Nora Tina Negra S*, Ihda Mauliyah**, Dadang Kusbiantoro*** ...ABSTRAK...

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Nora Tina Negra S*, Ihda Mauliyah**, Dadang Kusbiantoro*** ...ABSTRAK..."

Transkripsi

1 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENGGUNAAN SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN CARIES GIGI PADA BALITA USIA 2-4 TAHUN DI DESA NGUWOK KECAMATAN MODO KABUPATEN LAMONGAN Nora Tina Negra S*, Ihda Mauliyah**, Dadang Kusbiantoro*** ABSTRAK Caries merupakan daerah yang membusuk di dalam gigi yang terjadi akibat proses yang secara bertahap melarutkan (permukaan gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkembang ke bagian dalam gigi. Biasanya, akibat pemberian susu atau cairan manis di dalam botol atau ASI yang terlalu lama menempel pada permukaan gigi serta makanan manis. Desain penelitian yang digunakan Analitik Korelasional. Dengan pendekatan Cross sectinol. Jumlah populasi sebanyak 52 balita dengan sampel yang diambil sebanyak 46 orang yang terdiri dari ibu-ibu dan balita yang berusia 2-4 tahun yang menggunakan susu formula di Desa Nguwok Kecamatan Lamongan dengan teknik yang digunakan simple random sampling. Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel dependen dan variabel independen. Data penelitian diambil dengan menggunakan kuesioner tertutup dan lembar observasi. Setelah ditabulasi, data yang ada dianalisis dengan menggunakan Uji Chi squere dengan program SPSS dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa balita yang berusia 2-4 tahun banyak mengalami caries gigi sebanyak 32 balita (70%). Dan dari uji statistik diperoleh hasil ternyata tidak ada hubungan antara penggunaan susu formula dengan kejadian caries gigi pada balita usia 2-4 tahun dengan nilai p= 0,619 dimana p > Dari hasil penelitin ini dapat disimpulkan penggunaan susu formula tidak ada hubungannya dengan kejadian caris gigi. Kata kunci : Penggunaan susu formula, Kejadian caries gigi PENDAHULUAN... Caries gigi atau gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering kita jumpai di masyarakat saat ini, penyakit ini dapat terjadi pada semua usia, baik balita, anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Caries gigi merupakan suatu penyakit yang terjadi pada jaringan keras gigi ( dan dentin) dan diawali dengan demineraliasasi komponen anorganik gigi dan kemudian diikuti dengan hancurnya matriks organik gigi (Syaifudin, 2007). Caries merupakan daerah yang membusuk di dalam gigi yang terjadi akibat proses yang secara bertahap melarutkan (permukaan gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkembang ke bagian dalam gigi (Evi, 2009). Caries gigi yang terjadi pada anak-anak atau balita dapat dijumpai berupa kerusakan gigi yang parah mengenai sebagian besar giginya. Itu biasanya, akibat pemberian susu atau cairan manis di dalam botol atau ASI yang terlalu lama menempel pada permukaan gigi serta makanan manis dan lengket lainnya. Berdasarkan organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2003 menyatakan angka kejadian caries pada anak 60% - 90%. Masalah gigi berlubang atau caries dialami sekitar 85% anak usia di bawah lima tahun di Indonesia (Evi, 2009). Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan pada bulan Juli di Desa Nguwok Kecamatan Modo Kabupaten Lamongan Tahun 2009 terdapat 52 balita usia 2 4 tahun. Dari balita tersebut yang mengalami caries gigi sebanyak 126 balita (50%). Berdasarkan data tersebut maka masih tingginya angka kejadian caries gigi yang disebabkan karena penggunaan susu formula. Kondisi yang memperparah terjadinya caries pada anak ini adalah karena ketidakpahaman orang tua terhadap penyebab SURYA 35

2 utama terjadinya caries tersebut, dimana caries tersebut dipicu oleh pemberian larutan yang manis, seperti air susu, minuman menggunakan botol yang tardapat rasa manis, serta air susu ibu yang cara pemberian, frekuensi serta intensitasnya kurang tepat (Syaifudin, 2007). Ketidakpahaman orang tua disebabkan karena pengetahuan orang tua yang kurang. Cara memperoleh pengetahuan ada 2 yaitu cara modern dan coba-coba. Sedangkan pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah 1. Pengalaman, merupakan guru terbaik dalam memecahkan masalah dan pengalaman merupakan sumber pengetahuan 2. Usia, semakin cukup usia tingkat kematangan dan kekuatan semakin bertambah 3. Pendidikan, mempengaruhi hasil tau seseorang terhadap sesuatu. Selain itu peran tenaga kesehatan juga sangat berpengaruh. Ibu rumah tangga sangat membutuhkan pengarahan dari tenaga kesehatan agar mereka dapat mengantisipasi sedini mungkin masalah yang ada. Masalah caries pada anak atau dikenal sebagai sindroma caries botol (SKB) sering ditemukan pada anak usia akhir balita (Evi, 2009). Pemberian susu menggunakan botol ketika anak berbaring hingga tertidur dapat menyebabkan caries yang parah pada anak, kondisi seperti ini disebut dengan Baby Bottle Tooth Decay (BBTD) atau Baby Bottle Caries. Caries merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor, yakni ada empat faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap terjadinya caries antara lain : gigi yang kotor, mikroorganisme (terutama jenis streptokokus mutans, atau laktobasilus), lingkungan (substat) dan waktu. Jika tidak ada interaksi antara keempat faktor tersebut, maka caries gigi tidak akan terjadi (Syaifudin, 2007). Caries yang terjadi pada gigi anak ini dapat menimbulkan rasa sakit / nyeri, maka anak akan kehilangan selera makan dan kadang dapat terjadi demam serta proses mengunyah makanan akan terganggu, sehingga anak menjadi malas makan dan akhirnya menjadi kurus. Dalam hal ini, secara tidak lansung, caries pada anak akan mempengaruhi proses tumbuh kembang dan pertumbuhan gigi permanen anak (Syaifudin, 2007). Dari berbagai penelitian menunjuk prevalensi caries akan lebih tinggi 1,3 kali pada anak yang mempunyai kebiasaan minum susu botol dari pada anak yang tidak terbiasa minum susu botol (Evi, 2009). Susu botol di jadikan pengantar tidur dari sebagian balita, sedangkan orang tua tidak tahu efek samping dari penggunaan susu botol tersebut. Sementara itu, minum air susu ibu (ASI) ternyata memberi perlindungan dari sindroma itu. Terkadang beberapa orang tua tidak menyadari bahwa gigi anaknya berlubang setelah melihat mulut anaknya. Ketika keberadaan karies diketahui, mungkin sudah terlambat untuk melindungi giginya. Untuk mencegah terjadinya caries, maka peran dan perhatian orang tua terhadap anaknya sangat dibutuhkan, yakni antara lain jangan memberikan minuman manis atau susu kepada anak ketika akan tidur, membiasakan membersihkan / menyikat gigi anak, dan mencegah kolonisasi bakteri pada anak, karena kolonisasi bakteri pada rongga mulut anak terjadi setelah gigi desidui mulai tumbuh (Syaifudin, 2007). Cara terbaik yang dapat dilakukan adalah tindakan pencegahan, tetapi gigi yang telah terserang caries masih dapat dirawat jika interfeksi dan penyebabnya segera dihentikan / dihilangkan mengurangi jumlah bakteri penyebab caries. Sebaiknya selain anaknya, ibu harus berkunjung ke dokter gigi untuk menjamin kesehatan gigi dan mulutnya sendiri yang nantinya secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan gigi dan mulut anaknya (Syaifudin, 2007). Upaya untuk mencegah kejadian tersebut peran orang tua sangat dibutuhkan, selaian itu peran tenaga kesehatan sangat dibutuhkan terutama bidan dan dokter gigi dengan memberikan komunikasi, informasi dan edukasi. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan pengetahuan ibu dengan penggunaan susu formula terhadap kejadian caries gigi pada balita usia 2-4 th di Desa Nguwok Kecamatan Lamongan Tahun SURYA 36

