BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk jangka panjang (Setiawan, 2011).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk jangka panjang (Setiawan, 2011)."

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Konsep Perencanaan Strategis Perencanaan strategis (penyusunan rencana jangka panjang) merupakan salah satu tahapan dalam manajemen strategis yaitu serangkaian tindakan manajerial yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk jangka panjang (Setiawan, 2011). Penyusunan rencana strategis dilakukan oleh perusahaan dalam mendefinisikan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai perusahaan (Pirtea et al., 2009). Penyusunan rencana strategis penting untuk dilakukan oleh perusahaan karena tanpa rencana strategis, perusahaan tidak memiliki pedoman dalam pencapaian tujuannya sehingga kegiatan operasional perusahaan akan menjadi tidak terarah. Perusahaan yang beroperasi tanpa adanya suatu rencana strategis berpeluang lebih besar dalam mengalami kegagalan dibandingkan perusahaan yang memiliki rencana strategis (Lawlor, 2011). Pada organisasi sektor publik, strategi yang dibuat untuk dapat mencapai visi dan misi organisasi dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah sebagai pembuat peraturan, badan pengawas, serta masyarakat. Organisasi sektor publik biasanya memiliki strategi utama yang ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat atau peningkatan efisiensi operasional organisasi. Strategi utama tersebut kemudian 13

2 dijabarkan menjadi beberapa strategi yang berfungsi sebagai dasar kegiatan operasional organisasi (Rohm, 2002) Definisi Balanced Scorecard Konsep Balanced Scorecard pertama kali diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton pada tahun Balanced Scorecard pada awalnya merupakan suatu konsep pengukuran kinerja. Balanced Scorecard sebagai suatu sistem pengukuran kinerja digunakan sebagai alat pengendalian, analisa, dan untuk merevisi strategi organisasi (Campbell et al., 2009). Istilah Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu balanced yang berarti berimbang dan scorecard yang berarti kartu skor. Berimbang (balanced) diartikan sebagai pengukuran kinerja secara berimbang dari dua perspektif yaitu keuangan dan nonkeuangan sedangkan kartu skor (scorecard) adalah suatu kartu untuk mencatat hasil kinerja sekarang dan perencanaan di masa mendatang. Dari definisi tersebut, pengertian Balanced Scorecard ialah kartu skor yang digunakan dalam pengukuran kinerja keuangan dan nonkeuangan untuk jangka pendek dan jangka panjang (Rangkuti, 2011: 3). Konsep Balanced Scorecard memberi gambaran komperhensif kepada manajer tentang kegiatan yang dijalankan organisasi baik sektor privat maupun sektor publik. Kemunculan Balanced Scorecard melengkapi sistem pengukuran kinerja tradisional yang umumnya hanya menggunakan perspektif finansial saja sebagai tolok ukur keberhasilan organisasi. Sistem pengukuran kinerja keuangan tradisional seperti perhitungan Return on Investment dan Earning Per Share tidak mencerminkan 14

3 kondisi yang sesungguhnya sehingga sering menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan terutama keputusan organisasi untuk melakukan peningkatan kinerja secara berkesinambungan (Kaplan dan Norton 1992). Dalam perkembangan selanjutnya sebagai suatu sistem manajemen strategis, Balanced Scorecard digunakan untuk menerjemahkan misi dan strategi organisasi ke dalam tujuan dan ukuran operasional (Hansen & Mowen, 2003). Tujuan dan ukuran operasional tersebut dinyatakan ke dalam empat perspektif (Kaplan & Norton, 1996) yang dijelaskan sebagai berikut. 1) Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Perspektif ini menggambarkan kemampuan organisasi untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang. Tujuan dalam perspektif ini adalah menyediakan infrastruktur bagi perspektif finansial, pelanggan, dan proses bisnis internal, agar tujuan dari perspektif-perspektif tersebut tercapai. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran bertujuan antara lain untuk meningkatkan kemampuan karyawan, meningkatkan kemampuan sistem informasi, dan peningkatan motivasi kerja karyawan. 2) Perspektif Proses Bisnis Internal Komponen utama dalam proses bisnis internal adalah: 1) proses inovasi, yang diukur dengan banyaknya produk baru yang dihasilkan; 2) proses operasional, yang diukur dengan peningkatan kualitas produk atau jasa serta waktu proses produksi yang lebih pendek; 3) proses pelayanan, yang diukur 15

4 dengan pelayanan purna jual dan waktu yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan. 3) Perspektif Pelanggan Tujuan dalam perspektif pelanggan adalah pemuasan kebutuhan pelanggan. Ukuran-ukuran yang digunakan dalam perspektif ini antara lain retensi pelanggan, kepuasan pelanggan, akuisisi pelanggan baru, dan market share. Dalam perspektif ini organisasi menyusun strategi yang bertujuan untuk melayani dan memenuhi kebutuhan pelanggan yang pada akhirnya dapat memberikan keuntungan finansial (keuangan) bagi organisasi. 4) Perspektif Keuangan Dalam perspektif keuangan, organisasi merumuskan tujuan finansial yang ingin dicapai organisasi dimasa yang akan datang. Selanjutnya tujuan finansial tersebut dijadikan dasar bagi ketiga perspektif lainnya dalam menetapkan tujuan dan ukurannya. Tujuan perspektif keuangan organisasi sektor privat umumnya berkaitan dengan pencapaian keuntungan, sedangkan untuk organisasi sektor publik yang bersifat non profit tujuannya berkaitan dengan efisiensi biaya (Rohm, 2002). Antara tujuan yang satu dengan yang lain dalam setiap perspektif memiliki hubungan sebab akibat. Jika tujuan dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pelanggan tercapai, maka tujuan perspektif keuangan juga tercapai (Malina dan Selto, 2004). 16

