BAB I PENDAHULUAN. keramik Tiongkok dari dinasti Han (206 S.M 220 M). 1 Keramik di Indonesia
|
|
- Hadian Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan keramik asing di Indonesia dari berbagai negara sudah masuk ke Indonesia sejak jaman prasejarah, dibuktikan dengan temuan tertua berupa keramik Tiongkok dari dinasti Han (206 S.M 220 M). 1 Keramik di Indonesia mayoritas berasal dari dua benua, yaitu dari benua Eropa dan dari benua Asia. Keramik yang berasal dari Eropa antara lain Belanda, Jerman, dan Inggris. Keramik yang berasal dari Asia antara lain Vietnam, Kamboja (Khmer), Thailand, Jepang, Arab (Timur Tengah), Iran dan Tiongkok. 2 Keramik Tiongkok berasal dari Dinasti Han, Dinasti Tang, Dinasti Song, Dinasti Yuan, Dinasti Ming dan Dinasti Qing. Setiap dinasti memiliki ciri khasnya masing-masing. Ciri-ciri umum keramik dari Dinasti Han adalah keramik yang berwarna hijau, cokelat dan kuning. Pada masa keramik Dinasti Tang, terdapat glasir kuning, hijau dan putih yang paling umum yang diterapkan pada tubuh gerabah. Keramik pada masa Dinasti Song mempunyai ciri berwarna merah dan hitam. Porselin biru dan putih (qīnghuācí, 青花瓷 ) adalah masa pertama yang diproduksi di bawah Dinasti Yuan. Keramik dari Dinasti Ming berikutnya tetap menggunakan porselin biru dan putih tetapi telah disempurnakan. Pada masa Dinasti Qing, porselin menggunakan warna yang lebih cerah, sedangkan tema-tema 1 Yuniarso K. Adi Keramik Inggris: Koleksi Museum Negeri Propinsi Jawa Tengah Ronggowarsito. Hal. 1 2 Ibid., Hal.1-2 1
2 2 lukisan menjadi semakin rumit. Hasil produksi keramik dari Tiongkok, banyak ditemukan di Indonesia. Temuan artefak keramik tersebut, ditemukan tersebar di berbagai situs baik dari masa pengaruh agama Hindu-Budha hingga masa pengaruh agama Islam. Baik dalam kondisi yang masih utuh maupun fragmen. 3 Hubungan antara Nusantara dengan Tiongkok dibuktikan dengan ditemukannya kapal-kapal karam beserta muatannya di perairan Nusantara. Salah satunya adalah kapal karam di perairan utara Cirebon, dengan muatan utama berupa keramik yang jumlahnya ribuan. 4 Lalu terdapat aneka keramik Tiongkok masa Dinasti Ming menempel di seluruh dinding yang terbuat dari batu bata merah sebagai hiasan di Keraton Kasepuhan Cirebon yang di salah satu sisi keramik terdapat relief bunga teratai dandijuluki Kembang Kanigaran 5 karya pemahat Tiongkok. 6 Keramik di masjid Mantingan, Jepara, yang dibangun sekitar tahun 1550 juga menunjukkan ukiran motif bunga yang berasal dari Tiongkok. 7 Di situs Trowulan Mojokerto, Jawa Timur, pun ditemukan kendi yang serupa dengan wadah air porselin buatan Tiongkok Dinasti Ming maupun patung kepala pria Tiongkok. 8 3 Ayu Oktafi D Tipologi Temuan Keramik di Situs Singhasari, Kecamatan Singosari, Jawa Timur (Kajian Atas Dasar Temuan Fragmen Keramik). Yogyakarta. Skripsi Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya. UGM. Hal. 2 4 Naniek Harkantiningsih Keramik Muatan Kapal Karam di Perairan Utara Cirebon: Bukti Jaringan Pelayaran Kuna dalam Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi, Vol. 5. Jakarta: Puslitarkenas. Hal Kembang Kanigaran memiliki makna simbiolisasi penguasa negara yang welas asih terhadap rakyatnya 6 E. Pudjiachirusanto Keraton Kasepuhan Cirebon Ketika Bouroq dan Burung Hong Bercumbu. dalam Majalah Warisan Indonesia.Bekasi: Media Widya Delasiga. 15 Agustus 15 September. Vol. I, No. 18, Hal Sukmono R Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3 edisi ke-3, cetakan ke- 23. Yogyakarta: Kanisius. Hal Wiyoso Yudoseputo Pengaruh Cina dalam Seni Indonesia. dalam Hilda Soematri. Indonesia Heritage: Seni Rupa Grolier International. Hal. 14