3 METODE PENELITIAN.. Desain penelitian yang digunakan Analitik Korelasional. Penelitian analitik penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi (Notoatmodjo, 2005 : 26). Penelitian korelasional mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti mencari, menjelaskan, memperkirakan, menguji berdasarkan teori yang ada (Notoatmodjo, 2005). Pendekatan yang digunakan Cross sectional. Cross sectional adalah jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran / observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2003). Dalam penelitian ini peneliti menghubungkan hubungan pengetahuan ibu tentang penggunaan susu formula dengan kejadian caries gigi pada balita usia 2 4 tahun di Desa Nguwok Kecamatan Lamongan. HASIL.PENELITIAN 1. Data Umum 1) Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi yang digunakan yaitu Desa Nguwok Kecamatan Modo Kabupaten Lamongan yang berada ± 34 km dari kota Lamongan. Daerah ini mudah dijangkau dengan alat transportasi roda 4 karena kondisi jalan yang memadai. Desa ini mempunyai luas wilayah 329 km 2 dengan batas wilayah Sebelah Utara Desa Karangkembang Babat, Sebelah Selatan Desa Kedungrejo Modo. Sebelah Barat Desa Sumuragung Baureno, Sebelah Timur Desa Gunungrejo Kedungpring. Sedangkan dari data demografi Desa Nguwok Kecamatan Modo Kabupaten Lamongan memiliki jumlah penduduk jiwa terdiri dari laki laki jiwa, perempuan jiwa dan jumlah kepala keluarga sebanyak 717 KK. Di Desa Nguwok Kecamatan Lamongan mempunyai 3 orang perawat dan 1 orang 36 bidan desa. 2) Karakteristik Responden Kerakteristik responden dalam penelitian ini meliputi pendidikan, usia, pekerjaan, usia anak, dan urutan anak. (1) Distribusi Pendidikan Ibu Tabel 1 : Distribusi pendidikan ibu di Desa Nguwok Kecamatan Lamongan bulan Oktober No. Pendidikan Frekuensi % 1. SD 10 22% 2. SLTP 18 39% 3. SLTA 15 33% 4. AKADEMI/ PERGURUAN 3 6% Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 46 ibu hampir sebagian berpendidikan SLTP sebanyak 18 orang (39% ) dan sebagian kecil ibu berpendidikan lulusan perguruan tinggi sebanyak 3 orang (6%). (2) Distribusi Usia Ibu Tabel 2 : Distribusi usia ibu di Desa Nguwok Kecamatan Lamongan bulan Oktober No Usia Frekuensi % 1. < 20 tahun 1 2% tahun 14 30% tahun 26 57% 4. > 40 tahun 5 11% Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 46 ibu lebih dari sebagian berusia tahun sebanyak 26 orang (57%) dan sebagian kecil berusia <20 tahun sebanyak 1 orang (2%) SURYA 37

4 (3) Distribusi Pekerjaan Ibu Tabel 3 : Distribusi pekerjaan Ibu di Desa Nguwok Kecamatan Lamongan bulan Oktober No. Pekerjaan Frekuensi % 1. Tidak bekerja 14 30% 2. Tani 19 41% 3. Swasta 12 27% 4. Pegawai 1 2 % Negeri Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 46 ibu hampir sebagian bekerja sebagai petani sebanyak 19 orang (41%) dan hampir sebagian dari ibu bekarja sebagai pegawai swata sebanyak 12 orang (27%). (4) Distribusi Usia Balita Responden Tabel 4 : Distribusi usia balita berdasarkan responden di Desa Nguwok Kecamatan Lamongan bulan Oktober No. Usia balita Frekuensi % ,5 tahun 3 6% 2. 2,5 3 tahun 9 19% ,5 tahun 12 27% 4. 3,5 4 tahun 22 48% Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa dari 46 ibu hampir sebagian anaknya berusia 3,5-4 tahun sebanyak 22 balita (47%) dan sebagian kecil berusia 2-2,5 tahun sebanyak 3 balita (6%). (5) Distribusi Urutan anak Tabel 5 : Distribusi urutan anak di Desa Nguwok Kecamatan Lamongan bulan Oktober No. Urutan anak Frekuensi % 1. Ke % 2. Ke % 3. Ke % 4. Ke % Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa dari 46 ibu sebagian kecil anaknya urutan ke-2 sebanyak 18 orang (39%) dan sebagian kecil urutan anaknya ke-4 sebanyak 5 balita (11%). 2. Data Khusus 1). Pengetahuan ibu tentang penggunaan susu formula Tabel 6 : Distribusi pengetahuan ibu tentang penggunaan susu formula di Desa Nguwok Kecamatan Modo Kabupaten Lamongan. No. Pengetahuan Frekuensi % 1. Baik 21 45% 2. Cukup % 3. Kurang 2 4,3% Dari Tabel 6 menunjukkan dari 46 responden didapatkan sebagian memiliki pengetahuan cukup tentang penggunaan susu formula sebesar 23 orang (50%) dan sebagian kecil memiliki pengetahuan kurang sebanyak 2 orang (4,3%). SURYA 38

