ANALISA RISIKO RANTAI PASOK DAN MITIGASINYA DENGAN METODE FMEA DAN QFD DI PERUSAHAAN DAERAH AIR BERSIH (PDAB)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA RISIKO RANTAI PASOK DAN MITIGASINYA DENGAN METODE FMEA DAN QFD DI PERUSAHAAN DAERAH AIR BERSIH (PDAB)"

Transkripsi

1 ANALISA RISIKO RANTAI PASOK DAN MITIGASINYA DENGAN METODE FMEA DAN QFD DI PERUSAHAAN DAERAH AIR BERSIH (PDAB) Aris Zamrozi Fahrudin 1 ) dan Iwan Vanany 2) 1) 1) Jurusan Magister Manajemen Industri, Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia zamrozi39@yahoo.com 2) Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ABSTRAK Ketidakpastian dimasa depan merupakan suatu kondisi yang harus dihadapi setiap perusahaan. Ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (risk). Maka perlunya identifikasi, pengukuran, dan kontrol sebuah risiko yang menghambat bisnis perusahaan atau yang dapat menimbulkan kerugian. Hal itu juga perlu dilakukan oleh oleh Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) yang memilki Core Business untuk mengelola sumber-sumber mata air secara optimal bagi masyarakat luas dan sebagai penyelenggara sistem penyediaan air minum regional khususnya lintas Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis risiko rantai pasok di industri pengelolaan air bersih khususnya di Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) serta merumuskan mitigasi risiko yang tepat dari risiko-risiko tersebut Proses bisnis di PDAB dipetakan dahulu menggunakan model SCOR dan selanjutnya diidentifikasi dan dianalisis risiko rantai pasoknya menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Quality Function Deployment (QFD). Dalam identifikasi risiko menggunakan metode FMEA didapatkan 41 risiko pada pembuatan sumur baru dan 18 risiko pada operasionalnya. Pada analisa risiko didapatkan 7 risiko dan 17 penyebab resiko yang diprioritaskan penangnannya pada pembuatan sumur baru sedangkan pada kegiatan operasional ada 8 risiko dan 17 penyebab risiko. Analisis mitigasi menggunakan metode QFD dengan pendekatan matrik House of Risk dengan menentukan korelasi antara penyebab risiko dan mitigasinya.. Dengan metode QFD didapatkan 3 mitigasi yang diprioritaskan pada pembuatan sumur baru dan 3 mitigasi pada kegiatan operasionalnya. Kata kunci: Risiko, Rantai Pasok, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Quality Function Deployment (QFD), Matriks House of Risk (HOR). PENDAHULUAN Ketidakpastian yang terjadi di masa depan merupakan suatu kondisi yang harus dihadapi oleh setiap perusahaan. Kejadian sesungguhnya kadang-kadang menyimpang dari perkiraan (expectation) ke salah satu dari dua arah, artinya, ada kemungkinan penyimpangan yang menguntngkan dan ada pula penyimpangan yang merugikan. Ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang A-6-1

2 merugikan atau meyimpang dari yang diharapkan dikenal dengan istilah risiko (risk).secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan. Begitupun di Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB),segala kegiatan didalamnya mengandung risiko yang harus ditangani agar tidak menimbulkan kerugian. Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) Provinsi Jawa Timur (Pemprov. Jatim) didirikan pada tahun 1987 berdasarkan peraturan Daerah Pemprov. Jatim (PERDA) No. 2 tahun 1987 juncto No. 12 tahun 1996 tentang perusahaan daerah air bersih Pemprov. Jatim. Tujuan didirikannnya PDAB adalah untuk mengelola sumber-sumber mata air secara optimal bagi masyarakat luas dan sebagai penyelenggara Sistem Penyediaan air minum Regional khususnya lintas Kabupaten /Kota di Jawa Timur. Di PDAB ada 2 Aktivitas dalam untuk menjalankan bisnisnya yaitu pembuatan sumur baru dan operasionalnya. Manajemen risiko didefinisikan sebagai proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol dari sebuah risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut. Risiko dapat dikelola dengan cara memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Oleh karena itu, melalui manajemen risiko, diharapkan kerugian yang ditimbulkan dari ketidakpastian dapat dikurangi bahkan dihilangkan untuk kelangsungan kegiatan di PDAB. Risiko rantai pasok di PDAB dapat terjadi di setiap business process yang ada. Analisa risiko yang dilakukan didasarkan pada proses bisnis, dimana kerja proses bisnis didasarkan pada model SCOR. Dalam mengidentifikasi dan menganalisis risiko di penelitian ini menggunakan FMEA dan QFD sehingga Dalam penelitian ini dilakukan analisis serta aksi mitigasi risiko rantai pasok dengan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Quality Function Deployment (QFD). Dalam penelitian ini akan dikembangan suatu formulasi nilai indeks prioritas risiko untuk menentukan prioritas agen risiko yang akan dimitigasi. Pengembangan matriks house of risk (HOR) digunakan untuk memetakan framework yang terbentuk dan memetakan aksi mitigasinya (mitigation actions) dalam menangani agen resiko yang berpotensi timbul pada supply chain perusahaan. METODE PENELITIAN Langkah-langkah metodologi penelitian dilakukan secara bertahap, sistematis dan sesuai dengan metode ilmiah agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih jelas dan terarah dan didapatkan suatu kesimpulan yang tepat. Metodologi Penelitian untuk menentukan indeks risiko dan penanganan ini menggunakan langkah seperti pada diagram alur kerangka kerja pada gambar 1. Tahap Studi Lapangan dan Studi Pustaka Studi lapangan untuk mengamati bagaimana rantai pasok dari Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) dan mengetahui masalahnya. Studi pustaka untuk mengetahui konsep dan teori manajemen rantai pasok, manajemen risiko, pengukuran risiko dan aksi mitigasinya. Tahap Pengumpulan Data Beberapa data yang diperlukan seperti (1)sejarah perusahaan, (2)struktur organisasi PDAB, (3)mengidentifikasi aliran rantai pasok dan proses bisnisnya, (4)mengidentifikasi risiko-risiko dengan metode FMEA dan (6)menentukan aksi mitigasi menggunakan QFD. A-6-2

