PENENTUAN WAKTU DAN LINGKUP PEMERIKSAAN BERKALA ANJUNGAN LEPAS PANTAI DI PT XYZ MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE AHP DAN RISK BASED INSPECTION

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENENTUAN WAKTU DAN LINGKUP PEMERIKSAAN BERKALA ANJUNGAN LEPAS PANTAI DI PT XYZ MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE AHP DAN RISK BASED INSPECTION"

Transkripsi

1 PENENTUAN WAKTU DAN LINGKUP PEMERIKSAAN BERKALA ANJUNGAN LEPAS PANTAI DI PT XYZ MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE AHP DAN RISK BASED INSPECTION Dian Maulana 1) dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1),2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia 1) ABSTRAK Anjungan lepas pantai merupakan salah satu sarana pendukung penting dalam operasi minyak dan gas bumi yang membutuhkan tingkat kehandalan yang tinggi. Kegagalan pada anjungan lepas pantai dapat berakibat fatal dan mengakibatkan kerugian yang besar, sehingga pemeliharaan dan pemeriksaan secara berkala terhadap anjungan lepas pantai menjadi sangat penting. Sesuai peraturan Menteri Pertambangan No. 05/P/M/PERTAMBANGAN/1977 pemeriksaan berkala berdasarkan waktu (time-based) diperlukan untuk menjaga kehandalan anjungan lepas pantai. Pemeriksaan berdasar waktu ini dilakukan tanpa mempertimbangkan berbagai karakteristik dan fungsi dari anjungan lepas pantai yang dapat mengakibatkan kelebihan atau kekurangan pemeriksaan. Penelitian dilakukan pada anjungan lepas pantai perusahaan XYZ di perairan Selat Makassar dengan menggunakan integrasi metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Risk Based Inspection (RBI) yang disesuaikan dengan standar industri API RP 2SIM untuk menentukan lingkup dan interval pemeriksaan anjungan lepas pantai yang sesuai berdasarkan resiko dan karakteristik anjungan lepas pantai. Hasil penelitian menunjukkan pemeriksaan berdasarkan waktu mengalami kelebihan pemeriksaan (over inspection) untuk anjungan yang memiliki resiko sedang dan rendah. Penelitian juga menunjukkan biaya pemeriksaan berdasarkan AHP-RBI lebih ekonomis dengan menyesuaikan tingkat pemeriksaan berdasarkan resiko anjungan. Keunggulan metode AHP- RBI dapat menentukan bobot dari faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan lebih baik sehingga dapat menentukan lingkup dan interval yang sesuai dengan resiko anjungan. Kata Kunci: Anjungan lepas pantai, Manajemen integritas asset, Pemeriksaan berkala, Risk based inspection, Analytic Hierarchy Process. PENDAHULUAN Anjungan lepas pantai merupakan salah satu sarana pendukung yang dibutuhkan dalam operasi minyak dan gas bumi sebagai area kerja untuk penempatan peralatan dan pengoperasian peralatan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertambangan No. 05/P/M/Pertamb/1977 dan Keputusan Dirjen Minyak dan Gas Bumi No 21.K/38/DJM/1999 anjungan lepas pantai harus dilakukan pemeriksaan fisik secara berkala baik di atas air maupun di bawah permukaan air untuk tetap menjaga kehandalan dan integritas anjungan tersebut. Pemeriksaan berkala anjungan lepas pantai berdasarkan waktu memiliki kelemahan karena tidak membedakan waktu dan lingkup pemeriksaan yang dilakukan terhadap anjungan lepas pantai yang disesuaikan dengan karakteristik anjungan lepas pantai tersebut, baik jenis konstruksi maupun resikonya. Pola pemeriksaan anjungan lepas pantai yang digunakan secara A-1-1

2 luas adalah berdasarkan API RP 2SIM First Edition November API RP 2SIM merupakan standar manajemen integritas struktur untuk anjungan lepas pantai yang merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan dengan prinsip Pemeriksaan Berbasis Resiko (Risk Based Inspection/RBI). Pada penelitian ini dilakukan penentuan tingkat prioritas resiko untuk menentukan lingkup dan interval pemeriksaan berkala menggunakan integrasi Analytic Hierarchy Process (AHP) dan RBI. Kombinasi dari kedua metodologi tersebut digunakan untuk menentukan prioritas dari faktor yang mempengaruhi integritas dari anjungan, yang kemudian disesuaikan dengan API RP 2SIM untuk menentukan lingkup dan interval pemeriksaan yang sesuai. Penelitian ini dilakukan pada anjungan lepas pantai lapangan S di PT XYZ yang terletak di Selat Makassar. METODOLOGI RBI merupakan metode yang banyak digunakan untuk melakukan optimalisasi inspeksi. Tujuan dari RBI adalah untuk mengelola tingkat resiko sepanjang umur layanan dari struktur dan untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut (Ghoneim dan Sigurdsson, 2009). Arunraj dan Maiti (2007) menuturkan bahwa Risk Based Maintenance terdiri dari 2 fasa utama, yaitu Penilaian Resiko (Risk Assessment) dan Perencanaan Pemeliharaan berdasarkan Resiko. Dalam RBI, resiko diekspresikan sebagai kombinasi dari kemungkinan (likelihood) terjadinya kegagalan dan konsekuensi (consequence) jika kegagalan tersebut benar terjadi. Pembobotan dan Penilaian Risk Based Inspection Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan kegagalan pada anjungan lepas pantai secara umum dibedakan menjadi 2 faktor, yaitu faktor dari kekuatan struktur dan faktor pembebanan struktur (loading) yang diperoleh dari lingkungannya (El-Reedy, 2012). Faktor kegagalan yang dianalisis seperti dituliskan dalam Tabel 1. Tabel 1. Faktor kegagalan Anjungan Lepas Pantai yang dianalisa Item Faktor Pengaruh Faktor 1. Jumlah kaki dan jenis percabangan 2. Pile System Riser konduktor dan Damaged, missing and cut members 5. Splash zone 6. Flooded members Mempertimbangkan pengaruh dari jumlah kaki dan sistem percabangan struktur terhadap kehandalan struktur. Jumlah kaki dan sistem percabangan mempengaruhi distribusi beban dari struktur. Mempertimbangkan pengaruh sistem pancang pada saat instalasi terhadap kehandalan struktur. Mempertimbangkan jumlah riser dan konduktor yang mempengaruhi loading hidrodinamik dan material berbahaya terkandung yang mempengaruhi kehandalan struktur. Mempertimbangkan pengaruh dari bagian yang rusak atau hilang kepada kehandalan struktur. Mempertimbangkan kehandalan struktur terkait dengan korosi pada bagian splash zone. Mempertimbangkan pengaruh dari bagian anjungan yang terbanjiri (flooded) kepada kehandalan struktur. Jenis Faktor A-1-2

