PERANCANGAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA ORGANISASI NIRLABA STUDI KASUS: YAYASAN KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA ORGANISASI NIRLABA STUDI KASUS: YAYASAN KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA"

Transkripsi

1 PERANCANGAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA ORGANISASI NIRLABA STUDI KASUS: YAYASAN KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA Nurul Purwaningdiah Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Program Studi Akuntansi Thomas Honggo Setjokusumo Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Program Studi Akuntansi ABSTRAK Jurnal ini membahas perancangan Balanced Scorecard yang dipergunakan untuk pengukuran kinerja pada Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia. Penelitian dilakukan dengan menganalisis lingkungan internal dan eksternal, kemudian untuk analisis strategi digunakan SWOT Matrix. Berdasarkan strategi yang dibuat pada SWOT Matrix dibuat Strategy Map dan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard Yayasan Kehati memiliki lima perspektif yaitu, konsumen, donatur, proses internal, pembelajaran dan pertumbuhan, dan keuangan. Kata kunci: Strategy Maps; Balanced Scorecard; Non-profit Organization. ABSTRACT The purpose of this journal is to design a Balanced Scorecard that is will be use for measuring the performance of the Indonesian Biodiversity Foundation. The research was done by analyzing the internal and external environment, and using the analysis of SWOT Matrix. Based on the strategy developed in the SWOT Matrix then the strategy was developed and transform into Strategy Map and Balanced Scorecard. Balanced Scorecard Indonesia Biodiversity Foundation has five perspectives, namely, consumers, donors, internal processes, learning and growth, and finance. Keywords:Strategy Maps; Balanced Scorecard; Non-profit Organization 1. Pendahuluan Organisasi membutuhkan strategi dalam menjalankan aktivitasnya. Wheelan dan Hunger (2008) mengatakan ada empat tahap dalam manajemen stratejik yaitu menganalisis lingkungan, formulasi strategi, implementasi strategi kemudian evaluasi dan kontrol. Pada tahap evaluasi dan kontrol, diperlukan pengukuran kinerja untuk membandingkan antara kinerja yang dicapai dengan kinerja yang diharapkan. Niven (2003) mendefinisikan pengukuran kinerja dengan standar yang digunakan untuk mengevaluasi dan mengomunikasikan kinerja dengan hasil yang diharapkan. Menurut Kaplan dan Norton (1992) 1 Universitas Indonesia

2 kepercayaan pada pengukuran keuangan dalam suatu sistem manajemen tidaklah cukup karena pengukuran keuangan merupakan suatu indikator yang ketinggalan yang mencerminkan hasil dari tindakan-tindakan di masa lalu. Paradigma Balanced Scorecard tetap menggunakan pengukuran-pengukuran laporan keuangan dan menambahkan pengukuran tersebut dengan faktor-faktor yang mengarahkan kinerja keuangan di masa depan. Balanced Scorecard didasarkan pada hubungan sebab akibat dari pengukuran keuangan dan non-keuangan yang didapatkan dari strategi organisasi. Perspektif yang ditekankan Kaplan dan Norton (1992) berpindah dari suatu penekanan tangible asset ke penekanan intangible asset. Intangible asset meliputi hubungan dengan pelanggan, produk dan jasa yang inovatif, proses pengoperasian yang responsif dan berkualitas baik, keterampilan ilmu dari tenaga kerja, dan teknologi informasi yang dapat menyokong tenaga kerja tersebut serta iklim organisasi yang dapat mendorong inovasi penyelesaian masalah dan peningkatan (Martello dan Watson, 2008). Chytas (2011) menyatakan bahwa Balanced Scorecard adalah sistem pengukuran kinerja yang mengemukakan seluruh keadaan organisasi dibandingkan pengukuran-pengukuran yang lain. Biasanya kesuksesan sebuah organisasi akan dinilai melalui keuangannya. Hal ini menjadi tidak relevan pada organisasi nirlaba. Pada organisasi nirlaba, kesuksesan tidak dapat dilihat dari sisi keuangannya. Kaplan (2001) menyatakan bahwa kesuksesan organisasi nirlaba tidak bergantung pada seberapa efisien mereka. Pengukuran keuangan mungkin merupakan hal yang penting. Namun, mencapai tujuan dari organisasi adalah hal yang terpenting bagi organisasi nirlaba. Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Yayasan Kehati) adalah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang perbaikan lingkungan di beberapa ekosistem. Untuk mengetahui kinerja yang telah dicapai, Yayasan Kehati memerlukan sistem pengukuran kinerja yang dapat mendefinisikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja mereka di masa yang akan datang, sehingga dapat membantu untuk mengambil keputusan dalam rangka meningkatkan kinerja. Diharapkan dengan merancang Balanced Scorecard bisa membantu Yayasan Kehati untuk untuk mencapai tujuannya. 2 Universitas Indonesia

3 2. Landasan Teori 2.1 Balanced Scorecard Hubungan Sebab Akibat Balanced Scorecard pada Organisasi Nirlaba Niven (2003), menjelaskan mengenai hubungan sebab akibat yang ada pada organisasi nirlaba. Terjadi hubungan yang berbeda dari keempat perspektif tersebut dalam Balanced Scorecard untuk organisasi nirlaba. Perbedaannya terletak pada perspektif konsumen yang diletakan di paling atas dari semua perspektif. Gambar 2-1. Hubungan Sebab-Akibat pada Balanced Scorecard Sumber: Niven, Paul R. (2003) Balanced Scorecard Step by Step for Government and Nonprofit Agencies. Canada: Wiley. Dari diagram diatas dapat dilihat perspektif konsumen pada organisasi nirlaba adalah membangun dukungan dari komunitas. Untuk mecapai tujuan itu, organisasi harus membuat proses internal yang inovatif dalam perspektif proses internal. Untuk mencapai proses internal yang inovatif maka organisasi membutuhkan kapabilitas yang baik. Dengan meningkatkan pelatihan maka dianggap bisa meningkatkan kemampuan organisasi dalam perspektif pembelajaran dan tumbuh. Untuk bisa mengadakan training maka diperlukan sumberdaya finansial yang memadai. Sumber keuangan organisasi nirlaba berasal dari sumbangansumbangan yang diberikan oleh donatur, sehingga untuk perspektif keuangan bisa dicapai dengan meningkatkan sumbangan dari donatur. Dari keempat perspektif tersebut, organisasi bisa melakukan pengawasan, pengaturan, dan evaluasi secara periodik terhadap strategi yang dijalankan. Dengan begitu organisasi bisa mencapai visi dan misinya melalui Balanced Scorecard. 3 Universitas Indonesia

