ANALISIS STRATEGI PEMASARAN (Studi Kasus Ali Baba Restaurant, Bogor)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS STRATEGI PEMASARAN (Studi Kasus Ali Baba Restaurant, Bogor)"

Transkripsi

1 ANALISIS STRATEGI PEMASARAN (Studi Kasus Ali Baba Restaurant, Bogor) SKRIPSI Rini Dewi Ratnasari H DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

2 ANALISIS STRATEGI PEMASARAN (Studi Kasus Ali Baba Restaurant, Bogor) SKRIPSI Rini Dewi Ratnasari H Skripsi merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

3 RINGKASAN RINI DEWI RATNASARI. Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus Ali Baba Restaurant, Bogor) (Dibawah Bimbingan RACHMAT PAMBUDY). Indonesia adalah bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya yang berpotensi untuk dijadikan objek wisata bagi pariwisata. Salah satu kota di Indonesia yang memiliki beragam budaya etnik dan objek wisata adalah kota Bogor. Beragam suku etnis dan beberapa tempat wisata menjadikan kota Bogor sebagai kota transit bagi wisatawan asing maupun domestik. Adanya interaksi masyarakat lokal dengan wisatawan menyebabkan perbedaan pola hidup termasuk jenis makanan yang dikonsumsi. Seiring dengan perkembangan tingkat gaya hidup di masyarakat dan keanekaragaman selera konsumen, perkembangan jenis makanan jadi semakin beragam. Berkembangnya beragam jenis restoran di kota Bogor, merupakan reaksi atas beragamnya selera konsumen. Seiring dengan jumlah restoran di Bogor yang selalu meningkat setiap tahunnya maka menimbulkan tingkat persaingan yang semakin ketat. Salah satu restoran etnik bercitarasa Internasional di Bogor yang menawarkan keunikan jenis makanan yang berasal dari negara Timur Tengah adalah Ali Baba Restaurant. Ali Baba Restaurant merupakan salah satu restoran etnik di Bogor yang masih tergolong baru dan menawarkan keunikan jenis makanan yang berasal dari negara Timur Tengah. Selain memiliki pesaing sejenis, Ali Baba Restaurant juga harus bersaing dengan restoran-restoran lain di Bogor. Hal ini menunjukkan tingkat persaingan yang semakin ketat seiring dengan perkembangan restoran yang cukup pesat. Adanya tingkat jumlah pengunjung yang belum mencapai target dan pencapaian jumlah produksi yang masih dibawah standar kapasitas produksi yang telah ditetapkan, mengindikasikan belum memenuhi target penjualan Ali Baba Restaurant. Dapat dilihat bahwa tingkat penjualan yang belum mencapai target dan tingkat persaingan dalam bisnis restoran yang semakin tinggi menjadi beberapa permasalahan yang terjadi pada Ali Baba Restaurant. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat untuk meningkatkan penjualan pada Ali Baba Restaurant untuk menciptakan posisi yang terbaik dan sesuai dengan keinginan konsumen. Berdasarkan uraian tersebut maka tujuan penelitian ini adalah (1) Mengkaji strategi bauran pemasaran yang telah dijalankan oleh Ali Baba Restaurant. (2) Menganalisis kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi oleh Ali Baba Restaurant. (3) Merumuskan alternatif strategi pemasaran terbaik dengan memperhatikan kondisi lingkungan perusahaan di Ali Baba Restaurant. Penelitian dilakukan pada Bulan Maret sampai Juni Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Matrik IFE dan Matriks EFE, Matriks SWOT dan Matriks QSPM. Berdasarkan hasil penelitian, strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan yang menyangkut product, place, price, process, people, promotion,

4 dan physic dapat dinilai telah berhasil memenuhi kebutuhan pelanggan dengan berbagai fasilitas dan keunggulan perusahaan. Hasil analisis lingkungan internal dengan matriks IFE dapat dilihat bahwa perusahaan memiliki posisi internal yang kuat maka diperoleh total bobot skor sebesar 2,770. Hal ini menunjukkan bahwa Ali Baba Restaurant telah mampu menggunakan kekuatan (lokasi restoran yang strategis, citarasa Internasional, pelayanan konsumen yang memuaskan, harga khusus untuk menu pelajar, kualitas produk terjaga, modal tersedia, inovasi produk, pemberian kartu saran, program call back sebagai bentuk customer relationship dan layanan hotspot) dan mengatasi kelemahan dengan cukup baik (belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM, tidak memiliki layanan delivery khusus, pencapaian target penjualan belum stabil, tenaga kerja tidak terspesialisasi, penggunaan website belum optimal, kegiatan promosi kurang gencar, dan area parkir kurang memadai). Hasil analisis lingkungan eksternal dengan matriks EFE dapat dilihat bahwa perusahaan memiliki posisi eksternal yang kuat dengan diperoleh total bobot skor sebesar 3,052. Hal ini menunjukkan bahwa Ali Baba Restaurant telah mampu merespon faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang (perubahan pola dan gaya hidup masyarakat, pertumbuhan jumlah penduduk Bogor, peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat, cukup tersedia angkatan kerja, perkembangan kemajuan teknologi, peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik, hambatan masuk industri tinggi) untuk mengatasi ancaman (tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi, kenaikan harga bahan baku, banyaknya produk substitusi, kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi, kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi). Gambaran posisi perusahaan saat ini dalam pemetaan matriks IE menempati posisi dalam sel II. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Grow and Build ( tumbuh dan berkembang). Strategi yang tepat digunakan dalam kuadran ini adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk. Berdasarkan hasil analisis QSPM, yang memetakan strategi SO, strategi ST, strategi WO, strategi WT dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah salah satu strategi WO yaitu Meningkatkan efektivitas promosi melalui iklan, media, dan website serta meningkatkan sponsorship eventevent atau kegiatan kemahasiswaan serta mengadakan program pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari liburan nasional dan konsumen yang berulang tahun. Saran dan masukan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dimsa yang akan datang, sebagai berikut : (1) Menjalin hubungan baik dengan pemasok karena dapat memberikan jaminan kualitas bahan baku. (2) Meningkatkan loyalitas konsumen melalui program call back dan perbaikan kualitas produk maupun pelayanan. (3) Membuka cabang baru di pusat perbelanjaan untuk meraih target pasar yang lebih luas. (4) Meningkatkan kegiatan promosi melalui iklan TV, radio, website dan sponsorship event-event atau kegiatan kemahsiswaan. (5) Melakukan efisiensi biaya produksi agar dapat menurunkan harga jual. (6) Meningkatkan kelengkapan fasilitas agar membuat nyaman konsumen.(7) Memberikan pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan kepada para karyawan.

5 Judul Skripsi Nama NIM : Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus Ali Baba Restaurant, Bogor) : Rini Dewi Ratnasari : H Disetujui, Pembimbing Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS NIP Diketahui, Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP Tanggal Lulus :

6 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus Ali Baba Restaurant, Bogor) adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutif dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Agustus 2009 Rini Dewi Ratnasari H

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Ciamis, pada tanggal 15 Desember Penulis merupakan putri kedua dari tiga bersaudara dari keluarga Bapak H.Ondang Subagio dan Ibu Hj.Ukamah. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN XI Banjar, dan lulus pada tahun Pendidikan tingkat menengah diselesaikan penulis pada tahun 1998 pada SLTP Negeri I Banjar. Pendidikan tingkat atas diselesaikan penulis pada tahun 2001 di SLTA Negeri I Banjar. Pada tahun 2004 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor, pada program Studi Diploma III Manajemen Agribisnis, Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian. Selama mengikuti pendidikan pada Fakultas Sosial Ekonomi dan Manajemen penulis tercatat sebagai pengurus Forum Komunikasi Manajemen Agribisnis dan pengurus Himpro MISETA.

8 KATA PENGANTAR Dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus Ali Baba Restaurant, Bogor). Judul penelitian ini didasarkan atas rasa ketertarikan yang besar dari penulis terhadap bidang manajemen pemasaran secara umum. Rasa tertarik ini tidak terlepas dari ketatnya persaingan industri restoran sebagai pemenuhan kebutuhan makanan masyarakat Indonesia. Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu memberikan bimbingan, bantuan, dukungan, dan doa yang akan selalu penulis kenang dan syukuri. Penulis berusaha mewujudkan kesempurnaan dalam menyajikan skripsi ini. Namun, penulis menyadari bahwa sebagai manusia pasti memiliki kekurangan dan keterbatasan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Bogor, Agustus 2009 Rini Dewi Ratnasari H

9 UCAPAN TERIMAKASIH Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada : 1. Orangtua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik. 2. Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesan yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 3. Ir. Wahyu Budi Priatna, MS yang telah bersedia menjadi dosen evaluator kolokium dengan segala kritik dan saran yang bermanfaat untuk kesempurnaan skripsi ini. 4. Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi, MS selaku dosen penguji utama yang telah memberikan kritik dan saran yang sangat bermanfaat, sehingga penulis dapat memaksimalkan penulisan skripsi ini. 5. Eva Yolinda, SP, MM yang telah menjadi pembimbing akademik dan seluruh dosen dan staf Departemen Agribisnis 6. Pihak Ali Baba Restaurant dan MidEast Restaurant atas waktu, kesempatan, informasi, dan dukungan yang diberikan. 7. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor atas segala bantuan, diskusi serta informasi-informasi yang diperlukan oleh penulis. 8. Muhamad Solihin teman seperjuangan yang ikut membantu dalam penyusunan skripsi ini. 9. Sita Rani, Artayati Harnasari, Muhamad Koko dan Devy Septian, terima kasih atas waktu sharing dan bantuannya hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 10. Teman-teman kostan yang telah memberikan dukungannya. Terima kasih untuk semua supportnya dan rasa kebersamaannya 11. Teman-teman MAB 41, untuk semangat, kekompakkan dan kebersamaan yang sangat berarti.

10 12. Teman-teman Agribisnis Ekstensi angkatan 3 atas semangat dan dukungan selama menempuh pendidikan di Agribisnis Ekstensi IPB. 13. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya. Bogor, Agustus 2009 Rini Dewi Ratnasari

11 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... i DAFTAR GAMBAR... ii DAFTAR LAMPIRAN... iii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 8 II. TINJAUAN PUSTAKA Definisi Restoran Produk Jenis-jenis Restoran Kategori Restoran Berdasarkan Jenis Makanan... yang Disediakan Restoran Etnis Middle Eastren Food Penelitian Terdahulu III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep Strategi Manajemen Strategis Definisi Pemasaran Strategi Pemasaran Analisis Lingkungan Perusahaan Matriks IFE dan Matriks EFE Matriks IE Analisis SWOT Matriks QSPM Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengambilan Sampel Metode Pengolahan Data... 41

12 4.5.1 Analisis Deskriptif Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi Tahap Masukan (Input) Tahap Pencocokan Tahap Keputusan V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah, Visi dan Misi Perusahaan Lokasi Perusahaan Struktur Organisasi Kegiatan Operasional dan Budaya Perusahaan VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Lingkungan Internal Produksi dan Operasi Sumberdaya Manusia Keuangan Sistem Informasi Manajemen Penelitianan Pengembangan Pemasaran Analisis Lingkungan Eksternal Lingkungan Makro Lingkungan Mikro Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran Tahap Masukan Tahap Pencocokan Tahap Keputusan VII. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA... 83

13 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Data Perkembangan Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor, Perkembangan Restoran dan Rumah makan di Kota Bogor Berdasarkan Jenis hidangan yang Disajikan Pada Tahun Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Perbandingan Rata-rata Jumlah Pengunjung per Hari dan per Bulan dengan standar Kapasitas Jumlah Pengunjung Jumlah Produksi Ali Baba Restaurant dari Bulan Januari-Desember Perbandingan Kandungan Gizi Daging Kambing dan Daging Sapi Jenis dan Sumber Data Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan Matriks EFE Matriks IFE Matriks SWOT Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) Analisis Faktor Internal Perusahaan Data Inflasi di IndonesiaTahun Perkembangan dan Laju Pertumbuhan PDRB per Kapita Kota Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun Penduduk Kota Bogor Menurut Jenis Kelamin Tahun Jumlah Pencari Kerja menurut Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan Di Kota Bogor Tahun Analisis Faktor Eksternal Perusahaan... 68

14 20. Hasil Analisis Matriks IFE Hasil Analisis Matriks EFE Hasil Analisis Matriks SWOT Perbandingan Alternatif Strategi Pemasaran yang telah diterapkan Perusahaan dan yang disarankan setelah penelitian... 77

15 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Data Perkembangan Jumlah Produksi pada Ali Baba Restaurant Tahun Model Komprehensif Proses Manajemen Strategis Model Lima Kekuatan Porter Kerangka Pemikiran Operasional Struktur Organisasi Perusahaan Hasil Matriks IE... 72

16 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Penilaian Responden Terhadap Faktor Eksternal Penilaian Responden Terhadap Faktor Internal Rata-Rata Nilai Bobot Faktor Strategis Eksternal Rata-Rata Nilai Bobot dan Rating Faktor Strategi Internal Tabulasi Jawaban responden Untuk Prioritas Strategis Hasil Matriks QSPM Kuesioner Penentuan Bobot dan Rating Kuesioner Pengisian Matriks QSP Produk Makanan Ali Baba Restaurant Fasilitas Pendukung Ali Baba Restaurant Daftar Menu dan Harga Ali Baba Restaurant Denah Lokasi Ali Baba Restaurant

17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dengan latar belakang etnis, suku dan tata kehidupan sosial yang berbeda satu dengan yang lain. Banyaknya daerah di Indonesia yang memiliki beragam budaya etnik, berpotensi untuk dijadikan objek wisata bagi pariwisata. Salah satu kota di Indonesia yang memiliki beragam budaya etnik dan objek wisata adalah kota Bogor. Beragam suku etnis yang bermigrasi ke Bogor antara lain etnis Cina, India, Arab, dan Eropa sementara etnis Nusantara sendiri antara lain Sunda, Jawa, Betawi, Batak, Padang datang dan menetap. Selain itu, Bogor memiliki beberapa tempat wisata seperti Kebun Raya, Taman Bunga, Taman Safari, dan pusat perbelanjaan lainnya. Hal tersebut yang menjadikan kota Bogor sebagai kota transit bagi wisatawan asing maupun domestik. Dapat dilihat pada tingkat jumlah kunjungan wisatawan ke kota Bogor dari tahun ke tahun mengalami peningkatan mulai dari tahun (Tabel 1). Tabel 1. Data Perkembangan Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor 1 NO JENIS USAHA JENIS WISATAWAN PERKEMBANGAN PER TAHUN OBYEK WISATA NUSANTARA 1,380,477 1,360,374 1,267,839 1,370,119 1,163,110 MANCA NEGARA 32,421 11,211 13,732 18,714 41,377 JUMLAH 1,412,898 1,371,585 1,281,571 1,388,833 1,204,487 2 AKOMODASI NUSANTARA 149, , , ,807 1,086,374 MANCA NEGARA 9,472 13,330 36,144 31, ,737 JUMLAH JUMLAH 158, , , ,250 1,189,111 NUSANTARA 1,529,572 1,533,513 1,807,115 2,086,926 2,249,484 MANCA NEGARA 41,893 24,541 49,876 50, ,114 Sumber : Buku Pariwisata Kota Bogor, Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kota Bogor, 2008

18 Pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Jumlah kunjungan wisatawan ke kota Bogor yang semakin meningkat, menyebabkan adanya interaksi masyarakat lokal dengan wisatawan. Perbedaan budaya dan adat istiadat dengan negara lain menyebabkan perbedaan pola hidup termasuk jenis makanan yang dikonsumsi. Seiring dengan perkembangan jaman dan tingkat gaya hidup di masyarakat menyebabkan terjadinya perubahan selera dalam masyarakat. Adanya perubahan selera masyarakat menyebabkan perkembangan jenis makanan di kota Bogor semakin beragam. Adapun perkembangan jenis makanan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perkembangan Restoran & Rumah Makan di Kota Bogor Berdasarkan Jenis Hidangan Yang Disajikan Pada Tahun Jenis Hidangan Jumlah (Unit) Indonesia Daerah Internasional Oriental Kontinental Sumber : Dinas Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor, 2008 Makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting untuk dipenuhi demi kelangsungan hidupnya. Meningkatnya keanekaragaman berbagai produk makanan sesuai dengan latar belakang budaya etnik merupakan salah satu peluang pangsa pasar yang cukup potensial bagi berkembangnya industri makanan. Oleh karena itu, industri makanan merupakan industri yang selalu berkembang mengikuti perkembangan zaman dan selera serta kebutuhan konsumen dalam pemenuhan kebutuhan makanan di Indonesia, salah satunya adalah restoran. Seiring dengan meningkatnya jumlah restoran di Bogor setiap tahunnya ( ) maka menimbukan persaingan yang semakin ketat (Tabel 3).

19 Tabel 3. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun Tahun Jumlah Pertumbuhan (persen) , , , , , , , ,27 Sumber : Buku Pariwisata Kota Bogor, Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kota Bogor, 2008 Pada Tabel 3, dapat dilihat bahwa jumlah restoran di kota Bogor setiap tahunnya mengalami peningkatan. Namun pada tahun 2008 jumlah restoran dan rumah makan di kota Bogor mengalami penurunan karena ada sebagian restoran yang mengalami kebangkrutan. Hal ini bisa dilihat bahwa restoran yang tidak dapat bersaing akan dengan mudah mengalami kebangkrutan. Berkembangnya jenis restoran di kota Bogor merupakan reaksi dari beragamnya jenis makanan. Salah satu restoran etnik bercitarasa internasional di kota Bogor yang menawarkan keunikan jenis makanan yang berasal dari negara Timur Tengah adalah Ali Baba Restaurant. Keunikan tersebut sekaligus merupakan keunggulan produk yang tidak hanya menyajikan menu-menu dengan citarasa asli, namun juga memberikan nuansa khas negeri aslinya dengan dekorasi ruangan dan alunan musik Timur Tengah. Salah satu produk unggulan yang ditawarkan disini adalah makanan khas Middle Eastern food yang berkualitas tinggi seperti nasi kebuli dan steak kambing muda. Selain memiliki pesaing sejenis di Bogor yang salah satunya adalah MidEast Restaurant, Ali Baba Restaurant juga harus bersaing dengan restoranrestoran lain di Bogor yang identik menawarkan ciri khas makanan tradisionalnya yaitu masakan khas sunda. Banyaknya restoran yang menawarkan berbagai keunggulan produknya, menyebabkan konsumen mempunyai banyak pilihan tempat kuliner. Hal ini menunjukkan tingkat persaingan yang semakin ketat seiring dengan perkembangan restoran yang cukup pesat. Untuk menghadapi persaingan, Ali Baba Restaurant memerlukan strategi pemasaran terbaik agar bertahan di pasar yang kompetitif.

20 Salah satu faktor yang harus mendapatkan perhatian serius adalah faktor pemasaran (marketing) yang dalam sebuah bisnis memegang peranan vital. Menurut AMA (American Marketing Association), marketing adalah sebuah perencanaan dan konsep pelaksanaan, harga, promosi, dan distribusi ide-ide, barang dan jasa untuk membentuk sebuah pertukaran yang bertujuan untuk memuaskan individu dan masyarakat (Berman and Evans 1987 diacu dalam Luna 2005). Para pemasar harus memahami perilaku konsumen agar mampu memasarkan produknya dengan cara yang tepat. Pemahaman mengenai perilaku konsumen mencakup mengapa dan bagaimana konsumen mengambil keputusan konsumsi. Dengan pemahaman tersebut pemasar akan mampu memperkirakan bagaimana kecenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap informasi yang diterimanya, sehingga pemasar dapat menyusun strategi pemasaran yang sesuai. Pada akhirnya, pemasar yang memahami konsumen akan memiliki kemampuan bersaing yang lebih baik (Sumarwan 2004, diacu dalam Luna 2005) 1.2 Rumusan Permasalahan Ali Baba Restaurant berdiri pada bulan September tahun Restoran yang baru berdiri selama satu tahun lebih ini merupakan salah satu unit usaha yang tergabung dalam PT. Mirah Agung Perdana (MAP) yang dimiliki oleh Bapak Daffy Yahya. Unit usaha lainnya yang dimiliki oleh PT. MAP adalah Paparon Pizza. Restoran ini terletak di jalan Pangrango No.13 Bogor. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Ali Baba Restaurant adalah menu makanan yang sebagian besar berbahan dasar daging kambing muda yaitu Lamb Kebuli (nasi kebuli kambing), Madhbie Steak (steak kambing muda), Shish Kebab, Beef shoarma, Zoorbian Rice dan aneka minuman khas seperti Syai bil halil, Arabian Coffe dan lain-lain. dengan tingkat penyajian yang professional. Selain itu, keunggulan bahan dasar lainnya yaitu rempah-rempah yang menjadi ciri khas dari masakan etnis Timur Tengah. Bahan dasar rempah-rempah didatangkan langsung dari Timur Tengah sehingga memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan para pesaingnya

21 Harga yang diterapkan untuk produk Ali Baba Restaurant antara Rp sampai Rp Harga yang diterapkan pada produk Ali Baba Restaurant menunjukkan bahwa pasar sasaran yang dipilih adalah semua kalangan ekonomi. Disamping itu, Ali Baba Restaurant juga memiliki produk produk lain seperti Shisha (Rokok Arab), Continental Food, dan aneka coffee dan teh pilihan sebagai variasi makanan. Segmen pasar dari Ali Baba Restaurant sendiri adalah keluarga dan remaja. Dalam memenuhi kepuasan konsumen, Ali Baba Restaurant mampu menawarkan suasana privasi yang klasik dan elegan baik dalam penyediaan tempat berkumpul bagi para remaja sambil menikmati rokok arab atau Shisha yang menjadi salah satu menu sampingan dan penyelenggaraan pesta-pesta bagi keluarga. Selain itu, penyediaan fasilitas hotspot dan keramah tamahan pelayanan semakin menambah keramaian pengunjung yang datang terutama pada saat akhir pekan. Akan tetapi ramainya jumlah pengunjung ini belum sesuai dengan target jumlah pengunjung dengan standar kapasitas jumlah pengunjung yang ditetapkan oleh Ali Baba Restaurant (Tabel 4). Tabel 4. Perbandingan Rata-rata Jumlah Pengunjung per Hari dan per Bulan dengan Standar Kapasitas Jumlah Pengunjung. Jumlah Pengunjung Ratarata per Hari Reguler (Senin-Jumat) (orang) Jumlah Pengunjung Rata-rata per Hari Weekend (Sabtu- Minggu) (orang) Standar Kapasitas Jumlah Pengunjung per Hari (orang) Jumlah Pengunjung Rata-rata per Bulan (orang) Sumber : Data Ali Baba Restaurant (2009) (diolah) Standar Kapasitas Jumlah Pengunjung per Bulan (orang) Tabel 4, memperlihatkan bahwa jumlah pengunjung rata-rata per hari Ali Baba Restaurant untuk produk regular hanya 25 persen dari standar kapasitas dan pada weekend hanya 41,67 persen dari standar kapasitas jumlah pengunjungnya. Tingkatan kunjungan pada saat weekend lebih besar dibandingkan pada saat regular. Hal ini dikarenakan pada saat weekend orang memiliki waktu untuk menikmati santapan di luar. Tingkat jumlah pengunjung rata-rata per bulan (1 bulan = 28 hari) hanya 29,76 persen dari standar kapasitas

22 jumlah pengunjung per bulannya. Tingkat jumlah pengunjung aktual yang lebih kecil dengan standar kapasitas jumlah pengunjung yang telah ditetapkan oleh Ali Baba Restaurant mengindikasikan bahwa jumlah pengunjung masih belum memenuhi target penjualan Ali Baba Restaurant. Pada Tabel 5, menunjukkan bahwa jumlah produksi Ali Baba Restaurant mulai dari bulan Januari hingga bulan Desember 2008 belum menunjukkan pertumbuhan perusahaan yang positif. Hal ini dapat dilihat dari jumlah produksi yang masih dibawah standar kapasitas produksi sehingga menunjukkan jumlah permintaan sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah penawaran. Jumlah produksi Ali Baba Restaurant dari Bulan Januari-Desember 2008 dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah Produksi Ali Baba Restaurant dari Bulan Januari-Desember No Bulan Jumlah Produksi (Porsi) 1 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 800 Sumber : Bagian Produksi Ali Baba Restaurant Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah produksi Ali Baba Restaurant menunjukkan perkembangan yang stabil namun belum mengalami peningkatan yang signifikan untuk mencapai standar kapasitas produksi yaitu sebanyak 3360 porsi terutama pada produk makanan yang sering dipesan. Sehingga Ali Baba Restaurant masih belum memenuhi target penjualannya dan harus terus ditingkatkan agar sesuai dengan target produksi sebesar 73,22 persen. Perkembangan jumlah produksi makanan dapat dilihat pada Gambar 1.