3 Studi lapangan dan studi pustaka: Manajemen Rantai Pasok, Manajemen Risiko Rantai Pasok, FMEA, QFD Pengumpulan data Data Primer: Wawancara dengan Direktur PDAB: Proses Bisnis di PDAB Risiko-risiko d PDAB Aksi Mitigasi Data Sekunder: Sejarah Perusahaan Struktur Organisasi Pengolahan Data dan Analisis Hasil: 1. Identifikasi Risiko menggunakan metode FMEA untuk mengetahui : - Sumber risiko, dimana risiko berada, apa penyebab risiko dan bagaimana pendeteksiannya 2. Analisis Risiko dengan menentukan severity, occurence dan detection dari risiko dan dihitung nilai RPN 3. Evaluasi Risiko dengan menentukan peringkat dan prioritas risiko dengan melihat nilai RPN tertinggi 4. Risk Response dengan melakukan : - Identifikasi opsi mitigasi risiko, opsi mitigasi, pemilihan aksi mitigasi Kesimpulan dan Saran Gambar 1 Kerangka Kerja Analisa Risiko di PDAB Tahap Analisa dan Diskusi Dilakukan analisis risiko yang mungkin terjadi, dampak risiko, penyebab risiko serta alat untuk mendeteksi terhadap risiko menggunakan metode FMEA. Selanjutnya dilakukan penilaian dari tingkat keparahan risiko, frekuensi terjadinya penyebab risiko dan kemudahan penggunaan alat untuk mendeteksi risiko untuk mendapatkan nilai RPN. Selanjutnya menentukan aksi mitigasi yang efektif untuk risikp-risiko yang kritis dengan metode QFD. Tahap Kesimpulan dan Saran Kesimpulan yang diambil berdasarkan proses penelitian yang dilakukan dan untuk menjawab tujuan dari penelitian. Sedangkan saran yang dibuat berupa rekomendasi perbaikan yang dapat diimplementasikan ke dalam perusahaan. HASIL DAN DISKUSI Setiap proses pada saat pembuatan sumur baru dan operasionalnya memiliki kemungkinan-kemungkinan risiko yang potensial. Untuk mengatasi segala risiko yang mengancam maka perlu dilakukan identifikasi risiko disetiap proses. Risiko yang telah diidentifikasi kemudian dinilai keparahan dampak yang ditimbulkannya (S), seberapa sering suatu penyebab kegagalan terjadi (O) dan pendeteksian adanya kegagalan (D). Penilaian ini berdasarkan diskusi dengan pihak PDAB. Setelah nilai S, O dan D diketahui, maka RPN dihitung dari perkalian antara S, O dan D. Nilai RPN akan digunakan sebagai dasar untuk memprioritaskan risiko. Semakin tinggi nilai RPN maka semakin tinggi pula skala prioritas penanganan yang dibutuhkan oleh suatu risiko tersebut. Penilaian risiko pembuatan sumur baru dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut: Perencanaan bangunan /rencana desain sumur baru Perencanan system transmisi dan Tabel 1 Penilaian Risiko Pembuatan Sumur Baru Potential Failure Mode S Risk Agent O Current Detection D RPN Control PLAN Perencanaan desain sumur yang lama 3 Kurang tenaga ahli 3 Jadwal 1 9 Kurangnya kompetensi SDM 3 9 Desain sumur tidak disetujui manajemen 6 Desin yang ada tidak sesuai dengan 3 Hasil 3 54 spesifikasi Desain kurang jelas 3 54 Perencanaan sistim transmisi distribusi 3 Kurang tenaga ahli 3 Jadwal 1 9 yang lama Kurangnya kompetensi SDM 3 9 Desain sistim distribusi dan transmisi tidak 6 Desin yang ada tidak sesuai 3 Hasil 3 54 A-6-3

4 distribusinya disetujui manajemen spesifikasi Desain kurang jelas 3 54 SOURCE Perhitungan Terlambat dilakukan identifikasi sumur 3 Persiapan identifikasi masih kurang 3 Jadwal 1 9 Potensi Sumber air baru Proses identifikasi sumur baru yang lama 3 (geolistrik) Belum menemukan titik sumber air 3 Jadwal 1 9 Alat yang digunakan rusak 3 9 Hasil identifikasi sumur baru kurang 5 Alat tidak bekerja dengan baik 4 Hasil 3 60 akurat Peneliti kurang cermat membaca alat 4 60 Tidak ditemukan sumber air baku 8 Hasil Intrepretasi identifikasi 4 Hasil 3 96 kurang akurat Kapasitas air baku tidak mencukupi kebutuhan 5 Potensi Sumber air kecil 7 Hasil Terlambat dilakukan survei lahan 3 Persiapan masih kurang 7 Jadwal 1 21 Pelaksanaan survei lahan yang lama 3 Masih blm didapatkan hasil 5 Jadwal 1 15 Tidak akurat hasil survei lahan 5 SDM kurang berpengalaman 3 Hasil 3 45 Pelaksanaan survei kurang cermat 3 45 Tidak disetujuinya hasil survei lahan 5 Hasil tidak akurat 3 Hasil 3 45 Pemilik lahan mengajukan harga yang 6 Provokasi warga 9 NJOP 1 54 tinggi Serah terima lahan lambat 3 Prosedur/surat-surat belum lengkap 7 Jadwal 1 21 Adanya penolakan dari masyarakat 8 Belum menemukan kesepakatan 9 Reaksi harga warga Pembebasan Efek berbahaya dari 5 sekitar 200 lahan sumur Mencemari lingkungan sekitar 2 80 baru Kelengkapan dokumen lahan tidak dapat 3 Masyarakat tidak memiliki 5 Sertifikat 1 15 disediakan dokumen lahan tanah dan dokumen lainnya Lahan sengketa 5 Kepemilikan lahan belum jelas 3 Sertifikat 1 15 tanah dan dokumen lainnya Birokrasi yang memakan waktu lama dan 3 Tidak sesuai SOP 4 SOP 1 12 berbelit-belit Pungutan yang ilegal 6 Tidak sesuai SOP 4 Biaya resmi 1 24 Tidak mendapatkan ijin penggunaan lahan 5 Lahan dilindungi 4 Peraturan 1 20 dari pemda Persyaratan kurang 3 pemerintah 15 Membahayakan daerah sekitar 4 daerah 20 Kurangnya pengawasan pelaksana di lapangan 3 SDM kurang bertanggung jawab 3 Monitoring dan 5 45 Pengadaan Penawaran harga kontraktor untuk 4 Standar harga kontraktor tinggi 4 Laporan 3 48 Kontraktor pembuatan sumur baru yang tinggi Mutu diatas spesifikasi 3 permintaanpe nawaran 36 Pengadaan kontraktor untuk pembuatan 3 Rumitnya proses pengadaan 7 Jadwal 1 21 sumur baru yang lama kontraktor yang sesuai dengan pengadaan kualifikasi yang diharapkan Belum menemukan kesepkatan 3 9 harga Pengawasan Terlambat penyelesaian konstruksi untuk 6 Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan 7 Jadwal 1 42 konstruksi sumur baru pembuatan sumur baru kurang disiplin Pengadaan peralatan yang lama 5 40 Adanya gangguan peralatan bor ( 7 42 Patah, terjepit ) Mutu konstruksi untuk pembuatan sumur 8 Kinerja kontraktor yang buruk 7 Monitoring baru yang tidak bagus Kualitas peralatan rendah/ tdk 7 dan 280 Kurang pengalaman Konstruksi untuk pembuatan sumur baru 8 Kesalahan membaca desain 4 Monitoring tidak sesuai desain/spesifikasi Kontraktor merubah spesifikasi 4 dan 160 tekns yang ditentukan Kurang pengalaman Tidak ditemukan air saat pengeboran 7 Hasil identifikasi tidak akurat 4 Monitoring Penelitian yang kurang cermat 3 dan 105 Tidak ada sumber Testing and Tidak berfungsi dengan baik (air tidak 7 Kurang teliti kontraktor dalam 4 Monitoring A-6-4

