BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan pola pikir keseluruhan dari permasalahan yang dihadapi yang dijabarkan dalam skema. Dalam yang penelitian ini menjabarkan 3 variabel: experiential marketing, Diferensiasi dan Pembelian berulang yang digambarkan dalam skema berikut ini : konten konteks Infrastrukur sense Diferensiasi feel think Experiential Marketing act relate Pembelian Berulang Frekuensi Pembelian Pola konsumsi Kesukaan Merek Keyakinan Merek Pilihan Merek Rekomendasi Merek Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Sumber: data pengolahan primer 43

2 44 Penjelasan Gambar 3.1 kerangka pemikiran: Dalam penelitian ini dimana Variabel Experiential marketing diukur oleh sense, feel, think, act, relate. Sedangkan Diferensiasi diukur melalui aspek konten, konteks dan infrastukur. Begitu pun variabel Pembelian Berulang diukur melalui : frekuensi pembelian merek, pola konsumsi, kesukaan merek, pemilihan merek, keyakinan merek, dan rekomendasi merek itu kepada orang lain. Experiential marketing yang dilakukan akan mempengaruhi diferensiasi dan Pembelian Berulang. Experiential marketing yang dilakukan oleh J.CO terhadap konsumen memberikan pengalaman yang unik yang menciptakan diferensiasi dan pengalaman unik akan mudah diingat konsumen sehingga konsumen mau datang kembali untuk mendapatkan pengalaman pengalaman yang dirasakan sebelumnya. 3.2 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan berbagai informasi sumber data yang dikumpulkan untuk diproses lebih lanjut dalam pengukuran data. Pengumpulan data terdiri dari Jenis data, sumber data dan instrumen pengumpulan data Desain Penelitian Desain penelitian untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, yaitu:

3 45 Tabel Desain Penelitian Desain Penelitian Tujuan Jenis Penelitian Metode Unit Time Penelitian Penelitian Analisis Horizon T 1 Deskriptif Survey Individu konsumen Cross Sectional T 2 Deskriptif Survey Individu konsumen Cross Sectional T 3 Assosiatif Survey Individu konsumen Cross Sectional Sumber: Pengolahan Data Primer Jenis dan Sumber Data Jenis dan Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : Tabel Jenis dan sumber Data Tujuan Penelitian Jenis dan Sumber Data Data Jenis Data Sumber Data T 1 Konsumen JCO di mall jakarta dan sekitarnya Kuantitatif Data Primer Kuesioner T 2 Konsumen JCO di mall Jakarta dan sekitarnya Kuantitatif Data Primer Kuesioner T 3 Konsumen JCO di mall Jakarta dan sekitarnya Kuantitatif Data Primer Kuesioner Sumber: Pengolahan Data Primer

4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan : 1. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh dari riset yang dilakukan penelitian yang dilakukan, melalui: Survei dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawab. Kuesioner digunakan dalam pengumpulan data dari responden, dimana peneliti menyusun format pertanyaan-pertanyaan dengan harapan responden akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Respondennya adalah konsumen yang mengkonsumsi produk JCO yang berada di Mall yang ada di Jakarta dan yang pernah konsumsi JCO. Skala dalam pengukuran kuesioner ini menggunakan skala likert. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang telah diperoleh sebelumnya dari suatu penelitian atau literatur. Digunakan untuk memperoleh data dengan membaca, mengumpulkan, mencatat, mempelajari text book dan buku-buku pelengkap atau referensi seperti jurnal, website, majalah dan media cetak lainnya di perpustakaan sesuai dengan literature objek penelitian.

5 Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari manusia dan benda ataupun peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian (Sugiyono,2002:55). Sedangkan, Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,2002:109). Dalam penelitian ini tidak menggunakan populasi melainkan sampel karena sampel yang diambil telah mewakili populasi yang akan diteliti. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen J.Co yang ada di Mall Jakarta, seperti: Mall Taman Anggrek, Mall Citra land. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Nonprobability Sampling. Nonprobability Sampling artinya setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. (Hasan Mustafa, 2000). Konsumen yang di teliti adalah konsumen JCO, yang tidak diketahui secara pasti jumlah konsumennya dan juga karakteristik konsumen JCO, sehingga pengambilan sampel secara acak tidak memungkinkan, maka sampel diambil dengan cara tidak acak atau nonprobability sampling. Dalam nonprobability sampling ini digunakan teknik pengambilan convenience sampling untuk mempermudah penelitian.

