KOMUNIKASI NONVERBAL PADA LESBIAN (Studi Deskriptif Pada Organisasi Cangkang Queer Medan) Nurhasanah Harahap

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMUNIKASI NONVERBAL PADA LESBIAN (Studi Deskriptif Pada Organisasi Cangkang Queer Medan) Nurhasanah Harahap"

Transkripsi

1 KOMUNIKASI NONVERBAL PADA LESBIAN (Studi Deskriptif Pada Organisasi Cangkang Queer Medan) Nurhasanah Harahap ABSTRAK Penelitian ini berjudul Komunikasi Nonverbal Pada Lesbian (Studi Deskriptif Pada Organisasi Cangkang Queer Medan). Tujuan dari an ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk komunikasi nonverbal di kalangan lesbian yang tergabung dalam Organisasi Cangkang Queer Medan. Bentuk-bentuk komunikasi nonverbal tersebut meliputi komunikasi tubuh; ruang, kewilayahan, dan komunikasi ; parabahasa dan waktu. Komunikasi tubuh terdiri dari gerakan tubuh, mata, wajah, kepala, tangan, dan kaki. Setelah itu, ruang, kewilayahan, dan komunikasi terdiri dari jarak, penampilan fisik, atribut khusus, dan. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengungkap identitas lesbian melalui komunikasi nonverbal yang diketahui. Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif. Informan berjumlah 8 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi. Teknik analisis data menggunakan model analisis Interaktif Huberman dan Miles. Hasil an ini menunjukkan tidak adanya gerakan khusus, khusus, serta atribut khusus sebagai tanda bahwa mereka adalah lesbian. Saat, femme dan andro kerap menyilangkan kakinya. Posisi badan butchy dan transman saat dan berjalan terkesan membungkuk. Penampilan fisik yang ditampilkan butchy maupun transman terlihat seperti lelaki pada umumnya. Mereka kerap menggunakan pakaian yang longgar. Femme dan andro terlihat seperti perempuan pada umumnya. Hanya saja, seorang andro tidak selamanya berpenampilan feminim. Kata Kunci Lesbian : Komunikasi Nonverbal Lesbian, Lesbian, Gerakan Tubuh Konteks Masalah Homoseksual merupakan orientasi seksual yang ditandai timbulnya rasa suka terhadap orang lain yang mempunyai kelamin sejenis atau identitas gender yang sama. Istilah yang sudah umum dikenal masyarakat untuk orang yang termasuk homoseksual adalah gay (untuk laki-laki), dan lesbian (perempuan) (Oetomo, 2001: 75). Lesbian adalah seorang perempuan yang memiliki ikatan emosional-erotis dan seksual terutama perempuan atau yang melihat dirinya terutama sebagai bagian dari sebuah komunitas yang mengidentifikasikan dirinya seorang lesbian. Munculnya organisasi lesbian dan gay mulai berkembang pesat sejak diselenggarakannya Kongres Lesbian & Gay Indonesia di Kaliurang, Daerah 1

2 Istimewa Yogyakarta, pada bulan Desember 1993 ( Proses pengakuan dan pengukuhan diri agar diterima oleh masyarakat sebagai lesbian dilakukan berbagai cara. Salah satunya membentuk organisasi yang diharapkan dapat menjadi jembatan efektif untuk berkomunikasi masyarakat normal yang pada umumnya menilai para lesbian adalah orang-orang yang harus dijauhi karena menyimpang dari kaidah norma kesusilaan. Di kota Medan sendiri, lesbian mempunyai organisasinya agar dapat melakukan berbagai aspek kehidupan dan mengekspresikannya sesama lesbian. Salah satunya adalah Organisasi Cangkang Queer Medan yang merupakan organisasi LGBT. Organisasi yang telah berdiri pada 10 Februari 2012 ini menaungi puluhan anggota yang tercatat aktif yang terdiri dari mahasiswa dan pekerja. Mereka telah memasuki tahap dewasa awal atau bahkan sudah menjadi dewasa akhir, sehingga mereka mengerti tentang problematika identitas diri masingmasing. Oleh sebab itu, masih banyak diantara mereka yang cenderung menutup identitas lesbiannya, baik keluarga maupun lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, mereka memilih organisasi ini sebagai wadah dalam mengekspresikan diri. Penampilan fisik adalah salah satu bentuk ekspresi diri yang paling penting bagi mereka. Sebab, penampilan fisik yang ditampilkan seorang lesbian dapat diidentifikasi identitas dirinya oleh lesbian yang lain. DeVito dalam bukunya Komunikasi Antarmanusia (2011: 187) membagi jenis komunikasi nonverbal menjadi tiga, yaitu komunikasi tubuh; ruang, kewilayahan, dan komunikasi ; parabahasa dan waktu. Komunikasi nonverbal lebih lanjut dikategorikan dalam beragam jenis, komunikasi tubuh melalui gerakangerakan tubuh, gerakan wajah, dan gerakan mata. Selain komunikasi tubuh, komunikasi nonverbal selanjutnya adalah ruang, kewilayahan, dan komunikasi. Dalam lesbian sendiri, terdapat beberapa peran di mana masing-masing peran memiliki penampilan fisik yang berbeda-beda. Menurut Agustine dalam buku Semua Tentang Lesbian (2005: 20) mengatakan bahwa Butch atau populer istilah butchy lebih digambarkan sebagai sosok yang tomboi. Kemudian, Femme yang berpenampilan feminine selalu digambarkan mempunyai rambut panjang dan berpakaian feminine. Terakhir, andro yang berpenampilan tidak tetap, terkadang maskulin atau feminim. Dalam konteks lesbian, selain sebagai bentuk pengekspresian diri mereka seperti pakaian, parfum, aksesoris, dan lain-lain, komunikasi nonverbal juga dapat digunakan sebagai alat pertukaran informasi antara lesbian yang satu lesbian yang lain. Agustina menjelaskan dalam buku Semua Tentang Lesbian (2005: 23) melalui pakaian, seorang butch kerap berpenampilan tomboi. Hal ini dapat diidentifikasi lebih mudah dibandingkan femme maupun andro. Jika pada femme, mereka cenderung berpakaian perempuan yang memiliki ketertarikan pada lawan jenisnya atau kata lain heteroseksual. Femme cenderung berpakaian feminim, sehingga jika membaur di tengah masyarakat, identitasnya sebagai lesbian sulit terungkap. Begitu juga andro. Andro tidak memiliki 2