3 Item Faktor Pengaruh Faktor Cathodic Protection Remaining thickness 9. Marine Growth 10. Scour 11. Perubahan Topside bobot Mempertimbangkan kondisi dari sistem proteksi katodik yang dapat meningkatkan tingkat korosi pada struktur. Memperhitungkan jumlah bagian struktur yang berkurang ketebalannya dengan dibandingkan terhadap ketebalan nominal dari struktur tersebut. Mempertimbangkan penambahan beban hidrodinamik diakibatkan marine growth terhadap kehandalan anjungan lepas pantai. Mempertimbangkan pengaruh erosi dasar laut terhadap penambahan beban pada sistem pancang terhadap kehandalan anjungan lepas pantai Mempertimbangkan pengaruh perubahan beban karena penambahan deck (deck extension), penambahan beban peralatan atau perubahan penggunaan anjungan terhadap kehandalan anjungan lepas pantai. Jenis Faktor Beban Beban Beban Penentuan penilaian kondisi anjungan berdasarkan faktor-faktor tersebut menggunakan metode Risk Based Inspection yang dilakukan oleh DeFranco (DeFranco, 1999 dalam El Reedy, 2012). Metode RBI ini menggunakan sistem kodifikasi yang dicontohkan oleh Sorensen dkk. (2000) yang dapat menyederhanakan analisa kuantitatif sehingga memungkinkan untuk dilakukan secara kualitatif. Sebagai contoh, nilai untuk faktor jenis percabangan dan jumlah kaki ditunjukkan dalam Tabel 2. Tabel 2. Nilai untuk Faktor Jenis Percabangan dan Jumlah Kaki Jenis Percabangan Jumlah Kaki (Bracing System) K and Diamond Diagonal X Tidak diketahui Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan kegagalan tersebut kemudian dilakukan pembobotan menggunakan metode AHP (Saaty, 2008) dengan mengacu kepada pendapat ahli dan praktisi. Metode AHP digunakan karena AHP dapat melakukan kuantifikasi terhadap faktor-faktor yang bersifat kualititatif dengan mempertimbangkan tingkat kepentingan dari masing-masing faktor. Penggunaan AHP dalam Manajemen Resiko sendiri sudah banyak dilakukan, Sum (2013) dan Hongyan (2010) menjelaskan penggunaan AHP dalam dalam mengidentifikasi dan menilai resiko. Aplikasinya dalam proyek ditunjukkan oleh Dey (2002) dalam manajemen resiko proyek penggelaran pipa penyalur. Sementara aplikasi lain dalam manajemen resiko proyek berwawasan lingkungan ditunjukkan Tesfamariam dan Sadiq (2006) dan Ciptomulyono (2010). Penentuan konsekuensi kegagalan terdiri dari 3 aspek yaitu keselamatan, lingkungan, dan business/asset loss. Aspek keselamatan dinilai berdasarkan kemungkinan terburuk kejadian terhadap personel, yaitu kemungkinan terjadinya cedera atau kematian. Aspek A-1-3

4 lingkungan dinilai berdasarkan dampak pencemaran minyak terhadap lingkungan. Aspek Business/Asset Loss ditentukan berdasarkan kerugian akibat produksi yang terhenti sebagai akibat kegagalan anjungan lepas pantai tersebut dan biaya kerusakan anjungan lepas pantai, termasuk biaya yang diperlukan untuk memperbaiki dan mengganti anjungan lepas pantai yang rusak. Evaluasi Resiko dan Pembuatan Program Pemeriksaan Hasil kemungkinan kegagalan dan konsekuensi yang dihasilkan dari metode sebelumnya kemudian dievaluasi dengan membandingkan dengan matriks resiko PT XYZ. Penyusunan program pemeriksaan berkala dari masing-masing anjungan lepas pantai kemudian dilakukan mengacu lingkup dan interval anjungan lepas pantai dalam API RP 2SIM. Nilai kemungkinan kegagalan dengan klasifikasi bagaimana anjungan tersebut beroperasi: apakah berawak-tidak dapat dievakuasi (manned-unevacuated), berawak-dapat dievakuasi (manned-evacuated), dan tidak berawak (unmanned), kemudian dievaluasi untuk menentukan kategori paparan (exposure category) dari anjungan tersebut. Berdasarkan kategori paparan, kemudian dibuatlah program pemeriksaan berikut lingkup dan interval pemeriksaan selama siklus 15 tahun. Gambar 1 merupakan contoh dari interval matriks untuk kategori paparan anjungan lepas pantai L LoF Gambar 1. Matriks Level II Survei untuk Exposure Category L-1 HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan AHP dan Risk Based Inspection Focus Group Discussion dilakukan untuk melakukan pembobotan kemungkinan dan konsekuensi kegagalan. Hasil pembobotan berdasarkan pendapat ahli dan praktisi kemudian diolah dengan metode AHP sementara penilaian berdasarkan metode RBI dilakukan untuk masing-masing faktor kemungkinan kegagalan yang dihasilkan. Hasil penilaian kemungkinan kegagalan berikut dengan pembobotan dari masing-masing faktor seperti dirangkum dalam Tabel 3. Tabel 3. Penilaian Kemungkinan Kegagalan No Faktor Bobot P Q T U 1 Jumlah kaki dan jenis percabangan Pile System Riser dan konduktor Damaged, missing and cut members Splash zone A-1-4

5 No Faktor Bobot P Q T U 6 Flooded members Cathodic Protection Remaining thickness Marine Growth Scour Perubahan bobot Topside Total Kemungkinan Kegagalan Penentuan konsekuensi kegagalan dilakukan berdasarkan pertimbangan keselamatan, lindungan lingkungan, dan kerugian bisnis seperti ditunjukkan dalam tabel 4. Penilaian keselamatan menitikberatkan pada paparan kepada personel dengan mengambil asumsi personnel maksimum 10% yang terpapar atau terdampak terhadap bahaya (hazard) akibat kegagalan anjungan, penilaian lingkungan menitikberatkan pada paparan minyak bumi yang mengakibatkan pencemaran lingkungan, sementara penilaian terhadap kerugian bisnis memperhitungkan jumlah total biaya akibat produksi yang terhenti dan juga biaya penggantian anjungan yang rusak. Deskripsi Faktor Keselamatan Anjungan Berawak / Tidak Berawak Jika Berawak, Jumlah Personel Asumsi personel terpapar/terdampak pada saat evakuasi Personel terpapar/terdampak (Dibulatkan) Kemungkinan Kegagalan Faktor Lingkungan Produksi Minyak (BOPD) Tabel 4. Penilaian Konsekuensi Kegagalan Kondisi / Fakta Anjungan P Anjungan Q Anjungan T Anjungan U Berawak - Dapat dievakuasi Berawak - Dapat dievakuasi Berawak - Dapat dievakuasi Tidak Berawak % 10% 10% 10% A-1-5

6 Deskripsi Dampak Terhadap Lingkungan Kemungkinan Kegagalan Faktor Kerugian Bisnis Biaya Penggantian Anjungan Biaya Penggantian (USD/Ton) Kondisi / Fakta Anjungan P Anjungan Q Anjungan T Anjungan U Dampak lokal Dampak lokal namun namun kerusakan Dampak kerusakan Dampak lokal permanen pada lokal atau permanen pada atau jangka habitat atau jangka habitat atau pendek pada pengaruh pendek pada pengaruh jangka habitat, jangka panjang habitat, panjang dan spesies atau dan meluas spesies atau meluas pada media pada habitat, media habitat, spesies lingkungan spesies dan lingkungan dan media media lingkungan lingkungan , , , , Bobot Struktur (ton) Total Biaya Penggantian $13,012, $8,788, $12,861, $524, Biaya Akibat Produksi Terhenti Produksi Minyak 6, , (BOPD) Asumsi Harga Minyak (USD/BBLs) Produksi Gas (MSCFD) 35, , Harga Gas (USD/MCSF) Estimasi waktu produksi terhenti (Bulan) Suku Bunga 6.75% 6.75% 6.75% 6.75% Kehilangan Produksi Minyak $87,681, $0.00 $26,978, $0.00 Kehilangan Produksi Gas $28,091, $0.00 $4,815, $0.00 Total Kehilangan Produksi $115,773, $0.00 $31,794, $0.00 Kerugian Bisnis dan Kemungkinan Kegagalan Total Kerugian Bisnis $128,785, $8,788, $44,656, $524, Kemungkinan Kegagalan Kemungkinan Kegagalan Maksimum A-1-6