4 2.1.2 Konsep Perspektif Balanced Scorecard Balanced Scorecard menyediakan kerangka kerja yang komprehensif untuk manajer tingkat atas yang menerjemahkan visi dan strategi perusahaan ke dalam pengukuran kinerja yang koheren. Balanced scorecard menerjemahkan visi, misi, dan strategi ke dalam empat perspektif yang berbeda; keuangan, konsumen, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan. Balanced Scorecard menyediakan kerangka, penjelasan untuk mengomunikasikan misi dan strategi. Balanced Scorecard menggunakan pengukuran untuk memberitahukan pada pekerja mengenai tujuan sukses yang harus dicapai pada masa sekarang dan di masa mendatang. Keempat perspektif dalam Balanced Scorecard merupakan keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan jangka pajang, antara hasil yang diinginkan dengan kinerja yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan, dengan penilaian yang dapat dilihat dengan yang tidak dapat dilihat. Dengan berbagai pengukuran yang ada dalam Balanced Scorecard sepertinya membingungkan namun, dapat dilihat bahwa tujuan dari seluruh pengukuran terarah pada mencapai strategi yang terintegrasi. Berikut Niven (2003) menjelaskan empat perspektif dalam Balanced Scorecard untuk organisasi nirlaba: Perspektif Konsumen Ada beberapa pemikiran yang menimbulkan pertanyaan yang berhubungan dengan perspektif konsumen. Pemikiran tersebut adalah: a. Siapakah target konsumen? Jawabannya tidaklah mudah untuk sektor publik dan organisasi nirlaba. Pertanyaan ini bisa mengarah pada perkembangan pandangan mengenai peleburan antara konsumen dan pemegang kepentingan. b. Bagaimana kita menambahkan nilai kepada konsumen kita? Hal memberikan nilai biasanya dibicarakan pada perusahaan yang tujuan utamanya memperoleh laba. c. Jasa atau produk seperti apakah yang diharapkan konsumen dari kita? Hal ini disesuaikan dengan bidang yang dijalani oleh organisasi. Jalankan organisasi sesuai dengan tujuannya. 4 Universitas Indonesia

5 Perspektif Proses Internal Perspektif proses internal adalah proses penting dalam menentukan manakah yang harus lebih dikembangkan untuk pemberian nilai pada konsumen dan klien. Ada dua pertanyaan yang menyangkut dengan mengembangkan tujuan proses internal di organisasi nirlaba: a. Untuk dapat terus melanjutkan memberikan nilai ke pada konsumen dan klien, manakah proses yang harus ditingkatkan? b. Setelah menganalisis tren masa kini, manakah proses yang mungkin bisa dikembangkan dan ditingkatkan untuk masa depan? Perspektif Pembelajaran dan Tumbuh Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah perspektif yang efeknya tidak terlihat jelas bila dibandingkan dengan perspektif lainnya. Namun pada zaman sekarang tidak ada organisasi yang dapat maju tanpa memiliki kemampuan untuk memotivasi karyawan, melaksanakan operasional tanpa cara yang tepat dan suasana yang mendukung untuk maju. Ada beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan perspektif pembelajaran dan tumbuh: a. Elemen infrastruktur organisasi yang mana yang cocok untuk bisa mencapai proses dan tujuan pelanggan? b. Kemampuan dan kompetensi apa yang dimiliki karyawan pada saat ini? c. Kemampuan dan kompetensi apa yang dibutuhkan untuk masa mendatang? d. Apakah karyawan memiliki akses ke informasi yang mereka butuhkan untuk membantu organisasi mencapai customer outcomes? e. Apakah iklim organisasi kondusif untuk mencapai sukses? Apakah organisasi memiliki budaya yang dan hubungan yang kuat untuk mencapai tujuan? Perspektif Keuangan Menjalankan operasional dengan efisien dan mengamankan sumberdaya dengan baik merupakan hal yang penting untuk seluruh organisasi, maupun perusahaan yang bertujuan meraih keuntungan, publik, dan nirlaba. Dalam masa penurunan anggaran, dan permintaan terhadap akuntabilitas meningkat, tujuan keuangan memiliki peran yang menonjol. Mempertimbangkan perspektif ini maka ada beberapa hal yang didiskusikan, yaitu: a. Apakah jasa yang dihasilkan sudah berada pada harga yang sesuai? Mungkin organisasi berpendapat sudah, namun dibandingkan dengan organisasi lain, atau beberapa konsumen akan memiliki pendapat yang berbeda. 5 Universitas Indonesia

6 b. Bagaimana organisasi bisa menjaga kualitas jasa yang diberikan dengan menyesuaikan anggaran yang ada? c. Apakah ada peluang yang dimiliki organisasi untuk meningkatkan pendapatan? 3. Profil Organisasi Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Yayasan Kehati) didirikan di Jakarta pada tanggal 12 Januari 1994 sebagai organisasi nirlaba pengelola dana hibah yang memfasilitasi berbagai upaya pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan di Indonesia. Yayasan Kehati bertindak sebagai penghubung untuk menemukan cara-cara inovatif dalam mengelola dan memanfaatkan keanekaragaman hayati Indonesia secara berkelanjutan. Berbagai bentuk kerjasama terus dijalin dengan lembaga-lembaga yang dapat mendukung visi organisasi seperti lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, pemerintah daerah, asosiasi profesi, komunitas bisnis maupun media massa. Yayasan Kehati memiliki tiga sumber pendapatan yaitu return dari investasi dana abadi yang dihibahkan oleh Amerika Serikat, donasi, dan pendapatan dari unit usaha reksadana. Dana abadi yang dihibahkan Amerika Serikat untuk yayasan ini sebsear $16 juta yang diinvestasikan pada pasar modal dunia selain pasar modal Indonesia. Yayasan menerima donasi-donasi dari perusahaan-perusahaan dan lembaga-lembaga donor. Yayasan Kehati memiliki dua reksadana antara lain Reksadana Kehati Lestari dan Mega SRI Kehati Harmoni. Management fee dari kedua reksadana ini menjadi pemasukan bagi Yayasan Kehati. Yayasan ini fokus kepada tiga ekosistem yaitu hutan, agro, pesisir dan pulau kecil. Pelestarian yang dilakukan pada tiga ekosistem ini diharapkan bisa memperbaiki keadaan alam dan kualitas hidup masyarakat. Sehingga program-program yang dibuat disesuaikan untuk membuat warga bisa mandiri dalam menjalankan program. Sehingga pelestarian bisa terus dilakukan. 4. Pembahasan Ahn (2001) menjelaskan bahwa, perancangan Balanced Scorecard diawali dengan mengklarifikasi visi dan misi, kemudian mengidentifikasi tujuan strategi dengan menentukan tujan stratejik dari setiap perspektif dengan menganalisis lingkungan eksternal dan internal melalui analisis SWOT, dilanjutkan dengan membuat hubungan sebab akibat dengan pemetaan strategi (strategy map), lalu menentukan pengukuran kinerja beserta indikatornya. 6 Universitas Indonesia

