PENCARIAN KITAB BESERTA PASAL PADA ALKITAB BERDASARKAN KATA DENGAN MENGGUNAKAN STRUKTUR DATA TRIE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENCARIAN KITAB BESERTA PASAL PADA ALKITAB BERDASARKAN KATA DENGAN MENGGUNAKAN STRUKTUR DATA TRIE"

Transkripsi

1 PENCARIAN KITAB BESERTA PASAL PADA ALKITAB BERDASARKAN KATA DENGAN MENGGUNAKAN STRUKTUR DATA TRIE Ir. Suhatati Tjandra Abstrak Proses pengambilan informasi (information retrieval) merupakan hal yang sangat penting, sehingga diperlukan suatu algoritma pengambilan informasi yang benar-benar efisien. Struktur data trie yang berasal dari kata retrieval merupakan pengembangan dari struktur data tree yang banyak digunakan untuk penyimpanan dan pencarian data. Struktur data trie yang dibentuk adalah Binary Search Tree Trie, yaitu struktur data trie yang menggunakan konsep binary search tree. Diharapkan struktur data BST Trie ini dapat meningkatkan performansi dari array trie maupun list trie yang lebih umum dipakai saat ini. Kata kunci Tree, Trie, Binary Search Tree, Insert, Searching, Kitab I. Latar Belakang Struktur data trie yang berasal dari kata retrieval merupakan pengembangan dari struktur data tree yang banyak digunakan untuk penyimpanan dan pencarian data. Karena merupakan pengembangan dari struktur data tree, maka trie juga memiliki node dan penghubung seperti pada tree. Setiap penghubung menjadi penentu arah dari informasi yang disimpan dalam trie tersebut. Trie menyimpan informasiinformasi dalam bentuk blok informasi. Dan blok informasi itu sendiri berbentuk node. Struktur data trie merupakan salah satu struktur data yang banyak digunakan untuk fasilitas pengolah kata elektronis yaitu fasilitas yang memungkinkan pengguna aplikasi pengolah kata untuk dapat memeriksa ejaan dari dokumen yang sedang diketik. Selain itu trie sering diaplikasikan untuk menyimpan kata-kata yang terdiri dari simbol-simbol yang berarti pada sebuah aplikasi atau terdiri dari hurufhuruf yang membentuk suatu kata tertentu seperti yang terdapat dalam sebuah kamus. Pada makalah ini akan dibahas tentang bagaimana membentuk suatu trie dimana sebuah tree yang khusus digunakan untuk menyimpan kumpulan kata-kata yang terdapat pada Alkitab dan melakukan pencarian serta pengambilan pasal-pasal di Alkitab yang memuat kata-kata kunci tertentu. II. Tujuan Melalui penelitian dan penyusunan buku tesis ini diharapkan: Menganalisa dan mendesain bagaimana pembentukan struktur data trie agar dapat digunakan untuk pencarian pasal-pasal pada Alkitab dengan menggunakan satu atau lebih kata kunci. Desain metode/algoritma pencarian informasi pada Alkitab berdasarkan satu atau lebih kata kunci pada struktur data trie. Pembahasan konsep struktur data trie beserta operasi-operasi utama pada struktur data trie. Pembahasan konsep pembentukan trie dan pencarian dengan tabel untuk pengambilan informasi (information retrieval) pada struktur data berbasis tree. Pembuatan program untuk mengimplementasikan struktur data trie pada pencarian kitab beserta 1

2 pasal pada Alkitab berdasarkan satu atau lebih kata kunci. III. Konsep Dasar Trie Sebelum melangkah lebih jauh untuk mengenal struktur data trie, diperlukan pembahasan struktur data tree, dimana struktur data tree merupakan struktur data dasar pembentuk struktur data trie. Tree merupakan struktur data non linear yang didefinisikan sebagai kumpulan elemen dimana satu elemen disebut root dan elemen yang lain disebut node. Node dari sebuah tree terpecah menjadi sejumlah himpunan yang tidak saling berhubungan satu dengan yang lain, yang disebut subtree. Node yang tidak mempunyai cabang disebut leaf. Setiap subtree mempunyai root dan subtree-subtree (dengan kata lain sebuah subtree juga bisa merupakan sebuah tree). Dengan pengertian tersebut, maka tree dapat didefinisikan secara rekursif sebagai berikut: Sebuah node tunggal dapat merupakan sebuah tree Jika terdapat sebuah node N dan beberapa subtree T1, T2, T3, Tk yang tidak saling berhubungan, dan berakar pada node-node N1, N2, N3, Nk, maka dari node N dan subtreesubtree ini dapat dibentuk sebuah tree yang berakar pada node N. Contoh: Tree yang terdiri dari 12 node dengan root N0 T1 = { N1, N2, N3, N4, N5, N6 } T2 = { N7 } T3 = { N8, N9, N10, N11 } T1 adalah tree dengan root N1 T11 = { N2 } T12 = { N3 } T13 = { N4, N5, N6 } T2 adalah tree dengan root N7 T3 adalah tree dengan root N8 T31 = { N9 } T32 = { N10, N11} T13 adalah tree dengan root N4 T131 = { N5 } T132 = { N6 } T32 adalah tree dengan root N10 T321 = { N11 } Salah satu istilah yang sangat erat hubungannya dengan trie adalah M-Ary- Tree. M-Ary-Tree merupakan tree yang outdegree setiap node di dalamnya m atau dengan kata lain semua nodenya mempunyai child maksimal m node. Jika m=2, maka disebut binary tree sedangkan untuk m=3 disebut 3-ary tree. Apabila sebuah M-Ary tree outdegree setiap node didalamnya sama dengan m atau tidak ada sama sekali (leaf) disebut Full M-Ary Tree atau Complete M-Ary tree. Binary tree adalah himpunan dengan jumlah terbatas yaitu m buah node (m 0) yang selain kosong (m = 0) hanya dapat berisi sebuah node root yang memiliki dua buah subtree yang masing-masing disebut Sub Binary Tree Kiri dan Sub Binary Tree Kanan. Jika m = 0 disebut Empty Binary Tree. Gambar 1. Binary Tree Node pada binary tree secara umum selalu terdiri dari dua buah pointer untuk menunjukkan subtree kiri dan subtree kanan, serta informasi yang akan disimpan pada node tersebut. LPTR INFO RPTR Gambar 2. Stuktur Node Pada Penyimpanan Secara Linked Binary tree seringkali diterapkan dalam proses pencarian (searching), sehingga binary tree juga dikenal sebagai binary search tree. Binary Search Tree (BST) didefinisikan sebagai suatu binary tree yang setiap subtreenya mempunyai karakteristik atau syarat bahwa key pada node-node 2

3 subtree kiri lebih kecil dari pada key node root dan key node-node subtree kanan lebih besar dari pada key node root. Gambar 3. Binary Search Tree Deklarasi struktur data (pembentukan node) untuk binary search tree tidak berbeda dengan binary tree secara umum. Hanya ada aturan-aturan yang ditetapkan, dimana aturan-aturan inilah yang membedakan antara binary tree dan binary search tree (sesuai yang telah disebutkan pada definisinya). Sebelum menyisipkan (insert) sebuah node, node yang akan disisipkan perlu dibuat terlebih dahulu. Proses pembuatan sebuah node baru adalah sebagai berikut: pertama dialokasikan memori untuk node yang akan dibuat dengan fungsi New, dan selanjutnya menginisialisasi node tersebut dengan memasukkan data atau info pada NewNode^.Info dan nilai nil pada NewNode^.LPtr serta NewNode^.RPtr. Berikut ini adalah sebuah function Create_Node yang berfungsi membuat node baru sesuai dengan langkah-langkah yang telah diberikan. Berdasarkan definisinya, maka pencarian key tertentu pada suatu binary search tree dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan harga key yang dicari terhadap harga key dari root suatu subtree: jika harga key sama, maka key merupakan key yang dicari, berarti ketemu dan proses pencarian selesai. jika harga key lebih kecil, maka key berada di subtree kiri dan pencarian diteruskan atau diulang dalam subtree kiri. sebaliknya, jika harga key lebih besar, maka key berada di subtree kanan dan pencarian diteruskan atau diulang dalam subtree kanan. Penyisipan (insert) suatu key baru dilakukan dengan membentuk node untuk key tersebut dan disisipkan sebagai leaf baru pada posisi yang sesuai dengan posisi yang didapat setelah proses pencarian. Maksudnya apabila key yang akan disisipkan lebih kecil dari pada node root, maka key tersebut harus disisipkan pada subtree kiri, dan apabila key yang akan disisipkan lebih besar dari pada node root, maka key tersebut harus disisipkan pada subtree kanan. Hal ini juga berlaku untuk setiap subtree. Setelah memahami binary tree, selanjutnya akan dibahas mengenai struktur tree lain, yang bukan merupakan binary tree, melainkan pengembangan dari suatu general tree, yang dikenal dengan nama Trie. Trie merupakan salah satu struktur data yang banyak dipakai dalam computer science, sehingga dapat meningkatkan performansi dari aplikasi-aplikasinya. Banyak permasalahan yang terjadi berkaitan dengan proses pencarian (searching) dalam suatu tabel berdasarkan suatu key tertentu. Misalnya sebuah tabel terdiri dari field-field NRP, NAMA dan NILAI mahasiswa suatu matakuliah. Tabel 1 Tabel Nilai NRP NAMA NILAI 231 Ardi Nani Sani 90 Jika ingin mengetahui nilai dari Nani, maka perlu memasukkan NRP yaitu 232. Dalam hal ini NRP merupakan kunci (key) yang terdiri dari tiga digit yang masingmasing mempunyai kemungkinan antara 0 sampai 9. Implementasi permasalahan seperti diatas dapat dilakukan dengan sebuah tree yang disebut dengan Trie. Konsep struktur data trie merupakan ide atau pemikiran dari seorang yang bernama Bandais dan 3