5 2.1.3 Perkembangan Balanced Scorecard Konsep Balanced Scorecard berkembang pesat tidak hanya sebagai konsep pengukuran kinerja saja tetapi juga sebagai sistem manajemen strategis (Rohm, 2002). Cobbold dan Lawrie (2004) membagi perkembangan konsep Balanced Scorecard menjadi tiga generasi yang dikenal dengan istilah BSC Generations. Masing-masing generasi Balanced Scorecard dibedakan berdasarkan penggunaan perspektif dan indikator kinerja yang mencerminkan tujuan dan strategi organisasi. Tiga generasi Balanced Scorecard tersebut dijelaskan sebagai berikut. 1) Balanced Scorecard Generasi I Balanced Scorecard generasi pertama merupakan konsep yang dicetuskan pertama kali pada tahun 1992 sebagai alat pengukuran kinerja yang meliputi empat perspektif sederhana yaitu perspektif pelanggan, proses bisnis internal, pertumbuhan dan pembelajaran, serta perspektif keuangan. Konsep Balanced Scorecard generasi pertama memperlihatkan sedikit hubungan sebab akibat antarperspektif. Konsep Balanced Scorecard Generasi Pertama ditunjukkan oleh Gambar ) Balanced Scorecard Generasi II Balanced Scorecard generasi ke dua menjelaskan konsep sebab akibat antarperspektif secara lebih mendalam. Balanced Scorecard generasi ke dua menyempurnakan konsep Balanced Scorecard selain sebagai pengukuran kinerja juga sebagai sebagai pendukung pengendalian strategi perusahaan. Balanced Scorecard generasi ke dua menunjukkan keterkaitan masing- masing 17

6 perspektif dengan tujuan strategis perusahaan. Perkembangan Balanced Scorecard generasi ke dua sebagai sistem manajemen strategis menjadi faktor pendorong manajemen organisasi melakukan penyelarasan strategis di antara unit-unit bisnis di dalam organisasi yang selanjutnya dikenal dengan istilah Cascade The Balanced Scorecard. Konsep Balanced Scorecard generasi ke dua ditunjukkan oleh gambar 2.2. Gambar 2.1 Konsep Balanced Scorecard Generasi I Sumber: Kaplan & Norton, ) Balanced Scorecard Generasi III Konsep Balanced Scorecard generasi ke tiga merupakan penyempurnaan dari konsep Balanced Scorecard generasi ke dua. Konsep Balanced Scorecard generasi ke tiga meliputi empat komponen utama yaitu pernyataan tujuan perusahaan yang membantu dalam pengambilan keputusan di setiap aktivitas perusahaan, tujuan strategis perusahaan yang memberikan gambaran 18

7 perusahaan di masa depan, model hubungan strategi dan perspektif yang digunakan, serta pengukuran untuk memantau kemajuan perusahaan. Gambar 2.2 Konsep Balanced Scorecard Generasi II Sumber: Cobbold & Lawrie, Implementasi Balanced Scorecard pada Organisasi Sektor Publik Pada awalnya konsep Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen kinerja yang dikembangkan untuk diimplementasikan di organisasi sektor privat, dalam perkembangannya konsep ini juga dapat diimplementasikan di organisasi sektor publik (Voelker et al., 2001). Organisasi sektor publik didirikan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Walaupun tujuan utamanya bukan untuk mencari keuntungan, organisasi sektor publik juga terdiri dari unit-unit yang saling berkaitan dengan tujuan yang sama yaitu melayani masyarakat. Untuk mencapai kesatuan tujuan, organisasi sektor publik harus mampu menerjemahkan misi ke dalam strategi, pengukuran, serta target yang dikomunikasikan ke seluruh 19

8 unit yang ada sehingga setiap unit memiliki misi yang sama. Balanced Scorecard merupakan konsep yang dapat digunakan dalam menerjemahkan misi organisasi ke dalam serangkaian tindakan untuk melayani masyarakat (Imelda, 2004). Konsep Balanced Scorecard untuk organisasi sektor publik ditunjukkan dalam Gambar 2.3. Sebelum diimplementasikan pada organisasi sektor publik, kerangka konsep Balanced Scorecard memerlukan penyesuaian agar sesuai dengan misi organisasi sektor publik yang tergolong organisasi nonprofit. Penyesuaian juga diperlukan terkait visi organisasi sektor publik yaitu untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dan dalam operasionalnya berkaitan dengan kebijakan pemerintah. Pada organisasi sektor privat, strategi berdasarkan konsep Balanced Scorecard ditujukan untuk penciptaan keunggulan kompetitif berupa perolehan keuntungan, sedangkan untuk organisasi sektor publik, strategi ditujukan untuk efisiensi biaya (Rohm, 2002). Penyesuaian yang dilakukan terhadap konsep Balanced Scorecard sebelum diimplementasikan pada organisasi sektor publik (Rohm, 2002) yaitu dijelaskan sebagai berikut. 1) Perspektif pelanggan disesuaikan menjadi perspektif customer & stakeholder karena rumah sakit umum daerah sebagai organisasi sektor publik berhubungan selain dengan pelanggan (pasien) juga dengan pemerintah. 2) Penyesuaian perspektif learning & growth menjadi employee & organization capacity. 20

9 3) Penyesuaian rerangka konsep Balanced Scorecard yang menjadikan pernyataan misi organisasi sektor publik yaitu melayani masyarakat sebagai pemacu (driver) dalam Balanced Scorecard. 4) Penyesuaian yaitu perubahan posisi antara perspektif customer & stakeholder dengan perspektif finansial, dimana perspektif customer & stakeholder ditempatkan di puncak Balanced Scorecard untuk organisasi sektor publik, kaitannya dengan misi dan tujuan utama organisasi yaitu untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Gambar 2.3 Konsep Balanced Scorecard Organisasi Sektor Publik Sumber: Rohm, 2002 Salah satu jenis organisasi sektor publik yang menggunakan konsep Balanced Scorecard yaitu rumah sakit. Rumah sakit sebagai organisasi sektor publik pengelola jasa pelayanan masyarakat menggunakan konsep Balanced Scorecard baik sebagai dasar dalam perencanaan strateginya maupun digunakan dalam mengukur kinerja. 21

10 Penggunaan konsep Balanced Scorecard di rumah sakit berdasarkan penelitian terdahulu ditunjukkan dalam Tabel 2.1. Tabel 2.1 Review Penggunaan Konsep Balanced Scorecard pada Organisasi Sektor Publik Rumah Sakit Generasi Peneliti Rumah Sakit Perspektif yang Digunakan BSC Chang et al. (2008) El Jardali et al. (2011) Lovaglio dan Vittadini (2012) Kumar et al. (2005) Van de Wetering et al. (2006) Radford et al. (2007) Peters et al. (2006) National Health Service Organisation, Amerika Serikat Lebanon Lombardy Region, Italia Singapore Hospital, Singapura Rumah sakit milik pemerintah Melbourne, Australia Clinical Health Care North Carolina, Amerika Serikat Rumah Sakit milik Kementerian Kesehatan Afghanistan Sumber: Data sekunder, diolah Peningkatan taraf kesehatan, kemudahan akses, efektivitas pelayanan, efisiensi, kepuasan pasien, keuangan Pemanfaatan sarana medis, keuangan, integrasi sistem dan sumber daya manusia, kepuasan pasien Sumber daya manusia, kepuasan pasien, penanganan kesehatan, keuangan Kepuasan pelanggan, proses bisnis internal, pertumbuhan dan pembelajaran, keuangan Proses medis, kepuasan pasien, kualitas dan transparansi, sistem informasi Akses kesehatan, kinerja keuangan, sumber daya manusia, produktivitas Kepuasan pasien, pegawai, kapasitas jasa penyediaan pelayanan kesehatan, jasa penyediaan pelayanan kesehatan, sistem keuangan, visi secara keseluruhan Pada organisasi sektor publik terutama rumah sakit, perspektif Balanced Scorecard yang digunakan lebih beragam dibandingkan dengan perspektif Balanced I II III I I II III 22

11 Scorecard yang digunakan di organisasi sektor publik lainnya seperti yayasan dan universitas. Antara rumah sakit yang satu dengan yang lain pun perspektif yang digunakan juga tidak sama Konsep Balanced Scorecard dalam Penyusunan Rencana Strategis Pada organisasi sektor publik yang menjadi fokus utamanya adalah misi organisasi untuk melayani masyarakat. Dari misi tersebut kemudian diformulasikan strategi-strategi yang akan dilakukan untuk pencapaiannya. Rohm (2002) menjabarkan penggunaan konsep Balanced Scorecard dalam penyusunan rencana strategis yaitu melalui tahapan-tahapan berikut ini. 1) Menilai dasar organisasi Penilaian dasar organisasi dilakukan dengan menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman terhadap organisasi yang dapat dilakukan dengan mengunakan SWOT analysis. Penilaian ini berguna bagi organisasi untuk mengetahui kebutuhan masyarakat dan tindakan yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 2) Membuat Strategi Organisasi Tahapan selanjutnya yaitu membuat strategi organisasi (grand strategy) yang bersifat umum. Contoh strategi umum yang digunakan organisasi sektor publik misalnya yaitu peningkatan kualitas pendidikan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Setelah strategi utama dibentuk, selanjutnya dibentuk strategi-strategi yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. 23

12 3) Menjabarkan Strategi Utama Organisasi Tahap ke tiga dalam penyusunan strategi berdasarkan Balanced Scorecard yaitu menguraikan strategi utama menjadi komponen strategi yang lebih spesifik yang disebut sasaran. Komponen strategi yang dibuat kemudian digolongkan ke dalam empat perspektif Balanced Scorecard yang sesuai (Lee & Sai On Ko, 2000). Contoh komponen strategi seperti peningkatan motivasi kerja karyawan, peningkatan kompetensi karyawan, dan peningkatan kapasitas teknologi. Sasaran harus dinyatakan dalam bentuk yang spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, dan berorientasi pada hasil serta memiliki batas (target) waktu pencapaian (Gaspersz, 2003). 4) Membuat Strategic Map bagi Strategi Organisasi Sebagian besar organisasi mempunyai unit-unit yang mempunyai strategi dan tujuan sendiri-sendiri. Untuk dapat dijalankan secara efektif, strategi strategi dan tujuan tersebut harus digabungkan dan dihubungkan secara bersama-sama. Untuk menggabungkan dan menghubungkan strategi-strategi dan tujuan tersebut dibutuhkan peta strategi (strategic map). Strategic map dapat dibangun dengan menghubungkan strategi dan tujuan dari unit-unit dengan menggunakan hubungan sebab akibat (cause-effect relationship). Dengan menggunakan hubungan sebab akibat organisasi dapat menghubungkan strategi dan tujuan ke dalam empat perspektif dalam Balanced Scorecard. Hubungan antara strategi-strategi tersebut digunakan untuk menunjukkan faktor-faktor yang mendukung kesuksesan organisasi. 24

13 2.1.6 Key Performance Indicators (Indikator Kinerja) Key performance indicator atau indikator kinerja utama yaitu suatu pengukuran yang digunakan oleh organisasi sektor privat maupun sektor publik untuk mengetahui keberhasilan dan menilai kemajuan organisasi dalam mencapai tujuannya. Indikator kinerja berperan untuk mengetahui sejauh mana organisasi telah melakukan inovasi dalam kinerja yang merupakan faktor terpenting dalam pencapaian kesuksesan suatu organisasi (Cox et al., 2003). Indikator kinerja pada organisasi sektor publik berperan sebagai sarana pemerintah dalam melakukan pengawasan, evaluasi, serta untuk meningkatkan kinerja pelayanan kepada masyarakat. Indikator kinerja bukan merupakan faktor yang meningkatkan kinerja, melainkan sebagai cerminan kemajuan dalam proses pencapaian tujuan organisasi (Rozner, 2013). Organisasi sektor publik khususnya rumah sakit yang tujuan utamanya adalah memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki banyak indikator kinerja untuk mengetahui pencapaian tujuan strategis rumah sakit. Indikator kinerja digunakan sebagai sumber informasi bagi manajemen rumah sakit dalam kegiatan merencanakan, merevisi, membuat program kerja baru atau mengganti program kerja yang telah ada, serta sebagai alat untuk berkomunikasi dan menyelaraskan strategi antarbagian di rumah sakit (Rozner, 2013). Indikator kinerja yang baik harus menjadi bagian dari perencanaan strategis rumah sakit agar dapat berguna bagi pembuat kebijakan. Terdapat lima karakteristik indikator kinerja utama yang baik (Rozner, 2013) yaitu dijelaskan sebagai berikut. 25

14 1) Spesifik Indikator kinerja harus spesifik, mencerminkan secara jelas objek yang diukur. Indikator kinerja harus mampu mencerminkan dan mengomunikasikan kinerja pemerintah kepada masyarakat. 2) Dapat Diukur Indikator kinerja harus dapat diukur, dapat dinyatakan sebagai nilai yang bersifat obyektif, dan didukung oleh data yang andal (reliable). 3) Dapat Dicapai Indikator kinerja harus realistis dan dapat dicapai. 4) Relevan Indikator kinerja harus mengukur hasil atau aktivitas yang relevan dalam organisasi. 5) Memiliki Target Waktu Harus ada target yang jelas kapan target tersebut harus dicapai. Dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan rumah sakit diperlukan sasaran strategis. Pencapaian sasaran harus memiliki indikator untuk mengetahui pencapaian sasaran strategis. Terdapat dua ukuran untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis yaitu lag indicator dan lead indicator. Lag indicator merupakan ukuran hasil (outcome measurement) sedangkan lead indicator yaitu ukuran pemacu kinerja (performance driver measurement). Ukuran hasil menunjukkan keberhasilan pencapaian sasaran strategis, dan ukuran pemacu kinerja mengkomunikasikan bagaimana hasil tersebut dapat dicapai (Sitompul, 2010). 26

15 2.1.7 Cascade The Balanced Scorecard Menyadari bahwa terdapat perbedaan kebutuhan setiap tingkatan manajemen konsep Balanced Scorecard dikembangkan untuk menciptakan suatu keselarasan strategi antara unit manajemen satu dengan lainnya. Hal ini dikenal dengan istilah Cascade The Balanced Scorecard (Kaplan dan Norton, 1996; Olve et al., 1999). Teknik Cascade Balanced Scorecard dilakukan karena strategi berbasis Balanced Scorecard yang telah disusun pada manajemen tingkat atas tidak dapat digunakan langsung oleh unit di level yang lebih rendah (Brewer, 2003). Cascading dilakukan agar strategi berbasis Balanced Scorecard yang disusun di manajemen tingkat atas sejalan dengan Balanced Scorecard yang disusun di seluruh unit di bawahnya, sehingga seluruh bagian bekerja untuk tujuan yang sama. Proses Cascading dilakukan dengan menerapkan Balanced Scorecard di level manajemen tertinggi, kemudian menurunkan tujuan dan rencana strategis ke level di bawahnya yang kemudian akan diinterpretasikan dan dimodifikasi sesuai situasi yang dihadapi manajemen di level tersebut (Kaplan, 2005) Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) Analisis SWOT merupakan metode analisis terhadap kekuatan dan kelemahan (faktor internal) serta peluang dan ancaman (faktor eksternal) yang berpengaruh terhadap organisasi (Harrison, 2010). Analisis SWOT merupakan tahapan awal dalam proses perencanaan strategis yang dilakukan oleh sebuah organisasi. Organisasi sektor publik seperti rumah sakit pemerintah juga menggunakan analisis SWOT 27

16 dalam perumusan rencana strategis. Empat komponen dalam analisis SWOT pada organisasi sektor publik rumah sakit (Harrison, 2010) dijelaskan sebagai berikut. 1) Strength (Kekuatan) Kekuatan merupakan faktor pendorong kinerja organisasi yang bersumber dari dalam organisasi itu sendiri. Faktor tersebut diantaranya seperti penggunaan sistem informasi di rumah sakit, adanya proyek peningkatan kesehatan masyarakat, tersedianya peralatan medis secara lengkap, serta karyawan rumah sakit dan staf medis yang kompeten. 2) Weakness (Kelemahan) Kelemahan adalah faktor yang berasal dari dalam organisasi yang menjadi penyebab menurunnya kualitas pelayanan kesehatan serta menjadi sumber peningkatan biaya di rumah sakit. Kelemahan meliputi keusangan sarana medis dan bangunan rumah sakit, adanya gangguan dalam proses perawatan, serta komunikasi yang kurang baik antar karyawan, antar staff medis, serta antara staff medis dengan pasien. Selain itu, kelemahan juga meliputi sistem informasi rumah sakit yang kurang mendukung, kurangnya pelatihan manajemen dan karyawan, kurangnya sumber daya keuangan, dan struktur organisasi yang membatasi adanya kerjasama dengan organisasi kesehatan lainnya. 3) Opportunity (Peluang) Peluang merupakan faktor eksternal berupa kesempatan bagi organisasi dalam hal ini rumah sakit untuk lebih memajukan organisasinya, misalnya dengan melakukan kerja sama dengan organisasi kesehatan lainnya guna 28

17 mengembangkan jaringan pelayanan kesehatan, pengembangan program kesehatan baru untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan efisiensi. 4) Threat (Ancaman) Ancaman adalah faktor eksternal yang bersifat negatif terhadap kinerja organisasi. Ancaman bagi rumah sakit diantaranya yaitu teknologi medis yang tidak efektif, ketidakstabilan perekonomian atau situasi politik negara, dan mahalnya harga obat-obatan dan peralatan medis. Analisis SWOT melibatkan penggunaan matriks SWOT. Matriks SWOT (Kearns, 1992) menampilkan delapan kotak seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2.4. Gambar 2.4 Matriks SWOT Kearns Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) Sumber: Kearns, 1992 Opportunity (Peluang) Strategi SO Comparative Advantages Strategi WO Divestment/Investment Threat (Ancaman) Strategi ST Mobilization Strategi WT Damage Control Dua kotak paling atas adalah kotak faktor eksternal (peluang dan tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (kekuatan dan kelemahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak rencana strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemuan antara faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor berupa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang telah diidentifikasi dalam analisis faktor internal dan eksternal, diletakkan di masing-masing kolom yang sesuai, 29

18 kemudian pada masing-masing kolom pertemuan faktor internal dan eksternal ditentukan strategi yang relevan. Berdasarkan Gambar 2.4 terbentuk empat strategi yang dijelaskan sebagai berikut. 1) Strategi SO (Comparative Advantages) merupakan strategi menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal. Dalam posisi demikian, organisasi menciptakan strategi menciptakan keunggulan untuk berkompetisi dengan pesaing. Selain itu, strategi yang dibuat juga dapat berupa upaya untuk memperkuat keunggulan komparatif organisasi di masa mendatang. 2) Strategi WO (Divestment/ Investment) memberikan pilihan bagi organisasi dalam menghadapi situasi yang kabur. Di satu sisi terdapat peluang bagi organisasi sementara di sisi lain organisasi tidak dapat memanfaatkannya akibat tidak didukung oleh kekuatan, oleh karena itu disediakan pilihan strategi (Kearns, 1992) yaitu investment atau divestment. Investment dilakukan dengan memaksakan menggarap peluang dengan kondisi kelemahan tersebut, sedangkan divestment dilakukan dengan membiarkan peluang tersebut dimanfaatkan oleh organisasi lain. 3) Strategi ST (Mobilization) menggunakan kekuatan perusahaan untuk mengurangi pengaruh ancaman eksternal. Kondisi pada pertemuan antara kekuatan dan ancaman mengharuskan organisasi memobilisasi sumber daya (yang merupakan kekuatan organisasi) untuk mengatasi ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian mengubah ancaman itu menjadi sebuah peluang. 30

19 4) Strategi WT (Damage Control) merupakan strategi yang diarahkan pada upaya mengurangi kelemahan internal dengan menghindari ancaman eksternal. Sel WT merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar. Keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi, oleh karena itu, strategi yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan. Tabel 2.2 Hubungan Konsep Balanced Scorecard dengan Analisis SWOT Opportunity (Peluang) Threat (Ancaman) Strength (Kekuatan) Strategi SO (L/I/C/F) Strategi ST (L/I/C/F) Weakness (Kelemahan) Strategi WO (L/I/C/F) Strategi WT (L/I/C/F) Sumber: Lee & Sai On Ko, 2000 Keterangan: L : Learning and growth perspective (perspektif pertumbuhan dan pembelajaran) I : Internal business perspective (perspektif proses bisnis internal) C : Customer perspective (perspektif pelanggan) F : Financial perspective (perspektif keuangan) Keterkaitan konsep Balanced Scorecard dengan analisis SWOT dijelaskan oleh Lee & Sai On Ko (2000) seperti ditunjukkan dalam Tabel 2.2. Strategi yang diperoleh 31

20 dari hasil analisis SWOT dikategorikan ke dalam empat perspektif Balanced Scorecard. Pengelompokan ini juga bermanfaat untuk memudahkan dalam pembuatan strategy map yang memperlihatkan keterkaitan antarstrategi dalam pencapaian misi organisasi. 32

BAB I PENDAHULUAN. pengelola jasa pelayanan kesehatan. Rumah sakit pemerintah sebagai sarana utama

BAB I PENDAHULUAN. pengelola jasa pelayanan kesehatan. Rumah sakit pemerintah sebagai sarana utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit pemerintah merupakan salah satu organisasi sektor publik pengelola jasa pelayanan kesehatan. Rumah sakit pemerintah sebagai sarana utama dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja perusahaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan tersebut telah tercapai. Pengetahuan mengenai kondisi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan perubahan-perubahan yang serba cepat dibidang komunikasi, informasi, dan teknologi menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi

BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan jaman pada saat ini sebuah organisasi sektor publik dituntut untuk dapat bersaing dalam memberikan kepuasan dan peningkatan mutu layanannya dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dikerjakan guna mendapatkan informasi yang diinginkan demi tercapainya tujuan penelitian. Berikut cara mengumpulkan data yang dilaksanakan

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang sangat besar terhadap perilaku manusia dalam suatu organisasi. Dengan adanya alat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis yang pada akhirnya menimbulkan persaingan dalam industri yang semakin ketat. Jika dulu produsen yang memegang

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam beberapa dasarwasa ini telah terjadi perubahan yang cepat dan terus menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari era

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Keberhasilan perusahaan dapat diketahui dengan melaksanakan rencana pengukuran kinerja yang merupakan bagian dari perencanaan strategik. Pengukuran kinerja penting untuk dilaksanakan guna mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk pencapaian suatu target tertentu. Sehingga pengukuran kinerja merupakan salah satu

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua perusahaan di era globalisasi saat ini. Kunci untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan pada sisi keuangan (financial perspective). Akan tetapi, menilai kinerja perusahaan semata-mata

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

digunakan dalam identifikasi variabel lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan secara teoritis dirumuskan oleh David

digunakan dalam identifikasi variabel lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan secara teoritis dirumuskan oleh David 41 digunakan dalam identifikasi variabel lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan secara teoritis dirumuskan oleh David (2006:104) sebagai identifikasi dan evaluasi trend dari kejadian

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Langkah-langkah penelitian 3.1.1 Observasi di PT Pertamina Gas Pada tahap ini, dilakukan pengamatan langsung ke Departemen Sumber daya manusia PT Pertamina Gas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi pasar persaingan (globalisasi) dan lingkungan bisnis yang cepat berubah. Oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Puskesmas merupakan organisasi sektor publik yang berfungsi sebagai Badan Layanan Umum Daerah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik yang ada di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, proses dalam menghasilkan produk/jasa tersebut, sistem jual-beli yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh suatu organisasi. Kinerja dalam

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Indah Pratiwi, Herrizqi Shinta, Dessy Riyasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT. Matriks SWOT Kearns EKSTERNAL INTERNAL. Comparative Advantage. Mobilization STRENGTH WEAKNESS. Sumber: Hisyam, 1998

ANALISIS SWOT. Matriks SWOT Kearns EKSTERNAL INTERNAL. Comparative Advantage. Mobilization STRENGTH WEAKNESS. Sumber: Hisyam, 1998 ANALISIS SWOT Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. Persaingan yang terjadi tidak hanya antar perusahan dalam suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA RENCANA STRATEGIS SMA KHADIJAH DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA RENCANA STRATEGIS SMA KHADIJAH DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA RENCANA STRATEGIS SMA KHADIJAH DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Dosen Pembimbing: Syarifa Hanoum, S.T., M.T. Oleh: Ahmad Zahid Ali 2507100702 L/O/G/O www.themegallery.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. himpun agar pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. himpun agar pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi setiap organisasi harus siap mengikuti perubahan agar tidak tertinggal dan dapat bersaing, salah satunya adalah dengan peningkatan kualitas.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif, kinerja merupakan faktor penting yang harus selalu diperhatikan oleh suatu organisasi. Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Persaingan dalam dunia bisnis semakin hari semakin menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Persaingan dalam dunia bisnis semakin hari semakin menunjukkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Persaingan dalam dunia bisnis semakin hari semakin menunjukkan adanya persaingan yang semakin ketat. Banyak perusahaan baru yang terus bermunculan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR

BAB I PENDAHULUAN. di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT Bank Perkreditan Rakyat Danatama Indonesia yang tumbuh dan berkembang di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR Pundi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia bisnis banyak mengalami perkembangan sehingga tercipta kondisi persaingan yang semakin kompetitif. Keadaan ini menuntut perusahaan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan merupakan hal yang sangat diinginkan oleh setiap organisasi. Hal inilah yang seringkali membuat organisasi terus menerus melakukan perbaikanperbaikan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hambatan dikarenakan tidak adanya batasan antar negara. dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh laba (Profit oriented),

BAB 1 PENDAHULUAN. hambatan dikarenakan tidak adanya batasan antar negara. dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh laba (Profit oriented), BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan perekonomian dunia dalam era pasar bebas, menjadikan persaingan bisnis semakin ketat termasuk persaingan bisnis di indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian dari pelaksanaan suatu program/kegiatan/kebijakan dalam

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISIS

BAB IV DATA DAN ANALISIS BAB IV DATA DAN ANALISIS 4.1 Visi, Misi dan Tujuan Balai Besar Latihan Kerja Industri Serang 4.1.1 Visi Balai Besar Latihan Kerja Industri Serang Menjadi pusat tenaga kerja yang professional dan berkualitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Organisasi Menurut Stephen P. Robbins dalam buku Teori Organisasi, teori organisasi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Gambar flow diagram pemecahan masalah dapat dilihat pada gambar III-1 dan gambar III-2. Gambar III-1 menunjukkan gambar dari flow diagram penentuan dan analisa masalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pendahuluan LabSosio PUSKA Sosiologi telah menetapkan visinya, yaitu menjadi sebuah pusat kajian yang dapat memberi sumbangan secara berarti untuk pengembangan sosiologi

Lebih terperinci

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC TESIS MM PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DI DINAS PEKERJAAN UMUM DAERAH KOTA BLITAR DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) JAMHARI KASA TARUNA NRP 9106 201 307 DOSEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem pengukuran kinerja berdasarkan laporan keuangan ini adalah kurang

BAB I PENDAHULUAN. sistem pengukuran kinerja berdasarkan laporan keuangan ini adalah kurang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penilaian kinerja suatu perusahaan hanya dititikberatkan pada laporan keuangan. Keberhasilan suatu kinerja perusahaan dapat dikatakan baik apabila perusahaan tersebut

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI BALANCED SCORECARD DALAM PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA KOTA DENPASAR SKRIPSI

IMPLEMENTASI BALANCED SCORECARD DALAM PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA KOTA DENPASAR SKRIPSI IMPLEMENTASI BALANCED SCORECARD DALAM PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA KOTA DENPASAR SKRIPSI Oleh : NI PUTU SINTYA PURNAMA DEWI NIM : 1215351094 PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya kinerja perusahaan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan persaingan. Ditambah lagi dengan adanya era pasar bebas, menuntut setiap perusahaan

Lebih terperinci

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Andris Setiawan andrissetiawan507@gmail.com Abstract Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif pada Bank X dengan judul Analisis Balanced Scorecard pada Bank

Lebih terperinci

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Materi 1. What is Financial Management? 2. Goals of Financial Management in the Context of BSC 3. Financial Aspect of BSC What is Financial Management

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Sumber: Data Hasil Pribadi Gambar 3.1 Flowchart MetodePenelitian 40 41 1 Penerjemahan Visi dan Misi ke dalam empat perspektif Analisis SWOT

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN (Studi Kasus pada Poliklinik dan Rumah Bersalin Rejosari Husada Delanggu Klaten) p SKRIPSI Disusun Sebagai Salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah kenyataan yang harus dihadapi oleh dunia pendidikan terkait dengan masalah mutu pendidikan di Indonesia saat ini adalah tingkat mutu pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat. personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat. personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Pada suatu organisasi bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan strategi balanced scorecard dimana balanced scorecard memiliki empat perspektif strategi, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebuah organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan menggunakan sumber daya yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Analisa SWOT Analisa SWOT merupakan sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan teknologi yang ada. Adanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat, yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Saat itu mereka diberikan tugas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat, yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Saat itu mereka diberikan tugas yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Balanced Scorecard pertama kali dikembangkan pada tahun 1990 oleh ahli Amerika Serikat, yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Saat itu mereka diberikan tugas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidur dan tenaga kerja sebanyak 677 orang. Masalah utama dalam penelitian ini

BAB 1 PENDAHULUAN. tidur dan tenaga kerja sebanyak 677 orang. Masalah utama dalam penelitian ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah Sakit Umum Sari Mutiara adalah Rumah Sakit dengan status kelas B yang berdiri tahun 1962. Rumah sakit ini memiliki kapasitas hunian 375 tempat tidur dan tenaga

Lebih terperinci

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan. dalam pengembangan industri dodol durian.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan. dalam pengembangan industri dodol durian. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan dalam pengembangan industri dodol durian. 3. Sebagai bahan referensi dan studi bagi pihak-pihak yang membutuhkan. BAB II LANDASAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Balanced Scorecard, analisis SWOT, analisa BCG. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Balanced Scorecard, analisis SWOT, analisa BCG. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul Balanced Scorecard sebagai Alat Pengukuran Kinerja. Penelitian dilakukan pada PT. X, salah satu perusahaan Manufaktur yang bergerak dalam industri mainan anak-anak. Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unggul secara berkelanjutan, tak terkecuali organisasi sektor publik yang bertugas

BAB I PENDAHULUAN. unggul secara berkelanjutan, tak terkecuali organisasi sektor publik yang bertugas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di masa kini dan di masa depan, organisasi pasti mengalami lingkungan bisnis yang sangat komplek. Organisasi dituntut untuk saling berkompetisi, tidak hanya mempertahankan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil

BAB V PENUTUP. Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kinerja PDAM Kota Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja perusahaan dengan pendekatan

Lebih terperinci

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut: Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Di dalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis,

Lebih terperinci

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Seiring dengan semakin banyak turis yang datang (Tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan menggunakan berbagai macam cara untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan menggunakan berbagai macam cara untuk memperoleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia bisnis semakin maju dan berkembang, situasi dunia bisnis pun semakin ramai dengan ketatnya persaingan antar perusahaan. Banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja telah menjadi topik yang menarik di banyak Negara maju. Perusahaan-perusahaan nasional maupun internasional berusaha menjadi yang terdepan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab landasan teori ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan sistem pengukuran kinerja, Balanced Scorecard, perspektif dalam Balanced Scorecard, penyelarasan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang...

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.... i ii iii iv v BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 20 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, antar lembaga atau organisasi saling berkompetisi

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008 PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008 SKRIPSI Ditulis dan Diajukan Dengan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan - tahapan penelitian yang harus ditetapkan, sebelum melakukan pemecahan yang akan dibahas. Langkah ini dilakukan agar penelitian ini memudahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, mendorong kebutuhan atas tanah yang terus meningkat, sementara luas tanah yang ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memasuki era perdagangan bebas, persaingan bisnis yang terjadi di antara perusahaan semakin ketat, termasuk pula pada bisnis di sektor perbankan. Untuk itu, perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGANTAR Pada Bab II ini berisi mengenai beberapa tinjauan pustaka yang dipakai dalam penulisan skripsi ini. Penelitian perumusan perencanaan strategis dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rupa sehingga agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah

BAB I PENDAHULUAN. rupa sehingga agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang sangat mendasar bagi semua manusia karena setiap aktivitas manusia pasti memerlukan air bersih. Tersedianya air

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kearifan intelektual, usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia tidak mungkin terlepas dari pembangunan pertanian, karena sektor tersebut sampai saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk melangsungkan hidupnya, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk melangsungkan hidupnya, maka

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Balanced Scorecard, Pengukuran kinerja. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci : Balanced Scorecard, Pengukuran kinerja. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam lingkungan bisnis yang berfokus pada pelanggan dan kualitas proses, ukuran kinerja keuangan tidak memadai bagi perusahaan untuk memperoleh profitabilitas jangka panjang dan tetap bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ukur yang telah ditetapkan (Widayanto, 1993). Pengukuran kinerja adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. ukur yang telah ditetapkan (Widayanto, 1993). Pengukuran kinerja adalah suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Di dalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat konsitensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. Kinerja merupakan penentuan

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD

TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD Kelas : LMA3 Andy Gracia 1701498540 Junaidy 1701498534

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya dunia usaha dan perdagangan bebas akan membuka berbagai kesempatan baru dan juga dorongan dunia usaha ke arah yang semakin keras dan

Lebih terperinci

STRATEGI EKSEKUSI DAN BALANCE SCORE CARD

STRATEGI EKSEKUSI DAN BALANCE SCORE CARD STRATEGI EKSEKUSI DAN BALANCE SCORE CARD Banyak organisasi yang mampu merumuskan rencana strategis dengan baik, namun belum banyak organisasi yang mampu melaksanakan kegiatan operasional bisnisnya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang begitu pesat menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin ketat. Hal tersebut dikarenakan adanya kemajuan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

Analisis Strategi Bisnis (SWOT) Kelompok 4: Opissen Yudisius Murdiono Muhammad Syamsul Wa Ode Mellyawanty Kurniawan Yuda

Analisis Strategi Bisnis (SWOT) Kelompok 4: Opissen Yudisius Murdiono Muhammad Syamsul Wa Ode Mellyawanty Kurniawan Yuda Analisis Strategi Bisnis (SWOT) Kelompok 4: Opissen Yudisius Murdiono Muhammad Syamsul Wa Ode Mellyawanty Kurniawan Yuda Apa yang dimaksud dengan Analisis SWOT? Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat penulis menulis skripsi ini, sudah banyak hotel-hotel yang berdiri di

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat penulis menulis skripsi ini, sudah banyak hotel-hotel yang berdiri di Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat penulis menulis skripsi ini, sudah banyak hotel-hotel yang berdiri di Kota Bandung, dari hotel non-bintang sampai hotel berbintang.

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD

BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD 3.1 Sejarah dan Definisi Balanced scorecard 3.1.1. Sejarah Balanced scorecard Balanced scorecard pertama kali dipublikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan perusahaan di abad ke-21 ini semakin ketat sejalan dengan diberlakukannya era perdagangan bebas. Hal ini tentu juga mempengaruhi persaingan di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis yang ada berubah dari persaingan teknologi atau industrial

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis yang ada berubah dari persaingan teknologi atau industrial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan teknologi yang ada.

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kebutuhan akan sistem manajemen strategis yang komprehensif dan integratif di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini digunakan,

Lebih terperinci