23 Data Perkembangan Jumlah Produksi pada Ali Baba Restaurant Tahun 2008 Gambar 1. Perkembangan Jumlah produksi Ali Baba Restaurant Bulan Januari- Desember 2008 Sumber : Bagian Produksi Ali Baba Restaurant Dapat dilihat bahwa jumlah pengunjung yang belum mencapai target dan jumlah produksi yang masih dibawah standar kapasitas produksi, dapat berpengaruh terhadap penjualan dan menjadi beberapa permasalahan yang terjadi pada Ali Baba Restaurant. Menghadapi permasalahan tersebut, dibutuhkan upaya pemasaran untuk meningkatkan penjualan melalui orientasi pada kebutuhan dan keinginan pelanggan sebagai sasaran utama bagi keberhasilan kegiatan pemasaran. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat untuk meningkatkan penjualan pada Ali Baba Restaurant dan menciptakan posisi terbaik. Keberhasilan strategi pemasaran merupakan kunci bagi pengembangan usahanya. Strategi bauran pemasaran terdiri dari strategi produk, strategi harga, strategi tempat atau distribusi, strategi promosi, strategi proses, strategi orang, dan strategi fisik yang mempunyai pengaruh sangat besar dalam menentukan keberhasilan suatu usaha.strategi pemasaran yang baik dari suatu restoran dapat membuka peluang untuk terus berkembang sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan yaitu meningkatkan penjualan dan memuaskan konsumen. Berdasarkan uraian diatas, perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana strategi bauran pemasaran yang telah dijalankan oleh Ali Baba Restaurant?

24 2. Bagaimanakah kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi oleh Ali Baba Restaurant? 3. Bagaimana alternatif strategi pemasaran yang tepat bagi Ali Baba Restaurant? 1.3 Tujuan Penelitian Dari uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Mengkaji strategi bauran pemasaran yang telah dijalankan oleh Ali Baba Restaurant 2. Menganalisis kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi oleh Ali Baba Restaurant 3. Merumuskan alternatif strategi pemasaran terbaik dengan memperhatikan kondisi lingkungan perusahaan di Ali Baba Restaurant 1.4 Manfaat Penelitian Dengan dilaksanakannya penelitian ini, manfaat yang akan didapat sebagai berikut : 1. Bagi pihak manajemen Ali Baba Restaurant, hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan pertimbangan alternatif terbaik dalam meningkatkan kinerja perusahaan. 2. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat berguna untuk mengaplikasikan konsep-konsep yang telah diterima selama perkuliahan dan diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan literatur untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi mengenai strategi pemasaran restoran. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya mengkaji strategi pemasaran yang sudah dijalankan oleh Ali Baba Restaurant, mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada Ali Baba Restaurant dan menyusun alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan di Ali Baba Restaurant. Untuk implementasinya diserahkan sepenuhnya kepada manajemen Ali Baba Restaurant sebagai pengambil keputusan akhir.

25

26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran Restoran berasal dari kata dalam bahasa Perancis restaurer yang berarti tempat menyediakan makanan. (Sugiarto diacu dalam Lestari 2008) menjelaskan bahwa pada dasarnya kebutuhan konsumen atau masyarakat akan jasa boga restoran berkaitan dengan tiga hal pokok, yaitu physical product (makanan dan minuman), psychological product yang mencakup sensual benefit (cuci mata, suasana nyaman), sense of side (kebersihan, kerapihan, dan kesopanan), sense of listening (music), dan yang terakhir kebutuhan akan customer service product (kecepatan, reservasi, kemudahan transaksi). Berdasarkan Peraturan Daerah kota Bogor Nomor 9 Tahun 2004, restoran adalah salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi umum ditempat usahanya dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam keputusan ini. Restoran termasuk dalam kategori jasa, walaupun prosesnya terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak berwujud (intangible) dan biasanya tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi (Lovelock dan Wright, 2005). Menurut Kotler (2002) restoran terkait dengan orang, bukti fisik, dan proses, karena sebagian besar jasa diberikan oleh orang, seleksi, pelatihan, dan motivasi pegawai dapat membuat perbedaan yang besar dalam kepuasaan pelanggan. Hal inilah yang menyebabkan bisnis ini unik karena menggabungkan antara penjualan produk berupa makanan dan minuman dengan usaha memberikan pelayanan jasa kepada konsumennya. Industri restoran merupakan salah satu bentuk usaha ekonomi yang memiliki prospek yang bagus, bahkan dalam kondisi krisis sekalipun. Sukses usaha dibidang pelayanan makanan & minuman ini tidak hanya ditentukan oleh jumlah pengunjung tetapi juga ditentukan oleh kemampuan meningkatkan pertumbuhan pelanggannya. Bisnis restoran memiliki prospek yang bagus, tetapi

27 sangat rentan, terutama terhadap masalah konsistensi rasa, kontrol mutu, dan pelayanannya. Sehingga pelaku bisnis ini membutuhkan pemahaman yang kuat tentang bisnis restoran terutama yang berkaitan dengan produk, mutu pelayanan, manajemen, adminstrasi & pengawasan. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan bisnis restoran. Menurut Siahan (2008), keberhasilan operasional restoran dapat dilihat dari lima hal yang disebut G-factors, yaitu: 1. Good Food (G-1) Dimana makanan yang disajikan kepada tamu dalam keadaan segar dan sistem pengelolaan yang baik, penyimpanan bahan baik, peralatan dan perlengkapan berkualitas tinggi dan higienis, cita rasa makanan baik dan sesuai dengan selera konsumen. 2. Good Location & Parking Facilities (G-2) Lokasi restoran harus strategis, dimana lokasi merupakan pedoman dalam mendirikan restoran. Luas tempat parkir juga menentukan kenyamanan konsumen. Oleh Karena itu, restoran harus mudah terlihat dan dijumpai, memiliki daya tarik dengan pemilihan warna atau ornamen khusus serta letaknya tidak terlalu jauh dari pusat keramaian. 3. Good Atmosphere (G-3) Suasana yang nyaman dan menyenangkan perlu diciptakan demi kepuasan konsumen melalui penampilan interior yang seimbang, dekorasi yang digunakan, pemilihan warna dan fasilitas lengkap seperti toilet, kursi dan meja serta table set up yang lengkap. 4. Good Reputation (G-4) Reputasi yang baik harus dimiliki oleh sebuah restoran meliputi pelayanan, pengelolaan dan prestasi sehingga membentuk suatu kesan yang baik yang dapat mempengaruhi pendapat masyarakat. 5. Good Pleasant & Courteous Service (G-5) Perlakuan tata saji dilakukan dengan begitu mengesankan, menyenangkan dan memuaskan. Pramusaji harus mampu memberikan masukan bagi para tamu yang kurang memahami keinginannya dan menyajikan makanan dengan tata saji yang berkualitas, sopan dan ramah.

28 2.2 Produk (Barang dan Jasa) Menurut Kotler (2005), produk yang ditawarkan suatu perusahaan ke pasar sering mencakup beberapa jasa, komponen jasa dapat berupa bagian kecil atau bagian seluruh tawaran tersebut. maka jasa dapat dibedakan menjadi lima kategori, yaitu : a) Barang berwujud murni, artinya barang tersebut tidak pernah disertai oleh jasa. Contoh : sabun, pasta gigi b) Barang berwujud yang disertai jasa, artinya barang berwujud yang ditawarkan disertai oleh satu atau beberapa jasa. Contoh : mobil Toyota lebih berhubungan dengan pelayanan daripada produksi. c) Campuran, terdiri dari barang dan jasa dengan bagian yang sama. Contoh: restoran. d) Jasa utama yang disertai barang dan jasa yang sangat kecil. Terdiri atas jasa utama bersama jasa tambahan atau barang pendukung. Contohnya: tiket pesawat. e) Jasa murni, merupakan hanya terdiri dari jasa. Contoh : penjagaan bayi. 2.3 Jenis-Jenis Restoran Berdasarkan tingkat keorisinilannya, restoran dapat dibedakan menjadi 10 jenis (Torsina, 2000) : 1. Familiy Conventional Restoran semacam ini menghidangkan makanan dan minuman yang tradisional bagi tradisi keluarga. Restoran ini mementingkan suasana dan dari segi harga yang cukup bersahabat. Dalam segi pelayanan dan dekorasi terbilang cukup sederhana. Dengan tujuan untuk menarik lebih banyak keluarga dalam satu rombongan beserta relasi atau kenalannya. 2. Fast Food Restoran siap saji ini memiliki keterbatasan dalam jenis menu yang disajikan, dan dekorasi ruang yang mendominasi warna-warna utama dan terang. Dari segi harga tidak terlalu mahal. Restoran jenis ini berhubungan dengan Eat-In (makan di restoran) dan take out (dibawa keluar atau pulang). Restoran ini lebih mengutamakan banyak pelanggan dan paling banyak diusahakan oleh para pelaku restoran di Indonesia dewasa ini.

29 3. Kafetaria Jenis restoran ini, biasanya terdapat di gedung-gedung perkantoran atau pusat perbelanjaan, sekolah atau pabrik-pabrik. Menu yang disajikan bergantiganti setiap harinya dengan harga yang cukup ekonomis. Tipe penyajian swalayan dengan menu agak terbatas seperti menu-menu yang disajikan di rumah. 4. Gourmet Restoran ini mengutamakan penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman yang sifatnya khusus, di mana pelayanan dan jenis makanan yang dihidangkan termasuk eksklusif. Biasanya pelayanan dan harga makanan dan minuman yang dihidangkan sesuai dengan kualitas. Oleh karena itu restoran semacam ini termasuk restoran golongan mewah atau diperuntukkan bagi golongan VIP. 5. Etnik Restoran ini menyajikan masakan dari daerah (suku atau Negara) yang spesifik. Misalnya : masakan Jawa Timur, Manado, Cina, India, Timur Tengah dan lain-lain. Pakaian seragam dari pelayannya disesuaikan dengan daerah asal makanan dan minuman. Dekorasi tempat dan ruangan menggambarkan suasana etnik tertentu. 6. Speciality Restaurants Restoran ini menyajikan menu yang khas, berkualitas, dan menarik perhatian. Harga yang relatif mahal. Tempat dan lokasi biasanya jauh dari pusat keramaian yang ditunjukkan untuk wisatawan atau orang-orang yang ingin mentraktir teman, keluarga, partner bisnis dalam suasana yang khas dan unik. 7. Buffet Ciri utama buffet adalah berlakunya satu harga untuk makan sepuasnya apa yang disajikan dalam buffet. Produk minumana berupa wine, linquor, dan bir yang dapat dipesan dengan khusus. Display makanan cukup memegang peranan penting dalam promosi. 8. Coffee Shop Ciri khas dari restoran ini adalah tempat duduk yang berganti-ganti dengan cepat untuk menandakan suasana tidak formal dan pelayanan makan cepat saji. Lokasi dan tempat utama berada di sekitar gedung perkantoran, pabrik-pabrik, dan pusat perbelanjaan dengan traffic pejalan yang tinggi. Menu utama yang ditujukan disini adalah untuk coffee break.

30 9. Snack Bar Restoran ini ditunjukkan untuk orang-orang yang ingin jajanan dan makanan kecil. Ruangan biasanya lebih kecil tetapi bisa memperoleh volume penjualan yang lumayan besar. Banyak menawarkan pesanan take-out. Dekorasi tempat sederhana serta ukuran kecil hanya untuk beberapa orang. 10. Drive In Drive Thru or Parking Restoran ini melayani pembelian dengan diantar hingga ke mobilnya, pesanan diantar sampai ke mobil untuk eat-in (sementara parkir) atau take away dengan kemasan makanan yang dibungkus lebih praktis. Lokasi sesuai dengan tempat parkir baik motor maupun mobil. 2.4 Kategori Restoran Berdasarkan jenis Makanan yang Disediakan (The JAKARTA KINI Restaurant Guide diacu dalam Nugraha 2004) membedakan kategori makanan berdasarkan jenis makanan yang disediakan : 1. American Food Makanan yang khas dari Amerika adalah hot dogs, hamburgers dan fries. Banyak restoran Amerika yang menyajikan beberapa jenis makanan yang merupakan bauran dari Negara-negara lain di luar Amerika seperti Roast Beef (Inggris) dan Lasagna ( Italia) serta Nachos (Meksiko). 2. Chinnese Food Bagi masyarakat Cina, makanan adalah hidup mereka dengan memperhatikan kandungan makanan yang akan mereka konsumsi. Masyarakat Cina sangat memperhatikan kesehatan, sehingga tak jarang mengandung bahan yang dapat menjaga kebugaran tubuh. 3. European Food Masakan Eropa terkenal dengan kemewahannya diseluruh dunia. Banyak orang masih belum mengenali keragaman cara memasak masakan Eropa, karena benua Eropa sendiri dihuni oleh beberapa Negara dengan kebudayaan yang sangat beragam. 4. Indian Food Masakan India dapat dengan mudah dikenali oleh masyarakat, karena kekhasannya yaitu aroma dan warna yang memiliki ciri tertentu. Masakan India mempengaruhi Negara Asia lainnya, seperti Thailand, Malaysia dan Indonesia.

31 5. Indonesian Food Masakan Indonesia yang kaya akan rempah-rempah menghasilkan variasi makanan yang sangat beragam, mengingat Indonesia merupakan Negara yang beraneka macam suku dan budaya dari masing-masing daerah sehingga memiliki ciri khas makanan dari masing-masing daerah tersebut. 6. International Food Restoran internasional tidak menyediakan masakan khas yang berasal dari satu Negara, biasanya menu-menu yang disajikan berasal dari beberapa Negara. Berbagai macam menu masakan yang disajikan, membuat kemudahan terhadap pemilihan masakan yang diinginkan. 7. Italian Food Masakan Italia terkenal dengan sajian berbagai jenis masakan yang berbahan dasar pasta yang dikombinasikan dengan ikan dan makanan laut lainnya. Masyarakat Italia memperhatikan makanan yang dikonsumsi sehingga memiliki cita rasa yang tinggi. 8. Japanese Food Masakan Jepang terkenal dengan keuniknnya, karena disajikan tanpa proses pematangan sebelumnya. orang Jepang menganggap bahwa makanan yang dikonsumsi mentah lebih sehat dan bergizi, karena tidak ada kandungan gizi dari bahan makanan yang hilang bersamaan dengan proses pematangan. 9. Middle Eastern Food Masakan Timur Tengah sangat eksotik sesuai dengan namanya. Kaya akan nilai-nilai sejarah, budaya dan masakan Timur Tengah sangat khas dengan rasa pedasnya yang merupakan perbatasan antara budaya Timur dan Barat. 10. Sea Food Masakan yang didominasi dengan bahan dasar yang berasal dari laut, memiliki rasa yang segar dan alami. Indonesia merupakan penghasil makanan laut terbesar, sehingga tidak heran banyak orang yang mengkonsumsi seafood. 11. Thai Food Masakan Thailand banyak dipengaruhi oleh masakan India, Malaysia dan Cina. Namun tidak mengurangi keragaman masakannya dengan ciri khas tertentu yang berbeda.

32 12. Vegetarian Food Kecenderungan hidup sehat untuk sebagian masyarakat tertentu membuat permintaan akan masakan yang berbahan sayuran dan buah-buahan semakin meningkat. Itulah salah satu alasan maraknya persaingan restoran yang menyajikan masakan khusus untuk para vegetarian. 2.5 Restoran Etnis Kata etnik (ethnic) berasal dari kata bahasa Yunani ethnos, yang merujuk pada pengertian bangsa atau orang. Sering kali ethnos diartikan sebagai setiap kelompok sosial yang ditentukan oleh ras, adat istiadat, bahasa, nilai dan norma budaya dan lain-lain. Pada akhirnya akan mengindikasikan adanya kenyataan kelompok yang minoritas atau mayoritas dalam suatu masyarakat. Semakin banyaknya berbagai etnis asing yang terdiri dari suku dan budaya masing-masing daerah atau Negara, bukan hal yang aneh lagi jika keberadaan restoran dengan menu yang etnis semakin banyak. Masakan etnis menyajikan masakan dari daerah (suku atau Negara) yang spesifik. Misalnya : masakan daerah yang berasal dari Jawa, Manado, Padang, Sunda, Betawi, sedangkan masakan yang berasal dari mancanegaranya antara lain Cina, India, Timur Tengah, Eropa dan lain-lain. Hal ini menjadi suatu target dari pengusaha untuk menarik pembeli yang memiliki ikatan emosional dengan jenis masakan tersebut. Restoran etnis pada umumnya tergantung situasi pariwisata setempat kecuali restoran China yang disini sudah memiliki masyarakat konsumen, bukan hanya etnis China, Suku Tionghoa, tapi juga banyak orang asli Indonesia yang menggemari masakan China karena cocok dengan rasanya. Sedangkan masakan etnis lain sepert Jepang, Korea, Thai, India harus dapat bekerja sama dengan travel agent untuk mendapatkan pembeli, karena pada umumnya turis yang berada di Indonesia dan jumlah masyarakat yang menggemari masakan itu jumlahnya terbatas. Ketergantungan inilah yang sebenarnya harus dihindari oleh suatu restoran. Dengan demikian adanya risiko cukup tinggi bagi suatu restoran etnis jika tidak didukung pembeli etnis dalam jumlah banyak dan bersifat konstan. Dalam hal ini, pembeli domestik tidak dapat terlalu diharapkan karena sebagian besar datang ke restoran jenis etnik restoran ini hanya sekedar dalam rangka

33 mencoba-coba sesuatu yang baru sehingga sudah tidak harus selalu dikaitkan bahwa mereka pasti akan menjadi pembeli tetap. Kontinuitas kedatangan kosumen, meskipun harus disertai ketergantungan yang sulit dilepaskan. Pemilihan makanan etnis tergantung etnis mana yang ingin dituju oleh pemilik. Seperti suatu restoran dari etnik European terdiri dari restoran Itali, Perancis, Spanyol atau Middle East Restaurant (Restoran Timur Tengah). Selain itu, terdapat Asian restaurant seperti masakan Thai, India, Korea, Jepang dan China. Dengan kejelasan menu dan harga yang dipastikan cukup tinggi, maka pemilik dapat bersaing dengan restoran lain. 2.6 Middle Eastern Food Keragaman makanan dapat membentuk klasifikasi tertentu, diantaranya adalah makanan yang dapat diklasifikasikan sebagai makanan etnis yang berasal dari suatu etnis tertentu. Masakan timur tengah merupakan masakan dari berbagai negara & bangsa di Timur Tengah seperti Arab Saudi, Iran, Irak, Turkish, Yaman dan lain-lain. Masakan Timur Tengah yang merupakan perbatasan antara budaya Timur dan Barat adalah masakan yang sangat eksotik dan kaya akan nilai-nilai sejarah, budaya dan rasa yang sangat khas. Masakan Timur Tengah tentu akan sangat familiar dengan masakan Arab dengan menu-menu yang terdiri dari Lamb Rice Kebuli (nasi kambing kebuli), Khubus (Roti Arab), Shisha (rokok khas Arab), Madhbie Steak (steak kambing muda) dan lain-lain. Masakan Timur Tengah yang memiliki rasa khas pedasnya dan asam, sebagian besar berbahan dasar daging kambing. Hal ini dikarenakan daging kambing memiliki tingkat keempukan dan kekenyalan serta tekstur yang padat dibandingkan jenis daging lainnya. Oleh Karena itu, banyak masakan Arab yang didominasi daging kambing dan sebagian kecil berbahan dasar daging sapi. Perbandingan kandungan gizi daging kambing dibandingkan daging sapi dapat dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan Tabel 6, menunjukkan bahwa daging kambing mempunyai kandungan gizi yang tidak kalah penting dengan daging sapi. Hal ini dilihat pada kandungan kolesterolnya kurang lebih sama dengan daging sapi. Dalam hal mitos, daging kambing dipercayai bahwa dengan mengkonsumsinya akan menaikkan

34 tekanan darah. Hal tersebut tidak dapat terbukti secara medis, namun apabila dikonsumsi secara berlebihan tetap dapat mempertinggi resiko hipertensi. Tabel 6. Perbandingan Kandungan Gizi Daging Kambing dan daging Sapi per 100 gram Daging Daging Kambing Daging Sapi Lemak Total 9,2 14,0 Lemak Jenuh 3,6 5,1 Lemak Tidak Jenuh 0,6 0,5 Kolesterol 70,0 70,0 Sumber : Winata (2008) Beberapa bahan yang umum digunakan dalam masakan Timur Tengah termasuk minyak zaitun, pitas, madu, wijen bibit, sumac, chickpeas, mint dan parsley. Terdapat banyak perbedaan regional dalam masakan Timur Tengah, tidak seperti pada kebanyakan masakan Barat, kayu manis digunakan dalam piring daging sweets seperti Bahlava Desserts lainnya termasuk variasi puding beras dan adonan yang digoreng. Campuran tanah kacang yang pada umumnya digunakan untuk keperluan Saffon. Saffon digunakan dalam segala hal mulai untuk campuran sweets dan beras, minuman seperti fruit juices yang cukup populer di wilayah gersang. Namun terdapat kesamaan dalam bumbu masakan Timur Tengah yang ditekankan dalam masakan India. Hal ini terjadi karena adanya interaksi dari hasil perdagangan antar kedua Negara tersebut. 2.7 Penelitian Terdahulu Nugraha (2004) dalam penelitian yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran pada Restoran Waralaba Bakmi Japos. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi bauran pemasaran yang telah diterapkan perusahaan, mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal serta merumuskan alternatif strategi pemasaran yang dapat dijalankan dimasa yang akan datang. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT. Alternatif alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan antara lain meningkatkan promosi perusahaan melalui iklan mini pada surat kabar lokal minimal satu bulan sekali dan meninjau kembali peraturan-peraturan baru disetiap cabangnya. Anggraini (2004) dalam penelitian yang berjudul Analisis Strategi

35 Pemasaran Restoran Ayam Goreng Fatmawati Cilandak Town Square. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi bauran pemasaran yang telah dterapkan perusahaan, mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal serta merumuskan alternatif strategi pemasaran yang dapat dijalankan dimasa yang akan datang. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT. Alternatif alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan antara lain meningkatkan promosi perusahaan melalui media iklan di televisi, Koran, majalah, serta radio, memberikan pelatihan tambahan untuk para karyawan, dan mempertahankan menu andalan restoran. Luna ( 2005) dalam penelitian yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran Restoran dengan Metode SWOT (Studi Kasus Restoran Raffles, Megamendung Bogor) melakukan analisa faktor internal dan ekstenal perusahaan serta perumusan strategi dengan metode SWOT. Dalam penelitian ini dilakukan kuesioner bagi para konsumen untuk mengetahui apa yang diinginkan konsumen dari restoran Raffles dengan menggunakan Focus Group Discussion (FGD). Tujuan penelitian ini untuk merumuskan strategi pemasaran bagi restoran Raffles dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan posisinya agar dapat bersaing dengan restoran lainnya. Strategi yang tepat untuk dijalankan adalah strategi diversifikasi meliputi pengembangan produk, service, pengembangan bisnis lainnya. Rahmadhoni (2006) dalam penelitian yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran Restoran Sunda Pajajaran Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pelaksanaan bauran pemasaran restoran, menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap kinerja bauran pemasaran, mengidentifikasi faktorfaktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberhasilan perusahaan. Metode maupun alat analisis menggunakan analisis IPA dan matriks SWOT. Alternatif alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan antara lain mempertahankan penggunaan bahan baku lokal, meningkatkan efektivitas promosi melalui iklan pada internet dan radio, menjadikan konsumen sebagai agen pemasar, mengadakan program pemberian diskon dan mempertahankan desain ruangan serta meningkatkan kenyaman suasana restoran.

