ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK PRASEKOLAH DENGAN GANGGUAN TUMBUH KEMBANG
|
|
- Widya Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK PRASEKOLAH DENGAN GANGGUAN TUMBUH KEMBANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH I. TEORI dan KONSEP ANAK Anak merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat diulang setelah usianya bertambah. Anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum pernah kawin (menikah) (UU No. 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak) Menurut Hurlock (1980) saat ini yang disebut anak bukan lagi yang berumur 21 tahun tetapi berumur 18 tahun, dan masa dewasa dini dimulai umur 18 tahun. Kelompok-kelompok usia anak terdiri dari 3 kelompok yaitu : 1. Usia prasekolah : 2 5 tahun 2. usia sekolah : 6 12 tahun 3. usia remaja : tahun Anak usia sekolah disebut sebagai masa akhir anak-anak sejak usia 6 tahun dengan ciri-ciri sebagai berikut : 1. Label yang digunakan oleh orang tua a. Usia yang menyulitkan karena anak tidak mau lagi menuruti perintah dan lebih dipengaruhi oleh teman sebaya dari pada orang tua ataupun anggota keluarga lainnya b. Usia tidak rapi karena anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam penampilan c. Usia bertengkar karena banyak terjadi pertengkaran antar keluarga dan membuat suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua anggota keluarga 2. Label yang digunakan pendidik/guru a. Usia sekolah dasar : anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan mempelajari perbagai ketrampilan penting tertentu baik kurikuler maupu ekstrakurikuler b. Periode kritis dalam berprestasi : anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses yang cenderung menetap sampai dewasa 3. Label yang digunakan oleh ahli psikologi a. Usia berkelompok : perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh temanteman sebaya sebagai anggota kelompok b. Usia penyesuaian diri : anak ingin menyesuaikan dengan standar yang disetujui oleh kelompok dalam penampilan, berbicara dan berperilaku c. Usia kreatif :suatu masa yang akan menentukan apakah anak akan menjadi konformis (pencipta karya baru) atau tidak d. Usia bermain : suatu masa yang mempunyai keinginan bermain yang sangat besar karena adanya minat dan kegiatan untuk bermain PERKEMBANGAN AKHIR MASA KANAK-KANAK
2 Tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak menurut Havigrust : Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan umum Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh Belajar menyesuaikan diri dengan teman-temannya Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat Mengembangkan ketrampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari Mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tingkatan nilai Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga Mencapai kebebasan pribadi PERKEMBANGAN USIA SEKOLAH (TUGAS MANDIRI) MASALAH ANAK USIA SEKOLAH 1. BAHAYA FISIK A. Penyakit Penyakit palsu/khayal untuk menghindari tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya Penyakit yang sering dialami adalah yang berhubungan dengan kebersihan diri B. Kegemukan Bahaya kegemukan yang dapat terjadi : Anak kesulitan mengikuti kegiatan bermain sehingga kehilangan kesempatan untuk keberhasilan sosial Teman-temannya sering mengganggu dan mengejek sehingga anak menjadi rendah diri C. Kecelakaan Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik, kecelakaan sering dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan bahayanya bagi psikologisnya sehingga anak merasa takut dan hal ini dapat berkembang menjadi rasa malu yang akan mempengaruhi hubungan sosial D. Kecanggungan Anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya bila muncul perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah diri E. Kesederhanaan Hal ini sering dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa memandangnya sebagai perilaku kurang menarik sehingga anak menafsirkannya sebagai penolakan yang dapat mempengaruhi konsep diri anak 2. BAHAYA PSIKOLOGIS A. Bahaya dalam berbicara Ada 4 (empat) bahaya dalam berbicara yang umum terdapat pada anak-anak usia sekolah yaitu : kosakata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas di sekolah dan menghambat komunikasi dengan orang lain kesalahan dalam berbicara, cacat dalam berbicara (gagap) akan membuat anak jadi sadar diri sehingga anak hanya berbicara bila perlu saja anak yang kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan dilingkungan sekolah akan terhalang dalam usaha untuk berkomunikasi dan mudah merasa bahwa ia berbeda
3 pembicaraan yang bersifat egosentris, mengkritik dan merendahkan orang lain, membual akan ditentang oleh temannya B. Bahaya emosi Anak akan dianggap tidak matang bila menunjukan pola-pola emosi yang kurang menyenangkan seperti marah yang berlebihan, cemburu masih sangat kuat sehingga kurang disenangi orang lain C. Bahaya bermain Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa kekurangan kesempatan untuk mempelajari permainandan olah raga untuk menjadi anggota kelompok, anak dilarang berkhayal, dilarang melakukan kegiatan kreatif dan bermain akan menjadi anak penurut yang kaku. D. Bahaya dalam konsep diri Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak puas terhadap diri sendiri dan tidak puas terhadap perlakuan orang lainbila konsep sosialnya didasarkan pada pelbagai stereotip, anak cenderung berprasangka dan bersikap diskriminatif dalam memperlakukan orang lain. Karena konsepnya berbobot emosi dan cenderung menetap serta terus menerus akan memberikan pengaruh buruk pada penyesuaian sosial anak E. Bahaya moral Bahaya umum diakitkan dengan perkembangan sikap moral dan perilaku anak-anak : 1. perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau berdasarkan konsepkonsep media massa tentang benar dan salah yang tidak sesuai dengan kode orang dewasa 2. tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas perilaku 3. disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang sebaiknya dilakukan 4. hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak 5. menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu memuaskan sehingga menjadi perilaku kebiasaan 6. tidak sabar terhadap perilaku orang lain yang salah F. Bahaya yang menyangkut minat Bahaya yang dihubungkan dengan minat masa kanak-kanak : 1. tidak berminat terhadap hal-hal yang dianggap penting oleh teman-teman sebaya 2. mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang dapat bernilai bagi dirinya, misal kesehatan dan sekolah G. Bahaya hubungan keluarga Kondisi-kondisi yang menyebabkan merosotnya hubungan keluarga : 1. Sikap terhadap peran orang tua, orang tua yang kurang menyukai peran orang tua dan merasa bahwa waktu, usaha dan uang dihabiskan oleh anak cenderung mempunyai hubungan yang buruk dengan anak-anaknya 2. Harapan orang tua, kritikan orang tua pada saat anak gagal dalam melaksanakan tugas sekolah dan harapan-harapan orang tua maka orang tua sering mengkritik, memarahi dan bahkan menghukum anak 3. Metode pelatihan anak, disiplin yang otoriter pada keluarga besar dan disiplin lunak pada keluarga kecil yang keduanya menimbulkan pertentangan dirumah dan meyebabkan kebencian pada anak. Disiplin yang demokratis biasanya menghasilkan hubungan keluarga
4 yang baik. 4. Status sosial ekonomi, bila anak merasa benda dan rumah miliknya lebih buruk dari temannya maka anak sering menyalahkan orang tua dan orang tua cenderung membenci hal itu 5. Pekerjaan orang tua, pandangan mengenai pekerjaan ayah mempengaruhi persaan anak dan bila ibu seorang karyawan sikap terhadap ibu diwarnai oleh pandangan teman-temannya mengenai wanita karier dan oleh banyaknya beban yang harus dilakukan di rumah. 6. Perubahan sikap kepada orang tua, bila orang tua tidak sesuai dengan harapan idealnya anak, anak cenderung bersikap kritis dan membandingkan orang tuanya dengan orang tua teman-temannya. 7. Pertentangan antar saudara, anak-anak yang merasa orang tuanya pilih kasih terhadap saudara-saudaranya maka anak akan menentang orang tua dan saudara yang dianggap kesayangan orang tua 8. Perubahan sikap terhadap sanak keluarga, anak-anak tidak menyukai sikap sanak keluarga yang terlalu memerintah atau terlalu tua dan orang tua akan memarahi anak serta sanak keluarga membenci sikap sianak 9. Orang tua tiri, anak yang membenci orang tua tiri karena teringat orang tua kandung yang tidak serumah akan memperlihatkan sikap kritis, negativitas dan perilaku yang sulit. II. PENGKAJIAN 1. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga (sesuai dengan materi askep keluarga) 2. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah a. Identitas anak b. Riwayat kehamilan dan persalinan c. Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini d. Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari) e. Pertumbuhan dan prekembangannya saat ini (termasuk kemampuan yang telah dicapai) f. Pemeriksaan fisik 3. Lengkapi dengan pengkajian fokus III. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan Diagnosa keperawatan yang muncul terdapat dua sifat, yaitu : 1. berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai usia anak 2. berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada lima tugas keluarga yang bertujuan agar keluarga memahami dan memfasilitasi perkembangan anak. Masalah yang dapat digunakan untuk perumusan diagnosa keperawatan yaitu : 1. Masalah aktual/risiko Gangguan pemenuhan nutrisi: lebih atau kurang dari kebutuhan tubuh Menarik diri dari lingkungan sosial Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah Mudah dan Sering marah Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang dibebankan Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga Keengganan melakukan kewajiban agama Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal Gangguan komunikasi verbal Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang digunakan untuk bermain)
5 Nyeri (akut/kronis) Trauma atai cedera pada sistem integumen dan gerak 2. Potensial atau sejahtera Meningkatnya kemandirian anak Peningkatan daya tahan tubuh Hubungan dalam keluarga yang harmonis Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya Pemeliharaan kesehatan yang optimal IV. Rencana Asuhan Keperawatan 1. Aktual Perubahan hubungan keluarga yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anak yang sakit Tujuan : Hubungan keluarga meningkat menjadi harmonis dengan dukungan yang adekuat Intervensi : Diskusikan tentang tugas keluarga Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat anggota keluarga sakit Kaji sumber dukungan keluarga yang ada disekitar keluarga Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap upaya pertolongan yang telah dilakukan Ajarkan cara merawat anak dirumah Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai kemampuan keluarga 2. Risiko/risiko tinggi Risiko tinggi hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang terjadi pada anaknya Tujuan : ketidakharmonisan keluarga menurun Intervensi : Diskusikan faktor penyebab ketidak harmonisan keluarga Diskusikan tentang tugas perkembangan keluarga Diskusikan tentang tugas perkembangan anak yang harus dijalani Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada anak Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikan masalah Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu membaut alternatif 3. Potensial atau sejahtera Meningkatnya hubungan yang harmonis antar anggota keluarga Tujuan : dipertahankanya hubungan yang harmonis Intervensi : Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka pada keluarga Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian atas kemampuannya Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak usia sekolah) Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga tanpa menimbulkan masalah V. Evaluasi Evaluasi didasarakan pada tujuan yang hendalk dicapai mengacu pada kriteria hasil yang telah ditetapkan. Perawat selalu memberi kesempatan pada keluarga untuk menilai
