BAB I PENDAHULUAN. lalu, Federal Reserve (bank sentral Amerika) dan bank sentral dari negara-negara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. lalu, Federal Reserve (bank sentral Amerika) dan bank sentral dari negara-negara"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsekuensi dari krisis keuangan global yang mulai terjadi pada tahun 2008 lalu, Federal Reserve (bank sentral Amerika) dan bank sentral dari negara-negara maju harus mengeluarkan kebijakan berupa menurunkan tingkat suku bunga, dengan tujuan untuk mencegah resesi ekonomi yang lebih dalam lagi. Federal Reserve (the Fed) menjaga perekonomian Amerika dengan cara menurunkan suku bunga acuan dengan harapan agar dapat merangsang tingkat konsumsi masyarakat, sehingga inflasi dapat bergerak naik dan hasil akhirnya ekonomi dapat bertumbuh. Namun, pada kenyataannya untuk menaikkan perekonomiannya, ternyata the Fed tidak dapat hanya dengan cara secara terus menerus menurunkan suku bunganya hingga di bawah nol. Dapat dilihat pada gambar 1.1, Fed Rate telah berada di tingkat 0,25% dari bulan Desember 2006 hingga tahun 2016 (selama 9 tahun). Gambar 1.1 Tingkat suku bunga Fed tahun 2006 hingga 2016 Sumber : Bloomberg Finance 1

2 Hal ini menunjukkan bahwa ternyata kebijakan moneter tradisional, yang berupa penurunan suku bunga tidaklah cukup efektif untuk menghadapi kondisi krisis global saat itu (Doh, 2010). Oleh sebab itu Bank Sentral harus mengeluarkan kebijakan tambahan yang sebenarnya tidak biasa dilakukan, yaitu program Quantitative Easing (QE). The Fed mengeluarkan program pembelian aset jangka panjang (obligasi pemerintah), atau dikenal sebagai QE ini yang digunakan dengan tujuan untuk menstimulasi perekonomian. Kebijakan ini dilakukan karena kebijakan moneter yang standar sudah dirasa tidak efektif lagi. Harapannya dapat menaikkan harga aset finansial tersebut (obligasi) dan menurunkan imbal hasilnya, serta pada saat yang bersamaan dapat menambah basis moneter (money supply) (Jones dan Kullish, 2013). Tabel 1.1 Kebijakan QE oleh Bank Sentral Amerika (The Fed) QE Periode US $ QE 1 November 2008 Maret 2009 Maret 2009 Juni Milyar 395 Milyar QE 2 November Milyar QE 3 September Desember 2012 Desember 2012 Desember 2013 Januari Milyar/Bulan 85 Milyar/Bulan 75 Milyar/Bulan Sumber : Diolah kembali oleh penulis Pada dasarnya QE dilakukan untuk menambah likuiditas (jumlah uang beredar) di pasar tanpa menurunkan tingkat suku bunga. Penambahan likuiditas atau jumlah uang beredar ini dilakukan dengan cara melakukan pembelian asetaset keuangan (obligasi) yang dimiliki oleh bank-bank komersial dan/atau institusi keuangan lainnya. Diharapkan dengan adanya tambahan jumlah uang beredar, 2

3 perusahaan, perbankan, dan institusi keuangan lainnya dapat menggerakkan perekonomian dengan melakukan ekspansi atau menyalurkan kredit. Tetapi pada kenyataannya, di dalam kondisi krisis dimana mana, pemberian kredit atau ekspansi merupakan pilihan beresiko. Bagi perbankan maupun perusahaan lebih baik berinvestasi lagi pada aset-aset jangka panjang yang lebih konservatif, seperti obligasi pemerintah. Hal inilah yang menyebabkan setiap ada kebijakan QE, harga obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah mengalami kenaikan. Pada kebijakan moneter konvensional, meningkatnya money supply di suatu negara teorinya akan menurunkan suku bunga, demikian juga sebaliknya. Tetapi jika money supply meningkat sementara suku bunga tidak turun, maka yang terjadi adalah penurunan yield (imbal hasil). Dampak dari QE ini tentu saja tidak hanya akan dirasakan oleh perekonomian Amerika, tetapi juga mempengaruhi negara-negara berkembang. Tambahan likuiditas dari program QE ini juga mengalir ke negara-negara yang dianggap mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi, yaitu emerging market (termasuk Indonesia). Borderless world merupakan istilah yang dipergunakan untuk menunjukkan sulitnya mengisolasikan suatu kegiatan ekonomi berdasarkan batasbatas negara. Dampak kenaikan harga obligasi atau penurunan yield obligasi jangka panjang ini dirasakan juga oleh Indonesia sebagai negara berkembang. Dampak lainnya dari QE berupa apresiasi mata uang lokal, pertumbuhan kredit, tekanan inflasi dan kenaikan beberapa harga aset investasi (Garcia-Cicco, 2011). Tetapi seperti halnya kebijakan penurunan tingkat suku bunga, tidak selamanya juga The Fed akan terus menerus melakukan pembelian obligasi, 3