4 kemudian diberi nama TRIE oleh Fredkin. Dimana nama trie yang biasanya dilafalkan sama dengan try berasal dari kata retrieval, maksudnya pengambilan informasi (information retrieval systems). Trie terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian cabang (branch) yang merupakan semua kemungkinan dari tiap karakter key (misal untuk angka kemungkinannya 0..9, huruf kecil kemungkinannya a..z, huruf besar kemungkinannya A..Z, dan seterusnya) dan bagian info yang berisi informasi yang akan diberikan jika key tersebut diakses. Root trie akan membentuk subtriesubtrie lagi dibawahnya yang merupakan wakil dari tiap-tiap karakter yang telah ditentukan pada bagian branch. Nilai nil diberikan jika tidak terdapat key seperti pada subtrie tersebut. Selanjutnya tiap-tiap subtrie tadi juga membentuk subtrie-subtrie lagi, demikian seterusnya hingga membentuk sebuah trie. Dari contoh permasalahan diatas, dapat digambarkan trie seperti gambar berikut ini: Gambar 4. Trie Tabel Nilai Node root (level 1) merupakan node initialisasi (node awal) yang terdiri dari branch dengan nilai 0..9 dan info nil. Tiaptiap kemungkinan dalam branch membentuk subtrie-subtrie lagi dengan ketentuan jika bukan merupakan key maka akan diberikan nilai nil. Subtrie (level 2) dari root untuk kemungkinan nilai 0, 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 adalah nil karena tidak ada key dengan nilai atau diawali dengan nilai 0, 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Subtrie (level 2) dari root untuk kemungkinan nilai 2 akan mempunyai info untuk key 2. Tetapi karena tidak ada key dengan nilai 2 maka info bernilai nil. Subtrie level 2 mempunyai subtrie lagi (level 3) hanya untuk kemungkinan hilai key 23, karena tidak ada key dengan nilai atau diawali dengan nilai 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29. Karena nilai untuk 23 sendiri tidak ada, maka info berisi nil. Demikian seterusnya. Subtrie level 4 adalah subtrie yang mewakili tiga karakter key. Tabel sebelumnya hanya menentukan tiga key yaitu 231, 232, 233, sehingga hanya ada tiga node atau subtrie level 4 dimana bagian infonya berisi data-data (Ardi, 86), (Nani,75), dan (Sani,90). Jadi untuk key yang terdiri dari tiga karakter memerlukan trie dengan empat level, dimana masing-masing level mengarah pada pembentukan dari key tersebut. Misalnya untuk key 233 dibentuk dari subtrie dengan nilai 2 (level 2), 23 (level 3) dam 233 (level 4). Penerapan diatas hanyalah merupakan salah satu contoh saja. Contoh lain dari penggunaan trie adalah pencarian arti kata dalam sebuah kamus. Key yang digunakan untuk pencarian adalah kata itu sendiri, sedang info yang dicari adalah arti dari kata tersebut. Contoh, akan dicari arti kata pool. Dengan asumsi bahwa seluruh karakter yang dipakai adalah huruf kecil, maka root dari trie akan mempunyai branch dengan nilai kemungkinan a sampai dengan z, demikian juga untuk huruf-huruf selanjutnya. Dan pencarian dilakukan berdasarkan masing-masing huruf pembentuk kata tersebut. Proses pencarian (searching) suatu key dalam sebuah trie dilakukan dengan menelusuri trie berdasarkan huruf demi huruf dari key yang akan dicari. Jika pada saat penelusuran, ternyata branch untuk 4

5 huruf key dari salah satu subtrie berisi nil, maka pencarian berhenti dengan mengeluarkan pesan bahwa key tidak ditemukan. Tetap apabila sampai semua huruf key tersebut, trie berhasil ditelusuri, maka dilihat bagian info pada subtrie terakhir, jika berisi nil berarti tidak ketemu, dan jika tidak berisi nil maka ditunjuk oleh bagian info merupakan informasi dari key tersebut dan menandakan key ditemukan. Proses penyisipan (insert) key pada sebuah trie dilakukan dengan cara yang hampir sama dengan proses search node. Mula-mula dilakukan penelusuran ke bawah dalam trie sesuai dengan key yang diinputkan, selanjutnya mengarahkan pointer info ke informasi dari key tersebut. Jika dalam proses penelusuran, dijumpai subtrie yang nil, maka dilakukan pembuatan node baru dan bukan keluar dari subrutin seperti yang dilakukan pada proses searching node. Proses penghapusan (delete) key pada trie dapat dilakukan dengan cara penelusuran ke bawah sesuai dengan key yang ingin dihapus, dan jika ditemukan key yang dimaksud maka info diisi atau dijadikan nil, sedangkan seandainya node tersebut berisi branch dan info yang nil, maka node tersebut harus dihapus. IV. Pembentukan Trie Alkitab Perjanjian Baru terdiri dari dua puluh tujuh kitab (Kitab Matius sampai dengan Kitab Wahyu), dimana tiap-tiap kitab memiliki jumlah pasal yang berbedabeda, dan tiap pasalnya memiliki jumlah ayat yang berbeda-beda. Sedangkan masing-masing ayat terdapat kalimat (tentunya lebih dari satu kata) yang mempunyai panjang yang berbeda-beda. Dalam dua puluh tujuh kitab ini terdapat dua ratus enam puluh pasal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Alkitab Perjanjian Baru terdiri dari ribuan kata-kata yang berbeda. Untuk itu dilakukan pemilihan katakata umum yang tidak dipakai sebagai key. Karena pembentukan struktur data trie dilakukan berdasarkan kata-kata yang dipakai sebagai kata kunci. Selain kata-kata umum, angka dan tanda baca juga tidak dipakai sebagai kata kunci. Yang dimaksud dengan kata-kata umum disini adalah kata sambung, kata depan, serta kata-kata lain yang sering muncul atau dipakai dalam percakapan sehari-hari. Kata-kata tersebut antara lain: ini, itu, di, dari, sini, situ dan masih banyak lagi yang lainnya. Tanda baca tentunya sudah dapat dipastikan tidak akan dipakai sebagai kata kunci. Demikian juga dengan angka, karena pada naskah Alkitab, angka hanya menunjukkan pasal dan ayat naskah firman. Sedangkan pencarian yang akan dilakukan berdasarkan kata-kata kunci bukan berdasarkan nomor pasal dan nomor ayat. Gambar 5. Kutipan Satu Ayat Alkitab Beserta Istilah Masing-masing Bagian Trie yang dibentuk untuk pencarian kata ini adalah Binary Search Tree Trie (BST Trie), yaitu trie yang memakai konsep binary search tree. Keunggulan BST trie dibanding array trie adalah BST trie bisa meniadakan tempat-tempat (space) kosong sehingga lebih hemat media. Sedangkan dibanding list trie, BST trie lebih unggul dalam proses pencarian atau searchingnya. Hal ini disebabkan karena pada list trie pencarian dilakukan berurutan sesuai dengan penunjuknya (left pointer dan right pointer) sedangkan dengan BST trie pencarian langsung diarahkan. Yaitu bila huruf yang dicari lebih kecil, pasti huruf itu berada pada subtree kiri dan bila huruf yang dicari lebih besar, pasti huruf tersebut berada pada subtree kanan, sehingga tidak perlu penelusuran yang terlalu panjang. Dengan kata lain, pencarian hanya dilakukan pada subtree tertentu (tidak semuanya). 5

