BAB III METODE PENELITIAN. mengadopsi tahapan menurut Kemmis dan Mc Taggart (2007). Tahapan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. mengadopsi tahapan menurut Kemmis dan Mc Taggart (2007). Tahapan"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas dengan mengadopsi tahapan menurut Kemmis dan Mc Taggart (2007). Tahapan PTK dilakukan siklus demi siklus, sebelum memulai siklus pertama diawali dengan observasi awal untuk melakukan penyelidikan dalam upaya menetapkan topik area yang akan diteliti, dilajutkan dengan perencanaan secara keseluruhan, kemudian implementasi tindakan, observasi, dan refleksi. Memasuki siklus berikutnya dimulai dengan tahap perencanaan lanjut sebagai revisi atas perencanaan yang disusun sebelumnya dengan memanfaatkan hasil refleksi, kemudian pelaksanaan tindakan dan observasi lanjut kemudian dilakukan refleksi kembali, demikian seterusnya sehingga terjadi secara siklus sampai terjadi peningkatan motivasi dan hasil belajar kognitif siswa (Bambang Subali, 2010:43). Saur Tampubolon (2014:16) mengatakan bahwa penelitian tindakan adalah menemukan tindakan yang tepat untuk memecahkan masalah dalam bentuk siklus, berbeda dengan penelitian nonpenelitian tindakan kelas (non PTK) adalah menemukan kebenaran ilmiah untuk menguji suatu hipotesis penelitian dan menghasilkan suatu generalisasi (teori baru).

2 Dalam penelitian tindakan kelas ini, akan dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus 2 kali pertemuan. Siklus pertama pada materi struktur dan fungsi sel dan siklus kedua pada materi struktur dan fungsi jaringan makhluk hidup yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru pembimbing. Jika disajikan dalam bentuk bagan adalah sebagai berikut: B. Setting Penelitian Gambar 33. Diagram Siklus PTK Spiral Sumber: (Stephen Kemmis & Robin McTaggart, 2007:278) 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Pandak Bantul yang berlokasi di Jalan Kadekrowo Gilangharjo Pandak Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

3 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan, yaitu mulai bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016 pada semester 1 tahun ajaran 2016/2017. C. Rencana Tindakan Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar kognitif siswa pada materi sel dan jaringan makhluk hidup kelas X APTR-2 di SMK Negeri 1 Pandak tahun pelajaran 2016/2017 melalui penerapan pendekatan saintifik dengan strategi yang tepat. Penelitian tindakan ini menggunakan model penelitian tindakan kelas melalui model Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari siklus-siklus dikarenakan peneliti akan berhenti ketika sudah terjadi peningkatan motivasi dan hasil belajar kognitif siswa dalam materi sel dan jaringan makhluk hidup. PTK ini dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi (pengamatan) dan dilanjutkan dengan refleksi. Adapun rencana dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Siklus ke 1 Pada siklus pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang berlangsung di dalam sel. Dalam penelitian ini, materi essensial yang akan siswa pelajari terkait struktur fungsi sel prokariot dan sel eukariot, struktur dan fungsi pada sel

4 hewan dan tumbuhan, serta proses transport pada membran sel. Sehingga, pada siklus pertama ini akan dilakukan dalam dua kali pertemuan, meliputi: 1. Perencanaan Tindakan Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a) Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan berdasarkan pendekatan saintifik, sesuai dengan silabus kurikulum 2013 SMK Negeri 1 Pandak. b) Mempersiapkan instrument penelitian yaitu lembar observasi keterlakasaaan pendekatan saintifik, quisioner (skala likert) untuk mengetahui motivasi belajar siswa, dan soal pretest-posttest untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa. c) Melakukan validasi instrument kepada dosen pembimbing. d) Mempersiapkan media pembelajaran yang berupa gambar dan preparat sel hewan dan sel tumbuhan. 2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pada tahap ini pembelajaran dilaksanakan berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun berdasarkan silabus kurikulum 2013 yang digunakan guru biologi SMK Negeri 1 Pandak tahun pelajaran 2016/2017 yang dikemas dalam model pembelajaran pendekatan saintifik. Dibawah ini fase-fase kegiatan pembelajaran yang akan dikasanakan, sebagai berikut

5 Pertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang perbedaan antara sel prokariotik dan sel eukariotik. Pada sel eukariotik akan dibahas terkait perbedaan struktur dan fungsi sel tumbuhan dan sel hewan. Dibawah ini merupakan langkah-langkah yang akan peneliti lakukan didalam kelas dengan menggunakan pendekatan saintifik: a. Pendahuluan 1) Salam, doa, presensi, dan pendekatan atapun motivasi terkait berbagai hal yang sedang dialami siswa baik didalam ruang lingkup sekolah maupun diluar sekolah dan melakukan presensi. 2) Guru menyampaikan tema materi dan tujuan pembelajaran, kemudian melakukan pretest terkait struktur dan fungsi sel prokariotik dan sel eukariotik. 3) Penjelasan kegiatan pembelajaran yang akan dibahas atau dilaksanakan. Kemudian membentuk kelompok 4-5 orang siswa. b. Kegiatan Inti 1) Mengamati: Siswa mengamati perbandingan ukuran molekul, sel, dan organisme multiseluler, serta gambar struktur sel tumbuhan dan sel hewan.