5 2). Kejadian Caries gigi Tabel 7 : Distribusi kejadian caries gigi di Desa Nguwok Kecamatan Modo Kabupaten Lamongan Tahun Kejadian % No. caries gigi Frekuensi 1. Caries gigi 32 70% 2. Tidak caries 14 30% gigi Dari Tabel 7 berdasarkan hasil observasi pada balita usia 2 4 tahun yang mengalami caries gigi sebesar 32 balita (69%) dan hampir sebagian balita tidak mengalami caries gigi sebanyak 14 balita (30%). 3). Tabulasi silang hubungan pengetahuan ibu tentang penggunaan susu formula dengan kejadian caries gigi pada balita usia 2 4 tahun di Desa Nguwok Kecamatan Lamongan. Tabel 8 : Tabulasi silang hubungan pengetahuan ibu tentang penggunaan susu formula dengan kejadian caries gigi pada balita usia 2 4 tahun di Desa Nguwok Kecamatan Lamongan. Tingkat Pengetahu Caries gigi Tidak caries gigi Jumlah an F % F % F % Baik 14 44% 6 43% 20 44% Cukup 16 50% 8 57% 24 52% Kurang 2 6% % Jumlah % % % Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa dari 20 ibu yang berpengetahuan baik, lebih dari sebagian yaitu sebanyak 14 orang (70%) mengalami caries gigi, dan dari 16 orang (66%) berpengetahuan cukup, mengalami caries gigi dan seluruh ibu dari 2 1bu berpengetahuan kurang mengalami caries gigi sebanyak 2 orang (100%). Sedangkan dari 6 orang (30%) hampir sebagian yang berpengetahuan baik tidak mengalami caries gigi dan dari hampir sebagian ibu yang berpengetahuan cukup 8 orang (33%) tidak mengalami caries gigi. PEMBAHASAN.. 1. Tingkat pengetahuan ibu tentang penggunaan susu formula pada balita usia 2 4 tahun di Desa Nguwok Kecamatan Lamongan. Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 46 ibu didapatkan sebagian dari ibu memiliki pengetahuan cukup tentang penggunaan susu formula dan sebagian kecil memiliki pengetahuan kurang 2 orang (4,3%). Sedangkan untuk kejadian caries gigi berdasarkan hasil observasi pada 46 balita didapatkan lebih dari sebagian 32 balita (70%) mengalami caries gigi. Sedangkan menurut hasil penelitian pengetahuan ibu tentang penggunaan susu formula yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 50% dan yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 4%. Dari hasil di atas terjadi kontradiksi antara pengetahuan yang baik dengan kejadian caries gigi. Keadaan yang demikian dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu petani dan tidak bekerja dijumlahkan mencapai (7%) artinya para ibu tani dan para ibu yang tidak memiliki pekerjaan tetap akan berusaha mencari nafkah dan tidak begitu memperdulikan anaknya dalam memberikan sus formula dengan baik. Menurut Notoatmodjo 2003:16 pendidikan sebagai segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Meskipun dari sebagian besar ibu-ibu berpendidikan SLTP mereka mempunyai pengetahuan yang cukup. Dengan pendidikan SMP dan SD yang merupakan pendidikan dasar, ibu-ibu sudah cukup SURYA 39

6 menangkap informasi yang diberikan yang bersifat positif tentang penggunaan susu formula dengan kejadian caries gigi. Sedangkan untuk seseorang yang berpengetahuan kurang pasti akan menghambat suatu pengetahuan yang bernilai positif. Seorang ibu dengan pendidikan kurang sangat membutuhkan pengetahuan dari luar dari media elektronik TV, Radio dan masih banyak yang lain. Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 46 ibu lebih dari sebagian berusia 30 sampai 40 tahun sebanyak 26 orang (57%). Menurut Monks. F.J 2002 : 22 sampai 24 pembagian masa dewasa ada 3 yaitu masa dewasa dini dari usia 18 sampai 40 tahun masa dewasa madya dimulai dari usia 40 sampai 60 tahun dan masa dewasa lanjut atau masa usia lanjut dimulai dari 60 sampai kematian. Masa dewasa ini merupakan masa periode dini terhadaap pola kehidupan baru dan harapan sosial baru. Ciri-ciri yang menonjol pada usia dini adalah masa pengaturan usia reproduktif, masa bermasalah, masa ketergantungan emosional, masa keterasingan sosial, masa komitmen, masa ketergantungan, masa ketergantungan nilai dan masa penyesuaian diri. Usia juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Keadaan yang mempengaruhi seorang ibu yang berpengetahuan baik dalam penelitian ini dengan usia tahun. Dengan usia yang matang seorang ibu akan lebih kreatif dalam memperoleh informasi tentang penggunaan susu formula dengan kejadian caries gigi pada balita usia 2-4 tahun. Tapi ada juga ibuibu yang berusia sekitar tahun memiliki pengetahuan yang cukup. Hal ini tergantung dari kreatifitas ibu-ibu bagaimana caranya untuk memperoleh pengetahuan. Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 46 ibu hampir sebagian bekerja sebagai petani sebanyak 19 orang (41%). Jika dilihat dari sisi pekerjaan dikatakan bahwa manusia memerlukan suatu pekerjaan untuk berkembang dan berubah. Orang bekerja bertujuan untuk mencapai suatu keadaan yang lebih baik dengan berbuat sesuatu yang bernilai, bermanfaat dan memperoleh berbagai pengalaman (Eko, 2007). Meskipun pekerjaan sebagian ibu tani dimana waktu yang ada banyak digunakan di sawah tetapi pengetahuannya sudah tergolong cukup. Seemua ini disebabkan karena mereka mengikuti penyuluhan yang diadakan oleh instansi kesehatan. Keadaan yang demikian juga menambah informasi yang mereka dapatkan khususnya tentang penggunaan susu formula. Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa dari 46 ibu hampir sebagian anaknya berusia 3,5-4 tahun sebanyak 22 orang (47%). Umur balita sangat berpengaruh dalam pemberian susu. Semakin dewasa semakin jarang minum susu. Banyaknya susu formula diberikan sesuai kebutuhan bayi. Umumnya sampai usia 3 atau 4 bulan mendapat susu sekitar 180 ml yang diberikan setiap 2-3 jam. Sedangkan untuk usia 6 bulan keatas bisa dikurangi hingga 4 kali sehari masingmasing sebanyak ml karena usia 6 bulan keatas bayi sudah mendapat makanan setengah padat (bubur susu, nasi tim dan seterusnya) (Suryoprajoyo, 2009 :118). Sebaiknya semua ibu mengerti tentang takaran yang harus diberikan dalam setiap pemberian susu formula. Kebanyakan dari ibu akan memberikan susu pada anaknya saat anaknya lapar, menangis, rewel dan sebelum tidur. Pemberian susu yang terlalu sering juga mempengaruhi kesehatan gigi. Pengetahuan, pikiran dan emosi memegamg peranan penting tentang pemberian susu formula pada balita usia 2-4 tahun. Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa dari 46 ibu sebagian kecil anaknya urutan ke-2 sebanyak 18 orang (39%). Jika dilihat dari pengalaman, dikatakan pengalaman adalah guru terbaik. Yang mengandung maksud bahwa pengalaman SURYA 40