6 keberhasilannya kemudian arahkan sesuai dengan tugas perkembangan keluarga dibidang kesehatan. Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga Tahapan dari proses keperawatan keluarga meliputi : 1. Pengkajian keluarga dan individu didalam keluarga Yang termasuk pada pengkajian keluarga adalah : a. mengidentifikasi data demografi dan sosio cultural b. data lingkungan c. strukturdan fungsi keluarga d. stress dan strategi koping yang digunakan keluarga e. perkembangan keluarga sedangkan yang termasuk pada pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga adalah pengkajian fisik, mental, emosi, sosial dan spiritual 2. Perumusan diagnosa keperawatan
7 3. Penyusunan perencanaan Perencanaan disusun dengan membuat prioritas, menetapkan tujuan, identifikasi sumber daya keluarga dan menyeleksi intervensi keperawatan 4. Pelaksanaan asuhan keperawatan Perencanaan yang sudah disusun dilaksanakan dengan memobilisasi sumber-sumber daya yang ada dikeluarga, masyarakat dan pemerintah 5. Evaluasi Pada tahapan evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan A. Tahap Pengkajian Pengkajian merupakan suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Sumber informasi dari tahap pengkajian dapat menggunakan metode : a. wawancara keluarga b. observasi fasilitas rumah c. pemeriksaan fisik dari anggota keluarga d. data sekunder, misal hasil pemeriksaan laboratorium, X-ray, papsmear, dsb Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah : I. Data Umum, meliputi : 1. Nama kepala keluarga (KK) 2. Alamat dan nomor telepon 3. Pekerjaan kepala keluarga 4. Pendidikan kepala keluarga 5. Komposisi keluarga dan genogram (nama anggota keluarga, sex, hubungan dengan KK, usia, pendidikan, status iminisasi; BCG, Polio I IV, DPT I III, Hepatitis I III dan campak) 6. Tipe keluarga menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut 7. Suku bangsa Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan 8. Agama Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan 9. Status sosial ekonomi keluarga Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga (siapa yang mengatur keuangan?) 10. Aktifitas rekreasi keluarga Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi Rekreasi kelurga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan aktifitas rekreasi
8 II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti Contoh : Keluarga Tn. S mempunyai 4 orang anak, anak pertama berusia 17 tahun dan anak bungsu berusia 7 tahun maka keluarga Tn. S berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan usia remaja 2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas tersebut belum terpenuhi Contoh : Bayi berumur 6 bulan kepala belum bisa tegak, ibu tidak berani mengangkat. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangannya, adaptif atau tidak? A 3.
9 XI. Harapan Keluarga Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat (petugas kesehatan) untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi. B. PENGKAJIAN FOKUS Perawat perlu melakukan pengkajian fokus pada tiap perkembangan yang didasari oleh : 1. Dalam tiap tahap perkembangan keluarga, karakteristik keluarga akan berbeda karena ada perubahan anggota keluarga (dapat bertambah atau berkurang) 2. Pada tahap tiap perkembangan, keluarga mempunyai tugas perkembangan keluarga yang harus dilakukan. 3. Pada tiap tahap perkembangan keluarga, kewajiban keluarga berbeda a. Keluarga baru menikah Pengkajian data fokus meliputi : Kapan pertemuan pasangan Bagaimana hubungan sebelum menikah Bagaimana pasangan ini memutuskan untuk menikah Adakah halangan terhadap perkawinan mereka (sebutkan) Bagaimana respon anggota keluarga terhadap perkawinan Bagaimana kehidupan di lingkungan keluarga asal, termasuk orientasi keluarga dari kedua orangtua Siapa orang lain yang tinggal serumah setelah perkawinan Bagaimana hubungan dengan saudara ipar Bagaimana keadaan orangtua masing-masing dan hubungannya dengan orangtua setelah perkawinan Bagaimana rencana mempunyai anak Berapa lama waktu berkumpul setiap hari Bagaimana rutinitas (secara individu: suami dan istri) setelah perkawinan Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga b. Keluarga dengan anak baru lahir (sampai usia 30 bulan) Pengkajian data fokus meliputi : Bagaimana riwayat kehamilan anak ini Bagaimana riwayat persalinan anak ini Bagaimana perawatan anak setelah lahir sampai usia dua minggu Bagaimana perawatan anak sampai usia satu tahun Adakah orang lain yang serumah setelah anak lahir dan apa hubungannya Siapakan yang mengasuh anak setiap hari Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak Siapa yang memberi stimulus dan latihan kepada anak dalam rangka pemenuhan tumbuh kembangnya Bagaimana perkembangan anak dan ketrampilan yang dimiliki anak dicapai pada usia berapa
10 Adakah sarana untuk stimulus tumbuh kembang anak Pernahkah anak menderita sakit serius, apa jenisnya, kapan waktunya, berapa lama, dan dirawat dirumah sakit atau tidak Bagaimana pencapaian perkembangan anak saat ini Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini Bagaimana harapan keluarga terhadap anak Gunakan skala DDST Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga c. Keluarga dengan anak prasekolah Stimulasi apa yang diberikan oleh keluarga selama dirumah dan adakah sarana stimulasinya Sudahkan anak diikutkan dalam kegiatan play group Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak setiap hari Siapakah orang yang setiap hari bersama anak Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini Bagaimana harapan keluarga terhadap anak Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga d. Keluarga dengan anak sekolah Bagaimana karakteristik teman bermain Bagaimana lingkungan bermain Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah sarana yang dimilikinya Bagaimana temperamen anak saat ini Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat bermain Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga e. Keluarga dengan anak usia remaja Bagaimana karakteristik teman di sekolah atau di lingkungan rumah Bagaimana kebiasaan anak menggunakan waktu luang Bagaimana perilaku anak selama di rumah Bagaimana hubungan anak remaja dengan adiknya, dengan teman sekolah atau bermain Siapa saja yang berada dirumah selama anak remaja dirumah Bagaimana prestasi anak disekolah dan prestasi apa yang pernah diperoleh anak Apa kegiatan diluar rumah selain sekolah, berapa kali, berapa lama dan dimana Apa kebiasaan anak dirumah Apakah fasilitas yang digunakan anak secara bersamaan atau sendiri Berapa lama waktu yang disediakan orang tua untuk anak Siapa yang menjadi figur bagi anak
