Optimalisasi Kompetensi Widyaiswara Melalui Membaca dan Menulis. Oleh: Mardhiati Thamrin, S.Si (Widyaiswara Pertama BDK Padang)
|
|
- Liana Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Optimalisasi Kompetensi Widyaiswara Melalui Membaca dan Menulis Oleh: Mardhiati Thamrin, S.Si (Widyaiswara Pertama BDK Padang) Abstrak Kegiatan membaca dan menulis merupakan sebuah keniscayaan bagi seorang widyaiswara. Dengan banyak membaca dan menulis akan dapat mengoptimalkan kompetensi widyaiswara dalam melaksanakan proses kegiatan pelaksanaan dan pengembangan diklat serta kegiatan pengembangan profesi. Membaca dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan widyaiswara dan dengan menulis, seorang widyaiswara dapat mengaktualisasi dirinya selain juga untuk memenuhi kebutuhan angka kredit. Namun, karena kurang terbangunnya kebiasaaan membaca dan menulis, terkadang membuat widyaiswara kurang termotivasi untuk senantiasa melakukan kedua kegiatan ini. Oleh karena itulah, agar membaca dan menulis menjadi kegiatan yang menyenangkan dan memberdayaan sehingga dapat mengoptimalkan kompetensi widyaiswara dapat dilakukan beberapa trik yang akan dikupas pada tulisan ini. Kata kunci : optimalisasi, kompetensi, membaca, menulis. A. Pendahuluan Seorang widyaiswara tentu seyogyanya tidak lepas dari kegiatan membaca dan menulis. Aktivitas membaca dan menulis sangat penting sekali, apalagi bagi widyaiswara, yang masih pemula,memang harus banyak belajar (membaca dan menulis). Membaca merupakan aktivitas yang memperkaya khasanah pengetahuan. Sedangkan menulis bagi widyaiswara bukan hanya sekedar untuk mengumpulkan angka kredit, tetapi juga merupakan ajang pengungkapan pikiran bahkan pengungkapan isi jiwa dan hati, meningkatkan rasa percaya diri dan sebagai bentuk aktualisasi diri. Dengan banyak membaca dan menulis akan dapat meningkatkan kompetensi widyaiswara dalam melaksanakan kegiatan pelaksanaan dan pengembangan diklat serta kegiatan pengembangan profesi. Kristiawan (2009) menyebutkan bahwa idealnya widyaiswara adalah pengajar yang baik sekaligus penulis yang baik. Untuk bisa menulis harus menjadi pembaca yang baik, yang memiliki kebiasaan membaca yang baik (reading habit). Dengan kata lain, seorang widyaiswara yang baik seharusnya tidak hanya banyak mengajar tetapi juga banyak membaca dan menulis. Tentu mustahil bagi seorang widyaiswara akan lancar dalam memfasilitasi pembelajaran diklat jika tidak menguasai bahan atau materi ajarnya. Oleh karena itu, salah satu upaya untuk menunjang atau mengoptimalkan proses pembelajaran suatu materi diklat tentu seorang widyaiswara harus banyak belajar (membaca dan menulis).