4 karena rendahnya yield dalam jangka panjang dapat menaikkan resiko stabilitas keuangan sebuah negara (Turner, 2013). Stimulus tidak dapat diberikan terus menerus karena dapat mempengaruhi cash flow Amerika Serikat, karenanya The Fed akan menghentikan QE bila dirasa perekonomian Amerika Serikat telah membaik. The Fed memiliki target indikator makro ekonomi yang ingin dicapai yaitu angka pengangguran 6,5% atau inflasi diatas 2,5% ( Disaat target tersebut tercapai, maka QE akan dihentikan. Penghentian QE ini juga memiliki dampak signifikan terhadap pasar keuangan dunia, maka pengurangan ini perlu dilakukan secara bertahap yang dikenal dengan istilah Tapering Off. Pada bulan Juni 2013, Gubernur The Fed, Ben S. Bernanke, membuka wacana The Fed untuk memulai pengurangan pembelian obligasi pada tahun Saat itu, Bernanke berharap pada tahun 2014 program QE sudah berakhir. Namun, indikator makro ekonomi memang belum mencapai angka yang diharapkan sehingga isu pengurangan stimulus terus bergulir tanpa kejelasan. Kondisi yang tidak menentu ini membuat banyak investor asing menarik dananya dari bursa saham dan obligasi di Negara berkembang (Indonesia salah satunya). Fenomena lain yang muncul pada tahun 2013 adalah adanya sentimen pembalikan arus modal dari negara berkembang kembali ke Amerika Serikat akibat rencana pengurangan besaran kebijakan QE tapering. Tentu saja hal ini membuat pasar saham dan obligasi mengalami fluktuasi secara terus menerus. Hal ini terlihat jelas pada pasar saham Indonesia, setelah rally yang sangat cepat di Januari Mei 2013, memasuki bulan Juni 2013, IHSG mulai berbalik arah dan menunjukkan penurunan yang cukup signifikan. 4

5 IHSG sempat jatuh ke titik terendah 3,967,atau lebih dari 20% pada bulan Agustus Investor asing mencatatkan net sell di pasar saham sebesar Rp 15,29 triliun, hampir sama dengan nilai dana asing yang masuk tahun 2012 sebesar Rp 15,2 triliun. Gejolak sedikit mereda ketika akhirnya Bernanke memutuskan pada tanggal 18 Desember 2013 untuk mulai mengurangi stimulus dimulai bulan Januari Sehari setelah the Fed memutuskan pengurangan stimulus, IHSG justru ditutup di zona hijau dengan penguatan 35,70 poin atau menguat 0,85% menjadi 4.231,98 (yahoofinance.com). IHSG rupanya memberikan respons positif atas pengurangan stimulus dari The Fed. Menurut beberapa analis, respon positif ini disebabkan sudah adanya kejelasan mengenai keberlanjutan program stimulus The Fed, sehingga para investor dapat memperhitungkan risiko investasi dengan lebih tepat, tetapi hal ini belumlah akhir, kebijakan The Fed kedepannya dalam memulihkan ekonominya masih akan mempengaruhi pasar keuangan dunia. Dari fakta tersebut diatas dapat dilihat bahwa guncangan yang terjadi pada pasar keuangan AS ditransmisikan secara global, dengan demikian harga surat berharga di pasar keuangan AS berpengaruh ke negara lainnya. Sebagai ekonomi terbesar di dunia, AS memiliki efek langsung kepada perekonomian dan pasar keuangan negara lain. Ukuran umum biaya pinjaman (countries borrowing cost) yang digunakan di pasar internasional adalah yield spread, yang didefinisikan sebagai perbedaan antara tingkat bunga yang dibayar pemerintah dalam USD dengan tingkat bunga yang ditawarkan US Treasury dalam jangka waktu yang sama. Terdapat berbagai variasi dalam tingkat bunga (countries 5

6 borrowing cost) obligasi internasional yang dimiliki oleh negara-negara berkembang. Dalam penelitian ini peneliti mempertimbangkan sejauh mana faktor global bisa menjelaskan variasi yield spread obligasi internasional Indonesia jangka panjang (30 tahun) dengan US Treasury 30 years. Obligasi internasional Indonesia atau sering disebut SUN valas yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia merupakan salah satu sumber pendanaan yang di dapat dari pasar modal internasional. Dari data yang di dapat dari DJPPR Kemenkeu, obligasi internasional pertama kali diterbitkan pada tahun 1996, dan setelah periode krisis, baru tahun 2004 pemerintah kembali menerbitkan Obligasi Internasional. Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jendral Pengelolaan Utang total outstanding SUN internasional dengan denominasi USD (per tanggal 19 Agustus 2016) adalah sebagai berikut : 6

7 Tabel 1.2 Outstanding Surat Utang Negara Denominasi USD (per 19 Agustus 2016) US Dollar Denominated Fixed Coupon No Series First Issue Maturity Date Date Coupon Outstanding 1 RI Mar Mar ,87500% USD 1,000,000,000 2 RI Jan Jan ,87500% USD 1,900,000,000 3 RI Mar Mar ,62500% USD 2,000,000,000 4 RI Oct Oct ,50000% USD 1,600,000,000 5 RI Feb Feb ,62500% USD 1,500,000,000 6 RI Jan Jan ,75000% USD 2,000,000,000 7 RI Jan Jan ,87500% USD 2,000,000,000 8 RI Jan Jan ,12500% USD 2,000,000,000 9 RI Dec Jan ,75000% USD 2,250,000, RI Jan Jan ,25000% USD 2,250,000, RI Jan Jan ,75000% USD 2,000,000, RI Jan Jan ,12500% USD 2,000,000, RI Dec Jan ,95000% USD 1,250,000, RI Jan Mar ,87500% USD 2,000,000, RI Apr Apr ,75000% USD 2,000,000, RI Apr Apr ,37500% USD 1,500,000, RI Apr Apr ,62500% USD 1,500,000, RI May May ,87500% USD 2,500,000, RI Jul Oct ,37500% USD 1,000,000, USDFR Nov May ,50000% USD 1,040,000, USDFR Jun Jun ,05000% USD 200,000,000 Total Fixed Coupon USD 35,490,000,000 Total US Dollar Denominated (1) IDR 465,415,860,000,000 Sumber : Website Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan Dan Risiko Kementerian Keuangan. Harga Obligasi yang diperdagangkan dinyatakan dalam persentase dari nilai nominalnya (tanpa menuliskan %). Jika harga penutupan suatu obligasi 98 berarti obligasi tersebut diperdagangkan pada harga 98% dari nilai nominalnya. Harga pasar obligasi selalu berfluktuasi akibat aktifitas jual beli dari investor serta dipengaruhi oleh perubahan besaran variabel ekonomi makro baik dalam negeri 7

8 maupun global. Investor dapat memperoleh imbal hasil dari selisih kenaikan harga (capital gain) di samping pendapatan tetap dari kupon. Sedangkan Yield spread atau bond spread sendiri mengacu pada perbedaan suku bunga antara dua obligasi. Secara matematis, bond spread/yield spread adalah pengurangan sederhana antara yield suatu obligasi dengan obligasi yang lain. Yield spread digunakan oleh investor sebagai salah satu pedoman dalam menilai sebuah obligasi. Data menunjukkan bagaimana yield spread antara obligasi Indonesia berdenominasi USD dengan US Treasury meningkat tajam terutama jika dibandingkan situasi sebelum kasus subprime mortgage di Amerika Serikat. Gambar 1.2 Yield spread Obligasi Indonesia berdenominasi USD dengan US Treasury 30 Y bulan September 2006 hingga Desember 2010 Sumber : Bloomberg Finance Tingkat risiko suatu negara sangat dipengaruhi oleh kondisi dalam negeri dan luar negeri (Beers dan Cavanaugh, 2006). Pola interaksi perekonomian modern saat ini memiliki karakter keterkaitan yang sangat tinggi. Penelitian ini 8

9 berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya karena penelitian ini secara khusus meneliti pengaruh faktor eksternal (global) terhadap yield spread antara Obligasi Internasional Pemerintah Indonesia berdenominasi USD dengan US Treasury 30- Year. Penelitian ini menggunakan beberapa studi empiris terhadap obligasi terdahulu sebagai landasan. Penelitian Longstaff et all (2011) menyebutkan bahwa faktor primer yang mempengaruhi yield spread obligasi internasional adalah faktor global, dibandingkan faktor makro ekonomi lokal negara tersebut. Penelitian ini dilakukan pada 26 obligasi internasional dalam periode 2000 hingga Hasil penelitian ini menemukan bahwa yield spread obligasi internasional mempunyai hubungan positif dengan VIX S&P500 index, CDS spread dan US equity return, dan mempunyai hubungan negatif dengan yield US Treasury 3- Month. Penelitian Hilscher dan Nosbusch (2010), yang meneliti 32 Obligasi internasional di negara berkembang dari tahun 1994 hingga 2007, membuktikan bahwa perubahan pada faktor global yaitu aggregate risk aversion, world interest rate dan liquidity mempengaruhi yield spread obligasi internasional. World interest rate diwakili oleh US 10-Year Bond, dan aggregate liquidity diwakili oleh TED spread. Hasil penelitian ini menemukan bahwa US 10-Year Bond mempunyai hubungan negatif dengan yield spread obligasi internasional, dan TED spread mempunyai hubungan negatif dengan yield spread obligasi internasional 9