11 Seberapa besar peran yang menjadi figur bagi anak Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga f. Keluarga dengan anak dewasa (mulai lepas) Bagaimana karakteristik pasangan anaknya Bagaimana hubungan anak dengan orang tua dan mertua setelah menikah Apakah anak yang telah menikah tinggal bersama atau lepas dari orang tua Bila tidak, anak yang telah menikah tidak tinggal serumah, dimana tinggalnya dan berapa lama/frekuensi anak bertemu dengan orang tua Bagaimana hubungan antara anak yang telah menikah dengan adiknya Bagaimana perasaan orang tua setelah anak menikah Bagaimana orang tua membentuk jaringan dengan anak Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga g. Keluarga usia baya Bagaimana kegiatan di rumah dan di luar rumah Bagaimana hubungan anak dengan orang tua Adakah orang lain yang tinggal serumah, bagaimana hubungan keluarga Bagaimana pemenuhan kebutuhan individu setelah anak tidak lagi serumah Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga h. Keluarga lansia Bagaimana perasaan setelah tidak bekerja dan ditinggal pasangannya Bagaimana kegiatan di rumah dan di luar rumah Bagaimana kunjungan anak ke orang tua, berapa frekuensi kunjungan anak Adakah orang yang menemani setiap hari Bagaimana pemenuhan kebutuhan individu setelah dikategorikan usia tua Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga C. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA 1. Pengelompokan Data Data hasil pengkajian dikelompokan dalam data subjektif dan objektif setiap kelompok diagnosis keperawatan 2. Perumusan Diagnosa Keperawatan - Perumusan diarahkan pada individu dan atau keluarga - Komponennya terdiri dari P, E dan S - Perumusan diagnosa keperawatan keluarga menggunakan aturan yang telah disepakati, terdiri dari : a. Masalah (Problem, P) yaitu suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga b. Penyebab (Etiology, E) yaitu suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan mengacu pada lima tugas keluarga : mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga, memelihara/memodifikasi lingkungan, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan c. Tanda (Sign, S) yaitu sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung untuk mendukung masalah atau penyebab
12 Tipologi diagnosa keperawatan keluarga dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu : 1. Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan segera 2. Diagnosis risiko/risiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum terjadi tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan 3. Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan Contoh perumusan diagnosa keperawatan : a. Diagnosa Aktual 1. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur pada Ibu B keluarga Bapak K berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang nyaman untuk istirahat dan tidur 2. Perubahan peran menjadi orang tua tunggal pada Bapak I berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran orang tua tunggal setelah istrinya meninggal 3. Gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas gerak pada anak S keluarga Bapak T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang aman untuk latihan berjalan bagi anak S b. Diagnosa Risiko/risiko tinggi 1. Risiko terjadinya serangan berulang yang berbahaya pada Lansia Ibu R keluarga Bapak M berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas) yang dekat dengan tinggal keluarga 2. Risiko tinggi gangguan perkembangan balita D pada keluarga Bapak N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga melakukan stimulasi pada balita 3. Risiko tinggi konflik antara orang tua dan anak remaja keluarga Bapak P berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi yang tepat bagi anak remajanya c. Diagnosa Potensial 1. Potensial peningkatan kesejahteraan Ibu C yang sedang hamil pada keluarga Bapak Q 2. Potensial peningkatan status kesehatan balita anak G pada kelg. Bapak H 3. Potensial tumbuh kembang yang optimal bagi anak K pada kelg. Bapak L D. PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Skoring dilakukan bila diagnosa keperawatan lebih dari satu 2. Proses skoring menggunakan skala yang dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya (1978), dengan cara : Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat oleh perawat Skor dibagi dengan skor tertinggi dikalikan dengan bobot Skor yang diperoleh x bobot skor tertinggi Jumlahkan skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama dengan jumlah bobot, yaitu 5)
13 No. Kriteria Skor Bobot Sifat masalah Skala : tidak/kurang sehat Ancaman kesehatan Keadaan sejahtera Kemungkinan masalah dapat diubah Skala : Mudah Sebagian Tidak dapat Potensial masalah untuk dicegah Skala : Tinggi Cukup Rendah Menonjolnya masalah Skala : masalah berat, harus segera ditangani Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani Masalah tidak dirasakan