7 Berikut adalah hasil analisis lingkungan eksternal dan internal dari Yayasan Kehati yang berupa SWOT dapat dilihat pada tabel Universitas Indonesia

8 Opportunities 1. Cenderung meningkatnya nilai mata uang dolar terhadap rupiah. 2. Masyarakat antusias untuk mengikuti program yang dijalankan Yayasan Kehati. 3. Banyak donatur yang membutuhkan lembaga yang bisa mengimplementasikan program dan mendana yang teruji. 4. Adanya pihak-pihak yang mendukung pelestarian keanekaragaman hayati dengan memberikan penghargan pada pelaku pelestarian 5. Ditemukannya berbagai cara menanam yang efektif dan efisien 6. Ditemukannya berbagai teknik pertanian organik Tabel 4-1. Faktor Eksternal dan Internal Threats Strengths 1. Kinerja pasar modal yang tak menentu yang mempengaruhi hasil investasi dari dana abadi 1. Memiliki dana abadi yang besar 2. Banyaknya yayasan lain yang menjadi pesaing untuk mendapatkan donatur, sedangkan jumlah donatur terbatas. 2. Memiliki mitra yang banyak di Indonesia 3. Masih banyak perusahaan yang berfikir pelestarian itu hanya sebatas penanaman saja tanpa ada penanganan selanjutnya. 3. Yayasan Kehati memiliki pegawai yang sudah berpengalaman dalam membuat program 4. Memiliki program kerjasama dengan BEI untuk membuat Indeks Sri Kehati 4. Teknik memancing nelayan yang berpotensi merusak terumbu karang yang sedang dibudidayakan 5. Memiliki peran dalam perancangan undang-undang pelestarian keanekaragaman hayati 6. Memiliki dewan pembina yang memiliki posisi tinggi di pemerintahan 5. Cara membuka lahan dengan merusak hutan dan ekosistemnya 7. Memiliki program kerjasama dengan lembaga pendidikan untuk melakukan peningkatan kepedulian terhadap pelestarian keanekaragaman hayati 8.Memiliki program kerjasama dengan organisasi mahasiswa untuk menumbuhkan kepedulian 9. Memiliki program kerjasama dengan beberapa yayasan lain untuk menumbuhkan kepedulian terhadap pelestarian 10. Memiliki reputasi yang baik 11. Memiliki unit usaha berupa reksa dana Weakneses 1. Dana yang ada masih kurang. 2. Kurangnya publikasi 3. Ada program yang tidak menarik bagi calon donatur 4. Belum ada program jalinan kerjsama dengan Kementrian Pendidikan Nasional 5. Masih kurangnya jumlah program kerjasama dengan lembaga pendidikan 6. Masih kurangnya jumlah program kerjasama dengan media massa yang diajak untuk bekerjasama 8 Universitas Indonesia

9 4.1 Strategy Map Yayasan Kehati Perancangan Strategy Map berdasarkan strategi yang diciptakan pada SWOT yang dibagikan berdasarkan pada masing-masing perspektif. Dalam strategy map untuk Yayasan Kehati ada tambahan perspektif yaitu perspektif donatur. Sehingga total jumlah perspektif ada lima yaitu konsumen, donatur, proses internal, pembelajaran dan tumbuh, dan keuangan. Dipisahkannya antara donatur dan konsumen karena konsumen dalam organisasi nirlaba adalah penerima jasa dari Yayasan Kehati sedangkan donatur memberikan kontribusi pada Yayasan Kehati walaupun menggunakan jasa Yayasan Kehati Perspektif Pelanggan Yayasan Kehati memiliki beberapa jenis konsumen disesuaikan dengan misinya. Konsumennya di antaranya adalah masyarakat di lokasi pelaksanaan program, dan warga Indonesia. Pihak-pihak tersebut yang ingin dicapai oleh Yayasan Kehati dalam mencapai visinya yaitu melakukan pelestarian alam yang sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Yayasan Kehati merupakan yayasan yang bergerak dalam bidang pelestarian keanekaragaman hayati maka seharusnya jumlah keanekaragaman hayati yang dilestarikan setiap tahunnya harus ditingkatkan. Salah satu hal yang diusung dalam visi Yayasan Kehati adalah mensejahterakan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan begitu program yang dibuat oleh Yayasan Kehati seharusnya tidak hanya berfokus pada pelestarian keanekaragaman hayati namun juga berfokus pada kesejahteraan masyarakat di lokasi pelestarian. Dengan pelestarian yang dilakukan akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dilokasi, maka mereka akan lebih antusias untuk melakukannya. Salah satu cara Yayasan Kehati mencapai visinya yaitu dengan melakukan kerjasama dengan pemerintah yaitu kementrian terkait untuk menciptakan kebijakan yang dapat mendukung kegiatan Yayasan Kehati. Dengan adanya kebijakan yang mendukung, Yayasan Kehati akan semakin mudah dalam melaksanakan programnya. Tidak hanya dari Yayasan Kehati, mitra, masyarakat lokal yang dapat membantu organisasi untuk mencapai visinya namun warga Indonesiapun bisa. Dengan meningkatnya kesadaran dan kepedulian terhadap pelestarian keanekaragaman hayati maka warga Indonesia dapat turut melestarikan keanekaragaman hayati. Oleh sebab itu Yayasan Kehati harus membantu warga Indonesia untuk meningkatkan kesadaran warga Indonesia dalam melestarikan keanekaragaman hayati. 9 Universitas Indonesia

10 4.1.2 Perspektif Donatur Yayasan Kehati memiliki beberapa sumber pendapatan salah satunya adalah mendapatkan donasi. Tanpa donasi, tidak banyak program pelestarian yang dilakukan Yayasan Kehati. Oleh sebab itu donasi yang diperoleh harus dikelola dengan efektif dan efisien agar donatur merasa puas dan tidak menyesal bekerjasama dengan Yayasan Kehati Perspektif Proses Bisnis Internal Ada beberapa proses internal yang membutuhkan perhatian penting bagi Yayasan Kehati untuk mencapai visinya. Proses ini memiliki hubungan sebab-akibat dengan perspektif konsumen. Dengan memperluas publikasi, Yayasan Kehati akan semakin dikenal. Pihak yang sebelumnya tidak tahu ada yayasan seperti ini maka dia akan menjadi tahu. Pihak ini bisa berupa donatur, mitra, masyarakat di lokasi pelestarian, media massa, maupun warga Indonesia. Bila sebelumnya ada pihak yang memiliki dana untuk melakukan pelestarian keanekaragaman hayati yang tidak tahu harus disalurkan melalui apa maka dia bisa tahu kemana dia bisa menyalurkannya. Kemudian warga Indonesia yang sebelumnya tidak tahu yang akhirnya mengenal Yayasan Kehati, ada kemungkinan tingkat kesadarannya terhadap pelestarian lingkungan meningkat lalu turut serta bersama-sama dengan Yayasan Kehati melaksanakan program. Dengan begitu visi Yayasan Kehati dapat terbantu untuk dicapai. Bila program yang dilaksanakan efektif dan efisien bisa memberikan dampak yang baik untuk Yayasan Kehati. Setiap program yang dilakukan memiliki target yang sudah ditentukan diawal dan membuat laporan dari setiap program yang kemudian diaudit oleh pihak eksternal. Kemudian laporan ini dipublikasikan di situs yang memiliki kemungkinan untuk dilihat oleh publik. Hal ini dapat membuat publik percaya dan meningkatkan kredibilitas. Dengan meningkatnya kredibilitas, bisa jadi ada donatur yang berminat untuk mendonasikan dananya ke Yayasan Kehati. Selain itu melaksanakan program dengan efektif dan efisien bisa juga membuat Yayasan Kehati mengalokasikan dana dan waktunya untuk program-program baru. Semakin banyak program yang bisa dilaksanakan maka semakin banyak keanekaragaman hayati yang dilestarikan yang kemudian memberikan manfaat bagi warga di lokasi-lokasi pelestarian. Donatur yang memberikan donasi juga akan merasa puas jika program dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Donatur akan merasa bahwa dana yang telah diberikan, dikelola dengan benar tidak disalah gunakan. 10 Universitas Indonesia