10 1.2 Rumusan Masalah Dalam penelitian ini akan menganalisa pengaruh kondisi global terhadap perubahan yield spread antara yield obligasi internasional pemerintah Indonesia jangka panjang berdenominasi US Dollar (Long-Term Sovereign Bond) Indonesia dengan yield obligasi pemerintah jangka panjang Amerika (US Treasury 30-Year). 1. Apakah Volatility Index (VIX S&P 500) berpengaruh terhadap yield spread antara obligasi internasional Indonesia berdenominasi US Dollar dengan US Treasury 30-Year? 2. Apakah CDS Indonesia 5-Year berpengaruh terhadap yield spread antara obligasi internasional Indonesia berdenominasi US Dollar dengan US Treasury 30-Year? 3. Apakah TED Spread berpengaruh terhadap yield spread antara obligasi internasional Indonesia berdenominasi US Dollar dengan US Treasury 30- Year? 4. Apakah US 3-Month Treasury berpengaruh terhadap yield spread antara obligasi internasional Indonesia berdenominasi US Dollar dengan US Treasury 30-Year? 5. Apakah US 10-Year Bond berpengaruh terhadap yield spread antara obligasi internasional Indonesia berdenominasi US Dollar dengan US Treasury 30-Year? 10

11 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menguji pengaruh Volatility Index (VIX S&P 500) terhadap yield spread antara obligasi internasional Indonesia berdenominasi US Dollar dengan US Treasury 30-Year. 2. Untuk menguji pengaruh CDS Indonesia 5-Year terhadap yield spread antara obligasi internasional Indonesia berdenominasi US Dollar dengan US Treasury 30-Year. 3. Untuk menguji pengaruh TED Spread terhadap yield spread antara obligasi internasional Indonesia berdenominasi US Dollar dengan US Treasury 30-Year. 4. Untuk menguji pengaruh US 3-Month Treasury terhadap yield spread antara obligasi internasional Indonesia berdenominasi US Dollar dengan US Treasury 30-Year. 5. Untuk menguji pengaruh US 10-Year Bond berpengaruh terhadap yield spread antara obligasi internasional Indonesia berdenominasi US Dollar dengan US Treasury 30-Year. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai : 1. Secara empiris penelitian ini akan memperkaya pembuktian kembali penelitian terdahulu, terutama mengenai pengaruh faktor global terhadap yield spread antara obligasi internasional berdenominasi US Dollar di 11

12 negara berkembang dengan US Treasury selaku benchmark obligasi internasional berdenominasi US Dollar. 2. Praktek, penelitian ini diharapkan dapat membantu para investor obligasi dalam memahami pengaruh faktor global terhadap pergerakan harga obligasi internasional Indonesia berdenominasi US Dollar. 1.5 Batasan Penelitian 1. Periode penelitian ini adalah 103 bulan dengan periode bulan Desember 2007 hingga Juni Penelitian ini disesuaikan dengan awal mula krisis Sub-Prime Mortgage di Amerika. 2. Penelitian dilakukan pada obligasi internasional pemerintah Indonesia berdenominasi US Dollar dengan fixed coupon yang diterbitkan di luar Indonesia. 3. Penelitian menggunakan 5 variabel independen yaitu : volatility index (VIX S&P500), CDS Indonesia 5-year, TED Spread, US 3-Month Treasury dan US 10-year Bond. 1.6 Sistematika Penelitian Agar pembaca dapat memahami tesis ini dengan baik dan sistematis, maka peneliti akan memberikan gambaran umum yang menyeluruh akan jalan pemikiran peneliti. Pembahasan tesis ini akan dibagi dalam 5 (lima) bab yang diawali dengan : 12

