APA KABAR DAYASAING BUAH KITA? M. Firdaus dan Yayah K. Wagiono 1)
|
|
- Ade Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 APA KABAR DAYASAING BUAH KITA? M. Firdaus dan Yayah K. Wagiono 1) Dua bulan belakangan kita dipuaskan oleh suplai beragam jenis mangga, yang dapat diperoleh dengan harga sangat terjangkau. Sampai empat bulan ke depan kita masih akan disuguhi secara bergantian rambutan, manggis, durian dan mungkin duku. Seperti juga di Malaysia atau Thailand, pada enam bulan sepanjang tahun, misalnya konsumen dimanjakan oleh suplai durian dengan harga yang sangat murah, kurang dari seperempat harga durian di pasar kita. Dan tentu beragam jenis buah lain pada saat ayng berbeda. Pada saat yang lain pemandangan di sepanjang pinggir jalan perkotaan mungkin banyak diisi oleh buah impor semacama lengkeng, pear dan apel. Meskipun data menunjukkan impor buah sekitar dua setengah persen dari total kuantitas buah yang dikonsumsi konsumen dalam negeri, namun penetrasi yang sudah menjangkau daerahdaerah terpencil menyebabkan kekhawatiran yang mendalam. Bila dikonversi ke rupiah, impor sebesar itu setara dengan sekitar delapan persen dari nilai produksi buah nasional. Dengan mudahnya buah impor ditemui baik di supermarket, pasar tradisional, toko-toko buah dan kios buah di sepanjang jalan. Selain itu laju perkembangan nilai impor buah mencapai lebih dari dua puluh persen selama pasca krisis. Impor buah merupakan masalah?? Bahwa konsumen menginginkan variasi jenis buah yang dikonsumsi, dari buahbuahan tropik ke sub tropik ataupun konsumen sub tropik ke buah-buahan tropik adalah hal yang wajar. Hal tersebut baru menjadi masalah bila proporsi konsumsi terhadap buah impor semakin lama semakin besar dan mendesak proporsi konsumsi buah nasional, yang akan berdampak menekan kemajuan industri perbuahan nasional. Akhir-akhir ini pasar buah nasional mendapatkan tekanan buah impor; masuknya buah impor menjadi pesaing potensial karena adanya peluang pangsa pasar di Indonesia. Buah impor mempunyai karakteristik mutu yang seragam dan shelf-life lebih lama, yang menjadikan dayasaingnya di pasar lebih besar. Para importir buah 1 Keduanya adalah peneliti Pusat Kajian Buah Tropika dan dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB
2 mendapatkan pasokan buah dari luar negeri dengan memanfaatkan beberapa kelemahan atribut buah tropik misalnya warna kurang menarik, ukuran tidak seragam, dan citarasa yang tidak konsisten. Buah-buahan impor yang sebagian besar berasal dari daerah sub-tropik dengan tampilan fisik baik warna maupun keseragaman ukuran dan konsistensi rasa yang prima, segera dapat menarik konsumen, disukai pedagang karena memiliki shelf-life yang lama. Pada awalnya konsumen kurang berminat dalam mengkonsumsi buahbuahan impor karena harga yang mahal, namun akhir-akhir ini harga buah impor relatif murah. Jeruk, pear dan apel impor harganya relatif bersaing dengan harga buah-buahan nasional, oleh karena itu perkembangan permintaan untuk ketiganya sangat pesat. Tidak mengherankan apabila laju perkembangan total nilai buah impor sedemikian besar. Besarnya potensi permintaan penduduk Indonesia untuk jeruk, pear, lengkeng, apel bahkan durian impor telah lama diantisipasi dan dikembangkan oleh negara-negara sub-tropik. Dayasaing yang tinggi dimungkinkan oleh dukungan sistem pengepakan, sistem distribusi dan kemudahan persyaratan pembayaran dari importir kepada eksportir di negara asal. Target pasar buah impor awalnya adalah golongan berpendapatan menengah ke atas melalui supermarket dan gerai khusus buah, namun faktanya sekarang sudah masuk ke gerai pasar tradisional. Para importir buah-buahan sub-tropik umumnya pemodal kuat, sehingga mereka mempunyai fasilitas gudang penyimpanan yang berpendingin. Kondisi ini juga telah meningkatkan dayasaing buah impor, karena importir dapat mengatur kapan, kemana dan bagaimana cara pemasaran yang paling tepat untuk memperoleh tingkat keuntungan yang optimal. Berlakunya perjanjian perdagangan bebas semisal AFTA, FTA Asean-China dan APEC akan merupakan fasilitas untuk mempermudah mendatangkan jeruk, pear dan apel impor serta jenis buah-buahan sub-tropik lainnya. Dalam jangka panjang keadaan ini dihawatirkan merupakan kendala besar bagi perkembangan industri hortikultura buah-buahan tropika Indonesia. Pengalaman pahit industri jagung yaitu pengadaan jagung impor untuk kebutuhan industri pakan lebih murah dan lebih praktis daripada industri dalam negeri sendiri janganlah terjadi pada industri buah-buahan. 2
3 Apa itu Dayasaing Buah? Suatu bangsa dituntut untuk meningkatkan dayasaingnya secara terus-menerus. Secara agregat dayasaing dapat diukur dari pangsa pasar produk yang dihasilkan negara tersebut dari total keseluruhan produk yang diperdagangkan di pasar internasional. Lebih menyempit pada aras industri, dayasaing dapat diartikan ukuran kemampuan suatu produk untuk menempati suatu posisi tertentu dalam persepsi konsumen sehingga dapat terjual di pasar walaupun ada produk lain yang sejenis. Dengan demikian sistem produksi dan distribusinya dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan dinamika kualitas sesuai tingkat penerimaan konsumen. Beberapa buah nasional tertentu seperti mangga dan jeruk sebenarnya sudah mempunyai posisi yang baik dalam benak konsumen, pedagang dan petani buah-buahan nasional. Bagi konsumen, untuk keduanya tidak ada