36 Sagala (2007) dalam penelitian yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran California Fried Chicken, Cabang Dramaga Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pelaksanaan bauran pemasaran restoran, menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk perushaan. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT serta QSPM. Faktor strategi internal yang menjadi kekuatan utama perusahaan adalah memiliki standar SPO dan pelayanan yang baik sedangkan kelemhan utamanya adalah kurang melakukan kegiatan promosi. Faktor strategis eksternal yang menjadi peluang utama adalah perubahan gaya hidup masyarakat sedangkan ancaman utama adalah persaingan yang tinggi. Alternatif strategi terbaik berdasarkan matriks QSPM yaitu melakukan kegiatan promosi yang lebih efektif untuk meningkatkan pangsa pasar. Meilawati (2007) dalam penelitian yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran Restoran Cepat Saji (Studi Kasus Restoran Papa Ron s Pizza Bogor). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pelaksanaan bauran pemasaran restoran, menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk perusahaan. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT serta QSPM. Alternatif strategi terbaik yaitu strategi SO melalui membuka cabang baru dengan merekrut tenaga yang berkualitas, pemanfaatan teknologi secara optimal, meningkatkan promosi penjualan. Mukti (2007) dalam penelitian yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pelaksanaan bauran pemasaran restoran, menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk perushaan. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT serta QSPM. Alternatif strategi terbaik yaitu strategi pengembangan promosi yang lebih gencar, memperbaiki kualitas pelayanan restoran, memperbaiki kualitas manajemen restoran, membuka usaha layanan delivery order.

37 Erlianingsih (2008) dalam penelitian yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran Restoran Pondok Makan Mirah, Jakarta Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan bauran pemasaran restoran, menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk perushaan. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT serta QSPM. Alternatif strategi terbaik yaitu konsentrasi pada pengembangan produk, menggunakan tenologi dengan mesin autodebit dan merchant kartu kredit, memberikan menu paket pada jam tertentu, meminimalkan biaya produksi, menjadi anggota PHRI. Siahaan (2008) dalam penelitian yang berjudul Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan bauran pemasaran restoran, menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk perushaan. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT serta QSPM. Alternatif strategi terbaik berdasarkan matriks QSPM yaitu menjaga kualitas produk makanan dan layanan konsumen, melakukan evaluasi & kajian kemampuan restoran dalam menghadapi persaingan, mengoptimalkan kegiatan promosi, menyediakan layanan pesan antar, membuka outlet baru, mempertahankan strategi penetapan harga, menjaga hubungan baik dengan pemasok serta menjaga kualitas bahan baku. Maulina (2009) dalam penelitian yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha pada Death By Chocolate (DBC) & Spageti Restaurant Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan bauran pemasaran restoran, menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk perushaan. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT serta QSPM. Alternatif strategi yang dapat diterapkan yaitu mempertahankan kualitas & keunggulan produk, melayani pangsa pasar menengah ke bawah, meningkatkan kegiatan pemasaran, melakukan diversifikasi produk, meningkatkan loyalitas, meningkatkan kemampuan manajemen. Hasil analisis QSPM menunjukkan bahwa strategi terbaik adalah meningkatkan kegiatan pemasaran untuk meningkatkan penjualan.

38 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya, maka dalam penelitian ini mengambil topik yang berbeda mengenai analisis strategi pemasaran Ali Baba Restaurant, Bogor. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu perusahaan yang diteliti adalah restoran etnik dengan ciri khas masakan Timur Tengah. Alat analisis data yang digunakan adalah matriks IFE, EFE, IE dan SWOT serta QSPM.

39 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 1.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos yang berasal dari kata stratus yang berarti militer dan ag yang berarti memimpin strategi didefinisikan sebagai semua keputusan pada sasaran bisnis dan cara untuk mencapai sasaran tersebut menurut (Drucker diacu dalam Siahaan 2008). Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta rumusan pada pendayagunaan dan semua alokasi sumberdaya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut (Rangkuti, 2005). Sedangkan menurut David (2006) bahwa strategi merupakan tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar. Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumberdaya yang penting dalam mencapai tujuan dan sasaran, dengan memperhatikan keunggulan kompetitif, komparatif, dan sinergis ideal berkelanjutan kearah, cakupan dan perpektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau organisasi (Triton diacu dalam Siahaan 2008) Manajemen Strategis Manajemen strategis adalah seni dan ilmu untuk pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan keputusan strategis antar fungsi yang memungkinkan sebuah perusahaan mencapai tujuan di masa yang akan datang (Umar, 2001). Namun untuk saat ini konsep strategi mengalami perkembangan, menurut (Andrew dan Chaffe diacu dalam Umar 2001), strategi merupakan kekuatan motivasi untuk stakeholder baik secara langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan. Proses manajemen strategis berusaha mengorganisasikan informasi kuantitatif dengan cara yang

40 memungkinkan keputusan efektif diambil dalam kondisi tidak menentu. Pada penerapan strategis membutuhkan pengalaman, penilaian, perasaan dan intuisi. Pengambilan keputusan startegis tidak dapat dilakukan dengan hanya mengandalkan intuisi saja, melainkan dibutuhkan analisis mendalam dan terarah, sehingga keputusan yang akan dilakukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Menurut (Hickson, et.al diacu dalam Meilawati 2007), keputusan strategis memiliki tiga karakteristik, yaitu: 1. Rare, yaitu keputusan-keputusan strategis yang tidak biasa, khusus dan tidak dapat ditiru 2. Consequential, yaitu keputusan-keputusan strategis yang memasukkan sumberdaya penting dan menyangkut banyak komitmen 3. Directive, yaitu keputusan-keputusan strategis yang menetapkan keputusan yang dapat ditiru untuk keputusan-keputusan lain dan tindakan-tindakan yang diperlukan di masa yang akan datang untuk keseluruhan organisasi. Menurut David (2006), manajemen strategis merupakan seni dan pengetahuan untuk menformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai tujuannya. Manajemen strategis akan membantu perusahaan dalam melihat ancaman dan peluang di masa yang akan datang, sehingga memungkinkan organisasi untuk dapat mengantisipasi kondisi yang selalu berubah. Selain itu, manajemen strategis juga menyediakan sasaran serta arah yang jelas bagi masa depan perusahaan, sehingga perusahaan yang mengembangkan sistem manajemen strategis mempunyai kemungkinan tingkat keberhasilan lebih besar daripada yang tidak menggunakan sistem ini. Manajemen strategis membantu suatu perusahaan atau organisasi untuk memformulasikan strategi yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan yang lebih sistematik, logis, dan rasional untuk pilihan strategis. Berikut model komprehensif manajemen strategis menurut David (2006) pada Gambar 2.

41 Mengembang kan pertanyataan visi dan misi Menjalankan audit eksternal Menetapkan tujuan jangka panjang Merumuskan, evaluasi, dan memilih strategi Implementasi strategi- isu manajemen Implementa si strategiisu-isu pemasaran keuangan, akuntasi, RAD, Sistem informasi Mengukur dan mengevaluasi kinerja Menjalankan audit internal Gambar 2. Model Komprehensif Proses Manajemen Strategis Sumber : David (2006) Proses manajemen strategis merupakan alur dimana penyusun strategis menentukan sasaran dan menyusun strategi. Proses manajemen strategis menurut David (2006), terdiri dari tiga tahap, yaitu : 1. Formulasi strategi Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dam misi, mengindentifikasikan peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. 2. Implementasi strategi (Strategy implementation) Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. 3. Evaluasi strategi Tiga aktivitas dasar dalam evaluasi strategi adalah meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur kinerja atau prestasi, dan mengambil tindakan korektif. Evaluasi strategi merupakan tahap final dalam manajemen strategis.

42 3.1.3 Definisi Pemasaran Pemasaran sangat memegang peran penting dalam daur produk dari produsen ke tangan konsumen. Menurut Kotler (2005), definisi pemasaran dibedakan menurut sosial dan manajerial. Definisi sosial menunjukkan peran yang dimainkan oleh pemasaran didalam masyarakat, yaitu menghasilkan standar hidup yang lebih tinggi. Sedangkan menurut manajerial, yaitu pemasaran digambarkan sebagai seni menjual produk. Jadi pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas menukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa sebenarnya proses pemasaran itu terjadi dimulai jauh sebelum barang-barang diproduksi. Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi berbagai faktor sosial, politik, ekonomi, dan manajerial (Rangkuti, 2005). Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi (Kotler, 2005). Tujuan pemasaran yang lebih penting adalah mengetahui dan memahami pelanggan (customer) dengan baik sehingga produk dan jasa tersebut cocok dan dapat terjual. Pemasaran harus menghasilkan pelanggan yang siap membeli dan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. Dewasa ini kegiatan pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia usaha. Pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi, mengidentifikasikan dan mengukur besarnya, menentukan pasar sasaran yang paling baik yang dapat dilayani, menentukan produk, jasa, dan program yang sesuai untuk melayani pasar-pasar ini dan meminta setiap orang dalam organisasi untuk berfikir dan melayani pelanggan Strategi Pemasaran Strategi pemasaran dalam bisnis merupakan suatu cara untuk memperoleh hasil yang diinginkan berdasarkan kondisi dan struktur yang berlaku. Strategi ini

43 berguna untuk mengantisipasi masalah-masalah dan kesempatan masa depan dalam kondisi yang tepat secara sistematis, rasional, kritis, komprehensif dan integrative (Pearce and Robinson,1997). Strategi pemasaran mengartikulasikan sebuah rencana dalam penggunaan terbaik sumberdaya dan keunggulan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Menurut David (2006), perumusan strategi pemasaran adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari peluang dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan sedangkan menurut Kotler (2005), strategi pemasaran terdiri dari prinsip-prinsip dasar yang mendasari manajemen pemasaran untuk mencapai tujuan bisnis dan pemasarannya dalam sebuah pasar sasaran. Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain sangat berkaitan dalam menentukan kesuksesan strategi yang disusun. Konsep-konsep strategi tersebut meliputi: 1. Distinctive Strategy Distinctive strategy yaitu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan dengan baik dibandingkan dengan pesaingnya. Suatu perusahaan yang memiliki kekuatan yang tidak mudah ditiru oleh perusahaan pesaing dipandang sebagai perusahaan yang distinctive strategy. Terdapat dua faktor yang dapat menyebabkan sebuah perusahaan dapat unggul dibandingkan pesaingnya yaitu keahlian tenaga kerja serta kemampuan sumberdaya yang dimiliki. 2. Keunggulan Bersaing (Competitive Advantage) Keunggulan bersaing disebabkan oleh pilihan strategi yang dilakukan perusahaan untuk merebut peluang pasar. Perusahaan dapat memperoleh keunggulan bersaing yang lebih tinggi dibandingkan pesaingnya jika dapat memberikan harga jual yang lebih murah daripada harga pesaingnya dengan nilai atau kualitas yang sama harga jual yang lebih rendah dapat dicapai oleh perusahaan dengan memanfaatkan skala ekonomis, efisiensi produk, penggunaan teknologi, kemudahan akses dengan bahan baku dan sebagainya. Strategi pemasaran terdiri dari segmentasi ( strategi pemetaan), targeting (strategi ketepatan) dan positioning (penentuan posisi) ini adalah cara untuk memenangkan pangsa ingatan. Taktik pemasaran terdiri dari diferensiasi (disebut

44 inti taktik) yang berupa upaya diferensiasi isi, konteks, dan infrastruktur dari tawaran organisasi kepada pasar sasaran. Bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat, orang, fisik, proses dan promosi digunakan oleh perusahan untuk membangun sebuah strategi fungsional pemasaran yang efektif Analisis Lingkungan Perusahaan Keunggulan yang dicapai suatu perusahaan tergantung bagaimana perushaaan tersebut menganalisis bisnis mereka. Perusahaan menyadari bahwa lingkungan selalu mengalami perubahan. Untuk itu, perusahaan harus mampu beradaptasi terhadap perubahan tersebut. lingkungan bisnis dapat dibagi menjadi dua lingkungan, yaitu lingkungan eksternal dibagi dalam dua kategori yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri, serta lingkungan internal merupakan aspek-aspek yang ada didalam perusahaan. A. Lingkungan Internal Lingkungan internal adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan berupa kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan (Strength) adalah semua potensi yang dimiliki perusahaan yang dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman. Kelemahan (Weakness) adalah segala keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki oleh perusahaan dan harus terus diperbaiki agar mampu bersaing di pasar. Secara pendekatan fungsional lingkungan internal perusahaan terdiri dari : Pasar dan Pemasaran, Keuangan dan Akuntansi, Kegiatan Produksi Operasi, Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Informasi. 1. Pasar dan Pemasaran Agar posisi produk dipasar sesuai dengan yang diharapkan, faktor-faktor yang perlu diperhatikan antara lain: pangsa pasar, pelayanan purna jual, kepemilikan informasi tentang pasar, pengendalian distributor, kondisi satuan kerja pemasaran, promosi, harga produk, loyalitas pelanggan dan kebijakan produk baru.

45 Segmentation, Targetting, Positioning 1. Segmentasi Pasar Pasar terdiri dari banyak pembeli yang berbeda dalam beberapa hal, misalnya keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian dan praktek-praktek pembeliannya. Berdasarkan perbedaan ini dapat dilakukan segmentasi pasar. Menurut Rangkuti (2005), segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Beberapa aspek utama untuk mensegmentasikan pasar yaitu aspek Geografis, Demografis, Psikografis, Perilaku. 2. Target Pasar Menetapkan target pasar atau sasaran adalah tindakan mengevaluasi dan membandingkan kelompok ynag diidentifikasi, kemudian memilih salah satu atau beberapa diantaranya sebagai calon target dengan potensi paling besar. 3. Posisi Pasar Penetapan posisi adalah tindakan merancang tawaran dan citra perusahaan sehingga menempati posisi yang khas (diantara para pesaing) di dalam benak pelanggan sasarannya. Setelah perusahaan memutuskan segmen mana yang akan dimasuki, selanjutnya diputuskan pula posisi mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut. Bauran Pemasaran Strategi pemasaran atau bauran pemasaran adalah strategi yang disatukan, terintegrasi dan komprehensif yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Strategi pemasaran pada jasa terkenal dengan Manajemen Jasa Terpadu yaitu perencanaan dan pelaksanaan terkoordinasi kegiatan-kegiatan Pemasaran, Operasi, Sumber Daya Manusia (SDM) dan yang penting bagi keberhasilan perusahaan jasa, lebih dikenal dengan komponen 7P (Kotler, 2005) komponen manajemen mutu terdiri dari : a. Product Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan (Tjiptono,1997).

46 Produk merupakan alat bauran pemasaran yang paling mendasar. Tanpa ada produk yang dipasarkan maka tidak akan ada harga, promosi dan tempat. Produk merupakan semua komponen jasa yang menciptakan nilai bagi pelanggan. Produk tersebut harus memiliki daya saing yang tinggi dibandingkan produk jasa lainnya. b. Price Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Harga diartikan sebagai pengeluaran uang, waktu dan usaha oleh pelanggan untuk membeli dan mengkonsumsi jasa. Penentuan harga dapat dilakukan dengan melihat daya beli konsumen dan jumlah yang cukup dalam menutupi ongkos produksi. Oleh Karena itu dalam menetapkan strategi bauran harga, suatu perusahaan harus memperhatikan strategi penetapan harga, tingkat harga, keseragaman harga, potongan harga dan syarat-syarat pembayaran. c. Promotion Promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Kotler (2005) mendefinisikan bahwa promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan produsen untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya, membujuk, mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli produk tersebut. Untuk mengkomunikasikan produk perlu disusun suatu strategi yang sering disebut dengan bauran promosi (Promotion-Mix) yang terdiri atas 5 komponen utama, yaitu: 1. Periklanan : tiap-tiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang dibayar, mengenai gagasan atau barang oleh sponsor yang teridentifikasi. 2. Promosi Penjualan : insentif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian atau penjualan suatu produk dimana pembelian diharapkan dilakukan sekarang. Kegiatan promosi yang termasuk kedalam promosi penjualan misalnya pemberian kupon, obral, kontes, pameran, dan lain-lain. 3. Hubungan masyarakat : bertujuan membangu hubungan yang baik dengan publik perusahaan dengan menghasilkan publisitas yang menyenangkan, menumbuhkan suatu citra perusahaan yang baik, menangani atau menghilangkan desas-desus, cerita dan peristiwa yang tidak menyenangkan. Humas atau Public Relation merupakan suatu konsep yang menggunakan

47 banyak sarana seperti siaran pers, publikasi produk, komunikasi perusahaan, penyuluhan dan lain-lain. 4. Penjualan perorangan : interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan atau menerima pesanan. Penjualan perorangan merupakan alat yang paling efektif dalam membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli. 5. Pemasaran langsung : penggunaan surat, telepon, faksimili, , dan alatalat penghubung non personal lainnya untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu atau calon pelanggan. d. Place and Time Keputusan manajemen tentang kapan, dimana, dan bagaimana menyampaikan jasa kepada pelanggan. Pengiriman elemen produk ke pelanggan melibatkan tentang tempat dan waktu pengiriman dan mungkin melibatkan saluran distribusi fisik atau elektronik, tergantung pada sifat jasa yang diberikan. Perusahaan dapat mengirimkan jasa kepada pelanggan baik secara langsung atau melalui perantara. Menurut Kotler (2005), tempat adalah alat bauran pemasaran yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan serta membawa sebagian produk ke pasar agar produsen bekerjasama dengan perantara. Tiga jenis saluran pemasaran, antara lain: 1. Saluran komunikasi (communication channels) digunakan untuk menyerahkan dan menerima pesan dari pembeli sasaran. Saluran komunikasi dapat melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, iklan, poster, telepon, internet dan lainlain. 2. Saluran distribusi digunakan untuk menyerahkan produk fisik atau jasa kepada pembeli atau pengguna yaitu pergudangan, sarana transportasi dan berbagai saluran dagang seperti distributor, grosir dan pengecer. 3. Saluran penjualan digunakan untuk mempengaruhi transaksi dengan pembeli potensial. Saluran ini tidak hanya mencakup distributor dan pengecer melainkan bank-bank dan perusahaan asuransi yang memudahkan transaksi.

48 e. Process Metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu, yang umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan. Proses yang desainnya buruk akan mengganggu pelanggan karena keterlambatan, birokrasi dan penyampaian jasa yang tidak efektif. f. People Orang diartikan sebagai karyawan dan kadang-kadang pelanggan lain yang terlibat dalam proses produksi. Banyak jasa bergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara pelanggan dan karyawan perusahaan. Pelanggan sering menilai kualitas jasa yang mereka terima berdasarkan penilaian terhadap orang-orang yang menyediakan jasa tersebut. g. Physic Bukti fisik adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa. Beberapa contoh dari bukti fisik antara lain gedung, tanah, kendaraan, perabotan interior, perlengkapan, anggota staf, tanda-tanda, barang cetakan dan petunjuk yang terlihat lainnya. 2. Keuangan dan Akuntansi Kondisi keuangan sering dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik dari posisi bersaing perusahaan dan daya tarik keseluruhan dari investor (David, 2006). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah : kemampuan perusahaan dalam memperoleh modal jangka pendek dan jangka panjang, hubungan baik dengan penanam modal, pengelolaan keuangan, struktur modal kerja, sistem akunting yang handal. 3. Kegiatan Produksi Operasi Kegiatan produksi operasi perusahaan dapat dilihat dari penerapan prinsip efisiensi dan produktivitas. Fungsi produksi perusahaan dilihat dari segala aktivitas perushaan dalam mengubah input menjadi output. Aktivitas produksi dan operasi merupakan bagian terbesar dalam asset dan modal (David, 2006). Faktorfaktor yang harus diperhatikan adalah hubungan baik dengan pemasok, sistem logistik yang baik, lokasi fasilitas yang tepat, pemanfaatan teknologi, pengendalian mutu.

