B.AN/2010 0 Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi

Lebih terperinci

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara ASEAN didirikan di Bangkok 8 Agustus 1967 oleh Indonesia, Malaysia,

Lebih terperinci

AKUNTANSI INTERNASIONAL

AKUNTANSI INTERNASIONAL AKUNTANSI INTERNASIONAL A. Definisi Akuntansi Internasional 1. Accounting for foreign subsidiary, akuntansi internasional hanya menyangkut proses penyusunan laporan konsolidasi dari perusahaan induk dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis finansial yang menimpa kawasan Asia Timur pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Krisis finansial yang menimpa kawasan Asia Timur pada tahun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Krisis finansial yang menimpa kawasan Asia Timur pada tahun 1997 1998 bermula di Thailand, menyebar ke hampir seluruh ASEAN dan turut dirasakan juga oleh Korea Selatan,

Lebih terperinci

DPR TOLAK PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA IMF

DPR TOLAK PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA IMF DPR TOLAK PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA IMF tribunnews.com Rencana pemerintah untuk membeli obligasi i yang dikeluarkan International Monetary Fund (IMF) ii seharga US$1 miliar ditentang Komisi XI DPR. Komisi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penggerak perekonomian dunia saat ini adalah minyak mentah. Kinerja dari harga minyak mentah dunia menjadi tolok ukur bagi kinerja perekonomian dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. krisis pengungsi di Eropa pada tahun Uni Eropa kini sedang

BAB I PENDAHULUAN. krisis pengungsi di Eropa pada tahun Uni Eropa kini sedang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Skripsi ini akan mengupas tentang kebijakan Jerman terhadap krisis pengungsi di Eropa pada tahun 2015-2016. Uni Eropa kini sedang berada di tengah gelombang

Lebih terperinci