masalah penerimaan dari sisi rasa. Disamping itu jeruk mudah dikonsumsi tanpa alat pengupas. Hal ini ditunjukkan antara lain oleh volume penjualan mangga hampir di setiap musim panen bulan September sampai dengan Desember di tingkat retail dapat mengalahkan volume berbagai buah impor seperti apel dan anggur. Dalam pandangan petani dan pedagang, posisi jeruk dan mangga sudah baik, tercermin dari adanya motivasi petani untuk membudidayakan jeruk dan mangga secara swadaya maupun mengikuti proyek pemerintah. Walaupun demikian masih perlu ditingkatkan proporsi produk yang berkualitas tinggi, antara lain melalui penerapan sistem jaminan mutu, untuk meningkatkan dayasaing kedua komoditas tersebut. Pada saat ini produk berkualitas tinggi diperoleh hanya sekedar dari seleksi terhadap buah yang diproduksi dengan sistem produksi tradisional. Idealnya, mutu buah yang tinggi seharusnya sudah dirancang pada setiap tahap proses produksi. Untuk meningkatkan pasokan buah-buahan, Departemen Pertanian dengan berbagai proyek seperti telah melakukan perluasan areal tanam buah, termasuk mangga dan jeruk dalam skala yang luas. Diperkirakan produksi mangga dan jeruk dari proyek tersebut akan mencapai lebih dari ton pada tahun Apalagi kalau ada program peningkatan kualitas dengan penerapan sistem jaminan mutu. Dari semua kondisi di atas, yang diperlukan kemudian adalah bagaimana mengatur strategi secara terpadu untuk meningkatkan posisi buah-buahan nasional agar menjadi primadona buah-buahan unggulan nasional pada setiap musimnya. Sementara 3
4 itu, di tingkat petani dan pedagang upaya meningkatkan dayasaing selain melalui peningkatan mutu produk juga dicapai dengan peningkatan produktivitas dalam rangka peningkatan volume pasokan untuk menekan harga, sehingga lebih mampu bersaing menghadapi buah impor dan tetap menguntungkan petani produsen. Fakta tentang Dayasaing Buah Nasional Perbaikan kualitas buah nasional merupakan suatu tuntutan, baik untuk memenuhi konsumsi domestik yang semakin ditantang oleh saingan buah impor, maupun untuk tujuan ekspor. Pemahaman terhadap konsep dayasaing dirasakan masih belum menyeluruh. Secara normatif bagaimana posisi dayasaing buah nasional sudah banyak dibicarakan, namun bagaimana posisi tersebut secara kuantitatif belum dikemukakan. Dayasaing secara langsung terkait dengan penerapan manajemen jaminan mutu, namun secara konseptual dan praktek belum diberi nilai yang baik. Telah teridentifikasi bahwa faktor yang menyebabkan terjadinya hal tersebut diantaranya adalah pertama, minimnya penerapan manajemen jaminan mutu (quality assurance management) baik di tingkat petani, pedagang pengumpul maupun eksportir. Akibatnya tidak jarang buah Indonesia mendapat penolakan pada saat diekspor ke luar negeri atau kalah bersaing di dalam pasar domestik. Sedangkan di dalam negeri, buah impor yang semula masuk mengisi permintaan spekulatif pada saat suplai buah unggulan nasional kurang, dan telah memiliki atribut-atribut yang sudah sesuai dengan keinginan konsumen akhirnya mampu menyaingi buah nasional. Kedua adalah belum efisiennya sistem pemasaran dan adanya bias dalam beberapa kebijakan perdagangan. Beberapa upaya masih dapat dilakukan untuk menyempurnakan sistem pemasaran yang sudah ada. Kelemahan tersebut ada kaitannya dengan sistem produksi untuk hampir semua jenis komoditas buah-buahan tropik di Indonesia. Kelemahan subsistem produksi tersebut juga berlanjut kepada subsistem pemasaran di dalam negeri sampai ekspor. Faktor ketiga terkait dengan aspek kemitraan antara pelaku pemasaran dengan para produsen. Selama ini beberapa model kemitraan telah dicobakan pada berbagai jenis buah-buahan namun kelihatannya masih kurang berhasil. Secara teoritis integrasi melalui kemitraan diharapkan dapat membawa beberapa hal positif, seperti petani 4
5 mempunyai jaminan pasar, suplai dapat dikelola dengan baik, skala usaha menjadi lebih besar serta pembentukan harga menjadi lebih transparan. Studi Pusat Kajian Buah-buahan Tropika IPB menunjukkan bahwa kekhawatiran rentannya buah nasional terhadap intrusi buah impor cukup beralasan, karena importir dengan mudah dapat mendatangkan berbagai jenis buah impor ke dalam negeri sepanjang waktu. Anggur sebagian besar didatangkan dari USA pada bulan Januari September; sedangkan pada bulan September Desember lebih banyak dari Australia. Demikian pula untuk jeruk, bulan Mei merupakan waktu puncak importir mendatangkan suplai dari Pakistan; diikuti kemudian bulan Juli, Agustus dan November dari Cina dan Australia. Dari data pasokan buah di supermarket dan Pasar Induk Kramatjati diketahui bahwa bulan Mei sampai dengan Agustus merupakan waktu yang paling rawan terhadap masuknya buah impor. Dengan menggunakan beberapa kriteria yaitu tingkat keterjualan produk di pengecer, fluktuasi harga dan kontinuitas suplai ke pasar, hasil studi menunjukkan urutan peringkat dayasaing buah nasional terhadap buah impor dengan mengambil kasus mangga dan jeruk di beberapa supermarket Bogor dan Pasar Induk Kramatjati. Mangga Arumanis berada pada peringkat keenam di supermarket untuk data sepanjang tahun, sedangkan jeruk Medan super berada pada peringkat keempat. Apel Royal Gala Perancis dan Jeruk Honey Murcott Australia masing-masing menempati peringkat pertama dan kedua. Namun posisi ini berubah pada saat musim mangga pada bulan September dan Oktober. Pada waktu tersebut, dayasaing