7 Penentuan Lingkup dan Interval Penentuan kategori paparan dengan mengacu kepada kategori life safety berdasarkan API RP 2 SIM dengan hasil seperti dalam Tabel 5. Dari hasil penentuan kategori paparan, diperoleh 2 anjungan termasuk kategori L-1. Tabel 5. Kategori Paparan Deskripsi Platform P Platform Q Platform T Platform U Kategori Life Safety Manned Manned Manned- Evacuated Evacuated Evacuated Unmanned Konsekuensi Kegagalan 2/Tinggi 2/Tinggi 3/Sedang 5/Rendah Kategori Paparan L-1 L-1 L-2 L-3 Penentuan lingkup dan interval pemeriksaan anjungan lepas pantai dilakukan sesuai dengan standar industri API RP 2SIM yang ditunjukkan dalam Tabel 5 dan mengacu kepada Matriks waktu pemeriksaan berdasarkan resikonya. Contoh hasil penentuan lingkup dan interval pemeriksaan ditunjukkan Gambar 2. Sementara rangkuman interval dan lingkup pemeriksaan ditampilkan dalam Tabel P Q LoF CoF Gambar 2. Matriks Level II Survei untuk Anjungan dengan Kategori Paparan L-1 Tabel 6. Lingkup dan Interval Pemeriksaan Anjungan Lepas Pantai Platform P Platform Q Platform T Platform U Kategori Paparan L-1 L-1 L-2 L-3 Consequence Likelihood Level II Survei Interval (tahun) Lingkup : 1. General Visual Ya Ya Ya Ya 2. Damage Survei Ya Ya Ya Ya A-1-7

8 Platform P Platform Q Platform T Platform U 3. Debris Survei Ya Ya Ya Ya 4. Marine Growth Survei Ya Ya Ya Ya 5. Scour Survei Ya Ya Ya Ya 6. Anode Survei Ya Ya Ya Ya 7. CP Survei Ya Ya Ya Ya 8. Riser/J Tube/Caisson Ya Ya Ya Ya Survei Level III Survei Interval (tahun) * Lingkup 9. Visual Corrosion Survei Ya Ya Ya Tidak 10. Flooded Member Ya Ya Ya Tidak Detection 11. Weld Joint Close Visual Inspection Ya Ya Ya Tidak *Hanya dibutuhkan jika hasil Level II menunjukkan adanya kerusakan Perbandingan Time-Based dan Risk Based Inspection Perbandingan biaya pemeriksaan (Gambar 3) menunjukkan bahwa biaya pemeriksaan berdasarkan AHP-RBI berdasarkan API RP 2SIM lebih ekonomis dengan tetap mengacu kepada resiko anjungan lepas pantai tersebut. Hasil perhitungan menunjukkan potensi penghematan biaya inspeksi sebesar 63.17% dalam kurun waktu 15 tahun. KESIMPULAN DAN SARAN Gambar 3. Perbandingan Biaya Pemeriksaan Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap anjungan lepas pantai di lapangan S di PT XYZ, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Metode AHP-RBI dapat membantu pengambil keputusan melakukan keputusan strategis yang konsisten dan efektif dalam menentukan prioritas anjungan yang lebih beresiko dan menentukan lingkup dan interval pemeriksaan yang tepat sesuai dengan profil resiko anjungan lepas pantai tersebut. A-1-8

9 2. Hasil perbandingan siklus inspeksi menunjukkan bahwa time-based inspection yang saat ini dilakukan cenderung over inspection terutama untuk anjungan yang memiliki resiko sedang dan rendah. 3. Hasil perbandingan biaya pemeriksaan antara time-based and AHP-Risk Based menunjukkan bahwa biaya pemeriksaan berdasarkan AHP-RBI lebih ekonomis dengan menyesuaikan tingkat pemeriksaan berdasarkan resiko anjungan. Adapun saran-saran yang dapat ditindaklanjuti untuk menyempurnakan penelitian ini antara lain: 1. Melakukan uji keterkaitan dari masing-masing faktor kemungkinan kegagalan untuk memastikan tidak ada saling ketergantungan (independent) antara faktor-faktor yang diteliti. 2. Melakukan penelitian untuk anjungan lepas pantai yang terdiri dari beberapa lokasi berbeda dengan penambahan faktor terkait untuk mempertajam analisis. 3. Melakukan extreme value analysis (EVA) terkait dengan kemungkinan kegagalan anjungan yang disebabkan oleh perpanjangan waktu pemeriksaan dari hasil RBI. DAFTAR PUSTAKA API RP-2SIM (2014), Structural Integrity Management of Fixed Offshore Structure, First Edition, American Petroleum Institute, Washington DC. Arunraj, N.S., dan Maiti, J. (2007), Risk-based maintenance Techniques and applications, Journal of Hazardous Materials 2007, No 142, hal Ciptomulyono, U. (2010, January 20). Paradigma Pengambilan Keputusan Multikriteria Dalam Perspektif Pengembangan Proyek dan Industri Berwawasan Lingkungan. Pidato Pengukuhan Guru Besar FTI ITS. Surabaya, Indonesia. DeFranco, S., O Connor, P., Tallin, A. dan Roy, R. (1999), Development of a Risk Based Underwater Inspection (RBUI) Process for Prioritizing Inspections of Large Numbers of Platforms, Offshore Technology Conference, Houston. Dey, P K, (2002), Project Risk Management: A Combined Analytic Hierarchy Process and Decision Tree Analysis Approach, Cost Engineering Journal, American Associate of Cost Engineering International (AACEI), Vol. 44 no. 3, El-Reedy, M. A. (2012), Offshore Structures: Design, Construction and Maintenance, Gulf Professional Publishing, Oxford. Faber, M. H. (2000), "Risk Based Inspection The Framework" Risk Based Inspection and Maintenance Planning, Proceeding to International Workshop, Zurich, 2000, hal Ghoneim, G.A, Sigurdsson, G., (2009), Fundamentals of Risk Based Inspection A Practical Approach, Ocean Conference, Biloxi. Hongyan, L. (2010), The analysis of project risk management based on AHP, nd IEEE International Conference on Information and Financial Engineering (ICIFE), hal Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor 21.K/38./DJM/1999, Petunjuk Pelaksanaan Tatacara Pemeriksaan Teknis atas Konstruksi Platform yang dipergunakan dalam Usaha Pertambangan Minyak dan Gas Bumi. Md. Sum, R. (2013), Risk management decision making, Proceedings of the International Symposium on Analytic Hierarchy Process. A-1-9

10 Peraturan Menteri Pertambangan Nomor 05/P/M/PERTAMB/1977 (1977), Kewajiban Memiliki Sertifikat Kelayakan Konstruksi untuk Platform Minyak dan Gas Bumi di Daerah Lepas Pantai. Saaty, T. L., (2008), Decision Making with the Analytic Hierarchy Process, Int. J. Services Sciences 2008, Vol 1, No 1, hal Sorensen, J.D. dan Faber, M. H (2000), "Codified Risk Based Inspection Planning" Risk Based Inspection and Maintenance Planning, Proceeding to International Workshop, Zurich, 2000, hal Tesfamariam, S. dan Sadiq, R. (2006), Risk-based environmental decision-making using fuzzy analytic hierarchy process (F-AHP), Stochastic Environmental Research and Risk Assessment, Vol 21(1), hal A-1-10