6 Untuk proses pembentukan trie ini, langkah pertama yang dilakukan adalah membentuk array untuk menampung katakata kunci yang akan dibentuk trienya, dan array tersebut diurutkan berdasarkan hurufhuruf pada kata kunci. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pendeteksian adanya kata-kata yang sama pada suatu pasal. Karena masing-masing elemen array berisi satu kata, maka harus dilakukan pemisahan kata atau pengambilan satu kata demi satu kata. Dimana setiap kata dalam text dipisahkan oleh spasi. Tahap selanjutnya adalah membentuk trie dengan referensi kata-kata yang ada pada array tersebut. Dalam pembentukan trie, array dibaca perelemen array dan disisipkan pada struktur data trie yang dibentuk, apabila didapati atau ditemukan elemen array yang berisi kata yang sama atau kembar dengan elemen sebelumnya, maka elemen tersebut diabaikan karena kata ini sudah terbentuk trienya sehingga tidak perlu membentuk trie lagi untuk kata ini maupun melakukan pencatatan dari bab yang mana kata ini dibaca karena sudah pasti kata ini berasal dari bab yang sama dengan kata yang sebelumnya. Karena array dibentuk dari kata-kata yang terdapat pada setiap babnya, sehingga proses ini diulang mulai dari bab yang pertama sampai bab yang terakhir dari naskah Alkitab Perjanjian Baru. Sebagai contoh, kata-kata yang ada pada array adalah kata-kata agung, abba, abram, ajaib, ajaran, darah, dahsyat. Sehingga BST trie yang dibentuk dapat direpresentasikan seperti tampak pada gambar 6. Pada gambar tersebut, lingkaran menggambarkan suatu node dan garis menunjukkan path. Dimana path inilah yang menampung huruf-huruf yang menyusun kata-kata kunci. Pertama disisipkan kata agung, path pertama memuat huruf a, path kedua memuat huruf g, path yang ketiga memuat huruf u, path keempat memuat huruf n dan path kelima memuat huruf g. Karena huruf g merupakan huruf terakhir dari kata yang disisipkan, maka node yang ditunjuk oleh path terakhir diisi info dari kata agung. Info yang dimaksud adalah informasi alamat record pada list yang menunjukkan pasal-pasal mana yang memuat kata kunci tersebut. Untuk kata kedua, kata abba. Saat kata abba akan disisipkan pada trie, harus dilakukan penelusuran terhadap path-path yang sudah ada sesuai dengan jalur atau huruf pembentuk kata kunci. Hal ini disebabkan karena trie sudah pernah terbentuk jadi penelusuran dilakukan mulai dari node root. Path pertama adalah huruf a, ternyata path yang memuat huruf a sudah ada, maka dilakukan penelusuran path berikutnya. Path yang kedua adalah huruf b, sedangkan path yang sudah terbentuk adalah path huruf g. Karena huruf b lebih kecil dari huruf g maka path huruf b berada di sisi kiri path huruf g. Saat dilakukan penelusuran ternyata penunjuk ke sisi kiri dari path g belum ada atau kosong, maka dibentuk lagi path b dan penunjuk sisi kiri dari path g diisi alamat yang menunjukkan alamat path b. Kemudian penyisipan dilanjutkan untuk path b (yang kedua) dan path a. Kata kunci yang ketiga adalah abram. Penelusuran yang dilakukan sama dengan pada saat penyisipan kata abba. Path a diketemukan, path b diketemukan, path yang ketiga adalah r, padahal yang diketemukan adalah path b. Karena r lebih besar dari b maka penunjuk sisi kanan dari path b diisi alamat yang menunjukkan alamat path r dan kemudian dilanjutkan untuk path a dan m. Demikian proses ini dilanjutkan hingga semua kata kunci berhasil disisipkan ke dalam trie. Jika diperhatikan lebih lanjut, kelihatannya gambar 6 tidak menggambarkan suatu binary tree. Hal ini disebabkan karena pada gambar tersebut tampak ada path yang mempunyai tiga cabang. Path yang dimaksud adalah path g. Sepintas memang terlihat berbeda dengan definisi binary tree, karena binary tree pasti mempunyai dua cabang yaitu cabang kiri dan cabang kanan. Disini perlu ditegaskan kembali bahwa gambar 6 merupakan suatu contoh representasi BST Trie, dimana yang digambarkan adalah struktur data trienya 6

7 dan seperti telah disebutkan pada bab sebelumnya bahwa pada dasarnya sebuah trie adalah suatu m-ary tree. Maksudnya trie adalah tree yang outdegree setiap node di dalamnya m atau dengan kata lain semua nodenya mempunyai child maksimal m node. Gambar 6. Representasi BST Trie V. Pencarian Pada Trie Proses pencarian kata pada trie diawali dengan menelusuri node dan pathnya. Langkah pertama pasti memeriksa node root, kemudian path yang terhubung pada node tersebut. Apabila huruf yang dicari belum ditemukan, maka harus ditelusuri atau diperiksa node selanjutnya. Apabila huruf tersebut ditemukan, maka langkah selanjutnya adalah mengambil node selanjutnya yang harus ditelusuri. Dengan demikian berarti huruf pertama sudah ditemukan dan pencarian dilanjutkan dengan huruf berikutnya atau dengan kata lain dilanjutkan ke level tree berikutnya. Banyaknya level pencarian tergantung panjang huruf pembentuk kata yang dicari. Apabila huruf yang diperiksa tidak sama, maka ada dua kemungkinan yang bisa terjadi, yaitu: huruf itu ditemukan (pada level yang bersangkutan) atau huruf tersebut terletak pada subtree dari pada struktur data trie yang telah terbentuk. huruf tersebut tidak ditemukan (pada level yang bersangkutan). Kemungkinan pertama, huruf berada pada subtree. Apabila huruf yang dicari lebih kecil daripada alphabet yang sedang diperiksa, berarti huruf tersebut berada pada subtree kiri. Dan kebalikannya, apabila huruf yang dicari lebih besar daripada alphabet yang sedang diperiksa, berarti huruf tersebut berada pada subtree kanan. Kemungkinan yang kedua, adalah huruf yang ditelusuri tidak ditemukan pada level yang bersangkutan. Dengan demikian berarti kata tersebut tidak terdapat pada trie atau kata tersebut bukan merupakan kata kunci untuk pencarian kata. Kata tersebut bisa saja tidak terdapat dalam Alkitab Perjanjian Baru atau kata tersebut termasuk kelompok kata yang tidak dipakai sebagai kata kunci. Pernyataan bahwa huruf tersebut tidak diketemukan (pada level bersangkutan) tentunya didahului pencarian pada root maupun pada kedua subtree. Pencarian pada subtree akan dihentikan apabila left atau right yang harus ditelusuri ternyata berisi suatu nilai yang menunjukkan bahwa pencarian berakhir (misalnya diberi nilai 1). Left dan right merupakan penunjuk subtree kiri atau subtree kanan pada trie. Disinilah letak pemakaian konsep Binary Search Tree (BST). Proses pencarian ini dilakukan terus hingga semua huruf pembentuk kata sudah ditelusuri semuanya pada trie. Apabila kata yang dicari terdapat pada trie, maka info yang ada pada node terakhir penelusuran diambil, karena info inilah yang merupakan awal dari posisi kata tersebut berada pada naskah Alkitab Perjanjian Baru. Pencarian dilanjutkan karena mungkin saja kata tersebut terletak pada lebih dari satu pasal di Alkitab Perjanjian Baru. 7

8 Kegagalan dalam pencarian yang disebabkan karena kata yang dicari tidak terdapat dalam trie atau kata yang dicari bukan merupakan kata kunci, dapat juga terdeteksi lebih awal. Yaitu saat sebelum dilakukan penelusuran sampai dengan huruf terakhir. Misalnya kata yang dicari terdiri dari 5 huruf, dan kegagalan terdeteksi pada huruf ketiga karena huruf ketiga tidak ditemukan pada trie pada saat penelusuran tree level ketiga. Misalnya pencarian kata absah, huruf pertama dan kedua ditemukan, saat penelusuran kata ketiga, adalah i padahal yang dicari adalah huruf s berarti penelusuran selanjutnya harus pada subtree. Dan yang ditemukan adalah r berarti huruf ketiga masih belum ditemukan penelusuran dilanjutkan dan ditemukan y, selanjutnya dilakukan penelusuran subtree kiri karena s lebih kecil dari y, dilakukan penelusuran selanjutnya u, dan s lebih kecil dari u maka penelusuran selanjutnya adalah subtree kiri. Dan ternyata left bernilai -1. Ini berarti tidak ada lagi path yang lain. Sehingga dapat dipastikan bahwa kata absah tidak terdapat pada trie. Pada penelitian yang dilakukan juga dicoba untuk pencarian ganda, yaitu pencarian nama kitab dan pasal Alkitab Perjanjian Baru berdasarkan beberapa kata kunci. Jumlah atau banyaknya kata kunci yang dipakai tidaklah dibatasi. Intinya, apabila diinputkan beberapa kata kunci, maka hasil pencariannya adalah informasi nama kitab dan pasal yang memuat atau mengandung semua kata kunci yang diinputkan.baik kata-kata tersebut merupakan satu kalimat maupun kata yang berdiri sendiri. Pada dasarnya proses yang dilakukan pada pencarian ganda adalah proses pencarian kata yang dilakukan berulang kali untuk setiap kata kunci. Kemudian dilakukan pemilihan nama kitab dan pasal yang sama. Dengan demikian berarti pada kitab dan pasal yang terpilih itulah terdapat kata-kata kunci yang dicari. Sebagai contoh, dilakukan pencarian kata yosua maka akan tampil hasil pencariannya adalah Kisah Para Rasul 7 dan Ibrani 4. Dan pencarian kata babel hasilnya adalah Matius 1, Kisah Para Rasul 7, Wahyu 14, Wahyu 16, Wahyu 17 dan Wahyu 18. Apabila pencarian kedua kata ini digabung menjadi pencarian yosua babel maka hasil yang ditampilkan adalah Kisah Para Rasul 7. Hal ini disebabkan karena pada naskah Alkitab Perjanjian Baru, pasal yang memuat atau mengandung kata yosua dan kata babel adalah Kisah Para Rasul 7. VI. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan yang diambil adalah sebagai berikut: 1. Struktur data retrieval atau yang lebih dikenal dengan sebutan trie, tidak hanya dapat diterapkan untuk pencarian kata pada kamus ataupun hanya difungsikan untuk fasilitas spelling cheker, tetapi struktur data trie juga dapat digunakan untuk pencarian pasal-pasal dalam Alkitab yang mengandung kata-kata kunci tertentu. 2. BST trie dapat meningkatkan performansi array trie maupun list trie. Pada array trie adalah BST trie bisa meniadakan tempat-tempat (space) kosong sehingga lebih hemat media. Sedangkan pada list trie, BST trie dapat mempercepat waktu untuk proses pencarian atau searchingnya. 3. BST trie juga mempunyai kelemahan, yaitu pemakaian pointer yang banyak dan dapat menimbulkan keruwetan. Sehingga dibutuhkan ketelitian yang lebih tinggi dan kemungkinan besar terjadi pemborosan memori pada penyimpanan pointernya. 4. Lama pencarian pada struktur data BST trie tergantung dari panjang atau banyaknya huruf pembentuk kata kunci. Waktu pencarian tercepat (best case) terjadi apabila kata kunci yang dicari tepat pada setiap root dari subtree sehingga tidak perlu melakukan pemeriksaan terhadap left atau right pointer. Pemeriksaan cukup dilakukan n kali, dimana n adalah jumlah huruf pembentuk kata kunci. Sedangkan waktu pencarian terlama (worst case) terjadi bila jumlah node pada tiap level dalam tree sebanyak huruf yang ada (26 huruf). Sehingga pemeriksaan maksimal dilakukan sebanyak 26 x n pemeriksaan. 5. Pemilihan huruf untuk root setiap subtree pada BST trie mempengaruhi 8