3 3 Kedatangan masyarakat asing di suatu daerah tentunya membawa pengaruh besar terhadap perkembangan daerah itu sendiri. Salah satu daerah di pesisir Jawa yang menjadi daerah persinggahan imigran Tiongkok di Indonesia adalah Kota Semarang. Hal ini diawali oleh kedatangan Cheng Ho pada tahun 1412 Masehi, dengan membawa misi dagang yang terus berlanjut hingga ke abad Di kota Semarang ditemukan keramik peninggalan masa kekaisaran Dinasti Song ( Masehi), Dinasti Ming ( Masehi), dan Dinasti Qing ( Masehi). Keramik-keramik dari Tiongkok tidak digunakan sebagai alat untuk perdagangan, tetapi sebagai barang yang digunakan oleh perantau dari Tiongkok untuk pemakaian sehari harinya, sebagai contoh adalah piring dengan berbagai ukuran yang digunakan untuk makan sehari-hari, tempayan yang ditemukan sebagai wadah untuk menyimpan air, serta periuk atau kuali sebagai alat untuk memasak. 10 Keramik-keramik Tiongkok yang ditemukan di Indonesia kemudian diklasifikasi berdasarkan tipologinya. Sebagian dari keramik tersebut ada yang menjadi milik perseorangan, dan sebagian lagi tersimpan dengan rapi di museummuseum atau badan arkeologi di Indonesia. Salah satu museum yang menyimpan keramik Tiongkok adalah Museum Ranggawarsita di Semarang. Museum Ranggawarsita mempunyai koleksi berjumlah buah yang terbagi dalam 10 jenis, yaitu geologi, biologi, arkeologi, historika, filologi, numismatic, heraldika, kramologika, teknologika, ethnografika dan seni rupa. 9 Liem Twan Djie Perdagangan Distribusi Orang-Orang Cina di Jawa, dalam Suatu Studi Ekonomi. Jakarta: Gramedia. Hal Daniel Perret C. Guillot BAB III: Tembikar Dari Asia Selatan dalam Barus Seribu Tahun yang Lalu. Kepustakaan Populer Gramedia. Hal
4 4 Untuk koleksi keramiknya, berjumlah sekitar 100 keramik yang berasal dari Dinasti Song, Dinasti Ming, dan Dinasti Qing. Museum Ranggawarsita merupakan sebuah aset pelayanan publik di bidang pelestarian budaya, wahana pendidikan dan rekreasi. 11 Bukti ditemukannya keramik Tiongkok di Semarang menandakan masyarakat Tiongkok sudah ada di Semarang sejak lama. Masyarakat Tiongkok yang berada di Semarang, terdiri atas masyarakat Tiongkok totok dan masyarakat Tiongkok peranakan. Masyarakat Tiongkok totok adalah masyarakat yang kedua orang tuanya mempunyai keturunan Tiongkok murni. Ada juga yang menyebutkan tidak hanya itu, tetapi Tiongkok totok juga lahir di tanah leluhur mereka. Sementara masyarakat Tiongkok peranakan adalah masyarakat yang keturunan Tiongkoknya sudah tidak murni lagi. Hanya salah satu dari orang tuanya saja yang mempunyai keturunan Tiongkok. Tempat kelahiran pun tidak di tanah leluhur, jadi bisa dibilang darah campuran. proses sosialnya telah membaur dengan kehidupan masyarakat setempat. Menurut aspek kebudayaannya, masyarakat Tiongkok peranakan telah menjadi perantara timbulnya akulturasi budaya antara Tiongkok dan Jawa. 12 Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti koleksi keramik Tiongkok yang terdapat di Museum Ranggawarsita Semarang, berdasarkan tipologi, zaman dan lokasi penemuan keramik tersebut. 11 Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Semarang. diakses pada tanggal 6 November pukul WIB 12 P. Hariyono Kultur Cina dan Jawa (Pemahaman Menuju Asimilasi Kultural). Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Hal. 19
5 5 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan dapat disusun permasalahan yang dijadikan acuan dalam penyusunan tugas akhir ini, yaitu: a) Bagaimanakah tipologi keramik Tiongkok yang dikoleksi oleh Museum Ranggawarsita Semarang? b) Bagaimanakah sejarah ditemukannya koleksi keramik Tiongkok di Nusantara? c) Bagaimanakah hubungan masyarakat Tiongkok dengan Semarang pada masa Dinasti Ming abad ke 15? 1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan pada rumusan masalah yang sudah diuraikan di atas, penelitian untuk Tugas Akhir ini mempunyai tujuan sebagai berikut: a) Untuk mengetahui bentuk, jenis, dan fungsi keramik Tiongkok yang dikoleksi oleh Museum Ranggawarsita Semarang. b) Untuk mengetahui lokasi tempat penemuan keramik Tiongkok yang terdapat di Museum Ranggawarsita Semarang. c) Untuk mengetahui hubungan masyarakat Tiongkok dengan Semarang pada masa Dinasti Ming abad ke 15.