mangga yang berkualitas baik naik ke peringkat kedua setelah Jeruk Honey Murcott Australia. Pengamatan di pasar induk menunjukkan mangga menempati peringkat dayasaing pertama untuk data sepanjang tahun. Pengamatan yang lebih mendalam terhadap mutu buah nasional teridentifikasi beberapa masalah yang secara umum ditemukan baik di pasar modern maupun tradisional. Masalah menyolok adalah cacat kulit, memar, warna tidak seragam dan tidak merata, kematangan tidak tepat, ukuran tidak seragam, citarasa kurang sesuai, busuk dan kesan higienis yang rendah. Diduga masalah tersebut muncul karena kelemahan dalam aspek budidaya (produksi) dan pemasaran. Petani masih belum melakukan budidaya tanaman dengan baik. Hal ini didorong oleh beberapa alasan, pertama petani tidak mempunyai motivasi yang cukup untuk menghasilkan buah 5
6 bermutu, karena di tingkat petani (farm gate) mutu tidak menentukan harga; tengkulak membeli buah dari petani dengan sistem borongan tanpa melihat kualitas. Apabila ada beda harga berdasarkan mutu, petani akan terdorong pula untuk meningkatkan mutu buahnya. Misalnya pada kasus mangga Gedong di Majalengka, karena mangga Gedong berkualitas tinggi dibayar mahal oleh tengkulak, maka petani berusaha keras memperbaiki teknik budidaya mangga, agar produknya menjadi Gedong Gincu yang berkualitas tinggi. Kedua, petani tidak tahu atau tidak terbiasa dengan praktek budidaya pohon buah dengan baik. Banyak petani yang beranggapan bahwa tanpa pemeliharaanpun pohon buah mereka akan berproduksi. Hampir semua petani tidak tahu mengenai Sistem Jaminan Mutu pada buah-buahan, padahal pemeliharaan pohon yang baik memerlukan pengetahuan dan disiplin yang ketat. Ketiga, petani tidak mempunyai cukup uang untuk membeli sarana produksi (pupuk, pestisida) dan membayar upah tenaga kerja. Keempat, sebagian besar pohon buah-buahan seperti mangga adalah tanaman pekarangan yang bukan merupakan tanaman pokok, sehingga kurang mendapat perhatian. Untuk aspek pemasaran, temuan terhadap berbagai aktivitas pedagang yang dianggap berpengaruh langsung terhadap dayasaing buah nasional terutama pada aktivitas petik, sortasi dan grading, pengemasan dan pengangkutan. Diduga penyebab masih rendahnya mutu buah nasional diakibatkan oleh praktek penanganan buah yang tidak tepat oleh pedagang. Sebagian besar pedagang melakukan pemetikan di kebun petani secara serentak, tanpa melihat derajat kematangan untuk keseluruhan buah, yang seharusnya pemanenan dilakukan secara bertahap. Cara panen juga tidak sempurna, misalnya waktu panen yang tidak selalu pada pagi hari; buah yang sudah dipanen seringkali dibiarkan terkena panas matahari tanpa peneduh dan ditumpuk sembarangan; cara sortasi dilakukan dengan tangan dan kemudian dilempar ke keranjang sesuai dengan kelompok gradenya dan pengemasan yang tidak handly, seperti dengan keranjang bambu bervolume kg per kemasan. Selama proses pengangkutan, pedagang banyak yang suka duduk atau tiduran diatas muatan, hal ini menyebabkan besarnya volume produk yang rusak selama diangkut. Penanganan pasca panen seperti pencucian dan pelilinan hampir tidak dilakukan. Bahkan di pasar swalayan terkenal, produk mangga dan jeruk dijual dalam kondisi yang kotor, dan terkesan kurang higienis. 6
7 Apa yang Masih dapat Kita Lakukan? Menghadapi tantangan intrusi buah impor dalam kondisi perdagangan dunia yang semakin bebas, perlu disusun beberapa alternatif strategi. Strategi ini berdasarkan analisis bahwa saat ini buah nasional masih merupakan market leader dalam pasar buah domestik dan harus dipertahankan, bahkan ditingkatkan walaupun ada serbuan buah impor dimasa yang akan datang. Strategi diarahkan pada upaya bagaimana mempertahankan pangsa pasar, ekspansi pasar dan memperbesar ukuran pasar yang meliputi keempat bauran pemasaran yaitu strategi produk, harga, distribusi dan promosi. Dari sisi mutu, strategi ini mengarah pada catch-up strategy terhadap produsen buah impor yang telah sejak lama menerapkan strategi dalam industri perbuahan mereka. Strategi dapat dijabarkan dalam strategi produk, harga, distribusi dan promosi. Untuk produk, ada dua strategi besar yang dapat dilakukan, yaitu perbaikan kualitas dan pengembangan produk. Pertama, memperbaiki kualitas buah pada tanamantanaman yang sudah menghasilkan, dengan teknologi budidaya dan teknologi pasca panen yang baik dan terpadu. Untuk mencegah terjadinya masalah mutu, bukan pekerjaan yang mudah; untuk itu diperlukan pelatihan pada petani dan pemantauannya. Banyak penyebab masalah mutu yang merupakan kejadian yang biasa dihadapi oleh petani, dan karenanya petani tidak menyadari hal itu merupakan masalah. Karena itu pelatihan teknik budidaya yang baik, dengan model sekolah lapangan PHT, sangat diperlukan. Aspek yang perlu dilatihkan tidak semata-mata teknik budidaya, tetapi juga pelatihan mental yang dapat menyadarkan bahwa praktek budidaya tersebut diperlukan untuk meningkatkan mutu dan produktivitas, pelatihan kedisiplinan dan pelatihan ketrampilan untuk melakukan aktivitas tersebut. Untuk itu pemberdayaan penyuluh hortikultura juga sangat diperlukan. Peran penyuluh hortikultura dalam peningkatan mutu buah-buahan sangat besar, padahal penyuluh pertanian yang ada pada saat ini semula disiapkan sebagai penyuluh tanaman pangan. Untuk itu peningkatan kemampuan penyuluh pertanian menjadi penyuluh hortikultura perlu dilakukan. Terkait hal tersebut untuk teknologi pasca panen, penyuluhan sebaiknya diberikan kepada para penebas serta para pedagang dan terutama pada tukang petik, karena mereka yang melakukan pemanenan dan penjualan kepada pedagang tingkat kecamatan dan tingkat kabupaten. Materi penyuluhan mencakup kriteria petik sampai penanganan segar. 7