7 itu merupakan sumber pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Pada masa lain apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah yang lain, orang dapat pula menggunakan cara tersebut (Eko, 2007). Urutan anak juga mempengaruhi pengetahuan ibu. Yang mana pengetahuan juga dipengaruhi oleh pengalaman. Pengalaman seorang ibu yang mempunyai anak pertama kedua ketiga dan keempat sangat berbeda. Ibu yang baru mempunyai anak pertama mungkin akan merasa kurang percaya diri dalam menggadapi anaknya, sehingga mereka akan mencari tahu dari orang lain tanpa menimbang baik buruknya. Sedangkan seorang ibu yang sudah pernah mempunyai anak mereka akan lebih berhati-hati dalam menerapkan informasi yang diperoleh dari luar. 2. Kejadian caries gigi Berdasarkan hasil observasi terhadap caries gigi pada balita usia 2 sampai 4 tahun di Desa Nguwok Kecamatan Lamongan Tahun 2009 didapatkan seperti gambar 2 bahwa sebagian besar yaitu 32 orang (70%) mengalami caries gigi dan terdapat 14 orang (30%) tidak mengalami caries gigi. Sedangkan menurut hasil penelitian pengetahuan ibu tentang penggunaan susu formula yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 50% dan yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 4%. Terjadinya caries pada anak karena ketidakpahaman orang tua terhadap penyebab utama terjadinya caries, caries disebabkan oleh pemberian larutan yang manis, seperti air susu, minuman menggunakan botol yang tardapat rasa manis, serta air susu ibu yang cara pemberian, frekuensi serta intensitasnya kurang tepat (Syaifudin, 2007). Kerusakan pada gigi apabila tidak segera diatasi dapat menyebabkan kerusakan penuh pada seluruh bagian gigi anak, gangguan pengucapan, gangguan pertumbuhan dan perkembangan rahang terutama kearah vertikal. Kebiasaan pemberian minuman melalui botol pada anak dapat menyebabkan kerusakan gigi pada anak (Sitorus, 74 : 2008). Mulut selalu menjadi tempat tumpangan bakteri yang pada mulutnya tidak membahayakan. Pemberian susu yang dapat menyebabkan caries gigi kurang dimengerti oleh ibu, seorang ibu hanya beranggapan bahwa makanan yang manis seperti permen yang dapat menyebabkan caries. Kebanyakan ibu menyepelekan caries yang terjadi pada anak. Caries menimbulkan rasa sakit, untuk mencegah terjadinya caries sangatlah penting dengan membiasakan menggosok gigi setiap hari dan kurangi pemberiaan makanan dan minuman yang manis. 3. Hubungan pengetahuan ibu tentang penggunaan susu formula dengan kejadian caries gigi pada balita usia 2 4 tahun. Pemberian susu botol yang menyebabkan kejadian caries gigi dari hasil analisa data dari jawaban kuesioner dengan desain penelitian analitik korelasional diolah dengan SPSS menggunakan uji chi-square dengan tarif signifikan > 0,05 maka Ho diterima artinya tidak ada hubungan penggunaan susu formula dengan kejadian caries gigi. Dari hasil uji yang telah dilakukan menyatakan tidak ada hubungan penggunaan susu formula dengan kejadian caries gigi pada balita usia 2-4 tahun mungkin disebabkan karena beberapa faktor yang mana faktorfaktor tersebut meliputi keterbatasan waktu penelitian dan alat yang digunakan dalam pengumpulan data, sampel yang terlalu kecil (balita usia 2-4 tahun dengan jumlah 46 balita). ASI jelas asupan terbaik untuk, namun ada kalanya kondisi ibu tidak SURYA 41

8 memungkinkan untuk memberikan ASI. Memberikan susu formula berarti memberikan susu botol pada bayi. Susu formula adalah susu sapi yang telah diproses agar mudah dicerna oleh bayi baru lahir ( Suryoprajoyo, 2009 : 105). Caries gigi yang terjadi pada anak-anak atau balita dapat dijumpai berupa kerusakan gigi yang parah mengenai sebagian besar giginya. Itu biasanya, akibat pemberian susu atau cairan manis di dalam botol atau ASI yang terlalu lama menempel pada permukaan gigi serta makanan manis dan lengket lainnya (Evi, 2009). Proses terjadinya caries dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi. Sukrosa (glukosa) dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada waktu tertentu yang berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan Personal Hygiene mulut kritis (5,5) akan menyebabkan denimeralisasi berlanjut menjadi caries gigi. Secara perlahan demineralisasi interna berjalan kearah dentin melalui lubang fokus tetapi belum terjadi kavitasi (pembentukan lubang). Kavitasi baru timbul bila dentin terlihat dalam proses tersebut. Setelah terjadi kavitasi, bakteri akan menembus tulang gigi (A.H.B. Schruus, 1993). Dalam pemberian susu usahakan minum susu tidak berbarengan dengan waktu makan, karena akan membuat anak menjadi kenyang terhadap makanan. Tenggang waktu yang ideal minum susu 2 3 jam sebelum atau sesudah waktu makan utama. Kebiasaan pemberian susu pada anak melalui botol dapat mengakibatkan kerusakan dini pada gigi anak. Menurut Mansjoer Arif (1999) ada 2 gambaran dari karies gigi yaitu lesi dini atau bercak putih/coklat (caries insipien) dan lesi lanjut atau lesi yang telah mengalami kavitasi. Bercak putih atau coklat biasanya bertahan bertahuntahun lamanya karena perkembangan lesi tersebut dapat dicegah. Jika lesi sangat berkembang, permukaan yang semula utuh akan pecah (kavitasi) dan akan membentuk lubang. Untuk mengatasi caries gigi pada anak dapat dilakukan dengan meningkatkan daya tahan gigi dengan pemberian atau pengolesan flour yang teratur pada gigi anak, mengurangi jumlah mikroorganisme dengan membiasakan menggosok gigi untuk membersihkan sela sela gigi, kontrol makanan dan minuman dengan mengurangi jumlah makanan atau minuman yang mengandung karbohidrat pada waktu makan. Caries yang terjadi pada gigi anak ini dapat menimbulkan rasa sakit / nyeri, maka anak akan kehilangan selera makan dan kadang dapat terjadi demam serta proses mengunyah makanan akan terganggu, sehingga anak menjadi malas makan dan akhirnya menjadi kurus. Dalam penelitian ini peneliti menyadari masih banyak keterbatasan yang menyebabkan validitas dan keterbatasan dari penelitian kurang representatif. Keterbatasan dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data yang menggunakan kuesioner sehingga responden tidak terlalu memahami isi dari pernyaan tersebut dan besar sampel, peneliti hanya menggunakan balita yang berusia 2-4 tahun. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kesimpulan 1) Pengetahuan ibu tentang penggunaan susu formula pada balita usia 2-4 tahun di Desa Nguwok Kecamatan Lamongan sebagian dari ibu pengetahuanya cukup. 2) Kejadian caries gigi pada balita usia 2-4 tahun di Desa Nguwok Kecamatan Lamongan lebih dari sebagian mengalami caries gigi. 3) Tidak ada hubungan pengetahuan ibu tentang penggunaan susu formula dengan kejadian caries gigi di Desa Nguwok Kecamatan Modo Kabupaten Lamongan. SURYA 42

9 2. Saran Sangat penting untuk melakukan penyuluhan tentang penggunaan susu formula yang dapat menyebabkan caries gigi untuk mengurangi jumlah balita yang terkena caries gigi. Dengan adanya penelitian ini institusi pendidikan sebaiknya ikut berperan dalam mengurangi masalah ini Hendaknya lebih meningkatkan besar populasi dan sampelnya. Selain itu pengumpulan data menggunakan lembar observasi agar peneliti dapat mengamati kejadian caries gigi secara langsung....daftar PUSTAKA... Admin. (2009). Asi Vs Susu Formula, Indonesia.org/asi-vs-susu-formula/. Diakses: tanggal 22 Juli A.H.B, Schuurs. (1993) Patologi Gigi Geligi. Yogyakarta : UGM. Press. Ahmad, Syaifudin Ali. (2008). 15 Langkah Jitu Menjaga Kesehatan Anak Sejak Bayi; Cet. 1, Yogyakarta: Pelati Multi Aksara. Arief Mansjoer. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aecolapius. Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Eko. (2007). Pengertian pengetahuan, Diakses: tanggal 10 Juli Evi. (2009). Kebiasaan Susu Botol Picu Karies Gigi, Diakses tanggal 23 Juli Fianka. (2008). Caries Gigi, Diakses : tanggal 15 Juli Hidayat, A, Aziz Alimul. (2009). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data Cet. 3, Jakarta: Salemba Medika. Monks, F.J. (2002). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : UGM. Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedomen Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Sitorus H, Ronald. (2008). Pedoman Perawatan Kesehatan Anak ; Cet. 1 Bandung: Yrama Widya. Soekidjo Notoatmodjo. (2003). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan ; Cet. 1, Jakarta: Rineka Cipta. Soekidjo Notoatmodjo. (2005). Metodelogi Penelitian Kesehatan ; Cet. 3, Jakarta: Rineka Cipta. Sugiono. (2008). Statistika untuk Penelitian ; Cet. 13, Bandung: Alfabeta Suryoprajoyo. N. (2009). Keajaiban Menyusui ; Cet. 1, Yogyakarta: keyword. Syaifudin. R. (2007). Meminum Susu Menggunakan Botol Menyebabkan Karies Gigi Yang Parah Pada Anak, m. Diakses : tangaal 24 Juli Wendy Taylor. (2004). Buku Ajar Praktik Kebidanan, Jakarta : EGC. SURYA 43

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI DESA BANJAR NEGERI KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI DESA BANJAR NEGERI KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI DESA BANJAR NEGERI KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN Rita Sari STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Jl.KH Ghalib No.122 Pringsewu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN... Dian Nurafifah ...ABSTRAK...

PENDAHULUAN... Dian Nurafifah ...ABSTRAK... HUBUNGAN PERILAKU PENCEGAHAN KARIES GIGI DAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI DUSUN SUMBERPANGGANG DESA LOPANG KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN Dian Nurafifah.......ABSTRAK....... Karies gigi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulut pada masyarakat. Berdasarkan laporan United States Surgeon General pada

BAB I PENDAHULUAN. mulut pada masyarakat. Berdasarkan laporan United States Surgeon General pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi merupakan suatu penyakit yang tersebar luas pada sebagian besar penduduk di dunia, sehingga menjadi masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat.

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN Ihda Mauliyah ABSTRAK Alat Permainan Edukatif adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun , masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun , masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies gigi dan gangguan gigi berlubang merupakan gangguan kesehatan gigi yang paling umum dan banyak dijumpai pada penduduk dunia, terutama pada anak. Menurut hasil

Lebih terperinci

PENGARUH PERAN ORANG TUA TENTANG PERAWATAN GIGI TERHADAP TERJADINYA KARIES DENTIS PADA ANAK PRA SEKOLAH

PENGARUH PERAN ORANG TUA TENTANG PERAWATAN GIGI TERHADAP TERJADINYA KARIES DENTIS PADA ANAK PRA SEKOLAH PENGARUH PERAN ORANG TUA TENTANG PERAWATAN GIGI TERHADAP TERJADINYA KARIES DENTIS PADA ANAK PRA SEKOLAH Darsini Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Insan Cendekia Medika Jombang Email : darsiniwidyanto4@gmail.com

Lebih terperinci

KEPATUHAN MENGGOSOK GIGI DENGAN TERJADINYA KARIES GIGI DI SDN KEBUN DADAP BARAT KECAMATAN SARONGGI

KEPATUHAN MENGGOSOK GIGI DENGAN TERJADINYA KARIES GIGI DI SDN KEBUN DADAP BARAT KECAMATAN SARONGGI KEPATUHAN MENGGOSOK GIGI DENGAN TERJADINYA KARIES GIGI DI SDN KEBUN DADAP BARAT KECAMATAN SARONGGI Andri Setiya Wahyudi, Program Studi Diploma Kebidanan UNIJA Sumenep, e-mail; andry_remas@yahoo.co.id Sudarso,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi,

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling sering memengaruhi individu pada segala usia, karies gigi merupakan masalah oral yang utama pada anak-anak

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI Widhi Sumirat Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Secara umum kesehatan mulut dan gigi telah mengalami peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gigi merupakan bagian terpenting dalam rongga mulut, karena adanya fungsi gigi yang tidak tergantikan, antara lain untuk mengunyah makanan sehingga membantu pencernaan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN Husniyatur Rohmah*, Faizatul Ummah**, Diah Eko Martini***.......ABSTRAK.......