5 comisioning kelua/kecil) memasang peralatan dan Peralatan yang terpasang tidak Kualitas peralatan rendah Debit air lemah 4 Kurang teliti kontraktr dalam 4 Monitoring, 5 80 memasang peralatan Peralatan yang terpasang tidak 4 dan hasil 80 Kualitas peralatan rendah 4 80 Pengetesan Kualitas Air tidak sesuai standar 5 Terjadi pencemaran limbah 2 Hasil 3 30 kualitas air pabrik/bahan kimia Kandungan alami dari air yang 2 30 tidak MAKE Penawaran harga kontraktor sistem 4 Standar harga kontraktor yang 4 Laporan 1 16 Pengadaan transmisi dan distribusi yang tinggi tinggi permintaan kontraktor Mutu diatas spesifikasi 3 penawaran 12 system Pengadaan kontraktor sistem transmisi dan 3 Rumitnya proses pengadaan 7 Jadwal 1 21 transmisi dan distribusi yang lama kontraktor yang memenuhi pengadaan distribusi kualifikasi Belum menemukan kesepakatan 3 9 Pengawasan konstruksi transmisi distribusi Testing dan Comisioning Penyambung an saluranke pelanggan harga Terlambat penyelesaian konstruksi sistem 6 Pengelolaan Proyek tidak disiplin 7 Jadwal 1 42 transmisi dan distribusi Terlambat suplai bahan dan 5 30 peralatan Terjadi permasalahan peralatan 7 42 konstruksi Mutu konstruksi sistem transmisi dan 8 Kinerja kontraktor yang buruk 7 Monitoring distribusi yang tidak bagus Kualitas peralatan rendah/ tidak 7 dan 280 Kurang pengalaman Konstruksi sistem transmisi dan distribusi 8 Kesalahan membaca desain 4 Monitoring tidak sesuai desain/spesifikasi Sengaja merubah spesifikasi teknis 4 dan 160 yang ditentukan Kurang pengalaman Sistem tidak berfungsi dengan baik 5 Kurang teliti kontraktor dalam 4 Monitoring 4 80 memasang peralatan dan Peralatan yang terpasang tidak 4 80 Kualitas komponen rendah 80 DELIVERY Penyelesaian tidak sesuai jadwal 6 Pengadaan bahan dan peralatan 5 Jadwal 1 30 yang lama Dari tabel diatas didapatkan 21 risiko yang memiliki nilai RPN 100 yang dikategorikan tinggi sehingga diperlukan analisis mitigasinya. Sedangkan penilaian risiko pembuatan sumur baru dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2 Penilaian Risiko Operasional Potential failure mode S Risk agent O Current detection D Rpn control Source Air sumur tidak keluar 9 Sumber habis 3 Moitoring Pompa rusak 3 dan 120 Listrik mati 2 90 Debit air dari sumur berkurang/ kecil 5 Sumber habis 5 Monitoring Pemompaan air Pipa bocor/sambungan pipa tdk rapat 3 dan 75 Pompa tidak kuat 5 Komponen pompa ada yang rusak 5 Monitoring Spesifikasi pompa tidak sesuai 5 dan 125 Gangguan kualitas air 4 Sumber air terkontaminasi bahan Monitoring 5 80 kimia/ limbah 4 dan Make pengolahan Pengolahan tidak bekerja dgn baik 7 Kerusakan alat 4 Hasil 3 84 A-6-5

6 Penyaluran ke ground reservoar Penyaluran ke pelanggan Air tidak tersalur ke ground reservoar 5 Pipa bocor 4 Volume 3 60 Sambungan antar pipa tidak rapat ground 60 4 reservoar Lamanya pengisian ground reservoar 4 Pipa bocor 4 Volume 48 Sambungan antar pipa tidak rapat 4 groun 3 48 Debit air kecil 5 reservoar 60 Ground reservoar bocor 4 Kualitas jelek 4 Volume 48 Kurang perawatan 4 groun 3 48 Sudah waktunya ganti 4 reservoar 48 Air di ground reservoar menguap 3 Cuaca yang panas Volume ground reservoar Pipa penyaluran ke ground reservoar bocor 9 Kualitas jelek 5 Monitoring Kurang perawatan 5 Dan 225 Sudah waktunya ganti 5 Evaluasi 225 Sambungan antar pipa tidak rapat 5 Pengerjaan konstruksi yang tidak Volume 75 bagus 5 Groun 3 Kurang perawatan 5 Reservoar 75 DELIVERY Pipa penyaluran ke pelanggan bocor 9 Kualitas pipa jelek 5 Monitoring Sudah waktunya penggantian 5 Dan 225 Perawatan yang tidak rutin 5 Evaluasi 225 Ilegal connection 6 Lemahnya pengawasan Monitoring dan Air terkontaminasi 9 Pipa bocor 3 Monitoring Sumber air tercemar 3 Dan Evaluasi 135 Debit air di pelanggan berkurang/aliran Sumber air habis 3 Monitoring 4 84 tdk continue/kecil 7 Pipa bocor 3 Dan Evaluasi 84 Air tidak keluar Kran d sistem tdk d buka 3 Monitoring Stok d penampungan habis 3 Dan 135 Pipa bocor 3 Evaluasi 135 Air kotor Air tercemar minyak/oli dr system 3 Monitoring Air luar yang masuk melalui pipa Dan 135 bocor 3 Evaluasi Meteran pelanggan rusak/ tdk akurat 9 Aus 5 Monitoring Kurang perawatan 5 Dan 225 Tekanan tinggi 3 Evaluasi 135 Kualitas meteran rendah Matrik Mitigasi Risiko Untuk mitigasi risiko dibahas risiko yang memiliki nilai RPN tinggi karena semakin tinggi nilai RPN semakin tinggi skala prioritas penanganannya. Untuk penentuan mitigasi dari risiko-risiko tersebut menggunakan matrik QFD dengan pendekatan house of risk dengan menentukan korelasi antara mitigasi dengan risko tersebut. Penentuan prioritas mitigasi berdasarkan nilai tertinggi mitigasi tersebut. Untuk matrik mitigasi pembuatan sumur baru dapat dilihat pada gambar 2. Pada pembuatan sumur baru didapatkan 3 aksi mitigasi yang diprioritaskan yaitu: 1)Pemilihan kontraktor dengan syarat yang ketat serta pencarian informasi kontraktor kontraktor terbaik saat proses pengadaan. Dalam pemilihan kontraktor harus memiliki standard an meiliki kualifikasi yang dibutuhkan oleh PDAB serta telah bersertifikasi, hal ini penting agar bangunan konstruksi tersebut bisa memiliki standard dan mutu yang bagus sehingga kegiatan operasional di PDAB berupa penyaluran air bersih bisa berjalan dengan baik. 2)monitoring dan pelaksanaan pekerjaan secara berkla serta peringatan sesuai mekanisme kontrak kerja. monitoring dan perlu untuk menghindari kecurangan-kecurangan maupun kesalahan konstruksi oleh kontraktor dan sesuai dengan kesepakatan pada saat kontrak. 3)Pelatihan SDM. Pelatihan SDM diperlukan untuk meningkatkan kompetensi SDM sehingga dapat bekerja dengan optimal dan efektif serta dapat mewujudkan visi dan misi perusahaan. A-6-6

