Respon Bawang Merah (Allium cepa L) terhadap Biochar Sekam, Trichoderma Sp dan Aplikasi Pupuk Anorganik Dosis Rendah

Transkripsi

1 Respon Bawang Merah (Allium cepa L) terhadap Biochar Sekam, Trichoderma Sp dan Aplikasi Pupuk Anorganik Dosis Rendah I Putu Cakra Putra Adnyana (1) dan Muji rahayu (1) 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB Jl. Raya Peninjauan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, NTB, putucakra@gmail.com Abstrak Kajian dampak Biochar sekam dan Trichoderma SP terhadap bawang merah yang dilakukan di desa Prerenan kecamatan Pringgabaya kabupaten Lombok timur NTB. Penelitian menggunakan Rancang Acak Kelompok (RAK) dengan 4 ulangan 3 perlakuan. Perlakuan P1=100% pupuk kimia yang direkomendasikan + 5 ton/ha kompos, P2= 75% pupuk kimia rekomendasi + 5 t/ha kompos kg Biochar kg Trichoderma SP, P2=50% pupuk kimia rekomendasi + 5 t/ha kompos kg Biochar kg Trichoderma SP. Pupuk kimia rekomendasi terdiri dari kompos 5 t/ha + SP kg/ha + ZA 250 Kg/ha + NPK 250 kg/ha + Urea 100 kg/ha, pupuk cair 5 liter/ha. Parameter penelitian adalah diameter umbi, panjang umbi, tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah umbi per rumpun, berat tanaman basah. Hasil pengkajian menunjukkan pemberian Biochar dan Trichoderma SP pada usahatani bawang merah dapat meningkatkan diameter umbi, panjang umbi, tinggi tanaman dan berat basah tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia sebesar 50%. Kata kunci : Bawang Merah, Biochar, Trichoderma SP Pendahuluan Latar Belakang Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah daerah penghasil bawang merah ketiga terbesar nasional dengan luas panen mencapai ha dimana terluas di Kabupaten Bima sebesar ha sedangkan kabupaten Lombok timur terluas ketiga sebesar ha (BPS, 2015). Bawang merah adalah salah satu komoditas hortikultura yang kerap menimbulkan inflasi pada akhir-akhir ini. Oleh karenanya pemerintah memberikan perhatian prioritas pada komodias ini melalui berbagai program untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat sepanjang waktu agar tidak terjadi gejolak harga. Salah satu upaya tersebut adalah penanaman sepanjang waktu dan ekstensifikasi pada lahan baru khususnya pada lahan kering yang selama ini belum diusahakan secara maksimal untuk pengembangan komoditas tersebut. Pengembangan lahan kering untuk bawang merah memiliki permasalahan antara lain sifat fisik, kimia dan biologisnya yang kurang mendukung. Sementara itu tanaman bawang merah membutuhkan tanah yang remah dan kandungan unsur hara yang cukup tinggi, khususnya N, P dan K (Rahayu, M., 2010). Berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman adalah dengan penggunaan pupuk majemuk baik terdiri atas gabungan beberapa unsur makro saja, kombinasi makromikro, multi mikro, hara mikro dan hormon, maupun zat pengatur tumbuh telah banyak diaplikasikan. Metode aplikasinya juga beragam termasuk yang diberikan melalui daun. Menurut Ramli (2005), selain mudah aplikasi, pemberian bahan aktif pupuk langsung pada sel atau jaringan target tanpa memerlukan waktu yang lama seperti pemupukan secara konvensional melalui akar. Penelitian 936 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