13 BAB I : PENDAHULUAN Peneliti akan membagi bab pertama ini dalam 6 (enam) sub bab. Keenam sub bab ini akan menguraikan mengenai antara lain latar belakng masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian dan sub bab terakhir akan menyajikan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN PEMIKIRAN TEORITIS Peneliti akan membagi bab dua ini dalam 3 (tiga) sub bab. Ketiga sub bab ini akan menguraikan antara lain telaah pustaka yang akan dibagi dalam 3 (tiga) bagian, perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran teoritis. Ketiga bagian telaah pustaka akan menjelaskan mengenai pasar modal dan obligasi, penelitian terlebih dahulu, dan faktor-faktor yang mempengaruhi yield spread obligasi. BAB III : METODE PENELITIAN Peneliti akan membagi bab ketiga ini dalam 5 (lima) sub bab. Kelima sub bab ini akan membahas mengenai jenis dan sumber data, penentuan sampel, pengembangan model penelitian yang akan menerangkan definisi operasional variable dan pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini, metode pengujian metode analisis data, dan proses pengujian dan analisis pada penelitian ini. Kemudian yg keempat, sub bab pengembangan model penelitian yang akan menerangkan definisi operasional variabel dan pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini, yang dibagi menjadi 2 bagian yaitu pada bagian pertama peneliti akan menjelaskan mengenai variabel dependen yakni yield spread. Bagian kedua, peneliti akan menjelaskan mengenai variabel independen yakni volatility index 13

14 (VIX S&P500), CDS Indonesia 5-year, TED Spread, US 3-Month Treasury dan US 10-year Bond. Pada sub bab kelima peneliti akan membagi dalam 5 (lima) bagian, yaitu bagian pertama akan dijelaskan mengenai pengujian akar-akar unit (unit root test) secara umum. Kemudian akan dijelaskan secara umum mengenai penentuan panjang lag pada penelitian ini. Pada bagian selanjutnya akan dijelaskan secara umum mengenai uji kointegrasi. Bagian keempat akan dijelaskan secara umum mengenai model empiris vector auto correlation (VAR) dan Vector Error Correlation Model (VEC). Pada bagian terakhir, peneliti akan menjelaskan secara umum mengenai uji kausalitas granger. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Peneliti akan membagi bab keempat ini dalam 8 (delapan) sub bab. Kedelapan sub bab ini akan membahas proses pembentukan model, hasil uji stationer data, hasil panjang lag optimal dalam penelitian ini, uji kointegrasi, model empiris VECM, hasil uji kausalitas granger, analisis impulse response function (IFR), dan analisis variance decomposition (VDC). BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Peneliti akan membagi bab kelima ini dalam 4 (empat) sub bab. Empat sub bab ini akan membahas mengenai kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian, saran dan implikasi penelitian. 14

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Kesimpulan yang di dapatkan dari hasil analisis dan pembahasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hasil dari tiga tahapan pengujian yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pemicu kenaikan jumlah nominal utang pemerintah Indonesia (DJPU,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pemicu kenaikan jumlah nominal utang pemerintah Indonesia (DJPU, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar keuangan global yang sangat cepat dan semakin terintegrasi telah mengakibatkan pasar obligasi memainkan peranan penting sebagai alternatif sumber

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100.00% Deposito

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) yang akan menerima

BAB I PENDAHULUAN. yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) yang akan menerima BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia investasi semakin marak. Banyaknya masyarakat yang tertarik dan masuk ke bursa untuk melakukan investasi menambah semakin berkembangnya

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% RD Pasar

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% RD Pasar

Lebih terperinci

MARKET UPDATE UTANG JUNI 2011

MARKET UPDATE UTANG JUNI 2011 MARKET UPDATE UTANG JUNI 2011 Ringkasan: Tingkat Imbal Hasil SUN mengalami penguatan pada bulan Mei dibanding April dan terjadi Net Foreign Buying pada SUN sebesar Rp3,90 Trilliun selama bulan Mei. Tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkuat di dunia, dan memberikan kontribusi sekitar 20-30% dari perputaran

BAB I PENDAHULUAN. terkuat di dunia, dan memberikan kontribusi sekitar 20-30% dari perputaran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Amerika Serikat adalah negara besar yang memiliki kekuatan ekonomi terkuat di dunia, dan memberikan kontribusi sekitar 20-30% dari perputaran ekonomi dunia. Ekonomi

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% BII (TD)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah sebuah indikator yang

I. PENDAHULUAN. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah sebuah indikator yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah sebuah indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks ini mencakup pergerakan seluruh

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset yang dimilikinya. Investor dapat melakukan investasi pada beragam aset finansial, salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan investasinya. Selama ini kebijakan BI rate selalu

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan investasinya. Selama ini kebijakan BI rate selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BI rate merupakan salah satu faktor yang digunakan investor dalam menentukan keputusan investasinya. Selama ini kebijakan BI rate selalu ditunggu oleh para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Astra Sedaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. September sampai Oktober Situasi ini membuat rekening modal dan

