TINJAUAN PUSTAKA. hara. Jumlah air dan hara akan selalu berubah sesuai dengan umur dan. sejak persemaian sampai tanaman menghasilkan (Susila, 2009).
|
|
- Shinta Farida Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TINJAUAN PUSTAKA Sistem Fertigasi Fertigasi adalah air dan pupuk diberikan secara bersamaan sebgai larutan hara. Jumlah air dan hara akan selalu berubah sesuai dengan umur dan pertumbuhan tanaman. Kebutuhan tananaman terhadap hara dan terus meningkat sejak persemaian sampai tanaman menghasilkan (Susila, 2009). Kelebihan dari sistem fertigasi adalah Nutrien lengkap dapat dikontrol oleh pertumbuhan pohon, menjamin kebersihan dan menghindar penyakit, mengatasi masalah tanah, meningkatkan hasil produksi, masalah rumput sangat rendah, kualitas hasil yang lebih baik, penggunaan pupuk yang efisien, mengurangi penggunaan racun dan hasil yang lebih tinggi. Sedangkan, kelemahan sistem fertigasi adalah Modal awal yang agak tinggi, pengetahuan yang mendalam perihal tanaman, manajemen ladang yang berkelanjutan dan kerusakan sistem membawa kerugian (Susila, 2009). Teknologi fertigasi merupakan teknologi baru dalam budidaya sayuran yang bernilai tinggi seperti tomat, cabai, semangka dan melon. Fertigasi merupakan singkatan dari fertilizer (pemupukan) dan irrigation (pengairan). Pemupukan adalah pemberian bahan yang dimaksudkan untuk menambah hara tanaman pada tanah. Sedangkan irigasi adalah pemberian air pada tanah untuk keperluan penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanamtanaman. Jadi, fertigasi merupakan suatu sistem pemupukan dan pengairan yang diberikan secara bersamaan (Izzati, 2006). Fertigasi NFT (Nutrient Film Technique) sebagian akar tanaman terendam dalam air yang mengandung nutrisi dan sebagian lagi berada di atas permukaan
2 air. Air bersikulasi selama 24 jam terus-menerus. Lapisan air sangat tipis, sekitar 3 mm sehingga seperti film. Tanaman diletakkan dalam talang berbentuk segi empat. Talang disusun miring dengan sudut kemiringan 1-5 % sehingga larutan nutrisi mengalir dari bagian atas ke bawah mengikuti gaya gravitasi (Izzati, 2006). Gambaran Umum Tanaman Sawi Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang-kadang mirip satu sama lain. Manfaat sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan (Sugiyanto, 2008). Menurut klasifikasi dalam tatanama (sistematika) tumbuhan, sawi termasuk ke dalam : Divisi Kelas Sub kelas Ordo Famili Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Rhoeadales (Brassicales) : Cruciferae (Brassicaceae) : Brassica : Brassica Juncea L (Haryanto, dkk, 1996). Produksi utama dari sawi adalah daun-daunnya. Sawi hijau ini kurang banyak dikonsumsi sebagai bahan sayur segar karena rasanya agak pahit. Namun
3 rasa pahit yang ada pada daun sawi ini dapat dihilangkan dengan cara pengasinan. Masyarakat umumnya mengolahnya terlebih dahulu menjadi sawi asin sebelum digunakan untuk campuran aneka penganan. Selain enak rasanya sawi asin juga lebih mahal harganya di pasaran. Sawi asin yang sudah jadi biasanya diikat dan berwarna hijau cokelat kebasahan (Rukmana, 1994). Tanaman ini berukuran lebih kecil daripada sawi putih. Daun sawi jenis ini juga lebar seperti daun sawi putih tetapi warnanya lebih hijau tua. Sawi jenis ini batangnya sangat pendek tetapi tegap. Tangkal daunnya agak pipih, sedikit berliku, tetapi kuat. Varietas sawi hijau ini banyak dibudidayakan di lahan yang kering tetapi cukup pengairannya (Haryanto, dkk, 1996). Sistem perakaran tanaman sawi memiliki akar tunggang (radix primaria) dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang (silindris) menyebar ke semua arah pada kedalaman antara cm. Akar-akar ini berfungsi antara lain menghisap air dan zat makanan dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya batang tanaman. Batang sawi pendek sekali dan beruas-ruas, sehingga hampir tidak kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun. Tanaman sawi umumnya mudah berbunga dan berbiji secara alami, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah (Rukmana, 1994). Cara bertanam sawi sesungguhnya tak berbeda jauh dengan budidaya sayuran pada umumnya. Budidaya konvensional di lahan meliputi proses pengolahan lahan, penyiapan benih, teknik penanaman, penyediaan pupuk dan pestisida, serta pemeliharaan tanaman. Sawi dapat ditanam secara monokultur maupun tunmpang sari. Tanaman yang dapat ditumpangsarikan antara lain : bawang daun, wortel, bayam, kangkung darat. Sedangkan menanam benih sawi
4 ada yang secara langsung tetapi ada juga melalui pembibitan terlebih dahulu (Sugiyanto, 2008). Sawi kaya akan sumber vitamin A, sehingga berdaya guna dalam upaya mengatasi masalah kekurangan vitamin A atau penyakit rabun ayam (Xerophthalmia) yang sampai kini menjadi masalah di kalangan anak balita. Kandungan nutrisi lain pada sawi berguna juga untuk kesehatan tubuh manusia. Kegunaan sawi dalam tubuh manusia antara lain untuk memperbaiki daya kerja buah pinggang (Rukmana, 1994). Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia ini. Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila di tanam pada akhir musim penghujan (Haryanto, dkk, 1996).