7 rpn mendidentifikas alternative sumber lain pengecekan penggunaan alat menggunakan tenaga ahli/konsultan pelatihan sdm harga lahan dan penyesuaian negosiasi sosialisasi dan pelaksanaan sesuai amdal (rkl/rpl) monitoring dan pelaksanaan pekerjaan secara berkla serta peringatan sesuai mekanisme kontrak kerja dilakukan konsultasi dan asistensi secara continue saat pembuatan desain pemilihan kontraktor dengan syarat yang ketat serta pencarian informasi kontraktor kontraktor terbaik saat proses pengadaan potensi sumber air kecil harga tanah tidak sesuai /blm mendapat kesepakatan efek berbahaya dari pembangunan sumur kinerja kontraktor buruk kualitas alat rendah/ tdk s kurang pengalaman kesalahan baca desain merubah spesifikasi hasil identifikasi tidak akurat penelitian kurang cermat tidak ada sumber Gambar 2 Matrik mitigasi risiko pembuatan sumur baru Sedangkan matriks mitigasi perasionalnya dapat dilihat pada gambar 3 sebagai berikut: RPN Pengecekan, pemeliharaan dan perbaikan komponen/alat secara rutin dan terencana serta pergantian jika sudah tidak layak Monitoring dan secara rutin dan terencana di sistem transmisi distribusi Monitoring, kualitas air dan peningkatan proses pengolahan Monitoring dan serta melakukan penanggulangan kebocoran Membuat alternative sumur baru Pembelian komponen dengan kualitas dan spesifikasi yang sesuai diperlukan sumber air habis Pompa/komponen pompa rusak/spesifikasi tidak sesuai Kualitas pipa jelek Sudah waktunya ganti komponen pipa Perawatan pipa tidak rutin Pipa bocor Sumber air tercemar Kran d sistem tdk d buka Stok d ground reservoar habis air tercemar saat penistribusian air luar masuk melalui pipa bocor aus kurang perawatan tekanan tinggi kualitas meteran rendah Mempersiapkan persedian komponen kapasitas sumber pengecekan secara rutin Gambar 3 Matrik mitigasi risiko operasionalnya Dari matrik mitigasi risiko operasional di PDAB didapatkan 3 aksi mitigasi yang diprioritaskan yaitu: 1)Pengecekan, pemeliharaan dan perbaikan komponen/alat A-6-7

8 secara rutin dan terencana serta pergantian jika sudah tidak layak. Pengecekan di system, pipa, alat dan komponennya harus dilakukan secara rutin sehingga ketika ada tanda-tanda akan terjadinya permasalahan pada system maupun peralatannya bisa dilakukan pencegahan ataupun perbaikan karena system ini langsung terhubung dengan penyaluran air bersih pada pelanggan selama 24 jam. 2) Pembelian komponen/peralatan dengan kualitas dan spesifikasi sesuai yang diperlukan. Pembelian alat/komponen haruslah sesuai dengan spesifikasi yang di butuhkan serta mutu dan kualitasnya harus terjamin agar alat tahan lama dan berfungsi dengan baik. 3)Monitoring dan secara rutin dan terencana di sistem transmisi distribusi. System transmisi dan distribusi inilah yang mengatur pendistribusian air sehingga diperlukan monitoring dan secara rutin. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari pemetaan bisnis menggunakan SCOR dan identifikasi risiko pada proses bisnis di PDAB didapatkan 41 risiko serta 79 penyebab risiko pada pebuatan sumur baru dan 18 risiko serta 40 penyebab risiko pada operasionalnya. 2. Pada analisa menggunakan metode FMEA didapatkan 7 risiko dan 17 penyebab resiko yang diprioritaskan penangnannya dengan melihat nilai RPN yang merupakan perkalian antara severity occurance dan detection. Sedangkan pada kegiatan operasional ada 8 risiko dan 17 penyebab risiko. 3. Mitigation risiko dengan menggunakan QFD maka didapatkan mitigasi yang diprioritaskan pada pembuatan sumur baru sebagai berikut: a. Pemilihan kontraktor dengan syarat yang ketat serta pencarian informasi kontraktor kontraktor terbaik saat proses pengadaan b. Monitoring dan pelaksanaan pekerjaan secara berkla serta peringatan sesuai mekanisme kontrak kerja c. Pelatihan SDM 4. Pada kegiatan operasional di PDAB berupa penjualan air bersih didapatkan mitigasi yang diprioritaskan sebagai berikut: a. Pengecekan, pemeliharaan dan perbaikan komponen/alat secara rutin dan terencana serta pergantian jika sudah tidak layak b. Pembelian komponen dengan kualitas dan spesifikasi yang sesuai diperlukan c. Monitoring dan secara rutin dan terencana di sistem transmisi distribusi DAFTAR PUSTAKA Cohen, L. (1995), Quality Function Deployment, Addision Wesley Longman Inc, Amerika. Carlson, C.S. (2012), Effective FMEAs, John Wiley & Sons Inc, Kanada Gaspersz, V Pedoman Implementasi Program Six Sigma Terintegrasi dengan ISO 9001 : 2000, MBNQA, dan HACCP, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Fahmi, Irhan.(2011), Manajemen Risiko Teori, Kasus dan Solusi, Cetakan Kedua, Alfabeta, Bandung. Hanafi, M. (2009), Manajemen Risiko, STIM YKPN, Yogyakarta. A-6-8

9 Mcdonald, Dave.(2004),Practical Hazops, Trips and Alarm, Cape Town: An imprint of Elsevier Morris, Mark A. (2011), Faillure Mode And Effects Analysis Based on FMEA, 4 th Edition, ASQ Automotive Division Webinar, M and M Consulting Muslich, M. (2007), Manajemen Risiko Operasional Teori dan Praktek, PT Bumi Aksara, Jakarta. Pujawan, I.N. and Geraldin,L.H. (2009) House Of Risk: A Model For Proactive Supply Chain Risk Management. Business Process Management Journal. Pujawan, I N. dan Mahendrawathi, (2010), Supply Chain Management. Guna Widya, Surabaya Saaty,T.L. (2001), Decision Making with Dependence and Feedback : The Analytical Network Process, 2 nd edition, RWS Publications, Pittsburgh. Siagiaan, Y.M. (2005), Aplikasi Supply Chain Management dalam Dunia Bisnis, PT Grasindo, Jakarta. Supply Chain Council, (2008), Supply Chain Operations Reference Model (Version 10.0), [online] Available : Tunggal, A.W. (2009), Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasok), Harvarindo, Jakarta. Vaughan,Emmett dan Vaughan, therese.(2001), Essentials of Risk Management an Insurance,2 nd edition., john wiley & sons Inc. USA A-6-9