8 Kedua, pengembangan produk dilakukan antara lain dengan mengidentifikasi dan mendaftar tanaman yang menghasilkan kualitas yang baik yang akan dijadikan pohon induk untuk program perbanyakan tanaman. Selain itu juga perlu mengidentifikasi dan mendaftar tanaman yang berbuah lebih awal (early variety) dan berbuah lebih akhir (late variety), untuk digunakan sebagai pohon induk khusus. Pohonpohon unggul tersebut juga dapat digunakan sebagai bahan entres bagi top working untuk pohon-pohon yang jelek mutunya, dan memperpanjang suplai buah ke pasar. Hal ini dilengkapi dengan pengembangan teknologi produksi buah di luar musim. Sebagai contoh suplai mangga di pasar modern maupun pasar tradisional tersedia pada bulan Juni- Januari, dengan puncak panen pada bulan September - Desember. Jadi masih ada kekosongan dari bulan Februari sampai Mei. Dengan adanya teknologi produksi buah di luar musim kekosongan suplai mangga pada bulan-bulan tersebut diharapkan dapat diatasi tanpa menggantungkan teknologi penyimpanan dengan lemari berpendingin, karena biaya listrik yang relatif mahal. Diharapkan dalam tiga tahun apabila program ini dilaksanakan, maka suplai akan bertambah dan proposi buah berkualitas tinggi juga akan meningkat, dan waktu kosong di pasar memendek. Selain itu diperlukan identifikasi varietas buah nasional unggulan yang ada di daerah selain yang selama ini telah populer seperti jeruk Keprok Soe, mangga Gedong Sulungan dll. yang adaptif pada lokasi spesifik, dan segera dipopulerkan dengan keistimewaan yang dimilikinya. Ke depan strategi pengembangan produk dapat dilakukan dengan penelitian-penelitian tentang pemuliaan untuk mendapatkan buah nasional yang dengan kualitas buah yang ideal dengan produktivitas yang tinggi. Untuk harga terdapat tiga alternatif strategi. Pertama dapat dilakukan dengan cara meningkatkan produktivitas pohon, berarti memperbesar suplai sehingga harga turun. Diharapkan golongan konsumen yang jarang mengkonsumsi buah nasional menjadi mengkonsumsi lebih sering dan yang belum mengkonsumsi menjadi mengkonsumsi; sehingga walaupun harga turun petani masih memeperoleh peningkatan pendapatan. Kedua, biaya pengangkutan masih tinggi dan juga keuntungan ditingkat pedagang pengumpul tingkat desa dan tingkat kecamatan masih besar. Hal ini dapat dihindarkan dengan melaksanakan pasar lelang di sentra-sentra produksi pada saat-saat musim panen. Diharapkan pembentukan harga menjadi lebih transparan, sehingga harga di pasar berikutnya menjadi lebih murah. Pasar lelang ini dapat dikelola koperasi petani 8
9 dan apabila diperlengkapi dengan alat komunikasi yang memadai maka dia dapat berhubungan langsung dengan pedagang kabupaten atau pasar terminal semacam pasar induk, sehingga jalur pemasaran dapat diperpendek. Ketiga, strategi harga juga dapat dilakukan dengan penerapan grading. Ternyata di supermarket harga premium dikenakan pada produk-produk yang berlabel yaitu mangga yang berasal dari pekebun besar, sementara produk dari petani yang tidak berlabel harganya relatif murah. Seperti Gedong Gincu walaupun tidak berlabel dan seluruh produknya berasal dari petani harganya hampir bersaing dengan harga anggur Red Globe. Ini menunjukkan bahwa buah yang dipanen matang di pohon mendapat penghargaan dari konsumen dengan tingkat harga yang tinggi. Jadi apabila mangga yang diproduksikan petani dengan jaminan kualitas buah dan pemanenan yang tepat waktu dapat diberi label (jelas kualitas serta destination of origin-nya). Perbaikan sistem distribusi dilakukan melalui dua alternatif strategi. Strategi distribusi dapat dilakukan dengan membina distributor yang mempunyai kemampuan untuk memindahkan produk, mencari pelanggan dan menerapkan sistem pembayaran dan pemesanan secara berkala. Calon pelanggan dari distributor adalah para kios buah di pinggir jalan yang ternyata merupakan gerai buah yang menyediakan buah kualitas baik dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan pasar modern. Sistem distribusi yang selama ini dilakukan coca-cola dan diadopsi oleh semua minuman, sangat efektif untuk distribusi dalam rangka penyediaan produk tepat waktu dan tempat kepada konsumen. Program yang dilakukan hanyalah menyediakan kendaraan dan bekerjasama dengan pasar terminal, kemudian dengan pola distribusi tertentu menyampaikan produk kepada kios-kios pelanggan, contohnya yang sudah dilakukan pada duku palembang. Ini akan dengan cepat membantu menahan serangan buah impor di tingkat pengecer. Kedua, di tingkat retail terkait juga dengan strategi produk, perlu dilakukan pengembangan lini untuk display buah khususnya di supermarket. Buah nasional harus diupayakan lebih dari satu jenis berjejer dengan buah impor sehingga meningkatkan keterpaparan konsumen terhadap buah nasional yang dapat mempengaruhi keputusan pembeliannya Terakhir untuk promosi terdapat tiga alternatif strategi. Pertama, kebanyakan buah nasional merupakan produk generik, maka pemerintah bertugas untuk mencarikan kerjasama dengan perusahaan nasional yang loyal dan prihatin akan keterpurukan 9