RISK BASED UNDERWATER INSPECTION

RISK BASED UNDERWATER INSPECTION Bab 4 RISK BASED UNDERWATER INSPECTION 4.1 Pendahuluan Dalam laporan tugas akhir ini area platform yang ditinjau berada di daerah laut jawa dimana pada area ini memiliki 211 platform yang diantaranya terdapat

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program

Lebih terperinci

PERENCANAAN FIXED TRIPOD STEEL STRUCTURE JACKET PADA LINGKUNGAN MONSOON EKSTRIM

PERENCANAAN FIXED TRIPOD STEEL STRUCTURE JACKET PADA LINGKUNGAN MONSOON EKSTRIM PERENCANAAN FIXED TRIPOD STEEL STRUCTURE JACKET PADA LINGKUNGAN MONSOON EKSTRIM Edwin Dwi Chandra, Mudji Irmawan dan Murdjito Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korosi merupakan salah satu masalah utama dalam dunia industri. Tentunya karena korosi menyebabkan kegagalan pada material yang berujung pada kerusakan pada peralatan

Lebih terperinci

Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut BAB 1 PENDAHULUAN

Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sumber daya alam laut di Indonesia, khususnya minyak dan gas, memiliki potensi bagi Indonesia. Dalam usaha mengoptimalkan potensi tersebut perlu dilakukan pemanfaatan

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Ema Dwi Saputri 1) dan Putu Artama Wiguna 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

Analisis Dampak Scouring Pada Integritas Jacket Structure dengan Pendekatan Statis Berbasis Keandalan

Analisis Dampak Scouring Pada Integritas Jacket Structure dengan Pendekatan Statis Berbasis Keandalan JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-191 Analisis Dampak Scouring Pada Integritas Jacket Structure dengan Pendekatan Statis Berbasis Keandalan Edit Hasta Prihantika,

Lebih terperinci

RISK BASED MAINTENANCE (RBM) UNTUK NATURAL GAS PIPELINE PADA PERUSAHAAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOMBINASI AHP-INDEX MODEL

RISK BASED MAINTENANCE (RBM) UNTUK NATURAL GAS PIPELINE PADA PERUSAHAAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOMBINASI AHP-INDEX MODEL RISK BASED MAINTENANCE (RBM) UNTUK NATURAL GAS PIPELINE PADA PERUSAHAAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOMBINASI AHP-INDEX MODEL Darmapala* dan Moses L. Singgih Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

Penilaian Risiko dan Penjadwalan Inspeksi pada Pressure Vessel Gas Separation Unit dengan Metode Risk Based Inspection pada CPPG

Penilaian Risiko dan Penjadwalan Inspeksi pada Pressure Vessel Gas Separation Unit dengan Metode Risk Based Inspection pada CPPG Penilaian Risiko dan Penjadwalan Inspeksi pada Pressure Vessel Gas Separation Unit dengan Metode Risk Based Inspection pada CPPG Aga Audi Permana 1*, Eko Julianto 2, Adi Wirawan Husodo 3 1 Program Studi

Lebih terperinci

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017 PENENTUAN PRIORITAS PERBAIKAN PIPA PENYALUR PADA ANJUNGAN PRODUKSI MINYAK DAN GAS BUMI LEPAS PANTAI DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS STUDI KASUS PROYEK KONSTRUKSI PT. CPX BALIKPAPAN Ratno Wijonarko Magister

Lebih terperinci

Tugas Akhir (MO )

Tugas Akhir (MO ) Company Logo Tugas Akhir (MO 091336) Aplikasi Metode Pipeline Integrity Management System pada Pipa Bawah Laut Maxi Yoel Renda 4306.100.019 Dosen Pembimbing : 1. Prof. Ir. Daniel M. Rosyid, Ph.D. 2. Ir.

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 75 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari serangkaian perhitunganperhitungan dan analisa-analisa yang telah dilakukan sesuai dengan permasalahan yang ada. Disamping itu disampaikan

Lebih terperinci

MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PRAKUALIFIKASI KONTRAKTOR KONSTRUKSI DI SEBUAH PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS

MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PRAKUALIFIKASI KONTRAKTOR KONSTRUKSI DI SEBUAH PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PRAKUALIFIKASI KONTRAKTOR KONSTRUKSI DI SEBUAH PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS Guntur Gantara dan Udisubakt Ciptomulyono Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program Studi

Lebih terperinci

Non Destructive Testing

Non Destructive Testing Prinsip dan Metode dari NDT dan Risk Based Inspeksi Non Destructive Testing Pengujian tak merusak (NDT) adalah aktivitas pengujian atau inspeksi terhadap suatu benda/material untuk mengetahui adanya cacat,

Lebih terperinci

SIDANG P3 TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK KELAUTAN 28 JANUARI 2010

SIDANG P3 TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK KELAUTAN 28 JANUARI 2010 SIDANG P3 TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK KELAUTAN 28 JANUARI 2010 Analisa Resiko pada Reducer Pipeline Akibat Internal Corrosion dengan Metode RBI (Risk Based Inspection) Oleh: Zulfikar A. H. Lubis 4305 100

Lebih terperinci

Kajian Buoyancy Tank Untuk Stabilitas Fixed Offshore Structure Sebagai Antisipasi Penambahan Beban Akibat Deck Extension

Kajian Buoyancy Tank Untuk Stabilitas Fixed Offshore Structure Sebagai Antisipasi Penambahan Beban Akibat Deck Extension Kajian Buoyancy Tank Untuk Stabilitas Fixed Offshore Structure Sebagai Antisipasi Penambahan Beban Akibat Deck Extension 1 Muflih Mustabiqul Khoir, Wisnu Wardhana dan Rudi Walujo Prastianto Jurusan Teknik

Lebih terperinci

(Badan Geologi Kementrian ESDM, 2010)

(Badan Geologi Kementrian ESDM, 2010) Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) adalah sebuah power generator yang menggunakan panas bumi (geothermal) sebagai sumber energi penggeraknya. Indonesia dikaruniai

Lebih terperinci

SIDANG P3 JULI 2010 ANALISA RESIKO PADA ELBOW PIPE AKIBAT INTERNAL CORROSION DENGAN METODE RBI. Arif Rahman H ( )

SIDANG P3 JULI 2010 ANALISA RESIKO PADA ELBOW PIPE AKIBAT INTERNAL CORROSION DENGAN METODE RBI. Arif Rahman H ( ) SIDANG P3 JULI 2010 ANALISA RESIKO PADA ELBOW PIPE AKIBAT INTERNAL CORROSION DENGAN METODE RBI Arif Rahman H (4305 100 064) Dosen Pembimbing : 1. Ir. Hasan Ikhwani, M.Sc 2. Ir. Daniel M. Rosyid, Ph.D Materi

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS

PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS Kristophorus Kanaprio Ola 1) dan Tri Joko Wahyu Adi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Kajian Buoyancy Tank Untuk Stabilitas Fixed Offshore Structure Tipe Tripod Platform saat Kinerja Pondasi Pile Menurun

Kajian Buoyancy Tank Untuk Stabilitas Fixed Offshore Structure Tipe Tripod Platform saat Kinerja Pondasi Pile Menurun JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Kajian Buoyancy Tank Untuk Stabilitas Fixed Offshore Structure Tipe Tripod Platform saat Kinerja Pondasi Menurun Herdanto Praja Utama, Wisnu Wardana dan