3 penampilan fisik yang tetap. Oleh karena itu, tertarik untuk meneliti komunikasi nonverbal lesbian pada Organisasi Cangkang Queer Medan. Fokus Masalah Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan fokus masalah dalam an ini adalah sebagai berikut: Bagaimana bentuk-bentuk komunikasi nonverbal pada lesbian yang tergabung dalam Organisasi Cangkang Queer Medan?. Dalam an ini, hanya menguraikan bentuk-bentuk komunikasi nonverbal yang digunakan pada lesbian yang tergabung dalam Organisasi Cangkang Queer Medan. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari an ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk komunikasi nonverbal di kalangan lesbian yang tergabung dalam Organisasi Cangkang Queer Medan. 2. Untuk mengungkap identitas lesbian melalui komunikasi nonverbal. KAJIAN PUSTAKA Komunikasi Antarmanusia Komunikasi antarmanusia (human communications) merupakan ciri pokok kehidupan manusia sebagai makhluk sosial pada tingkat kehidupan sederhana maupun pada tingkat kehidupan modern yang lebih kompleks seperti sekarang ini. Melalui komunikasi, manusia dapat mengalami kontak dan interaksi sosial, baik antarpribadi, antarkelompok, antarsuku maupun antarbangsa. Dalam buku Komunikasi Antarmanusia, DeVito (2011: 24) menggambarkan komunikasi antarmanusia mengandung elemen-elemen yang ada di dalam setiap tindakan komunikasi, terlepas dari apakah itu bersifat intrapribadi, antarpribadi, kelompok kecil, organisasi, publik (terbuka), komunikasi antarbudaya, atau komunikasi massa. Komunikasi Nonverbal Komunikasi nonverbal adalah setiap informasi atau emosi yang dikomunikasikan tanpa menggunakan kata-kata atau nonlinguistik. Komunikasi nonverbal adalah penting, sebab apa yang sering kita lakukan mempunyai makna jauh lebih penting daripada apa yang kita katakan ( Budayatna & Ganiem, 2011: 110). DeVito dalam bukunya Komunikasi Antarmanusia (2011: 187) membagi jenis komunikasi nonverbal menjadi tiga, yaitu komunikasi tubuh; ruang, kewilayahan, dan komunikasi ; parabahasa dan waktu. Komunikasi tubuh terdiri dari gerakan tubuh, gerakan wajah, dan gerakan mata. Ruang terkait jarak. Menurut DeVito (2011: 195) terdapat empat jarak ruang yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial dan jarak publik. Kemudian, kewilayahan terkait kekuasaan dan segala sesuatu yang digunakan seseorang dalam wilayah teritorinya. Kewilayahan juga dapat memberikan pesan nonverbal yang dapat merepresentasikan pemilik wilayahnya. Komunikasi memiliki makna afeksi positif, bercanda, mengendalikan, ritual, dan ketertarikan tugas. Setelah itu, parabahasa meliputi tekanan atau tinggi rendahnya pengucapan kata, kecepatan, volume, irama, dan vokalisasi yang kita lakukan ketika menangis, 3

4 berbisik, mengerang, bersendawa, menguap, dan berteriak. Waktu terkait penggunaan waktu. Orientasi Seksual Carroll dalam bukunya yang berjudul Sexuality Now : Embracing Diversity (2010: 314) menjelaskan bahwa orientasi seksual merujuk pada seseorang yang tertarik secara emosional, fisik, seksual, dan romantis. Heteroseksual adalah seseorang yang tertarik lawan jenisnya, sedangkan homoseksual tertarik jenis kelamin yang sama; dan biseksual tertarik keduanya, pria dan perempuan (kata gay sering digunakan untuk homoseksual laki-laki, sedangkan kata lesbian sering digunakan untuk homoseksual perempuan). METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode an deskriptif kualitatif, melalui wawancara mendalam dan observasi menggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Objek Penelitian Objek an ini adalah komunikasi nonverbal lesbian yang tergabung dalam Organisasi Cangkang Queer Medan. Subjek Penelitian Subjek an ini adalah lesbian yang tergabung di dalam Organisasi Cangkang Queer Medan. Sebagian besar anggota organisasi ini adalah lesbian. Anggota organisasi ini terdiri dari mahasiswa dan pekerja. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Adapun karakter dari delapan informan yang diteliti adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Karakteristik Informan No. Nama Umur Keanggotaan Status Profesi 1. Amee 26 tahun Pengurus Organisasi Cangkang Queer Medan Belum Sudah Bekerja 2. N 54 tahun Individu Belum Sudah Bekerja 3. O 51 tahun Individu Belum Sudah Bekerja 4. Bobby 23 tahun Individu Belum Sudah Bekerja 5. Mawar 28 tahun Komunitas Belum Sudah Bekerja 6. C 18 tahun Komunitas Belum Mahasiswi 7. L 22 tahun Komunitas Belum Mahasiswi 8. D 21 tahun Komunitas Belum Sudah 4

5 Bekerja Tabel 4.2 Komunikasi Tubuh Lesbian yang Tergabung Dalam Organisasi Cangkang Queer Medan No Informan Komunikasi Tubuh Komunikasi ruang Kewilayahan Komunikasi 1. Amee Membungkuk saat jalan dan Jarak intim maskulin, mengenakan Menyentuh tangan saat baju yang bercanda cenderung 2. N Membungkuk saat jalan dan 3. O Membungkuk saat jalan dan 4. Bobby Membungkuk saat jalan dan 5. Mawar Menyilangkan kaki saat 6. C Menyilangkan kaki saat 7. L Menyilangkan kaki saat 8. D Menyilangkan kaki saat Jarak sosial Jarak pribadi Jarak pribadi Jarak pribadi Jarak intim Jarak pribadi Jarak pribadi longgar maskulin, mengenakan baju yang cenderung longgar maskulin, mengenakan baju yang cenderung longgar maskulin, mengenakan baju yang cenderung longgar feminim casual feminim feminim feminim Menyentuh tangan sebagai contoh 5

6 Tabel 4.3 Parabahasa dan waktu, serta pelabelan peran pada Lesbian yang Tergabung Dalam Organisasi Cangkang Queer Medan No. Informan Parabahasa Waktu Label sebagai lesbian 1. Amee Penekanan intonasi Suara yang bulat dan maskulin seperti seorang lelaki tulen 2. N penekanan intonasi. Suara yang bulat dan maskulin seperti seorang lelaki tulen 3. O Penekanan intonasi Suara yang bulat dan maskulin seperti seorang lelaki tulen 4. Bobby Penekanan intonasi Suara yang lebih feminim dibandingkan informan sebelumnya 5. Mawar Penekanan intonasi Suara yang feminim dan terkesan manja 6. C Penekanan intonasi Suara yang lembut namun tegas 7. L Penekanan intonasi Suara yang lembut terkesan manja 8. D Penekanan intonasi Suara yang lembut namun tegas Cukup tepat waktu saat ingin bertemu, maupun temannya Tepat waktu saat berjumpa Tepat waktu saat berjumpa Tepat waktu saat berjumpa Kurang tepat waktu saat berjumpa Kurang tepat waktu saat berjumpa Kurang tepat waktu saat berjumpa Kurang tepat waktu saat berjumpa Transman yang juga bisa disebut butchy Butchy Butchy Transman yang juga bisa disebut butchy Femme Andro Femme Andro 6