10 ekonomi bangsa, dan bersedia mengiklankan buah-buahan nasional. Biaya iklan relatif mahal apabila sepenuhnya harus dibayar swasta. Karena itu biaya iklan harus dibantu dari layanan masyarakat dari TV swasta dan TV pemerintah, serta radio-radio dan media cetak, dan billboard-billboard di jalan-jalan dan tempat-tempat yang strategis. Kedua, promosi yang berkaitan dengan pendidikan konsumen juga penting, seperti penyebaran informasi jenis-jenis buah yang lebih juicy atau crunchy, kandungan gizi dll. misalnya melalui layanan telpon bebas pulsa yang disponsori oleh institusi swasta dan pemerintah. Membangkitkan kesadaran kosumen akan industri buah nasional yang menyangkut hajat hidup petani perlu dilakukan misalnya melalui penyebaran tagline Pastikan setiap rupiah yang Anda keluarkan menguntungkan petani Indonesia. Ketiga, dikembangkannya data-base buah-buahan, yang mencakup semua aspek mengenai agribisnis buah-buahan, seperti tingkat produksi dan produktivitas, kualitas produk, penyebaran produk sepanjang tahun dan fluktuasi harga. Untuk meningkatkan manfaat data-base tersebut bagi pelaku usaha buah-buahan, perlu dikembangkan sistem informasi, baik melalui penyediaan fasilitas maupun pengembangan kelembagaan. Penutup Berbagai upaya di atas menuntut kerja keras. Pada saat yang bersamaan negaranegara produsen lain juga melakukan hal yang sama, bahkan sudah lebih jauh. Upaya peningkatan dayasaing memang sudah dikerjakan oleh berbagai instansi pemerintah, perguruan tinggi maupun swasta. Namun berbagai upaya tersebut masih bersifat parsial. Untuk itu harus digarap bersama dan fokus. 10
BAB I PENDAHULUAN. globalisasi berarti peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi membuat keterkaitan ekonomi nasional dengan perekonomian internasional menjadi makin erat. Dalam skala nasional, globalisasi berarti peluang pasar internasional
Lebih terperinciVIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan
VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS Faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan eksternal yang telah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah dan kondisi alam yang subur untuk pertanian. Sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya buah tropis yang melimpah yang bisa diandalkan sebagai kekuatan daya saing nasional secara global dan sangat menjanjikan. Buah tropis adalah
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis, oleh karena itu Indonesia memiliki keanekaragaman buah-buahan tropis. Banyak buah yang dapat tumbuh di Indonesia namun tidak dapat tumbuh
Lebih terperinciBAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.
BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO Pemasaran adalah suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. Kelompok
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang peranan penting bagi pembangunan pertanian di Indonesia. Fungsi buah-buahan sangat penting bagi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu komoditas pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan. Pengembangan hortikuktura diharapkan mampu menambah pangsa pasar serta berdaya
Lebih terperinciI PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki potensi yang besar dalam menghasilkan produksi pertanian. Hortikultura merupakan salah satu sub sektor pertanian yang mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat pula dikonsumsi dengan diolah terlebih dahulu. Buah-buahan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan termasuk dalam jenis tanaman holtikultura yang hasilnya dapat dikonsumsi langsung dalam kondisi mentah ataupun masak di pohon dan dapat pula dikonsumsi
Lebih terperincimemberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan agribisnis nasional diarahkan untuk meningkatkan kemandirian perekonomian dan pemantapan struktur industri nasional terutama untuk mendukung berkembangnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan produksi dan distribusi komoditi pertanian khususnya komoditi pertanian segar seperti sayur mayur, buah, ikan dan daging memiliki peran yang sangat strategis
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI
LAPORAN KEGIATAN KAJIAN ISU-ISU AKTUAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI Oleh: Erwidodo PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris yang beriklim tropis dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat cerah. Hortikultura
Lebih terperinci8.2. PENDEKATAN MASALAH
jeruk impor di Indonesia saat ini menjadi perhatian tersendiri bagi pemerintah. Jeruk impor sudah sampai ke lokasi konsumen di sentra produksi jeruk nusantara dengan harga yang lebih murah daripada jeruk
Lebih terperinciPENGELOLAAN RANTAI PASOK SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) HORTIKULTURA
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) HORTIKULTURA Prof.Ir. Sumeru Ashari, M.Agr.Sc, PhD FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Surabaya, 13-14 Nopember 2007 PENGERTIAN 1. SC: adalah sebuah sistem yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Perumusan Masalah Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima tahun ke depan (2010-2014), Kementerian Pertanian akan lebih fokus pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting. dalam pembangunan ekonomi, baik untuk jangka panjang maupun jangka
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek, khususnya untuk pemulihan ekonomi.