14 Penentuan prioritas sesuai dengan kriteria skala : Kriteria pertama, prioritas utama diberikan pada tidak atau kurang sehat karena perlu tindakan segera dan biasanya disadari oleh keluarga Untuk kriteria kedua perlu diperhatikan : Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah Sumber daya keluarga : fisik, keuangan, tenaga Sumber daya perawat : pengetahuan, ketrampilan, waktu Sumber daya lingkungan : fasilitas, organisasi dan dukungan Untuk kriteria ketiga perlu diperhatikan : Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperbaiki masalah Adanya kelompok yang berisiko untuk dicegah agar tidak aktual dan menjadi parah Untuk kriteria ketiga perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga menilai masalah keperawatan tersebut Penyusunan Prioritas Diagnosa Keperawatan 1. Didasarkan pada yang mempunyai skor tertinggi sampai dengan skor terendah 2. Perawat mempertimbangkan pula persepsi keluarga terhadap masalah keperawatan mana yang menurut keluarga perlu diatasi segera PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA 1. Mencakup tujuan umum dan khusus dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab. 2. Rencana tindakan meliputi kegiatan yang bertujuan : a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara : Memberikan informasi yang tepat Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan Mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara : Mengidentifikasi konsekuensinya bila tidak melakukan tindakan Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki dan ada disekitar keluarga Mendiskusikan tentang kosekuensinya dari tiap tindakan c. Memberi kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara : Mendemonstrasikan cara perawatan Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah Mengawasi keluarga melakukan perawatan d. Membantu keluarga untuk memelihara/memodifikasi lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan keluarga, dengan cara : Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga Melakukan perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal mungkin e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya, dengan cara : Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada disekitar lingkungan keluarga Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
15 Hal penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan keluarga : 1. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah, dan mempunyai jangka waktu yang sesuai dengan kondisi klien 2. kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi dengan panca indra perawat yang objektif 3. Disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki oleh keluarga dan mengarah ke kemandirian klien untuk meminimalisasi tingkat ketergantungan 4. diarahkan untuk mengubah pengetahuan (), sikap (afektif) dan tindakan keluarga (psikomotor) 5. perawat melibatkan keluarga secara aktif karena keluarga mempunyai tanggung jawab akhir dan merupakan cara menghormati dan menghargai keluarga serta keluarga tidak menentang terhadap apa yang akan dilakukan perawat. Metode sederhana dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan keluarga Diagnosa keperawatan Rencana asuhan keperawatan Masalah (P) ---- digunakan untuk merumuskan tujuan umum-khusus atau tupan-tupen Penyebab (E) ---- digunakan untuk merumuskan kriteria standar/hasil yang diharapkan sebagai tolak ukur suatu I keberhasilan Tanda (S) I Selanjutnya merumuskan rencana tindakan kepera watan keluarga D. IMPLEMENTASI - perawat tidak bekerja sendiri melibatkan semua profesi kesehatan yang menjadi tim perawatan kesehatan dirumah (home care) - Peran perawat sebagai koordinator tetapi dapat juga sebagai pelaksana asuhan keperawatan - Melakukan kontrak sebelumnya (saat mensosialisasikan diagnosis keperawatan) meliputi : waktu, topik, siapa pelaksananya, sasaran keluarga, peralatan - Tujuannya agar keluarga dan perawat siap secara fisik dan psikis - Harus sesuai dengan rencana dan kontrak yang telah dilakukan - Materi : sesuai tujuan yang diharapkan - Media : sesuai dengan kriteria pada rencana asuhan keperawatan keluarga agar diperoleh efektifitas yang maksimal, yaitu : Brosur/leaflet yang dibuat sendiri oleh perawat Buku Poster Rekaman audio atau video, dll - Buat rencana kegaiatan yang terstruktur agar diperoleh hasil yang efektif dan efisien - Rencanakan secara sistematis dan berurutan secara bertingkat derdasarkan rencana tindakan yang telah dibuat - Impkementasi dapat dilakukan oleh klien sendiri, perawat, anggota tim kesehatan, keluarga lain dan orang lain yang masuk dalam jaringan kerja keperawatan keluarga E. EVALUASI - Kegiatan membandingkan hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang ditetapkan - Bila evaluasi tidak atau berhasil sebagian disusun rencana baru - Evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga dengan waktu yang sesuai dengan kondisi keluarga
16 - Disusun menggunakan SOAP yaitu S adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan keluarga setelah implementasi O adalah keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat dengan pengamatan langsung setelah implementasi A adalah analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif keluarga yang dibandingkan dengan kriteria dan standar yang telah ditentukan pada rencana keperawatan P adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis - Evaluasi yang dilaksanakan oleh perawat adalah evaluasi formatif yang bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dan kontrak pelaksanaan sedangkan evaluasi sumatif bertujuan untuk menilai secara keseluruhan terhadap pencapaian diagnosis keperawatan dengan maksud apakah rencana diteruskan, diteruskan sebagian, diteruskan dengan perubahan intervensi atau dihentikan. Format evaluasi formatif dan sumatif Tanggal & waktu 30 Juli 2007 No. Dx 1 Kolom 2 C Evaluasi S : O : A : P :
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH I. TEORI dan KONSEP ANAK Anak merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang secara
Lebih terperinciDIAGNO DIAG SA NO KEPERAW SA ATAN KEPERAW KELUARGA KELUARG 19/10/2015 1
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA 9/0/05 DIAGNOSA KEPERAWATAN PENGELOMPOKAN DATA PENGELOMPOKAN DATA SAMA DENGAN DI KLINIS, BERDASARKAN DATA SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN PERUMUSAN
Lebih terperinci3. Tanda (S) adalah data subjektif & objektif yang diperoleh dari keluarga secara langsung atau tidak yang mendukung masalah dan penyebab.