6 6 1.4 Manfaat Penulisan Penulisan dilakukan dengan harapan dapat menambah pengetahuan tentang keramik Tiongkok yang ditemukan di Indonesia khususnya Semarang, supaya hasilnya dapat menjadi pemikiran baru bagi perkembangan ilmu seni rupa, terutama di bidang seni kriya, khususnya keramik. Harapan agar bisa mendapatkan pengetahuan mengenai makna dan nilai dari terciptanya seni hias yang kuat dan berakar dari budaya yang mendasarinya. Melalui penelusuran motif hias dan maknanya dari keramik Tiongkok, diyakini dapat memperoleh gambaran tentang konsep sosial budaya yang mempengaruhi kehidupan di kota Semarang dengan orang Tiongkok. Penulisan Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberi pemahaman pengetahuan tentang nilai dasar yang menjadi latar belakang ditemukannya keramik Tiongkok di kota Semarang, mengetahui jenis-jenis, bentuk-bentuk, dan fungsi keramik Tiongkok, memberikan pengertian bahwasanya dengan teknologi sederhana ternyata mampu menghasilkan artefak yang berkualitas, bermanfaat dan bernilai tinggi. 1.5 Metode Penelitian Penalaran yang digunakan dalam penelitian ini, menggunakan metode penalaran induktif, yakni mengamati fakta atau gejala-gejala khusus kemudian disimpulkan sebagai gejala yang bersifat umum atau generalisasi empiris. 13 Adapun tahapan penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : 13 Daud Aris Tanudirjo, 1989, Ragam Penelitian Arkeologi dalam Skripsi Karya Mahasiswa Arkeologi Universitas Gadjah Mada. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Fakultas Sastra, Universitas Gadjah Mada.
7 7 1. Tahap pengumpulan data Tahap pengumpulan data meliputi: pengamatan langsung terhadap temuan fragmen keramik yang kemudian dijadikan data primer. Data primer diperoleh dari kegiatan pengamatan keramik Tiongkok di Museum Ranggawarsita Semarang. Data primer tersebut selanjutnya dilakukan analisis bentuk yang secara umum dibagi menjadi wadah, misalnya mangkok, guci, atau kendi. 2. Tahap analisis dan interpretasi data Analisis dimulai dari fragmen keramik yang telah diperoleh dari data keramik yang sudah didapatkan yang merupakan hasil dari penelitian di Museum Ranggawarsita Semarang. Data tersebut diidentifikasi setelah melalui tahapan sebagai berikut : a. Pemilahan, dimana fragmen keramik dipilah berdasarkan bagian bentuknya: tepian, badan, dasar. b. Pelabelan, pada tahap ini fragmen yang telah dipilah selanjutnya diberi label berdasarkan zaman pembuatannya (Dinasti). c. Klasifikasi, yakni mengklasifikasi atau mengelompokkan fragmen keramik berdasarkan kesamaan tipologinya. d. Perekaman, yakni pencatatan keterangan dan pengambilan foto. Selain itu, dilakukan juga analisis terhadap atribut fragmen keramik untuk mengenali ciri-ciri yang berkenaan dengan gaya. Atribut yang diperlukan antara lain warna glasir, warna bahan dasar, dan hiasan fragmen keramik. Data sekunder mengenai keramik didapatkan melalui sumber tertulis, antara lain
8 8 berupa buku-buku, artikel, karya ilmiah dan laporan penelitian yang diperoleh dari perpustakaan dan internet. Data keramik yang sudah diperoleh berupa variasi bentuknya, akan menghasilkan tipe keramik yang paling dominan ditemukan. Setelah proses analisis kemudian data-data tersebut diinterpretasikan untuk dapat diperoleh adanya indikasi temuan tersebut dalam konteks situs temuan. 3. Kesimpulan Tahapan terakhir ini berupa kesimpulan dari hasil penelitian. Tahap ini, data yang berupa fragmen keramik yang telah dikumpulkan dan dianalisis yang kemudian akan ditarik kesimpulan sehingga mendapatkan hasil analisis yang mendalam. Kesimpulan tersebut diharapkan akan menjawab permasalahan dari penelitian ini sehingga di kemudian hari akan membantu pengembangan penelitian-penelitian selanjutnya. 1.6 Sistematika Penulisan Penulisan Tugas Akhir ini disusun dalam lima bab, meliputi: Bab I Pendahuluan, menjelaskan latar belakang yang menguraikan alasan mengapa penulis tertarik dengan masalah ini. Selain itu disajikan juga tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BabII Landasan Teori dan Tinjauan Pustaka, menjelaskan tentang pengertian keramik, tipologi dan dinasti pada keramik, membahas tentang penelitian dahulu yang berkaitan dengan keramik.
9 9 Bab III Tipologi Keramik Tiongkok di Museum Ranggawarsita, mengidentifikasi tipologi keramik Tiongkok di Museum Ranggawarsita Semarang. Bab IV Hubungan Masyarakat Tiongkok dengan Semarang Pada Masa Dinasti Ming Abad Ke 15, menjelaskan tentang hubungan perdagangan, politik, dan penyebaran agama. Bab V penutup, yang meliputi kesimpulan dan saran.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing yang sangat strategis, yang terletak di tengah-tengah jalur perdagangan yang menghubungkan antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia, sehingga kemudian jalur perdagangan berpindah tangan ke para
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. sudah tersebar diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Tembikar atau keramik atau porselen
BAB II LANDASAN TEORI Cina adalah Negara komunis yang terdiri dari hampir seluruh kebudayaan, sejarah dan geografis. Negara Cina memiliki banyak kebudayaan, namun salah satu kebudayaan yang paling terkenal
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
MODUL PERKULIAHAN Sejarah Seni Rupa Prasejarah Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Teknik Perencanaan & Desain Desain Produk 01 Kode MK Abstract Seni rupa dapat dikatakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. - Arkeologika, benda koleksi merupakan benda objek penelitian ilmu arkeologi.
PENDAHULUAN BAB 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Museum Negeri Provinsi Papua telah dirintis sejak tahun 1981/ 1982 oleh Kepala Bidang Permuseuman, Sejarah dan Kepurbakalaan Departemen Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengunjungi museum berasal dari berbagai kelompok pendidikan. Siswa baik dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Museum merupakan salah satu tempat belajar yang bisa dikunjungi oleh siapa pun baik pengunjung yang masih sekolah maupun orang dewasa. Pengunjung yang mengunjungi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Katulistiwa. Sejak awal abad Masehi, Pulau Sumatera telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pulau Sumatera atau yang dahulu dikenal dengan nama Pulau Swarnadwipa merupakan pulau terbesar keenam di dunia yang memanjang dari 6 0 Lintang Utara hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik sudah dikenal sekitar abad ke-13, yang pada saat itu masih ditulis dan dilukis pada
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pesisir Timur pantai Sumatera Utara sejak abad ke-13, merupakan tempat persinggahan bangsa-bangsa asing dan lintas perdagangan. Bangsa India dan Arab datang dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu paradigma arkeologi sebagai ilmu yang mempelajari masa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu paradigma arkeologi sebagai ilmu yang mempelajari masa lampau adalah merekonstruksi kehidupan masa lalu. Rekonstruksi kehidupan masa lalu yang dimaksud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai yang terdapat di Pulau Jawa. Sungai Ciliwung ini dibentuk dari penyatuan aliran puluhan sungai kecil di kawasan Taman Nasional
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mempromosikan museum-museum tersebut sebagai tujuan wisata bagi wisatawan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia kaya akan keragaman warisan sejarah, seni dan budaya yang tercermin dari koleksi yang terdapat di berbagai museum di Indonesia. Dengan tujuan untuk mempromosikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki sekitar 500 kelompok etnis, tiap etnis memiliki warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad, yang dipengaruhi oleh kebudayaan India,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan masyarakat masa lampau merupakan catatan sejarah yang sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau pegangan hidup bagi masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu. Namun mereka menyebutnya dengan istilah gerabah atau tembikar. Terbukti dengan ditemukannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerang, sekam padi, atau pecahan tembikar yang dihaluskan (grog), mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa Sentang adalah sebuah desa yang ada di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Sumatera Utara. Beberapa perempuan di Desa Sentang memiliki keahlian dalam membuat
Lebih terperinciPERANCANGAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI REMAJA TERHADAP MUSEUM JAWA TENGAH RANGGAWARSITA
PERANCANGAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI REMAJA TERHADAP MUSEUM JAWA TENGAH RANGGAWARSITA Saiful Umar, Hanny Haryanto, Annas Marzuki Sulaiman Jurusan Desain Komunikasi Visual,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Peran Cheng Ho dalam proses perkembangan agama Islam di Nusantara pada tahun 1405-1433 bisa dikatakan sebagai simbol dari arus baru teori masuknya agama Islam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia (Wikipedia, 2009) secara geologi muncul akibat adanya pencairan es pada saat berakhirnya jaman es. Wilayah barat Indonesia modern muncul kira-kira
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri khasnya masing-masing. Hal itu bisa dilihat pada pengaruh karya seni rupa peninggalan kerajaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentukannya setiap budaya yang dimunculkan dari masing-masing daerah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan Indonesia memiliki ragam suku dan budaya, dalam proses pembentukannya setiap budaya yang dimunculkan dari masing-masing daerah memiliki nilai sejarah. Pembentukan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan 1
BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan 1 A. LATAR BELAKANG Menurut hasil survey badan PBB (FAO) mencatat bahwa industri peternakan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang paling tinggi (18%), jumlah ini melebihi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Ketentuan dalam pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketentuan dalam pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah
Lebih terperinciBATIK INDONESIA SEBAGAI SUMBER IDE. Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana PKK FPTK UPI
BATIK INDONESIA SEBAGAI SUMBER IDE Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana PKK FPTK UPI Nama Djawa Hokokai mengikuti nama organisasi propaganda Jepang yaitu organisasi Putera menjadi Organisasi
Lebih terperinciPulau Belitung yang berdasarkan letak geografisnya berada pada posisi Lintang Selatan
Eksplorasi Tinggalan Arkeologi Bawah Air Belitung Oleh: Shinatria Adhityatama Pulau Belitung yang berdasarkan letak geografisnya berada pada posisi 2 30-3 15 Lintang Selatan dan 107 35-108 18 Bujur Timur
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. populer didapati pada situs-situs masa prasejarah, khususnya masa bercocok-tanam.