11 Dana abadi atau sumbangan terikat yang diberikan oleh Pemerintah Amerika Serikat harus dikelola dengan baik. Inilah yang membuat Yayasan Kehati berbeda dengan yayasan lainnya. Bila dikelola dengan baik maka pendapatan Yayasan Kehati meningkat. Dengan meningkatnya pendapatan Yayasan Kehati semakin banyak, maka semakin banyak program yang bisa direalisasikan oleh Yayasan Kehati. Dengan begitu akan semakin banyak keanekaragaman hayati yang bisa dilestarikan serta menyejahterakan masyarakat di lokasi pelestarian. Bisa juga digunakan untuk mengadakan program-program peningkatkan kesadaran terhadap pelestarian keanekaragaman hayati. Program yang dijalankan Yayasan Kehati sebisa mungkin dibuat dengan kreatif dan inovatif agar masyarakat dilokasi tertarik untuk ikut melaksanakan program itu. Selain itu program yang kreatif dan inovatif juga bisa membuat calon donatur tertarik untuk memberikan donasi. Pengembangan produk yang dilakukan tujuannya adalah untuk tetap mencapai misi dengan tercapainya perspektif konsumen namun dengan penawaran program yang sudah dimodifikasi kepada calon donatur dan partner. Modifikasi bisa dilakukan dengan program yang memberikan dampak positif bagi mereka secara finansial maupun citra. Dengan harapan akan semakin banyak donatur yang tertarik untuk memberikan donasinya. Sehingga makin banyak program yang dilakukan dan semakin banyak pelestarian dan bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat di lokasi pelestarian. Banyak pihak-pihak yang memiliki potensi untuk mempermudah atau membantu Yayasan Kehati untuk mencapai misi dan visinya. Agar tercapai visi misi, maka seluruh objektif pada perspektif konsumen harus dicapai. Salah satu upaya untuk mencapai seluruh perspektif konsumen adalah meningkatkan kerjasama dengan beberapa pihak yang berkaitan dengan misi dan visi Yayasan Kehati. Mengajak pihak baru yang belum pernah diajak kerjasama dan meningkatkan intensitas kerjasama dengan pihak yang sudah diajak kerjasama. Untuk meningkatkan jumlah keanekaragaman hayati maka dilakukan kerjasama dengan warga di lokasi pelestarian, donatur, dan pihak pemerintahan. Agar terjadinya peningkatan kesadaran untuk melestarikan keanekaragaman hayati, perlu masyarakat luas, pemerintah, organisasi nirlaba lainnya, donatur, dan media massa untuk diajak kerjasama agar efektif. Agar terciptanya undang-undang yang mendukung pelestarian keanekaragaman hayati maka perlu dilakukan peningkatan kerjasama dengan pemerintah, karena pemerintah yang memiliki wewenang dalam bidang itu. Kemudian untuk mencapai kualitas hidup masyarakat di lokasi pelestarian, yayasan bisa melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan atau pedagang 11 Universitas Indonesia

12 yang cocok menjadi konsumen untuk membeli hasil yang dijual oleh warga di lokasi pelestarian. Sumber pendapatan Yayasan Kehati ada tiga yaitu hasil investasi dana abadi, profit dari reksadana, dan donasi. Donasi bisa berasal dari inisiatif donatur atau Yayasan Kehati yang mengajukan diri ke perusahaan dengan memberikan proposal program. Dengan semakin banyak proposal yang diajukan maka ada kemungkinan banyak donatur yang akan memberikan donasi. Dengan begitu semakin banyak program yang bisa direalisasikan.berarti semakin banyak keanekaragaman hayati yang dilestarikan dan kualitas hidup masyarakat meningkat Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Untuk bisa meningkatkan jumlah pihak yang diajak kerjasama, memperluas publikasi, menciptakan program yang lebih kreatif dan inovatif, meningkatkan jumlah proposal yang diajukan maka yayasan butuh meningkatkan kemampuannya dalam komunikasi dan publikasi. Untuk mengenalkan pada pihak baru yang ingin diajak kerjasama maka Yayasan Kehati harus mengomunikasikan dan mempublikasikan apakah Yayasan Kehati itu dan apa saja program yang dijalankan sehingga orang tahu dan tertarik. Untuk menciptakan program yang lebih kreatif dan inovatif juga perlu komunikasi. Bila program yang dibuat harus dirumuskan bersama pihak eksternal, yayasan harus mengomunikasikan konsep baru apa yang ingin dilakukan agar bisa dimengerti. Memperluas publikasi juga dibutuhkan kemampuan untuk publikasi dan komunikasi. Seperti misalnya Yayasan ingin bekerja sama dengan media massa nasional, maka dia harus mengomunikasikan pada media itu mengenai Yayasan Kehati. Agar banyak program yang dilaksanakan mencapai targetnya, yayasan harus memiliki kemampuan yang bisa membantu keberhasilan program. Mulai dari proses perencanaan, implementasi dan proses evaluasi membutuhkan berbagai kemampuan. Pengelola harus terus meningkatkan kemampuannya sehingga bisa menciptakan program yang menarik, realistis, dan mengimplementasikannya dengan maksimal. Seluruh kegiatan Yayasan Kehati memerlukan dana. Mulai dari kegiatan operasional dan pelaksanakan program. Untuk itu pengelolaan dana harus dilakukan dengan baik dan hasilnya harus ditingkatkan setiap tahun agar lebih banyak program yang bisa direalisasikan. Oleh sebab itu kemampuan dalam mengolah dana abadi harus ditingkatkan agar tidak terjadi kerugian yang disebabkan oleh kesalahan mengelola dana. Selain itu kemampuan pengelolaan 12 Universitas Indonesia

