PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN 15 PINGGIR

Transkripsi

1 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN 15 PINGGIR Oleh Yuli Harmawanti 1, Zulkifli 2, Eddy Noviana 3 Abstrak This research is a classroom action research that aims to improve learning outcomes IPS fifth grade s students of SDN 15 Pinggir. The research was conducted in March The subjects were 15 fifth grade students of SDN Pinggir totaling 34 people. Learning outcomes of students categorized as low, namely 64.1 (38.2%) by the number of students who completed 13 students, due to the weakness of teachers in classroom management and delivering course material and always use the lecture method. The problems of this study is the application of cooperative learning model clattering studs can improve learning outcomes IPS fifth grade students of SDN 15 Pinggir. The study consisted of two cycles, with a research instrument includes learning tools (syllabus, lesson plans, worksheets, Sheet Test Results Learning, Observation Sheet teacher and student activities.. Based on this research, the results of study after the action has increased (cycle II) is 97% by the number of students who completed 33 siswa. The result of learning students has increased from a base score of 7.6 to the first cycle (11.8%), whereas from the first cycle to second cycle become 11.2 (15.6%). than the above explanation it can be shown that through the application of cooperative learning model clattering studs can improve learning outcomes IPS fifth grade students in SDN 15 Pinggir. Keywords: Cooperatif Learning Type Kancing Gemerincing, The Result Of Social Study PENDAHULUAN Keberhasilan dalam pembelajaran IPS di SD salah satunya ditentukan oleh strategi atau model pembelajaran yang ditentukan oleh seorang tenaga pendidik(guru).karena pada dasarnya pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial mengkaji seperangkat peristiwa,fakta,konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada tingkat atau jenjang pendidikan di SD mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi.Dengan pelajaran IPS,peserta didik dapat diarahkan menjadi warga negara yang demokratis,bertanggung jawab,serta sebagai warga yang cinta damai. Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan yang semakin berat karena kehidupann masyarakat akan mengalami perubahan setiap saat.untuk itulah mata pelajaran IPS dirancang untuk dapat mengembangkan pengetahuan,pemahaman kemampuan menganialisis kondisi sosial masyarakat untuk memasuki kehidupan yang lebih dinamis.untuk itulah pengajaran IPS dapat membawa peserta didik kepada kenyataan hidup yang dihadapi dan dapat membina 1. Mahasiswa program studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Riau, NIM Drs. H. Zulkifli, S.Pd. sebagai Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar Program Studi PGSD Jurusan ilmu Pendidikan FKIP Universitas Riau. zulkifli@yahoo.co.id 3. Eddy Noviana, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar Program Studi PGSD Jurusan ilmu Pendidikan FKIP Universitas Riau. eddy@unri.ac.id

2 sikap sebagai warga negara yang peka terhadap masalah sosial,mengenal hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitar. Dari Observasi yang dilakukan, Penulis menemukan dari 34 siswa kelas V SDN 15 Pinggir dengan rata-rata kelas 64,1 yang mencapai KKM hanya 13 Siswa (38,2%) sedangkan yang belum tuntas 21 Siswa (61,8%). Adapun penyebabnya karena 1. Guru masih dominan menggunakan metode ceramah. 2. Guru tidak memiliki strategi yang tepat dalam penyajian materi. Sehingga akibatnya sebagai berikut: 1. Siswa merasa jenuh dan bosan 2. Siswa kurang berperan aktif dalam pembelajaran Untuk memecahkan permasalahan diatas penulis merasa tertarik untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 15 Pinggir. Karena penulis ingin mengetahui seberapa efektif model kooperatif ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Teknik kancing gemerincing dikembangkan oleh Speicer Kagan (1992) dalam Isjoni (2011:69) dimana teknik ini bisa digunakan pada semua mata pelajaran.dalam kegiatan teknik kancing gemerincing masing-masing anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran orang lain.jadi menurut peneliti kancing gemerincing adalah suatu teknik yang digunakan dalam pembelajaran kooperatif, yang mana media yang digunakan berupa kancing-kancing atau benda-benda kecil lain yang dapat dijadikan interaksi dalam kelompok belajar Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Lie (2007:66) menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing adalah sebagai berikut: 1. Guru menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing-kancing (bisa juga benda-benda kecil lainnya seperti kacang merah,biji kenari,potongan sedotan,batang-batang lidi,sendok es krim dan lainnya) 2. Sebelum kelompok memulai tugasnya,setiap siswa masing-masing kelompok mendapat empat buah kancing(sesuai dengan soal yang diberikan guru). 3. Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat,dia harus menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakkan ditengah-tengah. 4. Jika kancing yang dimiliki siswa sudah habis,dia tidak boleh berbicara lagi sampai semua rekannya juga menghabiskan kancing mereka. 5. Jika semua kancing sudah habis sedangkan tugas mereka belum selesai,kelompok boleh mengambil kesempatan untuk membagi bagi kancing lagi dan mengulangi prosedurnya kembali. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN 15 Pinggir. 2

3 3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk Meningkat hasil belajar IPS Siswa Kelas V SDN 15 Pinggir dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe kancing gemerincing. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas V SD Negeri 15 Pinggir. Waktu penelitian dimulai semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang dimulai dari bulan Maret sampai bulan Mei Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus dengan 6 kali pertemuan. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif. Peneliti dan guru bekerja sama dalam merencanakan tindakan kelas dan merefleksi hasil tindakan. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti dan guru kelas bertindak sebagai pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Sesuai dengan jenis penelitian tindakan kelas kolaboratif ini, maka desain penelitian tindakan kelas adalah model siklus dengan pelaksanaannya dengan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Hasil pengamatan dan refleksi pada siklus I diadakan perbaikan proses pembelajaran pada siklus II. Instrumen dalam penelitian ini yaitu Perangkat Pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, dan LKS kemudian instrumen pengumpul data yang terdiri dari observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Data yang diperoleh melalui lembar pengamatan dan tes hasil belajar IPS kemudian dianalisis. Teknik analisis data yang akan digunakan adalah statistik deskriptif yang bertujuan untuk mendiskripsikan data tentang aktifitas siswa dan guru selama proses pembelajaran dan data tentang ketuntasan belajar IPS siswa. Analisis data tentang aktivitas guru dan siswa didasarkan dari hasil lembar pengatan selama proses pembelajaran. Lembar pengamatan berguna untuk mengamati seluruh aktifitas yang dilakukan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran dan dapat dihitung dengan rumus: Persentase nilai = Tabel 1 Kriteria Aktivitas Guru Interval Kategori Baik sekali Baik Cukup 0-60 Kurang

4 4 Hasil belajar IPS siswa dikatakan meningkatakan apabila skor ulangan siklus I dan ulangan siklus II lebih tinggi dari skor dasar terhadap KKM yang di tetapkan. Skor ulangan siklus I dan ulang siklus II dianalisis untuk mengetahui ketercapaian KKM yang ditetapkan. Hasil belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus: 1. Ketuntasan individu dengan rumus : Jumlah Individu yang menjawab benar Ketuntasan Individu x 100 Jumlah Soal Dengan kriteria apabila seorang siswa (individu) telah mencapai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65 dikatakan tuntas secara individu. 2. Peningkatan hasil belajar dengan rumus: Keterangan: P : Peningkatan Hasil Belajar Posrate : Nilai sesudah diberikan tindakan Baserate : Nilai sebelum diberikan tindakan 3. Ketuntasan Klasikal Dikatakan tuntas apabila suatu kelas telah mencapai 80% dari jumlah siswa yang tuntas dengan nilai 75 maka kelas itu dikatakan tuntas. HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap Persiapan Penelitian Pada tahap persiapan peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan yaitu berupa perangkat pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. Perangkat pembelajaran terdiri dari bahan ajar berupa silabus, RPP, Lembar Kerja Siswa. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar pengamatan dan tes hasil belajar IPS. Pada tahap ini ditetapkan bahwa kelas yang dilakukan tindakan adalah kelas IV. Tahap Pelaksanaan Proses Pembelajaran Pada penelitian ini proses pembelajaran menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing, dilaksanakan dalam enam kali pertemuan dengan dua kali ulangan siklus. Siklus pertama dilaksanakan tiga kali pertemuan. Dua kali melaksanakan proses pembelajaran dan satu kali Ulangan Harian I. Berdasarkan data yang telah yang telah terkumpul kemudian dievaluasi guna menyempurnakan tindakan. Kemudian dilanjutkan dengan siklus kedua yang dilaksanakan tiga kali pertemuan. Hasil Penelitian Untuk melihat keberhasilan tindakan, data yang diperoleh diolah sesuai dengan teknik analisis data yang ditetapkan. Data tentang aktivitas guru dan siswa. Selama proses pembelajaran berlangsung diadakan pengamatan terhadap aktivitas

5 5 siswa dan guru. Berdasarkan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada pertemuan pertama, belum terlaksana sepenuhnya seperti yang direncanakan, disebabkan siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing. Sedangkan pada pertemuan berikutnya aktivitas guru dan siswa mulai mendekati kearah yang lebih baik sesuai RPP. Peningakatan ini menunjukkan adanya keberhasilan pada setiap pertemuan. Data hasil observasi guru dapat dilihat pada Tabel Rata-rata peningkaan aktivitas guru pada siklus I dan siklus II pada Tabel dibawah ini. Tabel 2 Aktivitas Guru pada siklus I dan siklus II Siklus Pertemuan Persentase Kategori 1 60% Kurang % Cukup 1 82% Baik 2 92% Baik Sekali II Untuk lebih jelasnya peningkatan yang terjadi pada Aktivitas guru pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada grafik berikut ini : Gambar 1 Grafik Aktivitas Guru 71% 82% 92% 60% Pertemuan.1 Pertemuan.2 Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa aktivitas guru mengalami peningkatan setiap pertemuannya. Pada Siklus I Pertemuan Pertama 60% meningkat menjadi 71% pada pertemuan kedua. Sedangkan pada Siklus II Pertemuan pertama 82% meningkat menjadi 92% Peningkatan yang terjadi ini tentu saja membawa dampak yang positif bagi siswa dalam pembelajaran. Data hasil observasi tentang aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II yang disajikan dalam Tabel dibawah ini.

6 6 Tabel 3 Aktivitas Siswa pada siklus I dan siklus II Siklus Pertemuan Persentase Kategori 1 57% Kurang % Cukup 1 82% Baik 2 96% Baik Sekali II. Untuk lebih jelasnya peningkatan yang terjadi pada Aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada grafik berikut ini : Gambar 2 Grafik Aktivitas Siswa 82% 96% 57% 64% Pertemuan.1 Pertemuan.2 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada siklus I pertemuan pertama dengan persentase (57 %) dengan kategori rendah sedangkan pada pertemuan keduanya menjadi ( 64 %) dengan kategori cukup Sedangkan pada siklus II pada pertemuan pertama dengan persentase (82%) dengan kategori baik, sedangkan pada pertemuan kedua terjadi peningkatan menjadi ( 96 % ) dengan kategori baik sekali. Untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil ketuntasan belajar ulangan harian I dan ulangan harian II yang disajikan pada Tabel di bawah ini:

7 7 Tabel 4 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tindakan Rata rata Peningkatan % Sebelum 64,1 tindakan 11,8% Siklus I 71,7 Siklus II 82,9 29,3% Dari tabel diatas terlihat bahwa terjadi peningkatan dimana dari skor dasar ke siklus I meningkat menjadi 11,8% sedangkan dari skor dasar kesiklus II meningkat menjadi 29,3%. Gambar 3 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa 82,9 64,1 71,7 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata- rata hasil belajar siswa sebelum tindakan (skor dasar) dengan rata-rata 64,1 meningkat di siklus I menjadi 71,7 sedangkan dari siklus I dengan rata-rata 71,7 meningkat menjadi 82,9.dengan demikian ini menunjukkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dapat meningkatkan hasil belajar siswa Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan peneliti dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 15 Pinggir,ini terlihat berdasarkan hasil analisis dari data ulangan harian,aktivitas guru dan siswa serta keberhasilan tindakan yaitu dimana dapat dibandingkan sebelum tindakan 64,1 meningkat menjadi 71,7 atau mengalami

8 8 peningkatan (11,8% ) pada siklus I.Kemudian dari sebelum tindakan 64,1 meningkat menjadi 82,9 ke siklus II atau mengalami peningkatan menjadi (29,3%) Dari hasil yang diperoleh dapat terlihat bahwa siswa terlihat lebih aktif dan kompak dalam kelompoknya setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dibandingkan sebelumnya yang masih menggunakan metode ceramah. Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing peneliti menemukan beberapa kelebihan dan kelemahannya. kelemahan yang peneliti temukan yaitu dalam mengalokasikan waktu masih terdapat kendala karena dalam menyelesaikan LKS dan ketika mengeluarkan pendapat dibutuhkan pengaturan waktu yang tepat. Sedangkan kelebihannya yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dan dapat bekerjasama dengan kelompoknya, dan siswa yang biasanya pasif menjadi lebih aktif dan tidak bergantung pada siswa yang lebih dominan. Dengan melihat hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima kebenarannya yaitu dengan kata lain Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing dapat meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa kelas V SDN 15 Pinggir. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan data yang pada bab IV,dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 15 Pinggir.Peningkatan hasil belajar dapat terlihat dari: 1. Peningkatan hasil belajar yaitu dari skor dasar dengan rata-rat 64,1 (38,2%) meningkat dengan rata-rata 71,7 (70,5%) pada siklus I dan pada siklus II meningkat dengan rata-rata- 82,9 (97%) 2. Peningkatan Aktivitas guru pada siklus I Memperoleh skor 17 (60%) dengan kategori kurang.pada Siklus II meningkat menjadi 26 (92%) dengan kategori baik sekali.sedangkan pada aktivitas siswa aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama dengan skor 16 (57%) dengan kategori kurang meningkat menjadi 27 (96%) dengan kategori baik sekali. Saran yang ingin peneliti sampaikan sehubungan dengan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing yaitu : 1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa hendaknya dalam perencanaan pembelajaran kepada guru atau peneliti yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing agar memperhatikan alokasi waktu yang digunakan dalam menyelesaikan LKS agar tepat dan selesai sesuai dengan waktu yang diberikan. 2. Kepada guru atau peneliti agar membiasakan siswa untuk lebih aktif dan dalam proses pembelajaran hendaknya menggunakan model pembelajaran koopertif tipe kancing gemerincing secara berulang agar memantapkan pemahaman siswa terhadap konsep yang diterapkan.

9 9 UCAPAN TERIMAKASIH Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan, rasa hormat, dan ucapan trima kasih yang setulusnya kepada: 1. Dr. H. M. Nur Mustafa, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. 2. Drs. Zariul Antosa, M.Sn selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau 3. Drs. H. Lazim N, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Univesitas Riau 4. Drs. Zulkifli, S.Pd. selaku Pembimbing I dan Eddy Noviana, S.Pd.,M.Pd sebagai Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu dosen Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasr FKIP Universitas Riau yang telah membekali ilmu kepada peneliti. 6. Bapak kepala sekolah, guru dan siswa kelas IV SD Negeri 15 Pinggir yang telah memberi kesempatan kepada peneliti selama penelitian berlangsung. 7. Keluarga, sahabat-sahabat, teman-teman mahasiswa seangkatan yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga kebersamaan ini akan abadi. Semoga Allah SWT memberikan keridhoannya atas bantuan semuanya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Dkk,2011, Penelitian Tindakan Kelas.Jakarat: Bumi Aksara. Budiningsih,Asri.2005, Belajar Dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta Damanhuri,Daud.2011, Perencanaan Pembelajaran Di SD Dimyati,Dkk,2009, Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta. Etin Solihatin,2009,Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Isjoni.2011, Pembelajaran Koopertif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Lie, Anita.2010,Cooperative Learning.Jakarta: Gramedia. Mulyasa,2009, Praktik Penelitian Tindakan Kelas.Bandung:Remaja Rosdakarya. Melisa.Rita Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS siswa Kelas V SDN 161 Pekanbaru FKIP UR (tidak diterbitkan) Rusman, M.Pd,2010, Model-Model Pembelajaran.Jakarta: Raja Grafindo Persada Suprijono,Agus.2007, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sardiman A.M,2004, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar,Jakarta: Raja Grafindo Persada Thursan Hakim.1992,Belajar Efektif.Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara