BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Desain Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang pelaksanaannya direncanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas empat tahapan penelitian, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan evaluasi, dan (4) refleksi. Sebelum melaksanakan siklus terlebih dahulu diadakan refleksi awal. Desain penelitian ini mengikuti pola yang dikembangkan oleh Kemmis & Mc. Taggart seperti disajikan pada gambar 3.1 berikut ini. REFLEKSI AWAL PERENCANAAN PELAKSANAAN SIKLUS I REFLEKSI OBSERVASI/ EVALUASI PERENCANAAN PELAKSANAAN SIKLUS II REFLEKSI OBSERVASI/ EVALUASI Laporan Gambar 3.1 Desain Penelitian (diadaptasi dari Kemmis dan Taggart, 1988) Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas X Keperawatan 3 SMK Negeri 1 Amlapura semester II tahun pelajaran 2013/2014. SMK Negeri 1 Amlapura terletak di Jalan Veteran, Padangkerta, Karangasem, Bali Kode Pos

2 3.1.3 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dari bulan Februari sampai dengan Mei Adapun waktu pelaksanaan penelitian disajikan pada tabel di bawah ini. No. Kegiatan 1. Penyusunan proposal, perencanaan tindakan I 2. Pelaksanaan tindakan I 3. Pengamatan/pengumpulan data I 4. Refleksi I 5. Perencanaan tindakan II 6. Pelaksanaan tindakan II 7. Pengamatan/pengumpulan data II 8. Refleksi II 9. Penulisan laporan/penjilidan Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian Februari Maret April Mei Subjek dan Obyek Penelitian Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X Keperawatan 3 SMK Negeri 1 Amlapura semester II tahun pelajaran 2013/2014 dengan banyak siswa 29 orang yang terdiri dari 4 orang laki-laki dan 25 orang perempuan (daftar nama siswa disajikan pada lampiran 2). Alasan pengambilan kelas ini sebagai subjek penelitian dikarenakan pada kelas ini ditemukan permasalahan-permasalahan seperti yang telah dipaparkan pada latar belakang Obyek Penelitian Yang menjadi obyek penelitian ini adalah 1) kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa, 2) respons siswa terhadap implementasi model pembelajaran metakognitif. 20

3 3.3 Data dan Sumber Data Uraian data dan sumber data dalam penelitian ini disajikan pada tabel 3.2 berikut ini. Tabel 3.2 Uraian Data dan Sumber Data No. Uraian Data Sumber Data 1. Untuk mendapatkan data tentang kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi dan respon siswa terhadap implementasi model pembelajaran metakognitif 2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan implementasi model pembelajaran metakognitif, kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi dan respon siswa 3. Untuk mengetahui implementasi model pembelajaran metakognitif secara komprehensif, dari sisi siswa dan guru Siswa Guru Teman sejawat 3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperti disajikan pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data No. Teknik yang digunakan Alat yang digunakan Data yang dikumpulkan Waktu Pengumpulan 1. Tes Butir soal berbentuk uraian 2. Kuesioner/ Angket Kuesioner/ Angket 3. Wawancara Panduan wawancara 4. Studi dokumentasi Jurnal, buku harian, foto Kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi Respon siswa terhadap implementasi model pembelajaran metakognitif Pendapat atau sikap siswa tentang implementasi model pembelajaran metakognitif Pelaksanaan pembelajaran Setiap akhir siklus Akhir siklus II Setiap akhir siklus Setiap siklus 21

4 3.5.2 Instrumen Penelitian Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Data tentang kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa dikumpulkan menggunakan tes berbentuk uraian. Penggunaan tes uraian memungkinkan terlihatnya tingkat pengetahuan siswa akan materi yang diberikan, karena di dalamnya terkandung proses dan hasil dari kegiatan pembelajaran. Tes uraian memiliki beberapa keunggulan diantaranya: Dalam menjawab soal bentuk uraian siswa dituntut menjawab secara rinci, maka proses berpikir, ketelitian, dan sistematika penyusunan dapat dievaluasi. Terjadinya bias hasil evaluasi dapat dihindari. Proses pengerjaan tes akan menimbulkan kreativitas dan aktivitas positif siswa sehingga tes berbentuk essay menuntut siswa agar berpikir secara sistematis dalam menyampaikan pendapat dan argumentasi serta mengaitkan fakta-fakta yang relevan (Suherman, 2003). Di samping keunggulan di atas, tes uraian juga memiliki kelemahan. Kelemahan utamanya, yaitu terletak pada pemeriksaan jawaban yang cenderung bersifat subjektif, namun hal ini perlu dihindari dengan memberikan patokanpatokan skor. Untuk mempermudah dalam melakukan penskoran terhadap jawaban siswa dalam pemecahan masalah yang diberikan, terlebih dahulu dibuat rubrik cara pemberian skor. Rubrik ini dapat mempermudah dalam memeriksa jawaban siswa. Rubrik pemberian skor pemecahan masalah pada tes kompetensi matematis tingkat tinggi dapat dilihat pada tabel 3.4. Tes yang digunakan disusun berdasarkan tingkat kognitif yang dikemukakan oleh Bloom. Tingkat kognitif yang digunakan adalah yang sesuai dengan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi, yaitu analisis, sintesis dan evaluasi. 22

5 Tabel 3.4 Rubrik Pemberian Skor Tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Skor Kriteria khusus 4 Jawaban yang dibuat oleh siswa memenuhi semua karakteristik berikut ini. Siswa memilih dan menerapkan konsep dan prosedur/strategi yang relevan, yang diperlukan untuk memecahkan masalah. Siswa mempertimbangkan semua batasan dari masalah yang diberikan. Penyelesaian dan seluruh proses pengerjaannya benar. 3 Siswa menggunakan prosedur/strategi yang sesuai untuk memecahkan masalah, akan tetapi jawaban yang diperoleh tidak sepenuhnya benar karena munculnya salah satu dari hal-hal berikut ini. Terdapat bukti bahwa siswa memiliki sebuah kesalahan konsep atau gagal mempertimbangkan sebuah konsep yang relevan, yang diperlukan untuk memecahkan masalah dengan benar. Siswa gagal mempertimbangkan sebuah batasan dari masalah yang ada. Siswa gagal mempertimbangkan sebuah variabel yang relevan. Jawaban yang diberikan secara umum benar, akan tetapi penjelasan yang diberikan tidak lengkap sampai pada penyelesaian. 2 Siswa memilih prosedur atau strategi yang sesuai untuk memecahkan masalah, akan tetapi jawaban yang diperoleh tidak benar karena munculnya satu atau lebih hal-hal berikut ini. Terdapat bukti bahwa siswa memiliki beberapa kesalahan konsep atau gagal mengetahui beberapa konsep yang relevan yang diperlukan untuk memecahkan masalah dengan benar. Siswa gagal mempertimbangkan beberapa batasan dari masalah yang ada. Siswa gagal mempertimbangkan beberapa variabel yang relevan. Siswa tidak melaksanakan prosedur/strategi sejauh yang diperlukan untuk mencapai penyelesaian. Jawaban yang diberikan secara umum benar, tetapi tidak ada penjelasan yang menunjukkan bagaimana siswa sampai pada penyelesaian. 1 Siswa memberikan jawaban yang tidak lengkap dan atau tidak benar sebagai usaha untuk memecahkan masalah. Selain itu, satu atau lebih halhal berikut ini muncul. Siswa telah mempertimbangkan sebuah batasan atau variabel dari masalah yang ada. Siswa memahami beberapa konsep yang relevan terhadap masalah yang diberikan. Siswa memilih prosedur/strategi yang sangat tidak sesuai. 0 Jawaban yang dibuat oleh siswa memenuhi karakteristik sebagai berikut. Siswa sama sekali tidak membuat jawaban. Jawaban siswa hanya mengulang informasi yang ada pada masalah. Memberikan sebuah penyelesaian yang salah dan tidak memberikan penjelasan yang lain. Jawaban dan penjelasan pendukung sangat tidak relevan dengan masalah yang diberikan. (dimodifikasi dari CRESST, 2007) 23

6 Data Respons Siswa terhadap Implementasi Model Pembelajaran Metakognitif Data respons siswa terhadap implementasi model pembelajaran metakognitif dikumpulkan menggunakan angket yang diberikan kepada siswa X Keperawatan 3 SMK Negeri 1 Amlapura pada akhir siklus II. Angket yang digunakan terdiri atas 15 butir pernyataan yang masing-masing terdiri atas 5 pilihan, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Adapun kisi-kisi angket respons siswa terhadap model pembelajaran metakognitif adalah sebagai berikut. Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Respons Siswa Positif Pernyataan nomor 1, 3, 4, 6, 8, 10, 13 dan 14 Pernyataan Negatif Pernyataan nomor 2, 5, 7, 9, 11, 12 dan 15 Jumlah 15 Jawaban atas angket yang diberikan oleh siswa selanjutnya akan diberikan skor dengan kriteria penskoran sebagai berikut. Tabel 3.6 Kriteria Penskoran Respons Siswa No Pernyataan Positif Skor Pernyataan Negatif Skor 1. Sangat Setuju (SS) 5 Sangat Setuju (SS) 1 2. Setuju (S) 4 Setuju (S) 2 3. Ragu-Ragu (R) 3 Ragu-Ragu (R) 3 4. Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 4 5. Sangat Tidak Setuju (SS) 1 Sangat Tidak Setuju (SS) 5 Skor respons masing-masing siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor yang dipilih masing-masing siswa pada setiap pernyataan yang ada pada angket respons siswa. 3.5 Validasi Data Penelitian yang baik dan terpercaya adalah penelitian yang dilakukan dengan kaidah-kaidah ilmiah dan metode yang sesuai dengan standar ilmiah. Salah satu cara untuk mengetahui derajat kepercayaan suatu penelitian adalah dengan melihat validitas dan reliabilitas penelitian. Penelitian tindakan kelas yang tergolong penelitian kualitatif memiliki cara tersendiri dalam menentukan 24

7 validitas dan reliabilitas. Validitas menunjuk pada derajat kepercayaan terhadap proses dan hasil PTK, sedangkan reliabilitas menunjuk sejauh mana kajian dapat direplikasi. Artinya apakah seorang peneliti dengan menggunakan metode yang sama akan mendapatkan hasil yang sama seperti penelitian sebelumnya. Menurut Lincoln dan Guba (1985) dalam Iskandar (2009: 82), untuk menjamin data penelitian sudah akurat dan dapat dipercaya (keabsahan data) diperlukan teknik validasi seperti ditunjukkan oleh gambar 3.2. Validasi data kualitatif Objektivitas Validitas (Kesahihan) 1) Validitas Internal 2) Validitas Eksternal Reliabilitas (Keterandalan) Objektivitas Gambar 3.2 Teknik Validasi Data Penelitian Kualitatif (diadaptasi dan dimodifikasi dari Iskandar, 2009: 82) Untuk memenuhi kriteria obyektif, penelitian tindakan kelas ini telah memenuhi syarat minimum yaitu (1) desain penelitian dibuat secara baik dan benar, (2) fokus masalah tepat, (3) kajian teori/pustaka yang relevan, (4) instrumen dan cara pendataan yang akurat, (4) teknik pengumpulan data sesuai dengan fokus permasalahan penelitian, (5) analisis data dilakukan secara benar, (6) hasil penelitian bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran matematika di sekolah Validitas Internal Penjaminan keabsahan data melalui validitas internal dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kriteria teknik validasi seperti ditunjukkan oleh gambar

8 Member check Guru sekaligus menjadi peneliti Ketekunan pengamatan Menyediakan referensi Validitas Internal Triangulasi Analisis kasus negatif Diskusi teman sejawat Gambar 3.3 Validitas Internal (diadaptasi dan dimodifikasi dari Iskandar, 2009: 83) Validitas Eksternal Validitas eksternal dalam penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif menyatakan bahwa generalisasi hasil penelitian dapat diterapkan ke semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar pengambilan sampel. Sedangkan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif bersifat kontekstual dan situasional yang mana hasil penelitian dapat diterapkan jika memiliki kesamaan konteks. Agar orang lain dapat membuat keputusan tentang validitas eksternal maka peneliti perlu menyiapkan laporan deskriptif yang rinci, sistematis dan empiris. Apabila pembaca mendapat informasi yang jelas tentang temuan penelitian maka dapat dikatakan bahwa penelitian tersebut memenuhi kriteria validitas eksternal Reliabilitas Suatu penelitian dikatakan memiliki reliabilitas (keterandalan) yang tinggi jika dua atau beberapa kali penelitian dengan fokus masalah yang sama diulang dalam konteks dan situasi yang sama maka hasil esensialnya juga sama. Menurut Danim (2002) dalam Iskandar (2009: 88) titik sentral penelitian adalah memeriksa apakah semua yang terdokumentasi dalam laporan penelitian benar-benar terjadi dalam proses penelitian secara keseluruhan. Mulai dari bagaimana peneliti mengidentifikasi masalah dan menentukan fokus masalah, pemahaman teori-teori yang relevan, interaksi peneliti dengan setting penelitian, kedalaman dan ketajaman penentuan sumber data, pengumpulan data, analisis data dan 26

9 interpretasi data yang digunakan dasar penyusunan laporan penelitian. Jika proses ini dapat peneliti deskripsikan secara utuh dan menyeluruh maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. 3.6 Teknik Analisis Data Analisis Data Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Data kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa dianalisis secara deskriptif dengan cara menghitung rata-rata skor yang diperoleh siswa, dengan rumus sebagai berikut. n Ti T i n Keterangan: T = rata-rata skor kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa T i = skor kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa n = banyaknya siswa Selanjutnya skor rata-rata (T ) yang diperoleh akan digolongkan berdasarkan mean ideal (MI) dan standar deviasi ideal (SDI) dengan kriteria sebagai berikut. Tabel 3.7 Kriteria Penggolongan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi No. Kriteria Kategori 1. T MI 1, 5 SDI Sangat baik 2. MI 0,5 SDI T MI 1, 5 SDI Baik 3. MI 0,5 SDI T MI 0, 5 SDI Cukup baik 4. MI 1,5 SDI T MI 0, 5 SDI Kurang baik 5. T MI 1, 5 SDI Sangat kurang baik dengan: MI SDI = 2 1 (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal) = 6 1 (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal) Rubrik analitik yang digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa terdiri atas 5 indikator dengan skor maksimum 4 dan skor minimum 0. Tes kemampuan berpikir matematis tingkat 27

10 tinggi yang akan dianalisis berjumlah 3 butir soal, sehingga dapat ditentukan skor tertinggi ideal adalah 12 dan skor terendah ideal adalah 0. Jadi dapat dihitung MI dan SDI sebagai berikut. MI = 2 1 (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal) 1 2 = 12 0 = 6 SDI = 6 1 (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal) 1 6 = 12 0 = 2 Dengan demikian data mengenai kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa dengan menerapkan model pembelajaran metakognitif ditentukan dengan kriteria sebagai berikut. Tabel 3.8 Konversi Penggolongan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi No. Kriteria Kategori 1 T 9 Sangat baik 2 7 T 9 Baik 3 5 T 7 Cukup baik 4 3 T 5 Kurang baik 5 T 3 Sangat Kurang baik Penelitian ini dikatakan berhasil jika rata-rata kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa minimal mampu mencapai kriteria baik. Kriteria keberhasilan ini digunakan karena model pembelajaran yang diterapkan merupakan suatu pembelajaran inovatif serta didukung dengan keadaan akademis siswa kelas X Keperawatan 3 SMK Negeri 1 Amlapura Analisis Data Respon Siswa terhadap Implementasi Model Pembelajaran Metakognitif Data respons siswa terhadap implementasi model pembelajaran metakognitif dianalisis secara deskriptif berdasarkan rata-rata skor ( R ), mean 28

11 ideal (MI), dan standar deviasi ideal (SDI). Data respons siswa yang dikumpulkan dihitung rata-ratanya dengan rumus sebagai berikut. n Ri R i n Keterangan : R = rata-rata skor respons siswa R i = skor respons siswa n = banyaknya siswa Selanjutnya, rata-rata skor respons siswa dikonversi ke dalam kriteria yang ditentukan sebagai berikut. Tabel 3.9 Kriteria Penggolongan Respons Siswa No. Kriteria Kategori 1 R MI 1, 5 SDI Sangat Positif 2 MI 0,5 SDI R MI 1, 5 SDI Positif 3 MI 0,5 SDI R MI 0, 5 SDI Cukup Positif 4 MI 1,5 SDI R MI 0, 5 SDI Kurang Positif 5 R MI 1, 5 SDI Sangat Kurang Positif dengan : 1 MI = (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal) 2 1 SDI = (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal) 6 Angket yang digunakan untuk mengumpulkan respons siswa terhadap implementasi model pembelajaran metakognitif terdiri atas 15 item. Tiap item terdiri atas 5 pilihan dengan skor maksimal tiap item 5 dan skor minimal tiap item 1. Oleh sebab itu dapat ditentukan skor tertinggi ideal adalah 75 dan skor terendah ideal adalah 15, sehingga dapat dihitung MI dan SDI sebagai berikut. 1 MI = (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal) = = 45 29

12 SDI = 6 1 (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal) 1 6 = = 10 Dengan demikian data mengenai respons siswa terhadap implementasi model pembelajaran metakognitif ditentukan dengan kriteria sebagai berikut. Tabel 3.10 Konversi Penggolongan Respons Siswa No. Kriteria Kategori 1 R 60 Sangat Positif 2 50 R 60 Positif 3 40 R 50 Cukup Positif 4 30 R 40 Kurang Positif 5 R 30 Sangat Kurang Positif Dalam penelitian ini diharapkan respons siswa terhadap implementasi model pembelajaran metakognitif minimal mampu mencapai kriteria positif. 3.7 Indikator Keberhasilan Penelitian Penelitian ini dikatakan berhasil jika memenuhi kriteria tindakan sebagai berikut. 1) kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa tergolong baik atau lebih 2) respon siswa terhadap proses pembelajaran tergolong positif atau lebih 3.8 Prosedur Penelitian Sebelum melaksanakan siklus terlebih dahulu diadakan refleksi awal Refleksi Awal Kegiatan refleksi awal merupakan kegiatan refleksi kritis terhadap pembelajaran yang dilaksanakan selama ini di kelas X Keperawatan 3 SMK Negeri 1 Amlapura yang meliputi evaluasi diri dan berdasarkan penilaian teman sejawat. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai masalah yang dihadapi di sekolah bersangkutan yang terkait dengan pembelajaran matematika. 30

13 Berdasarkan hasil refleksi awal diperoleh suatu gambaran mengenai kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa perlu ditingkatkan sebagaimana yang telah dipaparkan pada latar belakang. Selanjutnya dari hasil refleksi awal ini, diperoleh suatu keputusan untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa melalui implementasi model pembelajaran metakognitif Pelaksanaan Penelitian Tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini direncanakan berlangsung dalam 2 siklus. Adapun tindakan yang dilaksanakan pada setiap siklus adalah sebagai berikut Siklus I Siklus I direncanakan 3 kali pertemuan untuk pembelajaran dan 1 kali untuk pelaksanaan tes. Tahapan dalam siklus ini sebagai berikut. (1) Perencanaan Tindakan Berdasarkan hasil refleksi awal tindakan yang dilakukan dalam tahap perencanaan yaitu sebagai berikut. 1. Menentukan materi yang akan dikaji 2. Menyusun skenario pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang didasarkan atas model pembelajaran metakognitif. RPP yang disusun juga dikonsultasikan dengan guru matematika lainnya. 3. Mempersiapkan instrumen penelitian berupa: a) tes uraian untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi b) lembar analisis untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik, c) angket respon peserta didik terhadap pembelajaran. (2) Pelaksanaan Tindakan Pada tahap tindakan ini guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan model pembelajaran metakognitif, yang sudah disesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan seperti disajikan pada tabel

14 Tabel 3.11 Langkah-langkah Pembelajaran Model Pembelajaran Metakognitif Langkah Pembelajaran Kegiatan Guru Pendahuluan Menginformasikan kompetensi dasar, indikator, dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah dilakukan dengan menyampaikan manfaat/kegunaan materi program linier. Memfasilitasi siswa mengingat kembali materi yang telah dipelajari dengan melakukan tanya jawab. Pengembangan kemampuan kognitif Memfasilitasi siswa untuk membentuk kelompok diskusi Mengorganisasikan siswa untuk mendiskusikan materi sesuai kelompoknya masing-masing Membimbing siswa secara kelompok jika mengalami kesulitan. Mengarahkan siswa untuk mengerjakan LKS tipe kognitif pada masing-masing kelompok. Menginisiasi siswa untuk menyelesaikan masalahmasalah matematika tipe kognitif dalam hal ini program linier yang terdapat pada LKS secara berkelompok. Membimbing siswa secara berkelompok menyelesaikan masalah matematika tipe kognitif. Membuka kesempatan bagi siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Kegiatan Siswa Mencermati kompetensi dasar, indikator dan kegiatan pembelajaran Mencermati manfaat/kegunaan materi yang akan dipelajari. Mencermati, mengingat kembali dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru Mempersiapkan diri membentuk kelompok diskusi Mendiskusikan materi yang dibahas. Bertanya jika ada yang belum dimengerti mengenai materi yang dibahas. Mencermati LKS yang diberikan. Mencermati dan menyelesaikan masalah matematika tipe kognitif yang terdapat pada LKS. Meminta bimbingan jika mengalami kesulitan. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Mengajak siswa untuk mencermati dan merenungkan kembali kegiatan yang telah dilakukan dalam menyelesaikan masalah. Merenungkan kesalahankesalahan yang telah dilakukan dalam menyelesaikan masalah dan kesulitan-kesulitan yang dialami. 32