2 Namun, terkadang membaca dan menulis seringkali menjadi aktivitas yang membebani karena masih belum membudaya dalam diri kita. Dan untuk itulah, pada tulisan ini, akan dibahas bagaimana menjadikan aktivitas membaca dan menulis sebagai aktivitas yang menyenangkan dan tidak membebani, sehingga membaca dan menulis menjadi suatu kegiatan yang memberdayakan yang dapat mengoptimalkan kompetensi widyaiswara dalam melaksanakan proses belajar mengajar. B. Pembahasan 1) Pentingnya Membaca dan Menulis Aktivitas membaca dan menulis tidak bisa dipisahkan dari kehidupan dan keseharian kita. Dalam Al-Qur an yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5, Allah SWT menyatakan bahwa: Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu yang amat pemurah. Yang mengajarkan manusia (menulis) dengan pena. Yang mengajarkan kepada manusia apa-apa yang tidak diketahui. Diturunkannya wahyu pertama dengan kata pertama iqra ini menunjukkan arti pentingnya membaca. Membaca merupakan jalan yang mengantar manusia mencapai derajat kemanusiaannya yang sempurna. Sehingga, tidak berlebihan bila dikatakan, bahwa membaca adalah syarat utama guna membangun peradaban. Dan bila diakui bahwa semakin luas pembacaan semakin tinggi peradaban, maka semakin kecil pembacaan, merupakan indikasi rendahnya tingkat peradaban. Kristiawan (2009) menyatakan bahwa salah satu tujuan terpenting membaca menurut adalah mengobarkan gagasan dan upaya untuk bersikap kreatif. Dengan membaca, kita mampu menyelami pikiran orang lain dan menambahkan pemikiran serta pengalaman orang lain ke dalam pemikiran dan pengalaman kita sendiri. Sementara itu, perintah menulis memang tidak secara eksplisit disebutkan oleh Al- Qur an sebagaimana perintah membaca. Tapi, membaca dan menulis sejatinya merupakan dua aktivitas yang tidak dapat dipisahkan. Sehingga perintah membaca secara tersirat sebenarnya juga merupakan isyarat perintah untuk menulis. Sebab tidak ada kata membaca jika tidak ada bahan yang dapat dibaca. Jadi, membaca dan menulis adalah kegiatan satu paket. Persis dua sisi mata uang. Menulis tanpa membaca akan menghasilkan tulisan yang tidak bermutu. Hernowo (2009) menyatakan, menulis adalah sejenis keterampilan. Untuk dapat menguasai keterampilan menulis, seseorang perlu berproses menulis atau membiasakan diri menulis dalam rentang waktu yang panjang. Senada dengan Hernowo, Santoso (2009) menyatakan bahwa menulis merupakan sebuah proses, mengembangkan kemampuan berpikir dinamis, kemampuan analitis dan kemampuan membedakan berbagai hal secara akurat dan
3 valid. Menulis bukan hanya sebuah cara mendemonstrasikan apa yang telah diketahui, lebih dari itu, menulis adalah cara memahami apa yang telah diketahui serta memperluas rasa keingin-tahuan. Bagi seorang widyaiswara, membaca dan menulis merupakan sebuah keniscayaan. Proses pembelajaran suatu materi diklat akan berjalan optimal kalau disertai kegiatan membaca dan menulis. Sebelum mengajar, tentu seorang widyaiswara mempersiapkan diri dengan membaca buku atau bahan ajar yang terkait dengan materi ajarnya. Dengan banyak membaca akan memperluas cakrawala pengetahuan dan pemahaman widyaiswara sehingga akan dapat mengoptimalkan kompetensi widyaiswara dalam melaksanakan proses pembelajaran suatu diklat. Selanjutnya, menulis juga sangat penting bagi seorang widyaiswara. Semakin sering widyaiswara membuat tulisan baik berbentuk artikel, jurnal, modul ataupun buku, akan semakin banyak angkat kredit untuk point pengembangan profesional yang terkumpul. Dengan demikian akan mempermudah untuk naik pangkat dan mencapai jenjang jabatan fungsional yang lebih tinggi. Menurut Santoso (2009), karya tulis/karya ilmiah widyaiswara sudah tentu tidak hanya untuk meningkatkan mutu profesionalismenya secara berkesinambungan. Tidak sekedar demi angka kredit. Tetapi haruslah menjadi bukti andil dalam pengamalan ilmu, penyebarluasan informasi yang dipandang amat baik dan bermutu, yang akan menjadi sangat bermakna bagi kepuasan batinnya. 