7 Pembahasan Sebagai seorang lesbian, Amee sudah cukup terbuka. Bahkan, tidak jarang dia menggunakan kaos longgar yang bertuliskan tentang lesbian maupun LGBT. Hal ini jelas sebagai tanda bahwa dia telah coming out sebagai seorang lesbian. Maka dari itu, dia leluasa menceritakan kehidupan pribadinya sejak kecil terkait orientasi seksualnya. Terlebih, dia juga membahasakan dirinya sebutan abang. Kemudian, Amee merupakan salah satu pengurus Organisasi Cangkang Queer Medan yang ternyata bertugas untuk menjembatani para jika membutuhkan informan atau responden yang memiliki identitas lesbian. Oleh karena itu, lebih dalam mengenal Amee dibandingkan informan lainnya. Perempuan yang ingin dipanggil inisial N ini merupakan perempuan penampilan maskulin. Identitasnya sebagai lesbian masih tertutup, sebab sebelum memulai wawancara, dia mengatakan kepada untuk mengecilkan volume suara saat proses wawancara karena sedang berada di kediamannya yang juga tempat nya bekerja. Terlebih, dia lebih memilih dipanggil kakak saja, berbeda informan sebelumnya. Akan tetapi, dia mengaku bahwa sudah bergaya maskulin sejak kecil, sekiranya saat dia mengenyam bangku sekolah dasar. Inisial O juga seorang perempuan paruh baya yang belum menikah. Dia tidak ingin menjadi seorang lesbian yang menjadikan pernikahan hanya sebagai status saja dan hanya untuk menyenangkan keluarga saja. Kini dia hidup satu atap bersama pasangannya. Pasangannya yang bergaya feminim, sedangkan dia yang bergaya maskulin mengindikasikan bahwa dia merupakan seorang butchy. Bobby merupakan salah seorang lesbian yang sudah cukup terbuka, sebab dia juga lebih memilih dipanggil abang. Saat diwawancarai, Bobby menyuguhkan berbagai makanan ringan agar suasana lebih santai. Ternyata, dia cukup welcome. Ketika wawancara berlangsung, Bobby kerap menggunakan gerakan tangan untuk mempertegas pernyataannya. Kemudian, saat merokok, Bobby juga seperti lelaki pada umumnya yang sedang merokok. Dia mengaku sudah sejak awal merokok gaya seperti itu. Perempuan yang berusia 28 tahun ini ditemui di tempat publik kawasan Adam Malik. Ketika ditemui, Mawar bersama teman-temannya menyambut hangat. Meskipun pada awalnya mengalami kesulitan dalam membangun koneksi. Tidak hanya, Amee sebagai penjembatan para informan juga kesulitan dalam membujuk Mawar untuk diwawancarai. Dia mengaku khawatir karena kasus yang terjadi belakangan ini. Dimana seorang reporter acara televisi swasta nasional yang menyamar sebagai lesbian dan kemudian memberitakan tentang lesbian, namun sudut pandang yang negatif. Setelah dijelaskan tentang judul an, Mawar kemudian menyetujuinya. Dia merupakan salah satu lesbian yang masih tertutup identitasnya. Meskipun dia tidak berada dalam kota kelahirannya, dia tetap berhati-hati dalam mengambil segala tindakan terkait identitasnya. 7

8 Inisial C memiliki gaya feminim, karena ketika dijumpai, inisial C selalu menggunakan pakaian modis flat shoes yang dipadukan warna tas serta ikat rambutnya. Terlebih, inisial C mengakui bahwa dirinya suka berdandan. Hal ini menjadi bukti bahwa inisial C adalah seorang femme. Akan tetapi, melalui pernyataannya saat ditanyai tentang penampilannya sehari-hari, inisial C mengatakan bahwa dahulu dirinya juga seorang yang berpenampilan tomboi, dan menegaskan bahwa seorang andro tidak memiliki gaya penampilan yang tidak selalu feminim. Sehingga, inisial C dapat dikatakan sebagai seorang andro. Inisial L merupakan seorang mahasiswi yang tinggal jauh dari keluarganya. Meskipun tinggal seatap temannya yang merupakan perempuan heteroseksual, inisial L menyatakan bahwa dirinya tidak tertarik temannya. Sebab, mereka mengaku tidak pernah menyukai perempuan heteroseksual. Sehingga dalam mencari pasangan, mereka ikut dalam pertemuan atau acara komunitas lesbian maupun LGBT. Inisial D merupakan seorang lesbian yang memiliki menampilkan gaya feminim. Saat dijumpai, inisial D menggunakan sepatu flat shoes rambut sebahu yang dibiarkan terurai. Wajahnya yang bersih dari make up pakaian terusan dibawah lutut menandakan bahwa dia merupakan seorang femme. Kemudian, caranya berjalan juga lebih feminim dan saat, dia juga meyilangkan kakinya. Lebih lanjut, ketika ditanyai tentang penampilan seharihari, ternyata terdapat pernyataan bahwa penampilannya yang suka berubah-ubah dan tidak selalu feminim. Oleh karena itu, menyimpulkan bahwa inisial D adalah seorang andro. Dari hasil observasi dan wawancara, menemukan fakta bahwa lesbian yang tergabung dalam Organisasi Cangkang Queer Medan tidak memiliki gerakan khusus, khusus, serta atribut khusus sebagai tanda bahwa mereka adalah lesbian. Para lesbian melakukan komunikasi nonverbal yang sama dilakukan para perempuan pada umumnya. Walaupun demikian, para lesbian yang berperan sebagai transman maupun butchy kerap menggunakan pakaian yang longgar dan terkesan maskulin. Menurut beberapa keterangan, seorang butchy menggunakan pakaian longgar guna menutupi benjolan payudaranya. Terlebih, saat berjalan dan. Beberapa informan seperti Amee, inisial N, dan inisial O mengaku sejak kecil gaya berjalannya sudah seperti lelaki. Mereka memiliki suara bulat dan tegas yang terkesan seperti suara lelaki pada umumnya. Lebih lanjut, potongan rambut yang pendek para transman maupun butchy ternyata dari proses kenyamanan saja. Mereka memang nyaman berambut pendek. Sama halnya pemilihan pakaian yang terkesan maskulin, baik dari baju, celana, maupun sepatu. Tak jarang, mereka menggunakan barang-barang yang seharusnya dimiliki lelaki pada umumnya. Para femme maupun andro berpenampilan feminim dan kerap menyilangkan kakinya saat. Hanya saja, andro tidak selamanya berpenampilan feminim, tergantung pada peran apa yang sedang dijalaninya, atau tergantung pada kenyamanannya saja. Femme memiliki suara yang lembut dan terkesan manja. Beda halnya femme, andro memiliki suara lembut, namun terkesan tegas. 8

9 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Adapun simpulan dalam an ini adalah sebagai berikut : 1. Bentuk-bentuk komunikasi nonverbal yang digunakan para lesbian yang berasal dari pengurus Cangkang Queer Medan maupun dari individu dan komunitas berupa komunikasi tubuh yang meliputi gerakan tubuh, gerakan tangan, gerakan wajah, gerakan mata, dan gerakan kaki. Kemudian, jarak yang meliputi jarak intim, jarak pribadi, dan jarak sosial. Sedangkan, kewilayahan meliputi penampilan fisik yang terlihat seperti lelaki layaknya bagi seorang transman maupun butchy, penampilan feminim bagi seorang femme maupun Andro. Walaupun demikian, tidak selamanya Andro berpenampilan feminim maupun tomboi. Lebih lanjut, hanya 2 dari 8 informan, yaitu Amee dan inisial C yang melakukan. Sentuhan Amee dilakukan saat sedang bercanda, sedangkan inisial C hanya sebagai contoh bagaimana yang dilakukannya pasangannya. Mengenai parabahasa, 7 dari 8 informan memberikan penekanan intonasi pada kata-kata tertentu dan 2 dari 8 informan memanjangkan pengucapan pada kata tertentu. 4 dari 8 informan yang beridentitas butchy dan transman memiliki suara bulat dan maskulin seperti seorang lelaki tulen. Sedangkan femme dan andro memiliki suara yang lembut. Tetapi, suara femme terkesan manja, sedangkan andro terkesan tegas. Berikutnya, mengenai waktu, semua informan tepat waktu saat berjumpa. 2. Penampilan fisik yang mereka tampilkan merupakan hasil dari proses kenyamanan mereka dalam menggunakan pakaian maupun potongan rambut. Lesbian yang berperan sebagai butchy maupun transman kerap menggunakan pakaian yang longgar. Kemudian, an ini juga menemukan bahwa posisi badan butchy dan transman saat juga terlihat agak membungkuk. Tidak hanya saat, butchy dan transman terkesan membungkukkan badannya ketika berjalan. Setelah itu, saat berjalan, mereka juga merenggangkan kakinya seperti layaknya lelaki yang sedang berjalan. Sedangkan femme dan andro kerap menyilangkan kakinya ketika sedang. 3. nya gerakan tubuh, kepala, wajah, mata, tangan, maupun gerakan kaki yang khusus sebagai tanda bahwa mereka beridentitas lesbian. Tidak hanya itu, kedelapan informan juga mengaku tidak menggunakan atribut maupun khusus sebagai tanda bahwa mereka adalah lesbian. 4. Selain butchy, femme, Andro, dan no lebel, ternyata terdapat pelabelan baru dalam lesbian, yaitu transman. Transman adalah seorang perempuan yang merasa bahwa dia sebenarnya adalah seorang lelaki, namun terperangkap di dalam tubuh perempuan. Lebih lanjut, hal ini bisa dilihat dari tanda-tanda biologis seperti jadwal menstruasi atau bahkan 9

10 kromosom. Hal tersebut dapat diketahui jika telah melakukan tes kromosom yang dilakukan oleh dokter yang mumpuni. 5. Dalam menentukan peran kedelapan lesbian, baik sebagai butchy, femme, transman, maupun Andro dilihat melalui penampilan fisik. 6. Dari 8 informan, hanya 2 informan yang sudah dapat dikatakan coming out yaitu Amee dan Bobby. 7. Seorang lesbian hanya memilih lesbian lain untuk dijadikan pasangannya. Mereka mengaku tidak memiliki ketertarikan perempuan heteroseksual. Oleh karena itu, mereka kerap mengikuti pertemuan para komunitas lesbian maupun LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender). Saran Adapun sarannya adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini masih terbatas dan tidak mewakili setiap situasi seperti penampilan fisik yang dijadikan dasar dalam menilai orientasi seksual seseorang. Seperti halnya perempuan yang berpenampilan tomboi. Tidak semua perempuan tomboi adalah seorang lesbian, sehingga mengharapkan adanya an yang mengembangkan permasalahan ini karakteristik yang lebih beragam. 2. Mengetahui fakta bahwa lesbian memilih pasangan yang juga beridentitas lesbian, oleh karena itu, kita tidak perlu khawatir jika berhadapan seorang lesbian. Karena lesbian itu tidak sebuah penyakit yang dapat ditularkan. Ketertarikan perempuan lain datangnya dari dalam diri seseorang, sehingga para lesbian yang memberikan alasan menjadi lesbian karena broken home, putus cinta, dan sebagainya hanya belum berani mengatakan bahwa sebenarnya alasan yang sesungguhnya datang dari dalam dirinya sendiri memiliki ketertarikan perempuan lain. DAFTAR PUSTAKA Buku Agustine, (2005). Semua Tentang Lesbian. Jakarta: Ardhanary Institute. Budayatna, Muhammad. Leila Mona Ganiem. (2011). Teori Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Kencana. Carroll, J.L. (2010). Sexuality Now : Embracing Diversity. Belmont, CA: Wadsworth. DeVito, Joseph A. (2011). Komunikasi Antarmanusia. Pamulang: Karisma Publishing Group. Oetomo, Dede. (2001). Memberi Suara Pada yang Bisu. Yogyakarta : Penerbit Galang Press. Sumber Lain pada 28 November 2014 pukul 12:06 PM. diakses 10

BAB I PENDAHULUAN. seperti rasa kasih sayang, rasa aman, dihargai, diakui, dan sebagainya.memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. seperti rasa kasih sayang, rasa aman, dihargai, diakui, dan sebagainya.memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan manusia lain dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, baik itu kebutuhan biologis seperti makan dan minum maupun kebutuhan psikologis, seperti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang pengarang akan mencoba menggambarkan realitas yang ada ke dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang pengarang akan mencoba menggambarkan realitas yang ada ke dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan wujud dari sebuah proses gejolak dan perasaan seorang pengarang terhadap realitas sosial yang merangsang kesadaran pribadinya. Dengan kedalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan ini, kita dituntut untuk menjalani aktifitas hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan ini, kita dituntut untuk menjalani aktifitas hidup yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan ini, kita dituntut untuk menjalani aktifitas hidup yang normal. Hal ini dilakukan, agar kita dapat diterima dalam masyarakat disekitar. Salah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang Orientasi Seksual a. Pengertian Orientasi Seksual Setiap individu memiliki suatu ketertarikan, baik secara fisik maupun emosional

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Gangguan identitas gender adalah suatu gangguan yang membuat

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Gangguan identitas gender adalah suatu gangguan yang membuat BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Gangguan identitas gender adalah suatu gangguan yang membuat pederitanya merasa bahwa identitas gendernya (sebagai laki-laki atau perempuan) tidak sesuai dengan anatomi biologisnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai individu yang kompleks memiliki orientasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai individu yang kompleks memiliki orientasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai individu yang kompleks memiliki orientasi seksual dalam kehidupannya dari kecil. Orientasi seksual ada beberapa jenis yaitu heteroseksual,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keragaman dimasyarakat memerlukan sosialisasi dan memerlukan interaksi

I. PENDAHULUAN. Keragaman dimasyarakat memerlukan sosialisasi dan memerlukan interaksi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keragaman dimasyarakat memerlukan sosialisasi dan memerlukan interaksi sesama manusia. Manusia membutuhkan manusia lainnya sebagai pemenuhan kebutuhan lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi kodratnya manusia diciptakan berpasang-pasangan antara lakilaki

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi kodratnya manusia diciptakan berpasang-pasangan antara lakilaki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia mengakui setiap perbedaan yang ada pada diri manusia, baik itu perbedaan jenis kelamin, asal ras atau etnis, dan agama, yang pada dasarnya semua perbedaan itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena gay dan lesbi nampaknya sudah tidak asing lagi di masyarakat luas. Hal yang pada awalnya tabu untuk dibicarakan, kini menjadi seolah-olah bagian dari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan yaitu : 5.1.1. Indikator Identitas Diri Menurut subjek SN dan GD memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. homoseksual atau dikenal sebagai gay dan lesbian masih kontroversial.

BAB I PENDAHULUAN. homoseksual atau dikenal sebagai gay dan lesbian masih kontroversial. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerimaan masyarakat terhadap kelompok berorientasi homoseksual atau dikenal sebagai gay dan lesbian masih kontroversial. Mayoritas masyarakat menganggap homoseksual

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan dan memudahkan dalam melakukan penelitian. Berikut ini adalah. tabel penelitian terdahulu yang penulis gunakan:

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan dan memudahkan dalam melakukan penelitian. Berikut ini adalah. tabel penelitian terdahulu yang penulis gunakan: 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai perbandingan dan memudahkan dalam melakukan penelitian. Berikut ini adalah tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan McMullin (1992) (dikutip dalam Siahaan, 2009: 47) mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. dan McMullin (1992) (dikutip dalam Siahaan, 2009: 47) mengungkapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Homoseksual merupakan suatu realitas sosial yang semakin berkembang dalam kehidupan masyarakat. Keberadaan homoseksual telah muncul seiring dengan sejarah

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasar kodratnya, manusia ditakdirkan berpasang-pasangan membangun

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasar kodratnya, manusia ditakdirkan berpasang-pasangan membangun BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasar kodratnya, manusia ditakdirkan berpasang-pasangan membangun keluarga melalui pernikahan lalu memiliki keturunan dan terkait dengan kecenderungan seksual

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. disimpulkan bahwa tokoh Ruka Kishimoto dalam serial drama Jepang Last Friends

Bab 4. Simpulan dan Saran. disimpulkan bahwa tokoh Ruka Kishimoto dalam serial drama Jepang Last Friends Bab 4 Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan Berdasarkan analisis data yang penulis lakukan pada bab analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa tokoh Ruka Kishimoto dalam serial drama Jepang Last Friends merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang tabu bagi beberapa orang. seksualitas mereka. Kemunculan mereka bukannya datang tiba-tiba.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang tabu bagi beberapa orang. seksualitas mereka. Kemunculan mereka bukannya datang tiba-tiba. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dewasa ini, fenomena homoseksualitas semakin marak. Bukan hanya di luar negeri, tetapi fenomena ini juga berlaku di Indonesia. Baik itu lesbian ataupun gay. Baik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi dan bersosialisasi. Karena manusia dalam banyak hal memiliki kebebasan untuk bertindak di luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dan menjalankan seluruh aktivitasnya sebagai individu dalam kelompok sosial, komunitas, organisasi maupun masyarakat. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini menyangkut hal-hal pribadi dan dipengaruhi oleh banyak aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini menyangkut hal-hal pribadi dan dipengaruhi oleh banyak aspek kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seksualitas merupakan salah satu topik yang bersifat sensitif dan kompleks. Istilah ini menyangkut hal-hal pribadi dan dipengaruhi oleh banyak aspek kehidupan individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada umumnya memiliki perilaku yang berbeda-beda sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada umumnya memiliki perilaku yang berbeda-beda sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada umumnya memiliki perilaku yang berbeda-beda sesuai dengan kepribadian masing-masing. Perilaku adalah merupakan perbuatan atau tindakan dan perkataan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Individu adalah makhluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan individu lain sepanjang kehidupannya. Individu tidak pernah dapat hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kaum muda yang notabene adalah generasi yang baru bertumbuh dewasa dan masih harus mencari orientasi hidup, tidak jarang menjadi korban dari dampak budaya virtual.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak diciptakannya manusia pertama yang dikenal dengan Adam dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak diciptakannya manusia pertama yang dikenal dengan Adam dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak diciptakannya manusia pertama yang dikenal dengan Adam dan Hawa, sejak saat itu pula orang mengetahui bahwa manusia diciptakan secara berpasang-pasangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerima pesan atau yang biasa disebut dengan komunikan.manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penerima pesan atau yang biasa disebut dengan komunikan.manusia merupakan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian pesan dari komunikator dengan menggunakan berbagai media dan sarana sehingga dapat diterima oleh sang penerima pesan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metodologi guna mendapatkan data-data dari berbagai sumber sebagai bahan analisa. Menurut Kristi E. Kristi Poerwandari dalam bukunya yang berjudul Pendekatan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Pertama yaitu, Communication Privacy Management Gay dalam Menjaga Hubungan Antarpribadi dengan teman.

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Pertama yaitu, Communication Privacy Management Gay dalam Menjaga Hubungan Antarpribadi dengan teman. 122 BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Untuk memanajemen privasi komunikasinya, kaum gay memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengungkapkan mana wilayah privat dan mana wilayah publik dengan teman, pasangan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Menurut World Health Organization (WHO) sehat itu

BAB 1 : PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Menurut World Health Organization (WHO) sehat itu BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah elemen terpenting dalam kehidupan yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Menurut World Health Organization (WHO) sehat itu sendiri dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seksual umumnya dibahas seolah-olah hanya merupakan karakteristik individu,

BAB I PENDAHULUAN. seksual umumnya dibahas seolah-olah hanya merupakan karakteristik individu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Orientasi seksual mengacu pada pola abadi emosional, atraksi romantis, dan seksual dengan laki-laki, perempuan, atau kedua jenis kelamin. Orientasi seksual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak pertama kali kita dilahirkan, kita langsung digolongkan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak pertama kali kita dilahirkan, kita langsung digolongkan berdasarkan BAB I PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG Sejak pertama kali kita dilahirkan, kita langsung digolongkan berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki atau perempuan. Secara biologis manusia dengan mudah dibedakan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. manusia lainnya sebagai makhluk yang selalu digerakkan oleh keinginan-keinginan

BAB 1 : PENDAHULUAN. manusia lainnya sebagai makhluk yang selalu digerakkan oleh keinginan-keinginan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup yang unik, sangat berbeda dengan makhluk hidup yang lain. Pada manusia dalam memenuhi dorongan biologis atau seksnya tersebut dikendalikan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. elektronik. Media hiburan ini yang sering disebut dengan dorama atau serial televisi

Bab 1. Pendahuluan. elektronik. Media hiburan ini yang sering disebut dengan dorama atau serial televisi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang seperti yang banyak kita ketahui adalah negara maju dan modern hampir di segala bidang. Kemajuan di segala bidang ini tidak terkecuali media hiburan. Media hiburan

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM PROSES KOMUNIKASI REMAJA GAY (Studi Kasus Konsep Diri dalam Proses Komunikasi Remaja Gay di Kota Medan) AISYAH ARFANI S

KONSEP DIRI DALAM PROSES KOMUNIKASI REMAJA GAY (Studi Kasus Konsep Diri dalam Proses Komunikasi Remaja Gay di Kota Medan) AISYAH ARFANI S KONSEP DIRI DALAM PROSES KOMUNIKASI REMAJA GAY (Studi Kasus Konsep Diri dalam Proses Komunikasi Remaja Gay di Kota Medan) AISYAH ARFANI S 110904020 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri Dalam Proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan isu gay di Indonesia meskipun tidak dikatakan pesat, kini

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan isu gay di Indonesia meskipun tidak dikatakan pesat, kini 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Perkembangan isu gay di Indonesia meskipun tidak dikatakan pesat, kini masyarakat mulai menyadari akan adanya keberadaan kaum gay disekitar mereka. Data yang dilansir

Lebih terperinci

Seks Laki-laki dan Laki-laki, perempuan, interseks, transgender

Seks Laki-laki dan Laki-laki, perempuan, interseks, transgender Dari Suara Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender (LGBT)- Jalan Lain Memahami Hak Minoritas Konsep tentang Seksualitas Esensialism vs Social Constructionism Memperbincangkan LGBT tak dapat dilepaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. Menurut Clarke-Sweart & Friedman (dalam Hendriati 2006) masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. Menurut Clarke-Sweart & Friedman (dalam Hendriati 2006) masa remaja BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Menurut Clarke-Sweart & Friedman (dalam Hendriati 2006) masa remaja merupakan masa transisi atau masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia selama hidupnya pasti mengalami perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia selama hidupnya pasti mengalami perubahan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia selama hidupnya pasti mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat terjadi pada nilai, norma sosial, serta pola interaksi dengan orang lain. Pada perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyalahi norma yang berlaku. Seolah menjadi suatu aib bagi mereka yang

BAB I PENDAHULUAN. menyalahi norma yang berlaku. Seolah menjadi suatu aib bagi mereka yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia homoseksual masih dianggap sebagai hal yang tabu dan menyalahi norma yang berlaku. Seolah menjadi suatu aib bagi mereka yang berorientasi seksual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Homoseksualitas merupakan rasa tertarik pada orang-orang berjenis kelamin sama baik secara perasaan ataupun secara erotik, dengan atau tanpa hubungan fisik. Disebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, dimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, dimana manusia tersebut tidak dapat hidup sendiri melainkan membutuhkan orang lain dalam menjalankan kehidupannya. Seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang dasar, dengan berkomunikasi manusia melakukan hubungan karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri

Lebih terperinci

KOMUNIKASI NONVERBAL PADA LESBIAN (Studi Deskriptif Pada Organisasi Cangkang Queer Medan) SKRIPSI. Diajukan Oleh : Nurhasanah Harahap

KOMUNIKASI NONVERBAL PADA LESBIAN (Studi Deskriptif Pada Organisasi Cangkang Queer Medan) SKRIPSI. Diajukan Oleh : Nurhasanah Harahap KOMUNIKASI NONVERBAL PADA LESBIAN (Studi Deskriptif Pada Organisasi Cangkang Queer Medan) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Orientasi seksual yang dikenal dan diketahui masyarakat Indonesia pada umumnya hanya ada satu jenis saja, yakni heteroseksual atau pasangan yang terdiri dari dua orang

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA LESBIAN (Studi tentang Tiga Karakter di Komunitas Sanubari Sulawesi Utara)

POLA KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA LESBIAN (Studi tentang Tiga Karakter di Komunitas Sanubari Sulawesi Utara) POLA KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA LESBIAN (Studi tentang Tiga Karakter di Komunitas Sanubari Sulawesi Utara) Oleh: Siska Natalia Suhing (e-mail: siskasuhingkurniawan@gmail.com) Mariam Sondakh (e-mail:

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. remaja dan yang terakhir adalah masa dewasa. Di dalam masa dewasa, setiap

Bab 1. Pendahuluan. remaja dan yang terakhir adalah masa dewasa. Di dalam masa dewasa, setiap Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Setiap individu tentunya akan mengalami pertambahan usia. Pertambahan usia setiap individu itu akan terbagi menjadi masa kanak kanak kemudian masa remaja dan yang terakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seksual kepada sesama jenisnya, disebut gay bila laki-laki dan lesbian bila

BAB I PENDAHULUAN. seksual kepada sesama jenisnya, disebut gay bila laki-laki dan lesbian bila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia orientasi seksual yang umum dan diakui oleh masyarakat kebanyakan adalah heteroseksual. Namun tidak dapat dipungkiri ada sebagian kecil dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keren ketimbang belanja di pasar tradisional. memenuhi kebutuhan hidupnya (Halim, 2008, h.129). Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. keren ketimbang belanja di pasar tradisional. memenuhi kebutuhan hidupnya (Halim, 2008, h.129). Masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, pertumbuhan ekonomi di Indonesia ini merupakan salah satu yang paling pesat. Karena banyaknya mal-mal, apartemen maupun gedung-gedung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Fenomena Lesbian, Gay, Biseks dan Transgender (LGBT) selalu menjadi persoalan isu kemarjinalan yang tidak pernah usai dibicarakan. Bahkan sampai saat ini mereka masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ini bisa dilihat dengan begitu maraknya shopping mall atau pusat

BAB I PENDAHULUAN. Ini bisa dilihat dengan begitu maraknya shopping mall atau pusat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan fashion, model busana, rancangan pakaian, gaya kostum dan lain-lain di Indonesia sudah sampai dititik yang mengesankan. Ini bisa dilihat dengan begitu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini peneliti akan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini peneliti akan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan BAB V PENUTUP Pada bagian ini peneliti akan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari pendahuluan hingga analisa kritis yang ada dalam bab 4. 5.1 Kesimpulan

Lebih terperinci

APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS

APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS Maisarah, S.S., M.Si Inmai5@yahoo.com Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang Abstrak Artikel ini berisi tentang pentingnya komunikasi non verbal di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keluarga pada dasarnya adalah suatu kelompok kecil yang berhubungan dan berinteraksi dengan individu sejak dilahirkan. Keluarga juga merupakan suatu kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gay adalah istilah yang digunakan untuk menyebut seorang laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN. Gay adalah istilah yang digunakan untuk menyebut seorang laki-laki yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gay adalah istilah yang digunakan untuk menyebut seorang laki-laki yang memiliki orientasi seksual yang menyimpang, yakni menyukai sejenisnya (suka sesama laki-laki).

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN. No Sumber Data / Informasi. Dicapai. 1. Subyek penelitian. Keberagamaan Homoseksual. Mengetahui sikapsikap

LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN. No Sumber Data / Informasi. Dicapai. 1. Subyek penelitian. Keberagamaan Homoseksual. Mengetahui sikapsikap LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN No Sumber Data / Informasi 1. Subyek penelitian adalah homoseksual (melalui wawancara mendalam) Aspek Pengumpulan Data Keberagamaan Homoseksual 1. keyakinan diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koeswinarno (2004: 7-8) dalam bukunya Hidup Sebagai. layaknya perempuan. Orang-orang yang berperilaku menyimpang dari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koeswinarno (2004: 7-8) dalam bukunya Hidup Sebagai. layaknya perempuan. Orang-orang yang berperilaku menyimpang dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat kita cenderung berpikiran oposisi biner, yaitu hanya mengakui hal-hal yang sama sekali bertentangan, misalnya hitam dan putih, baik dan buruk, kaya dan miskin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Untuk selanjutnya kaum homoseksual yang berjenis kelamin pria dan

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Untuk selanjutnya kaum homoseksual yang berjenis kelamin pria dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Homoseksual adalah orang yang konsisten tertarik secara seksual, romantik, dan afektif terhadap orang yang memiliki jenis kelamin sama dengan mereka (Papalia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan bagi beberapa individu dapat menjadi hal yang istimewa dan penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam kehidupan yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya diperoleh gambaran bahwa

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya diperoleh gambaran bahwa BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya diperoleh gambaran bahwa keseluruhan subyek yang sedang dalam rentang usia dewasa awal mengalami tahapan pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alfian Rizanurrasa Asikin, 2014 Bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kesadaran gender siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alfian Rizanurrasa Asikin, 2014 Bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kesadaran gender siswa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja atau dikenal dengan istilah adolescene adalah suatu transisi proses pertumbuhan dan perkembangan seorang individu dalam keseluruhan hidupnya. Transisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, dengan WNA dari budaya barat (Sabon, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, dengan WNA dari budaya barat (Sabon, 2005). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, terutama di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta. Menurut Faradila, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Lebih terperinci

Buku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWLmuda. Jadi singkatnya Seks bisa disebut juga sebagai Jenis kelamin biologis.

Buku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWLmuda. Jadi singkatnya Seks bisa disebut juga sebagai Jenis kelamin biologis. BAB 2. SEKSUALITAS Apa itu Seks dan Gender? Sebelum kita melangkah ke apa itu seksualitas, pertanyaan mengenai apa itu Seks dan Gender serta istilah lain yang berkaitan dengan nya sering sekali muncul.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan salah satu alat media massa yang paling digemari oleh masyarakat. Karena televisi telah ada di tengah-tengah lingkungan masyarakat. Televisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran interaksi sosial yang terjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran interaksi sosial yang terjadi 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran interaksi sosial yang terjadi pada pria dewasa awal yang menjadi gay di kota Bandung dengan lingkungan

Lebih terperinci

COPING KAUM GAY DALAM PENYESUAIAN SOSIAL MASYARAKAT DI YOGYAKARTA

COPING KAUM GAY DALAM PENYESUAIAN SOSIAL MASYARAKAT DI YOGYAKARTA COPING KAUM GAY DALAM PENYESUAIAN SOSIAL MASYARAKAT DI YOGYAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Psikologi Diajukan oleh : ANDRI SUCI LESTARININGRUM F 100

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sebuah kumpulan individu yang memiliki sebuah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sebuah kumpulan individu yang memiliki sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah sebuah kumpulan individu yang memiliki sebuah norma dan nilai sosial didalamnya yang tujuannya untuk menata keteraturan dalam masyarakat

Lebih terperinci

Karunia terbesar yang dapat kita berikan pada orang lain adalah memberinya perhatian penuh atas keberadaannya. -Sue Atchley Ehaugh

Karunia terbesar yang dapat kita berikan pada orang lain adalah memberinya perhatian penuh atas keberadaannya. -Sue Atchley Ehaugh Karunia terbesar yang dapat kita berikan pada orang lain adalah memberinya perhatian penuh atas keberadaannya. -Sue Atchley Ehaugh Berkomunikasi Secara Nonverbal Pendahuluan Music piano TOSANDO.mp4 Analisis

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Ruka Kishimoto Dalam Serial Drama Jepang Last Friends. Adapun tujuan dan metode penelitian juga tercantum dalam pendahuluan.

Bab 5. Ringkasan. Ruka Kishimoto Dalam Serial Drama Jepang Last Friends. Adapun tujuan dan metode penelitian juga tercantum dalam pendahuluan. Bab 5 Ringkasan 5.1 Ringkasan Isi Skripsi Mengenai Analisis Psikologi Transgender Pada Tokoh Ruka Kishimoto Dalam Serial Drama Jepang Last Friends. Dalam bab ini, penulis akan menjabarkan ringkasan dari

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI LESBIAN. (Studi Kasus Mengenai Pengalaman Komunikasi Antarpribadi Lesbian dengan Keluarga dan Teman di Kota Medan)

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI LESBIAN. (Studi Kasus Mengenai Pengalaman Komunikasi Antarpribadi Lesbian dengan Keluarga dan Teman di Kota Medan) KOMUNIKASI ANTARPRIBADI LESBIAN (Studi Kasus Mengenai Pengalaman Komunikasi Antarpribadi Lesbian dengan Keluarga dan Teman di Kota Medan) NATHALIA PRISCILLA S. 100904125 ABSTRAK Penelitian ini berjudul

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian Corrected item-total correlation semua angka diatas 0,300, karena

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian Corrected item-total correlation semua angka diatas 0,300, karena BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengolahan Data 4.1.A Validitas Pada bagian Corrected item-total correlation semua angka diatas 0,300, karena menurut Azwar (1996), suatu item dikatakan valid apabila

Lebih terperinci

ditawarkan, dimana saja, kapan saja, dan siapa saja tanpa memandang batasan bisa mengakses internet. Kemunculan internet juga membawa kita mengenal me

ditawarkan, dimana saja, kapan saja, dan siapa saja tanpa memandang batasan bisa mengakses internet. Kemunculan internet juga membawa kita mengenal me BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain untuk hidup bersama dalam suatu kelompok atau masyarakat. Setiap orang tidak mampu hidup sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang terus berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang terus berkembang selalu membawa pengaruh positif dan negatif. Dampak perkembangan yang bersifat positif selalu dapat

Lebih terperinci

KOMUNIKASI NON VERBAL

KOMUNIKASI NON VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL FUNGSI KOMUNIKASI NONVERBAL Komunikasi nonverbal pastilah merupakan kata yang sedang populer saat ini. Setiap orang tampaknya tertarik pada pesan yang dikomunikasikan oleh gerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok yang lain, bahkan memecahkan suatu permasalahan. 1 Kelompok adalah

BAB I PENDAHULUAN. kelompok yang lain, bahkan memecahkan suatu permasalahan. 1 Kelompok adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi dalam kelompok adalah bagian dari kegiatan keseharian kita. Kelompok merupakan bagian yang tidak terpisahkan bagi kehidupan, karena melalui kelompok

Lebih terperinci

UKDW BAB I : PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

UKDW BAB I : PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I : PENDAHULUAN I. Latar Belakang Keberagaman merupakan sebuah realitas yang tidak dapat dipisahkan di dalam dunia. Terkadang keberagaman menghasilkan sesuatu yang indah, tetapi juga keberagaman dapat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan mengenai kesejahteraan subjektif pria dengan orientasi seksual sejenis, didapatkan kesimpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN. lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti lakukan yaitu jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek

Lebih terperinci

MOTTO. Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua. (Aristoteles) dan

MOTTO. Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua. (Aristoteles) dan MOTTO Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua. (Aristoteles) dan Kebahagian hidup yang sebenarnya adalah hidup dengan rendah hati. (W.M. Thancheray) oleh karena itu, Doesn t mean I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat, ia terikat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditariklah suatu kesimpulan yaitu : 5.1.1 Indikator kepuasan Seksual Subyek A, B dan C menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak dan dewasa adalah fase pencarian identitas diri bagi remaja. Pada fase ini, remaja mengalami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode wawancara dan

BAB V PENUTUP. yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode wawancara dan BAB V PENUTUP Bab ini akan menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian strategi komunikasi antarpribadi untuk mempertahankan hubungan pacaran pasca konflik serta saran yang diharapkan dapat memberikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah bagi diri anda sendiri? 2. Bagaimana anda menggambarkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dari ketiga subyek, mereka memiliki persamaan dan perbedaan dalam setiap aspek yang diteliti. Khususnya dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gaya berbusana, atau fashion secara etimologis fashion berasal dari bahasa Latin

BAB I PENDAHULUAN. gaya berbusana, atau fashion secara etimologis fashion berasal dari bahasa Latin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari yang namanya gaya berbusana, atau fashion secara etimologis fashion berasal dari bahasa Latin factio,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang paling penting yang dihadapi oleh manusia adalah kebutuhan untuk mendefinisikan diri sendiri, khususnya dalam hubungannya dengan orang

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup yang unik, sangat berbeda dengan makhluk hidup yang lain. Pada manusia dalam memenuhi dorongan biologis atau seksnya tersebut dikendalikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bradburn (1969 dalam Ryff, 1989) membedakan psychological

BAB II LANDASAN TEORI. Bradburn (1969 dalam Ryff, 1989) membedakan psychological 15 BAB II LANDASAN TEORI A. PSYCHOLOGICAL WELL-BEING 1. Definisi Psychological Well-Being Bradburn (1969 dalam Ryff, 1989) membedakan psychological well-being menjadi afek positif dan afek negatif. Penelitiannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Homoseksualitas adalah salah satu fenomena sosial yang kontroversial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Homoseksualitas adalah salah satu fenomena sosial yang kontroversial 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Homoseksualitas adalah salah satu fenomena sosial yang kontroversial sekaligus menarik untuk didiskusikan. Di Indonesia sendiri, homoseksualitas sudah meranah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran individu lain dalam kehidupannya. Tanpa kehadiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal

BAB I PENDAHULUAN. Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal dan keberadaannya disadari sebagai sebuah realita di dalam masyarakat dan menimbulkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan permasalahan penelitian, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, isu etis, cakupan penelitian, dan sistematika penulisan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa adanya orang lain disekitarnya. Kebutuhan akan keberadaan orang lain disekitar kita

Lebih terperinci

PERAN KOMUNIKASI SEKSUAL ORANGTUA-ANAK TERHADAP GANGGUAN IDENTITAS GENDER

PERAN KOMUNIKASI SEKSUAL ORANGTUA-ANAK TERHADAP GANGGUAN IDENTITAS GENDER PERAN KOMUNIKASI SEKSUAL ORANGTUA-ANAK TERHADAP GANGGUAN IDENTITAS GENDER SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Psikologi Diajukan oleh : MUNIFAH F 100 040 091 Kepada

Lebih terperinci

Self Disclosure Lesbian Kepada Ayah dan Ibu Mengenai Orientasi Seksualnya

Self Disclosure Lesbian Kepada Ayah dan Ibu Mengenai Orientasi Seksualnya JURNAL E-KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA, SURABAYA Self Disclosure Lesbian Kepada Ayah dan Ibu Mengenai Orientasi Seksualnya Shendy Tamara, Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini tampaknya komik merupakan bacaan yang digemari oleh para anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun tempat persewaan buku

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. komunikasi dalam HIMAG, (3) apa manfaat bergabung dengan HIMAG. Bab ini

BAB V KESIMPULAN. komunikasi dalam HIMAG, (3) apa manfaat bergabung dengan HIMAG. Bab ini BAB V KESIMPULAN Pada pemaparan dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, setidaknya ada tiga pertanyaan terkait pertanyaan besar tentang bagaimana cara HIMAG mewujudkan eksistensi identitas gay mereka di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang modern memberi pengaruh terhadap perilaku membeli

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang modern memberi pengaruh terhadap perilaku membeli BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang modern memberi pengaruh terhadap perilaku membeli seseorang termasuk remaja usia sekolah. Setiap hari remaja baik laki-laki maupun perempuan

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. 1. Menggali Latar Belakang Keluarga Subjek. perolehan identitas subjek? dengan orang tua kamu? (ayah dan ibu)

PEDOMAN WAWANCARA. 1. Menggali Latar Belakang Keluarga Subjek. perolehan identitas subjek? dengan orang tua kamu? (ayah dan ibu) Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA 1. Menggali Latar Belakang Keluarga Subjek a. Bagaimana bentuk relasi subjek dengan orang tuanya (ayah, ibu), dan bagaimana relasi tersebut mempengaruhi atau berkontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Waria (wanita-pria) adalah laki laki yang secara fisik mereka adalah lakilaki normal, memiliki kelamin yang normal, namun mereka merasa dirinya perempuan, dan berpenampilan

Lebih terperinci