6 2) Menanya: a) Guru memotivasi siswa untuk menemukan persoalan terkait materi yang akan dipelajari pada gambar-gambar yang telah diamati. b) Siswa diharapkan dapat mengajukan persoalan terkait sel prokariotik, sel eukariotik, sel tumbuhan, dan sel hewan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan seperti: 1. Mengapa bakteri termasuk sel prokariotik? 2. Mengapa tumbuhan, dan hewan termasuk sel eukariotik? 3. Apa perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik? 4. Apa perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan? 3) Mengumpulkan Data: a) Siswa mengidentifikasi gambar Irisan tipis bakteri Bacillus coagulans (TEM) (Campbell.2010: ) yang terdapat di LKS. b) Melakukan pengamatan dengan mikroskop tentang sel bawang merah dan sel epitel pipi c) Siswa menggambar hasil pengamatan sel bawang merah dan sel epitel pipi pada lembar kegiatan siswa. d) Siswa mengidentifikasi struktur sel yang teramati pada preparat tersebut.

7 4) Mengasosiasikan: Siswa berdiskusi secara kelompok untuk menjelaskan perbedaan antara sel prokariotik dan sel eukariotik serta perbedaan struktur dan fungsi sel hewan dalam lembar kegiatan siswa yang telah diberikan guru. 5) Mengkomunikasikan: Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi nya ke depan kelas. c. Penutup 1) Guru dan siswa merangkum dan mengevaluasi hasil diskusi kelas. 2) Guru memberikan tugas untuk mempelajari materi yang akan dibahas selanjutnya. Pertemuan ke -2 Pada pertemuan kedua ini, materi yang akan dipelajari tentang proses transport pada membran sel yang terjadi secara aktif dan pasif. Pada proses transport secara aktif meliputi proses endositosis dan eksositosis. Sedangkan proses transport secara pasif meliputi difusi dan osmosis. Dibawah ini merupakan langkah-langkah yang akan peneliti lakukan didalam kelas dengan menggunakan pendekatan saintifik:

8 a. Pendahuluan 1) Salam, doa, presensi, dan pendekatan atapun motivasi terkait berbagai hal yang sedang dialami siswa baik didalam ruang lingkup sekolah maupun diluar sekolah. 2) Guru menyampaikan tema materi, tujuan pembelajaran, kemudian melakukan apersepsi, membahas sekilas terkait materi yang telah siswa peroleh sebagai proses mengingat kembali dan menyamakan persepsi siswa. 3) Penjelasan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. b. Kegiatan Inti 1) Mengamati: a) Siswa mengamati demonstrasi penyeduhan teh celup dalam kantong kemasan pada air es dan air biasa yang dilakukan oleh guru. b) Siswa mengamati demonstrasi perendaman kentang pada air gula, dan air biasa yang dilakukan oleh guru. 2) Menanya: a) Guru memotivasi siswa untuk menemukan persoalan terkait difusi pada peristiwa perubahan warna air setelah dicelupkan teh; dan osmosis pada perendaman kentang.

9 b) Siswa diharapkan dapat mengajukan persoalan terkait peristiwa tersebut dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan seperti: 1. Mengapa air menjadi berubah warna? 2. Apa penyebab terjadinya peristiwa tersebut? 3. Mengapa peristiwa tersebut termasuk difusi? 4. Mengapa kentang yang direndam pada air gula lebih lunak? 5. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? 6. Apa perbedaan kedua peristiwa tersebut? 6) Mengumpulkan Data: a) Praktik menyelupkan teh ke dalam air biasa, air panas dan air dingin dengan mengukur waktu penyebaran warna teh dalam masing-masing air. b) Praktik merendam kentang pada air gula, air garam, dan air biasa dengan waktu tertentu. 7) Mengasosiasikan: Siswa berdiskusi secara kelompok untuk menjelaskan peritiwa difusi dan osmosis yang terjadi pada teh celup dan perendaman kentang dalam lembar kegiatan siswa yang telah diberikan guru.