148 BAB V KESIMPULAN Penelitian mengenai temuan gerabah pada suatu situs arkeologi dapat menjawab berbagai macam hal tentang kehidupan manusia di masa lampau. Gerabah cukup populer didapati pada situs-situs
Lebih terperinciBENDA MUATAN ASAL KAPAL TENGGELAM SITUS KARANG KIJANG BELITUNG: SURVEI AWAL ARKEOLOGI BAWAH AIR
BENDA MUATAN ASAL KAPAL TENGGELAM SITUS KARANG KIJANG BELITUNG: SURVEI AWAL ARKEOLOGI BAWAH AIR Harry Octavianus Sofian (Balai Arkeologi Palembang) Abstract Belitung island surrounded by two straits, the
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. telah berlangsung sejak zaman purba sampai batas waktu yang tidak terhingga.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan lalu lintas pelayaran antara Tionghoa dari Tiongkok dengan Nusantara telah berlangsung sejak zaman purba sampai batas waktu yang tidak terhingga. Berdasarkan
Lebih terperinciRESUME PENELITIAN PEMUKIMAN KUNO DI KAWASAN CINDAI ALUS, KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN
RESUME PENELITIAN PEMUKIMAN KUNO DI KAWASAN CINDAI ALUS, KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN SEJARAH PENEMUAN SITUS Keberadaan temuan arkeologis di kawasan Cindai Alus pertama diketahui dari informasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sejarah singkat bangsa Indonesia yang berkaitan dengan kedatangan etnik Cina di
1 BAB 1 PENDAHULUAN Bagian awal skripsi ini akan menjelaskan latar belakang penelitian melalui sejarah singkat bangsa Indonesia yang berkaitan dengan kedatangan etnik Cina di Indonesia dan kenyataan bahwa
Lebih terperinciMengenal Jenis, Bentuk, dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Tradisional Daerah Setempat
Mengenal Jenis, Bentuk, dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Tradisional Daerah Setempat : Umi Faradillah, S.Pd Standar Kompetensi Mengapresiasi Karya Seni Rupa Kompetensi Dasar 1. Mengidentifikasi jenis
Lebih terperinciFUNGSI KERAMIK CINA BAGI MASYARAKAT BIAK
FUNGSI KERAMIK CINA BAGI MASYARAKAT BIAK Rini Maryone (Balai Arkeologi Jayapura) Abstract The presence of foreign-made ceramics in Papua, especially in Biak Island, has shown that historically before the
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Tinjauan Historis Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan historis. Kata tinjauan dalam bahasa Indonesia berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pulau Jawa kaya akan peninggalan-peninggalan purbakala, di antaranya ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini tersebar di
Lebih terperinciMUSEUM GERABAH NUSANTARA Penerapan arsitektur bangunan berbahan gerabah pada bentuk bangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Batasan Pengertian Judul Museum :Gedung yg digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu
Lebih terperinciInstitut Seni Indonesia di Semarang
TUGAS AKHIR 111 Periode April September 2010 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) Institut Seni Indonesia di Semarang (Dengan Penekanan Desain Postmodern Neo-Vernacular) Diajukan
Lebih terperinciBAB II DATA DAN ANALISA. Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh. 3. Pengamatan langsung / observasi
BAB II DATA DAN ANALISA 2. 1 Data dan Literatur Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh dari: 1. Media elektronik: Internet 2. Literatur: Koran, Buku 3. Pengamatan langsung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang menawarkan kemewahan layaknya di kerajaan sampai hiburan kelas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya Jakarta sebagai kota metropolitan memberi peluang bagi para pengusaha untuk membangun tempat-tempat hiburan yang dengan cepatnya menimbulkan persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sepatutnyalah potensi Sumberdaya Budaya (Culture Resources) tersebut. perlu kita lestarikan, kembangkan dan manfaatkan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki paling banyak warisan budaya dibandingkan dengan negara-negara tetangga atau setidaknya di kawasan Asia Tenggara. Jawa Barat sendiri memiliki
Lebih terperinciDATA BARU TENTANG KAMPUNG KAUMAN YOGYAKARTA STUDI BERDASARKAN TEMUAN ARTEFAKTUAL NEW DATA ON KAUMAN, YOGYAKARTA A STUDY ON ARTIFACTS
DATA BARU TENTANG KAMPUNG KAUMAN YOGYAKARTA STUDI BERDASARKAN TEMUAN ARTEFAKTUAL NEW DATA ON KAUMAN, YOGYAKARTA A STUDY ON ARTIFACTS Muhammad Chawari Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta mchawari@yahoo.com
Lebih terperinciKERAMIK SEBAGAI KOMODITAS PERDAGANGAN DI PULAU MISOOL KABUPATEN RAJA AMPAT
KERAMIK SEBAGAI KOMODITAS PERDAGANGAN DI PULAU MISOOL KABUPATEN RAJA AMPAT Bau Mene (Balai Arkeologi Jayapura, balar_jpr@yahoo.co.id) Abstract Ceramics in the presence of Misool Island, Raja Ampat attractive
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada sekitar abad IV sampai pada akhir abad XV M, telah meninggalkan begitu banyak peninggalan arkeologis.