PERANCANGAN STRATEGI MITIGASI RESIKO SUPPLY CHAIN DI PT ATLAS COPCO NUSANTARA DENGAN METODA HOUSE OF RISK

PERANCANGAN STRATEGI MITIGASI RESIKO SUPPLY CHAIN DI PT ATLAS COPCO NUSANTARA DENGAN METODA HOUSE OF RISK PERANCANGAN STRATEGI MITIGASI RESIKO SUPPLY CHAIN DI PT ATLAS COPCO NUSANTARA DENGAN METODA HOUSE OF RISK Retno Utari 1) dan Imam Baihaqi 2) 1) Program Studi Magiter Manajemen Teknologi Manajemen Proyek

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERBAIKAN MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK BATIK KRAKATOA DENGAN PENDEKATAN HOUSE OF RISK

ANALISIS DAN PERBAIKAN MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK BATIK KRAKATOA DENGAN PENDEKATAN HOUSE OF RISK ANALISIS DAN PERBAIKAN MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK BATIK KRAKATOA DENGAN PENDEKATAN HOUSE OF RISK Maria Ulfah 1), Siti Murni 2), Nindy Chandra Sari 3), Muhamad Ganivan Maryunani Sidek 4), Fitri Anjani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atas beberapa perusahaan (meliputi supplier, manufacturer, distributor dan

BAB I PENDAHULUAN. atas beberapa perusahaan (meliputi supplier, manufacturer, distributor dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Suatu supply chain dapat didefinisikan sebagai suatu jaringan yang terdiri atas beberapa perusahaan (meliputi supplier, manufacturer, distributor dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN PENDAHULUAN LANDASAN TEORI PENGUMPULAN, PENGOLAHAN ANALISA DATA PEMETAAN PROSES ALIRAN IMPOR CKD

BAB 3 METODE PENELITIAN PENDAHULUAN LANDASAN TEORI PENGUMPULAN, PENGOLAHAN ANALISA DATA PEMETAAN PROSES ALIRAN IMPOR CKD BAB 3 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan model House of Risk (HOR) yang merupakan integrasi dari metode Failure Modes and Effects Analysis (FMEA). Diagram alir penelitian ini dapat ditunjukkan

Lebih terperinci

Analisis Risiko Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya

Analisis Risiko Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya 1 Analisis Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya Shelly Atma Devinta, I Putu Artama Wiguna, Cahyono Bintang Nurcahyo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB RISIKO DAN MITIGASI RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK PADA DIVISI PENGADAAN PT XYZ

ANALISIS PENYEBAB RISIKO DAN MITIGASI RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK PADA DIVISI PENGADAAN PT XYZ ANALISIS PENYEBAB RISIKO DAN MITIGASI RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK PADA DIVISI PENGADAAN PT XYZ Dyah Lintang Trenggonowati Dosen Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari kegiatan pemasokan bahan baku sampai dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari kegiatan pemasokan bahan baku sampai dengan melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Supply chain mempunyai peranan penting dalam aktivitas perusahaan mulai dari kegiatan pemasokan bahan baku sampai dengan melakukan pengiriman hasil produksi kepada konsumen.

Lebih terperinci

MODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SPREADSHEET UNTUK ANALISIS RESIKO RANTAI PASOK BAHAN BAKU (Studi kasus PTEI)

MODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SPREADSHEET UNTUK ANALISIS RESIKO RANTAI PASOK BAHAN BAKU (Studi kasus PTEI) MODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SPREADSHEET UNTUK ANALISIS RESIKO RANTAI PASOK BAHAN BAKU (Studi kasus PTEI) Sutrisna Hariyati, Ahmad Rusdiansyah Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam menyelesaikan kajian risiko pada Proyek Pembangunan Transmisi Saluran udara tegangan Tinggi (SUTT) 150 kv Malingping Bayah ini terdapat beberapa langkah

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Jenis Cacat Berdasarkan hasil dari diagram pareto yang telah dibuat, dapat dilihat persentase masing-masing jenis cacat, yaitu cacat Haze dengan persentase sebesar

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL HOUSE OF RISK (HOR) UNTUK MITIGASI RISIKO PADA SUPPLY CHAIN BAHAN BAKU KULIT

APLIKASI MODEL HOUSE OF RISK (HOR) UNTUK MITIGASI RISIKO PADA SUPPLY CHAIN BAHAN BAKU KULIT APLIKASI MODEL HOUSE OF RISK (HOR) UNTUK MITIGASI RISIKO PADA SUPPLY CHAIN BAHAN BAKU KULIT Bayu Rizki Kristanto dan Ni Luh Putu Hariastuti Abstract: Dalam aktivitas supply chain selalu berpotensi untuk

Lebih terperinci

SHELLY ATMA DEVINTA

SHELLY ATMA DEVINTA SHELLY ATMA DEVINTA 3110100036 DOSEN PEMBIMBING: Cahyono Bintang Nurcahyo ST, MT Ir. I Putu Artama Wiguna, MT, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah proses produksi di PT. XY, sedangkan objek penelitian ini adalah perbaikan dan meminimalisir masalah pada proses produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turut meningkatkan angka permintaan produk peternakan. Daging merupakan

BAB I PENDAHULUAN. turut meningkatkan angka permintaan produk peternakan. Daging merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesejahteraan yang meningkat pada masyarakat Indonesia diikuti peningkatan kesadaran akan pemenuhan gizi khususnya protein hewani juga turut meningkatkan angka permintaan

Lebih terperinci

ANALISIS HAMBATAN DAN REKOMENDASI SOLUSI PADA PROSES OUTBOUND LOGISTIC PT XYZ DENGAN SEVEN TOOLS DAN FMEA

ANALISIS HAMBATAN DAN REKOMENDASI SOLUSI PADA PROSES OUTBOUND LOGISTIC PT XYZ DENGAN SEVEN TOOLS DAN FMEA ANALISIS HAMBATAN DAN REKOMENDASI SOLUSI PADA PROSES OUTBOUND LOGISTIC PT DENGAN SEVEN TOOLS DAN FMEA Faisal Waisul Kurni Rusmana 1), Syarif Hidayat. 2), 1),2) Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi,

Lebih terperinci

MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MYBIZ 2 DI SOFTWARE HOUSE ABC

MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MYBIZ 2 DI SOFTWARE HOUSE ABC MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MYBIZ 2 DI SOFTWARE HOUSE ABC Yulianto, Aris Tjahyanto Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informasi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk menjawab permasalahanpermasalahan penelitian yang dilakukan secara ilmiah.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk menjawab permasalahanpermasalahan penelitian yang dilakukan secara ilmiah. BAB 3 METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara untuk menjawab permasalahanpermasalahan penelitian yang dilakukan secara ilmiah. 3.1 Metode Pengumpulan Data Pendekatan yang digunakan dalam

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur 1 IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK Adanya persaingan antar produk yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri atau perindustrian merupakan sebuah kegiatan ekonomi yang tidak hanya melakukan pengolahan bahan baku menjadi produk yang memiliki nilai lebih dalam penggunaannya

Lebih terperinci

Impelemetasi Manajemen Risiko di Departemen Tambang PT Semen Padang

Impelemetasi Manajemen Risiko di Departemen Tambang PT Semen Padang Petunjuk Sitasi: Henmaidi, & Zamer, A. (2017). Impelemetasi Manajemen Risiko di Departemen Tambang PT. Semen Padang. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C137-142). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 Antonius Gatot Yudo Pratomo, Aris Tjahyanto Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i iii iii iv 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 5 Ruang Lingkup Penelitian 5 2 TINJAUAN

Lebih terperinci

Kata Kunci : Keamanan Makanan, Penilaian risiko, FMECA, Proses Bisnis

Kata Kunci : Keamanan Makanan, Penilaian risiko, FMECA, Proses Bisnis 1 Pengelolaan Risiko Menggunakan Metode FMECA (Failure Modes and Effects Criticality Analysis) dan Simulasi Berbasis Proses Bisnis Pada Rantai Pasok Makanan Dhina Yuskartika, Iwan Vanany, dan Dody Hartanto

Lebih terperinci

PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo (

PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo ( PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo (3107.203.002) 1. Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan Masalah

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATAN PRODUK DENGAN ANOVA (STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN)

PENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATAN PRODUK DENGAN ANOVA (STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN) PENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATAN PRODUK DENGAN ANOVA (STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN) Ida Nursanti 1*, Dimas Wisnu AJi 2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini diawali dengan permasalahan tingginya tingkat NPL (Non Performing Loan) di PT BPR SIP yang telah beroperasi sejak tahun 1993. Masalah di atas diidentifikasi disebabkan oleh tidak

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DIVISI PIPA (STUDY KASUS DI PT. X)

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DIVISI PIPA (STUDY KASUS DI PT. X) PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DIVISI PIPA (STUDY KASUS DI PT. X) Robert Triatmaja 1*, LM.Hadi Santosa 2, Ig.Joko Mulyono 3 1,2,3 Program Studi Teknik Industri,Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya Mandala

Lebih terperinci

Perancangan Strategi Mitigasi Resiko Supply Chain di PT Atlas Copco Nusantara dengan Metoda House of Risk

Perancangan Strategi Mitigasi Resiko Supply Chain di PT Atlas Copco Nusantara dengan Metoda House of Risk . Perancangan Strategi Mitigasi Resiko Supply Chain di PT Atlas Copco Nusantara dengan Metoda House of Risk Retno Utari - NRM 9111202 805 Dosen Pembimbing : Imam Baihaqi, PhD PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Dari topik yang akan penulis ambil untuk penelitian ini, penulis mencari beberapa penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan untuk dijadikan referensi. Diharapkan

Lebih terperinci

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA RANTAI PASOK PUPUK ORGANIK MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP) (Studi Kasus di PT Tiara Kurnia, Malang) RISK MANAGEMENT STRATEGY IN THE SUPPLY CHAIN

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 Makalah Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV MMT-ITS PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 ANTONIUS GATOT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Abdi Juang Investama bergerak di bidang pembuatan Trolly Shopping Cart berdiri pada tahun 2014. PT Abdi Juang Investama ini sudah mengembangkan bisnisnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini menggambarkan langkah-langkah atau kerangka pikir yang akan dijalankan pada penelitian ini. Tujuan dari pembuatan metodologi penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III. FAILURE MODE and EFFECT ANALYSIS

BAB III. FAILURE MODE and EFFECT ANALYSIS FMEA Pada Sepeda Motor Honda Absolute Revo Produksi Tahun 2009 39 BAB III FAILURE MODE and EFFECT ANALYSIS 3.1 Pengertian FMEA Adalah sebuah proses analisa untuk mengetahui penyebab terjadinya kegagalan

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK MATERIAL BETON READY MIX (Studi Kasus: Hotel GAIA, Bandung) ABSTRAK

ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK MATERIAL BETON READY MIX (Studi Kasus: Hotel GAIA, Bandung) ABSTRAK ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK MATERIAL BETON READY MIX (Studi Kasus: Hotel GAIA, Bandung) Harry Slamet Setiawan NRP: 1221014 Pembimbing: Deni Setiawan, S.T., M.T. ABSTRAK Pengadaan material adalah salah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Responden Penelitian Responden penelitian ini adalah para pelaku konstruksi yang bekerja dalam suatu proyek konstruksi gedung yang ada di kota Yogyakarta. Responden terdiri

Lebih terperinci

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA Decky Antony Kifta Program Studi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina Batam Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini prosentase kontribusi ekonomi kreatif Indonesia didalam peningkatan PDB (Produk Domestik Bruto) nasional telah mencapai 7,1% dan telah berkontribusi terhadap

Lebih terperinci

Rancangan Proses Bisnis HIPPAM (Himpunan Penduduk Pengguna Air Minum) Tirto Tentrem Desa Kare Kecamatan Kare Kabupaten Madiun

Rancangan Proses Bisnis HIPPAM (Himpunan Penduduk Pengguna Air Minum) Tirto Tentrem Desa Kare Kecamatan Kare Kabupaten Madiun Rancangan Proses Bisnis HIPPAM (Himpunan Penduduk Pengguna Air Minum) Tirto Tentrem Desa Kare Kecamatan Kare Kabupaten Madiun B. A. Noer Department of Business Management Institut Teknologi Sepuluh Nopember,

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Vol. 7, No. 2, Oktober 2017, Hal E- ISSN : ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang

Jurnal Teknologi Vol. 7, No. 2, Oktober 2017, Hal E- ISSN : ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN KECELAKAAN KERJA DENGAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PADA PROSES PRODUKSI REMAH KARET (CRUMB RUBBER) DI PT.P&P LEMBAH KARET PADANG ROBINO INDAN Universitas Putra

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang BAB V ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang digunakan

Lebih terperinci

Analisis Risiko Operasional PT. XYZ

Analisis Risiko Operasional PT. XYZ Vol. 4 No. 1 Tahun 2017 224 Analisis Risiko Operasional PT. XYZ Rien Sofia Devi 1*, Iwan Vanany 2 1,2 Institut Teknologi Sepuluh Nopember E-mail: 1 rsofiadevi@pjbservices.com, 2 iwan.vanany@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA)

USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas.02 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Aprili 2016 USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

Perumusan Masalah : Tujuan Batasan dan Asumsi LANDASAN TEORI Pengertian Risiko Pengendalian Risiko

Perumusan Masalah : Tujuan Batasan dan Asumsi LANDASAN TEORI Pengertian Risiko Pengendalian Risiko PT Laban Raya Cakrawala, merupakan perusahaan yang memproduksi lilin dengan berbagai type dan jenis yang bermacam macam seperti lilin penerangan, lilin hias, lilin angka, lilin hotel dan lilin peribadatan.