49 4. Sumber Daya Manusia Manusia merupakan sumber daya terpenting bagi perusahaan. Oleh karena itu, manajer harus berupaya agar terwujud perilaku positif dikalangan karyawan perusahaan. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan dipandang sebagai asset yang berharga bagi perusahaan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah keterampilan dan motivasi kerja, produktivitas dan insentif. 5. Sumber Daya Informasi Informasi mengikat semua fungsi bisni menjadi satu kesatuan sehingga menjadi dasar dari semua keputusan manajerial. Tujuan dari informasi komputer adalah memperbaiki prestasi perusahaan dengan memperbaiki mutu keputusan manajerial. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Sistem Informasi Manajemen yaitu aspek software, hardware dan brainware. B. Lingkungan Eksternal 1. Lingkungan Jauh Lingkungan jauh perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya diluar dan terlepas dari perusahaan. Faktor-faktor utama yang biasa diperhatikan adalah faktor politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Lingkungan jauh ini memberikan kesempatan besar bagi perusahaan untuk maju, sekaligus dapat menjadi hambatan dan ancaman untuk maju. a) Faktor Politik Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para pengusaha. Sistem politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif bagi dunia usaha, begitu pula sebaiknya. Faktor politik yang perlu diperhatikan agar bisnis dapat berkembang yaitu Undang-Undang tentang lingkungan dan perburuhan, peraturan tentang perdagangan luar negeri, stabilitas pemerintah, peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja, serta sistem pajak. b) Ekonomi Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi semakin buruk

50 pula iklim bisnis. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menganalisis ekonomi adalah siklus bisnis, inflasi, suku bunga, investasi, harga, produktivitas dan tenaga kerja. c) Sosial Kondisi sosial masyarakat memang berubah-ubah. Hendaknya perubahan sosial yang terjadi yang mempengaruhi perusahaan dapat diantisipasi oleh perusahaan. Kondisi sosial ini banyak aspeknya, misalnya sikap, gaya hidup, adat istiadat, budaya, demografi, religious, dan etnis. d) Teknologi Dewasa ini perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang pesat, baik dibidang bisnis maupun di bidang yang mendukung kegiatan bisnis. Teknologi tidak hanya mencakup penemuan-penemuan baru saja, tetapi juga meliputi pelaksanaan atau metode-metode baru dalam mengerjakan suatu pekerjaan. 2. Lingkungan Industri Aspek lingkungan bisnis akan mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Lingkungan industri perlu dianalisis dalam rangka menentukan struktur industri tertentu. Hal ini dilakukan agar dapat menganalisis persaingan yang akan terjadi antara perusahaan dan pesaingnya. Dengan demikian perusahaan dapat menentukan strategi bersaing. Michael Porter (1980) mengemukan konsep Competitive Strategy yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang disebut Lima Kekuatan Bersaing yaitu: a) Ancaman Pendatang Baru Masuknya perusahaan sebagi pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahan yang ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadi perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumber daya produksi yang terbatas. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang ada. b) Persaingan Perusahaan sejenis dalam Industri Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan. Dalam persaingan yang oligopoly, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar sedangkan pada

51 persaingan sempurna biasanya akan memaksa perusahaan menajdi follower termasuk dalam hal harga. c) Ancaman Produk Pengganti Perusahaan-perusahaan yang berada pada suatu industri tertentu akan bersaing pula dengan produk pengganti. Ancaman produk substitusi akan kuat jika konsumen dihadapkan jika produk substitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produkproduk suatu industri. d) Kekuatan Tawar Menawar pembeli Para pembeli dengan kekuatan yang mereka miliki, mampu mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk, meningkatkan mutu dan service, mengadu perusahaan dengan kompetitornya. e) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Pemasok dapat mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk atau jasa. Kekuatan tawar menawar dari pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam industri, terutama jika jumlah pemasok banyak, jika hanya sedikit bahan baku pengganti yang baik atau jika biaya mengganti bahan baku sangat tinggi. Keberhasilan dalam formulasi strategi dipengaruhi oleh keberhasilan dalam mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing. Porter (1980), menyatakan bahwa hakikat persaingan dalam industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan, hal ini dapat dilihat pada Gambar 3. Potensi Pengembangan Kekuatan Tawar- Menawar Persaingan Antar Perusahaan Kekuatan Tawar- Menawar Kemungkinan Masuk Pesaing Gambar 3. Model lima Kekuatan Porter Sumber : Porter (1980)

52 3.1.6 Matriks IFE dan Matriks EFE Matriks IFE dan EFE terdiri dari kolom bobot, rating, dan total nilai yang merupakan hasil kali dari bobot dan rating. Untuk kolom bobot dan rating diisi sesuai dengan nilainya yang merupakan hasil dari pengelompokan faktor-faktor internal dan eksternal berdasarkan tingkat kepentingannya. Menurut Umar (2001), menyatakan bahwa matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dihadapi perusahaan terdiri dari aspek sumberdaya manusia, pemasaran, produksi dan operasi, keuangan dan akuntasi dan sistem informasi. Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal menyangkut persoalan ekonomi, politik dan pemerintahan, sosial budaya, teknologi, lingkungan, demografi, persaingan di pasar industri dimana perusahaan berada, serta data eksternal relevan lainnya. Hal ini penting karena faktor eksternal perusahaan berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan Matrik IE Matriks IE menggambarkan posisi perusahaan sehingga alternatif strategi yang diusulkan sesuai dengan kondisi perusahaan. Matriks IE merupakan gabungan matriks IFE dan EFE yang meringkas hasil evaluasi faktor eksternal dan internal dan menempatkan perusahaan pada salah satu kondisi di dalam sembilan sel, dimana setiap sel merupakan langkah yang harus ditempuh perusahaan Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2005). Matriks SWOT merupakan matching tool yang penting untuk membantu mengembangkan empat tipe strategi yaitu sebagai berikut: a. Strategi SO (Strength-Opportunity), strategi menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan.

53 b. Strategi WO (Weakness-Opportunity), strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemaha-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluangpeluang perusahaan. c. Strategi ST ( Strength-Threat), melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancama-ancaman eksternal. d. Strategi WT (Weakness-Threat), strategi ini merupakan taknik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman Matriks QSPM QSPM (Quantitative Strategic Planning Matriks) adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif, berdasarkan key success faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya (Umar, 2001). Tujuan QSPM adalah untuk menentukan alternatif strategi pemasaran yang paling baik atau yang menjadi prioritas untuk dijalankan perusahaan. Seperti alat analisis lainnya, QSPM juga membutuhkan intuitif judgment yang baik. Dalam beberapa hal, QSPM memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu : (1) strategi dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan; (2) tidak ada batas jumlah strategi yang dapat diperiksa atau dievaluasi; (3) membutuhkan ketelitian dalam memadukan faktor-faktor eksternal dan inernal yang terkait dalam proses keputusan. 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Perkembangan yang pesat pada bisnis restoran menimbulkan tingkat persaingan yang tinggi terutama yang dihadapi oleh Ali Baba Restaurant saat ini. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Ali Baba Restaurant dihadapkan pada berbagai masalah baik internal maupun eksternal. Saat ini kondisi yang sedang terjadi pada Ali Baba Restaurant memiliki permasalahan berupa tingkat kunjungan yang belum dapat mencapai target pasar dan belum adanya peningkatan jumlah produksi yang berkesinambungan sehingga keuntungan yang didapatkan belum maksimal. Oleh karena itu, perusahaan perlu menerapkan

54 strategi pemasaran yang tepat untuk lebih memperkenalkan keberadaan produk dan meningkatkan target pasar. Dalam merumuskan strategi pemasaran harus terlebih dahulu mengetahui keadaaan umum perusahaan yang mencakup visi, misi dan lingkungan pemasaran. Lingkungan pemasaran yang dimaksud meliputi lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Dengan melakukan identifikasi terhadap lingkungan internal maka akan diketehui kekuatan dan kelemahan perusahaan sedangkan dengan melakukan identifikasi lingkungan eksternal maka akan diketahui peluang dan ancaman perusahaan. Kemudian hasil identifikasi lingkungan internal akan dianalisis dengan menggunakan matrik IFE dan hasil identifikasi lingkungan ekternal akan dianalisis dengan menggunakan matriks EFE. Analisis dengan matrik SWOT dilakukan untuk memperoleh berbagai alternatif strategi dengan menyesuaikan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Tahap terakhir merupakan pengambilan keputusan alternatif strategi terbaik dengan menggunakan matrik QSPM sehingga dihasilkan satu strategi yang menjadi prioritas perusahaan. Secara singkat kerangka pemikiran operasional penelitian dapat disajikan dalam Gambar 4.

55 Ali Baba Restaurant Restaurant Visi dan Misi Permasalahan yang dihadapi : 1. Persaingan dalam industri restoran 2. Tingkat penjualan belum mencapai target Analisis Strategi Pemasaran Bauran Pemasaran Harga Distribusi Promosi Produk Orang Fisik Proses Analisis lingkungan perusahaan Faktor Internal Faktor eksternal Matriks IFE Matriks EFE Alternatif Strategi yang Tepat (Matriks IE dan SWOT) Matrik QSPM Prioritas Alternatif Strategi Pemasaran Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional

56

57 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di restoran Ali Baba yang berlokasi di Jalan Pangrango No.13 Kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Ali Baba Restaurant merupakan salah satu restoran khas masakan Timur Tengah (Middle Eastern Food) di kota Bogor yang relatif baru didirikan dan mempunyai potensi untuk dikembangkan dalam memasarkan makanan khas Timur Tengah. Kegiatan pengumpulan data dilakukan mulai Bulan Maret sampai Juni Jenis dan Sumber Data Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan melakukan studi kasus di Ali Baba Restaurant. Data yang digunakan pada penelitian ini data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner responden pilihan yaitu Manajer Operasional, Supervisor Ali Baba Restaurant. Responden tersebut adalah pihak-pihak yang paham dalam permasalahan strategi pemasaran. Pengumpulan data primer untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Data sekunder merupakan data pendukung dari data primer yang diperoleh yaitu data yang dimiliki oleh Ali Baba Restaurant dan studi literatur yang berhubungan dengan penelitian seperti Badan Pusat Statistik Kota Bogor, Dinas Informasi dan Pariwisata Kebudayaan Kota Bogor, perpustakaan IPB dan Fakultas, serta internet dan buku-buku yang terkait dengan topik promosi.

58 Tabel 7. Jenis dan Sumber Data No Jenis Data Sumber data Teknik 1. Primer Manajer Operasional, Wawancara mengenai gambaran Supervisor Ali Baba Restaurant umum restoran dan strategi pemasaran restoran Pengisian kuesioner oleh Manajer Operasioanal dan Supervisor Ali Baba Restaurant 2. Sekunder Dinas Informasi Pengambilan data mengenai Pariwisata dan Pertumbuhan Restoran di Kota Bogor Kebudayaan Kota Bogor Pengambilan data mengenai Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor Penelitian Kepustakaan Literatur lain yang berkaitan dengan topik penelitian Internet Perpustakaan IPB dan Fakultas 4.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam pelaksanaan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah : 1. Teknik Observasi : melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan promosi perusahaan. 2. Teknik Wawancara : melakukan wawancara dengan Manajer Operasional dan Supervisor Ali Baba Restaurant serta pegawai restoran lainnya untuk mendapatkan informasi yang lengkap. 3. Teknik Kepustakaan : membaca buku-buku yang terkait dengan judul penelitian dan literatur-literatur lainnya yang menunjang pelaksanaan penelitian. 4. Studi Pendahuluan : mendatangi Ali Baba Restaurant untuk melakukan pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak Ali Baba Restaurant sebelum memulai penelitian dan menyusun skripsi. 5. Teknik Pengisian Kuesioner : pengisian kuesioner dilakukan oleh satu atau dua orang responden, yaitu Manajer Operasional dan Supervisor Ali Baba Restaurant. Pemilihan responden berdasarkan pertimbangan bahwa pihak yang memiliki pengetahuan, pengalaman, dan keahlian dalam permasalahan yang berhubungan dengan strategi pemasaran di Ali Baba Restaurant. Selain itu,

59 struktur organisasi Ali Baba Restaurant sangat sederhana dengan hierarki yang pendek sehingga pihak-pihak yang dapat dijadikan responden yaitu Manajer Operasional dan Supervisor Ali Baba Restaurant. Adapun pihak owner yang bertanggung jawab di restoran ini adalah Bapak Daffy Yahya. Dalam pelaksanaan usahanya, owner hanya berperan sebagai evaluator, controller, dan pengambil kebijakan. 4.4 Teknik Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pemilihan Responden tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa informasi dapat terkumpul dari sumber yang tepat diantara responden yang dipandang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Selain itu, responden dalam penelitian disini adalah para pakar yang merupakan orangorang kompeten yang benar-benar menguasai, mempengaruhi pengambilan kebijakan atau benar-benar mengetahui informasi yang dibutuhkan dan paham permasalahan strategi pemasaran. Untuk pihak internal dibutuhkan minimal dua responden dari perusahaan yaitu Manajer Operasional dan Supervisor Ali Baba Restaurant. Dari pihak eksternal diambil dua responden yaitu perwakilan dari pihak pesaing yaitu MidEast Restaurant dan perwakilan Ali Baba Restaurant. 4.5 Metode Pengolahan Data Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari data deskriptif dan analisis tiga tahap formulasi-formulasi strategi. Adapun alat bantu analisis yang digunakan dalam merumuskan strategi perusahaan adalah matriks faktor internal (matriks IFE) dan matriks faktor eksternal (matriks EFE), matriks IE, matriks SWOT dan QSPM Analisis Deskriptif Analisis deskriptif bertujuan untuk mendefinisikan visi, misi dan tujuan perusahaan, karakteristik produk yang dihasilkan, tingkat pencapaian target penjualan yang diharapkan, kegiatan pemasaran, sumberdaya manusia,

60 produksi/operasi, keuangan dan akuntansi, serta teknologi yang digunakan perusahaan. Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi riil perusahaan Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi Proses perumusan strategi pada kerangka tiga tahap formulasi strategi yang terdiri dari tahap masukan (input), tahap pencocokan, dan tahap keputusan. Analisis tiga tahap formulasi strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis lingkungan eksternal dan internal (EFE dan IFE), analisis IE, analisis SWOT dan analisis QSPM Tahap Masukan (input) Tahap input meliputi proses analisis faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perusahaan. Analisis internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis ini akan disajikan dalam matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Analisis eksternal dilakukan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Secara ringkas disajikan dalam matriks External Factor Evaluation (EFE). Adapun tahap-tahap dalam penyusunan matiks EFE dan IFE adalah : 1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Dalam tahap pengidentifikasian faktor internal dan eksternal dilakukan dengan mendaftarkan seluruh kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Dalam penyajian matriks, faktor yang bersifat positif (kekuatan dan peluang) ditulis sebelum faktor yang bersifat negatif (kelemahan dan ancaman). 2. Pemberian Bobot Faktor Pada analisis internal dan eksternal, penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan kuesioner kepada pihak manajemen atau ahli strategi dengan menggunakan metode paired comparison (Kinnear dan Taylor, 1991). Bobot menunjukkan tingkat kepentingan relatif suatu faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam suatu industri.

61 Penentuan bobot pada setiap variabel digunakan skala 1,2,3. Penilaian untuk setiap skala dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal 3 = jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Tabel 8. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan Faktor Eksternal A B C Total A B C Total Sumber : (Kinnear dan Taylor, 1991) Tabel 9. Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan Faktor Internal A B C Total A B C Total Sumber : (Kinnear dan Taylor, 1991) Bobot tiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai tiap faktor terhadap total nilai faktor. Bobot yang diberikan berada pada kisaran 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (paling penting). Faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar pada perusahaan diberikan bobot yang tinggi. Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada tiap faktor harus sama dengan 1,0. Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus : ai = Xi xi Keterangan : ai = Bobot variabel ke-i Xi = Nilai variabel ke-i i = 1,2,3,

62 n = Jumlah variabel 3. Pemberian Rating (Peringkat) Menurut (David, 2006) rating (peringkat) menggambarkan seberapa besar efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor strategis yang ada. Penilaian rating untuk lingkungan eksternal diberikan dalam skala dengan pembagian sebagai berikut : peluang rating 4 = respon sangat superior, rating 3 = respon diatas rata-rata, rating 2 = respon rata-rata dan rating 1 = respon dibawah rata-rata sedangkan untuk ancamannya adalah rating 4 = respon dibawah ratarata, rating 3 = respon rata-rata, rating 2 = respon diatas rata-rata dan rating 1 = respon sangat superior. Penilaian rating untuk lingkungan internal diberikan dalam skala dengan pembagian sebagai berikut : kekuatan rating 1 = sangat lemah, rating 2 = lemah, rating 3 = kuat dan rating 4 = sangat kuat sedangkan untuk kelemahan adalah 1 = sangat kuat, rating 2 = kuat, rating 3 = lemah dan rating 4 = sangat lemah. 4. Perkalian Bobot dan Peringkat Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai tertimbang tiap faktor ynag diperoleh dari perkalian bobot dengan rating (peringkat ) setiap faktor. Nilai tertimbang setiap faktor kemudian dijumlahkan untuk memperoleh total nilai tertimbang bagi organisasi (David, 2006). Tabel 10. Matrik EFE Faktor Eksternal Bobot Peringkat Bobot x Peringkat Peluang Ancaman Total Sumber : David (2006).

63 Tabel 11. Matrik IFE Faktor Internal Bobot Peringkat Bobot x Peringkat Peluang Ancaman Total Sumber : David (2006) Total nilai tertimbang pada matriks EFE dan IFE akan berada pada kisaran 1,0 (terendah) hingga 4,0 (tertinggi), dengan nilai rata-rata 2,5. Semakin tinggi nilai total tertimbang perusahaan pada matriks EFE dan IFE mengindikasikan perusahaan merespon peluang dan ancaman (faktor eksternal) atau kekuatan dan kelemahan (faktor internal) dengan sangat baik pula, begitu pula sebaliknya Tahap Pencocokan Tahap pencocokan merupakan tahap untuk mencocokan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal berdasarkan informasikan yang didapatkan pada tahap input. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk tahap pencocokan adalah matriks IE ( Internal- Eksternal) dan matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT). 1. Analisis Matriks IE (Internal-Eksternal) Tahap ini merupakan tahap pencocokan dengan memasukkan hasil pembobotan matriks EFE dan IFE kedalam matriks IE. Matriks IE mempunyai sembilan sel strategi yang dapat dikelompokkan menjadi tiga sel strategi utama, yaitu: 1. Growth and Build (tumbuh dan bina) berada dalam sel I, II, dan IV. Strategi yang cocok adalah intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan

64 pengembangan produk) atau integrasi (integrasi ke belakang, integrasi ke depad dan integrasi horizontal). 2. Hold and Maintain (pertahankan dan pelihara) dilakukan untuk sel III, V, dan VII. Strategi umum yang dipakai adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. 3. Harvest or Divest ( panen atau divestasi) dipakai untuk sel VI, VIII, dan IX. Strategi umum yang dipakai adalah strategi divestasi, strategi diversifikasi konglomerat, dan strategi likuidasi. Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 5. Tinggi Total 3.0 Skor Menengah EFE Rendah Total Skor IFE Kuat Rata-rata Lemah I II III Gambar 5. Matriks IE Sumber : David, 2006 IV V VI VII VIII IX 1. Analisis Matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT) Matriks lain yang digunakan pada tahap pencocokan adalah matriks SWOT, yang ditujukan untuk merumuskan sejumlah alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Terdapat 4 tahapan untuk membentuk matriks SWOT, yaitu : 1. Sesuaikan kekuatan internal perusahaan dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi SO. 2. Sesuaikan kekuatan internal perusahaan dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi ST 3. Sesuaikan kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi WO

65 4. Sesuaikan kelemahan internal perusahaan dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi WT. Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Matriks SWOT Faktor Internal Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses) Faktor Ekternal Peluang (Opportunities) Daftar faktor-faktor peluang eksternal Ancaman (Threats) Daftar faktor-faktor ancaman eksternal Sumber : David, 2006 Daftar faktor-faktor kekuatan internal Kuadran I (Strategi S-O) Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada Kuadran II (Strategi S-T) Strategi yang menggunakan kekuatan untuk menghadapi dan mengatasi ancaman Daftar faktor-faktor kelemahan internal Kuadran III (Strategi W-O) Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Kuadran IV (Strategi W-T) Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman Tahap Keputusan Selanjutnya yang turut digunakan dalam proses analisis penetapan keputusan adalah QSPM. Adapun unsur-unsur yang terdapat di dalam QSPM adalah : strategi-strategi alternatif, faktor-faktor kunci, bobot, AS = nilai daya tarik, TAS = total nilai daya tarik, dan jumlah total nilai daya tarik. Langkahlangkah penggunaan QSPM di dalam proses penetapan keputusan adalah sebagai berikut : 1. Membuat daftar peluang/ancaman eksternal kunci dan kekuatan/kelemahan internal kunci dari kolom kiri QSPM. Informasi tersebut harus diambil langsung dari matriks EFE dan IFE. 2. Memberikan bobot pada setiap faktor eksternal dan internal kunci. Bobot tersebut sama dengan bobot yang ada di matriks EFE dan Matriks IFE. Bobot

66 tersebut disajikan dalam kolom sebelah kanan kolom faktor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal perusahaan. 3. Memeriksa matriks-matriks pencocokan yang terdapat pada tahap dua, dan mengenali strategi-strategi alternatif yang harus dipertimbangkan organisasi untuk ditetapkan. Strategi-strategi tersebut ditulis pada baris atas QSPM. 4. Menentukan nilai daya tarik (AS) yang didefinisikan sebagai angka yang menunjukan daya tarik relatif masing-masing strategi pada suatu rangkaian alternatif tertentu. Nilai daya tarik (AS) ditentukan dengan memeriksa masingmasing faktor internal dan eksternal satu per satu. Nilai daya tarik harus diberikan pada masing-masing strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif suatu strategi terhadap yang lain, dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Cakupan nilai daya tarik adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = wajar menarik, dan 4 = sangat menarik. Jika jawaban atas pertanyaan adalah tidak, hal tersebut menunjukkan bahwa masing-masing faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan khusus yang dibuat. Garis (-) digunakan untuk menunjukkan bahwa faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan-pilihan khusus yang dibuat. 5. Menghitung TAS = total nilai daya tarik didefinisikan sebagai hasil mengalikan bobot (langkah dua) dengan nilai daya tarik di masing-masing baris (langkah empat). Total nilai daya tarik menunjukkan daya tarik relatif dari masing-masing strategi alternatif, dengan hanya mempertimbangkan dampak dari faktor keberhasilan krisis eksternal atau internal yang berdekatan. Semakin tinggi nilai daya tarik semakin menarik strategi alternatif tersebut. 6. Menghitung jumlah total daya tarik. Total nilai daya tarik dijumlahkan di masing-masing kolom strategi QSPM. Jumlah total nilai daya tarik (STAS) mengungkapkan strategi yang paling menarik dalam masing-masing rangkaian alternatif. Semakin tinggi nilainya menunjukkan semakin menarik strategi tersebut, dengan mempertimbangkan semua faktor krisis eksternal dan internal yang berkaitan yang dapat mempengaruhi keputusan strategis. Matriks QSP dapat dilihat pada Tabel 13.