9 keseimbangan daripada trie yang terbentuk. Dimana keseimbangan trie ini juga mempengaruhi waktu pencarian. Misal node root dimulai dari huruf a maka dapat dipastikan bahwa BST trie yang terbentuk menjadi berat sebelah (tidak seimbang) karena tidak punya subtree kiri. Adapun saran-saran yang dapat diberikan penulis berkaitan dengan topik penelitian dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Karena kelemahan struktur data trie ini terletak pada borosnya space, maka perlu dikembangkan lagi dengan desain struktur data yang lebih efisien lagi, tetapi tidak mengurangi sisi positif dari struktur data trie tersebut. Misalnya dengan mendesain suatu compact trie yaitu trie yang dapat dimampatkan.. 2. BST trie yang dibentuk pada penelitian ini, node rootnya adalah huruf a. Seperti telah dikemukakan pada kesimpulan point ke lima, bahwa trie ini tidaklah seimbang. Jadi untuk mempercepat proses pencarian, harus dilakukan analisa terhadap kata-kata kunci sehingga pada trie yang terbentuk root untuk setiap subtreenya adalah huruf yang tepat ada di tengahtengah. Dengan demikian BST trie yang terbentuk akan seimbang. 3. Dari struktur data didesain dan dibentuk pada penelitian ini belum dapat mencantumkan perikop dari ayat Alkitab. Sebaiknya desain ini dikembangkan lagi yaitu melakukan pencarian kelompok ayatayat Alkitab berdasarkan perikop. 4. Program dapat dikembangkan lagi bukan hanya untuk Perjanjian Baru saja, tetapi untuk seluruh bagian Alkitab (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru). Sehingga dapat lebih bermanfaat bagi orang-orang yang membutuhkan informasi tentang kitab dan pasal dalam Alkitab yang memuat topik tertentu. 5. Penambahan fasilitas pada program yaitu dengan pembatasan pencarian, misalnya hanya pada kitab yang aktif saja, Perjanjian yang aktif saja, dan sebagainya. [2] Drozdek, Adam Data Structures And Algorithms In C++. PWS Publishing Company.. [3] Knuth, Donald E The Art of Computer Programming, vol 3, Sorting & Searching. Second Edition. Addison Wesley Publishing Company. [4] Standish, Thomas A Data Structures, Algorithms, and Software Principles. Addison Wesley Publishing Company. [5] Treambly, Jean-Paul. Bunt, Rechard B An Introduction to Computer Science An Algorithmic Approach. Mc. GrawHill Inc. [6] [7] A/node1.html [8] 1/03-04/Ah/Notes/trees.pdf [9] 97/HTML/root/node22.html Referensi [1] Cantu, Marco Mastering Delphi 6. Sybex Inc. 9

BAB XI Manipulasi Binary Tree

BAB XI Manipulasi Binary Tree www.hansmichael.com - Bab XI. Manipulasi Binary Tree BAB XI Manipulasi Binary Tree 11.1 Insert Node 11.2 Search Node 11.3 Delete Node 11.4 Copy Tree 11.5 Latihan Soal Binary tree seringkali diterapkan

Lebih terperinci

STRUKTUR POHON (TREE) Pohon atau Tree adalah salah satu bentuk Graph terhubung yang tidak mengandung sirkuit.

STRUKTUR POHON (TREE) Pohon atau Tree adalah salah satu bentuk Graph terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Pertemuan 9 STRUKTUR POHON (TREE) ISTILAH-ISTILAH DASAR Pohon atau Tree adalah salah satu bentuk Graph terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Karena merupakan Graph terhubung, maka pada Pohon (Tree)

Lebih terperinci

Pemrograman Algoritma Dan Struktur Data

Pemrograman Algoritma Dan Struktur Data MODUL PERKULIAHAN Modul ke: 14Fakultas Agus FASILKOM Pemrograman Algoritma Dan Struktur Data ADT BINARY TREE Hamdi.S.Kom,MMSI Program Studi Teknik Informatika ISTILAH-ISTILAH DASAR Pohon atau Tree adalah

Lebih terperinci

STRUKTUR POHON (TREE) Pohon atau Tree adalah salah satu bentuk Graph terhubung yang tidak mengandung sirkuit.

STRUKTUR POHON (TREE) Pohon atau Tree adalah salah satu bentuk Graph terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Pertemuan 9 STRUKTUR POHON (TREE) ISTILAH-ISTILAH DASAR Pohon atau Tree adalah salah satu bentuk Graph terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Karena merupakan Graph terhubung, maka pada Pohon (Tree)

Lebih terperinci

Pertemuan 9 STRUKTUR POHON & KUNJUNGAN POHON BINER

Pertemuan 9 STRUKTUR POHON & KUNJUNGAN POHON BINER Pertemuan 9 STRUKTUR POHON & KUNJUNGAN POHON BINER DEFINISI POHON (TREE) Pohon (Tree) termasuk struktur non linear yang didefinisikan sebagai data yang terorganisir dari suatu item informasi cabang yang

Lebih terperinci

Lecture Notes On Algorithms and Data Structures. Oleh Thompson Susabda Ngoen

Lecture Notes On Algorithms and Data Structures. Oleh Thompson Susabda Ngoen Lecture Notes On Algorithms and Data Structures AVL TREE Oleh Thompson Susabda Ngoen Universitas Bina Nusantara Fakultas Ilmu Komputer 2003 Thompson S.N. AVL TREE 1 AVL TREE Binary Search Tree BST dibuat

Lebih terperinci

BAB IX LINKED LIST (SENARAI BERANTAI)

BAB IX LINKED LIST (SENARAI BERANTAI) BAB IX LINKED LIST (SENARAI BERANTAI) Double Linked List Double Linked List adalah suatu linked list yang mempunyai penunjuk yaitu penunjuk ke data sebelumnya dan berikutnya. Perhatikan gambar di bawah

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA BINARY SEARCH

ANALISIS ALGORITMA BINARY SEARCH ANALISIS ALGORITMA BINARY SEARCH Metode Binary search Binary search merupakan salah satu algoritma untuk melalukan pencarian pada array yang sudah terurut. Jika kita tidak mengetahui informasi bagaimana

Lebih terperinci

Studi Digital Tree dan Aplikasinya pada Kamus

Studi Digital Tree dan Aplikasinya pada Kamus Studi Digital Tree dan Aplikasinya pada Kamus Anis Istiqomah - NIM : 13505116 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if115116@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Buku Ajar Struktur Data

Buku Ajar Struktur Data B a g i a n 5 Tujuan Instruksional Khusus Pokok Bahasan Mahasiswa mampu menjelaskan struktur data nonlinier Tree. Mahasiswa mampu memahami operasi pada struktur data Tree Struktur data Tree secara umum.

Lebih terperinci

STRUKTUR POHON & KUNJUNGAN POHON BINER

STRUKTUR POHON & KUNJUNGAN POHON BINER STRUKTUR POHON & KUNJUNGAN POHON BINER Pohon (Tree) termasuk struktur non linear yang didefinisikan sebagai data yang terorganisir dari suatu item informasi cabang yang saling terkait Istilah istilah Dalam

Lebih terperinci

BINARY SEARCH TREE. TUJUAN UMUM Mahasiswa memahami binary search Tree

BINARY SEARCH TREE. TUJUAN UMUM Mahasiswa memahami binary search Tree BINARY SEARCH TREE TUJUAN UMUM Mahasiswa memahami binary search Tree Tujuan Khusus Bentuk Khusus Binary Tree Rekursive pada Binary Tree Tree Traversal Operasi pada Binary Tree Implementasi Binary Tree

Lebih terperinci

METODE AVL TREE UNTUK PENYEIMBANGAN TINGGI BINARY TREE

METODE AVL TREE UNTUK PENYEIMBANGAN TINGGI BINARY TREE METODE AVL TREE UNTUK PENYEIMBANGAN TINGGI BINARY TREE Suwanty 1 Octara Pribadi 2 Program Studi Teknik Informatika 1,2 STMIK TIME 1,2 Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan 1,2 e-mail : dharma_suwanty@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IX LINKED LIST (SENARAI BERANTAI)

BAB IX LINKED LIST (SENARAI BERANTAI) BAB IX LINKED LIST (SENARAI BERANTAI) Linked list atau biasa disebut senarai berantai adalah suatu kumpulan data yang saling terhubung antar 1 data dengan data berikutnya. Suatu element (disebut dengan

Lebih terperinci

Penerapan Pohon Dalam Heap Sort

Penerapan Pohon Dalam Heap Sort enerapan ohon Dalam Sort Firdi Mulia Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung, email: if17045@students.if.itb.ac.id Abstract Makalah ini membahas tentang penerapan pohon heap dalam metode pengurutan data

Lebih terperinci

STRUKTUR DATA. By : Sri Rezeki Candra Nursari 2 SKS

STRUKTUR DATA. By : Sri Rezeki Candra Nursari 2 SKS STRUKTUR DATA By : Sri Rezeki Candra Nursari 2 SKS Literatur Sjukani Moh., (2007), Struktur Data (Algoritma & Struktur Data 2) dengan C, C++, Mitra Wacana Media Utami Ema. dkk, (2007), Struktur Data (Konsep

Lebih terperinci

IT234 Algoritma dan Struktur Data. Tree

IT234 Algoritma dan Struktur Data. Tree IT234 Algoritma dan Struktur Data Tree Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana @2008 Tree Kumpulan node yang saling terhubung satu sama lain dalam suatu kesatuan yang membentuk layakya

Lebih terperinci

DIKTAT KULIAH ALGORITMA dan STRUKTUR DATA II

DIKTAT KULIAH ALGORITMA dan STRUKTUR DATA II Pertemuan 13 Waktu : 135 menit Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa mampu menjelaskan teknik pemrograman menggunakan Tree. Substansi Materi : Tree Tabulasi Kegiatan Perkuliahan No Tahap Kegiatan Kegiatan Pengajar

Lebih terperinci

Heap Tree dan Kegunaannya dalam Heap Sort

Heap Tree dan Kegunaannya dalam Heap Sort Heap Tree dan Kegunaannya dalam Heap Sort Efendy Chalikdjen 1, Hermanto Ong 2, Satria Putra Sajuthi 3 Laboratorium Ilmu dan Rekayasa Komputasi Departemen Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

STRUKTUR DATA. Literatur

STRUKTUR DATA. Literatur STRUKTUR DATA By : Sri Rezeki Candra Nursari 2 SKS Literatur Sjukani Moh, (2007), Struktur Data (Algoritma & Struktur Data 2) dengan C, C++, Mitra Wacana Media Utami Ema dkk, (2007), Struktur Data (Konsep

Lebih terperinci

2. Mahasiswa dapat membuat dan menggunakan array dan linked list dalam suatu kasus.

2. Mahasiswa dapat membuat dan menggunakan array dan linked list dalam suatu kasus. 1 ARRAY & LINKED LIST MODUL 1 Standar kompetensi: 1. Mahasiswa mengetahui perbedaan array dan linked list. 2. Mahasiswa dapat membuat dan menggunakan array dan linked list dalam suatu kasus. 3. Mahasiswa

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman & Struktur Data

Algoritma Pemrograman & Struktur Data MODUL PERKULIAHAN Algoritma Pemrograman & Struktur Data Linked List Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ilmu Informatika Komputer 03 87042 Abstract Penjelasan mengenai linked

Lebih terperinci

Tree. Perhatikan pula contoh tree di bawah ini : Level. Level 2. Level 3. Level 4. Level 5

Tree. Perhatikan pula contoh tree di bawah ini : Level. Level 2. Level 3. Level 4. Level 5 TR (POHON) Tree/pohon merupakan struktur data yang tidak linear/non linear yang digunakan terutama untuk merepresentasikan hubungan data yang bersifat hierarkis antara elemenelemennya. efinisi tree : Kumpulan

Lebih terperinci

Algoritma dan Struktur Data. Click to edit Master subtitle style Konsep Tree

Algoritma dan Struktur Data. Click to edit Master subtitle style Konsep Tree Algoritma dan Struktur Data Click to edit Master subtitle style Konsep Tree Basic Tree Concepts Tree berisi himpunan node dan garis berarah yang disebut branch yang menghubungkan dua node. Banyaknya branch

Lebih terperinci

Algoritma dan Struktur Data. Linear & Binary Search Tree

Algoritma dan Struktur Data. Linear & Binary Search Tree Algoritma dan Struktur Data Linear & Binary Search Tree Linear Search (1) (2) (3) (4) (5) (6) struct { int key; int data; } table[100]; int n; int search(int key) { int i; i=0; while (i < n){ if(table[i].key==key)

Lebih terperinci

Penerapan Teknik Binary Search Tree Sebagai Alternatif Penyimpanan Data

Penerapan Teknik Binary Search Tree Sebagai Alternatif Penyimpanan Data Penerapan Teknik Binary Search Tree Sebagai Alternatif Penyimpanan Data Reynald Alexander G 13509006 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma Pencarian Kunci di dalam Himpunan Terurut Melalui Linear Search dan Binary Search

Perbandingan Algoritma Pencarian Kunci di dalam Himpunan Terurut Melalui Linear Search dan Binary Search Perbandingan Algoritma Pencarian Kunci di dalam Himpunan Terurut Melalui Linear Search dan Binary Search Biolardi Yoshogi (13509035) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

Algoritma dan Struktur Data. Binary Tree & Binary Search Tree (BST)

Algoritma dan Struktur Data. Binary Tree & Binary Search Tree (BST) Algoritma dan Struktur Data Binary Tree & Binary Search Tree (BST) Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Malang 2016 Outline Tree Binary tree Istilah pada tree Operasi dasar binary tree BST Definisi

Lebih terperinci

KKKF33110 STRUKTUR DATA

KKKF33110 STRUKTUR DATA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) KKKF33110 STRUKTUR DATA PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER (FILKOM) UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran

Lebih terperinci

KUM 6 IMPLEMENTASI BINARY TREE

KUM 6 IMPLEMENTASI BINARY TREE PRAKTIKUM KUM 6 IMPLEMENTASI BINARY TREE TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengimplementasikan struktur data Binary Tree menggunakan linked list. 2. Mampu mengimplementasikan beragam operasi pada struktur data binary

Lebih terperinci

HEAP. Heap dan Operasinya. Oleh Andri Heryandi

HEAP. Heap dan Operasinya. Oleh Andri Heryandi HEAP Heap adalah sebuah binary tree dengan ketentuan sebagai berikut : Tree harus complete binary tree - Semua level tree mempunyai simpul maksimum kecuali pada level terakhir. - Pada level terakhir, node

Lebih terperinci

LIST. Dewi Sartika, M.Kom

LIST. Dewi Sartika, M.Kom LIST PENDAHULUAN Linked List adalah sejumlah objek yang dihubungkan (linked) satu dengan yang lainnya membentuk suatu list. Objek adalah gabungan dari beberapa data (variable) yang dijadikan satu kelompok

Lebih terperinci

Aplikasi Pohon Pencarian Biner Seimbang sebagai Memo Table Dynamic Programming

Aplikasi Pohon Pencarian Biner Seimbang sebagai Memo Table Dynamic Programming Aplikasi Pohon Pencarian Biner Seimbang sebagai Memo Table Dynamic Programming Reinhard Benjamin Linardi, 13515011 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

POHON CARI BINER (Binary Search Tree)

POHON CARI BINER (Binary Search Tree) POHON CARI BINER (Binary Search Tree) 50 24 70 10 41 61 90 3 12 35 47 55 67 80 99 POHON CARI BINER (Binary Search Tree) Definisi : bila N adalah simpul dari pohon maka nilai semua simpul pada subpohon

Lebih terperinci

Struktur Data. PDE - Struktur Data 1

Struktur Data. PDE - Struktur Data 1 Struktur Data Copyright@Ihsan Jatnika PDE - Struktur Data 1 Objektif Mengetahui maksud struktur data dan menjelaskan penggunaannya dalam pemrograman Mengetahui operasi yang terkait dengan struktur data

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Algoritma II Bobot Mata Kuliah : 3 Sks GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Deskripsi Mata Kuliah : Struktur Stack (satu dan dua sisi), Queue (Linear Queu, Circular Queue, Double Ended

Lebih terperinci

OPERASI LOGIKA PADA GENERAL TREE MENGGUNAKAN FUNGSI REKURSIF

OPERASI LOGIKA PADA GENERAL TREE MENGGUNAKAN FUNGSI REKURSIF OPERASI LOGIKA PADA GENERAL TREE MENGGUNAKAN FUNGSI REKURSIF Lutfi Hakim (1), Eko Mulyanto Yuniarno (2) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro (1), Dosen Pembimbing (2) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Lebih terperinci

Organisasi Berkas Sekuensial Berindeks

Organisasi Berkas Sekuensial Berindeks Organisasi Berkas Sekuensial Berindeks Definisi Organisasi Berkas ini mirip dengan Organisasi Berkas Sekuensial dimana setiap rekaman disusun secara beruntun di dalam file, hanya saja ada tambahan indeks

Lebih terperinci

ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA

ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA Modul ke: 10 Fitrianingsih Fakultas FASILKOM ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA JENIS-JENIS TREE SKom., MMSI Program Studi Sistem Informasi JENIS-JENIS TREE Pohon (Tree) adalah graf terhubung yang tidak mengandung

Lebih terperinci

Fakultas Teknologi Informasi

Fakultas Teknologi Informasi Algoritma dan Struktur Data 2 Halaman : 1 dari 8 SILABUS Kode Mata Kuliah : KP003 Nama Mata Kuliah : Algoritma dan Struktur Data 2 Beban Kredit : 3 SKS (Pilihan) Prasyarat : Algoritma dan Struktur Data

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : STRUKTUR DATA FAKULTAS : TEKNOLOGI INDUSTRI, ILMU KOMPUTER JURUSAN / JENJANG : INFORMAA, TEKNIK KOMPUTER / S1 KODE : KD-045326 Minggu Ke Pokok

Lebih terperinci

Jadi satu simpul di double linked list adalah sebagai berikut : Info. Kiri. Kanan

Jadi satu simpul di double linked list adalah sebagai berikut : Info. Kiri. Kanan II. Double Linked List Double Linked List adalah suatu linked list yang mempunyai penunjuk yaitu penunjuk ke simpul sebelumnya dan ke simpul berikutnya. Perhatikan gambar di bawah ini : 5 Deklarasi secara

Lebih terperinci

6. TREE / BINARY TREE

6. TREE / BINARY TREE 6. TREE / BINARY TREE TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan mengenal Struktur data Tree. 2. Praktikan mengenal jenis-jenis tree, seperti binary tree. 3. Praktikan mengenal istilah-istilah yang terdapat didalam

Lebih terperinci

Pertemuan 9 STRUKTUR POHON (TREE) Sifat utama Pohon Berakar ISTILAH-ISTILAH DASAR

Pertemuan 9 STRUKTUR POHON (TREE) Sifat utama Pohon Berakar ISTILAH-ISTILAH DASAR ertemuan 9 STUKTU OHON (TEE) ISTILH-ISTILH DS ohon atau Tree adalah salah satu bentuk Graph terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Karena merupakan Graph terhubung, maka pada ohon (Tree) selalu terdapat

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM STRUKTUR DATA

MODUL PRAKTIKUM STRUKTUR DATA MODUL PRAKTIKUM STRUKTUR DATA TREE (POHON) Oleh : SUPRAPTO, S.Kom PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE (UNIROW) TUBAN 2012/2013 MODUL V TREE (POHON) 5.1. TREE (POHON)

Lebih terperinci

Pada kondisi ini proses penghapusan tidak bisa dilakukan Kondisi linked list memiliki hanya 1 data{satu simpul} Akhir. Akhir

Pada kondisi ini proses penghapusan tidak bisa dilakukan Kondisi linked list memiliki hanya 1 data{satu simpul} Akhir. Akhir 3. Penghapusan a. Penghapusan di awal/depan Penghapusan data di awal adalah proses menghapus simpul pertama (yang ditunjuk oleh variabel pointer ), sehingga variabel pointer akan berpindah ke simpul berikutnya.

Lebih terperinci

Pengenalan Trie dan Aplikasinya

Pengenalan Trie dan Aplikasinya Pengenalan Trie dan Aplikasinya Reinhard Denis Najogie - 13509097 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

Kompleksitas Algoritma dari Algoritma Pembentukan pohon Huffman Code Sederhana

Kompleksitas Algoritma dari Algoritma Pembentukan pohon Huffman Code Sederhana Kompleksitas Algoritma dari Algoritma Pembentukan pohon Huffman Code Sederhana Muhammad Fiqri Muthohar NIM : 13506084 1) 1) Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung, email: fiqri@arc.itb.ac.id Abstrak makalah

Lebih terperinci

BAB IX TREE (POHON) ISTILAH DASAR

BAB IX TREE (POHON) ISTILAH DASAR Modul 9 Struktur Data (rie) - 1 IX TREE (POHON) Struktur pada tree (pohon) tidak linear seperti pada struktur linked list, stack, dan queue. Setiap node pada tree mempunyai tingkatan, yaitu orang tua (parent)

Lebih terperinci

Algoritma dan Struktur Data. Searching dan Sorting

Algoritma dan Struktur Data. Searching dan Sorting Algoritma dan Struktur Data Searching dan Sorting Searching Pada suatu data seringkali dibutuhkan pembacaan kembali informasi (retrieval information) dengan cara searching. Searching adalah pencarian data

Lebih terperinci

Tree (Struktur Data) Nisa ul Hafidhoh, MT

Tree (Struktur Data) Nisa ul Hafidhoh, MT Tree (Struktur Data) Nisa ul Hafidhoh, MT Struktur Data Linier 1 5 8 9 2 ARRAY 0 1 2 3 n Head Tail QUEUE O U T 1 2 3 4 STACK 4 3 2 1 I N 10 8 14 LINKED LIST Struktur Tree Struktur Tree adalah struktur

Lebih terperinci

Binary Tree. Binary Tree dapat digambarkan berdasarkan kondisinya, sebagai berikut: Pointer ke akar (root) dari tree

Binary Tree. Binary Tree dapat digambarkan berdasarkan kondisinya, sebagai berikut: Pointer ke akar (root) dari tree Binary Tree Pendahuluan Binary Tree adalah struktur data yang hampir mirip juga dengan Linked List untuk menyimpan koleksi dari data. Linked List dapat dianalogikan sebagai rantai linier sedangkan Binary

Lebih terperinci

Jurnal Mahajana Informasi, Vol.1 No 2, 2016 e-issn: SIMULASI PENGURUTAN DATA DENGAN ALGORITMA HEAP SORT

Jurnal Mahajana Informasi, Vol.1 No 2, 2016 e-issn: SIMULASI PENGURUTAN DATA DENGAN ALGORITMA HEAP SORT SIMULASI PENGURUTAN DATA DENGAN ALGORITMA HEAP SORT Harold Situmorang Program Studi Sistem Informasi Universitas Sari Mutiara Indonesia Haroldsitumorang@gmail.com ABSTRAK Struktur data dari algoritma Heap

Lebih terperinci

Buku Ajar Struktur Data

Buku Ajar Struktur Data B a g i a n Tujuan Instruksional Khusus Pokok Bahasan Mahasiswa mampu menjelaskan struktur data linier List berkait. Mahasiswa mampu menjelaskan operasi-operasi yang dilakukan pada struktur data List berkait.

Lebih terperinci

Outline. Struktur Data & Algoritme (Data Structures & Algorithms) Pengantar. Definisi. 2-3 Trees

Outline. Struktur Data & Algoritme (Data Structures & Algorithms) Pengantar. Definisi. 2-3 Trees Struktur Data & Algoritme (Data Structures & Algorithms) 2-3 Trees Outline Pengantar Definisi 2-3 Tree Operasi: Search Insert Delete (a,b)-tree Denny (denny@cs.ui.ac.id) Suryana Setiawan (setiawan@cs.ui.ac.id)

Lebih terperinci

ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA SEARCHING ARRAY

ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA SEARCHING ARRAY ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA SEARCHING ARRAY DEFINISI ARRAY ARRAY : A FINITE ORDERED SET OF HOMOGENOUS ELEMENTS ELEMEN-ELEMEN ARRAY TERSUSUN SECARA BERDERET DAN DAPAT DIAKSES SECARA RANDOM DI DALAM MEMORI.

Lebih terperinci

Variasi Pohon Pencarian Biner Seimbang

Variasi Pohon Pencarian Biner Seimbang Variasi Pohon Pencarian Biner Seimbang Tony 13516010 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia buddy90_lost@yahoo.co.id

Lebih terperinci

03 LINKED LIST. Slide 0 voice. Slide 1 voice. Slide 2 voice. Thompson Susabda Ngoen 1 P a g e

03 LINKED LIST. Slide 0 voice. Slide 1 voice. Slide 2 voice. Thompson Susabda Ngoen 1 P a g e 03 LINKED LIST Slide 0 voice Pada perkuliahan ini kita akan membahas topik linked list atau senarai berkait. Slide 1 voice Terdapat tujuh bilangan bulat yang nilainya terurut secara menaik (ascending)

Lebih terperinci

Ringkasan mengenai Tree (Dari beberapa referensi lain) Nina Valentika

Ringkasan mengenai Tree (Dari beberapa referensi lain) Nina Valentika Ringkasan mengenai Tree (Dari beberapa referensi lain) Nina Valentika December 31, 2015 0.1 Pendahuluan Figure 1: Contoh Tree. Tree/pohon merupakan struktur data yang tidak linear/non linear yang digunakan

Lebih terperinci

1. Inggriani Liem Catatan Kuliah Algoritma & Pemrograman, Jurusan Teknik Informatika ITB

1. Inggriani Liem Catatan Kuliah Algoritma & Pemrograman, Jurusan Teknik Informatika ITB Pertemuan Ke 5 : List Linier (Linked List) Referensi: 1. Inggriani Liem. 2003. Catatan Kuliah & Pemrograman, Jurusan Teknik Informatika ITB 2. Rinaldi Munir. 2003. dan Pemrograman II. Bandung : Penerbit

Lebih terperinci

TREE STRUCTURE (Struktur Pohon)

TREE STRUCTURE (Struktur Pohon) TREE STRUCTURE (Struktur Pohon) Dalam ilmu komputer, tree adalah sebuah struktur data yang secara bentuk menyerupai sebuah pohon, yang terdiri dari serangkaian node (simpul) yang saling berhubungan. Node-node

Lebih terperinci

Penerapan Pohon Untuk Memanipulasi dan Meritrieve Data

Penerapan Pohon Untuk Memanipulasi dan Meritrieve Data Penerapan Pohon Untuk Memanipulasi dan Meritrieve Data Calvin Irwan NIM 13507010 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intstitut Teknologi Bandung email calvin_alonso@yahoo.com

Lebih terperinci

Pohon dan Pohon Biner

Pohon dan Pohon Biner Pertemuan 14 Pohon dan Pohon Biner P r a j a n t o W a h y u A d i prajanto@dsn.dinus.ac.id +6285 641 73 00 22 Rencana Kegiatan Perkuliahan Semester # Pokok Bahasan 1 Pengenalan Struktur Data 2 ADT Stack

Lebih terperinci

BAB VII POHON BINAR POHON

BAB VII POHON BINAR POHON BAB VII POHON BINAR POHON Pohon atau tree adalah salah satu bentuk graph terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Karena merupakan graph terhubung, maka pada pohon selalu terdapat path atau jalur yang

Lebih terperinci

Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : STRUKTUR DATA KODE ; TI11. C227 / 4 SKS JURUSAN SISTEM INFORMASI / S1 FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI Minggu Ke (1) Pokok Bahasan TIU (2) Sub Pokok

Lebih terperinci

Analisis Kompleksitas Waktu Untuk Beberapa Algoritma Pengurutan

Analisis Kompleksitas Waktu Untuk Beberapa Algoritma Pengurutan Analisis Kompleksitas Waktu Untuk Beberapa Algoritma Pengurutan Dibi Khairurrazi Budiarsyah, 13509013 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

QUEUE (ANTREAN) Operasi Antrean : FIFO (First In First Out) Elemen yang pertama masuk merupakan elemen yang pertama keluar.

QUEUE (ANTREAN) Operasi Antrean : FIFO (First In First Out) Elemen yang pertama masuk merupakan elemen yang pertama keluar. QUEUE (ANTREAN) ANTREAN (Queue) Suatu bentuk khusus dari linear list, dengan operasi penyisipan (insertion) hanya diperbolehkan pada salah satu sisi, yang disebut REAR, dan operasi penghapusan (deletion)

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS NASIONAL

FAKULTAS TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS NASIONAL FAKULTAS TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS NASIONAL RENCANA PEMBELAJARAN MATA KULIAH : Konsep Struktur Data dan Algoritma SEM: Genap KODE: 08030221 SKS: 2 JURUSAN : Teknik Informatika DOSEN:

Lebih terperinci

SEARCHING (PENCARIAN)

SEARCHING (PENCARIAN) SEARCHING (PENCARIAN) PENDAHULUAN Pada bab ini akan membahas beberapa metoda pencarian data (searching) untuk menemukan suatu informasi dari sejumlah data yang ada. Pada dasarnya cara mengorganisir data

Lebih terperinci

Penerapan Pohon Biner dalam Proses Pengamanan Peer to Peer

Penerapan Pohon Biner dalam Proses Pengamanan Peer to Peer Penerapan Pohon Biner dalam Proses Pengamanan Peer to Peer Eka Yusrianto Toisutta - NIM : 13504116 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10, Bandung email: if14116@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

STRUKTUR DATA. By : Sri Rezeki Candra Nursari 2 SKS

STRUKTUR DATA. By : Sri Rezeki Candra Nursari 2 SKS STRUKTUR DATA By : Sri Rezeki Candra Nursari 2 SKS Literatur Sjukani Moh., (2007), Struktur Data (Algoritma & Struktur Data 2) dengan C, C++, Mitra Wacana Media Utami Ema. dkk, (2007), Struktur Data (Konsep

Lebih terperinci

Penggunaan Digital Tree Hibrida pada Aplikasi Information Retrieval untuk Dokumen Berita

Penggunaan Digital Tree Hibrida pada Aplikasi Information Retrieval untuk Dokumen Berita Penggunaan Digital Tree Hibrida pada Aplikasi Information Retrieval untuk Dokumen Berita Agus Zainal Arifin Jurusan Teknik Informatika, FTIF, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih, Sukolilo,

Lebih terperinci

Kode MK/ Pemrograman Terstruktur 2. ZK Abdurahman Baizal. KK Algoritma dan Komputasi. Tree (Pohon)

Kode MK/ Pemrograman Terstruktur 2. ZK Abdurahman Baizal. KK Algoritma dan Komputasi. Tree (Pohon) Kode MK/ Pemrograman Terstruktur 2 ZK Abdurahman Baizal KK Algoritma dan Komputasi Tree (Pohon) 1 8/25/2015 Pendahuluan Dalam bab ini kita akan khusus membahas mengenai binary tree Pembahasan tentang tree

Lebih terperinci

E STRUKTUR DATA & E PRAKTIK STRUKTUR DATA. Array & Searching Array. Alfa Faridh Suni, S.T., M.T. PTIK

E STRUKTUR DATA & E PRAKTIK STRUKTUR DATA. Array & Searching Array. Alfa Faridh Suni, S.T., M.T. PTIK E3024015 - STRUKTUR DATA & E3024016 PRAKTIK STRUKTUR DATA Array & Searching Array Alfa Faridh Suni, S.T., M.T. PTIK - 2014 Definisi Array Array : sekumpulan data(elemen) yang tersimpan dalam nama(identifier)

Lebih terperinci

Senarai berantai. linked list. Pertemuan keenam Struktur data st3telkom.ac.id. by : tenia wahyuningrum & Sisilia Thya Safitri

Senarai berantai. linked list. Pertemuan keenam Struktur data st3telkom.ac.id. by : tenia wahyuningrum & Sisilia Thya Safitri Senarai berantai linked list Pertemuan keenam Struktur data st3telkom.ac.id by : tenia wahyuningrum & Sisilia Thya Safitri Senarai berantai Dalam pemakaian sehari-hari istilah senarai berantai (list) adalah

Lebih terperinci

BAB 7 POHON BINAR R S U

BAB 7 POHON BINAR R S U BAB 7 POHON BINAR Pohon (Tree) adalah graf terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Karena merupakan graf terhubung maka pada pohon selalu terdapat path atau jalur yang menghubungkan kedua simpul di dalam

Lebih terperinci

Implementasi Struktur Data Rope menggunakan Binary Tree dan Aplikasinya dalam Pengolahan Teks Sangat Panjang

Implementasi Struktur Data Rope menggunakan Binary Tree dan Aplikasinya dalam Pengolahan Teks Sangat Panjang Implementasi Struktur Data Rope menggunakan Binary Tree dan Aplikasinya dalam Pengolahan Teks Sangat Panjang Edwin Rachman (NIM 0) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

Lab. Teknik Informatika Struktur Data 1

Lab. Teknik Informatika Struktur Data 1 2. POINTER dan SINGLE LINK LIST TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan mengetahui tipe struktur data baru yaitu tipe data Pointer. 2. Praktikan menggunakan pointer didalam pembuatan program dan dapat menerapkannya