Lebih terperinci

ANALISIS NON-LINIER PERKUATAN ANJUNGAN LEPAS PANTAI DENGAN METODE GROUTING PADA JOINT LEG YANG KOROSI

ANALISIS NON-LINIER PERKUATAN ANJUNGAN LEPAS PANTAI DENGAN METODE GROUTING PADA JOINT LEG YANG KOROSI ANALISIS NON-LINIER PERKUATAN ANJUNGAN LEPAS PANTAI DENGAN METODE GROUTING PADA JOINT LEG YANG KOROSI Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Program Studi Teknik Sipil Iwan Setiawan 15008024 ABSTRAK : Struktur

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016 IMPLEMENTASI METODE AHP - PROMETHEE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF SOLUSI TERBAIK PADA PROYEK PENINGKATAN SISTEM PENCUCIAN KOMPRESOR PADA TURBIN GAS DI PT XYZ Ilham Kurniawan 1) dan Udisubakti

Lebih terperinci

MENGAPA PROYEK PERANGKAT LUNAK GAGAL ( PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO DALAM PROYEK PERANGKAT LUNAK )

MENGAPA PROYEK PERANGKAT LUNAK GAGAL ( PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO DALAM PROYEK PERANGKAT LUNAK ) MENGAPA PROYEK PERANGKAT LUNAK GAGAL ( PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO DALAM PROYEK PERANGKAT LUNAK ) Yasmi Afrizal Dosen Jurusan Manajemen Informatika Universitas Komputer Indonesia ABSTRAK Tingkat kegagalan

Lebih terperinci

APLIKASI FORMAL SAFETY ASSESSMENT (FSA) UNTUK PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN PADA HELIPAD FSO: STUDI KASUS FSO KAKAP NATUNA

APLIKASI FORMAL SAFETY ASSESSMENT (FSA) UNTUK PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN PADA HELIPAD FSO: STUDI KASUS FSO KAKAP NATUNA APLIKASI FORMAL SAFETY ASSESSMENT (FSA) UNTUK PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN PADA HELIPAD FSO: STUDI KASUS FSO KAKAP NATUNA JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

Kata Kunci : Aplikasi E-Learning, ISO , Model Kualitas

Kata Kunci : Aplikasi E-Learning, ISO , Model Kualitas Penilaian Kualitas Sistem Elearning Dengan Menggunakan ISO 19796-1 Andharini Dwi Cahyani, Daniel Oranova Siahaan, Sarwosri Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menejemen Resiko Manajemen resiko adalah suatu proses komprehensif untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengendalikan resiko yang ada dalam suatu kegiatan. Resiko

Lebih terperinci

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Bab 1

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Bab 1 Bab 1 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam mineral di Indonesia memilik potensi yang cukup besar untuk dieksplorasi, terutama untuk jenis minyak dan gas bumi. Sumber mineral di Indonesia sebagian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber energi yang paling dicari di dunia ini, karena sumber energi tersebut merupakan sumber energi yang paling banyak dipakai

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tesis manajemen risiko pengelolaan lumpur IPAL B3 adalah : 1. Dari hasil sintesis kondisi eksisting kedua perusahaan,

Lebih terperinci

BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI

BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI III. 1 DATA DESAIN Data yang digunakan pada penelitian ini adalah merupakan data dari sebuah offshore platform yang terletak pada perairan Laut Jawa, di utara Propinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG Pada lingkungan industri modern saat ini, kegagalan sistem (failure) akibat korosi adalah hal yang tidak ditolerir, terutama ketika hal tersebut melibatkan penghentian

Lebih terperinci

Muhammad

Muhammad Oleh: Muhammad 707 100 058 Jurusan Teknik Material dan Metalurgi Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Pembimbing: Ir. Muchtar Karokaro M.Sc Sutarsis ST, M.Sc Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Pengembangan Dokumen Awareness and Preparedness for Emergencies at Local Level (APELL) Dalam Mengantisipasi Ledakan Di Pertambangan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Perubahan penurunan frekuensi terbesar terjadi pada kondisi kebakaran temperatur 700 C sebesar 35,08 Hz pada simply support bridge (baik rol maupun sendi)

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014 EVALUASI KINERJA PEMASOK BERDASARKAN ADAPTASI DARI DICKSON S VENDOR SELECTION CRITERIA DENGAN PENDEKATAN TERINTEGRASI DEMATEL DAN ANP (STUDI KASUS: Online Shop X) Rizky Amelia 1) dan Suparno 2) 1) Program

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 Antonius Gatot Yudo Pratomo, Aris Tjahyanto Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 Makalah Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV MMT-ITS PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 ANTONIUS GATOT

Lebih terperinci

Analisis Remaining Life dan Penjadwalan Program Inspeksi pada Pressure Vessel dengan Menggunakan Metode Risk Based Inspection (RBI)

Analisis Remaining Life dan Penjadwalan Program Inspeksi pada Pressure Vessel dengan Menggunakan Metode Risk Based Inspection (RBI) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-356 Analisis Remaining Life dan Penjadwalan Program Inspeksi pada Pressure Vessel dengan Menggunakan Metode Risk Based Inspection

Lebih terperinci

ANALISA DESAIN SISTEM SS IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION (ICCP) PADA OFFSHORE PIPELINE MILIK JOB PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA

ANALISA DESAIN SISTEM SS IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION (ICCP) PADA OFFSHORE PIPELINE MILIK JOB PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA ANALISA DESAIN SISTEM SS IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION (ICCP) PADA OFFSHORE PIPELINE MILIK JOB PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA OLEH : Rizky Ayu Trisnaningtyas 4306100092 DOSEN PEMBIMBING : 1. Ir.

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015 MODEL PENILAIAN KONTRAKTOR PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE AHP (ANALYTIC HIERARCHY PROCESS) STUDI KASUS : PROYEK PERUMAHAN DEVELOPER XYZ Silvia Fransiska 1) dan Indung Sudarso 1) 1) Program

Lebih terperinci

BAB 3 DESKRIPSI KASUS

BAB 3 DESKRIPSI KASUS BAB 3 DESKRIPSI KASUS 3.1 UMUM Anjungan lepas pantai yang ditinjau berada di Laut Jawa, daerah Kepulauan Seribu, yang terletak di sebelah Utara kota Jakarta. Kedalaman laut rata-rata adalah 89 ft. Anjungan

Lebih terperinci

Perhitungan Teknis LITERATUR MULAI STUDI SELESAI. DATA LAPANGAN : -Data Onshore Pipeline -Data Lingkungan -Mapping Sector HASIL DESAIN

Perhitungan Teknis LITERATUR MULAI STUDI SELESAI. DATA LAPANGAN : -Data Onshore Pipeline -Data Lingkungan -Mapping Sector HASIL DESAIN MULAI STUDI LITERATUR DATA LAPANGAN : -Data Onshore Pipeline -Data Lingkungan -Mapping Sector DATA NON LAPANGAN : -Data Dimensi Anode -Data Harga Anode DESAIN MATERIAL ANODE DESAIN TIPE ANODE Perhitungan

Lebih terperinci

Perawatan Anjungan Lepas Pantai di Sanghata Area

Perawatan Anjungan Lepas Pantai di Sanghata Area Perawatan njungan Lepas Pantai di Sanghata rea Oleh nthony Sinata Pembimbing : r. Nita Yuanita Program Studi Sarjana Teknik Kelautan, FTSL, ITB vaan_ton@yahoo.com Kata Kunci: njungan Lepas Pantai (Offshore

Lebih terperinci

Kata kunci : Manajemen risiko lingkungan, Pengelolaan lumpur B3, fuzzy AHP

Kata kunci : Manajemen risiko lingkungan, Pengelolaan lumpur B3, fuzzy AHP PENILAIAN RISIKO LINGKUNGAN DENGAN FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP) PADA MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN LUMPUR BERBAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DARI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) (STUDI