6 Operasionalisasi Variabel Operasionalisasi variabel merupakan penjelasan tentang yang diperoleh melalui pemahaman teori ataupun literatur sebelumnya. Operasionalisasi ini terbagi dalam variabel, definisi, dimensi dan indicator yang dijelaskan sebagai berikut: Tabel Operasionalisasi Variabel Variabel Definisi Dimensi Indikator Experiential marketing Pengalaman peristiwa pribadi yang terjadi karena adanya stimulus yang berasal dari sense, feel, think, act, dan relate. Sense berkaitan dengan gaya dan symbol yang mampu menciptakan kesan. Feel berkaitan dengan suasana hati dan emosi jiwa seseorang. Think berkaitan dengan yang meransang kemampuan intelektual dan kreativitas. Act berkaitan dengan perilaku nyata dan gaya hidup seseorang. Relate berkaitan budaya dan kelompok referensi yang menciptakan identitas social. Sense Feel Think Act Desain dari kemasan produk Rasa yang khas Aroma yang khas Pengalaman yang menyenangkan Kesan yang unik Perasaan yang menyenangkan Meransang kemampuan berpikir Berpikir kreatif Memberi pengetahuan Keterlibatan pelanggan akan produk Kebiasaan konsumsi produk Interaksi dengan pelanggan ( sumber: Schmit,1999) Diferensiasi Tindakan perusahaan dalama merancang perbedaan yang berarti untuk perusahaan dengan pesaingnya. Diferensiasi bisa dilakukan melalui : Konten: diferensiasi menunjukkan apa yang diberikan perusahaan kepada pelanggan dalam keunikan produk. Konteks: diferensiasi menunjukkan cara perusahaan menawarkan produk yang unik Infrastruktur: diferensiasi dalam fasilitas yang diberikan. ( sumber: Hermawan kartajaya,2003) Relate Konten Konteks Infrastruktur Menghubungkan diri dengan merek Menghubungkan diri dengan komunitas Menghubungkan diri dengan budayanya Variasi jenis produk Produk unik dari bentuknya Kemasan produk menarik perhatian Konsep dapur terbuka Aroma yang khas Suasana desain tempat Teknologi yang mendukung Sumber Daya Manusia kompeten Fasilitas yang memadai

7 49 Variabel Definisi Dimensi Indikator Pembelian Berulang Perilaku membeli secara teratur dan berulang terhadap suatu produk atau jasa yang sama. Perilaku ini dapat dipengaruhi oleh factor : frekuensi pembelian, kebiasaan mengkonsumsi, kesukaan akan merek, pemilihan merek, keyakinan akan merek dan rekomendasi merek itu kepada orang lain. ( sumber: Tjiptono,2001) Frekuensi Pembelian Pola konsumsi Kesukaan merek Pemilihan merek Keyakinan merek Rekomendasi kepada orang lain Frekuensi membeli merek itu rutin Kebiasaan konsumsi merek yg sama Selalu menyukai merek produk itu Konsisten memilih merek produk itu Keyakinan merek itu terbaik. Merekomendasikan merek/ produk itu kepada orang lain. Sumber: Pengolahan Data Primer 3.5 Metode Analisis Setelah data tersebut dikumpulkan, maka dilakukan analisis dengan : Tabel 3.5 Metode Analisis Data Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Metode Analisis Teknik Analisis T 1 Deskriptif Mean dan Histogram T 2 Deskriptif Mean dan Hsitogram T 3 Assosiatif Regresi Sumber : Pengolahan Data Primer

8 Analisis Hipotesis Menurut Ronny kountur (2005;109) hipotesis merupakan istilah yang lazim digunakan dalam prosedur ilmiah. Sesuatu dikatakan ilmiah apabila prosedur membuat kesimpulan mengikuti prosedur prosedur ilmiah yang ada, dimulai dari identifikasi masalah kemudian mencari jawaban (sementara) atas permasalahan tersebut dengan membuat hipotesis, kemudian menguji hipotesis tersebut dan berdasarkan hasil pengujian tersebut lalu dibuat kesimpulan. Pengujian ini dapat dilakukan dengan membuat hipotesis terlebih dahulu. Berdasarkan pendapat Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007;62), pengujian signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari hubungan variabel X terhadap Y, maka signifikasi sebagai berikut: Hipotesis: Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y Ha : Ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y Dasar Pengambilan Keputusan: Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau probabilitas sig atau [0.05 Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.05 Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

9 51 Ronny Kountur (2005:111), hipotesis pada umumnya dinyatakan: Hipotesis nol, dan Hipotesis alternative Hipotesis nol atau dikenal pula dengan istilah null hypothesis yang diberi symbol Ho adalah penyataan hipotesis yang menunjukkan tidak ada perubahan sedangkan hipotesis alternatif atau dikenal pula dengan istilah alternative hypothesis yang diberi simbol Ha adalah penyataan hipotesis yang menunjukkan hasil yang diharapkan. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang diharapkan peneliti dinyatakan dalam bentuk hipotesis alternatif. Itu sebabnya, hipotesis alternative kadang-kadang disebut disebut pula research hypothesis yang diberi simbol H1.Kegunaan dari hipotesis perlu dinyatakan dalam dua bentuk sekaligus, yaitu dalam bentuk hipotesis nol dan hipotesis alternatif adalah yang akan diuji oleh statistik adalah hipotesis nol sedangkan yang diharapkan oleh peneliti adalah hipotesis alternatif, itu sebabnya keduanya harus dinyatakan. Hipotesis diuji dengan teknik statitik, apabila hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa hipotesis ditolak, maka yang dimaksud ditolak di sini adalah hipotesis nolnya. Jika hipotesis nol ditolak, berarti hipotesis alternatif secara otomatis diterima dan sebaliknya. Jika hipotesis nol diterima maka hipotesis alternatif ditolak. Tentu yang diharapkan oleh peneliti adalah supaya hipotesis nol ditolak, dengan demikian hipotesis alternatif yang merupakan dugaan peneliti bisa diterima. Namun, tidak harus dipaksakan hipotesis nol ditolak. Jika memang setelah diuji dengan statistic tenyata harus diterima, maka hipotesis nolnya harus diterima.