2) Menjadikan Membaca dan Menulis Sebagai Aktivitas yang Menyenangkan dan Memberdayakan Hammadar (2013) mengungkapkan, membaca dan menulis tidak dapat dikatakan kegiatan yang enteng dan mudah. Membaca dan menulis merupakan keterampilan (skill), karenanya baca tulis mensyaratkan suatu pembiasaan diri dan disiplin. Konsentrasi dan kesungguhan merupakan kualitas yang diperlukan untuk dapat dikatakan membaca yang baik. Oleh karena itu, sebelum melakukan kedua kegiatan ini, maka kita harus mengetahui dulu manfaat apa yang bisa diambil dari kegiatan membaca dan menulis yang diistilahkan dengan AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku?). Membaca yang baik apalagi sampai bisa melahirkan karya tulis yang bagus pula, tidaklah mudah. Memahami sesuatu berarti kita juga harus mengupayakan konsentrasi yang tinggi, berfikir mendalam, mengaitkan, menghubungkan, mengabungkan dan merangkum sekaligus mengikatnya. Inilah sebuah konsep yang ditawarkan oleh Hernowo (2009) yang dinamakan dengan "mengikat makna". Hukum utama "mengikat makna" adalah tidak
4 memisahkan kegiatan membaca dengan menulis. Kita akan menjadi mudah dan ringan dalam menulis apa pun yang ingin kita tulis, termasuk menulis karya ilmiah apabila memadukan kegiatan membaca dan menulis. Menulis memerlukan membaca dan membaca memerlukan menulis. Lebih lanjut, Hernowo (2009) mengungkapkan, bahwa untuk dapat membaca dan menulis dengan mudah dapat digunakan sebuah teknik yang berbasiskan kerja otak yang disebut teknik brain-based writing. Teknik ini merupakan sebuah teknik membaca dan menulis berbasis kerja otak yang diilhami buku Eric Jensen. Menurut Hernowo (2009), writing dalam brain-based writing sudah mencakup reading. Jadi, teknik brain-based writing merupakan sebuah teknik yang memadukan kegiatan membaca dan menulis dalam satu paket. Berdasarkan penelitian Roger Sperry dalam Hernowo (2009) mengungkapkan bahwa setiap manusia memiliki dua belahan otak-kiri dan kanan- yang bekerja berbeda. Otak kiri bekerja secara teratur, sementara otak kanan bekerja secara bebas. Kita dapat melakukan kegiatan membaca dan menulis dengan memanfaatkan sifat-sifat khas setiap belahan otak tersebut. Jika kita ingin membaca dengan memanfaatkan otak kanan, maka bacalah sebuah buku dari halaman mana saja (secara acak) yang halaman tersebut bisa menghubungkan diri kita dengan materi buku yang paling menarik. Jika kita membaca buku itu secara urut, maka kita lebih banyak memanfaatkan fungsi otak kiri. Oleh karena itu, dengan memahami fungsi otak kanan, kita pun dapat membuat variasi membaca yang tidak biasa. Selanjutnya, menulis adalah kegiatan merangkai huruf menjadi kata, kalimat, paragraf yang terstruktur dan punya makna. Terkait masalah ini, sebagai seorang widyaiswara tentu kita dituntut untuk menulis karya tulis yang sifatnya ilmiah yang mengikuti aturan-aturan tertentu. Namun, terkadang kita sering terjebak dengan pelbagai aturan tersebut di awal kita memulai sebuah tulisan, sehingga sering membuat kebuntuan untuk mengalirkan ide-ide kreatif dan menjadikan kegiatan menulis menjadi sesuatu yang berat dan membebani. Oleh karena itu, agar menulis menjadi aktivitas yang menyenangkan dan memberdayakan, maka Hernowo membagi dua ruang untuk menulis. Dua ruang itu adalah ruang privat dan ruang publik. Ruang privat" sifatnya sangat pribadi dan hanya individu yang menulis itulah yang eksis, sementara "ruang publik" adalah ruang di mana individu itu harus mengikuti aturan pihak lain ketika menulis. "Ruang privat" ini sifatnya subjektif, dan "ruang publik" itu objektif. Ruang privat memberikan kita ruang untuk menuangkan segala apa yang kita pikirkan tanpa harus mengikuti aturan-aturan tata penulisan sehingga kita bisa bebas berekspresi. Menulis di ruang privat ini semisal menulis catatan harian (diari). Terbiasa menulis diari akan membuat kita terlatih menuangkan apa yang kita pikirkan, apa yang kita