10 8) Mengkomunikasikan: Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas. 3) Penutup a) Guru dan siswa merangkum dan mengevaluasi hasil diskusi kelas. b) Guru memberikan tugas untuk mempelajari materi tentang jaringan tumbuhan. Siklus ke 2 Pada siklus kedua ini, materi yang akan dipelajari tentang keterkaitan antara struktur sel pada jaringan dengan fungsi organ pada tumbuhan dan hewan. Sehingga, pada siklus pertama ini akan dilakukan dalam dua kali pertemuan, meliputi: 1. Perencanaan Tindakan Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan berdasarkan pendekatan saintifik, sesuai dengan silabus kurikulum b. Mempersiapkan instrument penelitian yaitu lembar observasi keterlaksanaan pendekatan saintifik, quisioner (skala likert)

11 untuk mengetahui motivasi belajar siswa, dan soal pretestposttest untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa. c. Melakukan validasi instrument kepada dosen pembimbing. d. Mempersiapkan media pembelajaran berupa video dan preparat jaringan makhluk hidup. 2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pada tahap ini pembelajaran dilaksanakan berdasarkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun berdasarkan Kompetensi Inti dan Kompetendi Dasar SMK Kurikulum 2013 yang dikemas dalam model pembelajaran pendekatan saintifik. Dibawah ini fase-fase kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, sebagai berikut: Pertemuan ke -1 Pada pertemuan pertama ini, materi yang akan dipelajari tentang keterkaitan antara struktur sel pada jaringan dengan fungsi organ pada tumbuhan. Dibawah ini merupakan langkah-langkah yang akan peneliti lakukan didalam kelas dengan menggunakan pendekatan saintifik: 1. Pendahuluan a. Salam, doa, presensi, dan pendekatan atapun motivasi terkait berbagai hal yang sedang dialami siswa baik didalam ruang lingkup sekolah maupun diluar sekolah.

12 b. Guru menyampaikan tema materi, tujuan pembelajaran dan melakukan pretest terkait struktur fungsi jaringan tumbuhan dan hewan. c. Penjelasan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa. 2. Kegiatan Inti a. Mengamati: Siswa mengamati demonstrasi guru tentang penyerapan zat warna pada batang sampai daun tanaman pacar air. b. Menanya: 1) Guru memotivasi siswa untuk menemukan persoalan terkait peristiwa yang telah diamati dengan materi yang akan dipelajari. 2) Siswa diharapkan dapat mengajukan persoalan jaringan tumbuhan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan seperti: 1. Mengapa batang tanaman pacar air menjadi berwarna? 2. Mengapa air yang berisi zat warna tersebut dapat terserap? c. Mengumpulkan Data: 1. Melakukan pengamatan dengan mikroskop tentang struktur anatomi akar, batang dan daun tumbuhan monokotil dan dikotil.

13 2. Mengidentifikasi jaringan tumbuhan berdasarkan bentuk sel masing-masing organ tersebut, dibantu dengan buku literature. d. Mengasosiasikan: Siswa berdiskusi secara kelompok untuk menjelaskan keterkaitan antara bentuk sel yang teramati pada organ dengan peranannya masing-masing. e. Mengkomunikasikan: Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas. f. Penutup 1. Guru dan siswa merangkum dan mengevaluasi hasil diskusi kelas. 2. Guru memberikan tugas untuk mempelajari materi tentang jaringan pada hewan yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Pertemuan ke -2 Pada pertemuan kedua ini, materi yang akan dipelajari tentang keterkaitan antara struktur sel pada jaringan dengan fungsi organ pada hewan. Dibawah ini merupakan langkah-langkah yang akan peneliti lakukan didalam kelas dengan menggunakan pendekatan saintifik.

14 1. Pendahuluan a. Salam, doa, presensi, dan pendekatan atapun motivasi terkait berbagai hal yang sedang dialami siswa baik didalam ruang lingkup sekolah maupun diluar sekolah. b. Dilakukan apersepsi, membahas sekilas terkait materi yang telah siswa peroleh sebagai proses mengingat kembali dan menyamakan persepsi siswa. c. Penjelasan kegiatan pembelajaran yang akan dibahas atau dilaksanakan. 2. Kegiatan Inti a. Mengamati: Siswa mengamati video beberapa jaringan penyusun hewan di Powerpoint. b. Menanya: 1) Guru memotivasi siswa untuk menemukan persoalan terkait video yang telah diamati dengan materi yang akan dipelajari. 2) Siswa diharapkan dapat mengajukan persoalan terkait jaringan pada hewan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan seperti: 1. Mengapa bentuk jaringan pada masing-masing organ berbeda?

15 2. Apa saja fungsi dari masing-masing jaringan tersebut? c. Mengumpulkan Data: 1) Mengamati preparat berbagai macam jaringan hewan melalui mikroskop. 2) Mengidentifikasi bentuk sel pada masing-masing jaringan, dibantu dengan literatur. d. Mengkomunikasikan: Siswa berdiskusi secara kelompok untuk menjelaskan keterkaitan antara struktur sel pada jaringan dengan fungsinya pada organ. e. Penutup 1. Guru dan siswa merangkum dan mengevaluasi hasil diskusi kelas. 2. Guru memberikan tugas untuk membuat salah satu bentuk jaringan pada hewan dengan acuan literatur gambar dengan menggunakan plestisin. Selain itu, pada setiap siklus dilakukan pengisian quisioner (skala likert) motivasi belajar siswa yaitu sebelum siklus pertama, diakhir pertemuan siklus pertama dan diakhir pertemuan siklus kedua. Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan ini juga dilakukan observasi keterlaksanaan pendekatan saintifik yang dibantu oleh 2 orang guru