DIAGNOSA & RENCANA ASKEP KELUARGA DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FK USU BAGIAN KEPERAWATAN KELUARGA By. Lufthiani, S.Kep, Ns Diagnosa Keperawatan Pengelompokan data Perumusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. (dalam Setiadi, 2008).Menurut Friedman (2010) keluarga adalah. yang mana antara yang satu dengan yang lain
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Keluarga 2.1.1 Pengertian Menurut UU No.10 tahun 1992 keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri, atau suami istri dan anaknya atau ayah dan
Lebih terperinciBAB III RESUME KEPERAWATAN
BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Asuhan Keperawatn Keluarga dilakukan pada tanggal 20 Juni 2010 pada keluarga Tn. L (45 th), dengan alamat Sambiroto kecamatan Tembalang, Semarang. Keluarga ini
Lebih terperinciDIAGNOSA DAN RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DIAGNOSA DAN RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA A. KONSEP DIAGNOSA. Definisi Keperawatan Keluarga Diagnosis keperawatan keluarga merupakan perpanjangan diri diagnosis ke sistem keluarga dan subsistemnya
Lebih terperinciBAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN. Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal
BAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal 19-01-2009 A. Data identitas Data yang diperoleh dari pasien adalah : Nama kepala keluarga Tn. G, pendidikan SD dan beliau
Lebih terperinciBUKU PANDUAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KELUARGA
BUKU PANDUAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KELUARGA DISUSUN OLEH : AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunianya, maka buku panduan AKPER
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II. A. DUKUNGAN SOSIAL II. A. 1. Definisi Dukungan Sosial Menurut Orford (1992), dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, dan penghargaan yang diandalkan pada saat individu mengalami
Lebih terperinci(Elisabeth Riahta Santhany) ( )
292 LAMPIRAN 1 LEMBAR PEMBERITAHUAN AWAL FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL JAKARTA Saya mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah saudara luangkan untuk berpartisipasi dalam penelitian
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA A. Defenisi Keluarga Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga
Lebih terperinciB. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
B. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 1985 dan Friedman 1998, ada 8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu : 1. Tahap I : Keluarga Pemula Keluarga
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PENYESUAN SOSIAL 1. Pengertian Penyesuaian sosial merupakan suatu istilah yang banyak merujuk pada proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian besar masyarakat dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya.
Lebih terperinciPROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA
PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA Disusun Oleh: DESI SUCI ANGRAENI SRI WAHYUNINGSIH PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being menurut Diener (2005). Teori yang dipilih akan digunakan untuk meneliti gambaran
Lebih terperinciMetodologi Asuhan Keperawatan
Metodologi Asuhan Keperawatan A. Pendahuluan Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Data Fokus Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Juni 2011 jam 16.00 WIB pada keluarga Tn.L (60th). Tn.L merupakan kepala keluarga dari Ny. N (51th) dan kedua anaknya
Lebih terperinciTAHAP-TAHAP KEHIDUPAN / PERKEMBANGAN KELUARGA
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemudian dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Salah satu tahapan individu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan hidup manusia dialami dalam berbagai tahapan, yang dimulai dari masa kanak-kanak, remaja dan dewasa. Dalam setiap tahapan perkembangan terdapat
Lebih terperinciASKEP KELUARGA DENGAN BALITA TIM KEPERAWATAN KELUARGA PSIK FK UNAIR
ASKEP KELUARGA DENGAN BALITA TIM KEPERAWATAN KELUARGA PSIK FK UNAIR Tahap II : Keluarga dengan Childbearing Dimulai dg kelahiran s/d umur 30 bln Orang tua menjalankan peran baru Peran ini awalnya sulit
Lebih terperinciFormat Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasangan Baru Menikah
Format Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasangan Baru Menikah A. IDENTITAS UMUM 1. Identitas Kepala Keluarga: Nama : Tn. A Pendidikan : SMA Umur : 24 Tahun Pekerjaan : PNS Agama : Islam. Alamat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan
BAB II LANDASAN TEORI A. KEMANDIRIAN REMAJA 1. Definisi Kemandirian Remaja Kemandirian remaja adalah usaha remaja untuk dapat menjelaskan dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya sendiri setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan saat seseorang mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang sangat pesat dalam kehidupannya. Perkembangan dan pertumbuhan pada anak usia
Lebih terperinciPENGERTIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN adalah tugas - tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa-masa tertentu sesuai dengan norma-norma masyar
TUGAS TUGAS PERKEMBANGAN (Developmental Task) PENGERTIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN adalah tugas - tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa-masa tertentu sesuai dengan norma-norma masyarakat
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN) NAMA KELOMPOK 6 A4E : 1. Made Udayati (10.321.0864) 2. Kadek Ayu Kesuma W. (10.321.0858) 3. Kadek Ninik Purniawati (10.321.0859) 4. Luh Gede Wedawati (10.321.0867)
Lebih terperinciPELATIHAN BASIC HYPNOPARENTING BAGI AWAM
PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT BAGIAN PSIKOLOGI KLINIS FAKULTAS PSIKOLOGI UNDIP BEKERJASAMA DENGAN RS. HERMINA BANYUMANIK SEMARANG PELATIHAN BASIC HYPNOPARENTING BAGI AWAM SEMARANG, 23 AGUSTUS 2014
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Anak TK 2.1.1 Pengertian Menurut Padiyana (2007) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. b. Usia : 51 tahun. d. Pekerjaan KK : Buruh lepas (sablonan) e. Alamat : Sambiroto 11 RT 05 RW 07
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian (30 juni 2010) 1. Data Umum a. Nama KK : Tn. S b. Usia : 51 tahun c. Pendidikan : SD d. Pekerjaan KK : Buruh lepas (sablonan) e. Alamat : Sambiroto 11 RT 05 RW 07 f.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penyesuaian Perkawinan 1. Pengertian Penyesuaian Perkawinan Konsep penyesuaian perkawinan menuntut kesediaan dua individu untuk mengakomodasikan berbagai kebutuhan, keinginan,
