BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disebabkan gangguan neurologis yang mempengaruhi fungsi otak (American
|
|
- Suhendra Budiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan spektrum autis adalah gangguan perkembangan komplek disebabkan gangguan neurologis yang mempengaruhi fungsi otak (American Psychiatric Association, 2015). Peningkatan jumlah anak dengan gangguan spektrum autis di dunia, merupakan yang tercepat dibanding gangguan perkembangan lainnya. Tiga sampai enam anak setiap harinya terdiagnosis gangguan spektrum autis dalam setiap 1000 kelahiran anak (National Institutes of Health, 2010). Jumlah anak dengan gangguan spektrum autis di dunia menurut WHO tahun 2013, sebanyak 62/ anak, dan 1 dari 160 anak autis mengalami cacat lanjutan. Laporan Centre for Disease Control and Prevention (CDC) tahun 2015 menyatakan 1 dari 68 anak usia 8 tahun di dunia teridentifikasi autis, jumlah ini meningkat 30% lebih tinggi dibanding tahun 2008, 60% lebih tinggi dibanding tahun 2006 dan 120% lebih tinggi dibanding tahun 2000 dan Di Indonesia jumlah anak autis belum diketahui secara pasti, namun data Badan Pusat Statistik 2010, memperkirakan peningkatan anak dengan gangguan spektrum autis sebesar 1,14% dari total jumlah penduduk 237,5 juta jiwa atau jumlah anak dengan gangguan spektrum autis mencapai 2,4 juta jiwa dengan perkiraan kenaikkan 500 orang setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengadakan program pembangunan 24 autism centre dibeberapa provinsi, salah satunya di 1
2 2 kota Pontianak, Kalimantan Barat (Jaringan Berita Terluas Di Indonesia, 2013). Tahun 2014, sebanyak 81 anak terdiagnosis mengalami gangguan spektrum autis di kota Pontianak. Data ini meningkat pada tahun 2015, jumlah anak dengan gangguan spektrum autis di kota Pontianak mencapai 130 orang yaitu 61 usia anak-anak (kurang dari 10 tahun), 66 usia remaja (10-19 tahun), dan (diatas usia 19 tahun) 3 orang usia dewasa yang diperoleh berdasarkan laporan 5 tempat penanganan anak dengan gangguan spektrum autis di kota Pontianak, Kalimantan Barat. Faktor genetik merupakan salah satu penyebab utama gangguan spektrum autis yang mengakibatkan kelainan struktur otak, sehingga anak dengan gangguan spektrum autis mengalami beberapa gangguan seperti gangguan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang bertahan seumur hidup. Gangguan ini menyebabkan anak tidak mampu perawatan diri secara mandiri, sehingga orang tua akan menghadapi tantangan, tingkat stress yang lebih tinggi, ketegangan, ketidaksiapan, dan waktu lebih perawatan diri anak dengan gangguan spektrum autis yang terus bertambah ketika anak menginjak usia remaja (Fletcher et al., 2012; Zauszniewski and Bekhet, 2013; DePape and Lindsay, 2014; National Autism Center, 2015; Corcoran et al., 2015). Masa remaja menyebabkan peningkatan stres dan beban bagi orang tua atau pengasuh utama karena remaja dengan gangguan spektrum autis juga akan mengalami proses pematangan organ seksual atau pubertas seperti remaja normal yang membutuhkan perhatian lebih untuk merawat diri (Lavery and Sanfilippo, 2012 ; McKinney et al., 2014).