2 Asandhi et al. (2005) penggunaan pupuk NPK kadar 375 kg/ha dapat meningkatkan bobot basah dan bobot kering bawang merah secara nyata. Upaya lainnya Untuk dapat meningkatkan produktivitas bawang merah pada lahan kering khususnya tanah regosol ini diperlukan pengelolaan yang intensif karena tanah ini pada umumnya memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Oleh karenanya perlu upaya intensifikasi melalui usaha perbaikan kesuburan tanah yaitu dengan memberikan bahan pembenah tanah yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah dan juga dapat menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kehidupan mikroorganisme Demplot yang dilakukan oleh BPTP NTB kali ini adalah upaya peningkatan produktifitas tanaman dan upaya pengurangan input dari luar (pupuk kimia dan fungisida). Perbaikan budidaya melalui pemberian pembenah tanah (biochar) yang berupa arang sekam 1 ton/tha dan penggunaan kompos yang mengandung Trichoderma sp 5 t/ha. Tujuan Pengkajian Mendapatkan paket teknologi budidaya bawang merah di lahan kering Keluaran Pengkajian Paket Teknologi budidaya bawang merah di lahan kering Metodologi Penelitian ini dilakukan tahun Benih bawang merah yang digunakan dalam penelitian ini adalah varietas Super Philip. Peneltian ini dilakukan di Desa Prerenan Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur provinsi NTB. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 3 perlakuan dan 4 kali ulangan. Kondisi perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut : Tabel 1. Komposisi Hara pada Perlakuan Alternatif Paket Teknologi I 100% pupuk an-organik dosis rekomendasi + 5 t/ha kompos tanpa trichoderma Alternatif Paket Teknologi II 1000 kg Biochar + 5 t/ha kompos-tricho + 75 % pupuk an-organik dosis rekomendasi Pupuk Rekomendasi : Pupuk Dasar = kompos 5 t/ha +SP kgha Alternatif Paket Teknologi III 1000 kg Biochar + 5 t/ha kompos-tricho dan 50 % pupuk an-organik dosis rekomendasi Pupuk Susulan = ZA 250 Kg +NPK 250 kg + Urea=100 kg /ha, yg diberikan pada tanaman umur 14 (50%) dan 28 hari (50%). Pupuk Daun = 5 lt/ha, yang diberikan 8 hari sekali setelah tanaman berumur 10 hari. Paket budidaya perbenihan bawang merah berdasarkan Rahayu, et.al (2011) dan Pinilih et.al, Hasil dan Pembahasan Parameter Diameter Umbi, Panjang Umbi dan Tinggi Tanaman. Pemberian biochar dan trichoderma sp dan aplikasi pupuk anorganik dosis rendah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap diameter umbi, panjang umbi dan tinggi tanaman Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 937

3 bawang merah. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Analisis Statistik pada Parameter Diameter Umbi (cm), Panjang Umbi (cm) dan Tinggi Tanaman (cm) Parameter Perlakuan Diameter umbi Panjang Umbi Tinggi Tanaman (Cm) (Cm) (Cm) P1 2.00a 2.50a 30.58a P2 2.30ab 2.70ab 37.56b P3 2.40b 2.90b 33.93ab Hal ini diduga disebabkan oleh faktor Biochar dan trichoderma SP. Hal ini sejalan dengan pernyataan Makmur (1985) yang mengatakan bahwa lingkungan tumbuh memang mempengaruhi penampilan tanaman Biochar berperan sangat besar dalam memperbaiki sifat-sifat fisik dan kimia tanah, seperti meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air, meningkatkan karbon organik, mengurangi pelindihan nitrogen serta meningkatkan ketersediaan Ca dan Mg di dalam tanah (Novak et al., 2009; Major et al., 2010; Kahru et al., 2011). Penggunaan kompos tricho dapat mengeliminir serangan penyakit tular tanah atau layu Fusarium sp secara signifikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi penampakan suatu fenotip tanaman yaitu umur, jenis tanaman/spesies, kondisi fisiologis, genetik dan banyak faktor lainnya. Gambar 1 sampai dengan 4 merupakan performa penampilan dari tanaman pada waktu panen. Gambar 1 Penampilan Bawang merah Ulangan I Gambar 2 Penampilan Bawang merah Ulangan II Gambar 3 Penampilan Bawang merah Ulangan III Gambar 4 Penampilan Bawang merah Ulangan IV 938 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

4 Parameter Jumlah Daun, Jumlah Umbi per Rumpun dan Berat Basah Tanaman Hasil analisis statistic pemberian biochar, trichoderma dan aplikasi pupuk kimia dosis rendah memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter jumlah daun, jumlah umbi per rumpun dan berat basah tanaman (g), dapat dilihat pada Tabel 3. Hal ini diduga bahwa teknik pemberian biochar dan pupuk kompos trichoderma yang dilakukan sudah tepat sehingga penambahan berbagai perlakuan memberikan hasil yang signifikan. Tabel 3. Hasil Analisis Statistik pada Parameter Jumlah Daun, Jumlah Umbi per Rumpun dan Berat Basah Tanaman Perlakuan Jumlah Daun Parameter Jumlah Umbi per Rumpun Berat Basah Tanaman (kg) (ubinan 2x1 m) Provitas (kg/ha) P a 31.45a 4.3a P a 34.45a 5.6b P a 32.00a 6.4b Pahan (2008) mengatakan bahwa strategi pemupukan tanaman yang baik harus mengacu pada konsep efektifitas dan efisiensi yang maksimum meliputi: jenis pupuk, waktu dan frekwensi pemupukan serta cara penempatan pupuk. Jenis pupuk akan memberikan informasi kandungan utama unsur hara, kandungan hara tambahan, reaksi kimia pupuk dalam tanah serta kepekaan pupuk terhadap iklim. Pada penentuan waktu dan frekuensi pemupukan dipengaruhi oleh iklim, sifat fisik tanah maupun adanya sifat sinergis dan antagonis antar unsur hara. Cara penempatan pupuk akan mempengaruhi jumlah pupuk yang tersedia bagi tanaman. Pemberian urea dengan cara pembenaman dalam tanah akan mengurangkan kehilangan urea sebesar 20% dari dosis pupuk yang diberikan. Korelasi tumbuh tanaman adalah pengaruh suatu bagian tanaman tertentu terhadap bagian lain dari tanaman. Korelasi tumbuh tanaman dipengaruhi oleh ketersediaan serta pembagian makanan pada bagian-bagian lain tanaman, penggunaaan air atau zat hara yang lebih banyak pada suatu bagian tanaman, adanya zat pengatur tumbuh, atau adanya pembentukan zat-zat tertentu dalam tanaman (Darmawan dan Baharsjah, 2010). Di samping itu perbandingan rasio C/N dalam tanaman akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Pada nisbah C/N tinggi (C tinggi, N rendah) tanaman terhambat tumbuhnya karena sel kekurangan protoplasma, sementara dinding sel tebal dengan kandungan karbohidrat yang tinggi. sebaliknya bila C/N rendah, pertumbuhan vegetative akan subur, akan tetapi pertumbuhan akan terhambat, dinding sel menjadi tipis dan mudah terserang penyakit dan cadangan makanan sedikit. Untuk tanaman yang diambil daunnya seperti sayur-sayuran, rasio C/N yang rendah sangat diperlukan(darmawan dan Baharsjah, 2010). Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 939

