BAB I PENDAHULUAN. Asuransi jiwa sering dihubungkan dengan proses penjualan (sales process),

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Asuransi jiwa sering dihubungkan dengan proses penjualan (sales process),"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuransi jiwa sering dihubungkan dengan proses penjualan (sales process), karena kebanyakan stereotype orang Indonesia selalu mengkaitkan asuransi jiwa dengan agen asuransi, sales asuransi atau tenaga pemasar. Hal tersebut terjadi karena masyarakat selalu menggambarkan sulitnya memasarkan atau menjual produk asuransi jiwa. Menjual produk asuransi jiwa itu sulit, karena tidak mungkin bisa didemonstrasikan atau diuji coba ke nasabah secara langsung layaknya produk produk fisik lainnya, misalnya menjual alat kesehatan atau menjual kendaraan. Produk asuransi jiwa sering dipasarkan dengan kata kata perandaian misalnya: jika, jikalau, andai atau andaikan, karena manfaatnya hanya bisa dirasakan jika perandaian tersebut benar terjadi, maka tidak heran menjual produk asuransi jiwa sering disebut dengan jualan janji. Meskipun demikian, menurut laporan Ototitas Jasa Keuangan (OJK) triwulan I tahun 2016, kinerja Industri Keuangan Non Bank (IKNB) termasuk asuransi jiwa didalamnya bergerak ke arah positif dengan peningkatan aset industri asuransi dan BPJS sebesar 4,8% menjadi Rp 842,3 triliun. Hal ini disebabkan oleh kenaikan nilai investasi karena iklim pasar modal yang membaik dan cenderung kondusif. Jumlah investasi asuransi mengalami kenaikan sebesar 6,6% menjadi Rp683,6 triliun. Dari 1

2 sisi kinerja asuransi, premi bruto asuransi dan klaim bruto mengalami peningkatan secara year on year (yoy) masing-masing sebesar 28,9% dan 8,5% menjadi Rp73,5 triliun dan Rp45,6 triliun. Komposisi premi bruto didominasi Asuransi Jiwa sebesar 37,3%, diikuti oleh BPJS sebesar 34,0%, Asuransi Umum dan Reasuransi sebesar 24,7%, dan Asuransi Wajib sebesar 4,0%. (Laporan OJK Triwulan I 2016). Asuransi Wajib 4% Asuransi Umum dan Reasuransi 25% Asuransi Jiwa 37% BPJS 34% Gambar 1.1 Komposisi Premi Bruto Asuransi Triwulan I 2016 Sumber: Laporan OJK Triwulan I 2016 Menurut situs resmi Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), definisi asuransi jiwa adalah program perlindungan dalam bentuk pengalihan risiko ekonomis atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan Jika dianalogikan, asuransi jiwa sering diandaikan sebagai payung di rumah anda, pelampung di kapal atau pesawat udara. Asuransi dibutuhkan karena berguna pada saat tertentu tetapi seringkali tidak terpikirkan ketika keadaan aman. Jadi asuransi jiwa sangat dapat 2

3 diandalkan terutama pada saat situasi yang tidak diinginkan terjadi (AAJI, n.d). Produk asuransi jiwa dipasarkan oleh perusahaan asuransi jiwa, sebagaimana diterangkan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.23/POJK.05/2015 Tentang Produk Asuransi dan Pemasaran Produk Asuransi, perusahaan asuransi jiwa adalah perusahaan yang menyelenggarakan usaha asuransi jiwa dan/atau usaha asuransi jiwa syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian. Dalam UU No.40 tahun 2014 tersebut diterangkan bahwa usaha asuransi jiwa adalah usaha yang menyelenggarakan jasa penanggulangan risiko yang memberikan pembayaran kepada pemegang polis, tertanggung, atau pihak lain yang berhak dalam hal tertanggung meninggal dunia atau tetap hidup, atau pembayaran lain kepada pemegang polis, tertanggung, atau pihak lain yang berhak pada waktu tertentu yang diatur dalam peranjian, yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana. Untuk memasarkan produk atau layanan asuransi jiwa tersebut ke masyarakat, perusahaan asuransi jiwa melakukan beberapa strategi pemasaran. Menurut Kotler dan Keller (2016), saluran distribusi adalah untuk menggelar, menjual, atau menyampaikan produk fisik atau jasa kepada pelanggan atau pengguna. Saluran distribusi dapat mencakup toko fisik maupun toko-toko virtual di internet. Strategi distribusi bertujuan untuk memberi kemudahan kepada konsumen/nasabah dalam menemukan informasi dan keberadaan produk atau jasa. 3

4 Menurut POJK No.23/POJK.05/2015 Tentang Produk Asuransi dan Pemasaran Produk Asuransi, perusahaan asuransi hanya dapat memasarkan produk asuransi melalui saluran pemasaran sebagai berikut. a. Secara langsung (direct marketing); b. Agen asuransi; c. Bancassurance; dan/atau d. Badan usaha selain bank. Dari empat saluran pemasaran di atas, penelitian ini membahas satu saluran saja yaitu saluran pemasaran Bancassurance. Menurut Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor SEOJK.05/2016 Tentang Saluran Pemasaran Produk Asuransi Melalui Kerja Sama dengan Bank (Bancassurance), Bancassurance adalah aktivitas kerja sama antara Perusahaan Asuransi dengan bank dalam rangka memasarkan produk asuransi melalui bank yang dapat diklarifikasikan dalam 3 (tiga) model bisnis yaitu: Referensi, Kerja Sama Distribusi dan Integrasi Produk. Pada pembahasan penelitian ini penulis hanya fokus kepada model bisnis Referensi, dalam model bisnis referensi bank berperan hanya mereferensikan atau merekomendasikan suatu produk asuransi kepada calon pemegangpolis/tertanggung. Model bisnis referensi dapat dibedakan menjadi: 4

5 a. Referensi dalam rangka produk bank. Dalam model bisnis ini bank mereferensikan atau merekomendasikan produk asuransi kepada calon pemegang polis/tertanggung, yang merupakan persyaratan untuk memperoleh suatu produk perbankan. b. Referensi tidak dalam rangka produk bank. Dalam model bisnis ini bank mereferensikan atau merekomendasikan produk asuransi kepada calon pemegang polis yang tidak menjadi persyaratan untuk memperoleh suatu produk perbankan. Kedua model bisnis referensi tersebut merupakan bagian dari proses penjualan yang dibahas dalam penelitian ini, karena model pemasaran produk yang disepakati tiap bank dalam bekerjasama dengan perusahaan asuransi berbeda-beda tergantung pada tujuan bisnisnya. PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia), perusahaan asuransi jiwa yang diteliti terkait penelitian ini adalah perusahaan terkemuka yang telah berdiri sejak tahun 1995 di Indonesia. Prudential Indonesia merupakan bagian dari Prudential Corporation Asia (PCA) untuk Regional Asia di Hongkong. PCA merupakan bagian dari Prudential, Plc yang berlokasi di Inggris sejak tahun Dengan pengalaman lebih dari 165 tahun di Inggris dan 21 tahun di Indonesia, Prudential Indonesia telah memiliki pencapaian bisnis yang luar biasa sehingga menerima beragam penghargaan dari berbagai institusi selama masa beroperasinya. 5