BAB I PENDAHULUAN. September sampai Oktober Situasi ini membuat rekening modal dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di pasar saham, sampai dengan 24 Desember 2008, kepemilikan asing mencapai Rp. 436.6 triliun (67 persen dari total ekuitas kapitalisasi pasar) sedangkan investor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan 0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Harga mata uang suatu negara dalam harga mata uang negara lain disebut kurs atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan perekonomian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dan terintegrasi dengan adanya teknologi canggih. Perkembangan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dan terintegrasi dengan adanya teknologi canggih. Perkembangan teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan pesat pasar keuangan global di masa sekarang semakin cepat dan terintegrasi dengan adanya teknologi canggih. Perkembangan teknologi direspon oleh pelaku

Lebih terperinci

Kinerja CENTURY PRO FIXED

Kinerja CENTURY PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 3,058,893,148.56 - Keuangan - Infrastruktur 0-80% AAA A - 66.33% 15.52% 18.15% - Inflasi (Jan 2016) - Inflasi (YoY) - BI Rate 0.51% 4.14% 7.25% Kinerja Sejak pe- Deskripsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dalam dunia ekonomi

I. PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dalam dunia ekonomi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya muslim yaitu sebesar 85 persen dari penduduk Indonesia, merupakan pasar yang sangat besar untuk pengembangan industri

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

PRUlink Newsletter. Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia. Kuartal II Beberapa Catatan Ekonomi Penting selama Kuartal II 2008

PRUlink Newsletter. Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia. Kuartal II Beberapa Catatan Ekonomi Penting selama Kuartal II 2008 PRUlink Newsletter Kuartal II 2008 Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia Informasi dan analisis yang tertera merupakan hasil pemikiran internal perusahaan Beberapa Catatan Ekonomi Penting selama Kuartal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Surat Berharga Negara (SBN) dipandang oleh pemerintah sebagai instrumen pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan agreement). Kondisi APBN

Lebih terperinci

MARKET OUTLOOK Pengaruh Pengurangan Stimulus The Fed Pada Ekonomi Global

MARKET OUTLOOK Pengaruh Pengurangan Stimulus The Fed Pada Ekonomi Global MARKET OUTLOOK Pengaruh Pengurangan Stimulus The Fed Pada Ekonomi Global Bulan Mei 2013 lalu market dikejutkan oleh pernyataan dari ketua The Fed Ben Bernanke, mengenai kelangsungan dari program quantitative

Lebih terperinci

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% 1 Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% Prediksi tingkat suku bunga SPN 3 Bulan tahun 2016 adalah sebesar 6,3% dengan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi internal maupun eksternal. Data yang digunakan

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

Kinerja CARLISYA PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 1,728,431,985.66 Pasar Uang 0-80% Deposito Syariah 6.12% 93.88% Infrastruktur 87.50% Disetahunkaluncuran Sejak pe- Deskripsi Jan-16 YoY Keuangan 12.50% Yield 0.64% 7.66%

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia, melalui aktivitas investasi. Dengan diberlakukannya kebijakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia, melalui aktivitas investasi. Dengan diberlakukannya kebijakan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia, melalui aktivitas investasi. Dengan diberlakukannya kebijakan perekonomian terbuka, pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ekonomi dunia dewasa ini berimplikasi pada eratnya hubungan satu negara dengan negara yang lain. Arus globalisasi ekonomi ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu negara. Nilai tukar mata uang memegang peranan penting dalam perdagangan antar negara, dimana

Lebih terperinci

Press Release Monthly Bond Market Review September Depresiasi Rupiah Tekan Pasar Obligasi Domestik

Press Release Monthly Bond Market Review September Depresiasi Rupiah Tekan Pasar Obligasi Domestik Spread Yield to maturity Press Release Monthly Bond Market Review September 2015 Depresiasi Rupiah Tekan Pasar Obligasi Domestik Kondisi pasar obligasi Indonesia pada bulan September mengalami tekanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Kurs valuta asing yang disebut juga sebagai nilai tukar merupakan suatu nilai yang menunjukkan harga dari mata uang tersebut jika dipertukarkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya masalah ekonomi itu adalah tentang bagaimana manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya masalah ekonomi itu adalah tentang bagaimana manusia BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada dasarnya masalah ekonomi itu adalah tentang bagaimana manusia dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan kemampuan atau sumber daya yang terbatas.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100.0% Deposito

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Astra Sedaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan sebuah komitmen, yang dapat berupa uang atau resources. a. Kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan sebuah komitmen, yang dapat berupa uang atau resources. a. Kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan sebuah komitmen, yang dapat berupa uang atau resources lainnya dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang (Bodie