Lebih terperinci

Binary Search Tree (BST)

Binary Search Tree (BST) PROGRAM STUDI INFORMATIKA Universitas Syiah Kuala Struktur Data dan Algoritma Binary Search Tree (BST) Dr. Taufik Fuadi Abidin, M.Tech tfa@informatika.unsyiah.ac.id Binary Tree Binary Tree adalah struktur

Lebih terperinci

METODE POHON BINER HUFFMAN UNTUK KOMPRESI DATA STRING KARAKTER

METODE POHON BINER HUFFMAN UNTUK KOMPRESI DATA STRING KARAKTER METODE POHON BINER HUFFMAN UNTUK KOMPRESI DATA STRING KARAKTER Muqtafi Akhmad (13508059) Teknik Informatika ITB Bandung e-mail: if18059@students.if.itb.ac.id ABSTRAK Dalam makalah ini akan dibahas tentang

Lebih terperinci

BAB IV POHON. Diktat Algoritma dan Struktur Data 2

BAB IV POHON. Diktat Algoritma dan Struktur Data 2 iktat lgoritma dan Struktur ata 2 V POON efinisi Pohon Struktur pohon merupakan kumpulan elemen yang salah satu elemennya disebut akar dan sisa elemennya terpecah menjadi sejumlah himpunan yang saling

Lebih terperinci

TREE ALGORITMA & STRUKTUR DATA. Materi ASD Fakultas Teknik Elektro & Komputer UKSW (www.uksw.edu) Download Dari :

TREE ALGORITMA & STRUKTUR DATA. Materi ASD Fakultas Teknik Elektro & Komputer UKSW (www.uksw.edu) Download Dari : TREE ALGORITMA & STRUKTUR DATA Materi ASD Fakultas Teknik Elektro & Komputer UKSW (www.uksw.edu) Download Dari : http://ambonmemanggil.blogspot.com 1 TREE ISTILAH-ISTILAH DASAR: tree : kumpulan elemen

Lebih terperinci

Pohon Biner Bagian 2 (Pohon Seimbang, Pohon Biner Terurut, Pembangunan Pohon Biner dari Pita Karakter/String)

Pohon Biner Bagian 2 (Pohon Seimbang, Pohon Biner Terurut, Pembangunan Pohon Biner dari Pita Karakter/String) Pohon Biner Bagian 2 (Pohon Seimbang, Pohon Biner Terurut, Pembangunan Pohon Biner dari Pita Karakter/String) Tim Pengajar IF2030 Semester I/2009-2010 12/10/2009 FNA/IF2030/Sem. 1 2008-2009 1 Pohon Biner

Lebih terperinci

Organisasi File Multi Key y( (Index)

Organisasi File Multi Key y( (Index) Organisasi File Multi Key y( (Index) Pengertian Organisasi berkas yang memperbolehkan record diakses oleh lebih dari satu key field disebut organisasi berkas dengan banyak key. Ada banyak teknik yang dipakai

Lebih terperinci

ORGANISASI BERKAS INDEX SEQUENTIAL STRUKTUR & ORGANISASI DATA 1

ORGANISASI BERKAS INDEX SEQUENTIAL STRUKTUR & ORGANISASI DATA 1 ORGANISASI BERKAS INDEX SEQUENTIAL STRUKTUR & ORGANISASI DATA 1 PENGERTIAN BERKAS INDEKS SEQUENTIAL Salah satu cara yang paling efektif untuk mengorganisasi kumpulan record-record yang membutuhkan akses

Lebih terperinci

Pemanfaatan Pohon Biner dalam Pencarian Nama Pengguna pada Situs Jejaring Sosial

Pemanfaatan Pohon Biner dalam Pencarian Nama Pengguna pada Situs Jejaring Sosial Pemanfaatan Pohon Biner dalam Pencarian Nama Pengguna pada Situs Jejaring Sosial Stephen (35225) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA

ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA Modul ke: 03 Fitrianingsih, Fakultas FASILKOM ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA OLEH : Skom., MMSI Program Studi Sistem Informasi Bagian Isi POINTER POINTER DAN ADDRESS POINTER DAN FUNCTION LINKED LIST ALGORITMA

Lebih terperinci

Menghapus Pointer Statement yang digunakan untuk menghapus pointer adalah Dispose, yang mempunyai bentuk umum : Dispose(peubah) ;

Menghapus Pointer Statement yang digunakan untuk menghapus pointer adalah Dispose, yang mempunyai bentuk umum : Dispose(peubah) ; Maka sekarang kita mempunyai dua buah simpul yang ditunjuk oleh P1 dan P2. Setelah itu kita dapat melakukan pengaksesan data, yaitu dengan menuliskan : P1^.Nama_Peg := Ariswan ; P1^.Alamat := Semarang

Lebih terperinci

Fakultas Teknologi Informasi

Fakultas Teknologi Informasi Algoritma dan Struktur Data 1 Halaman : 1 dari 15 SILABUS Kode Mata Kuliah : KP002 Nama Mata Kuliah : Algoritma dan Struktur Data 1 Beban Kredit : 3 SKS (Inti) Prasyarat : - Strategi : 1.Menjelaskan dan

Lebih terperinci

HASHTABLE SEBAGAI ALTERNATIF DARI ALGORITMA PENCARIAN BINER PADA APLIKASI E-ACESIA

HASHTABLE SEBAGAI ALTERNATIF DARI ALGORITMA PENCARIAN BINER PADA APLIKASI E-ACESIA HASHTABLE SEBAGAI ALTERNATIF DARI ALGORITMA PENCARIAN BINER PADA APLIKASI E-ACESIA Viska Mutiawani Jurusan Informatika, FMIPA, Universitas Syiah Kuala Universitas Syiah Kuala, Jl. Syech Abdurrauf No.3,

Lebih terperinci

ALGORITMA & PEMROGRAMAN

ALGORITMA & PEMROGRAMAN ALGORITMA & PEMROGRAMAN Oleh: Tim Algoritma & Pemrograman IF Linked List PENGERTIAN LINKED LIST Salah satu bentuk struktur data, berisi kumpulan data (node) yang tersusun secara sekuensial, saling sambung-menyambung,

Lebih terperinci

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PRAKTIKUM 28 BINARY SEARCH TREE 2 A. TUJUAN Mahasiswa diharapkan mampu : 1. Memahami konsep menghapus node pada Binary Search Tree. Node yang dihapus adalah node

Lebih terperinci

Penerapan Teori Pohon Dalam Kajian Struktur Data

Penerapan Teori Pohon Dalam Kajian Struktur Data Penerapan Teori Pohon Dalam Kajian Struktur Data Khoirush Sholih Ridhwaana Akbar NIM : 13505120 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if15120@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Data Structure STRUKTUR DATA QUEUE. Chapter 3. Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom

Data Structure STRUKTUR DATA QUEUE. Chapter 3. Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom Data Structure Chapter 3 STUKTU DATA QUEUE Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom Agenda Hari Ini Pengertian Queue inear Queue Circular Queue Double Ended Queue a. Pendahuluan A deque (Double Ended Queue) is a linear

Lebih terperinci

A B C D E F. Gambar 1. Senarai berantai dengan 6 simpul

A B C D E F. Gambar 1. Senarai berantai dengan 6 simpul struktur data fd [page 1 of 7] SENARAI BERANTAI Dalam pemakaian sehari-hari istilah senarai berantai (list) adalah kumpulan linier sejumlah data. Contohnya seperti daftar belanja harian, dimana setiap

Lebih terperinci

Ujian Tengah Semester Struktur Data dan Algoritma Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia 9 November 2006

Ujian Tengah Semester Struktur Data dan Algoritma Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia 9 November 2006 Ujian Tengah Semester Struktur Data dan Algoritma Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia 9 November 2006 Bagian A (total 75 point) Petunjuk: Jawablah ke 25 pertanyaan berikut ini dan isikan jawaban

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Algoritma berasal dari nama ilmuwan muslim dari Uzbekistan, Abu Ja far Muhammad bin Musa Al-Khuwarizmi (780-846M). Pada awalnya kata algoritma adalah istilah yang merujuk

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Mata Kuliah Kode / SKS Program Studi Fakultas : Struktur Organisasi Data : IT012239 / 2 SKS : Sistem Komputer : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi 1 Jenis-jenis data Menjelaskan mendefinisikan jenis-jenis.

Lebih terperinci

List Linear (Linked List) Farah Zakiyah Rahmanti 2014

List Linear (Linked List) Farah Zakiyah Rahmanti 2014 List Linear (Linked List) Farah Zakiyah Rahmanti 2014 Overview Single Linked List Double Linked List Circular List SINGLE LINKED LIST Deskripsi Single linked list atau biasa disebut dengan linked list

Lebih terperinci

Ahmad Kamsyakawuni, S.Si, M.Kom. Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember

Ahmad Kamsyakawuni, S.Si, M.Kom. Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember Algoritma Searching Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember - 2016 Definisi Array Array : a finite ordered set of homogenous elements Elemen-elemen array tersusun

Lebih terperinci