6 ( 2016). Prudential Indonesia merupakan market leader dalam pasar asurasni jiwa di Indonesia, hal tersebut berdasarkan data berikut. 1% 2% 1% 1% 1% 1% 8% 2% 2% 2% 2% 3% 4% 5% 6% 6% 7% 22% 7% 8% 8% PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE AIA FINANCIAL (D/H AIG LIFE) ALLIANZ LIFE INDONESIA SINARMAS MSIG LIFE INDOLIFE PENSIONTAMA Gambar 1.2 Market Share Industri Asuransi Jiwa di Indonesia Tahun 2015 Sumber: Laporan Kuartal 1 Tahun 2015, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia Selain memimpin pasar secara market share 22% di industri asuransi jiwa di Indonesia, Prudential Indonesia dikenal dan dibesarkan melalui saluran pemasaran keagenan dengan jumlah tenaga pemasar (agen asuransi) sebanyak orang yang tersebar di seluruh Indonesia (Prudential, 2015). Dengan tenaga pemasar yang banyak, tidak heran Prudential Indonesia memiliki market share untuk bisnis baru melalui pemasaran keagenan pada tahun 2015 yang mencapai 58% dari semua pesaing. 6

7 Gambar 1.3 Market Share Bisnis Baru Pemasaran Keagenan Tahun 2015 Sumber: Laporan Kuartal 1 Tahun 2015 Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia Namun saluran pemasaran Prudential Indonesia tidak hanya melalui keagenan, juga melalui bancassurance. Sejak tahun 2007 saluran pemasaran bancassurance Prudential Indonesia dijalankan oleh Partnership Distribution Department atau Departemen Distribusi Kemitraan. Untuk saluran pemasaran bancassurance, market share Prudential Indonesia masih berada diurutan ke empat (7%) dibawah Manulife (10%) diurutan ketiga, AIA (26%) urutan kedua dan Axa Mandiri (27%) urutan pertama. 7

8 Gambar 1.4 Market Share Bisnis Baru Pemasaran Bancassurance Tahun 2015 Sumber: Laporan Kuartal 1 Tahun 2015 Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia Untuk saluran bancassurance, Prudential Indonesia ditopang oleh tenaga pemasar yang disebut dengan Financial Services Consultant (FSC) atau Konsultan Jasa Keuangan. FSC Prudential Indonesia berjumlah 180 orang di seluruh Indonesia dan tersebar di lima bank mitra (Data 31 Desember 2016). Berdasarkan kontrak perjanjian kerjasama FSC sebagai mitra kerja Prudential Indonesia, pada butir 3 mengenai kewajiban dan tanggung jawab FSC disebutkan bahwa tugas utama FSC adalah: Melalui Partnership Distribution, mempromosikan, memasarkan dan menjual Produk Asuransi kepada Nasabah dan melayani pertanyaan dari Nasabah mengenai Produk Asuransi. Berdasarkan data Laporan OJK Triwulan I tahun 2016, dengan jumlah perusahaan asuransi jiwa sebanyak 50 perusahaan yang terdiri atas: 8

9 1) BUMN : 1 perusahaan 2) Swasta Nasional : 27 perusahaan 3) Patungan : 22 perusahaan Total : 50 perusahaan Penetrasi asuransi jiwa di Indonesia terhitung masih rendah yaitu sekitar 6% dari total populasi penduduk 256 juta orang (Statistik Perasuransian OJK, 2015). Industri asuransi jiwa di Indonesia masih menjadi bisnis jasa keuangan yang cukup menantang. Saluran Bancassurance merupakan salah satu cara yang ditempuh perusahaan asuransi jiwa dalam melakukan penetrasi ke masyarakat selain saluran saluran pemasaran yang lain. Dikutip dari salah satu materi training Bancassurance Prudential Indonesia yang berjudul Why bancassurance?, dijelaskan alasan dipilihnya bancassurance sebagai saluran pemasaran asuransi jiwa adalah karena: 1) Bank membutuhkan peningkatan loyalitas nasabah, sedangkan perusahaan asuransi membutuhkan segmentasi nasabah yang jelas. 2) Bank membutuhkan pendapatan lain yang disebut dengan fee based income, sedangkan perusahaan asuransi membutuhkan nasabah yang memenuhi kriteria finansial yang jelas. 3) Bank membutuhkan aktivitas rekening nasabah yang aktif melalui pembayaran premi asuransi, sedangkan perusahaan asuransi membutuhkan kesinambungan pembayaran premi melalui sistem perbankan (persistency). 9

10 Selain alasan penyebab munculnya kerjasama antara bank dan perusahaan asuransi menjadi bancassurance tersebut, berikut adalah keuntungan bancassurance bagi kedua pihak (bank dan perusahaan asuransi): Tabel 1.1 Keuntungan Bancassurance untuk Perusahaan Asuransi dan Bank KEUNTUNGAN BAGI PERUSAHAAN ASURANSI 1. Meningkatkan kapasitas jalur penjualan yang terdedikasi. 2. Memberikan akses kepada database nasabah KEUNTUNGAN BAGI BANK MITRA 1. Fee based income jangka panjang 2. Meningkatkan loyalitas dan persistensi nasabah 3. Men-diversifikasi jasa pelayananan 3. Memberikan kesempatan untuk cross sales product 4. Meningkatkan brand awareness 4. Memberikan akses kepada jasa pelayananan yang terbaik 5. Segmentasi nasabah yang lebih fokus 5. Segmentasi nasabah yang lebih fokus Sumber: Materi Training Why Bancassurance?, Prudential Indonesia Tahun 2014 Dengan dipilihnya model pemasaran asuransi jiwa melalui saluran bancassurance, perlu juga dipilih suatu metode penjualan yang efektif sehingga bisa menghasilkan kinerja bisnis yang diharapkan kedua belah pihak yaitu bank dan perusahaan asuransi. Salah satu metode penjualan yang diaplikasikan bancassurance Prudential Indonesia adalah personal selling. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Irene Reny Widyastuti, selaku salah seorang yang mendirikan Training Unit Bancassurance Prudential Indonesia, beliau mengatakan bahwa Personal selling 10

11 yang diadopsi dalam Basic Training (Pelatihan Dasar) untuk para tenaga pemasar bancassurance (FSC) Prudential Indonesia, diberikan oleh konsultan training yang diduga terinspirasi dari konsep enam langkah penjualan efektif melalui personal selling yang Kotler & Keller. Gambar 1.5 Enam Langkah Penjualan Bancassurance Prudential Sumber: Materi Training Selling Skill Bancassurance Prudential Indonesia Tahun 2016 Sesuai Gambar 1.5 di atas, detail enam langkah penjualan bancassurance Prudential Indonesia adalah sebagai berikut. 1) Perkenalan dengan (calon) nasabah Pada langkah awal ini, FSC harus melakukan perkenalan diri dan menjalin hubungan baik dengan calon nasabah melalui senyum, sapa dan salaman (berjabat tangan). Setelah memberikan kartu nama, FSC menjelaskan 11

12 tentang fungsi dan perannya untuk nasabah dan menjelaskan profil perusahaan dan bagaimana konsep layanan bancassurance untuk nasabah bank tersebut. 2) Membangun Kebutuhan (Establishing Customer Needs) Pada tahap ini FSC diminta melakukan Fact Finding atau menggali kebutuhan nasabah melalui teknik Funnel Question, yaitu teknik bertanya yang dimulai dari obrolan biasa (chit chat) lalu mulai masuk ke pertanyaan khusus untuk mendapatkan jawaban atau fakta tertentu. 3) Menawarkan Rekomendasi dan Mempresentasikan Ilustrasi. Setelah FSC mengetahui apa yang dibutuhkan nasabah, FSC akan membuatkan ilustrasi dan mempresentasikannya. Hal-hal yang dipresentasikan berupa manfaat yang didapat, jumlah dana (premi asuransi) yang akan dibayarkan dan penjelasan soal biaya-biaya yang mungkin timbul. 4) Menyiapkan Proposal, SPAJ dan Kelengkapan Admin (paper work) Sebelum memasuki tahap ini sudah tentu akan ada objection atau penolakan dari nasabah. Penolakan adalah hal yang biasa dalam proses penjualan, namun tetap harus bisa dihadapi dengan baik oleh FSC, sehingga dari penolakan akan menghasilkan keyakinan akan produk atau jasa yang akan dibeli oleh nasabah. Bersamaan dengan hal teresebut, FSC 12

13 diminta sudah menyiapkan beragam dokumen untuk persiapan jika closing. 5) Penutupan Penjualan (Closing) Tahap ini adalah tahapan paling menantang dalam proses penjualan, karena ditahapan inilah yang bisa menjawab, apakah dari proses-proses sebelumnya tenaga pemasar telah melakukan teknik penjualan dengan benar. 6) Meminta Referensi Dari Nasabah (Getting Referral) Dalam tahapan terakhir ini, FSC diminta bisa mengkonfirmasi sendiri tindak lanjut (follow up) dari proses penjualan yang telah closing atau tidak closing dengan menanyakan nasabah tentang layanan bancassurance yang telah dipilihnya. Lalu mencoba meminta referensi dari nasabah untuk membuka peluang penjualan baru. Pada tahapan ini pula FSC harus bisa terus menjaga komunikasi dengan nasabah sehingga terjadi proses bisnis yang berkesinambungan. Enam langkah penjualan bancassurance Prudential Indonesia bertujuan untuk menciptakan rangkaian proses penjualan yang efektif. Dengan enam langkah tersebut FSC diharapkan melakukan aktivitas penjualan yang seragam dan bisa dipertanggung jawabkan, sehingga tidak ada lagi proses penjualan yang hanya mengandalkan insting atau intuisi semata. 13

14 Dubinsky (1981), mengatakan tenaga pemasar cenderung mengulang-ulang cara yang sama dalam proses penjualan, sehingga diperlukan suatu metode atau teknik penjualan yang tepat. Personal selling diciptakan untuk menghilangkan pengulangan teknik penjualan yang tidak sukses. Personal selling memiliki metode yang sistematis sehingga aktivitas tenaga pemasar lebih teroganisir dan tidak terkesan hanya proses try and error saja. Kotler dan Keller (2016) menerangkan bahwa personal selling memang sebagai metode yang kuno, namun banyak program training setuju bahwa enam langkah yang dijabarkan adalah sebagai salah satu proses penjualan yang efektif menghasilkan pembelian. Dengan personal selling tenaga pemasar bisa membangun preferensi, keyakinan dan tindakan pembelian. Enam langkah dalam personal selling tersebut adalah sebagai berikut: 1) Prospecting & Qualifying; 2) Pre-approach; 3) Presentation & Demonstration; 4) Overcoming Objections; 5) Closing; 6) Follow-up dan Maintenance. Prospecting and Qualifying adalah ketika tenaga pemasar melihat peluang secara umum, dimulai dengan memberikan salam untuk menarik atensi dan 14

15 mengatahui ketertarikan nasabah. Pre-approach setelah dilakukan identifikasi peluang, tenaga pemasar harus mengumpulkan informasi lebih untuk mengetahui karakteristik, kemampuan dan gaya membeli calon nasabah Presentation and Demonstration yaitu tahapan setelah preapproach, selanjutnya dilakukan pendekatan dengan mempresentasikan produk. Langkah ini sangat penting untuk memberikan pengetahuan mengenai produk, diskon, dan keuntungan lain kepada nasabah. Overcoming Objections adalah teknik bagaimana tenaga pemasar menghadapi berbagai penolakan yang dilakukan oleh calon nasabah. Closing adalah sinyal dimana calon nasabah menanggapi dengan feedback yang bisa dibaca oleh tenaga pemasar sebagai tanda ketertarikan, sehingga bisa segera dilakukan penutupan penjualan (closing). Tidak kalah pentingnya adalah Follow-up and maintenance yang harus dilakukan oleh tenaga pemasar untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dengan produk atau jasa yang dibeli, sehingga dapat mengetahui kapan nasabah tersebut akan membeli produk lain. Bahkan pada tahap ini jika nasabah merasa puas mereka bisa merefrensikan produk atau jasa yang dijual kepada kerabat atau rekannya. Hal tersebut dapat menjadi ajang tenaga pemasar untuk memperluas jaringan pemasaran. 1.2 Rumusan Masalah Jika diperhatikan dalam enam langkah penjualan bancassurance Prudential Indonesia, maka kurang lebih sama dengan apa yang dijabarkan dalam enam langkah penjualan efektif personal selling Kotler dan Keller (2016). Perbedaan tahapan hanya di langkah keempat saja karena adanya penyesuaian dalam proses penjualan di 15

16 bancassurance. Namun demikian keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu membantu tenaga pemasar dalam melakukan proses penjualan secara efektif dan sistematis. Personal selling akan melatih naluri penjualan tenaga pemasar untuk lebih terorganisisai dengan terlebih dahulu melakukan analisa calon nasabah, lalu berikutnya pada proses penjualan, tenaga pemasar dituntut melakukan komunikasi interpersonal yang baik (kemampuan berbicara dan mendengar yang seimbang) dan pada akhirnya tenaga pemasar bisa melakukan menajemen nasabah yang baik, (Kotler & Keller, 2016). Sebelumnya pada tahun 1980, Dubinsky (1981) telah melakukan identfikasi terhadap 84 teknik penjualan yang digunakan dalam personal selling. Dari 84 teknik penjualan tersebut Dubinsky membaginya dalam 7 langkah sebagai berikut: 1) Locating and prospecting for customer; 2) The pre-approach; 3) The approach; 4) The sales presentation; 5) Handling objection and resistance; 6) The close; 7) The post sale follow up. Sepakat dengan Dubinsky, Futrell (dalam Jaramillo & Marshall, 2004) mengatakan bahwa personal selling didefinisikan sebagai informasi komunikasi 16

17 personal untuk membujuk nasabah agar membeli sesuatu barang, jasa, ide atau apapun. Johnston & Marshall (2003) percaya bahwa pesan dalam personal selling bisa lebih membujuk dibandingkan iklan atau publikasi lainnya selama dilakukan secara tatap muka langsung dengan nasabah. Namun demikian tidak semua penelitian menyatakan bahwa personal selling adalah metode yang paling tepat dalam melakukan proses penjualan. Jandhyala (2015) dalam penelitiannya terhadap tenaga pemasar di bidang kesehatan dan medis di Inggris pada tahun 2015, menyatakan bahwa personal selling memang efektif dalam menghasilkan penjualan, tetapi aktivitas personal yang non-promosi dalam organisasi yang sama ternyata lebih efektif dalam mempengaruhi customer dalam memilih suatu produk dibanding aktivitas personal yang promosional. Aktivitas personal yang non-promosi adalah suatu aktivitas kerja rutin yang dilakukan oleh bukan tenaga pemasar dalam melakukan aktivitas kerja harian namun berhubungan langsung dengan customer. Dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa, perawat, apoteker atau dokter bisa lebih meyakinkan seorang pasien dalam memilih merek suatu obat atau layanan kesehatan, dibandingkan aktivitas promosi yang dilakukan perusahaan farmasi melalui iklan di media atau melalui tenaga pemasar medis di suatu pameran kesehatan atau di rumah sakit. Dengan demikian, perumusan masalah penelitian ini yaitu bagaimana tahapan personal selling bisa membantu para tenaga pemasar bancassurance (FSC) PT Prudential Life Assurance dalam memasarkan produk dan layanan asuransi jiwa. 17

18 Sehingga saluran bancassurance bisa menjadi pilihan dalam memasarkan dan memberikan pelayanan asuransi jiwa. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tahapan penerapan personal selling dalam proses penjualan produk asuransi jiwa oleh tenaga pemasar (FSC) Bancassurance PT Prudential Life Assurance. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu manfaat akademis dan manfaat manajerial. 1) Manfaat Akademis Menambah wawasan dan referensi bagi mahasiswa dalam mengetahui penerapan personal selling, pada salah satu perusahaan asuransi jiwa di Indonesia. 2) Manfaat Manajerial a. Diharapkan dapat memberikan masukan dan kontribusi dalam penerapan personal selling yang sesuai dengan tujuan bisnis PT Prudential Life Assurance. b. Membantu meningkatkan kesadaran tenaga pemasar Bancassurance mengenai pentingnya penerapan personal selling sehingga bisa membantu pencapaian penjualan mereka. 1.5 Sistematika Penelitian 18

19 Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Bab I : Pendahuluan Bab ini membahas mengenai latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat yang dapat diberikan dari penelitian secara akademis dan manfaat manajerial untuk perusahaan dan sistematika penulisan yang digunakan penulis. Bab II : Tinjauan Pustaka Bab ini membahas mengenai teori yang berkaitan dengan fokus penelitian dan dapat mendukung penelitian yang dilakukan. Bab III : Metode Penelitian dan Profil Perusahaan Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang dilakukan, informan yang diteliti, jenis data dan pengumpulan data, teknik analisis data yang digunakan, lokasi penelitian, serta profil perusahaan. Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini membahas mengenai hasil penelitian dari wawancara yang mendalam kepada informan. Bab V : Kesimpulan dan Saran Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh sebagai kontribusi untuk perusahaan. 19

BAB I PENDAHULUAN. dapat terhindarkan. Kita sebagai manusia tidak dapat melawannya. Terdapat beberapa

BAB I PENDAHULUAN. dapat terhindarkan. Kita sebagai manusia tidak dapat melawannya. Terdapat beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seperti yang kita ketahui, yang namanya sakit, kecelakaan, dan kematian tidak dapat terhindarkan. Kita sebagai manusia tidak dapat melawannya. Terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN. sehingga dengan kondisi seperti ini hadirlah asuransi sebagai sarana jaminan,

BAB I PENDAHULAN. sehingga dengan kondisi seperti ini hadirlah asuransi sebagai sarana jaminan, BAB I PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya kejadian-kejadian yang tidak pasti dalam mengiringi setiap individu untuk beraktifitas antara lain ketika seseorang individu tersebut bekerja untuk keluarganya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada masa sekarang ini pemasaran tidak hanya mengembangkan produk yang baik, Menetapkan harga dan membuat produk itu secara mudah dijangkau oleh konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) Didirikan pada 1995, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda dalam hal apa yang dijual, namun sama-sama memiliki kesamaan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda dalam hal apa yang dijual, namun sama-sama memiliki kesamaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang menjual produk atau jasa sangat membutuhkan pelanggan untuk kelangsungan usaha mereka, walaupun produk dan jasa berbeda dalam hal apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan nilai konsumen, sehingga konsumen puas diikuti pula dengan. yang memperhatikan kualitas produk dan layanan.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan nilai konsumen, sehingga konsumen puas diikuti pula dengan. yang memperhatikan kualitas produk dan layanan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi persaingan yang semakin ketat, memicu perusahaan untuk dapat melakukan strategi yang tepat agar dapat bertahan didunia bisnis. Berbagai strategi

Lebih terperinci

BANCATAKAFUL Potensi dan Tantangan Untuk Pertumbuhan Unit Syariah

BANCATAKAFUL Potensi dan Tantangan Untuk Pertumbuhan Unit Syariah BANCATAKAFUL Potensi dan Tantangan Untuk Pertumbuhan Unit Syariah September 2016 DAFTAR ISI 1. Latar Belakang dan Tujuan 2. Bisnis Model BancaTakaful 3. Mengapa BancaTakaful penting bagi Bank? 4. Persiapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk

Lebih terperinci

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar dan Pertanggungan Tambahan)

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar dan Pertanggungan Tambahan) Ilustrasi ini disiapkan khusus untuk: Nama Tertanggung: ISNAL FARDI Jenis Kelamin: Laki-laki Tanggal Lahir: - Usia: 35 Status Merokok: Bukan Perokok RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar dan Pertanggungan

Lebih terperinci

1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Kehadiran industri asuransi merupakan hal yang rasional dan tidak terelakkan lagi pada situasi dimana sebagian besar pengusaha dan anggota masyarakat

Lebih terperinci

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar dan Pertanggungan Tambahan)

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar dan Pertanggungan Tambahan) Ilustrasi ini disiapkan khusus untuk: Nama Tertanggung: LILI Jenis Kelamin: Laki-laki Tanggal Lahir: 10/05/1975 Usia: 38 Status Merokok: Bukan Perokok RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar dan

Lebih terperinci

Seminar /Workshop Agen Asuransi

Seminar /Workshop Agen Asuransi SEKILAS MENGENAI BANCASS SURANCE Dr. Henny Medya awati SKom,MM http://henmedya.staf ff.gunadarma.ac.id/ Seminar /Workshop Agen Asuransi Kampus Depok, Selasa 3 Agustus 2010 Apa itu Bancassurance? Produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian baik bagi perorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. terjadi, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian baik bagi perorangan maupun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia dalam hidupnya selalu dihadapkan pada peristiwa yang tidak terduga akan terjadi, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian baik bagi perorangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan asuransi merupakan lembaga keuangan non bank yang mempunyai peranan yang tidak jauh berbeda dari bank, yaitu bergerak dalam bidang layanan jasa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri dalam lima tahun terakhir yaitu periode , terdapat kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. industri dalam lima tahun terakhir yaitu periode , terdapat kenaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menunjukkan jumlah pemegang polis asuransi di Indonesia tahun 2013 mencapai lebih dari 63 juta polis. Melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus kemampuannya mendapatkan laba. Saat ini perusahaan harus dapat. kebutuhan, keinginan, dan harapan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus kemampuannya mendapatkan laba. Saat ini perusahaan harus dapat. kebutuhan, keinginan, dan harapan masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di era globalisasi yang semakin kompleks dan kondisi pasar yang semakin terbuka terhadap informasi yang datang dari manapun, menuntut suatu perusahaan

Lebih terperinci

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar dan Pertanggungan Tambahan)

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar dan Pertanggungan Tambahan) Ilustrasi ini disiapkan khusus untuk: Nama Tertanggung: ANDI Jenis Kelamin: Laki-laki Tanggal Lahir: - Usia: 35 Status Merokok: Bukan Perokok RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar dan Pertanggungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersaing, 3) Fasilitas yang disediakan, dan 4) Promosi yang. melirik bisnis ini sebagai sarana berinvestasinya, mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersaing, 3) Fasilitas yang disediakan, dan 4) Promosi yang. melirik bisnis ini sebagai sarana berinvestasinya, mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bisnis properti di Indonesia senantiasa mengalami peningkatan yang cukup signifikan, berdasarkan survei yang dilakukan oleh REI (Real Estate Indonesia) menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terakhir terus mengalami peningkatan. Puluhan perusahaan lokal maupun

BAB I PENDAHULUAN. terakhir terus mengalami peningkatan. Puluhan perusahaan lokal maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan perusahaan asuransi jiwa di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Puluhan perusahaan lokal maupun internasional mulai merambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selain perbankan, industri asuransi jiwa meyakinkan Indonesia bahwa asuransi

BAB I PENDAHULUAN. selain perbankan, industri asuransi jiwa meyakinkan Indonesia bahwa asuransi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai Negara yang berpenduduk 220 juta jiwa, Indonesia sangat potensial bagi industri barang, jasa maupun keuangan. Dalam industri keuangan, selain perbankan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap kompetisi didalamnya. Untuk dapat bertahan dalam persaingan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap kompetisi didalamnya. Untuk dapat bertahan dalam persaingan yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha diberbagai lini pada masa era globalisasi dan era informasi ini sangatlah pesat, sehingga berpotensi memicu persaingan yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dengan adanya penanggulangan terhadap resiko-resiko seperti mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dengan adanya penanggulangan terhadap resiko-resiko seperti mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini dengan adanya penanggulangan terhadap resiko-resiko seperti mengalami kecelakaan, terserang penyakit, dipecat dari pekerjaan yang berdampak langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Perusahaan Asuransi Umum dengan Prinsip Syariah Perusahaan Asuransi Jiwa yang memiliki Unit Syariah

BAB I PENDAHULUAN Perusahaan Asuransi Umum dengan Prinsip Syariah Perusahaan Asuransi Jiwa yang memiliki Unit Syariah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Industri asuransi jiwa syariah kian berkembang di Indonesia. Perkembangan industri tersebut ditunjukkan dengan pertumbuhan jumlah perusahaan dalam 8 tahun

Lebih terperinci

Data Bisnis Asuransi dan Reasuransi Syariah TW IV 2014

Data Bisnis Asuransi dan Reasuransi Syariah TW IV 2014 Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia Data Bisnis Asuransi dan Reasuransi Syariah TW IV 2014 Sumber Data (an audited): OJK, AAUI dan AAJI tahun 2014 Divisi Statistik dan Riset - AASI DAFTAR ISI (1) 1. Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soeisno Djojosoedarso dalam bukunya yang berjudul "Prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soeisno Djojosoedarso dalam bukunya yang berjudul Prinsip-prinsip BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Soeisno Djojosoedarso dalam bukunya yang berjudul "Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Asuransi", semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan ketidakpastian,

Lebih terperinci

Kontan 29/04/2016, hal.24 Hasil Investasi Jatuh, Laba Tertekan EX-CC-AAJI

Kontan 29/04/2016, hal.24 Hasil Investasi Jatuh, Laba Tertekan EX-CC-AAJI Hasil Investasi Jatuh, Laba Tertekan EX-CC-AAJI-06-001 Produk Baru Bancassurance Kamis, 28 April 2016 14:18 Allianz Indonesia Bukukan Premi Bruto Rp 10,04 Triliun http://www.beritasatu.com/asuransi/362336-allianz-indonesia-bukukan-premi-bruto-rp-1004-triliun.html

Lebih terperinci

Kinerja Industri Asuransi Jiwa Kuartal III-2016:

Kinerja Industri Asuransi Jiwa Kuartal III-2016: SIARAN PERS UNTUK DISIARKAN SEGERA Kinerja Industri Asuransi Jiwa Kuartal III-2016; Total Pendapatan Asuransi Jiwa Meningkat Pesat 78,1% Seiring Perbaikan Hasil Investasi Yang Signifikan Total pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia akan dihadapkan pada ketidakpastian di masa yang akan datang. Ketidakpastian ini sewaktu-waktu dapat memberikan keuntungan dan juga kerugian. Risiko

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 K U E S I O N E R

LAMPIRAN 1 K U E S I O N E R LAMPIRAN K U E S I O N E R Kuesioner ini disebarkan dengan tujuan untuk mengetahui posisi brand Asuransi Jiwa Central Asia Raya (CAR) di kalangan masyarakat, baik pemegang polis CAR ataupun bukan pemegang

Lebih terperinci

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi)

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi) Ilustrasi ini disiapkan khusus untuk: Nama Tertanggung: Jenis Kelamin: IMAM Laki-laki Tanggal Lahir: - Usia: 30 RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi)

Lebih terperinci

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi)

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi) Ilustrasi ini disiapkan khusus untuk: Nama Tertanggung: DEDY Jenis Kelamin: Laki-laki Tanggal Lahir: - Usia: 35 Status Merokok: Tidak Merokok RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan

Lebih terperinci

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi)

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi) Ilustrasi ini disiapkan khusus untuk: Nama Tertanggung: DAVID Jenis Kelamin: Laki-laki Tanggal Lahir: - Usia: 35 Status Merokok: Tidak Merokok RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia usaha semakin hari terasa semakin kuat, kondisi ini berdampak kepada prinsip-prinsip yang dilakukan oleh kalangan pengusaha khususnya strategi

Lebih terperinci

Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah, di tempat.

Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah, di tempat. Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.05/2016 TENTANG SALURAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompetisi perusahaan saat ini semakin ketat sehingga dituntut untuk bisa

BAB I PENDAHULUAN. Kompetisi perusahaan saat ini semakin ketat sehingga dituntut untuk bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompetisi perusahaan saat ini semakin ketat sehingga dituntut untuk bisa bersaing dengan perusahaan lain. Di Indonesia apakah dengan sengitnya persaingan tersebut

Lebih terperinci

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi)

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi) Ilustrasi ini disiapkan khusus untuk: Nama Tertanggung: Jenis Kelamin: AGUS PRIHATIN Laki-laki Tanggal Lahir: 04/11/1982 Usia: 31 RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG SALURAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MELALUI KERJA SAMA DENGAN BANK (BANCASSURANCE)

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG SALURAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MELALUI KERJA SAMA DENGAN BANK (BANCASSURANCE) Yth. 1.!Direksi Perusahaan Asuransi Umum; dan 2.!Direksi Perusahaan Asuransi Jiwa, di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG SALURAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MELALUI KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia dewasa ini sudah tidak asing lagi dengan istilah asuransi. Bahkan sebenarnya bisnis asuransi sudah memasuki Indonesia semenjak dari zaman penjajahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup sendiri, jadi manusia untuk bisa melangsungkan hidupnya harus

BAB I PENDAHULUAN. hidup sendiri, jadi manusia untuk bisa melangsungkan hidupnya harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Manusia pada kenyataannya adalah makhluk hidup yang tidak bisa hidup sendiri, jadi manusia untuk bisa melangsungkan hidupnya harus berinteraksi dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia akan berkembang apabila manusia itu sendiri dapat

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia akan berkembang apabila manusia itu sendiri dapat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia akan berkembang apabila manusia itu sendiri dapat berhubungan baik dengan manusia lainnya di dalam lingkungan sosial, tidak hanya secara pasif

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PEMASARAN PADA PT ASURANSI ALLIANZ LIFE INDONESIA CABANG BANJARMASIN

KOMUNIKASI PEMASARAN PADA PT ASURANSI ALLIANZ LIFE INDONESIA CABANG BANJARMASIN KOMUNIKASI PEMASARAN PADA PT ASURANSI ALLIANZ LIFE INDONESIA CABANG BANJARMASIN Hikmayanti Huwaida Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Banjarmasin Jl. HasanBasri Banjarmasin Kalimantan Selatan E-mail

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jaminan finansial bagi dirinya sendiri dan atau ahli warisnya

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jaminan finansial bagi dirinya sendiri dan atau ahli warisnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu ciri masyarakat modern adalah masyarakat-masyarakat yang tidak hanya memikirkan kehidupannya saat ini, tetapi juga kehidupannya di masa yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laju perkembangan ekonomi syari ah di Indonesia dari hari ke hari mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Laju perkembangan ekonomi syari ah di Indonesia dari hari ke hari mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laju perkembangan ekonomi syari ah di Indonesia dari hari ke hari mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dimulai dari sektor perbankan pada tahun 1991 dengan pendirian

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber :

II. LANDASAN TEORI. Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber : II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Asuransi Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber : 1. Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PT. Gaya Makmur Mobil yang bergerak dalam penjualan alat berat heavy

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PT. Gaya Makmur Mobil yang bergerak dalam penjualan alat berat heavy BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Gaya Makmur Mobil yang bergerak dalam penjualan alat berat heavy duty truck impor dari china, jepang dan korea. PT. Gaya Makmur Mobil menjadi perusahaan pertama

Lebih terperinci

Bisnis Indonesia 02/09/2016, hal. 21 Monopoli & Upfront Fee Bikin Ngeri EX-CC-AAJI

Bisnis Indonesia 02/09/2016, hal. 21 Monopoli & Upfront Fee Bikin Ngeri EX-CC-AAJI Bisnis Indonesia 02/09/2016, hal. 21 Monopoli & Upfront Fee Bikin Ngeri EX-CC-AAJI-06-001 Bisnis Indonesia 02/09/2016, hal. 22 FWD Life Dorong Bancassurance Investor Daily 02/09/2016, hal. 23 FWD Life

Lebih terperinci

Investor Daily 08/09/2016, hal. 23 Allianz Life Sediakan Layanan Pembayaran Premi Online EX-CC-AAJI

Investor Daily 08/09/2016, hal. 23 Allianz Life Sediakan Layanan Pembayaran Premi Online EX-CC-AAJI Investor Daily 08/09/2016, hal. 23 Allianz Life Sediakan Layanan Pembayaran Premi Online EX-CC-AAJI-06-001 Media Indonesia 08/09/2016, hal. 17 Chubb Gelar Parade Fun Run Investor Daily 08/09/2016, hal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena ada orang yang harus tetap hidup. Sekarang ini banyak orang mulai

BAB I PENDAHULUAN. karena ada orang yang harus tetap hidup. Sekarang ini banyak orang mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Asuransi diambil bukan karena ada orang yang akan meninggal, tetapi karena ada orang yang harus tetap hidup. Sekarang ini banyak orang mulai mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang berfalsafah Pancasila bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang berfalsafah Pancasila bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai bangsa yang berfalsafah Pancasila bertujuan untuk menciptakan masyarakat adil dan makmur secara merata baik materil maupun spiritual dalam suasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pola kehidupan manusia yang semakin maju pada saat ini akan mempengaruhi risiko yang akan terjadi pada kehidupan manusia itu sendiri. Risiko-risiko

Lebih terperinci

PEMASARAN DAN STRATEGI PERSONAL SELLING

PEMASARAN DAN STRATEGI PERSONAL SELLING MODUL PERKULIAHAN PEMASARAN DAN STRATEGI PERSONAL SELLING Pokok Bahasan 1. Pemasaran Hubungan Massa 2. Strategi Personal Selling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Program Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa asuransi kini makin dirasakan, baik oleh perorangan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa asuransi kini makin dirasakan, baik oleh perorangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan jasa asuransi kini makin dirasakan, baik oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Hidup penuh dengan ketidakpastian. Salah satu jenis ketidakpastian yang tak seorangpun tahu kapan datangnya adalah kematian. Kematian adalah sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran Pemasaran (Marketing) merupakan suatu rangkaian proses kegiatan yang tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan jasa,

Lebih terperinci

FAQ (Frequently Asked Question)

FAQ (Frequently Asked Question) FAQ (Frequently Asked Question) POJK Nomor 69/POJK.05/2016 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi, dan Perusahaan Reasuransi Syariah No. Pertanyaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pesatnya pertumbuhan dunia bisnis dan persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk lebih aktif dalam mempromosikan produknya kepada konsumen.

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 6/43/DPNP Jakarta, 7 Oktober 2004 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Kerjasama Pemasaran dengan Perusahaan Asuransi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Republik pasal 246, Asuransi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Republik pasal 246, Asuransi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah dan Perkembangan Asuransi Di Indonesia Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Republik pasal 246, Asuransi adalah Asuransi atau pertanggungan adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukan komersial. Potensi pengembangan industri asuransi di Indonesia sangat

BAB I PENDAHULUAN. bukan komersial. Potensi pengembangan industri asuransi di Indonesia sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, asuransi memegang peranan penting dalam memberikan kepastian proteksi bagi manusia yang bersifat komersial maupun bukan komersial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan, dan Persepsi nilai pelanggan. Kualitas layanan dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan, dan Persepsi nilai pelanggan. Kualitas layanan dapat memberikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Loyalitas pelanggan dapat dibangun dengan Kualitas layanan, Kepuasan pelanggan, dan Persepsi nilai pelanggan. Kualitas layanan dapat memberikan suatu dorongan kepada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penilitian berikut pembahasan yang telah dilakukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penilitian berikut pembahasan yang telah dilakukan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penilitian berikut pembahasan yang telah dilakukan pada PT. Asuransi AIA Indonesia cabang Bandung, maka penulis akan mencoba menarik beberapa kesimpulan dan

Lebih terperinci

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi)

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi) Ilustrasi ini disiapkan khusus untuk: Nama Tertanggung: Jenis Kelamin: SOFIE SALSABILA Perempuan Tanggal Lahir: 13/08/2001 Usia: 12 Status Merokok: Tidak Merokok RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance.

BAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di zaman sekarang asuransi memegang peranan penting dalam memberikan kepastian proteksi bagi manusia yang bersifat komersial maupun bukan komersial. Asuransi dapat memberikan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara atau yang lebih dikenal dengan sebutan MEA (MasyarakatE konomi

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara atau yang lebih dikenal dengan sebutan MEA (MasyarakatE konomi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahun 2016 adalah tahun dimana kebijakan Pasar bebas Asia Tenggara atau yang lebih dikenal dengan sebutan MEA (MasyarakatE konomi ASEAN) sudah mulai diberlakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia merupakan makhluk sosial, karena manusia tidak dapat menjalani hidupnya secara sendirian. Manusia hidup bersama manusia lainnya, baik demi keberlangsungan

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /SEOJK.03/2016

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /SEOJK.03/2016 Yth. 1. Direksi Bank Umum Konvensional; dan 2. Direksi Bank Umum Syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA BANK YANG

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. mikro pada Bank Syariah Mandiri KCP Wirobrajan, dengan mengambil

BAB V PENUTUP. mikro pada Bank Syariah Mandiri KCP Wirobrajan, dengan mengambil 138 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini meneliti tentang pengaruh personal selling terhadap keputusan nasabah dalam pembelian produk pembiayaan murabahah warung mikro pada Bank Syariah Mandiri KCP

Lebih terperinci

Investor Daily 11/05/2016, hal. 24 Allianz Life Syariah Sasar Premi Naik 15% EX-CC-AAJI

Investor Daily 11/05/2016, hal. 24 Allianz Life Syariah Sasar Premi Naik 15% EX-CC-AAJI Investor Daily 11/05/2016, hal. 24 Allianz Life Syariah Sasar Premi Naik 15% EX-CC-AAJI-06-001 Selasa, 10 Mei 2016 19:35 WIB Sepanjang 2015, Pendapatan Premi Bruto Allianz Life Syariah Rp 739,10 Miliar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu bisnis yang memberikan layanan jasa kepada para. pelanggannya. Sebagaimana bisnis lainnya yang bergerak dalam insdustri

BAB I PENDAHULUAN. satu bisnis yang memberikan layanan jasa kepada para. pelanggannya. Sebagaimana bisnis lainnya yang bergerak dalam insdustri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Asuransi merupakan salah satu bidang jasa yang dilakukan dalam mengantisipasi masalah gejolak sosial dan ekonomi yang tidak pasti. Jenis perusahaan asuransi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Prufast Start 2012:15).

BAB I PENDAHULUAN. (Prufast Start 2012:15). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi 1.1.1 Sejarah PT. Prudential Life Assurance Indonesia PT. Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) yang berdiri pada tahun 1995 merupakan bagian

Lebih terperinci

Investor Daily 06/01/2017, Hal. 23 Juni, Asuransi Wajib Sampaikan Rencana Single Presence Policy

Investor Daily 06/01/2017, Hal. 23 Juni, Asuransi Wajib Sampaikan Rencana Single Presence Policy Investor Daily 06/01/2017, Hal. 23 Juni, Asuransi Wajib Sampaikan Rencana Single Presence Policy Koran Sindo 06/01/2016, Hal. 19 Tampung Dana Amnesti Pajak, BCA Life Luncurkan 12 Produk Bisnis Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini berbagai kondisi dan perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis akan berdampak dalam meningkatnya persaingan. Hal ini membuat banyak perusahaan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PRODUK DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MIKRO

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PRODUK DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MIKRO **** Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG PRODUK DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MIKRO

Lebih terperinci

BAB II BANCASSURANCE

BAB II BANCASSURANCE 20 BAB IV : TINJAUAN HUKUM DALAM PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM HAL BANCASSURANCE DI BANK SYARIAH (RISET PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG ISKANDAR MUDA KOTA MEDAN) Dalam bab ini akan menjawab tentang

Lebih terperinci

Media Indonesia 18/08/2016, hal. 26 AAJI Bantu Priwisata Danau Toba EX-CC-AAJI

Media Indonesia 18/08/2016, hal. 26 AAJI Bantu Priwisata Danau Toba EX-CC-AAJI Media Indonesia 18/08/2016, hal. 26 AAJI Bantu Priwisata Danau Toba EX-CC-AAJI-06-001 Harian Kompas 18/08/2016, hal. 25 Memasyarakatkan Asuransi, Mengasuransikan Masyarakat Harian Kompas 18/08/2016, hal.

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 69 /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa penelitian yang telah dijelaskan pada bab IV maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Penentuan nilai tunai pada asuransi jiwa unit link konvensional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 81 perusahaan asuransi umum (General Insurance) bersaing dengan ketat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 81 perusahaan asuransi umum (General Insurance) bersaing dengan ketat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebanyak 81 perusahaan asuransi umum (General Insurance) bersaing dengan ketat untuk memperebutkan pangsa pasar bisnis asuransi. (Sumber: Media Asuransi Edisi 293 Juni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan ditingkatkan dan menjalin hubungan baik dengan konsumen untuk

BAB I PENDAHULUAN. akan ditingkatkan dan menjalin hubungan baik dengan konsumen untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai organisasi yang membutuhkan perbaikan dan pengembangan agar perusahaan itu bisa bertahan dan mencapai tujuannya. Salah satunya adalah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri keuangan yang lain, salah satu indikatornya adalah industri asuransi

BAB I PENDAHULUAN. industri keuangan yang lain, salah satu indikatornya adalah industri asuransi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini industri asuransi tidak kalah jika dibandingkan dengan industri keuangan yang lain, salah satu indikatornya adalah industri asuransi tetap mencatat

Lebih terperinci

BAB IV PERAN AGEN DALAM PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN POLIS ASURANSI KERUGIAN

BAB IV PERAN AGEN DALAM PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN POLIS ASURANSI KERUGIAN BAB IV PERAN AGEN DALAM PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN POLIS ASURANSI KERUGIAN A. Sistem Agensi PT. Asuransi Takaful Umum Cabang Surabaya Sistem agensi dirancang dalam sebuah sistem yang melibatkan kedua

Lebih terperinci

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi)

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi) Ilustrasi ini disiapkan khusus untuk: Nama Tertanggung: YUDI Jenis Kelamin: Laki-laki Tanggal Lahir: - Usia: 30 Status Merokok: Tidak Merokok RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9 /SEOJK.05/2017 TENTANG PRODUK ASURANSI MIKRO DAN SALURAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MIKRO

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9 /SEOJK.05/2017 TENTANG PRODUK ASURANSI MIKRO DAN SALURAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MIKRO Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9 /SEOJK.05/2017 TENTANG PRODUK ASURANSI MIKRO DAN SALURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya atau dikenal dengan CAR Life

BAB I PENDAHULUAN. PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya atau dikenal dengan CAR Life BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya atau dikenal dengan CAR Life Insurance merupakan salah satu perusahaan asuransi terkemuka di Indonesia. Seiring dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi)

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi) Ilustrasi ini disiapkan khusus untuk: Nama Tertanggung: ANTONI Jenis Kelamin: Laki-laki Tanggal Lahir: 21/05/1974 Usia: 39 Status Merokok: Merokok RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikiran 1. Pada awal perencanaan thesis, bersama-sama dengan pihak manajemen PT. AXA Life Indonesia, mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang terjadi pada brand

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis dalam industri jasa semakin meningkat di Indonesia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis dalam industri jasa semakin meningkat di Indonesia. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis dalam industri jasa semakin meningkat di Indonesia. Setiap perusahaan dituntut untuk mampu menarik calon pelanggan dan mempertahankan pelanggan yang

Lebih terperinci

AXA Mandiri Corporate Solutions. solusi asuransi bagi perusahaan dalam mengelola kesejahteraan karyawan. AXA Mandiri Customer Care Centre

AXA Mandiri Corporate Solutions. solusi asuransi bagi perusahaan dalam mengelola kesejahteraan karyawan. AXA Mandiri Customer Care Centre solusi asuransi bagi perusahaan dalam mengelola kesejahteraan karyawan AXA Mandiri Corporate Solutions Fleksibilitas manfaat yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan AXA Mandiri Customer Care Centre

Lebih terperinci

Bisnis indonesia 04/01/2017, hal. 22 Saatnya Utak-atik Portofolio

Bisnis indonesia 04/01/2017, hal. 22 Saatnya Utak-atik Portofolio Bisnis indonesia 04/01/2017, hal. 22 Saatnya Utak-atik Portofolio 31/12/2016 Industri asuransi nasional meningkat sepanjang 2016 http://www.antaranews.com/berita/604335/industri-asuransi-nasional-meningkat-sepanjang-2016

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini perusahaan asuransi di Indonesia sedang bersaing, banyak sekali kita temukan perusahaan-perusahaan asuransi di daerah masing-masing. Baik dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan jaminan hidup serta investasi jangka panjang semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. akan jaminan hidup serta investasi jangka panjang semakin meningkat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era yang serba modern seperti sekarang ini, kebutuhan masyarakat akan jaminan hidup serta investasi jangka panjang semakin meningkat. Kebutuhan tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL 3.1. Customer Segments KULTUR&CO menggunakan pendekatan niche market sebagai jenis konsumen dalam perancangan 9 building blocks yang mempunyai segmentasi dan spesialisasi

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION I

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION I Modul ke: 11 Dr. Fakultas ILMU KOMUNIKASI INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION I Pemanfaatan Media Interpersonal Endah Murwani, MSi Program Studi Marketing Communication Word of Mouth WOM merupakan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan arus globalisasi di Indonesia sangatlah begitu terasa dirasakan oleh masyarakat luas. Selain perkembangan teknologi dan informasi sekarang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat meramalkan apa yang akan terjadi diwaktu yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat meramalkan apa yang akan terjadi diwaktu yang akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia tidak dapat meramalkan apa yang akan terjadi diwaktu yang akan datang secara sempurna meskipun dengan menggunakan beberapa alat analisis. Hal itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu aktivitas yang sangat mendasar didalam. kehidupan manusia sehari-hari. Dengan komunikasi manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu aktivitas yang sangat mendasar didalam. kehidupan manusia sehari-hari. Dengan komunikasi manusia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu aktivitas yang sangat mendasar didalam kehidupan manusia sehari-hari. Dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme asuransi atau pertanggungan. Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme asuransi atau pertanggungan. Undang-Undang Republik Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia. Manusia selalu dihadapkan dengan berbagai risiko dalam kehidupan sehari-hari, seperti risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi membuat kehidupan segelintir masyarakat dari

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi membuat kehidupan segelintir masyarakat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang diikuti dengan semakin berkembanganya peran ilmu pengetahuan dan teknologi membuat kehidupan segelintir masyarakat dari berbagai lapisan

Lebih terperinci

WEALTH ASSURANCE BANGUN MASA DEPAN ANDA MULAI SEKARANG

WEALTH ASSURANCE BANGUN MASA DEPAN ANDA MULAI SEKARANG Manulife Indonesia Didirikan pada tahun 1985, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) merupakan bagian dari Manulife Financial Corporation, grup penyedia layanan keuangan dari Kanada yang

Lebih terperinci