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu negara memiliki keuangan yang kuat dan modern, telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi aktivitas perekonomian ditransmisikan melalui pasar keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi aktivitas perekonomian ditransmisikan melalui pasar keuangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan moneter dan pasar keuangan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan mengingat setiap perubahan kebijakan moneter untuk mempengaruhi aktivitas perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menerbitkan obligasi dengan tujuan untuk menghindari risiko yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menerbitkan obligasi dengan tujuan untuk menghindari risiko yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kebijakan perusahaan agar bisa mendapatkan dana tanpa harus berutang ke perbankan dan menerbitkan saham baru adalah menerbitkan obligasi. Perusahaan

Lebih terperinci

LAPORAN Juni 2016KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN Juni 2016KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya bermunculan perusahaan go publik membuat. Pada era globalisasi ini, peranan pasar modal (capital market) sangat

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya bermunculan perusahaan go publik membuat. Pada era globalisasi ini, peranan pasar modal (capital market) sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman yang semakin pesat berdampak bagi perkembangan sektor ekonomi dan moneter secara luas, hal tersebut dapat dilihat dari semakin terbukanya

Lebih terperinci

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Melemahnya nilai tukar rupiah dan merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan membuat panik pelaku bisnis. Pengusaha tahu-tempe, barang elektronik, dan sejumlah

Lebih terperinci

LAPORAN Desember KINERJA 2016 BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN Desember KINERJA 2016 BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN PANIN Rp CASH FUND LAPORAN Desember 2016 BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada

Lebih terperinci

LAPORAN Januari 2016 KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN Januari 2016 KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar

Lebih terperinci

LAPORAN Februari 2018 KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN Februari 2018 KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN.... ix I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 9 1.3. Tujuan Penelitian... 10 1.4. Manfaat

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Bank Indonesia, dikatakan bahwa untuk memelihara kesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Bank Indonesia, dikatakan bahwa untuk memelihara kesinambungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, dikatakan bahwa untuk memelihara kesinambungan pelaksanaan pembangunan nasional,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. 10-Mar-2004 Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan perekonomian suatu negara dan tingkat kesejahteraan penduduk secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang masih memiliki tingkat kesejahteraan penduduk yang relatif rendah. Oleh karena itu kebutuhan akan pembangunan nasional sangatlah diperlukan

Lebih terperinci

LAPORAN Maret 2018 KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN Maret 2018 KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan, yaitu modal sendiri dan utang. Utang bisa didapatkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan, yaitu modal sendiri dan utang. Utang bisa didapatkan melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber pendanaan suatu perusahaan bisa didapatkan dari dua jenis pendanaan, yaitu modal sendiri dan utang. Utang bisa didapatkan melalui sistem perbankan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Pada penelitian yang dilakukan (Sulystari, 2013),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi dapat definisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu (Jogiyanto, 2008: 5).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Pergerakan indikator ekonomi makro memiliki andil terhadap perusahaan

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Pergerakan indikator ekonomi makro memiliki andil terhadap perusahaan BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pergerakan indikator ekonomi makro memiliki andil terhadap perusahaan dalam sehari-hari (Kewal, 2012). Pergerakan ekonomi makro biasanya terjadi

Lebih terperinci

Surat Berharga Syariah Negara

Surat Berharga Syariah Negara Lampiran 13 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TA 2011 I. PENDAHULUAN Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan Surat Berharga Negara ini disusun untuk memenuhi amanat pasal 16 Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar Rupiah terus mengalami tekanan depresiasi. Ketidakpastian pemulihan ekonomi dunia juga telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak peneliti dan analis saham menyatakan bahwa, turun-naiknya Indeks Harga Saham di pasar modal ada hubungannya dengan perkembangan ekonomi makro yang

Lebih terperinci

Analisis Rasio Likuiditas Pada Pt. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Dan Banten, Tbk (Bank BJB) Periode

Analisis Rasio Likuiditas Pada Pt. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Dan Banten, Tbk (Bank BJB) Periode Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Analisis Rasio Likuiditas Pada Pt. Bank Pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika kita amati, pada umumnya masyarakat menengah keatas menyimpan sebagian pendapatannya secara periodik atau bahkan telah memiliki akumulasi pendapatan, diperlukan

Lebih terperinci

PENGARUH KURS VALUTA ASING DAN DOW JONES

PENGARUH KURS VALUTA ASING DAN DOW JONES PENGARUH KURS VALUTA ASING DAN DOW JONES INDUSTRIAL AVERAGE TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya adalah sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keadaan perekonomian dunia pada era sekarang ini semakin bebas dan terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal menjadi semakin mudah menembus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan yang penting dalam menumbuhkembangkan perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan yang penting dalam menumbuhkembangkan perekonomian nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas pasar modal yang merupakan salah satu potensi perekonomian nasional, memiliki peranan yang penting dalam menumbuhkembangkan perekonomian nasional. Dukungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat pasca pemulihan krisis ekonomi global pada Tahun 2008, mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kesejahteraan di masa datang

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kesejahteraan di masa datang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kesejahteraan di masa datang yang berguna untuk mengantisipasi adanya inflasi yang terjadi setiap tahunnya. Investasi

Lebih terperinci

LAPORAN May 2015KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN May 2015KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Adira IIA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi

Lebih terperinci

Diskusi Terbuka INFID

Diskusi Terbuka INFID Diskusi Terbuka INFID Dr. Edi Prio Pambudi Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 10 September 2015 PERSOALAN SAAT INI Tantangan Global Pemulihan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negara - negara maju bank sudah merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat setiap kali bertransaksi. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang ditunjukan

Lebih terperinci

LAPORAN September KINERJA 2016 BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN September KINERJA 2016 BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN PANIN Rp CASH FUND LAPORAN September 2016 BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada

Lebih terperinci

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 Pendahuluan Akibat dari krisis ekonomi yang dialami Indonesia tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah liberalisasi sektor keuangan di Indonesia bisa dilacak ke belakang,

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah liberalisasi sektor keuangan di Indonesia bisa dilacak ke belakang, BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sejarah liberalisasi sektor keuangan di Indonesia bisa dilacak ke belakang, setidaknya sejak tahun 1983 saat pemerintah mengeluarkan deregulasi perbankan (Pakjun 1983).

Lebih terperinci

GLOBAL OUTLOOK 1 Juni 2018

GLOBAL OUTLOOK 1 Juni 2018 Jun-13 Aug-13 Oct-13 Dec-13 Feb-14 Apr-14 Jun-14 Aug-14 Oct-14 Dec-14 Feb-15 Apr-15 Jun-15 Aug-15 Oct-15 Dec-15 Feb-16 Apr-16 Jun-16 Aug-16 Oct-16 Dec-16 Feb-17 Apr-17 Jun-17 Aug-17 Oct-17 Dec-17 Feb-18

Lebih terperinci

LAPORAN Agustus 2016 KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN Agustus 2016 KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar

Lebih terperinci

LAPORAN April 2016KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN April 2016KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin pesatnya perkembangan jaman berdampak bagi perkembangan sektor ekonomi dan moneter secara luas, hal tersebut dapat dilihat dari semakin terbukanya

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan

Laporan Kinerja Bulanan CONSERVATIVE TENTANG PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA Capital konvensional Sun Life mencapai 752% (unaudited ), jauh melebihi rasio minimum yang ditetapkan oleh pemerintah yakni 12 dengan total aset perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pasar modal merupakan lahan untuk mendapatkan modal investasi, sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan uangnya. Setiap investor dalam

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perumahan (subprime mortgage default) di Amerika serikat. Krisis ekonomi AS

BAB I PENDAHULUAN. perumahan (subprime mortgage default) di Amerika serikat. Krisis ekonomi AS BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Krisis global tahun 2008 disebabkan oleh permasalahan pembayaran kredit perumahan (subprime mortgage default) di Amerika serikat. Krisis ekonomi AS terjadi karena

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang, dimana adanya perubahan tingkat inflasi sangat berpengaruh terhadap stabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia

Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia Kuartal I 2008 Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia Informasi dan analisis yang tertera merupakan hasil pemikiran internal perusahaan Beberapa Catatan Ekonomi Penting selama Kuartal Pertama 2008 10,500

Lebih terperinci

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran 29-Jan-16 NAV: 1,949.507 Total Dana Kelolaan 3,914,904,953.34 Pasar Uang 0-90% Ekuitas 77.38% Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 12.93% Efek Ekuitas 10-90% Pasar Uang 8.82% 0.87% Keuangan A Deskripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal pada dasarnya merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau surat-surat berharga jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk utang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan harga tanah dan bangunan yang lebih tinggi dari laju inflasi setiap tahunnya menyebabkan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perbankan Indonesia semakin menghadapi banyak tantangan, terutama menghadapi pasar global. Di dalam melaksanakan bisnis, perbankan Indonesia akan dihadapkan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. dunia yang terjadi disebabkan oleh krisis surat utang subprime mortgage

BAB I. PENDAHULUAN. dunia yang terjadi disebabkan oleh krisis surat utang subprime mortgage BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar keuangan dunia kembali mengalami resesi. Resesi ekonomi dunia yang terjadi disebabkan oleh krisis surat utang subprime mortgage di Amerika Serikat (AS). Indeks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian A. Pasar Valuta Asing Pasar Valuta Asing menyediakan mekanisme bagi transfer daya beli dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Pasar ini bukan entitas

Lebih terperinci