BAB I PENDAHULUAN. mengunjungi museum berasal dari berbagai kelompok pendidikan. Siswa baik dari

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Museum merupakan salah satu tempat belajar yang bisa dikunjungi oleh siapa pun baik pengunjung yang masih sekolah maupun orang dewasa. Pengunjung yang mengunjungi museum berasal dari berbagai kelompok pendidikan. Siswa baik dari tingkat SD, SMP, SMA, mahasiswa perguruan tinggi bahkan orang dewasa yang sudah berkeluarga pun mendatangi museum ini. Pengunjung kebanyakan berasal dari kelompok pelajar karena adanya kewajiban bagi pelajar untuk mengunjungi museum. Hal ini mengakibatkan terjadinya ketimpangan dalam kelompok pengunjung yang mengunjungi museum. Apakah kelompok pengunjung lain tidak tertarik mengunjungi museum? Apakah pameran pada ruang pamer tetap tidak menarik bagi pengunjung yang bukan kelompok pelajar? Faktor inilah yang mendorong penelitian ini dilakukan. Museum Ranggawarsita adalah salah satu museum yang terdapat di Semarang dan merupakan museum terbesar di Jawa Tengah. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya jumlah dan variasi koleksi yang terdapat di museum ini. Koleksi yang dimiliki oleh museum berjumlah , terbagi menjadi sepuluh jenis koleksi berdasarkan varian bahan. Antara lain geologi, biologika, arkeologi, historika, filologi, numismatic, keramologika, teknologika, dan seni rupa. Selain itu luas 1

2 bangunan museum seluas m 2 juga mengindikasikan bahwa museum ini merupakan museum yang besar. Letak museum yang berada di dekat bandara dan juga jalan utama, menyebabkan museum tersebut mudah dicapai. Timothy Ambrose dan Crispin Paine dalam Gun Kuntara (2012: 2) berpendapat bahwa: People use museums to meet all kinds of needs. Some are straightforward, such as seeking information, somewhere to meet their friends, somewhere to take visitors or children when they are on holiday; some are more complex, such as to discover the history and heritage of place, to find a sense of personal identity, to spend time by oneself. Pott dalam Sutargaa (1989:82-83) menyebutkan ada tiga macam motivasi yang mendukung pengunjung mengunjungi museum. Antara lain: a) Keinginan untuk melihat yang serba indah; b) Keinginan untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak tentang yang mereka lihat; c) Keinginan untuk menempatkan dirinya dalam suasana yang berbeda dibandingkan dengan lingkungan hidupnya sendiri. Museum dan pengunjung merupakan dua hal yang saling berkaitan. Jika museum tidak memiliki pengunjung yang berkunjung ke museum tersebut, maka akan sangat disayangkan karena koleksi-koleksi tersebut hanya akan tersimpan 2

3 dengan rapi tanpa adanya penyebaran informasi atau ilmu mengenai makna koleksi tersebut. Pameran museum merupakan suatu kegiatan teknik penataan koleksi pada ruang pameran tetap maupun tidak tetap dengan teknik tertentu agar menjadi pameran yang komunikatif, informatif, dan tentu saja edukatif. Pameran juga merupakan usaha mengkomunikasikan koleksi kepada pengunjung dengan persiapan yang matang atau bisa juga diselenggarakan secara temporer (Direktorat Jenderal Kebudayaan, 1994:9). Pameran merupakan unsur penting karena pameran adalah cara yang digunakan oleh museum untuk memamerkan koleksi yang dimiliki oleh museum tersebut. Pameran ini berfungsi selain sebagai cara untuk memamerkan koleksi juga sebagai salah satu cara untuk menarik pengunjung untuk mengunjungi museum. Agar pengunjung berminat untuk mengunjungi museum, koleksi yang dipamerkan harus menjadi perhatian khusus oleh staf museum. Selain itu pemilihan tata letak dan penggunaan pelengkap lainnya pun tidak boleh luput dari perhatian mereka. Semakin kreatif pameran yang disajikan oleh museum maka semakin tertarik pula pengunjung untuk mengunjungi museum tersebut. Koleksi-koleksi yang dimiliki oleh museum harus dipamerkan untuk diinformasikan kepada masyarakat umum. Jika ingin pameran tersebut menarik minat pengunjung, maka perlu dilakukan penataan yang baik dan juga menarik. Selain itu perlu diadakannya pergantian koleksi yang berada di ruang pamer tetap dengan koleksi yang tersimpan di ruang penyimpanan. Poin penting menjaga koleksi yang 3