10 52 Menurut J. Supranto (2001: ), pengujian hipotesis tentang B (= koefisien regresi) sama dengan pengujian tentang ρ (= koefisien korelasi). Pada umumnya, hipotesis dirumuskan sebagai berikut: H : B = B (B mewakili nilai B yang tertentu, sesuai dengan hipotesis) (kalau pendapat mengatakan bahwa X tidak mempengaruhi Y, maka B o = 0) 1. H o : B > B o (kalau B o > 0, berarti pengaruh X terhadap Y positif) 2. H o : B < B o (kalau B o < 0, berarti pengaruh X terhadap Y negatif) 3. H o : B B o (kalau B o 0, berarti X mempengaruhi Y) Hipotesis yang di uji dalam penelitian ini adalah : Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Experiential Marketing terhadap Diferensiasi dan Pembelian Berulang. Ha = Ada pengaruh yang signifikan antara Experiential Marketing terhadap Diferensiasi dan Pembelian Berulang. Dalam statistik dijabarkan secara terpisah dalam uji hipotesis ini, yaitu : 1. Hipotesis X terhadap Y1 Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Experiential Marketing terhadap Diferensiasi. Ha = Ada pengaruh yang signifikan antara Experiential Marketing terhadap Diferensiasi

11 53 2. Hipotesis X terhadap Y2 Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Experiential Marketing terhadap Pembelian Berulang. Ha = Ada pengaruh yang signifikan antara Experiential Marketing terhadap Pembelian Berulang 3.7 Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas. Menurut Simamora (2004, pp.58-59), validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Dengan kata lain, mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Misalnya, meteran dapat mengukur tinggi badan dengan tepat (dalam hal ini tinggi badan adalah variabel penelitian). Dalam menyusun kuesioner, pertanyaan yang ingin diajukan perlu dipastikan.untuk menentukannya, sebelumnya harus sudah jelas variabel apa yang diukur. Variabel masih bisa dipecah menjadi subvariabel atau indikator. Apabila penyusunannya dilakukan sesuai prosedur, sebenarnya kuesioner telah memenuhi validitas logis. Oleh karena itu validitas logis sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam memahami masalah penelitian, mengembangkan variabel penelitian, serta menyusun kuesioner. Validitas logis belum memiliki bukti empiris. Sebuah kuesioner yang disusun secara

12 54 hati hati dan dapat dipertimbangkan valid logis, ada baiknya diuji untuk mengetahui validitas empirisnya.untuk menguji tingkat validitas empiris instrumen, peneliti dapat melakukan try out dengan memakai responden terbatas dahulu. Menurut Arif pratisto (2004;241) uji validitas dan reliabilitas dilakukan: 1. Repetitive measurement (pengukuran berulang) Pengukuran ini dilakukan secara berulang dengan prinsip membandingkan hasil pengukuran pertama dengan pengukuran kedua. Sistem ini disebut sistem eksternal yang dengan test retest,ekivalen dan gabungan keduanya. 2. One Shot ( sekali ukur ) Sering disebut juga internal consistency. Dengan metode pengukuran cukup 1 kali dan dapat dilihat dari pengambilan keputusan valid atau tidak. Cara pengambilan keputusan validitas: Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel, maka butir itu valid. Jika r hitung negatif dan r hitung < r tabel, maka butir tidak valid Untuk r hitung dapat dilihat dalam kolom corrected item total total correlation, sedangka r tabel pada tabel berdasarkan tingkat kepercayaan dan jumlah butir pertanyaan yang akan diuji validitasnya.

13 Uji Reliabilitas. Menurut Umar (2005;194) reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan suatu konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur suatu gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Menurut Simamora (2004;63-69) reliabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner.. Ada dua jenis reliabilitas, yaitu: a. Reliabilitas Eksternal Secara garis besar, reliabilitas eksternal adalah reliabilitas yang diperoleh dengan membandingkan hasil dua kelompok data. Ada dua jenis cara untuk menguji reliabilitas eksternal, yaitu teknik paralel dan teknik ulang. b. Reliabilitas Internal Reliabilitas internal diperoleh dengan menganalisis data yang berasal dari satu kali pengujian kuesioner. Adapun teknik reliabilitas internal yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Alpha. Menurut Simamora (2004), Pengujian reliabel untuk menilai konsistensi dan stabilitas instrument penelitian dengan menggunakan koefisien cronbach alpha. Intrumen dikatakan reliabel jika cronbach alpha > 0,6. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut : - Bila rhasil > r tabel maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel. - Bila rhasil < r tabel maka kuesioner tersebut dinyatakan tidak reliabel.