5 Sistem Hidroponik NFT Hidroponik NFT adalah pengerjaan atau pengelolaan air yang digunakan sebagai media tumbuh tanaman dan juga sebagai tempat akar tanaman menyerap unsur hara yang diperlukan dimana budidaya tanamannya dilakukan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Hidroponik NFT juga termasuk bercocok tanam dalam air dimana unsur hara telah dilarutkan didalamnya (Sutiyoso, 2004). Dalam sistem irigasi hidroponik NFT (Nutrient Film Technique), air dialirkan ke deretan akar tanaman secara dangkal. Akar tanaman berada di lapisan dangkal yang mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhan tanaman. Perakaran dapat berkembang di dalam nutrisi dan sebagian lainnya berkembang di atas permukaan larutan. Aliran air sangat dangkal, jadi bagian atas perakaran berkembang di atas air yang meskipun lembab tetap berada di udara. Di sekeliling perakaran itu terdapat selapis larutan nutrisi (Chadirin,2001). Kata film pada hidroponik NFT menunjukkan aliran air yang sangat tipis berkisar 3 mm. Dengan demikian, hidroponik ini hanya menggunakan aliran air (nutrisi) yang bersikulasi selama 24 jam terus-menerus sebagai medianya. Keunggulan sistem hidroponik ini antara lain air yang diperlukan tidak banyak, kadar oksigen terlarut dalam larutan hara cukup tinggi, air sebagai media mudah didapat, ph larutan mudah diatur, dan ringan sehingga dapat disangga dengan talang (Sutiyoso, 2004). Kemiringan talang minimal 1%, sedangkan batasnya tidak ada. Sebuah penelitian di Inggris membuktikan bahwa semakin curam talang NFT, semakin tinggi produksi tanaman. Tentu saja hal ini diimbangi dengan kecepatan aliran
6 nutrisi yang memadai. Untuk menentukan kecepatan masuknya larutan nutrisi ke talang perlu pengamatan rutin. Yang penting, ketebalan lapisan nutrisi tidak lebih dari 3 mm. Biasanya pada tanaman sayuran daun seperti sawi, kecepatan aliran nutrisi di dalam talang berkisar liter/menit dengan kemiringan talang sekitar 3 %. Jika akar tanaman semakin banyak, kecepatan aliran nutrisi otomatis semakin berkurang. Tanaman yang paling dekat dengan inlet akan banyak menyerap nutrisi dan oksigen. Ini jelas akan mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Untuk meminimalkan efek negatif tersebut, panjang talang sebaiknya tidak lebih dari 12 m. Lebar talang minimun 14 cm. Standar tersebut berlaku unttuk kemiringan yang tidak lebih dari 5%. Seandainya lebih curam, batas anjuran panjang talang ialah 18 m (Untung, 2000). Pada teknik NFT, tanaman ditegakkan di talang berbentuk segi empat yang biasanya digunakan untuk talang rumah. Bisa juga fiberglass yang dirancang khusus. Agar tanaman tumbuh tegak dijepit dengan styrofoam yang disambungsambung di sepanjang permukaan atas talang sehingga aliran air di talang ini terlindungi dan bagian dasar talang menjadi gelap sehingga lumut tidak akan tumbuh (Untung, 2000). Umumnya styrofoam yang dipasang dalam talang mempunyai ketebalan 1 cm dan panjangnya 100 cm. Styrofoam tersebut dilubangi 1.5 cm dengan jarak cm untuk sayuran daun dan cm untuk tanaman buah (Karsono, dkk., 2002). Peralatan lainnya yang mutlak dibutuhkan yaitu tangki penampung dan pompa. Tangki penampung nutrisi terbuat dari plastik atau galvanis dan ukurannya tergantung pada populasi tanaman. Tangki penampung dilengkapi
7 dengan pompa untuk mendorong larutan nutrisi agar tanaman masuk ke dalam jaringan distribusi atau inlet (Chadirin, 2001). Faktor lingkungan sangat berpengaruh pada keberhasilan usaha hidroponik. Budidaya hidroponik dipengaruhi oleh komponen alami yang hendaknya dikendalikan dan dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang usaha produksi. Faktor lingkungan yang umumnya berpengaruh pada budidaya hidroponik yaitu curah hujan, kelembaban, cahaya, temperatur, elevasi dan angin (Sutiyoso, 2004). Kecukupan cahaya hendaknya dimanfaatkan dengan memberikan konsentrasi hara lebih tinggi. Pada temperatur yang tinggi, reaksi kimia akan berjalan cepat sehingga pertumbuhan tanaman menjadi pesat (Karsono, dkk., 2002). Kebutuhan Air Tanaman Teoritis Kebutuhan air atau evapotranspirasi adalah dua istilah transpirasi dan evaporasi. Transpirasi adalah air yang memasuki daerah akar tanam-tanaman dan dipergunakan untuk membentuk jaringan tanam-tanaman atau dilepaskan melalui daun-daun tanam-tanaman ke atmosfir. Sedangkan evaporasi adalah air yang menguap dari tanah yang berdekatan, permukaan air, atau dari permukaan daundaun tanaman ( Hansen et al, 1992). Kebutuhan air tanaman adalah jumlah air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan evapotranspirasi tanaman agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Atau kebutuhan air tanaman adalah : sejumlah air yang dibutuhkan untuk mengganti air yang hilang akibat penguapan. Penguapan bisa terjadi melalui permukaan air (evaporasi) maupun daun-daun tanaman (transpirasi). Bila kedua proses penguapan tersebut terjadi bersama-sama terjadilah evapotranspirasi.
8 Dengan demikian besar kebutuhan air tanaman adalah sebesar jumlah air yang hilang akibat proses evapotranspirasi. Pengaruh karakteristik tanaman terhadap kebutuhan air tanaman diberikan oleh koefisien tanaman (kc) yang menyatakan hubungan antara ETo dan ET tanaman (ETtanaman = kc. ETo). Nilai-nilai kc beragam dengan jenis tanaman, fase pertumbuhan tanaman, musim pertumbuhan, dan kondisi cuaca yang ada (Suroso, 2010). Guslim (1997) menyatakan bahwa salah satu metoda yang digunakan untuk perhitungan Evapotraspirasi Tanaman (ETc) adalah metoda Blaney and Cridle yang telah diubah, yaitu sebagai berikut :... (1)... (2)... (3) Dimana: U = Evapotranspirasi tanaman (mm/hari) P = Persentase jam siang Lintang Utara (%) Kc = Koefisien tanaman t = Suhu rata-rata bulanan ( o C) Kt = Koefisien suhu Menurut Guslim (1997) suhu rata-rata bulanan diperoleh dari perhitungan suhu rata-rata harian selama satu bulan, dengan rumus :... (4) Dimana : T = Suhu rata-rata harian ( o C) T = Suhu pada pukul ( o C) T = Suhu pada pukul ( o C)
9 T = Suhu pada pukul ( o C)... (5) Dimana : ƩT = Total jumlah suhu rata -rata selama satu bulan ( o C) Keseragaman Air Irigasi (Fertigasi) Sapei (2003) menyatakan bahwa nilai CU (Coefficient Uniformity) haruslah lebih besar dari 80%. Nilai CU yang rendah dapat dijadikan indikator bahwa banyak kehilangan air dan nilai efektifitas yang rendah. Keseragaman air irigasi (uniformity of water application) merupakan salah satu faktor penentu efisiensi irigasi yang dihitung dengan persamaan koefisien keseragaman air irigasi (CU) dengan rumus :... (6) Dimana: Cu = Koefisien fertigasi (%) n = Jumlah outlet = Nilai rata-rata dari debit air pada tiap outlet (ml/s) xi = Volume pemakaian air pada tiap talang ke-i (ml/s) = Jumlah dari deviasi absolute dari rata-rata pengukuran (ml/s) Konduktivitas Listrik (EC) Hasil analisis air juga dilakukan terhadap Electrical Conductivity atau EC air. Kemampuan air sebagai penghantar listrik dipengaruhi oleh jumlah ion atau garam yang terlarut di dalam air. Semakin banyak garam yang terlarut semakin tinggi daya hantar listrik yang terjadi. EC merupakan pengukuran tidak langsung terhadap konsentrasi garam yang dapat digunakan untuk menentukan secara umum kesesuaian air untuk budidaya tanaman dan untuk memonitor konsentrasi
10 larutan hara. Pengukuran EC dapat digunakan untuk mempertahankan target konsentrasi hara di zona perakaran yang merupakan alat untuk menentukan pemberian larutan hara kepada tanaman (Susila, 2009). Satuan pengukuran EC adalah millimhos per centimeter (mmhos/cm), millisiemens per centimeter (ms/cm) atau micro-siemens per centimeter. Air yang sesuai untuk budidaya tanaman di dalam greenhouse sebaiknya mempunyai EC yang tidak melebihi1.0 mmhos/cm. (EC=1) (Susila, 2009). Banyaknya unsur hara yang terkandung di dalam larutan nutrisi sama dengan nilai konduktivitas listrik (EC) larutan nutrisi. Semakin tinggi nilai EC maka semakin banyak unsur hara yang terkandung di dalam larutan nutrisi yang terkandung bahwa kemampuan larutan nutrisi dalam menghantarkan ion-ion listrik ke akar tanaman semakin meningkat (Sutiyoso, 2004). Tabel 1. Konsentrasi maksimum ion garam terlarut dalam air untuk budidaya tanaman di dalam Greenhouse (ppm) Elemen Konsentrasi Maksimum (ppm) Nitrogen (NO3 - N) 5 Phosphor (H2PO4 - P) 5 Potassium (K+) 5 Calsium (Ca++) 120 Magnesium (Mg++) 25 Chlorida (Cl-) 100 Sulphat (SO4--) 200 Bicarbonat (HCO3-) 60 Sodium (Na++) 30 Iron (Fe+++) 5 Boron (B) 0.5 Zinc (Zn++) 0.5 Manganese (Mn++) 1.0 Copper (Cu++) 0.2 Molybdenum (Mo) 0.02 Fluoride (F-) 1 (Susila, 2009).
11 Keseragaman Konduktivitas Listrik Keseragaman konduktivitas listrik (EC) ditentukan juga dengan menggunakan persamaan (5). Dengan menyesuaikan variabel yang akan dihitung :... (7) Dimana: Cu = Koefisien keseragaman konduktifitas listrik (%) n = Jumlah outlet = Nilai rata-rata dari konduktifitas listrik pada tiap outlet (mmho/cm) xi = konduktifitas listrik pada tiap talang ke-i = Jumlah dari deviasi absolute dari rata-rata pengukuran (mmho/cm) (Sapei, 2003). ph larutan Kemasaman dan kebasaan dari air dinyatakan dalam ph dan diukur dalam skala 0 sampai 14. Angka yang semakin rendah menunjukkan kondisi larutan yang semakin masam, sebaliknya semakin tinggi ph semakin alkalin. Skala ph adalah logaritmik, artinya peningkatan 1 angka, misalnya 4 ke 5 menunjukkan 10 kali meningkat alkalinitasnya, demikian juga sebaliknya. Pada lokasi tertentu ph air cukup alkalin dengan ph 7.0 sampai 7.5. Alkalinitas air ini meningkat dengan meningkatnya konsentrasi Bicarbonat (HCO3-). Pengukuran ph mencerminkan reaksi kimia air dan larutan hara. Kondisi ph larutan hara sangat menentukan tingkat kelarutan unsur hara, dan ketersediaan hara bagi tanaman (Susila, 2009). Kondisi ph optimum larutan hara, yang mencerminkan ketersediaan hara bagi tanaman berkisar dari Pengaturan ph larutan dapat dilakukan
12 dengan menggunakan larutan asam : asam phosphat, asam nitrat. Ketika bahanbahan tersebut digunakan kandungan N, P yang terikut harus diperhitungkan dalam pemberian hara (Susila, 2009). Keseragaman ph Larutan Keseragaman ph larutan ditentukan juga dengan menggunakan persamaan (5). Dengan menyesuaikan variabel yang akan dihitung :... (8) Dimana: Cu = Koefisien keseragaman ph larutan (%) n = Jumlah outlet = Nilai rata-rata dari ph larutan pada tiap outlet xi = ph larutan pada tiap talang ke-i = Jumlah dari deviasi absolute dari rata-rata ph larutan Tabel 2. Nilai ph dan EC untuk beberapa jenis tanaman sayuran Tanaman ph EC Brokoli Kubis Cabai Kubis Bunga Seledri Mentimun Terung Jepang Bawang Daun Lettuce Lettuce Head Bawang Merah Pakcoi Bayam Jagung Manis Tomat Zucchini Kacang-kacangan Sumber : Practical Hydroponik & Greenhouse, issue 37,1997 dalam Untung,2000.
13 Produktivitas Tanaman Produktivitas tanaman diukur dengan menghitung rataan berat tanaman yang sudah siap dipanen dalam setiap talang setiap satu kali produksi untuk masing-masing kemiringan 6% dan 9%. Larutan Nutrisi Menurut Sutiyoso (2004) menyatakan bahwa : Faktor tumbuh esensial : air, cahaya, nutrisi, CO2 Nutrisi esensial : mutlak diperlukan tanaman Pembagian berdasarkan kebutuhan : 1. Makro : kandungan besar Dianggap makro karena dibutuhkan dalam jumlah banyak (kg/ha). Beberapa unsur hara makro, yaitu N, P, K, Ca, Mg dan S. Unsur hara makro ini diberikan dalam ramuan hara. 2. Mikro : kandungan kecil Dianggap mikro karena dibutuhkan sedikit (gr/ha). Beberapa unsur hara mikro mutlak harus diberikan, yaitu Fe, Mn, Cu, Zn, B, Mo dan Cl. Biasanya, unsur mikro tersebut berperan sebagai komponen beberapa enzim yang memicu dan memacu proses fisiologis di dalam tanaman. Pertumbuhan dan hasil tanaman yang optimum dapat dicapai dengan pemberian larutan hara sesuai dengan kebutuhan tanaman. Meskipun unsur hara tanaman sangat kompleks, namun demikian kebutuhan dasar terhadap hara dalam budidaya tanaman secara hidroponik telah diketahui. Terdapat 14 unsur hara essensial untuk pertumbuhan tanaman. Air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) juga essensial untuk tanaman. Hidrogen, Carbon dan Oksigen juga diperlukan
14 untuk pertumbuhan tanaman mengakibatkan total hara essensial sebanyak 16 elemen (Susila, 2009). Menurut Untung (2000) bahwa bahan baku pupuk harus mempunyai daya larut yang bagus sekali, tidak ada endapan bila bahan dilarutkan dalam air. Tabel 3. Hara Esensial untuk Pertumbuhan Tanaman Element Simbol Tipe Gejala Defisiensi Nitrogen N Makro Tanaman hijau muda, daun tua menguning. Phosphorus P Makro Tanaman hijau tua berubah keunguan. Potassium K Makro Tepi daun tua hijau kekuningan. Magnesium Mg Makro Interveinal chlorosis, Chlorosis mulai dari daun tua berubah ke nekrosis. Calcium Ca Makro Die back daun muda (tip burn), Blossom end rot of fruit (tomat dan paprika). Sulfur S Makro warna daun hijau muda. Iron Fe Mikro interveinal chlorosis, dengan "netted pattern". Manganese Mn Mikro interveinal chlorosis, dengan "netted pattern". Boron B Mikro Pucuk terminal menjadi hijau muda, dan mati. Copper Cu Mikro Daun muda rontok, dan kelihatan layu. Zinc Zn Mikro interveinal chlorosis daun tua. Molybdenum Mo Mikro Daun bagian bawah pucat. (Susila, 2009). Larutan Nutrisi, harus memperhatikan jumlah dan unsur ph yang sesuai. Unsur ph berkisar 5,5 hingga 7,5. Larutan nutrisi ini mengandung konsentrasi N, P, K,Ca, Mg, S, dalam jumlah yang besar, sedangkan unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dancl dalam jumlah yang kecil. Larutan hara dibuat dengan cara melarutkan garam-garam pupuk dalam air. Berbagai garam jenis pupuk dapat digunakan untuk larutan hara, pilihan biasanya atas harga dan kelarutan garam pupuk tersebut. Media Tanam, antara lain terdiri dari batu bata, pasir, kerikil,
15 arangsekam, spons, batu apung, dll. Air harus diperhatikan kualitas air yang dipergunakan, tingkat salinitas tidak melebihi 2500 ppm dan nilai EC tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm. Air tidak boleh mengandung terlalu banyak unsur logam berat (Sutiyoso, 2004). Oksigen, memegang peranan penting dalam hidroponik. Kekurangan oksigen akan menyebabkan dinding sel sulit untuk ditembus, sehingga tanaman akan kekurangan air. Dengan demikian tanaman akan cepat layu karena larutan tidak mengandung oksigen. Pemberian oksigen ke dalam larutan dapat melalui gelembung udara seperti pompa air gelembung yang dipakai akuarium, penggantian larutan nutrisi secara rutin, membersihkan atau mencabut akar tanaman yang terlalu panjang, dan memberikan lubang ventilasi pada tempat penanaman (Untung, 2000). Pengetahuan terhadap konsentrasi O2 terlarut pada larutan atau DO (Dissolved Oxygen) sangat dibutuhkan terutama untuk hidroponik tipe kultur air. Oksigen (O2) diperlukan untuk proses metabolisme respirasi pada akar yang akan menghasilkan energi guna menyerap air dan hara. Unsur oksigen terdapat dalam CO2 dan H2O. Oksigen terdapat bebas di udara dan melimpah sebesar 20,9%. Pada kultur air, DO akan semakin meningkat dengan semakin ke atas atau semakin berdekatan dengan udara. Pada hidroponik NFT, talang dengan kemiringan lebih besar dari 5% menyebabkan aliran hara meluncur dari bagian atas ke ujung bawah dan menimbulkan banyak riak. Riak aliran larutan hara akan merambah oksigen di udara sehingga konsentrasi oksigen terlarut meningkat (Sutiyoso, 2004).
16 Growmore adalah pupuk daun lengkap dalam bentuk kristal berwarna biru, sangat mudah larut dalam air. Dapat diserap dengan mudah oleh tanaman baik itu melalui penyemprotan daun maupun disiram ke dalam tanah. Mengandung hara lengkap dengan konsentrasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan. Semua produk growmore dianjurkan dipakai pada tanaman : a. Tanaman hias, bunga potong, anggrek. b. Semangka, melon, jeruk, apel, mangga, durian, kopi, coklat, lada c. Padi, palawija (jagung, kedele, kacang-kacangan). d. Sayuran (tomat, kentang, kubis, bawang, cabe, broccoli). e. Lapangan golf, tanaman hydrponik. Tabel 4. Kandungan unsur hara makro dan mikro dalam pupuk Growmore Unsur hara Komposisi Total Nitrogen (N) 10 % Ammoniacal Nitrogen 8.5 % Nitrate Nitrogen 0.5 % Urea Nitrogen 1.0 % Available Phosphoric Acid (P2O5) 55 % Soluble Potash (K2O) 10 % Calcium (Ca) 0.05 % Magnesium (Mg) 0.10 % Chelated Magnesium 0.10 % Sulfur (S), Combined 0.20 % Boron (B) 0.02 % Copper (Cu) 0.05 % Chelated Copper 0.05 % Iron (Fe) 0.10 % Chelated Iron 0.10 % Manganese (Mn) 0.05 % Chelated Manganese 0.05 % Molybdenum (Mo) % Zinc (Zn) 0.05 % Chelated Zinc 0.05 % Sumber : PT. Kalatham Coorporation (Anonim, 2010).
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 di lahan percobaan Fakulas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Bahan dan Alat Penelitian Adapun
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik NFT adalah pengerjaan atau pengelolaan air yang digunakan
TINJAUAN PUSTAKA Sistem Hidroponik NFT Hidroponik NFT adalah pengerjaan atau pengelolaan air yang digunakan sebagai media tumbuh tanaman dan juga sebagai tempat akar tanaman menyerap unsur hara yang diperlukan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama
13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Sawi Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama spesies Brassica juncea (L.) Czern. Jenis sawi dikenal juga dengan nama caisim atau sawi bakso.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Selada Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), khususnya dalam hal bentuk daunnya. Tanaman selada cepat menghasilkan akar tunggang diikuti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Sejarah Tanaman Caisim Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. Konon di daerah Cina, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang lalu,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. apartemen sekalipun. Hidroponik dapat diusahakan sepanjang tahun tanpa
PENDAHULUAN Latar Belakang Hidroponik merupakan pertanian masa depan sebab hidroponik dapat diusahakan di berbagai tempat, baik di desa, di kota di lahan terbuka, atau di atas apartemen sekalipun. Hidroponik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menerima nutrisi yang seimbang. Tanaman tersebut lebih sehat karena menghabiskan
TINJAUAN PUSTAKA Hidroponik Tanaman Sayuran Kultur hidroponik adalah metode penanaman tanaman tanpa menggunakan media tumbuh dari tanah. Secara harafiah hidroponik berarti penanaman dalam air yang mengandung
Lebih terperinciBAB II HIDROPONIK NFT
BAB II HIDROPONIK 6 BAB II HIDROPONIK NFT II.1 Hidroponik Hidroponik merupakan suatu metode bercocok tanam yang tidak menggunakan media tanah sebagai media tanamnya tetapi menggunakan air, kerikil, pasir,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat. Selada digunakan sebagai sayuran pelengkap yang dimakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selada (Lactuca sativa L) merupakan sayuran daun yang cukup digemari oleh masyarakat. Selada digunakan sebagai sayuran pelengkap yang dimakan mentah dan dijadikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kailan banyak digunakan dalam berbagai masakan Cina dan Tionghoa. Kailan
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kailan (Brassica oleraceae) Kailan banyak digunakan dalam berbagai masakan Cina dan Tionghoa. Kailan (Brassica oleraceae) termasuk jenis tanaman sayuran semusim, berumur
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Hidroponik Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam (soilless culture). Media tanam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35 kilogram sayuran per kapita per tahun. Angka itu jauh lebih rendah dari angka konsumsi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kailan (Brassica oleraceae var achepala) atau kale merupakan sayuran yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kailan (Brassica oleraceae var achepala) atau kale merupakan sayuran yang masih satu spesies dengan kol atau kubis (Brassica oleracea) (Pracaya, 2005). Kailan termasuk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava
Lebih terperinciUJI KEMIRINGAN TALANG SISTEM FERTIGASI HIDROPONIK NFT (Nutrient Film Technique) PADA BUDIDAYA TANAMAN SAWI (Brassica Juncea L) SKRIPSI
UJI KEMIRINGAN TALANG SISTEM FERTIGASI HIDROPONIK NFT (Nutrient Film Technique) PADA BUDIDAYA TANAMAN SAWI (Brassica Juncea L) SKRIPSI DEWI RENITAULI SIMBOLON 060308023 PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun
11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah memiliki perakaran yang banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun majemuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Caisin Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan tanaman asli Asia. Caisin dibudidayakan di Cina Selatan dan Tengah, di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biotani Sistimatika Sawi Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi
Lebih terperinci2 Penggunaan Pestisida kimia sintetis adalah salah satu faktor menurunya kesuburan tanah, selain itu berkurangnya lahan pertanian dalam produksi akiba
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mentimun adalah salah satu jenis sayuran yang digemari masyarakat. Salah satu jenis mentimun yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan banyak dicari ialah mentimun Jepang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang
17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang
Lebih terperinciBab II MINERAL NUTRISI HIDROPONNIK NFT UNTUK TUMBUHAN TOMAT
Bab II MINERAL NUTRISI HIDROPONNIK NFT UNTUK TUMBUHAN TOMAT II.1 Sistem Hidroponik Hidroponik adalah cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Di kalangan umum istilah hidroponik
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. sumber daya air merupakan dasar peradaban manusia (Sunaryo dkk., 2004).
TINJAUAN PUSTAKA Irigasi Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, yakni demi peradaban manusia. Bahkan dapat dipastikan, tanpa pengembangan sumber daya air secara konsisten
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakchoy (Brassica rapa L.) Pakchoy (Sawi Sendok) termasuk tanaman sayuran daun berumur pendek yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. EVALUASI KELAYAKAN TEKNIS Parameter yang digunakan untuk melakukan evaluasi kelayakan teknis antara lain adalah keseragaman debit aliran, keseragaman konduktivitas listrik (EC),
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Teknik Budidaya Melon
TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Diskripsi Tanaman Melon Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu anggota famili Cucurbitaceae genus Cucumis. Melon berasal dari Afrika Timur dan Afrika Timur-Laut. Melon
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut: Divisi Sub divisi Kelas Keluarga Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Monotyledonae : Gramineae (Poaceae)
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Sawi
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Sawi Sawi (Brassica juncea L.) merupakan tanaman semusim dan tergolong marga Brassica. Tanaman sawi yang dimanfaatkan adalah daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran),
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggrek merupakan salah satu komoditas tanaman hias yang mempunyai potensi untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman dalam pot. Dari ribuan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan
PENDAHULUAN Latar Belakang Sayuran merupakan komoditas penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan sebagai sumber karbohidrat, protein nabati,
Lebih terperinciPEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik
38 PEMBAHASAN Budidaya Bayam Secara Hidroponik Budidaya bayam secara hidroponik yang dilakukan Kebun Parung dibedakan menjadi dua tahap, yaitu penyemaian dan pembesaran bayam. Sistem hidroponik yang digunakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan pakchoy di Indonesia Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur, dan masuk ke Indonesia diperkirakan
Lebih terperinciMATERI-10 Evaluasi Kesuburan Tanah
MATERI-10 Evaluasi Kesuburan Tanah Kondisi Tanah Mengalami Masalah Unsur Hara Kondisi Tanah Mengalami Masalah Unsur Hara Nitrogen: Dijumpai pada semua jenis tanah, terutama bertekstur kasar dan berkadar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan komoditas sayuran bernilai ekonomi yang banyak diusahakan petani setelah cabai dan bawang merah. Kentang selain digunakan sebagai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanaman di dalam larutan hara yang menyediakan semua unsur unsur hara yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sistem hidroponik merupakan teknologi pertumbuhan dan perkembangan tanaman di dalam larutan hara yang menyediakan semua unsur unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan
Lebih terperinciPertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh
45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sayuran bagi manusia sangat erat hubungannya dengan kesehatan, sebab sayuran banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama adanya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Sawi Dalam ilmu tumbuh-tumbuhan secara taksonomi (Rukmana, 2003) Caisim diklasifikasikan ke dalam golongan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Sub-Kingdom : Tracheobionta
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap jenis sayuran memiliki karakteristik dan manfaat kandungan gizinya
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ragam Jenis Sayuran Setiap jenis sayuran memiliki karakteristik dan manfaat kandungan gizinya masing-masing. Jenis sayuran dapat dikelompokkan dalam tiga macam berdasarkan bagian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakcoy (Brassica chinensis L.) Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada dalam satu genus dengan sawi putih/petsai dan sawi hijau/caisim. Pakcoy
Lebih terperinciNur Rahmah Fithriyah
Nur Rahmah Fithriyah 3307 100 074 Mengandung Limbah tahu penyebab pencemaran Bahan Organik Tinggi elon Kangkung cabai Pupuk Cair Untuk mengidentifikasi besar kandungan unsur hara N, P, K dan ph yang terdapat
Lebih terperinciFertigasi pada Budidaya Tanaman Sayuran di dalam Greenhouse
Fertigasi pada Budidaya Tanaman Sayuran di dalam Greenhouse Anas D. Susila, Ph.D Bagian Produksi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultutra,Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Kampus IPB Darmaga,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan
18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabang-cabang akar
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik, pertumbuhan akar tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada akar-akar cabang banyak terdapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hidroponik yang ada yaitu sistem air mengalir (Nutrient Film Technique). Konsep
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah dingin maupun tropis. Kebutuhan selada meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan jumlah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Bayam Hidroponik
3 TINJAUAN PUSTAKA Bayam Bayam merupakan tanaman dengan family amaranthaceae. Genus Amaranthus yang paling terkenal adalah untuk produksi biji, tetapi ada kultivar yang ditanam khusus untuk sayuran daun.
Lebih terperinciFungsi Hara bagi Tanaman AGH 322
Fungsi Hara bagi Tanaman AGH 322 Esensialitas Hara bagi Tanaman Hara Esensial: Tanpa kehadiran hara tersebut maka tanaman tidak dapat menyelesaikan siklus hidupnya. Fungsi hara tersebut tidak dapat digantikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Padi Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung atau ruang kosong. Panjang tiap ruas
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Tanaman Gandum Tanaman gandum (Triticum aestivum L) merupakan jenis dari tanaman serealia yang mempunyai tektur biji yang keras dan bijinya terdiri dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian 1. Karakteristik tanaman durian Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hidroponik Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam bahas asal yaituyunani, hidroponik berasal dari kata hydro (air) dan ponos (kerja) yang berarti
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Unit Lapangan Pasir Sarongge, University Farm IPB yang memiliki ketinggian 1 200 m dpl. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Meteorologi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan
Lebih terperinciHUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Selada
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Selada Menurut Haryanto et al. (1996), klasifikasi tanaman selada adalah sebagai berikut, Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya
Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. memperlancar pencernaan. Hampir setiap orang gemar akan sawi karena rasanya
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tanaman Sawi Sawi merupakan tanaman hortikultura yang dapat memperbaiki dan memperlancar pencernaan. Hampir setiap orang gemar akan sawi karena rasanya segar dan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar
Lebih terperinciTEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135
TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 PUPUK ORGANIK POWDER 135 adalah Pupuk untuk segala jenis tanaman yang dibuat dari bahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Compositae. Kedudukan tanaman selada
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran
Lebih terperinciPupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)
Penggunaan pupuk kimia atau bahan kimia pada tanaman, tanpa kita sadari dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti terlihat pada gambar di atas. Oleh karena itu beralihlah ke penggunaan pupuk organik
Lebih terperinciHUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Sub-divisi: Angiospermae,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sayuran. Kebutuhan pupuk untuk pertanian semakin banyak sebanding dengan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium
14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang
17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam
Lebih terperinciTabel 2 Kebutuhan Unsur Hara Tanaman Selada NO NAMA UNSUR KONSENTRASI (ppm)
4 TINJAUAN PUSTAKA Selada (Lactucca sativa.l) Selada adalah tanaman setahun polimorf (memiliki banyak bentuk) khususnya daun. Daun selada berjumlah banyak dan berposisi duduk (sessile), tersusun berbentuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis
16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur
Lebih terperinciPUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur UNSUR
Lebih terperinciBUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. yang dikeringkan dengan membuat saluran-saluran drainase (Prasetyo dkk,
TINJAUAN PUSTAKA Tanah Sawah Tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah, baik terus-menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija. Istilah tanah sawah bukan merupakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Semangka Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Cucurbitaceae sehingga masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan melon (Cucumis melo
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pakcoy (Brassica chinensis ) Pakcoy (Brassica chinensis.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pakcoy (Brassica chinensis ) Pakcoy (Brassica chinensis.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Jagung Menurut Purwono dan Hartono (2005), jagung termasuk dalam keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Selada Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), khususnya dalam bentuk daunnya. Daun selada bentuknya bulat panjang, daun sering berjumlah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dikembangkan di Indonesia karena kecocokkan terhadap iklim, cuaca, dan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sawi Sawi bukan termasuk tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari Asia. Sawi dikembangkan di Indonesia karena kecocokkan terhadap iklim, cuaca, dan tanahnya. Sawi dalam
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merr) Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya. Susunan morfologi kedelai terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. petsai (Brassica chinensis). Petsai adalah tanaman dataran tinggi sementara sawi juga
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Sawi Sawi ( Brassica juncea L.) merupakan tanaman semusim yang berdaun lonjong, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Tanaman sawi berbeda dengan petsai (Brassica
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pemupukan
TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang
Lebih terperinciBAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan pengamatan utama. 1.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya
Lebih terperinciUJI KEMIRINGAN TALANG SISTEM FERTIGASI HIDROPONIK NFT (Nutrient Film Technique) PADA BUDIDAYA TANAMAN SELADA(Lactuca Sativa)
UJI KEMIRINGAN TALANG SISTEM FERTIGASI HIDROPONIK NFT (Nutrient Film Technique) PADA BUDIDAYA TANAMAN SELADA(Lactuca Sativa) SKRIPSI YESSI HANDAYANI 060308002 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan negara yang sangat mendukung untuk pengembangan agribisnis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran berperan sebagai sumber karbohidrat, protein nabati, vitamin, dan mineral serta bernilai ekonomi tinggi. Sayuran memiliki keragaman yang sangat banyak baik
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Seledri Kedudukan tanaman seledri dalam taksonomi tumbuhan, diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub-Divisi Kelas Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta
Lebih terperinciBAB I I. PENDAHULUAN
BAB I I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Kondisi lahan pertanian yang kian hari semakin berkurang sementara disisi lain pemenuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hidroponik menjadi salah satu alternatif yang bagus untuk menanam sayuran di daerah perkotaan yang umumnya kekurangan lahan untuk pertanian. Hidroponik adalah budidaya
Lebih terperinciPUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran
Lebih terperinci