67 Tabel 13. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) Strategi Alternatif Strategi 1 Strategi 2 Faktor-faktor kunci Bobot AS TAS AS TAS Faktor-faktor kunci eksternal Faktor-faktor kunci internal Jumlah total nilai daya tarik 1,0 Sumber : David, 2006

68 BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah, Visi dan Misi Perusahaan Ali Baba Restaurant berdiri pada bulan September 2007 berada dibawah manajemen PT. Mirah Agung Perdana Tbk. Beberapa unit bisnis lainnya yang berada dibawah PT. Mirah Agung Perdana yaitu Papa Ron s Pizza, Pocket Bilyar, Hotel Mirah dan lain-lain. Pemilik Alibaba bernama Bapak Daffy Yahya, orang Indonesia asli berketurunan arab. Merek Alibaba sendiri diambil oleh pemilik karena di ilhami oleh tokoh Alibaba dalam dongeng Seribu Satu Malam dan sesuai dengan asal jenis makanan yaitu Timur Tengah yang identik dengan makanan Arab. Visi Alibaba adalah menjadi pionir dalam industri restoran etnik dengan citarasa internasional yang berkualitas yaitu masakan etnis khas Timur Tengah dan suasana dekorasi ruangan yang sesuai dengan kondisi aslinya. Adapun misi Ali Baba Restaurant adalah menyajikan produk yang berkualitas dan pelayanan yang memuaskan. Misi tersebut dijalankan dengan mengembangkan suatu program yang disebut S.A.N.T.A.P (Sigap, Antusias, Nikmat, Tepat, Asri, Pasti). Program ini merupakan suatu proses untuk memahami kebutuhan dan memberikan kepuasan kepada konsumen agar Ali Baba Restaurant dapat bersaing di pasar yang kompetitif. Perkembangan Ali Baba Restaurant di Indonesia belum terlalu lama, karena relatif baru berdiri sehingga hanya memiliki satu outlet saja yaitu berada di kota Bogor. Keunggulan dari restoran Ali Baba Restaurant ini adalah penyajian masakan bercitarasa internasional dengan rempah-rempah asli khas Timur Tengah. Hal ini dapat ditunjukkan pada penyajian menu-menu dengan citarasa tinggi dengan didukung oleh chef yang didatangkan langsung dari Timur Tengah untuk mengajari koki di restoran ini pertama kalinya. Selain itu, dekorasi ruangan dan alunan musik yang dibuat mirip dengan negara aslinya sehingga mampu menawarkan suasana seperti di Negara Timur Tengah. Ali Baba Restaurant merupakan salah satu Etnic Restaurant dengan konsep tempat duduk lesehan maupun tempat duduk biasa sehingga memberikan

69 pilihan kenyamanan pada konsumennya. Ali Baba Restaurant mempunyai kapasitas pengunjung sebanyak 120 orang. 2.2 Lokasi Ali Baba Restaurant Ali Baba Restaurant berlokasi di Jl. Pangrango No. 13 Bogor lokasi ini dinilai sebagai lokasi yang strategis karena dekat dengan pusat keramaian seperti Taman Kencana, pusat perbelanjaan, perkantoran, dan pendidikan. Selain itu, banyak restoran-restoran baik sejenis maupun non sejenis yang berada dikawasan Taman Kencana tersebut. 2.3 Sruktur Organisasi Struktur organisasi yang dimiliki oleh Ali Baba Restaurant masih bersifat sederhana. Pemilik sebagai pemegang kendali penuh atas jalannya usaha, maka semua keputusan harus diketahui dan mendapat persetujuan darinya. Dari pemilik, kekuasaan diteruskan ke manajer Operational sebagai pengelola khusus bagian Ali Baba Restaurant dan karyawan lainnya. Karyawan yang bekerja di Ali Baba Restaurant terdiri dari Operational Manajer, Supervisor, Leader Front Of The House (FOH), Leader Back Of The House (BOH), Leader Administration. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat struktur organisasi Ali Baba Restaurant pada Gambar 5. Leader FOH Leader Administration Leader BOH Waitress Cashier Cheft Gambar 5. Struktur Organisasi Ali Baba Restaurant Sumber : Ali Baba Restaurant, 2009

70 Karyawan Ali Baba Restaurant berjumlah 10 orang dengan jobdesk masing-masing sesuai jabatannya. Setiap jabatan memiliki wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Pendelegasian wewenang di dalam restoran dilakukan secara struktural organisasi perusahaan. Adapun tugas dan tanggung jawab dari setiap jabatan adalah sebagai berikut : 1. Owner Memberikan investasi kepada perusahaan Pengambil keputusan Memonitoring kelancaran perusahaan 2. Operational Manajer Bertanggung jawab mengawasi perusahaan kepada pemilik Mengatur operasional perusahaan Melakukan kegiatan perencanaan untuk mencapai profit perusahaan 3. Supervisor Membantu tugas Operational Manajer Mengelola kegiatan restoran Mengawasi kegiatan staff/karyawan Bertanggung jawab kepada Operational Manajer 4. Leader FOH Bertanggung jawab dalam pelayanan di restoran (berhubungan langsung dengan pelanggan) Memberikan pelayanan dan kebutuhan pelanggan Bertanggung jawab kepada Operational Manajer 5. Leader Administration Menghitung dan menganalisa semua data pemasukan dan pengeluaran keuangan perusahaan Melakukan kegiatan transaksi dengan konsumen Bertanggung jawab kepada Operational Manajer 6. Leader BOH Melakukan kegiatan dapur seperti pembuatan makanan dan minuman yang dipesan oleh konsumen

71 Bertanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan dan kepuasan konsumen dalam makanan Bertanggung jawab kepada Operational Manajer 2.4 Kegiatan Operasional dan Budaya Kerja Perusahaan Ali Baba Restaurant mulai buka pada pukul WIB sampai pukul WIB setiap hari Senin hingga Minggu. Jam kerja karyawan dibagi menjadi 2 shift, yaitu shift 1 dimulai pukul WIB sampai pukul WIB dan shift 2 dimulai pukul WIB sampai pukul WIB. Ali Baba Restaurant memiliki disiplin tinggi dalam menetapkan dan menjalankan tata tertib karyawan. Setiap karyawan wajib hadir tepat waktu dan setiap karyawan memperoleh hari libur (day off) satu kali dalam seminggu. Budaya kerja antar karyawan Ali Baba Restaurant bersifat kekeluargaan. Para karyawan dalam melayani pengunjung juga sangat ramah dan mengutamakan customer relationship sehingga para pengunjung merasa nyaman untuk berlamalama di restoran ini serta tidak segan untuk datang kembali ke Ali Baba Restaurant.

72 BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal merupakan tahap untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada perusahaan untuk menghadapi persaingan. Aspek lingkungan internal dapat diamati dengan menggunakan pendekatan fungsional yang terdiri dari produksi dan operasi, sumberdaya manusia, keuangan, sistem informasi manajemen dan pemasaran Produksi dan Operasi Ali Baba Restaurant memenuhi kebutuhan bahan baku melalui Toko Madinah yang berada di jalan Empang kota Bogor dan supplier tetap dari Jakarta. Toko Madinah adalah pemasok bahan baku rempah-rempah seperti kurma, khumus, kapulaga dan bahan baku utama seperti daging kambing, daging ayam, dan daging sapi. Sedangkan bahan baku beras dawat diperoleh dari supplier yang menjadi langganan tetap Ali Baba Restaurant dan diimpor dari Arab. Bahan baku rempah-rempah merupakan bahan baku yang menjadi ciri khas dari Ali Baba Restaurant sehingga kualitas dan standarnya harus benar-benar dijaga. Pemesanan bahan baku utama dilakukan dua kali seminggu, jumlah pesanan dilakukan sesuai dengan kebutuhan Ali Baba Restaurant. Pemesanan dilakukan dengan metode Inventory Fast Assets Control (IFAC), yaitu kuantitas yang dipesan ditentukan berdasarkan jumlah bahan baku yang habis pada hari sebelumnya. Seluruh bahan baku yang dipesan akan dimasukkan dalam bon faktur, yang kemudian dicatat oleh bagian administrasi. Bahan baku yang datang dari supplier akan melalui proses sortir, yaitu pemilahan bahan baku sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan bahwa pesanan yang datang telah sesuai dengan standar kualitas dan kuantitas yang diinginkan. Ali Baba Restaurant sangat memperhatikan prosedur penyimpanan bahan baku. Penggunaan bahan baku menggunakan sistem First In First Out (FIFO). Bahan baku dan barang yang datang lebih dahulu harus diproses lebih awal. Hal

73 ini untuk menghindari bahan baku dan barang yang kadarluarsa atau tidak layak karena masa penyimpanan yang terlalu lama. Bahan baku yang datang segera diberikan penandaan pada produk untuk mempermudah tingkat kualitas produk dan kelayakan untuk dipergunakan sebagai siap saji. Proses produksi pada Ali Baba Restaurant memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas dan terarah. SOP membantu pihak manajemen dan karyawan untuk mencapai visi dan misi perusahaan. SOP berisi seluruh standar prosedur yang harus dilakukan karyawan, baik tentang kualitas barang dan bahan baku, sikap kepemimpinan, cara melayani konsumen hingga standar kebersihan lingkungan dan penetapan porsi menu. SOP mengatur standar kebersihan lingkungan dan karyawannya sehingga produk yang dihasilkan benar-benar aman untuk dikonsumsi dan konsumen yang datang merasa aman dengan lingkungan yang bersih dan karyawan yang ramah Sumberdaya Manusia Saat ini, restoran memiliki 10 orang karyawan dibawah pimpinan Bapak Iwan sebagai Operational Manajer. Karyawan pada Ali Baba Restaurant memiliki hubungan kerja yang baik dengan para karyawan lainnya dan supervisor maupun operational manajemen. Hal ini bisa dilihat pada saat diadakan briefing untuk evaluasi pencapaian yang sudah didapat, rencana kerja, serta komunikasi dua arah mengenai saran, keluhan, dan hambatan yang ditemui. Seluruh karyawan memiliki tingkat pendidikan lulusan SMU, D3, dan SI untuk manajer dengan umur rata-rata tahun. Restoran ini sangat mengutamakan karyawan yang loyal dan terlatih. Oleh karena itu, faktor utama yang menjadi pertimbangan dalam perekrutan karyawan adalah kemauan untuk belajar dan keterampilan karyawan. Perekrutan karyawan dilakukan sendiri oleh pihak manajemen Ali Baba. Perekrutan tenaga kerja dilakukan hanya jika ada posisi yang kosong. Karyawan yang direkrut akan mengikuti training class biasanya selama tiga bulan, namun dapat dipercepat tergantung keterampilan, peningkatan prestasi karyawan training serta tingkat kesulitan pada jenis pekerjaan tertentu.

74 Pelatihan dilakukan secara rutin oleh Operational Manajer setiap satu kali seminggu. Pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan kualitas sumberdaya dan produktivitas karyawan dalam meningkatkan kualitas produk dan pelayanan kepada pelanggan. Upah karyawan terdiri dari gaji pokok, tunjangan makan, tunjangan kesehatan. Selain itu, Ali Baba Restaurant memberikan bonus untuk karyawan yang berprestasi misalnya dapat melebihi target penjualan. Kelemahan dari SDM ini adalah tidak terspesialisasinya tenaga kerja sehingga terjadi tumpang tindih pekerjaan, misalnya seorang supervisor melakukan pekerjaannya bisa menjadi cashier dan order taker pada situasi tertentu. Hal ini dapat menimbulkan tugas dan wewenang yang tidak terarah dan cenderung tidak fokus terhadap pekerjaan lainnya Keuangan Ali Baba Restaurant memiliki kondisi keuangan yang baik. Restoran yang dikelola dengan sistem owner, modal pendirian usaha sepenuhnya ditanggung oleh PT. MAP. Oleh karena itu, restoran ini cukup leluasa dalam mengembangkan usahanya tanpa khawatir akan terkendala masalah uang dan inilah yang menjadi salah satu kekuatan yang dimiliki oleh Ali Baba Restaurant. Pencatatan laporan keuangan dilakukan oleh bagian administrasi pada setiap kegiatan seperti produksi, pemasaran, penjualan, pembelian bahan baku dan lain-lain. Pencatatan ini dilakukan setiap hari dan dilaporkan pada manajemen pusat per minggu Sistem Informasi Manajemen Ali Baba Restaurant dalam kegiatan manajerialnya sudah didukung dengan sistem informasi yang berbasis komputer. Untuk kelancaran kegiatan manajerial, Ali Baba Restaurant dilengkapi oleh dua unit komputer yang terdiri dari 1 unit untuk operational manajer dan 1 unit cash register untuk bagian cashier. Komputer tersebut dilengkapi dengan software yang disesuaikan dengan kebutuhan kerja. Pengorderan pesanan dilakukan melalui telepon. Pencatatan seluruh pemasukan, pengeluaran, dan kebutuhan bahan baku lainnya dilakukan secara manual dan dicatat secara komputerisasi di bagian office.

75 1.1.5 Penelitian dan Pengembangan Dalam pengembangan usahanya, pihak Alibaba seharusnya melakukan pengamatan dan kajian mengenai lingkungan usaha di Kota Bogor. Riset mengenai pasar dan pesaing serta pengembangan produk dilakukan oleh manajemen pusat yang berada di Papa Ron Pizza sehingga segala sesuatu sudah diatur sebelumnya sehingga dapat memudahkan kegiatan usaha Ali Baba Restaurant Pemasaran Pemasaran merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai hasil pertukaran yang diinginkan oleh pasar sasaran. Konsep pemasaran yang digunakan oleh Ali Baba Restaurant ini adalah dimulai dari pasar, berfokus pada kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan semua kegiatan yang akan mempengaruhi pelanggan dan menghasilkan keuntungan dengan memuaskan pelanggannya. A. Segmentation, Targetting, Positioning 1. Segmentation Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah (Rangkuti, 2005). Segmentasi pasar yang dilakukan oleh Ali Baba Restaurant adalah berdasarkan aspek demografis, aspek psikografis, dan aspek perilaku. Segmentasi pasar berdasarkan demografis yaitu keluarga dan remaja sedangkan segmentasi pasar berdasarkan aspek psikografis terdiri dari kelas sosial dan gaya hidup. Dari kelas sosial, segmen yang dipilih oleh Ali Baba Restaurant adalah semua kalangan masyarakat. Perubahan gaya hidup terutama pola konsumsi masyarakat yang tidak memiliki banyak waktu untuk mengelola makanannya sendiri seiring dengan peningkatan aktivitas di luar rumah sehingga mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi makanan di luar rumah. Segmentasi pasar berdasarkan aspek perilaku terdiri dari manfaat dimana konsumen mencari manfaat berupa kualitas produk, pelayanan, dan kecepatan.

76 2. Targeting Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki. Target pasar utama Ali Baba Restaurant adalah keluarga dan remaja serta semua kalangan masyarakat. Tipe konsumen yang ingin dijangkau pada awalnya adalah etnis Arab namun sesuai dengan perkembangan selera konsumen semua etnis masyarakat mulai menggemari masakan Arab ini. 3. Positioning Positioning merupakan tahap dimana perusahaan menentukan posisi yang diinginkan dalam pasar. Ali Baba Restaurant ingin menempati posisi sebagai restoran etnis dengan produk yang memiliki citarasa internasional dan pelayanan yang memuaskan serta harga yang terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. B. Bauran pemasaran a. Produk Strategi produk merupakan strategi yang paling penting untuk dikembangkan, karena produk inilah yang dinikmati atau dimanfaatkan secara langsung oleh konsumen. Strategi produk yang dilakukan Ali Baba Restaurant dapat dilihat dari misi perusahaan yaitu masakan etnis khas Timur Tengah dan suasana dekorasi ruangan yang sesuai dengan kondisi aslinya dan berkualitas. Strategi produk yang dilakukan oleh Ali Baba Restaurant agar pelanggan tidak bosan adalah inovasi produk berupa campuran makanan Timur Tengah dan Kontinental seperti Ali Baba burger, Ali Baba Sandwich, Spaghetti Arabian dan lain-lain. Hal ini dilakukan agar pelanggan mempunyai banyak pilihan menu bagi yang tidak memiliki selera makan yang sama. Adanya inovasi produk yang dikembangkan merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki Ali Baba Restaurant dalam menarik minat konsumen. Produk ini sangat berkualitas karena bahan baku beras dan rempahrempahnya merupakan bahan impor sehingga tetap menjaga ciri khas yang sesuai dengan aslinya. Namun dalam penetapan standar mutu produk, Alibaba belum memiliki sertifikasi halal dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). BPOM mengawasi pengusaha dalam penetapan standar mutu produk yang akan

77 dijual ke konsumen. Dengan adanya SK dari BPOM maka acuan standar tersebut memproteksi persaingan yang tidak sehat dalam industri obat dan makanan termasuk restoran. Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM merupakan salah satu kelemahan dari Ali Baba Restaurant karena menyangkut kepercayaan yang diberikan kepada konsumen mengenai keamanan dan kehalalan produknya. b. Harga Harga yang ditetapkan Ali Baba Restaurant bervariasi dan harga ditampilkan jelas pada daftar menu. Konsumen akan dikenakan pajak sebesar 10 persen dari total harga pesanan. Ali Baba Restaurant menerapkan harga jual produk berdasarkan biaya produksi ditambah dengan profit yang disesuaikan dengan harga jual produk sejenis dari restoran lain. Ali Baba Restaurant memadukan strategi harga dengan strategi promosi dengan memberikan potongan harga. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan adanya potongan harga untuk menu pelajar. Berikut bentuk strategi menu pelajar yang diterapkan perusahaan adalah : Student 1 (one) : Burger + Alibaba Ice Tea Student 2 (two) : Sandwich +Alibaba Ice Tea Student 3 (three): Alibaba Fried Rice + Mineral Water Student 4 (four) : Chicken Wings Rice + Soft Drinks Paket hemat ini berlaku dimulai pada pukul WIB dengan harga sebesar Rp setiap menunya. Hal ini dilakukan untuk menjangkau segmen pelajar dan remaja. Dengan adanya program strategi harga ini, bisa dikatakan cukup berhasil dilihat berdasarkan pengunjung yang datang sebagian besar adalah para remaja dan pelajar. c. Distribusi (tempat) Strategi tempat yang dilakukan oleh Ali Baba Restaurant yaitu memiliki lokasi yang cukup strategis yaitu berada dekat dengan pusat keramaian seperti Taman Kencana, factory outlet, perkantoran, hotel Mirah dan hotel Pangrango. Hal ini juga mempertimbangkan lokasi restoran dengan lokasi unit bisnis satu manajemen PT. MAP lainnya yang berada dalam satu kawasan yang sama yaitu

78 hotel Mirah dan Papa Ron Pizza sehingga hal tersebut menjadi suatu kekuatan yang dimiliki oleh Ali Baba Restaurant. Strategi ini juga dapat melibatkan saluran distribusi fisik maupun elektronik dalam proses penyampaiannya. Untuk dapat menikmati makanannya, pelanggan dapat langsung datang ke Ali Baba Restaurant ataupun pelanggan dapat menggunakan saluran elektronik melalui telepon untuk mendapatkan pelayanan delivery service. Namun Ali Baba Restaurant tidak mempunyai jasa delivery sendiri melainkan disatukan dengan jasa delivery untuk bagian Papa Ron s Pizza. Hal ini menyebabkan terjadinya tumpang tindih pekerjaan dan berpengaruh kepada keterlambatan pada waktu pengirimanan karena harus memprioritaskan pesanan pelanggan Papa Ron s Pizza terlebih dahulu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak memiliki layanan jasa delivery khusus untuk Alibaba sendiri merupakan salah satu kelemahan dari Ali Baba Restaurant. d. Promosi Kegiatan promosi yang sudah diterapkan oleh Ali Baba Restaurant melalui penyebaran leaflet, brosur, radio, spanduk, surat kabar, majalah, potongan harga pada menu paket makanan tertentu, hingga iklan pada televisi dan lain-lain. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Ali Baba Restaurant hingga saat ini cenderung masih tergantung pada kebijakan PT. MAP sebagai penyedia dana promosi. Restoran ini belum mempromosikan produknya secara berkesinambungan dan meluas bagi masyarakat kota Bogor. Ali Baba Restaurant memiliki website yang berfungsi untuk memberikan informasi secara cepat kepada konsumen. Website ini dapat diakses melalui situs restaurant.com. Akan tetapi, situs ini belum dikelola dengan baik oleh Alibaba yaitu banyak informasi menu yang kosong dan tidak tersedia serta penyajian informasi kurang lengkap. Dengan demikian, website ini belum dapat memberikan manfaat yang optimal bagi restoran untuk menarik pengunjung. e. Orang Orang atau karyawan merupakan bagian terpenting dalam perusahaan. karyawan merupakan orang yang terlibat dalam pemberian jasa dan merupakan faktor intern yang memiliki peran yang cukup besar dalam mewujudkan jasa yang

79 dikehendaki oleh pelanggan. Ali Baba Restaurant memiliki karyawan yang ramah, sabar, respek yang dapat membuat pelanggan nyaman. Hal ini didukung dengan adanya program call back sebagai bentuk customer relationship yang bertujuan agar konsumen merasa dihargai sehingga akan datang ke Ali Baba Restaurant lagi. Selain itu, juga terdapat program visit table to table dimana karyawan mendatangi langsung ke meja konsumen untuk menanyakan apakah ada kekurangan atas pelayanan yang diberikan. f. Proses Proses merupakan semua kegiatan yang dapat dikoordinasikan dengan baik untuk menciptakan kualitas serta pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Pelayanan yang baik akan meningkatkan loyalitas dan kepercayaan konsumen terhadap restoran. Hal ini dikarenakan dalam penjualan produk restoran harus diimbangi dengan pelayanan yang tinggi terhadap konsumen. Strategi proses yang telah diterapkan oleh Ali Baba Restaurant adalah peningkatan kinerja karyawan, kecepatan pelayanan seperti kecepatan dalam penyajian hidangan, kecepatan dalam melakukan transaksi dengan konsumen. Selain itu juga, karyawan harus mampu memberikan tanggapan dalam mengatasi keluhan atau masalah dengan konsumen terutama yang berhubungan dengan makanan yaitu dengan memberikan sebuah kartu saran yang harus diisi oleh konsumen setelah menikmati hidangan. Kartu saran ini berisi penilaian konsumen terhadap produk berupa rasa, harga, pelayanan, kebersihan, kecepatan. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat memperbaiki kinerjanya secara langsung dan merupakan kekuatan bagi Ali Baba Restaurant dalam meningkatkan kualitas dan pelayanan. g. Bukti Fisik Bukti fisik berhubungan dengan fasilitas apa saja yang diberikan oleh Ali Baba Restaurant seperti adanya sarana pendukung, desain bangunan, dekorasi ruangan. Pemanfaatan fasilitas teknologi canggih seperti layanan Hot Spot untuk internet. Fasilitas ini bertujuan untuk meraih segmen pelajar, mahasiswa dan pegawai perkantoran lainnya yang tidak bisa lepas dari layanan informasi seperti

80 internet. Fasilitas lainnya yang dimiliki oleh Alibaba adalah ruangan yang dibuat khusus untuk merayakan pesta atau arisan dan tempat meeting. Selain itu, dekorasi ruangan yang dibuat sesuai dengan kondisi asli di Timur Tengah membuat pelanggan semakin menikmati suasana yang diberikan. Sarana pendukung yang diberikan, meliputi area parkir yang dapat digunakan untuk kendaraan roda empat dan dua, toilet, mushola, wastafel. Namun fasilitas seperti area parkir belum mampu menampung kendaraan pelanggan lebih dari tiga buah dan ini merupakan salah satu kelemahan Ali Baba Restaurant dalam memenuhi kenyamanan pelanggan. Berdasarkan analisis lingkungan internal dalam matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Analisis Faktor Internal Ali Baba Restaurant Faktor Internal Kekuatan Kelemahan 1 Produk Citarasa Internasional Kualitas produk terjaga Inovasi produk 2 Tempat Lokasi restoran yang strategis 3 Harga Strategi harga khusus untuk menu paket pelajar 4 Orang Program call back sebagai bentuk customer relationship pelayanan yang baik terhadap konsumen Belum memiliki Sertifikasi halal dari BPOM Tidak memiliki layanan delivery khusus Tenaga kerja tidak terspesialisasi 5 Promosi Penggunaan website belum optimal Kegiatan promosi kurang gencar dan berkesinambungan 6 Bukti fisik Layanan hotspot Area parkir kurang memadai 7 Proses Pemberian kartu saran

81 1.2 Analisis Lingkungan Eksternal Analisis terhadap lingkungan eksternal restoran merupakan tahap untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Aspek eksternal yang dianalisis yaitu lingkungan makro dan lingkungan mikro Lingkungan Makro Lingkungan makro merupakan situasi dan kondisi yang berada di luar perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Lingkungan makro terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial & budaya, dan teknologi. a. Faktor Politik dan Hukum Faktor politik berhubungan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah, kondisi politik dan kondisi keamanan negara. Kondisi politik dan keamanan negara, dapat memberikan rasa tidak aman dan tenang kepada seluruh wisatawan asing yang datang ke Indonesia. Hal ini mempengaruhi dapat memberikan dampak yang negatif terhadap peningkatan jumlah wisatawan asing apabila terjadi secara terus menerus. Selain itu, dalam menjalankan suatu bisnis, tidak lepas dari suatu intervensi pemerintah dalam membuat peraturan, undang-undang, dan kebijakan-kebijakan lainnya yang mempengaruhi usaha tersebut. Salah satu intervensi pemerintah adalah aspek hukum yang harus diperhatikan oleh Ali Baba Restaurant mengenai hukum kepariwisataan. Hukum kepariwisataan ini berupa undang-undang RI Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pasal 14 menyatakan salah satu jenis usaha pariwisata adalah penyediaan jasa makanan dan minuman. Peraturanperaturan lain yang harus diperhatikan oleh Ali Baba Restaurant adalah Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 9 Tahun 2004 tentang Retibusi Izin Usaha Kepariwisataan serta Peraturan Daerah kota Bogor Nomor 16 Tahun 2002 tentang Pajak Restoran.