Lebih terperinci

MENTERi ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2017

MENTERi ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2017 MENTERi ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2017 TENTANG PEMERIKSAAN KESELAMATAN INSTALASI DAN PERALATAN

Lebih terperinci

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E (Studi Kasus: PT ISM Bogasari Flour Mills Surabaya) Edi Suhandoko, Bobby

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA Dwi Prasetyanto 1, Indra Noer Hamdhan

Lebih terperinci

Jumlah Anoda (N) Tahanan Kabel (R2) Tahanan Total (Rt) = Ic / Io = 21,62 / 7 = 3,1. R2 = R1 + α (T2 T1) = 0, ,00393 (30-24) = 0,02426 ohm/m

Jumlah Anoda (N) Tahanan Kabel (R2) Tahanan Total (Rt) = Ic / Io = 21,62 / 7 = 3,1. R2 = R1 + α (T2 T1) = 0, ,00393 (30-24) = 0,02426 ohm/m Jumlah Anoda (N) N = Ic / Io = 21,62 / 7 = 3,1 Tahanan Kabel (R2) R2 = R1 + α (T2 T1) = 0,00068 + 0,00393 (30-24) = 0,02426 ohm/m Tahanan Total (Rt) Rt = Tahanan Anoda Rectifier + Tahanan Anoda = 1,02

Lebih terperinci

UPAYA EFISIENSI BIAYA DEPARTEMEN KONTRUKSI DALAM PILOT PROJECT PEMASANGAN ANODE MELALUI METODE VALUE STREAM MAPPING DAN LEAN SIX SIGMA

UPAYA EFISIENSI BIAYA DEPARTEMEN KONTRUKSI DALAM PILOT PROJECT PEMASANGAN ANODE MELALUI METODE VALUE STREAM MAPPING DAN LEAN SIX SIGMA UPAYA EFISIENSI BIAYA DEPARTEMEN KONTRUKSI DALAM PILOT PROJECT PEMASANGAN ANODE MELALUI METODE VALUE STREAM MAPPING DAN LEAN SIX SIGMA I Wayan Wiratmaja 1) dan Bambang Syairudin 2) Program Studi Magister

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE AHP INDEX MODEL UNTUK PEMILIHAN PROGRAM PEMELIHARAAN JARINGAN PIPA PRODUKSI DI PT X

PENERAPAN METODE AHP INDEX MODEL UNTUK PEMILIHAN PROGRAM PEMELIHARAAN JARINGAN PIPA PRODUKSI DI PT X PENERAPAN METODE AHP INDEX MODEL UNTUK PEMILIHAN PROGRAM PEMELIHARAAN JARINGAN PIPA PRODUKSI DI PT X Seto Uditoyo Subagyo 1 dan Udisubakti Ciptomulyono Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang

Lebih terperinci

USULAN KERANGKA MANAJEMEN RESIKO IMPLEMENTASI TEKNOLOGI BARU DALAM MENDUKUNG AKTIVITAS BISNIS PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI

USULAN KERANGKA MANAJEMEN RESIKO IMPLEMENTASI TEKNOLOGI BARU DALAM MENDUKUNG AKTIVITAS BISNIS PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI USULAN KERANGKA MANAJEMEN RESIKO IMPLEMENTASI TEKNOLOGI BARU DALAM MENDUKUNG AKTIVITAS BISNIS PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI Yohanes Suprapto Magister Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI),

Lebih terperinci

Strategi Minimasi Resiko pada Proses Pengembangan Produk

Strategi Minimasi Resiko pada Proses Pengembangan Produk Strategi Minimasi Resiko pada Proses Pengembangan Produk Imam Santoso 1), Dyan Fitrisari 1),Arif Hidayat 1) 1) Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP UB Korespondensi : imamsantoso@ub.ac.id ABSTRAK Pengembangan

Lebih terperinci

ANALISA RESIKO PADA REDUCER PIPELINE AKIBAT INTERNAL CORROSION DENGAN METODE RBI (RISK BASED INSPECTION)

ANALISA RESIKO PADA REDUCER PIPELINE AKIBAT INTERNAL CORROSION DENGAN METODE RBI (RISK BASED INSPECTION) ANALISA RESIKO PADA REDUCER PIPELINE AKIBAT INTERNAL CORROSION DENGAN METODE RBI (RISK BASED INSPECTION) Z. A. H. Lubis 1 ; D. M. Rosyid 2 ; H. Ikhwani 3 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Kelautan, ITS-Surabaya

Lebih terperinci

PENGUKURAN TEKNOLOGI APLIKASI SISTEM INFORMASI DENGAN TEKNOMETRIK (INFORWARE) BERBASIS COBIT PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAMAL

PENGUKURAN TEKNOLOGI APLIKASI SISTEM INFORMASI DENGAN TEKNOMETRIK (INFORWARE) BERBASIS COBIT PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAMAL PENGUKURAN TEKNOLOGI APLIKASI SISTEM INFORMASI DENGAN TEKNOMETRIK (INFORWARE) BERBASIS COBIT PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAMAL Rangga Romi Putra 1,*), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1,2) program Studi

Lebih terperinci

5 Pemodelan Struktur

5 Pemodelan Struktur Bab 5 5 Pemodelan Struktur 5.1 Konfigurasi Umum Jacket Anjungan yang dimodelkan dalam Tugas Akhir ini merupakan suatu bangunan fixed platform tipe jacket yang memiliki 4 buah kaki yang terpancang ke dalam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang minyak masih menjadi kebutuhan bahan bakar yang utama bagi manusia. Minyak sangat penting untuk menggerakkan kehidupan dan roda perekonomian.

Lebih terperinci

Penilaian Risiko Dan Perencanaan Inspeksi Pipa Transmisi Gas Alam Cepu-Semarang Menggunakan Metode Risk Based Inspection Semi-Kuantitatif Api 581

Penilaian Risiko Dan Perencanaan Inspeksi Pipa Transmisi Gas Alam Cepu-Semarang Menggunakan Metode Risk Based Inspection Semi-Kuantitatif Api 581 MESIN, Vol. 25, No. 1, 2016, 18-28 18 Penilaian Risiko Dan Perencanaan Inspeksi Pipa Transmisi Gas Alam Cepu-Semarang Menggunakan Metode Risk Based Inspection Semi-Kuantitatif Api 581 Gunawan Dwi Haryadi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE RISK BASED INSPECTION

PERBANDINGAN METODE RISK BASED INSPECTION PERBANDINGAN METODE RISK BASED INSPECTION DAN TIME BASED INSPECTION DARI SISI FINANSIAL PADA INDUSTRI MIGAS DI INDONESIA Comparation Risk Based Inspection and Time Based Inspection Method From Financial

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA DATA 5.1 PENDAHULUAN

BAB 5 ANALISA DATA 5.1 PENDAHULUAN BAB 5 ANALISA DATA 5.1 PENDAHULUAN Pada bab sebelumnya telah diterangkan mengenai dasar penelitian yang akan dilaksanakan, desain penelitian, pemilihan metode penelitian, termasuk penjelasan teoritis terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di perairan laut Utara Jawa atau perairan sekitar Balikpapan, terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Di perairan laut Utara Jawa atau perairan sekitar Balikpapan, terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di perairan laut Utara Jawa atau perairan sekitar Balikpapan, terdapat beberapa bangunan yang berdiri di tengah lautan, dengan bentuk derek-derek ataupun bangunan