3 3 Smith et al., 2012 dalam penelitiannya dengan metode kuantitatif, mengungkapkan hasil berbeda mengenai kemampuan anak dengan gangguan spektrum autis dalam memenuhi perawatan diri secara mandiri. Hasil penelitiannya menyatakan anak dengan gangguan spektrum autis dapat memiliki kemampuan memenuhi perawatan diri secara mandiri, jika anak diajarkan cara memenuhi perawatan diri dalam rentang belajar terbaik yang dimilikinya, yaitu saat masa anak-anak hingga awal remaja. kuantitatif ini memiliki keterbatasan dalam mengeksplorasi faktor lingkungan dan bagaimana cara orang tua mengajarkan keterampilan pemenuhan perawatan diri anak dengan gangguan spektrum autis. Hal ini didukung dengan hasil penelitian kuantitatif, Duncan and Bishop, 2015 yang menyatakan keterampilan pemenuhan perawatan diri yang baik pada anak dengan gangguan spektrum autis akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan kemandirian saat dewasa. ini juga menyatakan pentingnya untuk mengeksplorasi pengalaman orang tua sebagai pengasuh utama anak dalam memenuhi perawatan diri pada anak dengan gangguan spektrum autis. Namun, Hasil penelitian saat ini juga mengungkapkan telah terjadi pergeseran pola asuh anak di era modern yang melanda dunia. Sejak tahun 1970 an hingga tahun 2000 an, jumlah anak baik yang berusia bayi, batita, prasekolah dan sekolah yang dirawat orang lain meningkat secara pesat dengan durasi penitipan kepada orang lain mencapai 35 jam atau lebih per minggu atau sekitar 50 persen anak di dunia tidak dibesarkan dan diasuh oleh orang tua biologis, dengan kata lain pengasuh utamalah yang lebih banyak menghabiskan waktu memenuhi perawatan dan membesarkan anak (Angkasa, 2012).
4 4 Di rumah sakit, perawat juga menghadapi tantangan dalam merawat anak dengan gangguan spektrum autis. Perawat memiliki kewajiban memberikan pelayanan berkualitas, namun gejala yang ada pada anak dengan gangguan spektrum autis menyebabkan perawat harus mengetahui waktu yang tepat dan bagaimana cara aman untuk memberikan asuhan keperawatan seperti perawatan diri anak (Johnson et al., 2012 ; Brown and Elder, 2014). Pemenuhan kebutuhan perawatan diri sangat penting bagi individu, karena merupakan kebutuhan dasar untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan (Taylor and Renpenning, 2011). Salah satu teori yang mengkaji kebutuhan, kemampuan, keterbatasan dan cara individu memenuhi perawatan diri adalah teori keperawatan defisit perawatan diri (Self-Care Deficit) yang dikemukakan Dorothea Orem tahun Teori ini membantu perawat, orang tua, dan keluarga menentukan kemampuan individu perawatan diri secara mandiri, bantuan orang lain (agen), atau dengan bantuan perawat (Alligood., 2013). Pengkajian kebutuhan perawatan diri dapat dilakukan dengan mengkaji pengalaman hidup individu memenuhi perawatan dirinya menggunakan metode kualitatif, desain penelitian fenomenologi. Studi fenomenologi merupakan pendekatan yang berfokus pada diri seseorang dalam memaknai pengalaman hidupnya (Polit and Cheryl, 2010). Keterangan yang diperoleh dari pengkajian pengalaman mengenai proses perawatan diri remaja dengan gangguan spektrum autis dari pengasuh utama, akan memudahkan perawat mengetahui pengetahuan, keterampilan dan kebutuhan pengasuh utama dalam memenuhi perawatan diri,
5 5 sehingga kebutuhan dasar perawatan diri remaja dengan gangguan spektrum autis dapat terpenuhi. Hasil wawancara pada satu pengasuh utama remaja dengan gangguan spektrum autis di kota Pontianak, Kalimantan Barat menyatakan kesulitan mengurus remaja dengan gangguan spektrum autis, karena harus mengawasi dan remaja dengan gangguan spektrum autis sehari-hari. Pengasuh utama juga mengaku stres dan harus kehilangan pekerjaan untuk mengurusi anak dengan gangguan spektrum autis di rumah. Sedangkan hasil wawancara pada satu orang terapis remaja dengan gangguan spektrum autis di kota Pontianak, menyatakan kesulitan mengajarkan perawatan diri pada anak dengan gangguan spektrum autis, yang dimungkinkan karena adanya perbedaan cara mengajar antara orang tua atau pengasuh utama, terapis dan sekolah. Sehingga anak sangat tergantung pada pengasuh utama atau terapis dalam memenuhi perawatan diri. Berdasarkan hal tersebut pada penelitian ini peneliti ingin meneliti tentang pengalaman pengasuh utama memenuhi perawatan diri remaja dengan gangguan spektrum autis di kota Pontianak, Kalimantan Barat. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah penelitian yang timbul adalah Bagaimana pengalaman pengasuh utama memenuhi perawatan diri remaja dengan gangguan spektrum autis di kota Pontianak, Kalimantan Barat?