5 Penggunaan pupuk kimia dan Provitas Bawang Merah Penggunaan Pupuk Kimia (%) Produktivitas (ton/ha) P1 P2 P3 Dari keragaan di lapangan maka, tampak bahwa kombinasi perlakuan : Penggunaan pupuk kimia ½ dosis (Pupuk Dasar = kompos 5 t/ha +SP kgha dan Biochar 1 t /ha dan Pupuk Susulan = ZA 125 Kg +NPK 125 kg + Urea=50 kg /ha ) mampu meningkatkan hasil dari 13,19 t/ha menjadi 19,56 t/ha pada kondisi umbi kering ikat (pengeringan 1 minggu). Peggunaan kompos Tricho juga menurunkan serangan penyakit layu Fusarium, sehingga tingkat serangan penyakit layu sangat rendah yaitu 0,12% atau hanya ditemukan 36 rumpun per hektar. Tanaman yang terserang segera dicabut dan dibuang ditempat sampah (jauh dari pertanaman bawang merah). Sebagai informasi pada tahun 2015 (sebelum menggunakan kompos tricho) pada bulan yang sama usahatani bawang merah di lokasi ini gagal panen yang disebabkan serangan penyakit layu sejak awal pertumbuhan tanaman. Berdasarkan hasil analisis usahatani maka, penggunaan kombinasi perlakuan tersebut, didapatkan hasil per ha sebagai berikut : Tabel 1. Analisis usahatani Bawang Merah masing-masing perlakuan per ha Perlakuan Biaya Pendapatan Keuntungan B/C P1 96,045, ,920, ,874, P2 102,292, ,104, ,811, P3 101,939, ,344, ,404, Kesimpulan Pemberian biochar, trichoderma dan penggunaan pupuk kimia sebesar 50% dari rekomendasi pada system budidaya bawang merah dalam keadaan optimal dapat memperbesar diameter umbi, panjang umbi, tinggi tanaman, serta berat basah tanaman. Daftar Pustaka Asandhi, A. A., N. Nurtika, dan N. Sumarni Optimasi Pupuk dalam Usaha Tani LEISA Bawang merah di Dataran Rendah. Jurnal Penelitian UNIB 15 (3): Darmawan, J. dan J.S. Baharsjah Dasar-dasar Fisiologi Tanaman. SITC. Jakarta. Kahru, K. T. Mattila, I. Bergstorm, K. Regina, Biochar addition to agricultural soil increase CH4 uptake and water holding capacity result from a short time pilot fiels study. Agriculture, Ecosystem and Environment 140: Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

6 Makmur A Pokok-Pokok Pengantar. Jakarta. Major, J., M. Rondon, D. Molina, S. J. Riha, J.Lehman, Maize yield and nutrition during 4 years after biochar application to a Columbian Savana Oxisol. Plant Soil 333; Novak, J.M.,W.J. Busscher, D. L. Laird, M. Ahmedna,D.W. Watts, M. A. S. Niandou, Impact of biochar amendment on fertility of a Southeastern Coastal University Press, Cambridge UK Pahan I Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. Pinilih, J dan Anggoro HP, Seleksi Umbi Bwang Merah Asal Biji (TSS). Laporan Penelitian Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Ramli Respon Fisiologis dan Agronomis Pupuk Cair pada Tanaman Tomat ( Lycopersicum esculentum Mill). J.Agroland 12 (4): Rahayu, M; Sudarto dan Irma Mardian., Laporan Farming System Analysis Rahayu,M, Nani Herawati dan Yuli Yarwati, Perbaikan produksi perbenihan bawang merah di Kabupaten Bima. Laporan Farming System Analisis Tahun Balai Pengkajian Teknologi PertanianNTB. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 941