82 b. Faktor Ekonomi Ketidakstabilan kondisi perekonomian saat ini memberi pengaruh terhadap kecenderungan iklim usaha yang tidak menentu. Perekonomian yang dialami oleh Indonesia tidak selalu stabil, salah satu penyebabnya adalah kenaikan harga bahan baku yang disebabkan oleh inflasi yang tinggi di suatu negara dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Data Inflasi di Indonesia Tahun Sumber : BPS (2009) Tahun Inflasi (%) , , , ,06 Kenaikan harga bahan baku akan berkorelasi dengan biaya produksi, sehingga membuat harga jual menjadi tinggi dan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat. Tingkat pendapatan masyarakat yang semakin besar menunjukkan daya beli masyarakat yang semakin besar pula. Hal ini merupakan peluang bagi industri makanan terutama restoran sehingga memiliki prospek yang bagus Tabel 16. Tabel 16. Perkembangan dan Laju Pertumbuhan PDRB Per Kapita Kota Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun ( ) Tahun PDRB (Jutaan Rupiah) PDRB Per Kapita (Rp) Laju Pertumbuhan PDRB Per Kapita (%) , , , , , , , ,24 Rata-Rata 3,29 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2007 Pada periode tahun , laju pertumbuhan PDRB per kapita kota Bogor rata-rata mengalami peningkatan sebesar 3,29 persen setiap tahunnya. Peningkatan pendapatan masyarakat kota Bogor menunjukkan daya beli

83 masyarakat yang semakin meningkat pula dan akan mendorong pertumbuhan usaha restoran di kota Bogor. c. Faktor Sosial, Budaya dan Demografi Perubahan gaya hidup masyarakat dimana produktivitas kerja yang tinggi, menyebabkan semakin sedikitnya waktu untuk menyediakan makanan sehingga masyarakat semakin menginginkan kepraktisan dan kecenderungan untuk menikmati makan di luar rumah. Perubahan gaya hidup ini menyebabkan bertumbuhnya restoran-restoran karena besarnya keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut. Dilihat dari segi demografi, jumlah penduduk yang besar dan terus bertambah di kota Bogor memberikan peluang bagi Ali Baba Restaurant. Pertumbuhan penduduk kota Bogor terus mengalami peningkatan tiap tahunnya dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Penduduk Kota Bogor Menurut Jenis Kelamin Tahun Tahun Laki-laki Perempuan Total , , , , , , , , , , , , , , ,132 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2008 Meningkatnya populasi penduduk ini, mengakibatkan peningkatan permintaan masyarakat terhadap konsumsi makanan. Selain itu, pertumbuhan penduduk yang sangat besar menimbulkan banyaknya angkatan kerja yang tersedia. Angkatan kerja yang tersedia di Bogor jumlahnya sangat besar termasuk para pencari kerja yang berdasarkan tingkatan pendidikan. Jumlah pencari kerja yang tersedia di kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 18.

84 Tabel 18. Jumlah Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan Di Kota Bogor Dari Tahun Tahun SD SLTP SMU SMK DI/DII DIII SI S Sumber : Dinas Tenaga Kerja & Sosial Kota Bogor, 2008 Perkembangan budaya pun semakin meningkat. Hal ini bisa dilihat bahwa restoran saat ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat makan, namun juga sebagai tempat berkumpul atau nongkrong. Kota Bogor merupakan wilayah dengan mayoritas penduduk bersuku bangsa Sunda. Namun saat ini, keanekaragaman suku bangsa penduduk kota Bogor semakin bertambah dengan banyaknya suku etnis Arab, Eropa, Tionghoa, Jawa, Betawi, Batak, Padang dan lain-lain. d. Faktor Teknologi Teknologi merupakan faktor penting untuk kemajuan usahanya. Perkembangan teknologi dan informasi mengalami kemajuan yang pesat dalam mendorong restoran menjadi lebih baik. Perkembangan teknologi dan informasi dapat dimanfaatkan di semua bagian operasional restoran seperti pada bagian keuangan, pelayanan dan pemrosesan. Adanya sistem komputerisasi di bagian keuangan akan lebih memudahkan dalam memanajemen pengalokasian dana. Selain itu, cara bertransaksi dengan pemasok maupun pelanggan akan lebih efektif dan efisien jika dapat memanfaatkan semua teknologi. Teknologi yang digunakan oleh Ali Baba Restaurant saat ini sudah cukup modern. Hal ini bisa dilihat dari adanya teknologi dalam produksi seperti tempat pendingin bahan baku (freezer), microwave, mixer dan lain-lain. Selain itu penggunaan teknologi informasi seperti penggunaan televisi dan fasilitas hotspot untuk membuat pengunjung nyaman dan merasa betah. Kemudahan dalam komunikasi kepada pelanggan dapat memanfaatkan teknologi sistem telekomunikasi melalui telepon, hal ini untuk memudahkan penerimaan pesanan. Penggunaan teknologi untuk memudahkan dalam bertransaksi pembayaran pun bisa melalui mesin pembayaran non tunai yaitu kartu kredit maupun debit. Penggunaan teknologi yang baik dapat menyebabkan kapasitas produksi yang dihasilkan menjadi lebih banyak dan pelayanan yang berkualitas serta

85 berpengaruh pada peningkatan penjualan sehingga hal ini menjadi peluang bagi Ali Baba Restaurant Lingkungan Mikro Lingkungan mikro merupakan lingkungan yang langsung dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melayani pasarnya. Lingkungan mikro terdiri dari ancaman pendatang baru, tingkat persaingan antar perusahaan, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar pemasok dan kekuatan tawar menawar pembeli. a. Ancaman Pendatang Baru Masuknya pendatang baru dalam industri restoran akan memberikan implikasi pada penurunan pangsa pasar. Ancaman pendatang baru ini tergantung seberapa besar hambatan untuk masuk kedalam industri. Hambatan masuk bagi pendatang baru dalam industri restoran bila dilihat dari skala ekonomi dan kebutuhan modal relatif tinggi. Hal ini disebabkan karena untuk membuka sebuah usaha restoran etnik diperlukan skala ekonomi yang besar dan kebutuhan modal awal relatif besar, serta tergantung pada pangsa pasar sasaran yang akan diraih. Selain itu untuk hambatan differensiasi produk cukup tinggi karena semakin produk itu berbeda atau unik maka konsumen semakin penasaran untuk mencobanya. b. Tingkat Persaingan antar Perusahaan Tingkat persaingan antar pengusaha restoran di kota Bogor cenderung kompetitif. Hal ini bisa dilihat dari jumlah restoran yang semakin bertambah dari tahun ke tahunnya. Selain pesaing sejenis, Ali Baba Restaurant juga dihadapi oleh pesaing non sejenis. Salah satu pesaing utama sejenis adalah Mid East Restaurant yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Ali Baba Restaurant dan restoran tradisional lainnya seperti restoran atau rumah makan yang berada di sekitar Taman Kencana. c. Ancaman Produk Pengganti Ali Baba Restaurant merupakan restoran penyedia makanan dengan menu Timur Tengah. Ancaman produk pengganti atau substitusi yang diperhitungkan oleh restoran ini adalah restoran tradisional dan restoran khas Indonesia yang menyediakan menu daging kambing.

86 d. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Ali Baba Restaurant memperoleh pasokan bahan bakunya dari dua sumber, yaitu Toko Madinah yang terletak di Bogor dan Toko lainnya yang terletak di Jakarta. Toko Madinah memasok bahan baku utama seperti daging kambing dan ayam serta bumbu masakan lainnya berupa rempah-rempah seperti kapulaga, cengkih, khumus, kurma yang menjadi ciri khas Timur Tengah sedangkan untuk pemasok yang berada di Jakarta hanya menyuplai bahan baku beras dawat yang diimpor langsung dari Arab. Kekuatan tawar menawar pemasok tinggi, Ali Baba Restaurant tidak pernah berganti ke pemasok lain karena sangat menjaga kualitas bahan bakunya. e. Kekuatan Tawar Menawar Konsumen Kekuatan tawar menawar pembeli sangat tinggi, karena jumlah alternatif restoran yang tersedia di kota Bogor sangat banyak sehingga penawaran tinggi dan konsumen bebas memilih restoran yang sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, Ali Baba Restaurant berusaha untuk mengikuti keinginan dan kebutuhan konsumen dengan meningkatkan kualitas pelayanan dan produk melalui inovasi makanan sehingga membuat konsumen merasa nyaman tidak bosan dengan menu makanan yang ada.berdasarkan analisis lingkungan internal dalam matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Analisis Faktor Eksternal Ali Baba Restaurant No Faktor Eksternal Peluang Ancaman 1. Lingkungan Makro Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat Pertumbuhan jumlah penduduk Cukup tersedia angkatan kerja Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat Perkembangan kemajuan teknologi Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik 2. Lingkungan Industri Hambatan masuk industri tinggi Kenaikan harga bahan baku Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi Banyaknya produk substitusi Kekuatan tawar menawar konsumen tinggi Kekuatan tawar menawar pemasok tinggi

87 1.3 Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran Setelah mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang, selanjutnya dilakukan perumusan strategi. Perumusan strategi meliputi tiga tahapan yaitu tahap masukan, tahap pencocokan, dan tahap pengambilan keputusan Tahap Masukan Tahap masukan merupakan tahap untuk memasukkan hasil analisis dan identifikasi terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. hasil analisis dan identifikasi lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan akan disusun kedalam matriks IFE. Sedangkan hasil analisis dan identifikasi kondisi internal dan eksternal berupa peluang dan ancaman akan disusun kedalam matriks EFE. 1. Analisis Matriks IFE Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari faktor-faktor internal yang terdapat pada perusahaan. Matriks IFE menggambarkan kondisi internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang dihitung berdasarkan rating dan bobot yang diambil kuesioner dari 2 orang yang terdiri dari Manajer Operasional dan Supervisor dari Ali Baba Restaurant. Penghitungan kuesioner ini diambil rata-ratanya dari kedua responden. Tabel 20, menunjukkan matriks IFE yang menganalisis 17 faktor sukses kritis yang terdiri dari sepuluh kekuatan dan tujuh kelemahan. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE pada Tabel 20, menunjukkan bahwa faktor yang menjadi kekuatan utama perusahaan adalah kualitas produk terjaga, dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0,298 sedangkan kelemahan utama adalah pencapaian target penjualan yang belum stabil dengan nilai tertimbang terkecil sebesar 0,072 dan diperoleh total bobot skor sebesar 2,770. Hal ini menunjukkan bahwa Ali Baba Restaurant memiliki posisi internal yang kuat karena telah mampu menggunakan kekuatan dan mengatasi kelemahan dengan cukup baik.

88 Tabel 20. Hasil Analisis Matriks IFE Faktor Internal Bobot Rating Bobot Skor 1. lokasi restoran yang strategis Citarasa Internasional Pelayanan konsumen yang memuaskan Kualitas produk terjaga Modal tersedia Inovasi Produk Pemberian kartu saran Harga khusus untuk paket menu pelajar Program call back sebagai bentuk customer relationship Layanan hotspot Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM Tidak memiliki layanan delivery khusus Pencapaian target penjualan belum stabil Tenaga kerja tidak terspesialisasi 0, Penggunaan website belum optimal 0,054 2,5 16. Kegiatan promosi kurang gencar dan berkesinambungan Area parkir kurang memadai Total Sumber : Alibaba Restaurant Bogor, Analisis Matriks EFE Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor eksternal perusahaan. Matriks EFE menggambarkan kondisi eksternal perusahaan yang terdiri dari peluang dan ancaman yang dihitung berdasarkan bobot yang diambil kuesioner dari 2 orang yang terdiri dari Pesaing Ali Baba Restaurant yaitu MidEast Restaurant sedangkan perwakilan dari Ali Baba Restaurant yaitu Manajer Operasional. Sedangkan perhitungan rating hanya diambil dari kuesioner responden Manajer Operasional Ali Baba Restaurant saja. Penghitungan kuesioner ini diambil rata-ratanya dari kedua responden. Tabel 21, menunjukkan matriks EFE yang menganalsis 12 faktor sukses kritis yang terdiri dari tujuh peluang dan lima ancaman.

89 Tabel 21. Hasil Analisis Matriks EFE Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot Skor Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat Pertumbuhan jumlah penduduk Bogor Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat Cukup tersedia angkatan kerja Perkembangan kemajuan teknologi Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik Hambatan masuk industri tinggi Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi Kenaikan harga bahan baku Banyaknya produk substitusi Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi Total Berdasarkan hasil analisis matriks EFE pada Tabel 21, menunjukkan bahwa faktor yang menjadi peluang utama perusahaan adalah peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat, dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0,388 sedangkan kelemahan utama adalah tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi dengan nilai tertimbang terkecil sebesar 0,093. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel, maka dapat diperoleh total bobot skor sebesar 3,052. Hal ini menunjukkan bahwa Ali Baba Restaurant telah mampu merespon faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman Tahap Pencocokan Tahap pencocokan merupakan tahap untuk merumuskan strategi berdasarkan hasil analisis dan identifikasi akan kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang telah terkumpul. Pada tahap pencocokan model yang akan digunakan dalam perumusan strategi adalah matriks IE (Internal Eksternal) dan matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunities-Threat).

90 1. Matriks IE Matriks IE merupakan perpaduan dari skor terbobot matriks IFE dan skor terbobot matriks EFE yang dipetakan sehingga diketahui posisi perusahaan. berdasarkan hasil analisis faktor internal menggunakan matriks IFE, diperoleh bobot skor sebesar 2,770 dan hasil analisis faktor eksternal menggunakan matriks EFE diperoleh bobot skor sebesar 3,052. Hasil pemetaan pada matriks IE dapat dilihat pada Gambar 6. Total Tinggi Skor Menengah 3.0 EFE 2.0 Rendah 1.0 Gambar 6. Hasil Analisis Matriks IE Skor Total IFE Kuat Rata-rata Lemah I II III IV V VI VII VIII IX Ali Baba Restaurant dalam pemasarannya menempati posisi dalam sel II. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Grow and Build ( tumbuh dan berkembang). Strategi yang tepat digunakan dalam kuadran ini adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk) atau integrative (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal). Strategi yang dapat dilakukan berdasarkan lingkungan internal dan eksternal perusahaan, berupa strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar adalah mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk atau jasa yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar. Strategi ini dapat dilakukan dengan melakukan promosi yang lebih

91 gencar. Promosi tersebut dapat berupa promosi melalui media ikan televisi, koran majalah, radio, bioskop, ikut serta dalam setiap pameran atau festival makanan serta ikut berpartisipasi menjadi sponsorship dalam kegiatan kemahsiswaan. Strategi pengembangan produk merupakan strategi yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau memodifikasi produk atau jasa yang ada sekarang. Strategi ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas makanan dan minuman sehingga tidak terjadi perubahan rasa makanan dan minuman setiap harinnya, menciptakan produk baru dan menambah menu masakan lain sehingga konsumen tidak merasa bosan terhadap menu masakan di Ali Baba Restaurant. 2. Matriks SWOT Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang diperoleh melalui audit internal dan eksternal, dapat diformulasikan alternatif strategi yang diambil. Formulasi strategi ini dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT yang dapat dilihat pada Tabel 22. Alternatif strategi yang diperoleh adalah sebagai berikut : Strategi S-O (Strength-Opportunity) Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi S-O yaitu: 1. Meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi seperti membuka outlet atau stand-stand di pusat perbelanjaan. Hal ini dilakukan agar jangkauan untuk menyampaikan produk ke masyarakat luas dapat tersampaikan Kualitas produk dan pelayanan serta tersedianya modal menjadi kekuatan bagi restoran untuk memperluas pangsa pasarnya. Strategi ini didukung oleh pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk, perubahan pola dan gaya hidup masyarakat serta peningkatan pendapatan masyarakat kota Bogor.

92 Strategi W-O (Weakness-Opportunity) Strategi W-O adalah strategi yang menggunakan peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan. Ada beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi W-O yaitu: 2. Meningkatkan efektivitas promosi melalui iklan, media, dan website serta meningkatkan sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta mengadakan program pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari liburan nasional dan konsumen yang berulang tahun. Strategi ini berupa mengoptimalkan promosi melalui media iklan baik cetak maupun elektronik untuk meraih pangsa pasar lebih besar. Meningkatkan sponshorship eventevent dan kegiatan kemahasiswaan merupakan suatu strategi untuk menarik banyak konsumen dan untuk membidik konsumen mahasiswa. Selain itu, pemberian diskon merupakan bentuk promosi penjualan untuk menarik konsumen dan memberi penghargaan. Perusahaan harus lebih berupaya dalam mempromosikan produknya untuk menarik perhatian konsumen dan tetap menjadi pelanggan dari Ali Baba Restaurant agar dapat meningkatkan penjualannya. 3. Memberikan pelatihan kepada SDM muda untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah. Strategi ini dilakukan agar meningkatkan kualitas SDM dalam hal pendidikan berupa pendelegasian yang jelas dan terarah serta pelatihan dalam penggunaan teknologi seperti website dan pengetahuan untuk layanan delivery mengenai berbagai lokasi di kota Bogor. Strategi S-T (Strenght-Threat) Strategi ini bertujuan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman ancaman eksternal dengan menggunakan kekuatan-kekuatan internal yang ada. Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan pada strategi S-T yaitu: 4. Meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan pemasok. Meningkatkan loyalitas konsumen terhadap suatu perusahaan sangat penting sehingga perusahaan harus memberikan yang terbaik untuk konsumen baik dari segi kualitas produk maupun pelayanannya. Begitupun dengan

93 pemasok yang menyediakan kebutuhan barang dan bahan baku yang berkualitas. Oleh karena itu perusahaan harus menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk menjaga kualitas bahan baku agar mampu menjamin ketersediaan dan kontinuitas bahan baku. 5. Melakukan efisensi biaya perlu pada semua tahapan operasi agar dapat menekan biaya seminimal mungkin sehingga berpengaruh terhadap penurunan harga jual. Penurunan harga jual ini dilakukan untuk membidik segmen konsumen semua kalangan masyarakat. Strategi W-T (Weakness-Threat) Strategi W-T adalah strategi dimana perusahaan dapat meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Salah satu alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi W-T yaitu: 6. Meningkatkan fasilitas berupa penyediaan sarana area parkir yang memadai dan layanan delivery khusus dengan merekrut tenaga kerja yang berkualitas serta pembuatan sertifikasi halal dari BPOM. Strategi ini dilakukan agar memberikan kelengkapan fasilitas yang memadai serta kepercayaan informasi kualitas produk yang diberikan berupa adanya sertifikasi halal yang menjadi nilai lebih bagi perusahaan sehingga konsumen menjadi lebih nyaman untuk makan di Ali Baba Restaurant.