6 6 C. Tujuan Tujuan umum : ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman pengasuh utama perawatan diri remaja dengan gangguan spektrum autis berdasarkan teori keperawatan defisit perawatan diri Dorothea Orem. D. Manfaat 1. Bagi ilmu pengetahuan a. Memberikan gambaran tentang pengalaman pengasuh utama memenuhi perawatan diri sehari-hari anak dengan gangguan spektrum autis hingga usia remaja. b. Memberikan kontribusi pengembangan ilmu keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada remaja dengan gangguan spektrum autis, keluarga dan masyarakat berdasarkan teori keperawatan defisit perawatan diri, Dorothea Orem. 2. Bagi masyarakat a. Memberi informasi bagi masyarakat mengenai pengalaman pengasuh utama memenuhi perawatan diri remaja dengan gangguan spektrum autis. b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya pengasuh utama untuk mengenal dan lebih memahami kebutuhan tumbuh kembang remaja sehingga meningkatkan kesiapan pengasuh utama memenuhi perawatan diri remaja dengan gangguan spektrum autis.
7 7 3. Bagi instansi kesehatan a. Menjadi rujukan intervensi keperawatan, mengembangkan peran sebagai perawat anak berdasarkan teori defisit perawatan diri, Dorothea Orem. b. Menjadi data pendukung pengembangan program keperawatan yang berkaitan dengan perawatan berpusat pada keluarga anak berkebutuhan khusus (gangguan spektrum autis). E. Keaslian mengenai pengalaman merawat anak dengan gangguan spektrum autis memang sudah banyak dilakukan. Namun, penelitian tersebut banyak dilakukan pada partisipan orang tua dan belum spesifik pada pemenuhan perawatan diri remaja dengan gangguan spektrum autis. Subjek penelitian juga bukan berada di kota Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia. Berikut penelitian terkait pengalaman pengasuh utama yang memiliki anak dengan gangguan spektrum autis : Tabel 1. Keaslian penelitian Peneliti, Tahun, Judul Hasil Persamaan Perbedaan Corcoran., Berry., & Hill. (2015). The lived experience of US parents of children with autism spectrum disorders : a systematic review and meta-synthesis. Tema hasil penelitian yaitu : stres dan tekanan, adaptasi, dampak bagi keluarga, pelayanan, stigmatisasi penghargaan. Tujuan umum mengeksplorasi pengalaman orang tua dalam merawat anak dengan gangguan spektrum autis, metode penelitian kualitatif. Lokasi penelitian ini dilakukan di Amerika Serikat. ini menggunakan metode penelitian kualitatif, metasintesis, sistematik review. ini menggunakan 14 artikel yang berhubungan dari tahun , untuk mengumpulkan data penelitian. ini menggunakan Teori Meade dan Richardson. Partisipan
8 8 Peneliti, Tahun, Judul Hasil Persamaan Perbedaan penelitian ini adalah orang tua yang merawat anak dengan gangguan spektrum autis. Mount., & Dillon. (2014). Parents experiences of living with an adolescent diagnose with an autism spectrum disorder. Tema hasil penelitian yaitu kesulitan yang dihadapi orang tua, dampak hubungan, dampak terhadap diri sendiri, diagnosis dan dukungan, strategi koping, masalah di sekolah, masa depan. ini hanya mengkaji kehidupan anak autis dan keluarga saat remaja. Tujuan umum mengeksplorasi pengalaman orang tua merawat remaja dengan gangguan spektrum autis. Metode penelitian kualitatif, studi fenomenologi, dengan wawancara mendalam. ini dilakukan di Inggris. ini tidak menjelaskan teori yang digunakan sebagai acuan penelitian, sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan teori defisit perawatan diri, Dorothea Orem. Desai et al., (2012). The discovery of autism : Indian parents experiences of caring for their child with an autism spectrum disorders. ini menghasilkan 3 tema yaitu perasaan orangtua dan kesehatan, menarik diri dari kehidupan, gangguan pada hubungan keluarga. Tujuan umum mengeksplorasi pengalaman orang tua merawat anak dengan gangguan spektrum autis. Metode penelitian kualitatif, studi fenomenologi, wawancara mendalam semi terstuktur. Tempat penelitian di India, sedangkan penelitian yang akan dilakukan berlokasi di kota Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia. ini tidak menjelaskan teori yang digunakan sebagai acuan, sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan teori defisit perawatan diri, Dorothea Orem. Duncan., & Bishop. (2015). Understanding the gap between cognitive abilities and daily living skills in adolescents with autism spectrum disorders with average intelligence. Setengah dari remaja autis dengan IQ ratarata, memiliki keterbatasan dalam sehari-hari. Keterampilan remaja dengan gangguan spektrum autis sehari-hari berdampak pada tingkat kemandirian Menilai kemampuan remaja dengan gangguan autis dalam sehari-hari. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. ini tidak menjelaskan teori yang digunakan sebagai acuan penelitian. Responden penelitian yaitu remaja dengan gangguan spektrum autis yang memiliki IQ rata-rata.