Lebih terperinciINSTRUKSI KERJA PENANGANAN PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU
PENANGANAN PENDAHULUAN Instruksi kerja merupakan dokumen pengendali yang menyediakan perintah-perintah untuk pekerjaan atau tugas tertentu dalam penanganan pascapanen mangga Gedong Gincu. 1. Struktur kerja
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional saat ini dihadapkan pada tantangan berupa kesenjangan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional saat ini dihadapkan pada tantangan berupa kesenjangan masalah kemiskinan dan tantangan dampak krisis ekonomi yang ditandai dengan tingginya tingkat
Lebih terperinciPeluang Usaha Budidaya Cabai?
Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Potensinya terbuka, baik pasar bebas maupun industri. Kebutuhan cabai perkapita (2013) adalah 5 Kg/ tahun. Dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa, maka
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM
BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM 5.1. Sejarah Singkat Wahana Farm Wahana Farm didirikan pada tahun 2007 di Darmaga, Bogor. Wahana Farm bergerak di bidang pertanian organik dengan komoditas utama rosela.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor pertanian tanaman pangan, merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan telah terbukti memberikan peranan penting bagi pembangunan nasional,
Lebih terperinciRenstra BKP5K Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN Revitalisasi Bidang Ketahanan Pangan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi yang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, taraf
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian tidak hanya mencakup kegiatan yang menghasilkan tanaman pangan saja, namun juga kegiatan yang bergerak dalam usaha untuk menghasilkan tanaman sayur-sayuran,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN menunjukkan bahwa masih rendahnya kepercayaan atau loyalitas konsumen
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin maraknya buah-buahan impor masuk ke pasar dalam negeri menunjukkan bahwa masih rendahnya kepercayaan atau loyalitas konsumen terhadap kualitas buah-buahan lokal.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komoditi. commit to user
digilib.uns.ac.id I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permintaan akan konsumsi buah-buahan di Indonesia semakin meningkat. Suhendra (2011) mengatakan bahwa setiap tahun konsumsi buah di Indonesia terus tumbuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia dan salah satu sumber pendapatan bagi para petani. Gula juga merupakan salah satu kebutuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agribisnis buah-buahan Indonesia saat ini dan masa mendatang akan banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses globalisasi, proses yang ditandai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. seperti China Asia Free Trade Area (CAFTA) dapat memperparah keadaan krisis
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional saat ini dihadapkan pada tantangan berupa kesenjangan masalah kemiskinan dan tantangan dampak krisis ekonomi yang ditandai dengan tingginya tingkat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sebagai penyedia bahan baku untuk sektor industri. Produksi sektor
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara agraris yang dalam penerapannya mengandalkan sektor pertanian dalam menopang serta sumber mata pencaharian bagi masyarakat. Sektor pertanian
Lebih terperinciPerkembangan luas panen buah-buahan di Indonesia dalam. lain disebabkan terjadinya peremajaan tanaman tua yang tidak produktif
A. LATAR BELAKANG Perkembangan luas panen buah-buahan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini cenderung mengalami penman, yang antara lain disebabkan terjadinya peremajaan tanaman tua yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan hortikultura meningkat setiap tahunnya, tetapi hal tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan hortikultura meningkat setiap tahunnya, tetapi hal tersebut tidak diimbangi dengan jumlah produksi yang memadai. Hal ini menunjukkan bahwa peluang untuk pengembangan
Lebih terperinciPERAN PEDAGANG PENGUMPUL DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA. Husnarti Dosen Agribisnis Faperta UMSB. Abstrak
PERAN PEDAGANG PENGUMPUL DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Husnarti Dosen Agribisnis Faperta UMSB Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pedagang di Kabupaten Lima Puluh Kota. Penelitian dilakukan
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 ANALISIS SISTEM PERBENIHAN KOMODITAS PANGAN DAN PERKEBUNAN UTAMA
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 ANALISIS SISTEM PERBENIHAN KOMODITAS PANGAN DAN PERKEBUNAN UTAMA Oleh : Bambang Sayaka I Ketut Kariyasa Waluyo Yuni Marisa Tjetjep Nurasa PUSAT ANALISIS SOSIAL EKONOMI
Lebih terperinciPengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan
Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan Anton J. Supit Dewan Jagung Nasional Pendahuluan Kemajuan teknologi dalam budidaya jagung semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perdagangan komoditas buah-buahan merupakan salah satu pilar perdagangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan komoditas buah-buahan merupakan salah satu pilar perdagangan internasional. Pada tahun 2000, total produksi buah dunia tercatat sebesar 466,4 juta ton,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai kekayaan hayati yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian dibidang pertanian. Sektor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor pertanian Indonesia memiliki peranan penting dalam pembangunan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian Indonesia memiliki peranan penting dalam pembangunan perekonomian. Ekspor negara Indonesia banyak dihasilkan dari sektor pertanian, salah satunya hortikultura
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri ritel Indonesia kini semakin semarak. Kehadiran para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi perkembangan industri ritel
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Buah-buahan merupakan komoditas yang mudah sekali mengalami kerusakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Buah-buahan merupakan komoditas yang mudah sekali mengalami kerusakan (perishable), seperti mudah busuk dan mudah susut bobotnya. Diperkirakan jumlah kerusakan