4 berada di ruang penyimpanan pun menjadi salah satu faktor utama agar koleksi yang tidak dipamerkan di ruang pamer tetap terus terjaga keberadaan dan juga keselamatannya. Jika koleksi yang dipamerkan terawat dengan baik dan juga diatur semenarik mungkin, pengunjung yang datang akan merasa senang. Ketika pengunjung mengunjungi museum, hal yang paling utama diperhatikan adalah bagaimana agar pengunjung tidak hanya merasa terpuaskan dalam hal pengetahuan yang bertambah. Pengunjung diharapkan juga puas terhadap pelayanan maupun penyajian koleksi yang baik dan menarik. Raharso dalam Ukhwah (2013) menyebutkan customer delight terdiri dari tiga hal yaitu justice, esteem, dan finishing touch. Justice merupakan kondisi dimana pengunjung merasa mendapatkan perlakuan yang adil. Misalnya saja dengan memberikan pelayanan yang sama kepada seluruh pengunjung yang mengunjungi museum tanpa melihat dari mana atau jabatan apa yang mereka punya. Esteem merupakan kondisi dimana pengunjung merasa mendapatkan pelayanan yang baik dari perusahaan, sehingga menimbulkan perasaan diistimewakan. Dalam kasus ini bisa diambil contoh dengan memberikan pelayanan berupa ruang pamer yang dirancang sedemikian rupa sehingga membuat pengunjung merasa nyaman dan yang terakhir adalah finishing touch. Finishing touch merupakan kondisi dimana pengunjung merasa mendapatkan fasilitas yang tidak pernah ia duga sebelumnya dan juga ucapan terima kasih. Misalnya saja mendapatkan fasilitas bermain dengan 4

5 koleksi yang ada di museum seperti koleksi alat musik angklung, kolintang, dan juga calung. Museum Ranggawarsita dipilih sebagai studi kasus karena museum tersebut memiliki koleksi yang banyak serta beragam. Beberapa faktor yang membuat penulis memilih lokasi tersebut antara lain: museum berada di tempat yang mudah dijangkau sehingga pengunjung tidak perlu bersusah payah untuk mencapai lokasi, penggunaan salah satu bangunan museum sebagai gedung pertemuan, dan perbedaan jumlah pengunjung. Adapun perbedaan jumlah pengunjung yang dimaksud adalah pengunjung yang datang ke museum ini mayoritas berasal dari kelompok pelajar dengan jumlah orang sedangkan dari kelompok pelajar yang datang karena keinginan sendiri serta kelompok umum yang mengunjungi museum ini hanya berkisar orang. Perbedaan jumlah pengunjung dari kelompok pelajar dan umum museum ini yang menarik minat penulis untuk melakukan penelitian di Museum Ranggawarsita. Selanjutnya, kesenangan pengunjung pada pameran yang disajikan juga menarik perhatian penulis untuk mengetahui apakah pengunjung merasa senang terhadap pameran yang disajikan di ruang pamer tetap. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka rumusan permasalahan yang diajukan penulis adalah sebagai berikut: 5

6 1. Apa tema pameran tetap Museum Ranggawarsita dan bagaimana tema pameran tersebut diwujudkan pada pameran tetap? 2. Apakah pengunjung puas terhadap pameran yang dipamerkan? C. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian adalah: 1. Mengetahui seperti apa tata pamer Museum Ranggawarsita pada saat penelitian dilakukan dan mengetahui apakah pengunjung museum merasa puas terhadap tata pamer yang disajikan. 2. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pertimbangan memperbaiki pameran yang kurang disenangi oleh pengunjung di Museum Ranggawarsita. D. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini lebih memfokuskan pameran koleksi secara garis besar dan ekspresi kepuasan pengunjung. Penelitian yang dilakukan terhadap Museum Ranggawarsita antara bulan April-Mei Pada bulan April 2014 dilakukan pengambilan data pameran museum dengan cara observasi secara langsung di ruang pamer tetap museum. Pengunjung yang diwawancara adalah pengunjung yang berkunjung pada tanggal 7-15 Mei 2014 di ruang pameran tetap Museum Ranggawarsita. 6

7 E. Keaslian Penelitian Penelitian yang dilakukan di Museum Ranggawarsita sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Agustinus Sutarmin dalam skripsinya yang berjudul Peranan Museum Ranggawarsita Semarang Dalam Pelestarian Kebudayaan Tradisional Jawa pada tahun 2002 untuk memenuhi gelar sarjana di Institut Keguruan dan Pendidikan Veteran Semarang. Skripsi tersebut membahas peran Museum Ranggawarsita sebagai salah satu wadah untuk melestarikan budaya tradisional Jawa dan juga menyinggung koleksi yang terdapat di museum tersebut. Pada tahun 2011, Budi Santoso dan Susilo Widodo menulis buku yang berjudul Numismatika Koleksi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Buku tersebut membahas tentang koleksi mata uang yang dimiliki oleh Museum Ranggawarsita secara mendetail. Seperti membahas tentang perkembangan uang dari masa ke masa, identifikasi bahan dan motif hias uang, hingga fungsi dan peranan uang. Penulisan mengenai pengelolaan koleksi juga sudah dilakukan. Salah satunya adalah tulisan Tri Winarni dalam skripsinya yang berjudul Evaluasi Pengelolaan Koleksi Museum Wayang Kekayon Yogyakarta (Peninjauan Segi Dokumentasi Koleksi) pada tahun 2009 untuk memenuhi gelar sarjana di Universitas Gadjah Mada. Skripsi membahas tentang evaluasi pengelolaan koleksi museum. Baik dari segi pameran koleksi wayang, koleksi pendukung seperti koleksi replika dan 7

8 gambaran sejarah Indonesia, dan sedikit membahas tentang koleksi pohon yang terdapat di sekitar kawasan museum. Penulisan mengenai tata pamer museum pernah ditulis oleh Alvi Sholihah dalam skripsi yang berjudul Tata Pameran Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman Sebagai Implementasi Tujuan Museumnya pada tahun 2010 untuk memenuhi gelar sarjana di Universitas Gadjah Mada. Tulisan ini membahas mengenai tata pamer di museum tersebut, baik dari deskripsi tentang tata pamer museum serta membahas mengenai penilaian tata pameran museum. Dalam hal ini, Alvi Sholihah menuliskan jenis dan teknik tata pamer yang diterapkan di Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman. Penulisan mengenai koleksi museum juga pernah dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah pada tahun Tulisan tersebut diterbitkan dalam bentuk buku dengan judul Naskah Koleksi Etnografi Pada Ruang Pamer Tetap Museum Jawa Tengah Ronggowarsito. Buku tersebut membahas koleksi-koleksi yang dipamerkan di Museum Ranggawarsita. Pameran koleksi yang dibahas antara lain ragam koleksi sistem teknologi misalnya alat-alat pertanian, peralatan perikanan, peralatan rumah tangga, pande besi, pakaian, gilingan tebu, alat transportasi, dan juga aneka ragam koleksi kesenian. Penulisan mengenai koleksi museum lainnya juga pernah dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah pada tahun Tulisan tersebut 8

9 diterbitkan dalam bentuk buku dengan judul Peninggalan Budaya Logam Pada Masa Lampau (Koleksi Museum Ronggowarsito). Buku tersebut membahas mengenai koleksi logam yang dimiliki oleh Museum Ranggawarsita baik dari jenis logam, teknik pembuatan, perawatan logam, maupun fungsi koleksi logam pada Masa Prasejarah sampai Hindu-Budha. Penelitian lain di museum ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Khafidlin yang berjudul Pelestarian Bahan Pustaka Naskah Kuno Koleksi Perpustakaan Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Semarang pada tahun 2009 untuk tugas akhirnya dalam menyelesaikan program diploma tiga di Universitas Diponegoro Semarang. Penelitian tersebut membahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan koleksi naskah kuno yang dimiliki oleh museum mulai dari menyinggung masalah pelestarian yang dilakukan oleh pihak museum, faktor penyebab kerusakan pada naskah kuno, hingga upaya mengatasi kerusakan naskah kuno. Selain tulisan-tulisan yang telah disebutkan di atas masih ada beberapa laporan lain yang membahas Museum Ranggawarsita. Diantaranya adalah laporan praktik yang dilakukan oleh Rahmi Widyaningsih pada tahun 2002 dengan judul Kegiatan pada Seksi Pelayanan dan Tata Pamer Museum Negeri Propinsi Jawa Tengah Ranggawarsita yang Berorientasi pada Pendidikan. Dalam penelitian tersebut Ia membahas kegiatan yang bersifat edukatif yang dilakukan oleh museum antara lain penyelenggaraan lomba, seminar, festival seni budaya, pembuatan buku 9

10 panduan, brosur, dan leaflet. Laporan lain ditulis oleh Sarianawati pada tahun 2012 yang berjudul Prosedur Pelayanan Pengunjung di Museum Ranggawarsita. Penelitian tersebut membahas mengenai upaya pelayanan yang diselenggarakan oleh museum, baik berupa pelayanan seperti bimbingan kepada pengunjung, kegiatan sosialisasi, promosi dan pemasaran. Berbagai penelitian yang telah dilakukan di museum ini kebanyakan hanya membahas mengenai salah satu koleksi yang dimiliki oleh museum misalnya koleksi mata uang, koleksi etnografi, dan juga koleksi naskah kuno. Selain itu beberapa penelitian juga membahas mengenai peranan museum dalam pelestarian budaya tradisional Jawa. Meski demikian sejauh ini belum ada penelitian yang membahas tentang ragam kesenangan pengunjung terhadap pameran di Museum Ranggawarsita seperti yang dilakukan oleh penulis. Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini lebih memfokuskan pada pendapat pengunjung terhadap pameran di ruang pamer tetap Museum Ranggawarsita. 10