94 Tabel 22. Hasil Analisis Matriks SWOT Faktor Eksternal Peluang (O) Faktor Internal 1. Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat 2. Pertumbuhan jumlah penduduk Bogor 3. Peningkatan pendapatan & daya beli masyarakat 4. Cukup tersedia angkatan kerja 5. Perkembangan kemajuan teknologi 6. Peningkatan jumlah wisatawan asing & domestik 7. Hambatan masuk industri tinggi Ancaman (T) 1. Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi 2. Kenaikan harga bahan baku 3. Banyaknya produk substitusi atau pengganti 4. Kekuatan tawar-menawar konsumen kuat 5. Kekuatan tawar-menawar pemasok kuat Kekuatan (S) 1. Lokasi restoran yang strategis 2. Citarasa Internasional 3. Pelayanan konsumen yang memuaskan 4. Kualitas produk terjaga 5. Modal tersedia 6. Inovasi produk 7. Pemberian kartu saran 8. Adanya harga khusus untuk menu pelajar 9. Program call back sebagai bentuk customer relationship 10. Layanan hotspot Strategi S-O 1. Meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi seperti membuka cabang di pusat perbelanjaan (S1,S2,S5,S6,S10,01,02, 03,06,07) Strategi S-T 1. Meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan pemasok (S2,S3,S4,S6,S7,S8,S9,S1 0,T1,T3,T4,T5) 2. melakukan efisiensi biaya produksi agar dapat menekan biaya seminimal mungkin sehingga berpengaruh terhadap penurunan harga jual (S2,S3,S5,S8,T1,T2,T3,T4 Kelemahan (W) 1. Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM 2. Tidak memiliki layanan delivery khusus 3. Pencapaian target penjualan belum stabil 4. Tenaga kerja tidak terspesialisasi 5. Penggunaan website belum optimal 6. Kegiatan promosi kurang gencar 7. Area parkir kurang memadai Strategi W-O 1. Meningkatkan efektivitas promosi melalui iklan, media dan website serta meningkatkan sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta mengadakan program pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari liburan nasional & konsumen yang berulang tahun (W3,W5,W6,01,02,05,06,O7 2. Memberikan pelatihan kepada SDM muda untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah (W2,W3,W4,W5,04,05) Strategi W-T 1. Meningkatkan fasilitas berupa penyediakan area parkir yang memadai dan layanan delivery khusus dengan merekrut tenaga kerja yang berkualitas serta pembuatan sertifikasi halal dari BPOM (W1,W2,W3,W4,W7,T1,T3, T4)

95 Tabel 23. Perbandingan Antara Strategi yang Telah Diterapkan Oleh Ali Baba Restaurant dan Alternatif Strategi yang Disarankan Setelah Penelitian Alternatif Strategi Pemasaran Strategi Produk Strategi Harga Strategi Tempat Strategi Promosi Strategi Orang Strategi Bukti Fisik Strategi Proses Keterangan Yang Telah Diterapkan Ali Baba Restaurant Yang Disarankan Setelah Penelitian Variasi menu Inovasi produk Tetap pertahankan dan jaga kualitas produk Harga Harga paket menu Paket menu All u can khusus pelajar eat Lokasi dan Lokasi Strategis dan Membuka cabang baru saluran mudah dijangkau di pusat pembelanjaan distribusi Periklanan Surat kabar, radio, Meningkatkan dan promosi TV, voucher efektivitas promosi penjualan melalui website, Sponshorship kegiatan kemahasiswaan, pemberian diskon Customer relationship Sarana pendukung Kinerja dan kecepatan pelayanan Program call back & Tetap pertahankan dan visit table to table tingkatkan kualitas pelayanan Fasilitas Hotspot Alternatif Area parkir, pembuatan sertifikasi halal dari BPOM Pemberian kartu saran Layanan delivery khusus

96 6.3.3 Tahap Keputusan Tahap keputusan merupakan tahap untuk menentukan strategi terbaik yang dapat dijalankan perusahaan dari alternatif-alternatif strategi yang diperoleh dari hasil analisis SWOT. Untuk menentukan prioritas strategi tersebut, digunakan aalat analisis Quantitative Strategy Planning Matrix (QSPM). Hasil analisis matriks SWOT menghasilkan 4 alternatif strategi yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO, strategi WT. Strategi tersebut akan dimasukkan ke dalam matriks QSPM yang akan diestimasi dengan bobot dan Attractive Score (AS). Penjabaran dari strategi-strategi tersebut berdasarkan hasil analisis QSPM adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi seperti membuka cabang di pusat perbelanjaan.(tas = 6,299) b. Meningkatkan efektivitas promosi melalui iklan, media, dan website serta meningkatkan sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta mengadakan program pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari liburan nasional & konsumen yang berulang tahun. (TAS = 6,512) c. Memberikan pelatihan kepada SDM muda untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah. (TAS = 5,284) d. Meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan pemasok. (TAS = 5,838) e. Melakukan efisiensi biaya produksi agar dapat menekan biaya seminimal mungkin sehingga berpengaruh terhadap penurunan harga jual. (TAS = 5,254) f. Meningkatkan fasilitas berupa penyediaan sarana area parkir yang memadai dan layanan delivery khusus dengan merekrut tenaga kerja yang berkualitas serta pembuatan sertifikasi halal dari BPOM. (TAS = 5,915) Berdasarkan hasil analisis QSPM, dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah salah satu strategi WO yaitu Meningkatkan efektivitas promosi melalui iklan, media, dan website serta meningkatkan sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta mengadakan program pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari liburan nasional & konsumen

97 yang berulang tahun. Strategi ini dilakukan untuk meningkatkan penjualan yang selama ini belum mencapai target penjualan melalui pemasaran yang lebih efektif. Ali Baba Restaurant yang dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat harus mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki berupa terjaganya kualitas produk. Bagaimanapun terjaganya kualitas suatu produk, tetapi apabila tidak dikenal maka produk tersebut mungkin tidak dapat dibeli oleh konsumen, karena mereka tidak mengetahui informasi-informasi yang berhubungan dengan keunggulan ataupun kelemahan produk yang ditawarkan. Oleh karena itu, perusahaan harus berusaha mempengaruhi konsumen baru maupun mempertahankan konsumen lama untuk menciptakan permintaan atas produk. Usaha tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan promosi yang efektif. Berdasarkan empat alternatif strategi, bauran pemasaran yang harus ditingkatkan dan menjadi prioritas adalah strategi promosi yang baru.strategi ini berupa mengoptimalkan promosi melalui media iklan baik cetak maupun elektronik untuk meraih pangsa pasar lebih besar. Meningkatkan sponshorship event-event dan kegiatan kemahasiswaan merupakan suatu strategi untuk menarik banyak konsumen dan untuk membidik konsumen mahasiswa. Selain itu, pemberian diskon merupakan bentuk promosi penjualan untuk menarik konsumen dan memberi penghargaan. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap pencapaian target penjualan pada Ali Baba Restaurant.

98 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Strategi bauran pemasaran yang tengah dilakukan oleh Ali Baba Restaurant adalah : a. Strategi product berupa kualitas produk yang terjaga serta inovasi produk yang diciptakan. b. Strategi place, berupa lokasi yang strategis dan mudah dijangkau. c. Strategi process, Ali Baba Restaurant pemberian kartu saran sebagai bentuk proses evaluasi perbaikan diri. d. Strategi people, Ali Baba Restaurant memiliki karyawan yang respek terhadap konsumen melalui customer relationship. e. Strategi promotion, strategi promosi yang sudah dilakukan Ali Baba Restaurant melalui surat kabar, radio, TV, dan promosi penjualan. f. Strategi physic, Ali Baba Restaurant memiliki fasilitas hotspot yang dapat dinikmati secara gratis. g. Strategi price, strategi yang sedang dijalankan adalah berupa harga paket menu khusus untuk pelajar. 2. Berdasarkan analisis lingkungan internal dengan matriks IFE dapat dilihat bahwa Ali Baba Restaurant memiliki posisi internal yang kuat. Hal ini berarti restoran telah mampu menggunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan dengan cukup baik. Kekuatan yang dimiliki Ali Baba Restaurant adalah lokasi restoran yang strategis, citarasa Internasional, pelayanan konsumen yang memuaskan, harga paket menu khusus pelajar, kualitas produk terjaga, modal tersedia, inovasi produk, pemberian kartu saran, program call back sebagai bentuk customer relationship dan layanan hotspot. Sedangkan kelemahan yang dimiliki adalah belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM, tidak memiliki layanan delivery khusus, pencapaian target penjualan belum stabil, tenaga kerja tidak terspesialisasi, penggunaan website belum optimal, kegiatan promosi kurang gencar dan tidak berkesinambungan, dan area parkir kurang memadai.

99 Berdasarkan analisis lingkungan eksternal dengan matriks EFE dapat dilihat bahwa Ali Baba Restaurant memiliki posisi eksternal yang kuat. Hal ini berarti restoran telah mampu memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman dengan cukup baik. Peluang yang dimiliki berupa perubahan pola dan gaya hidup masyarakat, pertumbuhan jumlah penduduk Bogor, peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat, cukup tersedia angkatan kerja, perkembangan kemajuan teknologi, peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik, hambatan masuk industri tinggi. Sedangkan ancaman yang dihadapi adalah tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi, kenaikan harga bahan baku, banyaknya produk substitusi, kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi, kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi. Berdasarkan total nilai tertimbang pada matriks EFE sebesar dan matrik IFE sebesar 2,770 diperoleh gambaran posisi perusahaan saat ini dalam pemetaan matriks IE menempati posisi dalam sel II. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Grow and Build ( tumbuh dan berkembang). Strategi yang tepat digunakan dalam kuadran ini adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk. 3. Berdasarkan hasil analisis QSPM, dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah salah satu strategi WO yaitu Meningkatkan efektivitas promosi melalui iklan, media, dan website serta meningkatkan sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta mengadakan program pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari liburan nasional & konsumen yang berulang tahun. 8.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian, didapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perkembangan industri restoran. Maka peneliti memberi saran dan masukan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan di masa depan. Saran tersebut adalah : 1. Menjalin hubungan baik dengan pemasok karena dapat memberikan jaminan kualitas bahan baku. 2. Meningkatkan loyalitas konsumen melalui program call back dan perbaikan kualitas produk maupun pelayanan.

100 3. Membuka cabang baru di pusat perbelanjaan untuk meraih target pasar yang lebih luas 4. Meningkatkan kegiatan promosi melalui iklan TV, radio, website dan sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta promosi penjualan berupa pemberian diskon pada moment tertentu secara kesinambungan. 5. Melakukan efisiensi biaya produksi agar dapat menurunkan harga jual. 6. Meningkatkan kelengkapan fasilitas agar membuat nyaman konsumen. 7. Memberikan pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan kepada para karyawan.

101 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Strategi bauran pemasaran yang tengah dilakukan oleh Ali Baba Restaurant adalah : a. Strategi product berupa kualitas produk yang terjaga serta inovasi produk yang diciptakan. b. Strategi place, berupa lokasi yang strategis dan mudah dijangkau. c. Strategi process, Ali Baba Restaurant pemberian kartu saran sebagai bentuk proses evaluasi perbaikan diri. d. Strategi people, Ali Baba Restaurant memiliki karyawan yang respek terhadap konsumen melalui customer relationship. e. Strategi promotion, strategi promosi yang sudah dilakukan Ali Baba Restaurant melalui surat kabar, radio, TV, dan promosi penjualan. f. Strategi physic, Ali Baba Restaurant memiliki fasilitas hotspot yang dapat dinikmati secara gratis. g. Strategi price, strategi yang sedang dijalankan adalah berupa harga paket menu khusus untuk pelajar. 2. Berdasarkan analisis lingkungan internal dengan matriks IFE dapat dilihat bahwa Ali Baba Restaurant memiliki posisi internal yang kuat. Hal ini berarti restoran telah mampu menggunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan dengan cukup baik. Kekuatan yang dimiliki Ali Baba Restaurant adalah lokasi restoran yang strategis, citarasa Internasional, pelayanan konsumen yang memuaskan, harga paket menu khusus pelajar, kualitas produk terjaga, modal tersedia, inovasi produk, pemberian kartu saran, program call back sebagai bentuk customer relationship dan layanan hotspot. Sedangkan kelemahan yang dimiliki adalah belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM, tidak memiliki layanan delivery khusus, pencapaian target penjualan belum stabil, tenaga kerja tidak terspesialisasi, penggunaan website belum optimal, kegiatan promosi kurang gencar dan tidak berkesinambungan, dan area parkir kurang memadai.

102 Berdasarkan analisis lingkungan eksternal dengan matriks EFE dapat dilihat bahwa Ali Baba Restaurant memiliki posisi eksternal yang kuat. Hal ini berarti restoran telah mampu memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman dengan cukup baik. Peluang yang dimiliki berupa perubahan pola dan gaya hidup masyarakat, pertumbuhan jumlah penduduk Bogor, peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat, cukup tersedia angkatan kerja, perkembangan kemajuan teknologi, peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik, hambatan masuk industri tinggi. Sedangkan ancaman yang dihadapi adalah tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi, kenaikan harga bahan baku, banyaknya produk substitusi, kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi, kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi. Berdasarkan total nilai tertimbang pada matriks EFE sebesar dan matrik IFE sebesar 2,770 diperoleh gambaran posisi perusahaan saat ini dalam pemetaan matriks IE menempati posisi dalam sel II. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Grow and Build ( tumbuh dan berkembang). Strategi yang tepat digunakan dalam kuadran ini adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk. 3. Berdasarkan hasil analisis QSPM, dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah salah satu strategi WO yaitu Meningkatkan efektivitas promosi melalui iklan, media, dan website serta meningkatkan sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta mengadakan program pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari liburan nasional & konsumen yang berulang tahun. 8.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian, didapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perkembangan industri restoran. Maka peneliti memberi saran dan masukan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan di masa depan. Saran tersebut adalah : 1. Menjalin hubungan baik dengan pemasok karena dapat memberikan jaminan kualitas bahan baku. 2. Meningkatkan loyalitas konsumen melalui program call back dan perbaikan kualitas produk maupun pelayanan.

103 3. Membuka cabang baru di pusat perbelanjaan untuk meraih target pasar yang lebih luas 4. Meningkatkan kegiatan promosi melalui iklan TV, radio, website dan sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta promosi penjualan berupa pemberian diskon pada moment tertentu secara kesinambungan. 5. Melakukan efisiensi biaya produksi agar dapat menurunkan harga jual. 6. Meningkatkan kelengkapan fasilitas agar membuat nyaman konsumen. 7. Memberikan pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan kepada para karyawan.

104 DAFTAR PUSTAKA Anggraini, F Analisis Strategi Pemasaran Ayam Goreng Fatmawati Cilandak Town Square. [Skripsi]. Departemen Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Institut Pertanian Bogor. [BPS] Badan Pusat Statistik Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun Jakarta. Badan Pusat Statistik Kota Bogor Kota Bogor dalam Angka Bogor. Jawa Barat. Dirgantoro, C Manajemen Stratejik. Cetakan Pertama. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. David, F.R Manajemen Strategis. Prenhallindo. Jakarta. Dinas Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor Arsip Data Kepariwisataan. Bogor. Erlianingsih, S Analisis Strategi Pemasaran Restoran Pondok Makan Mirah, Jakarta Selatan. [Skripsi]. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor. Hasan, A Marketing. MedPress. Yogyakarta. Jenskins, F Periklanan. Haris M. penerjemah. Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga Kinnear, T.C. dan J.R. Taylor Marketing Research an Applied Approach. McGraw Hill International Edition. Kotler, P Manajemen Pemasaran (Terjemahan). Jilid I. Salemba Empat. Jakarta., P Manajemen Strategi. Prenhalindo. Jakarta., P Manajemen Pemasaran (Terjemahan). Jilid II Salemba Empat. Jakarta, P and Armstrong, G Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi Kedelapan. Erlangga. Jakarta. Loveluck, C.H. dan L.K. Wright Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi Bahasa Indonesia. PT. Intermasa. Jakarta.

105 Luna, P Analisis Strategi Pemasaran Restoran Raffles Dengan Menggunakan Metode SWOT. [Skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Maulina, N Strategi Pengembangan Usaha pada Death Chocolate & Spageti Restaurant Kota Bogor. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Meilawati, E.Y Analisis Strategi Pemasaran Restoran Cepat Saji pada Papa Ron Pizza Bogor.[Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Mukti, H.T Analisis Strategi Pemasaran Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. [Skripsi]. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Nugraha, D.A Analisis Strategi Pemasaran pada Restoran Waralaba Bakmi Japos bogor. [Skripsi]. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Pearce and Robinson Strategic Manajement. Binarupa Aksara. Jakarta. (Terjemahan oleh Agus Maulana) Porter, M.E Strategi Bersaing. Erlangga. Jakarta. Rahmadhoni Analisis Strategi Pemasaran Restoran Sunda Pajajaran Bogor. [Skripsi]. Program Studi Manajemen Agribisnis. Institut Pertanian Bogor. Rangkuti, F Riset Pemasaran. Cetakan Ketujuh. PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sagala, C.E Analisis Strategi Pemasaran California Fried Chicken Cabang Dramaga Centre Bogor. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Siahaan, P.E Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl. [Skripsi]. Program Studi Manajemen Agribisnis. Institut Pertanian Bogor. Tjiptono, F Strategi Pemasaran. Cetakan Pertama. Penerbit Andi. Yogyakarta. Torsina, M Usaha Restoran yang sukses. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta. Umar, Husein Strategic Management In Action. Cetakan Kelima. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta html.Winata Mitos Daging Kambing. Article Base.

106 Lampiran 1. Penilaian Responden Terhadap Faktor Eksternal 1. PELUANG A = Perubahan Pola dan Gaya hidup Masyarakat B = Pertumbuhan jumlah penduduk kota Bogor C = Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat kota Bogor D = Cukup tersedia angkatan kerja E = Perkembangan kemajuan teknologi F = Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik G = Hambatan masuk industri tinggi 2. ANCAMAN H = Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi I = Kenaikan harga bahan baku J = Banyaknya produk substitusi K = Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi L = Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi Pakar 1 : Bapak Diky ( MidEast Restaurant) A B C D E F G H I J K L Total Bobot A B C D E F G H I J K L

107 Pakar 2 : Bapak Iwan ( Manajer Operasional Alibaba Restaurant) A B C D E F G H I J K L Total Bobot A B C D E F G H I J K L

108 Lampiran 2. Penilaian Responden Terhadap Faktor Internal 1. Kekuatan A = Lokasi restoran yang strategis B = Citarasa Internasional C = Pelayanan konsumen yang memuaskan D = Kualitas produk terjaga E = Modal tersedia F = Inovasi produk G = Pemberian kartu saran H = Adanya harga khusus untuk menu pelajar I = Program call back sebagai bentuk customer relationship J = Layanan hotspot 2. Kelemahan K = Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM L = Tidak memiliki layanaan delivery khusus M = Pencapaian target penjualan belum stabil N = Tenaga kerja tidak terspesialisasi O = Penggunaan website belum optimal P = Kegiatan promosi kurang gencar Q = Area parkir kurang memadai Pakar 1 : Bapak Iwan (Manajer Operasional) A B C D E F G H I J K L M N O P Q Total Bobot A B C D E F G H I J K L M N O P Q

109 Pakar 2 : Bapak Didi (Supervisor Ali Baba Restaurant) A B C D E F G H I J K L M N O P Q Total Bobot A B C D E F G H I J K L M N O P Q

110 Lampiran 3. Rata-Rata Nilai Bobot Faktor Strategis Eksternal Nilai Bobot Rata-Rata Faktor Strategis Eksternal Faktor Eksternal Pakar 1 Pakar 2 Rata-rata 1. Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat Pertumbuhan jumlah penduduk Bogor Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat Cukup tersedia angkatan kerja Perkembangan kemajuan teknologi Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik Hambatan masuk industri tinggi Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi Kenaikan harga bahan baku Banyaknya produk substitusi Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi Total 1.000

111 Lampiran 4. Rata-Rata Nilai Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal Nilai Bobot Faktor Strategis Internal Faktor Internal Pakar 1 Pakar 2 Rata-Rata 1. lokasi restoran yang strategis Citarasa Internasional Pelayanan konsumen yang memuaskan Kualitas produk terjaga Modal tersedia Inovasi Produk Pemberian kartu saran Harga khusus untuk menu pelajar Program call back sebagai bentuk customer relationship Layanan hotspot Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM Tidak memiliki layanan delivery khusus Pencapaian target penjualan belum stabil Tenaga kerja tidak terspesialisasi Penggunaan website belum optimal Kegiatan promosi kurang gencar Area parkir kurang memadai Total 1

112 Nilai Rating Faktor Strategis Internal Faktor Internal Pakar 1 Pakar 2 Rata-Rata 1. lokasi restoran yang strategis Citarasa Internasional Pelayanan konsumen yang memuaskan Kualitas produk terjaga Modal tersedia Inovasi Produk Pemberian kartu saran Harga khusus untuk menu pelajar Program call back sebagai bentuk customer relationship Layanan hotspot Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM Tidak memiliki layanan delivery khusus Pencapaian target penjualan belum stabil Tenaga kerja tidak terspesialisasi Penggunaan website belum optimal Kegiatan promosi kurang gencar Area parkir kurang memadai 3 3 3

113 Lampiran 5. Tabulasi Jawaban Responden Untuk Prioritas Strategis Faktor Strategis Strategi 1 Ratarata Strategi 2 Ratarata Strategi 3 Ratarata Strategi 4 Ratarata Strategi 5 Ratarata Strategi 6 Responden Responden Responden Responden Responden Responden Faktor Internal Kekuatan 1. lokasi restoran yang strategis 2. Citarasa Internasional 3. Pelayanan konsumen yang memuaskan 4. Kualitas produk terjaga 5. Modal tersedia 6. Inovasi Produk 7. Pemberian kartu saran 8. Harga khusus untuk menu pelajar 9. Program call back sebagai bentuk customer relationship 10. Layanan hotspot Kelemahan 1. Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM 2. Tidak memiliki layanan delivery khusus 3. Pencapaian target penjualan belum stabil 4. Tenaga kerja tidak terspesialisasi 5. Penggunaan website belum optimal 6. Kegiatan promosi kurang gencar 7. Area parkir kurang memadai Peluang 1. Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat Ratarata

114 2. Pertumbuhan jumlah penduduk Bogor 3. Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat 4. Cukup tersedia angkatan kerja 5. Perkembangan kemajuan teknologi 6. Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik 7. Hambatan masuk industri tinggi Ancaman 1. Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi 2. Kenaikan harga bahan baku 3. Banyaknya produk substitusi 4. Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi 5. Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi

115 Lampiran 6. Hasil Matriks QSPM Faktor Internal Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS Kekuatan lokasi restoran yang strategis Citarasa Internasional Pelayanan konsumen yang memuaskan Kualitas produk terjaga Modal tersedia Inovasi Produk 0.06 Pemberian kartu saran Harga khusus untuk menu pelajar Program call back sebagai bentuk customer relationship Layanan hotspot elemahan Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM Tidak memiliki layanan delivery khusus Pencapaian target penjualan belum stabil Tenaga kerja tidak terspesialisasi Penggunaan website belum optimal Kegiatan promosi kurang gencar Area parkir kurang memadai eluang Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat 0.08 Pertumbuhan jumlah penduduk Bogor Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat 0.097

116 Cukup tersedia angkatan kerja Perkembangan kemajuan teknologi Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik Hambatan masuk industri tinggi ncaman Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi Kenaikan harga bahan baku Banyaknya produk substitusi Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi Total

117 Lampiran 7. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Ali Baba Restaurant, Bogor. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN (STUDI KASUS ALI BABA RESTAURANT, BOGOR) IDENTITAS RESPONDEN Nama : Pekerjaan/Jabatan : Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisis kuesioner ini secara lengkap, objektif dan benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat. Peneliti Rini Dewi Ratnasari H DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

118 1. Penilaian Bobot terhadap Faktor Internal Perusahaan (Kekuatan dan Kelemahan) Petunjuk Pengisian Penilaian bobot setiap variabel dengan menggunakan skala 1,2,3 Nilai 1 : Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal Nilai 2 : Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal Nilai 3 : Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Catatan : cara membaca perbandingan dimulai pada variabel pada baris 1 terhadap kolom 1 dan harus konsisten. Faktor Internal A B C D E F G H I J K L M Total A B C D E F G H I J K L M Total Keterangan: 1. Kekuatan A = Lokasi restoran yang strategis B = Citarasa Internasional C = Pelayanan konsumen yang memuaskan D = Kualitas produk terjaga E = Modal tersedia F = Inovasi produk G = Pemberian kartu saran H = Adanya harga khusus untuk menu pelajar I = Program call back sebagai bentuk customer relationship J = Layanan hotspot 2. Kelemahan K = Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM L = Tidak memiliki layanaan delivery khusus M = Pencapaian target penjualan belum stabil N = Tenaga kerja tidak terspesialisasi O = Penggunaan website belum optimal