15 Pengembangan kemampuan metakognitif Menginisiasi siswa untuk menyelesaikan masalahmasalah tipe metakognitif yang terdapat pada LKS. Mencermati dan menyelesaikan masalahmasalah matematika tipe metakognitif yang terdapat pada LKS. 1. Perencanaan Membimbing siswa dalam merencanakan dan melaksanakan prosedur penyelesaian, strategi kognitif yang digunakan, dan pengetahuan awal yang relevan dalam menyelesaikan masalah yang diberikan. 2. Pemantauan Membimbing siswa memantau prosedur penyelesaian, pengetahuan awal yang relevan, dan strategi kognitif yang digunakan. Membimbing siswa merefleksi 3. Refleksi kembali proses, pemahaman konsep yang telah dilakukan dalam kegiatan menyelesaikan masalah matematika tipe metakognitif dalam hal ini masalah program linier. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang telah diperoleh siswa dengan pernyataan yang diberikan sehingga dalam hal ini akan terjadi proses control dan refleksi terhadap kegiatan kognitif yang telah dilakukan Membuka kesempatan bagi siswa untuk mengkomunikasikan hasil diskusi kelompoknya dan ditanggapi oleh siswa lain. Penutup Memfasilitasi siswa membuat simpulan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Memberikan tugas rumah Merencanakan dan melaksanakan prosedur penyelesaian, strategi kognitif yang digunakan, dan pengetahuan awal yang Relevan dalam menyelesaikan masalah yang diberikan. Memantau prosedur penyelesaian yang telah dilakukan, pengetahuan awal yang relevan, strategi kognitif yang digunakan. Merefleksi proses pemahaman konsep yang telah dilakukan dalam menyelesaikan masalah. Ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang telah diperoleh dengan pernyataan yang telah diberikan, sehingga dalam hal ini terjadi proses control dan refleksi terhadap kegiatan kognitif yang telah dilakukan. Mengkomunikasikan hasil diskusi kelompoknya dan memberikan tanggapan terhadap unjuk kerja kelompok lainnya. Membuat simpulan terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Menerima tugas rumah yang diberikan oleh guru (3) Observasi dan Evaluasi Kegiatan observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kendala yang terjadi selama pelaksanaan tindakan serta hal-hal positif yang dapat yang terjadi selama pelaksanaan tindakan. 33

16 Evaluasi pembelajaran dilaksanakan setiap akhir pembelajaran untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi selama pembelajaran dan pada akhir siklus dengan memberikan tes kepada siswa untuk mengetahui kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi. (4) Refleksi Kegiatan pada tahap ini yaitu merefleksi tindakan yang telah dilakukan selama siklus I, sebagai dasar refleksi adalah hasil tes pada siklus I serta wawancara dengan siswa terhadap kesulitan-kesulitan belajar yang dialami dalam proses pembelajaran serta kendala-kendala yang ditemukan selama pelaksanaan tindakan. Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar memperbaiki dan menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada siklus II Siklus II Siklus II direncanakan berlangsung selama 3 kali pertemuan untuk pembelajaran dan 1 kali untuk pelaksanaan tes. Hasil refleksi pada siklus I akan digunakan sebagai dasar dalam merancang dan menyempurnakan perencanaan dan tindakan pada siklus II. (1) Perencanaan Tindakan Pada dasarnya perencanaan tindakan pada siklus II tidak jauh berbeda dengan perencanaan tindakan pada siklus I, hanya saja perencanaan pada siklus II merupakan penyempurnaan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus I yang didasarkan pada hasil refleksi yang dilakukan pada siklus I. Adapun perencanaan pada siklus II sebagai berikut. 1. Menentukan materi yang akan dikaji. 2. Menyusun rencanan pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk siklus II. 3. Menyiapkan instrumen penelitian berupa: tes uraian dan lembar analisis untuk mengukur kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi. (2) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan realisasi dari perencanaan pada siklus II yang pada dasarnya merupakan penyempurnaan tindakan pada siklus I. 34

17 (3) Observasi dan Evaluasi Sebagaimana halnya pada siklus I, observasi kelas dilakukan untuk mengenai kendala yang terjadi selama pelaksanaan tindakan serta hal-hal positif yang dapat yang terjadi selama pelaksanaan tindakan. Evaluasi pembelajaran dilaksanakan setiap akhir pembelajaran untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi selama pembelajaran dan pada akhir siklus dengan memberikan tes kepada siswa untuk mengetahui kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa. Evaluasi yang dilakukan pada siklus II untuk mengetahui perubahan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa dari siklus I ke siklus II. (4) Refleksi Atas dasar hasil observasi dan evaluasi pada siklus II, peneliti/guru melakukan refleksi terhadap hasil yang diperoleh pada siklus II untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan yang dilakukan pada siklus II dan kendalakendala dari pelaksanaan tindakan selama siklus II serta memperoleh gambaran mengenai hasil penelitian secara keseluruhan. Hasil refleksi pada siklus II ini digunakan sebagai dasar untuk rekomendasi bagi guru matematika yang ingin menerapkan model pembelajaran metakognitif. 35