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya sebab kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSUMSI JENIS MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI SDN KRANDON KUDUS

HUBUNGAN KONSUMSI JENIS MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI SDN KRANDON KUDUS HUBUNGAN KONSUMSI JENIS MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI SDN KRANDON KUDUS Yulisetyaningrum 1), Eko Rujianto 2) 1 STIKES Muhammadiyah Kudus email: yulisetyaningrum@stikesmuhkudus.ac.id

Lebih terperinci

Ihda Mauliyah*, Nawang Indah PS** ABSTRAK

Ihda Mauliyah*, Nawang Indah PS** ABSTRAK PENGGUNAAN SILICONE NIPPLE DENGAN KEJADIAN NIPPLE CONVUSION PADA BAYI USIA 1-5 BULAN Ihda Mauliyah*, Nawang Indah PS** ABSTRAK Bingung puting banyak terjadi pada bayi yang menggunakan susu botol atau silicone

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses tumbuh kembang sangat terkait dengan faktor kesehatan, dengan kata lain hanya pada anak yang sehat dapat diharapkan terjadi proses tumbuh kembang yang

Lebih terperinci

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 7. No. 1, Maret 2015

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 7. No. 1, Maret 2015 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN GIGI DAN MULUT DENGAN CARA IBU MENGGOSOK GIGI PADA BALITA DI DUSUN LOSARI DESA PEKUKUHAN KECAMATAN MOJOSARI MOJOKERTO Iis Fatimawati *) ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karies karena struktur dan morfologi gigi sulung yang berbeda dari gigi tetap. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. karies karena struktur dan morfologi gigi sulung yang berbeda dari gigi tetap. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu hal yang penting dari komponen kesehatan secara umum. Hal ini juga merupakan hal yang penting dalam pertumbuhan normal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi tubuh keseluruhan. Gigi merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan manusia, terutama dalam proses pencernaan makanan. Untuk itu kesehatan gigi dan mulut anak sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan umum seseorang banyak dipengaruhi oleh kesehatan gigi.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan umum seseorang banyak dipengaruhi oleh kesehatan gigi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan umum seseorang banyak dipengaruhi oleh kesehatan gigi. Kesehatan gigi sangat penting karena berpengaruh pada fungsi pengunyahan, fungsi bicara, kualitas hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa.

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi merupakan masalah utama kesehatan gigi dan mulut di dunia. Di negara maju dan negara yang sedang berkembang, prevalensi karies gigi cenderung meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak yang berada pada masa ini berkisar antara usia 6-12 tahun, masa bersekolah dalam periode ini sudah menampakkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Gigi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) Denie Septina A, Dwi Anita A & Titik Anggraeni Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini masih menjadi keluhan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini masih menjadi keluhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini masih menjadi keluhan masyarakat Indonesia. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2001, penyakit gigi dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN. M. Masykur*, Dian Nurafifah**...ABSTRAK...

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN. M. Masykur*, Dian Nurafifah**...ABSTRAK... HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN M. Masykur*, Dian Nurafifah**.......ABSTRAK.... Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG Asta Kartika 1) Eko Mardiyaningsih 2) Wulansari 3) 1 Akper Ngudi Waluyo Ungaran 2 Akper Ngudi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Gambaran Klinis Karies Botol. atau cairan manis di dalam botol atau ASI yang terlalu lama menempel pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Gambaran Klinis Karies Botol. atau cairan manis di dalam botol atau ASI yang terlalu lama menempel pada BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Gambaran Klinis Karies Botol Karies gigi yang terjadi pada anak-anak atau balita dapat dijumpai berupa kerusakan gigi yang parah mengenai sebagian besar giginya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu masalah di Indonesia yang perlu diperhatikan adalah masalah kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi mulut. Kebanyakan masyarakat Indonesia meremehkan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulut sejak dini. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai kebersihan mulut

BAB I PENDAHULUAN. mulut sejak dini. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai kebersihan mulut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesadaran masyarakat Indonesia terhadap kesehatan gigi dan mulut masih kurang. Hal tersebut disebabkan oleh sedikitnya sosialisasi tentang kesehatan gigi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN Nitasari Wulan J & Ardiani Sulistiani Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Morbiditas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan oleh faktor etiologi yang kompleks. Karies gigi tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kotoran lain yang berada di atas permukaan gigi seperti debris, karang gigi, atau

BAB I PENDAHULUAN. kotoran lain yang berada di atas permukaan gigi seperti debris, karang gigi, atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu hal yang penting dalam menjaga keseimbangan fungsi tubuh. Kebersihan gigi yaitu keadaan gigi geligi yang berada di dalam

Lebih terperinci

Mila Harlisa*, Amirul Amalia**, Dadang K***

Mila Harlisa*, Amirul Amalia**, Dadang K*** HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DENGAN PEMBERIAN APE PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN DI TK SRIRANDE 02 KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN Mila Harlisa*, Amirul Amalia**, Dadang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PERAWATAN GIGI ANAK USIA PRA SEKOLAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PERAWATAN GIGI ANAK USIA PRA SEKOLAH HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PERAWATAN GIGI ANAK USIA PRA SEKOLAH Christianto Nugroho Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Kurangnya perawatan gigi pada anak menyebabkan tidak sedikit anak mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada sistem pencernaan dalam tubuh manusia. Masalah utama kesehatan gigi dan mulut anak adalah karies gigi. 1 Karies gigi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gigi merupakan bagian terpenting dalam rongga mulut, karena adanya fungsi gigi yang tidak tergantikan, antara lain untuk mengunyah makanan sehingga membantu pencernaan,

Lebih terperinci

RELATIONSHIP BETWEEN DENTAL CARE AND CARIOGENIC FOODS WITH CHILDREN DENTAL CARIES INCIDENCE IN JURAN ELEMENTRY SCHOOL

RELATIONSHIP BETWEEN DENTAL CARE AND CARIOGENIC FOODS WITH CHILDREN DENTAL CARIES INCIDENCE IN JURAN ELEMENTRY SCHOOL RELATIONSHIP BETWEEN DENTAL CARE AND CARIOGENIC FOODS WITH CHILDREN DENTAL CARIES INCIDENCE IN JURAN ELEMENTRY SCHOOL Sri Mawarni 1, Evy Noor Hasanah 2, Syamsul Firdaus 3 ABSTRACT Background: The istimated

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lengkung rahang dan kadang-kadang terdapat rotasi gigi. 1 Gigi berjejal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. lengkung rahang dan kadang-kadang terdapat rotasi gigi. 1 Gigi berjejal merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gigi berjejal atau crowding dapat diartikan sebagai ketidakharmonis antara ukuran gigi dengan ukuran rahang yang dapat menyebabkan gigi berada di luar lengkung rahang

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL TETY RINA ARITONANG PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X Ida Susila* *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan Jl. Veteran No 53 A Lamongan ABSTRAKS Premenstension

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya terjadi pada orang dewasa tapi juga pada anak-anak. Proses perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya terjadi pada orang dewasa tapi juga pada anak-anak. Proses perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies adalah masalah yang paling umum terjadi pada masyarakat, bukan hanya terjadi pada orang dewasa tapi juga pada anak-anak. Proses perkembangan karies dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orangtua sangat menentukan dalam pertumbuhan dan perkembangan pada. (Notoatmodjo, 2003). Kesehatan gigi dan mulut pada anak apabila

BAB I PENDAHULUAN. orangtua sangat menentukan dalam pertumbuhan dan perkembangan pada. (Notoatmodjo, 2003). Kesehatan gigi dan mulut pada anak apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah generasi yang akan menjadi penerus bangsa. Anak harus dididik dan diarahkan sejak usia dini. Anak merupakan anugerah orangtua dari Allah SWT sehingga

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013 Susmita Dosen Program Studi Kebidanan STIK Bina Husada ABSTRAK ASI eksklusif

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh penggunaan susu botol atau cairan lainnya yang termasuk karbohidrat seperti

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh penggunaan susu botol atau cairan lainnya yang termasuk karbohidrat seperti BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Early Childhood Caries (ECC) Early childhood caries merupakan suatu bentuk karies rampan pada gigi desidui yang disebabkan oleh penggunaan susu botol atau cairan lainnya yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO Asih Setyorini, Deni Pratma Sari ABSTRAK Perubahan pada masa remaja adalah hormon reproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan mulut. Apabila kesehatan

Lebih terperinci

Nisa khoiriah INTISARI

Nisa khoiriah INTISARI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 2 TAHUN DI DESA TURSINO KECAMATAN KUTOARJO KABUPATEN PURWOREJO Nisa khoiriah INTISARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan balita adalah kesehatan pada anak umur 1-5 tahun sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan balita adalah kesehatan pada anak umur 1-5 tahun sesuai A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kesehatan balita adalah kesehatan pada anak umur 1-5 tahun sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali, pemantauan perkembangan minimal 2 kali setahun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh (Mumpuni, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh (Mumpuni, 2013). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesejahteraan umum manusia yang dapat meningkatkan kualitas hidupnya, di dalam mulut manusia terdapat lebih dari 750

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN Arifal Aris Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan.......ABSTRAK....

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2015). Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak dikeluhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 2015). Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak dikeluhkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara komprehensif karena dampaknya yang sangat luas sehingga

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI Iwan Permana, Anita Nurhayati Iwantatat73@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga terjadi pada anak-anak. Karies dengan bentuk yang khas dan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga terjadi pada anak-anak. Karies dengan bentuk yang khas dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies gigi masih menjadi salah satu masalah yang paling sering terjadi pada masyarakat Indonesia, tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi juga terjadi pada anak-anak.

Lebih terperinci

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MPASI DINI DI RW 1 KELURAHAN NGAGEL KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MPASI DINI DI RW 1 KELURAHAN NGAGEL KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MPASI DINI DI RW 1 KELURAHAN NGAGEL KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA Desak Made Intan Kumala Ratih*Budi Artini** STIKES William Booth Surabaya ABSTRAK MPASI

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU (Studi di Desa Kemlagilor Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan tahun 2016) Siti Aisyah *Dosen Program Studi

Lebih terperinci

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI - BULAN Evi Susiyanti Program Studi Kebidanan, Akademi Kebidanan Sakinah Pasuruan Email : evirudyanto4@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Early Childhood Caries (ECC) merupakan gabungan suatu penyakit dan kebiasaan yang umum terjadi pada anak dan sulit dikendalikan. 1 Istilah ini menggantikan istilah karies botol atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui gambaran umum responden penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui gambaran umum responden penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Hasil penelitian tentang karakteristik responden dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui gambaran umum responden penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya makanan dan minuman tetapi fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang upaya kesehatan yang optimal (Depkes RI, 2001). menunjang kesehatan tubuh seseorang (Riyanti, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. menunjang upaya kesehatan yang optimal (Depkes RI, 2001). menunjang kesehatan tubuh seseorang (Riyanti, 2005). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan memberikan prioritas kepada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dengan tidak mengabaikan upaya penyembuhan

Lebih terperinci

SURYA 51 VOL 2, NO.3, AGUSTUS 2009

SURYA 51 VOL 2, NO.3, AGUSTUS 2009 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI DESA DLANGGU KEC. DEKET KAB. LAMONGAN Nurul Hidayatul Chusniya, Lilin Turlina Korespondensi:

Lebih terperinci

Lilis Maghfuroh Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

Lilis Maghfuroh Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PEMILIHAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI DUSUN KAKAT DESA KAKAT PENJALIN KECAMATAN NGIMBANG KABUPATEN LAMONGAN Lilis Maghfuroh Program Studi Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya. 2 Karies yang terjadi pada anak-anak di antara usia 0-71 bulan lebih dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya. 2 Karies yang terjadi pada anak-anak di antara usia 0-71 bulan lebih dikenal lainnya. 2 Karies yang terjadi pada anak-anak di antara usia 0-71 bulan lebih dikenal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut yang baik merupakan komponen integral dari kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN RIWAYAT ASI EKSKLUSIF DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI BALITA DI POSYANDU AMBARSARI, GAMPING I, SLEMAN TAHUN 2015

HUBUNGAN RIWAYAT ASI EKSKLUSIF DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI BALITA DI POSYANDU AMBARSARI, GAMPING I, SLEMAN TAHUN 2015 HUBUNGAN RIWAYAT ASI EKSKLUSIF DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI BALITA DI POSYANDU AMBARSARI, GAMPING I, SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Ratih Handayeni 201410104304

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN SUSU SAPI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

HUBUNGAN ASUPAN SUSU SAPI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN HUBUNGAN ASUPAN SUSU SAPI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN Retno U & Tinah Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Air susu ibu merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. Setelah usia

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM Surya Mustika Sari Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto surya.mustikasari@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PADA IBU NIFAS UNTUK MENYUSUI BAYINYA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (Studi Di BPS Yuliana, Amd. Keb. Kabupaten Lamongan 2016)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PADA IBU NIFAS UNTUK MENYUSUI BAYINYA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (Studi Di BPS Yuliana, Amd. Keb. Kabupaten Lamongan 2016) HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PADA IBU NIFAS UNTUK MENYUSUI BAYINYA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (Studi Di BPS Yuliana, Amd. Keb. Kabupaten Lamongan 2016) Husnul Muthoharoh *Dosen Program Studi D III Kebidanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu masalah kesehatan yang memerlukan penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai dampak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang unik pada bayi, balita, dan anak prasekolah. Dahulu Early Childhood Caries (ECC) dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN. yang unik pada bayi, balita, dan anak prasekolah. Dahulu Early Childhood Caries (ECC) dikenal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Early Childhood Caries (ECC) merupakan istilah yang menjelaskan suatu pola lesi karies yang unik pada bayi, balita, dan anak prasekolah. Dahulu Early Childhood Caries

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEKERJAAN DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI DUSUN MENGAI DESA SUKOREJO KARANGBINANGUN LAMONGAN

HUBUNGAN PEKERJAAN DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI DUSUN MENGAI DESA SUKOREJO KARANGBINANGUN LAMONGAN HUBUNGAN PEKERJAAN DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI DUSUN MENGAI DESA SUKOREJO KARANGBINANGUN LAMONGAN Ati ul Impartina.......ABSTRAK....... Masalah pengelolaan sampah merupakan salah satu masalah serius dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Berdasarkan hasil

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Berdasarkan hasil I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang turut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Distribusi Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah anak TK yang bersekolah di TK Adisiwi sebanyak 30 anak, TK Wijaya Atmaja sebanyak 16

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN Devi Sri Ari Silvani, Moh. Saifudin Korespondensi: Moh. Saifudin, d/a : STIKes Muhammadiyah

Lebih terperinci

PERILAKU PIJAT BAYI BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA

PERILAKU PIJAT BAYI BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA PERILAKU PIJAT BAYI BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA Dadang Kusbiantoro.......ABSTRAK....... Pijat bayi menjadi penyelesaian masalah dari setiap ibu yang mempunyai bayi. Pijat bayi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan mulut merupakan hal penting untuk kesehatan secara umum dan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan mulut merupakan hal penting untuk kesehatan secara umum dan kualitas BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan mulut merupakan hal penting untuk kesehatan secara umum dan kualitas hidup. Mulut sehat berarti terbebas kanker tenggorokan, infeksi dan luka pada mulut, penyakit

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah observasional analitik. Setiap subjek hanya dikenai satu kali pengukuran tanpa dilakukan tindak lanjut atau pengulangan pengukuran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi kesehatan anak secara menyeluruh (Suryani, Putu, N.

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi kesehatan anak secara menyeluruh (Suryani, Putu, N. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan manusia, terutama dalam proses pencernaan makanan. Untuk itu kesehatan gigi dan mulut anak sangat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU Titiek Idayanti Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto E-mail : tik.nurul@gmail.com ABSTRAK Seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang dihasilkan dari interaksi bakteri. Karies gigi dapat terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang dihasilkan dari interaksi bakteri. Karies gigi dapat terjadi karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Karies gigi merupakan gangguan kesehatan gigi yang paling umum dan tersebar luas di sebagian penduduk dunia. Karies merupakan suatu penyakit infeksi yang dihasilkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK Masalah penyakit akibat perilaku dan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik. Penelitian yang di lakukan Nugroho bahwa dari 27,1% responden yang

BAB I PENDAHULUAN. baik. Penelitian yang di lakukan Nugroho bahwa dari 27,1% responden yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Orang tua memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan anggota keluarga terutama anak. Orang tua harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang kesehatan gigi dan mulut

Lebih terperinci

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PANONGAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK Pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk meningkatkan kesehatannya, tetapi masih banyak orang yang

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk meningkatkan kesehatannya, tetapi masih banyak orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang masih harus mendapat perhatian khusus karena dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin dari kesehatan gigi. Pemeliharaan

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO Mahar Ranum Ayuningtyas 1 Abdul Muhith 2 * ) Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

MINUM SUSU DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN TANPA GULA DENGAN JUMLAH KARIES ANAK USIA 3-6 TAHUN

MINUM SUSU DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN TANPA GULA DENGAN JUMLAH KARIES ANAK USIA 3-6 TAHUN MINUM SUSU DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN TANPA GULA DENGAN JUMLAH KARIES ANAK USIA 3-6 TAHUN 1 2 3 Utami Ariyani, Siti Sulastri, Marjana 1 Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 2,3 Dosen

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN PERTUMBUHAN BAYI DI DESA PAKIJANGAN KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN PERTUMBUHAN BAYI DI DESA PAKIJANGAN KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN PERTUMBUHAN BAYI DI DESA PAKIJANGAN KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES Sri Nani Prawiraningrum 1, Agi Erlina 2 dan Rokhani Oktalistiani 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebersihan gigi dan mulut yang tidak diperhatikan, akan menimbulkan masalah, salah satunya kerusakan pada gigi seperti karies atau gigi berlubang (Oktrianda, 2011).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan ini dapat mempengaruhi kesehatan gigi anak (Ramadhan, 2010). Contoh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan ini dapat mempengaruhi kesehatan gigi anak (Ramadhan, 2010). Contoh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan sangat digemari anak-anak saat jajan disekolah keadaan ini dapat mempengaruhi kesehatan gigi anak (Ramadhan, 2010). Contoh yang dapat mempengaruhi kesehatan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK TK B

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK TK B PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK TK B Khoiro Fatim 1), Iis Suwanti 2) *Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Dian Husada, Email : khoirocute@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik observasi dengan rancangan penelitian cross-sectional. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1

Lebih terperinci

Diah Eko Martini ...ABSTRAK...

Diah Eko Martini ...ABSTRAK... PERBEDAAN LAMA PELEPASAN TALI PUSAT BAYI BARU LAHIR YANG MENDAPATKAN PERAWATAN MENGGUNAKAN KASSA KERING DAN KOMPRES ALKOHOL DI DESA PLOSOWAHYU KABUPATEN LAMONGAN Diah Eko Martini.......ABSTRAK....... Salah

Lebih terperinci

PRAKTIK PENCEGAHAN CEDERA PADA ANAK USIA TODDLER

PRAKTIK PENCEGAHAN CEDERA PADA ANAK USIA TODDLER PRAKTIK PENCEGAHAN CEDERA PADA ANAK USIA TODDLER DITINJAU DARI PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA TENTANG BAHAYA CEDERA DI DESA KEMBANGBAHU KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN Dadang Kusbiantoro.......ABSTRAK.......

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2004, didapatkan bahwa prevalensi karies di Indonesia mencapai 85%-99%.3

BAB I PENDAHULUAN. 2004, didapatkan bahwa prevalensi karies di Indonesia mencapai 85%-99%.3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi gigi yang sering dialami oleh masyarakat Indonesia adalah karies.1 Menurut World Health Organization (WHO) karies gigi merupakan masalah kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN Hajar Nur Fathur Rohmah, Ida Fitriana Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar Belakang: Keluarga Berencana

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 Norfai 1 dan Eddy Rahman 2 1,2 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Anak Usia Prasekolah Anak prasekolah adalah anak yang berusia antara tiga sampai enam tahun (Patmonodewo, 1995). Perkembangan fisik yang terjadi pada masa ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kerusakan bahan organik yang dapat menyebabkan rasa ngilu sampai

BAB I PENDAHULUAN. dengan kerusakan bahan organik yang dapat menyebabkan rasa ngilu sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit karies gigi adalah suatu penyakit jaringan keras gigi yang ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses demineralisasi yang progresif pada jaringan keras permukaan gigi oleh asam organis yang berasal dari

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS STRATEGI UPSTREAM TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU HIDUP SEHAT GIGI MELALUI KONSELING PADA SISWA/I KELAS I SDN 12 PONTIANAK KOTA

EFEKTIFITAS STRATEGI UPSTREAM TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU HIDUP SEHAT GIGI MELALUI KONSELING PADA SISWA/I KELAS I SDN 12 PONTIANAK KOTA EFEKTIFITAS STRATEGI UPSTREAM TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU HIDUP SEHAT GIGI MELALUI KONSELING PADA SISWA/I KELAS I SDN 12 PONTIANAK KOTA Asmaul Husna 1 dan Budi Suryana 2 1,2 Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes

Lebih terperinci