5 rasakan menjadi sebuah kata-kata. Dengan demikian ruang privat memberikan tempat bagi kita untuk berlatih sebelum kita terbiasa menulis pada ruang publik. Jadi, menulis di "ruang publik" akan jauh lebih mudah dan ringan jika diawali dengan menulis di "ruang privat". Kemudian, berdasarkan teknik brain-based writing, maka ketika memulai menulis, biarkan terlebih dahulu otak kanan untuk menulis bebas (free writing). Kita bebaskan lebih dulu diri kita dari jeratan aturan menulis yang telah ada di benak kita. Dalam menjalani kegiatan menulis, kita benar-benar melibatkan keinginan, harapan, dan kemampuan kita. Kegiatan menulis ini tidak datang dari luar, tetapi dari dalam. Jadi, ketika kita menulis di "ruang privat", kita mengendalikan semua hal yang ingin kita tulis dan kita menggunakan cara-cara yang memang sesuai dengan kemampuan kita. Jika kita dapat mengawali menulis seperti ini, kita tentu bisa menikmati kegiatan menulis. Inilah kegiatan menulis di "ruang privat". Dan itu bisa dijalankan siapa saja dan bisa untuk menulis materi apa saja termasuk materi yang berkadar karya ilmiah. Selama ini, seringnya kita mengawali menulis terjebak pada pelbagai aturan yang membelenggu (otak kiri). Tentu, setelah semua hal yang akan kita tulis bisa dikeluarkan secara spontan dan bebas, kemudian kita meminta bantuan otak kiri untuk menata kalimat-kalimat yang kemungkinan masih kasar dan berantakan tersebut. Akhirnya, kegiatan menulis akan menjadi kegiatan yang mengasyikkan dan memberdayakan diri kita. Selanjutnya, Hernowo (2011) menjelaskan bahwa emosi sangat mempengaruhi pemikiran kita ketika melakukan aktivitas membaca dan menulis. Jika emosi bersifat negatif (marah, benci, kesal, dan semacamnya), sifat pemikiran akan turun ke bawah dan bekerjalah otak primitif yang ada di batang otak. Sebaliknya, jika emosi bersifat positif (bahagia, lega, nyaman, dan semacamnya), sifat pemikiran akan naik ke atas dan otak paling canggih, otak bahasa, akan bekerja secara dahsyat. Jadi, bacalah buku-buku yang memang kita sukai. Carilah terlebih dahulu materi buku tersebut yang memberikan manfaat dan membuat kita senang. Demikian juga ketika menulis. Pilihlah topik yang memang kita sukai dan membuat kita bersemangat menuliskannya. Sebab pilihan kita (suka atau tidak suka) dapat mengubah emosi kita dan emosi berpengaruh pada pemikiran kita. C. Penutup Membaca dan menulis merupakan aktivitas yang penting sekali untuk mengoptimalkan kompetensi widyaiswara dalam melaksanakan proses kegiatan pelaksanaaan dan pengembangan diklat serta kegiatan pengembangan profesi. Membaca merupakan
6 aktivitas yang dapat menghantarkan kita untuk melihat dunia, yang akan memperkaya khasanah pengetahuan dan pemahaman widyaiswara terhadap suatu materi diklat. Menulis bagi seorang widyaiswara bukan hanya sekedar untuk mengumpulkan angka kredit, tapi haruslah menjadi bukti andil dalam pengamalan ilmu, penyebarluasan informasi yang dipandang amat baik dan bermutu dan sebagai bentuk aktualisasi diri. Oleh karena itu, mari kita jadikan membaca dan menulis sebagai sebuah kebutuhan bukan sebagai keharusan. DAFTAR RUJUKAN Hammadar Membaca Untuk "Mengikat Makna " Yang Asyik. komunitasbaca.com /2013 /02/membaca-untuk-mengikat-makna-yang-asyik_10.html. Diakses Rabu, 14 Mei Hernowo Mengikat Makna UpDate: Membaca dan Menulis yang Memberdayakan. Bandung: Kaifa. Hernowo Brain-Based Writing / 12/23 /brain-based-writing/. Diakses Rabu 14 Mei 2014 Hernowo.Tips Teknik Penulisan Karya Ilmiah dengan Metode Mengikat Makna. Diakses Rabu 14 Mei 2014 Santoso, Budi Widyaiswara harus angkat pena :...memangnya sulit...!?. Buletin CAHAYA WANA, Balai Diklat Kehutanan Bogor. wordpress. Com /2009/01/1.pdf. Kristiawan Optimalisasi Proses Belajar Mengajar Widyaiswara. Jurnal Widyaprana. Vol.II No.5.
BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi sosial. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Komunikasi lisan terkait
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya untuk mencerdaskan kehidupan Bangsa sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terkait pada beberapa aspek pengetahuan, salah
Lebih terperinciMENULIS SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN BUDAYA BACA DAN PROFESIONALISME PUSTAKAWAN Haryani Pustakawan UPT Perpustakaan Undip
MENULIS SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN BUDAYA BACA DAN PROFESIONALISME PUSTAKAWAN Haryani Pustakawan UPT Perpustakaan Undip Abstrak Menulis merupakan sarana seseorang untuk menyampaikan ide atau gagasan kepada
Lebih terperinci2014/06/22 07:00 WIB - Kategori : Artikel Penyuluhan MANAJEMEN KONFLIK BAGI PENYULUH PERIKANAN
2014/06/22 07:00 WIB - Kategori : Artikel Penyuluhan MANAJEMEN KONFLIK BAGI PENYULUH PERIKANAN KOTA KENDARI (8/6/2014) www.pusluh.kkp.go.id Kalimat seperti kamu tidak seharusnya melakukan itu...!!! atau
Lebih terperinciPUSTAKAWAN MENULIS, APAKAH SUATU KEHARUSAN Purwani Istiana Pustakawan Universitas Gadjah Mada
PUSTAKAWAN MENULIS, APAKAH SUATU KEHARUSAN Purwani Istiana Pustakawan Universitas Gadjah Mada Email: nina@ugm.ac.id ( Artikel ini telah dimuat pada: Info Persada: Media Informasi Perpustakaan Universitas
Lebih terperinciPENTINGNYA WORKSHOP DAN PELATIHAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIDYAISWARA DALAM MEMBUAT KARYA TULIS ILMIAH
PENTINGNYA WORKSHOP DAN PELATIHAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIDYAISWARA DALAM MEMBUAT KARYA TULIS ILMIAH Oleh : Alfian Jamrah Widyaiswara Ahli Madya pada Bandiklatprov Sumatera Barat A Pendahuluan Widyaiswara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan, khususnya di SD. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran tidak dapat terlepas dari peranan guru dan kepala sekolah dalam mengelola satuan pendidikan, khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia industri ada beberapa faktor pokok yang dapat membantu suatu industri menajadi lebih baik dan lebih maju, faktor-faktor tersebut ialah modal, tanaga
Lebih terperinciBagaimana Memotivasi Anak Belajar?
Image type unknown http://majalahmataair.co.id/upload_article_img/bagaimana memotivasi anak belajar.jpg Bagaimana Memotivasi Anak Belajar? Seberapa sering kita mendengar ucapan Aku benci matematika atau
Lebih terperinciJurnal Mitra Pendidikan (JMP Online)
Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online) URL : http://e-jurnalmitrapendidikan.com JMP Online Vol 1, No. 10, 1021-1030. 2017 Kresna BIP. ISSN 2550-481 DESKRIPSI PENGGUNAAN OTAK KIRI DAN OTAK KANAN PADA PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. produktif yang memiliki potensi untuk berkembang. Dalam kehidupan
BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya merupakan makhluk berbudi, cerdas, kreatif dan produktif yang memiliki potensi untuk berkembang. Dalam kehidupan bermasyarakat,
Lebih terperinciMenyajikan Presentasi Seminar
Menyajikan Presentasi Seminar 1 Kebanyakan kegiatan belajar melibatkan presentasi secara lisan oleh siswa. Pada suatu kegiatan belajar atau seminar, topik yang akan dibahas umumnya telah diberikan di awal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.
Lebih terperinci2014 PENERAPAN METODE QUANTUM WRITING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang dapat berkomunikasi, menyampaikan gagasan, dan menciptakan suatu karya dengan menulis. Cahyani, I. dan Hodijah (2007, hlm.115) menyatakan bahwa menulis adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghargaan atas dasar prestasi dan kinerjanya. dengan meningkatkan profesionalisme dalam melakukan pekerjaan sebagai guru.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diterbitkannya Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah suatu bukti pengakuan terhadap peningkatan profesionalitas pekerjaan guru dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan wahana pendidikan yang sedang digalakkan oleh pemerintah dan sedang menjadi suatu lahan yang sangat menguntungkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. komponen keterampilan yang harus diperhatikan dan dilatih, yaitu keterampilan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Untuk meningkatkan keterampilan manusia dalam berbahasa, terdapat empat komponen keterampilan yang harus diperhatikan dan dilatih, yaitu keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imas Gumelar, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran yang berorientasi pada optimalisasi pengembangan pada aspek pengetahuan dan keterampilan siswa seharusnya terjadi pada setiap mata pelajaran, termasuk mata
Lebih terperinciPENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Oleh Azam Rizqi Muttaqin NIM. FO.5.4.10.135 Persoalan pendidikan hingga kini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2006), hlm Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah telah menurunkan al-qur an sebagai kitab akhir zaman. Ia adalah sumber agama Islam pertama dan utama. 1 Al- Qur an merupakan Kalamullah yang diturunkan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan pendapat, gagasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bahasa menjadi bagian yang tak terpisahkan, dari pendidikan secara umum di semua aspek ilmu pengetahuan.kenyataan ini mengisyaratkan bahwa pada dasarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bila dimanfaatkan dengan maksimal akan menghasilkan penemuan-penemuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang memiliki modal yang sangat besar untuk mencapai keberhasilan dalam hidupnya. Modal tersebut salah satunya adalah otak yang bila dimanfaatkan dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