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan kelas (PTK) yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini didesain dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research. Wiriaatmadja (2008:

Lebih terperinci

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian ini dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Juli 15 Maret 16 Juni 15 Mei 15 April 15 Maret 15 Pebruari 15 Januari 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempet Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA MTA Surakarta dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian 3.1.1.1 Lokasi Tempat penelitian adalah SD 6 Gondangmanis Kecamatan Bae Kabupaten Kudus yang terletak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Alasan Pemilihan Metode Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Alasan Pemilihan Metode Penelitian Tindakan Kelas BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alasan Pemilihan Metode Penelitian Tindakan Kelas Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), atau Classroom Action Research. Penelitian tindakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X KEP 3 SMK NEGERI 1 AMLAPURA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X KEP 3 SMK NEGERI 1 AMLAPURA IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X KEP 3 SMK NEGERI 1 AMLAPURA Oleh I Wayan Puja Astawa (email: puja_staw@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Deskripsi Kondisi Awal SMK Negeri 1 Amlapura terletak di Jalan Veteran, Kelurahan Padangkerta, Kecamatan Karangasem, Bali. Sekolah ini merupakan sekolah kejuruan pertama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering disebut dengan Classroom Action Research. Penelitian tidakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian tindakan

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X KEPERAWATAN 3 SMK NEGERI 1 AMLAPURA TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar. Sekolah ini terletak di jalan Slamet Riyadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Belakang dan Karakteristik Subyek Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang diterapkan pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaboratif, artinya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peran sangat penting dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif yaitu penelitian yang dilaksanakan peneliti yang bekerjasama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Setting Penelitian 3.1.1. Setting Waktu Pelaksanaan penelitian direncanakan berlangsung dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2012. Adapun jadwal penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2008)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berusaha menerapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Rejondani Prambanan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rencana Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur. 3.1.2. Subjek Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tamanwinangun yang beralamat di Jalan Bocor Nomor 54, Kelurahan Tamanwinangun,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian difokuskan kepada kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kegiatan bersiklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan &

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kegiatan bersiklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan & BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Di dalam penelitian ini dilakukan tindakan berupa kegiatan bersiklus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di kelas 6 SD Negeri 1 Buayan, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen pada semester 2 Tahun

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research), karena

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research), karena BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan, memperbaiki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Penelitian pada hakekatnya adalah mencari jawaban atas permasalahan yang menuntut jawaban yang benar, setidak-tidaknya mendekati kebenaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester 24 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 pada pokok bahasan Kinematika Gerak Lurus. Dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif (statistic). Pendekatan

Lebih terperinci

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tlogowero Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung pada kelas 4

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas XI MIA 6 (Imersi) SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016. SMA Negeri 1 Karanganyar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan instrumen penilaian sikap ilmiah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Pesawahan kecamatan Teluk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Pesawahan kecamatan Teluk 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Pesawahan kecamatan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung. Alasan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subiyantoro, 2009: 10 (dalam Amin 2011: 2) menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif yaitu penelitian bersama antara peneliti dengan pihak lain (guru

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar 19 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 32 siswa, terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah metode eksperimen, yaitu metode yang menuntut peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Kramat Semester 2 tahun 2012/2013 yang terletak di Desa Kramat Kecamatan Penawangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. masalah - masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan. Yaitu masalah

BAB III METODOLOGI. masalah - masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan. Yaitu masalah 26 BAB III METODOLOGI A. Metode dan Pendekatan Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah - masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Wina Sanjaya ( 2009 : 26) mengartikan bahwa penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelas 6 semester ganjil SD Negeri 2 Bulungkulon Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Model PTK Metode yang akan digunakan dalam penelitian adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan Mc. Taggart. Pertimbangan yang mendasari penelitian metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang 37 III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih familiar disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Agung (2012: 63) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action rescarch (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Dalam setiap siklus terdiri dari

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan penelitian, desain penelitian, faktor-faktor yang diamati, rencana

METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan penelitian, desain penelitian, faktor-faktor yang diamati, rencana III. METODOLOGI PENELITIAN Pembahasan pada bab ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yang berupa pendekatan penelitian, desain penelitian, faktor-faktor yang diamati, rencana tindakan, data penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITTIAN

BAB III METODE PENELITTIAN 17 BAB III METODE PENELITTIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian SD Negeri Weton Kulon terletak di desa Weton Kulon, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen dengan letak geografis di wilayah dataran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngurensiti 02 Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati pada semester I Tahun 2011/2012. Subyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan Mc Taggart (1989). Penelitian tindakan kelas ini berfokus pada upaya untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang benar-benar untuk melihat hubungan

Lebih terperinci

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan oleh peneliti secara

Lebih terperinci

BAB III RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN. Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Lokasi penelitian tersebut

BAB III RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN. Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Lokasi penelitian tersebut 37 BAB III RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Rencana Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi tempat penulis melakukan penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang bertujuan untuk mengubah perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Jono, pada kelas IV semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini yaitu siswa kelas X-2 dengan jumlah siswa 25 orang terdiri dari 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini yaitu siswa kelas X-2 dengan jumlah siswa 25 orang terdiri dari 10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini disetting sebagai penelitian tindakan kelas di SMAN 3 Gorontalo Kecamatan Kota Tengah Kabupaten Gorontalo. Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada kajian ini, akan diuraikan mengenai metodologi penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mencakup uraian mengenai metode penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah satu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan hakikatnya merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian difokuskan kepada kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas, sebagaimana diungkapkan oleh Trianto (2010 : 13), penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai pembelajaran matematika di kelas IV A SDN 2 Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan media grafis. Melalui penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah dalam memperoleh dan menganalisis data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menerapkan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang merupakan penelitian model Kemmis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Setting dalam penelitian ini menggunakan setting kelas di mana data yang diperoleh berasal dari pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) untuk mata pelajaran IPS yang dilaksanakan di kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Boyolali,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas XI IS 2 SMA Negeri 3 Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016, yang beralamat di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting penelitian 3.1.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Sidorejo Lor 04 Salatiga yang terletak di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan pada tanggal 23 April 05

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Kunandar (2011) PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpukan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah. (Kunandar,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpukan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah. (Kunandar, 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Bodgan dan Taylor metodologi adalah proses, prinsif dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban sedangkan Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana langkah-langkah penggunaan media komik dalam menulis percakapan di kelas IV SDN Jatigintung II?, dan bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digambarkan sebagai berikut : Perencanaan I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digambarkan sebagai berikut : Perencanaan I 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Alur Penelitian Menurut model Kemmis dan Mc Taggart dalam Arikunto (2006:97), alur penelitian itu terdiri dari empat kegiatan pokok, yaitu perencanaan, pelaksanaan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA PGRI 1

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA PGRI 1 19 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA PGRI 1 Tumijajar semester ganjil pada pokok bahasan Impuls dan Momentum tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran (Sanjaya: 2009: 59). Pada penelitian tindakan kelas ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran (Sanjaya: 2009: 59). Pada penelitian tindakan kelas ini 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas dapat dilakukan secara kolaboratif yaitu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian secara umum diartikan cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Penelitian 3.3.1 Setting Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Banaran, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang. Dipilihnya kelas tersebut sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN 22 BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), yang dilakukan dalam upaya memperbaiki pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam penerapan metode tanya jawab untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Pembahasan mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Biluhu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Biluhu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Biluhu kelas VIII pada mata pelajaran matematika

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun 24 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan PTK. Penelitian ini bersifat kualitatif karena berupaya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatiif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Sesuai dengan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan September 2013 di SD Negeri Ngemplak Kidul 03 Kabupaten Pati. Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif. Dengan menggunakan model Kurt Lewin. Jenis penelitian ini melibatkan guru yang bersangkutan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Setting Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Setting Penelitian menjelaskan tentang lokasi berlangsungnya penelitian, pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau CAR (Classroom Action Research) yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau CAR (Classroom Action Research) yang bertujuan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau CAR (Classroom Action Research) yang bertujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada kajian ini, akan diuraikan mengenai metodologi penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mencakup uraian mengenai metode penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Purwantoro tahun ajaran 2012/2013 semester genap. Alasan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan sebelumnya, maka metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bagian ini berturut-turut dikemukakan bahasan mengenai metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bagian ini berturut-turut dikemukakan bahasan mengenai metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bagian ini berturut-turut dikemukakan bahasan mengenai metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, bahan pembelajaran,instrumen penelitian, tahap pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam melakukan penelitian ini guru sekaligus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (classroom action research), yang dilakukan dengan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (classroom action research), yang dilakukan dengan tujuan 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research), yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan 24 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dengan penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

Lebih terperinci