13 dana diperlukan untuk membuat anggaran yang maksimal agar sumberdana tidak terbuang sia-sia dan efisien Perspektif Keuangan Yayasan harus meningkatkan pendapatannya agar bisa berkembang, tidak hanya bertahan. Untuk bisa meningkatkan kemampuannya dalam mengelola dana, kemampuan publikasi, meningkatkan kemampuan menjalankan program dengan efektif diperlukan uang. Dengan meningkatkan pendapatan, yayasan bisa menambah jumlah program yang dijalankan. Pendapatan yayasan berasal dari tiga sumber yaitu return investasi, donasi, dan unit usaha reksadana. Ketiganya harus dikelola dengan maksimal agar hasilnya maksimal. Seluruh program membutuhkan uang, begitu pula biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk manajemen yayasan. Namun terkadang jumlah kas yang ada tidak mencukupi kebutuhan kas. Oleh sebab itu yayasan harus mampu mengendalikan arus kasnya agar tersalurkan dengan tepat dan menghindari terjadinya defisit. Dari pendapatan yang sudah diterima harus dialokasikan secara benar. Jangan dikeluarkan untuk hal yang tidak sesuai esensinya dengan visi Yayasan Kehati. Setiap program harus melakukan efisiensi biaya agar dana yang tersisa bisa digunakan untuk merealisasikan program lain. Walaupun harus efisien, program yang dijalankan harus tetap berkualitas dan sesuai dengan visi dan misi Yayasan Kehati. Tidak menjadi program asal jadi saja. 13 Universitas Indonesia

14 Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal dan Internal, maka bisa diformulasikan strategi yang cocok bagi Yayasan Kehati yang dirangkum dalam Strategy Map. Berikut adalah strategy map bagi Yayasan Kehati: Meningkatk an Jumlah Keanekarag aman hayati yang dilestarikan Meningkatk an kualitas hidup masyarakat di lokasi pelestarian Perspektif Konsumen Terciptanya kebijakan yang mendukung pelestarian keanekaraga man hayati oleh pemerintah Meningkatk an kesadaran masyarakat akan pelestarian keanekarag aman hayati Memuaskan donatur Perspektif Donatur Melaksana kan program dengan efektif dan efisien Mengelo la dana abadi dengan baik Meningkatka n jumlah proposal yang diajukan Menciptaka n program yang lebih kreatif dan inovatif Meningkat kan kerjasama dengan Berbagai pihak Memperluas publikasi Perspektif Proses Internal Menignkatkan efektifitas menjalankan program Meningkatkan kemampuan mengelola dana Meningkatkan kemampuan komunikasi dan publikasi Perspektif Pembelajaran dan Tumbuh Meningkatkan penerimaan Mengendalikan Stabilitas Arus Kas Operasi Perspektif Keuangan Efisiensi biaya Gambar 4-1. Strategy Map Yayasan Kehati 14 Universitas Indonesia

15 Tabel 4.2 hingga tabel 4.6 berisi strategic objectives dari masing-masing perspektif untuk Yayasan Kehati. Masing-masing tabel juga berisi indikator yang mengukur hasil kinerja yang dicapai. Tabel 4-2. Perspektif Pelanggan Strategy Maps Objectives Perspektif Pelanggan Meningkatnya jumlah keanekaragaman hayati yang di lestarikan Meningkatnya kualitas hidup masyarakat di lokasi pelestarian Terciptanya kebijakan yang mendukung pelestarian keanekaragaman hayati Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pelestarian keanekaragaman hayati Balanced Scorecard Measurement % peningkatan jumlah program yang dilaksanakan setiap tahun % peningkatan jumlah tegakan pohon yang ditanamkan tahun ini terhadap tahun sebelumnya % peningkatan pendapatan warga lokal Adanya kebijakan yang mendukung pelestarian keanekaragaman hayati yang berlaku secara lokal atau nasional % peningkatan peserta yang mengikuti program Yayasan Kehati untuk publik Tabel 4-3. Perspektif Donatur Strategy Maps Objectives Perspektif Donatur Memuaskan Donatur Balanced Scorecard Measurement % jumlah donatur yang kembali jadi donatur 15 Universitas Indonesia

16 Tabel 4-4. Perspektif Proses Internal Strategy Maps Objectives Perspektif Proses Internal Memperluas publikasi Mengolah dana abadi dengan baik Menciptakan program yang lebih kreatif dan inovatif Balanced Scorecard Measurement % peningkatan jumlah media yang digunakan % peningkatan dana abadi % jumlah warga yang terlibat dalam program Meningkatkan kerjasama dengan Berbagai pihak % peningkatan program kerjasama antara kementrian terkait dengan Yayasan Kehati % peningkatkan jumlah forum diskusi publik mengenai isu yang berhubungan dengan pelestarian % peningkatkan jumlah media massa yang bekerjasama dengan Yayasan Kehati % peningkatkan jumlah lembaga pendidikan yang bekerja sama dengan Yayasan Kehati % jumlah pengecekan dilokasi pelestarian yang terealisasi % peningkatan jumlah donatur Meningkatkan jumlah proposal yang diajukan % peningkatan jumlah donatur yang diajukan proposal 16 Universitas Indonesia

17 Tabel 4-5. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Strategy Maps Balanced Scorecard Objectives Measurement Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Meningkatkan kemampuan % pelatihan publikasi dan komunikasi komunikasi dan publikasi yang dilakukan Meningkatkan kemampuan menjalankan program Meningkatkan kemampuan mengelola dana % pelatihan yang dilakukan % pelatihan pengelolaan keuangan yang dilakukan Tabel 4-6. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Strategy Maps Objectives Perspektif Keuangan Meningkatkan pendapatan Mengendalikan Stabilitas Arus Kas Operasi Efisiensi biaya Balanced Scorecard Measurement % return investasi % peningkatan penerimaan donasi % peningkatan pendapatan dari reksadana Net Cash from (used) operating activities Efficiency variance favourable 5. Kesimpulan Setelah meneliti dan membahas pengukuran kinerja Yayasan Kehati, serta mengusulkan rancangan Balanced Scorecard sebagai alat pengukuran kinerja, maka bisa diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: Berbagai faktor dari lingkungan eksternal terdiri dari keadaan ekonomi, lingkungan sosial budaya, politik, teknologi, hukum yang mempengaruhi keberlanjutan yayasan. Dari lingkungan internal, kelemahan dan kekuatan dianalisis sesuai dengan misi yayasan. Untuk formulasi strategi digunakan matriks SWOT yang menjadi dasar untuk membuat strategy map. Berdasarkan matriks SWOT, strategy map yayasan memiliki 5 perspektif yaitu perspektif pelanggan, donatur, proses internal, pembelajaran dan pertumbuhan, dan keuangan. Dalam perspektif keuangan terdapat empat objektif yaitu meningkatkan jumlah 17 Universitas Indonesia