Lebih terperinciCORAK RAGAM HIAS KERAMIK TEMPEL DI KERATON KASEPUHAN DAN KANOMAN DI CIREBON
CORAK RAGAM HIAS KERAMIK TEMPEL DI KERATON KASEPUHAN DAN KANOMAN DI CIREBON Nalada Paramatatya dan Heriyanti O. Untoro Email: naladap@ymail.com, Oyenhud@yahoo.com Program Studi Arkeologi, Fakultas Ilmu
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KIRIGAMI. di masyarakat luas. Seni kerajinan ini berasal dari Negeri Matahari, Jepang.
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KIRIGAMI 2.1 Sejarah Kirigami Seni kerajinan kertas kirigami merupakan salah satu varian dari kerajinan origami. Origami merupakan kerajinan kertas lipat yang terlebih dahulu
Lebih terperinciANALISIS BATU BATA. A. Keletakan
ANALISIS BATU BATA Berdasarkan pada hasil penelitian ini dapat dipastikan bahwa di Situs Sitinggil terdapat struktur bangunan berciri masa prasejarah, yaitu punden berundak. Namun, berdasarkan pada hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu
Lebih terperinci2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Cirebon sejak lama telah mendapat julukan sebagai Kota Wali. Julukan Kota Wali disebabkan oleh kehidupan masyarakatnya yang religius dan sejarah berdirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan kebudayaan yang sangat beraneka ragam. Budaya juga merupakan identitas bangsa yang harus dihormati dan dijaga serta perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kebudayaan tersebut terlihat ketika masyarakat pada masa itu mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cara hidup manusia yang berkembang merupakan salah satu bukti adanya peradaban dan kebudayaan pada kehidupan masyarakatnya. Adanya peradaban dan kebudayaan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang berjudulilmu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, kebudayaan meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Sesuai dengan yang dinyatakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dulu sampai saat ini. Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam-macam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno adalah benda budaya yang merekam informasi dan pengetahuan masyarakat lampau yang diturunkan secara turun temurun semenjak dulu sampai saat ini. Warisan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dilihat dari sejarah Indonesia ketika berdirinya kerajaan-kerajaan Hindu, kemudian lahirnya
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang merupakan negara kepulauan tentu memiliki wilayah perairan yang sangat luas. Dilihat dari sejarah Indonesia ketika berdirinya kerajaan-kerajaan Hindu, kemudian
Lebih terperinci'; Soekanto Soerjono, Prof, Dr, SH, MA, Sosiologi Suatu Ppngantar, CV Rajawali, Jakarta, 1982.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Indonesia mempunyai sejarah kebudayaan yang telah tua, berawal dari masa prasejarah (masa sebelum ada tulisan), masa sejarah (setelah mengenal tulisan)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kedatangan kaum Tionghoa dari dataran Tiongkok ke Indonesia sudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedatangan kaum Tionghoa dari dataran Tiongkok ke Indonesia sudah diperkirakan terjadi sekitar abad 14 atau 15 masehi. Entah karena alasan politis, ekonomi atau yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan suatu bangsa pada masa sekarang ini merupakan suatu rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin memahami lebih dalam mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan salah satu seni budaya Indonesia yang sudah menyatu dengan masyarakat Indonesia sejak beberapa abad lalu. Batik menjadi salah satu jenis seni kriya yang
Lebih terperinciBAB I. A. Pendahuluan. Museum, menurut International Council of Museums (ICOM), adalah
1 BAB I A. Pendahuluan Museum, menurut International Council of Museums (ICOM), adalah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi untuk memperindah sesuatu atau sebagai simbol yang mengandung makna untuk mencapai sesuatu yang ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias daerah atau suku suku yang telah membudaya berabad abad. Berbagai ragam hias yang ada di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah Negara yang sangat luas. Wilayah Indonesia memiliki luas sekitar 1.910.931.32 km. dengan luas wilayah yang begitu besar, Indonesia memiliki banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas masyarakat. Komponen-komponen pendukung kota dapat dibuktikan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Surakarta atau lebih dikenal dengan Kota Solo merupakan sebuah kota yang memiliki fasilitas publik untuk mendukung berjalannya proses pemerintahan dan aktivitas masyarakat.