16 pada setiap pertemuan. Observasi dilakukan untuk mengetahui kendalakendala berarti yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. 3. Refleksi Data yang diperoleh pada saat pelaksanaan tindakan dan observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, selanjutnya dianalisis untuk melihat peningkatan motivasi dan hasil belajar kognitif siswa pada materi sel dan jaringan makhluk hidup kelas X APTR-2 dengan menggunakan pendekatan saintifik. Hasil analisis tersebut dikaji atau dibahas bersama oleh peneliti dan guru pembimbing untuk mengatasi kendala-kendala berarti yang ditemukan sebagai perbaikan dalam perencanaan tindakan pada siklus berikutnya. Demikian proses pembelajaran pada materi sel dan jaringan makhluk hidup dengan menggunakan pendekatan saintifik untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar kognitif siswa yang dilakukan dalam dua siklus. Apabila motivasi dan hasil belajar kognitif siswa dalam dau siklus dengan dua kali pertemuan pada masing-masing siklus ini belum mengalami peningkatan, maka akan dilanjutkan dengan siklus berikutnya. Siklus berikutnya akan dilaksanakan dengan langkah yang sama, namun tidak tertutup kemungkinan modifikasi berdasarkan hasil refleksi.

17 D. Instrumen penelitian Menurut Suhartini Arikunto (2000:134), instrumen penelitian adalah intrumen pengumpulan data sebagai alat bantu yang dipilih dan digunakan peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. 1. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pendekatan Saintifik Lembar observasi ini digunakan untuk menilai keterlaksanaan pembelajaran melalui pendekatan saintifik yang digunakan oleh peneliti untuk mendukung hasil refleksi. Penilaian keterlaksanaan pendekatan saintifik ini dilakukan oleh 2 orang guru atau observer guna mengetahui kinerja peneliti serta keberhasilan pembelajaran. Adapun kisi-kisi lembar observasi keterlaksanaan metode pembelajaran ini adalah sebagai berikut: Tabel 4. Kisi-kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Scientifict Approach Aspek-aspek Keterlaksanaan Scientifict Approach Mengamati Menanya Mengumpulkan Data Mengasosiasi Mengkomunikasikan Instrumen Lembar Observasi (Lampiran.6)

18 2. Lembar Quisioner (Skala Likert) Motivasi Belajar Siswa Lembar quisioner ini dibuat untuk mengetahui motivasi belajar siswa setelah pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik. Pengukuran motivasi siswa ini menggunakan skala likert yang merupakan suatu skala penilaian untuk mengukur sikap dengan skala ordinal. Lembaran ini berisi daftar pernyataan yang diisi oleh siswa sesuai dengan refleksi diri masing-masing individu dengan memberikan tanda cek list pada lembar tersebut : Tabel 5. Kisi-kisi Quisioner (Skala Likert) Motivasi Belajar Siswa Dimensi Indikator Pernyataan Jumlah Positif Negatif Dimensi Internal Dimensi eksternal Siswa memiliki hasrat dan keinginan untuk berhasil Siswa memiliki dorongan dan kebutuhan dalam belajar Siswa memiliki harapan dan citacita masa depan Siswa memperoleh penghargaan dalam belajar Siswa memperoleh kegiatan yang menarik dalam belajar Siswa memiliki lingkungan belajar yang kondusif 1,2, ,7,8 6,9, , , ,19,21 18, , Total Pertanyaan 24

19 3. Tes Tertulis (Pretest dan Posttest) Evaluasi merupakan proses sistematis yang dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi dari program yang bersangkutan. Dalam hal ini, untuk mengetahui keberhasilan seluruh subyek belajar yang menempuh suatu program. Untuk memperoleh data kuantitatif dapat dilakukan pengukuran melalui tes berupa pretest dan posttest pada setiap siklus. Pretest merupakan pengukuran yang dilakukan sebelum menjalankan suatu program, sedangkan posttest yaitu setelah menjalankan program. Dengan pengukuran sebelumnya dan setelahnya ini dapat diketahui perubahan ataupun peningkatan keberhasilan suatu program tersebut (Bambang Subali, 2002:1). Tabel 6. Kisi-kisi Aspek Kognitif Aspek Kognitif Indikator Sesuai Silabus Instrumen Tes Tertulis / Bentuk Butir Soal Pilihan Ganda Uraian Mengingat Perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik 1,2,3 1 Struktur dan fungsi bagianbagian sel Fungsi masing-masing jaringan pada tumbuhan 5,6,7,12,13,15 1,2 1 Sifat totipotensi pada jaringan sebagai bahan dasar kultur jaringan 3,4 2

20 Fungsi masing-masing jaringan pada hewan 12,13 4 Memahami Struktur dan fungsi bagianbagian sel Struktur sel hewan dan sel tumbuhan 5,6,7,12,13,15 4,8,2,3 Fungsi organel sel tumbuhan dan sel hewan 9,10,11,14,16 2,3 Penampang melintang daun dan batang tumbuhan 5,6 Jaringan pembentuk organ pada hewan 14,15 5 Menerapkan Pengamatan sel epitel pipi (sel hewan) dan umbi lapis bawang merah (sel tumbuhan) dengan menggunakan mikroskop Pengamatan proses diffusi, osmosis dengan menggunakan umbi kentang dan teh celup Letak jaringan epidermis, korteks, dan stele (silinder pusat) pada batang tumbuhan 24,25 16,17,18,19,20,21 4 7, 8, 9 Menganalisis Analisis hasil pengamatan dan menyimpulkan hasilnya tentang konsep komponen kimia sel, struktur fungsi sel, dan aktivitas sel Karakteristik jaringan tumbuhan berdasarkan bentuk sel penyusun dan fungsinya 22 10,11 3

21 E. Validasi Instrumen Validasi intrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan uji validitas isi dan validitas empirik dengan menggunakan aplikasi program QUEST. Validitas isi suatu instrumen adalah sejauh mana butir-butir dalam instrumen itu mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan isi obyek yang hendak diukur (aspek representasi) dan sejauh mana butirbutir itu mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur (aspek relevansi). Validitas isi suatu instrumen ditentukan dengan cara mencocokkan apakah butir-butir yang ada di instrumen itu sudah mewakili komponen-komponen yang akan diukur atau belum (Badrun, 2009:3). Bambang Subali (2012:107) mengatakan bahwa suatu alat ukur dikatakan sahih (valid) jika alat ukur tersebut mampu memberikan informasi empirik sesuai dengan apa yang diukur. Selain itu, alat ukur juga harus memiliki sifat andal (reliable) artinya jika dipakai untuk mengukur berulang-ulang selalu tetap/konsisten/stabil hasilnya. Validitas empirik diperoleh dari hasil uji di lapangan. Dalam penelitian ini digunakan program QUEST untuk mengukur validitas butir soal, reliabilitas, tingkat kesukaran butir soal, serta kriteria lolos dan gugurnya butir soal/item. Hasil tes dianalisis menurut model kredit parsial (Partial Credit Model atau PCM) sebagai perluasan Rasch model (RM) yang merupakan model 1-PL yaitu hanya didasarkan pada tingkat kesukaran butir (Bambang Subali, 2012:54).

22 Penerapan fit item secara keseluruhan dengan model didasarkan pada besarnya nilai rata-rata INFIT Mean of Square (INFIT MNSQ) beserta simpangan bakunya. Jika nilai INFIT MNSQ 1,0 atau mendekati dengan varians sebesar 0,0 atau jika nilai INFIT t mendekati 0,0 dan varians 1,0 maka keseluruhan butir tes dinyatakan fit dengan model (OUT file.sh). Reliabilitas soal tes yang diestimasi berdasarkan analisis testi yang dinyatakan dalam bentuk indeks separasi person atau nilai Internal Consistency pada CTT (Classical Test Theory) atau Reliability of estimate (OUT file.sh). Sedangkan estimasi dalam menentukan butir soal yang diterima atau ditolak jika nilai INFIT MNSQ butir soal mempunyai nilai antara 0,77 sampai 1,31 (OUT file.sh). Dapat dikarenakan tingkat kesukaran butir soal yang dapat dilihat pada difficulties index, dengan kriteria sukar -2 dan mudah 2 (OUT file.sh dan.tn) (Lampiran 10, 12, 18, 20, 27, 34, 39). F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. Bambang Subali (2010:49) mengatakan bahwa statistika deskriptif merupakan prosedur pengumpulan dan penyajian data untuk memberikan deskripsi atau gambaran dari variabel kuantitatif sehingga merupakan variabel yang dapat diukur. 1. Teknik Analisis Data Observasi Keterlaksanaan Pendekatan Saintifik Data yang diperoleh melalui lembar observasi keterlaksanaan pendekatan saintifik pada masing-masing siklus dianalisis secara deskriptif dengan cara sebagai berikut:

23 a. Menghitung jumlah skor masing-masing indikator dalam tiap pertemuan. b. Menghitung jumlah skor masing-masing indikator dalam tiap siklus. c. Menetukan skor maksimal masing-masing indikator dalam tiap siklus. Sehingga diperoleh selisih/peningkatan setiap indikator dalam setiap siklus. Sedangkan, peningkatan keterlaksaan pendekatan saintifik antar siklus dihitung dengan cara sebagai beriktu : a. Menghitung jumlah skor masing-masing pertemuan tiap siklus b. Menghitung jumlah skor total tiap siklus c. Menentukan skor maksimal tiap siklus d. Menghitung skor yang diperoleh siklus I dan siklus II dengan kriteria sebagai berikut : Tabel 7. Kriteria Keterlaksanaan Pendekatan Saintifik No Skor Kriteria Sangat Rendah 2 25,1 50 Rendah 3 50,1-75 Tinggi 4 75,1 100 Sangat Tinggi e. Menghitung selisih antara siklus I dan siklus II sehingga dapat diketahui peningkatan keterlaksanaan pendekatan saintifik.