18 keanekaragaman hayati yang dilestarikan, meningkatkan kualitas hidup masyarakat dilokasi pelestarian, terciptanya kebijakan yang mendukung pelestarian keanekaragaman hayati oleh pemerintah, dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pelestarian keanekaragaman hayati. Dalam perspektif donatur ada satu objektif yaitu memuaskan donatur. Perspektif proses bisnis internal terdapat enam objektif yaitu memperluas publikasi, melaksanakan program dengan efektif dan efisien, mengolah dana abadi dengan baik, menciptakan program yang lebih kreatif dan inovatif, meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak, meningkatkan jumlah proposal yang diajukan. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan terdapat tiga objektif, meningkatkan kemampuan komunikasi dan publikasi, dan meningkatkan kemampuan menjalankan program, meningkatkan kemampuan mengelola dana. Dalam perspektif keuangan terdapat tiga objektif yaitu meningkatkan penerimaan, mengendalikan stabilitas arus kas operasi, dan efisiensi Biaya. 6. Saran Diharapkan Yayasan Kehati menggunakan Balanced Scorecard ini untuk menjadi pengukuran kinerjanya dan membantu yayasan dalam menjalankan strategi untuk mencapai tujuannya. Sudah ada berbagai jenis organisasi nirlaba di luar negeri yang mengaplikasikan Balanced Scorecard kemudian sukses dan semakin berkembang. Tentunya kesuksesan dan berkembangnya sesuai dengan visi yang ingin dicapai karena Balanced Scorecard merupakan penerjemah visi dalam kegiatan organisasi. Namun dalam proses pengaplikasiannya dibutuhkan penyesuaian dan komitmen dari seluruh level organisasi. DAFTAR REFERENSI Ahn, Heinz. (2001). Applying the Balanced Scorecard Concept an Experience Report. Pergamon. Chytas, Glykas, & Valiris. (2011) A proactive Balanced Scorecard. International Journal of Information Management, pp Kaplan, R. and Norton, D. (1992). The Balanced Scorecard Measures That Drive Performance.Harvard Business Review70(1): Kaplan, R. and Norton, D. (1993). Putting the Balanced Scorecard to work. Harvard Business Review 71 (5): Kaplan, R. and Norton, D. (1996a). Using the Balanced Scorecard as a strategic management 18 Universitas Indonesia

19 system. Harvard Business Review 74 (1): Kaplan, R. and Norton, D. (1996b.). The Balanced Scorecard. Boston, MA: Harvard Business School Press Kaplan, R. and Norton, D. (2001).Transforming the Balanced Scorecard From Performance Measurement to Strategic Management: Part I. Accounting Horizons Vol. 15 No. 1, pp Kaplan, R. (2001). Strategic Performance Measurement and Management in Nonprofit Organizations. Nonprofit Management and Leadership, pp Kaplan,RobertS.danNorton,DavidP. ( 2008).TheExecutionPremium,Harvard \ School Press, Massachusetts. Business Laporan Tahunan Yayasan Kehati Desember 9, Martello, Watson, and Fischer.`(2008) Implementing A Balamce Score Card In A Not -For- Profit Organization. Journal of Business & Economic Research. Niven, Paul R. (2003) Balanced Scorecard Step by Step for Government and Nonprofit Agencies. Canada: Wiley. Wheelen, T. L. and Hunger, J.D. (2008).Concepts in Strategic Management and Policy. New Jersey: Prentice Hall. Business Yayasan Kehati. Rencana Strategis Desember 09, Universitas Indonesia

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Analisa SWOT Analisa SWOT merupakan sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan lingkungan bisnis di dunia saat ini begitu dinamis. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan lingkungan bisnis di dunia saat ini begitu dinamis. Hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan lingkungan bisnis di dunia saat ini begitu dinamis. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor sosiologis, teknologi, ekonomi dan

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi pasar persaingan (globalisasi) dan lingkungan bisnis yang cepat berubah. Oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, proses dalam menghasilkan produk/jasa tersebut, sistem jual-beli yang ada

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card

Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card Performa (2008) Vol. 7, No.2: 31-36 Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card Murman Budijanto, Dwi Lia Indriani Laboratorium Sistem

Lebih terperinci

Key Performance Indicators Perusahaan

Key Performance Indicators Perusahaan Key Performance Indicators Perusahaan Cascade Strategic Visi dan Misi Unit : Corporate Unit Pelayanan Memberikan pelayanan terbaik dengan standart perbankan untuk mencapai kepuasan pelanggan. 1. Meningkatkan

Lebih terperinci

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut: Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal

Lebih terperinci

Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus: PT. MCA)

Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus: PT. MCA) 1 st Seminar on Application and Research in Industrial Technology, SMART 2006 Yogyakarta, 27 April 2006 Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan Erlinda Muslim 1 dan Setio

Lebih terperinci

INDEPT, Vol. 1, No. 1, Februari 2011 ISSN

INDEPT, Vol. 1, No. 1, Februari 2011 ISSN STUDI STRATEGI MELALUI PENDEKATAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Heni Puspita, ST., MT Ketua Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Nurtanio Bandung Jl. Pajajaran No

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis yang pada akhirnya menimbulkan persaingan dalam industri yang semakin ketat. Jika dulu produsen yang memegang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat, yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Saat itu mereka diberikan tugas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat, yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Saat itu mereka diberikan tugas yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Balanced Scorecard pertama kali dikembangkan pada tahun 1990 oleh ahli Amerika Serikat, yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Saat itu mereka diberikan tugas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Keberhasilan perusahaan dapat diketahui dengan melaksanakan rencana pengukuran kinerja yang merupakan bagian dari perencanaan strategik. Pengukuran kinerja penting untuk dilaksanakan guna mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi

BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan jaman pada saat ini sebuah organisasi sektor publik dituntut untuk dapat bersaing dalam memberikan kepuasan dan peningkatan mutu layanannya dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Di dalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk pencapaian suatu target tertentu. Sehingga pengukuran kinerja merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap Mansion28, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: d. Mansion28 telah menyusun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam beberapa dasarwasa ini telah terjadi perubahan yang cepat dan terus menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari era

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Tujuan ini menentukan ke arah mana suatu perusahaan atau

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Tujuan ini menentukan ke arah mana suatu perusahaan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap perusahaan atau entitas didirikan dengan suatu tujuan tertentu. Tujuan ini menentukan ke arah mana suatu perusahaan atau entitas ini beroperasi. Namun secara