Lebih terperinciIV. PERKEMBANGAN IMPOR BUAH-BUAHAN DI INDONESIA
IV. PERKEMBANGAN IMPOR BUAH-BUAHAN DI INDONESIA 4.1. Tren Perdagangan Indonesia pada Komoditas Buah-Buahan Selama periode -2010, Indonesia terus meningkatkan aktivitas perdagangan internasional. Seperti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku pada Tahun Nilai PDB (dalam milyar rupiah) Pertumbuhan (%)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang memiliki kekayaan alam dan keanekaragaman hayati yang sangat potensial untuk dikembangkan. Pertanian merupakan salah
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR ANALISIS BERBAGAI BENTUK KELEMBAGAAN PEMASARAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN USAHA KOMODITAS PERTANIAN. Oleh :
LAPORAN AKHIR ANALISIS BERBAGAI BENTUK KELEMBAGAAN PEMASARAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN USAHA KOMODITAS PERTANIAN Oleh : Adang Agustian Armen Zulham Syahyuti Herlina Tarigan Ade Supriatna Yana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh pertanian. Salah satu produk pertanian Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar perekonomiannya didukung oleh pertanian. Salah satu produk pertanian Indonesia adalah buah-buahan yaitu buah
Lebih terperinciVII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR
VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR 7.1. Analisis Struktur Pasar Struktur pasar nenas diketahui dengan melihat jumlah penjual dan pembeli, sifat produk, hambatan masuk dan keluar pasar,
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Penelitian Sistem Usaha Pertanian dan Agribisnis
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Penelitian Sistem Usaha Pertanian dan Agribisnis Pada awalnya penelitian tentang sistem pertanian hanya terbatas pada tahap budidaya atau pola tanam, tetapi pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah, tak heran jika banyak aneka jenis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah, tak heran jika banyak aneka jenis buah-buahan yang diproduksi oleh negeri agraris ini. Melihat jumlah produksi yang cukup
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah)
1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Sektor pertanian adalah salah satu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura yang terdiri dari tanaman buah-buahan dan sayuran,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan sub-sektor pertanian tanaman pangan, merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan telah terbukti memberikan peranan penting bagi pembangunan nasional,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi dalam pembangunan pertanian ke depan. Globalisasi dan liberasi
Lebih terperinciPENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017
7 PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS Nafi Ananda Utama Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017 Pengantar Manggis merupakan salah satu komoditas buah tropika eksotik yang mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka pembangunan ekonomi
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN
POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN H. ISKANDAR ANDI NUHUNG Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Departemen Pertanian ABSTRAK Sesuai
Lebih terperinciV. STRATEGI, KEBIJAKAN DAN PROGRAM
V. STRATEGI, KEBIJAKAN DAN PROGRAM A. Strategi Seperti diuraikan pada bab sebelumnya, bahwa pengembangan agribisnis jeruk pada lima tahun mendatang diarahkan untuk: (1) mencukupi kebutuhan konsumsi dalam
Lebih terperinciPASAR. Oleh: Delima Hasri. Azahari
LAPORAN AKHIR TA. 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PASAR BUAH-BUAHAN Oleh: Bambang Sayaka Sahat M. Pasaribu Ening Ariningsih Sri Nuryanti Delima Hasri Azahari Edi A. Saubari Yuni Marisa PUSAT SOSIAL
Lebih terperinciTeknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk
Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG INTENSIFIKASI PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPOLICY BRIEF KAJIAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN IMPOR PRODUK HORTIKULTURA. Dr. Muchjidin Rahmat
POLICY BRIEF KAJIAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN IMPOR PRODUK HORTIKULTURA Dr. Muchjidin Rahmat PENDAHULUAN 1. Dalam dekade terakhir impor produk hortikultura cenderung meningkat, akibat dari keterbukaan pasar,
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR TA ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI
LAPORAN AKHIR TA. 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAII EKONOMI TINGG GI Oleh: Henny Mayrowani Nur Khoiriyahh Agustin Dewa Ketut Sadra Swastika Miftahul Azis Erna Maria Lokollo
Lebih terperinciSTRATEGI PEMASARAN BUAH DI GIANT HYPERMARKET MARGO CITY
Maria Ulfa/34212430/3DD01 Pembimbing : Dr. Aris Budi Setiawan, SE.,MM. Manajemen Pemasaran/ D3 Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma 2016 STRATEGI PEMASARAN BUAH DI GIANT HYPERMARKET MARGO CITY
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan komoditas pertanian serta sebagian besar penduduknya adalah petani. Sektor pertanian sangat tepat untuk dijadikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertanian dan perkebunan memegang peranan penting di Indonesia. Hal ini didukung oleh faktor letak geografis Indonesia yang mendukung untuk sektor pertanian,
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI BAWANG MERAH OFF-SEASON MENGANTISIPASI PENGATURAN IMPOR PRODUK B. MERAH. S u w a n d i
TEKNOLOGI PRODUKSI BAWANG MERAH OFF-SEASON MENGANTISIPASI PENGATURAN IMPOR PRODUK B. MERAH S u w a n d i DASAR PEMIKIRAN Bawang merah merupakan salah satu komoditi strategis dan ekonomis untuk pemenuhan
Lebih terperinciPASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU
PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU Mangga merupakan salah satu komoditas yang banyak dibudidayakan dan diusahakan Varietas mangga yang banyak dibudidayaka adalah Mangga Arum Manis, Dermayu dan G Komoditas
Lebih terperinciKAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A
KAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A14103687 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMENAGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan Wilayah Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (WKPP) III