9 9 Peneliti, Tahun, Judul Hasil saat dewasa. Persamaan Perbedaan Smith., Maenner., & Seltzer. (2012). Developmental trajectories in adolescents and adults with autism : the case of daily living skills. Usia terbaik anak autis belajar memenuhi perawatan diri adalah saat masa kanak-kanak sampai awal 20 tahun. Keterbatasan anak dengan gangguan spektrum autis dalam sehari-hari berhubungan adanya gangguan intelektual. Tujuan umum penelitian ini untuk menginvestigasi keterampilan remaja dan dewasa dengan gangguan spektrum autis dalam sehari-hari. ini menggunakan metode kuantitatif, skala Waisman untuk mengukur keterampilan remaja dengan gangguan spektrum autis sehari-hari, lokasi penelitian di Amerika Serikat. ini tidak menjelaskan teori yang digunakan sebagai acuan penelitian. Responden penelitian yaitu remaja dan dewasa dengan gangguan spektrum autis.
BAB I PENDAHULUAN. perilaku, komunikasi dan interaksi sosial (Mardiyono, 2010). Autisme adalah
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menggambarkan tentang latar belakang masalah, perumusan penelitian, tujuan umum dan tujuan khusus penelitian serta manfaat yang diperoleh dari penelitian ini. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penjelasan dari individu dengan gejala atau gangguan autisme telah ada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penjelasan dari individu dengan gejala atau gangguan autisme telah ada sejak sekitar abad 18, namun titik kritis dalam sejarah keilmuan gangguan autisme adalah pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hasil survei Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 menyatakan bahwa dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil survei Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 menyatakan bahwa dari 237.641.326 jiwa total penduduk Indonesia, 10% diantaranya yaitu sebesar + 22.960.000 berusia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kompleks pada anak, mulai tampak sebelum usia 3 tahun. Gangguan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Autisme dipandang sebagai kelainan perkembangan sosial dan mental yang disebabkan oleh gangguan perkembangan otak akibat kerusakan selama pertumbuhan fetus, atau saat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Autisme adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis gangguan perkembangan pervasif anak yang mengakibatkan gangguan keterlambatan pada bidang kognitif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Autis adalah suatu gejala psikosis pada anak-anak yang unik dan menonjol yang sering disebut Sindrom Kanner yang dicirikan dengan ekspresi wajah yang kosong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian yang dilakukan oleh Center for Diesease Control and Prevention
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahun jumlah penyandang autis semakin bertambah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Center for Diesease Control and Prevention di Amerika Serikat, jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial, tidak bisa mengamati dan mengolah informasi. Orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Autisme merupakan gangguan dalam perkembangan komunikasi, interaksi sosial, tidak bisa mengamati dan mengolah informasi. Orang dengan Autisme Spectrum Disorder (ASD)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Orang tua merupakan sosok yang paling terdekat dengan anak. Baik Ibu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orang tua merupakan sosok yang paling terdekat dengan anak. Baik Ibu maupun Ayah memiliki hak yang sama dalam merawat dan membesarkan anak. Membesarkan anak bukanlah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke juga merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia dan penyebab paling sering kecacatan pada orang dewasa (Abubakar & Isezuo, 2012). Stroke juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat berkembang secara baik atau tidak. Karena setiap manusia memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Setiap orang tua menginginkan anaknya lahir secara sehat sesuai dengan pertumbuhannya. Akan tetapi pola asuh orang tua yang menjadikan pertumbuhan anak tersebut dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode postpartum merupakan proses yang harus dilewati oleh wanita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode postpartum merupakan proses yang harus dilewati oleh wanita dalam ber-transisi manjadi ibu atau mencapai peran sebagai ibu. Periode ini merupakan periode pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang sering terjadi saat ini. Stroke adalah penyakit gangguan fungsional pada otak yang bersifat akut karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 5 tahun di dunia mengalami kegemukan World Health Organization (WHO, menjadi dua kali lipat pada anak usia 2-5 tahun.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegemukan pada anak mengalami peningkatan dari tahun ketahun baik di dunia maupun di Indonesia. Tahun 2006, terdapat 20 juta anak-anak dibawah usia 5 tahun di dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas, cakupan dari disabilitas terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Disabilitas adalah evolving process yang didukung oleh proses interaksi antara lingkungan, masyarakat serta kebijakan yang menghambat penyandang disabilitas tidak mampu
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kanker merupakan penyakit keganasan yang menjadi salah satu penyebab kematian terbesar. Penyakit kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Kanker
Lebih terperinciSAMPUL LUAR... i SAMPUL DALAM...ii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL LUAR... i SAMPUL DALAM....ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v ABSTRAK... vi ABSTRACT...
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dialami oleh klien diabetes mellitus. Selain permasalahan fisik tersebut, diabetes
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Masalah komplikasi diabetes merupakan dampak masalah fisik yang dialami oleh klien diabetes mellitus. Selain permasalahan fisik tersebut, diabetes mellitus juga dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan sumber daya manusia yang penting sebagai penerus bangsa yang akan datang dan memiliki ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak
Lebih terperinciGAMBARAN SOURCE OF PARENTING SELF-EFFICACY PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK AUTIS WAHYU SELFIANA HARTA ABSTRAK
GAMBARAN SOURCE OF PARENTING SELF-EFFICACY PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK AUTIS WAHYU SELFIANA HARTA ABSTRAK Memiliki anak autis merupakan suatu hal yang dapat membebani pikiran orang tua khususnya ibu. Keterbatasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara berkembang, remaja merupakan bagian terbesar dalam populasi. Data demografi menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain dan kelak dapat hidup secara mandiri merupakan keinginan setiap orangtua
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak yang tumbuh dan berkembang sehat sebagaimana anak pada umumnya memiliki kecerdasan, perilaku yang baik, serta dapat bersosialisasi dengan orang lain dan kelak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah gangguan di dalam otak yang ditandai dengan hilangnya fungsi dari bagian tubuh tertentu (kelumpuhan), yang disebabkan oleh gangguan aliran darah pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Autisme merupakan fenomena yang masih menyimpan banyak rahasia walaupun telah diteliti lebih dari 60 tahun yang lalu. Sampai saat ini belum dapat ditemukan penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah, yang diakibatkan oleh kelainan sekresi insulin, aktivitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang ras, jenis kelamin, atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melihat sisi positif sosok manusia. Pendiri psikologi positif, Seligman dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupan ini, tentunya seseorang pasti pernah mengalami beberapa masalah. Sesuatu dirasakan atau dinilai sebagai suatu masalah ketika kenyataan
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN AUTISM CARE CENTER
Bab I PENDAHULUAN AUTISM CARE CENTER I.1. Latar Belakang Anak-anak adalah anugerah dan titipan Tuhan Yang Maha Esa yang paling berharga. Anak yang sehat jasmani rohani merupakan idaman setiap keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata kunci pembangunan bangsa di negara berkembang, termasuk di Indonesia adalah sumber daya manusia (SDM). Terciptanya keberhasilan pembangunan berkaitan erat dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial (Sintowati, 2007). Autis merupakan gangguan perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Autis adalah suatu gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan perkembangan fungsi psikologis yang meliputi gangguan dan keterlambatan dalam bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap keluarga memiliki cara tersendiri untuk menghadapi berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap keluarga memiliki cara tersendiri untuk menghadapi berbagai situasi selama rentang kehidupannya, begitu pula pada keluarga yang memiliki anak dengan hidrosefalus.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan cukup lanjut. Penyakit gagal ginjal kronis mengakibatkan laju filtrasi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit gagal ginjal kronis dapat diartikan suatu sindrome klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat penting. Untuk menilai tumbuh kembang anak banyak pilihan cara. Penilaian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deteksi dini untuk mengetahui masalah atau keterlambatan tumbuh kembang sangat penting. Untuk menilai tumbuh kembang anak banyak pilihan cara. Penilaian pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. irritabilitas, poliuria, polidipsi dan luka yang lama sembuh (Smeltzer & Bare,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus merupakan penyakit serius yang harus diatasi terutama di negara berkembang. Perubahan gaya hidup berdampak terhadap perubahan pola penyakit yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Keadaan disabilitas yang adalah keterbatasan fisik, kecacatan baik fisik maupun mental, serta berkebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keadaan disabilitas yang adalah keterbatasan fisik, kecacatan baik fisik maupun mental, serta berkebutuhan khusus dapat dialami oleh setiap individu. Menurut Riset
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Direktorat PAUD, 2005 dalam Yamin ( 2010: 1), menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar dan menempati kedudukan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dari hasil pembahasan yang berkaitan dengan upaya menjawab tujuan penelitian serta saran yang berkaitan dengan simpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronik adalah suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psikologis atau kognitif dalam melakukan fungsi harian atau kondisi yang memerlukan
Lebih terperinciPELATIHAN DASAR TERAPI ABA (APPLIED BEHAVIOR ANALYSIS)
PELATIHAN DASAR TERAPI ABA (APPLIED BEHAVIOR ANALYSIS) APPLIED BEHAVIOR ANALYSIS ABA adalah sebuah pendekatan psikologi pendidikan yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran anakanak dalam spektrum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. beban penyakit global dan lazim ditemukan pada masyarakat negara maju maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskuler yang masih menjadi beban kesehatan di masyarakat global. Hipertensi diperkirakan menyumbang 4,5% dari beban penyakit global
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan dan perkembangan suatu negara telah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini pembangunan dan perkembangan suatu negara telah memberikan dampak yang besar pada masyarakat, tidak terkecuali di Indonesia. Dampak tersebut telah mengubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan merasa sedih apabila anak yang dimiliki lahir dengan kondisi fisik yang tidak. sempurna atau mengalami hambatan perkembangan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelahiran anak merupakan dambaan setiap keluarga yang tidak ternilai harganya. Anak adalah anugerah yang diberikan Tuhan, yang harus dijaga, dirawat, dan diberi bekal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Melisa, Fenny. 09 April Republika Online Anak Indonesia Diperkirakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah kasus autisme mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Menurut penelitian selama 50 tahun terakhir tercatat prevalensi autis mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disabilitas intelektual dapat belajar keterampilan baru tetapi lebih lambat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Disabilitas intelektual ditandai dengan gangguan fungsi kognitif secara signifikan dan termasuk komponen yang berkaitan dengan fungsi mental dan keterampilan fungsional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebahagiaan terbesar orang tua adalah adanya kehadiran anak. Anak yang tumbuh sehat merupakan harapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebahagiaan terbesar orang tua adalah adanya kehadiran anak. Anak yang tumbuh sehat merupakan harapan setiap orang tua. Namun kebahagiaan dan harapan tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. individu dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Menurut
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang pasti mengalami stres, stres normal dialami oleh setiap individu dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Menurut Antonovsky & Burr
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikaruniai anak yang normal. Melihat anak anak balita tumbuh dan. akan merasa sedih. Salah satu gangguan pada masa kanak kanak yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memiliki anak sehat, baik fisik maupun mental adalah harapan bagi semua orang tua, akan tetapi pada kenyataannya tidak semua pasangan dikaruniai anak yang normal. Melihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak lazim atau tidak sesuai dengan norma lingkungan dimana mereka berada.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan anak tunagrahita sering dipandang sebelah mata oleh sebagian anggota masyarakat. Mereka dianggap aneh karena menunjukkan perilaku yang tidak lazim
Lebih terperinci1 Indah J. Larete 2 Liesbeth F. J. Kandou 2 Herdy Munayang.
Jurnal e-clinic (ecl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 26 pada anak gangguan spektrum autisme di sekolah autis, sekolah luar biasa dan tempat terapi anak berkebutuhan khusus di Kota Manado dan Tomohon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupan manusia (Ramawati, 2011). Kemampuan merawat diri adalah suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan merawat diri merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia (Ramawati, 2011). Kemampuan merawat diri adalah suatu kebutuhan yang ditujukan pada
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. dari anak kebanyakan lainnya. Setiap anak yang lahir di dunia dilengkapi dengan
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Masa kanak-kanak adalah masa yang terindah dalam hidup dimana semua terasa menyenangkan serta tiada beban. Namun tidak semua anak dapat memiliki kesempatan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar anak berkembang dengan kondisi fisik atau mental yang normal. Akan tetapi, sebagian kecil anak mengalami hambatan dalam perkembangannya atau memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Terutama usia 0-2
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Pertumbuhan dan perkembangan di masa balita menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciOLEH KADEK FIRA PARWATI NIM
SKRIPSI PENGALAMAN ORANGTUA DALAM MERAWAT ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER (ADHD) DI SEKOLAH MADANIA CENTER TAHUN 2014 OLEH KADEK FIRA PARWATI NIM. 1002105017 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketika seorang ibu sedang mengandung, tentunya ia mengharapkan anak yang ada dalam kandungannya itu akan lahir dengan sehat dan sempurna. Biasanya para orangtua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang berbeda-beda, diantaranya faktor genetik, biologis, psikis dan sosial. Pada setiap pertumbuhan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja awal/early adolescence (10-13 tahun), remaja menengah/middle
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja dalam ilmu psikologis diperkenalkan dengan istilah lain, seperti puberteit, adolescence, dan youth. Dalam bahasa Indonesia sering pula di kaitkan pubertas atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. psikologis, sosial, dan spiritual (Hidayat, 2009). Sedangkan menurut Undang-
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak adalah seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dari masalah yang diteliti, rumusan masalah, tujuan umum dan tujuan khusus dari penelitian, serta manfaat penelitian ini. A. Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan, fungsi otak secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas pada saat ini telah menjadi masalah kesehatan dan berhubungan dengan terjadinya peningkatan penyakit tidak menular (Bener, 2006). Prevalensi obesitas meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekurangan stimulasi pada usia ini akan membawa dampak negatif yang menetap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak mengalami periode kritis pada usia perkembangan di bawah 5 tahun, berbagai bentuk penyakit, kekurangan gizi, serta kekurangan kasih sayang maupun kekurangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan bisa menjadi dambaan tetapi juga musibah apabila kehamilan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan bisa menjadi dambaan tetapi juga musibah apabila kehamilan tersebut dialami oleh remaja yang belum menikah. Kehamilan di kalangan remaja wanita menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 11% dari seluruh jumlah penduduk dunia (± 605 juta) (World Health. meningkat menjadi 11.4% dibandingkan tahun 2000 sebesar 7.4%.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskular yang semakin sering dijumpai. Telah diperkirakan bahwa pada tahun 1990-an stroke menyebabkan 4,4 juta kematian per tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu elemen yang penting untuk menentukan maju
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan salah satu elemen yang penting untuk menentukan maju atau tidaknya suatu bangsa. Karena pada suatu hari, mereka akan menjadi generasi penerus yang akan
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI GANGGUAN CEMAS PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 1 DENPASAR
ABSTRAK PREVALENSI GANGGUAN CEMAS PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 1 DENPASAR Cemas adalah perasaan tidak pasti atau tidak menentu terhadap ancaman atau ketakutan yang akan terjadi yang muncul tanpa alasan
Lebih terperinci2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit atau jamur, yang penularannya terutama melalui hubungan seksual dari seseorang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari Tuhan. Selain itu, orang tua juga menginginkan yang terbaik bagi anaknya,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi setiap orang yang telah menikah, memiliki anak adalah suatu anugerah dari Tuhan. Selain itu, orang tua juga menginginkan yang terbaik bagi anaknya, tumbuh dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Empat jenis utama penyakit tidak menular menurut World Health Organization (WHO) adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Skizofrenia merupakan salah satu jenis gangguan psikis yang paling serius
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skizofrenia merupakan salah satu jenis gangguan psikis yang paling serius karena dapat menyebabkan menurunnya fungsi manusia dalam melaksanakan aktivitas kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses pematangan dan belajar (Wong, 1995) fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial, emosional, dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemahaman pertumbuhan dan perkembangan anak diperlukan suatu kepekaan terhadap kebutuhan anak, karena dengan kepekaan tersebut pemahaman dapat mudah diperoleh. Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 40 tahun dimana terjadi perubahan fisik dan psikologis pada diri individu, selain itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa awal adalah individu yang berada pada rentang usia antara 20 hingga 40 tahun dimana terjadi perubahan fisik dan psikologis pada diri individu, selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengalaman rawat inap merupakan suatu hal yang traumatik dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengalaman rawat inap merupakan suatu hal yang traumatik dan mengerikan bagi anak-anak, hal ini akan lebih menakutkan bagi anak-anak yang dirawat di Pediatric
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan anugrah yang Tuhan berikan untuk dijaga dan dirawat. Anak membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya dalam masa tumbuh kembang. Memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, terutama. dari masyarakat dan ilmu pengetahuan masyarakat, akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang: Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, terutama di bidang kesehatan serta meningkatnya sosial ekonomi dari masyarakat dan ilmu pengetahuan masyarakat, akan menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap anak diharapkan tumbuh dan berkembang secara sehat, baik fisik,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap anak diharapkan tumbuh dan berkembang secara sehat, baik fisik, mental, dan sosial. Proses pertumbuhan dan perkembangan setiap anak tidak selalu sama satu dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ADHD merupakan istilah berbahasa Inggris kependekan dari Attention Deficit Hiperactivity Disorder (Attention = perhatian, Deficit = kekurangan, Hiperactivity
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan kesehatan masyarakat, keluarga sebagai unit utama yang menjadi sasaran pelayanan. Apabila salah satu di antara anggota keluarga mempunyai masalah keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat disebut dengan Anak laur biasa yaitu anak yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Anak merupakan wujud dari keturunan yang sangat diharapkan oleh orang tua dan sebagai penerus generasi bangsa dan agama. Setiap orang tua menginginkan anaknya lahir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah tumbuh kembang terdiri dari dua peristiwa penting, yaitu pertumbuhan dan perkembangan (Soetjiningsih, 2012). Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak gadis terjadi antara umur 10 dan 16 tahun (Knight, 2009). Menstruasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap remaja akan mengalami pubertas. Pubertas merupakan masa awal pematangan seksual, yakni suatu periode dimana seorang remaja mengalami perubahan fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat menimbulkan dampak, baik terhadap fisik maupun psikologis diantaranya kecemasan, merasa asing akan lingkungan
Lebih terperinciTIME OUT : ALTERNATIF MODIVIKASI PERILAKU DALAM PENANGANAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER)
TIME OUT : ALTERNATIF MODIVIKASI PERILAKU DALAM PENANGANAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi setiap negara termasuk Indonesia. Proses globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi informasi memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. reaksi fisik maupun psikologis yang mengganggu kehidupan sehari-hari (Priyoto,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres merupakan suatu kondisi yang terjadi pada tubuh kita dalam bentuk reaksi fisik maupun psikologis yang mengganggu kehidupan sehari-hari (Priyoto, 2014). Stres bisa
Lebih terperinciTINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ORANG TUA DALAM MELATIH PERAWATAN DIRI ANAK TUNANETRA
TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA MEMPENGARUHI KEMAMPUAN ORANG TUA DALAM MELATIH PERAWATAN DIRI ANAK TUNANETRA Arie Puji Lestari 1, Tuti Nuraini 2 1 Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terapi lingkungan merupakan salah satu bentuk upaya kuratif yang dapat dilakukan untuk membantu proses penyembuhan penyakit karena lingkungan berkaitan erat dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. stimulus (Anurogo & Usman, 2014, h. 66). Epilepsi adalah kelainan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Epilepsi merupakan penyakit yang mengganggu saraf otak. Epilepsi ditandai dengan kejang berulang yang terjadi tanpa adanya stimulus (Anurogo & Usman, 2014, h. 66). Epilepsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. banyak anak yang mengalami gangguan perkembangan autisme. Dewasa ini,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekitar 15-20 tahun yang lalu, autisme pada masa kanak-kanak dianggap sebagai gangguan perkembangan yang sangat jarang terjadi. Hanya ditemukan dua hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Tubuh manusia mengalami berbagai perubahan dari waktu kewaktu
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tubuh manusia mengalami berbagai perubahan dari waktu kewaktu sejak lahir yang meliputi pertumbuhan dan perkembangan. Perubahan yang cukup mencolok terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) (2009) memperkirakan 450 juta. orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah World Health Organization (WHO) (2009) memperkirakan 450 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang dewasa mengalami gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia adalah gangguan mental yang sangat berat. Gangguan ini ditandai dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi, gangguan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sampai berusia 18 (delapan belas) tahun. 1. sering ditunjukkan ialah inatensi, hiperaktif, dan impulsif. 2 Analisis meta-regresi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya pemeliharaan kesehatan anak ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) di dalam satu atau lebih. fungsi yang penting dari manusia (Komarudin, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola perilaku psikologik seseorang, yang secara klinik cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM yang berkualitas. Salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) mengamanatkan bahwa pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM yang berkualitas. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementrian
Lebih terperinci