70 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Pada tanggal 4 April 2016 peneliti melakukan penelitian yang pertama. Peneliti datang ke sekolah MTs Darul Hikmah pada pukul 08.30 WIB. Ketika sampai di sekolahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting terhadap kemajuan suatu bangsa di dunia. Pendidikan diproses
Lebih terperinciTranskrip Video Modul 2.2. Kursus Membaca Cepat Online
Transkrip Video Modul 2.2. Kursus Membaca Cepat Online http://www.membacacepat.com Modul 2 Bagian 2 Membaca Aktif dan Kritis Terima kasih Anda telah bergabung kembali bersama saya, Muhammad Noer dalam
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PADA TEKS ARGUMENTASI MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 JEPON
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PADA TEKS ARGUMENTASI MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 JEPON KABUPATEN BLORA TAHUN AJARAN 2008/2009 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi
Lebih terperinciKURIKULUM TULIS bimba-aiueo
KURIKULUM TULIS bimba-aiueo 1. MOTORIK KASAR 2. MOTORIK HALUS KAPAN ANAK SIAP DILATIH MOTORIK HALUS? Ketika anak sudah cukup mampu melakukan motorik kasar. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTORIK HALUS DICAPAI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap muslim laki-laki dan perempuan. Sebagaimana Allah SWT mengutus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perintah untuk belajar, membaca, mengarang wajib hukumnya bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan. Sebagaimana Allah SWT mengutus Malaikat Jibril untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang diturunkan oleh-nya, melalui malaikat Jibril kepada nabi Muhammad SAW, sebagai pedoman serta tuntunan bagi manusia, Al-Qur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar di kelas masih memiliki kendala dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar di kelas masih memiliki kendala dalam mengembangkan potensi berpikir siswa. Kecenderungan umum yang hadir di kelas sekolah bersifat
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 50 /Dik-2/2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses kegiatan belajar mengajar di kelas bagi siswa tidak selamanya berlangsung secara normal. Kadang-kadang lancar, kadangkadang tidak, kadang-kadang menyenangkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki tujuan mengembangkan keterampilan berbahasa siswa dimana keterampilan berbahasa itu terdiri dari empat aspek yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan bahwa mata pelajaran
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA PASCA PERMENPAN NOMOR 14 TAHUN Penulis : Adang Karyana S
PENGEMBANGAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA PASCA PERMENPAN NOMOR 14 TAHUN 2009 Penulis : Adang Karyana S Widyaiswara Madya pada Pusdiklat Bea dan Cukai I. PENDAHULUAN Pengertian Widyaiswara berasal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahan ajar merupakan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan ajar merupakan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Risma Dwi Saraswati, SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis merupakan kegiatan kebahasaan yang memiliki peranan penting terhadap ilmu pengetahuan dalam mengantarkan suatu pemahaman ataupun gagasan-gagasan, sebagaimana
Lebih terperinciPEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN MINAT BACA PADA SISWA. Dosen : Nanik Arkiyah, M.
PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN MINAT BACA PADA SISWA Dosen : Nanik Arkiyah, M.IP Nama Kelas : Dewi Kartikasari : 7A NIM : 1300005349 PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa, serta memberikan sikap-sikap atau emosional yang seimbang.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu sarana pembelajaran anak usia belajar. Pembelajaran merupakan proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan
Lebih terperinciBahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu
Lebih terperinciPROBLEM KENAIKAN PANGKAT GURU Oleh : Istamaji, S.I.Kom (Analis Kepegawaian Pertama Kantor Kementerian Agama Kab. Way Kanan)
PROBLEM KENAIKAN PANGKAT GURU Oleh : Istamaji, S.I.Kom (Analis Kepegawaian Pertama Kantor Kementerian Agama Kab. Way Kanan) PENDAHULUAN Guru kini semakin menghadapi permasalahan yang cukup berat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Sri Wahyuni, Tesis : Kemampuan Koneksi Matematika siswa SMP dalam Memecahkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjang kemajuan teknologi. 1 Matematika juga menjadi salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi menjadi pilar utama dalam melahirkan sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi menjadi pilar utama dalam melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, ini dapat dilakukan melalui peningkatan ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciMENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING
MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING Suhel Madyono Universitas Negeri Malang Alamat: Tunjung, Udanawu, Blitar, HP: 085733311038 e-mail: suhel.madyono.fip@um.ac.id Abstrak: Metode pembelajaran di SD
Lebih terperinci200 kata permenit (kpm) : Kecepatan baca rata-rata anak sekolah dasar.
PERHATIKAN data berikut. 200 kata permenit (kpm) : Kecepatan baca rata-rata anak sekolah dasar. Benar. Kecepatan baca rata-rata anak sekolah dasar, tepatnya mereka yang belum lama dan berlum berpengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia sepanjang hidupnya. Pendidikan dapat diartikan sebagai proses kegiatan mengubah perilaku individu kearah kedewasaan
Lebih terperinciMYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR
MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR Personality Questionaire PANDUAN PENGISIAN MBTI NO. A 1. Isilah dengan jujur & refleksikan setiap pernyataan yang ada ke dalam keseharian Anda 2. JANGAN terlalu banyak berpikir,
Lebih terperinciOleh : YANTI FITRIYANTI
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK QUANTUM WRITING PADA SISWA KELAS X SMKN 1 KARANGPAWITAN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh : YANTI FITRIYANTI 1021.0514 Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai kedudukan yang sangat penting. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan agar pelajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan
1 BAB I PENDAHULUAN peserta didik agar dapat mengenali siapa dirinya, lingkungannya, budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan perasaannya. Penggunaan bahan ajar yang jelas, cermat
Lebih terperinciPENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S Oleh: ARI YUDANI NIM : Q 100 070 620 Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan
Lebih terperinciMengukir Masa dengan Tulisan
Mengukir Masa dengan Tulisan -Aulia Rahim- Jika kau bukan anak raja atau bangsawan dan bukan anak ulama besar besar, maka menulislah. (Imam Al Ghazali) Menulis merupakan suatu aktivitas yang mulia. Aktivitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Andrea Hirata, penulis buku Laskar Pelangi bisa sukses bukan karena ilmu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Andrea Hirata, penulis buku Laskar Pelangi bisa sukses bukan karena ilmu finance yang ia pelajari di Sorbonne Perancis, akan tetapi karena kemampuan daya imajinasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung pada kemampuan dan keterampilannya dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014, Hlm: 28 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah berbagai usaha yang dilakukan oleh seseorang (pendidik) terhadap seseorang (anak didik) agar tercapai perkembangan maksimal yang positif.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Membaca sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari karena membaca
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Membaca sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari karena membaca merupakan perilaku yang positif. Perilaku yang harus diawali dengan pembiasaan sebelum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan ujaran atau ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan ujaran atau ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi dan interaksi yang sangat penting bagi manusia. Melalui
Lebih terperinci2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat
Lebih terperinciModel Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan
Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan Ruang lingkup Ekonomi tersebut merupakan cakupan yang amat luas, sehingga dalam proses pembelajarannya harus dilakukan bertahap dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dosen diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan. pembelajaran yang digunakan sebagai perangkat dasar kemudian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah pekerjaan dapat dikatakan sebuah profesi apabila salah satu syaratnya dilandasi oleh suatu disiplin ilmu. Keilmuan yang melandasi sebuah profesi seiring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu kegiatan antara peserta didik dengan pendidik, antar peserta didik, ataupun peserta didik dengan berbagai sumber belajar guna mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan satu bentuk pendidikan formal pada pendidikan anak usia dini. Taman Kanak-kanak yang disingkat TK adalah salah satu bentuk satuan
Lebih terperinciTips Menangani Pertanyaan Peserta Diklat. Oleh: Wakhyudi. Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP. Abstrak
Tips Menangani Pertanyaan Peserta Diklat Oleh: Wakhyudi Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP Abstrak Dalam proses belajar mengajar, terdapat berbagai dinamika yang dialami, baik oleh widyaiswara maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, maka siswa diharapkan dapat mengusai keterampilan-keterampilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran wajib dan utama diajarkan di Sekolah Dasar. Dengan belajar Bahasa Indonesia, maka siswa diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ayat di atas bermakna bahwa setiap manusia yang tunduk kepada Allah
BAB I PENDAHULUAN Dalam Firman-Nya Al-Qalam ayat 43 : A. Latar Belakang Masalah (dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehidupan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia)
Lebih terperinciKIAT BERPRESTASI JABATAN FUNGSIONAL. Oleh : Drs. Saharisir, M.Pd. Abstrak
KIAT BERPRESTASI JABATAN FUNGSIONAL Oleh : Drs. Saharisir, M.Pd Abstrak Jabatan Fungsional memiliki klasifikasi/pengelompokan dan jenis bidang keahlian yang dipekerjakan di Instansi Pemerintah. Dari sisi
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA PENELITIAN TINDAKAN KELAS Diajukan Kepada Program Studi Magister