Lebih terperinci

APLIKASI FORMAL SAFETY ASSESSMENT (FSA) UNTUK PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN PADA BOATLANDING FSO: STUDI KASUS FSO MT LENTERA BANGSA

APLIKASI FORMAL SAFETY ASSESSMENT (FSA) UNTUK PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN PADA BOATLANDING FSO: STUDI KASUS FSO MT LENTERA BANGSA APLIKASI FORMAL SAFETY ASSESSMENT (FSA) UNTUK PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN PADA BOATLANDING FSO: STUDI KASUS FSO MT LENTERA BANGSA JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

IMADUDDIN ABIL FADA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

IMADUDDIN ABIL FADA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 IMADUDDIN ABIL FADA 3106100077 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 ANALISA PUSHOVER DENGAN KONDISI GEMPA 800 TAHUN PADA STRUKTUR

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS ALTERNATIF BOILER UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN STEAM DI PT. TPC INDO PLASTIC & CHEMICALS

PENENTUAN PRIORITAS ALTERNATIF BOILER UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN STEAM DI PT. TPC INDO PLASTIC & CHEMICALS PENENTUAN PRIORITAS ALTERNATIF BOILER UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN STEAM DI PT. TPC INDO PLASTIC & CHEMICALS Zainul Abidin, Rianto B. Adihardjo, dan Haryono Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE Nunu Kustian Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Email: kustiannunu@gmail.com ABSTRAK Kebutuhan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016 STRATEGI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI UNIVERSIDADE DA PAZ (UNPAZ)-TIMOR LESTE DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI MAKRO ERGONOMI DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Jeronimo da Silva 1), Sri Gunani Partiwi

Lebih terperinci

EVALUASI SUPPLIER BAHAN BAKU PEMBUATAN TIANG PANCANG PADA PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN AHP DAN LOSS FUNCTION

EVALUASI SUPPLIER BAHAN BAKU PEMBUATAN TIANG PANCANG PADA PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN AHP DAN LOSS FUNCTION EVALUASI SUPPLIER BAHAN BAKU PEMBUATAN TIANG PANCANG PADA PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN AHP DAN LOSS FUNCTION Efraim S. Ginting 1,Sugiharto Pujangkoro 2, Tuti Sarma Sinaga 2 Departemen Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ)

EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ) EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ) Rista Dwi Novianto 1) dan Suparno 2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang keahlian Manajemen

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.879, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Manajemen Keselamatan kapal. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 45 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN KESELAMATAN

Lebih terperinci

PEMODELAN PEMILIHAN MERK DUMP TRUCK UNTUK PROYEK URUGAN MELALUI PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PEMODELAN PEMILIHAN MERK DUMP TRUCK UNTUK PROYEK URUGAN MELALUI PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PEMODELAN PEMILIHAN MERK DUMP TRUCK UNTUK PROYEK URUGAN MELALUI PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Karna Rajasa, Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang Keahlian

Lebih terperinci

Analisa Risiko dan Langkah Mitigasi pada Offshore Pipeline

Analisa Risiko dan Langkah Mitigasi pada Offshore Pipeline JURNAL TEKNIK ITS Vol., No. (Sept. 0) ISSN: 30-97 G-80 Analisa Risiko dan Langkah Mitigasi pada Offshore Pipeline Wahyu Abdullah, Daniel M. Rosyid, dan Wahyudi Citrosiswoyo Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas

Lebih terperinci

4.1 INDENTIFIKASI SISTEM

4.1 INDENTIFIKASI SISTEM BAB IV ANALISIS 4.1 INDENTIFIKASI SISTEM. 4.1.1 Identifikasi Pipa Pipa gas merupakan pipa baja API 5L Grade B Schedule 40. Pipa jenis ini merupakan pipa baja dengan kadar karbon maksimal 0,28 % [15]. Pipa

Lebih terperinci

Perancangan Struktur Jacket dantopside Anjungan Lepas Pantai Ditinjau dari Analisis Inplace

Perancangan Struktur Jacket dantopside Anjungan Lepas Pantai Ditinjau dari Analisis Inplace Reka Racana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Agustus 2015 Perancangan Struktur Jacket dantopside Anjungan Lepas Pantai Ditinjau dari Analisis Inplace YUNIZAR PUTRA

Lebih terperinci

EVALUASI SARANA MENYELAMATKAN DIRI KEADAAN DARURAT PADA BANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN SEBAGAI UPAYA IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KEBAKARAN

EVALUASI SARANA MENYELAMATKAN DIRI KEADAAN DARURAT PADA BANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN SEBAGAI UPAYA IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KEBAKARAN EVALUASI SARANA MENYELAMATKAN DIRI KEADAAN DARURAT PADA BANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN SEBAGAI UPAYA IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KEBAKARAN Lukman Handoko, Sritomo Wignjosoebroto, Sri Gunani

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS RESIKO PADA PIPELINE OIL DAN GAS DENGAN METODE RISK ASSESMENT KENT MUHLBAUER DAN RISK BASED INSPECTION API REKOMENDASI 581

STUDI ANALISIS RESIKO PADA PIPELINE OIL DAN GAS DENGAN METODE RISK ASSESMENT KENT MUHLBAUER DAN RISK BASED INSPECTION API REKOMENDASI 581 SIDANG TUGAS AKHIR - RL 1585 JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FTI-ITS STUDI ANALISIS RESIKO PADA PIPELINE OIL DAN GAS DENGAN METODE RISK ASSESMENT KENT MUHLBAUER DAN RISK BASED INSPECTION API REKOMENDASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekploitasi sumberdaya mineral atau bahan galian seperti pasir merupakan salah satu pendukung sektor pembangunan baik secara fisik, ekonomi maupun sosial.

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Analisis Risk (Resiko) dan Risk Assessment Risk (resiko) tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia. Sebagai contoh apabila seseorang ingin melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bagian akhir dari laporan penelitian ini adalah garis besar dari hasil penenilitian yang berupa kesimpulan, disesuaikan dengan permasalahan yang diangkat dan tujuan dari penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya dilaksanakan satu kali dan umumnya memiliki jangka waktu yang pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut,

Lebih terperinci

1. Project Management Awareness

1. Project Management Awareness 1. Project Management Awareness Pelatihan ini diberikan kepada para Executive perusahaan dalam pemahaman siklus project dan proses mangement proyek, disini akan diberikan dasar-dasar tentang project management.

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015 ANALISA KEPUTUSAN PROYEK INVESTASI PEMASANGAN BOOSTER KOMPRESOR SEBAGAI UPAYA MEMPERTAHANKAN PRODUKSI GAS BUMI LAPANGAN OFFSHORE L-PARIGI DI PT. PEP DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS Risang Raheditya 1), Suparno

Lebih terperinci

ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU

ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU Zulkifli A. Yusuf Dosen Program Studi Teknik Sistem

Lebih terperinci

INTEGRASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN GOAL PROGRAMMING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMASOK DI PT. XYZ INDONESIA POWER

INTEGRASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN GOAL PROGRAMMING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMASOK DI PT. XYZ INDONESIA POWER INTEGRASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN GOAL PROGRAMMING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMASOK DI PT. XYZ INDONESIA POWER Juwita Metrihayu Rahmadani dan Udisubakti Ciptomulyono Program

Lebih terperinci

Manajemen Korosi Berbasis Risiko pada struktur Jacket

Manajemen Korosi Berbasis Risiko pada struktur Jacket Manajemen Korosi Berbasis Risiko pada struktur Jacket Dosen Pembimbing Ir. Daniel M Rosyid, Ph.D, MRINA NIP 196107021988031003 Yeyes Mulyadi, ST, M.Sc NIP 197312072001121002 PENGERTIAN KOROSI Penurunan

Lebih terperinci

ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO

ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO Kukuh Rahardjo dan I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: kukuhrah@gmail.com

Lebih terperinci

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN Menekan Input 1.03-Planning & Budgeting-R0 1/18 MAINTENANCE PLANNING Maintenance Plan diperlukan untuk melakukan penyesuaian dengan Production

Lebih terperinci

PENDAHULUAN PERUMUSAN MASALAH. Bagaimana pengaruh interaksi antar korosi terhadap tegangan pada pipa?