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha budidaya mangga merupakan salah satu dari lima rencana pengembangan Wilayah Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (WKPP) III Cirebon, adapun WKPP ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanian haruslah merupakan tujuan utama dari setiap pemerintah sedang berkembang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mayoritas penduduk di negara berkembang adalah petani. Oleh karena itu, pembangunan pertanian haruslah merupakan tujuan utama dari setiap pemerintah sedang
Lebih terperinci4 KARAKTERISTIK RANTAI PASOK BUAH MANGGIS. Petani PKBT IPB
4 KARAKTERISTIK RANTAI PASOK BUAH MANGGIS 4.1 Struktur Rantai Pasok Buah Manggis Rantai pasok buah manggis untuk pasar ekspor di Kabupaten Bogor, Jawa Barat dibentuk pada tahun 2007. Koperasi Bina Usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21 ini, dapat dirasakan dengan jelas bahwa persaingan bisnis kian kompetitif dan berdampak pada seluruh pelaku bisnis yang ada. Pelaku bisnis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan merupakan sumber vitamin A, C, serat, dan mineral yang sangat berguna sebagai zat pengatur tubuh manusia. Vitamin dan mineral yang banyak terkandung dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah pengembangan hortikultura untuk meningkatkan pendapatan petani kecil. Petani kecil yang dimaksud dalam pengembangan
Lebih terperinciPermintaan konsumen terhadap buah jeruk ini tidak dapat dipenuhi oleh produksi jeruk dalam negeri sehingga dipenuhi oleh jeruk impor.
PENDAHULUAN Pemberlakuan pasar bebas dapat menjadi peluang sekaligus juga ancaman bagi perdagangan komoditas kita, termasuk komoditas pertanian. Selain itu, saat ini muncul fenomena global yang menunjukkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian masih memegang peranan penting di dalam perekonomian Indonesia, karena alasan-alasan tertentu yaitu: sektor pertanian mampu meyediakan lapangan kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pertanian merupakan hal yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pertanian merupakan hal yang sangat esensial dalam sebuah negara, Kehidupan pertanian yang kuat di negara-negara maju bukan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan negara karena setiap negara membutuhkan negara lain untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya
Lebih terperincigizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan menyumbang pertumbuhan
PENDAHULUAN Latar belakang Tanaman hortikultura merupakan salah satu tanaman yang menunjang pemenuhan gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori UKM Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha
Lebih terperinciI PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana strategis tahun 2010-2014 adalah terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan daerah dalam era globalisasi saat ini memiliki konsekuensi seluruh daerah di wilayah nasional menghadapi tingkat persaingan yang semakin tinggi secara langsung
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kemandirian pangan pada tingkat nasional diartikan sebagai kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan yang cukup, mutu yang layak dan aman
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH Pusat Kajian Hortikultura Tropika INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROLOG SOP PEPAYA PEMBIBITAN TIPE BUAH PENYIAPAN LAHAN PENANAMAN PEMELIHARAAN PENGENDALIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia akan terlindas oleh era globalisasi dan perdagangan bebas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia agribisnis di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia umumnya merupakan suatu sistem pertanian rakyat dan hanya sedikit saja yang berupa sistem perusahaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, PDB komoditi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan penting pada perekonomian nasional. Untuk mengimbangi semakin pesatnya laju pertumbuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan maupun mengatasi ketimpangan ekonomi dan pengembangan industri. Pada kondisi rawan pangan,
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat sekarang ini pertanian tidak lagi menjadi aktivitas yang sederhana, tidak sekedar bercocok tanam, tetapi menjadi suatu kegiatan bisnis yang kompleks. Pasar
Lebih terperinciAGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI
AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI PENGERTIAN AGRIBISNIS Arti Sempit Suatu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian sebagai upaya memaksimalkan keuntungan. Arti Luas suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Negara Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan kehidupan mereka pada sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempromosikan, dan atau memasarkan suatu produk. dan perusahaan penyedia perlengkapan dan peralatan lapangan golf.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha pada era globalisasi saat ini menghadapi persaingan yang cukup ketat dan semakin tidak bisa diprediksi. Persaingan ini membuat para pelaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan dalam pembangunan Indonesia, namun tidak selamanya sektor pertanian akan mampu menjadi
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan penduduk dunia khususnya di negara-negara Asia Tenggara menghendaki adanya pemenuhan kebutuhan bahan makanan yang meningkat dan harus segera diatasi salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar, maka Indonesia dapat menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produk-produk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam hal lapangan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian. Menurut data BPS (2010), jumlah penduduk yang bekerja di sektor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2. 1. Tinjauan Pustaka Istilah kopi spesial atau kopi spesialti pertama kali dikemukakan oleh Ema Knutsen pada tahun 1974 dalam Tea and
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas buah-buahan nasional di Indonesia memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan produktivitas buah-buahan nasional di Indonesia memiliki urgensi penting karena dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, konsumsi buah,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia sektor pertanian memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Sub Terminal Agribisnis (STA) merupakan sarana pusat informasi dan komoditi produksi unggulan pertanian dan tempat untuk mempertemukan pengusaha/pedagang dengan
Lebih terperinci