24 2. Teknik Analisis Data Motivasi Belajar Siswa Data yang diperoleh melalui quisioner untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dianalisis secara deskriptif. Adapun langkah analisisnya sebagai berikut: a. Menghitung jumlah skor tiap kategori pada masing-masing item berdasarkan jawaban responden b. Menghitung jumlah skor tiap kategori pada masing-masing indikator motivasi belajar yang diteliti berdasarkan jawaban responden. Adapun kategori penskoran jawaban responden terhadap setiap pernyataan dalam skala likert tertera pada tabel dibawah ini: Tabel 8. Kategori Alternatif Jawaban Responden No Alternatif Jawaban 1 Sangat Setuju (SS) 2 Setuju (S) 3 Tidak Setuju (TS) 4 Sangat Tidak Setuju (STS) c. Menghitung skor maksimal dan selisih total skor masing-masing indikator motivasi belajar sesuai dengan kriteria sebagai berikut :

25 Tabel 9. Kriteria Peningkatan Motivasi Belajar Siswa No Skor Kriteria Sangat Rendah 2 25,1 50 Rendah 3 50,1-75 Tinggi 4 75,1 100 Sangat Tinggi 3. Teknik Analisis Data Hasil Belajar Kognitif Siswa Data yang diperoleh melalui lembar pretest dan posttest untuk mengukur tingkat kognitif siswa dianalisis secara deskriptif serta mengukur Effect size. Adapun langkah analisisnya sebagai berikut: a. Tingkatan aspek kognitif Siswa dapat diketahui dengan cara menghitung jumlah skor masing-masing butir soal sehingga diperoleh total skor masing-masing tingkatan aspek kognitif (C1-C4). Kemudian, menghitung selisih/peningkatan antara total skor dan skor maksimal. Adapun kriteria peningkatan hasil belajar kognitif siswa sebagai berikut: Tabel. 9 Kriteria Tingkatan Kognitif Siswa No Skor Kriteria Sangat Rendah 2 25,1 50 Rendah 3 50,1-75 Tinggi 4 75,1 100 Sangat Tinggi

26 b. Effect size digunakan untuk mengetahui ukuran efek dari tindakan yang diberikan terhadap hasil belajar kognitif siswa yaitu dengan menghitung selisih mean posttest siklus pertama dan siklus kedua. Menurut Robert Coe (2002:2) dalam Ayu (2014:111) effect size dihitung dengan rumus sebagai berikut: (mean posttest sikus 2) (mean posttesst siklus 1) d = S Keterangan: d = Effect size S = standar deviasi Kriteria yang diusulkan tentang besar kecilnya ukuran efek tertera pada tabel dibawah ini: Tabel 10. Kriteria Ukuran Effect size Ukuran Efek Kategori 0 < d < 0,2 Kecil 0,2 < d < 0,8 Sedang d < 0,8 Besar G. Indikator Keberhasilan Tindakan Penelitian tindakan kelas pada materi sel dan jaringan makhluk hidup dilakukan siklus demi siklus sampai terjadi peningkatan motivasi belajar dengan tolak ukur keberhasilan yaitu 50,1 (tinggi); serta peningkatan hasil belajar kognitif dengan tolak ukur penghitungan effect size 0,8 (besar) ataupun dengan penguasaan aspek kognitif sampai pada tahap menerapkan

27 (C3) dan menganalisis (C4). Dalam penelitian ini, indikator keberhasilan tindakan dapat dicapai selama 2 siklus dikarenakan implementasi penedekatan saintifik dapat berjalan sesuai dengan rancangan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. minggu pertama semester gasal tahun pelajaran 2016/2017, SMK Negeri 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. minggu pertama semester gasal tahun pelajaran 2016/2017, SMK Negeri 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan peneliti pada minggu pertama semester gasal tahun pelajaran 2016/2017, SMK Negeri 1 Pandak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III peneliti akan membahas mengenai jenis penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian dan pengembangan, instrument penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di kelas 6 SD Negeri 1 Buayan, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen pada semester 2 Tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga yang beralamatkan di jalan Imam Bonjol Gang Menur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian 3.1.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif yaitu penelitian bersama antara peneliti dengan pihak lain (guru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di SD Negeri Kumesu 01 Reban Batang Semester II tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Desain Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang pelaksanaannya direncanakan dalam dua siklus.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif ini digunakan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SDN Candirejo 02 Tuntang yang terletak di Jl.Mertokusuma 32, Kelurahan Candirejo, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan

Lebih terperinci

Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh Deliya Minianur NIM.

Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh Deliya Minianur NIM. PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI SEL DAN JARINGAN MAKHLUK HIDUP UNTUK SISWA KELAS X APTR - 2 SMK NEGERI 1 PANDAK SKRIPSI Diajukan kepada Fakulktas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODE PENELITIAN. 2 BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dilakukan di kelas V SD N 2 Kembaran Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo. Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mata pelajaran IPA yang dilaksanakan di SD Negeri Samban 02 Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngurensiti 02 Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati pada semester I Tahun 2011/2012. Subyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Bendar Kabupaten Pati. Letak desa Bendar berada di pesisir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mata pelajaran IPA yang dilaksanakan di SDN 1 Ringinharjo, kelas 5 Semester

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan peneliti adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahfahaman dari judul yang dikemukakan, maka. diperlukan penjelasan tentang istilah berikut ini:

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahfahaman dari judul yang dikemukakan, maka. diperlukan penjelasan tentang istilah berikut ini: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahfahaman dari judul yang dikemukakan, maka diperlukan penjelasan tentang istilah berikut ini: 1. Project Based Lerning (PjBL) yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung dalam judul penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif, artinya peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Penelitian dan karakteristik Subjek Penelitian Bab III ini akan membahas mengenai latar dan karakteristik pada subjek penelitian ini. 3.1.1 Latar Penelitian Latar dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Terdapat beberapa definisi operasional dalam Penelitian Tindakan Kelas. (PTK) ini. Berikut ini merupakan penjabarannya:

BAB III METODE PENELITIAN. Terdapat beberapa definisi operasional dalam Penelitian Tindakan Kelas. (PTK) ini. Berikut ini merupakan penjabarannya: 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Terdapat beberapa definisi operasional dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. Berikut ini merupakan penjabarannya: 1. Penguasaan konsep merupakan

Lebih terperinci

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tlogowero Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung pada kelas 4

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Belakang dan Karakteristik Subyek Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang diterapkan pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUTIR SOAL TES UNTUK MENGUKUR KETERCAPAIAN SCIENCE PROCESS SKILL PESERTA DIDIK SMP KELAS VII POKOK BAHASAN KALOR DAN PERPINDAHANNYA

PENGEMBANGAN BUTIR SOAL TES UNTUK MENGUKUR KETERCAPAIAN SCIENCE PROCESS SKILL PESERTA DIDIK SMP KELAS VII POKOK BAHASAN KALOR DAN PERPINDAHANNYA Pengembangan Butir Soal... (Indah Annisa Diena) 1 PENGEMBANGAN BUTIR SOAL TES UNTUK MENGUKUR KETERCAPAIAN SCIENCE PROCESS SKILL PESERTA DIDIK SMP KELAS VII POKOK BAHASAN KALOR DAN PERPINDAHANNYA DEVELOPMENT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung yang berada di Jalan Pak Gatot Raya 73s KPAD, Bandung. Subjek penelitian adalah siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Setting penelitian yaitu tempat dan waktu penelitian serta subjek penelitian yang menjelaskan tentang karakteristik kelas yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan kelas (PTK) yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada kegiatan pembelajaran matematika untuk meningkatkan mutu

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada kegiatan pembelajaran matematika untuk meningkatkan mutu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan yang bertujuan menekankan pada kegiatan pembelajaran matematika untuk meningkatkan mutu proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif. Dengan menggunakan model Kurt Lewin. Jenis penelitian ini melibatkan guru yang bersangkutan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kelas II SD N Panerusan Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N Binangun 01, Kecamatan Bandar Kabupaten Batang pada semester 2tahun 2011/2012. Subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Setting Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif yaitu penelitian yang dilaksanakan peneliti yang bekerjasama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN Tambaharjo 02 Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Peneliti melakukan penelitian di kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and Development. Menurut Borg and Gall dalam Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini akan mencari sejauh mana keterlaksanaan penerapan model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren,

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten. Pada semester II tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2013 di SDN Pati Wetan 01 Kecamatan Pati. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan mengenai seting tempat, seting waktu, dan karakteristik subjek penelitian. Seting tempat akan membahas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research).