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Sesuai dengan data hasil penelitian dan pembahasan terhadap data hasil penelitian sebagaimana telah penulis paparkan, penulis dapat menyimpulkan beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Seiring zaman yang selalu berkembang dan dunia pendidikan yang selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. 1. Latar Belakang Masalah Seiring zaman yang selalu berkembang dan dunia pendidikan yang selalu mengalami perubahan, manusia sebagai makhluk
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERBAHASA ANAK MELALUI METODE BERNYANYI DI TK MOJOREJO 1 SRAGEN
UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERBAHASA ANAK MELALUI METODE BERNYANYI DI TK MOJOREJO 1 SRAGEN SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Anak Usia
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R
KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 184/Dik-1/2010 T e n t a n g
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis karangan merupakan kompetensi dasar yang harus dicapai pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV sekolah dasar. Terdapat beberapa kompetensi dasar yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan di mana pun berada. Pendidikan sangat penting artinya
Lebih terperinci2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22,
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.113, 2014 KEMENSESNEG. Penerjemah. Fungsional. Standar Kompetensi. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI
Lebih terperinciHUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG
HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG Oleh: Mira Elfiza, Andria Catri Tamsin, Zulfikarni Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menara Kudus), Jilid II, hlm Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Kudus:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayatnya. Pendidikan juga sebagai sarana untuk mengenal peradaban, kebudayaan
Lebih terperinciPENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)
PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup manusia. kearah kearifan ( wisdom), pengetahuan ( knowledge), dan etika ( conduct).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang samakin canggih menuntut manusia untuk mampu menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku siswa agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetensi bahasa Indonesia dibagi menjadi 4 aspek yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek ini saling berkaitan satu dengan yang lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan merupakan suatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Ini dikarenakan pengetahuan merupakan salah satu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek yakni keterampilan
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek yakni keterampilan mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam perkembangan ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Simpulan berikut merupakan jawaban atas pertanyaan terkait dengan penerapan pengembangan model pembelajaran Writing untuk mahasiswa Sastra Inggris di Unsoed
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH 1
BAHAN AJAR FASILITASI DAN BIMBINGAN TEKNIS PENGUATAN PENGAWAS SEKOLAH KARYA TULIS ILMIAH 1 Oleh MUHAMMAD NURSA BAN 2 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 2.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya reformasi pembelajaran yang sedang berkembang di Indonesia, saat ini para guru atau calon guru banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, maka pada
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Persoalan budaya dan karakter bangsa saat ini tengah menjadi sorotan. Berbagai permasalahan yang muncul seperti kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia sebagai upaya untuk memajukan peradaban dan mengembangkan ilmu pengetahuan seiring dengan kemajuan zaman.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ya Hedi Saputra, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengacu pada perundang-undangan yang berlaku, tentang pengertian pendidikan telah disebutkan dalam Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara berurutan. Keterampilan tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Lebih terperinci2015 PENERAPAN MATEMATISASI BERJENJANG SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA SMP
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu kunci seseorang untuk meraih kesuksesan. Dengan pendidikan seseorang dapat melihat dunia, mengejar citacita dan mewujudkan impiannya. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Membaca pada dasarnya adalah mengubah lambang-lambang tertulis
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Membaca pada dasarnya adalah mengubah lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi yang bermakna. Kegiatan membaca tidak muncul dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang penting. Oleh karena itu menulis merupakan salah satu standar kompetensi dalam pelajaran Bahasa Inggris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nuraeni, 2014 Meningkatkan kemampuan berbicara melalui Penggunaan media puzzle
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara merupakan salah satu aspek dari keterampilan berbahasa yang sangat diperlukan bagi perkembangan bahasa anak. Perkembangan bahasa merupakan kemampuan
Lebih terperinci