Lebih terperinciFORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Nama Mahasiswa :... Pengkajian diambil tanggal :... Jam :... A. IDENTITAS UMUM. Identitas Kepala Keluarga: Nama :... Pendidikan :... Umur :... Pekerjaan :...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Respon Penerimaan Anak 1. Pengertian Respon atau umpan balik adalah reaksi komunikan sebagai dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan, baik secara langsung maupun tidak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya (Mufdlilah, 2009, p.41). Masa kehamilan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang sering terjadi pada masa remaja yaitu kasus pengeroyokan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah yang sering terjadi pada masa remaja yaitu kasus pengeroyokan ataupun kasus tawuran dan keributan antara pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang pada akhirnya
Lebih terperinciTINJAUAN KASUS. 1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. S. 2. Usia : 43 tahun. 4. Pekerjaan : Buruh Pabrik ( LIK )
TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Keluarga I. Data Umum 1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. S 2. Usia : 43 tahun 3. Pendidikan : SD 4. Pekerjaan : Buruh Pabrik ( LIK ) 5. Alamat : RT. 05 / RW I Bangetayu Kulon,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pola Asuh 1.1 Definisi Pengasuhan adalah kegiatan kompleks yang mencakup berbagai tingkah laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh anak (Darling,
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. 1.2 Tujuan A. Tujuan Umum :
BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah 1. Pengertian Sosialisasi Sosialisasi menurut Child (dalam Sylva dan Lunt, 1998) adalah keseluruhan proses yang menuntun seseorang, yang
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN MASALAH
BAB V PEMBAHASAN MASALAH A. PEMBAHASAN Setiap manusia memiliki impian untuk membangun rumah tangga yang harmonis. Tetapi ketika sudah menikah banyak dari pasangan suami istri yang memilih tinggal bersama
Lebih terperinciPedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi
Modul ke: Pedologi Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Tipe-tipe Penganiayaan terhadap Anak Penganiayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk mampu mengatasi segala masalah yang timbul sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan sosial dan harus mampu menampilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat, hampir semua manusia hidup terikat dalam sebuah jaringan dimana seorang manusia membutuhkan manusia lainnya untuk dapat hidup
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)
BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, baubauan, pengecapan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyesuaian dengan
PEDOMAN WAWANCARA I. Judul Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan pada pria WNA yang menikahi wanita WNI. II. Tujuan Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Status nutrisi adalah kondisi kesehatan yang dipengaruhi oleh asupan dan
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Status nutrisi Status nutrisi adalah kondisi kesehatan yang dipengaruhi oleh asupan dan manfaat zat zat gizi. Perubahan pada dimensi tubuh mencerminkan keadaan kesehatan
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA BINAAN PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KELUARGA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU
Nama LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA BINAAN PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KELUARGA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU : Fajri Alfiannur Nim : 1511437971 Kunjungan : Minggu ke-1 Tanggal : 16 Januari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian setiap orang. Ketika menikah, tentunya orang berkeinginan untuk mempunyai sebuah keluarga yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I dikemukakan latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian, metode, lokasi dan sampel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tawuran terjadi dikalangan pelajar sudah menjadi suatu hal yang biasa, sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi di tangerang,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak
7 TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dimana seorang anak dididik dan dibesarkan. Berdasarkan Undang-undang nomor 52 tahun 2009, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dukungan Keluarga 1. Pengertian Keluarga Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang Masalah. Remaja biasanya mengalami perubahan dan pertumbuhan yang pesat
BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Masalah Remaja biasanya mengalami perubahan dan pertumbuhan yang pesat dalam kehidupannya. Hal tersebut disebabkan pertumbuhan yang begitu pesat dan perkembangan mental
Lebih terperinciBAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan
BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI A. HARGA DIRI Menurut Coopersmith harga diri merupakan evaluasi yang dibuat oleh individu dan berkembang menjadi kebiasaan
BAB II LANDASAN TEORI A. HARGA DIRI Menurut Coopersmith harga diri merupakan evaluasi yang dibuat oleh individu dan berkembang menjadi kebiasaan kemudian dipertahankan oleh individu dalam memandang dirinya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan
6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pernikahan 2.1.1. Pengertian Pernikahan Pernikahan merupakan suatu istilah yang tiap hari didengar atau dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan adalah nikah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap pasangan. Saling setia dan tidak terpisahkan merupakan salah satu syarat agar tercipta keluarga
Lebih terperinciBERPIKIR POSITIF MINIMALKAN PARANOID Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si., psikolog*
BERPIKIR POSITIF MINIMALKAN PARANOID Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si., psikolog* Tidak ada yang benar bagi seorang paranoid. Melihat orang tersenyum; seolah mengejek dirinya, mendengar orang saling bercakap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu sejak dilahirkan akan berhadapan dengan lingkungan yang menuntutnya untuk menyesuaikan diri. Penyesuaian diri yang dilakukan oleh individu diawali dengan penyesuaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial setiap manusia mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai dorongan untuk bersosialisasi.
Lebih terperinciA. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri
A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah
Lebih terperinciPANDUAN PRAKTEK BELAJAR KLINIK KEPERAWATAN GERONTIK PRODI DIII KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TAHUN 2016/2017
PANDUAN PRAKTEK BELAJAR KLINIK KEPERAWATAN GERONTIK PRODI DIII KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TAHUN 2016/2017 KEPERAWATAN GERONTIK II BOBOT : I SKS A. DESKRIPSI MATA AJARAN Keperawatan gerontik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya
Lebih terperinciBAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601
Lebih terperinciPENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA
PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA Oleh: Alva Nadia Makalah ini disampaikan pada Seminar Online Kharisma ke-3, dengan Tema: Kekerasan Pada Anak: Efek Psikis, Fisik, dan Tinjauan Agama Dunia Maya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Undang-Undang No.1 Tahun
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia
Lebih terperinciKarakteristik Anak Usia Sekolah
1 Usia Sekolah Usia Sekolah 2 Informasi Umum dengan Disabilitas 3 Usia Sekolah Anak dengan Disabilitas Anak Dengan Disabilitas adalah anak yang mempunyai kelainan fisik dan/ atau mental yang dapat mengganggu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri. Interaksi dengan lingkungan senantiasa dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan berkembang pertama kalinya. Selain itu, keluarga juga merupakan sekumpulan orang yang tinggal
Lebih terperinciRita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY
Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY 1. Definisi Permasalahan Perkembangan Perilaku Permasalahan perilaku anak adalah perilaku anak yang tidak adaptif, mengganggu, bersifat stabil yang menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan remaja sering menimbulkan berbagai tantangan bagi para orang dewasa. Banyak hal yang timbul pada masa remaja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Idealnya, di dalam sebuah keluarga yang lengkap haruslah ada ayah, ibu dan juga anak. Namun, pada kenyataannya, saat ini banyak sekali orang tua yang menjadi orangtua
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisis seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri. ( Yosep, 2007 ). Harga
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Kesiapan menikah
7 TINJAUAN PUSTAKA Kesiapan menikah Duvall (1971) menyatakan bahwa kesiapan menikah adalah laki-laki maupun perempuan yang telah menyelesaikan masa remajanya dan siap secara fisik, emosi, finansial, tujuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gangguan perkembangan seseorang bisa dilihat sejak usia dini, khususnya pada usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dipandang sebagai proses yang dinamis yang dipengaruhi oleh sifat bakat seseorang dan pengaruh lingkungan dalam menentukan tingkah laku apa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah lakunya dengan situasi orang lain. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan pergaulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia di dunia yang berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik antara satu dengan yang lainnya
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Family Centered Care
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Pengertian Family Centered Care Dalam paradigma keperawatan anak, anak merupakan individu yang masih bergantung pada lingkungan untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dikenal dengan istilah adolescence merupakan peralihan dari masa kanakkanak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu fase dalam perkembangan individu adalah masa remaja. Remaja yang dikenal dengan istilah adolescence merupakan peralihan dari masa kanakkanak ke
Lebih terperinciPeran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa
Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa 125120307111012 Pendahuluan Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki setiap individu dan anak. Karena
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN oleh: Dr. Lismadiana,M.Pd
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN oleh: Dr. Lismadiana,M.Pd Pertumbuhan : Perubahan fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berjalan normal pada anak yang sehat dalam perjalanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah pada dasarnya merupakan lingkungan sosial yang berfungsi sebagai tempat bertemunya individu satu dengan yang lainnya dengan tujuan dan maksud yang
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Isolasi sosial sering terlihat pada klien skizofrenia. Hal ini sebagian akibat tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan kehilangan batasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan terbesar yang dihadapi siswa adalah masalah yang berkaitan dengan prestasi, baik akademis maupun non akademis. Hasil diskusi kelompok terarah yang
Lebih terperinciDisampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014
Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014 1 Pelayanan keperawatan kesehatan di rumah merupakan sintesa dari keperawatan kesehatan komunitas dan keterampilan teknikal tertentu yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terutama yang tidak terbiasa dengan sistem pembelajaran di Fakultas
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres Fakultas Kedokteran menuntut mahasiswa/i untuk selalu belajar keras di setiap waktu karena pelajaran yang diwajibkan di Fakultas Kedokteran sangat berat. Ini menghadirkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Multi krisis yang menimpa masyarakat dewasa ini merupakan salah satu pemicu yang menimbulkan stres, depresi dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia.
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat Mendapatkkan gelar ahli madya keperawatan Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 21 tahun dan belum menikah (www.google.com). Menurut UU No. 23 Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep anak didefinisikan dan dipahami secara bervariasi dan berbeda, sesuai dengan sudut pandang dan kepentingan yang beragam. Menurut UU No. 4 Tahun 1979
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir hingga lansia. Ketika memasuki usia dewasa awal tugas perkembangan individu
Lebih terperinciSTANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA -Tahun 2005- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pengurus Pusat PPNI, Sekretariat: Jl.Mandala Raya No.15 Patra Kuningan Jakarta Tlp: 62-21-8315069 Fax: 62-21-8315070
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan dan menyenangkan. Pengalaman baru yang unik serta menarik banyak sekali dilalui pada masa ini.
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang sangat tabu dan menyakitkan sehingga wajib dihindari akan tetapi, anehnya hal
HARGA DIRI PADA WANITA DEWASA AWAL MENIKAH YANG BERSELINGKUH KARTIKA SARI Program Sarjana, Universitas Gunadarma Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran harga diri
Lebih terperinciUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah tahap yang penting bagi hampir semua orang yang memasuki masa dewasa awal. Individu yang memasuki masa dewasa awal memfokuskan relasi interpersonal
Lebih terperinciBUKU PEGANGAN KADER KESEHATAN JIWA BUKU PEGANGAN KADER KESEHATAN JIWA NAMA KADER ALAMAT
BUKU PEGANGAN KADER KESEHATAN JIWA NAMA KADER ALAMAT BUKU PEGANGAN KADER KESEHATAN JIWA Sejak Tahun 2002, paradigma kesehatan Indonesia berfokus pada peningkatan dan pencegahan penyakit dengan memberdayakan
Lebih terperinciFORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELUARGA TN. S
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELUARGA TN. S I. Data umum 1. Nama Kepala Keluarga : Tn. Setyo 2. Alamat dan telpon : Rt 03/ 16, Dukuh Ngawen 3. Komposisi Keluarga : 4 orang NO Nama Jenis Kelamin Hubungan
Lebih terperinci