PENDAHULUAN PERUMUSAN MASALAH. Bagaimana pengaruh interaksi antar korosi terhadap tegangan pada pipa? PENDAHULUAN Korosi yang menyerang sebuah pipa akan berbeda kedalaman dan ukurannya Jarak antara korosi satu dengan yang lain juga akan mempengaruhi kondisi pipa. Dibutuhkan analisa lebih lanjut mengenai

Lebih terperinci

STUDI HAZOP PADA SISTEM DISTRIBUSI BBM BERBASIS FUZZY LAYER OF PROTECTION ANALYSIS DI INSTALASI SURABAYA GROUP (ISG) PT. PERTAMINA TANJUNG PERAK

STUDI HAZOP PADA SISTEM DISTRIBUSI BBM BERBASIS FUZZY LAYER OF PROTECTION ANALYSIS DI INSTALASI SURABAYA GROUP (ISG) PT. PERTAMINA TANJUNG PERAK STUDI HAZOP PADA SISTEM DISTRIBUSI BBM BERBASIS FUZZY LAYER OF PROTECTION ANALYSIS DI INSTALASI SURABAYA GROUP (ISG) PT. PERTAMINA TANJUNG PERAK Nur Ulfa Hidayatullah, Ali Musyafa Jurusan Teknik Fisika,

Lebih terperinci

BAB 4 STUDI KASUS 4.1 UMUM

BAB 4 STUDI KASUS 4.1 UMUM BAB 4 STUDI KASUS 4.1 UMUM Platform LProcess merupakan struktur anjungan lepas pantai tipe jacket dengan struktur empat kaki dan terdiri dari dua deck untuk fasilitas Process. Platform ini terletak pada

Lebih terperinci

PENILAIAN BIAYA DAMPAK RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK JALAN DAN JEMBATAN STUDI KASUS DI PT.WIJAYA KARYA DSU-1

PENILAIAN BIAYA DAMPAK RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK JALAN DAN JEMBATAN STUDI KASUS DI PT.WIJAYA KARYA DSU-1 PENILAIAN BIAYA DAMPAK RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK JALAN DAN JEMBATAN STUDI KASUS DI PT.WIJAYA KARYA DSU-1 Wawan Setiawan Diono, I Putu Artama Wiguna Manajemen Proyek Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandiri Wilayah Khusus dan Desa

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandiri Wilayah Khusus dan Desa BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun 2007 Pemerintah Indonesia mencanangkan PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) yang terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan,

Lebih terperinci

bahwa untuk menjamin keselamatan, keamanan, dan

bahwa untuk menjamin keselamatan, keamanan, dan MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG PEMERIKSAAN KESELAMATAN INSTALASI DAN PERALATAN

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI), adalah salah satu bank yang mempunyai sistem informasi dan infrastruktur Information Technology (IT) terbesar dan tersebar di seluruh

Lebih terperinci

PERBAIKAN PROSES PENGELOMPOKAN DAN PEMERINGKATAN KEBUTUHAN PADA METODE PENINGKATAN PERKIRAAN KEUNTUNGAN DAN NILAI PROYEK (ACBA)

PERBAIKAN PROSES PENGELOMPOKAN DAN PEMERINGKATAN KEBUTUHAN PADA METODE PENINGKATAN PERKIRAAN KEUNTUNGAN DAN NILAI PROYEK (ACBA) PERBAIKAN PROSES PENGELOMPOKAN DAN PEMERINGKATAN KEBUTUHAN PADA METODE PENINGKATAN PERKIRAAN KEUNTUNGAN DAN NILAI PROYEK (ACBA) Harunur Rosyid, Daniel O. Siahaan Program Studi Magister Teknik Informatika

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming. PENENTUAN MULTI CRITERIA DECISION MAKING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN PELAKSANA PROYEK Chintya Ayu Puspaningtyas, Alvida Mustika Rukmi, dan Subchan Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE 34 EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE Faisal piliang 1,Sri marini 2 Faisal_piliang@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi

Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi Program Studi Teknik Industri Universitas Komputer Indonesia Jalan Dipatiukur 112-116 Bandung Email: gabeinct@yahoo.com

Lebih terperinci

PIPELINE STRESS ANALYSIS PADA ONSHORE DESIGN JALUR PIPA BARU DARI CENTRAL PROCESSING AREA(CPA) JOB -PPEJ KE PALANG STATION DENGAN PENDEKATAN CAESAR

PIPELINE STRESS ANALYSIS PADA ONSHORE DESIGN JALUR PIPA BARU DARI CENTRAL PROCESSING AREA(CPA) JOB -PPEJ KE PALANG STATION DENGAN PENDEKATAN CAESAR P3 PIPELINE STRESS ANALYSIS PADA ONSHORE DESIGN JALUR PIPA BARU DARI CENTRAL PROCESSING AREA(CPA) JOB -PPEJ KE PALANG STATION DENGAN PENDEKATAN CAESAR II P3 PIPELINE STRESS ANALYSIS ON THE ONSHORE DESIGN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KERANGKA KERJA PENYUSUNAN PROGRAM AUDIT SISTEM INFORMASI BERDASARKAN ITAF, STUDI KASUS AUDIT SIMHP DI PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TIMUR

PENGEMBANGAN KERANGKA KERJA PENYUSUNAN PROGRAM AUDIT SISTEM INFORMASI BERDASARKAN ITAF, STUDI KASUS AUDIT SIMHP DI PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TIMUR PENGEMBANGAN KERANGKA KERJA PENYUSUNAN PROGRAM AUDIT SISTEM INFORMASI BERDASARKAN ITAF, STUDI KASUS AUDIT SIMHP DI PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TIMUR Heru Purbawa *) dan Daniel O. Siahaan Program Studi

Lebih terperinci

Analisa Konsekuensi. Pada kasus ini tergolong dalam C6-H8 (Gasoline, Naphta, Light Straight, Heptane), memiliki sifat :

Analisa Konsekuensi. Pada kasus ini tergolong dalam C6-H8 (Gasoline, Naphta, Light Straight, Heptane), memiliki sifat : Metodologi Metodologi Pada kasus ini tergolong dalam C6-H8 (Gasoline, Naphta, Light Straight, Heptane), memiliki sifat : Berat molekular : 100 Berat jenis ( lb/ft3) : 42.7 Titik didih normal ( NBP ) (f)

Lebih terperinci

Pada penelitian ini dilakukan analisis risiko terhadap penggunaan tower crane dilakukan pada studi kasus proyek pembangunan gedung baru Unikom dan

Pada penelitian ini dilakukan analisis risiko terhadap penggunaan tower crane dilakukan pada studi kasus proyek pembangunan gedung baru Unikom dan Analisis Risiko Kecelakaan Pada Penggunaan Tower Crane Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Baru Unikom dan Proyek Pembangunan Gedung Elizabeth RS Bossomeus EXTENDED ABSTRACT Konstruksi merupakan usaha

Lebih terperinci