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008 PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008 SKRIPSI Ditulis dan Diajukan Dengan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan teknologi yang ada. Adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang sangat besar terhadap perilaku manusia dalam suatu organisasi. Dengan adanya alat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki tujuan yang berbeda-beda dan diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki tujuan yang berbeda-beda dan diperlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Setiap organisasi memiliki tujuan yang berbeda-beda dan diperlukan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk mengukur ketercapaian tujuan suatu organisasi diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang begitu pesat menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin ketat. Hal tersebut dikarenakan adanya kemajuan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Idealnya, setiap manajemen perusahaan memerlukan suatu alat ukur untuk mengetahui seberapa baik performa perusahaan. Objek yang selalu diukur adalah bagian keuangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembangan sedemikian rupa sehingga melewati batas-batas wilayah dan antar

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan merancang suatu sistem pengukuran kinerja dengan menggunakan metode balanced scorecard yang sesuai dengan visi dan misi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan iklim usaha, informasi dan teknologi yang semakin maju berdampak pada persaingan bisnis yang semakin ketat, sehingga para pelaku bisnis harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Padahal dalam menghadapi lingkungan bisnis yang

Lebih terperinci

BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto

BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto Balanced Scorecard (BSC) BSC dikembangkan oleh Kaplan dan Norton pada tahun 1992. BSC merupakan sebuah Performance Management System yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia informasi saat ini begitu

BAB I PENDAHULUAN. kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia informasi saat ini begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan telekomunikasi

Lebih terperinci

INTEGRASI BALANCED SCORECARD KE DALAM MANAJEMEN KINERJA PENJUALAN PERUSAHAAN DAGANG

INTEGRASI BALANCED SCORECARD KE DALAM MANAJEMEN KINERJA PENJUALAN PERUSAHAAN DAGANG Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer INTEGRASI BALANCED SCORECARD KE DALAM MANAJEMEN KINERJA PENJUALAN PERUSAHAAN DAGANG INTEGRATING THE BALANCED SCORECARD INTO SALES PERFORMANCE MANAGEMENT OF TRADING COMPANY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh suatu organisasi. Kinerja dalam

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan perubahan-perubahan yang serba cepat dibidang komunikasi, informasi, dan teknologi menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya bisnis ritel seperti yang terlihat pada 2009 ketika sektor ritel

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya bisnis ritel seperti yang terlihat pada 2009 ketika sektor ritel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kebutuhan dan pola hidup masyarakat kini yang semakin menginginkan kenyamanan berbelanja, kepastian harga, dan keanekaragaman kebutuhan dalam satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai bisnis, dewasa ini kita dapat merasakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai bisnis, dewasa ini kita dapat merasakan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbicara mengenai bisnis, dewasa ini kita dapat merasakan bahwa perkembangan dunia bisnis yang tumbuh semakin pesat, sehingga menimbulkan persaingan pasar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Pengukuran kinerja sangat berguna untuk membandingkan kinerja organisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan merupakan hal yang sangat diinginkan oleh setiap organisasi. Hal inilah yang seringkali membuat organisasi terus menerus melakukan perbaikanperbaikan yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai

BAB V PENUTUP. Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian ini dilakukan pada PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero) Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai sistem manajemen strategik yang dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat konsitensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. Kinerja merupakan penentuan

Lebih terperinci

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value. Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang meyakini bahwa jika perusahaan memiliki orang-orang dengan kemampuan yang tepat dan sikap yang baik akan dapat melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu organisasi dikatakan berhasil apabila visi, misi dan tujuannya tercapai. Untuk dapat mencapainya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di saat ini, sehingga pelaku bisnis harus menyusun dan merancang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di saat ini, sehingga pelaku bisnis harus menyusun dan merancang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi mendorong kompetisi yang ketat dalam persaingan yang semakin berkembang di saat ini, sehingga pelaku bisnis harus menyusun dan merancang berbagai strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demikian yang dikatakan oleh Wiliam Thompson (Lord Kelvin), Dari

BAB I PENDAHULUAN. demikian yang dikatakan oleh Wiliam Thompson (Lord Kelvin), Dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang When you can measure what you are speking about, and express it in numbers, you know somethig aboutit; but when you cannot measure it, when you cannot express it in

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial). 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA Kinerja merupakan kontribusi yang dapat diberikan oleh seseorang atau devisi untuk pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi. Kinerja dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. himpun agar pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. himpun agar pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi setiap organisasi harus siap mengikuti perubahan agar tidak tertinggal dan dapat bersaing, salah satunya adalah dengan peningkatan kualitas.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Balanced Scorecard, visi, misi, strategi, sistem manajemen strategis. viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Balanced Scorecard, visi, misi, strategi, sistem manajemen strategis. viii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PERANCANGAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIK JANGKA PANJANG (STUDI KASUS PADA GREEN HOUSE PROPERTY BANDUNG) Sistem manajemen strategis telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berbagai kemajuan pesat di bidang industri mau tak mau

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berbagai kemajuan pesat di bidang industri mau tak mau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, berbagai kemajuan pesat di bidang industri mau tak mau mengisyaratkan perusahaan untuk berkembang sejalan dengan kemajuan tersebut, yang berarti

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard)

Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard) Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard) 1 Pokok Bahasan dalam Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini pengukuran kinerja menjadi suatu komponen penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini pengukuran kinerja menjadi suatu komponen penting bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pengukuran kinerja menjadi suatu komponen penting bagi pihak manajemen dalam menilai performa perusahaannya. Hal ini dilakukan oleh pihak manajemen agar

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya tentang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya tentang BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya tentang pengukuran kinerja dengan konsep Balanced Scorecard pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif, kinerja merupakan faktor penting yang harus selalu diperhatikan oleh suatu organisasi. Kinerja

Lebih terperinci

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Andris Setiawan andrissetiawan507@gmail.com Abstract Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif pada Bank X dengan judul Analisis Balanced Scorecard pada Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu sumbernya harus dipelihara dan dikelola dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu sumbernya harus dipelihara dan dikelola dengan baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah sumber kehidupan makhluk hidup terutama manusia tanpa air manusia tidak akan bisa hidup. Ketersediaan air sangat berlimpah, tetapi tidak semua air yang ada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program ataupun kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Didalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis, pengukuran

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Pada bab ini akan dibahas beberapa kesimpulan yang didapatkan penulis dimana kesimpulan ini akan menjawab identifikasi masalah yang telah dibuat terhadap KSP

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Mulyadi (1997:419) mengungkapkan penilaian kinerja sebagai penentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Di masa sekarang dan di masa depan, perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Di masa sekarang dan di masa depan, perusahaan-perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Di masa sekarang dan di masa depan, perusahaan-perusahaan menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks. Kompleksitas bisnis tersebut terjadi dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan-perusahaan menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks karena meningkatnya proses globalisasi yang melanda semua Negara, termasuk Indonesia.

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA ORGANISASI PENDIDIKAN DENGAN METODA BALANCE SCORECARD (STUDI KASUS : PTS BANDUNG)

ANALISIS KINERJA ORGANISASI PENDIDIKAN DENGAN METODA BALANCE SCORECARD (STUDI KASUS : PTS BANDUNG) Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 ANALISIS KINERJA ORGANISASI PENDIDIKAN DENGAN METODA BALANCE SCORECARD (STUDI KASUS : PTS BANDUNG) 1 Rakhmat Ceha, 2 M. Dzikron AM.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan pada sisi keuangan (financial perspective). Akan tetapi, menilai kinerja perusahaan semata-mata

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA BERBASIS BALANCED SCORECARD PADA DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PT PERTAMINA GAS JAKARTA

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA BERBASIS BALANCED SCORECARD PADA DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PT PERTAMINA GAS JAKARTA ANALISIS PENGUKURAN KINERJA BERBASIS BALANCED SCORECARD PADA DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PT PERTAMINA GAS JAKARTA Ritawati PT Pertamina Gas, M. H Thamrin No. 55 Jakarta, 021-31906825, ritawati.rachmad@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Langkah-langkah penelitian 3.1.1 Observasi di PT Pertamina Gas Pada tahap ini, dilakukan pengamatan langsung ke Departemen Sumber daya manusia PT Pertamina Gas yang

Lebih terperinci

USULAN PERANCANGAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PADA PT. MI (Studi Kasus Pada Departemen Produksi)

USULAN PERANCANGAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PADA PT. MI (Studi Kasus Pada Departemen Produksi) USULAN PERANCANGAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PADA PT. MI (Studi Kasus Pada Departemen Produksi) Lithrone Laricha, Delvis Agusman, Agustiono Program Studi Teknik Industri, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pilot pesawat terbang jet modern sedang menerbangkan pesawatnya.

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pilot pesawat terbang jet modern sedang menerbangkan pesawatnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seorang pilot pesawat terbang jet modern sedang menerbangkan pesawatnya. Pada saat pesawat dalam keadaan terbang, asisten juniornya menanyakan mengapa hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis perbankan syariah kini dirasakan semakin kompetitif, untuk itu perusahaan perbankan syariah diharuskan untuk semakin efektif dan efisien dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB. VI. Pengukuran kinerja dengan pendekatan balanced scorecard menerjemahkan

BAB. VI. Pengukuran kinerja dengan pendekatan balanced scorecard menerjemahkan 94 BAB. VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Pengukuran kinerja dengan pendekatan balanced scorecard menerjemahkan visi dan misi perusahaan ke dalam empat perspektif kemudian merubahnya menjadi tindakan yang lebih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat besar. Akan tetapi, potensi ini belum dapat diwujudkan secara optimal di

I. PENDAHULUAN. sangat besar. Akan tetapi, potensi ini belum dapat diwujudkan secara optimal di I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sektor peternakan merupakan sektor yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini didasarkan pada potensi sumber daya alam yang mendukung dan potensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk memberdayakan daerah dan mengurangi ketergantungan. daerah terhadap pemerintahan pusat. Dengan demikian pemerintah

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk memberdayakan daerah dan mengurangi ketergantungan. daerah terhadap pemerintahan pusat. Dengan demikian pemerintah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah sebagai bentuk reformasi pemerintahan daerah bertujuan untuk memberdayakan daerah dan mengurangi ketergantungan daerah terhadap pemerintahan pusat. Dengan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TUGAS AKHIR Diajukan Oleh : FENNY LAYARIYANTI SURANA 0634010224 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan

I. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia telah menumbuhkan persaingan pasar yang makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan liberalisasi perdagangan. Perdagangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar...

DAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar... DAFTAR ISI Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar... Daftar lampiran... Intisari... Abstract... i ii iii iv vi x xii xiii

Lebih terperinci

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE UNTUK MENCAPAI SUSTAINABLE GROWTH DI PT. YAMAHA INDONESIA MOTOR MANUFACTURING BALI

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE UNTUK MENCAPAI SUSTAINABLE GROWTH DI PT. YAMAHA INDONESIA MOTOR MANUFACTURING BALI PERANCANGAN BALANCED SCORECARD LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE UNTUK MENCAPAI SUSTAINABLE GROWTH DI PT. YAMAHA INDONESIA MOTOR MANUFACTURING BALI Wenny Yohanes Jurusan Akuntansi / Fakultas Bisnis dan Ekonomika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk jangka panjang (Setiawan, 2011).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk jangka panjang (Setiawan, 2011). BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Perencanaan Strategis Perencanaan strategis (penyusunan rencana jangka panjang) merupakan salah satu tahapan dalam manajemen strategis yaitu serangkaian

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD

BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD 3.1 Sejarah dan Definisi Balanced scorecard 3.1.1. Sejarah Balanced scorecard Balanced scorecard pertama kali dipublikasikan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Solo Kartasura) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil

BAB V PENUTUP. Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kinerja PDAM Kota Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja perusahaan dengan pendekatan

Lebih terperinci

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Materi 1. What is Financial Management? 2. Goals of Financial Management in the Context of BSC 3. Financial Aspect of BSC What is Financial Management

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan iklim kompetisi antar perusahaan semakin tajam dan ketat, juga ditambah

Lebih terperinci

STRATEGI EKSEKUSI DAN BALANCE SCORE CARD

STRATEGI EKSEKUSI DAN BALANCE SCORE CARD STRATEGI EKSEKUSI DAN BALANCE SCORE CARD Banyak organisasi yang mampu merumuskan rencana strategis dengan baik, namun belum banyak organisasi yang mampu melaksanakan kegiatan operasional bisnisnya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Persaingan dalam dunia bisnis semakin hari semakin menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Persaingan dalam dunia bisnis semakin hari semakin menunjukkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Persaingan dalam dunia bisnis semakin hari semakin menunjukkan adanya persaingan yang semakin ketat. Banyak perusahaan baru yang terus bermunculan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya kinerja perusahaan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan persaingan. Ditambah lagi dengan adanya era pasar bebas, menuntut setiap perusahaan

Lebih terperinci

Prepared by Yuli Kurniawati

Prepared by Yuli Kurniawati BALANCE SCORECARD Prepared by Yuli Kurniawati SEJARAH BALANCE SCORECARD Pertama kali disampaikan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton di Harvard Business Review tahun 1992 dalam artikel berjudul Balanced

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang maksimal. Maka, manajemen perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang maksimal. Maka, manajemen perusahaan dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan yang terus meningkat pada masa sekarang ini, untuk mencapai tujuan perusahaan menciptakan kinerja yang unggul dan mencapai laba

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Kinerja Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis manfaat implementasi balanced scorecard terhadap pelaksanaan proses manajemen strategik, maka

Lebih terperinci