Lebih terperinciMengenal Etnis Tionghoa di Taman Budaya TMII
Mengenal Etnis Tionghoa di Taman Budaya TMII Uhan Subhan - d'traveler - Kamis, 28/01/2016 19:05:00 WIB Gerbang Taman Budaya Tionghoa Foto Lain 1 detiktravel Community - Etnis tionghoa merupakan saudara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu tempat ke tempat yang lain. Selain itu tinggal secara tidak menetap. Semenjak itu pula
Lebih terperinciKelompok Soshum. Passing Grade Sbmptn. Untuk Persiapan Ujian Tulis Sbmptn 2014 Oleh Team UjianTulis.com. Passing Grade Soshum Memuat Fakultas :
Passing Grade Sbmptn Kelompok Soshum Passing Grade Soshum Memuat Fakultas : 1) Ekonomi 2) Hukum Untuk Persiapan Ujian Tulis Sbmptn 2014 Oleh Team UjianTulis.com 3) Fisip 4) Sastra @ujiantulis.com Daftar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang pada abad ke-5, dibuktikan dengan kisah perjalanan biksu Buddha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontak hubungan antara Indonesia dengan Tiongkok diperkirakan telah berkembang pada abad ke-5, dibuktikan dengan kisah perjalanan biksu Buddha bernama Fa Hien dan Gunawarman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Alasan Pemilihan Judul. Jepang adalah sebuah bangsa yang menyimpan keunikan pada hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul Jepang adalah sebuah bangsa yang menyimpan keunikan pada hal kebudayaan. Kebudayaan Jepang dipengaruhi oleh karakteristik geografis negaranya serta adanya
Lebih terperincipembuatannya dengan cara tertentu (mula-mula ditulis atau ditera dengan lilin, laludiwarnakan dengan tarum dansoga).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL PROYEK TUGAS AKHIR : MUSEUM BATIK PEKALONGAN Merancang Museum Batik dengan mentransformasikan motifbatik JIamprang kedalam karakter bangunan. 1.2. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam menunjang keberhasilan pembangunan Bangsa dan Negara. Oleh karena itu perlu diupayakan langkah-langkah
Lebih terperinciSistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk
Gambar 16. Sketsa Perspektif Masjid Paljagrahan di Cireong, Cirebon Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk dengah persegi dengan pembagian ruang sama dengan yang
Lebih terperinci1.5 Ruang lingkup dan Batasan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gua Pawon dengan segala bentuk temuan prasejarah yang terkandung di dalamnya, begitu juga dengan lingkungannya bila di kaitkan dengan Undang- Undang Nomor 11 Tahun
Lebih terperinciMenengok sejarah hubungan Bali dan Tiongkok di Shapowei
Laporan dari Tiongkok Menengok sejarah hubungan Bali dan Tiongkok di Shapowei Sabtu, 5 Mei 2018 13:06 WIB Seorang pengunjung melihat keindahan kampung budaya Shapowei di kota Xiamen, Fujian, Cina, Rabu
Lebih terperinciTUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA
TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA Nama : Muhammad Bagus Zulmi Kelas : X 4 MIA No : 23 SENI RUPA Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Awal mula kedatangan orang-orang Tionghoa di Nusantara tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Awal mula kedatangan orang-orang Tionghoa di Nusantara tidak dapat dipastikan dengan jelas. Dimana itu semua hanya dapat dilihat dari adanya temuan-temuan hasil
Lebih terperinciBeberapa Temuan Penting di Komplek Percandian Batujaya a. Votive Tablet Votive tablet yang ditemukan ini seluruhnya dalam kondisis fragmentaris.