Lebih terperinci

RISIKO RANTAI PASOK GULA RAFINASI DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRACEABILITY

RISIKO RANTAI PASOK GULA RAFINASI DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRACEABILITY RISIKO RANTAI PASOK GULA RAFINASI DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRACEABILITY Maria Ulfah Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Email : maria67_ulfah@yahoo.com Abstrak. Dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi pemecahan masalah adalah serangkaian urutan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk digunakan sebagai pedoman

Lebih terperinci

Studi Implementasi Model House of Risk (HOR) untuk Mitigasi Risiko Keterlambatan Material dan Komponen Impor pada Pembangunan Kapal Baru

Studi Implementasi Model House of Risk (HOR) untuk Mitigasi Risiko Keterlambatan Material dan Komponen Impor pada Pembangunan Kapal Baru JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (216) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) G52 Studi Implementasi Model House of Risk (HOR) untuk Mitigasi Risiko Keterlambatan Material dan Komponen Impor pada Pembangunan

Lebih terperinci

5/25/16 Manajemen Proyek IT - Universitas Mercu Buana Yogyakarta

5/25/16 Manajemen Proyek IT - Universitas Mercu Buana Yogyakarta Dosen Pengampu: Anief Fauzan Rozi, S.Kom., M.Eng. Phone/WA: 0856 4384 6541 PIN BB: 29543EC4 Email: anief.umby@gmail.com Website: http://anief.mercubuana- yogya.ac.id 5/25/16 Manajemen Proyek IT - Universitas

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG

PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG 1 Febriarto Adhi Wiwoho 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Jalan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009 ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penelitian. Simpulan dan saran dibuat berdasarkan hasil penelitian dan. pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.

BAB V PENUTUP. penelitian. Simpulan dan saran dibuat berdasarkan hasil penelitian dan. pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. BAB V PENUTUP Bab lima berisi simpulan, saran atau rekomendasi dan keterbatasan penelitian. Simpulan dan saran dibuat berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

Bab III. Metodologi Penelitian. digunakan dalam penyelesaian masalah pada PT. Calvin Metal Products.

Bab III. Metodologi Penelitian. digunakan dalam penyelesaian masalah pada PT. Calvin Metal Products. 40 Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka berpikir adalah rangkaian urutan-urutan langkah yang disusun secara sistematis dan dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian, berikut

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV. Kembar Jaya merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pengecoran dan menghasilkan berbagai jenis produk berbahan logam (jenis produk yang diproduksi sesuai dengan pesanan). Pengecoran

Lebih terperinci

Penilaian Risiko pada Mesin Pendingin di Kapal Penangkap Ikan dengan Pendekatan FMEA

Penilaian Risiko pada Mesin Pendingin di Kapal Penangkap Ikan dengan Pendekatan FMEA Penilaian Risiko pada Pendingin di Kapal Penangkap Ikan dengan Pendekatan FMEA 1 Yuniar E. Priharanto, 1 M. Zaki Latif A., 1 Akhmad Nurfauzi, 2 Rahmad Surya HS. 1. Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong,

Lebih terperinci

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA!

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA! ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA! ANALISIS DAN MITIGASI RISIKO SUPPLY CHAIN PADA CV. APAISER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) SKRIPSI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI ABSTRAK PT Kandakawana Sakti bergerak pada bidang pengecatan yang berspesialisasi pada pengecatan body motor Honda. Penelitian ini diawali dengan masalah tingginya produk cacat yang dihasilkan dan kegagalan

Lebih terperinci

ANALISA RESIKO DALAM USAHA MENGELOLA FAKTOR RESIKO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK JADI

ANALISA RESIKO DALAM USAHA MENGELOLA FAKTOR RESIKO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK JADI ANALISA RESIKO DALAM USAHA MENGELOLA FAKTOR RESIKO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK JADI Ni Luh Putu Hariastuti Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jurusan Teknik Industri Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan mempermudah proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang diperoleh. Penelitian

Lebih terperinci

Pengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d.

Pengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d. Pengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d. Langkah Tindakan Persamaan Hasil 1 Proses apa yang ingin diketahui? Produk kacang garing 2 Berapa jumlah Standart inventory (safety stock )?

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko ialah kegagalan mempertahankan biaya, waktu dan mencapai kualitas serta keselamatan kerja. Risiko

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN DI PT. XYZ TUGAS SARJANA DEA DARA DAFIKA SIAGIAN NIM.

PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN DI PT. XYZ TUGAS SARJANA DEA DARA DAFIKA SIAGIAN NIM. PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE) DAN LEAN SIX SIGMA DI PT. XYZ TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL RANTAI PASOK (SUPPLY CHAIN) MATERIAL UNTUK KAPAL. Budiawan Program Magister Bidang Keahlian Teknik Produksi

PENGEMBANGAN MODEL RANTAI PASOK (SUPPLY CHAIN) MATERIAL UNTUK KAPAL. Budiawan Program Magister Bidang Keahlian Teknik Produksi PENGEMBANGAN MODEL RANTAI PASOK (SUPPLY CHAIN) MATERIAL UNTUK MEMINIMALKAN RISIKO PADA GALANGAN KAPAL Budiawan Program Magister Bidang Keahlian Teknik Produksi dan Material Kelautan, ITS Surabaya Mei 2010

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT KHI Pipe Industry bergerak pada produksi pipa. Penelitian ini diawali dengan bahwa masih terdapat keterlambatan pengiriman pada pelanggan yang mencapai 15% dari total pengiriman yang dilakukan

Lebih terperinci

Risiko Kode Frequency Severity Penggunaan kapasitas tidak optimal A Often A (pengkodean digunakan untuk memudahkan pemetaan risiko)

Risiko Kode Frequency Severity Penggunaan kapasitas tidak optimal A Often A (pengkodean digunakan untuk memudahkan pemetaan risiko) Tabel 4.6 Risiko Manajemen Alat Produksi Risiko Kode Frequency Severity Penggunaan kapasitas tidak optimal A Often A (pengkodean digunakan untuk memudahkan pemetaan risiko) 2. Risiko Pengembangan Infrastruktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dijabarkan tentang tinjauan pustaka yang digunakan sebagai acuan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. II.1 Sejarah FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) Didalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu, agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PELAYANAN PERBAIKAN GANGGUAN LISTRIK BERDASARKAN METODE SIX SIGMA DI PT. PLN (PERSERO) UNIT PELAYANAN DAN JARINGAN NGAGEL

