Gangguan Pendengaran
|
|
- Yenny Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 REFERAT Gangguan Pendengaran Oleh : Nisrina Mardhiyah -masih proses- Preceptor : Arif Dermawan, dr., Sp. T.H.T.K.L.K., M.Kes BAGIAN ILMU PENYAKIT THT-KL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2015
2 BAB I PENDAHULUAN Gangguan pendengaran atau tuli bukan saja merupakan masalah kesehatan perorangan namun menimbulkan masalah psikologis dan kesehatan komunitas. Gangguan pendengaran seringkali menimbulkan masalah sosial mengingat erat kaitannya tuli dengan tanda-tanda penuaan, rasa malu dan berkurangnya kualitas hidup seseorang. Berbeda dengan menurunnya penglihatan yang dapat diatasi dengan kacamata, yang dengan mudah dapat diterima masyarakat, masih menjadi stigma di masyarakat sehingga sering menyebabkan tekanan psikologis bagi penderitanya dan para pengguna alat bantu mendengar. Prevalensi kasus gangguan pendengaran 1 : jiwa pertahun, tidak di pengaruhi jenis kelamin dan usia. Namun kebanyakan kasus ditemukan pada usia tahun. Biasanya unilateral, hanya 1.7% - 2% yang bilateral. Apabila menyangkut anak-anak, gangguan pendengaran menyebabkan konsekuensi yang berat. Diluar kehilangan kemampuan berbahasa dan berkomunikasi secara utuh, anak akan mengalami gangguan dalam perkembangan psikologi karena ketidakmampuan berkomunikasi secara emosional dengan lingkungannya. Sementara bagi orang dewasa, ketulian sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang sehingga sulit bekerja, berkomunikasi, dan bersosialisasi yang dapat menimbulkan masalah sosial. Karenanya penting untuk mengenal, mendiagnosis secara dini dan menangani secara tepat penderita gangguan pendengaran sehingga meningkatkan kualitas hidup penderita.
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Anatomi Telinga Luar Telinga luar terdiri dari aurikula dan kanalis auditorius eksternus dan dipisahkan dari telinga tengah oleh membrana timpani. Aurikula berfungsi untuk membantu pengumpulan gelombang suara. Gelombang suara tersebut akan dihantarkan ke telinga bagian tengah melalui kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus terdapat sendi temporal mandibular (Kumar dan Clark, 2005). Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Sepertiga luar merupakan tulang rawan dengan lapisan epitel kuliat dan submucosa yang mengandung kelenjar apokrin, sebasea, pembuluh darh, dan sel-sel rambut yang berfungsi untuk menghasilkan serumen. Serumen mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit. sedangkan dua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis yang melekat pada periosteum. Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani. 2. Anatomi Telinga Tengah Telinga tengah merupakan suatu ruangan yang berisi udara yang dibayangkan sebagai suatu kotak dengan enam sisi, dengan dinding posterior yang lebih luas dari dinding anteriornya. Bagian yang turut membentuk telinga tengah : - Membrane timpani - Tulang pendengaran - Kavum timpani Disamping itu terdapat pula beberapa struktur di telinga tengah, doantaranya saraf fasialis, tuba eustakhius, m. tensor timpani, dan m. stapedius.
4 Bagian atas membrana timpani disebut pars flaksida, sedangkan bagian bawah pars tensa. Pars flaksida mempunyai dua lapisan, yaitu bagian luar ialah lanjutan epitel kulit liang telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti epitel mukosa saluran napas. Menurut Sherwood, pars tensa mempunyai satu lapisan lagi di tengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan secara radier di bagian luar dan sirkuler di bagian dalam. Di dalam telinga tengah terdapat tulang-tulang pendengaran yang tersusun dari luar ke dalam, yaitu maleus, inkus, dan stapes. Tulang pendengaran di dalam telinga tengah saling berhubungan. Prosesus longus maleus melekat pada membrana timpani, maleus melekat pada inkus, dan inkus melekat pada stapes. Stapes terletak pada tingkap oval yang berhubungan dengan koklea. Hubungan antara tulang-tulang pendengaran merupakan persendian. Tuba eustachius termasuk dalam telinga tengah menghubungkan daerah nasofaring dengan telinga tengah. 3. Anatomi Telinga Dalam Telinga dalam terdiri dari labirin tulang dan labirin membranosa. Labirin tulang meliputi vestibulum, kanalis semisirkularis, dan koklea. Yang termasuk labirin membranosa adalah utrikulus, sakulus, ductus semisirkularis, dan ductus kokhlear. Koklea bagian tulang dibagi menjadi dua lapisan oleh suatu sekat. Bagian dalam sekat ini adalah lamina spiralis ossea dan bagian luarnya adalah lamina spiralis membranasea.ruang yang mengandung perilimfe terbagi dua, yaitu skala vestibuli dan skala timpani. Kedua skala ini bertemu pada ujung koklea yang disebut helikotrema. Skala vestibuli berawal pada foramen ovale dan skala timpani berakhir pada foramen rotundum. Pertemuan antara lamina spiralis ossea dan membranasea kearah perifer membentuk suatu membrana yang tipis yang disebut membrana Reissner yang memisahkan
5 skala vestibuli dengan skala media (duktus koklearis). Duktus koklearis berbentuk segitiga, dihubungkan dengan labirin tulang oleh jaringan ikat penyambung periosteal dan mengandung end organ dari nervus koklearis dan organ Corti. Duktus koklearis berhubungan dengan sakkulus dengan perantaraan duktus Reuniens. Organ Corti terletak di atas membrana basilaris yang mengandung organelorganel yang penting untuk mekenisma saraf perifer pendengaran. Organ Corti terdiri dari satu baris sel rambut dalam yang berisi kira-kira 3000 sel dan tiga baris sel rambut luar yang berisi kira-kira sel. Sel-sel ini menggantung lewat lubang-lubang lengan horisontal dari suatu jungkat-jangkit yang dibentuk oleh sel-sel penyokong. Ujung saraf aferen dan eferen menempel pada ujung bawah sel rambut. Pada permukaan sel rambut terdapat strereosilia yang melekat pada suatu selubung yang cenderung datar yang dikenal sebagai membrana tektoria. 4. Fisiologi Pendengaran Getaran suara ditangkap oleh daun telinga yang diteruskan ke liang telinga dan mengenai membrana timpani sehingga membran timpani bergetar. Getaran ini diteruskan ke tulang-tulang pendengaran yang berhubungan satu sama lain. Selanjutnya, stapes menggerakkan foramen ovale yang juga menggerakkan perilimfe dalam skala vestibuli. Getaran diteruskan melalui membrana Reissner yang mendorong endolimfe dan membrana basalis ke arah bawah. Perilimfe dalam skala timpani akan bergerak sehingga foramen rotundum terdorong ke arah luar. Pada waktu istirahat, ujung sel rambut Corti berkelok dan dengan terdorongnya membrana basal, ujung sel rambut itu menjadi lurus. Rangsangan fisik ini berubah menjadi rangsangan listrik akibat adanya perbedaan ion Natrium dan Kalium yang diteruskan ke cabang-cabang nervus vestibulokoklearis. Kemudian meneruskan rangsangan itu ke pusat sensorik pendengaran di otak melalui saraf pusat yang ada di lobus temporalis.
6 1. Gangguan Pendengaran BAB III GANGGAUN PENDENGARAN Gangguan pendengaran menggambarkan kehilangan pendengaran di salah satu atau kedua telinga. Terdapat tiga jenis gangguan pendengaran yang dikenal berdasarkan uji pendengaran yakni gangguan konduktif, gangguan sensorineural, dan campuran. Pada gangguan pendengaran konduktif terjadi gangguan hantaran gelombang suara ke telinga dalam akibat adanya gangguan pada telinga luar atau telinga tengah yaitu mulai kanalis akustikus eksterna, membran timpani, rantai tulang pendengaran, kavum timpani, tingkap lonjong, tingkap bulat dan tuba Eustachius. Gangguan pendengaran sensorineural terjadi karena adanya gangguan pada telinga tengah melibatkan kerusakan koklea atau saraf vestibulokoklear. Salah satu penyebabnya adalah pemakaian obat-obat ototoksik seperti streptomisin yang dapat merusak stria vaskularis. Disebut juga tuli koklear dan retrokoklear. Gangguan pendengaran atau tuli campuran meliputi kombinasi gangguan pada kedua mekanisme tuli konduktif dan tuli sensorineural akibat disfungsi konduksi udara maupun konduksi tulang. Derajat ketulian ditentukan dari ambang dengar berdasarkan audiogram. Klasifikasi derajat gangguan pendengaran menurut International Standard Organization (ISO) dan American Standard Association (ASA) yaitu 2. Gangguan Pendengaran Jenis Konduktif Pada gangguan pendengaran jenis ini, transmisi gelombang suara tidak dapat mencapai telinga dalam secara efektif. Ini disebabkan karena beberapa gangguan atau lesi pada kanal telinga luar, rantai tulang pendengaran, ruang telinga tengah, fenestra ovalis, fenestra rotunda, dan tuba auditiva. Pada bentuk yang murni (tanpa komplikasi) biasanya
7 tidak ada kerusakan pada telinga dalam, maupun jalur persyarafan pendengaran nervus vestibulokoklearis (N.VIII). Gambaran khas yang terjadi pada penderita tuli konduktif diantaranya yaitu : - adanya riwayat penyakit telinga luar atau tengah seperti riwayat keluar cairan dari telinga, rasa penuh di telinga, infeksi sebelumnya, atau mengorek-ngorek telinga sebelumnya. Mungkin juga dapat ditemukan riwayat adanya kerusakan membran timpani, trauma dan sebagainya. Pada tuli konduktif kongenital biasanya dapat diketahui sejak anak masih sangat kecil, seperti keluhan anak yang tidak responsif terhadap sekitarnya, keterlambatan bicara, dan sebagainya. - Keluhan tinitus sering didapatkan, dengan kekhasan bunyi bernada rendah, berdengung atau bergemuruh di telinga. - Penderita biasanya mendengar lebih jelas pada tempat yang ribut (paracusis Willisi), biasanya berbicara dengan suara yang pelan. Hal ini diakibatkan karena hantaran tulang pada tuli konduktif meningkat sehingga penderita merasakan suaranya lebih keras dari yang sebenarnya. - Biasanya kerabat harus berteriak di depan telinganya. Namun penderita masih dapat membedakan atau mendiskrimasi berbagai silabel huruf, hanya kurang keras terdengar di telinga. Fenomena ini terjadi karena pada tuli konduktif yang terjadi adalah menurunnya ambang pendengaran, bukan kemampuan mendiskrimasi bunyi. - Seringkali penderita juga mengeluh sulit mendengar suara-suara bila ia sedang mengunyah makanan yang menimbulkan suara. Hal ini disebabkan karena terjadi transmisi suara makanan yang dikunyah melalui mekanisme hantaran tulang yang menyebabkan efek masking terhadap hantaran udara. Pemeriksaan fisik pada telinga luar dan telinga tengah dapat menunjukkan penyebab gangguan konduktif, yang akan dibahas selanjutnya. Pemeriksaan atau uji penala Rinne pada tuli konduktif menunjukkan hasil negatif, yaitu pada sesaat setelah bunyi tak lagi terdengar melalui hantaran tulang dan penala dipindahkan ke depan telinga, penderita tidak dapat mendengar bunyi yang dihasilkan. Sementara pada tes penala Weber, akibat meningkatnya kemampuan hantaran tulang pada telinga yang sakit, maka akan terjadi lateralisasi bunyi ke telinga yang sakit, atau telinga yang lebih parah tingkat tuli konduktifnya bila terjadi pada kedua telinga. Penentuan tuli konduktif secara pasti melalui pemeriksaan audiometri. Adapun kriteria khusus yang dipertimbangkan dalam menentukan tuli konduktif diantaranya : - Hantaran tulang haruslah lebih baik daripada hantaran udara, dengan ambang dengar normal atau kurang dari 25 db. - Terdapat gap atau perbedaan ambang dengar hantaran udara dan tulang 10 db pada dua frekuensi berdekatan, terutama pada frekuensi rendah. - Ambang dengar hantaran udara > 25 db - Tidak terdapat gangguan diskriminasi. 3. Gangguan Pendengaran Jenis Sensorineural
8 Tuli sensorineural menjadi masalah yang cukup menyulitkan. Pekerja industry dan usia tua menderita jenis gangguan dengar ini. Secara umum tuli ini bersifat irreversible dan sangat mengganggu komunikasi sehari-hari. Kerusakan jaras pendengaran dapat terjadi baik di tlinga dalam (sensory loss) ataupun di saraf pendengaran (neural loss). Gambaran khas yang terjadi pada penderita tuli sensorineural diantaranya yaitu : 1. Selain hantaran udara, hantaran tulang juga mengalami gangguan. Hal ini karena terjadi hambatan dalam transmisi seluruh impuls saraf. 2. Penderita tuli sensorineural mengalami kesulitan diskriminasi, sehingga sulit membedakan bunyi-bunyi konsonan terutama yang berada pada daerah frekuensi lemah yang dideritanya. Sehingga seringkali sulit memahami apa yang dibicarakan orang lain. Musik dan kalimat yang terdengar bersamaan mempersulit pemahaman. 3. Jika tuli terjadi bilateral dan dalam waktu yang lama, biasanya penderita akan berbicara dalam suara yang sangat keras dan bertekanan. Sulit untuk mendengar apabila berada di tempat yang ramai (cocktail party s deafness). 4. Jika terdapat tinnitus, biasanya bernada tinggi atau terdengar seperti berbisik. 5. Ambang dengar hantaran udara dan hantaran tulang mengalami penurunan dan cenderung berhimpit sehingga tidak ditemukan gap. Pemeriksaan dengan uji penala Rinne didapatkan tes Rinne positif, yaitu pada sesaat setelah bunyi tak lagi terdengar melalui hantaran tulang dan penala dipindahkan ke depan telinga, penderita masih dapat mendengar bunyi yang dihasilkan. Sementara uji penala Weber karena tidak terdapat gangguan hantaran tulang, maka biasanya uji penala menunjukkan lateralisasi ke telinga yang sehat atau yang lebih sehat bila terjadi pada kedua telinga. Klasifikasi etiologi dari gangguan pendengaran jenis sensorineural yaitu : - Etiologi Tuli Sensorineural dengan Onset Gradual 1. Presbikusis 2. Occupational hearing loss 3. Tuli sensorineural pada otosklerosis dan OMK 4. Tuli sensorineural penyakit Paget dan Van der Hoeve s syndrome 5. Efek amplifikasi ABM 6. Neuritis nervus auditorius dan penyakit sistemik 7. Penyebab tidak diketahui - Etiologi Tuli Sensorineural dengan Onset Mendadak Bilateral 1. Meningitis 2. Infeksi 3. Functional hearing loss 4. obat-obatan ototoksik 5. Multiple sclerosis 6. Sifilis
9 7. Penyakit autoimun 8. Penyebab tidak diketahui - Etiologi Tuli Sensorineural dengan Onset Mendadak Unilateral 1. Gondongan / Mumps 2. Trauma kepala/trauma akustik 3. Penyakit Meniere s 4. Infeksi viral 5. Ruptur membran tingkap bulat atau membran telinga dalam 6. Penyakit vaskuler 7. Pasca bedah telinga 8. Fistula tingkap lonjong 9. Pasca bedah umum dan narkose umum 10. Sifilis 11. Penybab tidak diketahui - Etiologi Tuli Sensorineural Kongenital 1. Herediter 2. Inkompatibilitas Rh dengan kern ikterus 3. Anoxia 4. Virus Prebiskusis adalah gangguan pendengaran sensorineural yang paling sering terjadi pada orang dewasa. Sangat erat kaitannya dengan proses degenerasi seiring dengan pertambahan usia. Biasanya terjadi perlahan-lahan tetapi semakin berat, diawali dengan frekuensi tinggi kemudian diikuti frekuensi rendah. Kedua telinga terkena, walaupun derajatnya bisa saja tidak sama berat. Penurunan ambang dengar sebenarnya terjadi sejak masa awal kehidupan, sejak anak-anak dengan penurunan 10 db per dekade dengan dimulai pada frekuensi tinggi (> 8000 Hz). Kejadian penurunan ambang dengar secara nyata mulai terasa pada usia 50 tahun keatas. N Jenis Patologi o 1 Sensorik Lesi pada basal koklea, terjadi atrofi organ Corti, jumlah sel-sel rambut dan sel penunjang berkurang. 2 Neural Terjadi hilangnya sel neuron pada koklea dan jaras auditorik, terutama pada area frekuensi percakapan. 3 Strial Atrofi stria vaskularis, sehingga terjadi gangguan pendengaran nada-murni, flat, dengan diskriminasi cukup baik.
10 4 Cochlear conductive Terjadi perubahan gerakan mekanik duktus koklearis. Atrofi ligamentum spiralis, Membran basalis menjadi kaku. Occupational hearing loss/trauma bising sering juga disebut sebagai Noise Induced Hearing Loss. Disebabkan oleh terpajan oleh bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang lama, dan seringkali berkaitan dengan lingkungan kerja. Umumnya terjadi pada kedua telinga. Bising yang intensitasnya > 85 db dapat menyebabkan kerusakan pada reseptor pendengaran Corti di telinga dalam. Yang sering mengalami kerusakan adalah organ Corti untuk reseptor bunyi yang berfrekuensi Hz. Banyak hal yang berkaitan dengan mudahnya seseorang mengalami tuli akibat bising dipengaruhi oleh intensitas bising yang tinggi, frekuensi yang lebih tinggi, lama waktu paparan, atau faktor predisposisi lain seperti penggunaan obat-obatan ototoksik sebelumnya. Infeksi telinga tengah dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Hal ini disebabkan karena perluasan infeksi dari telinga tengah ke telinga dalam dan ke serabut saraf telinga dalam. Seringkali merupakan komplikasi dari otitis media kronik. Sudden sensorineural hearing loss atau disebut juga tuli mendadak merupakan tuli yang timbul tiba-tiba tanpa penyebab jelas dan tuli sensorineural 30 db, minimal 3 frekuensi berturut-turut pada audiometri dan berlangsung < 3 hari. Tuli jenis ini merupakan bentuk kedaruratan neurotologi dengan kerusakan utama pada koklea yang umumnya bersifat permanen dan unilateral. Meskipun dikatakn idiopatik, diperkirakan beberapa hal berikut dapat menyebabkan tuli mendadak : - Vascular : iskemia koklea sebagai penyebab utama tuli mendadak. Spasme/thrombosis/ perdarahan arteri auditiva interna (satu-satunya arteri yang memperdarahi koklea) iskemia koklea degenerasi sel-sel ganglion pada stria vaskularis dan ligamentum spiralis embentukan jaringan ikat, kerusakan sel rambut. - Infeksi virus atau reaktivasi virus laten (parotitis/mumps, campak, influenza B) yang mengenai organ corti, membrane tektoria, selubung myelin saraf akustik tuli berat, terutama frekuensi sedang dan tinggi - Keganasan seperti neuroma kaustik, metastasis ke tulang temporal atau meningen, leukemia. Neuroma akustik merupakan tumor jaringan saraf auditorius sehingga menyebabkan kerusakan sel rambut atau telinga dalam. Gejala awal dari acoustic neuroma adalah gangguan pendengaran tingkat sedang unilateral. Tinitus sering ditemukan dan vertigo bisa didapatkan atau tidak. Pemeriksaan fisik harus memeriksa secara menyeluruh telinga, hidung, dan tenggorokan, penilaian nervus kranialis, penilaian serebelum dan tes Romberg. Sensasi kornea dan kanalis akustikus dapat diperiksa segera dengan apus kapas, refleks muntah, dengan apusan kapas. Jika
11 refleks kornea, refleks muntah, atau keterlibatan nervus fasialis, biasanya tumor berukuran besar. - Kelainan imunologik peserti penyakit autoimun pada telinga dalam, penyakit imun sistemik (granulomatosis Wegene, arteritis temporal) - Obat ototoksik seperti : Aminoglikosida kehilangan sel-sel rambut pada putaran basal koklea, bersifat bilateral dan bernada tinggi. Golongan obat ini diantaranya streptomisin, neomisin, gentamisin, kanamisin, dan sebagainya. Eritromisin biasanya terjadi gangguan pendengaran nada tinggi bilateral dengan tinitus meniup, dan disertai vertigo. Loop diuretics biasanya ringan, terutama bila diberikan intravena. Golongan obat ini diantaranya furosemide, bumetanide, dan ethycrynic acid. OAINS mengakibatkan tuli berfrekuensi tinggi dan tinnitus, yang sifatnya sementara. Obat Malaria efeknya tinnitus dan tuli. Karena dapat melalui plasenta, maka dikhawatirkan dapat menyebabkan tuli kongenital. Obat Anti Tumor gejalanya berupa tuli dengan tinnitus, otalgia dan gangguan keseimbangan. Biasanya bilateral dimulai pada frekuensi antara Hz. Golongan obat ini : Cisplatin. Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Untuk pemeriksaan audiologi pada tes penala rinne (+), Weber lateralisasi ke telinga sehat, audiometri nada murine : tuli sensorineural ringan-berat, short increment sensitivity index (SISI) : skor < 70% atau 100%. Tata laksana pada kasus ini, preventifnya seperti diberi vaksin measles,mumps, rubella pada anak-anak. Untuk kuratifnya dapat dilakukan tirah baring selama dua minggu untuk menurunkan stress terkait kegagalan neurovascular, antiviral sesuai dengan etiologi, dan diberikan vasodilator seperti : - Papaverin, histamine, aprokain, niasin - Inhalasi karbogen (oksigen 95% + karbon dioksida 5%) selama 30 menit sebanyak 6 kali per hari untuk 5 hari Evaluasi fungsi pendengaran setiap minggu selama satu bulan untuk meniali perbaikan pendengaran pada tuli mendadak : - Sangat baik : perbaikan >30dB pada 5 frekuensi - Sembuh perbaikan <30db (frekuensi 250Hz, 500 Hz, 1000Hz, 2000Hz), <25dB (4000Hz) - Baik : perbaikan 10-30dB pada 5 frekuensi - Tidak ada perbaikan : perbaiakan <10dB pada 5 frekuensi. 4. Gangguan Pendengaran Jenis Campuran Gangguan jenis ini merupakan kombinasi dari gangguan pendengaran jenis konduktif dan gangguan pendengaran jenis sensorineural. Mula-mula gangguan
12 pendengaran jenis ini adalah jenis hantaran (misalnya otosklerosis), kemudian berkembang lebih lanjut menjadi gangguan sensorineural. Dapat pula sebaliknya, mulamula gangguan pendengaran jenis sensorineural, lalu kemudian disertai dengan gangguan hantaran (misalnya presbikusis), kemudian terkena infeksi otitis media. Kedua gangguan tersebut dapat terjadi bersama-sama. Misalnya trauma kepala yang berat sekaligus mengenai telinga tengah dan telinga Gejala yang timbul juga merupakan kombinasi dari kedua komponen gejala gangguan pendengaran jenis hantaran dan sensorineural. Pada pemeriksaan fisik atau otoskopi tanda-tanda yang dijumpai sama seperti pada gangguan pendengaran jenis sensorineural. Pada tes bisik dijumpai penderita tidak dapat mendengar suara bisik pada jarak lima meter dan sukar mendengar kata-kata baik yang mengandung nada rendah maupun nada tinggi. Tes garputala Rinne negatif. Weber lateralisasi ke arah yang sehat. Schwabach memendek. 5. Alat Bantu Mendengar (ABM) Para penderita gangguan pendengaran seringkali mengalami gangguan dalam pekerjaan dan kegiatan sosialnya, sehingga dapat menurunkan kualitas hidupnya. Karena itu untuk membantu penderita dalam kegiatan sehari-harinya maka mereka memerlukan alat bantu mendengar (ABM). Memilih dan memasang alat bantu mendengar merupakan proses yang rumit yang tidak hanya melibatkan derajat dan tipe ketulian, namun juga perbedaan antar telinga, kemampuan diskriminasi, alasan kosmetik, dan variabel psikoakustik lainnya. Peraturan FDA (Food and Drug Administration) mengharuskan masa ujicoba selama 30 hari untuk alat bantu dengar untuk mengetahui apakah alat tersebut cocok dan efektif bagi pemakainya. Prinsip ABM adalah sifat amplifikasi, dimana ABM berfungsi sebagai miniatur pengeras suara. Alat tersebut memiliki pengeras suara, amplifier, mikrofon dan baterai. Berbagai bentuk ABM diantaranya jenis ITE (in-the-ear), BTE (behind-the-ear), dan pada tubuh. Untuk pemilihan ABM perlu memperhatikan informasi audiometrik berupa : - ambang pendengaran - tingkat pendengaran yang paling nyaman, dan - tingkat kekerasan yang mengganggu Daftar Pustaka Moore, K. dkk. Clinically Oriented Anatomy. Edisi ke-5. Lippincott Wiliams. 2006
13 Soepardi, E.A. dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi ke-5. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta Sataloff, R.T et al. Hearing Loss. 3rd ed. Marcel Dekker, Inc. New York. 1993
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Telinga 2.1.1. Anatomi Telinga Luar Telinga luar terdiri dari aurikula dan kanalis auditorius eksternus dan dipisahkan dari telinga tengah oleh membrana timpani. Aurikula
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Telinga 2.1.1 Anatomi telinga luar Telinga luar terdiri dari daun telinga (aurikula), liang telinga (meatus acusticus eksterna) sampai membran timpani bagian lateral.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Telinga 2.1.1. Telinga Luar Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit.
Lebih terperinciPemeriksaan Pendengaran
Komang Shary K., NPM 1206238633 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia LTM Pemicu 4 Modul Penginderaan Pemeriksaan Pendengaran Pendahuluan Etiologi penurunan pendengaran dapat ditentukan melalui pemeriksaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Anatomi Organ Pendengaran Telinga adalah organ yang berfungsi dalam pendengaran dan juga keseimbangan tubuh. Telinga dapat dibagi menjadi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Telinga Dan Mekanisme Mendengar Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau
Lebih terperinciTelinga. Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Telinga Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Batasan istilah
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Batasan istilah Trauma akustik adalah kerusakan sistem pendengaran akibat paparan energi akustik yang kuat dan mendadak seperti pada ledakan hebat, dentuman atau tembakan senjata
Lebih terperinciTelinga Luar. Dalam kulit kanal auditorius eksterna. Glandula seminurosa. Sekresi substansi lilin. serumen. tertimbun. Kanalis eksternus.
Gangguan pendengaran Kelainan telinga dapat menyebabkan tuli konduktif, tuli sensorineural/saraf/perseptif, atau tuli campur. 1. Tuli konduktif disebabkan kelainan di telinga luar atau telinga tengah.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telinga 2.1.1. Anatomi Telinga Telinga dibagi menjadi telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Penjelasannya sebagai berikut : A. Telinga Luar Telinga luar terdiri dari
Lebih terperinci12/3/2010 YUSA HERWANTO DEPARTEMEN THT-KL FK USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN FISIOLOGI PENDENGARAN
YUSA HERWANTO DEPARTEMEN THT-KL FK USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN FISIOLOGI PENDENGARAN 1 Skala vestibuli, berisi perilimf Helikotrema Skala tympani, berisi perilimf Foramen rotundum bergetar Menggerakkan
Lebih terperinciTahun : Sistem Sensoris Pendengaran dan Keseimbangan Pertemuan 23
Matakuliah Tahun : 2009 : L0044/Psikologi Faal Sistem Sensoris Pendengaran dan Keseimbangan Pertemuan 23 TELINGA saraf kranial VIII (n. auditorius) terdiri dari 3 bagian : telinga luar, tengah dan dalam
Lebih terperinciBAB V. Fungsi Indera Pendengaran
BAB V Fungsi Indera Pendengaran A. STRUKTUR ANATOMI TELINGA Secara anatomis, telinga manusia dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Telinga bagian luar Telinga bagian luar terdiri dari aurikula
Lebih terperinciAudiometri. dr. H. Yuswandi Affandi, Sp. THT-KL
Audiometri dr. H. Yuswandi Affandi, Sp. THT-KL Definisi Audiogram adalah suatu catatan grafis yang diambil dari hasil tes pendengaran dengan menggunakan alat berupa audiometer, yang berisi grafik batas
Lebih terperinciBAB I ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA
BAB I ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA Telinga merupakan salah satu panca indera yang penting bagi manusia yang mempunyai dua fungsi yaitu untuk pendengaran dan keseimbangan. Telinga, menurut anatominya dibagi
Lebih terperinciAUDIOLOGI. dr. Harry A. Asroel, Sp.THT-KL BAGIAN THT KL FK USU MEDAN 2009
AUDIOLOGI dr. Harry A. Asroel, Sp.THT-KL BAGIAN THT KL FK USU MEDAN 2009 Definisi : Ilmu yang mempelajari pendengaran MENDENGAR diperlukan 1.Rangsang yg Adekuat bunyi 2.Alat penerima rangsang telinga BUNYI
Lebih terperinciStruktur dan Mekanisme Pendengaran Pada Manusia
Struktur dan Mekanisme Pendengaran Pada Manusia Lodowina Eresyen Rumaratu Nim : 102011092 Email : dewirumaratu@yahoo.co.id Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Pendahuluan Manusia
Lebih terperinciDefinisi Vertigo. Penyebab vertigo
Definisi Vertigo Vertigo adalah perasaan yang abnormal mengenai adanya gerakan penderita terhadap lingkungan sekitarnya atau lingkungan sekitar terhadap penderita, dengan gambaran tiba-tiba semua terasa
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Gangguan Pendengaran Menurut World Health Organization (WHO), gangguan pendengaran adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan kehilangan pendengaran di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Memasuki
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
Lebih terperinciBIOAKUSTIK. Akustik membahas segala hal yang berhubungan dengan bunyi,
BIOAKUSTIK Akustik membahas segala hal yang berhubungan dengan bunyi, Bioakustik membahas bunyi yang berhubungan dengan makhluk hidup, terutama manusia. Bahasan bioakustik: proses pendengaran dan instrumen
Lebih terperinciASKEP GANGGUAN PENDENGARAN PADA LANSIA
ASKEP GANGGUAN PENDENGARAN PADA LANSIA I. PENGERTIAN Berkurangnya Pendengaran adalah penurunan fungsi pendengaran pada salah satu ataupun kedua telinga. Tuli adalah penurunan fungsi pendengaran yang sangat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telinga Dalam Telinga dalam berada pada bagian petrosus tulang temporal yang bertanggung jawab pada proses pendengaran dan keseimbangan. Telinga dalam atau labirin
Lebih terperinciMembahas bio-akustik berarti berusaha mengurai keterkaitan antara bunyi. gelombang bunyi, getaran dan sumber bunyi dengan kesehatan.
_Bio Akustik_01 Membahas bio-akustik berarti berusaha mengurai keterkaitan antara bunyi gelombang bunyi, getaran dan sumber bunyi dengan kesehatan. Apa sih yang dimaksud gelombang itu? dan apa hubungannya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auris (telinga) dibedakan atas bagian luar, tengah, dan dalam.
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Anatomi Telinga dan Organ Vestibular Auris (telinga) dibedakan atas bagian luar, tengah, dan dalam. Gambar 1. Anatomi Telinga. 4 II.1.1 Telinga Luar Telinga luar merupakan
Lebih terperinciasuhan keperawatan Tinnitus
asuhan keperawatan Tinnitus TINNITUS A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. DEFINISI Tinnitus adalah suatu gangguan pendengaran dengan keluhan perasaan mendengar bunyi tanpa rangsangan bunyi dari luar. Keluhannya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Telinga merupakan organ yang berfungsi sebagai indera pendengaran dan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telinga Telinga merupakan organ yang berfungsi sebagai indera pendengaran dan fungsi keseimbangan tubuh. 9 2.1.1. Anatomi telinga Telinga sebagai indera pendengar terdiri dari
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. bunyi. Vibrasi atau getaran media ini digambarkan sebagai suatu gelombang
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Bunyi Bunyi adalah suatu efek yang dihasilkan pada organ pendengaran yang disebabkan oleh vibrasi udara atau media lainnya yang berasal dari suatu sumber bunyi. Vibrasi
Lebih terperinciKetulian : Pemeriksaan dan Penyebabnya Setyo Wahyu Wibowo dr.mkes Jur.PLB-FIP UPI
Ketulian : Pemeriksaan dan Penyebabnya Setyo Wahyu Wibowo dr.mkes Jur.PLB-FIP UPI PENDAHULUAN Yang dimaksud "ketulian" disini adalah sama dengan "kurang pendengaran", yang dalam buku-buku ditulis deafness
Lebih terperinci11/29/2013 PENGINDERAAN ADALAH ORGAN- ORGAN AKHIR YANG DIKHUSUSKAN UNTUK MENERIMA JENIS RANGSANGAN TERTENTU
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGINDERAAN PENGINDERAAN ADALAH ORGAN- ORGAN AKHIR YANG DIKHUSUSKAN UNTUK MENERIMA JENIS RANGSANGAN TERTENTU BEBERAPA KESAN TIMBUL DARI LUAR YANG MENCAKUP PENGLIHATAN, PENDENGARAN,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fisiologi Pendengaran Manusia Telinga merupakan alat indera yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang berada di sekitar manusia dan sebagai alat keseimbangan (Soetirtio,
Lebih terperinciGANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT BISING. Dr. Andrina Yunita Murni Rambe
GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT BISING Dr. Andrina Yunita Murni Rambe Fakultas Kedokteran Bagian Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Gangguan pendengaran akibat
Lebih terperinci1. TES BATAS ATAS BATAS BAWAH
TES GARPU TALA Tes garpu tala adalah suatu tes untuk mengevaluasi fungsi pendengaran individu secara kualitatif dengan menggunakan alat berupa seperangkat garpu tala frekuensi rendah sampai tinggi 128
Lebih terperinciSENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi. Oleh
SENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi Oleh Diar Arsyianti ( 406112402734) Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu
Lebih terperinciMekanisme, Struktur, dan Fungsi Organ Pendengaran
Tinjauan Pustaka Mekanisme, Struktur, dan Fungsi Organ Pendengaran Jennifer 10.2012.023 / A6 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Email: jennifer@civitas.ukrida.ac.id
Lebih terperinciTes pendengaran rutin untuk diagnosis gangguan pendengaran Rinne, Weber, Schwabah test. Test penala nada tinggi dan nada rendah
TEST PENALA & AUDIOMETRI NADA MURNI Yusa Herwanto Departemen THT-KL FK USU/ Rs.Adam Malik Medan GARPU PENALA (Turning Fork) Tes pendengaran rutin untuk diagnosis gangguan pendengaran Rinne, Weber, Schwabah
Lebih terperinciPERAMBATAN BUNYI MELALUI TULANG TENGKORAK
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI FUNGSI KEGIATAN 5 PERAMBATAN BUNYI MELALUI TULANG TENGKORAK Disusun oleh: Nama : Atik Kurniawati NIM : 11708251025 Kelompok : 5 PRODI PENDIDIKAN SAINS PROGRAM PASCASARJANA
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Embriologi Telinga Dalam Telinga pada manusia terdiri atas tiga daerah yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar pada dasarnya merupakan corong pengumpul
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gangguan Pendengaran 2.1.1 Definisi Gangguan pendengaran adalah ketidakmampuan secara sebagian ataupun keseluruhan untuk mendengarkan suara pada salah satu maupun kedua telinga
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telinga Dalam Telinga dalam berada pada bagian petrosus tulang temporal yang bertanggung jawab pada proses pendengaran dan keseimbangan. Telinga dalam atau labirin terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otitis media supuratif kronis (OMSK) merupakan peradangan dan infeksi kronis pada telinga tengah dan rongga mastoid yang ditandai dengan adanya sekret yang keluar terus
Lebih terperinciVertigo. DR. Dr. Wiratno, Sp.THT-KL (K)
Vertigo DR. Dr. Wiratno, Sp.THT-KL (K) Pendahuluan Vertigo merupakan masalah yang menyebabkan kesulitan bagi dokter maupun pasien Pasien sulit menjelaskan keluhannya (simptom), dokter juga sulit menangkap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada telinga oleh getaran-getaran melalui media elastis, dan jika tidak dikehendaki
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebisingan 2.1.1. Bunyi dan Sifatnya Suma mur (1996) menyatakan bahwa bunyi adalah rangsangan-rangsangan pada telinga oleh getaran-getaran melalui media elastis, dan jika tidak
Lebih terperinciAlat Indera Manusia 1. Mata Bulu mata Alis mata Kelopak mata 2. Telinga
Alat Indera Manusia 1. Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata
Lebih terperinciANATOMI, FISIOLOGI TELINGA, HIDUNG, TENGGOROKAN
ANATOMI, FISIOLOGI TELINGA, HIDUNG, TENGGOROKAN gelombang suara mencapai membran tympani. Membran tympani bergetar menyebabkan tulang-tulang pendengaran bergetar. FungsiMT: a. Vibrasi: sensitifitasamauntuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industrialisasi di Indonesia maka sejak awal disadari tentang kemungkinan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan serta keselamatan kerja merupakan masalah penting dalam setiap proses operasional di tempat kerja. Dengan berkembangnya industrialisasi di Indonesia maka
Lebih terperinciPenyebab tuli konduksi
Penyebab tuli konduksi 1. Pada meatus akustikus eksterna : cairan (sekret, air) dan benda asing, polip telinga). 2. Kerusakan membrana timpani : perforasi, ruptura, sikatriks. 3. Dalam kavum timpani :
Lebih terperinci2.1 Gangguan Pendengaran
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gangguan Pendengaran 2.1.1 Klasifikasi Gangguan Pendengaran Gangguan pendengaran dapat dibedakan dari ketulian. Gangguan pendengaran (hearing loss) adalah berkurangnya kemampuan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bunyi merupakan suatu gelombang berupa getaran dari molekul-molekul zat
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bunyi atau Suara dan Sifatnya Bunyi merupakan suatu gelombang berupa getaran dari molekul-molekul zat yang saling beradu satu dengan yang lain secara terkoordinasi sehingga
Lebih terperinciPendahuluan Meniere s disease atau penyakit Meniere atau dikenali juga dengan hydrops endolimfatik. Penyakit Meniere ditandai dengan episode berulang
MENIERE S DISEASE Pendahuluan Meniere s disease atau penyakit Meniere atau dikenali juga dengan hydrops endolimfatik. Penyakit Meniere ditandai dengan episode berulang dari vertigo yang berlangsung dari
Lebih terperinci1. Pria 35 tahun, pekerja tekstil mengalami ketulian setelah 5 tahun. Dx a. Noise Induced HL b. Meniere disease c. Labirintis d.
THT [TELINGA] Jumlah soal : 30 soal 1. Pria 35 tahun, pekerja tekstil mengalami ketulian setelah 5 tahun. Dx a. Noise Induced HL b. Meniere disease c. Labirintis 2. Tuli Konductive berapa db?? a. > 75
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) atau yang biasa disebut congek adalah
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) atau yang biasa disebut congek adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan adanya lubang
Lebih terperincioleh membrane dengan lembaran tipis jaringan yang disebut membran timpani, atau gendang telinga.
Ketajaman pada Pendengaran Steaffie Eunike Cassandra 10-2011-391 E1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Email: steveeysteaffie@yahoo.com Pendahuluan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi dan Fisiologi Organ Pendengaran 2.1.1 Anatomi telinga dalam Koklea melingkar seperti rumah siput dengan dua atau satu-setengah putaran. Aksis dari spiral tersebut dikenal
Lebih terperinciFrekuensi suara Frekuensi suara yang dapat didengar adalah antara 20 dan Hz. Orangtua hanya dapat mendengar sampai frekuensi 10 khz. Diatas 20
Bunyi,telinga dan pendengaran. Gelombang bunyi adalah suatu getaran mekanis dalam suatu gas,cairan dan benda padat yang merambat/berjalan menjauhi sumber. Kita dapat melihat pada gambar tentang diafragma
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telinga 2.1.1. Anatomi Organ Telinga Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi suara, mengenal suara dan berperan dalam keseimbangan posisi tubuh. Telinga mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendengaran terganggu, aktivitas manusia akan terhambat pula. Accident
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Produktivitas manusia sangat ditunjang oleh fungsi pendengaran. Apabila pendengaran terganggu, aktivitas manusia akan terhambat pula. Accident Compensation
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kemampuan Mendengar Pada Lansia Dengan Presbikusis. Menurut kamus besar bahasa Indonesia mendengar memiliki makna dapat
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemampuan Mendengar Pada Lansia Dengan Presbikusis 2.1.1 Pengertian Menurut kamus besar bahasa Indonesia mendengar memiliki makna dapat menangkap suara dengan telinga, secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan disektor industri dengan berbagai proses produksi yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan disektor industri dengan berbagai proses produksi yang dilaksanakan menggunakan teknologi modern dapat menimbulkan dampak yang kurang baik bagi lingkungan,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telinga 2.1.1 Anatomi Telinga Luar Telinga luar terdiri dari aurikula dan kanalis auditorius eksternus dan dipisahkan dari telinga tengah oleh membrana timpani. Aurikula
Lebih terperinciASKEP GANGGUAN PENDENGARAN PADA LANSIA
ASKEP GANGGUAN PENDENGARAN PADA LANSIA I. PENGERTIAN Berkurangnya Pendengaran adalah penurunan fungsi pendengaran pada salah satu ataupun kedua telinga. Tuli adalah penurunan fungsi pendengaran yang sangat
Lebih terperinciTujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna
BAB IV SISTEM INDERA A. PEMERIKSAAN PENGLIHATAN Tujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna Dasar teori Mata merupakan organ sensorik yang kompleks, yang
Lebih terperinciLAP. LUAR/TUNIKA FIBROSA/KORNEOSKLERAL SKLERA KORNEA 1. SKLERA Merupakan 5/6 bagian posterior bola mata. Pd manusia membtk segmen melengkung. Tdd jar.
ORGAN INDERA KHUSUS FYH/ERDS Departemen Histologi FK USU M A T A Mata tdd 3 lapisan : 1. Lapisan Luar : a. Sklera b. Kornea 2. Lapisan Tengah : a. Koroid b. Korpus Siliaris c. Iris 3. Lapisan Dalam : a.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pendengaran merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia yang memungkinkan manusia dapat berkomunikasi satu sama lain. Dalam ilmu kedokteran,
Lebih terperinciTuli pada Lingkungan Kerja
100 Sains Medika, Vol. 1, No. 1, Januari Juni 2009 Tuli pada Lingkungan Kerja Deaf in the Workplace Rochmat Soemadi 1 ABSTRACT Deaf according to Indro Soetirto and Jenny Bashiruddin is loss of hearing
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebisingan 2.1.1. Definisi Bunyi Bunyi merupakan sensasi yang timbul di dalam telinga akibat getaran udara atau media lain (WHO, 1993). Namun secara fisika, bunyi adalah getaran
Lebih terperinciMengenali Gejala Tinitus dan Penatalaksanaannya. Dewi Purwita Agustini Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Mengenali Gejala Tinitus dan Penatalaksanaannya Dewi Purwita Agustini Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Diterima: 8 Maret 2016. Disetujui: 31 Maret 2016. Diterbitkan:
Lebih terperinciAUDIOMETRI NADA MURNI
AUDIOMETRI NADA MURNI I. Definisi Audiometri Audiometri berasal dari kata audire dan metrios yang berarti mendengar dan mengukur (uji pendengaran). Audiometri tidak saja dipergunakan untuk mengukur ketajaman
Lebih terperinciTabel 2.1 Tangga Intensitas dari Kebisingan Skala Intensitas Desibels Batas Dengar Tertinggi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebisingan 1. Pengertian Kebisingan Bising umumnya didefinisikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki 3). Bunyi adalah sensasi yang timbul dalam telinga akibat getaran udara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. inflamasi kronik telinga tengah yang ditandai dengan perforasi membran timpani
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otitis media supuratif kronik (OMSK) merupakan salah satu penyakit inflamasi kronik telinga tengah yang ditandai dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar
Lebih terperinciGambar 2.1. Anatomi Telinga Secara Umum (Tortora, 2008)
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telinga 2.1.1. Anatomi Telinga Telinga dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu telinga luar, yang mengumpulkan bunyi dan menyalurkannya ke bagian yang lebih dalam, telinga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan mendengar dan berkomunikasi dengan orang lain. Gangguan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telinga adalah organ penginderaan yang berfungsi ganda untuk pendengaran dan keseimbangan dengan anatomi yang kompleks. Indera pendengaran berperan penting dalam
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telinga Untuk memahami tentang gangguan pendengaran, perlu diketahui dan dipelajari anatomi telinga. Telinga dibagi atas telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. 2.1.1.
Lebih terperinciSELAMAT PAGI NEUROBIOPHYSIK PENDENGARAN DISUSUN OLEH KELAS A : KELOMPOK 2
SELAMAT PAGI NEUROBIOPHYSIK PENDENGARAN DISUSUN OLEH KELAS A : KELOMPOK 2 Nama Kelompok : Achmad Kadhafi (13-250-0020) Ferdirika Pormau (13-250-0021) Vikriya Fardiani (13-250-0025) Selly Lodarmase (13-250-0028)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sekret yang keluar terus-menerus atau hilang timbul yang terjadi lebih dari 3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otitis media supuratif kronik (OMSK) merupakan salah satu penyakit inflamasi kronik telinga tengah yang ditandai dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar
Lebih terperinciSistem Saraf Tepi (perifer)
SISTIM SYARAF TEPI Sistem Saraf Tepi (perifer) Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh Berdasarkan arah impuls, saraf tepi terbagi menjadi: - Sistem saraf
Lebih terperinciProfil Gangguan Pendengaran Akibat Bising Pada Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
Profil Gangguan Pendengaran Akibat Bising Pada Pemeriksaan Kesehatan Pekerja Dewi S Soemarko Iwan Sugiarta Occupational Medicine Specialist Program FMUI, Community Medicine Dept. FMUI Prodia Occupational
Lebih terperinciFISIKA MEDIK PROSES PENDENGARAN
FISIKA MEDIK PROSES PENDENGARAN Lili Irawati TINJAUAN PUSTAKA Bagian Fisika Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Andalas email : lili.irawati@gmail.com Abstrak Suara yang didengar telinga manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum Tinnitus merupakan salah satu masalah pengobatan yang amat kompleks. Merupakan suatu fenomena psiko/akustik murni dan karenanya tidak dapat diukur. Diperkirakan 13 juta
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telinga Telinga dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu telinga luar, telinga tengah atau cavum tympani, dan telinga dalam atau labyrinth (Tortora, 2009; Snell, 2006).
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN PERANTI DENGAR TERHADAP FUNGSI PENDENGARAN PADA SISWA SMA X DI TANGERANG SELATAN
HUBUNGAN PENGGUNAAN PERANTI DENGAR TERHADAP FUNGSI PENDENGARAN PADA SISWA SMA X DI TANGERANG SELATAN Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH: Febianza
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Telah diketahui bahwa gangguan pendengaran (hearing impairment) atau ketulian (deafness) mempunyai dampak yang merugikan bagi penderita, keluarga, masyarakat maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan bisingan dalam proses produksi. Kebisingan dapat. memicu terjadinya Noise Induced Hearing Loss (NIHL).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pabrik speaker (pengeras suara) menggunakan mesin yang menimbulkan bisingan dalam proses produksi. Kebisingan dapat membuat pekerja disekitar mesin produksi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Perut terisi makanan lambung diperintah untuk mencerna
SISTEM SENSORIK PENDAHULUAN Sistem sensorik memungkinkan kita merasakan dunia Bertindak sebagai sistem peringatan Nyeri indikasi menghindari rangsangan yang membahayakan Mengetahui apa yang terjadi dalam
Lebih terperinciHubungan Antara Lama Kerja dengan Terjadinya Noise Induced Hearing Loss (NIHL) pada Masinis DAOP-IV Semarang
Hubungan Lama Bekerja dan NIHL pada Masinis 71 Hubungan Antara Lama Kerja dengan Terjadinya Noise Induced Hearing Loss (NIHL) pada Masinis DAOP-IV Semarang Correlation between working period and prevelence
Lebih terperinciBAB II. Kepustakaan. 2.1 Anatomi telinga luar
BAB II Kepustakaan 2.1 Anatomi telinga luar Secara anatomi, telinga dibagi atas 3 yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi mengumpulkan dan menghantarkan gelombang bunyi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Telinga Telinga adalah pancaindra untuk pendengaran dan keseimbangan, terletak di lateral kepala. Telinga terdiri dari 3 bagian, yaitu telinga luar (auris externa),
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Survei yang dilakukan oleh Multi Center Study (MCS) menunjukkan bahwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan pendengaran atau tuli merupakan salah satu masalah yang cukup serius dan banyak terjadi di seluruh negara di dunia. Gangguan pendengaran adalah hilangnya
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan (perinatal) dan sesudah lahir (postnatal) (Suhardiyana, 2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Telinga adalah organ pengindraan dengan fungsi ganda dan kompleks yaitu fungsi pendengaran dan fungsi keseimbangan (Hermanto, 2010). Rentang frekuensi
Lebih terperinciBAB 4 PUSING BERPUTAR
BAB 4 PUSING BERPUTAR A. Tujuan pembelajaran 1. Melaksanakan anamnesis pada pasien dengan gangguan pusing berputar 2. Menerangkan mekanisme terjadinya dengan gangguan pusing berputar. 3. Membedakan klasifikasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN
4 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Anatomi Telinga Tengah 1. Membran timpani 2. kavum timpani 3. prossesus mastoideus 4. tuba eustachius Gambar 2.1 Anatomi Telinga Tengah Gambar ini dikutip dari Netter
Lebih terperinciANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGINDERAAN
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGINDERAAN PENGINDERAAN ADALAH ORGANORGAN AKHIR YANG DIKHUSUSKAN UNTUK MENERIMA JENIS RANGSANGAN TERTENTU BEBERAPA KESAN TIMBUL DARI LUAR YANG MENCAKUP PENGLIHATAN, PENDENGARAN,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. kerja telinga, akan sangat membantu memahami masalah gangguan pendengaran.
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Derajat Gangguan Pendengaran 2.1.1.1. Anatomi Telinga Ridley (2008 : 192) menjelaskan bahwa telinga adalah organ halus yang mampu mendeteksi tentang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap manusia telah dilengkapi dengan sistem indera yang berfungsi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi telinga Setiap manusia telah dilengkapi dengan sistem indera yang berfungsi sebagai reseptor atau penerima rangsang dari lingkungan sekitar. Sistem indera tersebut terdiri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adalah penyebab utama dari penurunan pendengaran. Sekitar 15 persen dari orang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendengaran berperan penting dalam komunikasi, perkembangan bahasa dan belajar. Penurunan pendengaran dalam derajat yang ringanpun dapat mempunyai efek negatif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. suara dan gelombang tersebut merambat melalui media udara atau penghantar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebisingan 2.1.1. Definisi Kebisingan Bunyi atau suara didengar sebagai rangsangan pada sel saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. Lanjut Usia 2.. Defenisi lanjut usia Pengertian lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan
Lebih terperinciUIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK TERHADAP PASIEN TULI MENDADAK (SUDDEN DEAFNESS) DI RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT Dr. MINTOHARDJO JAKARTA PUSAT PERIODE 2014 SKRIPSI NOVILA
Lebih terperinciSensasi dan Persepsi
SENSASI Sensasi dan Persepsi Sensasi: Deteksi energi fisik yg dihasilkan /dipantulkan oleh benda-benda fisik Persepsi Sekumpulan tindakan mental yg mengatur impulsimpuls sensorik mjd 1 pola bermakna Proses
Lebih terperinciSERUMEN PROP. Angga Rizky Permana Dina Nurfadhilah Khairi Maulana Azhari Isnaini Syakira
SERUMEN PROP Angga Rizky Permana Dina Nurfadhilah Khairi Maulana Azhari Isnaini Syakira Anatomi telinga DEFINISI Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas
Lebih terperinci