Beberapa Temuan Penting di Komplek Percandian Batujaya a. Votive Tablet Votive tablet yang ditemukan ini seluruhnya dalam kondisis fragmentaris. Berbentuk empat persegi panjang dengan bagian atas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konflik internasional antar dua negara cukup terdengar akrab di telinga kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih terganggu akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sofyan Alamhudi, 2014 Kajian Visual Celengan Gerabah Di Desa Arjawinangun Blok Posong Kabupaten Cirebon
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sejak zaman dahulu selalu melakukan banyak hal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dari kebutuhan pokok hingga kepuasan batin. Banyak teori yang mengemukakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan teknik resist menggunakan material lilin. Kata batik berasal dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik adalah seni gambar diatas kain untuk pakaian yang dibuat dengan teknik resist menggunakan material lilin. Kata batik berasal dari bahasa Jawa yang berarti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tanpa terasa Bandung sudah memasuki usianya yang lebih dari 200 tahun. Sebuah perjalanan yang sangat panjang dari wilayah yang sebelumnya merupakan bagian
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. Penelitian ini merupakan penelusuran sejarah permukiman di kota Depok,
BAB 5 PENUTUP 5.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelusuran sejarah permukiman di kota Depok, yaitu untuk menjawab pertanyaan mengenai sejak kapan permukiman di Depok telah ada, juga bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara TIPOLOGI DAN MAKNA SIMBOLIS RUMAH TJONG A FIE DI KOTA MEDAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hubungan Negara Tiongkok dengan Indonesia telah berlangsung lama. Hubungan ini diperkirakan telah berlangsung sejak abad ke-5 M. Menurut berita Tiongkok, diketahui
Lebih terperinciSeni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud)
Seni Rupa Bab 1 Pembelajaran Menggambar Flora, Fauna, dan Alam Benda Kompetensi Inti KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
Lebih terperinciBULI-BULI KERAMIK KOLEKSI MUSEUM BALI KAJIAN POLA HIAS DAN PERIODISASI. Ceramic Jarlet Museum Bali Collection Decorative and Period Study of Pattern
1 BULI-BULI KERAMIK KOLEKSI MUSEUM BALI KAJIAN POLA HIAS DAN PERIODISASI Ceramic Jarlet Museum Bali Collection Decorative and Period Study of Pattern Abstract Ni Ketut Ayu Kusumawati (Program Studi Arkeologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Cirebon terletak di bagian timur Provinsi Jawa Barat dan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Cirebon terletak di bagian timur Provinsi Jawa Barat dan merupakan daerah perbatasan antara Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kota Cirebon memiliki keragaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang damai, dimana agama ini mengajarkan keharusan terciptanya keseimbangan hidup jasmani maupun rohani sehingga dimanapun Islam datang selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewan keamanan PBB bertugas untuk menjaga perdamaian dan keamanan antar negara dan dalam melaksanakan tugasnya bertindak atas nama negaranegara anggota PBB.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara yang sangat unik di dunia. Suatu Negara
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia salah satu negara yang sangat unik di dunia. Suatu Negara kepulauan dengan beraneka ragam kekayaan alam dan budaya, berbagai produk agrikultur iklim
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memiliki keunikan dan ciri khas yang berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia memiliki beraneka ragam seni dan kebudayaan. Masing-masing memiliki keunikan dan ciri khas yang berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan karena masyarakat Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, yang wajib kita mensyukuri rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan yang tidak ternilai
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan.
Lebih terperinciSD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7
SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7 1. Sejarah Sunda Kata Sunda artinya Bagus/ Baik/ Putih/ Bersih/ Cemerlang, segala sesuatu yang mengandung unsur kebaikan, orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menguasai Nusantara, bangsa China telah terlebih dahulu menginjakkan kaki di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang China adalah salah satu negara di Asia yang mempunyai hubungan erat dengan Indonesia. Sebelum negara Indonesia terbentuk dan sebelum Belanda menguasai Nusantara, bangsa
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Nama matakuliah Kode/SKS Status mata kuliah Deskripsi Singkat : ARKEOLOGI HINDU-BUDDHA : BDP 1107/ 2 SKS : Wajib : Pengenalan tinggalan arkeologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keragaman budaya, alam dan sejarah peninggalan dari nenek moyang sejak zaman dahulu, terbukti dengan banyaknya ditemukan
Lebih terperinciKepulauan Riau. Pintu Gerbang Aktivitas Maritim di Bagian Barat Nusantara. [ f o r u m k h u s u s ]
Kepulauan Riau Pintu Gerbang Aktivitas Maritim di Bagian Barat Nusantara Stanov Purnawibowo, S.S.* Abstract Maritime and trades activities in southeast Malaka Strait, exactly locate in Riau Archipelago
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Definisi Batik Batik, adalah salah satu bagian dari kebudayaan Indonesia, Belum ada di negara manapun yang memiliki kekayaan desain motif batik seperti yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni pada dasarnya adalah suatu bentuk ungkapan (ekspresi) dan memiliki beberapa fungsi, bukan saja bersifat pribadi tetapi juga bersifat sosial. Sampai saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kontak antara Cina dengan Nusantara sudah terjadi sejak berabad-abad
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontak antara Cina dengan Nusantara sudah terjadi sejak berabad-abad lalu, dan Cina mengalami migrasi besar-besaran sekitar abad 16 (Purcell, 1997: 33 dalam Supardi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arsitektur sebagai produk dari kebudayaan, tidak terlepas dari pengaruh perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya proses perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cina merupakan salah satu Negara yang memiliki beragam budaya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Cina merupakan salah satu Negara yang memiliki beragam budaya yang dihasilkan sendiri maupun yang lahir karena bercampur dengan budaya dari negara lain yang masuk ke
Lebih terperinci