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis Penelitian Sesuai dengan masalah yang kemukakan sebelumnya, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaboratif, artinya

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan

Gambar 3.1 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Pengembangan Multimedia Pembelajaran Dalam penelitian ini penulis mengambil 5 tahap pengembangan multimedia menurut Munir (2003), yaitu: (1) analisis, (2) desain, (3) pengembangan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Ada dua hal yang akan dideskripsikan dalam sub judul ini, yakni seting penelitian dan karakteristik subjek penelitian. Seting penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Negeri 2 Cilaku Cianjur Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur. Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Negeri 2 Cilaku Cianjur Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur. Jl. 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Pelaksanaan Penelitian 3. 1. 1 Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Cilaku Cianjur Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ledok 04 Desa Ringinanom Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Waktu penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

problem-problem praktis masyarakat dalam situasi problematik dan pada Defenisi menurut Stephen Kemmis (1983) :

problem-problem praktis masyarakat dalam situasi problematik dan pada Defenisi menurut Stephen Kemmis (1983) : BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kegiatan ini dilakukan tehadap sejumlah siswa dalam satu kelas. Penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Rejondani Prambanan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan penelitian, desain penelitian, faktor-faktor yang diamati, rencana

METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan penelitian, desain penelitian, faktor-faktor yang diamati, rencana III. METODOLOGI PENELITIAN Pembahasan pada bab ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yang berupa pendekatan penelitian, desain penelitian, faktor-faktor yang diamati, rencana tindakan, data penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kalasan, Bogem, Tamanmartani, Kalasan, Kabupaten Sleman Yogyakarta. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut I G A K Wardani dan Kuswaya Wihardit (2009: 1.4), penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar. Sekolah ini terletak di jalan Slamet Riyadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK kalaboratif) dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan mind mapping dalam meningkatkan kemampuan berpikir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Kritig yang berlokasi di desa Kritig, Kecamatan Petanahan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Cimahi yang beralamat di Jalan Mahar Martanegara Nomor 48, Leuwigajah Kota Cimahi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN Menurut Arikunto (2006 : 160), metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Lebih lanjut Surachman dalam Nugraha (2007

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Tempat Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jepon yang terletak di Kelurahan Jepon, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mata pelajaran Matematika yang dilaksanakan pada siswa kelas 5 SD Negeri

Lebih terperinci

BAB III. Metodelogi Penelitian

BAB III. Metodelogi Penelitian BAB III Metodelogi Penelitian 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. David Hopkins (dalam Trianto, 2012:15) menyebutkan penelitian tindakan kelas sebagai studi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester II tahun Pelajaran 2013/2014 di SDN Bugel 02 Salatiga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali pada semester genap tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) untuk mata pelajaran IPS yang dilaksanakan di kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan desain pembelajaran yang dikembangkan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bulan Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN. Bulan Februari Maret April Mei 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 1. Tempat Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Regunung 01, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang pada semester 2 tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rencana Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur. 3.1.2. Subjek Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Jono, pada kelas IV semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga komponen utama, yaitu:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini dikemukakan beberapa definisi operasional yang berkaitan dengan penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3

BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Tegalrejo yang terletak di Jalan Jumprit Km 4 Desa Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan Mc Taggart (1989). Penelitian tindakan kelas ini berfokus pada upaya untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas, yaitu suatu bentuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas, yaitu suatu bentuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas, yaitu suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipatif, kolaboratif dan spiral, yang bertujuan

Lebih terperinci

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan oleh peneliti secara

Lebih terperinci

Bab III Metode Penelitian

Bab III Metode Penelitian 24 Bab III Metode Penelitian 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Arikunto (2008) penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan 24 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dengan penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester 2 tahun pelajaran 2011/2012. Dari tahap persiapan hingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang bertujuan untuk mengubah perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Kunandar (2011) PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah pre-experiment one group pretest

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah pre-experiment one group pretest 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah pre-experiment one group pretest post-test design. Awalnya mahasiswa diberi tes kemampuan awal (pretest) untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu SMA negeri di kabupaten Bandung Barat. Subjek penelitian berupa soal-soal piktorial sebagai alat ukur dimensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2008)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian pengembangan atau yang disebut dengan Research and Development (R&D). Penelitian pengembangan adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Hasil belajar siswa di kelas 4 SD Negeri Kauman Lor 01 tergolong rendah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 23

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen lemah (weak experimental atau pre experimental). Penelitian ini tidak menggunakan kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari strategi pembelajaran Tandur terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah kelas 4 SD N Kemambang 02 Kecamtan Banyubiru Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian 46 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian pengembangan (Research and Development) dari Borg dan Gall. Penelitian pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif. Artinya peneliti tidak melakukan penelitian sendiri,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Konsep inti Kurt Lewin adalah bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah siswa SMP di Wilayah kabupaten Bandung dan sekitarnya. Dari populasi dipilih satu

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI (BIDANG KEAHLIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN)

SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI (BIDANG KEAHLIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN) SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI (BIDANG KEAHLIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN) Satuan Pendidikan : SMK Negeri 61 Jakarta Kelas : X Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan mix methode dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan mix methode dengan desain BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan mix methode dengan desain embedded di mana metode kualitatif dan kuantitatif dipergunakan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Penelitian 3.3.1 Setting Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Banaran, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang. Dipilihnya kelas tersebut sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sesuai dengan program yang telah dilaksanakan di SDN Cisalak 2 Cimanggis Depok dengan jumlah dan jam pelajaran

Lebih terperinci