119 P = Kegiatan promosi kurang gencar Q = Area parkir kurang memadai Kuesioner Penentuan Bobot dan Rating 3. Penilaian Bobot terhadap Faktor Eksternal Perusahaan (Peluang dan Ancaman) Petunjuk Pengisian Penilaian bobot setiap variabel dengan menggunakan skala 1,2,3 Nilai 1 : Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal Nilai 2 : Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal Nilai 3 : Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Catatan : cara membaca perbandingan dimulai pada variabel pada baris 1 terhadap kolom 1 dan harus konsisten. Faktor A B C D E F G H I J K L M Total Eksternal A B C D E F G H I J K L M Total Keterangan : 1.Peluang A = Perubahan Pola dan Gaya hidup Masyarakat B = Pertumbuhan jumlah penduduk kota Bogor C = Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat kota Bogor D = Cukup tersedia angkatan kerja E = Perkembangan kemajuan teknologi F = Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik G = Hambatan masuk industri tinggi 2. Ancaman H = Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi I = Kenaikan harga bahan baku J = Banyaknya produk substitusi K = Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi L = Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi

120 4. Pemberian Peringkat terhadap Faktor Internal Perusahaan (Kekuatan dan Kelemahan) 1.1 Pemberian Peringkat terhadap Kekuatan Perusahaan Petunjuk Pengisian a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda ( ) pada pilihan Bapak. b. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan dibawah ini: Skala 4 = jika faktor tersebut sangat kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 3 = jika faktor tersebut kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 2 = jika faktor tersebut lemah dibandingkan dengan pesaing Skala 1 = jika faktor tersebut sangat lemah terhadap pesaing Menurut Bapak, bagaimana kondisi perusahaan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing atau industri-industri yang memproduksi produk sejenis dalam hal faktor-faktor kekuatan yang dimiliki perusahaan sebagai berikut : No Kekuatan Lokasi restoran yang strategis 2 Citarasa Internasional 3 Pelayanan konsumen yang memuaskan 4 Kualitas produk terjaga 5 Modal tersedia 6 Inovasi produk 7 Pemberian kartu saran 8 Adanya harga khusus untuk menu pelajar 9 Program call back sebagai bentuk customer relationship 10 Layanan hotspot 1.2 Pemberian Peringkat terhadap Kelemahan Perusahaan Petunjuk Pengisian: a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kelemahan usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan kelemahan tanda (V) pada pilihan Bapak. b. Pemberian beringkat didasarkan pada keterangan berikut ini: Skala 4 = jika faktor tersebut sangat lemah terhadap pesaing Skala 3 = jika faktor tersebut lemah terhadap pesaing

121 Skala 2 = jika faktor tersebut kuat terhadap pesaing Skala 1 = jika faktor tersebut sangat kuat terhadap pesaing Menurut Bapak, bagaimana kondisi perusahaan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing yang memproduksi produk sejenis dalam hal ini faktor-faktor kelemahan yang dimiliki perusahaan sebagai berikut: No Kelemahan Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM 2 Tidak memiliki layanaan delivery khusus 3 Pencapaian target penjualan belum stabil 4 Tenaga kerja tidak terspesialisasi 5 Penggunaan website belum optimal 6 Kegiatan promosi kurang gencar 7 Area parkir kurang memadai 2. Pemberian Peringkat terhadap Faktor Eksternal Perusahaan (Peluang dan Ancaman) 2.1 Pemberian Peringkat terhadap Peluang Perusahaan Petunjuk Pengisian a. Tentukan nilai peringkat atau rating didasarkan pada kemampuan usaha dalam meraih peluang yang ada berikut ini dengan memberikan tanda (V) pada pilihan Bapak. b. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini: Skala 1 = sangat rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut kurang Skala 2 = rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut rata-rata Skala 3 = tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut diatas ratarata Skala 4 = sangat tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut superior. Menurut Bapak, bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghadapi peluang tersebut :

122 No Peluang Perubahan Pola dan Gaya hidup Masyarakat 2 Pertumbuhan jumlah penduduk kota Bogor 3 Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat kota Bogor 4 Cukup tersedia angkatan kerja 5 Perkembangan kemajuan teknologi 6 Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik 7 Hambatan masuk industri tinggi 2.2 Pemberian Peringkat terhadap Ancaman Perusahaan Petunjuk pengisian: a. Tentukan nilai peringkat atau rating didasarkan pada besarnya ancaman usaha dalam mempengaruhi usaha dimasa yang datang dengan cara memberikan tanda ( ) pada pilihan Bapak. b. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini: Skala 1 = sangat tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut superior Skala 2 = tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut diatas rata-rata Skala 3 = rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut rata-rata Skala 4 = sangat rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut kurang Menurut Bapak, bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghadapi ancaman tersebut: No Ancaman Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi 2 Kenaikan harga bahan baku 3 Banyaknya produk substitusi 4 Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi 5 Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi 6 Kenaikan harga bahan baku 7 Banyaknya produk substitusi

123 Lampiran 8. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Attractiveness Score (AS) Alternatif Strategi Pemasaran Ali Baba Restaurant, Bogor. KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN ATTRACTIVENESS SCORE ALTERNATIF STRATEGI PEMASARAN ALI BABA RESTAURANT ANALISIS STRATEGI PEMASARAN (STUDI KASUS ALI BABA RESTAURANT, BOGOR) IDENTITAS RESPONDEN Nama : Pekerjaan/Jabatan : Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisis kuesioner ini secara lengkap, objektif dan benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat. Peneliti Rini Dewi Ratnasari H DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

124 Tujuan: Penentuan Alternatif Strategi dengan QSPM Untuk menunjukan kemenarikan relatif dan alternatif-alternatif yang dihasilkan dari matriks SWOT, guna menetapkan strategi mana yang paling tepat untuk dihasilkan terlebih dahulu oleh perusahaan. Alternatif Strategi yang dihasilkan dari Analisis SWOT a. Strategi 1 : Meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi seperti membuka outlet atau stand-stand di pusat perbelanjaan. b. Strategi 2 : Meningkatkan efektivitas promosi melalui iklan, media, dan website serta meningkatkan sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta mengadakan program pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari liburan nasional dan konsumen yang berulang tahun. c. Strategi 3: Memberikan pelatihan kepada SDM muda untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah. d. Strategi 4 : Meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan pemasok. e. Strategi 5 : Melakukan efisiensi biaya produksi agar dapat menekan biaya seminimal mungkin sehingga dapat menurunkan harga jual. f. Strategi 6 : Meningkatkan fasilitas berupa penyediaan sarana area parkir yang memadai dan layanan delivery khusus dengan merekrut tenaga kerja yang berkualitas serta pembuatan sertifikasi halal dari BPOM. Petunjuk Pengisian: Mengajukan pertanyaan, apakah faktor sukses kritis berpengaruh pada alternatif strategi yang ada. Jika jawabannya tidak maka kolom AS tidak perlu diisi, jika jawabannya ya maka kolom AS diisi dengan: 4 = jika alternatif strategi sangat menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain. 3 = jika alternatif strategi cukup menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain. 2 = jika alternatif strategi agak menarik dibandingkan dengan relatif terhadap alternatif lain. 1 = jika alternatif strategi tidak menarik dibandingkan dengan relatif terhadap alternatif lain.

125 Matriks QSP Faktor Kunci Internal Total Prioritas Strategi Bob ot Strategi 1 Startegi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS Matriks QSP Faktor Kunci Eksternal Total Prioritas Strategi Bob ot Strategi 1 Startegi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

126 Lampiran 9. Produk Makanan Ali Baba Restaurant

127 Lampiran 10. Fasilitas Pendukung Ali Baba Restaurant

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Restoran Restoran adalah salah satu jenis usaha pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Restoran 2.1.1. Definisi Restoran Menurut Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Nomor 73/PW.105/MPPT/1985 dalam Christvelldy (2007), restoran adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Restoran Restoran adalah bangunan yang menetap dengan segala peralatan yang digunakan untuk proses pembuatan (pengolahan) dan penjualan (penyajian) makanan dan minuman bagi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran 2.2 Jenis Restoran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran 2.2 Jenis Restoran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran Restoran berasal dari bahasa Prancis yaitu restaurer. Kemudian kata tersebut di serap ke dalam bahasa Inggris menjadi restaurant yang berarti memulihkan atau

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Restoran Menurut SK Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM 73/PW 105/MPPT-85, restoran adalah salah satu jenis usaha dibidang jasa pangan yang bertempat disebagian

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pangan, yaitu makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar bagi manusia untuk mempertahankan hidupnya selain kebutuhan sandang dan papan. Hal ini berarti merupakan

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM :

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM : Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT Nama : Dewi Ratnasari NPM : 11210912 Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Manajemen Latar Belakang Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor)

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor) ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor) SKRIPSI SAUD PARTOGI HAMONANGAN SITORUS H34076138 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA (Kasus: Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) Taman Topi dan Rahat Cafe di Bogor) SKRIPSI BESTARI DEWI NOVIATNI

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran Menurut UU RI No. 34 Tahun 2000 5, restoran adalah tempat menyantap makanan dan minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jenis tataboga

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) Oleh : CITRA WIDYALESTARI A 14105522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi sumber penghasilan devisa Negara dan menjadi penunjang perkembangan pembangunan Negara. Indonesia

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Biaya Pengeluaran Rata-rata Per Hari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan di Jawa Barat Tahun 2006 dan 2008

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Biaya Pengeluaran Rata-rata Per Hari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan di Jawa Barat Tahun 2006 dan 2008 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia mengalami banyak proses modernisasi yang terjadi pada berbagai aspek kehidupan, antara lain pada aspek sosial, budaya, teknologi, dan ekonomi. Aspek sosial,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran Pecel Lele Lela, Bogor.

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran Pecel Lele Lela, Bogor. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran Pecel Lele Lela, Bogor. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PECEL

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan karena memiliki peran yang besar dalam kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan karena memiliki peran yang besar dalam kegiatan perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Perkembangan pariwisata di dunia sudah sangat maju dan terus dikembangkan karena memiliki peran yang besar dalam kegiatan perekonomian masyarakat suatu Negara

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bogor merupakan salah satu kota yang banyak dikunjungi wisatawan dikarenakan memiliki ciri khas yaitu banyaknya makanan yang bervariasi, udara yang sejuk, memiliki

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) Oleh : DESTI FURI PURNAMA H 34066032 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Efisiensi Menurut Sedarmayanti (2001 : 23), pengertian efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang berpotensi untuk dijadikan objek pariwisata. Perkembangan industri pariwisata Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MAKANAN SIAP SAJI DI KENTUCKY FRIED CHICKEN

ANALISIS PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MAKANAN SIAP SAJI DI KENTUCKY FRIED CHICKEN ANALISIS PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MAKANAN SIAP SAJI DI KENTUCKY FRIED CHICKEN CABANG PAJAJARAN, BOGOR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN Oleh YUGI RAMDHANI A.14101057 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Oleh YANDI ASDA MUSTIKA H 34066131 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI NOPE GROMIKORA H34076111 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN NOPE

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN MARLIA PRATIWI.

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Perusahaan Restoran Karimata merupakan usaha perseorangan yang didirikan oleh Bapak Agung Eko Widodo pada tanggal 22 Desember 2008. Restoran ini pertama kali didirikan

Lebih terperinci

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI DWIANA SILVI LEUNAWATI A14103669 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A.14105704 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SARI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan atau pangan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar dan suatu kebutuhan primer manusia untuk mempertahankan hidupnya. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka pariwisata adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambah barang atau jasa sebagai

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian dan perancangan yang digunakan dalam penyusunan Rumah Makan Sepuasnya (All You

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR Oleh PITRI YULIAN SARI H 34066100 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN VI. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Restoran Karimata Restoran Karimata didirikan pada tanggal 22 Desember 2008 oleh Bapak Agung Eko Widodo di wilayah Sentul Selatan. Restoran

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR SKRIPSI EGRETTA MELISTANTRI DEWI A 14105667 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang kepuasan telah banyak dilakukan sebelumnya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Nanang (2010) penelitian tentang Analisis Hubungan kepuasan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang dipentingkan konsumen dalam memilih gerai pizza

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen RM Wong Solo yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penerimaan per bulan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR Titik Hidayati A14102584 PROGRAM STUDI SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa perlu menjaga kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk

Lebih terperinci

Karakteristik Konsumen 1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan 4. Pekerjaan 5. Pendapatan 6. Etnis

Karakteristik Konsumen 1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan 4. Pekerjaan 5. Pendapatan 6. Etnis KERANGKA PEMIKIRAN Rumah Makan Wong Solo merupakan salah satu restoran waralaba lokal yang memiliki peluang pasar yang baik dan sudah cukup dikenal oleh masyarakat pada umumnya. Saat ini Rumah Makan Wong

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan karena selain sebagai sumber penerimaan daerah kota Bogor serta pengembangan dan pelestarian seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tempat tujuan wisata yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tempat tujuan wisata yang banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara tempat tujuan wisata yang banyak diminati dan dikunjungi oleh berbagai wisatawan baik dari dalam negeri ataupun luar negeri.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 6 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Pemasaran Pemasaran merupakan sebuah proses sosial yang bertumpu pada pemenuhan kebutuhan individu dan kelompok dengan menciptakan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA SKRIPSI MUHAMMAD SALIM R H34076107 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN Berdasarkan hasil data dan mengenai karakteristik konsumen, analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap mutu atribut dan pelayanan, maka

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A 14105563 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat arus informasi telah berkembang dengan sedemikian rupa sehingga pengaruhnya dapat dengan cepat terlihat dan terasa

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A14104093 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran (Marsum 2009 dalam Firbani 2006) menjelaskan bahwa, restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasikan secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan 144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB VI KESIMPULAN & SARAN BAB VI KESIMPULAN & SARAN 6. Kesimpulan berikut: Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai. Faktor-faktor yang dianggap penting oleh konsumen dalam pemilihan restaurant

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kebutuhan hidup manusia tidak lepas dari dua kebutuhan utama, yaitu kebutuhan primer atau pokok dan kebutuhan sekunder atau penunjang. Makanan merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu mencermati perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. perlu mencermati perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi kehidupan manusia terutama pada dunia usaha saat ini. Di samping itu, banyaknya usaha bermunculan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Marsum (2000), restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisir secara komersil, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan komunikasi yang sebelumnya menuntut peralatan yang begitu. dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan komunikasi yang sebelumnya menuntut peralatan yang begitu. dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi informasi yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Kegiatan komunikasi yang sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun Tahun Jumlah Pertumbuhan (%)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun Tahun Jumlah Pertumbuhan (%) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang terdiri dari beragam suku dan adat istiadat serta norma-norma yang dianut. Keragaman suku yang ada di Indonesia memiliki budaya

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Restoran Klasifikasi Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Restoran Klasifikasi Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Restoran Kata restoran berasal dari bahasa Perancis yaitu restaurer, dengan arti yaitu tempat menyediakan makanan. Restoran memiliki makna sebagai tempat menyajikan beragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan menjadi tujuan integrasi ekonomi regional pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan primer manusia adalah sandang, pangan dan papan. Manusia membutuhkan makanan (pangan) agar dapat terus melakukan aktivitas dan bertahan hidup. Dengan demikian,

Lebih terperinci

ANALISIS BENCHMARKING BISNIS KOMPETITIF STEAK (Studi Kasus Obonk Steak and Ribs di Bogor, Jawa Barat) Oleh : ZULKA AFIFFEY A

ANALISIS BENCHMARKING BISNIS KOMPETITIF STEAK (Studi Kasus Obonk Steak and Ribs di Bogor, Jawa Barat) Oleh : ZULKA AFIFFEY A ANALISIS BENCHMARKING BISNIS KOMPETITIF STEAK (Studi Kasus Obonk Steak and Ribs di Bogor, Jawa Barat) Oleh : ZULKA AFIFFEY A14105629 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran dan Cafe Restoran termasuk dalam industri jasa boga yang merupakan industri yang bergerak dalam pengelolaan makanan siap santap (Fardiaz, 1994). Restoran adalah

Lebih terperinci

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING 6.1 Analisis Lingkungan Usaha Kecil Menengah Sate Sop Kambing Usaha kecil menengah mempunyai peran yang strategis dalam

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata atau tourism secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Restoran 2.1.1. Definisi dan Sejarah Perkembangan Restoran Menurut Atmodjo (2005), restoran adalah suatu industri yang tak terbatas, yaitu industri yang melayani makanan

Lebih terperinci

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR. Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR. Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A 14103540 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Semakin berkembangnya dunia bisnis di Indonesia maka semakin besar pula persaingan di dunia bisnis antar pengusaha. Sebuah usaha terjadinya persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam makanan terdapat komposisi seperti karbohidrat, lemak dan protein.

BAB I PENDAHULUAN. dalam makanan terdapat komposisi seperti karbohidrat, lemak dan protein. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan hal yang wajib dipenuhi oleh setiap orang. Makanan menjadi sumber energi untuk melakukan segala aktivitas, karena dalam makanan terdapat komposisi

Lebih terperinci

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pariwisata di dunia saat ini dari masa ke masa demikian pesat dan menjadi hal penting bagi setiap negara dan kalangan industri pariwisata. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara Di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara Di Indonesia Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata di Indonesia saat ini sudah mulai berkembang dimana hal ini ditandai oleh banyaknya tempat wisata yang ada di Indonesia serta peningkatan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis kuliner di Indonesia saat berkembang sangat pesat seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat dan bertambahnya jumlah penduduk.

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN RESTORAN GAMPOENG ACEH CABANG DARI BANDUNG DI BOGOR

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN RESTORAN GAMPOENG ACEH CABANG DARI BANDUNG DI BOGOR FORMULASI STRATEGI PEMASARAN RESTORAN GAMPOENG ACEH CABANG DARI BANDUNG DI BOGOR SKRIPSI FITRI JUNIKA SIREGAR H34086038 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI MOHAMAD IKHSAN H34054305 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pia Apple Pie didirikan pada tanggal 28 September 1999 oleh tiga orang wanita yang telah lama bersahabat yaitu Dr. Baby

Lebih terperinci

KUESIONER AWAL L1-1. Tingkat Kepentingan Penting Tidak Penting

KUESIONER AWAL L1-1. Tingkat Kepentingan Penting Tidak Penting L1-1 KUESIONER AWAL Para Responden Yang Terhormat, Saya selaku mahasiswa Bandung, bermaksud menyebarkan kuesioner untuk memperoleh data dalam pembuatan Tugas Akhir. Saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi kehidupan manusia terutama pada dunia usaha saat ini. Di samping itu, banyaknya usaha bermunculan

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KUNJUNGAN KONSUMEN KAFE BACA DI BUKU KAFE, DEPOK JAWA BARAT

ANALISIS SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KUNJUNGAN KONSUMEN KAFE BACA DI BUKU KAFE, DEPOK JAWA BARAT ANALISIS SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KUNJUNGAN KONSUMEN KAFE BACA DI BUKU KAFE, DEPOK JAWA BARAT OLEH : FANNY RAMA A. 14104547 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

Oleh : THOMSON BERUTU A

Oleh : THOMSON BERUTU A ANALISIS MANAJEMEN STRATEGI GIANT (PT. HERO SUPERMARKET, Tbk.) DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN RITEL DI KOTA BOGOR (Studi Kasus di Giant PT. Hero Supermarket, Tbk. Botani Square) Oleh : THOMSON BERUTU A 14105616

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dampak positif dari globalisasi adalah aksesibilitas informasi dan kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Dampak positif dari globalisasi adalah aksesibilitas informasi dan kemajuan ilmu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap berbagai bidang, baik itu politik, sosial, ekonomi, budaya, serta perilaku dan kebiasaan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2%

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2% BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin majunya perkembangan zaman dan teknologi, gaya hidup masyarakat sekarang mulai berangsur angsur berubah mengikuti perubahan zaman. Banyaknya tempat

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN COFFEESHOP WARUNG KOPI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI IVAN STENLEY H

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN COFFEESHOP WARUNG KOPI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI IVAN STENLEY H ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN COFFEESHOP WARUNG KOPI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI IVAN STENLEY H34052032 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN RUMAH CUP CAKES & BBQ BOGOR, JAWA BARAT

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN RUMAH CUP CAKES & BBQ BOGOR, JAWA BARAT ANALISIS STRATEGI PEMASARAN RUMAH CUP CAKES & BBQ BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI RESTY KRISTINA H34086074 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 RINGKASAN RESTY

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan Sejarah Perusahaan 1.2 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan Sejarah Perusahaan 1.2 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan Nama Usaha : Siete Cafe & Garden Tahun Berdiri : Mei 2012 Alamat : Jalan Sumur Bandung No. 20 Telepon : 022-2500453 Jam Operasi :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional atau global. Fenomena ini semakin menyadarkan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PAKET INBOUND TOUR: STUDI KASUS DI PT. LOTUS ASIA TOURS JIMBARAN BALI

STRATEGI PEMASARAN PAKET INBOUND TOUR: STUDI KASUS DI PT. LOTUS ASIA TOURS JIMBARAN BALI STRATEGI PEMASARAN PAKET INBOUND TOUR: STUDI KASUS DI PT. LOTUS ASIA TOURS JIMBARAN BALI Camelia Agatha Mahayu Putri I Putu Sudana I GPB. Sasrawan Mananda Email : cameliagatha@gmail.com PS. S1 Industri

Lebih terperinci

PROPOSAL Kedai Goyang lidah PasundanPeluang Bisnis

PROPOSAL Kedai Goyang lidah PasundanPeluang Bisnis PROPOSAL Kedai Goyang lidah PasundanPeluang Bisnis makanan sunda dengan Investasi Rendah ANDA, bisa langsung mulai menjalankan Bisnis dan menjadi PENGUSAHA Info kedai sunda: Refi Eko Priyanto Jl. Cilendek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian GAMBAR 1.1 Kedai Aceh Cie Rasa Loom Buah Batu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian GAMBAR 1.1 Kedai Aceh Cie Rasa Loom Buah Batu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kedai Aceh Cie Rasa Loom merupakan salah satu Rumah Makan yang menyediakan masakan khas daerah Aceh di Bandung. Kedai Aceh Cie Rasa Loom terletak di

Lebih terperinci

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, eraglobalisasi memperluas pasar produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep makanan siap saji (fast food) dan restoran atau rumah makan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. konsep makanan siap saji (fast food) dan restoran atau rumah makan. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini dunia usaha dalam bidang kuliner di Indonesia telah berkembang dengan pesat. Baik usaha baru, usaha yang sudah ada kemudian melakukan ekspansi, maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bogor memiliki lokasi sangat strategis, karena letaknya berdekatan dengan wilayah DKI Jakarta. Kota Bogor juga memiliki keunggulan karena didukung sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai peran penting dan strategis bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara maju. Pada saat krisis ekonomi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini makanan bukan hanya kebutuhan melainkan juga menjadi bagian dari gaya hidup seseorang. Peningkatan minat masyarakat untuk mengunjungi restoran disebabkan oleh

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SEPATU PADA CV. MULIA CIOMAS, BOGOR. Oleh : Arief Widiatmoko A

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SEPATU PADA CV. MULIA CIOMAS, BOGOR. Oleh : Arief Widiatmoko A ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SEPATU PADA CV. MULIA CIOMAS, BOGOR Oleh : Arief Widiatmoko A14102135 DEPARTEMEN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 RINGKASAN ARIEF

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A 14104631 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci