TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik NFT adalah pengerjaan atau pengelolaan air yang digunakan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik NFT adalah pengerjaan atau pengelolaan air yang digunakan"

Transkripsi

1 TINJAUAN PUSTAKA Sistem Hidroponik NFT Hidroponik NFT adalah pengerjaan atau pengelolaan air yang digunakan sebagai media tumbuh tanaman dan juga sebagai tempat akar tanaman menyerap unsur hara yang diperlukan dimana budidaya tanamannya dilakukan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Hidroponik NFT juga termasuk bercocok tanam dalam air dimana unsur hara telah dilarutkan didalamnya (Haris, 1994). Dalam sistem hidroponik NFT, air dialirkan ke deretan akar tanaman secara dangkal. Akar tanaman berada di lapisan dangkal yang mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhan tanaman. Perakaran dapat berkembang di dalam nutrisi dan sebagian lainnya berkembang di atas permukaan larutan. Aliran air sangat dangkal, jadi bagian atas perakaran berkembang di atas air yang meskipun lembab tetap berada di udara. Di sekeliling perakaran itu terdapat selapis larutan nutrisi. Dari sinilah muncul istilah NFT, yang didefenisikan sebagai metode budidaya tanaman dimana akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi, yang memungkinkan tanaman memperoleh air, nutrisi dan oksigen (Chadirin, 2002). Kata film pada hidroponik NFT menunjukkan aliran tipis. Dengan demikian, hidroponik ini hanya menggunakan aliran air (nutrien) sebagai medianya. Keunggulan sistem hidroponik ini antara lain air yang diperlukan tidak banyak, kadar oksigen terlarut dalam larutan hara cukup tinggi, air sebagai media mudah didapat dengan harga murah, ph larutan mudah diatur dan ringan sehingga dapat disangga dengan talang (Sutiyoso, 2004).

2 Pada sistem NFT, air atau nutrien dialirkan dalam wadah penanaman (biasanya berupa talang). Wadah penanaman dibuat miring agar nutrien dapat mengalir. Nutrien yang telah melewati wadah penanaman, ditampung dalam bak atau tangki dan kemudian dipompa untuk dialirkan kembali. Tinggi nutrien hanya 3 mm, tidak boleh lebih dari itu karena air yang terlalu tinggi akan menyebabkan oksigen terlarut sedikit (Lingga, 2009). Salah satu prinsip dasar NFT ialah ketebalan air di dalam hanya beberapa millimeter saja (biasanya 3 mm). Dengan demikian, banyak akar bertumpuk di atas aliran air dan rapat sehingga bila tanaman tumbuh subur, akarnya tebal mirip bantal putih. Ketebalan lapisan air tergantung kecepatan air yang masuk dan kemiringan talang (Untung, 2000). Adapun keuntungan dan kelemahan tipe NFT sebagai berikut: Beberapa keuntungan pemakain NFT, antara lain: 1. Dapat memudahkan pengendalian daerah perakaran tanaman 2. Kebutuhan air dapat terpenuhi dengan baik dan mudah 3. Keseragaman nutrisi dan tingkat konsentrasi larutan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dapat disesuaikan dengan umur dan jenis tanaman 4. Tanaman dapat diusahakan beberapa kali dengan periode tanam yang pendek Kelemahan tipe NFT adalah: 1. Investasi dan biaya perawatan yang mahal 2. Sangat tergantung terhadap energi listrik 3. Penyakit tanaman akan dengan cepat menular ke tanaman lain (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).

3 Pemberian nutrisi pada sistem pertanian hidroponik NFT berbeda dengan pemberian nutrisi pada sistem pertanian biasa. Pada sistem hidroponik NFT, makanan yang berupa campuran garam-garam pupuk dilarutkan dan diberikan secara teratur, sedangkan bercocok tanam di tanah, pemberian pupuk untuk tanaman hanya sekedar tambahan karena tanah sendiri pada dasarnya secara alami telah mengandung garam-garam pupuk. Pada hidroponik NFT, media tanam tidak berfungsi sebagai tanah. Media tanam hanya berguna sebagai penopang akar tanaman serta meneruskan air larutan mineral yang berlebihan sehingga harus porus dan steril (Untung, 2000). Pada teknik NFT, tanaman di tegakkan di talang berbentuk segi empat yang biasa digunakan untuk talang rumah. Supaya tanaman dapat berdiri tegak, di dalam talang harus dipasangi styrofoam dengan ketebalan 1 cm, lebar dasar talang 10 cm, dan panjang 1 m. Styrofoam tersebut dilubangi dengan diameter 1,5 cm. jarak antar lubang cm untuk sayuran daun dan cm untuk sayuran buah (Karsono, dkk 2002). Sistem Fertigasi Sistem fertigasi sangat sesuai bagi tanaman sayur berbuah saperti tomat, timun jepun, cili merah, terung, melon, cili sayur strawberi dan juga pokok hiasan. Umumnya tanaman ini untuk kebanyakan tanaman bernilai tinggi dipasaran. Tanaman Sistem fertigasi bertujuan untuk mengelakkan tanaman daripada serangan penyakit akar yang disebabkan oleh serangga kulat saperti pythium, fusarium, rhizoton dan juga penyakit layu bacteria yang berpunca daripada tanah (Anonim, 2010).

4 Sistem fertigasi ialah satu kaedah pemberian larutan baja kepada zon akar yang diperlukan oleh pokok secara berkesan, tanpa pembaziran dan pencemaran alam sekitar. Sistem fertigasi sangat sesuai bagi tanaman sayur berbuah seperti tomat, timun jepun, cili merah, terung, melon, cili, sayur, strawberi dan pokok hiasan. Umumnya, tanaman ini untuk kebanyakan tanaman bernilai tinggi di pasaran. Sistem fertigasi bertujuan untuk mengelakkan tanaman daripada serangan penyakit akar yang disebabkan oleh serangga ulat seperti pythium, fusarium, rhizoton dan penyakit layu (Anonim, 2010). Teknologi fertigasi merupakan teknologi baru dalam budidaya sayuran yang bernilai tinggi seperti tomat, cabai, semangka dan melon. Fertigasi merupakan singkatan dari fertilizer (pemupukan) dan irrigation (pengairan). Pemupukan adalah pemberian bahan yang dimaksudkan untuk menambah hara tanaman pada tanah. Sedangkan irigasi adalah pemberian air pada tanah untuk keperluan penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanamtanaman. Jadi, fertigasi merupakan suatu sistem pemupukan dan pengairan yang diberikan secara bersamaan. a. Fertigasi konvensional (metode penyiraman) Fertigasi konvensional (metode penyiraman) adalah metode pemberian air terhadap permukaan media dalam bentuk percikan seperti hujan biasa. Pemberian nutrisi dan air dalam jumlah kecil tapi sering, sangat mudah diatur dengan menggunakan penyiraman, cukup membantu dalam banyak keadaan seperti, tanaman berakar pendek, persemaian baru, pengendalian temperatur tanah pada tanaman tertentu seperti sawi dan pengendalian kelembaban pada tanaman tertentu (Hansen et al, 1992).

5 b. Fertigasi NFT (nutrient film technique) Pada sistem NFT, sebagian akar tanaman terendam dalam air yang mengandung nutrisi dan sebagian lagi berada di atas permukaan air. Air bersikulasi selama 24 jam terus-menerus. Lapisan air sangat tipis, sekitar 3 mm sehingga seperti film. Tanaman diletakkan dalam talang berbentuk segi empat. Talang disusun miring dengan sudut kemiringan 1-5% sehingga larutan nutrisi mengalir dari bagian atas ke bawah mengikuti gaya gravitasi (Untung, 2000). c. Fertigasi metode sub irigasi (ebb & flow) Teknologi ini sering disebut flood and drain. Prinsip kerja dari ebb and flow adalah mengisi kemasan dengan media, misalnya arang sekamkemudian menempatkannya di instalasi. Selama lima menit, kemasan yang berisi media tersebut akan dikucuri larutan. Kemudian secara gravitasi, larutan dalam kemasan akan turun kembali ke dalam tandon yang berada dibawahnya. Setelah 10 menit, pompa menyala lagi dan terjadi kembali siklus seperti di atas (Karsono, dkk 2002). Gambaran Umum Tanaman Selada Tanaman selada (Lactuca sativa) merupakan salah satu tanaman yang mempunyai arti penting dalam perekonomian masyarakat. Hal ini dikarenakan nilai jual sayuran selada cukup menjanjikan. Sejalan dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi yang terkandung dalam tanaman selada. Tanaman selada memiliki fungsi sebagai zat pembangun tubuh, dengan kandungan zat gizi dan vitamin yang cukup banyak dan baik bagi kesehatan masyarakat (Harjono, 2001).

6 Adapun klasifikasi botani untuk selada adalah sebagai berikut: Divisi Kelas Sub kelas Ordo Famili Genus Spesies : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga) : Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil) : Asteridae : Asterales : Asteraceae : Lactuca : Lactuca sativa (Haryanto dkk, 1996). Suhu ideal untuk produksi selada berkualitas tinggi. Suhu optimumnya adalah 20 o C (siang) dan 10 o C (malam). Suhu yang lebih tinggi dari 30 o C biasanya menghambat pertumbuhan, merangsang bolting dan menyebabkan rasa pahit serta mengakibatkan terbentuknya krop yang longgar (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Tanaman selada dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi (pegunungan). Adapun syarat penting agar selada tumbuh dengan baik adalah tanah mengandung pasir dan lumpur (subur), suhu udara derajat, dan derajat kemasaman tanah (ph) 5-6,5. Waktu tanam selada yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret-April). Tapi selada dapat pula ditanam pada musim kemarau, akan tetapi jika pola penyiramannya dilakukan secara teratur (Pracaya, 2002). Selada (Lactuca sativa) memiliki penampilan yang menarik. Ada yang berwarna hijau segar dan ada juga yang berwarna merah. Daun selada yang agak keriting ini sering dijadikan penghias hidangan. Sayangnya jenis selada yang

7 biasa ditanam di dataran rendah terbatas. Jenis selada yang banyak diusahakan di dataran rendah ialah selada daun. Jenis ini begitu toleran terhadap dataran rendah sampai di daerah yang sepanas dan serendah Jakarta pun masih subur dan bagus pertumbuhannya (Nazaruddin, 1999). Tabel 1. Kandungan zat gizi dalam 100 gr selada zat gizi selada protein (g) 1,2 lemak (g) 0,2 karbohidrat (g) 2,9 Ca (mg) 22,0 P (mg) 25,0 Fe (mg) 0,5 Vitamin A (mg) 162,0 Vitamin B (mg) 0,0 Vitamin C (mg) 8,0 Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI, 1979 Tanaman selada ditanam dengan jarak tanam rapat untuk memaksimumkan penggunaan ruangan yang tersedia dan umumnya rata-rata 20 cm antar tanaman. Tanaman selada mempunyai umur panen rata-rata sekitar hari setelah tanam. Selada ditanam secara hidroponik mempunyai umur panen yang lebih singkat sekitar hari (Haryanto, dkk 1996). Tabel 2. Lama perawatan bibit di polibag Jenis tanaman Lama di persemaian Jumlah daun Masa tanam Brokoli 2 minggu 3-4 helai 65 HST Brussel sprout 3-4 minggu 4-5 helai HST Cabai besar hari 4-5 helai HST (panen I) Horenzo 14 hari 3-4 helai HST Kailan hari 3-5 helai HST Melon hari 4 helai HST Pakcoi 3-4 minggu 3-5 helai 2 bulan Paprika 2-3 minggu 4-5 helai 20 MST Seledri 2-3 minggu 4 helai 6-8 MST

8 Sawi 3 minggu 4-5 helai 2 bulan Selada hari 4 helai HST Timun jepang hari 2-3 helai HST Tomat 3 minggu 3-4 helai HST (panen I) Terung jepang hari 5 helai 90 HST (panen I) HST = hari setelah tanam MST = minggu setelah tanam (Untung, 2000) Pupuk Growmore Growmore adalah pupuk daun lengkap dalam bentuk kristal berwarna biru, sangat mudah larut dalam air. Dapat diserap dengan mudah oleh tanaman baik itu melalui penyemprotan daun maupun disiram ke dalam tanah. Mengandung hara lengkap dengan konsentrasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan. Semua produk Growmore dianjurkan dipakai pada tanaman : a. Tanaman hias, bunga potong, anggrek. b. Semangka, melon, jeruk, apel, mangga, durian, kopi, coklat, lada c. Padi, palawija (jagung, kedele, kacang-kacangan). d. Sayuran (tomat, kentang, kubis, bawang, cabe, broccoli). e. Lapangan golf, tanaman hidroponik. f. Pembibitan tanaman perkebunan dan kehutanan.

9 Tabel 3. Kandungan unsur hara makro dan mikro dalam pupuk Growmore Total Nitrogen (N) 10 % Ammoniacal Nitrogen 8.5 % Nitrate Nitrogen 0.5 % Urea Nitrogen 1.0 % Available Phosphoric Acid (P2O5) 55 % Soluble Potash (K2O) 10 % Calcium (Ca) 0.05 % Magnesium (Mg) 0.10 % Chelated Magnesium 0.10 % Sulfur (S), Combined 0.20 % Boron (B) 0.02 % Copper (Cu) 0.05 % Chelated Copper 0.05 % Iron (Fe) 0.10 % Chelated Iron 0.10 % Manganese (Mn) 0.05 % Chelated Manganese 0.05 % Molybdenum (Mo) % Zinc (Zn) 0.05 % Chelated Zinc 0.05 % Sumber : PT. Kalatham Coorporation (Anonim, 2010). Unsur hara Komposisi Formula ini sangat baik untuk merangsang perakaran pada pembibitan, setek (cutting) atau waktu pemindahan pembibitan ke lapangan, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit, dapat merangsang pembungaan dan pembuahan.

10 Kebutuhan Air Tanaman Teoritis Kebutuhan air tanaman (crop water requirement) adalah jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pemakaian konsumtif (evapotranspirasi) agar tanaman dapat tumbuh dengan baik (Doorenbos and Pruitt, 1984). Sosrodarsono dan Takeda (1993), menyatakan bahwa salah satu perhitungan evapotranspirasi tanaman adalah metoda Blaney and Cridle yang telah dimodifikasi seperti berikut... (1)... (2)... (3) dimana: U = Evapotranspirasi tanaman (mm/hari) P = Persentase jam siang Lintang Utara (%) Kc = Koefisien tanaman (selada) t = Suhu rata-rata bulanan ( o C) Kt = Koefisien suhu Menurut Guslim (1997) bahwa suhu rata-rata bulanan diperoleh dari perhitungan suhu rata-rata harian selama satu bulan, dengan rumus :... (4) dimana : t = Suhu rata-rata harian ( o C) t = Suhu pada pukul ( o C) t = Suhu pada pukul ( o C) t = Suhu pada pukul ( o C)

11 ... (5) dimana : t = Total jumlah suhu rata-rata selama satu bulan ( o C) Keseragaman Air Irigasi (Fertigasi) Sapei (2003) menyatakan bahwa nilai CU (Coefficient Uniformity) haruslah lebih besar dari 80%. Nilai CU yang rendah dapat dijadikan indikator bahwa banyak kehilangan air dan nilai efektifitas yang rendah. Keseragaman air irigasi (uniformity of water application) merupakan salah satu faktor penentu efisiensi irigasi yang dihitung dengan persamaan koefisien keseragaman air irigasi (CU) dengan rumus :... (6) dimana: Cu = Koefisien fertigasi (%) n = Jumlah outlet = Nilai rata-rata dari debit air pada tiap outlet (ml/s) xi = Volume pemakaian air pada tiap talang ke-i (ml/s) = Jumlah dari deviasi absolute dari rata-rata pengukuran (ml/s) Konduktifitas Listrik (EC) Dalam sistem hidroponik, untuk mengukur kepekatan pupuk digunakan istilah EC (Electro Conductivity) dengan satuan mmhos/cm (satuan daya penghantar listrik) atau ms/cm. Selain EC, kadang-kadang juga digunakan istilah cf (conductivity factor). Namun istilah cf jarang digunakan (Karsono, dkk 2002)

12 Angka EC sangat penting di dalam hidroponik sistem NFT karena berdasarkan angka inilah produktivitas tanaman bisa dipacu. Untuk tanaman kecil/belum dewasa, angka EC berkisar antara 1-1,5. Setelah dewasa atau menjelang berbunga/berbuah, EC bisa ditingkatkan sampai 2,5-4, kecuali untuk tomat yang EC nya bisa sampai 7. Pada umumnya, angka EC lebih dari 4 akan menimbulkan toksisitas pada tanaman (Untung, 2000). Kualitas larutan pupuk sangat menentukan keberhasilan hidroponik NFT, sedangkan kualitas pupuk tergantung pada konsentrasinya. Kalau konsentrasi tidak cocok dengan jenis atau umur tanaman maka produksinya kelak pasti meengecewakan. Konsentrasi pupuk NFT perlu diketahui karena seluruh kebutuhan makanan untuk tanaman disuplai dari larutan ini (Untung, 2000). Tabel 4. Nilai ph, cf dan EC untuk beberapa jenis tanaman sayuran Tanaman ph cf EC Brokoli Kubis Cabai Kubis Bunga Seledri Mentimun Terung Jepang Bawang Daun Lettuce Lettuce Head Bawang Merah Pakcoi Bayam Jagung Manis Tomat Zucchini Kacang-kacangan Sumber : Practical Hydroponik & Greenhouse, issue 37,1997 dalam Untung,2000.

13 Keseragaman Konduktivitas Listrik Keseragaman konduktivitas listrik (EC) ditentukan juga dengan menggunakan persamaan (5). Dengan menyesuaikan variabel yang akan dihitung :... (7) dimana: Cu = Koefisien keseragaman konduktifitas listrik (%) n = Jumlah outlet = Nilai rata-rata dari konduktifitas listrik pada tiap outlet (mmho/cm) xi = konduktifitas listrik pada tiap talang ke-i = Jumlah dari deviasi absolut dari rata-rata pengukuran (mmho/cm) (Sapei, 2003). ph Larutan Derajat keasaman (ph) berkisar dari 0 hingga 14. Di angka 7, ph dianggap netral karena muatan listrik kation H + seimbangdengan muatan listrik anion OH +. Semakin kecil angka ph, semakin asam kondisi larutan. Semakin besar angka ph, semakin alkalis (basa) kondisi larutan. Kisaran ph yang disukai tanaman 5,5-6,5. Di kisaran tersebut, daya larut unsur-unsur hara dalam kondisi optimal (Karsono, dkk 2002). Air untuk NFT perlu di cek derajat keasamannya (ph). Tinggi rendahnya angka ph sangat mempengaruhi daya larut unsur-unsur hara sehingga mudah diserap oleh akar. Kisaran ph larutan hara untuk tanaman selada adalah 6,0 6,5 (Untung, 2000).

14 Angka ph diukur dengan kertas lakmus, kertas ph, maupun ph meter. Kertas lakmus hanya dapat mengetahui ait tersebut asam atau basa, tetapi angka ph-nya tidak terlihat. Penggunaan ph meter dapat untuk mengetahui tingkat keasaman/kebasaan air hingga ke angka ph. Alat ini bekerja berdasarkan prinsip elektronik (Untung, 2000). ph: menentukan kemampuan daya larut unsur hara dalam larutan nutrisi menjadi bentuk siap diserap oleh akar tanaman. Keseragaman ph Larutan Keseragaman ph larutan ditentukan juga dengan menggunakan persamaan (5). Dengan menyesuaikan variabel yang akan dihitung :... (8) dimana: Cu = Koefisien keseragaman ph larutan (%) n = Jumlah outlet = Nilai rata-rata dari ph larutan pada tiap outlet xi = ph larutan pada tiap talang ke-i = Jumlah dari deviasi absolut dari rata-rata ph larutan Produktivitas Tanaman Produktivitas tanaman diukur dengan menghitung rataan berat tanaman dalam setiap talang setiap satu kali produksi untuk masing-masing kemiringan 6% dan 9%.

15 Larutan Nutrisi Dalam sistem hidroponik pemberian nutrien sangat penting karena dalam medianya tidak terkandung zat hara yang dibutuhkan tanaman. Berbeda dengan penanaman di tanah. Tanah sendiri telah mengandung zat hara sehingga pemupukan hanya bersifat tambahan. Jadi, pemberian nutrien untun tanaman hidroponikharus sesuai jumlah dan macamnya serta diberikan secara kontinu (Prihmantoro, 1999). Menurut Untung (2000) bahwa bahan baku pupuk harus mempunyai daya larut yang bagus sekali, tidak ada endapan bila bahan dilarutkan dalam air. Hartus (2002) menyatakan bahwa larutan nutrisi harus memenuhi persyaratan : 1. Mengandung 14 unsur hara essensial. 2. Konsentrasi dan dosis nutrisi tepat untuk setiap jenis tanaman. 3. ph larutan tepat dan volume yang disiramkan sesuai dengan tahap pertumbuhan (kebutuhan tanaman). Disebut essensial karena mutlak diperlukan. Unsur hara essensial dapat dikelompokkan menjadi hara makro dan hara mikro. Unsur hara makro merupakan unsur hara essensial yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak. Sementara unsur hara mikro merupakan unsur hara essensial yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit. Tanpa kehadiran unsur hara makro dan mikro yang cukup maka tanaman akan memperlihatkan gejala defisiensi atau kahat dan bentuknya berubah dari biasanya atau disebut malformasi (Sutiyoso, 2004). Larutan nutrisi sebagai sumber pasokan air dan mineral nutrisi merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan kualitas hasil tanaman hidroponik sehingga harus tepat dari segi jumlah, komposisi ion nutrisi dan suhu. Larutan nutrisi ini

16 dibagi dua, yaitu unsur makro (C,H,O,N,P,S,K,Ca, dan Mg) dan mikro (B,Cl,Cu,Fe,Mn, Mo, dan Zn). Pada umumnya kualitas larutan nutrisi ini diketahui dengan mengukur electrical conductivity (EC) larutan tersebut (Tim Karya Tani Mandiri, 2010). Selain EC dan konsentrasi larutan nutrisi, suhu dan ph merupakan komponen yang sering dikontrol untuk dipertahankan pada tingkat tertentu untuk optimalisasi tanaman. Suhu dan ph larutan nutrisi dikontrol dengan tujuan agar perubahan yang terjadioleh penyerapan air dan ion nutrisi tanaman (terutama dalam hidroponik dengan sistem yang tertutup) dapat dipertahankan (Susila, 2006). Suhu yang terlalu rendah dan terlalu tinggi pada larutan nutrisi dapat menyebabkan berkurangnya penyerapan air dan ion nutrisi, untuk tanaman sayuran suhu optimal antara 5-15 o C dan tanaman buah antara o C. Beberapa tanaman sayuran dan buah dipertahankan mempunyai tingkat ph dan EC tertentu yang optimal (Lingga, 2000).

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 di lahan percobaan Fakulas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Bahan dan Alat Penelitian Adapun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. hara. Jumlah air dan hara akan selalu berubah sesuai dengan umur dan. sejak persemaian sampai tanaman menghasilkan (Susila, 2009).

TINJAUAN PUSTAKA. hara. Jumlah air dan hara akan selalu berubah sesuai dengan umur dan. sejak persemaian sampai tanaman menghasilkan (Susila, 2009). TINJAUAN PUSTAKA Sistem Fertigasi Fertigasi adalah air dan pupuk diberikan secara bersamaan sebgai larutan hara. Jumlah air dan hara akan selalu berubah sesuai dengan umur dan pertumbuhan tanaman. Kebutuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat. Selada digunakan sebagai sayuran pelengkap yang dimakan

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat. Selada digunakan sebagai sayuran pelengkap yang dimakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selada (Lactuca sativa L) merupakan sayuran daun yang cukup digemari oleh masyarakat. Selada digunakan sebagai sayuran pelengkap yang dimakan mentah dan dijadikan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. apartemen sekalipun. Hidroponik dapat diusahakan sepanjang tahun tanpa

PENDAHULUAN. apartemen sekalipun. Hidroponik dapat diusahakan sepanjang tahun tanpa PENDAHULUAN Latar Belakang Hidroponik merupakan pertanian masa depan sebab hidroponik dapat diusahakan di berbagai tempat, baik di desa, di kota di lahan terbuka, atau di atas apartemen sekalipun. Hidroponik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Sawi Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama spesies Brassica juncea (L.) Czern. Jenis sawi dikenal juga dengan nama caisim atau sawi bakso.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Selada Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), khususnya dalam hal bentuk daunnya. Tanaman selada cepat menghasilkan akar tunggang diikuti

Lebih terperinci

2 Penggunaan Pestisida kimia sintetis adalah salah satu faktor menurunya kesuburan tanah, selain itu berkurangnya lahan pertanian dalam produksi akiba

2 Penggunaan Pestisida kimia sintetis adalah salah satu faktor menurunya kesuburan tanah, selain itu berkurangnya lahan pertanian dalam produksi akiba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mentimun adalah salah satu jenis sayuran yang digemari masyarakat. Salah satu jenis mentimun yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan banyak dicari ialah mentimun Jepang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dengan meningkatnya kebutuhan air di bidang pertanian dan bidang lain,

TINJAUAN PUSTAKA. Dengan meningkatnya kebutuhan air di bidang pertanian dan bidang lain, TINJAUAN PUSTAKA Irigasi Dengan meningkatnya kebutuhan air di bidang pertanian dan bidang lain, sedangkan potensi air terus menurun, menuntut suatu usaha untuk pemanfaatan air di bidang pertanian secara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Hidroponik Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam (soilless culture). Media tanam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap jenis sayuran memiliki karakteristik dan manfaat kandungan gizinya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap jenis sayuran memiliki karakteristik dan manfaat kandungan gizinya 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ragam Jenis Sayuran Setiap jenis sayuran memiliki karakteristik dan manfaat kandungan gizinya masing-masing. Jenis sayuran dapat dikelompokkan dalam tiga macam berdasarkan bagian

Lebih terperinci

UJI KEMIRINGAN TALANG SISTEM FERTIGASI HIDROPONIK NFT (Nutrient Film Technique) PADA BUDIDAYA TANAMAN SELADA(Lactuca Sativa)

UJI KEMIRINGAN TALANG SISTEM FERTIGASI HIDROPONIK NFT (Nutrient Film Technique) PADA BUDIDAYA TANAMAN SELADA(Lactuca Sativa) UJI KEMIRINGAN TALANG SISTEM FERTIGASI HIDROPONIK NFT (Nutrient Film Technique) PADA BUDIDAYA TANAMAN SELADA(Lactuca Sativa) SKRIPSI YESSI HANDAYANI 060308002 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kailan banyak digunakan dalam berbagai masakan Cina dan Tionghoa. Kailan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kailan banyak digunakan dalam berbagai masakan Cina dan Tionghoa. Kailan 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kailan (Brassica oleraceae) Kailan banyak digunakan dalam berbagai masakan Cina dan Tionghoa. Kailan (Brassica oleraceae) termasuk jenis tanaman sayuran semusim, berumur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35 kilogram sayuran per kapita per tahun. Angka itu jauh lebih rendah dari angka konsumsi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. EVALUASI KELAYAKAN TEKNIS Parameter yang digunakan untuk melakukan evaluasi kelayakan teknis antara lain adalah keseragaman debit aliran, keseragaman konduktivitas listrik (EC),

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menerima nutrisi yang seimbang. Tanaman tersebut lebih sehat karena menghabiskan

TINJAUAN PUSTAKA. menerima nutrisi yang seimbang. Tanaman tersebut lebih sehat karena menghabiskan TINJAUAN PUSTAKA Hidroponik Tanaman Sayuran Kultur hidroponik adalah metode penanaman tanaman tanpa menggunakan media tumbuh dari tanah. Secara harafiah hidroponik berarti penanaman dalam air yang mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarahnya, penelitian hidroponik dikenal melalui penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarahnya, penelitian hidroponik dikenal melalui penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarahnya, penelitian hidroponik dikenal melalui penelitian Woodward, 1699 yang menggunakan hidroponik untuk studi pertumbuhan tanaman, namun penelitian De Saussure,

Lebih terperinci

Bab II MINERAL NUTRISI HIDROPONNIK NFT UNTUK TUMBUHAN TOMAT

Bab II MINERAL NUTRISI HIDROPONNIK NFT UNTUK TUMBUHAN TOMAT Bab II MINERAL NUTRISI HIDROPONNIK NFT UNTUK TUMBUHAN TOMAT II.1 Sistem Hidroponik Hidroponik adalah cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Di kalangan umum istilah hidroponik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hidroponik Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam bahas asal yaituyunani, hidroponik berasal dari kata hydro (air) dan ponos (kerja) yang berarti

Lebih terperinci

BAB II HIDROPONIK NFT

BAB II HIDROPONIK NFT BAB II HIDROPONIK 6 BAB II HIDROPONIK NFT II.1 Hidroponik Hidroponik merupakan suatu metode bercocok tanam yang tidak menggunakan media tanah sebagai media tanamnya tetapi menggunakan air, kerikil, pasir,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik 38 PEMBAHASAN Budidaya Bayam Secara Hidroponik Budidaya bayam secara hidroponik yang dilakukan Kebun Parung dibedakan menjadi dua tahap, yaitu penyemaian dan pembesaran bayam. Sistem hidroponik yang digunakan

Lebih terperinci

UJI KEMIRINGAN TALANG SISTEM FERTIGASI HIDROPONIK NFT (Nutrient Film Technique) PADA BUDIDAYA TANAMAN SAWI (Brassica Juncea L) SKRIPSI

UJI KEMIRINGAN TALANG SISTEM FERTIGASI HIDROPONIK NFT (Nutrient Film Technique) PADA BUDIDAYA TANAMAN SAWI (Brassica Juncea L) SKRIPSI UJI KEMIRINGAN TALANG SISTEM FERTIGASI HIDROPONIK NFT (Nutrient Film Technique) PADA BUDIDAYA TANAMAN SAWI (Brassica Juncea L) SKRIPSI DEWI RENITAULI SIMBOLON 060308023 PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hidroponik yang ada yaitu sistem air mengalir (Nutrient Film Technique). Konsep

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hidroponik yang ada yaitu sistem air mengalir (Nutrient Film Technique). Konsep I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah dingin maupun tropis. Kebutuhan selada meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan jumlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi menarik sehingga mampu menambah selera makan. Selada umumnya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi menarik sehingga mampu menambah selera makan. Selada umumnya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selada (Lactuca sativa L) merupakan salah satu komoditi sayuran hortikultura yang banyak dikonsumsi masyarakat. Selada banyak dipilih oleh masyarakat karena tekstur dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN ROMMY ANDHIKA LAKSONO

PENDAHULUAN ROMMY ANDHIKA LAKSONO PENDAHULUAN Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kailan (Brassica oleraceae var achepala) atau kale merupakan sayuran yang

I. PENDAHULUAN. Kailan (Brassica oleraceae var achepala) atau kale merupakan sayuran yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kailan (Brassica oleraceae var achepala) atau kale merupakan sayuran yang masih satu spesies dengan kol atau kubis (Brassica oleracea) (Pracaya, 2005). Kailan termasuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

Nur Rahmah Fithriyah

Nur Rahmah Fithriyah Nur Rahmah Fithriyah 3307 100 074 Mengandung Limbah tahu penyebab pencemaran Bahan Organik Tinggi elon Kangkung cabai Pupuk Cair Untuk mengidentifikasi besar kandungan unsur hara N, P, K dan ph yang terdapat

Lebih terperinci

Tabel 2 Kebutuhan Unsur Hara Tanaman Selada NO NAMA UNSUR KONSENTRASI (ppm)

Tabel 2 Kebutuhan Unsur Hara Tanaman Selada NO NAMA UNSUR KONSENTRASI (ppm) 4 TINJAUAN PUSTAKA Selada (Lactucca sativa.l) Selada adalah tanaman setahun polimorf (memiliki banyak bentuk) khususnya daun. Daun selada berjumlah banyak dan berposisi duduk (sessile), tersusun berbentuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Selada

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Selada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Selada Menurut Haryanto et al. (1996), klasifikasi tanaman selada adalah sebagai berikut, Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan PENDAHULUAN Latar Belakang Sayuran merupakan komoditas penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan sebagai sumber karbohidrat, protein nabati,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biotani Sistimatika Sawi Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Teknik Budidaya Melon

TINJAUAN PUSTAKA. Teknik Budidaya Melon TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Diskripsi Tanaman Melon Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu anggota famili Cucurbitaceae genus Cucumis. Melon berasal dari Afrika Timur dan Afrika Timur-Laut. Melon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sayuran. Kebutuhan pupuk untuk pertanian semakin banyak sebanding dengan

Lebih terperinci

Setelah mengikuti mata kuliah Hortikultura ini diharapkan mahasiswa memahami konsep Sistem Budidaya Hidroponik

Setelah mengikuti mata kuliah Hortikultura ini diharapkan mahasiswa memahami konsep Sistem Budidaya Hidroponik Standar Kompetisi : Setelah mengikuti mata kuliah Hortikultura ini diharapkan mahasiswa memahami konsep Sistem Budidaya Hidroponik Kompetisi Dasar Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah, melainkan menggunakan air sebagai media tanamnya. Keuntungan hidroponik adalah: (a) tidak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman selada adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus :Plantae :Spermatophyta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Sub-divisi: Angiospermae,

Lebih terperinci

BAB I I. PENDAHULUAN

BAB I I. PENDAHULUAN BAB I I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Kondisi lahan pertanian yang kian hari semakin berkurang sementara disisi lain pemenuhan

Lebih terperinci

Analisis Sistem Irigasi Para pada Budidaya Tanaman Selada (Lactuca sativa var. crispa L.) Analysis of Para Irrigation Systemon Selada Cultivation

Analisis Sistem Irigasi Para pada Budidaya Tanaman Selada (Lactuca sativa var. crispa L.) Analysis of Para Irrigation Systemon Selada Cultivation Analisis Sistem Irigasi Para pada Budidaya Selada (Lactuca sativa var. crispa L.) Analysis of Para Irrigation Systemon Selada Cultivation (Lactuca sativa var. crispa L.) Edi Susanto, Taufik Rizaldi, M.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan pupuk di Indonesia terus meningkat sesuai dengan pertambahan luas areal pertanian, pertambahan penduduk, serta makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha

Lebih terperinci

ANALISIS KESERAGAMAN ASPEK FERTIGASI PADA DESAIN SISTEM HIDROPONIK DENGAN PERLAKUAN KEMIRINGAN TALANG

ANALISIS KESERAGAMAN ASPEK FERTIGASI PADA DESAIN SISTEM HIDROPONIK DENGAN PERLAKUAN KEMIRINGAN TALANG ANALISIS KESERAGAMAN ASPEK FERTIGASI PADA DESAIN SISTEM HIDROPONIK DENGAN PERLAKUAN KEMIRINGAN TALANG Analysis of Uniformity in Fertigation Aspects at Design of Hydroponic System using Pipe Slope Variation

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya air merupakan dasar peradaban manusia (Sunaryo dkk., 2004).

TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya air merupakan dasar peradaban manusia (Sunaryo dkk., 2004). TINJAUAN PUSTAKA Irigasi Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, yakni demi peradaban manusia. Bahkan dapat dipastikan, tanpa pengembangan sumber daya air secara konsisten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal baik oleh masyarakat Indonesia, tetapi belum meluas pembudidayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. dikenal baik oleh masyarakat Indonesia, tetapi belum meluas pembudidayaannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan selada (Lactuca sativa L.) merupakan sayuran yang sudah lama dikenal baik oleh masyarakat Indonesia, tetapi belum meluas pembudidayaannya. Salah satu alasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pakcoy (Brassica chinensis ) Pakcoy (Brassica chinensis.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pakcoy (Brassica chinensis ) Pakcoy (Brassica chinensis.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pakcoy (Brassica chinensis ) Pakcoy (Brassica chinensis.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 PUPUK ORGANIK POWDER 135 adalah Pupuk untuk segala jenis tanaman yang dibuat dari bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hidroponik menjadi salah satu alternatif yang bagus untuk menanam sayuran di daerah perkotaan yang umumnya kekurangan lahan untuk pertanian. Hidroponik adalah budidaya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bayam Hidroponik

TINJAUAN PUSTAKA Bayam Hidroponik 3 TINJAUAN PUSTAKA Bayam Bayam merupakan tanaman dengan family amaranthaceae. Genus Amaranthus yang paling terkenal adalah untuk produksi biji, tetapi ada kultivar yang ditanam khusus untuk sayuran daun.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Selada Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), khususnya dalam bentuk daunnya. Daun selada bentuknya bulat panjang, daun sering berjumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Sawi Dalam ilmu tumbuh-tumbuhan secara taksonomi (Rukmana, 2003) Caisim diklasifikasikan ke dalam golongan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Sub-Kingdom : Tracheobionta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah memiliki perakaran yang banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun majemuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Bayam

TINJAUAN PUSTAKA. Bayam TINJAUAN PUSTAKA Bayam Bayam merupakan salah satu jenis sayuran daun yang banyak diminati oleh berbagai kalangan masyarakat. Total luas panen bayam di Indonesia pada tahun 1992 mencapai 34 600 hektar atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Compositae. Kedudukan tanaman selada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sayuran bagi manusia sangat erat hubungannya dengan kesehatan, sebab sayuran banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama adanya

Lebih terperinci

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA) Penggunaan pupuk kimia atau bahan kimia pada tanaman, tanpa kita sadari dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti terlihat pada gambar di atas. Oleh karena itu beralihlah ke penggunaan pupuk organik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media tanah. Sebagai ganti tanah digunakan larutan mineral yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. media tanah. Sebagai ganti tanah digunakan larutan mineral yang mengandung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah. Sebagai ganti tanah digunakan larutan mineral yang mengandung nutrisi. Karena metode cocok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kawasan Rumah Pangan Lestari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kawasan Rumah Pangan Lestari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Pengertian Kawasan Rumah Pangan Lestari Kementerian Pertanian menginisiasi optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep Rumah Pangan Lestari (RPL).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanaman di dalam larutan hara yang menyediakan semua unsur unsur hara yang

BAB I PENDAHULUAN. tanaman di dalam larutan hara yang menyediakan semua unsur unsur hara yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sistem hidroponik merupakan teknologi pertumbuhan dan perkembangan tanaman di dalam larutan hara yang menyediakan semua unsur unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Penelitian 2 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Penelitian Pada saat penelitian berlangsung suhu dan RH di dalam Screen house cukup fluktiatif yaitu bersuhu 26-38 o C dan berrh 79 95% pada pagi hari pukul 7.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Sejarah Tanaman Caisim Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. Konon di daerah Cina, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang lalu,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang memiliki banyak manfaat yaitu selain dapat dimanfaatkan sebagai sayur, lalapan, salad

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Definisi dan Manfaat Vertikultur Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa lnggris (vertical dan culture). Menurut Nitisapto (1993) vertikultur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman mentimun berasal dari kaki pegunungan Himalaya. Domestikasi dari tanaman liar ini berasal dari India utara dan mencapai Mediterania pada 600 SM. Tanaman ini dapat tumbuh

Lebih terperinci

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I BUDI DAYA 122 Peta Materi IV Budi daya Tanaman Sayuran Jenis-Jenis Tanaman Sayuran Alternatif Media Tanam Tanaman Sayuran Tujuan Pembelajaran Prakarya 123 Bab IV Budi Daya Tanaman Sayuran Gambar 4.1 Tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara yang sangat mendukung untuk pengembangan agribisnis

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara yang sangat mendukung untuk pengembangan agribisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran berperan sebagai sumber karbohidrat, protein nabati, vitamin, dan mineral serta bernilai ekonomi tinggi. Sayuran memiliki keragaman yang sangat banyak baik

Lebih terperinci

WORKSHOP HIDROPONIK. Ir. Karno, M.Appl.Sc., Ph.D. (Prodi S1 Agroekoteknologi)

WORKSHOP HIDROPONIK. Ir. Karno, M.Appl.Sc., Ph.D. (Prodi S1 Agroekoteknologi) WORKSHOP HIDROPONIK Ir. Karno, M.Appl.Sc., Ph.D. (Prodi S1 Agroekoteknologi) HMJ Pertanian Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro 2017 HIDROPONIK HIDROPONIK HIDROPONIK Hydro (air) Ponos

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut: Divisi Sub divisi Kelas Keluarga Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Monotyledonae : Gramineae (Poaceae)

Lebih terperinci

Sistem NFT (Nutrient Film Techniqeu) ROMMY A LAKSONO

Sistem NFT (Nutrient Film Techniqeu) ROMMY A LAKSONO Sistem NFT (Nutrient Film Techniqeu) ROMMY A LAKSONO Sejarah Singkat Hidroponik Sistem NFT Nutrient film technique (NFT) merupakan salah satu tipe spesial dalam hidroponik yang dikembangkan pertama kali

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada (Lactuca sativa L) adalah tanaman yang termasuk dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada (Lactuca sativa L) adalah tanaman yang termasuk dalam famili II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Selada (Lactuca sativa L) Selada (Lactuca sativa L) adalah tanaman yang termasuk dalam famili Compositae (Sunarjono, 2014). Sebagian besar selada dimakan dalam keadaan

Lebih terperinci

Disebut Hidroponik, apabila menggunakan air bersih dan nutrisi sebagai media tanam

Disebut Hidroponik, apabila menggunakan air bersih dan nutrisi sebagai media tanam Disebut Hidroponik, apabila menggunakan air bersih dan nutrisi sebagai media tanam Disebut Organik, apabila menggunakan bahan organik bersih sebagai media tanam, misal : gambut, kompos, dll. Tipe Media

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggrek merupakan salah satu komoditas tanaman hias yang mempunyai potensi untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman dalam pot. Dari ribuan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2015 di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2015 di 1 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2015 di Greenhouse dan Ruang Laboratorium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan

Lebih terperinci

SKRIPSI. IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MENGATUR ph NUTRISI PADA SISTEM HIDROPONIK NUTRIENT FILM TECHNIQUE (NFT)

SKRIPSI. IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MENGATUR ph NUTRISI PADA SISTEM HIDROPONIK NUTRIENT FILM TECHNIQUE (NFT) SKRIPSI IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MENGATUR ph NUTRISI PADA SISTEM HIDROPONIK NUTRIENT FILM TECHNIQUE (NFT) Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Strata 1 pada Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sawi (Brassica juncea, L.) merupakan kelompok tanaman sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman sawi yang murah dan kandungan nutrisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakcoy (Brassica chinensis L.) Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada dalam satu genus dengan sawi putih/petsai dan sawi hijau/caisim. Pakcoy

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.) Bayam sangat dibutuhkan bagi anak kecil, ataupun balita.

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.) Bayam sangat dibutuhkan bagi anak kecil, ataupun balita. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.) 2.1.1 Morfologi Tanaman Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.) Bayam sangat dibutuhkan bagi anak kecil, ataupun balita. Cara menghidangkannya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Semangka. Semangka merupakan tanaman setahun, bersifat menjalar, batangnya kecil

II. TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Semangka. Semangka merupakan tanaman setahun, bersifat menjalar, batangnya kecil II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Semangka Semangka merupakan tanaman setahun, bersifat menjalar, batangnya kecil dan panjangnya dapat mencapai 5 m. Batangnya ditumbuhi bulu-bulu halus yang panjang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan 18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabang-cabang akar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pupuk organik cair adalah ekstrak dari hasil pembusukan bahan-bahan organik. Bahan-bahan organik ini bisa berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Unit Lapangan Pasir Sarongge, University Farm IPB yang memiliki ketinggian 1 200 m dpl. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Meteorologi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Tanah Hasil analisis contoh tanah pada lokasi percobaan dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan hasil analisis tanah pada lokasi percobaan, tingkat kemasaman tanah termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Wibowo, 2009). Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang

BAB I PENDAHULUAN. (Wibowo, 2009). Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah merupakan tanaman semusim dan memilik umbi yang berlapis. Tanaman ini mempunyai akar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga, umbi terbentuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tanaman Baby Kailan (Brassica oleraceae var achepala)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tanaman Baby Kailan (Brassica oleraceae var achepala) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Baby Kailan (Brassica oleraceae var achepala) Baby kailan (Brassica oleraceae var achepala) dibedakan menjadi 2 jenis yaitu kale daun halus dan kale daun keriting. Kale

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sawi (Brassica juncea, L.) merupakan jenis sayuran yang banyak digemari oleh masyarakat. Sawi mengandung kalori sebesar 22,0 kalori selain itu juga mengandung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Padi Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung atau ruang kosong. Panjang tiap ruas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. hortikultura berperan penting terhadap perkembangan gizi masyarakat,

II. TINJAUAN PUSTAKA. hortikultura berperan penting terhadap perkembangan gizi masyarakat, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Selada merupakan tanaman yang berasal dari negara beriklim sedang. Tanaman selada sudah dibudidayakan sejak 500 tahun sebelum masehi. Peranan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. inflasi, substitusi impor dan memenuhi permintaan dalam negeri (Direktorat Jendral

I. PENDAHULUAN. inflasi, substitusi impor dan memenuhi permintaan dalam negeri (Direktorat Jendral 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Bekalang Tingkat konsumsi sayur masyarakat Indonesia masih jauh dari angka ideal yang ditetapkan badan pangan dunia (FAO). FAO mensyaratkan konsumsi buah dan sayur idealnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat, 1500 si vitamin A, 0,6 mg vitamin B, 40 mg vitamin C, 5 mg

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat, 1500 si vitamin A, 0,6 mg vitamin B, 40 mg vitamin C, 5 mg 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan sayuran populer di Indonesia. Tomat mengandung komponen nutrisi terutama kaya akan vitamin dan mineral. Dalam satu

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan. 1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara agaris yang memiliki iklim tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan perkebunan. Hampir

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dikembangkan di Indonesia karena kecocokkan terhadap iklim, cuaca, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dikembangkan di Indonesia karena kecocokkan terhadap iklim, cuaca, dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sawi Sawi bukan termasuk tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari Asia. Sawi dikembangkan di Indonesia karena kecocokkan terhadap iklim, cuaca, dan tanahnya. Sawi dalam

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan pengamatan utama. 1.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang

TINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang TINJAUAN PUSTAKA Kompos Kulit Buah Kakao Ada empat fungsi media tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang tersedia bagi tanaman,

Lebih terperinci