ANALISIS KINERJA PELAYANAN PERBAIKAN GANGGUAN LISTRIK BERDASARKAN METODE SIX SIGMA DI PT. PLN (PERSERO) UNIT PELAYANAN DAN JARINGAN NGAGEL ANALISIS KINERJA PELAYANAN PERBAIKAN GANGGUAN LISTRIK BERDASARKAN METODE SIX SIGMA DI PT. PLN (PERSERO) UNIT PELAYANAN DAN JARINGAN NGAGEL Handoyo Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 57 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan seperti tabel dibawah ini : Tabel 3.1 Jenis-jenis Penelitian menurut Tujuan, Metode,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Kerja Perancangan kerja merupakan disiplin ilmu yang dirancang untuk memberikan pengetahuan mengenai prinsip dan prosedur yang harus dilaksanakan dalam upaya memahami

Lebih terperinci

DESIGN FRAMEWORK QUALITY RISK MANAGEMENT FOR SUPPLY CHAIN AT PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA, SURABAYA PLANT

DESIGN FRAMEWORK QUALITY RISK MANAGEMENT FOR SUPPLY CHAIN AT PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA, SURABAYA PLANT DESIGN FRAMEWORK QUALITY RISK MANAGEMENT FOR SUPPLY CHAIN AT PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA, SURABAYA PLANT Anantamurti. Hapsari 1), I Nyoman Pujawan 2) dan Putu Dana Karningsih 2) Fakultas Teknik Industri,Institut

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 93 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan diberikan kesimpulan serta saransaran yang diharapkan akan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dipt.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Risiko Risiko (risk) menurut Robinson dan Barry (1987) adalah peluang terjadinya suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis sebagai

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1. Analisa Prioritas perbaikan proses Dyno dengan metode FMEA Setelah diketahui berbagai kendala dan hambatan dalam pencapaian target WIP diproses Dyno, maka perlu dibuatkan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PENINGKATAN KUALITAS SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

ANALISIS DAN PENINGKATAN KUALITAS SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) ANALISIS DAN PENINGKATAN KUALITAS SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Luluk Suryani 1), Daniel O. Siahaan 2), dan Indung Sudarso 3) 1) dan 3) Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan apartemen adalah salah satu pembangunan yang menimbulkan risiko tinggi bagi proyek tersebut maupun lingkungan sekitarnya dibandingkan dengan pembangunan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN KUISIONER PENILAIAN KEJADIAN RISIKO (RISK EVENT) DATA RESPONDEN Nama : Umur : Jenis Kelamin : Bagian : PETUNJUK PENILAIAN Melalui kuesioner akan diketahui kemungkinan dampak yang akan terjadi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA Mochammad Damaindra, Atikha Sidhi Cahyana Program studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan kriteria optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi kualitas produksi pipa pada perusahaan ini yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,

Lebih terperinci

USULAN TINDAKAN DALAM UPAYA MENGURANGI POTENSIAL COUSES KEGAGALAN PROSES PRODUKSI PADA CV TRIJAYA MULIA

USULAN TINDAKAN DALAM UPAYA MENGURANGI POTENSIAL COUSES KEGAGALAN PROSES PRODUKSI PADA CV TRIJAYA MULIA USULAN TINDAKAN DALAM UPAYA MENGURANGI POTENSIAL COUSES KEGAGALAN PROSES PRODUKSI PADA CV TRIJAYA MULIA Albertus Daru D. 1), Suhendro Purnomo 2) 1,2) Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai 45 METODA PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Semakin ketatnya persaingan produk agroindustri pangan merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM PDAM KECAMATAN KOTA KABUPATEN SUMENEP

STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM PDAM KECAMATAN KOTA KABUPATEN SUMENEP STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM PDAM KECAMATAN KOTA KABUPATEN SUMENEP Dedi Falahuddin 1 dan Wahyono Hadi 2 1 Mahasiswa Program Magister Teknik Prasarana Lingkungan Permukiman,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI 56 BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI Pada Bab ini dibahas tahap Analyze (A), Improve (I), dan Control (C) dalam pengendalian kualitas terus menerus DMAIC sebagai langkah lanjutan dari kedua tahap sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Setiap produk diharapkan dapat memenuhi kebutuhankebutuhan konsumen. Salah satu hal yang menjadi kebutuhan konsumen yaitu kualitas produk yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 4.1. Menentukan Nilai Severity, Occurrence, Detection dan RPN 4.1.1 Oli dan Filter Hidrolik Kotor Kerusakan pada oli dan filter hidrolik dapat menyebabkan kenaikan temperature

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur

Lebih terperinci

Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal)

Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal) Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal) Anggita Hardiastuty1 *, Galih Anindita 2, Mades D. Khairansyah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin memperlihatkan kemajuan dan peningkatan pada semua aspek.

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin memperlihatkan kemajuan dan peningkatan pada semua aspek. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Perkembangan dunia otomotif kendaraan bermotor roda empat semakin memperlihatkan kemajuan dan peningkatan pada semua aspek. Diantaranya, yang pertama dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Manajemen Operasi 2.1.1 Konsep Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan salah satu fungsi bisnis yang sangat berperan penting dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS METODOLOGI

BAB III ANALISIS METODOLOGI BAB III ANALISIS METODOLOGI Pada bagian ini akan dibahas analisis metodologi pembangunan BCP. Proses analisis dilakukan dengan membandingkan beberapa metodologi pembangunan yang terdapat dalam literatur

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN PRIORITAS KERUSAKAN JEMBATAN STUDI KASUS RUAS JALAN MUARA TEMBESI MUARA BULIAN MANDALO DARAT PROVINSI JAMBI

ANALISIS PENENTUAN PRIORITAS KERUSAKAN JEMBATAN STUDI KASUS RUAS JALAN MUARA TEMBESI MUARA BULIAN MANDALO DARAT PROVINSI JAMBI ANALISIS PENENTUAN PRIORITAS KERUSAKAN JEMBATAN STUDI KASUS RUAS JALAN MUARA TEMBESI MUARA BULIAN MANDALO DARAT PROVINSI JAMBI Jaja 1), Putu Artama Wiguna 2) dan Sumino 3) 1)Program Magister Manajemen

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013 ANALISIS DAN MITIGASI RISIKO PADA PROSES PENGADAAN BARANG DAN JASA DENGAN PENDEKATAN METODE INTERPRETIVE STRUCTURAL MODELLING (ISM), ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP), DAN HOUSE OF RISK (HOR) Chendrasari

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET Ronaldus Soegiarto dan Mahendrawathi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: ronaldus04@yahoo.com

Lebih terperinci

Analisis Risiko Rantai Pasok Beton Ready Mix pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya

Analisis Risiko Rantai Pasok Beton Ready Mix pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya Jurnal APLIKASI Volume 14, Nomor 2, Agustus 2016 Analisis Rantai Pasok Beton Ready Mix pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya Cahyono Bintang Nurcahyo, I Putu Artama Wiguna Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci